Anda di halaman 1dari 10

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

OLEH:

Ni Komang Ayu Nila Ratna (1710511038)


I Made Puja Raditya (1710511039)
Luh Yuli Tirtayani (1710511040)

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada hakikatnya manusia dapat dilihat sebagai makhluk individu dan juga sebagai
makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk individu memiliki arti bahwa manusia terdiri
atas unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang
dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam
dirinya. Jika unsur-unsur tersebut tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut lagi
sebagai makhluk individu. Hal ini sangat sesuai dengan makna kata individu yang berasal
dari bahasa latin individium yang memiliki arti tidak terbagi.
Disamping menjadi makhluk individu, menurut kodratnya manusia adalah makhluk
sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan kelebihan berupa akal
pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Manusia sebagai makhluk sosial
dalam kehidupannya mempunyai kebutuhan-kebutuhan, baik kebutuhan material maupun
spiritual. Kebutuhan itu bersumber dari dorongan-dorongan alamiah yang dimiliki setiap
manusia semenjak dilahirkan. Lingkungan hidup merupakan sarana di mana manusia
berada sekaligus menyediakan kemungkinan-kemungkinan untuk dapat mengembangkan
kebutuhan-kebutuhannya tersebut. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial juga
dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang
lain. Ada kebutuhan social (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain.
Manusia memiliki kebutuhan untuk mencari kawan atau teman.
Dalam perkembangannya kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial mengalami problematika-problematika tersendiri. Pandangan yang
mengembangkan pemikiran bahwa manusia pada dasarnya adalah individu yang bebas
dan merdeka melahirkan sebuah paham baru yaitu paham individualisme. Paham
individualisme merupakan paham yang menganggap diri sendiri (kepribadian) lebih
penting dibandingkan dengan orang lain. Dampak negatif yang ditimbulkan dari
masyarakat yang bersikap atau berprilaku individualis adalah hilangnya rasa solidaritas
terhadap sesam, egoisme yang tak terbatas dan kesulitan dalam bersosialisasi. Sementara
paham yang mengembangkan pentingnya aspek sosial keidupan manusia adalah paham
sosialisme. Namun, sosialisme dalam bentuk ekstrem dapat berkembang ke arah
komunisme. Dalam komunisme, hak milik individu dihapuskan, diganti menjadi
kepemilikan bersama. Di Indonesia sendiri paham-paham komunisme tidak boleh muncul
karena sangat bertentangan dengan sila-sila atau asas yang terdapat pada Pancasila.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apakah salah satu contoh problematika manusia sebagai makhluk individu dan
bagaimanakah solusi dalam mengatasinya?
1.2.2. Apakah salah satu contoh problematika manusia sebagai makhluk sosial dan
bagaimanakah solusi dalam mengatasinya?

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui problematika manusia sebagai makhluk individu dan solusi
dalam mengatasinya
1.3.2. Untuk mengetahui problematika manusia sebagai makhluk sosial dan solusi
dalam mengatasinya

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Problematika Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Solusi Dalam Mengatasinya
A. Contoh problematika manusia sebagai makhluk individu yang termuat dalam
salah satu artikel internet:

Gadget Mendekatkan kepada Individualisme


Rabu, 23 Desember 2015 – 23:11 WIB

Seorang anggota DPR asik dengan smartphone-nya di tengah sidang


Foto : dok jpnn

JAKARTA--Kemajuan teknologi komunikasi (digital) memang banyak


memberikan dampak positif dalam kehidupan sosial dan komunitas, salah satunya
mempermudah komunikasi serta membantu menyebarkan informasi kebaikan kepada
siapapun dan dimanapun. Namun kondisi tersebut kadang membuat kita lupa dengan
orang-orang terdekat (keluarga, pasangan, dan sahabat). Padahal interaksi sosial
(social human interaction dan face to face communication) adalah nilai budaya yang
sebenarnya tidak dapat digantikan dengan teknologi di jaman modern ini. Doni
Koesoema A, sebagai pendiri Pendidikan Karakter Education Consulting saat diminta
komentarnya mengenai hal ini, mengingatkan adanya bahaya individualisme yang
mulai muncul akibat kemajuan teknologi khususnya pemakaian gadget di masyarakat.
Dia menilai gadget kini membuat manusia abai terhadap kehadiran orang lain.
"Masyarakat menjadi individualistis dan tidak menghiraukan orang lain disekitar
mereka," katanya di Jakarta, Rabu (23/12).
B. Anallisis Masalah
Berdasarkan artikel diatas sifat individualisme memang menjadi ciri khas manusia
pada abad ke-21. Dalam perkembangannya manusia di era modernisasi ini tidak
pernah lepas dari yang namanya gadget. Penggunaan gadget kerap kali membuat
manusia lupa dengan dunia nyata dan orang-orang terdekatnya seperti yang dimuat
dalam artikel diatas. Manusia semakin abai terhadap kehadiran orang lain. Ketika
menghadiri suatu pertemuan atau kumpul bersama, manusia di zaman ini lebih jarang
berinteraksi dan pasif dalam hal berkomunikasi secara langsung. Mereka cenderung
lebih asyik dengan gadget mereka dan berbagai fitur sosial media yang saat ini kian
bervariasi.
C. Solusi
Pada kasus seperti diatas adapun upaya yang dapat dilakukan agar manusia tidak
bersikap individualistis dengan orang lain disekitar mereka akibat pengaruh dari
penggunaan gadget adalah dengan cara memberikan aturan untuk menonaktifkan
gadget pada pertemuan, rapat, diskusi ataupun saat pelajaran. Kita harus menyadarkan
masyarakat bahwa sebagai makhluk sosial dimana manusia tidak bisa hidup sendiri
maka bersosialisasi/berinteraksi secara langsung dengan sesama merupakan hal yang
penting disamping melalui dunia maya. Karena dunia yang sesungguhnya ada pada
sekeliling dan sekitar mereka bukan pada dunia maya.

2.2 Problematika Manusia Sebagai Makhluk Sosial dan Solusi Dalam Mengatasinya
A. Contoh problematika manusia sebagai makhluk sosial yang termuat dalam
salah satu artikel internet:

Dua Ormas Terbesar di Bali Bentrok, Dua Orang Dilarikan ke RS


Minggu, 22 Januari 2017 - 19:41 WIB

Bentrok massa antara anggota organisasi masyarakat pecah di Jalan Nuansa Indah,
Denpasar, Minggu sore (22/1/2017). Akibatnya dua orang dilarikan ke Rumah Sakit
Sanglah.

DENPASAR - Bentrok massa antara dua anggota organisasi masyarakat


terbesar di Bali pecah di Jalan Nuansa Indah, Denpasar, Minggu sore (22/1/2017).
Akibatnya dua orang dilarikan ke Rumah Sakit Sanglah. Anggota Polres Denpasar
yang enggan disebutkan namanya ini mengatakan, berdasarkan keterangan saksi
Agung Birowo menerangkan saat saksi berada di warungnya melihat lima orang
dengan mengendarai dua sepeda motor dengan jenis Supra Fit warna hitam dikendarai
oleh tiga orang dan satu unit motor Yamaha Vixion warna Biru Putih.
Pada waktu lewat depan warung Agung Birowo, mereka menggeber geber
kendaraannya sambil berteriak-teriak. Namun menurut dia, saat itu ada dua anggota
diduga dari Laskar Bali yang sedang duduk-duduk di posko. Kemudian salah satu
anggota Laskar Bali itu menegur pelaku yang membawa motornya tersebut."Karena
tak terima setelah ditegur pelaku (diduga Baladika) ini datang lagi dengan membawa
teman-temannya, lalu terjadi bentrok. Karena kalah jumlah dua anggota Laskar Bali
terdesak dan menjadi bulan -bulanan," katanya.
Korban diketahui bernama Rh dan FF yang diduga merupakan kelompok Ormas
Laskar Bali Korlap Buluh Indah. "Korban saat ini sudah dilarikan ke Rumah Sakit
Sanglah," jelasnya. Barang bukti yang diamankan diantaranya ada satu buah jam
tangan dalam keadaan rusak, satu buah topi warna hitam bertuliskan "Jeep", gelang
terbuat stainlees, gelang rantai, satu buah kelapa kering berisi bercak darah, tiga
pasang sandal, kaca mata hitam. Selain itu juga disita dua potongan kayu reng berisi
bercak darah, satu potongan balok kayu berisi bercak darah, frame kaca mata, satu
buah palu berisi bercak darah. Tidak hanya itu saja, pihak kepolisian juga
mengamankan empat unit sepeda motor.
Adanya peristiwa ini dibenarkan Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol
Reinhard Nainggolan. "Benar mbak, bentar ya mbak," terangnya melalui pesan
singkatnya (sms)
B. Anallisis Masalah
Berdasarkan artikel permasalahan di atas, konflik terjadi karena suatu
kesalahpahaman antar anggota kedua ormas. Konflik yang berujung pada aksi bentrok
ini merupakan suatu tindakan negatif yang terjadi karena adanya perbedaan diantara
pihak-pihak yang terlibat dan keduanya ingin saling menjatuhkan dengan berkumpul
untuk melakukan tindakan kekerasan sebagai tindakan balas dendam terhadap
perlakuan yang tidak adil ataupun sebagai upaya untuk menentang sesuatu, sehingga
salah satu anggota yang terlibat dalam aksi bentrok tersebut akan mengalami
kekalahan dan bahkan mengalami kejadian yang diluar dugaan. Hal ini tidak
sepantasnya dilakukan karena akan menimbulkan kerugian dari berbagai sisi. Mulai
dari kerugian materi, tenaga dan juga memperburuk kondisi mental ataupun psikis
pelakunya. Sebagai manusia, kita sebenarna tidak mampu hidup sendiri. Dalam
menjalani kehidupan, manusia juga memerlukan bantuan dan senantiasa bersama serta
bergantung pada manusia lainnya. Hal ini menuntut manusia untuk mampu
bersosialisasi dan berinteraksi. Oleh karena itu, tindakan bentrok semacam ini
sebenarnya telah melanggar hakekat manusia sebagai makhluk sosial, karena antara
manusia satu dengan manusia lainnya pastilah saling memerlukan dan saling
bergantung satu sama lain. Bukannya saling menjatuhkan dan menyakiti. Kesadaran
akan pemahaman arti penting manusia sebagai makhluk sosial, penghargaan akan hak
orang lain, ketaatan pada norma-norma sosial serta sikap saling menghormati satu
sama lain diperlukan guna menciptakan kehidupan sosial yang dinamis dan selaras.
C. Solusi
Terkait dengan permasalahan diatas, solusi yang dapat dilakukan untuk
mengatasinya sebenarnya bukannlah solusi yang cepat terlaksana atau instan.
Diperlukan proses atau tahapan agar permasalahan seperti ini tidak terjadi kembali.
Namun, beberapa tindakan yang dapat dilakukan diantaranya adalah:
a. Pemerintah mampu mengambil tindakan tegas dengan segera membubarkan
aksi konflik dan memperketat penjagaan di daerah yang rawan bahaya agar
tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. Selain itu, pemerintah melalui
badan keamanan yang berwenang dapat melakukan mediasi melalui ketua
ormas agar kedepannya hal yang sama tidak terulang lagi dan memakan lebih
banyak korban.
b. Sebagai masyarakat dalam bentuk apapun, hendaknya senantiasa
meningkatkan kesadaran akan hukum yang berlaku agar tidak sekali kali
mencoba melakukan tindakan yang melanggar hukum. Selain itu, dengan
menumbuhkan rasa saling menghargai, menghormati kepentingan orang lain
dan juga rasa toleransi, maka tindakan semacam ini tidak akan terjadi karena
masarakat telah memiliki rasa saling memiliki dan menghargai satu sama lain
di tengah perbedaan yang ada.

BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Manusia terlahir sebagai makhluk individu serta makhluk sosial. Manusia sebagai
makhluk individu yang memiliki ciri khas dan keunikan yang berbeda di masing masing
orang dan terlahir sebagai makhluk sosial yang senantiasa bersama dan bergantung pada
manusia lain. Namun, jaman dan perkembangan teknologi yang pesat membawa dampak
yang mengubah hakekat keduanya. Timbul berbagai masalah ang mengimbas pada diri
sendiri dan kehidupan sosial di masyarakat. Sikap individualistis dan berbagai aksi bentrok
akibat konflik menjadi suatu tantangannya. Dengan meningkatkan rasa memiliki diri sendiri
serta menghargai orang lain, tentunya permasalahan yang ada akan mampu teratasi, sehingga
tercipalah kehidupan yang harmonis dan tentram.

3.2. Saran

Setiap individu hendaknya sadar bahwa mereka terlahir sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial yang memiliki hakekat dalam kehidupan. Perbedaan yang tercipta dari
masing-masing individu bukanlah merupakan suatu hal yang menjadi penghalang untuk
senantiasa berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Dengan saling menghargai satu
sama lain dan memiliki sikap toleransi, maka kehidupan manusia sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial akan berjalan seiringan.

DAFTAR PUSTAKA
Jppn.com. 2015. Gadget Mendekatkan kepada Individualisme
https://www.jpnn.com/news/gadget-mendekatkan-kepada-individualisme (diakses
tanggal 23 Desember 2015)

Kertasari, Kis. 2017. Dua Ormas Terbesar di Bali Bentrok, Dua Orang Dilarikan ke RS
https://daerah.sindonews.com/read/1173165/174/dua-ormas-terbesar-di-bali-
bentrok-dua-orang-dilarikan-ke-rs-1485088752
(diakses tanggal 22 Januari 2017)

Anda mungkin juga menyukai