Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PEMAHAMAN OBYEK PERANCANGAN

PERANCANGAN KAWASAN WISATA RANU PANI DENGAN KONSEP EKOWISATA


TEMA ARSITEKTUR EKOWISATA

untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah AR7313 Konsep Skripsi Semester Ganjil T.A. 2020/2021
Program Studi S-1 Arsitektur

Disusun oleh :

ERIKA TRIA ERIANTY 1722101

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2020
DAFTAR ISI

I. Kajian Judul.....................................................................................................................................3
II. Kajian Tapak dan Lingkungan...................................................................................................3
III. Kajian Fungsi...............................................................................................................................4
IV. Kajian Tema.................................................................................................................................6
V. Kebutuhan Fasilitas.........................................................................................................................8
VI. Kebutuhan Kapasitas...................................................................................................................9
VII. Aktifitas........................................................................................................................................10
VIII. Ruang...........................................................................................................................................11
IX. Susunan ruang.............................................................................................................................17
X. Zoning..............................................................................................................................................20
XI. Metode Perancangan..................................................................................................................20

2
fungsional sering dipergunkan terminology lain yang lebih
spesifik. Jadi wilayah yang dibatasi oleh Batasan
I. Kajian Judul fungsional dan kegunaan, dinamakan Kawasan. (Nia :
1.1 Latar Belakang 2008)
Lumajang merupakan sebuah Kabupaten dengan potensi wisata Wisata : wisata adalah suatu proses yang berpergian yang bersifat
alam yang sangat luar biasa memiliki kekayaan alam yang melimpah, dan sementara yang dilakukan seseorang untuk menuju tempat
salah satunya yang menjadi program besar pemerintah adalah Kawasan lain di luar tempat tinggalnya. Motif kepergiannya tersebut
wisata Ranu Pani di Kecamatan Senduro yang berada ditengah Kawasan bisa karena kepentingan ekonomi, Kesehatan, agama,
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang direncanakan akan budaya, social, politik dan kepentingan lainnya. (Gamal :
menjadi agenda wisata terbesar di Lumajang, Jawa Timur. Ranu Pane 2004)
selain dikenal oleh wisatawan local juga sangat dikenal oleh wistawan Ranu pani :Ranu Pani adalah sebuah desa di Kecamatan Seduro,
mancanegara karena letaknya berada di dekat pendakian Gunung Semeru Kabupaten Lumajang, Jawa Timur yang merupakan bagian
yang merupakan gunung tertinggi di Jawa. Selain itu, Ranu Pane juga dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNTBTS)
terkenal karena memiliki tiga danau yang indah yaitu Ranu Pane, Ranu Ekowisata :Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area
Regulo dan Ranu Kumbolo. alamai yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi
Walaupun memiliki keindahan yang eksotik namun potensi yang lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan
dimiliki Ranu Pani kurang dioptimalkan dalam pengelolaannya, pendaki penduduk setempat. (The Ecotourism Society : 1990)
yang ingin membangun tenda di sekitaran danau Ranu pane tidak
memiliki area yang di peruntukkan khusus untuk camp dan setiap Dengan demikian dapat di seimpukan bahwa pengertian dari judul
kegiatan budaya yang diadakan warga setempat walaupun memiliki Kawasan Wisata Ranu Pani Dengan Konsep Ekowisata adalah
tempat berupa lapangan yang luas namun areanya kurang tertata dan perancangan sebuah Kawasan tepatnya di Ranu Pani yang merupakan
masih berupa lahan kosong. selain itu, perlu adanya infrastruktur kawasan konservasi dan akan dijadikan sebuah tempat objek wisata
pendukung keparawisataan agar menarik minat wisatawan berkunjung ke dengan konsep arsitektur ekowisata yang berwawasan lingkungan dan
Ranu Pane, hal ini sangat disayangkan menginggat makin meningkatnya tidak merusak alam.
wisatawan yang berkunjung dengan kurangnya fasilitas yang memadai
seperti penginapan, camp ground dan sarana lainya.
Selain memiliki pemandangan yang indah yang menjadi daya
tariknya, Kawasan ini juga memiliki nilai edukasi karena ranupane II. Kajian Tapak dan Lingkungan
merupakan lingkungan konservasi yang patut di jaga, maka dari itu 2.1 Gambaran Umum Tapak
penerapan konsep Ekowisata dalam perancangan wisata Ranu Pane Tapak berada di Ranupane, Kec. Seduro, Kab. Lumajang Jawa
sangat cocok diterapkan agar ekosistem yang ada dapat dijaga Timur, yang merupakan desa terakhir sebelum ingin ke gunung semeru,
kelestariannya dan memiliki nilai edukasi yang dapat mendukung area ini berada di ketinggin 2.100 mdpl dan untuk menuju ke tapak dapat
pengembangan ilmu pengetahuan, dengan Ekowisata desain bangunan di capai dari Kota Malang dan Lumajang melalui Kawasan gunung
dilahan konservasi mampu beradaptasi dengan lingkungan dan tidak Bromo lalu ke Ranu Pane. Tapak berada di atas lahan kosong yang
merusak alam. merupakan lapangan yang biasanya menjadi tempat kegiatan warga desa
1.2 Pengertian Judul Perancangan untuk mengadakan kegiatan budaya. Pada bagian utara tapak berbatasan
Judul konsep skripsi yang diambil adalah Perancangan Kawasan dengan Kawasan hutan lindung dan area pertanian, pada bagian selatan
Wisata Ranu Pani Dengan Konsep Ekowisata. Agar memperjelas judul berbatasan dengan danau Ranu pane dan jalur menuju ke pos perijinan
konsep yang diambil maka berikut diuraikan definisi ataupun pengertian pendakian Semeru, pada bagian kiri tapak berbatasan dengan jalan utama
dari masing-masing kata untuk memberikan kejelasan terkait pemilihan desa dan perumahan warga, tapak sebelah kanan terdapat danau dan hutan
judul yang diambil adalah senagai berikut : Kawasan konservasi.
Perancangan :perancangan adalah sebuah proses untuk mendefinisikikan
sesuatu yang akan dikerjakan dengan mengunakan teknik
yang bervariasi serta didalamnya melibatkan deskripsi
mengenaiarsitektur serta detail mengenai dan juga
keterbatasan yang akan memperbaiki komponen dalam
proses pengerjaannya (Soetam Rizky : 2011)
Kawasan :Kawasan merupakan wilayah yang betasammya bersifat

3
aksebilitas untuk pengunjung mencapai lokasi tapak dapat dicapai
dengan cukup mudah menggunakan trasportasi umum, jeep atau
kendaraan bermotor. Baik dari kota Malang maupun dari lumajang
cukup menuju ke area Bromo dan hanya terdapat satu desa trakhir yang
2.2 Lokasi Tapak dapat dicapai melalui Kawasan Bromo yaitu Ranu pani. Selain itu loksi
tapak berada di ujung jalan utama sehingga mudah untuk ditemukan.

e) View
karena lokasi tapak yang berdada di Kawasan perbukitan mebuat tapak
ini memiliki view yang sangat menakjubkan, pada bagian utara terdapat
view perbukitan, sawah dan hutan, view sebelah timur, dan selatan
memiliki pemandangan perbukitan, hutan dan danau yang eksotis, pada
bagian barat memiliki pemaandangan rumah warga dan persawahan.
Potensi inilah yang dapat dimanfaatkan untuk menjadikan Kawasan
Ranu Pani menjadi desa wisata yang sangat berpotensi.

f) Kebisingan
Analisa kebisingan pada tapak hanya terdapat di depan tapak yang
merupakan jalanan menuju rumah warga dan akses ke pos perijinan
yang dilalui oleh kendaraan warga dan mobil-mobil jeep, namun tidak
LUAS : ± 29,896 M2 KDB terlalu mengganggu terutama ketika malam hari karena lokasi sudah
: 50% mulai sepi.
KLB : 0,40 – 1,00
TB : 1 – 2 Lantai GSB g) Iklim (Umum, Lintasan Matahari, Angin, Curah Hujan)
: 3 Meter Indonesia khususnya Jawa Timur memiliki iklim tropis basah, curah
hujan arata-rata 1.900 mm pertahun dan biasanya musim hujan
berlangsung selama 100 hari dengan suhu diantara 21- 34 0C dengan
2.3 Potensi dan Permasalahan Tapak dan Lingkungan suhu didaerah pegunungan tepatnya di Ranu Pani yang merupakan
a) Topografi Tapak lereng gunung Semeru dapat menyentuh minus 4 0C.
kemiringan pada tapak memiliki kemiringan yang relatife dengan h) Manusia dan Budaya
lahan yang memiliki 4-5 kontur, yang mana memiliki ketinggian 1 meter Warga yang bermukim di Ranu Pani merupakan penduduk lokal suku
pada satu konturnya. Karena lokasinya yang berda di antara perbukitan Tengger, dalam hal ini penduduk setempat mampu berperan dalam
dan danau kondisi lahan yang berkontur ini merupakan hal yang wajar pengembangan wisata di Ranu pani baik dengan atarksi budaya
dan dpat digunakan untuk wisata yang berbasis alam. tradisional, layanan jasa transportasi, penginapan, warung makan dan
lain-lain, sehingga nantinya apabila wisata ini akan dibangun akan
b) Vegetasi Alami menambah jumlah wisatawan yang dapat dan memberikan dampak
terdapat sedikit vegetasi yang berada di lokasi tapak saat ini dan ekonomi pada penduduk setempat dan melestarkikan budaya lokal suku
kebanyakan merupakan rumput, karena merupakan lahan kosong yang tengger.
difungsikan untuk lapangan untuk acara adat maupun kegiatan setempat,
Namun di luar tapak memiliki banyak vegetasi pohon karena merupakan i) Utilitas Tapak (Drainase, Air Bersih, dan Listrik)
Kawasan hutan, Dan nantinya pada tapak akan ditanami sejumlah pada kawasn tapak memiliki keterediaan air bersih yang cukup memedai
tanaman endemik untuk meberikan keteduhan pada tapak. dilihat dari jumlah sumur dan mata air yang melimpah karena letak
Kawasan ini yang berlokasi di pegunungan. Drainase pada Kawasan
c) Buatan terdapat di dekat jalanan yang berada di depan tapak, sudah terdapat
pada tapak tidak terdapat bangunan buatan manusia, namun fakta jaringan listrik yang dapat mencapai lokasi tapak pula karena letaknya
dilapangan terdapat beberapa bangunan namun dapat dipindakan apabila berada di sepanjang jalan.
mengganggu pada perancangannya
d) Aksesibilitas III. Kajian Fungsi

4
3.1 Kajian Literatur
a)Pengertian
Wisata adalah segala sesuatu yang menjadi daya Tarik bagi
orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu untuk melihat-lihat
berbagai tempat baik dalam maupun luar negeri. Sedangkan Ekowisata
adalah kegiatan wisata yang dilakukan di alam dengan tujuan
mendapatkan pengalaman edukasi dan menikmati keindaahan lingkungan
yang alami dengan upaya melestariakan alam dan budaya setempat.

b) Fungsi
fungsi dari berwisata ke Kawasan ekowisata adalah:
1. Tempat rekreasi dan wisata alam
2. Sebagai sarana edukasi Arsitektur organic terlihat dalam harmoni bangunan,
3. Sebagai sarana penelitian manusia dan alam daapat dilihat dari:
4. Sebagai penunjang aktifitas budaya - Desain dari kompleks yang menyesuaikan lingkungan alam
sekitarnya
c) Fasilitas Utama dan Pendukung - Tatan massa bangunan yang mengikuti lingkungan sekitar
fasilitas utama ekowisata adalah landscape Kawasan yang - Menggunakan material-material alami seperti bamboo dan
merupakan tujuan utama orang datang untuk menikmati Kawasan dengan atap rumput
lingkungan alam, Adapun fasilitas yang dapat mendukung kegiatan - Bentuk bangunan seperti sarang burung yang
ekowisata yaitu : mempresentasikan alam
1. Penginapan Dalam dusun bambu memiliki fasilitas yang di tawarkan yang mana di
2. Camp ground antaranya adalah Sayang Heulang yang merupakan tempat camp dengan
3. Café & resto layanan premium, burangrang merupakan sebuah tempat bersantai Bersama
4. Gazebo keluarga yang merupakan sebuah café dan resto yang merupakan tempat
titik pertemuan yang menjadi point utama dari dusun bamboo dan berada
5. Dermaga
didataran tinggi. Fasilitis lainnya ada Lutung Kasarung yang merupakan
6. Hall tempat menimati hidangan restoran diatas rumah pohon berbentuk sangkar
7. Dan lain-lain burung, terdapat juga Purbasari yang merupakan tempat kuliner ala
3.2 Kajian Komparasi (minimal dua) masakan tradisional adat sunda yang berupa gazebo bamboo di tepi danau
1. Dusun bambu dengan kapasitas 4-12 orang, disni juga terdapat Pasar Khatulistiwa yang
Lokasi : jl. Kolonel Masturi KM 11 Cisarua, Bandung Barat menjajakan cemilan khas Indonesia, maupun souvenir dan produk pertanian
Arsitek : Oky kusprianto masyarakat
Luas : 15 Hektar
Tahun 2008
Dusun Bambu adalah sebuah Kawasan ekowisata yang berbentuk
konservasi dengan konsep 7E yaitu Edukasi, Ekonomi, Etimologi,
Etika, Estetika dan Entertainment. Proyek ini dimulai dengan
penanaman pohon bambu yang jumlahnya lebih dari 100.000 pohon,
tujuannnya untuk mengembalikan alam yang rusak akibat
ditinggalkan oleh lahan pertanian.

Canoing atau sampan Sangkuriang merupakan cara lain untuk


menikmati ekowisata di dusun bambu di atas air, Terdapat kampung

5
Layung dengan konsep Sunda lokal yang merupakan villa tradisional perkebunan Kawasan
dan apabila ingin camping disediakan camp ground, selain itu sayur tersebut
Fungsi Sebagai suatu Sebagai tempat Fungsi utama
terdapat area hiking, lokasi tempat memanah, area bersepeda dan play wisata alam rekreasi alam yaitu sebagai
ground, rabbit wonderland dan creativity ship yang di kelilingi yang dengan tempat wisata
pemandangan sawah dan taman bunga. fasilitas budaya yang berbasis
lokal lingkungan
2. Kawasan Ekowisata Darajat pass
Sirkulasi Sirkulasi Tatan massa Massa
Lokasi : Desa Karya Mekar, Kec. Pasirwangi, Kab.Garut Tapak bangunan memiliki mengikuti
Luas : 6 Hektar sangat mudah sirkulasi yang bentuk
Tahun : 2003 dengan pola baik karena lingkungan
Kawasan Ekowisata Darajat Pass merupakan Kawasan yang linear terpisah-pisah sekitar
berada di perkebunan sayur dengan panorama alam yang indah yang Fasilitas Terdapat villa, Terdapat Fasilitas
gazebo, café & fasilitas kolam menyesuaikan
dijadikan tempat rekreasi yang dilengkapi dengan fasilitas seperti resto, camp berenang potensi dari
rumah makan, kolam permandian air panas, penginapan, camping ground, hiking airpanas, rumah Kawasan
ground, shelter, aula atau hall, area outbond dan sarana olahraga area, play makan, camp setempat
lainnya. Taman ini memiliki view pegunungan dan hutan yang luas ground dan ground, ruang
dengan perkebunan disekitarnya sehingga dijadikan tempat untuk pasar dan lain- kelas, aula/hall,
lain shelter,
relaksasi bagi pengunjung yang datang untuk menikmati alam. musollah, area
outbond dan
lain-lain.
Struktur Menggunakan Menggunakan Struktur yang
struktur kayu struktur kayu digunakan yaitu
yang mudah dan beton material
didapatkan berkelanjutan
Utilitas Banyak Baik Sebisa mungkin
menggunakan pencahayaan menggunakan
pencahayaan dan pencahayaan
alami, penghawaan alami dan
penghawaan menggunakan penghawaan
alami dan sistem semuanya alami alami, genset,
air bersih yang dan sumber air pompa
mudah alami deserapkan
diterapkan
Selain memiliki pemandangan yang indah taman Wisata Alam
Darajat juga memiliki ptensi flora dan fauna yang dapat menjadi nilai
edukasi bagi pengunjung. Sumber air alami diterapkan pada Kawasan
ini, panyak memanfaatkan pencahayaan alami dan penghawaan alami IV. Kajian Tema
pada bangunannya. material yang digunkan pada bangunannya pun 4.1 Kajian Literatur
menggunakan kayu dan juga beton dengan material yang berkelanjutan. a. Pengertian
Tema Arsitektur Ekowisata adalah penggabungan dari arsitektur
Tabel 1. ekowisata dengan arsitektur ekologi yang mana merupakan sebuah upaya
Table komparasi dan Simpulan perancangan sebuah bangunan berkelajutan dengan mementingkan
Kriteria Dusun Bambu Kawasan Kesimpulan
Bandung Ekowisata kelestarian alam, berikut ini penggabungan dari tema asitektur ekologi,
Darajat pass ekowisata dan arsitektur ekowisata
Lokasi jl. Kolonel Secara Lokasi yang Tabel 2.
Masturi KM 11 administrative idean untuk Penggabungan tema
Cisarua, desa Karya ekowisata Arsitektur Ekowisata Arsitektur
Bandung yang Mekar berada di adalah Kawasan Ekologi Ekowisata
merupakan Kec. yang memiliki
Situs Meminimalkan dapak negatif pada Konservasi
Kawasan Pasirwangi, panorama alam
konservasi Kab.Garut yang dan memiliki budidaya alam dan budaya yang dapat
merupakan potensi di merusak destinasi

6
Bahan Meberikan edukasi kepada Ekologi berunah-ubah.
berkelanjutan pengunjung tentang pentingnya
pelestarian 4.2 Kajian Komparasi
Lingkungan Menekankan pentingnya tenggung Edukasi 1. Nautilus Eco-Resort in The Philippines
berkualitas jawab, dengan berhasil Vincent Callebaut Architectures mendesain sebuah resort
berkerjasama dengan otoritas lokal ekowisata di Filipina dengan prinsip-prinsip desain berkelanjutan
dan orang-orang untuk bertemu yang mana bahan-bahan yang digunakan sangat memanfaatkan
kebutuhan lokal dan memberikan beton hayati pada fasade hotel dengan bentuk cangkang, dinding
manfaat konservasi hijau, dan kayu laminasi silang pada kompleks yang terpusat.
Building Pendapatan langsung diberikan ke Dalam konsepnya desain ini menggunakan nol-emisi, nol-limbah,
Enclosures konservasi, pengelolan alam dan nol kemiskinan, dan lingkungan yang terjaga serta merevitalisasi
perlindungan area ekosistem lalu turut serta memulihkan warisan budaya.
Efisiensi Menekankan pengunaan kawasan
energi dan edukasi kepada social, serta Desain ini memiliki sumber energi terbarukan, seprti
program pemantauan jangka pasang surut dan matahari yang disambungkan kepada jaringan
Panjang dan meminimalkan lokal dan diperuntukkan untuk masyarakat. Selain itu, trasportasi
dampak perahu yang digunankan memiliki dasar yang rata agar tidaak
Green roof Memaksimalkan manfaat ekonomi merusak lingkungan di bawah laut. Tujuan resort ini adalah
untuk negara, bisnis lokal dan symbiosis dimana ekowisata akan meberikan pekerjaan kepada
komunitas, orang yang tinggal di ilmuan lingkungan resort dan wisatawan dapat mendapatkan
dalam dan berdekatan dengan alam pengetahuan yang dihasilkan oleh labotratorium
dan Kawasan lindung
Berusaha untuk memastikan
pengembangan parawisata tidak 2. Ecotourism Center In France/ Inca Architectes
melebihi batas lingkungan, Di Kawasan hutan Fontainebleu Prancis yang merupakan
perunahan yang perbolehkan cagar alam. kawasan ini merupakan pusat ekowisata yang dibuat
ditetapakan oleh peneliti yang dengan analisis bangunan dengan lanscape dengan bentuk yang
berkerjasama dengan warga lokal lebar dan halus mengikuti sepanjang pepohonan yang diawetkan
dan terispirasi dari bebatuan yang terkikis. Sebagai sebuah bentuk
hubungan anatara arsitektur dengan alam desain ini
ekowisata sebuah usaha yang melestarikan Kawasan yang perlu mengidentifikasikan Batasan baru, pada satu sisi terdapat area
dilindungi dengan memberikan dampaak ekonomi pada masyarakat public dan sisi lain terdapat hutan yang memiliki akses terbatas.
setempat yang mana pembangunannya bersifat berkelnajutan. Dalam hal
ini masyarakat setempat turut mengambil peran dalam pengelolaan
pengembangan keparawisataan baik lingkungan alam maupun budaya
setepat. Ekowisata berusaha membuat sebuah bangunan di lahan
konservasi tanpa mengganggu ekosistemnya dengan tetap menjalakan
fungsinya sebagai sebuah bangunan yang dapat beradaptasi dengan
lingkungan disekitarnya dan mampu bertahan dikondisi alam yang

Orientasi bangunan terhadap angin mengoptimalkan solusi

7
bioklimatik dan sumber energi ramah lingkungan yang digunakan, V. Kebutuhan Fasilitas
Penggunaan material kayu memberikan solusi pada eco- 5.1. Kegiatan Utama
konstruksinya yang mudah di dapatkan dan memiliki kesan yang Kegiatan utama dilakukan dalam kegiatan berwisata kekawasan
menyatuh dengan lingkungan. ekowisata adalah mengunjungi kawasan untuk tujuan bersantai
menikmati objek pemandangan wisata yang terdapat di Kawasan tersebut
dan menikmati fasilitas yang ada, Adapun tujuan lain yaitu bersifat
khusus.
5.2. Kegiatan Penunjang
Tabel 3 Kegiatan penunjang fasilitas yaitu seperti dermaga untuk
komparasi tema dan kesimpulan
menikmati danau Ranu pane, musollah untuk tempat ibadah, gazebo
No Obyek Kesimpulan
Komparasi untuk bersantai, camp ground untuk memfasilitasi apabila ingin
1. Nautilus Eco- Lingkungan ; membangun tenda.
Resort in The - fasade bangunan banyak 5.3. Kegiatan Pengelolaan dan Servis
Philippines menggunakan beton, kayu laminasi Pengelolaan dilakukan oleh pengelola untuk menyelenggarakan
silang dan dinding hijau yang dan melaksanakan kegiatan optasional Kawasan wisata yang mana
konsepnya berkelanjutan
- bangunan kompleks terpusat dan meliputi aktifitas :
memiliki bentuk cangkang - Managerial
- konsep bangunan berkelanjutkan - Oprasionl
digunakan pada bangunan ini - Administrasi
Sosial : - Pemasaran
- terdapat sebuah bangunan yang
diperuntukkan untuk pengembangan - dll
laboratorium untuk meberikan edukasi kegiatan servis melaksanakan kegiatan seperti membersihkan area
kepada pengunjung Kawasan konservasi, membersihkan fasilitas pendukung, merawat
- penggunaan trasportasi boot air yang Kawasan wisata dan kegiatan dapur yaitu memasak dan dalin-lain.
memiliki dasar rata agar tidak merusak
ekosistem yang ada di bawah laut
Ekonomi : 5.4. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang (primer, sekunder, tersier)
- keuntungan dari ekowisata ini akan Tabel 4
Aktivitas dan kebutuhan ruang
diberikan kepada pengelola setempat
untuk tujuan pemeliharan konserfasi Fungsi Pengguna Kegiatan Ruang yang di
butuhkan
Rekreasi Pengunjung Datang dan masuk Pintu gerbang
2. Ecotourism Lingkungan ;
Membeli tiket Duduk, Loket
Center In - bentuk bangunan mengikuti
menunggu Mencari Hall
France/ Inca pepohonan lingkungan sekitar
informasi Relaksasi. Lobby
Architectes - konsep bentuk seperti batu yang
Melihat-lihat, memilih R.Informasi
terkikis merupakan implementasi dari
barang, membayar dan Toilet
alam.
menerima uang Makan, Camp ground
- Penggnaan material kayu agar lebih
minum, bincang-bincang, Penginapan
menyatu dengan alam sekitar
duduk, mendengarkan Café & resto
- Bangunan berorientasi terhadap angin
musik Gazebo
dan memanfaatkan tumbuhan sekitar
Pengelola Mengelola administrasi R. Administrasi
Sosial :
kegiatan R.Keuangan
- Area pubik tempatkan khusus agar
Mengelola Keuangan R.Pengelola
dapat memperlajari Kawasan
Mengelola bangunan R. Mekanikal
konservasi Mengelola peralatan R. Kontrol
- Terdapat area yang memiliki akses Mengontrol Peralatan R. Marketing
terbatas yang merupakan kawasan Menasehati setiap R.Tamu
hutan kegiatan yang R. Meeting
Ekonomi : diadakan R. Tiketing Pos
Kawasan ini dikelola oleh pengelola setempat Melakukan pemasaran jaga
untuk tujuan konservasi atau R. CCTV
promosi.

8
Menerima tamu
Rapat
Mengetes karyawan yang
akan
masuk
Menjual tiket
Mengamankan kawasan
Konservasi Pembudi Budi daya taman dan Tempat Budidaya
daya atau tanaman yang nantinya R.Penjualan
pengelola akan di tampilkan pada
ruang peragaan dan dapat
juga untuk di jual
Servis Pengunjung Bersantai di taman Landscape area
dan Menitipkan Kendaraan konservasi
Pengelola Melakukan ibadah Buang Parkiran
air Musollah
Toilet
Pengelola Menaruh barang masing- R. Loker
masing Dapur
Pegawai R. Istirahat
Memasak Lavatory
Istirahat pegawai Gudang
Menaruh dan menyimpan
peralatan
kebersihan
Menyimpan barang yang
tidak
terpakai
Utilitas Pengelola Ruang untuk mengurus R. Monitor
masalah mekanikal R. Panel
elektrikal R. Genset
air,pembuangan, serta R. Pompa
servis alat R. AHU

VI. Kebutuhan Kapasitas


6.1. Kapasitas Utama Bangunan
6.2. Tabel Kapasitas Tiap Ruang

9
VII. Aktifitas

10
VIII. Ruang

11
12
13
14
IX. Susunan ruang

15
16
17
X. Zoning
Berdasarkan data tapak dan hasil perhitungan programing, maka didapatkan zonasi
seperti gambar dibawah ini ;

Beserta keterangan sebagai berikut ;


• A : Area/Zona Parkir
• B : Area/Zona Camp Ground
• C : Area/Zona Galeri Konservasi
• D : Lapangan Terbuka/Open Space
• E : Area Gazebo
• F : Landscape Taman & Jembatan
• G : Area Cafe dan Resto
• H : Area/Zona Kantor Pengelola
• I : Zona Utiltas
• J : Area Penginapan

XI. Metode Perancangan

XII. Rumusan Masalah


a. Masalah fungsi - lokasi/ tapak
Bangunan yang akan di bangun berfungsi sebagai tempat wisata yang memiliki
lokasi yang strategis dekat dengan rumah warga dan Kawasan danau dan hutan
Kawasan konservasi, untuk itu bangunan yang akan dibangun ditakutan akan
merusak alam jika tidak dibangun berdasarkan kondisi lingkungan disekitarnya.
Banyaknya tanaman endemik yang dilindungi menjadi salah satu faktor Kawasan ini
sangat memerlukan perhatian khusus, Lokasi ini pun memiliki tanah yang berkontrur
sehingga perlu penataan yang baik dalam pengelolaanya agar mempermudah
pengunjung yang datang berwisata.

18
Selain itu terdapat vegetasi di dalam tapak yang tidak boleh di hilangkan Secara keseluruhan, tapak mendapatkan sinar matahari secara merata di setiap
sehingga fungsi bangunan harus menyesuaikan terhadap keadaan di dalam tapak. sisimya. Baik matahari Pagi, Siang dan Sore. Hal ini dikarenakan kurangnya
Lokasi ini pun memiliki penetaan yang kurang tertata, tidak ada akses di tapak yang pohon perdu yang tersedia di area tapak sebagai penghalang sinar matahari
menghubungkan ke danau sehingga orang yang datang tidak mengetahui dimana secara langsung. Pohon perdu/besar, hanya terdapat di beberapa sisi tapak yaitu
dapat menuju ke danau. Tempat ini pun dijadikan pendaki untuk mendirikan tenda pada area zona G dan area Zona B. Sedangkan, tidak semua area membutuhkan
disembarang tempat untuk berkemah karena tidak ada lokasi khusus untuk sinar matahari secara langsung jika ditinjau dari perutukaan lahan sesuai konsep
mendirikan tenda dan tidak terdapat fasilitas apapun dilokasi tapak. rencana zonasi yg ada. Area J misalnya, area ini tidak terlalu membutuhkan
banyak sinar matahari secara langsung dikarenakan area ini akan dijadikan
b. Masalah fungsi – tema
area/zona penginapan, yang mana jika terlalu banyak menggunakan sinar
Fungsi bangunan sebagai tempat wisata yang berkonsep ekowisata menjadi matahari secara langsung tentu akan memberikan rasa yang kurang nyaman,
tantangan tersendiri untuk membuat sebuah bangunan yang dapat beradaptasi terutama sinar matahari siang dan sore hari yang meberikan rasa terik dan
dengan lingkungan sekitar dan dapat diterima oleh masyarakat. Disamping itu kurang bagus untuk kesehatan
biasanya bangunan yang menyesuaikan diri terhadap lingkungan memiliki bentuk b. Analisis Angin
yang umum dan monoton, sehingga wisatawan kurang tertarik untuk datang
berkunjung ke tempat wisata karena tidak memiliki sesuatu yang dapat menajadi
daya Tarik bagi mereka.

c. Masalah lokasi/ tapak – tema

Loaksi tapak yang merupakan Kawasan konservasi mengambil tema ekowisata


agar menjadi sebuah wisata yang terpadu dan berkelanjutan. Hal ini menjadi sebuah
tantangan dalam penyesuaian temanya karena kondisi lokasi mengharuskan untuk
lebih mengembangkan tema baik dari pemilihan bahan yang digunakan harus
menggunakan material alam dan material berkelanjutan. Warna-warna yang
digunakan pun tidak boleh terlalu mencolok karena akan menghilangkan kesan alami
pada desainnya. Kebanyakan bentuk yang digunakan merupakan implementasi dari
alam itu sendiri dan harus menyesuaikan keadaan yang ada sehingga sulit dalam
perancangan desainnya. Namun, apabila konsep ini berhasil diterapkan maka dapat
memberikan nuansa alam yang sejuk dan damai, hal ini dikarenakan wisata ekologi
memiliki ciri khas yang natural namun tetap memiliki desain yang modern dan
berkelanjutan.

XIII. Analisis
1.1 Tapak Secara Keseluruhan, tapak mendapatkan hembusan angin secara merata untuk
a. Analisis tapak terhadap matahari semua sisinya. Dikarenakan hembusan angin terhadap tapak berasal dari semua
sisi arah mata angin. Kurangnya pohon pada area tapak menyebakan aliran angin
berhembus secara acak melalui segala sisi, sedangkan adanya tanaman/pohon
menyebabkan angin berbelok arah, sehingga bukan angin langsung yang masuk
kedalam tapak. Untuk pola pergerakannya dapat dilihat pada area zona G dan B,
yang terdapat beberapa pohon pada tapak. Sedangkan untuk area sisi tengah
tapak, sama sekali tidak memiliki pohon atau tanaman perdu yang dapat
menghambat lajurnya hembusan angin secara langsung, yang mana hal ini dapat
berbahaya jika terjadinya hembusaan angin kencang / badai angin.

19
c. Vegetasi Meninjau ulasan tapak, dan penyesuaian terhadap pembagian zonasi pada area
perutukkan kawasan tapak. Maka, sirkulasi yang sekiranya cocok untuk
diterapkan pada tapak merupakan jenis pola sirkulasi linear. Sirkulasi Pola linier
adalah jalan yg lurus yg dapat menjadi unsur pembentuk utama deretan ruang.
Tipe ruang ini biasanya menempatkan fungsi-fungsi yang ada dalam satu tata
atur yang menyerupai sebuah garis lurus yang meneruskan fungsi dari ruang satu
ke ruang yang lain sehingga terjadi interaksi tatap muka langsung antar
keduanya.

1.2 Bentuk dan tampilan/ fasade


Bentuk bangunan terinspirasi dari bentuk bangunan tradisonal yang mana
rumah adat Tenger merupakan bangunan khas daerah Ranupane yang didiami
oleh suku tengger. Ciri utama dari bentuk rumah adat suku Tenggeradalah tidak
bertingkat, bukan rumah panggung, strukturnya tersusun dari papan atau batang
kayu, bubungan atapnya tinggi sehingga terlihat sangat terjal, hanya memiliki
satu atau dua jendela saja

Vegetasi yang tersedia di dalam tapak hanya berupa pohon besar yang berada
hanya di beberapa sisi tapak saja. Meninjau ulasan analisis tapak terhadap
matahari dan angin diatas, sudah jelas bahwa tapak sangat minim terhadap
pohon dan tanaman perdu yang ada. Sedangkan beberapa area/zona di dalam
tapak membutuhkan pohon dan tanaman perdu sesuai dengan peruntukkannya,
sepertia zona B yang merupakan area camp ground jelas membutuhkan pohon
besar untuk menghindari adanya aliran angin yang berhembus secara langsung.
Area J, yang membutuhkan pohon/tanaman perdu sebagai sun shadding untuk
area kawasan penginapan, dan beberapa tanaman perdu atau vegetasi lainnya
untuk melengkapai area F yang mana ditujukkan untuk area landscape
pertamanan.
d. Sirkulasi tapak

Pada rumah adat Tengger yang asli, seluruh bahan yang menyusun rumah
tersebut adalah kayu dan bambu, namun desain bentuk rumah adat masyarakat
Tengger mulai dibangun oleh arsitektur modern, sehingga yang terlebih dahulu
atapnya terbuat dari bambu yang dibelah, kini atapnya sudah menggunakan
genteng atau seng.

- Bentuk alternatif
Bentuk mengambil fasad asli dari rumah
adat Tengger

20
kedalaman bervariasi antara ± 80-100 cm.
- Alternatif 2
Bentuk mengambil bentukan atap dari rumah adat yang kemudian dicut

- Alternatif 3
Bentuk ditrasformasi kebentuk yang diberikan modifiasi seperti dibawah

- Pondasi Telapak/Spread Footing Pondation


Pondasi jenis ini merupakan pondasi dangkal yang terbuat dari
campuran beton bertulang dengan perbandingan tertentu yang
berbentuk telapak dengan kedalaman berkisar antara ± 150-200 cm. Jenis
pondasi ini dapat digunakan untuk bangunan bertingkat 2-3 lantai dengan
1.3 Ruang beban sedang. Tetapi hal ini tergantung kembali dari hasil investigasi
Analisa ruang pada bangunan lebih banyak menggunakan ruang yang terbuka laporan tanah guna menentukan kedalaman dan ketebalan dari pondasi
karena sifatnya yang dikhususkan untuk publik umum seperti café & resto dan telapak. Biasanya pondasi telapak dapat dikombinasikan dengan pondasi
gallery konservasi. Namun pada bangunan kantor dan penginapan akan menerus untuk penyaluran beban secara merata pada struktur bangunan.
diterpakan ruangan yang semi tertutup namun teteap diberikan bukaan untuk
dapat menikmati pemandangaan yang ada ditapak. Pada area camp ground
diberikan ruang terbuka hijau.

XIV. Analisis Struktur


a. Struktur Bawah
- Pondasi menerus
pondasi ini juga umumnya dikenal dengan istilah pondasi menerus
yang dibuat dengan susunan pasangan batu (batu kali atau karang) yang
diikat dengan campuran mortar (semen, pasir dan air) dengan b. Struktur Utama
perbandingan campuran yang bervariasi sesuai dengan standar yang c. Struktur Atap
digunakan. Pondasi menerus biasanya diperuntukan untuk kosntruksi
rumah sederhana atau perumahan yang tidak bertingkat dengan
XV. Analisis Utilitas

21
22

Anda mungkin juga menyukai