Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tantangan perbankan nasional saat ini dan masa depan makin besar dan
kompleks. Industri perbankan nasional telah mengalami perkembangan pasang surut
sejak beberapa dekade terakhir. Salah satu perkembangan yang menyita banyak
perhatian adalah krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997. Krisis tersebut
menimbulkan dampak negatif bagi industri perbankan nasional, antara lain ditandai
dengan terkikisnya permodalan bank, meningkatnya Non Performing Loan (NPL), dan
penutupan sejumlah bank.
Ekonomi perbankan mencakup dua sisi dari sebuah mata uang. Di satu sisi
ekonomi perbankan menyangkut bank sebagai pencipta uang, sehingga pembahasannya
berkaitan dengan ekonomi moneter. Di sisi lain, Ekonomi Perbankan membahas
kedudukan bank sebagai sebuah rumah tangga perusahaan, yang secara esensial
berurusan dengan sumber keuangan dan bagaimana menggunakannya, sehingga
pengkajiannya menyangkut ekonomi keuangan. Pada dasarnya, perbankan itu adalah
pelayanan khusus, akan tetapi operasinya berkaitan erat dengan ilmu ekonomi, hukum,
keuangan, dan akuntansi. Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.
Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang paling tua.
Proses akuntansi bank bertujuan untuk kepentingan pencatatan, penganalisaan,
dan penafsiran data keuangan guna memenuhi berbagai kebutuhan pihak yang
terkait.Perbankan Indonesia telah mengalami perubahan orientasi sejak terjadi
perubahan peraturan dan liberalisasi keuangan di Indonesia. Sebelum tahun 1980-an,
pelayanan bank masih tradisional dan menganut konsep menjual produk atau aja tanpa
adanya pertimbangan atas kepuasan pelanggan dan nasabah. Untuk saat ini sejak Paket
Kebijakan Juni (Pakjun) 1983, bank telah memberikan pelayanan sempurna untuk
memenangkan persaingan dan menggeser orientasi produk ke orientasi nasabah.
Pelayanan yang sempurna dan pengembangan produk dan jasa yang
berkualitas pada gilirannya akan memberikan kontribusi bagi kinerja bank. Kinerja

1
bank/tingkat kesehatan bank akan dicerminkan oleh aspek pememnuhan modal
minimum (Capital Adequency Ratio/CAR), kualitas aktiva produk (asset quality),
kesehatan manajemen (management), kemampuan memperoleh laba (earning power),
kemampuan memenuhi kewajiban segera (liquidity) dan sensitivitas pasar (aspek ratio).
Faktor-faktor tersebut harus didukung oleh pemenuhan ketentuan moneter lainnya di
bidang perbankan misalnya Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) atau Legal
Lending Limit (LLL), Net Open Position (NOP), ketentuan KUK dan sebagainya.
Faktor-faktor dan komponen penentu kinerja bank tersebut harus dikelola
secara terus menerus untuk menghasilkan yang diinginkan. Untuk mengelola faktor
tersebut, harus didukung oleh informasi yang tepat pakai (relevan), tepat waktu dan
akurat serta adanya kemampuan manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat
dan akurat. Informasi yang tepat pakai,tepat waktu dan akurat bisa terwujud kalau
dikelola dengan baik. Untuk mengelola informasi tersebut diperlukan pemahaman
tentang karakteristik bank, keunikan bank dan penggunaan akuntansi untuk mengelola
informasi tersebut. Dalam aktivitas perekonomian suatu negara, lembaga keuangan
bank mempunyai peranan strategi dalam menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat, lembaga keuangan bank merupakan suatu lembaga perantara keuangan
(financial intermediaries) dari penabung (lender) kepada peminjam(borrowers).
Fungsi-fungsi penting dari bank adalah sebagai berikut:

1. Fungsi tabungan, menerima dan menyelenggarakan tabungan-tabungan. Bank


memberikan suatu jasa yang penting dengan menerima uang tabungan atau surat-
surat berharga dalam bentuk apapun hingga sampai ke tangan publik dan
mengaubahnya ke dalam rekening giro yang fleksibel dan dapat dipakai.
2. Fungsi pembayaran, menyelenggarakan pembayaran-pembayaran uang. Bank
menawarkan cara yang mudah dan efisien untuk menyelesaikan transaksi melalui
cek dan perintah lainnya untuk pembayar dana.
3. Fungsi pinjaman, memberikan pinjaman-pinjaman dan melaksanakan investasi-
investasi. Bank menyediakan dana-dana untuk produsen, konsumen, dan
pemerintah.
4. Fungsi uang, menciptakan uang dengan pemberian kredit. Bank menciptakan
seluruh mata uang yang relatif kecil yang tidak dikeluarkan pemerintah.

2
Secara umum ada empat karakteristik lembaga perbankan yang dapat dipahami
sebagai berikut:

1. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki


kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana, serta fungsi untuk
meperlancar lalu lintas pembayaran dengan berpijak pada falsafah kepercayaan.
2. Sebagai lembaga kepercayaan, bank harus selalu menajaga likuiditasnya sehingga
mampu memenuhi kewajiban yang harus segera dibayar. Karakteristik ini
mengisyaratkan bahwa bank harus memperhatikan sisi sumber dananya.
3. Bank selalu diahadapkan pada dilema antara pemeliharaan likuiditas atau
peningkatan earning power. Kedua hal berlawanan dalam mengelola dana
perbankan. Artinya kalau menginginkan likuiditas tinggi maka earning atau
rentabilitas rendah dan sebaliknya.
4. Bank sebagai lembaga kepercayaan mempunyai kedudukan yang strategis untuk
menunjang pembangunan nasional.

Selain itu, bank mempunyai keunikan-keunikan antara lain:

1. Ada peran monitor to monitor. Artinya bank sebagai lembaga perantara telah
menghimpun dana dari deposan dan menempatkannya ke kredit. Deposan akan
memonitor bank dan bank akan memonitor debitur. Dengan dukungan pengelolaan
informasi yang baik,maka biaya informasi untuk monitoring bagi deposan akan
lebih rendah dibandingkan monitoring langsung oleh deposan ke pengguna dana
(debitur).
2. Keputusan pemberian kredit kepada perusahaan tertentu akan direspon positif oleh
pasar. Perusahaan yang diberi kredit berarti perusahaan yang seha, maka saham
perusahaan tersebut akan direaksi positif oleh pasar. Keunikan ini tidak dimiliki
oleh lembaga bisnis lainnya.
3. Mampu memerankan transfer kekayaan dari yang tua ke yang muda
(intergenerational wealth transfer). Generasi tua sudah pensiun suka menabung
atau tidak produktif lagi,sedangkan generasi muda masih giat berusaha. Yang muda
menggunakan dana generasi tua untuk kepentingan yang produktif melalui
perantara bank.

3
4. Dapat bertindak sebagai asset transformer. Bank bisa menerbitkan klaim keuangan
berupa surat berharga obligasi, deposito, dan lainnya kemudian ditempatkan dalam
bentuk kredit atau yang lain.

Berdasarkan uraian mengenai gambaran bank secara umum, fungsi dan


peranannya dalam perekonomian serta jasa jasanya kepada masyarakat umum dan
perusahaan dagang, maka penulis ingin mengetahui, menelaah, dan membahas lebih
lanjut mengenai salah satu fungsi perbankan yaitu fungsi penerimaan mengenai
pinjaman yang diterima dalam bentuk makalah dengan mengambil judul “Pinjaman
yang Diterima sebagai Bagian dari Fungsi Penerimaan Bank”.

1.2. Rumusan Masalah


Salah satu fungsi utama dari perbankan adalah menerima dana dari masyarakat
atau disebut fungsi penerimaan . Fungsi penerimaan ini berupa Rekening Giro,
tabungan, deposito berjangka,Traveller’s Cheques dalam valuta rupiah, surat berharga
yang diterbitkan, pinjaman yang diterima, kewajiban lain-lain, pinjaman subordinasi,
modal pinjaman, dan modal bank. Dalam pembahasan kali ini penulis akan membahas
tentang salah satu bagian fungsi penerimaan tersebut yaitu pinjaman yang diterima.
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pinjaman yang diterima?
2. Apa saja jenis dan yang termasuk dalam pinjaman yang diterima?
3. Bagaimana cara pencatatan dan akuntansi untuk pinjaman yang diterima?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
2. Untuk mengetahui pengertian dan definisi dari pinjaman yang diterima.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dan bagian dari pinjaman yang diterima.
4. Untuk mengetahui pencatatan dan akuntansi pinjaman yang diterima.

1.4. Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis,dapat menambah wawasan dan memperluas pengetahuan tentang
fungsi penerimaan dalam akuntansi perbankan yaitu pinjaman yang diterima.

4
2. Bagi pembaca,diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu dan pengembangan
ilmu mengenai pemahaman sistem akuntansi penerimaan pinjaman yang diterima
dan sebagai literatur untuk penulisan selanjutnya
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Perbankan (APB)

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Akuntansi
2.1.1. Pengertian Akuntansi
Secara umum, akuntansi (accounting) dapat dipahami sebagai suatu proses
kegiatan mengolah data keuangan (input) agar menghasilkan informasi keuangan
(output) yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan
atau organisasi ekonomi yang bersangkutan. Definisi akuntansi menurut Jusup
Haryono (2001 : 4-5) mencakup 2 (dua) pengertian, yaitu :
1. Ditinjau dari sudut pemakainya, akuntansi adalah suatu disiplin yang
menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara
efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi.
2. Ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi didefinisikan sebagai proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data
keuangan suatu organisasi.
Secara teoritis akuntansi didefinisikan menurut 2 (dua) kelompok proses
transaksi keuangan, yaitu :
1. Secara Manajerial
Secara manajerial, akuntansi diartikan sebagai suatu sistem informasi keuangan
dengan input yang berupa bukti transaksi dan output berupa laporan keuangan.
2. Secara Teknis
Secara teknis, akuntansi diartikan sebagai suatu proses atau seni pencatatan
(recording), pengelompokkan (classifying), pengikhtisaran (summarizing), dan
pelaporan (reporting) transaksi-transaksi keuangan dengan suatu metode tertentu
yang untuk selanjutnya dianalisis atau interpretasi guna pengambilan suatu
keputusan.
Dari definisi-definisi mengenai akuntansi di atas, dapat disimpulkan bahwa
akuntansi adalah suatu proses kegiatan mengolah data keuangan yang menghasilkan
informasi keuangan dalam bentuk laporan-laporan keuangan yang kemudian
diberitahukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau organisasi ekonomi yang
bersangkutan.

6
2.1.2. Prinsip Akuntansi
Prinsip akuntansi adalah dalil atau doktrin untuk mengawasi suatu sistem atau
aktivitas tertentu yang telah diterima kebenarannya. Dalam bidang akuntansi, prinsip
ini bukan suatu kebenaran yang hakiki karena ilmu akuntansi bersifat dinamis,
senantiasa berkembang mengikuti perubahan nilai-nilai yang terjadi dalam
masyarakat. Prinsip-prinsip akuntansi meliputi: kesatuan akuntansi, kesinambungan
perusahaan, periode akuntansi, pengukuran dalam nilai uang, harga perolehan,
penetapan pendapatan dan biaya, konsistensi, obyektivitas, materialitas,
konservatisme, pernyatan terbuka dan realisasi.

2.1.3. Persamaan Akuntansi


Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu perusahaan yang mengakibatkan
perubahan posisi keuangan di sisi harta, hutang maupun modal, disebut juga dengan
transaksi keuangan. Prinsip yang dianut untuk mencatat aktivitas transaksi keuangan
adalah menggunakan sistem Double Entry Book Keeping, yang pada dasarnya
mengasumsikan bahwa setiap transaksi keuangan yang terjadi harus dicatat pada sisi
debet maupun kredit sehingga dicapai suatu keseimbangan. Istilah debet dan kredit di
dalam akuntansi sebenarnya merupakan konversi dari nilai penambahan (+) atau nilai
pengurangan (-) dari suatu sifat perkiraan.
Prinsip dari nilai tata buku berpasangan adalah keseimbangan yang dikenal
dengan persamaan akuntansi sebagai berikut:

HARTA = HUTANG + MODAL

2.2. Bank
Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998, pengertian bank adalah
sebagai berikut
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Pengertian bank menurut PSAK No. 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan (1991:
31.1) adalah sebagai berikut: Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai

7
perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak
yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu
lintas pembayaran.
Berdasarkan SK Menteri Keuangan Nomor 792 tahun 1990 pengertian bank
adalah : “Bank merupakan suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan
melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna
membiayai investasi perusahaan.” Bank merupakan perusahaan yang dinamis yang
mendorong pertumbuhan perekonomian nasional. Usaha Bank bukan saja sebagai
penyimpan dan pemberi kredit, tetapi juga pencipta alatalat pembayaran, stabilisasi
moneter, dan dinamisator pertumbuhan perekonomian suatu negara. Bahkan bank
mendorong terjalinnya hubungan perekonomian perdagangan internasional antarnegara
di dunia.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan masalah
bidang keuangan, jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan
yaitu:
a. Menghimpun dana
b. Menyalurkan dana dan
c. Memberikan jasa Bank lainnya.

2.3. Sistem Akuntansi Perbankan


2.3.1 Pengertian Akuntansi Perbankan
Akuntansi Perbankan adalah seni yang secara sistematis mencatat, menyajikan,
dan menafsirkan transaksi-transaksi keuangan, seperti menerima setoran, memberikan
kredit, memindahkan dana-dana, dan jasa-jasa lainnya yang berlaku dalam bisnis bank

2.3.2 Persamaan Akuntansi Perbankan


Dalam aplikasi akuntansi perbankan, prinsip persamaan akuntansi secara umum
juga berlaku. Dengan persamaan di bawah ini :
HARTA BANK = HUTANG BANK + MODAL BANK
Dalam bank, harta kekayaannya dinyatakan dalam bentuk penyaluran atau
investasi dana, baik dalam bentuk perkreditan, surat berharga, penempatan pada

8
lembaga keuangan, aktiva tetap, maupun aktiva lainnya. Hutang bank terdiri dari dana
masyarakat, dana pinjaman antar bank, dana pinjaman dari pihak ketiga non-bank, dan
sumber dana lainnya. Sedangkan modal bank terdiri dari setoran pemegang saham,
premium atau agio saham, pemupukan laba atau rugi kumulatif, dan laba atau rugi
periode berjalan. Apabila dijabarkan berdasarkan jenis kegiatannya, maka persamaan
akuntansi bank dijabarkan sebagai berikut :
HARTA HUTANG MODAL
Penempatan Dana Dana Masyarakat Modal Saham
Penyaluran Dana Dana lainnya Premium Saham
Dalam kredit = Dana Pinjaman = Laba ditahan
Penanaman Dana Laba atau Rugi Tahun Berjalan
Dalam Aktiva Tetap
Penanaman Lain

2.3.3. Sumber Dana Bank


Meskipun suatu bank tidak dapat menentukan dan atau mengatur secara mutlak
jumlah dana yang dapat dihimpun pada suatu tingkat yang dikehendaki, namun bank
bagaimanapun dapat mempengaruhi jumlah dana yang dihimpun sampai pada tingkat
tertentu.
Dilihat dari sumbernya, dana bank dapat dibedakan antara dana ektern yaitu
dana yang dihimpun dari luar bank, dan dana intern yaitu dana yang dihimpun dari
dalam bank itu sendiri. Dana -dana bank yang digunakan sebagai alat bagi operasional
suatu bank bersumber atau berasal dari dana-dana sebagai berikut :
1. Dana pihak kesatu
Dana pihak kesatu adalah dana dari modal sendiri yang berasal dari para
pemegang saham.
2. Dana pihak kedua
Dana pihak kedua adalah dana yang berupa pinjaman dari pihak luar.
3. Dana pihak ketiga
Dana pihak ketiga adalah dana yang berupa simpanan dari pihak masyarakat.

BAB III
PEMBAHASAN

9
3.1. Pengertian Pinjaman Yang Diterima
Seringkah suatu bank menerima pinjaman dari pihak ketiga yang bukan nasabah
perorangan, seperti lembaga keuangan baik dalam negeri maupun luar negeri,
pemerintah atau lembaga lainnya. Pinjaman ini akan menambah komponen dana suatu
bank di sisi passive. Dan dalam bentuk pinjaman ini di kelompokkan dalam hutang
jangka

Selain dana masyarakat yang lazimnya diserap oleh bank, seringkali suatu bank
menerima pinjaman dari puhak ketiga yang bukan nasabah perorangan, seperti lembaga
keuangan didalam atau diluar negeri, pemerintah, atau lembaga lainnya. Pinjaman ini
akan menambah komponen dana suatu bank disisi passive. Dari segi penggolongan
hutang, lazimnya dana dalam bentuk pinjaman yang diterima ini akan dibukukan
sebagai hutang jangka panjang. Dana ini memiliki bunga dan harus diadministrasikan
setiap kali jatuh waktu. Pengertian pinjaman yang diterima ini tidak termasuk pinjaman
subordinasi.

3.2. Jenis Pinjaman yang Diterima


Jenis pinjaman yang diterima oleh suatu bank dapat terdiri dari beberapa ragam
pinjaman antara lain sebagai berikut:
1. Pinjaman dari bank lain, yaitu pinjaman yang di peroleh dari bank lain dan
biasanya bersifat jangka panjang.
2. Pinjaman dari luar negeri atau sering di sebut Two Step Loan, yaitu pinjaman di
terima yang di peroleh melalui pemerintah RI (Departemen Keuangan) dari
lembaga keuangan internasional.
3. Pinjaman Obligasi, adalah bukti hutang kepada investor yang di jamin oleh
lembaga pinjaman efek, serta mengandung janji pembayaran bunga atau janji
lainnya serta pelunasan pokok pinjaman di lakukan pada tanggal jatuh tempo
sekurang-kurangnya tiga tahun sejak tanggal emisi.
4. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), yaitu pinjaman yang di terima dari
Bank Indonesia apabila bank mengalami krisis likuiditas.

10
5. Pinjaman yang di terima dalam rangka pembiayaan bersama (sindikasi) satu atau
beberapa proyek.

Pinjaman dari bank lain yang sifat nya jangka panjang lazimnya berupa
penerbitan surat beharga dari bank yang menerima pinjaman, baik dalam bentuk
serifikat deposito, Commercial Paper atau dalam bentuk lain.
Pinjaman yang di terima dari suatu lembaga di luar negeri yang di slaurkan
melalui pemerintah di kenal dengan nama Two Step Loan, yang biasanya di singkat
TSL. Di sebut two Step Loan karena pinjaman yang di berikan oleh kreditur luar negeri
ini akan di terima oleh pemerintah sebagai penjamin pinjaman tersebut untuk kemudian
disalurkan kepada bank-bank pelaksana untuk di pergunakan menyalurkan kredit
perbankan.
Dana yang diterima dari penerbitan obligasi yang sifatnya jangka panjang juga
akan dicatat dalam hutang jangka panjang dan sebagian dari hutang obligasi ini akan
menjadi hutang jangka pendek pada saat akan jatuh tempo dalam setahun.
Pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan suatu atau beberapa proyek
lazimnya digolongkan sebagai hutang jangka panjang sebelum jatuh proyek tersebut
selesai pembangunannya. Dana yang diterima dari pembiayaan jangka panjang ini dapat
diperoleh dari berbagai lembaga antara lian bank-bank yang bersepakat untuk
membiayai suatu proyek besar.

3.3. Akuntansi untuk Pinjaman yang Diterima

Pengadministrasian pinjaman jangka panjang yang diterima oleh suatu bank


harus mendapatkan control yang baik dan cermat. Lazimnya, persetujuan untuk
mendapatkan pinjaman yang di terima jangka panjang ini harus disetujui dan
diadministrasikan oleh kantor pusat. Pelaksanaanya dapat saja di lakukan oleh cabang-
cabang.
Transaksi pinjaman yang di terima di dahului dengan perjanjian antara pihak
kreditor dengan debitur. Perjanjian yang di tandatangani kedua belah pihak tak dapat di
batalkan secra sepihak bila semua persyaratan telah di penuhi. Perjanjian ini dalam
akuntansi disebut komitmen. Sebagai komitmen tagihan bank yang tak dapat di

11
batalkan, maka akan di catat dalam rekening administrative rupiah sisi debet dengan
nama RAR fasilitas pinjaman di terima dan belum di gunakan.
Pencatatan komitmen tagihan ini akan diikuti pencatatan realisasi pinjaman, bila
pinjaman tersebut benar-benar direalisasikan. Pinjaman yang direalisasikan di catat
sebesar nilai normal yang di tarik oleh bank selaku debitur / atau obligor. Tentu saja
pengkreditan rekening pinjaman di terima harus diikuti pengkreditan RAR fasilitas
pinjaman diterima dan belum di gunakan sebesar nilai realisasinya.

3.3.1. Pinjaman dari Bank Lain

Pinjaman dari bank lain dapat diwujudkan dalam bentuk Sertifikat Deposito,
Commerscial Paper, dan Surat Beharga lainnya. Sebagai contoh Bank Omega kantor
pusat memutuskan untuk meminjam dana dari Bank ABC sebesar Rp. 30 milyar dan
untuk itu Bank Omega menerbitkan Sertifikat Deposito dalam jangka waktu 3 tahun.
Suku bunga 15% setahun. Dana di terima oleh Bank Omega dalam bentuk rekening
giro pada bank ABC.
Jurnal padaBank Omega Kantor Pusat:

Bank Lain – Giro (Bank ABC) Rp. 30.000.000.000,-


Pinjaman Yang Diterima Sertifikat
Rp. 30.000.000.000,-
Deposito 3 Tahun

Setahun kemudian, dimana Sertifikat tersebut belum jatuh tempo. Bank Omega
Kantor Pusat harus memperhitungkan bunga selama 12 bulan pertama sebesar Rp
4.500.000,-. Bunga yang harus dibayar ini dapat langsung dibayarkan oleh Bank Omega
Kantor Pusat ke Bank ABC melalui perhubungan Giro.
Jurnal pada Bank Omega Kantor Pusat:

Biaya Bunga Pinjaman yang Diterima-S.D Rp. 4.500.000,-


BBL – Giro (Bank ABC) Rp. 4.500.000,-

Bila Bank Omega Kantor Cabang Jakarta hendak mempergunakan dana dari
pinjaman tersebut Rp 1.000.000.000,- dan memohon agar Kantor Pusat dapat
memindahkan dana tersebut ke kantor cabang.

Jurnal pada Bank Omega Kantor Pusat:

12
RAK – Cabang Jakarta Rp 1.000.000.000,-
BBL- Giro (Bank ABC) Rp 1.000.000.000,-

Jurnal pada Kantor Cabang Jakarta:

Bank Indonesia – Giro Rp 1.000.000.000,-


RAK – Kantor Pusat Rp 1.000.000.000,-

3.3.2. Pinjaman Two Step Loan


Pinjaman yang diterima dalam two-step-loan akan diadministrasikan kedalam
rekening Pinjaman Yang Diterima. Proses terjadinya TSL ini dapat dijabarkan sebagai
berikut.

Bank Penerima Bank Pemberi


Pinjaman Dalam Negri Pemerintah RI Pinjaman Luar Negeri

Bank LN
Sebagai Sebagai Bank
Penjamin dan Penerima Kredit Lembaga LN
Penyalur TSL TSL
Pemerintah

Cabang Cabang

1. Pinjaman di berikan oleh lender sendiri atau dalam bentuk konsorsium kepada
pemerintah RI.
2. Pinjaman di tujukan kepada proyek-proyek yang bertujuan mengembangkan
industri kecil dan menengah yang menunjang perekonomian.
3. Pinjaman dapat berupa devisa, barang modal atau jasa/tenaga ahli.
4. Pemerintah meneruskan pinjaman kepada PFI yaitu bank-bank dan LKBB dalam
bentuk rupiah sehingga resiko selisih kurs yang terjadi menjadi tanggung jawab
pemerintah.
5. Suku bunga TSL di tentukan oleh pemerintah.
6. TSL berjangka waktu 15-20 tahun sehingga dapat diakui equity.

13
7. Perbandingan pembiayaan proyek antara dana TSL dengan dana PFI berkisar 80%
: 20% dari jumlah kredit.
8. Untuk tagihan TSL yang tidak ditarik (tidak dipergunakan), PFI wajib membayar
kepada pemerintah sejumlah biaya yang dibayar kepada lender oleh pemerintah
sesuai perjanjian termasuk commitmen charge sejumlah persentase tertentu
berkisar 0,75% per tahun.

Pinjaman yang diterima dari suatu lembaga di luar negeri yang disalurkan
melalui pemerintah sebelum diterima oleh bank pelaksana. Bank Gunadarma
mendapat pinjaman melalui pemerintah RI dari Bank of Japan sebesar Rp 12 Milyar.

Bank Indonesia Rp 12.000.000.000,-


Pinjaman yang Diterima - TSL Rp 12.000.000.000,-

3.3.3. Pinjaman Obligasi


Salah satu sumber dana yang sebaiknya di kembangkan oleh bank adalah dari
penjualan surat beharga obligasi. Obligasi memilki jatuh tempo panjang dan di
bukukan sebagai hutang jangka panjang serta di sajikan pada sisi passiva dalam
neraca. Pengadministrasian penerbitan obligasi oleh diketahui oleh Kantor Pusat
sebagai dasar pengelolaan dana bank. Sedangkan penjualan serta pencairannya pada
saat jatuh tempo dapa dilakukan di Kantor Cabang.
Obligasi merupakan instrument untuk menciptakan hutang. Sumber dana berasal
dari obligasi merupakan alternative bank dalam membiayai investasinya. Sebagai surat
pengakuan hutang, bank yang menerbitkan obligasi harus membayar bunga kepada
pemblei obligasi. Pembayaran bunga dapat dilakukan setiap periode tertentu secara
tetap

a. Hutang Obligasi
Salah satu sumber dana yang sebaik nya di kembangkan oleh bank adalah
dari penjualan surat beharga obligasi. Karena obligasi ini jangka waktunya panjang.
Hutang obligasi di kelompokkan dalam hutang jangka panjang di sajikan sebelah
passive dan neraca.

Sebagai contoh Bank Mandiri kantor Pusat menerbitkan 10.000 lembar obligasi
nominal Rp. 1.000.000 perlembar dengan suku bunga 12% setahun. Bunga di bayar 2

14
kali satu tahun atau setiap 6 bulan sekali. Bank Mandiri cabang Jambi berhasil menjual
1.000 lembar dengan kurs at par maka transaksi tersebut di catat oleh bank Mandiri
cabang Jambi sebagai berikut.

Kas Rp 1.000.000.000,-
Hutang Obligasi Rp 1.000.000.000,-

Bila harga jual obligasi diatas nilai nominal maka selisih antara harga penjualn
dengan nilai nominalnya dicatat sebagai premi obligasi atau premium on bond .
sebaliknya bila harga jual di bawah nilai nominal maka selisih antara harga penjualan
dengan nilai nominalnya sebagai diskonto atau discount on bond.

b. Pinjaman Obligasi

Dalam penerbitan obligasi, bank harus mendapat ijin dari otoritas pasar modal.
Di samping itu penerbit obligasi harus memenuhi perlindungan negative dan
perlindungan positif. Perlindungan negative adalh persyaratan yang bersifat melarang
emitmen untuk melakukan tindakan yang merugikan pemegang obligasi. Contoh
perlindungan negative adalah dialarang membagi seluruh laba kepada pemegang saham,
sebab akan dapat mengurangi kemmapuan memenuhi kewajiban kepada pemegang
obligasi. Sedangkan persyaratan perlindungan postif adalah persyaratan yang
mewajibkan emitmen melakukan tindakan yang menguntungkan pemegang obligasi,
misalnya kewajiban menerbitkan laporan keunagna secara periodic agar diketahui
kinerja bank tersebut.
Pencatatan pinjaman obligasi dilakukan ketika terjadi transaksi penjualan
obligasi dan ketika terjadi pelunasan bunga atau pokok obligasi. Untuk bisa
mencatatnya perlu mengetahui harga jual (kurs) obligasi yang tebentuk di pasar.

c. Penetuan Harga Obligasi

Dalam penentuan harga obligasi, emiten harus memperhatikan


mempertimbangkan tingkat bunga obligasi, jangka waktu atau jatuh tempo obligasi, dan
keuntungan yang diharapkan oleh investor atau sering disebut bond yield. Kupon
obligasi akan menimbulkan biaya bunga bagi emitmen atau aliran kas keluar dan pokok
obligasi juga akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu harga

15
obligasi pada dasarnya penjumlahan present value dari aliran kas, biaya, biaya bunga
ditambah present value dari nilai pokok obligasi di bayar setiap periode, sedangkan nilai
pokok obligasi akan dilunasi setiap akhir periode saat jatuh tempo (dengan asumsi non
callable bond). Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut.
n
Ci Pp
P=∑ ❑ n
+
t =1 (1+r ) (1+r )n
Keterangan:
P = Harga obligasi atau nilai sekarang obligasi
n = Periode (jumlah tahun) sampai dengan jatuh tempo obligasi
Ci = pembayaran bunga (kupon) obligasi setiap tahunnya
r = Tingkat diskonto atau bond yield
Pp = nilai pokok atau prinsipal obligasi

3.3.4. Pinjaman Untuk Pembiayaan Bersama

Kewenangan pemberian pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama proyek-


proyek tertentu tetap berada pada kantor pusat. Untuk setiap kali diterima dana
pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama akan dibukukan ke dalam rekening
Pinjaman Yang Diterima – Pembiayaan Bersama. Rekening ini akan tetap outstanding
disebelah passiva hingga proyek yang dibiayai dan pinjaman dilunasi oleh bank.

Bank Penyalur
Modal
Bank Kordinator Penyalur
Penerima Kredit Pembiayaan Kredit Menyediakan
Dana
Mendapat Dana Menyalurkan
dan Pembiayaan
mempergunakan Bersama Menyediakan
Dana

Dana Sendiri

Contoh :

16
Bank Omega mau membiayai sebuah proyek sebesar senilai Rp. 300 milyar.
Untuk memenuhi kebutuhan dana ini telah tersedia dua bank lain : Bank ABC dan
bank XYZ dengan masing-masing sumbangan modal Rp. 100 Milyar. Jadi besarnya
dana pinjaman yang diterima untuk tujuan pembiayaan bersama ini sebesar Rp.200
juta yang disediakan langsung dalam rekening giro di masing-masing bank, sedangkan
sisanya menjadi beban Bank Omega. Untuk mencatat transaksi ini, oleh bank Omega
Kantor Pusat akan di bukukan sebagai berikut :
Jurnal pada Bank Omega Kantor Pusat :

Bank Lain – Giro (Bank ABC) Rp 100.000.000,-


Bank Lain – Giro (Bank XYZ) Rp. 100.000.000,-

Pinjaman Yang Diterima


Pembiayaan Bersama Rp. 200.000.000,-

Atas jumlah pinjaman yang di terima sebesar Rp. 200 juta ini, Bank Omega akan
dibebankan bunga dengan persantase tertentu.
Dengan demikian Bank Omega tetap bertanggung jawab terhadap kredit yang
telah diberikan dan dibebankan bunga dengan persantase tertentu, karena telah
menerima dana dari bank-bank penyalur dana dan dana tersebut dikuasai oleh Bank
Omega. Dalam hal pembiayaan bersama dilakukan langsung dari bank pemberi dana
kepada penerima kredit, maka tanggung jawab atas kredit yang diberikan tersebut dibagi
atas dasar banyaknya kredit yang telah diserahkan oleh masing-masing bank.

17
BAB IV
PENUTUPAN

4.1. Kesimpulan
Pinjaman yang diterima adalah sumber dana jangka panjang yang diterima oleh
bank dari bank atau pihak lain termasuk Bank Indonesia,lembaga keuangan bukan bank,
lembaga keuangan luar negeri dan masyarakat umum baik dalam valuta rupiah ataupun
valuta asing, dan harus dilunasi bila jatuh tempo.
Jenis pinjaman yang di terima oleh suatu bank dapat di kelompokkan dalam
beberapa jenis antara lain

a. Pinjaman jangka panjang dari bank lain.


b. Pinjaman dari luar negeri yang di salurkan pemerintah kepada bank
pelaksana.
c. Obligasi.
d. Pinjaman dalam rangka pembiayaan bersama satu atau beberapa proyek.

Transaksi pinjaman yang di terima di dahului dengan perjanjian antara pihak


kreditor dengan debitur. Perjanjian yang di tandatangani kedua belah pihak tak dapat di
batalkan secra sepihak bila semua persyaratan telah di penuhi. Perjanjian ini dalam
akuntansi disebut komitmen. Pencatatan komitmen tagihan ini akan diikuti pencatatan
realisasi pinjaman, bila pinjaman tersebut benar-benar direalisasikan. Pinjaman yang
direalisasikan di catat sebesar nilai normal yang di tarik oleh bank selaku debitur / atau
obligor.
Pinjaman dari bank lain dapat diwujudkan dalam bentuk Sertifikat Deposito,
Commerscial Paper, dan Surat Beharga lainnya. Pinjaman Two Step Loan adalah
Pinjaman di berikan oleh lender sendiri atau dalam bentuk konsorsium kepada
pemerintah RI dan tujukan kepada proyek-proyek yang bertujuan mengembangkan
industri kecil dan menengah yang menunjang perekonomian, dapat berupa devisa,
barang modal atau jasa/tenaga ahli.

Obligasi merupakan instrument untuk menciptakan hutang. Sumber dana berasal


dari obligasi merupakan alternative bank dalam membiayai investasinya melalui hutang

18
jangka panjang. Pinjaman Untuk Pembiayaan Bersama adalah pemberian pinjaman
untuk tujuan pembiayaan bersama proyek-proyek tertentu tetap berada pada kantor
pusat.

19

Anda mungkin juga menyukai