Anda di halaman 1dari 26

BAB II

UNIT UTILITAS
2.1 Pengertian Utilitas
Utilitas merupakan bagian pendukung serta penunjang
berlangsungnya suatu proses dalam industri (suport industri) seperti air
pendingin, bahan bakar, penyedia udara, dll. Oleh karena itu, bagian ini
menjadi sangat penting fungsinya dalam menjalankan proses produksi.
Baik buruknya kualitas hasil dari utilitas akan berdampak langsung
terhadap pengoperasian dan hasil produksi.

2.2 Water Treatment Plant


Dalam dunia industri, air adalah salah satu hal terpenting dalam
suatu pabrik/industri baja. Water Treatment merupakan suatu cara atau
bentuk pengolahan air dengan cara-cara tertentu dengan tujuan untuk
mengolah air dari kualitas yang kurang bagus agar mendapatkan kualitas
air yang standar. Pengolahan air bersih ini dikarenakan fungsi atau peranan
air begitu penting untuk kegiatan industri khususnya pada industri baja.
Disebabkan sifat yang mudah bercampur dengan bahan lainnya, maka
seringkali air tercampur zat pengotor. Maka dari itu air wajib dipisahkan
dari zat pengotor agar dapat digunakan. Dalam peranannya air adalah
suatu media pendingin atau cooling system pada perusahaan baja baik
pendinginan langsung/direct ataupun pendinginan tidak langsung/indirect.
Penyedia air untuk proses produksi PT Krakatau Wajatama diperoleh dari
PT Krakatau Tirta Industri.
Pendinginan langsung/direct digunakan untuk pendinginan baja
pada cooling bed, sebagai pendingin roll, pendingin cold saw, serta
pendingin quenchy/SBQ. Sedangkan pendinginan tidak langsung
digunakan untuk mendinginkan skid furnace, motor-motor penggerak,
tanki hidrolik, damper furnace bar mill. Flow air untuk proses produksi
section mill plant dan bar mill plant pada direct pump mempunyai
kapasitas debit air, yaitu 1080 m3/jam. Sedangkan pada indirect pump,

Liandhi Fadillah / D12519053 14


yaitu untuk pendingin skid dengan kapasitas 420 m3/jam dan untuk
pendingin motor-motor penggerak dan lainnya yaitu sekitar 500-700
m3/jam.
2.2.1 Instalasi Sistem Perpipaan PT Krakatau Wajatama
Terdapat dua sistem yang berperan penting dalam instalasi ini yaitu
direct cooling system dan indirect cooling system. Direct cooling system
adalah sistem instalasi pendinginan secara langsung, proses ini
berlangsung untuk pendinginan roll yang terdapat di tiap-tiap hot rolling
mill, agar tidak panas, agar tidak terjadi retakan pada roll dan dapat
digunakan berkelanjutan pada tahapan selanjutnya dan digunakan juga
sebagai pendingin section di cooling bed. Sedangkan indirect cooling
system digunakan untuk pendinginan motor-motor penggerak, skid
furnace, dan alat lainnya pada bar & section mill plant agar terhindar
dari kerusakan dan proses ini berlangsung secara terus-menerus dalam
sistem tertutup.
Pada cooling tower terdapat dua penampungan yaitu :
1. Sistem langsung (direct) adalah sistem aliran air terbuka (open
circuit) dimana air yang telah digunakan untuk proses pendinginan pada
mill baik untuk pendinginan roll pada tiap-tiap stand, pendinginan
section pada cooling bed atau pada cold saw. Air tersebut akan mengalir
dan bertemu pada titik terendah (flume) baik yang berasal dari bar mill
maupun section mill dan setelah itu mengalir ke bak scale pit. Terdapat 3
bagian pada bak scale pit dimana air yang terdapat pada bak pertama
masih bercampur dengan kerak (scale) yang kasar dan pelumas (oli).
Pada tahap ini terjadi proses pengendapan (sedimentasi), dimana
scale akan turun ke dasar bak dikarenakan massanya lebih besar
dibanding air. Setelah itu air mengalir ke bak kedua dimana scale yang
tercampur berkurang. Kemudian masuk ke dalam bak scale pit yang
ketiga, dimana endapan halus yang masih bercampur dengan air disaring
dengan strainer. Lalu dipompakan ke thickener oleh transfer pump. Di
thickener terjadi tahap sedimentasi yang kedua kalinya pada dasar
thickener. Endapan halus yang terkumpul di dasar thickener akan

Liandhi Fadillah / D12519053 15


dipompakan ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Air yang bebas
endapan akan mengalir menuju hot pond, setelah itu air didinginkan di
cooling tower dengan cara dialirkan oleh cooling tower pump dan
dispraykan oleh nozzle. Pada proses ini temperatur air diinginkan sampai
30 oC, setelah air mencapai suhu tersebut, air dipompakan oleh direct
pump untuk digunakan kembali ke proses pendinginan pada mill.
Proses ini terjadi secara sirkulasi terus-menerus yang dapat
menyebabkan air berkurang sedikit demi sedikit akibat penguapan atau
terbuang. Maka akan ada penambahan air (make up water) dari PT
Krakatau Tirta Industri melalui valve yang dioperasikan manual oleh
operator.
2. .Sistem tidak langsung (indirect) adalah sistem aliran tertutup
(close circuit) dimana air yang telah digunakan untuk proses pendingin
diantaranya pendinginan skid furnace, motor penggerak, tangki hidrolik
dan damper furnace section mill. Air hasil pendinginan tersebut
memiliki temperatur yang panas sehingga dialirkan ke cold pond.
Setelah itu air dialirkan ke cooling tower menggunakan sprayer
pump/cooling tower pump dan dispraykan melalui nozzle. Sehingga
temperatur air menjadi lebih rendah (sekitar 30 oC). Air yang sudah
mencapai suhu yang diinginkan akan dialirkan kembali menuju proses
pendinginan tak langsung (indirect cooling system) di bar/section mill.
Proses ini disirkulasi secara terus-menerus yang berdampak sama
seperti sistem direct dan cara penanganannya pun sama. Air yang
suhunya normal tersebut akan mengalir ke pipa saluran sebesar 24 inchi
untuk masuk ke skid furnace pump dan tundem pump. Skid furnace
pump digunakan untuk mendinginkan kaki-kaki furnace pada section
mill, sedangkan tundem pump berguna untuk mendinginkan motor-motor
penggerak pada proses section mill dan bar mill. Siklus ini berlangsung
terus-menerus secara tertutup menuju cooling tower kembali. Viskositas
air pada sistem instalasi tersebut harus dijaga agar kerak-kerak/scale bisa
terendapkan dengan baik dan tidak mengganggu jalannya aliran air pada
indirect cooling system.

Liandhi Fadillah / D12519053 16


2.3 Alat Transportasi
2.3.1 Crane
Crane adalah salah satu alat berat (heavy equipment) yang dipakai
sebagai alat pengangkat dalam proyek kontruksi dengan cara mengangkat
material yang akan dipindahkan secara horizontal maupun vertikal dari satu
tempat ke tempat yang lain.
PT Krakatau Wajatama memiliki 34 unit crane yang terdiri dari 2
jenis crane yaitu bridge crane dan gantry crane yang memiliki kapasitas
yang berbeda-beda tergantung dari kegunaannya.

Gambar 2.1 Bridge crane & Gantry crane

2.3.2 Transfer Car

Transfer Car adalah suatu alat yang digunakan untuk mengangkut


(transfer) bahan baku (billet/bloom) dari gudang bahan baku menuju
tempat penyimpanan sementara sebelum dipindahkan ke excenter
menggunakan magnetic crane pada bar/section mill.
Terdapat juga satu unit transfer car pada proses pemindahan hasil
produk baja profil dari stacking ke gudang penyimpanan produk.

Gambar 2.2 Transfer Car

Liandhi Fadillah / D12519053 17


2.4 Penyedia Udara

Apabila ingin terjadi proses pembakaran maka diperlukan 3 hal yaitu : bahan
bakar, panas dan udara. Udara pembakaran berasal dari udara luar yang dialirkan
ke pipa-pipa pada requperator dengan menggunakan blower. Udara yang masuk
mempunyai temperatur sekitar 35 oC, udara yang diinginkan adalah udara panas
untuk proses pembakaran sehingga masuk furnace dipanaskan dengan
dikontakkan oleh gas buang dari furnace. Sistem penukar panas seperti heat
exchanger shell and tube.
Pada section mill plant banyak digunakan peralatan instrumentasi yang
membutuhkan udara tekan dalam pengoperasiannya. Udara tekan digunakan untuk
sistem instrumentasi ini yang berasal dari kompresor tipe screw dengan tekanan
operasi 5-6 bar.

Gambar 2.3 Compressor

2.5 Listrik dan Bahan Bakar


Listrik dan bahan bakar disupply langsung dari PT Krakatau Daya Listrik.
Konsumsi listrik untuk bagian proses Sections mill plant yaitu ± 8,000,000-
10,000,000 KWh/ton per tahunnya, pada tahun 2019 konsumsi listrik untuk
bagian proses section mill plant yaitu 9,369,030 KWh/ton per tahunnya.
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi.
Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan
dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui

Liandhi Fadillah / D12519053 18


proses pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar tersebut akan melepaskan
panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara.
Bahan bakar yang dipakai pada proses pembakaran pada furnace di PT
Krakatau Wajatama adalah natural gas. Compressed Natural Gas (CNG) di
Indonesia juga dikenal dengan istilah bahan bakar gas (BBG). CNG adalah bahan
bakar yang berasal dari gas alam yang terkompresi pada tekanan penyimpanan
200-248 bar dan berguna sebagai bahan bakar pengganti bensin, solar, dan LPG.
Bahan bakar CNG memang masih memproduksi CO2 sebagai hasil
pembakarannya, namun jauh lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan
bahan bakar yang lain. Secara ekonomis, penggunaan CNG juga lebih murah jika
dibandingkan dengan bahan bakar minyak bumi yang lain.
Konsumsi gas alam untuk proses pembakaran pada furnace section mill
plant yaitu ± 80.000-150.000 mmBTU/ton per tahunnya, pada tahun 2019
konsumsi gas alam untuk proses pembakaran pada furnace Section mill plant
yaitu 91.408 mmBTU/ton per tahunnya.

2.6 Pengolahan Limbah

Lingkungan adalah tempat dimana terdapat suatu kegiatan dan kehidupan


dari makhluk hidup. Maka dari itu untuk dapat melestarikannya perlu dilakukan
pengelolaan lingkungan.
Pengelolaan lingkungan merupakan upaya terpadu dalam pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan
pengembangan lingkungan hidup.
Pengelolaan ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai
tujuan membangun manusia seutuhnya.
2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.
4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan
generasi sekarang dan mendatang.

Liandhi Fadillah / D12519053 19


Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang
menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan. Melalui penerapan
pengelolaan lingkungan akan terwujud kedinamisan dan harmonisasi antara
manusia dengan lingkungannya. Untuk mencegah dan menghindari tindakan
manusia yang bersifat kontradiksi dari hal-hal tersebut, maka pemerintah telah
menetapkan kebijakan melalui UU lingkungan hidup.
Di PT Krakatau Wajatama khususnya terdapat berbagai limbah yang harus
diolah demi terciptanya lingkungan hidup yang sehat.
Tujuan pengelolaan limbah adalah sebagai berikut:
1. Berupaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi
pekerja dengan meminimalkan kecelakaan dan gangguan kesehatan kerja.
2. Berupaya mengembangkan semaksimal mungkin dampak positif terhadap
lingkungan dengan meningkatkan pemanfaatan dan daur ulang limbah.
3. Berupaya untuk menekan serendah mungkin dampak negatif terhadap
lingkungan dengan meminimalisasi limbah dan emisi serta penghematan energi
dan sumber daya.
Limbah di PT Krakatau Wajatama berasal dari proses pambakaran yaitu
limbah gas yang akan dibuang langsung ke atmosfer dan juga dari proses
pendinginan yaitu berupa scale yang halus dan kasar. Scale berasal dari proses
pendinginan billet atau bloom pada proses pengerolan yang terbawa oleh air
pendingin ke scale pit. Scale yang kasar dipindahkan ke bak penampung limbah
sementara menggunakan crane dan selanjutnya limbah diangkut menggunakan
mobil truk dan dipindahkan ke penampungan limbah scale kasar. Air kotor scale
pit dipompakan oleh transfer pump ke thickener. Di thickener terjadi proses
pengendapan/sedimentasi yang berfungsi agar scale yang halus mengendap di
bawah. Selanjutnya scale halus yang mengendap di thickener dipompakan
menggunakan slurry pump ke bak IPAL, limbah ini disebut sludge.
Dalam 1 tahun 1 kali limbah dalam bak sludge dipindahkan ke bak
pengeringan menggunakan mobil pengangkut (beko) dan dikeringkan secara
alami kurang lebih 6 bulan, selanjutnya limbah dijual kepada perusahaan-
perusahaan untuk diolah menjadi campuran bahan pembuatan baterai, magnet, dan
lain-lain.

Liandhi Fadillah / D12519053 20


Gambar 2.4 Limbah scale & sludge

2.7 Tugas Khusus


2.7.1 Furnace

Gambar 2.5 Furnace

Di PT Krakatau Wajatama, furnace berfungsi untuk memanaskan


bahan baku (bloom/billet) dengan temperatur tinggi sehingga bloom/billet
tersebut lunak/plastis. Tujuan bahan baku tersebut dibuat lunak adalah untuk
mempermudah dalam proses pengerolan, pembentukkan, dan pereduksian
pada hot rolled mill. Furnace di PT Krakatau Wajatama ada dua yaitu di
area bar mill dan section mill. Furnace yang akan dijelaskan ini adalah
furnace yang ada di area section mill.

2.7.1.1 Deskripsi Furnace


Furnace yang ada di area Section mill merupakan furnace
jenis reheating furnace type walking beam karena furnace ini

Liandhi Fadillah / D12519053 21


hanya digunakan untuk menaikkan temperatur billet/bloom pada
suhu tertentu. Reheating furnace ini memiliki 26 buah burner
yang terdapat 6 burner di heating zone, 20 burner di soaking
zone. Panjang furnace ini sekitar 15 m dan lebarnya 14 m.
Kapasitas furnace ini dapat menampung billet/bloom sampai ±
100 ton dengan panjang maksimal bilet 5-6 m. Furnace ini dapat
memanaskan billet hingga 92 batang. Pada saat ini furnace di
gunakan untuk memanaskan billet/bloom yang berukuran square
150-200 mm, akan tetapi furnace biasanya memanaskan 46
batang, karena billet/bloom yang digunakan saat ini berukuran
besar sehingga memerlukan waktu yang lama untuk billet/bloom
matang agar dapat menyesuaikan proses rolling di Mill

2.7.1.2 Bahan Bakar


Bahan bakar adalah suatu bahan yang mudah terbakar di
atmosfir dan energi yang dihasilkan dari pembakaran tersebut
dapat digunakan. Pada reheating furnace ini menggunakan
bahan bakar natural gas.
Gas alam adalah bahan bakar fosil berbentuk gas. Gas
alam merupakan campuran hidrokarbon yang mempunyai daya
kembang besar, dan daya tekan tinggi, berat jenis spesifik yang
rendah dan secara alamiah terdapat dalam bentuk gas. Pada
umumnya, gas alam terkumpul di bawah tanah dengan berbagai
komposoisi yang terdapat dalam kandungan minyak bumi
(associated gas).
Bahan bakar gas merupakan bahan bakar yang sangat
memuaskan sebab hanya memerlukan handling dan sistem
burner yang sangat sederhana dan hampir bebas perawatan.
Beberapa faktor pemilihan bahan bakar natural gas meliputi :
 Tersedianya saluran gas
 Keselamatan
 Logistik penyediaan

Liandhi Fadillah / D12519053 22


 Harga
Table 2.1 Komposisi bahan bakar natural gas
Methane CH4 93,3 %
Ethane C2H6 3,3 %
Nitrogen N2 1,7 %
Propane C3H8 0,7 %
Pentane C5H12 0,5 %
Carbondioxide CO2 0,3 %
Butane C4H10 0,2 %
Hydrogen sulphide H2S -

Natural Gas adalah bahan bakar yang digunakan untuk


terjadinya proses pembakaran. Natural gas akan nyala jika
sudah terdapat panas dan oksigen di furnace. Oksigen untuk
terjadinya proses pembakaran di dalam furnace didapat dari
udara sekitar dimana udara ini diserap oleh blower. Sebelum
udara masuk ke furnace udara tersebut masuk ke recuperator
disini akan terjadi proses perpindahan panas dari gas buang dari
furnace yang bersuhu 800 oC. Proses pemanasan udara ini
bertujuan agar terjadinya proses pembakaran yang cepat, karena
jika udara dalam keadaan basah maka proses pembakaran akan
lebih sulit, menghemat bahan bakar serta mempercepat proses
kenaikan suhu ruang furnace.
Temperatur api terendah adalah temperatur ketika bahan
bakar mendapat panas dan terbakar sendiri tanpa bantuan nyala
api. Masing-masing bahan bakar memiliki temperatur api yang
berbeda-beda.

Liandhi Fadillah / D12519053 23


2.7.1.3 Prinsip Kerja Furnace
Prinsip Kerja Reheating Furnace type walking beam ini
sama dengan furnace yang biasa digunakan di industri lainnya
dimana fungsinya untuk memanaskan bahan baku dalam hal ini
billet/bloom. Bahan baku dari gudang akan di transfer dengan
menggunakan transfer car lalu di angkat dengan menggunakan
crane magnet ke bagian tilting table yang digerakkan dengan 2
conveyor , lalu dipindahkan dengan excenter ke roll table
approach (grup 1&2) dan di kirim ke bagian roll table
charging (grup 3&4) dalam furnace , setelah itu billet/bloom
didorong dengan pusher hingga dapat diangkat dengan skid di
bagian ini billet/bloom akan bergerak dengan sistem hidrolik.
Pada bagian skid ini ada yang berfungsi sebagai penggerak
(move skid) dan yang diam/penopang (fix skid), pada bagian ini
juga berlangsung proses pemanasan . Di dalam furnace ini
billet/bloom dipanaskan selama ± 46 menit .
Pemanasan yang efektif dalam furnace terhadap
billet/bloom sebelum proses rolling harus dilakukan untuk
mendapatkan kondisi plastis pada billet/bloom sehingga kondisi
tersebut dapat mengurangi hambatan pada saat proses perubahan
bentuk yang berlangsung pada saat proses rolling dan dapat
mengurangi pemakaian tenaga listrik, memungkinkan dilakukan
reduksi yang tinggi dalam proses rolling, dan dapat juga
menghindari dari bahaya patahnya roll atau rusaknya
komponen-komponen lainnya. Jika billet/bloom sudah dalam
kondisi plastis maka billet/bloom tersebut akan di angkat dari
skid ke roll table oleh discharging machine agar keluar dari
furnace lalu menuju proses selanjutnya di bagian stand rolling
mill untuk proses rolling/ pembentukan.

Liandhi Fadillah / D12519053 24


2.7.1.4 Kondisi Operasi Furnace

. Kondisi Operasi Furnace ini sama seperti furnace pada


umumya dimana segitiga api itu sangat penting untuk terjadinya
proses pembakaran sempurna. Bahan bakar yang digunakan
adalah natural gas. Oksigen didapatkan dari udara luar yang
disuplai oleh blower. Sebelum udara masuk ke furnace udara
akan di filter terlebih dahulu sehinga udara yang masuk ke
dalam furnace tidak merusak atau mengganggu proses
pembakaran dan tidak merusak alat penukar panas (recuperator),
udara juga dipanaskan terlebih dahulu melalui proses pertukaran
panas dari waste gas furnace hal ini bertujuan untuk mengurangi
temperatur waste gas yang akan di buang ke atmosfer sehingga
tidak merusak lingkungan. Proses pertukaran panas ini terjadi di
dalam recuperator. Recuperator adalah alat penukar panas yang
berada di jalur udara sebelum masuk ke furnace. Bentuk
recuperator ini seperti heat exchanger shell and tube.
o
Udara dari luar suhunya sekitar 35-40 C masuk ke
recuperator di bagian tube dan waste gas di bagian shell dimana
suhu waste gas furnace sekitar 800 oC. Suhu udara outlet/setelah
keluaran dari requperator yaitu 400 oC, udara ini sudah bisa
digunakan di furnace. Jika udara/oksigen sudah siap dan
komposisinya sudah cukup selanjutnya yaitu menyuplai bahan
bakar (natural gas). Natural Gas ini berasal dari PT Perusahaan
Gas Negara yang diolah oleh PT Krakatau Daya Listrik dan
dikirim dari PT Krakatau Daya Listrik natural gas ini sudah
bertekanan 4 bar sehingga untuk menyuplai natural gas,
operator hanya membuka valve di jalur bahan bakar. Gas alam
yang bertekanan 4 bar kemudian di bagi-bagi ke dua zona
pembakaran yang ada di dalam furnace.

Liandhi Fadillah / D12519053 25


Table 2.2 Kondisi operasi furnace
Zone Combution Air Flow Gas
Heating Zone 3320 Nm³/h 320 Nm³/h
Soaking Zone 2600 Nm³/h 260 Nm³/h

Setelah udara/oksogen dan bahan bakar sudah di suplai ke


dalam furnace dan komposisinya sudah pada set point,
selanjutnya menyalakan sumber api di dalam furnace yang
sudah terapat pada setiap zona pembakaran dengan menyalakan
pilot air fan yang ada di burner. Setelah terjadi proses
pembakaran sempurna dan temperature pada setiap zona sudah
pada set pointnya, selanjutnya billet di masukkan ke dalam
furnace dengan berjalan menggunakan roll table
Furnace ini di operasikan pada tekanan -0,1 sampai -0,2 bar
hal ini di karenakan udara luar tidak masuk ke dalam furnace
melainkan udara panas dari furnace yang keluar ke atmosfer.
Perbandingan gas alam dan udara pada furnace section mill 10 :
100 hal ini di bertujuan supaya apinya panjang, temperatur pada
furnace yaitu 1100-1250°C. Furnace ini dapat menampung ±100
ton dan pemanasan billet/bloom di dalam furnace hingga matang
yaitu 46 menit/batang billet/bloom. Pada saat billet masuk ke
dalam furnace posisi billet harus sejajar hal ini untuk
memudahkan pengambilan pada skid dan juga untuk
memudahkan pengeluaran billet dengan Discharging machine.
Pemanasan yang efektif dalam furnace terhadap billet/bloom
sebelum proses rolling harus dilakukan untuk mendapatkan
kondisi plastis pada billet/bloom sehingga kondisi tersebut dapat
mengurangi hambatan pada saat proses perubahan bentuk yang
berlangsung pada saat proses rolling dan dapat mengurangi

Liandhi Fadillah / D12519053 26


pemakaian tenaga listrik, memungkinkan dilakukan reduksi
yang tinggi dalam proses rolling, dan dapat juga menghindari
dari bahaya patahnya roll atau rusaknya komponen-komponen
lainnya.
Jika billet/bloom sudah dalam kondisi plastis (matang)
maka billet/bloom tersebut siap untuk di keluarkan dari furnace
dengan diangkat dan tarik oleh discharging machine dan
menuju stand rolling mill untuk proses rolling.

2.7.1.5 Pemeriksaan/Inspeksi Furnace

Inspeksi adalah suatu aktivitas untuk mengendalikan mutu


guna memastikan bahwa suatu pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan persyaratan spesifikasi yang diminta dan memastikan
bahwa pengendalian mutu yang dilaksanakan oleh pihak lain
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki.
Fungsi dan tujuan inspeksi :
 Fungsi inspeksi
Memastikan agar mutu produk atau jasa yang dihasilkan
dari suatu pelaksanaan kerja sesuai dengan spesifikasi dan
standar kerja yang telah ditentukan, memenuhi persyaratan
keselamatan, kesehatan kerja dan perlindungan lingkungan
produksi, konstruksi, serta persyaratan peraturan pemerintah
yang berlaku.
 Tujuan inspeksi
Dicapainya rasa kepuasan dan kepastian akan
keamanan/keselamatan pihak pengguna/pelanggan dalam
menggunakan suatu produk dan jasa.
 Inspeksi pada furnace yaitu terbagi menjadi dua,
diantaranya:
Inspeksi rutin adalah inspeksi yang dilakukan rutin baik itu
per hari, per minggu, per bulan. Hal-hal yang biasa dicek rutin

Liandhi Fadillah / D12519053 27


pada furnace antara lain: proses pemanasan merata atau tidak
dapat diketahui dengan melihat billet/bloom yang sudah
dipanaskan. Jika panas tidak merata ini memungkinkan ada
bagian yang kurang baik. Adanya panas yang langsung keluar
ke atmosfir menandakan adanya kawul/batu tahan api yang
sudah rusak. Pengecekan indikator temperatur, indikator
pressure, pengecekan pelumas pada bagian yang memerlukan
pelumasan, dan lain-lain.
Inspeksi berkala adalah inspeksi yang dilakukan pada saat
diketahui furnace dalam kondisi kurang baik/shut down. Shut
Down biasa dilakukan 1x1 tahun atau shut down yang tidak
direncanakan karena adanya bagian yang memungkinkan harus
shut down keseluruhan. Hal-hal yang dicek biasanya semua
bagian dari furnace baik itu bagian inti maupun bagian
penunjang seperti roll table, rak penampung, discharging
machine, hidrolik/skid, dan lain-lain. Sedangkan bagian dalam
yang dicek yaitu keadaan batu tahan api, kawul (bahan non-
konduktor), burner, kondisi ruang bakar heating zone dan
soaking zone, pengecekan di jalur bahan bakar, pengecekan
dijalur combustion air, pengecekan kondisi indikator
temperatur, indikator pressure, mengecek bagian valve, dan
lain-lain.

2.7.1.6 Furnace Control

Mengendalikan Furnace secara ketat adalah hal penting


untuk menjaga kualitas produk, efisiensi energi dan
meminimalisasi emisi. Parameter yang dikendalikan akan
berbeda tergantung dari jenis furnacenya. Mulai dengan
mengidentifikasi parameter kritis yang hendak dikendalikan dan
pastikan sistem kendali yang cocok untuk sistem furnace dan
proses yang digunakan.

Liandhi Fadillah / D12519053 28


Beberapa parameter kunci yang perlu dikontrol antara lain:
 Tekanan furnace
 Temperatur furnace
 AFR (Air Fuel Ratio)

2.7.1.7 Counter Billet

Alat untuk mengetahui berapa banyak billet yang sudah di


panaskan di dalam furnace dan sudah melalui stand (proses
rolling) secara otomatis.

2.7.1.8 Stack/ Cerobong Pembuangan Waste Gas

Adalah jalur pembuangan akhir waste gas furnace ke


atmosfer. Pada stack juga terdapat sistem pendingin yang
berfungsi mendinginkan waste gas furnace yang masih terlalu
panas hal ini bertujuan agar waste gas furnace yang keluar stack
suhunya rendah karena jika suhunya masih tinggi dikhawatirkan
akan merusak atmosfir.

2.7.1.9 Recuperator

Recuperator merupakan heat exchanger tipe indirect-


transfer. Pada heat exchanger tipe ini, fluida-fluida kerja
mengalir secara terus-menerus dan saling bertukar panas ke
fluida yang lebih dingin dengan melewati dinding-dinding
pemisah. Yang membedakan heat exchanger tipe ini adalah
aliran fluida-fluida kerja yang terus-menerus mengalir tanpa
henti sama sekali.

Liandhi Fadillah / D12519053 29


Jumlah panas yang keluar dari suatu furnace yang
mempunyai exhaust temperature tinggi adalah sangat besar. Jika
hal ini dapat dikurangi, maka mempunyai pengaruh besar dalam
menghemat konsumsi bahan bakarnya dan terjaganya
lingkungan sekitar.
Ada 2 cara untuk mengurangi jumlah panas yang terbuang
keluar. Pertama dengan mengurangi volume gas buang dan yang
kedua dengan menurunkan temperature gas buang. Cara yang
pertama dengan mengoptimumkan penggunaan rasio udara,
sedang cara kedua dengan memanfaatkan kembali panas yang
terbawa bersama gas buang tersebut.
Beberapa cara memanfaatkan panas dari gas buang yaitu ;
untuk pemanasan pendahuluan dari udara pembakaran dalam
suatu recuperator, untuk memproduksi steam atau pemanasan
air dalam suatu waste heat boiler.
Susunan sederhana untuk sebuah recuperator adalah
recuperator radiasi logam, yang terdiri dari dua buah pipa
logam dengan panjang konsentris. Bagian dalam pipa membawa
udara pembakaran dari atmosfir ke lubang masuk udara (air
inlet) burner tungku sementara bagian luarnya membawa gas
buangan panas. Gas panas didinginkan oleh udara pembakaran
yang masuk, yang kemudian membawa energi tambahan menuju
ruang pembakaran. Ini adalah energi yang tidak perlu dipasok
oleh bahan bakar, sebagai akibatnya lebih sedikit bahan bakar
yang dibakar untuk beban tungku tertentu. Penghematan bahan
bakar juga berarti pengurangan pada jumlah udara pembakaran
dan oleh karena itu kerugian cerobong dikurangi tidak hanya
oleh penurunan temperatur gas cerobong tapi juga oleh
pembuangan lebih sedikitnya gas buang.

2.7.1.10 Bagian-Bagian Furnace

Liandhi Fadillah / D12519053 30


Di Furnace juga terdapat bagian-bagian tertentu baik itu
bagian inti maupun penunjangnya. Berikut ini bagian-bagian
dari furnace :

1. Ruang bakar berfungsi sebagai tempat terjadinya proses


pembakaran, pada furnace di area section mill terdapat 2
ruang bakar yaitu heating zone dan soaking zone.
2. Burner adalah tempat penyuplai panas/api dimana bahan
bakar, udara, dan panas akan bergabung menjadi
api/panas disini. Furnace di area section mill ini
memiliki 26 burner yaitu di heating zone dan soaking
zone.
3. Pipa penyuplai udara/combustion air berfungsi untuk
jalur penyuplai udara/combustion air untuk terjadinya
proses pembakaran.
4. Pipa penyuplai bahan bakar berfungsi untuk jalur
penyuplai bahan bakar.
5. Jalur waste gas furnace berfungsi untuk tempat
pembuangan sisa gas pembakaran, namun sebelum
dibuang sisa gas yang masih sangat panas ini
dimanfaatkan panasnya untuk memanaskan udara dari
luar setelah itu sisa gas dibuang ke atmosfir melalui
stack/cerobong.
6. Damper berfungsi untuk pengaturan tekanan pada
furnace.
7. Excenter (rak penampung billet/bloom) berfungsi
menampung billet/bloom sementara sebelum
billet/bloom masuk ke furnace.
8. Batu tahan api (refractory) adalah batu pelapis di bagian
body furnace yang berfungsi untuk menahan panas dari
dalam furnace agar tidak langsung keluar ke atmosfir
dan terjadinya proses pemanasan yang merata.

Liandhi Fadillah / D12519053 31


9. Kawul (non-konduktor) berfungsi untuk menahan panas
dari dalam furnace agar tidak langsung keluar ke
atmosfir. Kawul biasanya melapisi body furnace dari
bagian luar.
10. Roll table berfungsi untuk menggerakkan billet/bloom
tepat di depan pusher sebelum masuk ke furnace dan
juga untuk mentransfer billet/bloom dari dalam furnace
menuju stand rolling mill.
11. Discharging atau charging machine adalah alat bantu
untuk memindahkan billet/bloom dari roll table ke skid
ataupun sebaliknya
12. Transfer table berfungsi untuk mentrasnfer billet/bloom
menuju roll table

2.7.1.11 Masalah dan Penanganan Pada Furnace

Masalah pada furnace biasanya suhu terlalu tinggi dapat


ditangani dengan mengatur (menurunkan) suhunya. dan juga
terjadi bengkok dan lengket pada billet/bloom lalu
Penaganannya yaitu pihak maintenance mempunyai cara
tersendiri untuk menangani masalah tersebut.

2.7.2 Pompa

Gambar 2.6 Pompa

Pompa adalah suatu mesin/alat yang di gunakan untuk menaikkan


cairan dari permukaan yang rendah ke permukaan yang lebih tinggi atau

Liandhi Fadillah / D12519053 32


memindahkan cairan dari tempat yang bertekanan rendah ke tempat yang
bertekanan lebih tinggi dengan menaikkan energy cairan yang
melaluinya. Menurut prinsip perubahan bentuk energi yang terjadi,
pompa dibedakan menjadi dua yaitu, displacement (positive
displacement pump) dan non-displacement (dynamic pump).
Positive Displacement Pump adalah jenis pompa yang fluidanya di
tekan oleh elemen-elemen di dalam pompa dengan volume tertentu
sehingga akan menghasilkan kapasitas intermiten untuk mengalirkan
fuida. Prinsip kerjanya yaitu dengan memindahkan fluida yang masuk
menuju ke sisi buang sehinga tidak ada aliran balik maupun bocoran dari
sisi buang ke sisi masuk. Jadi, akan menghasilkan head yang tinggi
dengan kapasitas yang rendah. Dalam rumah pompa, akan terjadi
perubahan energi, yaitu energy mekanik akan langsung di ubah menjadi
energy potensial untuk mengalirkan fluida. Positive displacement pump
di bagi menjadi dua, yaitu reciprocating pump dan rotary pump. Prinsip
kerja dari Reciprocating Pump adalah pompa dimana untuk penekanan
fluida menggunakan gerakan bolak-balik dari elemen pompa
(Piston/Torak), sedangkan gerakan bolak-balik diperoleh dari gerakan
rotasi driver dengan melalui crank shaft dan connecting rod, yang
termasuk jenis reciprocating pump adalah piston pump dan diaphragm
pump. Prinsip kerja rotary pump adalah dimana untuk menekan fluida
dengan gerakan memutar dan menekan dari suatu part atau bagian dari
pompa ( Gear/Roda gigi), yang termasuk jenis rotary pump adalah gear
pump, lobe pump, sliding vane pump, screw pump, tubing pump.
Non-Displacement Pump (Dynamic pump) merupakan suatu suatu
pompa yang memiliki elemen-elemen utama sebuah motor dengan sudu
impeller berputar dengan kecepatan tinggi. Fluida masuk diperecepat
oleh impeller yang menaikkan kecepatan fluida maupun tekanannya dan
melemparkan keluar volute (badan pompa) sehingga menghasilkan
kecepatan fluida tinggi dan mengkonversi kecepatan menjadi tekanan
melalui perubahan penampang aliran fluida. Dynamic pump ini di
operasikan untuk fluida yang kekentalannya rendah dan juga beroperasi

Liandhi Fadillah / D12519053 33


dengan kecepatan tinggi dan debit aliran yang tinggi. Non-displacement
pump ada dua jenis yaitu centrifugal pump dan axial pump yang akan di
jelaskan ini adalah centrifugal pump.

2.7.2.1 Definisi Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal adalah pompa yang memiliki elemen


utama berupa motor penggerak dengan sudu impeller yang
berputar dengan kecepatan tinggi. Prinsip kerjanya yaitu merubah
energi mekanis dari alat penggerak menjadi energi kinetis fluida
(kecepatan), kemudian fluida akan diarahkan ke saluran buang
dengan menggunakan tekanan (energi kinetik sebagian fluida
diubah menjadi energi tekanan) dengan menggunakan impeller
yang berputar di dalam casing. Casing tersebut dihubungkan
dengan saluran hisap (suction) dan saluran tekan (discharge)
Di PT Krakatau Wajatama seluruh pompa berada di area
water treatment plant (WTP) 21 unit semua pompa yang
digunakan adalah pompa sentrifugal karena jenis ini mempunyai
kelebihan yang cocok untuk digunakan di pabrik ini yaitu
kapasitas besar, dapat digunakan pada suhu tinggi, perawatannya
mudah dan tidak mahal. Pompa di PT Krakatau Wajatama ini
berfungsi untuk mengalirkan air pendingin pada alat-alat di area
Bars & Section Mill. Sebeleas unit pompa untuk cooling water
system direct, yaitu dua pompa untuk mengalirkan air ke bak
thickener, dua pompa mengarah ke alat-alat yang didinginkan
secara langsung, dua pompa sebagai sprayer pump pada colling
tower direct, satu pompa untuk mengalirkan air ke flume agar
tidak ada kotoran yang mengendap pada gorong-gorong (flume),
dua pompa untuk mengalirkan slurry ke bak limbah, dan dua
pompa untuk mengalirkan air sebagai Steel bar quenching. Pada
area indirect terdapat 6 unit pompa, yaitu dua pompa mengarah
ke furnace, dua pompa mengarah ke alat-alat yang didingikan

Liandhi Fadillah / D12519053 34


secara tidak langsung, dan dua pompa sebagai sprayer pump pada
colling tower indirect. Dua pompa untuk membuang air jika
terjadi flooded pada scale pit dan dua pompa sebagai pembuang
air akibat kebocoran pada sistem perpiapaan.

2.7.2.2 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal


Cairan masuk ke impeler dengan arah aksial melalui eye
impeller dan bergerak ke arah radial di antara sudu-sudu impeller
(impeller vanes) hingga cairan tersebut keluar dari diameter luar
impeller. Ketika cairan tersebut meninggalkan impeller, cairan
tersebut dikumpulkan di dalam rumah pompa (casing) dan
dilanjutkan ke discharge nozzle sehingga kecepatan aliran yang
tinggi dari impeller secara bertahap turun atau di
disebut(diffuser). Pada waktu penurunan kecepatan di dalam
diffuser, energi kecepatan pada aliran cairan diubah menjadi
energi tekanan.

2.7.2.3 Kondisi Operasi Pompa Sentrifugal

Di PT Krakatau Wajatama seluruh pompa berada di area


water treatment plant (WTP) 21unit yaitu:

A. Terdapat 6 pompa untuk indirect yang terdiri dari :

 Skid furnace pump 2 buah dengan kapasitas 420


m³/jam, kecepatan 1450 l/mnt, tekanan 6 bar, energi
listrik 110 kW.
 Tandem pump 2 buah dengan kapasitas 1080 m³/jam,
kecepatan putaran motor 1470 rpm, energi listrik
200kW, tegangan 380 V, kuat arus 360 A.
 Cooling tower indirect pump 2 buah dengan kapasitas
pompa 500-700 m³/jam, kecepatan perputaran 985 rpm

Liandhi Fadillah / D12519053 35


dan motor bertegangan 380 V, kuat arus 139 A, energi
listrik 75 kW, kecepatan perputaran 980 rpm.

B. Pompa di WTP terdapat 11 pompa untuk direct yang


terdiri dari:

 Transfer pump dengan kapasitas 1320 m³/jam, tegangan


380 V, kuat arus 450 A, energi listrik 238kW,
kecepatan perputaran 1450 rpm.
 Direct pump 1&2. Direct pump 1 (1 pompa 200 kW)
dengan kapasitas 1080 m³/jam, dengan tegangan 380 V,
kuat arus 360 A, dan kecepatan perputaran 1470 rpm.
Direct pump 2 (1 pompa 2 energi listrik) yang berenergi
listrik 100 kW dengan tegangan 380 V, kuat arus 189
A, kecepatan perputaran 970 rpm dan kapasitas 340
L/sec. Sedangkan yang berenergi listrik 75 kW dengan
tegangan 380 V, kuat arus 139 A, kecepatan perputaran
985 rpm dan kapasitas 500-700 m³/jam.
 Cooling tower direct pump 1&2. Cooling tower direct
pump 1 dengan kapasitas 200-900 m3/jam, dengan kuat
arus 141 A, berenergi listrik 75 kW dan kecepatan
perputaran 1480 rpm. Cooling tower pump direct 2
dengan motor berenergi listrik 75 kW, kecepatan
perputaran 1480 rpm dan kapasitas 300-900 m³/jam.
 Flushing pump 1 buah dengan kapasitas 1200 m³/jam-
1284 m3/jam, tegangan 380 V, kuat arus 450 A, energi
listrik 230 kW, kecepatan perputaran 935 rpm.
 Slurry pump 2 buah dengan motor berenergi listrik 1,5
kW, tegangan 380 V, kuat arus 4,8 A, kecepatan
putaran 1415rpm.

Liandhi Fadillah / D12519053 36


 Steel bar quenching pump 2 buah dengan kapasitas 280
m³/jam, kecepatan 77,77 l/s, tekanan 10 bar, energi
listrik 250 kW, kecepatan perputaran 1480 rpm.
C. Drainage Pump
2 buah dengan kapasitas 110-200 m³/jam,
tegangan 220-380 V, kuat arus 27,4-30,5 A, energi listrik
15 kW, kecepatan perputaran 1470 rpm.

D. Sump Pump
2 buah dengan kapasitas 34l/detik, tegangan 280 A,
energi listrik 230KW, kecepatan putaran 1470 rpm.

2.7.2.4 Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal

Gambar 2.5 Bagian – Bagian Pompa Sentrifugal

a. Shaft
Bagian yang mentransmisikan putaran dari sumber
gerak (motor) ke bagian berputar pada pompa seperti
impeller.
b. Kopling
Penghubung antara shaft, dimana yang satu adalah
poros penggerak dan yang lainnya adalah poros yang
digerakkan.

Liandhi Fadillah / D12519053 37


c. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang
berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar
atau elemen yang berada dalam pompa.
d. Packing
Digunakan untuk mencegah atau mengontrol
kebocoran fluida yang mungkin terjadi pada casing
pompa melalui poros.
e. Impeller
Bagian yang berputar dari pompa sentrifugal, yang
berfungsi untuk mentransfer energy dari putaran
motor menuju fluida yang dipompa.
f. Bearing
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan
menahan beban dari poros agar dapat berputar.
Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat
berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya,
sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
g. Wearing
Untuk mengurangi kebocoran akibat aliran balik dari
discharge yang melalui celah antara casing dan eye
impeller.
h. Eye impeller
Bagian masuk pada arah hisap impeller.
i. Discharge
Sebagai tempat keluarnya fluida hasil pemopaan.
j. Suction
Bagian masuk fluida atau saluran hisap fluida.

2.7.2.5 Pompa Control


Mengendalikan pompa secara ketat adalah hal penting
untuk menjaga efisiensi kerja pompa, efisiensi energi dan

Liandhi Fadillah / D12519053 38


meminimalisasi terjadinya masalah atau rusaknya pompa.
Beberapa parameter kunci yang perlu dikontrol antara lain:
 Tekanan
 Ampere
 Flow Meter

2.7.2.6 Keuntungan & Kerugian Pompa Sentrifugal


A. Keuntungan
 Prinsip kerjanya sederhana
 Konstruksinya kuat
 Aliran zat tidak terputus-putus
 Lebih sedikit memerlukan tempat
 Tidak banyak bagian yang bergerak, sehingga
pemeliharaannya mudah.

B. Kerugian
 Dalam keadaan normal pompa sentrifugal tidak dapat
menghisap sendiri (tidak dapat memompa udara)
 Kurang cocok untuk mengerjakan zat cair kental, terutama
pada volume yang kecil

2.7.2.7 Masalah Pompa Sentrifugal


 Impeller jebol
 Bantalan pecah
 Poros patah atau bengkok
 Kebocoran

2.7.2.8 Perawatan Pompa Sentrifugal


 Pembersihan bagian luar pompa
 Pemberian pelumas ( Gerase)
 Pergantian pompa ( 2 bulan 1x)

Liandhi Fadillah / D12519053 39

Anda mungkin juga menyukai