Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Dinamika Bahari

Vol. 8 No. 2 Edisi Mei 2018

PENANGANAN BONGKAR MUAT DENGAN CRANE KAPAL


DI MV. ORIENTAL JADE
Vega F. Andromedaa dan Danang Wahyu Pratamab
a
Dosen Program Studi Nautika PIP Semarang
b
Taruna (NIT.50134776 N) Program Studi Nautika PIP Semarang

ABSTRAK

Pelaksanaan bongkar muat dengan menggunakan crane kapal harus dilaksanakan


dengan benar dan penanganan muatan yang melebihi SWL crane kapal. Dengan dasar ini
penulis merumuskan masalah tentang bagaimana pelaksanaan bongkar muat dengan
menggunakan crane kapal di MV. Oriental Jade dan bagaimana jika muatan melebihi SWL
crane kapal. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis selama praktek layar di
MV. Oriental Jade mengenai pelaksanaan bongkar muat dengan menggunakan crane kapal
ditemukan adanya masalah-masalah yang meliputi persiapan crane yang terlalu lama, alat
bongkar muat yang sebagian sudah tidak layak, wirerope sudah aus. Dalam pelaksanaan
bongkar muat ditemukan muatan yang melebihi SWL crane akibatnya muatan tidak mampu
diangkat oleh satu crane kapal sehingga dibutuhkan dua crane yang digabungkan supaya
beban yang diangkat tidak terlalu berat dan muatan yang diangkat dengan HMC (Harbour
Mobile Crane).

Kata kunci: bongkar muat, crane kapal, SWL crane

ABSTRACT

Implementation of loading and unloading using a ship's crane must be carried out
properly and handling loads that exceed SWL crane vessels. On this basis the author
formulates the problem of how the loading and unloading practices using the ship's crane in
MV. Oriental Jade and what if the load exceeds the SWL crane of the ship. Based on the
results of research conducted during the screen practice author in MV. Oriental Jade on
loading and unloading activities using a ship's crane found problems encompassing crane
preparations that were too long, unloading tools partly improper, wirerope worn out. In the
loading and unloading operation, a load exceeding the SWL crane resulted in the inability of
the load to be lifted by a crane so that two cranes were combined so that the load would not
be too heavy and the load raised with HMC (Harbor Mobile Crane).

Keywords: loading and unloading, ship crane, SWL crane

I. PENDAHULUAN efektifitas). Kebutuhan akan transportasi


khususnya di bidang kelautan sangat besar,
Indonesia merupakan Negara kepulauan, karena transportasi laut merupakan suatu
maka transportasi laut merupakan sektor alat yang dapat mengangkut penumpang
yang sangat penting dalam dunia atau barang dari satu tempat ke tempat
perdagangan, sehingga Indonesia harus yang lainnya, dengan menempuh jarak
mempunyai sistem transportasi laut yang yang jauh dengan biaya yang relatif murah
berguna dan berhasil guna (efisiensi dan jika dibandingkan dengan menggunakan

2011
Penanganan Bongkar Muat Dengan Crane Kapal Di Mv. Oriental Jade

Vega F. Andromedaa dan Danang Wahyu Pratamab

sarana transportasi darat maupun dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke
transportasi udara. kapal atau juga dari kapal ke kapal
Dalam dunia perdagangan nasional diperlukan tenaga ahli dan tenaga kerja atau
maupun perdagangan internasional, buruh bongkar muat yang profesional dan
pelayaran niaga sangat berperan penting peralatan bongkar muat yang baik pula
untuk menunjang proses pendistribusian kondisinya untuk kelancaran bongkar muat
barang. Hampir semua barang ekspor dan tersebut.
impor menggunakan sarana angkutan kapal Pada saat pelaksanaan bongkar muat
laut, walaupun diantara tempat di mana dengan menggunakan crane kapal masih
pengangkutan dilakukan terdapat fasilitas- terdapat kendala yang membuat crane
fasilitas angkutan lainnya yang berupa berjalan lamban dan pelaksanaan bongkar
angkutan darat seperti truk dan kereta api. muat tidak dapat berjalan sebagaimana
Pengangkutan barang dengan kapal laut mestinya. Tentunya hal ini membuat
dipilih karena jumlah barang yang diangkut pelaksanaan bongkar muat tidak sesuai
akan lebih besar jika dibandingkan dengan dengan prinsip pemuatan. Semua akan
menggunakan truk, kereta api, atau pesawat berjalan lancar jika ada kerja sama yang
terbang dan biaya angkut juga lebih kecil baik antara pemilik muatan, pengangkut
jika dibandingkan dengannya. dan buruh.
Salah satu tujuan pengangkutan melalui Atas munculnya permasalahan di atas
kapal laut adalah mengangkut muatan penulis ingin mengangkat fenomena
melalui laut dengan cepat dan selamat tersebut dalam penelitian yang berjudul
sampai ke tempat tujuan. Kelancaran “Pelaksanaan Bongkar Muat Dengan
operasional kapal ditentukan oleh kondisi Menggunakan Crane Kapal Di MV.
operasional kapal pada waktu melakukan Oriental Jade”. Hal ini bertujuan untuk
kegiatan operasional bongkar muat dan mencari pemecahan masalah dengan cara
pengurusan administrasi di pelabuhan asal penanggulangan yang tepat dalam
dan pelabuhan tujuan. Untuk kelancaran mengatasi permasalahan pada saat
kegiatan bongkar muat dari dan ke kapal, pelaksanaan bongkar muat, sehingga di
peralatan alat bongkar muat merupakan kemudian hari permasalahan yang sama
salah satu faktor yang terpenting untuk tidak akan terulang lagi serta kegiatan
menjamin kegiatan bongkar muat di operasional dapat berjalan dengan lancar.
pelabuhan. Berdasarkan judul dan latar belakang
Pada tahun 2015-2016 penulis yang telah diuraikan penulis, maka penulis
melaksanakan praktek laut di kapal MV. merumuskan masalah-masalah yang akan
Oriental Jade. Kapal ini merupakan kapal dibahas dalam penelitian ini adalah :
jenis Container DWT (Dead Weight 1. Bagaimana pelaksanaan bongkar muat
Tonnage) 18.000 Ton dan melayani dengan menggunakan crane kapal di
pelayaran domestik. Selama kurun waktu MV. Oriental Jade?
12 bulan penulis berlayar di kapal MV. 2. Bagaimana jika muatan melebihi
Oriental Jade. Penulis menemukan kapasitas dari SWL crane kapal di
beberapa masalah dalam pelaksanaan MV. Oriental Jade?
bongkar muat dengan menggunakan crane Berdasarkan rumusan masalah di atas,
kapal di MV. Oriental Jade. Beberapa maka tujuan penulisan ini, yaitu:
diantaranya adalah pelaksanaan bongkar 1. Untuk mengetahui bagaimana
muat yang melebihi SWL crane kapal. pelaksanaan bongkar muat dengan
Berdasarkan kenyataan di atas saat kapal menggunakan crane kapal di MV.
melakukan aktifitas bongkar muat barang Oriental Jade.

2012
Jurnal Dinamika Bahari
Vol. 8 No. 2 Edisi Mei 2018

2. Untuk mengetahui cara menangani ke/dalam palka dengan menggunakan


muatan yang melebihi SWL crane derek kapal atau yang lain”. Petugas
kapal. stevedoring (pekerjaan bongkar muat
kapal) dalam mengerjakan bongkar muat
II. KAJIAN PUSTAKA kapal, selain foreman (pembantu
stevedor) juga ada beberapa petugas lain
Menurut penelitian yang dilakukan yang membantu stevedore dalam
Asisten Wakil Rektor senior akademik melaksanakan kegiatan bongkar muat
bidang operasional pendidikan dan (pemborong bongkar muat kapal), yaitu:
pengendalian mutu (2004), “Pelaksanaan 1. Cargo surveyor perusahaan PBM;
yang berarti telah memiliki organisasi dan 2. Petugas barang berbahaya;
prosedur pelaksanaan pada tingkat 3. Administrasi;
universitas, fakultas, jurusan atau bagian 4. Cargodoring (operasi transfer
dan program studi, termasuk didalamnya tambatan)
adalah sumber daya manusia untuk Menurut Soegiyanto dan Martopo
melaksanakan”. Menurut Komarudin (2004:32) “cargodoring (operasi transfer
(2004:3), “Pelaksanaan adalah sistim tambatan) adalah pekerjaan
pembentukan jaringan yang dengan mengeluarkan barang atau muatan dari
istimewa diciptakan untuk membantu sling di lambung kapal di atas dermaga,
pimpinan dalam pengawasan biaya yang mengangkut dan menyusun muatan di
dibutuhkan untuk program, jumlah dalam gudang atau lapangan
keperluan, dan waktu”. Berdasarkan penumpukan dan sebaliknya”.
definisi tersebut, penulis menyimpulkan Dalam pelaksanaan produktifitas
bahwa pelaksanaan adalah perbuatan cargodoring dipengaruhi oleh tiga
melaksanakan suatu pekerjaan atau variabel, yakni jarak tempuh, kecepatan
tindakan yang sudah direncanakan atau kendaraan, dan waktu tidak aktif :
keputusan untuk mencapai tujuan yang 1) jarak yang ditempuh
diinginkan. 2) kecepatan kendaraan
Menurut Soegiyanto dan Martopo 3) waktu tidak aktif (immobilisasi)
(2004:30) “Proses bongkar muat adalah b. Receiving atau Delivery (penerima/
kegiatan mengangkat, mengangkut serta penyerahan)
memindahkan muatan dari kapal ke Adalah pekerjaan mengambil barang
dermaga pelabuhan atau sebaliknya”. atau muatan dari tempat penumpukan
Sedangkan proses bongkar muat barang atau gudang hingga menyusunnya di
umum di pelabuhan meliputi stevedoring atas kendaraan pengangkut keluar
(pekerjaan bongkar muat kapal), pelabuhan atau sebaliknya. Kegiatan
cargodoring (operasi transfer tambatan), receiving (penerima) ini pada dasarnya
dan receiving / delivery (penerima / ada dua macam, yaitu :
penyerahan) yang masing-masing 1) Pola muatan angkutan langsung
dijelaskan di bawah ini: adalah pembongkaran atau pemuatan
a. Stevedoring (pekerjaan bongkar muat dari kendaraan darat langsung dari
kapal) dan ke kapal.
Menurut Soegiyanto dan Martopo 2) Pola muatan angkutan tidak langsung
(2004:30) “stevedoring (pekerjaan adalah penyerahan atau penerimaan
bongkar muat kapal) adalah jasa barang/peti kemas setelah melewati
pelayanan membongkar dari/kapal, gudang.
dermaga, tongkang, truk atau muat Terlambatnya operasi delivery
dari/ke dermaga, tongkang, truk (penyerahan) dapat terjadi disebabkan :

2013
Penanganan Bongkar Muat Dengan Crane Kapal Di Mv. Oriental Jade

Vega F. Andromedaa dan Danang Wahyu Pratamab

1) Cuaca buruk / hujan waktu bongkar / 6) Memeriksa peralatan bongkar


muatan dari kapal. muat sebelum digunakan
2) Terlambatnya angkutan darat, atau sehingga dalam keadaan baik;
terlambatnya dokumen. 7) Tangga akomodasi (gang way)
3) Terlambatnya informasi atau alur dari diberi jaring;
barang. 8) Memberi penerangan secara baik
4) Perubahan alur dari loading point dan cukup saat bekerja pada
(nilai pemuatan). malam hari;
Menurut Soegiyanto dan Martopo 9) Bekerja secara tertib dan teratur
(2004:7), “stowage atau Penataan mengikuti perintah;
muatan merupakan suatu istilah dalam 10) Jika ada muatan di deck,
kecakapan pelaut, yaitu suatu dibuatkan jalan lalu lalang orang
pengetahuan tentang memuat dan secara bebas dan aman;
membongkar muatan dari dan ke atas 11) Semua muatan yang dapat
kapal sedemikian rupa agar terwujud 5 bergerak di-lashing dengan kuat;
prinsip pemuatan yang baik”. Untuk itu 12) Muatan di deck memiliki
para perwira kapal dituntut untuk ketinggian yang tidak
memiliki pengetahuan yang memadai mengganggu penglihatan saat
baik secara teori maupun praktek bernavigasi;
tentang jenis-jenis muatan, perencanaan 13) Mengadakan tindakan berjaga-
pemuatan, sifat dan kualitas barang yang jaga secara baik;
akan dimuat, perawatan muatan, 14) Muatan berbahaya harus dimuat
penggunaan alat-alat pemuatan, dan sesuai dengan SOLAS.
ketentuan-ketentuan lain yang b. Melindungi kapal (to protect the ship)
menyangkut masalah keselamatan kapal Melindungi kapal adalah suatu upaya
dan muatan. Adapun 5 prinsip pemuatan agar kapal tetap selamat selama kegiatan
yang baik adalah : muat bongkar maupun dalam pelayaran,
a. Melindungi awak kapal dan buruh misalnya menjaga stabilitas kapal,
(Safety of crew and longshoreman) jangan memuat melebihi deck load
Melindungi awak kapal dan buruh capacity, memperhatikan SWL (Safety
adalah suatu upaya agar mereka selamat Working Load) peralatan muat bongkar.
dalam melaksanakan kegiatan. Untuk itu c. Melindungi muatan (to protect the
perlu diperhatikan hal-hal sebagai cargo)
berikut : Dalam peraturan perundang-
1) Penggunaan alat-alat undangan internasional dinyatakan
keselamatan kerja secara benar, bahwa perusahaan atau pihak kapal
misalnya sepatu keselamatan, bertanggung jawab atas keselamatan dan
helm, kaos tangan, pakaian kerja; keutuhan muatan sejak muatan itu
2) Memasang papan-papan dimuat sampai muatan itu dibongkar.
peringatan; Oleh karena itu pada waktu memuat,
3) Memperhatikan komando dari membongkar, dan selama dalam
kepala kerja; pelayaran, muatan harus ditangani
4) Tidak membiarkan buruh lalu secara baik. Pada umumnya kerusakan
lalang di daerah kerja; muatan disebabkan oleh :
5) Tidak membiarkan muatan 1) Pengaruh dari muatan lain yang
terlalu lama menggantung lama berada dalam satu ruang palka;
di tali muat;

2014
Jurnal Dinamika Bahari
Vol. 8 No. 2 Edisi Mei 2018

2) Pengaruh air, misalnya terjadi 2) Melaksananakan perencanaan


kebocoran, keringat kapal, yang baik;
keringat muatan, dan kelembaban 3) Pengawasan pada waktu
udara dalam ruang palka; pelaksanaan pemuatan;
3) Gesekan antar muatan dengan 4) Penggunaan terap muatan
badan kapal; (dunnage) secara efisien;
4) Penanggasan (panas) yang 5) Penggunaan ruang palka
ditimbulkan oleh muatan itu disesuaikan dengan bentuk
sendiri; muatan.
5) Pencurian (pilferage); Menurut Martopo dan Soegiyanto
6) Penanganan muatan yang tidak (2004:38-71) “Crane kapal adalah alat
baik. bongkar muat yang dirancang khusus di
d. Melakukan muat bongkar secara atas kapal yang digunakan sebagai alat
cepat dan sistematis (rapit and pengangkat”. Crane bekerja dengan
systematic loading and discharging). mengangkat material yang akan
Agar pelaksanaan pemuatan dan dipindahkan, memindahkan secara
pembongkaran dapat dilakukan secara horizontal, kemudian menurunkan
cepat dan sistematis, maka sebelum material di tempat yang diinginkan. Alat
kapal tiba di pelabuhan pertama di suatu ini memiliki bentuk dan
negara, harus sudah tersedia rencana kemampuan angkat yang besar dan
pemuatan dan pembongkaran (stowage mampu berputar hingga 360 derajat dan
plan). Meskipun telah direncanakan jangkauan hingga puluhan meter. Crane
secara baik dan dilaksanakan dengan biasanya digunakan untuk mengambil
baik pula, namun masih sering terjadi muatan dari dermaga ke kapal. Crane
adanya kekeliruan-kekeliruan seperti terdiri dari beberapa bagian antara lain :
timbulnya long hatch, over stowage, 1) Tiang crane yang dilengkapi
over carriage ini harus dihindarkan. dengan rel crane (gigi roda yang
e. Penggunaan ruang muat semaksimal berputar) agar bisa bergerak ke
mungkin. kiri maupun ke kanan 360 derajat.
Dalam melakukan pemuatan harus 2) Boom yaitu batang pemuat yang
diusahakan agar semua ruang muat dilengkapi dengan hydraulic untuk
dapat terisi penuh oleh muatan atau mengangkat ke atas dan ke bawah.
kapal dapat memuat sampai sarat 3) Crane house atau rumah crane
maksimum, sehingga dapat diperoleh adalah tempat untuk mengontrol
uang tambang yang maksimal. Namun dari pada crane tersebut di mana
demikian, karena bentuk paking muatan operator sebagai pengoperasinnya.
tertentu, sering muatan tidak dapat 4) Kerek muat atau cargo block
memenuhi ruang muat, kemungkinan adalah jalur wire untuk bergerak
lain adalah cara pemadatan yang kurang yang berada di ujung batang
baik, sehingga banyak ruang muat yang pemuat.
tidak terisi oleh muatan. Ruang muatan 5) Wire drum adalah tempat untuk
yang tidak terisi muatan disebut broken melilitnya wire.
stowage. Dalam prinsip pemuatan, 6) Wire adalah kawat sebagai
broken stowage harus diusahakan penerus dari gerakan yang
sekecil mungkin dengan cara : dihasilkan oleh winch.
1) Menggunakan/memuat muatan 7) Motor penggerak atau winch
pengisi (filler cargo); adalah penggerak utama dari

2015
Penanganan Bongkar Muat Dengan Crane Kapal Di Mv. Oriental Jade

Vega F. Andromedaa dan Danang Wahyu Pratamab

setiap gerakan yang ada, seperti Persiapan


menaikturunkan spreader. sebelum
8) Spreader adalah alat bantu untuk bongkar muat
Pelaksanaan
mengangkat equipment atau Bongkar
Muat Dengan
obyek/material lain. Crane
Aktivitas
Untuk kapal cargo modern sering bongkar muat
Pelaksanaan dengan crane
digunakan deck crane (geladak kran) Bongkar Muat kapal
sebagai alat bongkar muat dan untuk Dengan
kapal-kapal khusus menggunakan alat Menggunakan
Crane Kapal DI Muatan
muat bongkar yang sesuai dengan jenis
Mv. Oriental Jade diangkat
barang yang diangkut. Pada batang dengan 2 crane
Jika Muatan
pemuat tertera berat beban maka yang
Melebihi
dapat diangkut dengan aman oleh batang SWL crane Muatan diangkat
pemuat tersebut. Panjang batang pemuat dengan HMC
(Harbour Mobile
sedemikian rupa, sehingga dapat Crane)
mengambil muatan di samping lambung
kapal. Panjang batang pemuat
sedemikian rupa sehingga kalau batang Gambar 1. Kerangka Berpikir
tersebut diturunkan sampai sudut 250 Peneltian
dengan bidang datar, maka tali muat dan III. METODOLOGI
kait muat harus bisa mencapai 2,5 meter
di lambung kapal. Kata metodologi berasal dari
Panjang batang pemuat harus penggabungan dua kata yang berasal dari
mencapai pojok terjauh dan tali muatnya Yunani, yaitu metodos dan logos. Metodos
harus tersisa 4 s.d 6 gulungan di winch berarti melalui dan logos berarti ilmu
roller (gulungan mesin derek). pengetahuan. Metode merupakan suatu
Pemasangan batang pemuat dilakukan kerangka kerja untuk melakukan suatu
sedemikian rupa, sehingga dapat tindakan atau suatu kerangka berfikir untuk
digerakkan naik turun, mendatar kekiri menyusun suatu gagasan yang beraturan,
dan kekanan. Gerakan ini disebabkan berarah dan berkonteks dengan maksud dan
oleh adanya baut pada ujung bawah tujuan.
batang pemuat tersebut. Di beberapa Metode penelitian yang digunakan oleh
negara penggunaan alat-alat ini Penulis adalah metodologi penelitian
didasarkan atas sertifikat yang deskriptif kualitatif untuk menggambarkan
dikeluarkan oleh Surveyor dari dan menguraikan objek yang diteliti serta
Internasional Cargo Gear Bearau kaidah-kaidah yang diambil dari teori-teori
(ICCB) atau (biro klasifikasi tentang yang berhubungan dengan topik yang
perawatan peralatan bongkar muat), dibahas, selain itu juga menggunakan
yang menyatakan bahwa setelah pendekatan di lapangan yang telah
memeriksa dan melakukan tes, maka dilaksanakan selama praktek laut dengan
alat-alat pemuatan tersebut telah cara wawancara dan pengamatan. Adapun
memenuhi syarat keamanannya. “Pada hal-hal yang diamati adalah tentang
kapal pelayaran samudera maka setiap pelaksanaan bongkar muat dengan
tiang pada umumnya paling sedikit 2 menggunakan crane kapal, yang
boom (batang pemuat)” (Istopo, kegiatannya dilaksanakan di kapal MV.
1999:17). Oriental Jade. Dengan adanya penelitian ini
diharapkan hubungan antara pokok

2016
Jurnal Dinamika Bahari
Vol. 8 No. 2 Edisi Mei 2018

permasalahan dengan metode diperoleh dengan analisis. Berdasarkan


pemecahannya akan lebih jelas, sehingga cara memperolehnya, data yang
selanjutnya dapat dicari usaha dan upaya diperoleh selama penelitian sebagai
untuk menanggulangi masalah tersebut. pendukung tersusunnya penulisan
1. Metode deskriptif penelitian ini diantaranya :
Metode penelitian deskriptif adalah 1. Data primer
metode penelitian yang dilakukan untuk Data Primer adalah data yang berasal
mengetahui nilai variabel mandiri atau dari sumber asli atau pertama. Data ini
lebih (independen) tanpa membuat tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi
perbandingan atau menggabungkan ataupun dalam bentuk file-file. Data ini
antara variabel satu dengan yang lain. harus dicari melalui narasumber atau
(Sugiyono, 2012:35). Pada bagian ini dalam istilah teknisnya responden, yaitu
peneliti akan mendeskripsikan tentang orang yang kita jadikan objek penelitian
pelaksanaan bongkar muat dengan atau orang yang kita jadikan sebagai
menggunakan crane kapal. sarana mendapatkan informasi ataupun
2. Metode kualitatif data. Penulis memperoleh data melalui
Metode penelitian kualitatif adalah wawancara dengan Mualim I MV.
metode penelitian yang berlandaskan Oriental Jade yang berhubungan dengan
pada filsafat post positivisme, digunakan pelaksanaan bongkar muat dengan
untuk meneliti pada kondisi objek yang menggunakan crane kapal.
alamiah, (sebagai lawannya adalah 2. Data sekunder
eksperimen) di mana peneliti adalah Data sekunder merupakan data yang
sebagai instrumen kunci, teknik sudah tersedia sehingga kita tinggal
pengumpulan data dilakukan secara mencari dan mengumpulkan. Data
triangulasi (gabungan), analisis data sekunder dapat diperoleh dengan mudah
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil dan cepat. Karena sudah tersedia,
penelitian lebih menekankan makna misalnya di perpustakaan, organisasi-
generalisasi. (Sugiyono, 2012:13). organisasi perdagangan, dan kantor-
Menurut Sukardi dalam bukunya kantor pemerintah.
Metodologi Penelitian Pendidikan Beberapa pertimbangan dalam
(2003:53), menerangkan bahwa yang mencari data sekunder:
dimaksud dengan tempat penelitian yaitu a. Jenis data sesuai dengan tujuan
tempat di mana proses studi yang penelitian yang sudah ditentukan.
digunakan untuk memperoleh b. Data sekunder yang dibutuhkan
pemecahan masalah penelitian bukan menekankan pada jumlah
berlangsung. Penelitian ini dilakukan tetapi pada kualitas, oleh karena
selama penulis melaksanakan praktek itu harus selektif dan hati-hati.
laut di atas kapal MV. Oriental Jade c. Data sekunder biasanya digunakan
armada milik PT. Salam Pacific sebagai pendukung data primer,
Indonesia Lines berbendera Indonesia oleh karena itu keduanya saling
dengan homeport Jakarta yang beralamat digunakan sebagai sumber
Jl. Kali Anak No. 51 F, Surabaya. Pada informasi untuk menyelesaikan
saat penulis melaksanakan praktek laut masalah penelitian.
dari bulan September 2015 sampai Data menjadi sangat penting bagi
dengan bulan September 2016. diperolehnya jawaban yang benar atas
Data adalah suatu informasi yang masalah yang diteliti. Untuk
digunakan dalam suatu penelitian agar memperoleh jawaban yang benar,
dapat dilakukan pembahasan. Data yang diperlukan data yang benar, dan untuk

2017
Penanganan Bongkar Muat Dengan Crane Kapal Di Mv. Oriental Jade

Vega F. Andromedaa dan Danang Wahyu Pratamab

memperoleh data yang benar diperlukan Sosial (2004:133), teknik


metode pengumpulan yang benar. dokumentasi yaitu cara pengumpulan
Di dalam penelitian ini penulis data melalui peninggalan tertulis,
menggunakan beberapa metode terutama berupa arsip-arsip dan
pengumpulan data antara lain : termasuk juga buku-buku tentang
1. Metode observasi pendapat, teori, dalil atau hukum-
Menurut Nazir (2005:175), hukum dan lain-lain yang
pengumpulan data dengan observasi berhubungan dengan masalah
langsung atau dengan pengamatan penyelidikan.
langsung adalah cara pengambilan Menurut Supardi (2003:7), dalam
data dengan menggunakan mata proses penelitian, pengetahuan yang
tanpa ada pertolongan alat standar diperoleh dari kepustakaan yang
lain untuk keperluan tersebut. Dalam relevan dengan topik sangat penting
hal ini penulis melaksanakan dan perlu, karena dapat memberikan
pengamatan secara langsung saat latar belakang informasi, memberikan
melaksanakan praktek laut di MV. arahan terhadap pendekatan teoritis
Oriental Jade, khususnya saat yang sesuai, menunjukkan bidang
pelaksanaan bongkar muat dengan topik yang harus dimasukkan ke
menggunakan crane kapal. dalam atau dikeluarkan dari fokus
2. Metode Wawancara penelitian, dan menghindari
Menurut Nazir (2005:193), terjadinya duplikasi penelitian yang
wawancara adalah proses tak perlu. Kepustakaan yang paling
memperoleh keterangan untuk tujuan penting adalah yang berisi hasil,
penelitian dengan cara tanya jawab, penelitian yang pernah dilakukan
sambil bertatap muka antara oleh penelitian orang lain.
pewawancara dengan atau responden
dengan menggunakan alat yang IV. DISKUSI
dinamakan interview guide.
Wawancara sebagai metode Berdasarkan analisa penelitian di atas
pengumpul data, adanya komunikasi kapal, penulis menemukan beberapa
langsung antara penulis dengan permasalahan yang berhubungan dengan
sasaran penelitian yaitu Mualim I di perawatan alat bongkar muat khususnya
MV. Oriental Jade sebagai derrick boom (batang pemuat derek) yaitu
narasumber. tentang :
3. Metode Kepustakaan 1. Pelaksanaan bongkar muat dengan crane
Metode kepustakaan digunakan kapal
dengan maksud untuk mendapatkan Dalam penelitian ini, pelaksanaan
atau mengumpulkan data dengan bongkar muat dengan menggunakan
jalan mempelajari buku-buku yang crane kapal dapat ditemukan pada hal
berkaitan dengan pokok masalah yang terkait dengan persiapan,
yang diteliti, juga sebagai pelengkap pelaksanaan, dan perawatan crane.
data apabila terdapat kesulitan dalam Persiapan sebelum pelaksanaan bongkar
pemecahan-pemecahan masalah muat dengan crane, pelaksanaan
dalam penelitian. bongkar muat dengan crane serta
4. Dokumentasi perawatan crane diantaranya meliputi:
Menurut Hadari Nawawi dalam a. Persiapan sebelum pelaksanaan
bukunya Metode Penelitian Bidang bongkar muat

2018
Jurnal Dinamika Bahari
Vol. 8 No. 2 Edisi Mei 2018

1) Persiapan crane yang akan b. Muatan diangkat dengan HMC


digunakan untuk kegiatan (Harbour Mobile Crane)
bongkar muat HMC (Harbour Mobile Crane)
2) Persiapan alat bongkar muat alat bongkar muat di pelabuhan
3) Persiapan Tenaga Kerja /crane yang dapat berpindah pindah
Bongkar Muat tempat serta memiliki sifat yg flexible
b. Aktivitas pembongkaran dan sehingga bisa digunakan untuk
pemuatan dengan menggunakan bongkar/muat peti kemas dengan
crane kapal : kapasitas angkat/SWL (Safety Weight
1) Aktivitas pembongkaran Load) sampai dgn 100 ton. Untuk
dengan menggunakan crane mengangkat muatan yang melebihi
kapal SWL crane dapat dengan mudah di
2) Aktivitas pemuatan dengan angkat.
menggunakan crane kapal Pelaksanaan bongkar muat dengan
2. Muatan yang melebihi SWL crane menggunakan crane kapal di MV.
kapal. Oriental Jade dilaksanakan oleh pihak
Safe Working Load (Beban Kerja kapal yang dioperatori oleh pihak darat
Aman) adalah beban maksimum yang dengan cara membongkar muatan untuk
ditanggung oleh sling pada saat benda diturunkan ke darat dengan
diangkat secara tidak langsung karena menggunakan crane kapal dan
adanya pengikatan sling pada benda. mengangkat muatan untuk dinaikkan ke
Sling tidak digunakan untuk mengangkat masing-masing palka sesuai dengan
beban yang melebihi SWL yang tertera stowage plan yang dibuat oleh Mualim I
pada label sebuah sling. Muatan yang menggunakan crane kapal. Berdasarkan
melebihi SWL adalah muatan yang analisa penelitian di atas kapal, penulis
bobotnya melebihi kapasitas beban kerja menemukan beberapa permasalahan
aman. Jumlah crane di MV. Oriental yang berhubungan dengan pelaksanaan
Jade berjumlah 3 crane, dengan masing- bongkar muat dengan menggunakan
masing kapasitas SWL 30 ton, 30 ton, crane kapal yaitu tentang:
dan 25 ton. Muatan yang melebihi SWL 1. Pelaksanaan bongkar muat dengan
crane tidak bisa diangkat jika hanya menggunakan crane kapal.
mengandalkan satu crane dengan Berdasarkan dengan apa yang
maksimal SWL 30 ton. Maka dari itu telah penulis amati di atas kapal,
cara menangani muatan yang melebihi penulis akan menjelaskan tentang
SWL crane adalah dengan cara berikut: bagaimana pelaksanaan bongkar muat
a. Muatan diangkat dengan 2 crane dengan menggunakan crane kapal:
Ketika menemukan muatan yang a. Persiapan sebelum bongkar
melebihi SWL crane maka cara muat
menanganinya adalah dengan cara Sesaat setelah kapal sandar di
menggunakan 2 crane yang pelabuhan bongkar muat Sorong,
digabungkan untuk mengangkat cadet dan crew membuka lashing
beban yang melebihi SWL. Dengan muatan. Sebelumnya menanyakan
menggabungkan 2 crane untuk kepada Mualim I palka mana yang
mengangkat, maka tanggungan beban akan dibongkar atau dimuat, agar
pada masing-masing crane menjadi pelaksanaan melepas lashing
lebih ringan. terlaksana dengan benar. Setelah
lashing muatan telah selesai
dibuka, crew akan mempersiapkan

2019
Penanganan Bongkar Muat Dengan Crane Kapal Di Mv. Oriental Jade

Vega F. Andromedaa dan Danang Wahyu Pratamab

crane untuk kegiatan bongkar Drum ini berbentuk


muat. Adapun kegiatan tersebut lingkaran dan menjadi
adalah : wadah bagi wirerope. Di
1) Persiapan crane yang akan drum ini, wirerope tergulung
digunakan untuk kegiatan rapi dan dengan bentuk
bongkar muat. drum yang melingkar
Dari hasil wawancara memudahkan wirerope
dengan narasumber yaitu untuk keluar masuk ketika
Mualim I tentang bagaimana dioperasikan. Putaran
cara menghidupkan crane yang wirerope di dalam wire
akan digunakan untuk kegiatan drum harus dicek dan
bongkar, dikatakan bahwa : diperhatikan agar tidak
“Mualim I akan menghubungi terbelit di dalam wire drum.
Engine Control Room untuk c) Wirerope
meminta menghidupkan crane Wirerope ini terdapat di
untuk digunakan dalam wiredrum. Panjangnya 200
kegiatan bongkar muat yang meter dalam 1 gulungan.
membutuhkan daya lebih besar Wire ini harus selalu
maka untuk menunjang hal diberikan grease agar tidak
tersebut dibutuhkan peran berkarat. Mengecek
Departemen Mesin” wirerope dapat dilakukan
Dalam pelaksanaan dengan 2 cara yaitu:
persiapan crane, semua bagian i) Secara visual
crane harus dicek sebelum Lihat fisik dari
digunakan dalam kegiatan wirerope sling apakah
bongkar muat, oleh karena itu fisik berubah mengecil,
Mualim I sebagai perwira yang bengkok atau ada
bertanggung jawab terhadap kerusakan lain misalnya
muatan perlu mengadakan ada wire yang putus
pengecekan dan pendataan (dalam ukuran panjang 1
tentang alat-alat tersebut. meter terdapat wire 6
Adapun bagian crane yang putus wirerope tersebut
harus dicek diantaranya : sudah tidak layak pakai).
a) Cargo Block Metode ini dilakukan
Cargo block digunakan pada setiap saat waktu
untuk mengaitkan sling wire sling digunakan.
yang akan digunakan untuk ii) Menggunakan alat
mengangkat muatan harus ukur
dicek dengan benar. Guna Ukur dimensi wirerope
memastikan kelayakan sling, jika dimensi
cargo block maka bosun menyusut 10 % dari
akan mengecek cargo block ukuran aslinya maka
tersebut kemudian wirerope tersebut sudah
melaporkan kepada Mualim tidak layak pakai.
I bahwa cargo block siap d) Motor
untuk digunakan. Motor listrik dengan
b) Wire drum memanfaatkan medan

2020
Jurnal Dinamika Bahari
Vol. 8 No. 2 Edisi Mei 2018

magnet untuk tergantung dari muatan yang


menciptakan gerakan. akan diangkat. Jika muatan
Gerakan tersebut yang diangkat semakin berat
menggerakkan gear maka jenis dan diameter
kemudian diteruskan ke sling juga akan semakin
drum. bertambah. Sling yang
2) Persiapan alat bongkar muat digunakan di atas kapal
Persiapan alat bongkar muat mempunyai beban
merupakan hal yang penting maksimum hingga 35 ton.
guna menunjang kegiatan Jika beban melebihi 35 ton,
bongkar muat dengan maka sling wire akan putus
menggunakan crane kapal karena tidak kuat menahan.
dapat berjalan dengan baik dan c) Cargo hook
tanpa kendala. Karena Cargo hook befungsi untuk
persiapan ini berkaitan dengan mengaitkan pada kontainer.
persiapan crane. Hal ini juga Petunjuk penggunaan cargo
diungkapkan oleh Narasumber hook:
yaitu Mualim I tentang i) Lakukan pemeriksaan
persiapan alat bongkar muat, berkala apakah ada
dikatakan bahwa : keretakan, cuil, bengkok
“Persiapan alat bongkar muat dan faktor lain yang
merupakan hal yang penting dapat menyebabkan
yang berkaitan dengan kegiatan kerusakan pada hook.
bongkar muat dengan crane ii) Lakukan pemeriksaan
kapal agar berjalan dengan oleh crew yang sudah
baik dan tanpa kendala ” berpengalaman
Alat bongkar muat yang misalnya bosun.
harus dipersiapkan adalah iii) Untuk penggunaan hook
sebagai berikut: bekas harus dilakukan
a) Spreader inspeksi dengan
Spreader adalah alat bantu magnetic particle dan
untuk mengangkat Dye Penetrant oleh
kontainer. Spreader orang yang
berfungsi untuk berpengalaman terlebih
menyebarkan beban dari 1 dahulu secara berkala.
lifting point dari crane atau iv) Jangan menggunakan
lifting equipment lainnya hook yang sudah
menjadi beberapa titik. mengalami pemegaran
Spreader dapat diatur leher maksimal 5 % dari
panjang pendeknya sesuai bentuk awal.
panjang kontainer. v) Jangan menggunakan
b) Sling wire hook yang bengkok dan
Sling wire nantinya akan jangan berusaha
dikaitkan dengan cargo meluruskan hook yang
block, dan dipasangi cargo telah bengkok untuk
hook. Sling wire ini dipakai lagi.
mempunyai jenis dan
diameter berbeda-beda

2021
Penanganan Bongkar Muat Dengan Crane Kapal Di Mv. Oriental Jade

Vega F. Andromedaa dan Danang Wahyu Pratamab

vi) Berat beban tidak boleh i) Foreman yang


melebihi working load ditunjuk perusahaan
hook. akan naik ke kapal
vii) Dilarang memperbaiki, ketika kapal telah
meluruskan, selesai sandar di
mengerjakan ulang dermaga. Foreman
ataupun membentuk akan menemui Mualim
ulang hook dengan cara I selaku perwira
dipanaskan, dibakar, penanggung jawab
dilelehkan ataupun di muatan utntuk
press. menyerahkan bayplan
viii) Jangan menggunakan kemudian memastikan
hook dengan posisi kapal siap untuk
terhalang benda atau melaksanakan kegiatan
balok. bongkar muat sesuai
ix) Jangan menggunakan bayplan.
hook dengan posisi ii) Sebelum melaksanakan
dimiringkan. aktivitas bongkar muat,
3) Persiapan Tenaga Buruh terlebih dahulu
Bongkar Muat (TKBM) Mualim I meminta
Tenaga Buruh Bongkar kepada Engine Control
Muat (TKBM) biasanya 1-2 Room untuk standby
regu yang terdiri dari 8-12 crane untuk digunakan
orang setiap regunya. Jam kerja kegiatan bongkar muat.
TKBM diatur dalam shift jam b) Penggunaan Alat
kerja selama 8 jam termasuk Bongkar Muat:
istirahat 1 jam kecuali hari i) TKBM yang sudah
jum’at siang istirahat 2 jam, berada di atas kapal
untuk kegiatan bongkar muat akan membuka lashing
dengan penggantian tenaga peti kemas sesuai
kerja bongkar muat pada setiap arahan dari foreman.
gilir kerja. Mereka akan dibagi Tidak semua lashing
tugas sesuai tugasnya masing- dibuka di pelabuhan
masing. Setiap orang tersebut karena muatan
mempunyai tugas kerja juga dibongkar di
tersendiri, diantaranya sebagai: pelabuhan yang lain.
a. Operator crane ii) Spreader beams/wire
b. Signalman ropes/steel bars (lifting
c. Buruh bongkar equipment) harus
d. Buruh muat dipasang dengan benar
b. Aktivitas bongkar muat dengan agar ketika peti kemas
crane kapal diangkat dengan crane
1) Aktivitas pembongkaran kapal tidak jatuh atau
dengan menggunakan crane mengalami kerusakan.
kapal: iii)Masing-masing sudut
a) Perlengkapan dokumen peti kemas tersebut
dan komunikasi: akan dikaitkan oleh

2022
Jurnal Dinamika Bahari
Vol. 8 No. 2 Edisi Mei 2018

TKBM dengan benar 2) Aktivitas pemuatan dengan


guna menghindari crane kapal
terlepasnya kaitan a) Posisikan dengan benar
ketika diangkat dengan spreader beams/wire
crane kapal. ropes/steel bars (lifting
iv) Operator crane kapal equipment) di atas peti
dan foreman akan kemas. TKBM akan
berkomunikasi dengan memasang spreader
walkie talkie ketika beams/wire ropes/steel
pelaksanaan bongkar bars (lifting equipment)
muat. Operator crane pada masing-masing
akan membongkar sudut peti kemas.
sesuai daftar peti Signalman akan memberi
kemas. aba-aba ketika
v) Foreman/Supervisor pemasangan telah siap.
akan memeriksa b) Angkat peti kemas
apakah peti kemas dimaksud sesuai dengan
yang dibongkar daftar peti kemas muat ke
tersebut benar, kapal tersebut. Jika sudah
kemudian foreman siap maka signalman
memberikan perintah akan memberi aba-aba
kepada operator crane kepada operator crane
untuk mengangkat peti untuk mengangkat peti
kemas. kemas tersebut ke atas
vi) TKBM akan kapal sesuai bay plan.
membantu operator c) TKBM (Signalman)
crane selama memandu operator crane
pelaksanaan bongkar, kapal selama pemuatan
sebagian TKBM peti kemas di bay kapal.
memasang lifting Selama kegiatan
equipment, kemudian pemuatan, signalman
salah satu TKBM tetap memandu operator
memberikan hand crane kapal hingga peti
signal untuk memberi kemas benar-benar
aba-aba kepada dimuat di bay kapal.
operator crane. Operator crane kapal
vii) Setelah peti kemas meletakkan peti kemas
berhasil diangkat sesuai dengan bay yang
menuju truck ditentukan.
trailer/on chassis, d) Sebelum peti kemas
kemudian TKBM di diletakkan di bay kapal,
darat melepas lifting TKBM terlebih daluhu
equipment yang memasang cones agar
terpasang pada muatan tidak bergeser
masing-masing sudut. ketika kapal miring atau
terkena cuaca buruk.
Cones juga dipasang pada
masing-masing sudut

2023
Penanganan Bongkar Muat Dengan Crane Kapal Di Mv. Oriental Jade

Vega F. Andromedaa dan Danang Wahyu Pratamab

diantara dua peti kemas kerusakan yang fatal, misalnya


yang disusun tegak. rusaknya cargo block, putusnya wire.
e) Jika in hold telah penuh Karena kapasitas SWL crane di kapal
maka operator crane hanya mampun mengangkat beban
akan menutup palka tidak lebih dari 30 ton”.
kemudian melanjutkan Mualim I akan melakukan rencana
pemuatan on deck. untuk menangani muatan tersebut
f) Pelaksanaan pemuatan agar dapat diangkat tanpa merusak
telah selesai, kemudian crane. Di sini peran Mualim I sebagai
TKBM melakukan perwira yang bertanggung jawab
pelashingan peti kemas terhadap muatan sangat dibutuhkan.
pada setiap tier dengan Berikut cara untuk menangani
lashing silang. muatan SWL crane yang
Kegiatan tersebut dilakukan ketika direncanakan oleh Mualim I:
sedang melaksanakan bongkar muat a. Muatan diangkat dengan 2
di Pelabuhan Sorong, dikarenakan di crane
Pelabuhan Sorong tidak ada alat SWL crane di kapal MV.
bongkar muat HMC (Harbour Mobile Oriental Jade hanya 30 ton.
Crane) maupun CC (Container Sedangkan beban yang
Gantry Crane). Kegiatan bongkar diangkat berkisar 35 ton.
muat hanya dengan crane kapal Dengan cara menggabungkan 2
ataupun dengan menyewa base crane crane untuk mengangkat
untuk kapal-kapal yang tidak muatan tersebut beban yang
dilengkapi dengan crane kapal. Pada ditanggung oleh masing-masing
saat melakukan kegiatan bongkar crane tidak terlalu berat
muat dengan menggunakan crane, sehingga muatan dapat diangkat
penulis menemukan hambatan yang dengan 2 crane yang diangkat
mengganggu kelancaran pelaksanaan bersama-sama.
bongkar muat. Pengangkatan dengan
menggunakan crane sangat
2. Jika muatan melebihi SWL crane beresiko tinggi jika tidak
kapal diperhitungkan dengan baik dan
Pelaksanaan bongkar muat dengan dilakukan sesuai prosedur.
menggunakan crane kapal Berikut adalah cara
mempunyai kendala-kendala. Muatan pengangkatan muatan dengan 2
yang melebihi SWL tidak bisa crane :
dipaksa untuk diangkat, karena beban 1) Hanya personil yang
melebihi kapasitas. Jika tetap berwenang memegang SIO
dipaksakan maka yang terjadi adalah yang diperbolehkan
rusaknya cargo block dan wire akan mengoperasikan crane;
putus. Dari hasil wawancara dengan 2) Crew yang melakukan
narasumber yaitu Mualim I tentang pengikatan
muatan yang melebihi SWL crane (rigging/slinging) akan
dikatakan bahwa: diberi pelatihan khusus;
“muatan yang melebihi SWL crane 3) Pemeriksaan harian
tidak bisa dipaksa untuk diangkat, terhadap crane dan alat
jika dipaksa akan mengakibatkan bantu angkat harus

2024
Jurnal Dinamika Bahari
Vol. 8 No. 2 Edisi Mei 2018

dilakukan sebelum 12) Jangan memanjat atau


pengoperasian; menuruni peralatan yang
4) Semua sling, tali kawat sedang bergerak. Jangan
baja dan lain-lain harus meloncat dari peralatan
ditangani, dilumasi dan apapun. Gunakan kedua
disimpan dengan benar tangan saat naik atau turun
untuk mencegah terpelintir, dari suatu peralatan;
karat, dan putusnya kawat 13) Hindari tangan anda dari
dapat menimbulkan bahaya titik jepit saat mengait,
bagi crew. Penanganan menyambung atau
sling harus diperhatikan menjepit;
dengan serius agar dapat 14) Tali pengaman (tag line)
menunjang pelaksanaan harus digunakan untuk
bongkar muat yang efektif; pengangkatan beban yang
5) Pengalas yang sesuai harus panjang;
digunakan untuk mencegah 15) Semua kait harus dililit,
kerusakan pada sling, kecuali bila sudah
rantai dan sebagainya, pada dilengkapi dengan palang
saat bergesekan dengan pengaman;
permukaan atau ujung yang 16) Hanya satu orang, yang
tajam; harus diketahui operator,
6) Pengait dan shackle harus yang boleh memberikan
dilengkapi dengan kode atau isyarat kepada
pengaman yang efektif operator;
untuk memastikan beban 17) Operator crane harus
tidak terjatuh dengan tiba- diberi pengarahan oleh
tiba; supervisor mereka sebagai
7) Pakailah sarung tangan bagian dari job safety
ketika memegang tali analysis;
kawat; 18) Pertimbangan terhadap
8) Ketahui beban kerja aman faktor-faktor keselamatan
yang tertera pada alat takel kerja harus dievaluasi
atau tali-temali yang ulang jika sudut sling
digunakan. Jangan sampai melebihi 600;
melebihi batas maksimum; 19) Karena pertimbangan akan
9) Hitung total berat beban berat dan pusat gaya berat,
sebelum diikat; maka semua muatan harus
10) Periksalah semua dicek sebelum diangkat.
perangkat keras, peralatan, Pastikan peralatan
alat tackel dan sling pengangkatan sesuai
sebelum digunakan dan dengan kapasitasnya;
laporkan peralatan yang 20) Gunakan sling berkaki
rusak kepada Supervisor; banyak, bukan gabungan
11) Dilarang menunggangi alat sling dari kaki tunggal.
pengangkut, muatan, atau Jangan mengangkat beban
setiap permukaan bulat di memakai satu dari sling
crane dan alat derek kaki banyak sebelum kaki-
lainnya;

2025
Penanganan Bongkar Muat Dengan Crane Kapal Di Mv. Oriental Jade

Vega F. Andromedaa dan Danang Wahyu Pratamab

kaki yang tidak terpakai tidak terjadi kesalahan


diikat dengan aman; ketika proses pengangkatan
21) Rapat pra-pengangkatan dilaksanakan;
(Pre-lift meeting); 27) Laksanakan pengangkatan
Membahas penentuan tugas muatan dengan hati-hati
dan peran semua pihak, dan sesuai aba-aba tangan
macam cara pengangkatan, dari signalman yang
tingkatan personil yang ditunjuk.
terlibat. b. Muatan diangkat dengan HMC
22) Persiapan pengangkatan (Harbour Mobile Crane)
(Lift Preparation). Inspeksi HMC (Harbour Mobile
crane/mesin pengangkat, Crane) merupakan fasilitas
peralatan, shackle dan bongkar muat yang disediakan
sling, melaporkan oleh pelabuhan, ketika
komponen untuk menjumpai muatan yang
perbaikan, pengujian melebihi SWL crane, maka
fungsi operasi crane, HMC (Harbour Mobile Crane)
identifikasi ukuran sling dapat digunakan sebagai pilihan
yang tepat dan shackle kedua jika dengan
untuk pengangkatan beban; menggunakan 2 crane tidak
23) Komunikasi dengan mampu mengatasi. HMC
personil di lingkungan (Harbour Mobile Crane)
kerja (dilakukan secara mempunyai kapasitas SWL
lisan dan melalui radio); beragam sesuai tipenya.
24) Sinyal (isyarat) penggunaan Kapasitas SWL antara 40 ton
radio dan atau aba-aba hingga 100 ton. Sangat efektif
tangan/hand signal yang untuk mengangkat beban yang
ditunjuk; tidak mampu diangkat oleh
25) Gerakan putaran (swing) crane kapal.
crane tidak boleh men- Dalam pengoperasiannya,
swing beban, menjaga titik HMC (Harbour Mobile Crane)
pusat tegak lurus dengan tidak terlalu rumit dan
hook pada boom; membutuhkan banyak orang
26) Pengangkatan khusus seperti menggunakan crane
(Non-routine operation); kapal. Lebih ringkas dan mudah
Kehati-hatian terhadap menggunakan HMC (Harbour
kerja aman, untuk heavy Mobile Crane). Crew kapal
lifting cargo, pandangan tidak terlibat dalam penggunaan
operator yang terhalang, HMC (Harbour Mobile Crane)
kapal yang beroperasi karena telah ditangani oleh
disekitarnya, bongkar muat pihak darat, mulai dari
dari bagian kapal, persiapan hingga proses
penangan cargo tanpa tag pengangkatan muatan sampai
line, Pandangan yang berada di atas kapal dengan
terbatas, cuaca selamat.
buruk/gelombang besar Dengan kapasitas SWL yang
harus diperhatikan agar besar, HMC (Harbour Mobile

2026
Jurnal Dinamika Bahari
Vol. 8 No. 2 Edisi Mei 2018

Crane) dapat dengan mudah 2. Jika muatan yang melebihi SWL


mengangkat beban yang crane :
melebihi kapasitas SWL crane. a) Muatan yang melebihi SWL crane
Pelaksanaan pengangkatannya dan di darat tidak tersedia CC
pun tidak terlalu membutuhkan (Container Crane) maupun HMC
banyak orang, berikut adalah (Harbour Mobile Crane) maka
cara pengangkatan dengan dapat diatasi oleh crew kapal
HMC (Harbour Mobile Crane): dengan alternatif menggunakan
1) Pasang lifting equipment dua crane yang digunakan
yaitu spreader bar beserta bersama-sama atau digabungkan
chainsling yang sudah untuk mengangkat muatan tersebut
terpasang pada cargo block serta bagaimana cara
HMC (Harbour Mobile menanganinya.
Crane). b) Menggunakan HMC (Harbour
2) Pasang chainsling pada Mobile Crane) lebih kecil resiko
muatan yang akan diangkat, kegagalan dalam mengangkat
pastikan semua terpasang beban muatan yang melebihi SWL
dengan benar. crane kapal, karena HMC
3) Jika sudah terpasang dengan (Harbour Mobile Crane)
benar, beban diangkat pelan- menpunyai SWL yang lebih besar.
pelan dengan memerhatikan
keadaan sekitar. 2. Saran
4) Ketika muatan sudah berada Berdasarkan hasil pembahasan di atas
di atas deck, lepaskan mengenai pelaksanaan bongkar muat
chainsling yang terpasang dengan menggunakan crane kapal, maka
pada muatan. penulis memberi saran sebagai berikut.
1. Pelaksanaan bongkar muat dengan
V. PENUTUP menggunakan crane kapal di MV.
Oriental Jade :
1. Simpulan a) Sebelum persiapan bongkar muat
Simpulan yang dapat diambil dari dengan menggunakan crane kapal
penelitian tentang pelaksanaan bongkar sebaiknya diadakannya meeting
muat dengan menggunakan crane kapal di untuk memberikan pengarahan
MV. Oriental Jade adalah : terhadap crew tentang prosedur
1. Pelaksanaan bongkar muat dengan yang baik dan benar, sehingga
menggunakan crane kapal di MV. diharapkan dapat terlaksana
Oriental Jade : kerjasama yang baik.
a) Dengan adanya persiapan yang b) Kegiatan bongkar muat yang dapat
baik sebelum bongkar muat berjalan dengan lancar sebaiknya
dengan menggunakan crane didukung oleh pihak kapal dan
menentukan lancar dan tidaknya pihak darat. Serta penyediaan alat
pelaksanaan bongkar muat. bongkar muat yang baik dan siap
b) Kegiatan bongkar muat dengan digunakan.
menggunakan crane dapat berjalan 2. Jika muatan melebihi SWL crane :
lancar karena sesuai dengan a) Menggunakan 2 crane untuk
prosedur. mengangkat muatan yang melebihi
SWL crane sangat tinggi
resikonya, lebih baik dilakukan

2027
Penanganan Bongkar Muat Dengan Crane Kapal Di Mv. Oriental Jade

Vega F. Andromedaa dan Danang Wahyu Pratamab

rapat pra-pengangkatan (Pre-lift Salim, Abbas. 2004. Manajemen


meeting). Membahas penentuan Transportasi. Jakarta: Raja
tugas dan peran semua pihak, Gravindo Perkasa
macam cara pengangkatan,
tingkatan personel yang terlibat. Sarwono, Jonathan. 2006. Metode
b) Jika di darat terdapat HMC Penelitian Kualitatif dan
(Harbour Mobile Crane) lebih Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
baik menggunakan HMC
(Harbour Mobile Crane) daripada Supardi. 2003. Kerangka Dasar dan
menggunakan crane kapal, karena Paradigma Penelitian. Semarang:
HMC (Harbour Mobile Crane) Universitas Negeri Semarang
menpunyai SWL yang lebih besar
daripada crane kapal dan agar Suwiyadi, HR. M. Transportasi Laut dan
lebih aman guna memperkecil Bisnis Pelayaran. Semarang:
kecelakaan kerja dan melindungi Politeknik Ilmu Pelayaran
crew kapal dan muatan. Semarang

DAFTAR PUSTAKA

Komarudin. 2004. Ensiklopedia


Manajemen. Bandung: Penerbit
Almuni

Martopo, Arso dan Soegiyanto. 2004.


Penanganan dan Pengaturan
Muatan. Semarang: Politeknik Ilmu
Pelayaran Semarang

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi


Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya

________. 2006. Metodologi Penelitian


Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya

Sukardi. 2003. Metode Penelitian


Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor:


Ghalia Indonesia

Nawawi, Hadari. 2004. Metode Penelitian


Bidang Sosial. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada

2028

Anda mungkin juga menyukai