Anda di halaman 1dari 48

PENDAHULUAN

Perbankan Indonesia telah mengalami perubahan orientasi sejak terjadi deregulasi dan
liberalisasi keuangan di Indonesia, yang sebelimnya sangat represif. Sebelumtahun 1980-an, bank-bank
masih merupakan lembaga yang berorientasi pada produk. Masyarakat yang membutuhkan pelayanan
bank akan datang dan mencari bank. Pelayanan bank masih tradisional,bank masih menganut konsep
menjualproduk atau jasa, pertimbangan kepuasan pelanggan / nasabah belum sepenuhnya menjadi
orientasi bank. Berbeda dengan kondisi setelah Paket Kebujakan Juni (Pakjun) 1983, bank telah tumbuh
spektakuler baik menyangkut jumlah bank, cabang bank, maupun jumlah produk atau jasa yang
ditawarkan ditunjang dengan pelayanan modern. Persaingan antara bank atau antar cabang bank
menjadi semakin tajam baik pada level inovasi produk, level harga atau bunga maupun level pelayanan.
Pelayanan sempurna bahkan super sempurna menjadi keharusan bagi bank memenangkan persaingan.
Bank harus menggeser orientasi produk ke orientasi nasabah.

Pelayanan yang sempurna dan pengembangan produk & jasa yang berkualitas pada gilirannya
akan memberikan kontribusi bagi kinerja bank. Kinerja bank atau tingkat kesehatan bank akan
dicerminkan oleh aspek pemenuhan modal minimum (Capital Edequacy Ratio/CAR), kualitas aktiva
produktif (asset equality), kesehatan manajemen,kemampun memperoleh data (earning power),
kemampuan memenuhi kewajiban (liquidity), sensitifitas pasar (aspek risiko). Factor-faktor tersebut
harus didukung oleh pemenuhan kebutuhan moneter lainnya di bidang perbankan misalnya Batas
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) atau Legal Lending Limit (LLL), Net Open Position (NOP),
Ketentuan KUK, dsb.

Factor-faktor dan komponen penentu kinerja bank tersebut harus dikelola secara terus menerus
untuk menghasilkan kinerja yang diinginkan. Untuk mengelola factor tersebut harus didukung oleh
informasi yang tepat pakai (relevan), tepat waktu dan akurat, serta adanya kemampuan manajemen
untuk mengambil keputusan yang tepat dan akurat. Informasi yang tepat pakai , tepat waktu dan akurat
bisa terwujud kalau dikelola dengan baik. Untuk mengelola informasi tersebut diperlukan pemahaman
tentang karakteristik bank, keunikan bank dan penggunaan akuntansi untuk mengelola informasi
tersebut.

Karakteristik Umum lembaga perbankan dapat dipahami sebagai berikut :

1
1. Bank merupakan lembaga perantara keungan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana
dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana, serta berfungsi untuk memperlancar lalu lintas
pembayaran dengan berpijak pada falsafah kepercayaan.
2. Sebagai lembaga kepercayaan, bank harus selalu menjaga likuiditasnya sehingga mampu
memenuhi kewajiban yang harus segera dibayar. Karakteristik ini mengisyaratkan bahwa bank
harus memperhatikan sisi sumber dananya.
3. Bank selalu dihadapkan pada dilemma antara pemeliharaan likuiditas atau peningkatan earning
power. Kedua hal, berlawanan dalam mengelola dana perbankan. Artinya, kalau menginginkan
likuiditas tinggi, maka rentabilitas rendah dan sebaliknya. Dengan demikian bank harus bisa
menyikapi hal ini.
4. Bank sebagai lembaga kepercayaan mempunyai kedudukan yang strategis untuk menjunjung
pembangunan nasional.

Karakteristik Khusus

1. Sebagian asset bank monetary asset ataupun alat-alat likuid yang sifat fisiknya tidak tampak,
sedangkan aktiva yang berwujud nilainya relative kecil.
2. Objek yang diperdagangkan adalah uang dan jasa yang bersifat abstrak sehingga perlu adanya
internal control yang ketat.
3. Di dalam bank uang berfungsi sebagai alat likuid.
4. Perdagangan dan administrasi jenis mata uang relative banyak.
5. Dalam bertransaksi, bank mengandalkan kepercayaan masyarakat, kode rahasia, dokumen-
dokumen, dsb.
6. Jumlah kantor cabang relative banyak bahkan bisa di seluruh dunia.
7. Lembaga perbankan selalu diatur secara ketatdimanapun beroperasi.

Keunikan Bank

1. Ada peran monitor to monitor. Artinya bank sebagai lembaga perantara telah menghimpun dana
dari deposan dan menempatkannya ke kredit. Deposan akan memonitor bank dan bank akan
memonitor debitur. Dengan dukungan pengelolaan informasi yang baik, maka biaya informasi
untuk monitoring bagi deposan akan lebih rendah dibandingkan monitor langsung oleh deposan
ke pengguna dana (debitur).

2
2. Keputusan pemberian kredit kepada perusahaan tertentu akan direspon positif oleh pasar.
Perusahaan yang diberi kredit berarti perusahaan yang sehat, maka saham perusahaan tersebut
akan direaksi positif oleh pasar. Keunikan ini tidak dimiliki oleh lembaga bisnis lainnya.
3. Mampu memerankan transfer kekayaan dari yang tua ke yang muda (intergenerational wealth
transfer). Generasi tua sudah pension suka menabung atau tidak produktif lagi, sedangkan
generasi muda masih giat berusaha. Yang muda menggunakan dana generasi tua untuk
kepentingan produktif melalui perantara bank.
4. Dapat bertindak sebagai asset transfer. Bank bisa menerbitkan klaim keuangan berupa surat
berharga obligasi, deposito, dan lainnya kemudian ditempatkan dalam bentuk kredit atau yang
lain.

Dengan memperhatikan karakteristik dan keunikan bank, maka dapat dipastikan bahwa
pengelolaan informasi untuk pengambilan keputusan sangat diperlukan. Untuk mengelola informasi
diperlukan akuntansi. Dengan akuntansi, informasi dapat disajikan tepat waktu dan relevan untuk
pengambilan keputusan. Dalam akuntansi, konsistensi metode, teknik dan prinsip tetap dipelihara untuk
keseragaman persepsi. Keseragaman persepsi akan membuat akuntansi tidak hanya dapat digunakan
untuk kepentingan internal, namun juga pihak eksternal yang membutuhkan informasi akuntansi.

3
KONSEPSI AKUNTANSI

A. Pengertian Akuntansi

Pengertian akuntansi pada masa sekarang telah beragam citra. Pada mulanya pengertian akuntansi
menurut Commite on Terminology of the American Institute of Certified Publik Accountants bahwa
akuntansi adalah senin mencatat, menggolongkan, dan mengihktisarkan transaksi dan peristiwa yang
paling tidak sebagian bersifat keuangan dengan suatu cara yang bermakna dan dalam satuan uang, serta
menginterpretasikan hasil-hasilnya. Akhir-akhir ini akuntansi selain dipandang sebagai seni, juga
dipandang sebagai Bahasa dunia usaha, yaitu sebagai sarana megomunikasikan informasi tentang suatu
perusahaan.

Akuntansi juga bisa didefinisikan sebagai konsep informasi maupun sebagai system informasi. Sebagai
konsep informasi, akuntansi merupakan kegiatan jasa yang menyediakan informasi kuantitatif terutama
yang bersifat keuangan, tentang kesatuan-kesatuan ekonomi yang dimaksudkan agar bermanfaat dalam
pengambilan keputusan ekonomi, dalam menetapkan pilihan yang pantas di antara berbagai tindakan.
Sedangkan sebagai system informasi, akuntansi merupakan proses yang menjalin sumber informasi,
saluran komunikasi dan seperangkat penerima. Pandangan ini menekankan pada konseptual dan empiris.
Maksudnya adalah pertama, diasumsikan bahwa system akuntansi adalah satu-satunya system
pengukuran yang formal suatu organisasi. Kedua, bahwa pandangan ini menimbulkan kemungkinan
perancangan suatu system akuntansi secara opsional yang mampu menyediakan informasi yang berguna
bagi semua pemakai. Ketiga adalah menekankan pentingnya pengirim akuntansi (akuntan) dan penerima
akuntansi (pemakai).

Dengan melihat berbagai definisi akuntansi, secara umum akuntansi bisa didefinisikan sebagai seni,
ilmu, system informasi yang di dalamnya menyangkut pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran
dengan cara sepatutnya dan dalam satuan uang atas transaksi dan kejadian yang setidak-tidaknya
sebagian mempunyai sifat keuangan serta adanya penginterpretasian hasil pencatatan dan disajikan
dalam laporan keuangan.

B. Kerangka Konseptual Akuntansi

Kerangka konseptual akuntansi adalah suatu system penilaian yang erat (koheren) dari tujuan dan
konsep-konsep dasar yang saling berhubungan dan saling mengarahkan terciptanya prinsip-prinsip yang
konsisten serta menggambarkan sifat, fungsi, dan keterbatasan akuntansi beserta laporan keuangan.
Sebagai konsep, tentu akan memberikan manfaat bagi perkembangan akuntansi atau sebaliknya

4
perkembangan akuntansi yang memberikan manfaat bagi konsep dasar akuntansi. Oleh karena itu dalam
menghadapi persoalan akuntansi hendaknya dapat dikembalikan pada konsep dasarnya.

Kerangka konseptual akuntansi menjadi sangat penting dipahami, mengingat dengan kerangka ini akan
dapat dirumuskan prinsip-prinsip akuntansi yang dapat menjadi acuan bagi para pemakai informasi
akuntansi dan selanjutnya hal ini akan mendasari praktik akuntansi. Di samping itu, sebagai kerangka
dasar setiap perubahan ataupun perkembangan akuntansi yang sulit dipecahkan, maka harus dilandasi
kerangka konseptual ini dalam setiap memecahkan masalah-masalah yang berkembang dan berkaitan
dengan akuntansi tersebut.

Dengan kerangka konseptual juga akan dihasilkan tujuan dan dasar-dasar praktik akuntansi dan
pelaporan keuangan. Dengan demikian hal ini akan memudahkan para pemakai dalam memahami
tujuan, isi, dan karakteristik informasi yang dihasilkan oleh akuntansi.

Kerangka konseptual juga akan memberikan pedoman untuk memilih alternative yang mencerminkan
posisi keuangan dan hasil operasi dengan cara yang paling akurat dalam lingkungan tertentu. Setiap jenis
usaha mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga informasi yang dihasilkan berbeda. Padahal
untuk menilai aktivitas diperlukan keseragaman persepsi mengenai informasi tersebut. dalam konteks ini
maka peran pemasok informasi harus dapat mengembangkan dan bersikap professional agar informasi
yang diperlukan oleh pengambil keputusan tidak menyesatkan. Dengan demikian kerangka konseptual
akuntansi sangat berguna dalam menyajikan informasi yang dapat diterima oleh semua pihak dalam
berbagai lapangan usaha.

Kerangka konseptual akuntansi dibangun dari tiga tingkatan. Tingkatan pertama adalah tujuan pokok
akuntansi, tingkatan kedua adalah konsep dasar pelaporan yang terdiri dari karakteristik informasi dan
elemen laporan keuanan. Tujuan pokok dan konsep dasar pelaporan tersebut selanjutnya digunakan pda
tingkatan ketiga yaitu menyusun pedoman pelaksanaan. Pedoman pelaksanaan ini harus memperhatika
asumsi, prinsip, dan kendala.

5
Kerangka Konseptual Akuntansi

Tujuan pokok akuntansi tidak lain adalah tujuan umum laporan keuangan yaitu memberikan informasi
yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi para pemakainya. Untu dapat menyampaikan
informasi tersebut harus menggunakan alat atau media berupa laporan keuangan. Secara khusus laporan
keuangan harus mencapai tujuan memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai posisi
aktiva, hutang dan modal beserta perubahannya, sehingga dapat digunakan untuk menaksir prospek arus
kas, kondisi keuangan prestasi, dan potensi perusahaan atau bank dalam menghasilkan laba. Di samping
itu dapat menjelaskan bagaimana dana diperoleh dan digunakan.

Tujuan laporan keuangan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengambil keputusan. Ini berarti
tujuan tersebut dapat saja berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan pemakai, situasi dan kondisi ekonomi,
politik, hukum, maupun aspek lingkungan bisnis. Tetapi tidak boleh dilupakan bahwa laporan keuangan
tersebut disusun dalam konteks untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan semua pemakai yang
berbeda-beda atau bersifat umum. Kalau demikian, maka kelompok pemakai tertentu tidak mempunyai
hak untuk menentukan jenis informasi tertentu. Para pemakai laporan keuangan dituntut untuk
mengetahui karakterisrik perusahaan dan pengetahuan akuntansi agar dapat memahami informasi dalam
laporan keuangan.

6
Tabel Pemakai Laporan Keuangan Bank

Pemakai Laporan Keuangan Pemakai Laporan Keuangan


1. Pemilik perusahaan 6. Pihak Manajemen
2. Kreditur 7. Analisis Keuangan
3. Pemasok 8. Konsultan Manajemen
4. Investor 9. Pialang atau Broker
5. Karyawan/Buruh 10. Penjamin Emisi

2. Konsep Dasar Pelaporan

Konsep dasar pelaporan merupakan penghubung antara pedoman pelaksanaan dengan tujuan yang
hendak dicapai. Dalam konsep ini harus mampu menjelaskan karakteristik atau mutu informasi dan
elemen-elemen yang akan disajikan dalam laporan keuangan sehingga fungsi akuntansi sebagai
penyedia jasa informasi dapat menentukan: kepada siapa informasi tersebut ditujukan, tipe-tipe
informasi yang dibutuhkan, dan bagaimanakah karakteristik informasi yang dibutuhkan. Dengan
demikian tujuan untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak dapat dipenuhi.

a. Karakteristik Mutu Informasi Akuntansi

Pemilihan metode akuntansi, tipe informasi, dan format informasi yang diperlukan akan
memnentukan nilai kegunaan informasi bagi pengambil keputusan. Untuk itu informasi yang disajikan
harus informasi yang baik dan memberikan manfaat yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh/ menyajikan informasi tersebut. Beberapa alternative laporan yang dapat disajikan
juga harus menjadi pertimbangan misalnya pos-pos apa saja yang harus dikapitalisasikan sebagai aktiva
atau sebagai kewajiban (pasiva), pendapatan dan biaya serta komitmen & kontijensi apa saja yang harus
disajikan dalam periode pelaporan tersebut, dan ukuran apa yang digunakan dalam menyajikannya.
Untuk ukuran ini misalnya berupa biaya historis, nilai sekarang atau nilai buku. Informasi-informasi
tersebut harus berhubungan dengan tipe keputusan yang akan diambil oleh pemakai informasi. Untuk
dapat menghubungkan informasi tersebut, para pemakai harus mengerti informasi disajikan. Pemakai
harus dapat merasakan kadar kemampuan dan arti pentingnya informasi yang diterimanya. Informasi
yang dapat dimengerti adalah informasi yang mempunyai sifat relevansi dan reliabilitas, memiliki daya
banding, dan konsisten. Pola hubungan informasi yang dapat memberikan manfaat bagi pengambil
keputusan tercermin dalam hirarki kualitas informasi akuntansi seperti tampak pada gambar berikut.

Hirarki Kualitas Informasi Akuntansi

7
a.1 Relevansi Informasi Akuntansi

Kualitas primer suatu informasi akuntansi ditentukan oleh relevansi dan reliabilitasnya. Relevansi ini
dapat diukur melalui maksud penggunaan informasi tersebut. dengan demikian relevansi berarti memilih
metode pengukuran dan pelaporan yang dapat membantu setiap pemakai laporan keuangan yang akan
mengambil keputusan.

Informasi yan relevan adalah informasi yang menimbulkan perbedaan. Perbedaan itu dapat
memperlemah atau memperkuat pengharapan yang ada. Dengan demikian relevansi selalu diartikan
dengan feedback dan nilai prediktif dari informasi tersebut. jika mengambil keputusan tidak merasa
diperkuat atau diperlemah oleh informasi yang disajikan, maka informasi itu bisa dikatakan tidak
mengandung relevansi. Sebaliknya bila pengambil keputusan dapat memperhitungkan konsekuensi-
konsekuensi yang bakal timbul di kemudian hari atau dasar informasi, maka informasi tersebut
dikatakan relevan. Informasi juga bisa dikatakan relevan kalua disajikan tepat waktu, sebab informasi
yang basi atau disampaikan tidak tepat waktu akan tidak ada gunannya bagi pengambil keputusan.
Dengan kata lain, informasi tersebut tidak relevan.

8
a.2 Reliabilitas informasi Akuntansi

Informasi yang disampaikan harus andal, dalam arti bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesaahan
material, dan dapat dipercaya pemakaiannya yaitu telah disajikan dengan benar dari yang seharusnya
disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan, sehingga mencerminkan secara tepat mengenai
keadaan atau peristiwa ekonomi yang akan disampaikan. Reliabilitas atau keandalan tidak sama dengan
keakuratan secara absolut. Informasi-informasi yang disampaikan bisa saja didasarkan pertimbangan-
pertimbangan yang didalamnya tidak lepas dari estimasi, dan estimasi tersebut tidak akan tepat secara
total atau eksak, namun begitu dapat ditentukan oleh daya uji atau uji kebenarannya, bersifat netral atas
dasar pertimbangan sehat, serta harus lengkap dan ada ketepatan dalam penyajian. Ketepatan dalam
menyajikan (jujur) merupakan kesesuaian antara informasi yang dilaporkan dengan hasil-hasil actual
dari aktivitas ekonomi yang diukurnya.

a.3 Komparabilitas atau Daya Banding

Informasi akan semakin bermanfaat apabila dapat dikaitkan dengan standar ukuran tertentu. Standar
ukuran ini menjadikan informasi dapat diperbandingkan. Perbandingan dapat dilakukan terhadap data
dari periode yang berbeda dalam satu perusahaan, atau/ dan dapat pula terhadap data atau informasi dari
perusahaan lain yang sejenis pada periode yang sama. Perbandingan ini untuk mengidentifikasikan
kecenderungan atau tren posisi dan kinerja keuangan serta perubahan posisi keuangan baik secara
absolut maupun relative. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajia informasi keuangan dari transaksi
atau peristiwa lain yang serupa harys dilakukan secara konsisten. Konsisten di sini artinya taat asas dan
menggunakan metode serta prinsip akuntansi yang sama. Namun demikian perlu diingat bahwa
keseragaman tidaklah selalu menjawab komparabilitas (Jay M. Smith dan fred Skoisen). Dalam
kenyataannya, praktik akuntansi pada lingkungan yang berbeda mungkin akan membutuhkan perlakuan
yang berbeda pula, sehingga masalah besar dalam akuntansi yang menerima berbagai alternative metoda
akuntansi dewasa ini dalam situasi yang tidak begitu berbeda belum memadai untuk membenarkan
praktik akuntansi yang berbeda-beda.

a.4 Konsistensi

seperti diungkapkan sebelumnya, bahwa untuk menyajikan informasi keuangan atau akuntansi
dihadapkan pada berbagai alternative metode akuntansi. Oleh sebab itu agar informasi akuntansi
bermanfaat, penggunaan metode akuntansi harus konsisten agar kekontinuan dan kekomparabelan
laporan keuangan tercapai.

9
b. Elemen-Elemen Laporan Keuangan

Elemen pokok laporan keuangan terdiri dari aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya. Tugas
akuntansi adalah untuk mengikuti, mengukur, dan mengomunikasikan perubahan-perubahan dan
perkembangannya. Elemen pokok ini telah berlaku umum di dunia usaha dan setiap elemen saling
terkait dengan elemen.

Lantas apa yang dimaksud elemen tersebut?

b.1 aktiva adalah manfaat ekonomi yang dinyatakan untuk sumber-sumber ekonomi yang dimiliki
perusahaan, yang meliputi barang dan hak-hak yang memberikan manfaat di masa yang akan dating dan
didapat dari transaksi-transaksi atau peristiwa yang terjadi di masa kini.

b.2 hutang atau kewajiban adalah pengorbanan sumber ekonomis yang mungkin di masa yang akan
dating yang timbul dari kewajiban entitas tertentu pada saat ini, untuk menyerahkan aktiva atau
memberikan jasa kepada entitas yang lain di masa mendatang sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa
di masa lampau.

b.3 modal adalah jumlah uang yang dinyatakan untuk sisa ha katas aktiva perusahaan setelah dikurangi
seluruh kewajibannya.

b.4 pendapatan adalah jumlah kotor dari kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban (atau kombinasi
keduanya). Pendapatan timbul dari aktivitas penjualan barang atau jasa, penyerahan jasa dan aktiva
lainnya yang mengakibatka diperolehnya pendapatan atau laba bagi perusahaan.

b.5 biaya adalah jumlah kotor dari kenaikan aktiva atau kenaikan kwajiban. Biaya ini timbul dari
kegiatan-kegiatan pembuatan atau pengadaan barang dan jasa, dan lain-lain kegiatan usaha untuk
memperoleh pendapatan dalam suatu periode.

b.6 laba adalah selisih lebih antara pendapatan di atas biaya dalam suatu periode, dan disebut rugi
apabila terjadi sebaliknya.

3. Prinsip Akuntansi

Prinsip akuntansi adalah dalil atau doktrin untuk mengawasi suatu system atau aktivitas tertentu yang
telah diterima kebenarannya. Prinsip akuntansi bukan merupakan kebenaran yang hakiki dalam bidang
akuntansi, karena pada hakekatnya akuntansi selalu berkembang dan selalu berubah sesuai dengan
perkembangan dan perubahan nilai-nilai yang terjadi di masyarakat. Prinsip akuntansi dapat bersifat
tertulis maupun tidak tertulis sebagai akibat yang timbul dari pengalaman yang dapat digunakan sebagai
pedoman dalam menyajikan informasi keuangan.
10
Prinsip akuntansi dibutuhkan dalam kondisi yang selalu berubah, mengingat akuntansi tidak membuat
diskriminasi dengan menyelenggarakan aktivitas-aktivitas yang secara khusus diarahkan untuk
memenuhi pihak tertentu, akan tetapi informasi yang disajikan adalah relevan engan kepentingan dan
memuaskan berbagai pihak yang menggunakannya. Bila informasi keuangan yang disajikan tidak
memenuhi kepuasan berbagai pihak berarti laporan keuangan tersebut sebagai media penyampaian
informasi telah gagal, karena pertama telah kehilangan fungsinya sebagai aktivitas penyedia jasa, kedua
gagal untuk memenuhi fungsinya sebagai suatu system informasi, dan ketiga akuntansi tersebut telah
kehilangan maknanya sebagai suatu fungsi analis. Prinsip-prinsip tersebut adalah :

a. Prinsip Harga Perolehan

Dalam prinsip ini ditekankan bahwa aktiva, hutang, modal, penghasilan, biaya hendaknya dicatat sebesar
harga perolehan yang disepakati oleh kedua belah pihak yang bertransaksi.

b. Prinsip Realisasi Penghasilan

Prinsip ini pada dasarnya mencakup pengertian, pengukuran dan pengakuan penghasilan. Pengukuran
penghasilan dapat ditentukan melalui jumlah kas atau ekuivalennya., jumlah aktiva yang diterima dan
jumlah penurunan hutang. Kemudian pengakuan penghasilan pada prinsipnya berdasarkan realisasi
penghasilan. Realisasi penghasilan dapat ditentukan berdasarkan justifikasi bahwa barang atau jasa telah
tersedia dan jumlahnya sudah diketahui secara pasti.

Timbul beberapa metode penghasilan, yaitu Pertama pada saat penjualan barang atau jasa. Bila
penjualan barang dan jasa sudah tersedia dan dapat diukur secara pasti, maka metode ini dapat
diteraapkan. Contohnya pada lembaga perbankan ketika memberikan kredit, maka saat komitmen
direalisasi seluruh pendapatan nonbunga (provisi, administrasi, biaya transaksi, dan lain-lain) dari kredit
tersebut langsung dicatat sebagai pendapatan.

Kedua adalah pengakuan penghasilan dapat dilakukan pada saat sebelum melakukan penjualan. Metode
ini dapat digunakan kalau pemasaran barang dan jasa sudah terjamin misalnya sudah relative pasti dan
sebagian besar kegiatan untuk memperoleh penghasilan dimaksud sudah dilakukan. Contoh dalam
transaksi call option/

Ketiga adalah pengakuan penghasilan didasarkan pada saat penerimaan kas. Metode ini dapat dilakukan
kalua risiko terjadinya piutang tidak tertagih atau jangka waktunya relative lama. Metode ini digunakan
bank terutama bila mengakui pendapatan bunga yang berasal dari kredit bermasalah bahkan macet.
Untuk kredit macet, pendapatan bunga tidak akan akui menjadi rekening nominal (pendapatan bunga)
sebelum benar-benar direalisasi.

11
c. Prinsip Mempertemukan Pendapatan dan Biaya

prinsip ini menghendaki bahwa hasil aktivitas perusahaan selama periode tertentu yang diungkapkan
dalam laporan keuangan merupakan hasil dalam periode yang sama. Pendapatan dan biaya harus sesuatu
yang terjadi dalam waktu yang sama. Untuk dapat mempertemuka pendapatan dan biaya dalam periode
yang sama maka diperlukan metode pengakuan pendapatan dan biaya. Pengakuan tersebut bisa
menggunakan dasar waktu (accrual basis)

d. Prinsip Obyektif

Prinsip ini memberikan pengertian bahwa laporan keuangan yang dihasilkan haruslah didasarkan pada
data akuntansi yang didukung oleh bukti-bukti transaksi yang obyektif yaitu diperoleh berdasarkan
kesepakatan antara pihak-pihak yang bertransaksi, serta didukung oleh pengawasan dan pengendalian
intern yang baik.

e. Prinsip Pengungkapan Penuh

Laporan keuangan hendaknya dapat memberikan semua informasi baik yang bersifat kualitati maupun
kuantitaif yang dapat mempengaruhi interpretasi dan pengambilan keputusan para pemakainya. Laporan
keuangan harus disusun secara baik dengan standar yang disepakati umum.

f. Prinsip Konsistensi

Prinsip ini pada dasarnya mengatakan bahwa laporan keuangan tersebut harus mempunyai daya banding.
Daya banding ini untuk perusahaan-perusahaan yang sama dalam periode yang berbeda atau dalam
perusahaan yang berbeda untuk periode yang sama. Dalam banding laporan keuangan akan ditentukan
oleh konsistensi penggunaan teori, metode, dasar, pedoman, dan praktik akuntansi yang sama dengan
yang di terapkan sebelumnya.

4. Asumsi dan Konsep Dasar Akuntansi

Untuk memahami akuntansi harus mengetahui konsep dasar akuntansi. Konsep-konsep akuntansi yang
digunakan dalam lingkungannya akan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, kondisi social,
kondisi ekonomi, politik, dan sebagaina. Konsep ini dapat juga dikatakan sebagai asumsi dasar dalam
akuntansi. Asumsi dasar ini terutama dalam menyusun prinsip akuntansi. Konsep dasar akuntansi
tersebut antara lain :

a. Kesatuan usaha (Business Entity)

12
dalam konsep ini diasumsikan bahwa perusahaan merupakan kesatuan usaha yang terpisah dengan
pemiliknya dan akuntansi memangdang dari segi perusahaannya. Laporan keuangan yang disusun adalah
laporan keuangan perusahaan, bukan laporan keuangan pemilik. Adanya pemisahan ini merupakan
factor utama yang dijadikan pertimbangan untuk mebebankan pada kesatuan ekonomi tersebut yaitu
kewajiban mempertanggungjawabkan keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

b. Berkesinambungan (Going Concern)

Konsep ini menjelaskan bahwa perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas dan akan
berlangsung secara terus menerus. Asumsi ini akan memberikan dukungan yang kuat untuk penyajian
aktiva berdasarkan harga perolehannya dan bukan atas dasar nilai kontan aktiva tersebut atau nilai yang
direalisasikan pada saat likuidasi.

c. Periode Akuntansi

Konsep ini menjelaskan bahwa rugi dan laba perusahaan baru dapat diketahui setelah perusahaan
dilikuidasi atau dengan kata lain bahwa tingkat kesuksesan suatu perusahaan hanya dapat diketui pada
saat perusahaan menghentikan usahanya dan mencairkan seluruh hartanya menjadi kas.

d. Pengukuran Dalam Nilai Uang

Penggunaan satuan mata uang (rupiah) didasarkan pemahaman bahwa mata uang mempunyai nilai yang
tetap. Bila asumsi ini tidak dipenuhi maka fungsi laporan keuangan sebagai media informasi akan
berkurang nilainya.

e. Penetapan Beban dan Pendapatan

Penentuan laba periodic dan posisi keuangan dilakukan berdasarkan metode akrual, yaitu dengan
pengukuran aktiva dan kewajiban serta perubahannya pada saat terjadinya, bukan hanya sekadar
pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang. Penentuan laba periodic menyangkut dua masalah yaiut :
pengakuan pendapatan selama periode dan penentuan beban yang terjadi sehubungan dengan usaha
untuk menghasilkan pendapatan tersebut.

5. Kedala atau Keterbatasan Akuntansi

a. Asas Manfaat dan Biaya

Untuk mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan informasi akuntansi diperlukan biaya. Para pemakai
harus mempertimbangkan biaya untuk menghasilkan informasi tersebut. kesulitannya adalah tidak
semua manfaat informasi dapat diukur atau dibuktikan.

13
b. Asas Materialitas

Kerangka konseptual/teoritis akuntansi memang sangat kompleks, namun dalam penyajiannya harus
praktis. Dalam arti hal-hal yang tidak berpengaruh terhadap aktivitas usaha harus dikeluarkan dari
laporan/catatan akuntansi. Asas ini kurang mengemukakakn bahwa transaksi-transaksi dan lain-lain
peristiwa yang tidak penting/ kurang berarti terhadap kegiatan ekonomi perusahaan adalah tidak harus
diperlakukan secara konsekuen dengan prinsip-prinsip akuntansi.

c. Asas Konservatif

Asas ini erat kaitannya dengan risiko ketidakpastian di masa yang akan dating. Asas ini mencerminkan
kehati-hatian dalam mengakui adanya pendapatan dan biaya sehingga terhindar dari kemungkinan risiko
yang akan timul di masa yang akan dating.

Dalam kaitannya dengan pengakuan dan penilaian pada asas ini tedapat empat macam yaitu:

c.1 pengakuan dan penilaian penghasilan.

c.2 dalam hubungannya dengan biaya, maka biaya harus dibebankan pada periode akuntansi sesuai
dengan periode pengakuan penghasilan yang diperoleh dengan biaya tersebut.

c.3 dalam hubungannya dengan laba, maka laba harus diakui pada saat realisasi.

c.4 dalam hubungannya dengan pengakuan keugian, menuntut asas ini bahwa perusahaan harus sudah
mengakui semua kerugian dan hutang yang diketahui baik yang sudah pasti maupun yang belum pasti.

d. Kebiasaan-kebiasaan dalam Dunia Bisnis

Dalam praktik akuntansi secara lebih menginginkan kepraktisan dan aspek kegunaan, sehingga sering
dijumpai penyimpangan-penyimpangan terhadap prinsip-prinsip akuntansi. Hal ini masih bisa
diperkenankan karena setiap jenis usaha mempunyai karakteristik dan spesifikasi tersendiri. Badan usaha
tersebut tidak selalu menerapkan akuntansi secara konseptual. Hal ini menjadi kendala dalam memenuhi
kebutuhan informasi yang sesuai dengan karakteristik mutu pelaporan.

C. Persamaan Dasar Akuntansi Perbankan

Persamaan dasar akuntansi dibangun pemahaman antara hak dan kewajiban. Hak merupakan kekayaan
atau aktiva atau aset. Hak ini ada karena telah timbul kewajiban. Konsep akuntansi menghendaki
keseimbangan antara hak dan kewajiban. Oleh karena itu, setiap pertumbuhan kewajiban bank, harus
diikuti peningkatan haka tau aset. Secara umum persamaannya adalah:

14
Hak = Kewajiban

Aktiva = Pasiva

Kewajiban bank terdiri dari kewajiban terhadap pihak eksternal dan kewajiban terhadap pihak eksternal.
Kewajiban kepada pihak eksternal adalah kewajiban kepada kreditur atau pemberi dana atau deposan.
Sedangkan kewajiban terhadap internal adalah kewajiban kepada pemilik modal. Dengan demikian
persamaan dapat diperluas menjadi :

Aktiva = Hutang + Modal

Bila bank melakukan aktivitas, akan memperoleh pendapatan dan mengeluarkan biaya. Selisih
pendapatan dengan biaya merupakan laba bank. Laba bank merupakan komponen modal bank. Unntuk
itu persamaannya menjadi :

Aktiva = Hutang + Modal + Pendapatan – Biaya

Atau

Aktiva + Biaya = Hutang + Modal + Pendapatan

Dengan persamaan dan penggambaran rekening buku besar, maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Setiap pertambahan aktiva akan didebet, dan pengurangan aktiva akan dikredit.

b. Setiap pertambahan biaya akan didebet, setiap pengurangan biaya akan dikredit.

c. Setiap peningkatan hutang akan dikredit dan setiap pengurangan/ pelunasan hutang akan didebet.

d. Setiap pertambahan modal akan dikredit dan penurunan modal akan didebet.

e. Setiap pertambahan pendapatan bank akan dikredit dan setiap penurunan pendapatan akan didebet.

Aktiva bank misalnya berupa kas, Giro BI, penempatan pada bank lain, sekuritas jangka pendek, kredit
yang diberikan, penyertaan, dan aktiva tetap. Hutang bank misalnya giro nasabah, tabungan , deposito,
pinjaman diterima, sedangkan modal berupa modal disetor maupun laba ditahan. Untuk pendapatan bank
bisa berupa pendapatan bunga dan pendapatan lainnya. Sedangkan biaya bank berupa bunga dan biaya
lainnya.

15
ILUSTRASI

1. Diah Kirana mendirikan bank dengan nama Bank Kirana. Diah menanamkan modalnya sebesar Rp.
100.000.000.000 yang disetor secara tunai ke Bank Kirana.

2. Untuk memperlancar operasi bank, Bank Kirana membeli kendaraan seharga Rp. 400.000.000 secara
tunai.

3. Diterima tunai untuk pembukaan rekening tabungan atas nama Anita Firdaus Rp. 100.000.000

4. Diterima tunai Rp. 500.000.000 untuk pembukaan rekening deposito berjangka atas nama Ratna
Safitri.

5. Diberikan kredit kepada Desi Candra sebesar Rp. 1.000.000.000. Hari ini direalisasikam dan langsung
dikreditkan ke rekening giro Desi sebesar Rp. 900.000.000, secara tunai Rp. 100.000.000

6. Arif Pambudi membuka rekening giro dengan setoran perdana Rp. 200.000.000 tunai.

7. Anita Firdaus menarik tabungan senilai Rp. 10.000.000

Kalau kita perhatikan seperti pada penyelsaian persamaan akuntansi di bawah ini tampak bahwa jumlah
total pada sisi aktiva sama dengan total pada sisi pasiva. Hal ini terjadi sebab setiap melakukan
pendebetan rekening pasti harus mengkredit rekening yang lain. Misalnya, menerima uang tunai Rp.
100.000.000, otomatis mendebet rekening kas. Penerimaan tunai tersebut untuk membuka rekening
tabungan. Dengan rekening tersebut tampak pada tabel berikut ini.

16
Tabel Contoh Persamaan Akuntansi

No Kas (Rp) Mobil (Rp) Kredit Giro Tabunga Deposito (Rp) Modal
Diberikan (Rp) (Rp) n (Rp) (Rp)
1 - = +100.000.
100.000. 000.000
000.000
2 - +400.000.00 =
400.000. 0
000
3 +100.00 = +100.000
0.000 .000
4 +500.00 = +500.000.000
0.000
5 - 1.000.000.000 = +900.00
100.000. 0.000
000
6 +200.00 = +200.00
0.000 0.000
7 - = -
10.000.0 10.000.0
00 00

100.290. 400.000.000 1.000.000.000 1.100.00 90.000.0 500.000.000 100.000.0


000.000 0.000 00 00.000

D. Sistematika Rekening Bank


Sistematika rekening perbankan menggunakan digit tertentu dimana digit pertama berisi rubik
rekening, digit kedua berisi identivikasi jenis valuta, digit ketiga berisi kelomppok rekening grup. Digit
keempat berisi kelompok rekening sumbgrup dan digit kelima dan seterusnya berisi rincian atau
rekening individual.Pada digit kedua, 0 menunjukkan valuta rupiah sementara 1 menunjukkan valuta
asing.

17
Pengelompokan rekening selanjutnya didasarkan pada sifat dan fungsi rekening. Pengelompokan
ini dimaksudkan agar dapat menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, modal beban,
komitmen dan kontijensi.

Nomor Rubik Rekening Rubik Rekening


1 Aktiva
2 Kewajiban
3 Ekuitas
4 Pendapatan
5 Beban
6 Aktiva Produktif
7 Tetap
8 Komitmen
9 Kontijensi

1. Aktiva
Dalam aktiva terdapat aktiva dari valuta rupiah, seperti (101) kas, (102) Giro Pada Bank Indonesia,
(1098) Rekening Perhitungan Antarkantor Debet dan lain sebagainya. Sementara dalam aktiva
valuta asing terdapat akun dengan nama yang sama namun memiliki kode yang berbeda seperti,
(111) kas, dan (112) Giro Pada Bank Indonesia), (1198) Rekening Perhitungan Antar Kantordebet
dan lain sebagainya.
(101) Kas merupakan rekening yang digunakan untuk menampung seluruh uang kertas dan logam
yang masih berlaku sebagai alat pembayaran sah. Termasuk di dalamnya adalah mata uang rupiah
yang ditarik dari peredaran dan masih dalam tenggang untuk penukarannya di bank Indonesia; (102)
18
Giro Pada Bank Indonesia merupakan rekening untuk menampung transaksi penarikan dan
penyetoran dana rupiah bank Indonesia; (1098) Rekening Perhitungan Antarkantor Debet
merupakan rekening untuk menampung semua transaksi antarkantor debet yang secara keseluruhan
akan bersaldo nihil setelah dieliminasi dengan rekening perhitungan antarkantor kredit.
2. Kewajiban
Dalam kewajiban juga memiliki kewajiban dalam valuta rupiah seperti (202) Kewajiban Segera
Lainnya, (2041) Pihak Terkait Dengan Bank, (20942) Phak lain. Sama halnya dengan aktiva, angka
1 pada digit ke-2 berarti kewajiban dalam aktiva asing.
(202) Kewajiban Segera Lainnya merupakan rekening yang digunakan untuk menampung semua
kewajiban bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai perintah pemberi
amanat atau perjanjian yang ditetapkan sebelumnya. Pihak Terkait Dengan bank terdapat 3 akun
dalam kewajiban yaitu bernomor 2041, 2071, dan 20941. Pihak-pihak yang terkait dengan bank
yang dimaksudkan, antara lain:
1) Pemegang saham yang memiliki saham 10% atau lebih dari modal disetor
2) Anggota dewan komisaris
3) Anggota direksi
4) Keluarga pada pihak 1,2, dan 3
5) Penjabat bank
6) Perusahaan-perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan dari pihak-pihak dimaksud
diatas yaitu yanng kepemilikannya 25% atau lebih
Sementara pihak lainnya akan dimasukkan dalam akun Phak Lain yang memiliki angka belakang 2
seperti 2042, 2072, dan 20942.
Terdapat 3 akun berbeda ini terkait dengan kredit yang diberikan, dimana pada 204 kredit yang
diberikan berupa Deposito Berjangka, 207 kredit yang diberikan adalah Pinjaman yang diterima,
dan 2094 merupakan Modal Pinjaman.
3. Ekuitas
Dalam ekuitas terdapat beberapa akun-akun seperti (301) Modal Disetor, (3021) Agio/Disagio juga
masih banyak akun-akun lainnya. (301) Modal Disetor merupakan rekening yang digunakan untuk
menampung smeua bagian hak pemilik dalam bank yaitu selisih antara aktiva dengan kewajiban
bank ke pihak lain; (3021) Agio/Disagio merupakan rekening untuk menampung selisih laba setoran
modal yang diterima bank sebagai akibat harga saham yang melebihi niai nominalnya (agio) atau
dibawah nilai nominalnya (disagio).
4. Pendapatan
Dalam pendapatan dibagi menjadi 2 akun yaitu (401) Pendapatan Operasional dan (402) Pendapatan
Non Operasional dimana Pendapatan Opersional merupakan rekening yang digunakan untukk
19
menampung pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan bank dan Pendapatan Non
Operasional merupakan semua pendapatan yang benar-benar telah diterima bank dan tidak berkaitan
langsung dengan usaha bank. Pendapatan Operasional yang dicatat seperti (4011) Pendapatan
Bunga Dari Hasil Bunga, sementara Pendapatan Non Operasinal mencatat (4020) Keuntungan
Penjualan Aktiva Tetap dan (4029) Lainnya, yang termasuk kegiatan-kegiatan non operasional.
5. Beban
Beban juga dibagi atas (501) Beban Operasonal, yaitu semua beban yang dikeluarkan dalam rangka
kegiatan yang lazim dilakukan sebagai usaha bank yang biasanya dicatat (5011) Beban Bunga,
(5012) Provisi dan Komisi, dan (5019) Beban Operasional Lainnya. Terdapat juga (502) Beban
Non Operasional yaitu semua bebanatau biaya yang tidak lazim sebagai usaha bank.
6. Penyisihan
Dalam Penyisihan terdapat (60) Penyisihan dalam Valuta Rupiah dan (61) Penyisihan dalam Valuta
Asing yang Terdiri atas (601/611) Penyisihan Penempatan Bank Lain, (602/612) Penyisihan Surat-
Surat Berharga, (603/613) Penyisihan Kredit yang Diberikan, (604/614) Penyisihan Penyertaan.
7. Akumulasi Penyusutan
Akumulasi Penyusutan juga dibagi atas (70) Akumulasi Penyusutan dalam Valuta Rupiah dan (71)
Akumulasi Penyusutan dalam Valuta Asing yang terdiri atas (701/711) Akumulasi Penyusutan
Aktiva Tetap, (702/712) Akumulasi Penyusutan Aktva Sewa Guna Usaha.
8. Komitmen
Komitmen juga dibagi atas (80) Komitmen Dalam Valuta Rupiah dan (81) Komitmen Dalam Valuta
Asing yang berisi (801/811) Tagihan Komitmen, merupakan rekening untuk menampung tip tagihan
terhadap kontrak berupa janji yang tak dapat dibatalkan sepihak dan harus dilaksanakan selama
persyaratan dipenuhi dan (802/812) Kewajiban Komitmen, yaitu akun untuk menampung tiap
transasi komitmen kewajiban terhadap perikatan atau kontrak yang tak dapat dibatalkan sepihak dan
harus dilaksanakan bila syarat telah terpenuhi.Dalam Tagihan Komitmen dalam Valuta Rupiah
terdiri atas (8011) Fasilitas Pinjaman yang Diterima, sementara dalam Valuta Asing terdapat
tambahan berupa (8112) Pembelian Berjangka Valuta Asing dan (8113) Pembelian Valuta Asing
(Spot) yang belum terselesaikan. Dalam Kewajiban Komitmen Valuta Rupiah terdiri atas (8021)
Fasilitas Kredit Kepada Nasabah yang Belum Digunakan dan (8022) Kewajiban Pembelian Kembali
Aktiva Bank Dijual Dengan Syarat Repo, sementara dalam Valuta Asing terdapat tambahan berupa
(8123) L/C yang Irrevocable dan Masih Berjalan Dalam Rangka Impor dan Expor, (8124)
Akseptasi Wesel Impor atas Dasar L/C yang Masih Berjalan, dan (8125) Penjualan Berjangka
Valuta Asing Diselesaikan.

20
9. Kontijensi
Kontijensi terdiri atas (901/911) Tagihan Kontijensi yaitu rekening untuk menampung setiap
tagihan yang timbul akibat terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan
datang, dan (902/912) Kewajiban Kontijensi yaitu rekening untuk menampung tiap kewajiban
bersyarat atau yang timbul akibat keterjadian peristiwa di masa datang. Dalam Kewajiban
Kontijensi dalam Valuta Asing terdapat tambahan yaitu (9122) L/C yang Revocable yang Masih
Berjalan Dalam Rangka Impor dan Ekspor, dan (9123) Penjualan Opsi Valuta Asing.

21
LAPORAN KEUANGAN BANK

Bank komerisal diwajibkan memberikan laporan keuangan tiap periode tertentu. Jenis laporan
keuangan dimaksud adalah: 1) Laporan Keuangan Bulanan, 2) Laporan Keuangan Triwulanan, 3)
Laporan Keuangan Tahunan.

Secara umum format laporan keuangan bank seperti tampak dalam format neraca, bahwa pos-pos
yang dianggap sensitif seperti penempatan pada Bank Indonesia disajikan secara terperinci. Ini untuk
memberi informasi posisi giro BI dan SBI yangbersangkutan sebagai sumber likuiditas. Aktiva yang
paling sensitif, yaitu kredit yang diberikan disajikan secara terpisah menurut terkait dan tidak terkaitnya
dengan bank untuk pengawasan kinerja bank. Pos Depositi Berjangka disajikan dengan memisahkan
antara deposito untuk pihak-pihak terkait dengan bank dan pihak lainnya yang bertujuan untuk
mendeteksi keterjadian penghimpunan dana yang berasal dari kelompok perusahaan sendiri. Hal yang
perlu dicermati adalah penyajian penyisihan penghapusan aktiva produktif yang secara terpisah menurut
aktiba produktif.

Tuntutan transparansi laporan keuangan bank, mulai tahun 2001 laporan keuangan bank harus
dilengkapi laporan kualitas aktiva produktif dan informasi lainnya. Kualitas aktiva produktif akan
terindikasi dari tingkat kolektibilitasnya. Tingkat kolektibilitas adalah Lancar (L), Dalam Perhatian
Khusus (DPK), Kurang Lancar (KL), Diragukan (D) dan Macet (M) Hal ini berlaku dalam laporan
keuangan Bulanan, Tahunan, maupun Triwulanan.

Selain Periodenya yang berbeda, yang membedakan laporan keuangan bulanan dan triwulanan
adalah pada laporantriwulanan perlu ditambah laporan transaksi valuta asing dan derivatif, laporan
kewajiban penyediaan modal minimum dan laporan mengenai rasio keuangan bank.

Pada laporan keuangan tahunan diharapkan bisa memberikan informasi kinerja perbankan secara
menyeluruh, untuk itu laporan keuangan yang disajikan lebih lengkap.

A. Laporan Keuangan Bulanan


1. Laporan bulanan bank umum yang disampaikan oleh bank kepada Bank Indonesia untuk posisi
bulan Januari sampai dengan Desember akan diumumkan pada homepage Bank Indonesia
2. Format yang digunakan untuk laporan keuangan publikasi bulanan tersebut sesuai format pada
laporan keuangan berikut.

22
3. Laporan keuangan bulanan merupakan laporan keuangan baik secara individu yang merupakan
gabungan antara kantor pusat dan bank dengan seluruh bank.

Tabel 3.1. Format Neraca Bulanan

23
24
25
Tabel 3.2. Formata Laporan Laba/Rugi Bulanan

26
Tabel 3.3.Format Laporan Komitmen dan Kontijensi Bulanan

27
Tabel 3.4. Format Laporan Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya Bulanan

Laporan Keuangan Triwulan Posisi Akhir Maret dan September

28
1. Pedoman Umum
a. Laporan keuangan triwulan yang disajikan terdiri dari laporan keuangan bank secara
individu dan laporan keuangan bank secara konsolidasi dengan anak perusahaan
b. Laporan keuangan publikasi triwulanan wajib disusun dalam Bahasa Indonesia dan
angka-angka yang disajikan dalam jutaan rupiah.
c. Format laporan keuangan triwulanan merupakan standar minimal yang wajib dipenuhi.
Apabila terdapat pos yang jumlahnya material dan tidak terdapat dalam format tersebut,
bank dapat menyajikan pos tersebut secara tersendiri, namun apabila pos dimaksud
jumlahnya tidak material dapat digabungkan dengan pos lain yang sejenis.
d. Pos-pos yang memiliki saldo nihil dalam format laporan keuangan publikasi triwulan
yang diumumkan di surat kabar tetap harus dicantumkan dengan memberi garis pendek (-
) pada pos yang bersangkutan.
e. Penyajian laporan keuangan triwulan
1) Laporan keuangan publikasi triwulanan wajib disajikan sekurang-kurangnya
dalam bentuk perbandingan dengan laporan pada periode yang sama tahun
sebelumnya.
2) Posisi pembanding hendaknya disajikan sesuai format yang sama dengan posisi
laporan keuangan triwulan yang diumumkan.
3) Khusus untuk perlakuan akuntansi yang baru berlaku dalam posisi laporan maka
penyajian posisi pembanding hendaknya mengacu pada PSAK 25 tentang laba
atau rugi bersih untuk periode berjalan, kesalahan mendasar, dan perubahan
kebijakan akuntansi.
f. Bagi bank yang tidak memiliki anak perusahaan kolom konsolidasi dapat ditiadakan.
g. Untuk pengisian pemilik bank dalam format laporan keuangan publikasi triwulanan,
nama pemegang saham yang wajib dicantumkan adalah perorangan atau perusahaan yang
memiliki saham sebesar 5% atau lebih dari modal bank, baik melalui atau tidak melalui
pasar modal.
2. Cakupan
Laporan yang wajib disajikan dalam laporan keuangan publikasi triwulan sekurang-kurangnya
terdiri dari:
1) Neraca
2) Perhitungan laba rugi dan saldo laba
3) Daftar komitmen dan kontinjensi
4) Transaksi valuta asing dan derivatid
5) Kualitas aktiva produktif dan informasi lainnya
29
6) Perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum
7) Rasio keuangan
B. Laporan Keuangan Triwulan Posisi Juni

Format dan cakupan laporan keuangan triwulan untuk posisi juni adalah sama dengan format dan
cakupan laporan keuangan triwulanan untuk posisi Maret dan September dengan beberapa tambahan
yang ditetapkan sebagai berikut:

1. Bagi bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha, selain menyajiakn laporan
keuangan bank secara indivisu dan laporan keuangan bank secara konolidasi dengan anak
perusahaan, bank wajib menyajikan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan
daftar komitmen dan kontinjensi perusahaan induk di bidang keuangan yang merupakan hasil
konsolidasi dari seluruh perusahaan di dalam kelompok bidang keuangan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku.
2. Neraca dan laporan laba rugi perusahaan induk di bidang keuangan atau perusahaan induk wajib
disajikan dalam bentuk perbandingan dengan posisi yang sama pada tahun sebelumnya.

Laporan Keuangan Triwulan Posisi Akhir Desember

1. Bagi bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha, selain menyajikan laporan
keuangan bank secara individu dan laporan keuangan bank secara konsolidasi dengan anak
perusahaan, bank wajib menyajikan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan
daftar komitmen dan daftar kontinjensi perusahaan induk di bidang keuangan yang merupakan
hasil konsilidasi dari seluruh perusahaan di dalam kelompok bidang keuangan sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku.
2. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam poin 1 wajib diaudit oleh Akuntan Publik
3. Format neraca dan laporan laba rugi perusahaan induk di bidang keuangan atau perusahaan induk
disesuaikan dengan neraca dan laporan laba rugi yang disajikan dalam laporan audit (audit report
)
4. Neraca dan laporan laba rugi perusahaan induk di bidang keuangan atau perusahaan induk wajib
disajikan dalam bentuk perbandingan dengan posisi yang sama pada tahun sebelumnya.

30
Tabel 3.5. Format Neraca Triwulan

31
32
33
34
Tabel 3.6. Format Perhitungan Laba Rugi dan Saldo Laba

35
Tabel 3.7. Format Laporan Komitmen dan Kontinjensi

36
Tabel 3.8 Format Laporan Transaksi Valuta Asing dan Derivatif
Tabel 3.8. Format Laporan Transaksi Valuta Asing dan Derivatif

Tabel 3.9 Format Laporan Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya

37
38
Tabel 3.10 Format Laporan Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

39
Tabel 3.11 Format Tabel Perhitungan Rasio Keuangan

40
Tabel 3.12. Laporan Pemilik dan Pengurus Bank

41
Tabel 3.13. Pedoman Perhitungan Rasio Keuangan

42
43
C. Laporan Keuangan Tahunan

Laporan tahunan bank dimaksudkan untuk memberikan informasi berkala mengenai kondisi bank
secara menyeluruh termasuk perkembangan usaha dan kinerja bank. Selain disampaikan kepada
pemegang saham dan Bank Indonesia, laporan tahunan bank wajib pula disampaikan kepada
lembaga lain yang berkepentingan terhadap perkembangan usaha bank.

Cakupan laporan tahunan

Laporan tahunan sekurang-kurangnya berisi:

1. Informasi umum
a. Kepengurusan, meliputi susunan dewan komisaris, direksi dan pejabat eksekutif beserta
jabatan dan ringkasan riwayat hidupnya.
b. Rincian kepemilikan saham, berupa nama pemilik dan besaran kepemilikan
c. Perkembangan usaha bank dan kelompok usaha bank, yang memuat data mengenai

44
1) Ikhtisar data keuangan penting sekurang-kurangnya mencakup pendapatan bunga bersih,
laba operasi, laba sebelum pajak, laba bersih, laba bersih per saham, aktiva produktif,
dana pihak ketiga , pinjaman diterima, total biaya dana, modal sendiri, jumlah lembar
saham yang ditempatkan dan disetor
2) Rasio keuangan yang wajib disajikan sekurang-kurangnya mencakup rasio keuangan
sebagaimana diatur dalam ketentuan Ban Indonesia tentang transparansi kondisi
keuangan bank.
d. Sasaran, strategi, dan kebijakan manajemen yang digunakan dalam pengembangan usaha
bank.
e. Laporan manajemen yang menyajikan informasi mengenai pengelolaan bank oleh pengurus
atau manajemen dalam rangka good corporate governance, dan sekurang-kurangnya
mencakup struktur organisasi, aktivitas utama, teknologi informasi, jenis produk dan jasa
yang ditawarkan, tingkat suku bunga, perkembangan perkonomian dan target pasar, jaringan
kerja dan mitra usaha baik di dalam maupun di luar negeri, jumlah, jenis dan lokasi kantor,
kepemilikan direksi, komisaris dan pemegang saham dalam kelompok usaha bank,
perubahan-perubahan penting yang terjadi di bank dan kelompok usaha bank dalam tahun
bersangkutan, hal-hal penting yang diperkirakan terjadi di masa mendatang, sumber daya
manusia meliputi jumlah, struktur pendidikan, pelatihan dan pengembangan SDM

Laporan keuangan tahunan

Laporan keuangan tahunan sekurang-kurangnya mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Laporan keuangan bank dan laporan keuangan konsolidasi yang merupakan konsolidiasi laporan
keuangan bank dan perusahaan anak yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan, termasuk informasi
mengenai komitmen dan kontinjensi. Terdapat tambahan dimana laporan konsolidasi ini disertai
dengan opini dari Akuntan Publik
b. Laporan keuangan perusahaan induk di bidang keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik
yang terdiri laporan keuangan perusahaan induk di bidang keuangan merupakan hasil konsolidasi
dari seluruh perusahaan di dalam kelompok bidang keuangan sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku, dan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan daftar
komitmen dan kontinjensi. Dalam hal kelompok usaha tidak memiliki perusahaan induk di
bidang keuangan maka laporan keuangan yang disampaikan adalah laporan keuangan perusahaan
induk.

45
c. Laporan keuangan perusahaan induk yang telah diaudit oleh Akuntan Publik, yang merupakan
hasil konsilidasi dari seluruh perusahaan di dalam kelompok usaha sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas
serta daftar komitmen dan kontinjensi

Opini Akuntan Publik

Opini akuntan publik antara lain memuat pendapat Akuntan Publik atas laporan keuangan konsolidasi.

Aspek transparasi yang terkait dengan kelompok usaha

Untuk transparansi laporan keuangan, bank wajib pula memuat informasi yang terkait dangan kegiatan
di dalam kelompok usaha, yang terdiri dari

a. Struktur kelompok usaha bank, yang disajikan sampai dengan pemilik terakhir, serta
strukturketerkaitan kepengurusan dan pemegang saham yang bertindak atas nama pemegang
saham lain. Pengertian pemegang saham yang bertindak atas nama pemegang saham lain adalah
pemegang saham perorangan atau perusahaan/ badan hukum yang memiliki tujuan bersama yaitu
mengendalikan bank, berdasarkan atau tidak berdasarkan suatu perjanjian.
b. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
1. Informasi transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa disajikan baik
yang dilakukan bank maupun yang dilakukan oleh setiap perusahaan atau badan hukum di
dalam kelompok usaha bank yang bergerak di bidang keuangan.
2. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah pihak-pihak sebagaimana diatur
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
3. Jenis transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa meliputi
kepemilikan silang, transaksi dari suatu kelompok usaha yang bertindak untuk kepentingan
kelompok usaha yang lain
c. Pemberian penyediaan dana, komitmen maupun fasilitas lain yang dapat dipersamakan dengan
itu dari setiap perusahaan atau badan hukum yang berada dalam satu kelompok usaha dengan
bank kepada debitur yang telah memperoleh penyediaan dana dari bank.

Aspek transparasi sesuai PSAK, pedoman akuntansi perbankan Indonesia (PAPI), dan Laporan
Keuangan Publikasi Triwulanan

Laporan keuangan tahuna wajib memenuhi seluruh aspek pengungkapan sebagaimana ditetapkan dalam
PSAK dan PAPI yang berlaku. Pengungkapan tersebut sekurang-kurangnya terdiri dari:

46
a. Laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, dan laporan laporan perubahan
ekuitas
b. Komtimen dan kontinjensi
c. Jumlah penyediaan dana kepada pihak terkait
d. Kualitas aktiva produktif, kredit property, dan kredit yang direstrukturisasi
e. Penyisihan penghapusan aktiva produktif yang telah dibentuk dibandingkan dengan penyisihan
penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk.
f. Persentase pelanggaran dan pelampauan batas maksimum pemberian kredit
g. Perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum
h. Transaksi spot dan transaksi derivative
i. Rasio posisi devisa neto
j. Beberapa rasio keuangan bank
k. Aktiva bank yang djaminkan
l. Kredit usaha kecil

Eksposur dan Manajemen Risiko

Informasi eksposur dan manajemen risiko sekurang-kurangnya mencakup informasi mengenai


identifikasi risiko dan pengukuran terhadap risk exposure yang dihadapi bank serta pratik manajamen
risiko lainnya yaitu pemantauan risiko dan pengendalian risiko

Informasi lain

Cakupan dalam informasi lain terdiri dari

a. Langkah-langkah dan rencana dalam mengantisipasi risiko pasar atas transaksi mata uang asing
baik karena perubahan kurs maupun fluktuasi suku bunga, termasuk penjelasan mengenai semua
pinjaman dan ikatan tanpa proteksi, serta hutang yang suku bunganya berfluktuasi atau yang
tidak ditentukan terlebih dahulu
b. Transaksi-transaksi penting lainnya dalam jumlah yang signifikan
c. Informasi kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan publik

47
DAFTAR PUSTAKA

Taswan. 2015. Akuntansi Perbankan, Transaksi dalam Valuta Rupiah. Edisi III. Cetakan 4. UPP STIM
YKPN

48

Anda mungkin juga menyukai