NIP : 199412242022032010
Instansi : Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum
A. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa isu atau
problematika yang ditemukan dalam melaksanakan tugas sebagai CPNS Pengendali Ekosistem
Hutan Pemula di Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum. Sumber isu
yang diangkat dapat berasal dari individu, unit kerja, maupun organisasi. Isu – isu yang menjadi
dasar rancangan aktualisasi ini bersumber dua dari aspek, yaitu :
a. Manajemen ASN
b. SMART ASN
Rancangan Identifikasi isu-isu yang dilakukan oleh peserta selama ini di Balai Besar
Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum terutama di Resort Sepandan adalah
dengan melakukan pengamatan terkait penerapan dan pelanggaran terhadap Manajemen ASN
dan Smart ASN di lingkungan kerja, melalui wawancara dan diskusi dengan mentor atau rekan
kerja hingga ditemukan beberapa isu yang terjadi di instansi terutama kantor resort Sepandan
dari isu yang penting untuk segera diselesaikan sampai isu yang penyelesaiannya dapat ditunda.
Dari hasil diskusi bersama mentor dan rekan kerja di resort Sepandan hingga terpilih 4 isu yang
memerlukan penanganan segera.
Keempat (4) isu terpilih, kemudian dideskripsikan dan dikaitkan dengan Manajemen
ASN dan Smart ASN. Di dalam deskripsi, juga dilakukan analisis dampak yang terjadi terhadap
pihak-pihak terkait apabila isu tersebut tidak ditangani atau diselesaikan. Isu-isu yang telah
dideskripsikan, kemudian dilakukan penapisan isu dengan menggunakan teknik penapisan yaitu
APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan,dan Kelayakan Penapisan isu) hingga diperoleh 1 isu
terpilih.
1
B.Deskripsi Isu
2
2. Isu Ke-3: Kebakaran Hutan dan Lahan di Daerah Binaan Resort Sepandan
Hutan yang terdapat di Indonesia , sebagian besar adalah hutan tropis yang terhampar
dari sabang sampai merauke. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan bencana yang
kerap melanda Indonesia. Kualitas hutan di Indonesia terus menurun disebabkan karena adanya
peladangan berpindah, pembukaan hutan untuk ladang pertanian.
Pembukaan lahan adalah salah satu langkah awal untuk bercocok tanam, pada suatu
areal atau lahan hutan yang sebelumnya banyak ditumbuhi oleh pepohonan, gulma dan
keanekaragaman hayati di dalamnya, pembukaan lahan dilakukan untuk keperluan seperti lahan
pertanian. Penyebab kebakaran hutan cukup kompleks karena tak hanya cuaca dan kondisi
alam yang menjadi penyebabnya akan tetapi lemahnya pengawasan juga ulah manusia. Salah
satunya di daerah binaan Resort Pulau Sepandan yang menjadi sumber mata pencarian yaitu
berladang dengan cara pembukaan lahan baru melalui pembakaran hutan. Hal ini juga dilakukan
oleh penduduk lainnya dalam proses perladangan berpindah dengan metode pembakaran maka
waktu yang dibutuhkan dalam pembukaan lahan baru lebih efektif dan singkat, disamping itu
dampak dari metode tersebut berakibat terganggunya ekosistem lingkungan hidup.
3
tentang Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Sepandan Kecamatan Batang Lupar Kabupaten
Kapuas Hulu, karena sering terjadinya bencana khususnya kebakaran hutan dan lahan di Desa
Sepandan pada saat pembersihan lahan pertanian maupun pada musim kemarau bahwa untuk
antisipasi bencana kebakaran hutan dan lahan perlu di bentuk kelompok Masyarakat Peduli Api
di Desa Sepandan. Terbentuknya kerjasama antara Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun
dan Danau Sentarum dengan Masyarakat Peduli Api (MPA) dalam rangka antispasi kebakaran
hutan di Desa Sepandan merupakan implementasi Manajemen ASN. Dan terkait dengan SMART
ASN yaitu pemanfaatan alat pendeteksi titik lokasi kebakaran dalam menunjang keberhasilan
kegiatan penanggulan kebakaran.
Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) merupakan salah satu kawasan konservasi
perwakilan ekosistem lahan basah danau, hutan rawa air tawar dan hutan hujan tropik yang
memberi manfaat sebagai pengatur fungsi tata air, perlindungan tanah, dan perlindungan flora dan
fauna serta flasma nutfah yang ada di dalamnya. Sebagai ekosistem lahan basah, kawasan TNDS
bukanlah kawasan yang bebas dari kebakaran hutan. Akan tetapi, pada saat musim kemarau dimana
air danau surut dan menyisakan danau dan rawa kering mengakibatkan kawasan ini sangat rawan
kebakaran. Hampir setiap tahun di kawasan TNDS terjadi kebakaran. Bahkan kebakaran hutan
merupakan penyumbang degradasi terbesar di kawasan TNDS dari antara penyebab degradasi hutan
lainnya. Degradasi hutan akibat kebakaran tentunya akan berdampak terhadap perubahan peran
kehidupan ekosistem yang ada di sekitarnya. Mulai dari perubahan ekolologi tumbuhan maupun
perubahan ekologi satwa yang berhabitat di lokasi terdegradasi tersebut. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pemulihan terhadap kawasan terdegradasi agar dapat kembali ke ekosistem aslinya
melalui kegiatan pemulihan ekosistem. Pemulihan ekosistem merupakan upaya untuk
mengembalikan fungsi ekosistem atau vegetasi yang mengalami kerusakan sesuai dengan tujuan
pengelolaan kawasan konservasi. Dalam penerapannya di lapangan pemulihan ekosistem dapat
dilakukan dengan beberapa metode. Salah satu metode pemulihan ekosistem adalah metode
assisted natural regeneration (ANR). ANR adalah suatu upaya pemulihan ekosistem secara alami
dengan memberikan ruang tumbuh pada anakan dengan bantuan manusia. Menurut Peraturan
Direktur Jenderal KSDAE nomor: P.12/KSDASet/2015 tentang pedoman tata cara penanaman dan
pengkayaan jenis dalam rangka pemulihan ekosistem daratan pada kawasan suaka alam dan
kawasan pelestarian alam, penentuan metode pemulihan ekosistem didasarkan pada tingkat
kerusakan kawasan. Untuk kawasan yang memiliki tipologi kerusakan ringan dapat dipulihkan
dengan menggunakan metode ANR. Suatu areal sebagai target pelaksanaan ANR didasarkan pada
4
beberapa indikator antara lain merupakan kawasan terbuka (open area), berada dalam zona
Rehabilitasi ataupun bekas kebakaran. Indikator tersebut merupakan dasar penetapan suatu areal
menjadi target pemulihan ekosistem dengan metode ANR.
Pemulihan ekosistem merupakan kegiatan mempertahankan, memulihkan, dan/ atau
mengembalikan ekosistem menjadi seperti kondisi aslinya ataupun kondisi masa depan tertentu
sesuai dengan tujuan pengelolaan. Untuk mengembalikan fungsi ekosistem atau vegetasi yang
mengalami kerusakan sesuai dengan tujuan pengelolaan kawasan konservasi, perlu dilakukan upaya
pemulihan ekosistem. Cara pemulihan ekosistem disesuaikan dengan tingkat kerusakan yang terjadi,
yakni suksesi alam, rehabilitasi, dan restorasi.
Desa Melemba adalah salah satu desa penyangga di kawasan TNDS yang salah satunya
wilayah kerja Resort Sepandan yang wilayahnya relatif rawan terhadap kebakaran hutan. Jika
pemulihan ekositem tidak dilakukan akan mengakibatkan kerusakan ekosistem hutan di Desa
Melemba, sehingga desa ini menjadi salah satu desa target ANR untuk dilakukan pemulihan
ekosistem. Tujuannya adalah untuk mengembalikan wilayah bekas kebakaran yang sudah
terdegradasi ke kondisi awal, sehingga kehidupan ekosistem di dalamnya dapat kembali ke aslinya.
Untuk mendukung program pemulihan ekosistem yang ada di wilayah kerja resort Sepandan
melalui mekanisme alami (ANR). Hal ini merupakan implementasi Manajemen ASN, dengan
menggunakan teknologi yang semakin berkembang kita bisa memafaatkan sosial media untuk
sosialisasi mengenai perlunya menjaga kelestarian hutan supaya stidak terjadi lagi kebakaran hutan,
pembukaan lahan dan kerusakan hutan lainnya.Hal ini merupakan implementasi dari SMART ASN.
5
seperti di website Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum atau media
sosial pribadi, hal ini merupakan implementasi SMART ASN.
Berdasarkan penjabaran diatas diketahui bahwa terdapat empat isu yang menjadi perhatian
di Balai Besar Taman Betung Kerihun dan Danau Sentarum khusunya di Resort Sepandan.
Untuk memudahkan dalam menentukan core isu atau isu utama maka perlu dilakukan
penapisan isu dengan menggunakan teknik APKL. Teknik ini adalah teknik penapisan dengan
menetapkan rentang penilaian pada kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan.
Penapisan isu dilakukan pada Tabel 1.
Tabel 1. Penetapan Core Isu dengan Analisis APKL
Kriteria Jumlah Peringkat
No ISU A P K L Nilai Kualitas
Identifikasi Flora di Resort Pulau
1 5 4 4 5 18 I
Sepandan
Kebakaran Hutan dan Lahan di Daerah
2 4 4 4 3 15 II
Binaan Resort Sepandan
Berdasarkan kriteria penilaian Tabel 1, perlu diketahui bahwa indikator Aktual artinya isu
tersebut benar-benar terjadi dan sedangan hangat dibicarakan dalam lingkup instansi. Deskripsi
indikatornya dibuat berdasarkan rentang waktu isu tersebut dibahas atau sedang dialami
menggunakan skala likert (1 – 5) untuk menggambarkan tingkat keaktualan suatu isu. Deskripsi
indikator tersebut dijabarkan pada Tabel 2.
6
2 Kurang Aktual Dibicarakan satu kali dalam 1 tahun terakhir
1 Tidak Aktual Tidak pernah dibicarakan
Berdasarkan kriteria penilaian Tabel 1, perlu diketahui bahwa indikator Problematik artinya
isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera
solusinya secara komprehensif. Deskripsi indikatornya dibuat berdasarkan tingkatan pihak yang
terlibat dalam penanganan isu menggunakan skala likert (1 – 5) untuk menggambarkan tingkat
problematik atau kompleksitas suatu isu. Deskripsi indikator tersebut dijabarkan pada Tabel 3.
Tabel 3 Deskripsi Kriteria Problematik
Berdasarkan kriteria penilaian Tabel 1, perlu diketahui bahwa indikator Kekhalayakan artinya
isu tersebut menyangkut hidup orang banyak. Deskripsi indikatornya dibuat berdasarkan
tingkatan keterkaitan isu dengan suatu kelompok menggunakan skala likert (1 – 5) untuk
menggambarkan tingkat kehalayakan suatu isu. Deskripsi indikator tersebut dijabarkan pada
Tabel 4.
7
Berdasarkan kriteria penilaian Tabel 1, perlu diketahui bahwa indikator Kelayakan artinya isu
tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Deskripsi indikatornya dibuat berdasarkan durasi yang dibutuhkan dalam menyelesaiakan suatu
isu menggunakan skala likert (1 – 5) untuk menggambarkan tingkat kelayakan suatu isu.
Deskripsi indikator tersebut dijabarkan pada Tabel 5.
Berdasarkan Analisis penilaian kualitas isu dengan kriteria APKL di atas, maka isu yang dipilih
adalah ”identifikasi flora di Resort Sepandan” dengan rumusan isu kurangnya data dan
informasi flora di Resot Sepandan sehingga banyak hal informasi yang tidak tersampaikan
kepada pengunjung.
8
9