Anda di halaman 1dari 159

TEORI PERUBAHAN

K + A + IC + BR BC TR CR
Pengetahuan mengenai nilai penting hutan untuk daerah tangkapan air Peningkatan kesadaran mengenai pentingnya TNUK tersebut sebagai habitat badak dan juga sebagai penunjang kehidupan Khalayak target bertambah kemauan untuk mengadopsi sistem pertanian yang baik serta sumber pendapatan alternatif yang lebih produktif dan berkelanjutan Khalayak target mulai membicarakan nilai penting hutan sebagai daerah tangkapan air Masyarakat. membicarakan sistem dan teknik pertanian yang baik serta sumber pendapatan alternatif yang lebih produktif dan berkelanjutan Pengembangan sistem intensifikasi pertanian dengan hasil yang tinggi Pengembangan sumber-sumber pendapatan lainnya (Kelompokkelompok usaha ekonomi) Masyarakat Petani menggarap lahannya dengan pola intensifikasi pertanian dan Petani tidak memperluas lahan garapan dalam kawasan TNUK Menurunnya laju perusakan hutan akibat perambahan hutan untuk pertanian dan penurunan penebangan liar Menyelamatkan hutan Ujung Kulon sebagai habitat badak Jawa dan daerah penting tangkapan air

Untuk mengurangi ancaman terhadap kawasan TNUK yang penting sebagai habitat badak jawa, pembukaan lahan hutan untuk tujuan pertanian dan pembalakan liar akan diminimalisasi. Para petani lokal akan diberikan informasi mengenai nilai kehati dari kawasan TNUK, serta keuntungan mengadopsi system intensifikasi pertanian dan sumber pendapatan lainnya yang sudah dikembangkan dan mulai diterapkan di kawasan tersebut. Sistem dan teknik pertanian yang baru ini akan memberikan pendapatan yang lebih tinggi dan berkelanjutan kepada para petani, dan juga akan mempertahankan system penyangga kehidupan hutan. Mereka akan diperkenalkan pada system dan teknik intensifikasi pertanian dan sumber pendapatan lainnya untuk diadopsi dan mempraktekannya. Pada tahun pertama paling tidak terjadi 50 % adopsi dari teknik dan system intensifikasi pertanian. Kampanye pride di kawasan ini akan dianggap sukses jika tidak ada lagi pembukaan hutan baru sebagai lahan pertanian, dan selama 1 tahun kampanye berkurang sebesar 40 % serta habitat i badak jawa tetap terjaga.

PENDAHULUAN
oleh Indra K. Harwanto
Hampir 9 tahun saya bekerja di Taman Nasional Ujung Kulon, Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan, sebagai pejabat fungsional Pengendali Ekosistem Hutan. Hampir seluruh kawasan Taman Nasional Ujung Kulon telah Saya kunjungi dalam berbagai kegiatan, khususnya kawasan Gunung Honje dan Semenanjung Ujung Kulon yang merupakan habitat badak Jawa yang endemik dan terancam punah populasinya. Bersama dengan teman-teman, saya menjadi saksi terus meningkatnya kerusakan hutan yang disebabkan oleh perambahan hutan untuk sawah, penebangan hutan, dan peristiwa kebakaran hutan. Bahkan, konflik dengan masyarakat setempat pernah kami alami, berbagai upaya dan dialog untuk mencari solusi telah kami lakukan, penegakan hukum semakin ditingkatkan baik pendanaan maupun kegiatan dilapangan, namun realita di lapangan justru semakin banyak konflik dengan masyarakat yang terjadi. Taman Nasional Ujung Kulon dalam 2 tahun terakhir, memprioritaskan pendekatan berbasis partisipasi masyarakat, dengan harapan mendapatkan solusi yang terbaik dalam mengurangi ancaman terhadap kawasan. Pride campaign adalah salah satu upaya untuk mengurangi ancaman tersebut. Rencana Proyek ini menyediakan bukti dokumenter dari tahap pertama kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon yang menguraikan bagaimana ancaman terhadap Taman Nasional Ujung Kulon diidentifikasi dan diuji kebenarannya, bagaimana sumber-sumber ancaman tersebut divalidasi dan perilaku yang ada diidentifikasi. Rencana Proyek ini menjelaskan proses-proses yang digunakan untuk mengembangkan model konseptual dan peringkat ancaman, juga bagaimana dan mengapa khalayak dibagi-bagi dan pesan-pesan dibuat. Sasaran proyek yang diatur dalam rencana ini dan strategi pengawasan yang dijabarkan telah diperiksa oleh pemangku kepentingan utama dan keseluruhan rencana telah dibaca dan disetujui oleh Kepala Taman Nasional Ujung Kulon.

DAFTAR ISI

A. RINGKASAN EKSEKUTIF

A. Ringkasan Eksekutif

KILASAN KAMPANYE
NEGARA (UN), Negara Bagian atau Provinsi Nama lokasi RarePlanet URL Informasi Angkatan (Nama Angkatan, nomor, dan manajer utama) Jangka waktu proyek Lembaga pemimpin Kontak lembaga pemimpin (misalnya Direktur Eksekutif) Nama manajer kampanye Mitra BINGO (dan rincian kontak) Mitra lain (dan rincian kontak) Ancaman utama yang ditangani Sasaran keanakeragaman hayati utama Slogan kampanye Khalayak sasaran utama (dan populasi) INDONESIA, BANTEN TAMAN NASIONAL UJUNG KULON www.rareplanet.org/ujungkulon Simpul Nama Nomor Supervisi : University of Texas et el Paso : METAMORFOSA : : Pairah

15 Oktober 2008 (Tahap Universitas) sampai 15 Juli 2010 (Tahap Penyelesaian Proyek) Balai Taman Nasional Ujung Kulon Ir. Agus Priambudi, M.Sc, Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Dirjen PHKA, Departemen Kehutanan Indra Kristiawan Harwanto, Pengendali Ekosistem Hutan di Balai Taman Nasional Ujung Kulon WWF proyek ujung kulon (Project Leader Adhi Rachmat ; +62818134178, email : ahariyadi @wwf.or.id

1. Monitoring hasil dan evaluasi kegiatan, membantu fasilitator : LATIN (Lembaga Alam Tropika Indonesia) ; (Direktur eksekutif Arief Aliadi Hp.+628121102660) 2. Penyingkir Hambatan : Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten (PPL), RARE dan PT. Tanindo Pembukaan lahan baru didalam kawasan TNUK untuk sawah Kategori ancaman IUCN : 2.1 (Annual and perennial non timber crops) Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus, Desmarest 1822) Ujung Kulon Lestari Masyarakat Sejahtera Petangi penggarap di sekitar Taman Nasional Ujung Kulon

jumlah hektar yang terancam Kampanye Teori Perubahan (Maksimal 175 kata)

Taman Nasional Ujung Kulon memiliki luas total 120.551 ha. Kampanye akan berpusat pada petani penggarap disekitar kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, 10 desa di 2 kecamatan dengan luas 11.691 Ha Untuk mengurangi ancaman terhadap kawasan TNUK yang penting sebagai habitat badak jawa, pembukaan lahan hutan untuk tujuan pertanian dan pembalakan liar akan diminimalisasi. Para petani lokal akan diberikan informasi mengenai nilai kehati dari kawasan TNUK, serta keuntungan mengadopsi system pertanian menetap dan sumber pendapatan lainnya yang sudah dikembangkan dan mulai diterapkan di kawasan tersebut. Sistem dan teknik pertanian yang baru ini akan memberikan pendapatan yang lebih tinggi dan berkelanjutan kepada para petani, dan juga akan mempertahankan system penyangga kehidupan hutan. Mereka akan diperkenalkan pada system dan teknik pertanian menetap dan sumber pendapatan lainnya serta mendapatkan pelatihan dan pendampingan teknis untuk mengadopsi dan mempraktekannya. Pada tahun pertama paling tidak terjadi 50 % adopsi dari teknik dan system agroforestry. Kampanye pride di kawasan ini akan dianggap sukses jika 30 % petani penggarap lahan dalam kawasan TNUK tidak melakukan pembukaan dan perluasan lahan garapannya selama 1 tahun kampanye serta tidak diketemukan aktivitas pembukaan dan perluasan lahan garapan untuk pertanian pada tahun 2015.

A. Ringkasan Eksekutif

INFORMASI LOKASI
Deskripsi lokasi (maks. 275 kata) Geologi Taman Nasional Ujung Kulon yang meliputi Pegunungan Honje, Semenanjung Ujung Kulon dan Pulau Panaitan termasuk sistem pegunungan tersier muda yang menutupi strata pra-tersier dari dangkalan sunda pada zaman tersier. Selama masa Plistosen deretan pegunungan Honje diperkirakan telah membentuk ujung selatan dari deretan pegunungan Bukit Barisan di Sumatera, yang kemudian terpisah setelah terlipatnya kubah Selat Sunda. Bagian tengah dan timur Semenanjung Ujung Kulon terdiri dari formasi batu kapur miosen yang tertutupi oleh endapan aluvial di bagian utara dan endapan pasir di bagian selatan. Di bagian baratnya yang merupakan deretan Gunung Payung terbentuk dari endapan batuan miosen. Di bagian timurnya yang merupakan deretan pegunungan Honje, batu-batuanya lebih tua tertutup oleh endapan vulkanis dan tufa laut di bagian tengah dan tertutup oleh batuan kapur dan liat (marl) di bagian timur. Pulau Panaitan mempunyai lipatan dan formasi batuan yang sama dengan yang terlihat di Gunung Payung, dan di bagian barat terutama barat laut ditemukan bahan-bahan vulkanis termasuk breksia, tufa dan kuarsit yang terbentuk pada zaman holosen. Tanah di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon khususnya Semenanjung Ujung Kulon telah mengalami modifikasi lokal yang ekstensif seiring dengan terjadinya endapan gunung berapi selama letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 (Hommel, 1987). Bahan induk tanah di Taman Nasional Ujung Kulon berasal dari batuan vulkanik seperti batuan lava merah, marl, tuff, batuan pasir dan konglomerat. Jenis tanah yang paling luas penyebarannya di sebagian Gunung Honje, Semenanjung Ujung Kulon dan sebagian Pulau Peucang adalah jenis tanah kompleks grumusol, regosol dan mediteran dengan fisiografi bukit lipatan. Di daerah Gunung Honje terdapat pula tipe tanah regosol abu-abu berpasir di daerah pantai, tanah podsolik kekuningan dan coklat, tanah mediteran, grumusol, regosol dan latosol. Tanah-tanah tersebut umumnya mempunyai tingkat kesuburan rendah dan miskin hara Topografi Topografi Taman Nasional Ujung Kulon bagian timur didominasi oleh deretan pegunungan honje dengan puncak tertinggi 620 meter diatas permukaan laut. Di sebelah baratnya dihubungkan oleh dataran rendah tanah genting yang merupakan bagian dari Semenanjung Ujung Kulon dan merupakan daratan utama Taman Nasional Ujung Kulon. Semenanjung ini mempunyai topografi datar di sepanjang pantai utara dan timur, bergunung dan berbukit-bukit di di sekitar Gunung Telanca, dan pantai bagian barat daya dan selatan di sekitar Gunung Payung dengan puncak tertingginya 480 m diatas permukaan laut. Dataran rendahnya merupakan rawa-rawa yang ditumbuhi bakau dan pantainya terdiri dari formasi dataran pasir dan batu karang. Pulau Panaitan sebagian besar topografinya datar sampai berbukit dan bergunung dengan puncak tertinggi Gunung Raksa 320 m diatas permukaan laut. Pantainya datar berpasir dengan beberapa berbatu karang yang indah. Sistem Drainase Perairan Sungai : Pada daerah berbukit di bagian barat banyak sungai kecil dengan arus yang umumnya deras dan tidak

pernah kering sepanjang tahun, yang berasal dari Gunung Payung. Di bagian timur Semenanjung Ujung Kulon tidak memiliki pola aliran sungai yang baik, dan umumnya mengalir kearah utara, timur dan selatan dari daratan Telanca dengan muara-muara yang berendapan/gugusan pasir, sehingga membentuk rawa-rawa musiman. Di Gunung Honje membentuk dua aliran sungai yaitu ke arah barat (Teluk Selamat Datang) dan ke arah timur/ selatan (Samudera Hindia). Pada umumnya merupakan sungai-sungai kecil dan potensial sebagai sumber air untuk keperluan penduduk. Sedangkan di Pulau Panaitan umumnya mempunyai pola aliran sungai yang baik yang mengalir ke arah pantai dengan sungai-sungai kecil dan sungai besar. Ukuran Taman Nasional Ujung Kulon mempunyai luas 120.551 Ha, terdiri dari kawasan perairan 44.337 Ha dan kawasan daratan seluas 76.214 Ha. Jelaskan iklim yang ada di lokasi, bersama data suhu dan curah hujan bulanan . Mempunyai iklim tropik laut, dan menurut Schmidt & Ferguson (1951) termasuk klasifikasi tipe iklim B dengan nilai Q = 20,4. Curah hujan rata-rata tahunan sebesar 3249 mm dengan temperatur 25-30 C dan kelembapan 80-90 % serta intensitas radiasi surya 0,621-0,669 cl/cm2/ml.. Musim hujan basah terjadi pada bulan Oktober sampai April bersamaan dengan terjadinya musim angin barat laut. Curah hujan tiap bulan rata-rata mencapai lebih dari 200 mm, dengan curah hujan tertinggi pada bulan Desember mencapai lebih dari 400 mm. Musim kemarau/ kering (Mei-September). Angin bertiup dari arah barat laut (Oktober-April) dengan kecepatan besar dan sekali-kali sering terjadi badai yang menyebabkan pohon tumbang dan menyulitkan perjalanan kapal karena ombak besar. Sedangkan angin dari arah timur (Mei-September) membuat perairan Semenanjung Ujung Kulon menjadi terang dan kurang berombak. Tipe ekosistem (IUCN) Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon merupakan sisa letusan Gunung Krakatau, selanjutnya mengalami suksesi dengan cepat sehingga menghasilkan vegetasi dan hidupan liar yang beranekaragam, TNUK memiliki tiga tipe ekosistem yaitu ekosistem perairan laut, ekosistem pesisir pantai dan ekosistem daratan/ teresterial. Ekosistem perairan laut terdiri dari habitat terumbu karang dan padang lamun dengan luas yang ekstensif pada sebagian besar perairan Semenanjung Ujung Kulon Pulau Handeuleum, Pulau Peucang dan Pulau Panaitan (IUCN 13.4). Ekosistem pesisir pantai terdiri dari hutan pantai dan hutan mangrove di bagian timur laut Semenanjung Ujung Kulon dan sekitarnya (IUCN 1.7), Ekosistem daratan umumnya berupa hutan tropika asli yang terdapat di Gunung Honje, Semenanjung Ujung Kulon dan Pulau Panaitan (IUCN 1.6).

Peta lokasi (topografi)

Koordinat GPS (Google Earth) Hotspot Keanekaragaman hayati Status perlindungankawasan lainnya Jumlah hektar sasaran kampanye

1020232 1053737 BT dan 63043 65217 LS Sundaland Hotspot World Heritage Site 400 ha

10

A. Ringkasan Eksekutif

SPESIES TERANCAM PUNAH


Nama spesies (umum) Nama spesies (ilmiah) Deskripsi spesies bendera/spesies flagship (maks 250 kata) Badak Jawa Rhinoceros sondaicus (Desmarest, 1822) Badak jawa merupakan mamalia besar langka yang masih bisa bertahan hidup dan berkembangbiak di habitat satu-satunya yang tersisa di dunia yaitu di Taman Nasional Ujung Kulon. Melindungi badak Jawa, berarti melindungi habitatnya, dan daerah penyangga sekitarnya. Badak Jawa merupakan binatang yang memiliki sifat soliter, perkembangan populasi dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan jumlah yang signifikan, berkisar antara 50 s.d 60 ekor. Badak Jawa memiliki tebal kulit 1-2 cm, tinggi badan 120 150 cm dan memiliki corak kulit berbentuk prisma. Karena memiliki darah panas, maka dalam menstabilkan suhu tubuhnya badak Jawa melakukan berkubang. Badak Jawa memiliki perilaku makan yang agak unik, yaitu dengan cara memangkas, merenggut, merubuhkan dan memotong, salah satu jenis pakan yang paling sering dimakan adalah jenis Sulangkar dan Rotan.

Jumlah spesies pada Daftar Data Merah IUCN

Jumlah spesies badak di dunia ada 5 teridiri dari badak jawa, badak sumatera, badak india, badak afrika dan badak vitnam, badak Jawa merupakan salah satu spesies yang terdapat pada Daftar Data Merah IUCN dan dimasukkan sebagai endegered, karena jumlah populasi dan habitatnya yang terbatas. Taman Nasional Ujung Kulon memiliki beberapa jenis spesies yang endemik yaitu Owa Jawa (Hylobates moloch) , surili (Prysbytis, sp), Kokoleceran (Vatica bantemensis) dan Kitenjo

Jumlah spesies yang endemik

11

A. Ringkasan Eksekutif

ANCAMAN
Ancaman (IUCN) Ancaman berikut ini memberikan dampak terhadap kawasan Taman Nasional Ujung Kulon pada umumnya dan khususnya pada habitat badak Jawa : Pembukaan lahan baru untuk pertanian (sawah), Aktifitas pembukaan lahan baru untuk sawah atau pertanian akan mengancam pada habitat badak Jawa, ancaman ini menjadi serius karena masyarakat mempunyai persepsi bahwa untuk meningkatkan hasil pertanian mereka harus melakukannya dengan cara perluasan lahan. - Kategori ancaman IUCN: 2.1 (Annual and perennial non timber crops) Penebangan Liar Ancaman penebangan liar terhadap kawasan hutan Gunung Honje disebabkan karena untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak adanya aktifitas lain yang dapat digunakan untuk menambah pendapatan ekonominya, dampak yang akan ditimbulkan apabila ancaman itu dibiarkan adalah akan meluas hingga habitat badak Jawa. - Kategori ancaman IUCN: 5.3 (Penebangan pohon dan pemanenan kayu) Kebakaran Hutan (Kebakaran & Pemadaman Kebakaran) Pada tahun 2007 terakhir kali terjadi kebakaran hutan di kawasan hutan Gunung Honje, kebakaran disebabkan karena adanya keteledoran masyarakat yang membuang punting rokok dan adanya bekas perapian yang digunakan untuk mencari madu hutan, perapian tersebut lupa dimatikan. Dampapak yang ditimbulkannya terbatas karena adanya partisipasi dari masyarakat dalam memadamkan api dan kesigapan petugas TNUK. - Kategori ancaman IUCN: 7 (Modifikasi Sistem Alami): 7.1 Kebakaran & Pemadaman Kebakaran Perburuan Babi Hutan di kawasan TNUK (Perburuan & Pengambilan Hewan Daratan) Kegiatan perburuan babi hutan dilakukan karena babi hutan dianggap sebagai hama tanaman pertanian mereka, dampak yang ditimbulkannya sangat terbatas karena hanya dilakukan di kawasan Gunung Honje bagian Timur. - Kategori ancaman IUCN: 5 (Penggunaan Sumber Daya Alam Hayati): 5.1 Perburuan dan pengambilan hewan daratan. Pertambangan Liar (pertambangan dan penggalian) Pertambangan liar dilakukan untuk mengambil pasir, batu dan emas. Saat ini kegiatan tersebut sudah berhenti karena alternatif yang lebih murah dan mudah telah ditemukan, selain itu adanya penegakan hokum membuat mereka jera.

Ancaman (lanjutan)

12

A. Ringkasan Eksekutif

Kategori ancaman IUCN: 3 (Produksi Energi & Pertambangan) : 3.2 Pertambangan & Penggalian

Ancaman yang ditangani dengan kampanye (IUCN)

Ancaman diberi peringkat menggunakan Miradi dengan Lingkup (Scope), Tingkat Kerusakan (Severity) & Ketakberbalikan (Irreversibility). Pembukaan lahan baru untuk sawah didalam kawasan memiliki peringkat ancaman sangat tinggi, karena memberikan dampak pada penyempitan dan kerusakan habitat badak Jawa dan kawasan hutan Gunung Honje sebagai daerah tangkapan air. Sedangkan aktifitas penebangan liar diberikan peringkat ancaman tunggi. Dalam diskusi dengan Prof. DR. Harini Muntasib (anggota Rhino Task Force) dan Drs. Widodo Ramono (Ketua YABI), menegaskan bahwa ancaman pembukaan lahan baru untuk pertanian sangat memberikan dampak negatif terhadap habitat badak Jawa apabila dibiarkan tanpa ada perlakuan yang komprehensif untuk mengurangi ancaman tersebut, dan jika ancaman ini dihilangkan habitat badak Jawa akan tetap terjaga. Jika ancaman lain dapat ditangani secara bersamaan atau bertahap maka ini akan menjadi nilai tambah, khususnya mengenai penebangan liar. Ancaman yang ditangani oleh kampanye: Pembukaan lahan hutan untuk pertanian 2.1 (Annual and perennial non timber crops)

13

A. Ringkasan Eksekutif

POPULASI MANUSIA
Populasi manusia di lokasi Jumlah penduduk di 19 desa di 2 kecamatan yaitu Sumur dan Cimanggu, berdasarkan hasil pendataan potensi desa Kab. Pandeglang tahun 2008 berjumlah 58.934 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk di 10 desa target kegiatan pride campaign berjumlah 28.273 jiwa. Ada beberapa diantara mereka yang masih tinggal didalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, diantaranya di Desa Ujung Jaya Kp. Legon Pakis sebanyak 89 KK, dan Kp. Peteuy, Kp. Salam dan Cipakis 76 KK, sedangkan di Desa Cibadak yaitu Kp. Ciakar 74 KK.

Tabel Jumlah Penduduk di 2 Kecamatan Sumur dan Cimanggu


Populasi No Kecamatan Luas (km2) Jumlah Desa Jumlah Penduduk Kepadatan per Km2

1 Sumur 2 Cimanggu
Ringkasan Populasi Manusia (300 kata)

258,54 259,73

7 12

21.813 37.121

84 143

Sebagian besar penduduk disekitar Taman Nasional Ujung Kulon bermata pencaharian sebagai petani, khususnya di kecamatan Cimanggu, sedangkan di kecamatan Sumur selain didominasi petani, sebagian besar mereka juga berprofesi sebagai nelayan, hal ini dikarenakan kondisi geografis di 2 kecamatan yang berbeda, kecamatan Cimanggu selain dengan berbatasan dengan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon juga diapit dengan kecamatan Cibaliung di sebelah Selatan sehingga sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, sedangkan batas kecamatan Sumur diapit oleh kawasan Taman Nasional Ujung Kulon dengan batas laut Pulau Jawa, kondisi geografis selain mempengaruhi jenis mata pencaharian mereka, juga mempengaruhi penyebaran suku, di kecamatan Cimanggu sebagian besar didominasi oleh suku Sunda, dan sebagian kecil atau minoritas suku Jawa, sedangkan di kecamatan Sumur, selain didominasi masyarakat suku Sunda, juga ada beberapa suku minoritas yaitu Jawa dan Bugis. Bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Sunda, tetapi didalam komunikasi dengan suku lain atau pendatang bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, sedangkan 100 % penduduk disekitar Taman Nasional Ujung Kulon memeluk agama Islam. Hasil survey yang dilakukan oleh TN Ujung Kulon pada awal tahun 2009 menyebutkan bahwa mayoritas responden berada di antara kelompok umur 40 sampai 44 tahun (19.5%) dan kelompok umur 35-39 tahun (15.7%). Sedangkan tingkat pendidikan formal mereka hasilnya menunjukkan bahwa 65.9% dari sampel yang ada telah berhasil menyelesaikan pendidikan formal SD; 13% mencapai Sekolah Menegah Pertama dan 6.5% menyelesaikan Sekolah Menengah Umum dan 7.9 responden tidak memiliki pendidikan formal

14

A. Ringkasan Eksekutif Golongan sasaran kunci Petani yang memiliki lahan pribadi diluar kawasan di Desa Cegog, Cibadak dan Ujung Jaya (Khalayak Primer), Petani yang memiliki lahan didalam kawasan TNUK (Khalayak sekunder), kawan-kawan mereka dan sumber yang dipercaya -

PDB Per kapita

15

A. Ringkasan Eksekutif

MANFAAT KONSERVASI
Manfaat konservasi pada tahun 2009 (sukses sementara) Kerjasama teknis dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten berhasil dijalin, kontunitas bantuan modal dari mitra penyingkir halangan dapat dipastikan, program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi pertanian berhasil dilaksanakan dan diadopsi oleh petani penggarap lahan pribadi diluar kawasan, jumlah penggarap yang memperluas lahan garapan didalam kawasan berkurang, dan habitat badak Jawa tetap terjaga kelestariannya dari ancaman pembukaan dan perluasan lahan pertanian baru didalam kawsan Taman Nasional Ujung Kulon. Pembukaan lahan hutan dan perluasan lahan pertanian didalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon menurun 50 % pada tahun 2010 dan masyarakat mulai memanfaatkan lahan pertanian mereka diluar kawasan secara optimal disaat musim kemarau dan penghujan, sebagaimana ditentukan melalui survey dan observasi dilapangan, serta rekapitulasi hasil laporan bulanan yang dilaporkan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III. Pada tahun 2015 tidak terjadi lagi aktifitas Pembukaan lahan hutan dan perluasan lahan pertanian baru didalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, sebagaimana ditentukan melalui hasil survey kegiatan penelusuran lahan garapan yang dilakukan oleh TNUK, dan rekapitulasi hasil laporan bulanan yang dilaporkan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III. Habitat badak Jawa tetap terjaga kelestariannya sebagaimana ditentukan melalui hasil kegiatan survey penelusuran lahan garapan didalam kawasan dan melalui peta citra lanset.

Konservasi berkelanjutan teruji kebenarannya di lapangan pada tahun 2012 (sukses akhir)

16

A. Ringkasan Eksekutif

RENCANA KEBERLANJUTAN
Rencana Strategis Balai Taman Nasional Ujung Kulon memiliki Rencana Strategis (Renstra) untuk mewujudkan visi Taman Nasional Ujung Kulon Lestari Masyarakat Sejahtera, pencapaian visi tersebut diperlukan beberapa point kegiatan yang mendukung terwujudnya visi tersebut, diantaranya kegiatan ekowisata, pengamanan hutan, pemantapan kawasan dan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan pride dapat diintegralkan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pemantapan kawasan. Selain Indra Harwanto yang telah mengikuti pelatihan program kepemimpinan pride, Taman Nasional Ujung Kulon setiap tahun selalu mengirimkan stafnya untuk mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan kegiatan pemberdayaan masyarakat, fasilitator dan kegiatan penunjang lainnya di Balai Diklat Kehutanan Departemen Kehutanan. Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon di era kepemimpinan Ir. Agus Priambudi, M.Sc, telah berkomitmen untuk memberikan alokasi anggaran yang lebih kepada program pemberdayaan masyarakat di TNUK, hal tersebut didukung oleh kebijakan dari Departemen Kehutanan yang mendorong agar disetiap Unit Pelaksana Teknis (UPT) dapat mengoptimalkan kearifan lokal dalam pemberdayaan masyarakat. Kegiatan penyebaran dan penjangkauan informasi konservasi dilapangan, setiap tahun selalu dialokasikan anggarannya oleh TNUK, dengan tujuan sebagai upaya preventif terhadap kegiatan kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan. Kegiatan Kesepakatan Pengelolaan Hutan Partisipatif (KPH Partisipatif) merupakan upaya dari TNUK untuk menjaga kemunduran perilaku, karena didalam KPH partisipatif telah disepakati bersama mengenai hak dan kewajiban serta sanksi yang akan diberikan kepada pelaku perambahan hutan.

Pelatihan staf

Keberlanjutan sumberdaya

Kemunduran perilaku dan perlunya penyampaian pesan yang terus menerus

17

A. Ringkasan Eksekutif

RENCANA AKSI UNTUK MENJANGKAU SELURUH KHALAYAK


SELURUH KELOMPOK SASARAN
Sasaran Fokus Hasil yang dibutuhkan Habitat badak Jawa tetap terjaga dari ancaman

RENCANA AKSI
Sasaran utama1 Habitat badak Jawa tidak mengalami ancaman dari aktifitas pembukaan dan perluasan lahan garapan didalam kawasan TNUK pada tahun 2015 Kegiatan utama Program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian Alat yang diperlukan Tenaga bantuan teknis dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Teknologi pertanian. Mitra

RENCANA PEMANTAUAN
Sistem ukuran Jumlah ancaman pembukaan dan perluasan lahan pertanian menurun dan luasan lahan garapan baru didalam kawasan Metode Target Frekuensi

RESIKO UTAMA
Sosial-politik Secara keilmiahan/ lainnya ICRAF dan Distanak menilai program ini tidak akan menjadi masalah, tergantung pada kecermatan dalam menentukan pilihan jenis tanaman dengan tanah

Sasaran keanekaraga man hayati:


Untuk menjaga dan mempertahankan kelestarian habitat badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon pada tahun 2015, menjadi tidak ada lagi ancaman pembukaan dan perluasan lahan garapan didalam kawasan.

Badak Jawa yang endemik dan terancam punah

Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten (PPL) dan PT Tanindo

Kegiatan Penelusura n lahan garapan setiap tahun dan rekapitulasi data laporan bulanan dari SPTN wilayah III

Tidak ada lagi aktifitas pembuk aan hutan dan perluasa n lahan garapan baru didalam kawasan pada tahun 2015

Dua Tidak ada tahunan dimulai dari tahun 2009 selama 6 tahun tahun.

Sasaran pengurangan ancaman:


1) Pelaku

Pembukaan hutan untuk lahan garapan didalam kawasan

Pelaku Pembukaan hutan untuk lahan garapan didalam kawasan

Perambahan hutan untuk sawah tidak terjadi lagi

Pada tahun 2015 tidak terjadi lagi perambahan hutan

Program peningkatan pengetahuan dan teknologi intensifikasi pertanian

Petugas Penyuluh Lapangan dan teknologi intensifikasi pertanian

Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten serta PT. Wonokoyo

Luasan Sensus lahan lahan garapan garapan didalam didalam kawasan kawasan dan jumlah setiap tahun kasus dan perambahan rekapitulasi hutan kasus dalam laporan

Tidak terjadi semestera peramba n han untuk sawah didalam kawasan TNUK pada Juni

Target bisa saja tidak tercapai apabila tidak ada komitmen dan kontinuitas pendanaan dari mitra maupun

18

A. Ringkasan Eksekutif
SELURUH KELOMPOK SASARAN
Sasaran Fokus Hasil yang dibutuhkan

RENCANA AKSI
Sasaran utama1 Kegiatan utama Alat yang diperlukan Mitra

RENCANA PEMANTAUAN
Sistem ukuran Metode Target Frekuensi

RESIKO UTAMA
Sosial-politik Secara keilmiahan/ lainnya

bulanan

2015

TNUK

19

RENCANA AKSI UNTUK MENJANGKAU PARA PETANI


PETANI
Tingkatan perubahan perilaku Fokus
1) Ancaman (pada habitat badak Jawa) yang disebabkan oleh pembukaan dan perluasan lahan garapan untuk pertanian didalam kawasan

A. Ringkasan Eksekutif
RESIKO UTAMA
Secara Sosial politik keilmiahan/ lainnya
Radio meminta biaya siaran Tidak ada

RENCANA AKSI
Hasil yang dibutuhkan
1) Pengetahuan mengenai peran intensifiksi pertanian yang dapat mengurangi ancaman kawasan TNUK yang disebabkan oleh aktifitas pembukaan dan perluasan lahan garapan untuk pertanian didalam kawasan

RENCANA PEMANTAUAN
Alat yang diperlukan
Materi pesan melalui radio dan poster Laptop dan proyektor powerpoint

Sasaran utama2
1) Pada akhir bulan Mei 2010, Petani penggarap lahan diluar kawasan TNUK yang setuju bahwa sistem intensifikasi pertanian dapat mengurangi Perluasan lahan atau perambaan hutan didalam kawasan yang akan merusak habitat badak Jawa, meningkat 70 % dari survey pra kampanye tahun sebelumnya 42,7 %. 2) Pada akhir bulan Mei 2010, petani penggarap lahan diluar kawasan menjadikan tabungan uang sebagai

Kegiatan utama
Pesan kognitif disebarkan melalui radio, poster dan penyuluhan melalui pertemuan didesa

Mitra

Sistem ukuran

Metode
Pra/pasca survei

Target
1) 70% meningkat dari 42.7%

Frekuensi
Juli s.d akhir Mei 2010

Tingkatan perenungan (Pengetahuan)

Radio GBS Perubahan Malingping, kesadaran Krakatau FM dan percetakan dan Distanak Propinsi Banten

2) Bentuk simpanan yang paling cerdas

2) Pengetahuan mengenai bentuk simpanan untuk anak cucu yang paling baik selain lahan garapan didalam kawasan

2) 50% meningkat dari 24.4%.

20

A. Ringkasan Eksekutif
PETANI
Tingkatan perubahan perilaku Fokus Hasil yang dibutuhkan

RENCANA AKSI
Sasaran utama2
simpanan naik menjadi 50 % dari tahun sebelumnya 24.4 %.

RENCANA PEMANTAUAN
Alat yang diperlukan Mitra Sistem ukuran Metode Target Frekuensi

RESIKO UTAMA
Secara Sosial politik keilmiahan/ lainnya

Kegiatan utama

Tingkat Persiapan (Sikap)

1) Adanya dukungan untuk menerapkan system pola intensifikasi pertanian,

1) Pada akhir bulan Mei 2010, 90 % petani penggarap lahan diluar kawasan TNUK mendukung penerapan system pola intensifikasi pertanian, dari 78 % pada tahun sebelumnya 2) Tingkat 2) Meningkatnya 2) Pada akhir persetujuan sikap bulan Mei terhadap ketidaksetujuan 2010, petani mitos terhadap mitos penggarap Masyarakat bahwa batas lahan diluar dari desa untuk membuka kawasan dari Ujung Jaya perluasan lahan desa Ujung bahwa batas baru adalah Jaya tidak untuk sampai tidak setuju bahwa membuka melewati S. batas untuk perluasan Cilintang s membuka lahan baru perluasan adalah sampai lahan baru tidak melewati adalah sampai S. Cilintang tidak melewati S. Cilintang meningkat menjadi 25 % dari sebelumnya 4.2 % pada

1) Adanya dukungan untuk menerapkan system pola intensifikasi pertanian.

Pesan emosional disebarkan melalui lembar khotbah dan pesan kognitif melalui poster dan penyuluhan dalam pertemuan desa

Lembar khotbah dan materi penyuluhan

Tokoh agama, Ustadz, PPL dan percetakan

Perubahan sikap

Pra/pasca survei

90% meningkat dari 78 %

Juli s.d akhir Mei 2010

Kurangnya dukungan dari PPL dan Tokoh agama

Tidak ada

25% meningkat dari 4.2 %

21

A. Ringkasan Eksekutif
PETANI
Tingkatan perubahan perilaku Fokus Hasil yang dibutuhkan
Masyarakat mulai membahas mengenai penerapan program intensifikasi pertanian yang dapat mengurangi ancaman pembukaan lahan didalam kawasan

RENCANA AKSI
Sasaran utama2
tahun 2009 Pada akhir bulan Mei 2010, 40 % masyarakat yang menggarap lahan dalam kawasan TNUK mulai membicarakan dengan teman sistem dan teknik pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan diluar kawasan, dari tahun sebelumnya 4,9 %. 1) Diakhir keg. Pride (akhir Mei 2010) 50 % petani penggarap diluar kwsn TNUK, telah menerapkan pola intensifikasi pertanian (meningkat dari 0)

RENCANA PEMANTAUAN
Alat yang diperlukan Mitra Sistem ukuran
Berbicara satu sama lain

RESIKO UTAMA
Secara Sosial politik keilmiahan/ lainnya
Petani terlalu sibuk atau tidak ingin menghadiri pertemuan Kurangnya kepercayaan pada petugas Dept.Kehutanan Tidak ada

Kegiatan utama
Pesan Perorangan Pertemuan dengan masyarakat Penyuluahan melalui sekolah lapang

Metode

Target

Frekuensi

Tingkatan Validasi (Sikap)

Penerapan program intensifikasi pertanian yang dapat mengurangi ancaman pembukaan lahan didalam kawasan

PPL dan Ketua Kelompok Tani

Survei kesiapan

40% lebih dari 4.9%

Juli s.d akhir Mei 2010

Tingkatan pelaksanaan (Praktek)

1) Penerapan pola intensifikasi pertanian dan teknologi pertanian

1)Pengetahuan mengenai bagaimana cara menerapan pola intensifikasi pertanian dan teknologi pertanian

1) Pelatihan dan penyuluhan melalui sekolah lapang dan penerapan di lapangan

Materi penyuluhan dan teknologi pertanian

PPL dan Ketua Kelompok Tani

1) Jumlah Petani

1) Observasi dan diskusi

1) 50 % meningkat dari 0

Juli s.d akhir Mei 2010

1) Petani terlalu sibuk atau tidak ingin menghadiri sesi pelatihan

1) Tidak ada

PPL dan Ketua Kelompok

22

A. Ringkasan Eksekutif
PETANI
Tingkatan perubahan perilaku Fokus
2) Petani tidak memperluas lahan garapan

RENCANA AKSI
Hasil yang dibutuhkan
2) Petani tidak memperluas lahan garapan

RENCANA PEMANTAUAN
Alat yang diperlukan Mitra
Tani

RESIKO UTAMA
Secara Sosial politik keilmiahan/ lainnya
2) Tidak semua petani dilatih dan bersedia untuk melaksanakan

Sasaran utama2
2) Diakhir keg. Pride (akhir Mei 2010) 30 % petani penggarap lahan dalam kwsn. TNUK tidak memperluas lahan garapannya (meningkat dari 0)

Kegiatan utama
Penerapan pola intensifikasi pertanian

Sistem ukuran
Jumlah petani

Metode
2) Observasi dan diskusi

Target
2a) 30 % meningkat dari 0

Frekuensi
Juli s.d akhir Mei 2010

23

A. Ringkasan Eksekutif
Pengetahuan masyarakat tentang teknik intensifikasi lahan belum optimal

Pola intensifikasi lahan tidak diterapkan masyarakat penggarap

Musim kemarau lahan tidak digarap, musim hujan panen sekali

Hasil panen pertanian yang didapat tidak mencukupi kebutuhan hidup satu tahun

Pembukaan lahan baru untuk sawah didalam kawasan

Habitat Badak Jawa

Peningkatan kesadaran mengenai pentingnya TNUK sebagai habitat badak dan penunjang kehidupan penduduk lokal Mei 2010, meningkat 70 % dari tahun sebelumnya 42,7 %, petani penggarap lahan diluar kawasan TNUK setuju bahwa sistem intensifikasi pertanian dapat mengurangi Perluasan lahan atau perambahan hutan didalam kawasan yang akan merusak habitat badak Jawa

Bertambah kemauan untuk mengadopsi sistem pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan

Masyarakat. membicarakan sistem dan teknik pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan

Peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian dengan hasil yang tinggi

Petani tidak memperluas lahan garapan dalam kawasan TNUK

Petani menggarap lahannya dengan pola intensifikasi pertanian

Tidak ada pembukaan lahan baru untuk sawah di dalam kawasan TNUK oleh petani yang memiliki lahan di luar kawasan

Habitat Badak Jawa

Mei 2010, 90 % petani penggarap lahan diluar kwsn TNUK mendukung penerapan system pola intensifikasi pertanian, dari 78 % pada tahun sebelumnya

Mei 2010, 40 % masyarakat yang menggarap lahan dalam kawasan TNUK mulai membicarakan dengan teman sistem dan teknik pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan diluar kawasan, dari tahun sebelumnya 4,9 %

1.

Perambahan hutan tidak terjadi lagi pada tahun 2015

2.

Diakhir keg. Pride (Mei 2010) 50 % petani penggarap diluar kwsn TNUK, telah menerapkan pola intensifikasi pertanian. Diakhir keg. Pride (Mei 2010) 30 % petani penggarap lahan dalam kwsn. TNUK tidak memperluas lahan garapannya

Pelaku Pembukaan hutan untuk lahan garapan menurun sebanyak 30 % dari tahun sebelumnya pada Mei 2010, dan tidak ada lagi pada tahun 2015

Habitat badak jawa tetap terjaga kelestariannya pada tahun 2015 Asumsi : Tidak ada lagi ancaman pembukaan lahan garapan baru didalam kawasan TNUK pada tahun 2015

Kesadaran dan komunikasi Pesan kreatif, Khutbah jumat, Radio dan penyuluhan Percakapan terfokus dan survey KAP sebelum dan sesudah kegiatan

Kesadaran dan komunikasi Pesan kreatif, Khutbah jumat, Radio dan penyuluhan Percakapan terfokus dan survey KAP sebelum dan sesudah kegiatan

Kesadaran dan komunikasi Pesan antar individu, focus group discusion dan pertemuan terbatas Percakapan terfokus dan survey KAP sebelum dan sesudah kegiatan

Komunikasi, penyuluhan, pendampingan dan praktek intensifikasi pertanian.


Observasi lapangan dan tidak ada lagi laporan petugas TNUK ttg perambahan hutan

Penyuluhan, studi bandiing, praktek atau implementasi kegiatan pola intensifikasi pertanian.

Bimbingan teknis, penyuluhan, Penegakan hukum , pemberdayaan masyarakat dan komunikasi antar kelompok

Pelaksanaan kegiatan sensus lahan garapan didalam kwsn dan rekapitulasi laporan bulanan

Observasi dan hasil survey pra dan pasca kegiatan pride campaign

Jumlah pelaku pembukaan kwsn hutan u/ lahan garapan

Luas lahan garapan didalam kwsn dan jumlah 24 pelanggaran

B. Lokasi Proyek
Sebelum meluncurkan suatu kampanye Pride, adalah penting untuk memahami sepenuhnya lokasi yang akan menjadi fokus dari kampanye, ancaman dan penyebab yang telah diketahui, kebijakan dan peraturan yang dapat memberikan dampak terhadap lokasi, dan inisiatif konservasi lain yang ada di lokasi. Hal ini pertama-tama dilakukan dengan melakukan kajian lokasi (site review) dan menyiapkan suatu naskah latar belakang yang menyimpulkan informasi primer dan sekunder yang telah dikumpulkan dan darimana informasi itu diambil. Hasil dari pekerjaan yang dilakukan untuk mempersiapkan bab dari rencana ini juga dapat membantu mengidentifikasi pemangku kepentingan utama dan sasaran utama keanekaragaman hayati. Seksi berikut ini akan dimasukkan ke dalam lokasi proyek, termasuk: 1.0 Ringkasan Lokasi 1.1 Informasi dan Sumber Daya yang Penting 1.2 Latar Belakang Taman Nasional Ujung Kulon 1.3 Lokasi dan Topografi Taman Nasional Ujung Kulon 1.4 Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Ujung Kulon (Flora dan Fauna) 1.5 Pemilikan Lahan 1.6 Demografi 1.7 Nilai-nilai Konservasi 1.8 Ancaman yang Diketahui 1.9 Pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon 2.0 Tim Proyek dan Pemangku Kepentingan 2.1 Lembaga Mitra dan Manajer Kampanye 2.2 Kelompok Lain di Taman Nasional Ujung Kulon 2.3 Pemangku Kepentingan Utama

25

B. Lokasi Proyek

1.0 RINGKASAN LOKASI


1.1 Informasi, sumber dan kontak penting yang digunakan dalam pembuatan dokumen ini
Sumber daya tertulis yang tersedia dibawah ini telah digunakan untuk mengumpulkan data awal dan latar belakang:
SUMBER DAYA TERTULIS YANG TERSEDIA Peta Telah Diperiksa? Ya Ya Ya Tidak

Topografi Vegetasi Geologi Survei udara

Studi Ilmiah dan studi lainnya Buku Review Zonasi Partisipatif di Taman Nasional Ujung Kulon; TNUK, 2008 Hasil pendataan potensi desa Kabupaten Pandeglang tahun 2008; BPS Pandeglang, 2008 Rencana Pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon Rencana strategis sebelum dan sekarang Rencana Strategis TNUK Rencana Kerja Anggaran Kememnterian dan Lembaga (DIPA 29) TNUK Lain-lain Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Nota Kesepakatan Pengelolaan Hutan Partisipatif (KPH Partisipatif)

Ya Ya Ya

Ya Ya

Ya Ya Ya

Kelompok berikut ini menyediakan masukan utama ke dalam ringkasan lokasi melalui pembicaraan empat mata secara langsung maupun melalui telepon.
KELOMPOK PEMANGKU KEPENTINGAN UTAMA3
Departemen Pemerintah Kantor Kecamatan Cimanggu Kantor Kecamatan Sumur TNUK Pengguna Sumber Daya Kelompok Tani

BEKERJA DI TNUK ?

TELAH DIWAWANCARA? (Y,T)


Y Y Y

Y Y Y

University of Andrea juga berlokasi di Rima, LSM konservasi lokal (the Andrean Naturalists Society) dan ASPCA (the Andrean S ociety for the Prevention of Cruelty to Animals)3. Keterangan lebih lanjut mengenai kelompok tersebut tersedia berdasarkan permintaan.

26

B. Lokasi Proyek
KELOMPOK PEMANGKU KEPENTINGAN UTAMA3
LSMs Lain-lain Kelompok Guide

BEKERJA DI TNUK ?
Y

TELAH DIWAWANCARA? (Y,T)


Tidak

WWF YABI Sahabat Ujung Kulon KAGUM Yayasan SEKAR

Ya Ya Ya Ya Ya

Ya Ya Ya Tidak Tidak

Pakar Ilmiah (IPB) Klub Pemuda Sekolah Pemimpin agama

Tidak Y Y Tidak

Ya Ya Tidak Tidak

1.2 Latar Belakang Taman Nasional Ujung Kulon Taman Nasional Ujung Kulon adalah kawasan konservasi yang terletak di ujung barat Pulau Jawa tepatnya di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Propinsi Banten, dan berbatasan dengan 19 desa disekitar kawasan. Secara geografis kawasan Taman Nasional Ujung Kulon terletak antara 1020232 - 1053737 BT dan 063043 - 065217 LS. Tahun 1846 Kekayaan flora dan fauna Ujung Kulon pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli botani berkebangsaan Jerman yang bernama Junghun. Pada tahun 1937, melalui keputusan pemerintah nomor 17 tanggal 24 Juni 1937 (lembaran negara no 420 tahun 1937) status ujung kulon diubah menjadi Suaka Margasatwa, yang meliputi Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Panaitan, Pulau Peucang dan Pulau Handeuleum. Status Ujung Kulon sebagai suaka margasatwa kembali berubah menjadi cagar alam tahun 1958 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 48/UM/1958 tanggal 17 April 1958. Pada tahun 1965 dibentuk Seksi Perlindungan dan Pengawetan Alam Ujung Kulon-Panaitan melalui SK Kepala Direktorat Kehutanan Nomor 738/V/6/KD tanggal 16 September 1965, yang berdiri sendiri dan berkedudukan di Labuan serta mendapat pengawasan langsung dari Kabag Perlindungan dan Pengawetan Alam, Direktorat Kehutanan. Melalui SK Menteri Pertanian Nomor : 16/Kpts/Um/3//1967 tanggal 16 Maret 1967 Cagar Alam Gunung Honje di bagian timur tanah genting (seluas 10.000 ha) yang memisahkan Semenanjung Ujung Kulon dari Pulau Jawa masuk kedalam kawasan Suaka

27

B. Lokasi Proyek

Alam Ujung Kulon. Pada tahun 1972, tanggung jawab pengelolaan dipegang oleh Direktorat Perlindungan dan Pelestarian Alam, Direktorat Jenderal Kehutanan Departemen Pertanian. Pada tahun 1979, Gunung Honje Utara masuk kedalam kawasan Suaka Alam Ujung Kulon melalui SK Menteri Pertanian Nomor : 39/Kpts/Um/1979 tanggal 11 Januari 1979, seluas 9.498 hektar. Pada tanggal 6 Maret 1980, melalui pernyataan Menteri Pertanian, Ujung Kulon mulai dikelola dengan Sistem Manajemen Taman Nasional. Tahun 1984 dibentuklah Taman Nasional Ujung Kulon (kelembagaannya), melalui SK Menteri Kehutanan No. 96/Kpts/II/1984 yang wilayahnya meliputi Semenanjung Ujung Kulon, Gunung Honje, Pulau Peucang dan Panaitan, Kepulauan Krakatau dan Hutan Wisata Carita.
B. Lokasi Proyek

Pada tahun 1992, Ujung Kulon ditetapkan sebagai Taman Nasional dengan SK. Menteri Kehutanan No. 284/Kpts-II/1992 tanggal 26 Pebruari 1992, wilayahnya meliputi wilayah Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Panaitan, Pulau Peucang, P. Handeuleum dan Gunung Honje, dengan luas keseluruhan 120.551 ha, yang terdiri dari daratan 76.214 ha dan laut 44.337 ha. Melalui Surat Keputusan No. SC/Eco/5867.2.409 tahun 1992, Taman Nasional Ujung Kulon ditetapkan sebagai The Natural World Heritage Site oleh Komisi Warisan Alam Dunia UNESCO karena memenuhi kriteria (iii) dan (iv) yaitu : iii. Memiliki fenomena alam yang sangat istimewa dengan keindahan dan nilai estetika yang luar biasa iv. Memiliki habitat alami yang sangat penting untuk konservasi keanekaragaman hayati secara in-situ, termasuk adanya species yang terancam kepunahannya yang bernilai tinggi bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan konservasi. Pembinaan Taman Nasional Ujung Kulon selanjutnya berada dibawah Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan dimana Taman Nasional Ujung Kulon sendiri merupakan Unit Pelaksana Teknis Direktorat jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

28

B. Lokasi Proyek

1.3 Lokasi dan Topografi Taman Nasional Ujung Kulon Taman Nasional Ujung Kulon merupakan kawasan konservaasi dengan luas 120.551 ha terdiri dari kawasan daratan 76.214 ha dan kawasan perairan laut 44.337 ha. Secara geografis terletak pada 645' Lintang Selatan dan 10520 Bujur Timur. Berdasarkan administrasi pemerintahan, kawasan tersebut terletak di wilayah Kecamatan Cimanggu dan Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang, Propinsi Banten. Berdasarkan peta tipe hujan Jawa dan Madura yang berpedoman pada pembagian iklim Schmidt & Fergusson, sebagian besar kawasan Taman Nasional Ujung Kulon termasuk dalam tipe iklim B dengan nilai Q=20,4 dan curah hujan rata-rata pertahun 3.249 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember yang mencapai lebih dari 400 mm. Suhu udara rata-rata harian berkisar 26,2 28,7C dan kelembaban udara berkisar 75%-91% serta intensitas radiasi surya 0,621-0,669 cl/cm2/ml. Bulan basah terjadi pada Oktober April pada saat terjadinya musim angin barat, yaitu angin yang bertiup dari arah barat daya dengan kecepatan tinggi. Angin ini seringkali menimbulkan badai yang menyebabkan pohon-pohon tumbang dan menyulitkan perjalanan kapal menuju lokasi karena ombak yang besar. Sementara itu, bulan kering terjadi pada Mei September bersamaan dengan musim angin timur yang bertiup dari arah Timur/Selatan. Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon bagian Timur didominasi oleh deretan Pegunungan Honje dengan puncak tertinggi 620 m dpl. Kawasan bagian barat dipisahkan oleh dataran rendah tanah genting yang merupakan Semenanjung Ujung Kulon dan membentuk daratan utama Taman Nasional Ujung Kulon. Semenanjung Ujung Kulon mempunyai topografi yang datar sepanjang pantai utara dan timur, bergunung dan berbukit-bukit di sekitar gunung payung dan pantai bagian barat daya dan selatan dengan puncak tertinggi gunung payung 480 m dpl. Sebagian juga merupakan dataran rendah dan berawa-rawa, yaitu di daerah jamang yang ditumbuhi bakau 1.4 Keanekaragaman Hayati Taman Nasional Ujung Kulon Kawasan TN. Ujung Kulon adalah salah satu fakta sejarah, yaitu merupakan sisa-sisa letusan Gn Krakatau pada tahun 1883 yang sudah dikenal secara umum hebatnya letusan gunung tersebut. Yang selanjutnya mengalami suksesi, dengan cepat menghasilkan vegetasi dan kehidupan satwa liar yang berkembang. TN. Ujung Kulon juga dikenal di dunia sebagai habitat Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus). Dari berbagai hasil survey yang dilakukan oleh para ahli, sampai saat ini diketahui potensi flora dan fauna yang tersebar dalam tipe-tipe vegetasi sebagai berikut : a. Hutan Pantai

29

B. Lokasi Proyek

b. c. d. e.

Hutan Mangrove Hutan Rawa Air Tawar Hutan hujan tropis dataran rendah Padang Rumput

Adapun jumlah jenis flora dan fauna yang diketahui sampai saat ini seperti tercantum dalam tabel 1 berikut:
Tabel 1. Potensi Flora dan Fauna di TN. Ujung Kulon No. Jenis Potensi 1. Flora : 2. Fauna : a. Mamalia b. Primata c. Burung d. Reptilia e. Amphibia f. Pisces g. Terumbu Karang Jumlah jenis 700 jenis 35 5 240 59 22 142 33 jenis jenis jenis jenis jenis jenis jenis

Jumlah species tersebut diatas, bila dibandingkan dengan jumlah kekayaan species yang terdapat di Pulau Jawa, maka 26,32 % jenis mamalia, 66,3 % jenis burung dan 34,10 % jenis reptil hidup di Taman Nasional Ujung Kulon. Perbandingan tersebut dapat dilihat dalam tabel 2 berikut:
Tabel 2. Perbandingan Jenis Fauna di Pulau Jawa dengan TN. Ujung Kulon No. Jenis P. Jawa* TN. Ujung Kulon % 1 Mamalia 133 35 26,32 2 Burung 362 240 66,30 3 Reptil 173 59 34,10 *: Sumber data : Mackinon 1981

30

B. Lokasi Proyek

1.4.1 Flora Keadaan flora di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon membentuk berbagai formasi hutan, dimana formasi hutan ini dicirikan adanya dominasi oleh jenis/spesies tertentu. Ditinjau dari tipe hutan, flora di kawasan ini terdiri dari hutan pantai, hutan hujan tropika dataran rendah, hutan hujan tropika pegunungan, hutan rawa air tawar, hutan mangrove dan padang rumput. Formasi hutan yang cukup lengkap ini mengandung keragaman plasma nutfah serta spesies tumbuhan berguna dan langka yang sangat tinggi. Beberapa jenis tumbuhan diketahui langka dan di pulau Jawa hanya terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon antara lain : Batryohora geniculata, Cleidion spiciflorum, Heritiera percoriacea, dan Knema globularia . Banyak pula berbagai jenis tumbuhan yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat baik untuk kayu pertukangan, obat-obatan, tanaman hias maupun pangan. Jenis-jenis yang telah dimanfaatkan tersebut antara lain bayur (Pterospermum javanicum) dan berbagai rotan (Calamus sp.) sebagai bahan pertukangan; kayu gaharu (Aquilaria malaccensis), cempaka (Michelia campaca) dan jambe (Areca catechu) sebagai bahan obatobatan; Anggrek (Dendrobium sp.) sebagai tanaman hias; tangkil (Gnetum gnemon) dan salak (Salacca edulis) sebagai bahan pangan. Hutan pantai umumnya dicirikan oleh adanya jenis-jenis nyamplung (Calophyllum innophyllum), butun (Barringtonia asiatica), klampis cina (Hernandia peltata), ketapang (Terminalia catappa), cingkil (Pongamia pinnata) dan lain-lain. Formasi hutan pantai ini umumnya dikenal sebagai formasi barringtonia dengan spesies yang kurang beranekaragam dan nyamplung merupakan jenis yang lebih khas tipenya. Formasi ini terdapat sepanjang pantai Barat dan Timur Laut Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Peucang, sepanjang pantai Utara dan teluk Kasuaris Pulau Panaitan. Umumnya formasi ini hidup diatas pasir karang dalam jalur sempit memanjang sepanjang pantai dengan lebar 5 sampai 15 meter. Pada tempat-tempat terbuka seperti pantai Barat Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Peucang dan Pulau Panaitan umumnya terdapat pandan (Pandanus tectorius), pakis haji (Cycas rumphii) dan kadang-kadang cantigi (Pemphis acidula). Formasi pescapre yang merupakan vegetasi pioner umumnya terdapat disepanjang tepi pantai dekat dengan garis air pasang tertinggi, yang dicirikan dengan adanya daun katang-katang (Ipomea pescaprae), kutut tiara (Spinifex littoreus), dan juga tumbuhan pohon muda seperti nyamplung dan ketapang. Di Pulau Peucang formasi ini dan rumput tembaga ( Ischaemum muticum) tumbuh di sepanjang pantai Selatan dan Timur, juga dijumpai dekat muara sungai sepanjang pantai Barat dan Selatan Semenanjung Ujung Kulon. Di sepanjang pantai Selatan Semenanjung Ujung Kulon, pandan membentuk vegetasi murni ( monotipe) pada bukit-bukit pasir dan pada beberapa lokasi bersama-sama dengan jenis Ficus septica dan Syzygium litorale, sedang Pandanus bidur terdapat didekat muara sungai pada pantai Selatan dan Barat Gunung Honje. Sementara itu, di sebelah Timur Cibandawoh formasi vegetasi Pandanus tectorius menghilang dan digantikan oleh formasi Barringtonia.

31

B. Lokasi Proyek

Hutan mangrove pasang surut terluas terdapat pada jalur sepanjang sisi Utara Barat tanah genting, meluas kearah Utara sepanjang pantai menuju ke Sungai Cikalong. Daerah hutan mangrove yang lebih sempit terdapat disekitar Sungai Cicangkeuteuk yaitu 4 km disebelah Barat Laut Pulau Handeuleum. Di Pulau Panaitan terdapat pula hutan mangrove yang cukup luas, yaitu di Legon Lentah di sepanjang pantai Timur Laut dan yang agak sempit terdapat disepanjang pantai Utara dan Barat Daya (Legon Kadam dan Legon Mandar) dan sepanjang pantai Timur Laut dan Utara Teluk Kasuaris (Legon Bajo dan Legon Sabini). Jenis formasi vegetasi magrove yang paling umum adalah padi-padi (Lumnitzera racemosa), api-api (Avicenia spp.), bakau (Rhizophora spp.), bogem (Sonneratia alba dan Bruguiera spp.) dan kadang-kadang bercampur dengan pakis rawa, lamiding (Acrostichum aureum). Disamping itu terdapat pula hutan rawa nypa yang tidak terlalu luas pada beberapa muara suangai Ciujungkulon dan Cigenter di pantai Utara Semenanjung Ujung Kulon dan pada muara Sungai Cikeusik dan Cibandawoh di pantai Selatan Semenanjung Ujung Kulon. Hutan rawa air tawar terdapat dibagian Utara Semenanjung Ujung Kulon, pada daerah dibelakang pantai dengan luas yang sempit disekitar Tanjung Alang-alang, Nyiur, Nyawaan, Jamang dan Sungai Cihandeuleum. Air menggenangi daerah ini selama musim penghujan dan mengering selama musim kemarau. Daerah hutan rawa air tawar ini ditandai dengan adanya Thypa angustifolia dan Cyperus spp. Serta yang paling umum yaitu Cyperus pilosus. Hutan hujan tropika menutupi sebagian besar Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Peucang, Pulau Panaitan dan Gunung Honje, namun kemungkinan hanya 40-50 % Semenanjung Ujung Kulon dan hanya 50 % Gunung Honje yang masih tertutup hutan primer. Hutan hujan tropika terbaik terdapat di Pulau Peucang dan sebagian kecil disekitar Gunung Raksa Pulau Panaitan. Hutan di Semenanjung Ujung Kulon dan Gunung Honje ditandai dengan banyaknya jenis palma, terutama langkap (Arenga obtusifolia) yang merupakan tegakan murni. Langkap ini menyebar luas dihampir seluruh Semenanjung Ujung Kulon membentuk tegakan murni dengan tajuk setinggi 10-15 meter. Jenis palma lain adalah Nibung (Oncosperma tigillaria) yang berduri, aren (Arenga pinnata), sayar (Caryota mitis) dan salak (Salacca edulis). Pada sela-sela vegetasi palma sering terdapat jenis-jenis bungur (Lagerstroemia speciosa), kicalung (Diospyros macrophylla), laban (Vitex pubescens), hanja (Arthocephalus chinensis) dan putat (Planchonia valida) dengan pohon yang tinggi dan membentuk tajuk yang rapat. Daerah tertentu yang relatif terbuka dengan sedikit pohon-pohon besar tertutup dengan tumbuhan sekunder Zingiberaceae seperti Tepus (Anchasma sp.), honje (Nicolaila sp.), bersama-sama cente (Lantana camara) dan Maranthaceae yang tumbuh sangat lebat bersama-sama rotan, daerah ini diduga dahulunya pernah ditanami. Dilereng Gunung Honje yang lebih rendah pada daerah yang belum terganggu oleh manusia terdapat jenis-jenis pohon bayur (Pterospermum javanicum), kihujan (Engelthardia serrata), Ficus spp., Eugenia spp., Dipterocarpus gracilis, merbau (Intsia bijuga) dan bungur (Lagerstroemia speciosa), sebagai tumuhan bawahnya adalah bermacam-macam palma terutama langkap (Arenga obtusifolia) dan rotan (Calamus sp.). Pada lereng yang lebih tinggi mempunyai vegetasi yang khas yaitu janitri

32

B. Lokasi Proyek

(Plaeocarpus sphaerius), cangkudu badak (Podocarpus nerifolia), palahlar (Dipterocarpus haseltii), kipela (Aphana xisxis sp.) dan Eurya spp. Pada batang pohon dan di tanah tumbuh lumut yang tebal dan banyak sekali epiphyt yang terdiri dari anggrek dan pakupakuan seperti Freycinetia sp. Dan Asplenium nidus. Selain itu, terdapat pula jenis-jenis eksotik yang dimasukkan ke kawasan ini antara lain jambu biji (Psidium guajava) di Cigenter, jambu monyet (Anacardium occidentale) di Cidaun, dan Cemara (Casuarina equisetifolia) di Tanjung Alang-alang, serta pada sebelah Timur Laut dan Utara Pulau Panaitan. Jenis-jenis ini kemungkinan berasal dari tanaman yang dibawa pada waktu kawasan ini dihuni penduduk.

33

B. Lokasi Proyek

1.4.2 Fauna Taman Nasional Ujung Kulon memiliki beragam jenis satwa liar baik yang bersifat endemik maupun penting untuk dilindungi. Beberapa jenis satwa endemik penting dan merupakan jenis satwa langka adalah badak jawa (Rhinoceros sondaicus), banteng (Bos sondaicus), owa jawa (Hylobates moloch), surili (Presbytis aigula) dan anjing hutan (Cuon alpinus javanicus). Semenanjung Ujung Kulon pada saat ini merupakan habitat terpenting dari badak jawa. Selain itu, terdapat pula sekitar 30 jenis mamalia yang terdiri dari mamalia ungulata seperti badak, banteng, rusa, kancil, kijang dan babi hutan; mamalia predator seperti macan tutul, anjing hutan, macan dahan, luwak dan kucing hutan; mamlia kecil seperti walang kopo, tando, landak, bajing tanah, kalong, bintarung, berang-berang, tikus, trenggiling dan jelarang. Selain owa dan surili terdapat tiga jenis primata lainnya yaitu kera ekor panjang (Macaca fascicularis), lutung (Presbytis cristata) dan kukang (Nycticebus coucang). Banteng (Bos sondaicus) merupakan binatang berkuku terbesar dan terbanyak jumlah populasinya. Satwa ini hanya terdapat di Semenanjung Ujung Kulon dan Gunung Honje dan tidak dijumpai di Pulau Panaitan. Rusa ( Cervus timorensis) di Semenanjung Ujung Kulon dan Gunung Honje terdapat dalam jumlah dan penyebaran yang sangat terbatas, akan tetapi di Pulau Peucang, Pulau Handeuleum dan Pulau Panaitan menunjukkan pertumbuhan yang semakin banyak. Babi hutan ( Sus scrofa), meunceuk (Muntiacus muntjak) dan pelanduk (Tragulus javanicus) relatif umum terdapat di seluruh kawasan. Macan tutul (Panthera pardus) dapat dijumpai di Semenanjung Ujung Kulon dan Gunung Honje, namun tidak dijumpai di tempat lainnya. Sementara ajag/anjing hutan (Cuon alpinus javanicus) dapat dijumpai di Semenanjung Ujung Kulon, Gunung Honje dan Pulau Panaitan. Selain itu, salah satu jenis predator adalah kucing batu ( Felis bengalensis), kucing bakau (Felis viverrina), binturong (Arctictis binturong), beberapa jenis musang (Harpestes javanicus), berang-berang (Lutrogale perspicillata) dan sero (Aonyx ninerea). Diantara mamalia lain yang menarik adalah kalong ( Pterus vampyrus), walang kopo (Cynocephalus variegatus) dan jelarang (Ratufa bicolor) serta lumba-lumba (Delphinidae). Sampai saat ini telah teridentifikasi sebanyak 21 jenis ular dan 17 jenis katak, diantaranya ular sanca kembang ( Phyton reticulatus), phyton india. Selain itu terdapat buaya muara (Crocodylus porosus), biawak (Varanus salvator) dan penyu hijau (Chelonia mydas). Selain itu, taman nasional ini kaya akan berbagai jenis burung yang diperkirakan mencapai 270 spesies baik

34

B. Lokasi Proyek

yang bersifat menetap maupun migran. Pada habitat laut umum dijumpai kelompok burung camar, dara laut, frigata ( Fregata ariel), boobie (Sula sp.), tern (Sterna spp.) dan storm petrel (Oceanites oceanicus). Pada habitat pantai terutama pada bulan-bulan tertentu dijumpai burung migran seperti erek, trulek, trinil, kuntul, bangau dan lain-lain yang berada dalam kelompok-kelompok. Pada tipe habitat hutan pantai terdapat jenis burung pemakan buah dan serangga, hidup ditajuk pohon seperti pergam (Ducula aenea), punai, burung madu, elang, elang laut putih (Heliaetus leucogaster), elang ikan berkepala abu-abu (Ichtyopaga ichtyaetus) dan elang (Pandion haliaetus). Di hutan payau dan rawa dijumpai bangau dan kuntul, cangak abu-abu (Ardea cinerea), cangak merah (Ardea purpurea) dan pecuk (Phalacro coradidae). Selain itu terdapat pula jenisjenis merak, ayam hutan, puyuh, pipit dan walet. 1.5 Pemilikan Lahan Taman Nasional Ujung Kulon berada dibawah Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan dimana Taman Nasional Ujung Kulon sendiri merupakan Unit Pelaksana Teknis Direktorat jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Seluruh kawasan hutan merupakan tanah negara, dan pengaturannya diatur dalam perundang-undangan. 1.6 Demografi Besar jumlah penduduk sangat mempengaruhi tekanan terhadap kawasan. Semakin besar jumlah penduduk dalam suatu kawasan berarti semakin tinggi pula kebutuhan lahan untuk pertanian maupun pemukiman. Kendati memiliki luas yang relative lebih sempit dari pada desa-desa di Kecamatan Cimanggu, tetapi desa-desa di Kecamatan Sumur memiliki jumlah penduduk yang lebih besar. Hal ini dapat dilihat pada kondisi kepadatan penduduk di kedua kecamatan, Kecamatan Sumur memiliki kepadatan penduduk sebesar 641,6 orang/km2, sedangkan Kecamatan Cimanggu sebesar 220,7 orang/km2. Oleh karena itu tingkat kebutuhan lahan untuk pertanian dan pemukiman di Kecamatan Sumur lebih tinggi daripada kecamatan Cimanggu karena tingkat kepadatan penduduknya lebih tinggi. Mata pencaharian masyarakat disekitar Taman Nasional Ujung Kulon (Kecamatan Sumur dan Cimanggu) didominasi oleh petani. Sumber data yang diperoleh dari hasil pendataan potensi desa Kabupaten Pandeglang tahun 2008 menyebutkan bahwa rata-rata mata pencaharian petani di Kecamatan Sumur 70 % sedangkan di Kecamatan Cimanggu 80 %, Penduduk di Desa Taman Jaya Kecamatan Sumur merupakan penduduk dengan tingkat mata pencaharian sebagai petani paling rendah (70 %). Desa Kramatjaya Kecamatan Cimanggu menduduki peringkat tertinggi persentase jumlah penduduk berprofesi sebagai petani (80%).

35

B. Lokasi Proyek

Terutama di Kecamatan Sumur selain sebagai petani, beberapa kelompok masyarakat memiliki mata pencaharian sebagai nelayan (10%) dan kegiatan lainnya (3%). Untuk Kecamatan Cimanggu, selain bertani mereka juga sebagai nelayan (1%) dan bidang kegiatan lainnya (9%). Yang dimaksud dengan bidang kegiatan lainnya diantaranya adalah Pegawai Negeri Sipil, Polisi, TNI, pedagang, dan swasta. Menurut sumber dari data BPS Pandeglang tahun 2007, masyarakat di Kecamatan Sumur 67%-nya masih tergolong keluarga pra-sejahtera dan sejahtera I. mSedangkan di Kecamatan Cimanggu 57% masyarakatnya tergolong prasejahtera dan sejahtera I, dengan demikian bisa disimpulkan bahwa tingkat kesejahteraan mereka masih rendah yang menyebabkan interaksi sosial dengan alam di kawasan Taman Nasioanal Ujung kulon untuk memenuhi kebutuhan hidup dan sumber pendapatan. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Sunda, hasil survey yang dilakukan oleh TN Ujung Kulon pada awal tahun 2009 menyebutkan bahwa mayoritas responden berada di antara kelompok umur 40 sampai 44 tahun (19.5%) dan kelompok umur 35-39 tahun (15.7%). Sedangkan tingkat pendidikan formal mereka hasilnya menunjukkan bahwa 65.9% dari sampel yang ada telah berhasil menyelesaikan pendidikan formal SD; 13% mencapai Sekolah Menegah Pertama dan 6.5% menyelesaikan Sekolah Menengah Umum dan 7.9 responden tidak memiliki pendidikan formal. 1.7 Nilai-nilai Konservasi Taman Nasional Ujung Kulon merupakan habitat satu-satunya bagi satwa langka badak Jawa, yang mampu menyediakan rung lingkup untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Badak Jawa merupakan salah satu mamalia endemik yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon, dan dikategorikan kritis oleh IUCN serta dikategorikan appendix I oleh CITES. Selain itu Taman Nasional Ujung Kulon juga merupakan tempat hidup satwa endemik Banteng, Owa Jawa, dan Surili. Keberadaan Taman Nasional Ujung Kulon memberikan kontribusi penyediaan air untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, sebagai sumber plasma nutfah dan tempat hidup biota laut. 1.8 Ancaman bagi Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Ujung Kulon Berbagai penelitian telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang ingin mengetahui ancaman dan penurunan habitat badak Jawa, penelitian difokuskan pada habitat badak Jawa, kawasan penyangganya maupun sosial ekonomi masyarakat sekitar Taman Nasional Ujung Kulon. Dalam hasil penelitiannya, Prof. Dr. Harini Muntasib menyebutkan bahwa ancaman yang saat ini dapat mempengaruhi habitat badak Jawa diantaranya adanya invasi langkap, beberapa peneliti juga menyebutkan bahwa di Taman Nasional Ujung Kulon juga terjadi persaingan pakan antara Badak Jawa dan Banteng. Sedangkan, hasil rekapitulasi data temuan gangguan dan kasus yang terjadi di Taman Nasional Ujung Kulon, menunjukkan bahwa kasus penebangan hutan dan perambahan

36

B. Lokasi Proyek

hutan dari tahun ke tahun menunjukkan jumlah frekuensi yang semakin meningkat. Berikut kami sajikan tabel rekapitulasi data gangguan atau kasus yang terjadi Taman Nasional Ujung kulon dari tahun 2003-2008. 1.9 Pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon Pada tanggal 6 Maret 1980, melalui pernyataan Menteri Pertanian, Ujung Kulon mulai dikelola dengan Sistem Manajemen Taman Nasional. Tahun 1984 dibentuklah Taman Nasional Ujung Kulon (kelembagaannya), melalui SK Menteri Kehutanan No. 96/Kpts/II/1984 yang wilayahnya meliputi Semenanjung Ujung Kulon, Gunung Honje, Pulau Peucang dan Panaitan, Kepulauan Krakatau dan Hutan Wisata Carita. Pada tahun 1992, Ujung Kulon ditetapkan sebagai Taman Nasional dengan SK. Menteri Kehutanan No. 284/Kpts-II/1992 tanggal 26 Pebruari 1992, wilayahnya meliputi wilayah Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Panaitan, Pulau Peucang, P. Handeuleum dan Gunung Honje, dengan luas keseluruhan 120.551 ha, yang terdiri dari daratan 76.214 ha dan laut 44.337 ha. Dengan ditetapkannya Ujung Kulon sebagai Taman Nasional maka Ujung Kulon dikelola dengan system zonasi melalui SK. Ditjen PHPA Nomor : 115/Kpts/DJ-II/1997 yang terdiri dari : Zona inti seluas 37.150 Ha, Zona Rimba seluas 77.295 Ha, Zona Pemanfaatan Intensif seluas 1.096 Ha, Zona Pemanfaatan Tradisional seluas 1.810 Ha dan Zona Rehabilitasi seluas 3.200 Ha. Visi Taman Nasional Ujung Kulon adalah Terwujudnya Taman Nasional Ujungkulon yang lestari dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat sekitar . Sedangkan misi TNUK adalah : 1. Mewujudkan fungsi TNUK bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar 2. Mewujudkan ekowisata di Taman Nasional Ujungkulon yang mendukung kelestarian TNUK dan pengembangan ekonomi Daerah Kabupaten Pandeglang 3. Mewujudkan kelestarian flora, fauna terutama Badak Jawa, beserta ekosistem dan situs budaya di Taman Nasional Ujungkulon 4. Mewujudkan fungsi Taman Nasional Ujungkulon bagi pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian dan pendidikan 5. Mewujudkan pengembangan sumber daya alam hayati yang ada di Taman Nasional Ujungkulon baik gen, species dan ekosistemnya yang mendukung pemanfaatan berkelanjutan. Saat ini Taman Nasional Ujung Kulon memiliki jumlah pegawai sebanya 133 orang, yang berlatar pendidikan Sekolah Menengah Atas, Sarjana Diploma maupun Sarjana, dalam menjalankan roda organisasi seorang Kepala Balai dibantu oleh 3 orang Kepala Seksi di wilayah kerja dan 1 orang Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang berada di kantor balai.

37

B. Lokasi Proyek

Taman Nasional Ujung Kulon memiliki sarana transportasi berupa kendaraan roda 4 sebanyak 12 buah, sepeda motor sebanyak 23 buah dan kapal patrol laut sebanyak 8 buah yang terbagi di masing-masingt wilayah. Selain itu juga ditunjang sarana teknologi informasi, system database, internet online dan komputerisasi sampai tingkat seksi di lapangan. Saat ini kantor pusat Taman Nasional Ujung kulon berada di kota Kecamatan Labuan, pada tahun 2008 kami menerima alokasi anggaran dari pemerintah pusat sebesar Rp. 10.551.000.000,Taman Nasional Ujung Kulon juga mempunyai hubungan baik dengan berbagai Universitas negeri maupun swasta yang ada disekitar Banten dan Bogor dalam melaksanakan berbagai kegiatan penelitian, pemberdayaan masyarakat, kajian-kajian ilmiah maupun ekowisata, diantaranya dengan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Institut Pertanian Bogor. Saat ini sedang dirintis kerja sama dengan Sekolah Menengah Atas yang ada disekitar kawasan Taman Nasional Ujung Kulon untuk kegiatan pendidikan konservasi yang akan dimuat dalam Muatan Lokal. Selain dengan lembaga pendidikan Taman Nasional Ujung Kulon juga melakukan kerja sama dengan WWF dalam melaksanakan kegiatan penelitian badak Jawa dan pemberdayaan masyarakat, terakhir kami akan menjalin kerjasama dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten dalam melaksanakan program intensifikasi pertanian disekitar kawasan konservasi. 1.9.2 Perundang-undangan Kehutanan Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya menyediakan Perlindungan yang mutlak terhadap habitat badak Jawa yang dimasukkan ke dalam pasal-pasal sebagai berikut : Pasal 21 ayat 1 : Setiap orang dilarang : a. mengambil, menebang, memiliki, merusak, memusnahkan, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan tumbuhan yang dilindungi atau bagian-bagiannya dalam keadaan hidup atau mati Pasal 33 Ayat 3 : setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi zona pemanfaatan dan zona lain dari taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam. Pasal 40 Ayat 2 : Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) serta pasal 33 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)

38

B. Lokasi Proyek

Sedangkan Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan memberikan perlindungan terhadap habitat badak Jawa terhadap berbagai ancaman yang dapat menurunkan kualitas habitat badak Jawa, diantaranya sebagai berikut : Pasal 50 Ayat 3 : Setiap orang dilarang : b. merambah kawasan hutan Pasal 78 Ayat 2 : Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 ayat (3) huruf a, huruf b, atau huruf c, diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) 1.9.3 Alokasi Anggaran Taman Nasional Ujung Kulon Anggaran Taman Nasional Ujung Kulon dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan karena adanya kenaikan gaji pegawai dan berbagai tambahan program kegiatan pemberdayaan masyarakat. Taman Nasional Ujung Kulon pada tahun 2008 memperoleh anggaran mencapai Rp. 10.551.000.000,- anggaran tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Departemen Kehutanan memberikan alokasi anggaran tersebut untuk berbagai kegiatan diantaranya sebagai berikut : Belanja Pegawai 50 % b. Gaji Pegawai 20% c. Tunjangan Peningkatan Prestasi Kerja Biaya gaji pegawai d. Uang Makan e. Upah Pegawai Biaya kegiatan 50% keanekaragaman hayati Biaya Keanekaragaman Hayati 30 % Biaya rapat, perjalanan a. Sensus Badak dan administrasi 30% b. Inventarisasi Rusa c. Inventarisasi Owa Jawa d. Pemeliharaan Padang Pengembalaan e. Pemberdayaan Masyarakat Biaya Administrasi 20 % a. Biaya Perjalanan b. Biaya Pengeluaran rutin perkantoran, telpon, listrik dan air

39

B. Lokasi Proyek

c. d. e. f.

ATK Percetakan Rapat-rapat Pengamanan Hutan

Anggaran yang didapat oleh TNUK pada dasarnya untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pencapaian visi dan misi TNUK itu sendiri, dimana visi Taman Nasional Ujung Kulon adalah Terwujudnya Taman Nasional Ujungkulon yang lestari dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat sekitar Pendanaan untuk gaji saya, biaya material/ produk materi kampanye dan biaya transportasi yang berhubungan dengan kampanye Pride akan disediakan dari anggaran tahunan Taman Nasional Ujung Kulon; pendanaan untuk biaya implementasi BROP akan ditutupi oleh hibah $16,680 dari Rare yang membentuk sebagian dari program Pride (ditambah dengan donasi lokal yang akan didapatkan dari usaha kemitraan lokal). Sukarelawan akan digunakan bilamana memungkinkan termasuk dalam melaksanakan survei kuisioner dan dalam rancangan material (pelayanan yang diberikan). Catatan keberlanjutan: Taman Nasional Ujung Kulon berkomitmen untuk keberlanjutan dampak dari proyek ini.

40

B. Lokasi Proyek

2.0 TIM PROYEK DAN PEMANGKU KEPENTINGAN KUNCI


2.1 Lembaga Pemimpin dan Manajer Kampanye Pride Balai Taman Nasional Ujung Kulon sejak pertengahan tahun 2007 dipimpin oleh Ir. Agus Priambudi, M.Sc. Masa kepemimpinannya telah banyak inovasi dan kreatifitas yang telah dilakukan, terutama dalam upaya pengurangan ancaman melalui pendekatan kepada masyarakat. Salah satu komitmen yang telah diwujudkan adalah usaha menjalin kerjasama dengan RARE dalam program Pride Campaign, diyakini melalui kegiatan pride campaign dapat ditempuh langkah-langkah strategis dalam upaya mengurangi ancaman konservasi di Taman Nasional Ujung Kulon. Pada bulan Mei 2008 saya (Indra K. Harwanto) diusulkan oleh Kepala Balai TNUK untuk mengikuti mengikuti program pride campaign, pada bulan Oktober 2008 saya mengikuti kelompok Rares Pride Program di University of Texas at el Paso di IPB Bogor. Dalam Nota Kesepakatan yang telah ditandatangani oleh Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, sepakat untuk: Mengidentifikasi Manajer Kampanye yang sesuai (Indra K. Harwanto) yang memenuhi kriteria dan syarat yang ditentukan oleh Rare, termasuk pembayaran setiap dan semua biaya yang berhubungan dengan pembuatan penilaian ini (misalnya biaya tes kemampuan bahasa Inggris IELTS/TOEFL). Menempatkan Manajer Kampanye dalam Kampanye Pride secara penuh selama durasi proyek, tidak kurang dari 18 bulan, termasuk untuk Komponen Universitas dan Komponen Berbasis Lapangan. Membayar gaji penuh dan manfaat lainnya sebagaimana diberikan kepada individu selama 18 bulan dari kampanye Pride, pada besaran yang telah disepakati secara lokal dan dalam tingkatan gaji yang ada di Departemen Kehutanan. Menyediakan akses penuh terhadap transportasi lokal bagi Manajer Kampanye selama komponen berbasis lapangan dari Kampanye Pride. Menutupi biaya internet dan telepon yang dikeluarkan oleh Manajer Kampanye sambil menjaga komponen pembelajaran jarak jauh dari Proyek ini, dan biaya administratif lain seperti fotokopi, faks, panggilan telepon, dan surat. Menetapkan mentor (Pairah) untuk membantu mengarahkan Manajer Kampanye (selama komponen berbasis lapangan dari Kampanye Pride). Mentor akan memeriksa dokumen proyek yang penting (termasuk rencana proyek ini), demikian juga laporan bulanan dari Manajer Kampanye dan laporan keuangan Kampanye Pride. Mentor akan bertindak sebagai sumber B. Lokasi Proyek dukungan bagi Manajer Kampanye selama proyek, dan dapat menghubungi Rare setiap saat untuk pertanyaan atau urusan apapun. Membayar segala biaya visa, pajak keberangkatan airport atau biaya lokal yang tidak disebutkan secara khusus dalam kontribusi Rare.

41

B. Lokasi Proyek

Menyediakan transportasi dari dan ke airport keberangkatan bagi Manajer Kampanye. Terakhir, Kepala Balai TNUK telah memberikan komitmen anggaran (dalam anggaran regulernya) untuk mendukung program dalam fase tindak lanjutnya termasuk produksi material tambahan jika diperlukan. 2.2 Kelompok Lain yang Sedang Bekerja di Taman Nasional Ujung Kulon Kelompok-kelompok lain yang sedang bekerja di Taman Nasional Ujung Kulon dan kegiatan mereka meliputi: WWF Project Ujung Kulon mendukung kegiatan penelitian terhadap individu dan habitat badak Jawa. Mereka juga memberdayakan masyarakat dalam kegiatan ekowisata melalui koperasi KAGUM dan peningkatan kapasitas masyarakat sebagai pengrajin ukiran. website mereka; www.wwf.or.id Yayasan SEKAR, mendukung kegiatan kelompok pemuda disekitar kawasan TNUK dalam peningkatan kemampuan mengoperasionalkan komputer, pelatihan kelembagaan dan peternakan. YABI (Yayasan Badak Indonesia), mendukung kegiatan Rhino Protection Unit di TN. Ujung Kulon 2.3 Pemangku Kepentingan Kunci Analisa kelompok pemangku kepentingan kunci merupakan salah satu tahapan penting dalam perencanaan dokumen, karena akan menentukan kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi dan membantu dalam pelasanaan dan keberhasilan kegiatan pride. Berdasarkan karakteristik dan sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat, maka beberapa kelompok pemangku kepentingan kunci dapat kami sajikan dalam tabel dibawah ini ;
# 1

Peserta/ Pemangku kepentingan


10 Kepala Desa

Nama, posisi, dan rincian kontak peserta


Kamirudin, Adsa, Nadi, Darsa,Sulaeman, Wati, dll Didit Supriyanto, Suaedi K. 081316617558 Absjah

Isu-isu Kunci
Karakter dan budaya masyarakat setempat serta ancamannya Jejaring kerja dan koordinasi terpadu Pengetahuan pola pertanian intensif Dan penyuluhan pertanian

Sumbangan Potensial
Pemahaman terhadap karakter dan budaya masyarakat Dukungan terhadap kegiatan kampanye Pemahaman terhadap sistem pertanian Terpadu dan pola tanam yang baik

Motivasi untuk Hadir


Minat Pribadi

Konsekuensi Tidak Mengundang


Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting

2 3

Camat Cimanggu dan Sumur Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Pandeglang

Profesi dan minat Profesi

B. Lokasi Proyek

Peserta/ Pemangku kepentingan

Nama, posisi, dan rincian kontak peserta

Isu-isu Kunci

Sumbangan Potensial

Motivasi untuk Hadir

Konsekuensi Tidak Mengundang

42

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pandeglang Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Primer Koperasi Pegawai RI Kab. Pandeglang KSM Sahabat Ujung Kulon Fakultas Pertanian UNTIRTA dan UNMA WWF Ujung Kulon Koperasi KAGUM

Aswing Asnawi 081384451600 Ismunandar 081385777790 H. Utang Yaya 085921873124 DR. Kartina A.M. 081310069747 Adi Rahmat H 0818134178 Warca Dinata

Pengetahuan kawasan hutan rakyat dan ancaman kawasan Usaha pemberdayaan perempuan dan masyarakat Usaha ekonomi alternatif Kelompok usaha ekonomi masyarakat Pengolahan lahan garapan intensif dan pertanian partisipatif Pengelolaan hidupan satwa liar Pemberdayaan Masyarakat dan ekowisata Koordinator dan sinkronisasi perencanaan lintas sektoral TOC dan pemasaran sosial Menampung hasil jagung dari petani Pengelolaan hidupan liar dan habitat badak jawa Pengamanan kawasan hutan

Pemahaman konsep hutan rakyat dan Alternatif usaha ekonomi Pemahaman akan usaha pemberdayaan masyarakat Pemahaman tentang kelembagaan Kinerja dan semangat untuk dapat melakukan perubahan Pemahaman akan ilmu pertanian alternatif Pemahaman pengelolaan satwa liar dan pemberdayaan masyarakat Keterampilan dalam pengemasan paket wisata Memahami isu yang diperlukan Pemahaman TOC dan pemasaran sosial Menguasai dan mempunyai pasar Pemahaman pengelolaan kawasan konservasi Pengawas dan penegak hokum terhadap Kejahatan kehutanan Keterampilan di bidanhg seni dan pemaha man budaya lokal Pemahaman terhadap kawasan dan ancaman

Profesi

Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi Penting dan kerjasama Kehilangan data dan informasi Penting dan kerjasama Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting Konsultasi dan arahan tidak ada Kehilangan pasar Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting

Profesi

6 7 8 9 10

Profesi Minat dan profesi Profesi Profesi dsn minat pribadi Profesi

11 12 13 14

BAPPEDA Kab. Pandeglang Rare PT. Tanindo YABI

Parjiyo 0811123688 Hari Kushardanto 08122013806 Wawan Marcellus Adi rhinomar22@gmail.com1 AKP. M Yusuf

Mengerti rencana yang strategis Profesi Bisnis Profesi

15

POLSEK SUMUR

Profesi

16

Seni dan Budaya Banten

Mad Suki 087871196689 Agus Priambudi 081341301701

Pemahaman budaya lokal

Profesi

17

TN. Ujung Kulon

18

Ketua Tokoh Banten / Jawara

Haelani

Pengelola kawasan TN. Ujung Kulon, Pengetahuan ancaman dalam kawasan Pengetahuan karakter masyarakat Banten

Profesi

Pemahaman terhadap budaya dan adat masyarakat banten

Kehilangan data dan informasi penting

43

B. Lokasi Proyek
# 19

Peserta/ Pemangku kepentingan


HIMAPALA UNTIRTA dan UNMA

Nama, posisi, dan rincian kontak peserta


Wito (UNTIRTA) 085780840443

Isu-isu Kunci
Pengetahuan survey kualitatif dan Sebagai voluenter

Sumbangan Potensial
Pemahaman survey kualitatif dan pengalaman sebagai enumerator

Motivasi untuk Hadir


Minat, Kesadaran

Konsekuensi Tidak Mengundang


Kehilangan pengalaman dan input Dari mereka tentang enumerator Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting

20.

Kelompok ibu-ibu

Masih diidentifikasi

21.

Kelompok Masyarakat / petani hutan

Masih diidentifikasi

Memegang peranan penting dalam Mengambil keputusan keluarga Pengguna Sumberdaya Alam

Memberi kontribusi dalam Ikut mengambil pengambilan keputusan keputusan di keluarga Memahami permasalahan di lapangan Profesi dan pengalaman

44

C. Model-model Konseptual
Semua kampanye Pride Rare dimulai dengan membangun suatu model konseptual, yang merupakan alat untuk menggambarkan secara visual situasi di lokasi proyek. Pada bagian intinya, suatu model konseptual yang baik menggambarkan seperangkat hubungan kausal secara grafis antar faktor yang dipercaya memberikan dampak kepada satu atau lebih sasaran keanekaragaman hayati. Suatu model yang baik harus secara jelas menghubungkan sasaran keanekaragaman hayati dengan ancaman langsung yang memberikan dampak padanya dan faktor yang berkontribusi (termasuk ancaman tidak langsung dan kesempatan) mempengaruhi ancaman langsung. Model itu juga harus menyediakan dasar untuk menentukan dimana kita dapat melakukan intervensi dengan strategi kita dan dimana kita perlu mengembangkan indikator untuk mengawasi keefektifan strategi tersebut. Seksi ini akan menunjukkan elemen model konseptual yang diidentifikasi oleh kelompok pemangku kepentingan sebagai faktor yang memberikan kontribusi terhadap hilangnya kesehatan keanekaragaman hayati Pulau Serena: 3.0 Mengembangkan Suatu Model Konsep 3.1 Model Konseptual dengan Miradi 3.2 Model Konseptual Naratif Awal

45

C. Model-model Konseptual

3.0 MENGEMBANGKAN SUATU MODEL KONSEPTUAL


Pertemuan pemangku kepentingan pada bulan Januari 2009 mempertemukan 40 peserta yang mengidentifikasi faktor langsung dan factor kontribusi serta membuat suatu Model Konseptual untuk Taman Nasional Ujung Kulon. Lingkup proyek meliputi habitat badak Jawa dan Gunung Honje sebagai daerah tangkapan air, sedangkan konteks yang dibcarakan adalah factorfaktor apa sajayang menyebabkan kerusahan hutan Ujung Kulon sebagai habitat badak Jawa dan Gunung Honje sebagai daerah tangkapan air. Ancaman langsung diidentifkasi, kemudian dituliskan pada kartu-kartu yang lalu ditempelkan ke dinding dan dihubungkan dengan sasaran yang sesuai dengan menggunakan tanda panah. Peserta kemudian membahas faktor yang berkontribusi (ancaman tak langsung) yang mengarah kepada, atau memperburuk, faktor langsung. Secara kronologis akan kami sajikan dibawah ini. a. Peserta dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing terdiri dari 6 anggota. b. Seluruh peserta yang hadir bekerja secara individu terlebih dahulu, untuk menjawab dan mengidentifikasi 5 hal dari sebuah konteks pertanyaan Hal-hal apa saja yang menjadi faktor langsung penyebab kerusakan hutan TNUK sebagai daerah tangkapan air dan habitat badak Jawa? c. Kemudian hasil identifikasi tersebut, didiskusikan dalam kelompok yang telah dibentuk, untuk mendapatkan 3 ide atau hal yang paling penting menurut stakeholder dapat mempengaruhi langsung kerusakan hutan TNUK. d. Masing-masing kelompok kemudian menyerahkan 1 ide dalam 1 kartu kepada fasilitator untuk ditempel dalam dinding lengket, fasilitator menempelkan kartu-kartu tersebut sambil dibacakan kembali sebagai bentuk penegasan. e. Apabila ada kartu yang sama makna dan artinya, kartu-kartu tersebut harus dikumpulkan dalam 1 kelompok, kemudian masing-masing kelompok menyerahkan kembali kartu-kartu yang berbeda dari kartu yang telah ditempelkan sebelumnya, kemudian apabila ada yang mempunyai makna yang sama, kartu tersebut juga harus digabungkan. f. Masing-masing kelompok diberi judul sebagai bentuk penamaan, judul yang diberikan harus mencerminkan atau mewakili kalompok kartu yang ada. g. Kartu yang tersisa, digabungkan apabila sama dan dipisah apabila

46

h.

i.

j.

k. l. m.

ada yang berbeda. Setiap kartu yang ditempelkan di dinding, harus ditawarkan kepada stakeholder yang hadir untuk mendapatkan klarifikasi atau menghindari hal-hal yang tidak jelas. Hasil penamaan dari masing-masing kelompok kartu merupakan hasil dari konteks yang harus dijawab stakeholder dan merupakan konsensus bersama. Stakeholder yang hadir, kemudian dipersilahkan membaca ulang hasil tersebut, untuk mengingatkan dan mengefektifkan bahwa hasil tersebut merupakan konsensus bersama. Selanjutnya faktor-faktor langsung penyebab kerusakan hutan hasil dari ToP, dibuat model konseptual untuk mencari akar permasalahan atau faktor penunjang. Dimana masing-masing kelompok mendapat tugas masing-masing 1 kartu untuk mencari faktor penunjang penyebab kerusakan hutan TNUK. Setelah mendapatkan hasilnya, ditulis dalam kartu dan ditempelkan pada dinding lengket agar semua peserta mengetahuinya, sekali lagi setiap langkah ketika kartu ditempelkan harus mendapatkan kesepakatan dan konsensus bersama. Masing-masing kartu dihubungkan dengan tali rafia yang diberi tanda panah sebagai penunjuk rantai faktor. Diakhir pembuatan model konseptual, seluruh peserta dipastikan tetap menyimak hasil yang didapat dalam penyusunan model konseptual, dimana hasil tersebut harus dibacakan ulang dan mendapatkan kesepakatan bersama. Sebagai penutup, tidak lupa memberikan salam dan ucapan terima kasih sebagai wujud apresiasi atas kerja keras mereka dalam menyumbangkan pemikirannya dan kerja keras atas kehadirannya.

3.1 Model Konseptual dengan Miradi Setelah terbangun model konseptual melalui pertemuan pemangku kepentingan, perangkat lunak Miradi digunakan untuk mengembangkan dan memasukkan model ke dalam tatanama standar menggunakan taksonomi ancaman yang dikembangkan oleh IUCN. Grafik berikut ini merupakan bentuk model konseptual Taman Nasional Ujung Kulon setelah semua faktor langsung dan berkontribusi di Taman Nasional Ujung Kulon dimasukkan. Ini merupakan model konseptual Taman Nasional Ujung Kulon pertama setelah semua ancaman langsung dimasukkan, dan faktor yang berkontribusi (termasuk ancaman tidak langsung), dari pertemuan pemangku kepentingan. Panah penghubung menandakan hubungan antar faktor dan bagaimana mereka memberikan dampak pada sasaran yang berbeda di Taman Nasional Ujung Kulon.

47

Faktor yg berkontribusi/ancaman tak langsung [kotak kuning]

Ancaman langsung [kotak merah]

Sasaran [lingkaran hijau]

48

C. Model-model Konseptual

Untuk membantu mencerna gambar di atas, berikut adalah gambaran singkat dari ancaman langsung dan faktor yang berpengaruh yang diambil dari pertemuan pemangku kepentingan.
Ruang lingkup dan sasaran proyek Ancaman langsung Faktor yang berpengaruh (termasuk ancaman tak langsung)
Adanya permintaan pasar, batas tanah milik dan tanah kawasan tidak jelas, lemahnya penegakan hokum dan kurangnya sosialisasi perundang-undangan, kebutuhan uang tunai Adanya aktivitas pembukaan lahan dengan membakar hutan, kurang kesadaran masyarakat, penyuluhan bahaya kebakaran hutan kurang efesien, aktivitas mencari madu hutan dengan api dan petugas jarang di pos Terbatasnya lahan pertanian di tanah desa, tidak mempunyai lahan garapan sendiri, penghasilan panen tidak mencukupi, adanya mitos membuka lahan hutan sebelum S. Cilintang diperbolehkan dan sawah garapan didalam kawasan dijadikan sebagai warisan Kebutuhan akan uang tunai dan kebutuhan hidup sehari-hari tidak tercukupi. Untuk mengamankan lahan pertanian dari babi hutan, masyarakat masih mempunyai senjata locok dan babi hutan dianggap sebagai hama.

Penebangan Liar Habitat Badak Jawa Hutan Gunung Honje Kebakaran Hutan Pembukaan Lahan Baru untuk sawah didalam kawasan Tambang Liar Perburuan Babi Hutan didalam kawasan TNUK

3.2 Model Konseptual Naratif Awal Taman Nasional Ujung Kulon memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, selain sebagai habitat badak Jawa, Taman Nasional Ujung Kulon juga merupakan daerah tangkapan air tepatnya di kawasan Gunung Honje. Dalam membuat model konseptual di stakeholder workshop I, kawasan Ujung Kulon dibagi menjadi 2 scope yaitu habitat Badak Jawa dan Gunung Honje sebagai daerah tangkapan air, masing-masing scope menghadapi ancaman yang dapat menurunkan keanekaragaman hayati, diantaranya penebangan hutan, pembukaan lahan untuk pertanian, kebakaran hutan, tambang liar, dan perburuan babi hutan. Dari kelima ancaman tersebut, semuanya disebabkan oleh aktivitas manusia, kecuali beberapa kejadian kebakaran hutan yang disebabkan oleh factor alam, tetapi presentasinya sangat kecil. Pembukaan lahan baru untuk pertanian (sawah), Aktifitas pembukaan lahan baru untuk sawah atau pertanian akan mengancam pada habitat badak Jawa, ancaman ini menjadi serius karena masyarakat mempunyai persepsi bahwa untuk meningkatkan hasil pertanian mereka harus melakukannya dengan cara perluasan lahan.

49

C. Model-model Konsep

- Kategori ancaman IUCN: 2.1 (Annual and perennial non timber crops) Penebangan Liar Ancaman penebangan liar terhadap kawasan hutan Gunung Honje disebabkan karena untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak adanya aktifitas lain yang dapat digunakan untuk menambah pendapatan ekonominya, dampak yang akan ditimbulkan apabila ancaman itu dibiarkan adalah akan meluas hingga habitat badak Jawa. - Kategori ancaman IUCN: 5.3 (Penebangan pohon dan pemanenan kayu) Kebakaran Hutan (Kebakaran & Pemadaman Kebakaran) Pada tahun 2007 terakhir kali terjadi kebakaran hutan di kawasan hutan Gunung Honje, kebakaran disebabkan karena adanya keteledoran masyarakat yang membuang punting rokok dan adanya bekas perapian yang digunakan untuk mencari madu hutan, perapian tersebut lupa dimatikan. Dampapak yang ditimbulkannya terbatas karena adanya partisipasi dari masyarakat dalam memadamkan api dan kesigapan petugas TNUK. - Kategori ancaman IUCN: 7 (Modifikasi Sistem Alami): 7.1 Kebakaran & Pemadaman Kebakaran Perburuan Babi Hutan di kawasan TNUK (Perburuan & Pengambilan Hewan Daratan) Kegiatan perburuan babi hutan dilakukan karena babi hutan dianggap sebagai hama tanaman pertanian mereka, dampak yang ditimbulkannya sangat terbatas karena hanya dilakukan di kawasan Gunung Honje bagian Timur. - Kategori ancaman IUCN: 5 (Penggunaan Sumber Daya Alam Hayati): 5.1 Perburuan dan pengambilan hewan daratan. Pertambangan Liar (pertambangan dan penggalian) Pertambangan liar dilakukan untuk mengambil pasir, batu dan emas. Saat ini kegiatan tersebut sudah berhenti karena alternatif yang lebih murah dan mudah telah ditemukan, selain itu adanya penegakan hukum membuat mereka jera. Kategori ancaman IUCN: 3 (Produksi Energi & Pertambangan) : 3.2 Pertambangan & Penggalian

50

D. Analisis Ancaman
Taman Nasional Ujung Kulon sebagai habitat badak Jawa dan daerah tangkapan air, mengalami berbagai ancaman yang dapat menurunkan kualitas lingkungan, berbagai ancaman tersebut memang selayaknya mendapatkan perhatian yang serius oleh pimpinan TNUK, keterbatasan sumberdaya dan waktu memaksa kami untuk menentukan skala prioritas ancaman mana yang harus ditangani lebih serius. Tantangan umum untuk manajer sumber daya adalah menentukan yang mana dari banyak ancaman ini yang akan coba kita tangani. Peringkat ancaman merupakan suatu metode untuk membuat langkah yang lengkap ini menjadi lebih jelas dan lebih obyektif. Ini melibatkan penentuan dan pendefinisian seperangkat kriteria kemudian mengaplikasikannya secara sistematis pada ancaman langsung di lokasi sehingga tindakan konservasi dapat diarahkan pada tempat dimana mereka benar-benar diperlukan.

4.0 Peringkat Ancaman 4.1 Lingkup, Intensitas, dan Ketakberbalikan 4.2 Rantai Faktor
D. Analisis Ancaman

4.0 PERINGKAT ANCAMAN

51

Degan menggunakan Model Konseptual awal yang dikembangkan pada pertemuan pemangku kepentingan kunci, perangkat lunak Miradi digunakan untuk menetapkan peringkat ancaman langsung yang telah mereka identifikasi 4. Peringkat ini berguna untuk: 1) Mengidentifikasi sasaran dengan peringkat tertinggi (Habitat Badak Jawa atau Gunung Honje sebagai daerah tangkapan air) 2) Mengidentifikasi ancaman dengan peringkat tertinggi yang berdampak pada sasaran Perangkat lunak Miradi secara otomatis menangkap sasaran dari Model Konsep, memunculkan mereka sejajar dengan X axis dan dengan ancaman langsung yang sejajar dengan Y axis. 4.1 Lingkup, Intensitas & Ketakberbalikan Setiap ancaman diberi peringkat berdasarkan Lingkup, Tingkat Kerusakan & Ketakberbalikan, terhadap setiap sasaran dengan menggunakan petunjuk penilaian berikut ini:
KUNCI KRITERIA ANCAMAN (Berdasarkan definisi Miradi) A: LINGKUP (Area) 4 = Sangat Tinggi: Ancaman kemungkinan besar akan menyebar ke seluruh atau sebagian besar lokasi anda. 3 = Tinggi: Ancaman kemungkinan besar akan menyebar dalam lingkupnya, dan mempengaruhi sasaran konservasi di banyak tempat pada lokasi anda 2 = Sedang: Ancaman kemungkinan besar memiliki cakupan lokal, dan mempengaruhi sasaran konservasi di beberapa tempat pada lokasi sasaran. 1 = Rendah: Ancaman kemungkinan besar memiliki cakupan terlokalisasi, dan mempengaruhi sasaran konservasi di bagian yang terbatas pada lokasi sasaran. B: TINGKAT KERUSAKAN Tingkat kerusakan terhadap sasaran konservasi yang beralasan untuk diharapkan pada keadaan saat ini (yaitu berdasarkan keberlanjutan situasi yang ada). 4 = Sangat Tinggi: Ancaman kemungkinan besar menghancurkan atau menghilangkan sasaran konservasi pada beberapa bagian di lokasi. 3 = Tinggi: Ancaman kemungkinan besar mendegradasi (serius) sasaran koservasi pada beberapa bagian di lokasi. 2 = Sedang: Ancaman kemungkinan besar mendegradasi (sedang) sasaran konservasi pada beberapa bagian di lokasi. 1 = Rendah: Ancaman kemungkinan besar hanya sedikit merusak sasaran konservasi pada beberapa bagian di lokasi. C: KETAKBERBALIKAN Pentingnya mengambil tindakan cepat untuk melawan ancaman. 4 = Sangat Tinggi: Akibat ancaman langsung tidak berbalik (misalnya, lahan basah dikonversi menjadi pusat perbelanjaan). 3 = Tinggi: Akibat ancaman langsung dapat dibalikkan, tapi tidak mampu dipraktekkan (misalnya, lahan basah dikonversi menjadi lahan pertanian).

D. Analisis Ancaman

Peringkat Ancaman Akhir. Perlu dicatat kesimpulan peringkat yang disusun berdasar target menunjukkan bahwa 1 = Rendah: Akibat ancaman bahwa langsung dapat dengan mudah dibalikkan dengan biaya yang relatif rendah (misalnya, kendaraan off-road melewati lahan basah). Hutan Gunung Honje
4 (Ref: Margoluis, Richard A.; and Niklaus Salafsky [1998] Measures of Success, Island Press, Washington DC).

Ilustrasi A menunjukkan proses ancaman Miradi.dan Ilustrasi B menunjukkan 2 = Sedang: Akibat ancaman langsung dapat dibalikkanpemeringkatan dengan komitmen sumber daya yang menggunakan layak (misalnya, menyingkirkan mengeringkan lahan basah).

52

merupakan target yang paling kritis terancam, dengan nilai Tinggi, dengan ancaman dari Pembukaan Lahan Baru untuk sawah didalam kawasan memiliki peringkat Tinggi (lihat ilustrasi C pada halaman berikutnya). Ilustrasi A Tabel peringkat ancaman akhir dengan semua ancaman telah selesai diproses. Panah menunjuk ke peringkat tinggi dari Hutan Gunung Honje dan tinggi dari Pembukaan lahan untuk sawah.

Ilustrasi B Tabel peringkat ancaman akhir, dengan tanda panah menunjukkan peringkat ancaman paling tinggi terhadap Hutan Gunung Honje oleh Pembukaan Lahan Baru untuk sawah didalam kawasan

53

Ilustrasi C Proses akhir analisis peringkat ancaman.

D. Analisis Ancaman

54

D. Analisis Ancaman

4.2 Rantai Faktor

Setelah mengetahui ancaman paling kritis (pembukaan lahan baru untuk sawah), kita sekarang kembali ke Model konseptual untuk melihat siapa dan apa yang ada di balik ancaman; yaitu faktor apa yang memberikan kontribusi (termasuk ancaman tidak langsung) yang membuat lingkungan dimana ancaman ini muncul dan yang harus ditangani untuk mengurangi ancaman dan meningkatkan kondisi sasaran. Gambaran Model Konseptual yang disederhanakan dan lebih linier ini disebut rantai faktor. Pengetahuan ini akan digunakan untuk merancang penelitian formatif kami, untuk melakukan validasi terhadap fakta apakah kita telah memilih sasaran keanekaragaman hayati yang benar, ancaman yang benar, khalayak yang benar, dan strategi yang benar untuk menangani dan menguranginya?

55

D. Analisis Ancaman

Benar berarti khalayak yang didentifikasi benar-benar mendorong adanya ancaman keanekaragaman hayati yang kritis. Model yang kami bangun membantu kami untuk melihat siapa (khalayak potensial) yang berada dibalik ancaman pembukaan lahan baru untuk sawah didalam kawasan. Khalayak dilingkari dalam warna merah di atas: Masyarakat (Petani)
4.2.1 Rantai faktor untuk Petani

Rantai Faktor untuk petani hanya memasukkan faktor kontribusi (termasuk ancaman tak langsung) yang disebabkan oleh khalayak, dalam hubungannya dengan ancaman langsung pembukaan lahan baru untuk sawah didalam kawasan. Faktor ini diantaranya adalah: hasil panen pertanian yang didapat tidak mencukupi kebutuhan hidup satu tahun, musim kemarau lahan tidak digarap, pola intensifikasi lahan tidak diterapkan masyarakat penggarap, sifat malas dalam menggarap lahan pada saat musim kemarau dan pengetahuan masyarakat tentang teknik intensifikasi lahan belum optimal. Masyarakat dalam hal ini adalah petani penggarap diluar kawasan.

56

E. Penelitian Formatif

E. Penelitian Formatif
Pekerjaan perencanaan yang dilakukan sampai saat ini telah didapat dari kelompok pemangku kepentingan yang relatif kecil dan keputusan dibuat berdasarkan banyak asumsi yang belum diuji. Data perlu diuji kebenarannya di lapangan dengan para ahli yang lebih beragam. Percakapan terarah juga dapat membantu kita menentukan Pilihan Pengelolaan dan untuk memulai membangun Gambar gabungan (composit portrait) dari kedua khalayak, juga membantu merancang survei kuantitatif seperti yang dijelaskan pada Seksi 7.0. Survei kuantitatif akan membantu kita memahami khalayak primer kita sekaligus membuat kita dapat menyusun data dasar untuk mengukur perubahan yang disebabkan oleh kampanye Pride. Urutan hasil penelitian formatif yang diperlihatkan di sini tidak mesti sesuai dengan kronologi pengumpulan data, dan pada beberapa kasus, pengulangan ganda dari penelitian, seperti percakapan terarah dengan khalayak, diperlukan. 5.0 Percakapan Terarah 5.1 Dengan Ilmuwan 5.2 Dengan Kepala Balai 5.3 Dengan Ketua Yayasan Badak Indonesia 5.4 Dengan Khalayak Utama 5.5 Manfaat dan Hambatan 6.0 Pilihan Pengelolaan (BRAVO) 7.0 Rantai Hasil dan Sasaran Awal

57

E. Penelitian Formatif

8.0 Menetapkan Data Dasar (Baseline) 9.0 Hasil Survei 9.1 Ringkasan Bio-data 9.2 Pilihan Media oleh Segmen-segmen Kunci 9.3 Sumber yang Tepercaya 9.4 Pengetahuan and Sikap mengenai Isu Pokok 9.5 Praktik dan Hambatan 9.6 Rangkaian Kesatuan Perubahan Perilaku 9.7 Manfaat 9.8 Spesies Bendera/Flagship 10.0 Memahami Khalayak Anda

5.0 PERCAKAPAN TERARAH


1. Percakapan terarah dengan Ilmuwan untuk Menilai Peringkat Ancaman

Dalam komunikasi melalu email bersama dengan pakar badak Jawa dari Institut Pertanian Bogor (E.K.S. Harini M.), saat ditanya pendapatnya mengenai ancaman perambahan hutan sebagai ancaman utama beliau menyatakan bahwa Betul kalau dari masyarakat pembukaan lahan baru menjadi ancaman utama,walau sebenarnya itu adalah masalah lama yang berkali-kali ditertibkan tetapi kemudian kembali lagi. dengan adanya perubahan/reformasi sekarang ini masalah itu menjadi sangat berat untuk pengelola TNUK karena masyarakat selalu memojokan "penting mana badak atau manusia". Nah disitulah masalah beratnya,bukan fisiknya saja. Ketika ditanya apakah setuju ancaman tersebut juga membahayakan habitat badak Jawa? Beliau menyampaikan Membahayakan secara langsung saat ini belum, tetapi kalau dihubungkan dengan kesepakatan kita untuk memperluas habitatnya menuju ke Gunung Honje maka menjadi masalah penting karena pembukaan lahan baru apalagi kalau di lokasi menuju Gn Honje akan menghalangi rencana perluasan habitat di tempat asli badak. Beliau juga memberikan pendapat bahwa perambahan hutan dapat dihentikan Bisa tetapi jelas gak mungkin kalau hanya sendiri karena harus melibatkan banyak pihak, mulai pengambil keputusan yang formal, non formal dan secara berangsur-angsur dengan proses.

58

2. Percakapan terarah dengan Kepala Balai TNUK

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon dalam diskusi secara informal menyampaikan bahwa ancaman perambahan hutan untuk dijadikan lahan garapan memang menjadi ancaman paling serius terhadap kelestarian hutan Ujung Kulon sebagai habitat badak Jawa dan daerah tangkapan air, dalam tahun ke tahun tindak kejahatan kehutanan berupa perambahan hutan dan perluasan lahan garapan sebenarnya saat ini lebih banyak terjadi di kawasan Resor Legon Pakis (Ds. Ujung Jaya), Resort Cegog (Ds. Ranca Pinang) dan Resort Cibadak (Ds. Cibadak), walaupun skalanya kecil tetapi akan menimbulkan dampak yang besar dan meluas apabila tidak ditangani secara serius, Resort Legon Pakis sangat berdekatan dengan zona inti. Kepala Balai menyebutkan bahwa salah satu penyebab terjadinya perambahan hutan adalah tidak adanya alternatif usaha lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya mereka bergantung kepada sunberdaya alam yang ada didalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon 3. Percakapan terarah dengan Ketua Yayasan Badak Indonesia (YABI) Dalam kunjungannya ke Taman Nasional Ujung Kulon dalam acara survey rencana lokasi Javan Rhino Sanctuary, ketua YABI (Widodo S. Ramono) kami tanya beberapa hal mengenai ancaman yang terjadi di Taman Nasional Ujung Kulon, terutama terhadap habitat badak Jawa. Menurut beliau ancaman penebangan hutanterhadap kerusakan habitat badak Jawa yang terjadi saat ini di TNUK belum sampai pada titik yang menghawatirkan, penebangan hutan banyak terjadi di kawasan Gunug Honje. Akan tetapi aktivitas perambahan hutan berupa pembukaan lahan garapan didalam kawasan TNUK khususnya yang terjadi di Resort Legon Pakis dan Resort Cegog akan membahayakan habitat badak Jawa.Pembukaan hutan untuk sawah adalah ancaman yang paling serius, karena tingkat keparahannya tinggi dan memiliki dampak yang luas.
4. Percakapan terarah dengan khalayak kunci

Percakapan dengan khalayak kunci dilakukan beberapa minggu setelah stakeholder workshop I, kami mendatangi tokoh masyarakat di Desa Ujung Jaya (Suhaya) yang mengatakan bahwa perambahan hutan atau pembukaan hutan untuk sawah dilakukan oleh masyarakat karena hasil panen pertanian tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, hal ini dikarenakan musim kemarau lahan garapan tidak digarap dan musim hujan panen sekali, masyarakat tidak mengetahui bagaimana mengolah lahan yang baik pada saat musim kemarau dan penghujan. Sehingga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya mereka menerapkan pola ekstensifikasi lahan pertanian, yaitu mereka beranggapan semakin besar dan luas lahan garapannya akan semakin banyak hasil panen yang didapatkan. Selain itu sebagian besar masyarakat Desa Ujung Jaya masih mempercayai mitos dari nenek moyangnya bahwa membuka hutan sebelum melewati Sungai Cilintang diperbolehkan dan tidak akan mengganggu badak Jawa.

59

5. Manfaat & Hambatan

Percakapan dengan beberapa pakar dan khalayak kunci menyebutkan bahwa program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian akan mendatangkan beberapa manfaat, antara lain : Dengan menerapkan system intensifikasi pertanian, masyarakat tidak hanya meningkat pendapatan ekonominya dari hasil panen pertanian, tetapi juga dapat sekaligus menyelamatkan habitat badak Jawa. Karena tidak perlu memperluas lahan garapan didalam kawasan dan hanya cukup dengan memanfaatkan lahan yang ada secara optimal. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap fungsi dan manfaat kawasan Taman Nasional Ujung Kulon dapat mengurangi ancaman konservasi di TNUK Anak cucu tetap mendapatkan warisan tidak hanya dalam bentuk lahan garapan tetapi juga bentuk warisan lain seperti tabungan atau tanaman Masyarakat petani penggarap akan menerima image baru sebagai petani yang ikut bertanggung jawab terhadap kelestarian hutan Ujung Kulon dan tidak lagi menerima image sebagai perambah hutan. Hambatan-hambatan yang masih memberatkan masyarakat adalah keterbatasan dana yang mereka miliki, ilmu pengetahuan yang rendah dan keterbatasan waktu yang ada. Kegiatan yang mungkin dilakukan untuk mengurangi penghalang dalam mengadopsi perilaku baru dalam menerapkan program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian adalah: Petani akan mendapatkan pendampingan teknis selama menjalankan program bersama dengan PPL dan petugas TNUK Bibit unggul akan diberikan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten secara gratis. Peningkatan pengetahuan masyarakat akan sistem intensifikasi pertanian akan diberikan melalui sekolah lapang Akan dilakukan pendekatan kepada Kepala Desa dan kelompok tani tentang tujuan program ini dan penyuluhan kepada masyarakat pada umumnya.

60

E. Penelitian Formatif

6.0 PILIHAN PENGELOLAAN (BRAVO)


Berdasarkan diskusi dengan lembaga internal di kantor Balai Taman Nasional Ujung Kulon, diperoleh beberapa pilihan strategi, yaitu : 1. Pengenalan dan peningkatan program intensifikasi pertanian, diversifikasi tanaman dan pembuatan sumur artesis di luar kawasan TNUK secara integral dengan pihak yang berkompeten. 2. Peningkatan keterampilan masyarakat dibidang pemberdayaan usaha ekonomi. 3. Konsistensi penegakan hukum baik secara preventif, pre entif dan represif serta kegiatan KPH Partisipatif 4. Meningkatkan atau optimalisasi disiplin dan tanggung jawab petugas melalui pembinaan rutin oleh manajemen. Alasan atau pertimbangan yang mendasari pemilihan strategi tersebut : a. Kenapa strategi I pengenalan dan peningkatan program intensifikasi pertanian, diversifikasi tanaman dan pembuatan sumur artesis di luar kawasan TNUK secara integral dengan pihak yang berkompeten dilaksanakan diluar kawasan? Kenapa tidak didalam kawasan, padahal target khalayak utama atau kunci adalah petani penggarap lahan didalam kawasan? Pertama strategi ini disepakati dilaksanakan diluar kawasan dengan asumsi, jika strategi tersebut berhasil dilaksanakan diluar kawasan kita berharap mereka yang menggarap didalam kawasan dapat keluar dari dalam kawasan, karena lahan garapan diluar kawasan lebih menguntungkan untuk digarap, asumsi kedua dengan hasil pertanian yang meningkat akibat pelaksanaan program intensifikasi pertanian diluar kawasan dan pemanfaatan lahan yang optimal diharapkan mereka tidak perlu lagi menambah luas garapannya didalam kawasan, cukup memanfaatkan lahan yang diluar saja. b. Lalu timbul pertanyaan kedua, bagaimana dengan petani yang menggarap didalam kawasan tetapi tidak punya lahan garapan diluar kawasan, karena kita ketahui lahan desa terbatas? Menjawab pertanyaan itu, kita sepakat tetap memberikan akses bagi petani penggarap didalam kawasan, akses tersebut kita wujudkan dengan membuat Kesepakatan pengelolaan SDA, air dan penggarapan lahan melalui kegiatan Kesepakatan Pengelolaan Hutan Partisipatif (KPH Partisipatif), kegiatan KPH Partisipatif seiring dengan kegiatan pride campaign, perbedaannya KPH Partisipatif lebih fokus pada penggarap didalam kawasan sedangkan pride campaign strateginya dilaksanakan diluar kawasan, tetapi kedua kegiatan tersebut fokus

61

ancamannya sama yaitu mengurangi perluasan lahan garapan didalam kawasan. Jadi strategi pride campaign sebenarnya secara tidak langsung juga bisa diadopsi oleh petani penggarap didalam kawasan, tetapi dengan batasan dan kesepakatan yang mengikat, karena peraturan pemerintah no 56 tahun 2006 tentang zonasi E. Penelitian Formatif mengatur seperti itu, perlakuan yang diberikan sangat berbeda tetapi tujuannya sama. Alasan lain kenapa diluar kawasan strateginya, untuk mengupayakan kegiatan pride campaign dapat terlaksana secara komprehensif dengan program yang sudah ada. c. Strategi pride campaign yang ke-2, peningkatan keterampilan masyarakat dibidang pemberdayaan usaha ekonomi, kita sepakati untuk menjadi prioritas strategi kedua karena untuk menjawab tambahan pendapatan ekonomi mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup 1 tahun, kegiatan yang tergambar dalam diskusi saat itu adalah pengembangan dan peningkatan usaha-usaha ekonomi yang ada, baik kompetensinya, produknya dan pemasarannya. Diharapkan strategi tersebut dapat sejalan dengan strategi pertama. d. Pertimbangan lain dari penentuan strategi tersebut adalah Dinas Pertanian Provinsi pada tahun 2008 telah mempunyai program diversifikasi tanaman pertanian, dengan memberikan teknik pertanian menanam jagung pada saat musim kemarau, mereka juga memberikan peralatan pertanian berupa traktor sebanyak 6 buah, tetapi pelaksanaannya masih belum optimal dan tidak sesuai yang diharapkan, hal itu dikarenakan Dinas Pertanian memberikan bibit pada saat musim hujan dan kurang ada pendampingan teknis, mereka menjajikan kegiatan tersebut masih dilanjutkan pada tahun berikutnya. e. Sedangkan strategi prioritas manajemen balai TNUK berupa penegakan hukum dan optimalisasi disiplin pegawai, dilatarbelakangi karena kedua strategi tersebut melekat dengan fungsi organisasi balai dan kewajiban balai, dan dengan memperhatikan konsep model yang ada, kita sepakat bahwa konsep model tersebut menjadi bahan pertimbangan balai TNUK dalam melakukan penegakan hukum eksternal dan internal, eksternal dilakukan terhadap para pelaku kejahatan kehutanan, sedangkan internal dilakukan terhadap pegawai yang tidak disiplin dan tanggung jawab, dengan memberikan reward bagi yang berprestasi dan hukuman bagi yang tidak menjalankan tupoksinya. Karena diyakini bahwa, faktor ini juga memberikan kontribusi kegiatan pembukaan lahan baru semakin luas, karena petugas jarang di pos dan tidak tegas. Konsep model yang ada juga sebagai bahan intropeksi manajemen Balai TNUK

62

Dari seluruh pilihan strategi yang dijabarkan diatas, pilihan strategi program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian menjadi pilihan strategi BR, hal ini didasari karena strategi ini yang akan langsung mengurangi ancaman konservasi secara cepat selain pertimbangan waktu dan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki, strategi ini akan didukung pelaksanaannya melalui kegiatan KPH Partisipatif sebagai social capital terhadap strategi ini sehingga tingkat E. Penelitian Formatif keberlanjutan program dan hasil yang didapat lebih optimal. Dampak dan kelayakan strategi ini kami sajikan dibawah ini.
Kategori Ekonomi Kelayakan Dampak Budaya / Politik Dampak dan Metrikmetrik Sub-kategori Biaya-biaya Pendapatan Penggantian Pendapatan Teknologi Kapasitas / Kemampuan Organisasional Mitra Lainnya Kepemimpinan Masyarakat Lingkungan Politik Norma-norma Budaya Dampak Konservasi Titik-titik Ungkit Metrik-metrik Nilai 3 3 4 3,6 3,6 4 4 3,5 4 Nilai Kelayakan 3,5 4 4 3,8 Nilai Dampak 3,8 3,6 3,8 3,7 3,3 Rata-rata Nilai Kategori

Teknik

63

E. Penelitian Formatif
Faktor-faktor Resiko MoU antara Balai TNUK dan Distanak propinsi Banten tidak terwujud Konsekuensi Menghambat pelaksanaan strategi BR Strategi-strategi Mitigasi Menyakinkan kedua belah pihak terhadap peran-perannya.

Belum adanya kepastian lembaga atau mitra yang berkomitmen secara tegas membantu pendanaan Apabila Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon diganti

Implementasi BR tidak berjalan sesuai harapan

Mencari lembaga lain yang mau berkomitmen membantu dalam pendanaan Memasukan secara integral strategi BR dalam perencanaan Balai TNUK

Komitmen yang telah terbangun menjadi berubah

Apa: Taman Nasional Ujung Kulon memiliki ancaman utama berupa pembukaan lahan garapan baru untuk sawah di dalam kawasan, untuk mengurangi perluasan lahan garapan baru didalam kawasan tersebut, petani penggrap di sekitar kawasan Taman Nasional Ujung Kulon akan dikenalkan sistem pertanian pola intensifikasi lahan. Program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian tersebut akan dilakukan di 3 desa prioritas pride campaign dan bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten serta RARE. Program ini dikenalkan karena masyarakat dalam upaya meningkatkan hasil pertanian selalu memperluas lahan garapan didalam kawasan (ekstensifikasi), hal ini dikarenakan mereka belum dapat mengoptimalkan hasil pertanian pada lahan garapan yang dimiliki, karena keterbatasan ilmu dan teknologi pertanian yang dimiliki, selain itu juga pemenuhan kebutuhan air yang terbatas pada saat musim kemarau. Usaha ini sebelumnya belum pernah diketahui keberhasilannya di tempat lain (sekitar kawasan konservasi), tetapi Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten telah berhasil mendampingi petani yang memanfaatkan lahan tidur di daerah Serang. Siapa: Program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian, diharapkan dapat diadopsi oleh petani penggarap di sekitar kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, di 3 desa, 15 kelompok atau blok. Kegiatan program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian akan bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Peternakan

64

(Distanak) Propinsi Banten dan RARE, sampai saat ini komitmen yang diberikan cukup positif, Distanak Propinsi Banten akan memberi bantuan teknis di lapangan melalui Penyuluh Pertanian Lapang (PPL), menyediakan anggaran untuk pengadaan bibit dan saprodi, RARE berkomitmen membantu dalam pendanaan unruk melaksanakan BR sedangkan Balai Taman Nasional Ujung Kulon akan membantu dalam upaya monitoring kegiatan selama dan sesudah kegiatan dilaksanakan, serta membantu memfasilitasi setiap pertemuan yang akan dilaksanakan. Kapan: Program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian akan dimulai pada pertengahan bulan Juli 2009 setelah perjanjian kerja sama antara Taman Nasional Ujung Kulon dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten disepakati atau disahkan, diperkirakan sebelum Bulan Oktober 2009 program Program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian sudah dapat dilaksanakan di 3 desa. Dan pada Bulan Mei 2010 lahan yang tidak dimanfaatkan ketika musim kemarau bisa dimanfaatkan masyarakat untuk ditanami tanaman palawija sebagai penghasilan tambahan. Sedangkan pemantauan atau monitoring dilakukan selama kegiatan berjalan sampai setelah selesai proyek. E. Penelitian Formatif Diharapkan, pada akhir kegiatan pride campaign, 50 % masyarakat target dapat mengadopsi pola pertanian intensif tersebut. Bagaimana: Untuk melaksanakan program pengenalan pola pertanian intensifikasi lahan, Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten memprediksikan jumlah anggaran anggaran sebesar Rp.225.000.000,- untuk 3 desa per 60 ha untuk 15 kelompok petani, mulai dari tahap perencanaan kegiatan sampai dengan pelaksanaan kegiatan, diluar biaya monitoring dan sekolah lapang, Taman Nasional Ujung Kulon dan RARE berkomitmen dalam melakukan pendampingan teknis dan monitoring selama dan setelah kegiatan dilaksanakan.

7.0 RANTAI HASIL & SASARAN AWAL


Saat ini telah diakui secara umum bahwa sebelum melakukan adopsi perilaku yang baru, seseorang berpindah melintasi serangkaian tahapan. Tahapan ini terdiri dari: pra-perenungan, perenungan, persiapan, validasi, aksi, dan pemeliharaan. Tidak semua individu pada khalayak akan berada pada tahapan perubahan perilaku yang sama, sehingga kegiatan dan pesan-pesan perlu mencapai semua kelompok, pada semua tahapan perubahan perilaku yang berbeda. Memahami tahapan dalam rantai hasil kita juga dapat membantu mempersempit sasaran awal kita untuk setiap khalayak sebelum memulai pengambilan data.

65

7.1.1 Rantai hasil untuk Petani Kampanye Pride menunjukkan adanya dampak penyebab (panah) pada setiap tahapan perubahan perilaku yang dilewati nelayan dalam perjalanannya menuju adopsi perilaku yang baru.

7.1.2 Sasaran awal bagi Petani Berdasarkan rantai hasil, kami menekankan 5 sasaran awal berikut ini untuk kampanye Pride agar sampai kepada petani penggarap diluar kawasan TNUK yang menjadi khalayak: Masyarakat mengetahui teknik intensifikasi pertanian dan teknik intensifikasi lahan, peningkatan kesadaran mengenai pentingnya TNUK sebagai habitat badak Jawa dan penunjang kehidupan penduduk lokal, serta peningkatan pengetahuan mengenai zonasi kawasan TNUK, bentuk-bentuk tabungan dan pentingnya kawasan bagi kelangsungan hidup manusia. Petani diluar kawasan TNUK bertambah kemauan untuk mengadopsi system pertanian yang lebih produktirf dan berkelanjutan Masyarakat membicarakan sistem dan teknik pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan Peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian dengan hasil yang tinggi Petani tidak memperluas lahan garapan dalam kawasan TNUK dan Petani menggarap lahannya dengan pola intensifikasi pertanian

66

67

E. Penelitian Formatif

8.0 MENETAPKAN DATA DASAR (BASELINE) SURVEI DENGAN KUESIONER


Taman Nasional Ujung Kulon mengadakan survei kuantitatif dengan 55 pertanyaan untuk menetapkan data dasar (baseline) untuk Pengetahuan (Knowledge), Sikap (Attitudes), dan Praktek (Practices) (KAP) dan untuk membantu mereka memahami lebih baik khalayak mereka untuk Kampanye Pride serta untuk menguji asumsi mereka mengenai khalayak mereka. Jumlah penduduk di 19 desa dan 2 kecamatan yaitu Sumur dan Cimanggu, berdasarkan hasil pendataan potensi desa Kab. Pandeglang tahun 2008 berjumlah 58.932 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk di 15 desa yang akan dilakukan survey berjumlah 45.234 jiwa, yang terdiri dari 10 desa target utama berjumlah 28.273 jiwa dan 5 desa control berjumlah 16.961 jiwa. Jumlah populasi secara tersebar di setiap desa kami sajikan dalam tabel dibawah ini : Kecamatan Sumur Desa Ujung jaya Tamanjaya Cigorondong Tunggal Jaya Kertamukti Kertajaya Sumberjaya Jumlah Penduduk 3706 2603 2404 2884 2578 3738 3935 Ket Target Utama Target Kedua Target Kedua Target Kedua Kontrol Kontrol Kontrol

E. Penelitian Formatif

68

Kecamatan Cimanggu

Desa Rancapinang Cibadak Tugu Kramatjaya Mangkualam Padasuka Cimanggu Tangkil Sari

Jumlah Penduduk 3642 2938 1483 2828 2172 3613 3407 3254 45234

Ket Target Utama Target Utama Target Kedua Target Kedua Target Kedua Target Kedua Kontrol Kontrol 15 Desa

Total

15 Desa

1. Jumlah sampel/responden:. Dengan confidence level 95 % dan confidence interval 5, maka jumlah sampel untuk desa target utama dan kedua yang mempunyai populasi 28.273 jiwa akan diperoleh jumlah sampel sebesar 379 responden. Sedangkan pada desa kontrol dengan jumlah populasi 16.961 jiwa akan diperoleh sampel sebanyak 376 jiwa. Untuk tambahan masing-masing sampel ditambah 10 %, adapun penyebaran dari masing-masing sampel di setiap desa, kami sajaikan pada table dibawah ini :

69

E. Penelitian Formatif

- Distribusi kuesioner: KELOMPOK TARGET Kecamatan Desa

Total Populasi 3706 2603 2404 2884 3642 2938 1483 2828 2172 3613 28273 Total Populasi 3407 3254 2578 3738 3935 16961 45234

Persentasi Distribusi 13 % 9% 8% 10 % 13 % 10 % 6% 10 % 8% 13 % 100% Persentasi Distribusi 20 % 19 % 15 % 22 % 24% 100% 100%

Jumlah Kuesioner di Tiap Desa

Sumur

Ujung jaya Tamanjaya Cigorondong Tunggal Jaya Rancapinang Cibadak Tugu Kramatjaya Mangkualam Padasuka

55 38 35 43 54 43 22 42 32 53 417 Jumlah Kuesioner di Tiap Desa 84 79 63 91 97 414 831

Cimanggu

Jumlah - Distribusi kuesioner: KELOMPOK KONTROL Kecamatan Desa Cimanggu Sumur Cimanggu Tangkil Sari Kertamukti Kertajaya Sumberjaya

Jumlah Jumlah Total

70

E. Penelitian Formatif

- Teknik Sampel: Teknik sampel yang dipakai adalah SIMPLE RANDOM SAMPLING yaitu Responden adalah setiap penduduk atau individu yang ditemui (bukan usia sekolah atau usia di bawah 15 tahun) dengan interval 3 Tanyai kesediaan orang tersebut untuk diwawancara Jika tidak bersedia, dihitungl kembali sampai individu ke - 3 2. Tim kerja: Desa Ujung jaya Tamanjaya Cigorondong Tunggal Jaya Rancapinang Jumlah Kuesioner 55 38 35 43 54 No. Kuesioner 001 055 056 093 094 128 129 171 172 225 Enumerator Krisnawati Agustina Wahyudi Mahmud Nurfaiqoh Andi Kurniawan M. Rizki Qodariawan Bahtiar FX. Desy Sansongko Agus Kurniawan Tegar Dwi Andalas Wito Dwi Prawiro Ade Hermansyah Tatang Rahmat Hiadayat

Cibadak

43

226 - 268 269 290 291 - 332

Tugu Kramatjaya

22 42

71

E. Penelitian Formatif

Desa Mangkualam Padasuka Cimanggu Tangkil Sari Kertamukti Kertajaya Sumberjaya

Jumlah Kuesioner 32 53 84 79 63 91 97

No. Kuesioner 333 364 365 417 418 501 502 580 581 - 643 644 734 735 - 831

Enumerator Ika Yuni Ine Dieta Nenden Sofiani Dwi Raharjo Hilmansyah Eko setyawan Syamsuri Yuniar Ardianti Yusti Aprilian Kinasih Citra Elis Herliawati Rahmi Julita Vita Ismayani M. Sahrudin 30 Orang

TOTAL

831

3. Karakteristik Responden : Sebagian besar masyarakat mempunyai mata pencaharian sebagai petani, selain itu sebagian penduduk desa target juga menjadi nelayan, buruh tani, pegawai negeri dan wiraswasta dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketergantungan terhadap sumberdaya alam khususnya TN Ujung Kulon sangat tinggi, baik terhadap kawasan atau lahan maupun sumberdaya airnya. Tingkat kepedulian mereka terhadap gangguan kerusakan hutan masih sedang, sebagian besar menyadari bahwa mereka hidup bergantung terhadap kawasan TNUK, tetapi mencari alternative usaha lain dalam pemenuhan kebutuhan hidup masih rendah. Masyarakat yang berada di desa target maupun control, 100 % memeluk agama islam. Tokoh agama dan aparat pemerintah merupakan tokoh yang sangat dihormati.

72

E. Penelitian Formatif

9.0 HASIL SURVEI


Sebanyak 791 kuesioner survei telah dikembalikan oleh pencacah dan dimuat pada paket perangkat lunak Survei Pro Departemen Kehutanan. Data yang dikumpulkan dari survei kuantitatif akan digunakan untuk memeriksa beberapa asumsi dan membantu kita untuk merevisi sasaran. Analisis survei akan membantu menguatkan dan memahami khalayak target dengan lebih baik begitu pula dengan mengidentifikasi saluran informasi, sumber yang dipercaya dan membantu mencipkatan pesan. Rare juga merekomendasikan untuk menggunakan survei ini untuk mengidentifikasi spesies bendera/flagship yang dapat membantu membawa pesan pada segmen utama. Kesimpulan hasil yang ditemukan akan dimasukkan ke dalam bagian ini pada rencana proyek. Suatu analisis lengkap dapat disediakan atas permintaan . 9.1 Ringkasan biodata Kegiatan survey kuantitatif dilaksanakan di 2 kecamatan yang meliputi 15 desa, kemudian desa-desa tersebut dibagi menjadi 3 kelompok yaitu, kelompok desa target (3 desa), kelompok desa target kedua (7 desa) dan kelompok desa pembanding (5 desa), berdasarkan hasil pendataan potensi desa Kab. Pandeglang tahun 2008 jumlah populasi penduduk di 15 desa tersebut adalah 45.234 jiwa. Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh Taman Nasional Ujung Kulon diketahui bahwa mereka rata-rata berusia 35-39 tahun. Pendapatan mereka rata-rata dalam 1 tahun mencapai Rp. 501.000,- s.d Rp. 1.000.000,- (38,1%) dan mereka memiliki pendidikan formal yang rendah yaitu pada tingkat SD (54,6%), mayarakat pada umumnya memiliki anak berjumlah 3-4 anak tetapi secara keseluruhan masyarakat di 2 kecamatan tersebut telah mengikuti program KB (71,5%). 9.2 Media yang Disukai oleh Segmen Kunci Sumber informasi yang sering mereka terima bersumber dari radio (32,9%), mereka mendengarkan radio sehari sekali kurang dari 2 jam (29,3%) dan sehari sekali lebih dari 2 jam (24,1%), rata-rata mereka mendengarkan radio pada jam 03-06 petang (44,8%) dan stasiun radio GBS Malingping menjadi pilihan mereka (45,1%) sedangkan radio Krakatau (30,5%), dengan program radio yang paling disukai adalah acara music (46,6%) dengan music dandut menjadi pilihan favoritnya (51,2%). 9.3 Sumber yang dipercaya Dalam menerima informasi tentang pelestarian alam, mereka lebih mempercayai staf Taman Nasional Ujung Kulon (73,2%), sedangkan untuk menerima informasi tentang intensifikasi pertanian mereka lebih mempercayai kelompok taninya (84,1%),

73

E. Penelitian Formatif

mereka lebih menyenangi pertemuan yang dilakukan oleh desa (80,5%)dan mereka lebih menyenangi acara music dangdut (51,2%). 9.4 Pengetahuan dan Sikap mengenai Isu Pokok Beberapa petani mengetahui bahwa status yang dimiliki oleh kawasan Ujung Kulon adalah Taman Nasional (41,6%), mereka menganggap penebangan hutan merupakan ancaman utama dikawasan Taman Nasional Ujung Kulon (68,2%), dan mereka mengetahui akibatnya apabila membuka lahan baru untuk sawah didalam kawasan akan terjadi longsor yaitu sebanyak (36,4%). Sebanyak (50%) beralasan bahwa mereka membuka lahan baru untuk sawah didalam kawasan dikarenakan tidak memiliki lahan garapan diluar kawasan dan sebanyak (40,9%) beralasan hasil panen tidak mencukupi kebutuhan hidupnya. Mereka rata-rata tidak mengetahui intensifikasi lahan pertanian (86,4%), dan (63,4%) tidak pernah mendengar mitos dari nenek moyangnya bahwa batas perluasan lahan pertanian baru adalah sampai batas S. Cilintang. Sawah dalam kawasan masih dianggap sebagai simpanan untuk warisan anak cucunya sebesar (22%). Mereka juga setuju bahwa pembukaan lahan garapan baru yang tidak terkendali didalam kawasan TNUK, akan menghilangkan fungsi ekologi dan sumber air (64,6%), mereka setuju penerapan system intensifikasi pertanian diluar kawasan dapat mengurangi ancaman pembukaan lahan garapan baru didalam kawasan TNUK (42,7%), mereka tidak yakin untuk menerapkan teknik intensifikasi pertanian (48,8%) dan menganggap hal itu sulit dilakukan (26,8%). Mereka setuju hutan Gunung Honje sebagai daerah tangkapan air harus dilindungi (59,8%. Mereka masih bersikap diam saja apabila melihat ada orang yang membuka lahan garapan pertanian baru didalam kawasan TNUK (32,9%) 9.5 Praktik dan Hambatan Mereka tidak mengetahui cara menerapkan intensifikasi pertanian (91,5%), selama ini untuk meningkatkan hasil panen dari lahan pertaniannya mereka menggunakan pupuk pestisida pabrikan (70,7%), mereka juga sering diajak menerapkan system intensifikasi pertanian oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (33,3%), mereka tidak tahu apa saja kendala yang akan dihadapi apabila menerapkan intensifikasi pertanian (61,0) dan hanya (17,1%) yang menganggap ilmu pengetahuan bercocok tanam yang rendah sebagai kendala. Mereka ingin terlibat apabila dalam 6 bulan kedepan ada program peningkatan intensifikasi pertanian (78%), mereka bersedia menjadi peserta (81,3%) dan penggerak program sebanyak (17,2%).

74

E. Penelitian Formatif

9.6 Rangkaian kesatuan perubahan perilaku Hasil penelitian mengidentifikasikan bahwa sebagian besar petani berada pada tahapan perenungan untuk melakukan perubahan perilaku yaitu sekitar (53,7%) yang menyatakan bahwa selama 6 bulan terakhir, saya pernah mempertimbangkan untuk meningkatkan hasil tani dari luas lahan yang menetap, tetapi saya belum pernah melakukannya. 9.7 Manfaat Beberapa petani juga mengetahui manfaat yang akan diterima apabila program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian dijalankan, diataranya mereka menyebutkan akan mendapatkan manfaat peningkatan hasil panen (36,6%) dan menambah pemasukan perekonomiannya (19,5%), selain itu juga bermanfaat sebagai tabungan dan menjaga kesuburan tanah, sebagian masih belum mengetahui manfaat yang akan diterimanya (51,2%). 9.8 Flagship Spesies Flagship spesies yang digunakan dalam pelaksanaan program pride campaign di Taman Nasional Ujung Kulon adalah Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus, Desmarenst 1882), dikarenakan badak Jawa sebagai binatang langka dan menjadi symbol pemerintah daerah Kabupaten Pandeglang. Selain itu Taman Nasional Ujung Kulon adalah satu-satunya habitat badak Jawa di dunia.

10.0 MEMAHAMI KHALAYAK KITA


Survei yang dilakukan oleh Taman Nasional Ujung Kulon telah membantu kita untuk lebih memahami khalayak utama, bahwa suatu kampanye penjangkauan difokuskan pada peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian haruslah terarah. Dari survei yang dilaksanakan, kini kita memiliki ide yang lebih baik mengenai tingkatan (level) Pengatahuan, Sikap dan Perilaku mereka, siapa yang mereka percaya sebagai sumber informasi dan media apa yang mereka sukai. Semua informasi ini akan digunakan untuk memfokuskan sasaran penjangkauan kita, serta menentukan pesan yang akan kita gunakan. Pada hasil survei kita mengidentifikasi bahwa Para petani penggarap diluar kawasan sebagai khalayak primer. Berikut adalah hasil ringkasan yang kami ketahui mengenai tiap khalayak.

75

E. Penelitian Formatif

KHALAYAK PRIMER - PARA PETANI


Apa yang kita ketahui mengenai kelompok ini? Dalam mencukupi kebutuhan hidupnya, sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai petani, mereka memiliki lahan garapan sendiri rata-rata seluas 0,26 - 1 ha, pada umumnya mereka berusia 35 - 44 tahun, sebuah usia yang matang untuk berpikir dan memutuskan suatu masalah, sayangnya pendidikan formal yang pernah mereka tempuh masih tergolong rendah, berdasarkan survey kuantitatif yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon menyebutkan bahwa mereka rata-rata menempuh pendidikan formal hingga SD sebanyak 63,4 % dan 14,6 % tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Dengan demikian, tingkat pengetahuan dan baca tulis mereka masih sangat rendah, begitu pula dengan pemahaman mereka terhadap arti pentingnya konservasi maupun keanekaragaman hayati masih dibawah 50% yang memahaminya. Tingkat pengetahuan yang rendah ternyata memberikan pengaruh terhadap sikap dan perilaku mereka dalam meningkatkan hasil pertaniannya, usaha yang mereka lakukan adalah dengan memperluas lahan garapannya, karena mereka mempunyai persepsi semakin luas lahan garapan semakin banyak hasil panen yang didapat, ilmu pengetahuan tentang teknologi intensifikasi pertanian tidak mereka miliki, dan hampir sebagian besar dari petani belum pernah menerapkannya. Selain itu mereka memperluas lahan garapan didalam kawasan dikarenakan lahan pertanian didesa terbatas. Sebagian besar dari mereka mengetahui bahwa pembukaan lahan baru dan perluasan lahan pertanian didalam kawasan yang terjadi saat ini, merupakan ancaman yang paling serius terhadap kerusakan hutan di TNUK selain adanya penebangan liar. Pada umumnya mereka mengetahui akibat yang ditimbulkan dari praktek tersebut, tetapi mereka tidak mengetahui apa yang harus dilakukan dalam bertani yang lebih baik. Survey menunkukkan bahwa kebanyakan petani berada di tingkat perenungan yaitu sebanyak 53,7 % dalam hal perubahan perilaku yang diperlukan. Beberapa petani mengetahui bahwa status yang dimiliki oleh kawasan Ujung Kulon adalah Taman Nasional (41,6%), mereka menganggap penebangan hutan merupakan ancaman utama dikawasan Taman Nasional Ujung Kulon (68,2%), dan mereka mengetahui akibatnya apabila membuka lahan baru untuk sawah didalam kawasan akan terjadi longsor yaitu sebanyak (36,4%). Sebanyak (50%) beralasan bahwa mereka membuka lahan baru untuk sawah didalam kawasan dikarenakan tidak memiliki lahan garapan diluar kawasan dan sebanyak (40,9%) beralasan hasil panen tidak mencukupi kebutuhan hidupnya. Mereka rata-rata tidak mengetahui intensifikasi lahan pertanian (86,4%), dan (63,4%) tidak pernah mendengar mitos dari nenek moyangnya bahwa batas perluasan lahan pertanian baru adalah sampai batas S. Cilintang. Sawah dalam kawasan masih dianggap sebagai simpanan untuk warisan anak cucunya sebesar (22%). Mereka setuju bahwa pembukaan lahan garapan baru yang tidak terkendali didalam kawasan TNUK, akan menghilangkan fungsi ekologi dan sumber air (64,6%), mereka setuju penerapan system intensifikasi pertanian diluar kawasan dapat mengurangi ancaman pembukaan lahan garapan baru didalam kawasan TNUK (42,7%), mereka tidak yakin untuk menerapkan teknik intensifikasi pertanian (48,8%) dan menganggap hal itu sulit dilakukan (26,8%). Mereka setuju hutan Gunung Honje sebagai daerah tangkapan air harus dilindungi (59,8%. Mereka masih bersikap diam saja apabila melihat ada orang yang membuka lahan garapan pertanian baru didalam kawasan TNUK (32,9%).

Pengetahuan

Sikap

76

E. Penelitian Formatif

KHALAYAK PRIMER - PARA PETANI


Praktik Mereka tidak mengetahui cara menerapkan intensifikasi pertanian (91,5%), selama ini untuk meningkatkan hasil panen dari lahan pertaniannya mereka menggunakan pupuk pestisida pabrikan (70,7%), mereka juga sering diajak menerapkan system intensifikasi pertanian oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (33,3%), mereka tidak tahu apa saja kendala yang akan dihadapi apabila menerapkan intensifikasi pertanian (61,0) dan hanya (17,1%) yang menganggap ilmu pengetahuan bercocok tanam yang rendah sebagai kendala. Mereka ingin terlibat apabila dalam 6 bulan kedepan ada program peningkatan intensifikasi pertanian (78%), mereka bersedia menjadi peserta (81,3%) dan penggerak program sebanyak (17,2%).
Para pakar mengatakan bahwa perambahan hutan merupaka perilaku yang sangat membahayakan habitat badak Jawa, apabila tidak segera mendapatkan perhatian untuk mengurangi ancaman tersebut, dikarenakan aktivitas perambahan hutan didasarkan pada upaya pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam menerima informasi tentang pelestarian alam, mereka lebih mempercayai staf Taman Nasional Ujung Kulon (73,2%), sedangkan untuk menerima informasi tentang intensifikasi pertanian mereka lebih mempercayai kelompok taninya (84,1%), mereka lebih menyenangi pertemuan yang dilakukan oleh desa (80,5%)dan mereka lebih menyenangi acara music dangdut (51,2%) Sumber informasi yang sering mereka terima bersumber dari radio (32,9%), mereka mendengarkan radio sehari sekali kurang dari 2 jam (29,3%) dan sehari sekali lebih dari 2 jam (24,1%), rata-rata mereka mendengarkan radio pada jam 03-06 petang (44,8%) dan stasiun radio GBS Malingping menjadi pilihan mereka (45,1%) sedangkan radio Krakatau (30,5%), dengan program radio yang paling disukai adalah acara music (46,6%) dengan music dandut menjadi pilihan favoritnya (51,2%)

Komentar

Sumber tepercaya

Sumber media

77

F. Model Konseptual yang Telah Direvisi


Dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai lokasi proyek, ancaman yang ada, dan segmen khalayak kunci, kita kini dapat menyelami rencana untuk kampanye Pride Rare lebih dalam. Hal ini termasuk merevisi model konsep untuk memasukkan faktor-faktor pendukung yang baru yang muncul pada saat survei kuesioner dan menentukan mitra yang tepat yang dapat membantu menyingkirkan rintangan serta menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk dapat mengubah perilaku khalayak sasaran. 11.0 Model konseptual yang telah direvisi 12.0 Mitra utama penyingkir hambatan

78

F. Model Konsep yang Telah Direvisi

11.0 MODEL KONSEPTUAL YANG TELAH DIREVISI (Menunjukkan strategi dan faktor-faktor baru)
Setelah melaksanakan penelitian kualitiatif dengan cara melakukan percakapan terarah dan penelitian survei khalayak secara kuantitatif, model konsep akhir telah dimodifikasi untuk mengakomodasi informasi baru ini. Walaupun demikian, model konseptual ini tetap sama untuk poin-poin berikut: Lingkup proyek tetap difokuskan pada Gunung Honje sebagai daerah tangkapan air. Target utama, habitat badak Jawa, telah dipilih dari dua target awal yang telah di identifikasi pada model konseptual awal. Ancaman langsung pada habitat badak Jawa adalah (1) pembukaan lahan baru untuk sawah didalam kawasan, (2) Penebangan Hutan, (3) Kebakaran Hutan, (4) Tambang Liar dan (5) Perburuan Babi Hutan didalam kawasan TNUK. Faktor-faktor yang berkontribusi terdekat (termasuk ancaman tidak langsung) adalah (1) Tidak mempunyai lahan pertanian di desa karena lahan desa terbatas, dan (2) para petani tidak mengetahui teknologi pertanian dan sistem intensifikasi pertanian .

79

F. Model Konsep yang Telah Direvisi

Tetapi, penelitian telah menambahkan beberapa komponen kritis yang tidak terdapat pada model konseptual awal. Komponenkomponen itu termasuk: Para petani tidak mengetahui teknologi intensifikasi pertanian dan kurang kesadaran masyarakat tentang fungsi dan status kawasan TNUK Sedangkan faktor kontribusi yang dihilangkan adalahprogram KB yang gagal, karena hasil survey menunjukkan program KB berhasil. Dua strategi telah ditambahkan pada model yaitu (1) kampanye Pride untuk program awarenes, penjangkauan dan penyebaran informasi konservasi kawasan TNUK kepada masyarakat, dan (2) Pelaksanaan program peningkatan pengetahuan dan teknologi intensifikasi pertanian. Komponen-komponen kritis yang baru ini telah ditambahkan pada konsep model ini.

80

F. Model Konsep yang Telah Direvisi

12.0 MITRA UTAMA PENYINGKIR RINTANGAN


Ujung Kulon ditetapkan sebagai taman nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 284/Kpts-II/1992, dengan kawasan seluas 120.551 hektar, meliputi Semenanjung Ujung Kulon, Gunung Honje, Pulau Handeuleum, Pulau Peucang dan Pulau Panaitan. Semenanjung Ujung Kulon dengan luas 38.543 Ha merupakan habitat terakhir badak jawa. Daratan Gunung Honje dengan luas 19.499 Ha merupakan penyangga Semenanjung Ujung Kulon karena kawasan ini bersambungan langsung dengan Semenanjung Ujung Kulon yang merupakan habitat badak Jawa. Selain itu, kawasan ini merupakan habitat berbagai jenis primata diantaranya Owa dan Surili. Di kawasan Gunung Honje ini juga tumbuh berbagai jenis tanaman obat yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber plasma nutfah yang menunjang budidaya. Kawasan ini juga merupakan kawasan taman nasional yang langsung berbatasan dengan masyarakat. Selain itu direncanakan pada kawasan Gunung Honje bagian selatan akan dibangun Javan Rhino Sanctuary seluas 10 Ha. Namun hutan Gunung Honje saat ini sudah banyak yang beralih fungsi menjadi kebun, sawah dan bahkan pemukiman. Perambahan untuk perladangan, perkebunan dan pemukiman liar merupakan permasalahan pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon yang sampai saat ini belum tuntas penyelesaiannya. Timbulnya perambahan karena tidak tersedianya pengairan yang cukup untuk lahan pertanian masyarakat sekitar kawasan pada musim kemarau dan minimnya pengetahuan teknologi pertanian yang baik. Para petani ini memilih menggarap lahan di dalam kawasan karena mereka belum mengetahui teknologi untuk menggarap sawah mereka. Peningkatan pengetahuan dan penyediaan teknologi untuk intensifikasi pertanian merupakan sebuah alat penyingkir halangan dalam permasalahan ini dan untuk keberhasilan program ini diperlukan mitra penyingkir halangan yaitu : Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten adalah lembaga pemerintah daerah yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap petani didaerah penyangga Taman Nasional Ujung Kulon, dalam 2 tahun terakhir, Distanak telah memberikan prioritas kegiatan dan program peningkatan produksi pertanian pada lahan tidur yang berada disekitar kawasan TN. Ujung Kulon. Melalui program Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU), Distanak berkomitmen memberikan bantuan benih unggul tanaman padi, jagung, buah-buahan dan peternakan, sedangkan melalui program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT), Distanak akan memberikan bantuan teknis dan pendampingan dalam mencegah hama dan penyakit. Bersama dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) kami akan membanu dalam pendampibgan teknis kepada masyarakat tentang program intensifikasi pertanian.

81

Rare Organisasi non-profit yang berkomitmen tinggi terhadap upaya konservasi. Lembaga ini akan membantu pendanaan dan pencapaian tujuan konservasi dalam melaksanakan program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian sebagai salah satu barrier removal yang bertujuan mengurangi ancaman konservasi dan merubah perilaku petani penggarap. Selain itu Rare juga akan membantu dalam pendampingan teknis melalui program kampanye pride di lapangan.

82

G. Strategi Kampanye
Berdasarkan penelitian terhadap khalayak sasaran dan kajian revisi model konseptual, tim perancang kampanye melaksanakan langkah-langkah berikut untuk mengembangkan strategi untuk meraih khalayak utama dan pesan-pesan yang sesuai bagi segmen sasaran tersebut.

14.0 BROP 15.0 Tangga Manfaat 16.0 Intervensi Mitra Penyingkir Halangan 17.0 Sasaran SMART 18.0 Bauran pemasaran 19.0 Pesan-pesan Kampanye 20.0 Rencana Pemantauan

14.0 Rencana

Operasi Penyingkiran Hambatan (Barrier Removal Operation Plan/BROP)

83

PROGRAM PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PERTANIAN

BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Jl. Perintis Kemerdekaan No. 51 Labuan- Pandeglang Banten, 42264

84

RANGKUMAN EKSEKUTIF

Apa: Untuk mengurangi perluasan lahan garapan baru didalam kawasan TNUK, petani penggrap di sekitar kawasan Taman Nasional Ujung Kulon akan dikenalkan sistem pertanian pola intensifikasi lahan. Peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi sistem pertanian tersebut akan dilakukan di 3 desa prioritas pride campaign yaitu Ds. Rancapinang, Cibadak dan Ujung Jaya, TNUK akan bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten. Program ini dikenalkan karena masyarakat dalam upaya meningkatkan hasil pertanian selalu memperluas lahan garapan didalam kawasan (ekstensifikasi), hal ini dikarenakan mereka belum dapat mengoptimalkan hasil pertanian pada lahan garapan yang dimiliki, karena keterbatasan ilmu dan teknologi pertanian yang dimiliki, selain itu juga pemenuhan kebutuhan air yang terbatas pada saat musim kemarau. Usaha ini sebelumnya belum pernah diketahui keberhasilannya di tempat lain (sekitar kawasan konservasi), tetapi Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten telah berhasil mendampingi petani yang memanfaatkan lahan tidur di daerah Serang. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat dari lahan garapan yang dimiliki diluar kawasan, diharapkan terjadi perubahan perilaku dan terjadi kesadaran secara emosional serta manfaat dari masyarakat bahwa menggarap lahan diluar kawasan dengan baik jauh lebih menguntungkan daripada memperluas lahan garapan didalam kawasan TNUK Siapa: Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten telah berkomitmen memberikan dukungan teknis secara penuh terhadap program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian, melalui tenaga Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) yang dimiliki diharapkan dapat melakukan pendampingan teknis di lapangan, selain itu Distanak siap membantu dalam pengadan benih unggul serta program pengelolaan hama terkendali yang ramah lingkungan. Balai Taman Nasional Ujung Kulon akan membantu dalam upaya monitoring kegiatan selama dan sesudah kegiatan dilaksanakan, serta membantu memfasilitasi setiap pertemuan yang akan dilaksanakan. Rare sebagai mitra Taman Nasional Ujung Kulon memberi dukungan financial untuk program tersebut secara umum sebagaimana rincian kegiatan dalam tabel budget. Sedangkan PT. Tanindo sebagai produsen pakan ternak akan membantu dalam menerima hasil panen jagung dari masyarakat. Program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian, diharapkan dapat diadopsi oleh petani penggarap di sekitar kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, di 3 desa yaitu Ds. Rancapinang, Cibadak dan Ujungjaya. Disetiap desa nantinya akan terbagi dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok sebanyak 8 orang.

85

Kapan: Program ini akan dilaksanakan pada pertengahan bulan Mei 2009, diawali dengan upaya penandatanganan MoU antara Distanak dengan Balai TNUK, kegiatan ini akan menghasilkan peran dan tanggungjawab masing-masing. Menginjak bulan Juli akan dilakukan beberapa kegiatan persiapan, meliputi survey kesesuain lahan dengan jenis tanaman, traditional wisdom, sosialisasi, pembangunan kelembagaan kelompok dan persiapan lahan. Tahap implementasi akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2009, sedangkan program penjangakauan dan publisitas program ini akan dilaksanakan pada akhir bulan Juli sampai dengan Desember 2009. Fase monitoring akan dilaksanakan pada awal sampai dengan akhir program ini untuk mengukur dampak konservasi yang terjadi. Hal-hal yang dibutuhkan secara berkelanjutan dan terus-menerus serta menjadi kebutuhan dalam program ini adalah ketersediaan pupuk dan benih unggul. Kebutuhan tersebut dapat dimitigasi dengan cara mengatur dan mengelola kebutuhan tersebut dalam kelompok tani, misalnya dengan dana bergulir atau pinjaman sementara, jadi bantuan pupuk dan bibit unggul tidak diberikan secara gratis, tetapi ada upaya pengembalian oleh petani kepada kelompok, untuk keberlanjutan program berikutnya. Jadi tidak terjadi ketergantungan. Bagaimana: Teknologi pertanian dan pendampingan teknis yang akan diperkenalkan dalam program ini mendapat kepastian dari Distanak Propinsi Banten yang dibantu oleh PPL dan Fakultas Pertanian UNTIRTA, sedangkan pendanaan dari program ini dilakukan dengan sharing budget antara TNUK, Distanak Propinsi Banten dan Rare sebagaimana tercantum dalam tabel budget dibawah. Rare diharapkan dapat membantu mendanai sosialisasi/ penyebarluasan informasi, sekolah lapang, konsumsi pertemuan, media penyampaian pesan dan praktek lapangan sedangkan TNUK menyediakan anggaran untuk monitoring, transportasi lokal bagi manajer kampanye serta biaya komunikasi, Distanak akan membantu dalam penyediaan kebutuhan bibit unggul, pendampingan teknis dan konsultasi. Keberlanjutan dana untuk program ini masih dilakukan upaya mendapatkan dana dari donor, karena keterbatasan alokasi anggaran dari Departemen Kehutanan

OBJEKTIF-OBJEKTIF PROYEK & PELAKSANAAN

86

Tujuan Tujuan proyek program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian adalah mengurangi pembukaan lahan garapan baru untuk sawah di kawasan Gunung Honje Taman Nasional Ujung Kulon yang berbatasan dengan desa Rancapinang, desa Cibadak dan desa Ujung Jaya sebanyak 50 % dari tahun sebelumnya. Hasil konservasi yang diharapkan adalah luasan habitat badak Jawa tetap terjaga. Objektif Pada awal bulan Mei 2009, Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten bersama Taman Nasional Ujung Kulon menandatangani MoU kerjasama untuk melakukan pendampingan teknis program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian di 3 desa target tersebut. Pada pertengahan bulan Mei 2009, kegiatan sosialisasi program dan identifikasi kelompok kerja yang akan mengimplementasikan program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian dapat diselesaikan oleh Taman Nasional Ujung Kulon di 3 desa target. Selain itu bersama dengan Distanak juga telah berhasil diidentifikasi kesesuaian lahan dengan jenis tanaman pertanian. Pada minggu ketiga bulan Mei 2009, Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Distanak Propinsi Banten dan Produsen Pakan ternak PT. Tanindo Interface menandatangani MoU tentang kesediaan menampung hasil panen dari kelompok tani binaan TNUKDistanak. Pada minggu ketiga bulan Juni 2009, Distanak dan Tim dari TNUK berhasil menyusun draft awal rencana kerja program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian, yang mengatur batasan tanggung jawab dan kewajiban, sehingga team work dapat berjalan dengan baik. Pada pertengahan bulan Juli 2009, dengan difasilitasi oleh Distanak, TNUK berhasil menyusun kesepahaman dan kesepakatan dengan masyarakat di ke-3 desa tersebut. Untuk selanjutnya, diteruskan dengan membentuk kelompok tani dan perangkat yang harus bertanggung jawab terhadap petani. Pada akhir bulan Juli 2009 selama 9 hari (masing-masing desa 3 hari), mengadakan pelatihan teknik intensifikasi pertanian yang baik melalui sekolah lapang di ke-3 desa target, sehingga tingkat pengetahuan petani meningkat sebelum mengimplementasikan program ini. Pada pertengahan bulan Agustus 2009, Balai Taman Nasional Ujung Kulon mulai mengimplementasikan program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian di 3 desa target utama pride campaign, yang akan didanai oleh lembaga yang berkomitmen mendukung program tersebut.

87

Pada akhir bulan Juli sampai bulan Desember 2009, dilakukan program penjangkauan dan penyebaran informasi melalui poster tentang metode teknik pertanian yang baik dan pesan konservasi agar mereka berhenti membuka lahan baru untuk sawah. Melakukan kegiatan monitoring terhadap pelaksanaan proyek dan dampak konservasi yang terjadi akibat proyek setiap 2 minggu sekali selama 10 bulan dan sebulan sekali sampai 2 tahun berikutnya, dimana dampak konservasi yang diharapkan adalah habitat badak jawa tetap terjaga dan tidak ada lagi aktifitas pembukaan lahan garapan baru didalam kawasan. Menjelang Bulan Juni 2010, Balai Taman Nasional Ujung Kulon berhasil menilai keberhasilan program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian, serta dampak-dampak yang terjadi. Pada bulan Juli 2010 program tetap berjalan hingga tahun 2012, dan tidak ada lagi aktifitas pembukaan lahan baru, sehingga habitat badak jawa tetap terjaga. . METODELAGI YANG DIGUNAKAN DALAM PENILAIAN BROP Salah satu indikasi keberhasilan BROP adalah dengan tidak adanya kegiatan pembukaan lahan garapan yang baru di dalam kawasan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memonitor luasan lahan garapan di dalam kawasan tersebut. Data mengenai luasan lahan hutan yang sudah menjadi sawah saat ini, digunakan sebagai dasar untuk memonitor adanya pembukaan lahan baru untuk sawah didalam kawasan. Teknis kegiatan ini dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan penelusuran lahan garapan yang setiap tahun dilakukan oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon. Selain luasan lahan garapan di dalam kawasan, indikasi keberhasilan BROP juga dapat diukur dari prosentase masyarakat yang mengimplementasikan teknik intensifikasi pertanian di lahan mereka. Teknisnya adalah dengan menginventarisir masyarakat yang mengerjakan sawahnya pada musim kemarau dan tidak membuka lahan baru di dalam kawasan.

METODELOGI IMPLEMENTASI YANG DIAJUKAN 1. Fase Persiapan

88

Kegiatan survey dan observasi lapangan diperlukan untuk mengetahui sistem pertanian yang dilaksanakan masyarakat (traditional wisdom), kemauan masyarakat mengadopsi program ini dan kepemilikan lahan. Dalam melaksanakan kegiatan ini Balai TNUK dibantu oleh mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi. Kegiatan ini memerlukan waktu 1 minggu. Identifikasi kesesuaian lahan dan jenis tanaman sangat diperlukan terutama untuk keberhasilan produksinya. Dalam melaksanakan kegiatan ini Balai TN. Ujung Kulon akan bekerjasama dengan UNTIRTA yang mempunyai keahlian di bidang tersebut. Kegiatan ini memerlukan waktu 1 minggu untuk ketiga desa target. Untuk mencapai kesepahaman dengan masyarakat, Balai TNUK melakukan koordinasi dengan aparat desa setempat untuk mengumpulkan masyarakat kemudian memberikan pemahaman terhadap pelaksanaan program tersebut. Setelah masyarakat memahami program yang ditawarkan akan dibentuk kelompok dan kesepakatan. Masing-masing desa akan dibentuk sebanyak 5 kelompok, setiap kelompok berjumlah 8 orang. Sehingga dari ketiga desa tersebut akan terbentuk 15 kelompok petani dengan jumlah anggota sebanyak 120 orang. Penerapan teknik intensifikasi pertanian akan dilakukan diluar kawasan TNUK, yaitu dengan memakai lahan milik anggota kelompok, dimana nantinya setiap desa rata-rata luasan lahannya yang akan digunakan untuk penerapan program ini adalah 20 Ha. Sedangkan kesepakatn dibuat untuk mengatur hak dan kewajiban antara kelompok tani dengan Balai Taman Nasional Ujung Kulon, didalam kesepakatan diatur pula pemberian insentif dan disisentif. Insentif : 1. Memberikan bantuan bibit unggul tanaman pertanian yang sesuai dengan tanah dan musim. 2. Memfasilitasi penjualan hasil panen pertanian kepada produsen pakan ternak 3. Menerima pendampingan dan bantuan teknis pertanian yang baik 4. Mendapatkan hasil panen yang lebih, 2 kali panen padi dalam 1 musim dan pada saat musim kemarau lahan dapat digarap. Disisentif : 1. Memberi tanggung jawab kepada kelompok masing-masing untuk memberi sanksi, apabila ada anggotanya yang masih memperluas lahan garapannya didalam kawasan hutan TNUK, setelah menerima program tersebut dalam 1 tahun pelaksanaan. 2. Menyerahkan pada pihak berwenag, apabila anggota kelompok yang telah diberi sanksi 2 kali oleh kelompoknya masih melakukan pembukaan lahan garapan baru didalam kawasan TNUK. 3. Sanksi yang diberikan kelompok dapat berupa, perintah untuk menanami kembali, penghentian dari keanggotaan kelompok sampai dengan denda uang yang akan dikelola untuk memperbaiki kerusakan hutan. Semua akan diatur tersendiri dalam poin kesepakatan.

89

2. Fase Implementasi Penerapan program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian dibagi menjadi 2 bagian, pertama adalah program penjangkauan dan peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap sistem intensifikasi pertanian yang baik, melalui kegiatan sekolah lapang sebanyak 12 kali pertemuan dalam satu musim tanam disetiap desa target tersebut, sedangkan bagian kedua adalah penerapan langsung teknik dan teknologi intensifikasi pertanian di lahan milik anggota kelompok. Pelaksanaan kegiatan penjangkauan dan peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap sistem intensifikasi pertanian dilaksanakan setelah pembentukan kelompok, dilaksanakan selama 2 kali dalam 1 bulan selama 2 hari setiap kali pertemuan, bentuk pertemuannya melalui diskusi, penyuluhan, sekolah lapang, manajerial kelompok dan penyelesaian masalah pertanian. Selama pertemuan, hal yang akan disampaikan dan dibahas adalah mengenai bagaimana teknik identifikasi kesesuaian lahan dengan jenis tanaman, bagaimana cara mengidentifikasi permasalahan dalam bertani (hama, penyakit, air dan pemeliharaan), bagaimana cara bertani dengan sistem intensifikasi pertanian yang baik, bagaimana memanfaatkan lahan yang ada untuk meningkatkan hasil panen baik di musim kemarau maupun penghujan, memberikan pesan konservasi dan kampanye pelestarian habitat badak jawa, serta menanamkan rasa bangga dan rasa memiliki terhadap keberadaan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai habitat badak Jawa. Dalam 3 kali pertemuan sekolah lapang atau 3 bulan pertama, materi yang akan disampaikan kepada kelompok lebih besar pada hal-hal yang menyangkut pengetahuan teknik intensifikasi lahan pertanian dan diskusi untuk membahas beberapa kendala yang ditemui dilapangan, dengan harapan setelah menerima pengetahuan dan pemecahan masalah, implementasi di lapangan dapat lebih baik. Setelah itu, dalam 3 kali pertemuan sekolah lapang berikutnya, akan disisipkan materi-materi pesan konservasi, manfaat dan keuntungan keberadaan kawasan yang lestari, serta peningkatan pengetahuan konservasi lainnya. Sehingga, pengetahuan masyarakat tidak hanya meningkat dibidang pertanian saja tetapi juga pengetahuan akan pentingnya keberadaan Taman Nasional Ujung Kulon yang lestari bagi badak Jawa. Orang-orang yang akan terlibat dalam penyampaian materi disetiap pertemuan sekolah lapang, berasal dari Distanak Propinsi Banten, Penyuluh Pertanian Lapang (PPL), petugas TNUK, Kepala Desa, Ketua Kelompok Tani, dan Tokoh Petani yang berhasil menerapkan hal yang sama didaerah lain sebagai upaya menambah inspirasi petani lokal. Sedangkan pelaksanaan penerapan teknik intensifikasi pertanian, diawali dengan menentukan lokasi yang strategis dan mempunyai akses yang mudah dilihat petani lain, sehingga petani lainnya dapat melihat secara langsung praktek atau keberhasilannya di lapangan. Setelah lokasi ditentukan, kelompok petani yang ada di desa membangun 1 sekolah lapang semi permanen dengan ukuran 7 x 3 meter di dekat lokasi tanaman, bangunan sekolah lapang tersebut nantinya akan digunakan untuk

90

aktifitas kelompok yang akan mengadakan pertemuan dengan narasumber, sekaligus sebagai tempat untuk memasang papan monitoring kemajuan atau perkembangan proyek ini di setiap kelompok tani. Penerapan teknik intensifikasi pertanian pada saat musim kemarau (bulan April - Nopember ) dimulai dengan pendistribusian benih jagung hibrida Bisi 2 yang didatangkan dari kota Serang oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten, masingmasing desa akan mendapatkan 300 kg benih untuk 20 Ha luas sawah. Setelah benih didistribusikan, dan para petani diberikan pengetahuan tentang teknik intensifikasi pertanian yang baik melalui sekolah lapang, para petani menyiapkan lahan dengan cara mengolah tanah yang akan ditanami dan membuat lubang untuk mengatur jarak penanaman jagung tersebut, jarak antar lubang adalah 80 cm x 20 cm, masing-masing lubang diisi 1 benih jagung, alat yang akan digunakan dalam mengolah lahan adalah traktor atau cangkul yang nantinya akan didukung pengadaannya oleh Distanak Propinsi Banten dan Dinas Sosial Propinsi Banten. Kebutuhan air disaat musim kemarau menjadi kendala tersendiri bagi pelaksanaan program ini, namun demikian Taman Nasional Ujung Kulon dan Distanak Propinsi Banten akan mengajukan permohonan bantuan teknis berupa pengadaan alat pompa penyedot air kepada Dinas Pemanfaatan Sumberdaya Air (PSDA)Propinsi Banten. Jika pada saatnya, pompa tersebut tidak bisa dipenuhi oleh Dinas PSDA, diperlukan pengadaan alat itu sendiri melalui bantuan dana dari lembaga yang mau mendanai pengadaan alat tersebut. Pemeliharaan tanaman jagung dilakukan dengan cara melakukan penyiraman 2 kali kali sehari apabila tidak ada hujan 3 hari berturut-turut, penyiangan rumput 1 bulan 2 kali, membuat pagar dari tanaman hidup, pemupukan terbatas pada saat penanaman, yaitu pada umur tanaman 0-7 hari menggunakan pupuk NPK dan urea masing-masing 150 kg/ha, umur tanaman 25-30 hari menggunakan pupuk Urea dan NPK masing-masing 100 kg/ha serta umur tanaman 35-40 hari dengan jenis pupuk dan ukuran yang sama. Sedangkan pemberantasan hama penyakit tanaman jagung melalui program ramah lingkungan yaitu dengan kegiatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Penanaman jagung jenis hibrida memerlukan waktu 100 hari sampai dengan masa panen. Setelah itu, hasil panen akan dibeli oleh produsen pakan ternak PT. Tanindo Interface yang sebelumnya telah menandatangani MoU dengan petani. Diharapkan sampai dengan bulan Juni 2010, program tersebut berjalan dan dapat melakukan panen jagung 2 kali serta panen padi 2 kali dalam 1 tahun. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selama 1 tahun, dan masyarakat dapat menghentikan kegiatan mereka untuk memperluas atau membuka lahan garapan didalam hutan, karena kebutuhan hidup mereka sudah terpenuhi melalui program ini. 3. Fase Monitoring dan Evaluasi Selama pelaksanaan program ini, Taman Nasional akan dibantu oleh LATIN suatu lembaga non profit untuk melakukan monitoring keefektifan dan kesuksesan program ini serta dampaknya terhadap konservasi. Keefektifan dan kesuksesan program ini akan diukur dengan menurunya aktifitas pembukaan dan perluasan lahan garapan baru didalam kawasan TNUK serta tetap

91

terjaganya habitat badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon pada tahun 2012. Paling tidak, pada bulan Juni tahun 2010 kegiatan pembukaan dan perluasan lahan baru untuk sawah didalam kawasan dapat berkurang 50 % dari tahun sebelumnya. Dampak konservasi akan tercapai apabila, keefektifan dan kesuksesan program ini dapat berbanding lurus dengan perubahan perilaku masyarakat kearah positif yaitu tidak lagi membuka atau memperluas lahan garapannya didalam kawasan TNUK. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan social capital yang siap untuk dibangun dan dilaksanakan oleh masyarakat secara partisipatif. Misalnya, melalui pembuatan aturan dan sanksi internal kelompok yang mengatur pelaksanaan program ini, masyarakat yang masih membuka atau memperluas lahan garapan baru didalam kawasan akan dikenakan sanksi oleh kelompoknya masingmasing, kelompok bertanggungjawab penuh untuk memonitor anggotanya. Sanksi dapat berupa denda maupun sanksi sosial untuk menanami kembali lahan yang telah dibuka. 4. Analisa Usaha Dengan asumsi dasar analisa usaha pada lahan seluas 1 hektar, jarak tanam 80 cm x 20 cm dan penggunaan jenis benih jagung hibrida Bisi 2, yang berharga Rp. 45.000/kg, maka diperoleh analisa usaha sebagai berikut : A. Biaya kebutuhan benih jagung hibrida Bisi-2 per hektar 1 hektar dengan jarak tanam 80 cm x 20 cm maka jumlah lubang sebanyak : 62.500 lubang (tanpa galengan) 1 lubang diisi benih 1 buah 1 Kg benih jagung hibrida Bisi 2 berisi 4.000 biji dengan harga Rp. 45.000/kg 1 hektar lahan pertanian memerlukan biji sebanyak 15 kg Dalam 1 hektar memerlukan biaya untuk pembelian benih sebesar Rp. 675.000,B. Biaya Pengolahan Lahan Biaya Pengolahan Lahan untuk luas 1 hektar yang biasa dilakukan masyarakat apabila dihitung dalam rupiah adalah Rp.500.000,-

C. Biaya kebutuhan pupuk Urea dan NPK Umur tanam 0-7 hari memerlukan pupuk NPK dan Urea masing-masing sebanyak 150 kg/ha Umur tanam 25-30 hari memerlukan pupuk NPK dan Urea masing-masing sebanyak 100 kg/ha Umur tanam 35-40 hari memerlukan pupuk NPK dan Urea masing-masing sebanyak 100 kg/hari

92

Jadi kebutuhan pupuk NPK dan Urea dalam 1 musim panen masing-masing sebesar 350 kg/ha Jika saat ini harga pupuk NPK 1kg adalah Rp.1.800,- dan harga pupuk Urea 1 kg sebesar Rp. 1.200,- maka kebutuhan pupuk secara keseluruhan mencapai Rp. 1.050.000,D. Biaya Pemeliharaan Biaya pemeliharaan terdiri dari pengairan, penyiangan dan pengoretan, berdasarkan informasi dari masyarakat atau petani senior diperoleh informasi bahwa biaya pemeliharaan 1 musim tanam untuk luas lahan 1 hektar mencapai Rp.1.500.000,-, biaya ini sudah termasuk untuk penyediaan BBM alat pompa penyedot air. E. Biaya Paska Panen Biaya paska panen diperlukan untuk membayar tenaga pengupil jagung dari tongkolnya, 1 kg jagug basah diberikan upah Rp. 100,jika dalam 1 hektar menghasilkan jagung seberat 7 ton jagung basah maka biaya pengupilan jagung yang diperlukan adalah Rp.700.000,F. Biaya Pengangkutan / Transportasi ke pabrik Biaya pengangkutan dari lokasi panen ke pabrik untuk 7 ton jagung diperkirakan memakan biaya Rp.3.500.000,Dengan demikian total seluruh biaya yang dikeluarkan mulai dari penyediaan bibit hingga paska panen adalah Total A + B + C + D + E + F = Rp. 675.000 + Rp. 500.000 + Rp. 1.050.000 + Rp. 1.500.000 + Rp. 700.000 + Rp.3.500.000 7.925.000,-

= Rp.

Jagung hibrida jenis Bisi 2 apabila ditanam pada lahan seluas 1 hektar akan menghasilkan 6-7 ton jagung Saat ini harga jagung jenis tersebut diterima di pabrik Rp.2.000/kg, dengan ketentuan atau kualitas yang ditetapkan dari pabrik, misalnya kadar air harue 14-15 %. Jadi dalam 1 hektar penanaman jagung diperoleh hasil 7 ton (7000 kg) x Rp.2000,- = Rp. 14.000.000,Keuntungan yang didapat dalam program ini secara ekonomi adalah = Rp. 14.000.000 Rp. 7.925.000 = Rp. 6.075.000,-/ha/100 hari

93

PARA MITRA DAN PERANAN Ujung Kulon ditetapkan sebagai taman nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 284/Kpts-II/1992, dengan kawasan seluas 120.551 hektar, meliputi Semenanjung Ujung Kulon, Gunung Honje, Pulau Handeuleum, Pulau Peucang dan Pulau Panaitan. Semenanjung Ujung Kulon dengan luas 38.543 Ha merupakan habitat terakhir badak jawa. Daratan Gunung Honje dengan luas 19.499 Ha merupakan penyangga Semenanjung Ujung Kulon karena kawasan ini bersambungan langsung dengan Semenanjung Ujung Kulon yang merupakan habitat badak Jawa. Selain itu, kawasan ini merupakan habitat berbagai jenis primata diantaranya Owa dan Surili. Di kawasan Gunung Honje ini juga tumbuh berbagai jenis tanaman obat yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber plasma nutfah yang menunjang budidaya. Kawasan ini juga merupakan kawasan taman nasional yang langsung berbatasan dengan masyarakat. Selain itu direncanakan pada kawasan Gunung Honje bagian selatan akan dibangun Javan Rhino Sanctuary seluas 10 Ha. Namun hutan Gunung Honje saat ini sudah banyak yang beralih fungsi menjadi kebun, sawah dan bahkan pemukiman. Perambahan untuk perladangan, perkebunan dan pemukiman liar merupakan permasalahan pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon yang sampai saat ini belum tuntas penyelesaiannya. Timbulnya perambahan karena tidak tersedianya pengairan yang cukup untuk lahan pertanian masyarakat sekitar kawasan pada musim kemarau dan minimnya pengetahuan teknologi pertanian yang baik. Para petani ini memilih menggarap lahan di dalam kawasan karena mereka belum mengetahui teknologi untuk menggarap sawah mereka. Peningkatan pengetahuan dan penyediaan teknologi untuk intensifikasi pertanian merupakan sebuah alat penyingkir halangan dalam permasalahan ini dan untuk keberhasilan program ini diperlukan kerjasama beberapa pihak yaitu :

Nama Pemangku kepentingan Ir. Agus Priambudi, M.Sc.

Posisi Kepala Balai TN. Ujung Kulon

Peran di dalam Program Penanggung Jawab kawasan TNUK yang ditunjuk dari Dep. Kehutanan dan penentu kebijakan

Nomor Telepon 081218783833

94

Ir. Engkos Aswing Asnawi

Ir. Dedi Ruswansyah Dana Sondjaya, B.ScF Pairah, S.Si, MP Indra Harwanto, S.Hut Maman Rare Dr. Kartinah Darmin

Kepala Bidang Kehutanan, Dinas Kehutanan Propinsi Banten Kepala Dinas Kehutan dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang Kepala Bidang Tanaman Pangan Distanak Prop. Banten. Kepala Seksi PTN Wilayah III Sumur Kepala Urusan Evaluasi dan Pelaporan Pengendali Ekosistem Hutan PT. Tanindo Donor & mitra Wakil Dekan Fak. Pertanian UNTIRTA Koordinator PPL Pertanian Kec. Sumur PPL Kec. Sumur PPL bidang pengendali hama penyakit tanaman pangan Kec. Sumur-Cimanggu

pengelolaan kawasan TNUK Sumber Informasi dan Konsultasi Sumber Informasi dan Konsultasi

Mitra TNUK dalam menyediakan tenaga PPL, Menyediakan bibit dan sarpras untuk pertanian Penanggung jawab di Seksi wilayah III Sumur dan membantu mengukur dampak konservasi. Supervisor Manajer Kampanye Menampung dan membeli hasil produksi budidaya jagung Mendukung pendanaan dan membantu pencapaian tujuan proyek Peningkatan kapasitas penyuluh dan petani Mitra penyingkir halangan dan koordinator PPL yang akan membantu dalam pendampingan teknis di desa Ujung Jaya Mitra penyingkir halangan dalam melakukan pendampingan teknis pertanian Mitra penyingkir halangan yang akan membantu memberikan informasi dalam pengendalian hama terpadu (PHT)

085218522275 081380163685 08151687755 085888713627 081218783833 0251-8329449 081310069747

Wawan Suhaedi

Nama Pemangku kepentingan

Posisi

Peran di dalam Program

Nomor Telepon

95

Kamir

Kepala Desa Ujung Jaya

Sulaeman

Kepala Desa Cibadak

Wati

Kepala Desa Rancapinang

Masyarakat Desa Ujungjaya, Cibadak dan Rancapinang

Anggota Kelompok Tani

Bertanggungjawab untuk menjaga komitmen masyarakatnya, memberi persetujuan dan dukungan memobilisasi masyarakat dalam program ini Bertanggungjawab untuk menjaga komitmen masyarakatnya, memberi persetujuan dan dukungan memobilisasi masyarakat dalam program ini Bertanggungjawab untuk menjaga komitmen masyarakatnya, memberi persetujuan dan dukungan memobilisasi masyarakat dalam program ini Melaksanakan program intensifikasi pertanian pada lahannya.

Tabel RACI

96

Masyarakat Desa Ujungjaya

Ir. Agus Priambudi, M.Sc.

A KESELURUHAN PROYEK Penjangkauan dan peningkatan pengetahuan masyarakat Penentuan lokasi Pembangunan sekolah lapang Pengadaan dan pendistribusian benih jagung hibrida bisi-2 Pengadaan sarpras Penanaman Pemeliharaan Pemanenan Pendistribusian hasil panen C Monitoring dan evaluasi

I I

R A A A A A A A A A A

C C C C C

C R C

C R

C R

C R C R

R R

R R

C C R C

C C C C C

C C C A

R R

R R R R A

R Responsible/Penanggungjawab: Adalah mereka yang melakukan kerja atau menyediakan sumber daya untuk menyelesaikan tugas. A Accountable/Dapat dipercaya : (Juga yang menyetujui) adalah mereka yang pada akhirnya bertanggung jawab atas keakuratan dan keseluruhan penyelesaian tugas. Mereka mengawasi atau mengakhiri kerja yang dilakukan oleh Penanggungjawab/R. C Consulted/Pemberi konsultasi: Adalah mereka yang opininya diminta untuk tugas tersebut.

97

, Cibadak dan Rancapinang

Indra Kristiawan H.

Dr. Kartinah

Suhaedi

Ir. Dedi

Maman

Darmin

Wawan

RARE

Kamir

Pairah

Wati

I Informed/Pemberi Informasi: Adalah mereka yang mereka yang menjamin informasi kemajuan proyek tetap up-to-date. INTENSIFIKASI PERTANIAN Teknik intensifikasi pertanian dilakukan dengan tujuan untuk mengoptimalkan lahan pertanian yang tersedia. Teknik ini telah dilakukan di Indonesia sejak tahun 1980-an dan telah menjadikan Indonesia sebagai negara swasembada pangan. Dengan menerapkan teknik ini diharapkan masyarakat tidak perlu membuka lahan baru dan memperluas lahan garapannya terutama di musim kemarau dan hasilnya akan lebih baik sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Balai TNUK telah melakukan study kelayakan terhadap program intensifikasi pertanian di sekitar kawasan TNUK untuk mengurangi pembukaan lahan garapan di dalam kawasan TNUK dan dari hasil penilaian penyingkiran hambatan dan tinjauan luas keberlangsungan (BRAVO) menunjukkan bahwa program intensifikasi pertanian di sekitar kawasan layak untuk diimplementasikan dan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap konservasi badak jawa di TNUK. TIM PROYEK Pimpinan tim adalah Pegawai Balai TNUK Departemen Kehutanan, Indra Kristiawan Harwanto, yang bertanggung jawab atas program kampanye bangga TNUK. Indra telah bekerja di Balai TNUK ini selama 9 tahun, dan mempunyai keahlian di bidang konservasi setelah menyelesaikan studynya di Sekolah Kehutanan Menengah Atas dan Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan di Universitas Nusa Bangsa. Saat ini Indra sedang menjalani pendidikan di bidang komunikasi dari IPB dan Texas University.

JADWAL PROYEK KESELURUHAN

98

Langkah-langkah Kerja penda huluan 1 2 3 4 5 6 7

Fase Lapangan Perencanaan Proyek (Minggu 1-20) 8 9 10 11 12 13 14 15 16

17

18

19

20

Rancangan Teori Perubahan Kajian Literatur (Penilaian Lokasi) Identifikasi Pemangku kepentingan, (matriks) termasuk tim Proyek Pertemuan Pemangku kepentingan (penyusunan) Pemodelan Konsep pertemuan pemangku kepentingan Penilaian Peringkat Ancaman Evaluasi rantai faktor prioritas Identifikasi Kelompok Target Pendahuluan (dari rantai-rantai faktor) Percakapan langsung dengan Pemangku Kepentingan Kunci (validasi model, peringkat dll) Pilihan-pilihan Manajemen (Pohon Keputusan) BRAVO (Barrier Removal Assessment Viability Overview) Rantai-rantai hasil dan objektif-objektif pendahuluan Penelitian kuantitatif kelompok (-kelompok) target KAP Analisa kelompok target (termasuk Nara Sumber dan Pihak yang berpengaruh) Merevisi Model Konsep Lokakarya BROP (diusulkan) BROP (Barrier Removal Operational Plan) Tangga Manfaat Lengkap Objektif-objektif SMART & indikator-indikator Menentukan strategi pemberian pesan provisional Menentukan campuran pemasaran provisional Rencana Monitoring (Metrik-metrik & ukuran-ukuran) Menyempurnakan Teori Perubahan Finalisasi Rencana Proyek (termasuk rancangan anggaran & jadwal) Mendapatkan persetujuan provisional Rencana Proyek Melibatkan/Mengontrak mitra Penyingkiran Hambatan & mitra lainnya (untuk implementasi)
Langkah-langkah Pusat Pelatihan ke-2 Fase Implementasi (minggu x-x) Pusat

99

21 Pengembangan pernyataan singkat yang kreatif Pengembangan konsep kreatif Penyempurnaan pengembangan pesan Finalisasi & anggaran campuran pemasaran Merancang material Uji coba material dan pesan Revisi pesan dan material (berdasarkan hasil uji coba) Identifikasi & pelibatan penjual produk (misal percetakan) Produksi material Rencanakan huhungan media, susun distributor (mis., reklame outdoor, dan pemilik toko lokal) Koordinasikan penggelaran program dengan mitra Penyingkiran Hambatan Distribusikan material & gelar kegiatan kampanye Monitor hasil-hasil Analisa dan survei setelah kampanye Menyempurnakan strategi & integrasiakan pembelajaran Mulai merencanakan tahap kampanye berikutnya

22 2

23

24

24 25

2526

27-100

Pelatihan ke-3 101 102 103 104

Lihat Jadwal Penyingkiran Hambatan di bawah

JADWAL PENYINGKIRAN HAMBATAN SECARA MENDETIL


Langkah-langkah Sosialisasi dan membangun kelembagaan kelompok Fase persiapan lokasi dan bahan Fase implementasi Materi-materi cetak pesan konservasi dan menggerakkan perilaku Fase Monitoring Juli 09 Agustus 09 Sep 09 Implementasi Penyingkiran Hambatan Okt 09 Nop 09 Des 09 Jan 10 Setelah Jan. 10

Tolak Ukur/ Kejadian penting spesifik untuk komponen intensifikasi pertanian dari keseluruhan proyek

100

1) Akhir Juli 2009, 100% dari para petani di sekitar kawasan TNUK mulai diajarkan bagaimana cara bertani dengan sistem intensifikasi pertanian (Meningkat dari 0) 2) Akhir Juli 2009, mulai mengadakan benih dan sarpras serta pendistribusiannya kepada petani dan pembangunan saluran irigasi 3) Awal bulan Agustus 2009 petani sudah mulai menanam jagung bisi-2 pada lahan mereka 4) Pada akhir bulan Agustus s.d bulan Desember 2009, dilakukan program penjangkauan dan penyebaran informasi melalui poster tentang metode teknik pertanian yang baik dan pesan konservasi agar mereka berhenti membuka lahan baru untuk sawah 5) Selama bulan Juli s/d Oktober 2009 petani melakukan pemeliharaan dan sekolah lapang didampingi oleh PPL 6) Akhir bulan Oktober 2009, petani mulai memanen tanaman jagung bisi-2 dan PT. Tanindo akan membeli hasil panennya untuk produksi pakan ternak. 7) Manajer kampanye akan selalu mendampingi pelaksanaan program ini dan supervisi akan memonitor dan mengevaluasi setiap bulannya. 8) Bulan Desember 2009 s/d Maret 2010, lahan digunakan untuk memproduksi padi 9) Setelah bulan maret 2010, lahan digunakan untuk penanaman jagung bisi-2 berikutnya. 10) Menjelang Bulan Juni 2010, Balai Taman Nasional Ujung Kulon berhasil menilai keberhasilan program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian, serta dampak-dampak yang terjadi. 11) Pada bulan Juli 2010 program tetap berjalan hingga tahun 2012, dan tidak ada lagi aktifitas pembukaan lahan baru, sehingga habitat badak jawa tetap terjaga

BIAYA-BIAYA

101

Budget Program Peningkatan Pengetahuan dan Penerapan Teknologi Intensifikasi Pertanian disekitar TN Ujung Kulon
No Keterangan I FASE PERSIAPAN A.Sosialisasi & Membangun Kelembagaan Kelompok Biaya Konsumsi (Snack dan Makan) untuk sosialisasi di 3 desa @ 2 hari Survey kesesuaian lahan dengan jenis tanaman oleh pakar dari UNTIRTA dan pengamatan system pertanian masyarakat lokal (tradisional wisdom) (2 hari x 3 desa ) Transpor ke/dari lokasi persiapan (6 kali x 3 desa ) Sewa tempat pertemuan dan biaya kebersihan Fotocopy materi B. Persiapan Bahan dan Pengolahan Lahan Benih jagung Bisi 2 (1 hektar @ 15 kg) Urea (1 musim tanam 3 kali) NPK (1 musim tanam 3 kali) Bahan pembuatan sekolah Lapang semi permanen (@ ukuran 3x7 meter) Pengolahan lahan (tanah) untuk 60 Ha di 3 desa Peralatan pertanian II FASE IMPLEMENTASI Transpor ke/dari lokasi implementasi ( 3 desa x 3 kali) Konsumsi Pelatihan (3 desa x 3 hari ) Jumlah Volume Harga Satuan (Rp) TOTAL (Rp) Distanak TNUK Rare

30 org 3 orang

paket

30.000

5.400.000

5.400.000

Paket

500.000

9.000.000

9.000.000

3 desa 1 paket 1 paket

6 3 3

kali lokasi lokasi

300.000 50.000 100.000

5.400.000 150.000 300.000

5.400.000 150.000 300.000

15 kg 350 kg 350 Kg 1 paket 60 Orang 1 paket

60 60 60

Ha Ha Ha

45.000 1.200 1800

40.500.000 25.200.000 37.800.000

40.500.000 10.200.000 12.800.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000 20.000.000

3 10 3

Desa hari Desa

7.000.000 40.000 3.000.000

21.000.000 24.000.000 9.000.000 9.000.000

21.000.000 24.000.000

5 orang 30 orang

9 9

kali paket

300.000 30.000

13.500.000 8.100.000

13.500.000 8.100.000

102

No Keterangan Material Pesan Konservasi (poster, program radio dan penyuluhan, dll) Membuat video inspiratif (2 judul x 500 keping) Konsumsi Sekolah lapang dalam 1 musim tanam (6 kali x 3 desa x 1 hari) Honor pemateri/ instruktur sekolah lapang dalam 6 bulan (6 kali x 3 desa x 1 hari) Akomodasi pemateri (6 kali x 3 desa x 1 hari) Hari Kerja tenaga lokal penggerak masa/ kelompok Di 3 desa Pengawasan proyek III FASE MONITORING Transpor ke/dari lokasi Hari kerja Laporan Jumlah total budget Jumlah Volume
1 paket

Harga Satuan (Rp)


30.000.000 10.000

TOTAL (Rp)
30.000.000 10.000.000

Distanak

TNUK

Rare
30.000.000 10.000.000

1 paket

30 orang 3 orang 3 orang 5 orang 2 orang 5 orang 5 orang 1 paket

18

paket

300.000

16.200.000

16.200.000

18 18

paket paket

300.000 100.000

16.200.000 5.400.000 5.400.000

16.200.000

24

hari

150.000

18.000.000

3.000.000

15.000.000

Tidak memakan biaya proyek

8 16 1

kali hari paket

300.000 150.000 500.000

12.000.000 12.000.000 500.000

12.000.000 12.000.000 500.000

319.650.000

72.500.000

70.350.000

176.800.000

Jika di kurs kan dalam mata uang Dollar Amerika senilai US$ 1 = Rp.10.000,- maka total anggaran yang diperlukan US$ 31,965 dengan rincian dana dari Distanak senilai US$ 7,250 dan TNUK US$ 7,035 dan Rare US$ 17,680

BIAYA-BIAYA BERULANG 1. Taman Nasional Ujung Kulon mengantisipasi kebutuhan pupuk dari tahun ke tahun dan penyediaan peralatan pertanian untuk mengoilah tanah, yaitu dengan cara membuat koperasi atau kelembagaan yang mengatur pemberian bantuan pupuk. Pupuk tidak diberikan secara gratis, tetapi petani mempunyai kewajiban mengembalikannya ketika hasil panen tiba kepada koperasi yang telah dibentuk dengan cara diangsur atau tunai, dan selanjutnya setelah modal kembali, akan diberikan pupuk lagi. Begitu pula dengan bantuan peralatan (traktor atau pompa), diberikan dengan cara pinjam pakai, hal ini untuk memacu semangat

103

petani agar lebih berusaha mengolah tanahnya, karena jika petani tidak dapat memanfaatkan peralatan secara baik maka tidak mendapatkan hak untuk meminjam pakai peralatan tersebut. Insentif Mendapatkan bantuan pupuk diawal musim tanpa mengeluarkan modal Mendapatkan bantuan peralatan pengolahan tanah secara pinjam pakai Mendapatkan bantuan benih jagung unggul Pemasaran hasil panen sudah ada kepastian Disinsentif Tidak mendapatkan peralatan pengolahan tanah secara pinjam pakai, apabila program tidak dijalankan dengan baik Menegakkan hukum sesuai peraturaan perundang-undangan apabila masih membuka atau memperluas lahan pertanian didalam kawasan, serta tidak memberikan lagi bantuan benih. 2. Taman Nasional Ujung Kulon juga akan melakukan memonitor terus terhadap pelaksanaan program ini, terutama untuk mengukur dampak konservasi terhadap habitat badak Jawa. Keberhasilan program ini terlihat dari beberapa indikator, yaitu indikator manfaat dan indikator dampak. Indikator Manfaat : Meningkatnya produktifitas lahan kritis untuk usaha pertanian. Berkurangnya tingkat degradasi lahan kering pertanian

Indikator Dampak Pendapatan petani meningkat, sehingga dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya selama satu tahun. Terwujudnya system usaha tani berbasis konservasi lahan dan lingkungan Memberikan dampak kepada kelestarian habitat badak Jawa.

104

SUMBER-SUMBER PENDAPATAN Balai Taman Nasional Ujung Kulon Balai Taman Nasional Ujung Kulon saat ini dipimpin oleh Ir. Agus Priambudi, M.Sc. Masa kepemimpinan beliau, paradigm pengelolaan kawasan konservasi khususnya Taman Nasional Ujung Kulon diitikberatkan kepada usaha pendekatan dan pemberdayaan masyarakat yang partisipatif, pada tahun 2009 Taman Nasional Ujung Kulon menerima anggaran dari pemerintah pusat sebesar Rp. 10.404.760.000,- yang dialokasikan untuk berbagai program kegiatan, diantaranya program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam yaitu sebesar Rp. 2.022.780.000,-. Program ini meliputi kegiatan pengelolaan taman nasional, pemberdayaan masyarakat, pengembangan jasa lingkungan dan wisata alam, pengelolaan keanekaragaman hayati dan pengelolaan kawasan konservasi. Taman Nasional Ujung Kulon akan berkomitmen dalam mengawasi pelaksanaan proyek dan memfasilitasi pertemuan. Selain itu juga berkomitmen dalam membuat material pesan konservasi atau yang berkaitan dengan barrier removal. Kegiatan pride campaign dipimpin oleh seorang manajer bernama Indra Harwanto, selama ini Indra Harwanto dan temanteman telah bekerja di Taman Nasional Ujung Kulon hampir 9 tahun. Pendanaan untuk gaji dan biaya transpor Manajer Kampanye yang berhubungan dengan kampanye Pride dan pengawasan kegiatan ini akan disediakan dari anggaran berulang dari Taman Nasional Ujung Kulon; selain itu juga transport lokal seorang manajer kampanye, kecuali transport untuk orang-orang yang terlibat dalam kegiatan ini selain manajer kampanye. Relawan akan digunakan dimanapun layak termasuk dalam melaksanakan survei kuesioner dan rancang materi (layanan-layanan yang didonasikan). Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten adalah lembaga pemerintah daerah yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap petani didaerah penyangga Taman Nasional Ujung Kulon, dalam 2 tahun terakhir, Distanak telah memberikan prioritas kegiatan dan program peningkatan produksi pertanian pada lahan tidur yang berada disekitar kawasan TN. Ujung Kulon. Melalui program Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU), Distanak berkomitmen memberikan bantuan benih unggul tanaman padi, jagung, buah-buahan dan peternakan, sedangkan melalui program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT), Distanak akan memberikan bantuan teknis dan pendampingan dalam mencegah hama dan penyakit.

105

Rare Organisasi non-profit yang berkomitmen tinggi terhadap upaya konservasi. Lembaga ini akan membantu pendanaan dan pencapaian tujuan konservasi dalam melaksanakan program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian sebagai salah satu barrier removal yang bertujuan mengurangi ancaman konservasi dan merubah perilaku petani penggarap. Salah satu rincian kegiatan yang akan dibantu pendanaannya oleh Rare, seperti terlihat dalam table kebutuhan anggaran sebelumnya.

PEMASUKAN DAN PENGELUARAN KAS


Langkah-langkah Pemasukan Kas Taman Nasional Ujung Kulon Distanak Propinsii Banten Rare Pengeluaran Kas Sosialisasi dan membangun kelembagaan kelompok Biaya-biaya fase persiapan lokasi dan bahan Biaya-biaya Fase implementasi Materi-materi cetak pesan konservasi dan menggerakkan perilaku Biaya-biaya fase Monitoring Keberlanjutan program Balans Kas Netto Sebelum Juni Juli Agust Sep Implementasi Penyingkiran hambatan Okt Nop Des Setelah Des $2,590 $790

$585 $1,500 $ 2,085

$3,300 $3,500 $8,230

$140 $3,750 $3,790

$140 $790

$140 $790

$140 $790

$15,030 $ 4,680 $ 3,000 $ 930 $ 930 $ 930 $ 930 $ 2450

PENILAIAN DAMPAK Dampak konservasi akan tercapai apabila, keefektifan dan kesuksesan program ini dapat berbanding lurus dengan perubahan perilaku masyarakat kearah positif yaitu tidak lagi membuka atau memperluas lahan garapannya didalam kawasan TNUK. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan social capital yang siap untuk dibangun dan dilaksanakan oleh masyarakat secara partisipatif. Misalnya, melalui pembuatan aturan dan sanksi internal kelompok yang mengatur pelaksanaan program ini, masyarakat yang masih membuka atau memperluas lahan garapan baru didalam kawasan akan dikenakan sanksi oleh

106

kelompoknya masing-masing, kelompok bertanggungjawab penuh untuk memonitor anggotanya. Sanksi dapat berupa denda maupun sanksi sosial untuk menanami kembali lahan yang telah dibuka Untuk mengukur pencapaian dampak konservasi dapat dilakukan dengan cara : 1. Melakukan memonitoring luasan lahan garapan di dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Data yang dimiliki Taman Nasional Ujung Kulon mengenai luasan lahan hutan yang sudah menjadi sawah saat ini, digunakan sebagai dasar untuk memonitor adanya pembukaan lahan baru untuk sawah didalam kawasan. Teknis kegiatan ini dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan penelusuran lahan garapan yang setiap tahun dilakukan oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon. Selain luasan lahan garapan di dalam kawasan. 2. Mengukur prosentase masyarakat yang mengimplementasikan teknik intensifikasi pertanian di lahan mereka. Teknisnya adalah dengan menginventarisir masyarakat yang mengerjakan sawahnya pada musim kemarau dan tidak membuka lahan baru di dalam kawasan pada saat musim kemarau. Sedangkan untuk mencegah degradasi perubahan perilaku petani penggarap ke aktifitas awal yang cenderung ekstensifikasi dan menjaga keberlanjutan perilaku petani penggarap, untuk itu diperlukan suatu upaya berupa : 1. Meluncurkan sebuah kampanye publisitas untuk menghasilkan Kebanggaan komunitas dalam menjaga kelestarian Taman Nasional Ujung Kulon sebagai habitat badak Jawa, peningkatan pengetahuan terhadap efek negatif apabila perluasan lahan garapan didalam kawasan terus dilakukan, memberikan informasi dan pesan bahwa perluasan lahan garapan didalam kawasan tidak banyak mengasilakan keuntungan, serta mendorong masyarakat untuk menerapkan pola intensifikasi pertanian dalam melakukan usaha pertaniannya. Rare akan membantu dalam kegiatan publisitas ini melalui pencetakan material pesan konservasi maupun kegiatan penyuluhan lainnya. 2. Melakukan monitoring dan pengamatan langsung dilapangan beserta masyarakat terhadap aktifitas perambahan hutan didalam kawasan TNUK. 3. Menegakkan peraturan yang telah dibuat oleh kelompok dan perundang-undangan yang berlaku, apabila masih ditemukan aktifitas perluasan dan pembukaan lahan hutan untuk persawahan.

107

Faktor-faktor Resiko Lainnya


Faktor-faktor Resiko
Social capital tidak berhasil dibentuk, misalnya sanksi kepada anggota petani oleh kelompoknya apabila masih merambah hutan TNUK.

Konsekuensi
Dampak konservasi yang dihasilkan sangat kecil, dan ancaman konservasi berupa perambahan hutan masih terjadi.

Strategi Mitigasi
Mendorong dan memperkuat kelembagaan di masing-masing kelompok tani dalam membangun sebuah komitmen untuk mengurangi ancaman perambahhan hutan. Mendorong kelompok tani agar mengeluarkan aturan dalam kelompok, yang mengatur hak dan kewajiban jika program ini berjalan. Pendampingan personal kepada tokoh masyarakat untuk ikut memonitor dampak konservasi yang akan dicapai. Menentukan salah satu orang/ pedagang besar yang menerima hasil panen pada tingkat petani lokal, sehingga hasil panen yang akan diangkut berada pada satu titik dan berjumlah banyak.. Dengan cara seperti ini diharapkan harga masih bisa bersaing dan produsen pakan ternak atau pabrik bisa membeli di lokasi.

Akses jalan dan transportasi untuk mengangkut hasil panen dari lokasi ke pabrik saat ini masih sulit dan mahal. Pabrik hanya mau membeli di lokasi apabila hasil panennya berjumlah banyak

Biaya pengangkutan mahal akan mempengaruhi pendapatan yang diterima petani. Sehingga kebutuhan hidup belum terpenuhi.

Berdoa!!!! Pendanaan yang bersumber dari Rare Program peningkatan pengetahuan kurang/ tidak cukup sesuai dengan rencana dan penerapan teknologi intensifikasi Berusaha keras lagi melakukan penggalangan dana dari pertanian tidak bisa berjalan lembaga-lembaga yang mau membantu dalam upaya sebagaimana mestinya. Karena saat ini konservasi. anggaran yang dimiliki oleh TNUK sangat terbatas untuk program ini. Perusahaan penampung hasil panen tidak Pemasaran hasil panen tersendat Mencari perusahaan atau mitra lain yang bersedia bersedia membeli hasil panen, karena tidak memasarkan hasil panen sesuai dengan standar pabrik.

Kepala Balai TNUK diganti

Dikhawatirkan kebijakan Kepala Balai yang baru tidak sejalan, yang pada akhirnya akan menghambat program ini.

Perlu mengintegralkan program ini dalam perencanaan Balai TNUK, agar terjamin kontunitasnya.

108

Balai TNUK tidak mempunyai cukup dana untuk kegiatan monev

Monev tidak dapat dilakukan secara rutin dan kalau terjadi permasalahan tidak dapat segera diatasi

Mendapatkan sumber anggaran lain atau donor lain

G. Strategi Kampanye

15.0 TANGGA MANFAAT


Kami mengembangkan tangga manfaat bagi petani untuk mengidentifikasi manfaat utama yang mungkin mengaktifkan perilaku yang diharapkan dan untuk membantu mempengaruhi pilihan kami terhadap relung pasar (market niche/positioning) sebelum kami memulai pengembangan materi. 14.1 Tangga Manfaat untuk Para Petani Tema: Saya ingin menjadi petani yang peduli terhadap lingkungan sekitar TNUK
Saya merasa sebagai petani unggul dan cerdas kelestarian habitat badak Jawa, karena saya ikut memantau pelaku perambahan hutan

Saya merasa bertanggung jawab terhadap

Manfaat secara emosional

Manfaat secara fungsi

Hasil pertanian meningkat Melindungi habitat badak Jawa Hemat waktu dan tenaga karena tidak perlu membuka dan memperluas lahan pertanian didalam kawasan TNUK Menghindari kemungkinan kehilangan akses ke kawasan TNUK Tidak bermasalah dari sisi hukum Tidak memerlukan biaya tinggi untuk menerapkan, karena bibit dibantu oleh Distanak Dapat memanfaatkan lahan garapan disaat musim kemarau Tidak memperluas dan membuka lahan garapan baru didalam kawasan Bertanya kepada PPL tentang teknik

Saya merasa sebagai petani yang tidak identik lagi dengan perambah hutan Saya merasa inilah salah satu bentuk warisan yang cerdas untuk anak cucu Hasil panen yang dihasilkan sudah ada kepastian yang akan menerima. Kelestarian hutan G. Honje sebagai daerah tangkapan air tetap terjaga. Memiliki uang lebih dari hasil panen untuk disimpan sebagai warisan untuk anak cucu.

Atribut perilaku

Bertanya kepada petugas TNUK sebagai sumber informasi mengenai akibat dan sanksi hukum apabila melakukan pembukaan lahan garapan pertanian baru didalam kawasan TNUK Tidak menjadikan lahan garapan sebagai satu-

satunya warisan untuk anak cucu

109

F. Pengembangan Kampanye Pride

16.0 INTERVENSI MITRA PELENGKAP


Sebagai tambahan dari mitra penyingkir rintangan,model konseptual yang telah direvisi juga memusatkan perhatian pada 2 bidang tambahan yang membutuhkan pelibatan mitra pelengkap yaitu sebagai berikut: Kegiatan pelengkap yang akan dilaksanakan yang dapat membantu dalam mencegah kembalinya perilaku lama (aktivitas perambahan hutan) adalah Kesepakatan Pengelolaan Hutan Partisipatif (KPH Partisipatif): Kesepakatan Pengelolaan Hutan Partisipatif (KPH Partisipatif) adalah suatu bentuk upaya kebijakan yang dijalankan oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon dalam memberikan akses kepada masyarakat untuk mendapatkan manfaat secara langsung dari keberadaan Taman Nasional Ujung Kulon secara terbatas, didalam KPH Partisipatif diatur hak dan kewajiban antara petani penggarap lahan didalam kawasan TNUK sebagai pengguna sumberdaya dengan pihak pemerintah dalam hal ini adalah Balai Taman Nasional Ujung Kulon. Salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh petani penggarap didalam kawasan adalah tidak memperluas lahan garapan didalam kawasan dan harus memberikan informasi apabila menemukan adanya gangguan keamanan hutan. Sedangkan kewajiban Taman Nasional Ujung Kulon adalah memberikan arahan dan monitoring pelaksanaan kesepakatan tersebut. Sedangkan, sanksi-sanksi dibuat oleh kedua belah pihak berdasarkan kesepakatan apabila terjadi pelanggaran kesepakatan, sebelum diserahkan kepada pihak berwajib. Sanksi dapat berupa denda atau kegiatan konservasi berupa penanaman. KPH Partisipatif merupakan social capital untuk menghambat kembalinya perilaku lama sebagai disintensif. Kegiatan tambahan untuk mengukur keberhasilan BR, yaitu sensus penelusuran lahan garapan didalam kawasan :

110

Sensus penelusuran lahan garapan, setiap tahun selalu diadakan oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon untuk mengetahui luasan lahan garapan didalam kawasan. Kegiatan ini akan membantu Taman Nasional Ujung Kulon dalam mengukur keberhasilan implementasi BR Program Peningkatan Pengetahuan dan Penerapan Teknologi Intensifikasi Pertanian sebagai upaya mengurangi ancaman konservasi di Taman Nasional Ujung Kulon
G. Strategi Kampanye

17.0 Sasaran SMART


Taman Nasional Ujung Kulon menggunakan data yang telah dikumpulkan dan hasil rangkaian kegiatan untuk menyempurnakan pilihan pengelolaan awal serta memastikan bahwa pilihan tersebut sejalan dengan target -target kuncinya, pilihan tersebut adalah SMART5 dan untuk melihat bahwa kita benar-benar menggerakkan masyarakat menuju kesatuan perubahan perilaku . Jika tercapai, pilihan-pilihan ini akan melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku kelompok kunci pengguna sumberdaya (termasuk sejawat dan kelompok yang mempengaruhi)- menciptakan konstituensi yang mendukung program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian untuk mengurangi ancaman pembukaan dan perluasan lahan garapan didalam kawasan TNUK.
17.1 Sasaran SMART untuk Para Petani Penggarap Diluar Kawasan
17.1.1 Sasaran Pengetahuan Para Petani Penggarap Diluar Kawasan : Perenungan/ Pengetahuan Sasaran SMART 1 Pada akhir bulan Mei 2010, Petani penggarap lahan diluar kawasan TNUK yang setuju bahwa sistem intensifikasi pertanian dapat mengurangi Perluasan lahan atau perambaan hutan didalam kawasan yang akan merusak habitat badak Jawa, meningkat 70 % dari survey pra kampanye tahun sebelumnya 42,7 %. Pada bulan Mei 2010, petani penggarap lahan diluar kawasan menjadikan tabungan uang sebagai simpanan naik menjadi 50 % dari tahun sebelumnya 24.4 %.

Sasaran SMART 2

Sasaran SMART adalah: Specific (spesifik), Measurable (terukur), Action-oriented (Orientasi aksi), Realistic (realistis), dan Time-bound (terikat waktu)

111

G. Strategi Kampanye 17.1.2 Sasaran Sikap dan Komunikasi Interpersonal

Para Petani Penggarap Diluar Kawasan : Sikap dan Komunikasi antar sesama (interpersonal) Sasaran SMART 1 Sasaran SMART 2 Sasaran SMART 3 Mei 2010, 90 % petani penggarap lahan diluar kawasan TNUK mendukung penerapan system pola intensifikasi pertanian, dari 78 % pada tahun sebelumnya Mei 2010, petani penggarap lahan diluar kawasan dari desa Ujung Jaya tidak setuju bahwa batas untuk membuka perluasan lahan baru adalah sampai tidak melewati S. Cilintang meningkat menjadi 25 % dari sebelumnya 4.2 % pada tahun 2009 Mei 2010, 40 % masyarakat yang menggarap lahan dalam kawasan TNUK mulai membicarakan dengan teman sistem dan teknik pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan diluar kawasan, dari tahun sebelumnya 4,9 %

17.1.3 Sasaran Perubahan Perilaku Para Petani Penggarap Diluar Kawasan : Perubahan Perilaku Sasaran SMART 1 Sasaran SMART 2 Diakhir keg. Pride (Mei 2010) 50 % petani penggarap diluar kwsn TNUK, telah menerapkan pola intensifikasi pertanian . Diakhir keg. Pride (Mei 2010) 30 % petani penggarap lahan dalam kwsn. TNUK tidak memperluas lahan garapannya

112

G. Strategi Kampanye

18.0 Bauran pemasaran


Survei kuantitatif dan kualitatif yang dilaksanakan pada bagian penelitian formatif pada rencana ini telah membantu kami dalam memahami siapa sumber yang dipercaya oleh khalayak sasaran begitu pula dengan cara dan saluran yang disukai. Dengan informasi ini kita dapat menentukan bauran pemasaran yang tepat, menggunakan 4P ( Product -Produk, Price - Harga, Place - Tempat dan Promotion - Promosi) bagi para petani penggarap diluar kawasan. 18.1 Bauran pemasaran untuk Para Petani Penggarap Diluar Kawasan Produk : Produk kampanye adalah menerapkan teknik intensifikasi pertanian dengan baik, dalam melakukan kampanye kami meminta para petani agar dalam meningkatkan hasil pertaniannya tidak dilakukan dengan cara membuka lahan garapan baru atau memperluas lahan garapannya, dengan mengadopsi teknik intensifikasi pertanian maka mereka juga akan melindungi habitat badak Jawa dan Gunung Honje sebagai daerah tangkapan air yang sangat penting bagi kehidupan mereka. Kampanye ini juga akan memfokuskan bahwa dengan mengadopsi perilaku baru, maka hasil panen mereka akan meningkat yang berarti kebutuhan hidup mereka juga akan terpenuhi, dan mereka tidak perlu lagi membuang waktu dan tenaga untuk membuka lahan baru didalam kawasan TNUK. Harga : Tingkat keterlibatan mereka dalam menerapkan teknik intensifikasi lahan pertanian sangat tinggi, namun demikian keterbatasan waktu dan ilmu yang dimiliki menjadikan hal tersebut sebagai kendala para petani, oleh karena itu mereka akan diberikan pelatihan dalam bentuk sekolah lapang untuk meningkatkan pengetahuan mereka dibidang intensifikasi pertanian sebelum menerapkan dilahannya selain itu mereka akan diberikan intensif berupa pemberian bibit unggul jagung Bisi 2 secara Cuma-Cuma dari Distanak Provinsi Banten dan pendampingan teknis secara berkala, sebagai bentuk kompensasi atas waktu yang diluangkan oleh mereka dan keinginan mereka yang tinggi untuk mengadosi perilaku yang baru. Biaya lain yang terkait dengan adanya perilaku baru ini adalah adanya kekhawatiran bahwa penerapan program intensifikasi lahan pertanian akan sulit dilakukan di lahannya karena keterbatasan sumber air dan minimnya ilmu yang dimiliki, untuk mengatasi kekhawatiran tersebut akan dilakukan pembuatan sumur pompa bekerjasama dengan Distanak Provinsi Banten.

113

Tempat : Selain meningkatkan pengetahuan tentang intensifikasi pertanian dan menerapkan dilahannya melalui sekolah lapang dan penerapan teknologi pertanian, bekerja sama dengan kelompok tani dan kepala desa akan menempelkan beberapa poster dib alai pertemuan desa serta rumah tokoh agama, karena para petani menyenangi kegiatan pertemuan desa serta keagamaan, poster tersebut berisi petunjuk dan teknik intensifikasi pertanian, pesan konservasi untuk menghentikan perambahan hutan atau pebukaan lahan dan berisi tentang manfaat secara funsioanal apabila mereka menerapkannya, misalnya lebih menguntungkan, hemat waktu dan biaya serta mengurangi image petani sebagai perambah hutan. Kegiatan penyuluhan juga akan dilakukan pada malam hari ketika mereka beristirahat dari aktifitasnya bersama dengan kelompok taninya. Promosi : Hasail survey menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal mereka sangat rendah, sehingga kemampuan terhadap baca dan tulis juga rendah, mereka lebih sering mendapatkan informasi dari radio. Hasil survey juga menunjukkan bahwa mereka berada pada tahap perenungan untuk menerapkan perilaku baru, untuk itu strategi pesan yang akan disampaikan dititikberatkan tentang bagaimana memberikan petunjuk untuk meningkatkan pengetahuannya tentang intensifikasi pertanian, menyampaikan manfaat dan dampak yang akan diterima apabila mengadopsi program ini, hal ini dapat dilakukan melalui Penyuluh Pertanian Lapangan sebagai sumber informasi yang dipercaya dan kelompok taninya sendiri melalui pertemuan desa maupun kegiatan keagamaan.
G. Strategi Kampanye

19.0 PESAN KAMPANYE


19.1 Strategi pembuatan pesan Strategi pembuatan pesan bagi para petani penggarap diluar kawasan akan membantu memandu semua pesan yang dirancang agar dapat mencapai sasaran kampanye kami. Strategi-strategi ini mencakup khalayak target, tindakan yang diinginkan (dan perilaku kompetisi), ganjaran dan dukungan STRATEGI PEMBUATAN PESAN UNTUK PETANI PENGGARAP DILUAR KAWASAN Jika saya menerapkan system intensifikasi pertanian dalam bertani, maka saya akan merasa sebagai petani yang baik dan peduli terhadap kawasan Ujung Kulon sebagai habitat badak Jawa, karena : a. Orang yang saya hormati dan para ilmuwan mengatakan hal ini penting untuk dilakukan

114

b. Habitat badak Jawa tidak semakin sempit. c. Saya dapat meningkatkan hasil pertanian dan meningkatkan pendapatan ekonomi tanpa harus membuka atau memperluas lahan garapan didalam kawasan TNUK d. Saya dapat memiliki uang lebih untuk disimpan sebagai warisan untuk anak cucu 19.2 Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan Berdasarkan strategi pesan kita, kita dapat menciptakan pesan-pesan inti yang merangkum kampanye kami sementara membuat kasus-kasus yang meyakinkan bagi khalayak target. Dengan pesan-pesan ini kami memasukkan slogan-slogan potensial yang membantu meringkas pesan-pesan kita dalam frase-frase yang mudah diingat. Lebih banyak slogan akan dikembangkan selama fase pengembangan kreatif dan diuji dengan sasaran utama sebelum memilih slogan akhir.
G. Strategi Kampanye

Pesan Inti bagi Nelayan: Jadilah petani yang unggul dan cerdas. Hilangkan identitas petani sebagai perambah hutan. Mudah dilakukan untuk meningkatkan hasil panen pertanian tanpa memperluas lahan garapan. Jadikanlah emas dan uang sebagai simpanan, Lahan garapan bukanlah bentuk simpanan yang cerdas.

Alternatif slogan (bagi kedua kelompok sasaran): Terapkan Intensifikasi Pertanian di lahan garan Anda Petani yang Cerdas, Petani yang Mau Menerapkan Intensifikasi Pertanian Tinggalkan Image Sebagai Perambah Hutan, Terapkan Intensifikasi Pertanian Nama Besar Hutan Ujung Kulon Ada Ditangan Anda Leuweung Hejo, Masyarakat Ngejo

17.3 Kotak pengembangan pesan Kotak-kotak pengembangan pesan berikut membantu kami mendefinisikan pesan-pesan kunci untuk khalayak kami. Kami akan menambah dan mengurangi jumlah pesan yang kami cakup dalam pelaksanaan kreatif individu pada format tipe media yang kami pilih. Sebagai contoh, radio memiliki format yang lebih panjang dan kami dapat memasukkan banyak pesan, sementara papan reklame sering dilihat sepintas ketika lewat, sehingga kami dapat mengurangi jumlah pesan kami dalam format ini. Pesanpesan dan format khusus akan lebih jelas didefinisikan selama fase pengembangan kreatif.

115

17.3.1. Kotak Pengembangan Pesan untuk Petani

G. Strategi Kampanye

PESAN-PESAN PEMBUKA (THRESHOLD) Membuka dan memperluas lahan garapan baru didalam kawasan adalah pekerjaan melelahkan dengan hasil yang tidak memuaskan Aktifitas membuka dan memperluas lahan garapan baru didalam kawasan dapat mempersempit habitat badak Jawa PESAN-PESAN SOLUSI Menerapkan sistem intensifikasi pertanian dapat meningkatkan hasil panen tanpa memperluas lahan garapan Menerapkan sistem intensifikasi pertanian adalah tabungan untuk anak cucu PESAN-PESAN AKSI Jika Anda menerapkan program intensifikasi pertanian, maka Anda akan menghemat waktu dan energi Anda Jika Anda menerapkan program intensifikasi pertanian, Anda akan mempunyai tabungan uang lebih besar Petani yang cerdas adalah petani yang tidak memperluas lahan garapan didalam kawasan, tetapi petani yang cerdas adalah petani yang mau menerapkan intensifikasi pertanian Malu disebut perambah hutan? Lakukanlah sistem intensifikasi pertanian di lahan Anda. PESAN-PESAN PENGUATAN Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon mengatakan bahwa, jika program ini dapat dilakukan dengan baik perambahan hutan tidak akan ada lagi ada tahun 2013. Para tokoh agama mengatakan bahwa itu adalah penting. ICRAF mengatakan bahwa program ini akan sangat efektif dalam mengurangi ancaman konservasi. Masyarakat setuju penerapan system intensifikasi pertanian diluar kawasan dapat mengurangi ancaman pembukaan lahan garapan baru didalam kawasan TNUK Hasil panen pertanian akan ditampung oleh PT Tanindo sebagai produsen pakan ternak. Penerapan intensifikasi pertanian dapat meningkatkan hasil panen, dan menambah simpanan uang untuk anak cucu Akan ada denda yang lebih keras bagi orang yang masih membuka dan memperluas lahan garapan baru didalam kawasan TNUK

116

PROFIL KHALAYAK Petani Sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai petani Mereka memiliki lahan garapan sendiri rata-rata seluas 0,26 - 1 ha Pada umumnya mereka berusia 35 - 44 tahun Pendidikan formal yang pernah mereka tempuh masih tergolong rendah, mereka rata-rata menempuh pendidikan formal hingga SD sebanyak 63,4 % dan 14,6 % tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Tingkat pengetahuan dan kemampuan baca tulis mereka masih sangat rendah, begitu pula dengan pemahaman mereka terhadap arti pentingnya konservasi maupun keanekaragaman hayati masih dibawah 50% yang memahaminya. Tingkat pengetahuan yang rendah ternyata memberikan pengaruh terhadap sikap dan perilaku mereka dalam meningkatkan hasil pertaniannya, usaha yang mereka lakukan adalah dengan memperluas lahan garapannya, karena mereka mempunyai persepsi semakin luas lahan garapan semakin banyak hasil panen yang didapat, ilmu pengetahuan tentang teknologi intensifikasi pertanian tidak mereka miliki, dan hampir sebagian besar dari petani belum pernah menerapkannya. Selain itu mereka memperluas lahan garapan didalam kawasan dikarenakan lahan pertanian didesa terbatas. Sebagian besar dari mereka mengetahui bahwa pembukaan lahan baru dan perluasan lahan pertanian didalam kawasan yang terjadi saat ini, merupakan ancaman yang paling serius terhadap kerusakan hutan di TNUK selain adanya penebangan liar. Pada umumnya mereka mengetahui akibat yang ditimbulkan dari praktek tersebut, tetapi mereka tidak mengetahui apa yang harus dilakukan dalam bertani yang lebih baik. Survey menunkukkan bahwa kebanyakan petani berada di tingkat perenungan yaitu sebanyak 53,7 % dalam hal perubahan perilaku yang diperlukan. Mereka setuju penerapan system intensifikasi pertanian diluar kawasan dapat mengurangi ancaman pembukaan lahan garapan baru didalam kawasan TNUK Mereka setuju hutan Gunung Honje sebagai daerah tangkapan air harus dilindungi. Mereka masih bersikap diam saja apabila melihat ada orang yang membuka lahan garapan pertanian baru didalam kawasan TNUK Mereka tidak mengetahui cara menerapkan intensifikasi pertanian Mereka ingin terlibat apabila dalam 6 bulan kedepan ada program peningkatan intensifikasi pertanian dan bersedia menjadi peserta

117

G. Strategi Kampanye

18.0 RENCANA PEMANTAUAN


Rencana Pemantauan yang baik akan membantu kita secara akurat dan tepercaya menilai dampak intervensi proyek kita untuk menentukan apakah proyek telah mencapai tujuan dan sasarannya, dan apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan. Tabel berikut adalah ringkasan Rencana Pemantauan yang dibuat untuk Para Petani diluar kawasan TNUK
PARA PETANI Tingkatan Sasaran SMART Pada akhir bulan Mei 2010, Petani penggarap lahan diluar kawasan TNUK yang setuju bahwa sistem intensifikasi pertanian dapat mengurangi Perluasan lahan atau perambaan hutan didalam kawasan yang akan merusak habitat badak Jawa, meningkat 70 % dari survey pra kampanye tahun sebelumnya 42,7 %. Pada akhir bulan Mei 2010, petani penggarap lahan diluar kawasan menjadikan tabungan uang sebagai simpanan naik menjadi 50 % dari tahun sebelumnya 24.4 %. Pada akhir bulan Mei 2010, 90 % petani penggarap lahan diluar kawasan TNUK mendukung penerapan system pola intensifikasi pertanian, dari 78 % pada tahun sebelumnya Pada akhir bulan Mei 2010, petani penggarap lahan diluar kawasan dari desa Ujung Jaya tidak setuju bahwa batas untuk membuka perluasan lahan baru adalah sampai tidak melewati S. Cilintang meningkat menjadi 25 % dari sebelumnya Bagaimana Ukuran Target Kapan Siapa Dimana

Pra/pasca survei KAP

Pengetahuan Positif terbentuk

70% (meningkat dari 42,7%)

Juli 2009 s.d Akhir Mei 2010

Manajer Kampanye, staf TNUK dan enumerator

Desa Target Utama (Rancapinang, Cibadak dan Ujung Jaya)

Pengetahuan

Pra/pasca survei KAP

Pengetahuan Positif terbentuk

50% (meningkat dari 24.4%)

Juli 2009 s.d Akhir Mei 2010

Manajer Kampanye, staf TNUK dan enumerator Manajer Kampanye, staf TNUK dan enumerator Manajer Kampanye, staf TNUK dan enumerator

Desa Target Utama (Rancapinang, Cibadak dan Ujung Jaya) Desa Target Utama (Rancapinang, Cibadak dan Ujung Jaya) Desa Target Utama (Rancapinang, Cibadak dan Ujung Jaya)

Sikap & Komunikasi Pribadi

Pra/pasca survei KAP

Sikap Positif terbentuk

90% (meningkat dari 78%)

Juli 2009 s.d Akhir Mei 2010

Pra/pasca survei KAP

Sikap Positif terbentuk

25% (meningkat dari 4.2%)

Juli 2009 s.d Akhir Mei 2010

118

PARA PETANI Tingkatan Sasaran SMART 4.2 % pada tahun 2009. Pada akhir bulan Mei 2010, 40 % masyarakat yang menggarap lahan dalam kawasan TNUK mulai membicarakan dengan teman sistem dan teknik pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan diluar kawasan, dari tahun sebelumnya 4,9 %. Diakhir keg. Pride (akhir Mei 2010) 50 % petani penggarap diluar kwsn TNUK, telah menerapkan pola intensifikasi pertanian (meningkat dari 0) Diakhir keg. Pride (akhir Mei 2010) 30 % petani penggarap lahan dalam kwsn. TNUK tidak memperluas lahan garapannya (meningkat dari 0) Bagaimana Ukuran Target Kapan Siapa Dimana

Desa Target Percakapan langsung Survei kesiapan 40% (meningkat 4.9%) Juli 2009 s.d Akhir Mei 2010 Manajer Kampanye

G. Strategi Kampanye Utama


(Rancapinang, Cibadak dan Ujung Jaya) Desa Target Utama (Rancapinang, Cibadak dan Ujung Jaya)

Perubahan perilaku

Observasi dan diskusi

Jumlah petani

50 % petani menerapkan pola intensifikasi pertanian

Juli 2009 s.d Akhir Mei 2010

Manajer Kampanye dan staf TNUK

Observasi di lapangan (sensus penelusuran lahan garapan) dan tidak ada lagi laporan petugas TNUK ttg perambahan hutan

Jumlah laporan dan luasan lahan

30 % tidak memperluas lahan garapan

Juli 2009 s.d Akhir Mei 2010

Manajer Kampanye dan Staf TNUK

Desa Target Utama (Rancapinang, Cibadak dan Ujung Jaya)

119

G. Strategi Kampanye KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PENGURANGAN ANCAMAN Sasaran SMART Habitat badak jawa tetap terjaga kelestariannya pada tahun 2015 Asumsi : Tidak ada lagi ancaman pembukaan lahan garapan baru didalam kawasan TNUK pada akhir Mei tahun 2015 Pelaku Pembukaan hutan untuk lahan garapan menurun sebanyak 50 % dari tahun sebelumnya pada Mei 2010, dan tidak ada lagi pada akhir baulan Mei tahun 2015 Bagaimana
Sensus penelusuran lahan garapan didalam kawasan TNUK dan rekapitulasi data laporan tahunan Sensus penelusuran lahan garapan didalam kawasan TNUK dan rekapitulasi data laporan tahunan

Ukuran

Target
Habitat badak Jawa tetap terjaga dan tidak ada lagi perambahan hutan pada tahun 2015 Tidak ada lagi perambahan hutan pada tahun 2015

Kapan

Siapa

Dimana
Desa Target Utama (Rancapinang, Cibadak dan Ujung Jaya)

Jumlah Kasus dan Luasan Lahan

Satu kali setahun dilakukan selama 6 tahun

Manajer Kampanye, staf TNUK

Jumlah Kasus dan Luasan Lahan

Satu kali setahun dilakukan selama 6 tahun

Manajer Kampanye, staf TNUK

Desa Target Utama (Rancapinang, Cibadak dan Ujung Jaya)

120

H. Teori Perubahan
Merupakan sesuatu yang kritis untuk memiliki ide yang jelas bagaimana kampanye Pride kita akan menciptakan perubahan yang bertahan lama untuk konservasi keanekaragaman hayati. Salah satu cara untuk melakukan hal ini adalah dengan menciptakan Teori Perubahan. Melalui proses perencanaan, kami mengumpulkan semua data yang dapat membantu mengembangkan Teori Perubahan tersebut. Kami mulai menambahkan ini kedalam tabel sederhana yang kemudian digunakan untuk mengembangkannya secara naratif. Data kami membantu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Siapa ORANG yang akan dipengaruhi oleh program saya? TINDAKAN apa yang akan diambil oleh program saya? Dalam PENGATURAN seperti apa tindakan itu akan dilaksanakan? KELUARAN apa yang akan dihasilkan oleh kampanye saya? Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membantu dalam menentukan kerangka kerja untuk perubahan perilaku dan tujuan yang lebih besar dibelakang kegiatan-kegiatan individu. 19.0 Teori Perubahan 19.1 Rencana Aksi untuk Menjangkau Seluruh Khalayak 19.2 Rencana Aksi untuk Menjangkau Para Petani 19.3 Kerangka kerja kampanye untuk Para Petani

121

H. Teori Perubahan

19.0 TEORI PERUBAHAN


Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk mengurangi ancaman terhadap kawasan TNUK yang penting sebagai habitat badak jawa, pembukaan lahan hutan untuk tujuan pertanian dan pembalakan liar akan diminimalisasi. Para petani lokal akan diberikan informasi mengenai nilai kehati dari kawasan TNUK, serta keuntungan mengadopsi system pertanian menetap dan sumber pendapatan lainnya yang sudah dikembangkan dan mulai diterapkan di kawasan tersebut. Sistem dan teknik pertanian yang baru ini akan memberikan pendapatan yang lebih tinggi dan berkelanjutan kepada para petani, dan juga akan mempertahankan system penyangga kehidupan hutan. Mereka akan diperkenalkan pada system dan teknik pertanian menetap dan sumber pendapatan lainnya serta mendapatkan pelatihan dan pendampingan teknis untuk mengadopsi dan mempraktekannya. Pada tahun pertama paling tidak terjadi 50 % adopsi dari teknik dan system agroforestry. Kampanye pride di kawasan ini akan dianggap sukses jika 30 % petani penggarap lahan dalam kawasan TNUK tidak melakukan pembukaan dan perluasan lahan garapannya selama 1 tahun kampanye serta tidak diketemukan aktivitas pembukaan dan perluasan lahan garapan untuk pertanian pada tahun 2015

19.1 RENCANA AKSI UNTUK MENJANGKAU SELURUH KHALAYAK


SELURUH KELOMPOK SASARAN
Sasaran Fokus Hasil yang dibutuhkan Habitat badak Jawa tetap terjaga dari ancaman

RENCANA AKSI
Sasaran utama6 Habitat badak Jawa tidak mengalami ancaman dari aktifitas pembukaan dan perluasan lahan garapan didalam kawasan TNUK pada tahun 2015 Kegiatan utama Program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian Alat yang diperlukan Tenaga bantuan teknis dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Teknologi pertanian. Mitra

RENCANA PEMANTAUAN
Sistem ukuran Jumlah ancaman pembukaan dan perluasan lahan pertanian menurun dan luasan lahan garapan baru didalam kawasan Metode Target Frekuensi

RESIKO UTAMA
Sosial-politik Secara keilmiahan/ lainnya ICRAF dan Distanak menilai program ini tidak akan menjadi masalah, tergantung pada kecermatan dalam menentukan pilihan jenis tanaman

Sasaran keanekaraga man hayati:


Untuk menjaga dan mempertahankan kelestarian habitat badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon pada tahun 2015, menjadi tidak ada lagi ancaman
6

Badak Jawa yang endemik dan terancam punah

Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten (PPL) dan PT Tanindo

Kegiatan Penelusura n lahan garapan setiap tahun dan rekapitulasi data laporan bulanan dari SPTN wilayah III

Tidak ada lagi aktifitas pembuk aan hutan dan perluasa n lahan garapan baru didalam kawasan pada

Dua Tidak ada tahunan dimulai dari tahun 2009 selama 6 tahun tahun.

Lihat bagian F untuk deskripsi lengkap mengenai tujuan

122

SELURUH KELOMPOK SASARAN


Sasaran Fokus Hasil yang dibutuhkan

RENCANA AKSI
Sasaran utama6 Kegiatan utama Alat yang diperlukan Mitra

RENCANA PEMANTAUAN
Sistem ukuran Metode Target Frekuensi

RESIKO UTAMA
Sosial-politik Secara keilmiahan/ lainnya dengan tanah

pembukaan dan perluasan lahan garapan didalam kawasan.

tahun 2015

Sasaran pengurangan ancaman:


1) Pelaku

Pembukaan hutan untuk lahan garapan didalam kawasan

Pelaku Pembukaan hutan untuk lahan garapan didalam kawasan

Perambahan hutan untuk sawah tidak terjadi lagi

Pada tahun 2015 tidak terjadi lagi perambahan hutan

Program peningkatan pengetahuan dan teknologi intensifikasi pertanian

Petugas Penyuluh Lapangan dan teknologi intensifikasi pertanian

Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten serta PT. Wonokoyo

Luasan Sensus lahan lahan garapan garapan didalam didalam kawasan kawasan dan jumlah setiap tahun kasus dan perambahan rekapitulasi hutan kasus dalam laporan bulanan

Tidak terjadi semestera peramba n han untuk sawah didalam kawasan TNUK pada Juni 2015

Target bisa saja tidak tercapai apabila tidak ada komitmen dan kontinuitas pendanaan dari mitra maupun TNUK

123

H. Teori Perubahan

19.2 RENCANA AKSI UNTUK MENJANGKAU PARA PETANI PENGGARAP DILUAR KAWASAN
PETANI
Tingkatan perubahan perilaku Fokus
1) Ancaman (pada habitat badak Jawa) yang disebabkan oleh pembukaan dan perluasan lahan garapan untuk pertanian didalam kawasan

RENCANA AKSI
Hasil yang dibutuhkan
1) Pengetahuan mengenai peran intensifiksi pertanian yang dapat mengurangi ancaman kawasan TNUK yang disebabkan oleh aktifitas pembukaan dan perluasan lahan garapan untuk pertanian didalam kawasan

RENCANA PEMANTAUAN
Alat yang diperlukan
Materi pesan melalui radio dan poster Laptop dan proyektor powerpoint

RESIKO UTAMA
Secara Sosial politik keilmiahan/ lainnya
Radio meminta biaya siaran Tidak ada

Sasaran utama7
1) Pada akhir bulan Mei 2010, Petani penggarap lahan diluar kawasan TNUK yang setuju bahwa sistem intensifikasi pertanian dapat mengurangi Perluasan lahan atau perambaan hutan didalam kawasan yang akan merusak habitat badak Jawa, meningkat 70 % dari survey pra kampanye tahun sebelumnya 42,7 %. 2) Pada akhir bulan Mei 2010, petani penggarap lahan diluar kawasan menjadikan

Kegiatan utama
Pesan kognitif disebarkan melalui radio, poster dan penyuluhan melalui pertemuan didesa

Mitra

Sistem ukuran

Metode
Pra/pasca survei

Target
1) 70% meningkat dari 42.7%

Frekuensi
Juli s.d akhir Mei 2010

Tingkatan perenungan (Pengetahuan)

Radio GBS Perubahan Malingping, kesadaran Krakatau FM dan percetakan dan Distanak Propinsi Banten

2) Bentuk simpanan yang paling cerdas

2) Pengetahuan mengenai bentuk simpanan untuk anak cucu yang paling baik selain lahan garapan didalam kawasan

2) 50% meningkat dari 24.4%.

Lihat bagian F untuk deskripsi lengkap mengenai sasaran

124

PETANI
Tingkatan perubahan perilaku Fokus Hasil yang dibutuhkan

RENCANA AKSI
Sasaran utama7
tabungan uang sebagai simpanan naik menjadi 50 % dari tahun sebelumnya 24.4 %.

RENCANA PEMANTAUAN
Alat yang diperlukan Mitra Sistem ukuran Metode Target Frekuensi

RESIKO UTAMA
Secara Sosial politik keilmiahan/ lainnya

Kegiatan utama

Tingkat Persiapan (Sikap)

1) Adanya dukungan untuk menerapkan system pola intensifikasi pertanian,

1) Pada akhir bulan Mei 2010, 90 % petani penggarap lahan diluar kawasan TNUK mendukung penerapan system pola intensifikasi pertanian, dari 78 % pada tahun sebelumnya 2) Tingkat 2) Meningkatnya 2) Pada akhir persetujuan sikap bulan Mei terhadap ketidaksetujuan 2010, petani mitos terhadap mitos penggarap Masyarakat bahwa batas lahan diluar dari desa untuk membuka kawasan dari Ujung Jaya perluasan lahan desa Ujung bahwa batas baru adalah Jaya tidak untuk sampai tidak setuju bahwa membuka melewati S. batas untuk perluasan Cilintang s membuka lahan baru perluasan adalah sampai lahan baru tidak melewati adalah sampai S. Cilintang tidak melewati S. Cilintang meningkat menjadi 25 % dari

1) Adanya dukungan untuk menerapkan system pola intensifikasi pertanian.

Pesan emosional disebarkan melalui lembar khotbah dan pesan kognitif melalui poster dan penyuluhan dalam pertemuan desa

Lembar khotbah dan materi penyuluhan

Tokoh agama, Ustadz, PPL dan percetakan

Perubahan sikap

Pra/pasca survei

90% meningkat dari 78 %

Juli s.d akhir Mei 2010

Kurangnya dukungan dari PPL dan Tokoh agama

Tidak ada

25% meningkat dari 4.2 %

125

PETANI
Tingkatan perubahan perilaku Fokus Hasil yang dibutuhkan

RENCANA AKSI
Sasaran utama7
sebelumnya 4.2 % pada tahun 2009

RENCANA PEMANTAUAN
Alat yang diperlukan Mitra Sistem ukuran Metode Target Frekuensi

H. RESIKO Teori Perubahan UTAMA


Secara Sosial politik keilmiahan/ lainnya

Kegiatan utama

Tingkatan Validasi (Sikap)

Penerapan program intensifikasi pertanian yang dapat mengurangi ancaman pembukaan lahan didalam kawasan

Masyarakat mulai membahas mengenai penerapan program intensifikasi pertanian yang dapat mengurangi ancaman pembukaan lahan didalam kawasan

Tingkatan pelaksanaan (Praktek)

1) Penerapan pola intensifikasi pertanian dan teknologi pertanian

1)Pengetahuan mengenai bagaimana cara menerapan pola intensifikasi pertanian dan teknologi pertanian

Pada akhir bulan Mei 2010, 40 % masyarakat yang menggarap lahan dalam kawasan TNUK mulai membicarakan dengan teman sistem dan teknik pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan diluar kawasan, dari tahun sebelumnya 4,9 %. 1) Diakhir keg. Pride (akhir Mei 2010) 50 % petani penggarap diluar kwsn TNUK, telah menerapkan pola intensifikasi pertanian (meningkat dari 0)

Pesan Perorangan Pertemuan dengan masyarakat Penyuluahan melalui sekolah lapang

PPL dan Ketua Kelompok Tani

Berbicara satu sama lain

Survei kesiapan

40% lebih dari 4.9%

Juli s.d akhir Mei 2010

Petani terlalu sibuk atau tidak ingin menghadiri pertemuan Kurangnya kepercayaan pada petugas Dept.Kehutanan

Tidak ada

1) Pelatihan dan penyuluhan melalui sekolah lapang dan penerapan di lapangan

Materi penyuluhan dan teknologi pertanian

PPL dan Ketua Kelompok Tani

1) Jumlah Petani

1) Observasi dan diskusi

1) 50 % meningkat dari 0

Juli s.d akhir Mei 2010

1) Petani terlalu sibuk atau tidak ingin menghadiri sesi pelatihan

1) Tidak ada

PPL dan Ketua Kelompok

126

H. Teori Perubahan
PETANI
Tingkatan perubahan perilaku Fokus
2) Petani tidak memperluas lahan garapan

RENCANA AKSI
Hasil yang dibutuhkan
2) Petani tidak memperluas lahan garapan

RENCANA PEMANTAUAN
Alat yang diperlukan Mitra
Tani

RESIKO UTAMA
Secara Sosial politik keilmiahan/ lainnya
2) Tidak semua petani dilatih dan bersedia untuk melaksanakan

Sasaran utama7
2) Diakhir keg. Pride (akhir Mei 2010) 30 % petani penggarap lahan dalam kwsn. TNUK tidak memperluas lahan garapannya (meningkat dari 0)

Kegiatan utama
Penerapan pola intensifikasi pertanian

Sistem ukuran
Jumlah petani

Metode
2) Observasi dan diskusi

Target
2a) 30 % meningkat dari 0

Frekuensi
Juli s.d akhir Mei 2010

127

Pengetahuan masyarakat tentang teknik intensifikasi lahan belum optimal

Pola intensifikasi lahan tidak diterapkan masyarakat penggarap

Musim kemarau lahan tidak digarap, musim hujan panen sekali

Hasil panen pertanian yang didapat tidak mencukupi kebutuhan hidup satu tahun

Pembukaan lahan baru untuk sawah didalam kawasan

Habitat Badak Jawa

Peningkatan kesadaran mengenai pentingnya TNUK sebagai habitat badak dan penunjang kehidupan penduduk lokal Mei 2010, meningkat 70 % dari tahun sebelumnya 42,7 %, petani penggarap lahan diluar kawasan TNUK setuju bahwa sistem intensifikasi pertanian dapat mengurangi Perluasan lahan atau perambahan hutan didalam kawasan yang akan merusak habitat badak Jawa

Bertambah kemauan untuk mengadopsi sistem pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan

Masyarakat. membicarakan sistem dan teknik pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan

Peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian dengan hasil yang tinggi

Petani tidak memperluas lahan garapan dalam kawasan TNUK

Petani menggarap lahannya dengan pola intensifikasi pertanian

Tidak ada pembukaan lahan baru untuk sawah di dalam kawasan TNUK oleh petani yang memiliki lahan di luar kawasan

Habitat Badak Jawa

Mei 2010, 90 % petani penggarap lahan diluar kwsn TNUK mendukung penerapan system pola intensifikasi pertanian, dari 78 % pada tahun sebelumnya

Mei 2010, 40 % masyarakat yang menggarap lahan dalam kawasan TNUK mulai membicarakan dengan teman sistem dan teknik pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan diluar kawasan, dari tahun sebelumnya 4,9 %

3.

Perambahan hutan tidak terjadi lagi pada tahun 2015

4.

Diakhir keg. Pride (Mei 2010) 50 % petani penggarap diluar kwsn TNUK, telah menerapkan pola intensifikasi pertanian. Diakhir keg. Pride (Mei 2010) 30 % petani penggarap lahan dalam kwsn. TNUK tidak memperluas lahan garapannya

Pelaku Pembukaan hutan untuk lahan garapan menurun sebanyak 30 % dari tahun sebelumnya pada Mei 2010, dan tidak ada lagi pada tahun 2015

Habitat badak jawa tetap terjaga kelestariannya pada tahun 2015 Asumsi : Tidak ada lagi ancaman pembukaan lahan garapan baru didalam kawasan TNUK pada tahun 2015

Kesadaran dan komunikasi Pesan kreatif, Khutbah jumat, Radio dan penyuluhan Percakapan terfokus dan survey KAP sebelum dan sesudah kegiatan

Kesadaran dan komunikasi Pesan kreatif, Khutbah jumat, Radio dan penyuluhan Percakapan terfokus dan survey KAP sebelum dan sesudah kegiatan

Kesadaran dan komunikasi Pesan antar individu, focus group discusion dan pertemuan terbatas Percakapan terfokus dan survey KAP sebelum dan sesudah kegiatan

Komunikasi, penyuluhan, pendampingan dan praktek intensifikasi pertanian.


Observasi lapangan dan tidak ada lagi laporan petugas TNUK ttg perambahan hutan

Penyuluhan, studi bandiing, praktek atau implementasi kegiatan pola intensifikasi pertanian.

Bimbingan teknis, penyuluhan, Penegakan hukum , pemberdayaan masyarakat dan komunikasi antar kelompok

Pelaksanaan kegiatan sensus lahan garapan didalam kwsn dan rekapitulasi laporan bulanan

Observasi dan hasil survey pra dan pasca kegiatan pride campaign

Jumlah pelaku pembukaan kwsn hutan u/ lahan garapan

Luas lahan garapan didalam kwsn dan jumlah pelanggaran

128

I. ANGGARAN & JADWAL


Anggaran dan jadwal merupakan prakiraan awal pada tahap perencanaan proyek ini karena kita belum memutuskan kegiatan kampanye yang spesifik yang akan dilakukan tetapi ini memberikan gambaran umum tentang bagaimana uang akan dialokasikan dan bagaimana urutan kegiatan akan diatur 20.0 ANGGARAN DAN JADWAL PROYEK
20.1 ANGGARAN PROYEK
Departemen Kehutanan Balai Taman Nasional Ujung Kulon Program Pride Campaign 2009
No Jenis Kegiatan Perjalanan transport lokal menuju lokasi, akomodasi dan makan selama proyek Biaya pertemuanpertemuan dengan kelompok masyarakat, tokoh, dan stakeholder lokal Anggaran 6.000.000 Jul 09 500.000 Agt 500.000 Sep 500.000 Okt 500.000 Nop 500.000 Des 500.000 Jan 500.000 Peb 500.000 Mar 500.000 Apr 500.000 Mei 500.000 Jun 10 500.000

6.000.000

500.000

500.000

500.000

500.000

500.000

500.000

500.000

500.000

500.000

500.000

500.000

500.000

129

No

Jenis Kegiatan Gaji tenaga lokal penggerak program Biaya Fotcopy Biaya internet dan telepon Biaya jasa desain gambar poster Biaya cetak poster (5000 eks) Biaya distribusi poster ke lapangan Jasa tokoh agama penulis lembar dakwah (2 kali 1 bulan x 12 bulan) Biaya cetak dan distribusi ke lapangan (@ 1000 eks x 12 bulan)

Anggaran 4.800.000

Jul 09 400.000

Agt 400.000

Sep 400.000

Okt 400.000

Nop 400.000

Des 400.000

Jan 400.000

Peb 400.000

Mar 400.000

Apr 400.000

Mei 400.000

Jun 10 400.000

1.200.000 6.000.000

200.000 500.000

200.000 500.000

200.000 500.000

200.000 500.000

200.000 500.000

200.000 500.000

200.000 500.000

200.000 500.000

200.000 500.000

200.000 500.000

200.000 500.000

200.000 500.000

7.000.000

7.000.000

15.000.000

15.000.000

3.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

4.800.000

400.000

400.000

400.000

400.000

400.000

400.000

400.000

400.000

400.000

400.000

400.000

400.000

6.000.000

500.000

500.000

500.000

500.000

500.000

500.000

500.000

500.000

500.000

500.000

500.000

500.000

130

No

Jenis Kegiatan Biaya Lombalomba konservasi yang dikaitkan dengan aktifitas bhakti sosial (2 kali) Biaya pembuatan video inspiratif (1 paket) Biaya pemutaran video inspiratif ( 6 kali) Materi dan perjalanan kunjungan ke sekolahsekolah (6 bulan x 2 kali) Kunjungan ke kelompok pengajian 6 bulan 2 kali Survey Pasca program

Anggaran 40.000.000

Jul 09

Agt

Sep

Okt 20.000.000

Nop

Des

Jan

Peb

Mar 20.000.000

Apr

Mei

Jun 10

20.000.000

20.000.000

6.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

12.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

12.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

20.000.000

20.000.000

131

No

Jenis Kegiatan Sensus Penelusuran Lahan garapan didalam kawasan

Anggaran 30.000.000

Jul 09

Agt

Sep

Okt

Nop

Des

Jan

Peb

Mar

Apr

Mei 30.000.000

Jun 10

199.800.000

Catatan: anggaran ini sebagian termasuk bagian dari MoU antara Rare dan BTNUK dan tidak termasuk biaya implementasi dari barrier removal dalam BROP.
20.2 Jadwal Kegiatan Proyek (Gantt)
Proyek/ Kegiatan Persiapan proyek: Mengkaji dan mendiskusikan lagi Sasaran SMART & rencana kerja Pengkajian rencana kerja dan persetujuan Melanjutkan upaya penandatanganan MoU dengan Distanak Membuat kesepakatan dan membentuk kelompok untuk implementasi BR Diskusi dengan manajemen stasiun radio Pelaksanaan proyek: Juli 09 Aug Sep Okt Nov Des 09 Jan 10 Peb Mar Apr Mei Jun 10

132

Proyek/ Kegiatan Pertemuanpertemuan dengan kelompok masyarakat, tokoh, dan stakeholder lokal Pelatihan teknik intensifikasi pertanian melalui sekolah lapang Implementasi Program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknlogi intensifikasi pertanian Penyiapan lembar informasi Merancang poster, memproduksi, dan menyebarkan Kunjungan ke sekolah Kunjungan masyarakat termasuk pemutaran video inspiratif dan diskusi perkembangan luasan lahan garapan didalam kawasan Lembar khotbah jumat dan pengajian desa Media Pengumpulan dana Survei kuesioner pasca proyek

Juli 09

Aug

Sep

Okt

Nov

Des 09

Jan 10

Peb

Mar

Apr

Mei

Jun 10

133

Proyek/ Kegiatan Sensus Penelusuran lahan garapan didalam kawasan Laporan akhir dan rencana tindaklanjut Perawatan situs My Pride

Juli 09

Aug

Sep

Okt

Nov

Des 09

Jan 10

Peb

Mar

Apr

Mei

Jun 10

Catatan : Rekapitulasi laporan bulanan untuk memantau perkembangan luasan lahan garapan didalam kawasan dilakukan diakhir bulan jadwal ini bersifat fleksibel DUKUNGAN BAGI RENCANA INI Salinan draft rencana ini telah disirkulasikan ke Hari Kushardanto dan NP Sarilani (Manager Program) melalui portal RarePlanet, www.rareplanet.org/serena, melalui proses pemeriksaan ulang. Draft ini juga dibagikan pada para pemangku kepentingan yang menghadiri pertemuan pemodelan partisipatif, begitu pula pada mereka yang diwawancarai selama percakapan langsung. Melalui proses perencanaan ini, ide-ide baru dan rekomendasi telah diakui dan juga telah direvisi, dan selanjutnya rencana ini telah disetujui oleh mitra utama termasuk Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten, serta RARE. Rencana ini akan dikirim melalui RarePlanet, yang kemudian dapat digunakan sebagai sarana berbagi informasi dan pembaharuan secara berkala.

134

21.0 REFERENSI DAN PERNYATAAN TERIMA KASIH


Buku Revisi Rencana Pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon; TNUK. 2006 Review Zonasi Partisipatif Taman Nasional Ujung Kulon; TNUK. 2008 Satistik Taman Nasional Ujung Kulon tahun 2008; TNUK. 2008 Nota Kesepahaman dan Kesepakatan Pengelolaan Hutan Partisipati; TNUK. 2009 Survey Pro 7.0 Miradi Software: Courtesy of Conservation Measures Partnership

Penulis Rencana Proyek ini ingin mengucapkan terima kasih untuk bimbingan yang diberikan oleh Ir. Agus Priambudi, M.Sc (Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon), dan Pairah, S.Si, MP (Supervisi) atas kerjasamanya dan supportnya untuk selalu bertahan dan berjuang dalam mencapai tujuan, Mumu Muawalah dan Monica Dyah, S.Hut terima kasih atas masukan dan kritiknya, begitu pula berbagai pihak yang ikut serta dalam menyusun draft dokumen ini. Balai Taman Nasional Ujung Kulon juga mengucapkan terima kasih kepada Rare (Hari Kushardanto dan NP Sarilani) yang telah menjadi sponsor utama proyek ini, begitu pula Kepala Bidang Tanaman Pangan Distanak Propinsi Banten (Ir. Dedi Ruswansyah) yang memberikan bantuan teknis dalam membuat BRAVO, BROP dan komitmennya yang tinggi untuk memberikan bantuan teknis atas program peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian di TNUK, Prof. DR. E.K.S. Harini Muntasib serta Drs. Widodo S. Ramono atas waktu yang diberikan untuk mendiskusikan beberapa topik dan isu ancaman konservasi di TNUK. Tidak lupa para Kepala Desa dan LATIN yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang berharga saat melakukan komunikasi verbal dilapangan. Penulis berharap bahwa rincian kampanye tidak hanya untuk memperoleh persetujuan dari kementerian untuk pelaksanaan program pembasmian tetapi juga untuk mencegah kembalinya binatang pengerat tersebut sesaat setelah pembasmian dilakukan. Rencana ini telah dibaca dan disetujui oleh Ir. Agus Priambudi, M.Sc, Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon , Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan

Juli 2009

135

136

137

Lampiran A. Matriks Keseluruhan pemangku kepentingan (Stakeholder), dari bagian 2.3


# 1 2 3

Peserta/ Pemangku kepentingan


10 Kepala Desa Camat Cimanggu dan Sumur Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Pandeglang Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pandeglang Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Primer Koperasi Pegawai RI Kab. Pandeglang KSM Sahabat Ujung Kulon Fakultas Pertanian UNTIRTA dan UNMA WWF Ujung Kulon Koperasi KAGUM

Nama, posisi, dan rincian kontak peserta


Kamirudin, Adsa, Nadi, Darsa, Didit Supriyanto, Suaedi K. 081316617558 Absjah

Isu-isu Kunci
Karakter dan budaya masyarakat setempat serta ancamannya Jejaring kerja dan koordinasi terpadu Pengetahuan pola pertanian intensif Dan penyuluhan pertanian Pengetahuan kawasan hutan rakyat dan ancaman kawasan Usaha pemberdayaan perempuan dan masyarakat Usaha ekonomi alternatif Kelompok usaha ekonomi masyarakat Pengolahan lahan garapan intensif dan pertanian partisipatif Pengelolaan hidupan satwa liar Pemberdayaan Masyarakat dan ekowisata Koordinator dan sinkronisasi perencanaan lintas sektoral TOC dan pemasaran sosial Pengembangan usaha ekonomi pemberdayaan masyarakat Pengelolaan hidupan liar dan habitat badak jawa Pengamanan kawasan hutan

Sumbangan Potensial
Pemahaman terhadap karakter dan budaya masyarakat Dukungan terhadap kegiatan kampanye Pemahaman terhadap sistem pertanian Terpadu dan pola tanam yang baik Pemahaman konsep hutan rakyat dan Alternatif usaha ekonomi Pemahaman akan usaha pemberdayaan masyarakat Pemahaman tentang kelembagaan Kinerja dan semangat untuk dapat melakukan perubahan Pemahaman akan ilmu pertanian alternatif Pemahaman pengelolaan satwa liar dan pemberdayaan masyarakat Keterampilan dalam pengemasan paket wisata Memahami isu yang diperlukan Pemahaman TOC dan pemasaran sosial sumber dana yang tersedia Pemahaman pengelolaan kawasan konservasi Pengawas dan penegak hokum terhadap Kejahatan kehutanan

Motivasi untuk Hadir


Minat Pribadi Profesi dan minat Profesi

Konsekuensi Tidak Mengundang


Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi Penting dan kerjasama Kehilangan data dan informasi Penting dan kerjasama Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting Konsultasi dan arahan tidak ada Sumberdana tambahan berkurang Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting

Aswing Asnawi 081384451600 Ismunandar 081385777790 H. Utang Yaya 085921873124 DR. Kartina A.M. 081310069747 Adi Rahmat H 0818134178 Warca Dinata

Profesi

Profesi

6 7 8 9 10

Profesi Minat dan profesi Profesi Profesi dsn minat pribadi Profesi

11 12 13 14

BAPPEDA Kab. Pandeglang Rare PT. Cibaliung Sumber Daya YABI

Parjiyo 0811123688 Hari Kushardanto 08122013806 Hidayat Hibani 08111202458 Marcellus Adi rhinomar22@gmail.com1 AKP. M Yusuf

Mengerti rencana yang strategis Profesi Profesi dan minat Profesi

15

POLSEK SUMUR

Profesi

138

# 16

Peserta/ Pemangku kepentingan


Seni dan Budaya Banten

Nama, posisi, dan rincian kontak peserta


Mad Suki 087871196689 Agus Priambudi 081341301701

Isu-isu Kunci
Pemahaman budaya lokal

Sumbangan Potensial
Keterampilan di bidanhg seni dan pemaha man budaya lokal Pemahaman terhadap kawasan dan ancaman

Motivasi untuk Hadir


Profesi

Konsekuensi Tidak Mengundang


Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting

17

TN. Ujung Kulon

18 19

Ketua Tokoh Banten / Jawara HIMAPALA UNTIRTA dan UNMA

Haelani Wito (UNTIRTA) 085780840443

Pengelola kawasan TN. Ujung Kulon, Pengetahuan ancaman dalam kawasan Pengetahuan karakter masyarakat Banten Pengetahuan survey kualitatif dan Sebagai voluenter

Profesi

Pemahaman terhadap budaya dan adat masyarakat banten Pemahaman survey kualitatif dan Minat, Kesadaran pengalaman sebagai enumerator

20.

Kelompok ibu-ibu

Masih diidentifikasi

21.

Kelompok Masyarakat / petani hutan

Masih diidentifikasi

Memegang peranan penting dalam Mengambil keputusan keluarga Pengguna Sumberdaya Alam

Memberi kontribusi dalam Ikut mengambil pengambilan keputusan keputusan di keluarga Memahami permasalahan di lapangan Profesi dan pengalaman

Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan pengalaman dan input Dari mereka tentang enumerator Kehilangan data dan informasi penting Kehilangan data dan informasi penting

139

B. Survei Kuantitatif Penuh dari Bagian 7.0 Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon Pra-Kampanye (Survei Data Dasar)8
Bagian 7.1 adalah alat survei yang digunakan untuk analisis kuantitatif. Silahkan mengacu pada catatan kaki untuk pemahaman yang lebih baik mengenai bagaimana setiap pertanyaan ditanyakan kepada responden. No. Kuisioner ________________ Kuisioner untuk Mengetahui Persepsi dan Karakteristik Masyarakat sekitar Hutan Ujung Kulon Selamat Pagi/ Siang/ Malam, nama saya.....................................................saat ini saya sedang membantu kegiatan TNUK untuk mengoleksi pendapat masyarakat yang tinggal di kawasan sekitar Hutan Ujung Kulon, sebagai bahan kajian yang akan digunakan dalam mengembangkan kegiatan kampanye mengelola hutan Ujung Kulon dengan bangga bagi masyarakat di sekitar ini. Segala informasi dan jawaban yang Bapak/ Ibu berikan akan bersifat rahasia dan tidak akan disalahgunakan untuk kepentingan lain selain untuk kegiatan ini. Kami tidak akan mencantumkan nama dan alamat Bapak / Ibu, Tidak ada jawaban yang salah. Jawaban dan pendapat Bapak/Ibu akan sangat penting dan berharga untuk mengembangkan program yang dapat bermanfaat bagi semua. Untuk itu kami sangat menghargai kejujuran dalam menjawab pertanyaan dalam kuesioner ini. Bersediakah Bapak/ Ibu membagi pendapatnya dengan kami selama beberapa menit? (Jika Ya, lanjutkan wawancara, jika 'tidak', hentikan wawancara dan ucapkan terima kasih) Bagian 1: Diisi langsung oleh Pewawancara - tidak ditanyakan kepada responden (1) Kode Pewawancara ? ________________ (2) Periode Survei: [ ] Pra Kampanye - Kawasan Kerja Kawasan Perbandingan

[ ] Pasca Kampanye - Kawasan Kerja

[ ] Pra Kampanye - Kawasan Perbandingan

[ ] Pasca Kampanye -

Kuesioner ini adalah contoh survei pra-kampanye untuk kampanye Pride. Manajer kampanye telah dilatih merancang dan menulis survei ini selama masa pendidikannya di universitas. Survei sebenarnya akan berisi lebih banyak pertanyaan

140

(3) Nama lokasi wawancara: [ ] Ujungjaya [ ] Tamanjaya [ ] Cigorondong [ ] Tunggal Jaya [ ] Kertamukti Kramatjaya [ ] Mangkualam [ ] Padasuka [ ] Cimanggu [ ] Tangkilsari

[ ] Kertajaya

[ ] Sumberjaya [ ] Rancapinang [ ] Cibadak

[ ] Tugu [ ]

(4) Jenis Kelamin Responden (TIDAK PERLU DITANYAKAN, LANGSUNG PILIH SALAH SATU) [ ] Laki - Laki [ ] Perempuan Bagian 2: Pertanyaan Sosial Ekonomi & Demografis Berikut ini saya akan menanyakan mengenai data diri Bapak/Ibu. (5) Berapa usia Anda ? (hanya 1 jawaban) [ ] di bawah 15 tahun [ ] 15 - 19 tahun [ ] 20 - 24 tahun [ ] 25 - 29 tahun [ ] 30 - 34 tahun [ ] 35 - 39 tahun [ ] 40 - 44 tahun [ ] 45 - 49 tahun [ ] 50 - 54 tahun [ ] 55 tahun atau lebih (6) Di desa manakah Anda tinggal? (hanya 1 jawaban) [ ] Ujung Jaya [ ] Kerta Mukti [ ] Tamanjaya [ ] Cigorondong [ ] Tunggal Jaya [ ] Kerta Jaya Padasuka [ ] Mangkualam [ ] Kramatjaya [ ] Cibadak [ ] Rancapinang (7) Apakah Anda sudah menikah? [ ] Ya (Lanjut ke nomer A-B) [ ] Tidak (Langsung lanjut ke nomer berikutnya) (A) Berapa jumlah anak kandung yang Anda miliki? [ ] 1 anak [ ] 2 anak [ ] 3-4 anak [ ] lebih dari 4

[ ] Tangkil Sari [ ] Tugu [ ] Sumberjaya [ ] Cimanggu

[]

[ ] Belum Punya anak

(B) Apakah Anda mengikuti program Keluarga Berencana (KB) ? [ ] Ya [ ] Tidak (8) Apa pendidikan formal yang telah Anda selesaikan ? (hanya 1 jawaban) [ ] SD [ ] SMP/ MTS [ ] SMU/ MAN [ ] PERGURUAN TINGGI [ ] TIDAK SEKOLAH

[ ] Lain-lain ________________

(9) Manakah pernyataan di bawah ini yang paling tepat mengenai diri Anda (HANYA 1 JAWABAN & BERI TANDA PADA BAGIAN JAWABAN): (1) Anda adalah petani yang memiliki lahan sendiri ; (2) Anda adalah petani yang menggarap lahan milik orang lain; (3) Anda tidak memiliki lahan sendiri dan tidak bekerja sebagai petani (sebutkan pekerjaan utama Anda)

141

[ ] (1) Petani dengan lahan pribadi [ ] (2) Petani yang menggarap lahan milik orang lain petani [ ] Lain-lain ________________ (10) Berapakah luas lahan pertanian yang Anda garap? (hanya 1 jawaban) [ ] Kurang dari 0.25 ha [ ] 0,26 - 0,50 ha [ ] 0,51 - 1 ha [ ] 1 - 2 ha ________________

[ ] (3) Tidak memiliki lahan sendiri dan tidak bekerja sebagai

[ ] 2 - 5 ha

[ ] Lebih dari 5 ha

[ ] Tidak tahu

[ ] Lain-lain

(11) Jika Anda seorang pelajar, sebutkan tingkat pendidikan Anda saat ini. (Jika bukan pelajar, beri tanda pada "bukan pelajar") [ ] Sekolah Dasar [ ] Sekolah Menengah Pertama [ ] Sekolah Menengah Atas [ ] Perguruan Tinggi [ ] Bukan pelajar (12) Untuk memenuhi kebutuhan Anda, berapakah rata-rata pengeluaran Anda dalam 1 bulan? [ ] di bawah 250 ribu rupiah [ ] 250 ribu - 500 ribu rupiah [ ] 501 ribu - 1 juta rupiah [ ] 1.000.001 - 2 juta rupiah (13) Apakah Anda memiliki simpanan untuk anak-cucu Anda? [ ] Ya (lanjut ke no. A) [ ] Tidak (lanjut ke nomer berikutnya) (A) Apakah bentuk simpanan yang Anda miliki? (Paling banyak 3 jawaban) [ ] tabungan di bank [ ] tanah/sawah [ ] emas [ ] tabungan di koperasi [ ] lumbung padi [ ] Lain-lain ________________ Bagian 3: Sumber Informasi Terpercaya dan Akses kepada Media (14) Berilah peringkat 1-3 untuk sumber INFORMASI yang PALING SERING Anda manfaatkan dalam 3 bulan terakhir ini. 1= paling sering; 2= sering; 3= kadang-kadang. (A) Radio [ ] Paling sering [ ] Sering (B) Koran/Surat Kabar [ ] Paling sering [ ] Sering (C) Majalah [ ] Paling sering [ ] Sering (D) Tabloid [ ] Paling sering [ ] Sering

[ ] di atas 2 juta rupiah

[ ] Kadang-kadang

[ ] Kadang-kadang

[ ] Kadang-kadang

[ ] Kadang-kadang

142

(E) Papan pengumuman desa [ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Kadang-kadang (F) Pemutar VCD/DVD [ ] Paling sering [ ] Sering (G) HP [ ] Paling sering [ ] Sering

[ ] Kadang-kadang

[ ] Kadang-kadang

(15) Berilah peringkat 1-3 untuk sumber HIBURAN yang PALING SERING Anda manfaatkan dalam 3 bulan terakhir ini. 1= paling sering; 2= sering; 3= kadang-kadang. (Paling banyak hanya 3 jawaban) (A) Radio [ ] Paling sering [ ] Sering (B) Koran/Surat Kabar [ ] Paling sering [ ] Sering (C) Wayang golek [ ] Paling sering [ ] Sering (D) Jaipongan [ ] Paling sering [ ] Sering

[ ] Kadang-kadang

[ ] Kadang-kadang

[ ] Kadang-kadang

[ ] Kadang-kadang

(E) Papan pengumuman desa [ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Kadang-kadang (F) Pemutar VCD/DVD [ ] Paling sering [ ] Sering (G) HP [ ] Paling sering [ ] Sering

[ ] Kadang-kadang

[ ] Kadang-kadang

(16) Jika Anda mendengarkan Radio, stasiun radio apa yang PALING SERING Anda dengarkan? Harap sebutkan paling banyak 2 jawaban (PILIH PALING BANYAK 2 JAWABAN)

143

[ ] Krakatau [ ] RRI [ ] GBS Malingping Lain-lain ________________

[ ] Agnesta Cikotok

[ ] Bahana FM [ ] Tidak pernah mendengarkan radio (lanjutkan ke nomer 16)

[]

(A) Seberapa seringkah anda mendengar radio ? (PILIH SALAH SATU) [ ] sehari sekali, kurang dari 2 jam [ ] sehari sekali, lebih dari 2 jam [ ] seminggu beberapa kali, kurang dari 4 jam dari 4 jam [ ] Tidak menentu [ ] Lain-lain ________________ (B) Pada jam berapa saja Anda PALING SERING mendengarkan Radio? (JAWABAN BOLEH LEBIH DARI SATU) [ ] 06-09 pagi [ ] 09-12 siang [ ] 12-03 sore [ ] 03-06 petang [ ] 06-09 malam [ ] 09malam-06 pagi (C) Jenis acara radio apa yang PALING anda gemari ? (PILIH SALAH SATU) [ ] Drama Radio [ ] Musik [ ] Berita Nasional [ ] Diskusi [ ] Wayang Golek Pedesaan [ ] Acara gosip [ ] Lain-lain ________________

[ ] seminggu beberapa kali, lebih

[ ] Ceramah agama

[ ] Berita lokal

[ ] Siaran

(17) Jika Anda membaca koran, koran apa saja yang PALING SERING anda baca ? (PALING BANYAK 2 JAWABAN [ ] Fajar Banten [ ] Radar Banten [ ] Kompas [ ] Republika [ ] Media Indonesia [ ] Tidak pernah membaca koran (lanjutkan ke no. 17) Lain-lain ________________ (A) Seberapa SERING anda membaca koran? (PILIH SALAH SATU) [ ] Sehari sekali [ ] Seminggu sekali [ ] Seminggu beberapa kali ________________

[]

[ ] Sebulan sekali

[ ] Sebulan beberapa kali

[ ] Lain-lain

(18) Jenis musik apa yang PALING Anda sukai ? (hanya 1 jawaban) [ ] Jaipongan [ ] Dangdut [ ] Pop [ ] Rock [ ] Lagu Sunda [ ] Qasidah

[ ] Lain-lain ________________

(19) Kegiatan apa yang Anda senangi di waktu luang? (PALING BANYAK 3 JAWABAN) [ ] Olahraga [ ] Pengajian [ ] Mengobrol [ ] Nongkrong [ ] Menyanyi [ ] Lain-lain ________________ (20) Saya akan membacakan daftar berbagai kegiatan yang berbeda. Mohon tentukan apakah Anda paling suka, suka, tidak suka, paling tidak suka, terhadap setiap kegiatan berikut? (A) Pertemuan Desa [ ] Paling suka [ ] Suka [ ] Tidak suka (B) Panggung hiburan musik [ ] Paling suka [ ] Suka [ ] Tidak suka

[ ] Paling tidak suka

[ ] Tidak tahu/tidak yakin

[ ] Paling tidak suka

[ ] Tidak tahu/tidak yakin

144

(C) Pertunjukan wayang golek [ ] Paling suka [ ] Suka [ ] Tidak suka (D) Membaca [ ] Paling suka [ ] Suka [ ] Tidak suka (E) Pertunjukan jaipong [ ] Paling suka [ ] Suka [ ] Tidak suka (F) Acara Keagamaan [ ] Paling suka [ ] Suka [ ] Tidak suka

[ ] Paling tidak suka

[ ] Tidak tahu/tidak yakin

[ ] Paling tidak suka

[ ] Tidak tahu/tidak yakin

[ ] Paling tidak suka

[ ] Tidak tahu/tidak yakin

[ ] Paling tidak suka

[ ] Tidak tahu/tidak yakin

(G) Berkumpul bersama keluarga & saudara lainnya [ ] Paling suka [ ] Suka [ ] Tidak suka [ ] Paling tidak suka (H) Pelatihan Ketrampilan [ ] Paling suka [ ] Suka [ ] Tidak suka

[ ] Tidak tahu/tidak yakin

[ ] Paling tidak suka

[ ] Tidak tahu/tidak yakin

(I) Membangun dan mengelola koperasi [ ] Paling suka [ ] Suka [ ] Tidak suka [ ] Paling tidak suka

[ ] Tidak tahu/tidak yakin

(21) Orang mendapatkan informasi mengenai lingkungan dari berbagai macam sumber. Saya akan membacakan daftar darimana Bapak/ Ibu/ Saudara biasanya mendapatkan informasi mengenai pertanian. Tolong tentukan tingkat kepercayaan Anda terhadap sumber informasi tersebut mulai dari "Paling Dipercaya" sampai "Paling tidak dipercaya" (A) Kepala Desa [ ] Paling Dipercaya (B) Ketua BPD [ ] Paling Dipercaya

[ ] Dipercaya

[ ] Agak Dipercaya

[ ] Tidak Dipercaya

[ ] Paling tidak dipercaya

[ ] Tidak Tahu/ Tidak Yakin

[ ] Dipercaya

[ ] Agak Dipercaya

[ ] Tidak Dipercaya

[ ] Paling tidak dipercaya

[ ] Tidak Tahu/ Tidak Yakin

(C) Informasi dari koran [ ] Paling Dipercaya [ ] Dipercaya (D) Ustadz

[ ] Agak Dipercaya

[ ] Tidak Dipercaya

[ ] Paling tidak dipercaya

[ ] Tidak Tahu/ Tidak Yakin

145

[ ] Paling Dipercaya (E) Guru [ ] Paling Dipercaya (F) Teman [ ] Paling Dipercaya (G) Keluarga [ ] Paling Dipercaya

[ ] Dipercaya

[ ] Agak Dipercaya

[ ] Tidak Dipercaya

[ ] Paling tidak dipercaya

[ ] Tidak Tahu/ Tidak Yakin

[ ] Dipercaya

[ ] Agak Dipercaya

[ ] Tidak Dipercaya

[ ] Paling tidak dipercaya

[ ] Tidak Tahu/ Tidak Yakin

[ ] Dipercaya

[ ] Agak Dipercaya

[ ] Tidak Dipercaya

[ ] Paling tidak dipercaya

[ ] Tidak Tahu/ Tidak Yakin

[ ] Dipercaya

[ ] Agak Dipercaya

[ ] Tidak Dipercaya

[ ] Paling tidak dipercaya

[ ] Tidak Tahu/ Tidak Yakin

(H) Pemerintah Daerah [ ] Paling Dipercaya [ ] Dipercaya (I) Kelompok Tani [ ] Paling Dipercaya

[ ] Agak Dipercaya

[ ] Tidak Dipercaya

[ ] Paling tidak dipercaya

[ ] Tidak Tahu/ Tidak Yakin

[ ] Dipercaya

[ ] Agak Dipercaya

[ ] Tidak Dipercaya

[ ] Paling tidak dipercaya

[ ] Tidak Tahu/ Tidak Yakin

(J) Informasi dari radio [ ] Paling Dipercaya [ ] Dipercaya (K) Informasi dari buku [ ] Paling Dipercaya [ ] Dipercaya (L) Petugas Penyuluh Pertanian [ ] Paling Dipercaya [ ] Dipercaya (M) Petugas Ujung Kulon [ ] Paling Dipercaya [ ] Dipercaya (N) Informasi dari brosur [ ] Paling Dipercaya [ ] Dipercaya (O) Calon legislatif (caleg) [ ] Paling Dipercaya [ ] Dipercaya (P) Informasi dari pentas hiburan

[ ] Agak Dipercaya

[ ] Tidak Dipercaya

[ ] Paling tidak dipercaya

[ ] Tidak Tahu/ Tidak Yakin

[ ] Agak Dipercaya

[ ] Tidak Dipercaya

[ ] Paling tidak dipercaya

[ ] Tidak Tahu/ Tidak Yakin

[ ] Agak Dipercaya

[ ] Tidak Dipercaya

[ ] Paling tidak dipercaya

[ ] Tidak Tahu/ Tidak Yakin

[ ] Agak Dipercaya

[ ] Tidak Dipercaya

[ ] Paling tidak dipercaya

[ ] Tidak Tahu/ Tidak Yakin

[ ] Agak Dipercaya

[ ] Tidak Dipercaya

[ ] Paling tidak dipercaya

[ ] Tidak Tahu/ Tidak Yakin

[ ] Agak Dipercaya

[ ] Tidak Dipercaya

[ ] Paling tidak dipercaya

[ ] Tidak Tahu/ Tidak Yakin

146

[ ] Paling Dipercaya

[ ] Dipercaya

[ ] Agak Dipercaya

[ ] Tidak Dipercaya

[ ] Paling tidak dipercaya

[ ] Tidak Tahu/ Tidak Yakin

(Q) Informasi dari poster [ ] Paling Dipercaya [ ] Dipercaya (R) Jawara [ ] Paling Dipercaya

[ ] Agak Dipercaya

[ ] Tidak Dipercaya

[ ] Paling tidak dipercaya

[ ] Tidak Tahu/ Tidak Yakin

[ ] Dipercaya

[ ] Agak Dipercaya

[ ] Tidak Dipercaya

[ ] Paling tidak dipercaya

[ ] Tidak Tahu/ Tidak Yakin

(22) Siapa orang yang PALING Anda percaya sebagai sumber informasi mengenai pelestarian alam di Ujung Kulon? (hanya 1 jawaban) [ ] Kepala Desa [ ] Ustadz [ ] Jawara [ ] Guru [ ] Staf Taman Nasional [ ] Camat [ ] Tokoh Pemuda [ ] Ketua BPD [ ] Tidak ada yang dipercaya [ ] Lain-lain ________________ Bagian 4 : Menempatkan Responden pada Tahapan Perubahan Perilaku (23) Saya akan membacakan 6 pernyataan mengenai usaha peningkatan hasil pertanian dalam luas lahan yang tetap. Pilihlah pernyataan mana yang paling sesuai dengan Anda dalam 6 bulan terakhir ini. Mohon dengarkan semua pernyataan tersebut, kemudian beritahukan pernyataan mana yang paling tepat mewakili diri Anda [ ] Selama 6 bulan terakhir, saya sama sekali belum pernah mempertimbangkan untuk meningkatkan hasil usaha tani dari luas tanah yang tetap [ ] Selama 6 bulan terakhir, saya pernah mempertimbangkan untuk meningkatkan hasil tani dari luas lahan yang menetap, tetapi saya belum melakukannya [ ] Selama 6 bulan terakhir, saya pernah mempertimbangkan untuk meningkatkan hasil usaha tani dari luas lahan yang tetap dan bermaksud menerapkannya dalam waktu tertentu di masa datang [ ] Selama 6 bulan terakhir, saya pernah mempertimbangkan untuk meningkatkan hasil usaha tani dalam luas lahan yang menetap dan bermaksud menerapkannya di masa mendatang. Saya sudah berbicara dengan orang [ ] Selama 6 bulan terakhir, saya sudah pernah mencoba meningkatkan hasil usaha tani dalam luas lahan yang menetap, tetapi tidak setiap musim tanam saya lakukan [ ] Selama 6 bulan terakhir, saya selalu meningkatkan hasil usaha tani dalam luas lahan yang menetap [ ] Perilaku tidak relevan dengan responden (24) Saya akan membacakan 6 pernyataan mengenai cara memperoleh air untuk kebutuhan pertanian di musim kemarau. Pilihlah pernyataan mana yang paling sesuai dengan Anda dalam 6 bulan terakhir ini. Mohon dengarkan semua pernyataan tersebut, kemudian beritahukan pernyataan mana yang paling tepat mewakili diri Anda [ ] Selama 6 bulan terakhir, saya sama sekali belum pernah mempertimbangkan cara mendapatkan air di musim kemarau untuk kebutuhan pertanian saya [ ] Selama 6 bulan terakhir, saya mempertimbangkan cara mendapatkan air di musim kemarau untuk kebutuhan pertanian, tetapi belum melakukannya [ ] Selama 6 bulan terakhir, saya mempertimbangkan cara mendapatkan air di musim kemarau untuk kebutuhan pertanian, dan bermaksud melakukannya di masa mendatang

147

[ ] Selama 6 bulan terakhir, saya mempertimbangkan cara memperoleh air di musim kemarau untuk kebutuhan pertanian dan bermaksud menerapkannya di masa mendatang. Saya telah berbicara dengan orang lain meng [ ] Selama 6 bulan terakhir, saya mempertimbangkan cara mendapatkan air di musim kemarau untuk pertanian, dan beberapa kali telah menerapkannya [ ] Selama 6 bulan terakhir, saya selalu menerapkan cara memperoleh air di musim kemarau untuk kebutuhan pertanian [ ] Perilaku tidak relevan dengan responden (25) Saya akan membacakan 6 pernyataan mengenai teknik usaha ekonomi alternatif, pilihlah pernyataan mana yang paling sesuai dengan anda dalam 3 bulan terakhir ini. Mohon dengarkan semua pernyataan tersebut, kemudian beritahukan pernyataan mana yang paling mewakili Anda [ ] Selama 3 bulan terakhir, saya belum pernah mempertimbangkan untuk mencari alternatif usaha ekonomi sebagai tambahan pendapatan. [ ] Selama 3 bulan terakhir, saya pernah mempertimbangkan untuk mencari alternatif usaha ekonomi sebagai tambahan pendapatan, tetapi belum melakukannya. [ ] Selama 3 bulan terakhir, saya telah mempertimbangkan untuk mencari alternatif usaha ekonomi sebagai tambahan pendapatan, serta bermaksud melakukannya dimasa mendatang. [ ] Selama 3 bulan terakhir, saya telah mempertimbangkan untuk mencari alternatif usaha ekonomi sebagai tambahan pendapatan dan bermaksud untuk melakukannya. Saya juga telah berbicara kepada seseorang. [ ] Selama 3 bulan terakhir, saya telah beberapa kali ingin mencari alternatif usaha ekonomi tetapi tidak setiap kali saya mengandalkan usaha tersebut sebagai tambahan pendapatan [ ] Selama 3 bulan terakhir, saya telah mencari alternatif usaha ekonomi sebagai tambahan pendapatan, setiap kali saya ingin memenuhi kebutuhan hidup. Bagian 5 : Menetapkan dasar bagi perubahan pada sasaran pengetahuan SMART dan mengukurnya. (26) Menurut Anda, apakah status perlindungan yang dimiliki oleh kawasan Ujung Kulon? (HANYA 1 JAWABAN) [ ] Tidak memiliki status perlindungan apa pun (lanjut ke nomer berikutnya) [ ] Tidak Tahu (lanjut ke nomer berikutnya) [ ] Hutan Perlindungan Alam (lanjut ke nomer berikutnya) [ ] Taman Nasional (lanjut ke pertanyaan A-F) [ ] Cagar Alam (lanjut ke nomer berikutnya) [ ] Suaka Margasatwa (lanjut ke nomer berikutnya) [ ] Tidak peduli (lanjut ke nomer berikutnya) [ ] Lain-lain ________________ (A) Jika Anda menjawab "Taman Nasional", menurut Anda, apakah fungsi penting dari kawasan ini? (boleh sampai 3 jawaban) [ ] Fungsi daerah penyangga [ ] Fungsi perlindungan hutan [ ] Fungsi pengawetan keanekaragaman hayati

148

[ ] Fungsi pemanfaatan sumberdaya alam secara lestari [ ] Daerah tangkapan air [ ] Tempat bertani [ ] Tempat hidup satwa liar [ ] Lain-lain ________________ (B) Jika Anda menjawab "Taman Nasional", kegiatan apa sajakah yang masih berlangsung di dalam kawasan Taman Nasional ? (Jawaban Bisa lebih dari satu) [ ] Perluasan lahan pertanian [ ] Pembukaan hutan untuk diambil kayunya [ ] Penebangan hutan [ ] Perburuan babi [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain ________________ (C) Sebutkan paling banyak 3 ancaman utama di kawasan Ujung Kulon (paling banyak 3 jawaban) [ ] Pembukaan Lahan garapan baru di dalam kawasan untuk sawah [ ] Penebangan pohon [ ] Kebakaran hutan [ ] Perburuan babi [ ] Tidak ada ancaman yang mengganggu kawasan TNUK [ ] Tidak peduli [ ] Tidak Tahu [ ] Lain-lain ________________ (D) Menurut Anda, jika ada yang membuka perluasan lahan baru di dalam kawasan TNUK, apakah akibat yang mungkin terjadi bagi manusia ? (PILIH MINIMAL 2 JAWABAN) [ ] Sumber air menjadi kering [ ] Kesuburan tanah berkurang [ ] Tidak akan terjadi akibat apa pun [ ] Terjadi longsor dan banjir [ ] Petani punya lahan pertanian untuk diwariskan [ ] Panas [ ] Bisa mempunyai lahan untuk berkebun [ ] Merugikan petani karena air sulit [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain ________________

149

(E) Menurut Anda, apa yang menyebabkan masyarakat membuka lahan garapan baru di dalam kawasan TNUK? (Jawaban lebih dari satu) [ ] Untuk warisan anak cucu [ ] Menurut nenek moyang, boleh membuka lahan sampai batas Sungai Cilintang [ ] Lahan desa terbatas [ ] Hasil panen kurang mencukupi kebutuhan hidup [ ] tidak ada sangsi hukuman dari pegawai taman nasional [ ] untuk menambah luas lahan garapan [ ] Tidak punya lahan garapan milik sendiri di luar kawasan [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain ________________ (F) Dari pernyataan berikut, menurut anda manakah hukuman / sanksi yang diberikan jika membuka lahan di dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon? (Hanya SATU jawaban) [ ] Pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak 5 miliyar [ ] Pidana kurungan 10 hari [ ] Dihukum adat [ ] Dihukum untuk menanami kembali [ ] Tidak Tahu [ ] Lain-lain ________________ (27) Menurut Anda, apakah yang dimaksud dengan Intensifikasi Pertanian (Panca usaha tani) ? ________________ (28) Pernahkah Anda mendengar mitos atau cerita dari nenek moyang, bahwa batas perluasan lahan pertanian baru adalah sampai batas Sungai Cilintang? (Hanya 1 jawaban) [ ] Ya, tahu (lanjut ke A) [ ] Tidak tahu [ ] Tidak yakin (A) Dari siapa Anda pernah mendengar cerita tersebut? (hanya 1 jawaban) [ ] nenek/kakek [ ] orangtua [ ] teman [ ] tetangga [ ] pegawai pertanian [ ] pegawai taman nasional [ ] lupa [ ] Lain-lain ________________

150

(29) Menurut Anda, apakah fungsi hutan Gunung Honje? (boleh sampai 3 jawaban) [ ] Dapat menyediakan air untuk sawah [ ] Tempat hidup binatang [ ] Dapat Mencegah longsor [ ] Mencegah banjir [ ] Tidak ada fungsinya [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain ________________ (30) Siapa yang PALING bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian hutan Gunung Honje sebagai daerah tangkapan air ? (Pilih SATU jawaban) [ ] Petugas TNUK [ ] Masyarakat [ ] Dinas Kehutanan [ ] Kepala Desa [ ] Saya sendiri [ ] Tanggung jawab bersama [ ] Lain-lain ________________ (31) Menurut anda, apakah saat ini usaha ekonomi alternatif diperlukan oleh masyarakat untuk menambah pendapatan ekonomi? [ ] Diperlukan (Lanjut ke pertanyaan 32) [ ] Tidak diperlukan (Lanjut ke pertanyaan 33) [ ] Tidak Tahu (Lanjut ke pertanyaan 33) (32) Apa saja usaha ekonomi alternatif yang diperlukan masyarakat, untuk menambah pendapatan ekonomi? (Boleh lebih dari satu) ________________ (33) Menurut Anda, simpanan dalam bentuk apakah yang bisa Anda lakukan untuk dijadikan warisan bagi anak cucu Anda? (HANYA 1 JAWABAN) [ ] Tabungan uang [ ] Sawah garapan dalam kawasan [ ] Lumbung padi [ ] Koperasi [ ] Emas [ ] Kebun dalam kawasan [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain ________________ (34) Menurut Anda, apa solusi yang tepat untuk mengatasi masalah kekurangan air untuk penggarapan lahan pada waktu musim kemarau? (HANYA 1 JAWABAN) [ ] Membuat Sumur artesis di sawah [ ] Membuat saluran irigasi [ ] Membuat sumur galian

151

[ ] Menyedot air dengan pompa pada sumber air [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain ________________ Bagian 6 : Pertanyaan Sikap untuk Mengukur Obyektif Sikap (35) Saya akan membacakan sejumlah pernyataan kepada Anda, dan saya harap Anda memberi tahu saya apakah Anda " Sangat setuju, setuju, tidak setuju, atau tidak tahu " terhadap pernyataan berikut ini : (A) Pembukaan lahan garapan baru yang tidak terkendali di dalam kawasan TNUK, akan menyebabkan hilangnya fungsi ekologi dan sumber air? [ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Tidak Tahu (B) Masyarakat diberi ijin membuka lahan baru untuk sawah di dalam kawasan TNUK [ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Tidak Tahu (C) Mewariskan lahan pertanian yang luas kepada anak-cucu lebih bernilai tinggi daripada simpanan dalam bentuk lain [ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Tidak Tahu (D) Warisan lahan pertanian lebih sulit diberikan daripada warisan dalam bentuk lain [ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Tidak Tahu (E) Hutan Gunung Honje sebagai daerah tangkapan air harus dilindungi kelestariannya [ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Tidak Tahu (F) Sistem intensifikasi lahan pertanian perlu diterapkan untuk meningkatkan hasil panen masyarakat [ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Tidak Tahu (G) Peningkatan keterampilan usaha ekonomi alternatif dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat [ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Tidak Tahu (H) Penerapan sistem intensifikasi lahan pertanian di luar kawasan dapat mengurangi ancaman pembukaan lahan garapan baru di dalam kawasan TNUK [ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Tidak Tahu (I) Saya yakin bahwa batas untuk membuka perluasan lahan baru adalah sampai tidak melewati Sungai Cilintang [ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Tidak Tahu

152

(36) Saya akan membacakan sejumlah kegiatan, saya harap Anda memberitahu saya apakah Anda akan merasa mudah atau sulit melakukan kegiatan tersebut. (A) Menerapkan teknik intensifikasi lahan pertanian pada saat menggarap lahan [ ] Mudah [ ] Sulit [ ] Tidak yakin [ ] Tidak mau menerapkan (B) Berdiskusi dengan sesama petani untuk mencari jalan keluar dari masalah sulitnya air di musim kemarau [ ] Mudah [ ] Sulit [ ] Tidak yakin [ ] Tidak mau menerapkan (C) Memiliki harta warisan dalam bentuk selain lahan pertanian [ ] Mudah [ ] Sulit [ ] Tidak yakin [ ] Tidak mau menerapkan (D) Tidak membuka lahan sawah baru di dalam kawasan TNUK [ ] Mudah [ ] Sulit [ ] Tidak yakin [ ] Tidak mau menerapkan (E) Meningkatkan keterampilan usaha ekonomi alternatif untuk mendapatkan tambahan penghasilan [ ] Mudah [ ] Sulit [ ] Tidak yakin [ ] Tidak mau menerapkan Bagian 7 : Menetapkan Dasar Pertanyaan Mengenai Komunikasi Interpersonal dan Mengukurnya (37) Dalam 6 bulan terakhir ini, kepada siapa Anda berbicara mengenai teknik intensifikasi pertanian (Panca usaha tani) ? (Jawaban boleh lebih dari SATU) [ ] Belum pernah berbicara kepada siapapun (Lanjut ke no. 41) [ ] Berbicara dengan suami/ istri [ ] Berbicara dengan mertua/ orang tua [ ] Berbicara dengan teman [ ] Berbicara dengan tokoh agama [ ] Berbicara dengan aparat desa [ ] Lain-lain ________________ (38) Jika Anda membicarakannya, dapatkah Anda memberitahukan hal apa saja yang dibicarakan? ________________ (39) Dalam 6 bulan terakhir, kepada siapa Anda berbicara mengenai pentingnya peningkatan keterampilan usaha ekonomi alternatif ? (Jawaban boleh lebih dari SATU) [ ] Belum pernah berbicara kepada siapapun (Lanjut ke no. 41) [ ] Berbicara dengan suami/ istri

153

[ ] Berbicara dengan mertua/ orang tua [ ] Berbicara dengan teman [ ] Berbicara dengan tokoh agama [ ] Berbicara dengan aparat desa [ ] Lain-lain ________________ (40) Jika Anda membicarakannya, dapatkah Anda memberitahukan hal apa saja yang dibicarakan? ________________ (41) Dalam 6 bulan terakhir, kepada siapa Anda membicarakan mengenai cara mengatasi sulitnya air di musim kemarau untuk kebutuhan pertanian? (JAWABAN BOLEH LEBIH DARI 1) [ ] Belum pernah berbicara kepada siapapun (Lanjut ke no. 41) [ ] Berbicara dengan suami/ istri [ ] Berbicara dengan mertua/ orang tua [ ] Berbicara dengan teman [ ] Berbicara dengan tokoh agama [ ] Berbicara dengan aparat desa [ ] Lain-lain ________________ Bagian 8 : Menetapkan Dasar Untuk Perubahan Pada Sasaran Perilaku dan Mengukurnya (42) Pernahkah Anda melihat penerapan sistem intensifikasi pertanian (panca usaha tani) ? [ ] Ya (lanjut ke pertanyaan A) [ ] Tidak (lanjut ke pertanyaan 43)

(A) Dimana anda melihat penerapan sistem intensifikasi pertanian ? ________________ (43) Apakah anda tahu cara menerapkan sistem intensifikasi pertanian? [ ] Ya [ ] Tidak (44) Apa yang Anda lakukan untuk meningkatkan hasil panen dari lahan garapan Anda? (PILIH SATU JAWABAN) [ ] Memperluas lahan [ ] Menggunakan pupuk dan pestisida pabrikan [ ] Mengembangkan tanaman jangka pendek di sawah [ ] Menggunakan pupuk kandang

154

[ ] Tidak tahu

[ ] Lain-lain ________________

(45) Selama anda bertani, pernahkah ada yang mengajak bertani menggunakan sistem intensifikasi pertanian? [ ] Pernah (jika pernah lanjut ke no. 46) [ ] Tidak pernah (Lanjut ke no. 47) [ ] Ragu-ragu (Lanjut ke no. 47) (46) Siapakah yang mengajak bertani menggunakan sistem intensifikasi pertanian? ________________ (47) Apa yang Anda lakukan ketika melihat ada orang yang membuka lahan garapan baru di dalam kawasan TNUK? (Pilih SATU jawaban) [ ] Melapor ke petugas TNUK [ ] Memberi saran kepada pelaku untuk berhenti membuka lahan [ ] Diam saja [ ] Melaporkan ke aparat desa [ ] Membiarkan saja pelaku membuka lahan garapan di TNUK [ ] Takut melaporkan ke petugas TNUK [ ] Melapor ke Polisi [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain ________________ (48) Dalam 6 bulan kedepan, jika ada program peningkatan intensifikasi pertanian, bersediakah Anda untuk terlibat ? [ ] Ya (Lanjut ke No. a) [ ] Tidak Yakin (Lanjut ke no. 49)[ ] Tidak (Lanjut ke no. 49) (A) Jika ya, Anda akan mengambil peran sebagai apa? (pilih SATU jawaban) [ ] Penggerak program [ ] Pencetus ide [ ] Peserta [ ] Donatur [ ] Lain-lain ________________ (49) Dalam 6 bulan kedepan, bila ada kegiatan peningkatan keterampilan usaha ekonomi alternatif untuk menambah penghasilan ekonomi alternatif, Bersediakah Anda terlibat dalam program tersebut ? [ ] Ya (lanjut ke no. A) [ ] Tidak Yakin (Lanjut ke no. 50)[ ] Tidak (Lanjut ke no. 50) (A) Jika ya, Anda akan mengambil peran apa? (pilih SATU jawaban) [ ] Penggerak program [ ] Pencetus ide [ ] Peserta [ ] Donatur

[ ] Lain-lain ________________

(50) Dalam 6 bulan kedepan, bila ada kegiatan pengelolaan air untuk mengairi lahan garapan di musim kemarau, bersediakah Anda terlibat dalam program ini ? [ ] Ya (lanjut ke no. A)

155

[ ] Tidak Yakin (lanjut ke no. 51) [ ] Tidak (lanjut ke no 51) (A) Jika ya, Anda akan mengambil peran apa? (pilih SATU jawaban) [ ] Penggerak program [ ] Pencetus ide [ ] Peserta [ ] Donatur Bagian 9 : Memahami Rintangan Perubahan Perilaku dan Manfaatanya (51) Sebutkan 2 hal yang menurut Anda menjadi kendala untuk mengembangkan program intensifikasi lahan pertanian di lahan garapan Anda? (JAWABAN BOLEH LEBIH DARI SATU) [ ] Menambah pekerjaan [ ] Mengurangi hasil panen [ ] Sulit dilakukan [ ] Malas [ ] Membuang waktu [ ] Perlu waktu lama [ ] Ilmu bercocok tanam sangat rendah [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain ________________ (52) Sebutkan 2 manfaat dari adanya penerapan program intensifikasi lahan pertanian di lahan garapan Anda? (JAWABAN BOLEH LEBIH DARI SATU) [ ] Menambah pemasukan ekonomi [ ] Menjaga kesuburan tanah [ ] Tabungan masa depan [ ] Meningkatkan hasil panen [ ] Musim kemarau lahan garapan tetap dapat ditanami [ ] Dapat mengurangi perambahan hutan [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain ________________ (53) Sebutkan 2 hal yang menurut Anda menjadi kendala untuk meningkatkan keterampilan usaha ekonomi alternatif ? (Jawaban boleh lebih dari 1) [ ] Menambah pekerjaan [ ] Tidak ada waktu [ ] Perlu waktu lama [ ] Malas [ ] Sulit dilakukan [ ] Sumber dana terbatas

[ ] Lain-lain ________________

156

[ ] Tidak tahu ilmu p-engelolaan air [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain ________________ (54) Sebutkan 2 manfaat bagi masyarakat, apabila pengetahuan usaha ekonomi alternatif meningkat? (Jawaban Boleh Lebih Dari 1) [ ] Menambah hasil panen [ ] Menambah pendapatan [ ] Musim kemarau lahan dapat digarap [ ] Mengurangi perambahan hutan [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain ________________ (55) Sebutkan 2 kendala bagi Anda, untuk menjadi penggerak program intensifikasi lahan pertanian di lahan garapan Anda? ________________ (56) Sebutkan 2 hal yang menurut Anda menjadi kendala mengatur pengelolaan air untuk mengairi lahan garapan di musim kemarau? (Jawaban boleh lebih dari 1) [ ] Menambah pekerjaan [ ] Tidak ada waktu [ ] Perlu waktu lama [ ] Malas [ ] Sulit dilakukan [ ] Sumber dana terbatas [ ] Tidak tahu ilmu p-engelolaan air [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain ________________ (57) Sebutkan 2 manfaat bagi masyarakat, apabila program pengelolaan air untuk mengairi lahan garapan di musim kemarau dilaksanakan? (Jawaban Boleh Lebih Dari 1) [ ] Menambah hasil panen [ ] Menambah pendapatan [ ] Musim kemarau lahan dapat digarap [ ] Mengurangi perambahan hutan [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain ________________ Bagian 10 : Paparan Terhadap Aktivitas dan Pesan Kampanye

157

(58) Saya akan bertanya kepada Anda mengenai sejumlah cara yang mungkin pernah atau tidak pernah Anda lihat atau dengar mengenai Hutan Gunung Honje dan kawasan Ujung Kulon. Untuk setiap metode, harap beritahukan apakah Anda ingat pernah melihat atau mendengar sumber tersebut pada 6 bulan terakhir. (A) Poster mengenai intensifikasi pertanian di kawasan Gunung Honje [ ] Ya [ ] Tidak yakin [ ] Tidak (B) Poster mengenai manfaat Ujung Kulon [ ] Ya [ ] Tidak yakin [ ] Tidak (C) Program radio mengenai cara-cara warisan untuk anak-cucu [ ] Ya [ ] Tidak yakin [ ] Tidak (D) Program radio mengenai intensifikasi pertanian [ ] Ya [ ] Tidak yakin [ ] Tidak (E) Papan iklan mengenai intensifikasi pertanian [ ] Ya [ ] Tidak yakin [ ] Tidak (F) Cerita dari sekolah anak Anda mengenai cara warisan untuk anak-cucu [ ] Ya [ ] Tidak yakin [ ] Tidak (G) Mendengar sesuatu dari kunjungan Badak Jawa ke sekolah-sekolah [ ] Ya [ ] Tidak yakin [ ] Tidak (H) Penyuluhan dari petugas pemerintah mengenai intensifikasi pertanian [ ] Ya [ ] Tidak yakin [ ] Tidak (I) Penyuluhan dari petugas pemerintah mengenai cara-cara warisan yang baik [ ] Ya [ ] Tidak yakin [ ] Tidak (59) Dari semua cara yang berbeda, dan seingat Anda pernah lihat atau dengar mengenai pesan intensifikasi pertanian, warisan yang ramah lingkungan, manfaat Hutan Gunung Honje dan Ujung Kulon, dan atau Badak Jawa. Yang mana yang paling jelas Anda ingat sampai sekarang pesan tersebut? (Pilih Satu Jawaban) [ ] Papan Reklame [ ] Poster [ ] Program radio [ ] Kalender [ ] Lagu konservasi [ ] Lembar dakwah [ ] Stiker [ ] Papan pengumuman desa [ ] Kegiatan penyuluhan [ ] Tidak ada yang diingat [ ] Lain-lain ________________

158

TERIMA KASIH ATAS PENDAPAT DAN WAKTU YANG TELAH DISEDIAKAN. JAWABAN ANDA SANGAT PENTING NILAINYA BAGI KAMI.

159

Anda mungkin juga menyukai