Anda di halaman 1dari 5

SUMBER UTAMA INPUT DARI MASYARAKAT BAGI SISTEM

PENDIDIKAN

Pendidikan sebagai suatu sistem berada di tengah berbagai sistem yang


ada dalam kehidupan manusia. Sistem tersebut mempengaruhi kualitas dan
keberhasilan pendidikan Islam yang secara faktual tidak bisa dilepaskan dari
sistem kehidupan itu sendiri karena pendidikan itu merupakan sub sistem dari
sistem kehidupan manusia secara makro. Pendidikan merupakan sistem yang
terintegrasi dengan hampir semua sistem dalam kehidupan manusia yang
melibatkan banyak pihak dan unsur yang saling mempengaruhi. Pengaruh sistem-
sistem disebut positif selama ia mampu menunjang tercapainya tujuan pendidikan
dan sebaliknya, dikatakan negatif bila pengaruh tersebut justru menghambat
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan tersebut.1
Layanan partisipasi masyarakat atau sering disebut juga dengan hubungan
lembaga pendidikan dan masyarakat memperlihatkan upaya bersama-sama
membangun pendidikan. Maisyaroh (2004: 118) mengatakan bahwa hubungan
lembaga pendidikan dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara
lembaga pendidikan dan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat terhadap kebutuhan dan praktik pendidikan dan pada
akhirnya bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga
pendidikan.2
Sistem pendidikan dalam perkembangannya dipengaruhi oleh berbagai
sistem yang terdapat dalam kehidupan masyarakat baik sistem sosial budaya,
ekonomi, politik dan sebagainya.3
1. Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi merupakan aturan-aturan untuk menyelenggarakan
kebutuhan hidup manusia dalam rumah tangga, baik dalam rumah tangga rakyat
1
Prof. DR. H. Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta,
Kalam Mulia, 2015), hal 54.
2
Teguh Triwiyanto, Pengantar Pendidikan (Jakarta, Bumi Aksara, 2014), hal 191.
3
Prof. DR. H. Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta,
Kalam Mulia, 2015), hal 54.
(volkshuishouding) maupun rumah tangga negara (staatshuishouding). (M.
Quraish Shihab, 1998: 42).4
Masalah-masalah pokok ekonomi menurut para pakar mencangkup
antara lain : (1) Jenis dan jasa yang diproduksi serta sistemnya, (2) Sistem
distribusi (untuk siapa barang jasa itu), (3) Efisiensi penggunaan faktor-faktor
produksi, (4) Inflasi, resensi, dan depresi, dan (5) dan lain-lain.5
Sistem ekonomi sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia karena
menyangkut kebutuhan pokok manusia, yang meliputi pangan, sandang dan papan
serta kebutuhan lainnya. Sistem ekonomi berkembang seiring dengan
perkembangan kehidupan manusia dan menjadi corak sebuah masyarakat yang
menganutnya.6 Pendidikan dan ekonomi merupakan sistem yang mempunyai
pengaruh timbal balik, saling mengait dan menunjang karena pendidikan mampu
menghasilkan tenaga kerja dan membentuk manusia-manusia yang sanggup
membangun pembangunan ekonomi masyarakat dan negara (Muhaimin, Abd
Mujib, 1993: 317).7
Menurut laporan UNESCO yang dikemukakan oleh Pleh Page dalam
Langgulung, bahwa menurut kajian lapangan, semakin tersebar pendidikan suatu
negara semakin cepat pertumbuhan ekonomi negara itu begitu juga semakin
meningkatnya perekonomian suatu negara, meningkatkan pembelajaran yang
diberikan kepada pendidikan (Page dalam Hasan Langgulung, 1998: 109).8
2. Sistem Politik
Sistem politik merupakan pola hubungan masyarakat yang dibentuk
berdasarkan keputusan-keputusan yang sah dan dilaksanakan dalam masyarakat
itu.9

4
Prof. DR. H. Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta,
Kalam Mulia, 2015), hal 55.
5
Prof. DR. H. Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta,
Kalam Mulia, 2015), hal 55.
6
Prof. DR. H. Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta,
Kalam Mulia, 2015), hal 55.
7
Prof. DR. H. Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta,
Kalam Mulia, 2015), hal 56.
8
Prof. DR. H. Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta,
Kalam Mulia, 2015), hal 56.
Pengaruh politik terhadap pendidikan adalah adanya kebijakan
pemerintahan suatu negara yang memberikan perhatian serta dukungan, baik
moral maupun materil, untuk terlaksananya pendidikan, di negara tersebut. Juga
mempengaruhi lajunya perkembangan politik yang ada serta melahirkan generasi
yang berkualitas, karena pendidikan yang berkualitas akan mempengaruhi
peradaban suatu bangsa (Kartini Kartono, 1991: 2). Keadaan seperti ini akan
memberikan pengaruh yang sangat besar untuk keberhasilan pendidikan. Apabila
suatu negara mengalami keguncangan politiknya, atau dipimpin oleh orang yang
tidak peduli terhadap pendidikan akan mampu menjalankan perannya secara baik
dan dapat mempengaruhi sistem ekonomi yang baik.10
Dilihat dari sejarah perkembangan pendidikan agama di Indonesia yang
mengalami pasang surut seirama dengan perkembangan politik di Indonesia.
Seperti pada zaman kolonial Belanda, pendidikan agama tidak diberikan
disekolah. Selanjutnya atas desakan tokoh-tokoh Islam, pendidikan agama
akhirnya diberikan di luar jam pelajaran resmi dan guru agama tidak mendapatkan
gaji dari pemerintah. Dan pada zaman Jepang, pelaksanaan pendidikan agama
relatif lebih baik dimana pelaksanaan pendidikan agama mendapat persetujuan
dari kantor Agama Pusat dan guru agama digaji oleh pemerintah daerah
setempat.11
Pada masa kemerdekaan, keadaan pendidikan agama lebih baik terutama
setelah dibentuknya Departemen Agama sebagai hasil bargaining (tawar-
menawar). Departemen Agama mengusulkan tiga hal: (1) memberikan pengajaran
agama di sekolah negeri dan partikulir, (2) memberi pengetahuan umum di
madrasah, (3) mengadakan Pendidikan Guru Agama (PGA) dan Pendidikan
Hakim Agama Islam Negeri (PHIN). Dalam Undang-Undang Pendidikan
Nasional No.4 Tahun 1950 jo UUPN no. 12 Tahun 1954 ditetapkan bahwa di
sekolah-sekolah negeri diselenggarakan pelajaran agama dengan catatan orang tua

9
Prof. DR. H. Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta,
Kalam Mulia, 2015), hal 57.
10
Prof. DR. H. Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan,
(Jakarta, Kalam Mulia, 2015), hal 58.
11
Prof. DR. H. Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan,
(Jakarta, Kalam Mulia, 2015), hal 58-59.
murid yang menetapkan keikutsertaan anaknya. Dengan demikian, secara dejure
posisi pendidikan agama relatif kuat atau minimal memiliki kekuatan hukum.12
Dengan demikian dapat dipahami bahwa sistem politik yang berlaku
pada suatu negara cukup besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan sistem
pendidikan Islam, baik terhadap kurikulum, materi pelajaran dan pengadaan guru
maupun kebijakan lain yang menyangkut identitas sebuah lembaga pendidikan
Islam.13
3. Sistem Sosial Budaya
Sistem budaya merupakan rangkaian hubungan komponen-komponen
budaya sebagai ungkapan perilaku, perbuatan, dan tindakan manusia sebagai
makhluk budaya. Namun demikian, dalam mekanisme budaya tersebut, tidak
terpisahkan dari hubungan antara individu dengan individu, individu dengan
masyarakat.14 Dan terbentuk suatu tatanan yang bila dikonsepkan sebagai sistem
sosial. Sistem sosial merupakan sistem tindakan-tindakan yang terbentuk dari
interaksi sosial yang tumbuh dan berkembang secara tidak kebetulan, apa yang
kita kenal sebagai norma-norma sosial. Dalam sistem budaya inilah manusia
belajar, berkreasi, berinovasi, berilmu, dalam suatu tatanan kehidupan yang
disebut kehidupan berbudaya.15
Dalam perkembangan masyarakat terdapat tiga tipe masyarakat, yaitu :16
a. Masyarakat tradisional. Masyarakat tradisional adalah masyarakat dengan
kelompok-kelompok terisolasi dari dunia luar dan jumlahnya relatif kecil
dengan pola hidup mereka yang masih sangat sederhana dan status
kehidupan yang bergantung pada alam.

12
Prof. DR. H. Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan,
(Jakarta, Kalam Mulia, 2015), hal 59.
13
Prof. DR. H. Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan,
(Jakarta, Kalam Mulia, 2015), hal 60.
14
Teguh Triwiyanto, Pengantar Pendidikan (Jakarta, Bumi Aksara, 2014), hal 81.
15
Prof. DR. H. Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan,
(Jakarta, Kalam Mulia, 2015), hal 60-61.
16
Prof. DR. H. Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan,
(Jakarta, Kalam Mulia, 2015), hal 61.
b. Masyarakat feodal berkembang. Masyarakat yang sebagian besar dari
mereka terdiri atas masyarakat petani yang tinggal di pedesaan, dan
menggunakan teknologi rendah, ditambah beberapa tenaga terampil.
c. Masyarakat modern. Masyarakat dengan bercirikan egalitarianisme dan
tingkat mobilitas tinggi.
Dari ketiga karakteristik sistem sosial budaya masyarakat dapat dipahami
bahwa tipe tersebut lebih cenderung kepada pola pikir dan bertindak akan
berimplikasi terhadap sistem pendidikan Islam.17
Dengan demikian hubungan masyarakat dengan pendidikan sangat
bersifat korelatif seperti bambu dengan tebing masyarakat akan maju karena
pendidikan dan pendidikan akan maju sangat ditentukan oleh masyarakat.18

17
Prof. DR. H. Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan,
(Jakarta, Kalam Mulia, 2015), hal 62.
18
Prof. DR. H. Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan,
(Jakarta, Kalam Mulia, 2015), hal 63

Anda mungkin juga menyukai