Anda di halaman 1dari 5

SANTRI SEBAGAI PILAR DALAM MENEGGAKAN NKRI

Apa sich Santri itu ?


Santri menurut terjemah bebas wikipedia secara umum adalah seorang yang
mengikuti pendidikan agama islam di pesantren, biasanya menetap di tempat
tersebut hingga pendidikanya selesai.Menurut istilah santri berasal dari bahasa
sanskerta, “shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang
berarti kitab suci, agama dan pengetahuan.

Berbicara tentang santri maka kita akan membuka lembaran sejarah bagaimana
peran-peran santri dalam menegakan NKRI.

A.Sejarah santri

Santri sejak keberadaanya di bumi Nusantara ini santri telah mengambil andil di
tanah air baik sebelum kemerdekaan bangsa indonesia maupun setelah
kemerdekaanya. Ketika datangnya bangsa barat ke indonesia pada abad 16 oleh
negara spanyol dan portugis dengan misinya 3 G gold (emas),glory (kekuasaan),
gospel (agama) misi ini tentunya bukan misi yang baik akan tetapi misi untuk
menjajah, merampas habis kekayaan alam negeri yang dijajahnya. Pada saat itu
umat islam sebagai mayoritas di negeri ini tidak tinggal diam dan berpangku tangan
membiarkan imperialisme dan kolonialisme bangsa-bangsa barat, Ulama dan santri
selalu menjadi garda terdepan dalam memimpin pergerakan nasional, dalam rangka
mengusir segala bentuk penjajahan di negeri ini.

Menurut Awwas (2015 : 97) di jaman pergerakan pra kemerdekaan, peran pesantren
sangatlah besar, melalui alumninya Hadji Oemar Said Tjokroaminoto, pendiri
gerakan syarikat islam dan guru pertama soekarno di surabaya, ada juga alumni
pesantren,K.H Mas Mansur, K.H Hasyim Asy’ari (Pendiri NU), K.H Ahmad Dahlan
(Pendiri Muhamadiyah), Kahar Muzakkir dan masih banyak lagi alumni pesantren
yang berpengaruh, Mereka inilah sebagai garda terdepan dalam dalam
membebaskan negeri ini dari cengkraman para penjajah.

Setelah indonesia bebas dari cengkraman penjajah barat selama 350 Tahun
lamanya indonesia kemudian oleh Jepang. Jepang masuk ke indonesia dengan
pada saat itu seolah sebagai penyelamat bagi bangsa indonesia mereka menipu
bangsa indonesia dengan berkata bahwa mereka adalah saudara indonesia yang
siap membebasaskan indonesia dan menjadikanya merdeka,dengan seloganya 3 A
1) Nipon pemimpin asia 2) Nipon pelindung asia 3) Nipon cahaya asia akhirnya
bangsa indonesia tertipu.

Dalam perjalananya jepang lebih bengis ketimbang penjajah bangsa barat,


kebijakan-kebijakan yang mereka keluarkan tidak berperikemanusiaan dan di
perparah dengan adanya kewajiban penyembahan terhadap sesama manusia
(Seikerei) hal inilah yang membuat Haji rasul (ayah Buya hamka) menolak dengan
tegas kebijakan tersebut,hal ini juga yang membuat K.H Hasyim Asy’ari harus
mendekam dalam penjara dan siksa oleh tentara jepang.

Dengan keadaan yang demikian membuat hati umat islam semakin sakit dan situasi
politik,ekonomi yang semakin hari semakin kacau di berbagai daerah sudah banyak
rakyat yang melakukan perlawanan dan yang menjadi motor penggeraknya adalah
ulama dan santri, sebutlah perlawanan para santri dari pondok pesantren
sukamanah di jawa barat di bawa asuhan As-syahid K.H Zainal mustofa.

Begitu pula setelah kemerdekaannya bangsa indonesia pada tahun 17 Agustus


1945, ketika tentara sekutu datang ke indonesia dengan membawa nama NICA. Hal
membuat seluruh ulama HBNU (sebelum PBNU) mengadakan pertemuan ulama
seluruh jawa dan madura membicarakan tentang kedatangan NICA ke tanah air.
Dalam pertemuan itu para ulama mengeluarkan resolusi perang sabil, yaitu perang
untuk melawan belanda dan kaki tanganya merupakan Fardhu ain. Dengan
keputusan inilah membuat para ulama dan santrinya turun ke medan
pertempuran,misalnya saat itu pesantren Lirboyo.

Tepat pada jam 10 malam berangkat para santri Lirboyo sebanyak 440 menuju ke
tempat sasaran di bawa komando K.H. Mahrus Ali dan Mayor H.Mahfudz.

Sebelum penyerbuan santri yang bernama Syafi’i Sulaiman pada waktu itu masuk ke
dalam markas dai nipon dengan tujuan untuk mengukur kekuatan lawan, kemudian
setelah itu langsung melaporkanya kepada Mayor H.Mahfudz dan K.H Mahrus Ali.

Saat-saat yang menegangkan itu berjalan hingga pukul 01.00 dini hari, dan berakhir
ketika mayor H.Mahfudz menerima kunci gudang senjata dari komandan jepang,
dalam penyerbuanya gema takbir para santri “Allahu Akbar” menambah semangat
juang para santri.

Kemudian di jaman Pemberontakan PKI yang ingin mengubah NKRI menjadi negara
komunisme, para ulama santri menjadi garda terdepan dalam melakukan
perlawanan, seperti yang terjadi 1948 di pondok pesantren gontor dimana para
anggota PKI mengacak-acak pondok pesantren gontor namun saat itu para santri
yang jumlahnya 200 orang dan K.H Ahmad Sahal dan K.H Imam Zarkasyi ingin
melakukan perlawanan akan tetapi kedua kiai tersebut berpikir akan memakan
korban yg tidak sedikit dari santri akhinrya mereka lebih memilih mengungsi sebelum
kedatangan para PKI tersebut, beberapa saat kemudian datangnya Laskar Hizbullah
dan pasukan siliwangi . yaitu pasukan pimpinan K.H Yusuf Hasyim (Putra bungsu
Hadlratussyaikh K.H Hasyim Asy’ari) yang merengsek dan mengusir PKI dari gontor.
Para PKI lari tunggang langgang karena serbuan itu.

Di tempat lain yaitu di mesjid sunan ampel surabaya pada tahun 1962 para pemuda
PKI dan Gerwani mereka menyerbu masjid dan menginjak-injak masjid dengan
sepatu kotor mereka tidak hanya itu mereka juga menginjak-injak al-quran, namun
tidak begitu lama para Santri dari kalangan NU langsung melakukan penyerbuan
besar-besaran hingga para pemuda PKI dan gerwani mati kutu. Selain perlawanan
ini juga pada tahun 1960-an PKI melalui lembaga kebudayaanya LEKRA melakukan
berbagai pertunjukan dengan seni di mana didalamnya selalu di susupi dengan
penghinaan terhadap tuhan misalnya mereka menggelar lakon ketoprak yang
berjudul Gusti allah mantu (Gusti allah menyelenggarakan Resepsi Pernikahan
Anaknya Namun hal ini berhasil digagalkan juga oleh santri yang tergabung dalam
Organisasi Banser ini terjadi di kecamatan Papar,Kediri.

Lembaran-lembaran sejarah di atas merupakan sebagian bukti dari sekian


banyaknya perjuangan para santri dan ulama dalam menegakan NKRI dan menjaga
supaya tetap eksis.

Bagaimana keberadaan Santri di era 4.0 sekarang ?

Kalau kita melihat fakta sekarang,sebagian kalangan alergi dengan santri dan ulama
bahkan menuduh santri sebagai bibit-bibit radikal dan intoleran mereka juga kerap
kali menyematkan gelar teroris kepada para santri dan ulama, disisi lain kalangan
pemuda islam kurang tertarik dengan pendidikan para santri yg belajar di pesantren
mereka memandang para santri sebagai generasi kolot,kuno Dan lain sebagainya,
para ulama dikriminalisasi, di penjara, difitnah dengan berbagai macam
tuduhun,padahal jika kembali membuka lembaran sejarah maka perjalanan bangsa
ini baik dalam pembentukanya, penjagaanya ulama dan santri selalu berdiri menjadi
nomor wahid untuk menjaga kesatuan persatuan bangsa,ulama dan santri juga yang
telah berkontribusi besar dalam memerdekaan indonesia.

Apakah dengan di adakanya hari santri nasional akan mengembalikan kewibawaan


para santri dan ulama bahwa mereka lah telah mengambil andil dalam setiap
langkah perjalanan bangsa ini ?

Khotimah

Santri tidak pernah hilang dari negeri ini, santri akan terus membersamai umat dan
bangsa dalam mewujudkan persatuan dan ketahanan bangsa dan islam sebagai
agama terbesar di indonesia tidak pernah luput dengan yang namanya pondok
pesantren.
DAFTAR PUSTAKA

Anab Afifi,Thowaf Zuharon,Banjir Darah KisahNyata Aksi PKI terhadap Kiai, Santri,
dan kaum Muslimin, Penerbit ISTANBUL, Agustus 2020 M.

Website

https://id.m.wikipedia.org/wiki/santri

https://republika.co.id/berita/of6exr396/peran-pesantren-dalam-mengusir-segala-
bentuk-penjajahan

https://m.merdeka.com/khas/resolusi-jihad-dan-peran-santri-di-era-kemerdekaan-
hari-santri.html

https://m.merdeka.com/peristiwa/mengenang-perjuangan-para-santri-berjihad-
melawan-tentara-jepang.html

Anda mungkin juga menyukai