NIM : 180103010190
Halaqah : Keterampilan Keulamaan
Hal : Khutbah Jum’at
Alhamdulillah,
Was sholatu was salamu ‘ala rasulillah sayyidina wa maulana Muhammad ibni
Abdillah wa ‘ala alihi wa shohbihi wa man tabi’ahu wa man walah
Apa yang terjadi, nyamuk itu masuk ke dalam lubang hidungnya, terus ke
dalam batang hidungnya sampai ke otaknya dan nyamuk itu pun menggigit otak di
kepalanya lalu kemudian ia mengambil martil memukul-mukul kepalanya, sampai
orang-orang di sekelilingnya menyangka dia gila, sampai dia habis usaha, makin
sakit tak dapat dirasakan, tak dapat diceritakan, tak dapat diungkapkan bagaimana
rasanya, dan akhirnya dia pun mati di catat dalam sejarah, dia bernama Namrudz,
begitu Allah bercerita tentang orang angkuh dan sombong, dia tidak mati
disambar petir, dia tidak mati ditimpa batu besar, dia tidak mati karena sesuatu
yang hebat, tapi dia mati karena makhluk yang hina, yang kita pun dapat
membunuhnya dalam satu kali tepukan bepuluh nyawa nyamuk akan mati, tapi
begitu Allah ta’ala ingin menunjukkan kesombongan, keangkuhan orang-orang
yang merasa dirinya Tuhan, jawabannya adalah kuasa Allah subhanahu wa ta’ala,
Hari berganti musim berubah dunia ini diisi oleh orang yang angkuh dan
sombong, selesaikah dunia dengan matinya Namrudz? Tidak, lahir lagi generasi
yang lebih canggih dari Namrudz, lebih kejam dari Namrudz, apa yang dia
lakukan “yudzabbihuna abna’ahum wa yastahyuna nisa’ahum”, lebih sadis
daripada Namrudz, anak laki-lakidisembelih hidup-hidup, anak permpuan
dibiarkan karena tidak melawan, anak laki-laki yang dalam mimpinya nampak
akan menarik mahkota kekuasaannya, anak perempuan dibiarkan melahirkan
sampai ketika akhirnya ia berkata dengan lantang kalimat berbeda dengan
subtansi makna yang sama “ana rabbukumul a‘la”, ana aku rabbukum tuhan kamu
a’la yang paling tinggi, ternyata kekuasaan bisa, boleh merubah makhluk merasa
menjadi kholik, orang kalau sudah terlalu lama berkuasa, melihat manusia
tertunduk-tunduk ketakutan maka berubah dalam dirinya berkata engkaulah yang
paling berkuasa, engkau adalah tuhan, itu pernah terjadi pada Namrudz, dan
menular kepada pharao, Qur’an menyebut dia Fir’aun, ana aku rabbukumul a’la
tuhan kamu yang paling tinggi, bagaimana cara Allah mematikan Fir’aun,
diceritakan dalam Al-Qur’an, falamma adrakhaul garaqu ketika dia tenggelam di
tengah laut merah masuk air itu ke dalam tenggorokannya, dan masuk ke dalam
lehernya, terus ke dalam dan terus masuk ke dalam paru-parunya. Sebodoh-bodoh
anak kecil tidak akan ada air masuk ke dalam paru-parunya anak kecil yang
belajar minum, kalau sampai air masuk ke dalam saluran nafasnya dia pasti akan
tersedak, tersedak adalah kuasa Allah, kenapa, karena ada saluran nafas, ada
saluran minum, udara tidak akan mungkin diisi air karena kalau sampai air masuk
ke dalam saluran udara maka hancurlah paru-paru, Allah ciptakan satu kuasa
bernama tersedak. Tersedak adalah kuasa Allah yang paling ringan, anak kecil
yang tak ada daya upaya pun pasti akan tersedak, tapi Allah ingin menunjukkan
kepada Fir’aun, jangankan untuk menggenggam dunia, jangankan untuk
membunuh Musa, janganka untuk mengejar bani Israil, untuk tersedak pun kau
tak kuasa wahai Fir’aun, apa yang terjadi , kenapa Allah mematikan Fir’aun
dengan air, kenapa tidak dengan batu, kenapa tidak dengan petir, yang
menggelegar, mengapa dengan air, karena dulu bayi yang tak berdaya itu
dihanyutkan ke tengah air, w awhaina ila ummi Musa, kami wahyukan, kami
ilhamkan, kami bisikkan ke hati ibu Musa, an ardi’ihi, susukan anakmu, fain hifti
alaihi, jika kamu takut anak mu ini akan disembelh Fir’aun, fa alqihi fil yammi,
hanyutkan dia ke sungai, la tahafi, jangan kau takut, wa la tahzani, dan jangan
bersedih, inna radduhu ilaiki, kami akan mengembalikannya kepada engkau
sesuai dengan cerita yang kami kehendaki, wa ja’iluhu minal mursalin, dan kami
akan menjadikan dia salah satu dari rasul yang kami pilih, lima diantara rasul itu
salah satunya adalah Musa alaihi salam. Musa bayi yang tak berdaya
dicampakkan ke laut, di campakkan ke sungai Nil selamat, bayi yang tak dapat
berenang, bayi yang tak ada kuasa, bayi yang tak ada daya upaya, selamat di atas
air, tapi penguasa, raja di atas raja, segalanya bukti-bukti kuasanya sampai hari ini
menjadi bukti satu di antara 7 keajaiban dunia adalah piramid yang dibangun oleh
Fir’aun, tapi ternyata air dulunya menyelamatkan bayi Musa air yang sama
menenggelamkan fir’aun yang sangat amat berkuasa.
Sekali lagi Allah ingin bercerita kepada manusia bahwa mudah bagi Allah
melenyapkan makhluk-makhluk yang sombong, yang merasa diri gagah perkasa,
manusia yang terkena penyakit amnesia, terlupa bahwa dia hanyalah makhluk,
paru-parunya ciptaan Allah, udaranya titipan Allah, hembusan nafasnya dan
tarikannya atas kuasa Allah, mestinya dia berkata la haula wa la kuwwata illa
billah.
Nabi bersabda “ala ukhbirukum bi ahlinnar” maukah kalian akau beritahu
penghuni neraka? “qaalu bala” para sahabat menjawab “ya” “qaala kullu ‘utullin
jawwadzin mustakbirin” nabi berkata “Setiap orang yang keras congkak dan
sombong” (H.R. Muslim dala kitab Surga: sifat dan penghuninya). Maka
janganlah sombong jika kau tak mau masuk neraka.
Khutbah kedua
Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmush sholiat
Wa sholatu wa salam ala sayyidis saadat wa ala alihi wa ashabihi ahlul fadhaili
wal karamat
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma igfir lil muslimina wal muslimat wal mu’minina wal mu’minat al ahya
minhum wal amwat birahmatika ya arhamarrahimin, allahumma a’izzal islama
wal muslimin wahdzulil kafarata wal musyrikin, wa dammir a’da’aka a’da’addin,
allahummanshur ikhwananal mujahidin, mustad’afina fi falasthin,
allahummanshhur ikwananal mustad’afina fi uighur, allahummanshur
ikhwananal mujahidinal mustad’afina fi kulli makan min masyariqil ardhi ila
magharibiha, allahummanshurna ‘ala qaumil kafirin, allahummanshurna ‘ala
qaumil munafiqin, allahummanshurna ‘ala qaumidzolimin, allahummanshurna
‘ala qaumil fasiqin la tada’ lana min maqamina hadza wa fi sa’atina hadzihi,
dzanban illa ghafartah, wa la hamman illa farrajtah, wa la dainan illa qadhaitah,
wa laa musafiran illa washaltah, wa laa maridhan illa syafaitah, wa laa hajatan
min hawaijiddunya wal akhirati laka ridhan wa lana fiha sholah illa qadhaitaha
wa yassartaha ya akramal karamin,