Anda di halaman 1dari 53

KEWIRAUSAHAAN

LAPORAN STUDI KELAYAKAN


BISNIS
Daftar Anggota Kelompok :
1. Azhar Hudaibie (40030)
2. Ana Nadya M. (39335)
3. Anisa N.S.D. (39493)
4. Anjas Adi G. (39918)
5. Dani Rifai (39244)
6. Futikhatun R. (39931)
7. Gewin Bestralen (40084)
8. Ika Rizqi F (39451)
9. M. Taufiqur R (40206)
10. M. Zahid Fakhri (39953)
11. Pandhu Picahyo (40001)
12. Rhuwanda Y.P. (40234)
13. Ridho Restu Adi (39190)
14. Sigit Arif A. (39490)
15. Wandyta S. (39486)
16. Luthfi Maulana (40169)
17. Yusuf Ginanjar P. (40167)
18. Zulfah Mahmudah (39941)

NB: Data yang ditampilkan dalam laporan ini merupakan data fiktif belaka, apabila
terdapat kesamaan nama daerah, nama tempat, nama tokoh dan lainnya harap dimaklumi
, data ini hanya sebuah contoh penggambaran kecil mengenai studi kelayakan bisnis.
Studi Kelayakan Bisnis
PT. BiOne
PRODUKSI BIODIESEL

Bandung, 19 Oktober 2015

disusun oleh:

BiOne Family

Pendiri PT. BiOne

JalanKolonel Masturi Km 11, parompong, Bandung, Jawa Barat

No. Telepon : 085727883400 No. Fax : (022) 7805623

E-mail: One.industry.energy@bione.com Web: www.bione-biofuel.com


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan
feasibilaty study Perusahaan Perseroan Terbatas BiOne. Laporan ini menggambarkan sejauh
mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan produksi biodiesel untuk menyuplai
kebutuhan BBN di Indonesia.
Sektor energi nasional dari tahun ke tahun selalu mengalami tantangan dalam
pemanfaatan bahan bakar fosil khususnya BBM yang terus menunjukkan peningkatan
konsumsi. Di saat bersamaan produksi minyak bumi tidak sebesar pada tahun sebelumnya
dan pemanfaatan batubara dalam negeri masih terbatas serta pengembangan EBT masih
belum maksimal. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan dari sisi supply sehingga volume
impor semakin bertambah banyak.
Sebagai upaya mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah kini berkomitmen
mencapai visi 25/30 yaitu pemanfaatan EBT sebesar 25% pada tahun 2030. Oleh karena itu,
PT. BiOne ikut andil dalam salah satu pemasok BBN sebagai energi penyangga pasokan
BBM nasional. Namun demikian, terdapat tantangan lain khususnya kelayakan hasil produksi
dengan harga penjualan kepada distributor. Hal ini menjadi salah satu perhatian dalam
pembuatan laporan feasibility study yang diharapkan dapat menjadi masukan dalam pendirian
perusahaan dan kelangsungan perusahaan.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya kepada
semua pihak atas bantuannya dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dan terkhususnya bagi PT. BiOne dalam pengembangan sektor
energi BBN di Indonesia. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa meridhoi kita dalam
memanfaatkan sumber daya energi BBN secara efektif dan efisien sebagai salah satu cara
mewujudkan ketahanan energi nasional.

Bandung, 19 Oktober 2015

Direktur Utama
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, kebutuhan bahan bakar minyak dapat dikatakan menjadi kebutuhan
pokok. Penggunaannya mencakup berbagai aspek seperti transportasi, penerangan, industri
maupun kebutuhan lainnya. Bahan bakar minyak merupakan energi tak terbarukan yang
berasal dari fosil tumbuhan berjuta-juta tahun lalu tidak dapat di pungkiri jika persediaan
bahan bakar tersebut akan habis nantinya. Oleh sebab itu, perlu adanya energi baru
terbarukan untuk pengganti bahan bakar minyak fosil sebelum habis. Ada berbagai macam
energi baru terbarukan, salah satunya adalah biofuel.

Biofuel adalah energi yang terbuat dari materi hidup, biasanya


tanaman. Bioetanol, biodiesel dan biogas adalah jenis biofuel. Biofuel dianggap energi
terbarukan, mengurangi peran dari bahan bakar fosil, dan telah mendapat perhatian dalam
transaksi ekonomi dalam bidang teknologi rendah karbon. Biodiesel adalah minyak dari
tumbuhan atau hewan yang digunakan sebagai bahan alternatif atau bahan campuran dengan
solar di mobil dan industri yang beroperasi dengan menggunakan mesin diesel. Namun,
tanaman yang secara khusus hanya digunakan untuk memproduksi biodiesel tidak ada yang
ideal karena kebutuhan energi berhadapan dengan masalah kebutuhan akan bahan pangan dan
terkait dengan panen, belum lagi keterkaitannya dengan peningkatan harga pangan global.
Karena faktor tersebut maka kami memilih minyak jelantah sebagai bahan utama pembuatan
biodiesel.

Minyak jelantah (waste cooking oil) adalah minyak limbah yang berasal dari jenis-
jenis minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak samin dan
sebagainya, dan minyak ini merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga
umumnya, serta dapat digunakan kembali untuk keperluaran kuliner. Tapi apabila ditinjau
dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat
karsinogenik, yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi jelas bahwa pemakaian minyak
jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia, menimbulkan penyakit
kanker, dan akibat selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya. Untuk itu
perlu penanganan yang tepat agar limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat dan tidak
menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan.
Potensi minyak jelantah yang dihasilkan oleh hotel, restaurant dan warung-warung di
Bandung sangat besar. Diperkirakan hampir 10.000 liter setiap hari, minyak jelantah dijual
kembali kepada pengepul untuk dijadikan minyak goreng baru dan dipasarkan kepada
masyarakat. Berdasarkan pengalaman, minyak jelantah memang bisa diputihkan (bleaching)
dengan zat kimia atau disaring kembali sehingga lebih bersih dan terlihat lebih jernih. Namun
ini membahayakan kesehatan manusia karena adanya zat karsinogenik yang memicu
terjadinya penyakit kanker pada manusia. Sehingga pemanfaat minyak jelantah untuk
biodiesel juga dapat mengurangi resiko penggunaan minyak jelantah yang merugikan.

Dalam sebuah proyek, selalu dibutuhkan tinjauan awal mengenai kelayakan proyek
tersebut (feasibility study). Studi kelayakan diperlukan untuk membantu pengambilan
keputusan investasi/proyek yang besar dan digunakan pada rencana pengadaan aset atau
aktiva perusahaan. Studi ini berisi berbagai aspek berkaitan dengan investasi yang akan
diputuskan, yaitu meliputi aspek pemasaran, aspek operasional, aspek sumber daya manusia,
aspek sosial, ekonomi dan politik, aspek dampak lingkungan serta aspek keuangan. Studi
kelayakan proyek bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis apakah suatu kegiatan investasi
memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan. Oleh karena itu, laporan ini disusun untuk
melaporkan hasil studi kelayakan untuk proyek pembangunan perusahaan pengolahan
minyak jelantah menjadi biodiesel.

B. Tujuan dan manfaat studi kelayakan bisnis

1.1 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis kelayakan usaha biodiesel dari minyak jelantah di PT. BiOne meliputi
aspek pemasaran, aspek operasional, aspek sumber daya manusia, aspek sosial,
ekonomi dan politik, aspek dampak lingkungan serta aspek keuangan.

2. Mengetahui nilai BEP (Break Event Point) yang didapatkan oleh PT. BiOne melalui
analisis aspek keuangan perusahaan.
3. Menilai apakah cashflow mampu untuk meningkatkan kelayakan usaha PT. BiOne.
1.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapat dengan adanya penelitian ini adalah :

1. Rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ini dapat sebagai bahan pertimbangan
PT.BiOne dalam menganalisis kelayakan usaha perusahaan tersebut.
2. Bagi investor dan lembaga keuangan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
atau dasar pertimbangan dalam penanaman modal pada usaha biodiesel PT. BiOne
3. Manfaat untuk peneliti adalah menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dan
melatih kemampuan analisis tentang permasalahan usaha.
4. Pihak lainnya yang membaca penelitian ini sebagai pengetahuan dalam memperluas
wawasan, bahan masukan dan informasi untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN METODE STUDI
KELAYAKAN BISNIS
2.1 Landasan Teori

Pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel ini perlu dilakukan analisis kelayakan
bisnis, hal ini diharapkan dapat melihat dari berbagai aspek kelayakan yang ada baik aspek
finansial maupun aspek non-finansial. Manfaat dalam analisis kelayakan ini diharapkan
mampu memberikan rekomendasi untuk PT. BiOne apakah usaha yang dijalankan mampu
mendatangkan keuntungan atau kerugian. Analisis kelayakan bisnis ini dilakukan sebagai
bahan evaluasi PT. BiOne sehingga akan didapatkan rekomendasi apakah layak atau tidaknya
usaha pengolahan minyak jelantah (Waste Cooking Oil) menjadi biodiesel ini untuk
dijalankan. Pengkajian aspek meliputi aspek pemasaran, aspek operasional, aspek sumber
daya manusia, aspek sosial, ekonomi dan politik, aspek dampak lingkungan serta aspek
keuangan. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam
studi kelayakan bisnis ini

1. Aspek Pemasaran

Dalam aspek pemasaran ini mengkaji tentang produk yang dihasilkan berupa
barang atau jasa yang mempunyai value yang dibutuhkan oleh konsumen, siapakah
segmentasinya, ceruk pasarnya dengan berbagai logika dan asums-asumsi berdasarkan
data diketahui serta omset penjualan yang diperkirakan dapat dicapai perusahaan di
tahun-tahun mendatang dan bagaimana strategi pemasarannya agar dapat menilai
kelayakan pemasarannya.

2. Aspek Operasional

Aspek operasional berdasarkan data dari pemasaran dan lainnya akan menghitung
berapa kebutuhan bahan mentah, bagaimana mengahasilkannya agar value yang
diharapkan konsumen terpenuhi, serta menghitung seluruh biaya sebagai konsekuensi
perubahan aspek lain. Aspek operasional dikaji sebagai konsekuensi untuk memenuhi
prediksi dan asumsi-asumsi aspek pemasaran maupun aspek lainnya agar mempunyai
data untuk menilai kelayakan aspek operasional
3. Aspek Sumber Daya Manusia

Aspek organisasi dan SDM harus menyesuaikan prediksi dan asumsi-asumsi


aspek operasional sebagai konsekuensi adanya perubahan, sehingga dikaji tentang
bagaimana struktur organisasinya, berapa dan kualifikasi SDM seperti apa yang
dibutuhkan untuk mampu menghasilkan kinerja yang optimal, baik untuk menjalankan
proses produksi maupun pengelolaan serta akan diketemukan prediksi kebutuhan biaya
sebagai konsekuensinya, baik biaya pemberdayaan maupun tarif gaji yang layak sebagai
dasar menilai kelayakan aspek organisasi dan sumber daya manusia

4. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Politik

Aspek sosial, ekonomi dan politik merupakan sebuah analisa untuk


menggambarkan mengenai perubahan perilaku sosial, ekonomi dan politik pada
masyarakat yang terjadi apabila perusahaan ini nantinya akan dibangun.

5. Aspek Dampak Lingkungan

Aspek dampak lingkungan berisi mengenai dampak yang dirasakan bukan hanya
pada lingkungan hidup disekitar perusahaan, namun terdapat dampak terhadap
masyarakat, baik secara produksi maupun secara teknologi. Selain itu terdapat beberapa
analisis resiko-resiko yang dapat terjadi dan bagaimana cara mengantisipasinya.

6. Aspek Keuangan

Aspek keuangan menghitung kebutuhan modal kerja dan modal investasi untuk
menghasilkan sejumlah produk yang akan dihasilkan serta menghitung proyeksi-proyeksi
keuangan sebagai dasar untuk menilai kelayakan keuangan.
2.2 Metode Studi Kelayakan Bisnis

Adapun alur kerangka pemikiran analis kelayakan dapat dilihat pada skema berikut

1. Semakin berkurangnya cadangan minyak di Indonesia


2. Harga minyak yang terus naik
3.
4.
Kebutuhan akan Biodiesel terus mengalami peningkatan

Biodiesel dapat dihasilkan dari Minyak Jelantah

PT. BiOne

Analisis Kelayakan Usaha

1. Aspek Pemasaran
2. Aspek Operasional
3. Aspek Sumber daya Manusia
4. Aspek Sosial, Ekonomi, Politik
5. Aspek Dampak Lingkungan
6. Aspek Keuangan

Usaha Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi


Biodiesel Layak/Tidak Untuk Dijalankan

Rekomendasi

Gambar.1 Skema Analisis Kelayakan Usaha

2.2.1 Sasaran atau obyek studi kelayakan bisnis

Sasaran atau obyek studi kelayakan bisnis adalah lingkungan internal


dan lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan tersebut dinilai berdasarkan
data yang dijustifikasi berasaran logika dan asumsi-asumsi yang dibahas
secara mendalam sebagai argumen untuk menilai berbagai aspek kelayakan
bisnis agar berpotensi untuk dipilih dan diteruskan atau ditolak dengan
berbagai konsekuensinya.
2.2.2 Metode pengumpulan data

Data dalam studi kelayakan bisnis terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang dapat diperoleh secara langsung dari
responden, antara lain; data prediksi penjualan tahun yang akan datang,
asumsi-asumsi harga bahan mentah karena data tersebut belum tersedia dan
belum terjadi, sehingga diperlukan pendapat secara subjektif. Sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain baik dalam perusahaan
atau diluar perusahaan karena data sekunder telah diterbitkan pihak lain,
sehingga peneliti dapat memanfaatkan bigitu saja tanpa memprosesnya.
Contohnya jumlah karyawan, struktur organisasi, upah minimum regional.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam studi kelayakan


bisnis dapat melalui beberapa cara, antara lain:

1. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat subjektif


dari responden untuk mengungkapkan persepsinya atas penilaian bisnis yang
lalu, bisnis sekarang, maupun yang akan datang. Pemilihan responden
didasarkan pada data yang dibutuhkan dan relevansi permasalahan, sehingga
responden berfungsi sebagai orang kunci yang sangat mumpuni, menguasai
bahkan pernah mengalami permasalahan yang diwawancarakan untuk
memberikan informasi.

2. Observasi

Teknik observasi ini merupakan teknik diigunakan untuk mendapatkan


data awal atau juga data pelengkap dari teknik yang lain. Observasi awal
dilakukan untuk mengamati secara langsung diperusahaan atau melalui data
awal perusahaan yang tersedia untuk mendiskripsikan pentingnya perusahaan
dipilih untuk dilakukan studi kelayakan bisnis yang digunakan untuk
memperjelaskan permasalahan.
3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini sering digunakan karena hampir studi


kelayakan bisnis tidak terlepas dari data sekunder berupa dokumen yang
diterbitkan pihak lain. Peneliti mengumpulkan dokumen yang relevan untuk
memperkaya informasi sebagai dasar logika, asumsi-asumsi yang dibutuhkan
dalam memprediksi. Dokumen yang dimaksud antara lain berupa; omset
penjulan yang lalu sampai sekarang, mesin-mesin yang dimiliki, layout proses
produksi, struktur organisasi, jumlah SDM, tarif gaji dan lainnya.

2.2.3 Metode analisis data

Teknik analisis data dalam studi kelayakan bisnis adalah dengan


menggunakan analisis deskriptif. Artinya mendasarkan dari data yang diperoleh
dilapangan dari berbagai aspek, yaitu aspek pemasaran, operasional, SDM, sosial,
ekonomi, politik, dampak lingkungan dan keuangan dipaparkan sebagai kondisi
eksisting dan melakukan pembahasan yang dipaparkan secara jelas, dan mendalam
yang didasarkan pada teori dan kemampuan memprediksi suatu fenomena yang ada
dalam perusahaan maupun diluar perusahaan.
BAB III
LEGALITAS DAN HUKUM
Aspek legalitas dan hukum sangat penting dilakukan dalam membantu perusahaan
untuk bergerak kedepannya. Oleh karena “BiOne” didirikan dalam bentuk Perseroan Terbatas
(PT), maka aspek legal juga harus diperhatikan secara matang agar tidak terjadi suatu
masalah atau hal-hal tidak terduga terjadi pada bisnis ini di kemudian hari.

3.1 Prosedur Pendirian PT

a. Pendirian Perusahaan
Kerangka anggaran dasar perseroan meliputi pendiri perseroan
menetapakan nama para pendiri Perseroan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pendiri harus Warga Negara Indonesia kecuali pendiri PT yang dimaksud
adalah dalam rangka fasilitas Penanaman Modal Asing ( PMA).
b. Para pendiri pada saat perseroan ini didirikan yaitu saat pembuatan Akta
Pendiri PT harus menjadi pemegang saham didalam Perseroan.
c. Para pendiri juga dapat diangkat sebagai salah satu pengurus baik sebagai
Direktur atau Komisaris dan jika anggota Direktur atau Komisaris lebih dari
satu orang maka salah satu dapat diangkat menjadi Direktur Utama atau
Komisaris Utama.

b. Nama Perusahaan
Usaha produksi biodiesel ini didirikan dengan nama “BiOne” yang
merupakan ide dari para pendiri perusahaan. Masyarakat melalui Pertamina
diharapkan mampu mendapatkan bahan bakar mesin diesel ramah lingkungan
yang tersedia dalam produk usaha BiOne ini. Harapan inilah yang menjadikan
BiOne memaksimalkan produksi dan meningkatkan kualitas hasil produksi untuk
menciptakan kepuasan bagi pengguna peralatan dan alat transportasi berbahan
bakar biosolar.

c. Bentuk Perusahaan
Dalam melangsungkan suatu bisnis, para pengusaha membutuhkan suatu
wadah untuk dapat bertindak melakukan perbuatan hukum dan bertransaksi.
Pemilihan jenis badan usaha ataupun badan hukum yang akan dijadikan sebagai
sarana usaha tergantung pada keperluan para pendirinya, “BiOne” didirikan dalam
bentuk Perseroan Terbatas (PT).

d. Kegiatan Usaha
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh BiOne merupakan usaha produksi
biodiesel. Kegiatan usaha BiOne antara lain adalah:
a. Menyediakan produksi biodiesel sebagai bahan bakar mesin diesel dengan
standar yang sudah tersedia.
b. Mengurangi jumlah limbah minyak jelantah dengan mengkonversinya
menjadi biodiesel
c. Meningkatkan kualitas dan kandungan biodiesel yang dihasilkan

e. Maksud dan Tujuan Perusahaan


Maksud dan tujuan BiOne adalah menyediakan bahan bakar ramah
lingkungan, mewujudkan terciptanya peningkatan benefit/profit bagi para pendiri
perusahaan dan kesejahteraan bagi karyawan dengan menerapkan prinsip-prinsip
Perseroan Terbatas.

3.2 Profil, Visi, dan Misi Perusahaan


Nama Organisasi : PT BiOne
Jenis Organisasi : Produksi
Logo Organisasi :

Motto Organisasi : “Every customer is our assets”


Pemilik : PT BiOne
Alamat : Jalan Kolonel Masturi Km 11, parompong, Bandung, Jawa Barat
No. Telp/Fax : No. Telepon : 085727883400 No. Fax : (022) 7805623
Email : One.industry.energy@bione.com
Website : www.bione-biofuel.com
Visi : Menjadi perusahaan Biodiesel nomer satu di Indonesia yang ramah lingkungan
Misi : 1. Memproduksi energi biodiesel yang bersih serta mengelola dengan standar
kinerja terbaik.
2. Mendirikan badan usaha yang profesional dan diakui dengan memberikan
kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat se-Indonesia
3. Meningkatkan teknologi energi terbarukan
4. Berpartisipasi dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar
melalui program CSR yang tepat sasaran.
5. Meningkatkan kompetensi SDM secara terencana dan berkesinambungan
untuk kelancaran operasional dan pengembangan industri biofuel
Nilai : “PRASASTI”
1. Profesional: Kami bekerja secara professional dengan menerapkan praktik
bisnis terbaik.
2. Kerjasama: Kami tangguh melampaui harapan melalui kerjasama yang
sinergi.
3. Tanggungjawab: Kami bertanggungjawab untuk memberikan kontribusi
terbaik.
4. Integritas: Kami menjalankan bisnis dengan integritas.

3.3 Legalitas Usaha


Dari segi legalitas usaha, disiapkan beberapa dokumen badan hukum untuk
melaksanakan usaha produksi ini sebagai bekal agar usaha yang dilaksanakan berjalan
lancar di kemudian hari karena unit usaha ini skalanya adalah besar. Beberapa
dokumen hukum yang dimiliki berkaitan dengan aspek hukum adalah:
a. Tanda daftar perusahaan dan surat ijin usaha
Usaha produksi biodiesel memiliki ijin usaha dari dinas perindustrian dan
produksi dan sudah terdaftar sebagai pelaku usaha. Sesuai dengan UU No. 3/1982
tentang Wajib Daftar Perusahaan, Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha
yang menjalankan setiap usaha yang bersifat tetap dan terus menerus didirikan,
bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan
memperoleh keuntungan/laba.

b. NPWP
NPWP merupakan nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai
sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
diri atau identitas bagi wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya.

b. Ijin Domisili dan IMB


Karena unit usaha produksi biodiesel ini akan didirikan di atas sebidang
tanah demi kelancaran usaha maka kami selaku pengusaha juga melakukan
perijian untuk pengeringan tanah. Artinya bahwa kami melakukan
pengalihfungsian lahan yang semula untuk pertanian menjadi bangunan untuk
tempat usaha. Selain itu juga kami melakukan perijinan kepada pemerintah daerah
setempat untuk ijin domisili, karena nantinya selama produksi berlangsung
beberapa karyawan kami akan ada yang tinggal dan menetap di tempat tersebut.

3.3.1 Tahapan Proses Pendirian PT


Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui beserta perizinan
yang diperlukan dalam mendirikan sebuah perusahaan berbentuk PT.

 Tahap 1: Persiapan (Konsultasi pengisian Formulir Pendirian PT dan Surat


Kuasa).
Konsultasi diperlukan untuk mengetahui ruang lingkup pendirian
PT, biaya dan cara pembayaran, prosedur dan persyaratan yang dibutuhkan
untuk pendaftaran dan perizinan serta berbagai aspek terkait dengan
kegiatan usaha yang akan dilaksanakan perseroan. Persiapan dilakukan
oleh para pendiri peseroan dengan mengisi formulir dan surat kuasa
pendirian PT. Lama proses tergantung para pendiri perseroan.
 Tahap 2: Pemeriksaan formulir, Surat kuasa dan Pengecekan Nama PT
Pemeriksaan formulir dan surat kuasa dilakukan untuk memastikan
kebenaran data yang disampaikan. Pengecekan dilakukan untuk
mengetahui apakah nama perseroan yang dipilih sudah dimiliki perusahaan
lain atau belum, jika belum nama tersebut langsung bisa didaftarkan oleh
notaris melalui SISMINBAKUM jika nama perseroan sudah dimiliki maka
harus mengganti dengan nama yang lain. Persyaratan:
- Melampirkan asli Formulir dan Surat Kuasa Pendirian CV
- Melampirkan copy KTP para pendiri dan pengurus
- Melampirkan copy KK pimpinan perusahaan (pesero aktif/direktur
perseroan)
Lama Proses 1 (satu) hari kerja setelah Formulir & Surat Kuasa diterima.

 Tahap 3: Pendaftaran dan Persetujuan pemakaian nama PT


Proses pendaftaran dilakukan oleh Notaris untuk mendapatkan
Persetujuan dari Instansi terkait (Menteri Hukum dan HAM Rl) sesuai
dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang PT dan Peraturan
Pemerintah No. 26 Tahun 1998 tentang “Pemakaian Nama Perseroan
Terbatas''. Lama Proses Persetujuan 5 (lima) hari kerja setelah permohonan
diajukan.

 Tahap 4: Pembuatan Draf/Notulen Anggaran Dasar PT


Draf/Notulen anggaran dasar dibuat berdasarkan informasi yang
dibuat oleh para pendiri perseroan didalam formulir pendirian PT dan
Surat Kuasa Lama proses 1 (satu) hari kerja setelah permohonan diajukan.
Persyaratan yang dibutuhkan sama dengan Tahap 2.

 Tahap 5: Pembuatan Akta Pendirian PT oleh notaris yang berweneng


Proses pembuatan Akta Pendirian dilakukan setelah nama PT
disetujui. Akta pendirian PT akan dibuat dan ditandatangani oleh notaris
yang berwenang dan dibuat dalam bahasa Indonesia sesuai dengan
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang "Perseroan Terbatas".
Lama Proses 1 (satu) hari kerja setelah Permohonan diajukan.

Persyaratan : melampirkan copy KTP Pendiri Perseroan dan copy


KTP Pengurus jika berbeda dengan Pendiri Perseroan.
 Tahap 6: Surat Keterangan Domisili Perseroan
Permohonan Surat Keterangan Domisili diajukan kepada Kepala
Kantor Kelurahan setempat sesuai dengan alamat kantor perusahaan
berada, sebagai bukti keterangan atau keberadaan alamat perusahaan,
Lama Proses 2 (dua) hari kerja setelah permohonan diajukan. Persyaratan
lainya yang dibutuhkan:

- Copy Kontrak/Sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat


usaha.
- Surat keterangan dari pemilik gedung apabila berdomisili di gedung
perkantoran.
- Copy PPB tahun terakhir sesuai tempat usaha untuk perusahaan yang
berdomisili di RUKO/RUKAN

 Tahap 7: NPWP-Nomor Pokok Wajib Pajak dan Surat Keterangan sebagai


Wajib Pajak.
Permohonan pendaftaran nomor pokok wajib pajak diajukan
kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan keberadan domisili
perusahaan. Lama Proses NPWP 2 (dua) hari kerja setelah permohonan
diajukan. Lama Proses SKT wajib pajak 2 (dua) hari kerja setelah
permohonan diajukan. Persyaratan lain yang dibutuhkan:

- Bukti PPN atas pembangunan tempat usaha bagi yang berdomisili di


gedung perkantoran.

 Tahap 8: Pengesahan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia


Permohonan ini diajukan oleh notaris kepada Menteri Hukum dan
HAM RI untuk mendapatkan pengesahan anggaran dasar perseroan (akta
pendirian) sebagai badan hukum PT sesuai Undang-undang No. 40 tahun
2007 tentang "perseroan terbatas". Lama Proses 25 (dua puluh lima) hari
kerja setelah permohonan di ajukan. Persyaratan lain yang dibutuhkan:
Melampirkan bukti setor bank senilai modal disetor dalam Akta pendirian.

 Tahap 9: UUG/SITU-Surat Izin Tempat Usaha.


UUG/SITU ini diperlukan untuk proses Izin Usaha lndustri /Tanda
Daftar Industri atau SIUP-Surat izin Usaha Perdagangan atau untuk Izin
kegiatan usaha yang dipersyaratkan adanya UUG/SITU berdasarkan
Undang-undang Gangguan.

 Tahap 10: SIUP-Surat izin Usaha Perdagangan


Permohonan SIUP diajukan kepada Dinas Perdagangan Kota atau
Kabupaten atau Propinsi sesuai dengan keberadaan domisili Perusahaan.
Lama Proses 10 (sepuluh) hari kerja setelah permohonan diajukan.

Penggolongan SIUP terdiri dari SIUP Besar, Menengah, dan Kecil


dengan Ketentuan sebagai berikut:

- SIUP Besar untuk Modal disetor diatas 500 Juta.


- SIUP Menengah untuk Modal disetor diatas 200 juta s/d 500 juta.
- SIUP Kecil untuk Modal disetor s/d 200 juta.

 Tahap11 : TDP – Tanda Daftar Perusahaan


Permohonan pendaftaran diajukan kepada Kantor Dinas
Perindustrian & Perdagangan Kota/Kabupaten. Kantor pendaftaran
perusahaan sesuai dengan domisili perusahaan. Bagi perusahaan yang telah
terdaftar akan diberikan sertifikat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) sebagai
bukti bahwa Perusahaaan atau Badan Usaha telah melakukan Wajib Daftar
Perusahaan sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Indonesia No. 37/MDAG/PER/9/2007 tentang "Penyelenggaraan
Pendaftaran Perusahaan". Lama Proses, 14 (empat belas) hari kerja setelah
permohonan diajukan.

 Tahap 12 : Pengumuman Dalam Berita Acara Negara Rl


Setelah perusahaan melakukan wajib daftar perusahaan dan telah
mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman & HAM RI, maka
harus diumumkan dalam berita negara dan perusahaan yang telah
diumumkan dalam berita negara, maka perusahaan tersebut telah sempurna
statusnya sebagai Badan Hukum. Lama Proses 90 (sembilan puluh) Hari
kerja.
3.3.2 Perizinan Pendirian PT
Dalam mendirikan perusahaan yang berbentuk PT, diperlukan berbagai
macam izin. Berikut ini adalah berbagai surat perizinan yang diperlukan untuk
mendirrkan perseroan terbatas.

3.3.2.1 Izin Lokasi


Izin lokasi yaitu izin untuk melakukan usaha di lokasi yang ditentukan.
Perolehan izin lokasi memerlukan surat-surat sebagai berikut:

- Sertifikat (akte tanah)


- Rekomendasi dari RT atau RW atau Kecamatan
- IMB (lzin Mendirikan Bangunan)
Proses pembuatan Surat IMB sekarang hanya memakan
waktu 25 hari. Berikut rincian berkas yang harus di penuhi.

- Surat Keterangan Pengukuran Situasi Tanah( PST) 10 hari


- Surat Keterangan Rencana Kota( KRK) 5 hari
- Surat Keterangan Rencana Tata Letak Bangunan (RTLB) 10
hari

Kelengkapan berkas yang dibutuhkan untuk mengurus Surat


Pengukuran Situasi Tanah (PST), Surat Rencana Tata Letak Bangunan
(RTLB), dan Surat Rencana Kota adalah:

- Copy Surat Tanda Bukti Kepemilikan Hak Tanah yang telah


dilegalisasi oleh Pejabat berwenang
- Copy Tanda Bukti Lunas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
tahun berjalan
- Copy KTP Pemohon
- Mengisi Formulir dan ditandatangani oleh pemohon
- Melengkapi persyaratan permohonan Surat Rencana Kota
- Melengkapi persyaratan permohonan IMB
- Melengkapi persyaratan permohonan Hak AtasTanah
Manfaat Surat Rencana Kota adalah untuk mengetahui Rencana Kota
(Pembentukan, GSB, GSJ, KLB, KDB, Ketinggian bangunan) pada lokasi
tanah dimohon. Manfaat dan kegunaan dari Surat Pengukuran Tanah adalah
untuk mengetahui tentang luas tanah, ukuran, bentuk, batas dan letak sebidang
tanah.

Berkas-berkas yang dibutuhkan untuk pengurusan IMB adalah foto


copy Kartu Tanda Penduduk (1 lembar) dan foto copy surat-surat tanah (1 set)
berupa salah satu:

- Sertifikat tanah
- Untuk surat tanah tersebut harus dilampirkan surat pernyataan
bahwa tanah yang dikuasai dan atau dimiliki tidak dalam
sengketa dari pemohon
- Keterangan dan Peta Rencana Kota dari Dinasi/Suku Dinas Tata
Kota sebanyak minimal tujuh lembar
- Gambar rancangan arsitektur bangunan minimal tujuh set dan
foto copy surat izin bekerja Perancang Arsitektur (1 lembar)
- Perhitungan dan gambar struktur bangunan dan laporan hasil
penyelidikan tanah sebanyak minimal tiga set serta foto copy
surat izin bekerja perencana struktur bagi yang disyaratkan (1
lembar)

Izin usaha yaitu izin untuk melakukan kegiatan usaha yang dikeluarkan
oleh beberapa instansi pemerintah terkait. Perolehan izin ini memerlukan
beberapa surat-surat sebagai berikut:

- Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat


- NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
- Surat TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
- SIUP (Surat Izin Usaha)
- Undang-Undang Ganggguan
- Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
- Surat tanda rekanan dari pemda setempat
Persyaratan untuk memperoleh SIUP adalah sebagai berikut:

- Copy akte Pendirian Perusahaan dan Pengesahan dari Dep.


Kehakiman/Pengadilan Negeri Wilayah
- Copy Domisili Perusahaan/SlTAJUG
- Copy KTP Penanggung Jawab
- Copy Kartu Keluarga (KK) Bagi Penanggung Jawab wanita
- Copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
- Nomor telepon dan stempel perusahaan
- Izin teknis dari instansi terkait bila diperlukan

Persyaratan untuk memperoleh surat TDP sebagai berikut:

- Formulir isian yang diisi lengkap


- Copy Akte Pendirian Perusahaan dan Akte Perubahan
- Asli dan Copy Pengesahan Akte Pendirian/Perubahan dari
Departemen Kehakiman (sesuai dengan UU PT No.1 Th. 1995)
- Asli + Copy Data Akta Pendirian
- Asli + Copy Data Akta Perubahan
- Asli + Copy Laporan Data Akta Perubahan
- Copy SIUP / lzin Teknis Lainnya
- Copy Domisili Perusahaan/SlT/UUG
- Copy KTP Pengurus dan Komisaris Serta Pemegang Saham

Setelah surat-surat ijin tersebut dipenuhi maka PT. BiOne resmi secara
hukum untuk melakukan aktivitas usaha lewat tempat usaha produksi
biodiesel.
3.3.3 Biaya Pendirian Perseroan Terbatas
Biaya perizinan

Akta Notaris Pendaftaran Nama Dan Rp 3.500.000


Usaha

SIUP Rp 3.000.000

TDP Rp 850.000

NPWP Rp 600.000

Surat Izin Domisili Rp 1.500.000

Biaya Biro Produksi Rp 1.000.000

Total Rp 10.450.000
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
5.1 Latar Belakang Industri

Kebutuhan biodiesel di dalam negeri sebanyak 1,3 juta ton pada tahun 2010 dan akan
bertambah menjadi 1,7 juta ton pada tahun 2011. Sementara di tahun 2020 kebutuhan itu
akan meningkat menjadi 10,22 juta ton/tahun (Wakil Ketua Asosiasi Produsen Biofuel
Indonesia (APROBI) Immanuel Sutarto, 2010). Sedangkan jumlah biodiesel atau Fatty Acid
Methyl Ester (FAME) yang dibutuhkan Pertamina cukup tinggi mencapai 5,3 juta kL untuk
tahun 2014. Selain itu, Pertamina telah menyiapkan fasilitas penyaluran bahan bakar nabati
atau biodiesel di 44 stasiun pengisian bahan bakar minyak di seluruh Indonesia.

Pemerintah telah mengumumkan rencana untuk mengurangi ketergantungan


Indonesia akan bahan bakar minyak (BBM) dengan mengeluarkan Peraturan Presiden
Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional untuk mengembangkan
sumber energi sebagai pengganti BBM. Pemerintah juga memberikan perhatian serius kepada
pengembangan bahan bakar nabati (BBN) dengan menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 1
Tahun 2006 tertanggal 25 Januari 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan BBN sebagai
Bahan Bakar Lain. Minyak nabati merupakan sumber bahan baku alternatif yang dapat
menggantikan penggunaan minyak bumi karena jumlahnya yang dapat diperbarui, misalnya
dalam penggunaan bahan baku biodiesel. Ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan
dengan baik, dengan adanya perkembangan teknologi serta penelitian yang
berkesinambungan, maka minyak jelantah dapat diolah menjadi biodiesel sehingga dapat
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun dalam industri.

5.2 Analisis Kelayakan

Berikut adalah beberapa analisis kelayakan yang dilakukan untuk mengetahui apakah
layak atau tidak layaknya PT. BiOne mendirikan perusahannya di Bandung, Jawa Barat
dalam bentuk Perseroan Terbatas. Beberapa aspek yang digunakan dalam menganalisis antara
lain:
5.2.1 Aspek Pemasaran
Aspek pemasaran mempunyai tujuan untuk menilai dan menguji produk yang
dihasilkan perusahaan dapat terserap oleh pasar, antara lain menganalisis tentang prospek
pemasaran, kondisi usaha dari produk yang akan dipasarkan, menganalisis pesaing,
mengidentifikasi secara jelas pelanggan potensial untuk membeli produk yang dihasilkan dan
akan digunakan sebagai dasar asumsi-asumsi memprediksi untuk menyusun rencana, strategi,
dan anggaran penjualan serta anggaran biaya yang diperlukan untuk merealisasikan tujuan
analisis pasar.

1. Segmentasi dan Targeting Pasar


a. Segmentasi Pasar

Perusahaan BiOne adalah perusahaan yang memproduksi biodiesel. Jadi


segmentasi pasar yang dilakukan adalah untuk pasar biodiesel.

b. Targeting Pasar

Targeting dari perusahaan BiOne adalah PT Pertamina (Persero) dalam


rangka menyuplai kebutuhan biodiesel di Indonesia. Sasaran utamanya adalah
menyuplai biodiesel di Pulau Jawa.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan


a. Faktor-faktor pendukung
1) Permintaan akan biodiesel terus meningkat

Permintaan akan biodiesel di Indonesia semakin meningkat. Hal ini


yang mendorong BiOne untuk memasuki pasar biodiesel di Indonesia

2) Jaminan kualitas barang

Produk yang dihasilkan oleh PT. BiOne adalah biodiesel yang


berbahan baku dari minyak jelantah (waste cooking oil). Produk biodiesel ini
memanfaatkan bahan baku minyak jelantah. Kualitas biodiesel yang
dihasilkan PT. BiOne ini sangat diperhatikan kualitasnya, misalnya dari segi
warna diusahakan mempunyai warna yang jernih sehingga dapat meyakinkan
pasar bahwa produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang bagus,
sehingga dapat bersaing dengan sesama produk biodiesel lokal lainnya atau
dapat bersaing dengan solar impor.

3) Harga bersaing
Karena sistem untuk suplai biodiesel ke Pertamina melalui tender,
maka harga yang dijual ke Pertamina harus lebih ekonomis, namun kualitas
tetap bersaing.
4) Promosi
Dalam rangka memperkenalkan hasil produksinya pada Pertamina.
BiOne melakukan promosi dengan cara melakukan ujicoba kualitas biodiesel
pada mobil diesel bersama Pertamina, menjadi partner ataupun mitra dalam
suatu event, dan melalui iklan-iklan yang dipasang di media cetak maupun
online

1. Iklan, di media:
a. Cetak, produk biodiesel PT. BiOne di iklankan didalam media
cetak yang ada untuk mendatangkan investor bisnis. Media cetak
tersebut seperti Kompas, Bisnis Indonesia, dan Republika.
b. Internet, beriklan melalui media digital merupakan hal yang
penting karena internet menjadi salah satu sarana yang paling
mudah untuk mencari informasi. Internet menjadi salah satu media
pilihan untuk mencari informasi bisnis. Situs media bisnis yang
dijadikan media pilihan oleh PT.BiOne adalah situs popular seperti
Detik.
2. Brosur dan katalog

Brosur dan katalog dapat menjadi media komunikasi yang baik


khususnya untuk bisnis pengadaan biodiesel yang mengedepankan kualitas
dan jumlah produksi yang dihasilkan berkala. PT. BiOne memilih brosur
dan katalog sebagai media promosi agar dapat memperlihatkan produksi
dan hasil penjualan yang dapat dalam bentuk grafik untuk ditampilkan ke
pelanggan dan calon investor.
5) Saluran distribusi yang kuat
Penjualan biodiesel kepada Pertamina disalurkan secara langsung
dengan didukung oleh sistem transportasi yang memadai.
a. Faktor Penghambat
1) Image Building

BiOne baru didirikan tahun 2017, sehingga diperlukan usaha-usaha


yang lebih keras untuk dapat mendapatkan image building.

2) Pesaing

Sampai saat ini ada sekitar 8 perusahaan yang juga berkecimpung


dalam pasar biodiesel di Indonesia. Meskipun jumlahnya relative sedikit,
namun mereka adalah pemain lama sehingga persaingan menjadi cukup
sulit untuk BiOne yang baru saja didirikan.

3. Potensi Penjualan

Biodiesel baru akan beroperasi pada tahun 2017, sehingga belum dapat
dipastikan perkiraan penjualan untuk 5 – 10 tahun mendatang. Namun, sebagai
awalan, target produksi per harinya adalah 800 kL/hari atau 24000 kL/bulan.
5.2.2 Aspek Operasional
A. Penentuan Lokasi Perusahaan
a. Faktor – faktor primer
i. Dekat dengan pasar
Penjualan biodiesel hasil produksi PT. BiOne sebagian besar
dijual kepada Pertamina. Berdasarkan data dibawah ini, menunjukkan
bahwa pasar terbanyak untuk memasarkan Biosolar adalah di Bandung
dengan jumlah total 827 SPBU yang menjual produk Biosolar. Lokasi
perusahaan yang berada di Bandung sangat dekat dengan lokasi pasar
dari pertamina berupa SPBU yang menjual biosolar.

ii. Dekat dengan bahan baku

Potensi pabrik untuk produksi biodiesel di Kota dan Kabupaten


Bandung sangat besar dilihat dari jumlah industri, jumlah rumah makan,
dan jasa transportasi yang ada di Bandung. Bandung merupakan kota
terbesar dan terpadat di provinsi Jawa Barat. Tak heran banyak
bermunculan industri rumahan yang bergelut di bidang kuliner.
Pertumbuhan industri kuliner di Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada
tabel berikut:
(sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, Tahun 2013)

Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 2775 rumah makan di


Jawa Barat. Sedangkan rumah makan di Kabupaten Bandung sendiri
berjumlah 467 rumah makan. Sebagian besar sumber bahan bakar
biodiesel PT. BiOne memanfaatkan minyak jelantah yang dikumpulkan
dari rumah makan di Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Bandung.
Sebagian kecil sumber bahan bakar biodiesel didapatkan dari minyak
jelantah yang dihasilkan oleh rumah tangga. Oleh karena itu jumlah
rumah makan ini mempengaruhi ketersediaan minyak jelantah dan dapat
mempengaruhi jumlah produksi biodiesel yang dihasilkan oleh PT.
BiOne.

iii. Terdapat fasilitas pegangkutan


Banyaknya pasar yang tersedia dari pertamina dan melimpahnya
bahan baku di Jawa Barat didukung dengan berbagai macam jenis
transportasi baik melalui darat dan udara membuat kawasan ini sangat
cocok untuk pembukaan usaha produksi biodiesel. Pick up, tanker dan
kendaraan angkutan umum lainnya dapat dimanfaatkan secara baik
untuk mendistribusikan bahan baku dan biodiesel yang telah diolah.

iv. Tersedianya tenaga kerja


Kawasan lokasi pendirian pabrik merupakan daerah tanah
kosong yang biasanya dipakai untuk bertani oleh warga setempat.
Dengan adanya fungsi alih lahan, warga sekitar yang kehilangan
pekerjaannya dapat melamar menjadi karyawan di PT. BiOne.

v. Tersedianya sarana-prasarana misalnya listrik


Di Jawa Barat terdapat instalasi pembangkit listrik dan dapat
memenuhi kebutuhan listrik yang dibutuhkan oleh PT. BiOne. Selain itu,
disiapkan pula beberapa generator cadangan dengan bahan bakar
biosolar untuk menunjang kebutuhan listrik apabila pasokan listrik dari
PLN mengalami gangguan.

b. Faktor Sekunder
Perluasan daerah untuk peningkatan produksi di wilayah lain dapat
dilakukan. Karena sumber bahan bakar adalah minyak jelantah, pembukaan
cabang lain PT. BiOne dapat dikembangkan dikota-kota besar lainnya di
Indonesia.

B. Penentuan Luas Operasional


Lahan yang digunakan sesuai dengan tata ruang serta didasarkan untuk
meningkatkan nilai suatu lingkungan yang aman dan nyaman dan juga meningkatkan
kinerja karyawan. Lahan yang digunakan oleh PT. BiOne dalam proses produksi
adalah lahan milik masyarakat.

a. Luas tanah

PT. BiOne berdiri di atas tanah seluas 500 x 400 m2

b. Luas bangunan

Sedangkan bangunannya seluas 500 x 300 m2

C. Layout Operasional
PT. BiOne menggunakan lay-out jenis kelompok. Dimana dalam lay-out ini
perusahaan mengelompokkan mesin-mesin dalam satu ruangan dan proses produksi
sudah sesuai urutan. Berikut ini adalah gambar lay-out produksi pada PT. BiOne :

D. Perencanaan Produksi
a. Sifat proses produksi
Proses produksi PT. BiOne adalah proses produksi sintetik, yaitu suatu
proses produksi yang mengkombinasian beberapa bahan ke dalam suatu bentuk
produk dan produk akhir akan sangat berbeda dengan bentuk aslinya karena ada
perubahan fisik atau kimia.

b. Jenis proses produksi


Jenis proses produksi PT. BiOne adalah proses produksi yang continue
yaitu proses produksi yang mempergunakan peralatan produksi yang disusun dan
diatur dengan memperhatikan urut-urutan kegiatan dalam menghasilkan suatu
produk, serta arus bahan dalam proses telah terstandarisasi

c. Standart Kualitas

Biodiesel yang dihasilkan tidak diragukan lagi dari segi kualitas produk
karena selain mempunyai warna yang cerah dan khas biodiesel ini juga terjangkau
harganya oleh pertamina dan masyarakat.

d. Alat dan Bahan Baku


Dalam proses produksi biodiesel diperlukan peralatan dan bahan baku,
berikut adalah daftar peralatan dan bahan baku yang digunakan
No Daftar alat dan bahan baku
1 Glicerol Tank
2 Methanol Tank
3 Catalyst Tank
4 Separator
5 Oil Tank
6 Reactor
7 Drying System
8 Water Tank
9 Biodiesel Tank
10 Mixer
11 Pump
12 Boiler
13 Storage Tank
14 Heated System
15 Filter
16 Minyak Jelantah
17 Alkohol
18 NaOH

E. Rencana Pengoperasian Usaha


a. Proses operasi usaha
Proses operasi perusahaan meliputi rencana penjualan, rencana produksi,
penjadwalan pegawai dan penggajian, pengawasan kualitas, dan pengawasan
biaya penjualan.

b. Kebutuhan bahan operasi


Kebutuhan bahan operasi BiOne dikelola oleh masing masing departemen
dan nantinya dikoordinasikan dengan pimpinan mengenai kebutuhan bahan
operasi yang meliputi pendanaan, jumlah produk dan kegiatan pemasaran.

c. Kegiatan perawatan mesin


Kegiatan perawatan mesin kami menggunakan tenaga ahli mesin sesuai
dengan mesin – mesin yang kami gunakan. Misalnya perawatan mesin mixer,
perawatan AC. Perawatan dilakukan secara berkala dan berkelanjutan dengan
menggunakan tenaga ahli dari mitra kerja kami.

F. Tahapan Proses Pembuatan Biodiesel


Dalam proses produksi biodiesel sebagian besar menggunakan mesin
untuk efisiensi, efektifitas dan menjaga kualitas. Proses produksi Biodiesel
bersifat pesanan artinya setiap hari memproduksi biodieasel sebesar 800 kl perhari
sesuai dengan tender yang dipesan oleh Pertamina.
 Jika kandungan asam lemak bebas dan air terlalu tinggi, hal ini akan
mengakibatkan pembentukan sabun (saponifikasi) dan menimbulkan masalah
pada pemisahan gliserol nantinya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengolahan
pendahuluan bahan baku dilakukan proses degumming dan refined.
 Katalis dilarutkan dalam methanol dengan menggunakan mixer atau agitator
standar.
 Campuran methanol dan katalis dimasukkan ke dalam reaktor tertutup,
kemudian ditambahkan minyak nabati. Sistem harus tertutup total untuk
menghindari penguapan methanol.
 Reaksi dijaga pada suhu diatas titik didih alkohol (sekitar 70o C) guna
mempercepat reaksi meskipun beberapa sistem merekomendasikan suhu
kamar. Lama reaksi adalah 1 – 8 jam. Pemberian methanol berlebih diperlukan
untuk memastikan konversi yang sempurna.
 Meskipun densitas gliserol lebih tinggi daripada biodiesel sehingga gliserol
tertarik ke bawah karena gravitasi, alat sentrifugal masih diperlukan untuk
mempercepat pemisahan kedua senyawa tersebut. Setelah terjadi pemisahan
gliserol dan biodiesel, kelebihan methanol diambil dengan proses evaporasi
atau distilasi.
 Produk samping gliserol yang masih mengandung katalis dan sabun
selanjutnya dinetralkan dengan larutan asam sulfat.
 Setelah biodiesel dipisahkan dari gliserol selanjutnya dimurnikan lagi dengan
air hangat untuk membuang sisa-sia katalis atau sabun. Lalu dikeringkan dan
dikirim ke tangki penyimpan biodiesel.

Adapun aliran proses produksi Biodiesel adalah sebagai berikut :


5.2.1 Aspek Sumber daya Manusia
1. Jenis pekerjaan yang diperlukan

Demi kelancaran usaha produksi BiOne terdapat beberapa jenis pekerjaan yang
harus dilakukan, antara lain:

1) Pemegang saham yang membantu memberikan modal awal untuk menjalankan


perusahaan BiOne
2) Direktur utama/pimpinan perusahaan yang bertugas memimpin usaha dagang dan
bertanggungjawab atas kelangsungan usaha.
3) Direktur Keuangan yang bertanggungjawab di bidang keuangan dan membawahi
divisi perbendaharaan.
4) Direktur Bisnis dan Pengembangan yang bertanggungjawab atas pemasaran dan
penjualan produk perusahaan serta pengembangan proyek
5) Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia yang bertanggung jawab atas administrasi
perusahaan, pengembangan SDM, dan Corporate Social Responsibility (CSR).
6) Direktur Operasi yang bertanggung jawab dalam engineering, pemeliharaan dan
perawatan selama proses produksi, pengadaan bahan, distribusi produk, dan penelitian
serta pengembangan kualitas produk.
7) Wakil Manajemen yang bertanggungjawab terhadap Sistem Manajemen Mutu, Sistem
Manajemen Lingkungan, Dan Sistem Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) yang
sesuai standar.
8) Auditor internal yang bertanggungjawab atas pemeriksaan dan penilaian kegiatan
Perusahaan dan melaporkan hasil pemeriksaan dan penilaian tersebut kepada Direktur
Utama
9) Karyawan yang melakukan aktivitas perusahaan
10) Sopir yang bertugas untuk mengantarkan produk kepada para pelanggan
Adminstrasi
Direktur Umum &
Sumber daya Umum dan CSR
Manusia
Pengembangan
SDM
Rapat Umum
Pemegang Saham Direktur
Keuangan

Dewan Komisaris Pengembangan


Proyek
Direktur
Dewan Direksi Research &
Pengembangan &
Bisnis Development

Direktur Utama Sales & Marketing

Engineering

Pemeliharaan

Direktur Operasi Produksi

Distribusi

Manajemen Risiko

Wakil Manajemen Pengawasan


Internal

Sekretaris
Perusahaan

Auditor Internal

Hukum dan
Legalitas
2. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
RUPS adalah organ Perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi. RUPS terdiri dari:
a) Rapat tahunan yang diadakan selambat-lambatnya pada akhir bulan Oktober setiap
tahun kalender.
b) Rapat Umum Luar biasa diadakan setiap saat jika dianggap perlu oleh Dewan Direksi
dan/atau Pemegang Saham. Hak dan wewenang RUPS adalah mengangkat dan
memberhentikan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi.

3. Dewan Komisaris
A. Keanggotaaannya:
1) Dewan Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota, salah
seorang diantaranya bertindak sebagai Presiden Dewan Komisaris.
2) Para anggota Dewan Komisaris dan Presiden Dewan Komisaris diangkat oleh
RUPS dari calon-calon yang diusulkan oleh para Pemegang Saham pihak asing
dan Pemegang Saham Pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang
dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya 1
(satu) orang anggota Dewan Komisaris harus dari calon yang diusulkan oleh
Pemegang Saham pihak Indonesia.
3) Anggota Dewan Komisaris dipilih untuk jangka waktu yang berakhir pada
penutupan Rapat Umum Pemegang Saham tahunan yang kedua setelah mereka
terpilih dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang saham untuk
memberhentikan para anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu dan mereka
dapat dipilih kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

B. Tugas dan wewenang


1) Dewan Komisaris bertugas mengawasi kebijakan Dewan Direksi dalam
menjalankan perseroan serta memberikan nasihat kepada Dewan Direksi.
2) Dewan Komisaris dapat meminta penjelasan tentang segala hal yang
dipertanyakan.
3) Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara waktu
seorang atau lebih anggota Dewan Direksi berdasarkan keputusan yang disetujui
oleh lebih dari ½ jumlah anggota Dewan Komisaris jikalau mereka bertindak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan/atau Undang-Undang dan peraturan
yang berlaku.
C. Dewan Direksi
A. Keanggotaannya:
1) Dewan Direksi terdiri dari sekurang-kurangnya enam orang anggota, diantaranya
seorang sebagai Direktur Utama.
2) Para anggota Dewan Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum
Pemegang saham.
3) Para anggota Dewan Direksi diangkat dari calon-calon yang diusulkan oleh para
pemegang saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki
oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya satu orang
anggota Dewan Direksi harus dari calon yang diusulkan oleh Pemegang Saham
pihak Indonesia.
4) Tidak kurang dari dua orang anggota Dewan Direksi termasuk seorang anggota
yang dicalonkan oleh pemegang Saham Pihak Indonesia harus berkebangsaan
Indonesia.
B. Masa Jabatan
1) Para anggota Dewan Direksi dipilih untuk jangka waktu yang berakhir pada
penutupan Rapat Umum Pemegang Saham tahunan yang kedua setelah mereka
terpilih dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang saham untuk
memberhentikan para anggota Dewan Direksi sewaktu-waktu dan mereka dapat
dipilih kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
2) Dalam hal penambahan anggota Dewan Direksi, maka masa jabatan anggota
Dewan Direksi tersebut akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa
jabatan anggota Dewan Direksi lainnya yang telah ada, kecuali Rapat Umum
Pemegang Saham menetapkan lain.
C. Tugas dan wewenang
1) Dewan Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk
kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.
2) Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Dewan Direksi ditetapkan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
3) Dewan Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya sendiri, berhak
pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasa yang diatur dalam
surat kuasa.
4) Dewan Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam atau di luar pengadilan serta
melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan maupun
mengenai pemilikan serta mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak
lain dengan Perseroan, dengan pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham.

D. Direktur Utama
Direktur Utama adalah salah seorang anggota Dewan Direksi yang oleh karena
jabatannya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Dewan Direksi serta
mewakili Perseroan. Tugas dan tanggung jawab Direktur Utama adalah:

1) Memimpin, membina dan memberikan pengarahan kepada bawahan baik secara


langsung maupun tidak langsung
2) Menjaga kelangsungan hidup perusahaan
3) Melakukan dan membina hubungan dengan pihak luar serta menentukan keputusan
4) Mengadakan dan menandatangani segala perjanjian dengan pihak lain dalam usaha
pengembangan usaha.

E. Direktur
Direktur adalah anggota Dewan Direksi yang oleh karena jabatannya
melaksanakan tugas untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan ruang lingkup
tugas/fungsi masing-masing seperti tersebut di bawah ini:
a) Umum dan Sumber Daya Manusia
Direktur Umum dan Sumber Daya manusia (SDM) memiliki tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut.
1) Merumuskan sasaran, strategi, kebijakan, dan program dalam bidang SDM.
2) Membangun sistem manajemen SDM dan penyelenggaraannya.
3) Merencanakan kebutuhan pegawai, membina dan menyelenggarakan
administrasi kepegawaian, perencanaan karir karyawan, menyelenggarakan
pengembangan dan kesejahteraan pegawai, sesuai dengan arah sasaran, serta
strategi bisnis perusahaan yang telah ditetapkan.
4) Membina penatausahaan dan pengelolaan perlengkapan, administrasi umum,
pengadaan barang dan jasa, serta pengamanan aset perusahaan sesuai dengan
arah sasaran, serta strategi bisnis perusahaan yang telah ditetapkan.
b) Keuangan
Direktur Keuangan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Merumuskan sasaran, strategi, kebijakan, dan program dalam bidang keuangan
perusahaan
2) Menyiapkan dan menyajikan laporan keuangan perusahaan.
3) Merumuskan pembukuan administrasi keuangan perusahaan didasarkan atas
pengendalian internal yang handal.
4) Mengevaluasi laporan keuangan bulanan, triwulanan, dan tahunan yang telah
disusun.

c) Pengembangan dan Bisnis


Direktur pengembangan bisnis membawahi 3 divisi, yaitu Divisi
Pengembangan Proyek, Research & Development, dan Sales & Marketing. Tugas
dan tanggungjawab Direktur Pengembangan dan Bisnis adalah:
1) Menetapkan kebijaksanaan yang hendak diberikan pada langganan, menetapkan
harga jual dan sistem penjualan, serta alat promosi
2) Merumuskan strategi penjualan dan pemasaran yang efektif
3) Memberikan masukan usaha perbaikan teknik (technical improvement)
berdasarkan riset yang telah dilakukan untuk meningkatkan produksi Biodiesel
4) Memberikan saran dan masukan mengenai langkah-langkah ekspansi perusahaan
dan pengembangan produk
5) Melakukan studi analisa mendalam tentang perkembangan biodiesel

d) Operasi
Direktur Operasi membawahi 5 Divisi, yaitu Divisi Engineering,
Pemeliharaan, Produksi, Pengadaan Bahan, dan Manajemen Resiko. Tugas dan
tanggung jawab Direktur Operasi adalah:
1. Memilih supplier yang tepat
2. Memilih dan mengimplementasikan teknologi yang tepat untuk mendukung
aktivitas pengadaan
3. Melakukan pengawasan, perawatan, dan pemeliharaan atas semua mesin atau
peralatan yang dibutuhkan selama proses produksi
4. Menjalankan kegiatan produksi secara lancar dan efisien dalam memenuhi target
produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
5. Bertanggungjawab atas keselamatan yang berhubungan dengan pengoperasian,
perencanaan, pengawasan dan pemeliharaan Biodiesel, serta keselamatan
karyawan
6. Membuat perencanaan pengelolaan limbah dan lingkungan di sekitar pabrik

F. Divisi
Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk melaksanakan dari
ketentuan-ketentuan yang telah digariskan/ditentukan oleh Direktur masing-masing.
Divisi dikepalai oleh Manager.

G. Auditor Internal
Auditor Internal merupakan unit organisasi yang berdiri sendiri yang
bertanggung jawab atas pemeriksaan dan penilaian kegiatan Perusahaan dan
melaporkan hasil pemeriksaan dan penilaian tersebut kepada Direktur Utama.
Auditor Internal di bawah pengawasan Direktur Utama membantu anggota organisasi
yang bertanggung jawab atas tugas yang mereka emban dengan cara memberikan
analisis, penilaian, rekomendasi, pemberian nasihat dan informasi.

H. Wakil Manajemen
Management Representative (Wakil Manajemen) untuk Sistem Manajemen
Mutu Standar ISO 9001, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 dan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) diangkat dan bertanggung
jawab kepada Direktur Utama untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab seperti
yang telah ditetapkan dalam Manual Mutu, Lingkungan dan K3 serta Prosedur Mutu,
Lingkungan dan K3 mengenai Sistem Manajemen Mutu Standar ISO-9001, Sistem
Manajemen Lingkungan ISO-14001 dan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) sebagai berikut.
a) Tugas dan tanggung jawab Wakil Manajemen antara lain:
Memberikan arahan dan petunjuk kepada seluruh tingkatan manajemen
mengenai implementasi Sistem Manajemen Mutu, Sistem manajemen
lingkungan dan Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja Perusahaan.
b) Sebagai penghubung antara Perusahaan dengan Badan Sertifikasi mengenai
Sistem Manajemen Mutu Standar ISO 9001, Sistem Manajemen Lingkungan dan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
c) Memberikan saran kepada Presiden Direktur untuk melakukan Tinjauan
Manajemen mengenai implementasi Sistem Manajemen Mutu, Sistem
manajemen lingkungan dan Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan
tindakan pencegahan dan koreksi sesuai dengan prosedur Mutu, Prosedur
Lingkungan dan Prosedur K3.
d) Bertanggung jawab atas fungsi Jaminan Mutu, Lingkungan dan K3 dengan
memberikan masukan-masukan kepada Direktur Utama dan/atau Direktur terkait
sesuai dengan permasalahan yang ditemukan atau yang timbul sebagai upaya
untuk tindakan pencegahan dan koreksi demi peningkatan Sistem Manajemen
Mutu, Lingkungan dan K3 Perusahaan.
I. JUMLAH TENAGA KERJA
Jumlah karyawan di PT BiOne berdasarkan jenis pekerjaan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Jumlah Karyawan PT BiOne.
Jenis Pekerjaan Jumlah
Direktur Utama 1
Direktur 4
Manajer 9
Auditor Internal 5
Wakil Manajemen 5
Karyawan 35
Total 50 Orang

J. JAM KERJA
Jam kerja yang berlaku di PT BiOne, Bandung terbagi dua, yaitu:
1) Day Time
Waktu ini berlaku untuk karyawan yang bekerja di kantor (administrasi),
yaitu mulai pukul 08.00 – 16.30 WIB pada hari senin s/d hari jumat, dan waktu
istirahat mulai dari pukul 12.00 – 12.50 WIB.
2) Shift Time
PT BiOne adalah perusahaan yang berproduksi selama 24 jam
kerja, maka untuk karyawan yang bekerja dibagian produksi (pabrik), waktu
bekerja dibagi atas tiga shift kerja. Karyawan yang bekerja untuk mengisi
ketiga shift tersebut di atas 4 kelompok (team) yang jadwalnya diatur oleh
perusahaan.
Tabel 2.3 Pembagian shift kerja
Shift Bekerja Istirahat Bekerja
I 00.00 – 03.00 03.00 – 04.00 04.00 – 08.00
II 08.00 – 12.00 12.00 – 13.00 13.00 – 16.30
III 16.30 – 18.30 18.30 – 19.30 19.30 – 24.00

K. KOMPONEN GAJI KARYAWAN


a. Dasar Pembuatan Struktur Gaji:
1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN
2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN pasal 92
2. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP. 49/MEN/2004 TENTANG
KETENTUAN STRUKTUR DAN SKALA UPAH MENTERI TENAGA
KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA.
3. Upah minimum regional Kota Bandung.
L. Level Jabatan:
1. Direktur Utama
2. Direktur
3. Manajer
4. Supervisor
5. Karyawan
M.Perhtungan Upah Berdasarkan Golongan.
a. Metode Linier
UMK kota Bandung = Rp.2.310.000,00 berarti upah take home pay-
nya minimal sejumlah itu.
Nilai upah terendah (A) = Rp.2.310.000,-
Nilai upah tertinggi (B) = Rp. 15.000.000,-
Formulasi garis upah Ci= A (1+P.N), N=jumlah golongan upah, P =
laju kenaikan upah, dan Ci adalah upah minimal untuk golongan i.
N=5-1 = 4

P= = 1.37

1. Upah minimal untuk Karyawan = Rp. 2.310.000,-


2. Upah minimal untuk Supervisor = Rp. 5.474.700,-
3. Upah minimal untuk Manajer = Rp. 8.639.400,-
4. Upah minimal untuk Direkur = Rp 11.804.100,-
5. Upah minimal untuk Direktur Utama = RP 15.000.000,-
N. PEMBERHENTIAN KARYAWAN

Pemberhentian karyawan adalah pemutusan hubungan kerja dengan karyawan


baik untuk sementara maupun untuk selamanya yang dilakukan oleh perusahaan atas
permintaan karyawan sendiri atau karena kehendak pihak perusahaan. Ada empat
macam bentuk pemberhentian karyawan yang diterapkan oleh PT BiOne yaitu
pensiun, pemberhentian atas permintaan sendiri, pemberhentian langsung oleh pihak
perusahaan dan pemberhentian sementara.
1. Pensiun
Pensiun adalah pemberhentan karyawan dengan hormat oleh pihak
perusahaan terhadap pegawai yang usianya lebih lanjut dan dianggap sudah tidak
produktif lagi.

2. Pemberhentian atas permintaan sendiri dari karyawan


Pemberhentian atas permintaan karyawan sendiri adalah pemberhentian
dengan hormat oleh pihak perusahaan setelah mempertimbangkan dan menyetujui
permohonan pengunduran diri oleh karyawan yang bersangkutan karena alasan-
alasan pribadi atau alasan tertentu.

3. Pemberhentian langsung oleh pihak perusahaan


Pemberhentian langsung oleh pihak perusahaan biasanya disebabkan oleh
beberapa hal sebagai berikut:
 Karena adanya penyederhanaan organisasi
 Karena adanya pelanggaran disiplin, penyelewengan atau tindak pidana lain
yang dilakukan oleh karyawan
 Karena ketidakmampuan atau kurangnya prestasi dari karyawan yang
bersangkutan

4. Pemberhentian sementara
Pemberhentian sementara dapat terjadi karena adanya kesulitan yang
dihadapi perusahaan atau karena pelanggaran, penyelewengan dan tindak pidana
yang dilakukan oleh karyawan.
5.2.2 Aspek Sosial, Ekonomi, Politik
A. Aspek Sosial

Ditinjau dari sudut pandang sosial masyarakat, dewasa ini terjadi peningkatan
kesadaran masyarakat terhadap lingkungan alam. Saat ini masyarakat sudah
menyadari adanya ancaman terhadap pemanasan global yang diakibatkan oleh polusi
udara dari hasil pembakaran minyak bumi dan batu bara. Masyarakat mulai
mengetahui manfaat dari bahan bakar alternatif seperti biodiesel yang dapat
menggantikan BBM dan menghasilkan sisa pembakaran yang lebih ramah
lingkungan. Masyarakat juga semakin kritis dalam memandang aspek kesehatan dan
lingkungan yang dapat dihasilkan oleh sebuah industri. Industri dituntut agar lebih
ramah lingkungan. Hal ini berkaitan dengan kewajiban sosial yang harus dipenuhi
oleh sebuah perusahaan.

PT. BiOne mengganggap dirinya sebagai satu bagian integral dari masyarakat
yang ikut bertanggung jawab dalam memenuhi aspek sosial masyarakat. PT. BiOne
menilai bahwa kehadirannya harus dapat membawa manfaat bagi masyarakat
sekitarnya. Oleh karena itu, tanggung jawab sosial perusahaan sudah menjadi bagian
dari misi PT. BiOne yaitu untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan dengan
memanfaatkan bahan sisa yaitu minyak jelantah untuk menghasilkan bahan bakar
pengganti minyak bumi. Selain itu, PT. BiOne akan menggunakan CSR nya untuk
membantu masyarakat yang kekurangan dan sangat membutuhkan guna memulihkan
keadaan ekonomi, sosial dan pengetahuan mereka.

B. Aspek Ekonomi

Dampak ekonomi yang terjadi bagi masyarakat sekitar akibat adanya


perusahaan adalah kesempatan bagi warga sekitar untuk meningkatkan pendapatan
karena akan ada aktifitas ekonomi lebih seperti bisa menciptakan rumah makan atau
kos kosan yang dibuat untuk karyawan yang datang dari luar kota. Sedangkan untuk
negara sendiri tentunya akan membantu menyerap tenaga di Indonesia dan ini
tentunya mengurangi jumlah pencari kerja di Indonesia sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan. Jika perusahaan semakin menjadi besar maka dampak yang akan
ditimbulkan pun akan semakin besar salah satunya adalah akses ke daerah tersebut
akan diperhatikan dan akan dipermudah.

C. Aspek Politik

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan mengenai pengurangan ketergantungan


Indonesia akan bahan bakar minyak (BBM) yaitu Peraturan Presiden Indonesia Nomor 5
Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional untuk mengembangkan sumber energi
sebagai pengganti BBM. Pemerintah juga memberikan perhatian serius kepada
pengembangan bahan bakar nabati (BBN) dengan menerbitkan Instruksi Presiden Nomor
1 Tahun 2006 tertanggal 25 Januari 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan BBN
sebagai Bahan Bakar Lain. Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan Keputusan Presiden
Nomor 10 Tahun 2006 mengenai Pembentukan dan Tugas Tim Nasional Percepatan
Pemanfaatan BBN untuk Mengurangi Kemiskinan dan Pengangguran.

Sejak April 2015, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan


kandungan Bahan Bakar Nabati (BBN) dalam campuran Solar dari 10 persen menjadi 15
persen. Tujuannya adalah untuk mengurangi impor BBM dan dapat menghemat uang
negara. Pemerintah sudah sepakat untuk meningkatkan penggunaan BBN secara bertahap
dan tahun depan ditargetkan penggunaan BBN dapat meningkat menjadi 20 persen.

Kebijakan pemerintah diatas merupakan suatu keuntungan bagi PT. BiOne dimana
keadaan politik di Indonesia mendukung untuk berjalannya perusahaan pengadaan
biodiesel. Kebijakan pemerintah sangat mempengaruhi produksi dan penjualan produk
biodiesel oleh PT. BiOne. Dilatarbelakangi oleh kebijakan pemerintah, PT. BiOne dapat
berjalan dan terus meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan nasional sesuai
dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Selain itu, keberadaan PT. BiOne akan
memperbaharui peraturan-peraturan pemerintah daerah dan pusat lebih baik lagi ke arah
penggunaan bahan bakar ramah lingkungan.
5.2.3 Aspek Dampak Lingkungan
A. DAMPAK TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR

Pembangunan pabrik produksi biodiesel dengan nama PT. BiOne


menimbulkan berbagai dampak yang dirasakan oleh masyarakat antara lain :

1. Kemudahan dalam memperoleh bahan bakar biodiesel


2. Sumber lapangan pekerjaan baru
3. Sumber penghasilan dalam menjual minyak bekas
4. Masyarakat disekitar pabrik akan mendapatkan banyak tunjangan berupa materil
dan non-materil

B. DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

Selain untuk masyarakat, pembangunan pabrik produksi biodiesel dengan


nama PT. BiOne menimbulkan berbagai dampak yang dirasakan oleh lingkungan
antara lain :
1. Terjadinya kerusakan ekosistem yang sudah ada sebelumnya pada lahan
2. Menimbulkan sampah organik dari tanaman-tanaman
3. Menimbulkan sampah non-organik dari bahan-bahan bangunan
4. Terjadinya penurunan kualitas air sungai disekitar pabrik akibat pembuangan
limbah cair
5. Terjadinya polusi suara yang diakibatkan suara mesin di dalam pabrik
6. Terjadinya penurunan kualitas udara disekitar pabrik akibat proses pembakaran
7. Terjadinya penurunan cadangan air tanah di daerah sekitar
5.2.4 Aspek Keuangan
BAB VI
KESIMPULAN

Dari analisis yang komprehensif perihal usaha produksi biodiesel dapat disimpulkan
beberapa hal, yaitu:

1. Mengingat persaingan dengan usaha yang sejenis masih relative rendah


khususnya di daerah Jawa Barat karena sebagian besar produksi tersebar di
seluruh Indonesia, maka masih terdapat pasar yang luas bagi pabrik sejenis
untuk membuka usahanya.

2. Pemasaran yang direncanakan oleh PT. BiOne ini telah sesuai dengan situasi
dan kondisi masyarakat Kota Bandung. Selain itu pabrik ini dilengkapi dengan
mesin-mesin yang handal sehingga kualitas terus terjaga.

3. Mengenai masalah karyawan, kami mempekerjakan sedikit karyawan karena


jumlah produksi disesuaikan dengan jumlah mesin dan permintaan sehingga
jumlah karyawan yang kami perkerjakan sebanyak tiga puluh lima orang.

4. Dana yang dibutuhkan untuk investasi bisnis ini masih tergolong relatif kecil
namun menghasilkan cashflow yang sangat menarik mengingat pemilik modal
hanya perlu menanamkan modalnya sekali saja dan walaupun juga
menggunakan utang, jumlahnya tidak terlalu besar dan dapat dilunasi dalam
jangka waktu kurang dari 10 tahun.

Dari keseluruhan aspek, yaitu aspek pemasaran, aspek operasional, aspek sumber
daya manusia, aspek sosial, ekonomi dan politik, aspek dampak lingkungan serta aspek
keuangan Perusahaan ini dinyatakan layak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2014. Jawa Barat Dalam Angka. Bandung. Badan Pusat Statistik.

Amri, Q. -. HARGA TENDER BIODIESEL UNTUNGKAN PERTAMINA. Jakarta.


http://sawitindonesia.com/kinerja/harga-tender-biodiesel-untungkan-pertamina

Bantolo, B. 2015. Demi Menghemat Uang Negara, Mandatory Biodiesel Ditingkatkan


Menjadi 15 Persen. .Jakarta. http://www.agrofarm.co.id/read/sawit/2161/demi-
menghemat-uang-negara-mandatory-biodiesel-ditingkatkan-menjadi-15-
persen/#.ViR-jr-z9CA

Cahyafitri, R. 2014. Pertamina misses biodiesel tender target. Jakarta.

http://www.thejakartapost.com/news/2014/02/17/pertamina-misses-biodiesel-tender-
target.html

Fajrin. 2012. BIOSOLAR: Pertamina Klaim Peningkatan Penjualan. Jakarta.

http://industri.bisnis.com/read/20120719/44/86941/biosolar-pertamina-klaim-
peningkatan-penjualan

Sutarto, I. 2010. Prospek, Tantangan & Strategi Pemenuhan Kebutuhan BBN Nasional.

Jakarta.http://www.mb.ipb.ac.id/output/popupPrint/id/8fb5e18a7ca2a9377394e39704
ea679e/tipe/entri/category/2.html
LAMPIRAN
9. LAMPIRAN
Lampiran meliputi data-data sekunder yang diperoleh, foto

perusahaan dan kegiatan studi kelayakan bisnis

Anda mungkin juga menyukai