Anda di halaman 1dari 7

AGT 6

TUGAS PENGGANTI PRAKTIKUM DAN


LAPORAN LENGKAP MATAKULIAH
MIKROBIOLOGI PERTANIAN

“Disusun sebagai salah satu


syarat untuk menyelesaikan
Matakuliah Mikrobiologi
Pertanian”

Oleh :
SALSABILA NUR RISKI
E 281 18 023

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
1) Jelaskan beberapa metode dalam isolasi spora !
Jawaban :
Isolasi spora pada dasarnya menggunakan metode penyaringan basah
dan dekantasi, yang selanjutnya diikuti sentrifusi dan penyaringan untuk
memisahkan spora. Sentrifusi juga bervariasi menggunakan gradient gula dengan
konsentrasi gula yang berbeda.
Identifikasi spora yang banyak dipakai adalah berdasarkan struktur
dan morfologi spora. Deteksi dan identifikasi dengan teknik molekuler telah
melahirkan pendapat bahwa cendawan MA ini lebih beraneka ragam daripada
yang dipikirkan sebelumnya. Teknik-teknik molekuler yang berbasis polymerase
chain reaction (PCR), misalnya restriction fragment length polymorphism
(RFLP), random amplification of polymorphic DNA (RAPD) memungkinkan
karakterisasi asam-asam nukleat diamplifikasi dalam jumlah yang sangat sedikit,
dipakai untuk mendeteksi dan mengidentifikasi cendawan MA dapat dilihat pada
Simon et al. (1992, 1993), Wyss & Bonfante (1993), Clapp et al. (1995), Zézé et
al. (1996), Lanfranco et al. (1995) (Niswati dkk., 2015).

2) Jelaskan 3 pengolompokan mokoriza !


Jawaban :
Mikoriza digolongkan menjadi 3 tipe berdasarkan struktur tubuh dan
cara infeksi terhadap tanaman inang (Fitriyah,2012) :
1) Ektomikoriza
Suatu perakaran ektomikoriza tidak memiliki rambut akar dan tertutup
oleh selapis atau selubung hifa jamur yang hampir tampak mirip dengan
jaringan inang. Lapisan tersebut disebut selubung pseudoparenkimatis.
Masing-masing cabang akar diselubungi hifa cendawan (disebut mantel hifa),
sehingga ukuran akar tampak membesar. Hifa tumbuh memasuki korteks dan
hanya tinggal di lapisan sel-sel korteks luar untuk membentuk jaring-jaring
yang disebut ‘jala hartig’. Jala hartig inilah yang berperan dalam
mentranasportasikan seluruh nutrisi yang diserap oleh mantel cendawan akar.
Pada umumnya, jamur yang terlibat dalam ektomikoriza termasuk
Basidiomycetes yang meliputi famili-famili Amanitaceae, Boletaceae,
Cortinariaceae, Russulaceae, Tricholomataceae, Rhizopogonaceae dan
Sclerodermataceae. Jamur-jamur itu termasuk dalam genus-genus Amanita,
Boletus, Cantharellus, Cortinarius, Entoloma, Gomphidius, Hebeloma,
Inocybe, Lactarius, Paxillus, Russula, Rhizopogon, Scleroderma dan
Cenococcum.
2) Endomikoriza
Cendawan yang menginfeksi tidak menyebabkan pembesaran akar.
Jaringan hifa cendwan masuk ke dalam sel korteks akar dan membentuk
struktur khas berbentuk oval yang disebut vesikel dan sistem percabangan hifa
yang dichotomous yang disebut arbuskul. Cendawan yang hidup intraselular
ini membentuk hubungan langsung antar sel-sel akar dan tanah sekitarnya.
Cendawan endomikoriza umumnya berasal dari ordo Glomales
(Zygomycetes) yang terbagi ke dalam subordo Glominae dan Gigasporinae
(Pujiyanto, 2004). Tipe cendawan ini wilayah asosiasinya lebih luas, yaitu
selain berasosiasi dengan jenis-jenis pohon hutan yang dipakai untuk HTI dan
reboisasi lainnya (Acacia mangium, Switenia macrophylla, Pterocarpus sp,
dll) juga dapat berasosiasi dengan berbagai tanaman pertanian, hortikultura
dan pastura (tanaman pakan ternak).
3) Ektendomikoriza
Infeksi hifa dari cendawan tipe ini memiliki bentuk intermediet dari
ektomikoriza dan endomikoriza. Hifa cendawan ektendomikoriza membentuk
selubung tipis berupa jaringan hartig pada akar. Selain menginfeksi dinding
sel korteks, infeksi juga terjadi pada sel-sel korteksnya. Penyebaran cendawan
terbatas pada tanah-tanah hutan
3) Jelaskan perbedaan visikel, hifa, dan arbuskular !
Jawaban:
Vesikel merupakan ujung hifa berbentuk bulat, berfungsi sebagai
organ penyimpanan, sedangkan arbuskular merupakan hifa yang struktur dan
fungsinya sama dengan houstria dan terletak dalam sel tanaman. Hifa adalah sel-
sel penyusun tubuh jamur makroskopis memanjang membentuk benang yang
berungsi untuk menyerap nutrisi dan sebagai alat reproduksi vegetatif (membentuk
alat pembiakan vegetatif berupa sporangium dan konidium) (Rini dkk, 2010).

4) Jelaskan ciri-ciri akar terinfeksi dan tidak terinfeksi spora !


Jawaban :

Spora terbentuk pada ujung hifa eksternal. Spora ini dapat terbentuk
dan bersatu didalam tanah, dalam bentuk kelompok-kelompok spora yang bebas atau
dalam bentuk kupulan sporakarp. Spora cendawan MVA bermacam -macam dalam
warna dan ukuran. ada yang berdiameter 10-400 m, tetapi kebayakan antara 40- 200
m. Perkecambahan spora sangat sensitive tergantung kandungan logam berat di
dalam tanah dan juga kandungan AL, kandungan Mn juga mempengaruhi
pertumbuhan miselium. Akar tanaman inang yang terinfeksi MVA mernpunya
eksudat akar yang berbeda dengan eksudatakar yang idak terinfeksi MVA. Perubahan
eksudat akar tanaman inang mempengaruhi perubahan dalam rhizosfer yang
mengakibatkan, meningkatnya ketahanan sehingga terhindar dari serangan pathogen.
Ketahanan ini 1ebih meningkat karena adanya produksi antibiotic dari MVA. Berikut
ini merupakan ciri-ciri yang terinfeksi spora dan tidak terinfeksi spora
(Winarsih dan Baon, 2015):

- Pada akar yang terinfeksi akan terbentuk arbuskul, vesikel intraseluler, dan
hifa internal serta dapat tahan terhadap kekeringan
- Pada akar yang tidak terinfeksi oleh mikoriza atau spora cenderung tidak
tahan terhadap kekeringan

5) Buatlah contoh cara menghitung derajad infeksi akar!


Jawaban:
 Dik : jumlah akar yang terinfeksi = 40
Jumlah seluruhan potongan akar yang terinfeksi = 80
 Dit : % infeksi akar…?
 Penyelesaian :
Perhitungan infeksi akar dihitung berdasarkan rumus (Schenck, 1982
dalam (Niswati dkk., 2015) :

Jumlah akar terinfeksi


% infeksi akar = ×100%
jumlah seluruh potongan akar yang diamati

40
% infeksi akar = ×100%
80
= 0,5%

6) Jika akar tanaman terinfeksi oleh mikoriza apa manfaatnya? Jelaskan!


Jawaban :
Manfaatnya adalah dapat bersimbiosis dengan tanaman tersebut.
Hampir 80% spesies tanaman yang ada di alam berinteraksi atau bersimbiosis
dengan mikoriza. Bentuk simbiosisnya adalah terjadi pertukaran antara hara dan
karbohidrat, simbiosis ini terjadi saling menguntungkan dimana mikoriza
memperoleh karbohidrat dan unsur pertumbuhan lain dari tanaman inang,
sebaliknya mikoriza memberikan keuntungan kepada tanaman inang yaitu dengan
cara membantu tanaman dalam menyerap unsur hara terutama adalah unsur P
(Nursamsi dkk, 2017).
7) Apa fungsi KOH, HCL, dan Triplan Blue dalam identifikasi infeksi akar?
Jawaban:
Fungsi dari larutan KOH untuk mengeluarkan cairan sitoplasma dalam
akar, sehingga akar pucat dan sebagai pengawet. Fungsi larutan HCl untuk
mempermudah masuknya trypan blue pada saat pewarnaan. Fungsi larutan trypan
blue untuk bahan proses pewarnaan akar (staining). Pewarnaan akar diperlukan
untuk melihat dengan baik adanya kolonisasi akar sebagai bukti terjadinya
simbiosis tanaman inang dengan cendawan (Winarsih dan Baon, 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Fitriyah, E. 2012. Pengaruh Mikoriza Dan Umur Benih Terhadap Derajat


Infeksi,Serapan P, Pertumbuhan Dan Hasil Padi (Oryza Satival) Dengan Metodesri
(System Of Rice Intensification).Majalahilmiah Solusi Unsika Ed.Maret-
Mei.10(22)
Niswati, A., Dermiyati.,Yusnaini. S.,Danarif, M.A.S. 2015.Penuntun Praktikum
teknologi Pengelolaan Hara Biologi. Fakultas Pertanian Universitas lampung.
Nursamsi., Y. S. Pata’dungan., Abd Rahim Thaha. 2017. Isolasi Dan Identifikasi
Morfologi Spora Fungi Mikoriza Arbuskula Pada Daerah Perakaran Beberapa
Tanaman Hortikultura Di Lahan Pertanian Desa Sidera. Fakultas Pertanian
Universitas Tadulako.
Rini, M.V., Dan V. Rosalinda. 2010. Pengaruh Tanaman Inang Dan Media Tanam
pada Produksi Fungi Mikoriza Arbuskular.Agrotropika. 15(1): 37–43.
Winarsih, S. Dan J. Baon. 2015. Pengaruh Masa Inkubasi Clan Jumlah Spora
Terhadap Infeksi Mikoriza Dan Pertumbuhan Planlet Kopi. Pelita Perkebunan.

Anda mungkin juga menyukai