Akuntansi Perbankan
Penyusun
Desy Mariani,SE.M.Akt
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERTEMUAN 1
JUDUL POKOK BAHASAN
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa dapat
Capaian :
memahami pentingnya mempelajari Sistem Informasi Bank, Transaksi
Pembelajaran
Bank, Bank Indonesia, Arsitektur Perbankan Indonesia, Otoritas Jasa
Keuangan,
Sub Pokok Bahasan : 1.1 Pengertian Akuntansi Bank
1.2 Sistem Informasi Akuntansi Bank
1.3 Sumber Daya Manusia
1.4 Prosedur
1.5 Data
1.6 Formulir
1.7 Perangkat Keras
1.8 Perangkat Lunak
1.9 Persamaan Dasar Akuntansi Bank
1.10 Transaksi Bank
1.11 Transaksi Kliring
1.12 Transaksi Mata Uang Asing
Daftar Pustaka : 1. Syamsu Iskandar, Akuntansi Perbankan – Dalam Rupiah dan Valuta
Asing, Edisi Pertama, 2013, In Media
2. Lapoliwa, N dan Kuswandi, Daniel.2000. Akuntansi Perbankan.
Jakarta: Institut Bankir Indonesia
3. Mintardjo, Praktek Akuntansi Bank, Edisi Pertama, 2010, Erlangga
4. Bank Indonesia, Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia, 2008
5. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Standar Akuntansi Keuangan, 2012
1
1.1 Pengertian Akuntansi Bank
Akuntansi (accounting) disebut sebagai bahasa bisnis karena merupakan suatu
alat untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang
memerlukannya. Semakin baik kita mengerti bahasa tersebut, maka semakin
baik pula keputusan kita, dan semakin baik kita didalam mengelola keuangan.
Untuk menyampaikan informasi-informasi tersebut, maka digunakanlah
laporan akuntansi atau yang dikenal sebagai laporan keuangan.
Prinsip dan konsep akuntansi dikembangkan dari hasil penelitian praktik
akuntansi sehari-hari dan hasilnya diumumkan oleh lembaga yang
berwenang. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan
interprestasinya di indonesia dilakukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
melalui Dewan Standar Akuntansi Keuangan beserta komparternen akuntan
yang terkait. Sedangkan di Amerika lembaga yang merniliki kewenangan
dalam mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi saat ini adaiah Financial
Accounting Standars Board (FASB).
Secara umum akuntansi dapat didefinisikan sebagai system informasi yang
menghasilkan laporan mengenai aktivitas eknomi dan keuangan suatu
perusahaan.
Menurut American Institute of Certified Public Accountant ( 1953, par.5)
Akuntansi adalah seni (art) mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas
transaksi atau peristiwa yang dilakukan sedemikian rupa dalam bentuk uang,
atau paling tidak memiliki sifat keuangan dan menginter-prestasikan
hasilnya.
Definisi tersebut diatas menekankan akuntansi sebagai seni dalam prosedur yang
bersifat keuangan sampai menginterprestasikan hasilnya. Sedangkan definisi
akuntansi dalam bidang jasa menurut Accounting Principles Board dalam
statement No.4 tahun 1970 adalah sebagai berikut : "Akuntansi adalah kegiatan
jasa, fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif terutama yang
bersifat keuangan, tentang entitas ekonomi yang diharapkan bermanfaat bagi
pengambilan keputusan ekonomi".
Dengan demikian akuntansi dapat juga didefinisikan sebagai suatu
proses pengidentifikasian, pengukuran dan pengkomunikasian dari kejadian
2
yang bersifat keuangan yang memungkinkan pembuatan kebijakan dan
keputusan oleh pemakainya.
Kemudian dari definisi tersebut diatas, berkembang ilmu-ilmu yang berhubungan
dengan akuntansi, seperti Akuntansi Keuangan, Akuntansi Pemerintahan,
Akuntansi Manajemen, Akuntansi Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi yang satu
sama lain saling terkait dalam aplikasinya.
Dengan adanya akuntansi pihak manajemen dapat mengetahui laba-rugi
perusahaan, menyusun rencana, mengukur efisiensi dan pengendalian biaya.
Peranan Akuntansi dalam perusahaan secara sederhana dapat dikatakan bahwa
akuntansi menghasilkan informasi yang digunakan untuk menjalankan
perusahaan. Akuntansi juga memberikan informasi untuk mengetahui kinerja
ekonomi dan kondisi perusahaan.
Para pengambil keputusan selalu memerlukan informasi sebelum membuat
suatu keputusan. Makin penting keputusan yang diambil makin besar
kebutuhan akan informasi yang relevan. Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan
suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh investor,
para manajer, kreditur, pelanggan, masyarakat, pemerintah, pengambil
kebijakan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, seperti pemegang
saham atau pemilik.
1.1.1 Investor
Investor yaitu para penanam modal, baik pemodal awal maupun yang
kemudian, memerlukan informasi akuntansi. Mereka berkepentingan dengan
risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka
lakukan. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan
mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
1.1.2 Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan probalitas perusahaan. Para manajer
perusahaan menggunakan informasi akuntansi untuk menetapkan tujuan
organisasi mereka, mengevaluasi kemajuan mereka dan mengambil tindakan
perbaikan apabila diperlukan.
1.1.3 Kreditur
3
Para penanam modal atau kreditur menyediakan dana yang dibutuhkan oleh
perusahaan untuk menambah modal kerja, mereka memerlukan informasi untuk
mengetahui apakah perusahaan dapat melunasi hutang-hutangnya pada saat
jatuh tempo, mungkinkah perusahaan dapat membayar bunga (dividen).
1.1.4 Pelanggan
Para pelanggan memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui
bagaimanakah kelangsungan hidup perusahaan, baik dalam jangka pendek
maupun dalam jangka panjang.
1.1.5 Masyarakat
Masyarakat menggunakan informasi akuntansi untuk mengetahui
bagaimanakah prospek perusahaan, bagaimana jika melakukan investasi atau
menempatkan dananya di perusahaan tersebut dan lain-lain.
1.1.6 Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawahnya berkepentingan
dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas
perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perus
ahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik
pendapatan nasional dan statistik lainnya.
Praktik Akuntansi pada bank merupakan sistim informasi akuntansi yang pada
umumnya berbasis komputer dengan memanfaatkan teknologi informasi (E-
Banking) sebagai sarananya. Untuk mengetahui akuntansi perbankan tidak bisa
langsung saja kepada proses transaksi sehari-hari sampai membuat 1aporan
keuangan, namun perlu kiranya mengetahui sistim informasi akuntansi yang
dipakai berikut perangkat sistim yang digunakan berupa softwares dan
hardwarenya serta jurnal akuntansi dari masing-masing instrumen bank yang
jumlahnya relatif cukup banyak.
4
yang diterapkannya, terutama yang berkaitan dengan penyediaan akses terhadap
layanan perbankan secara lengkap, aman, cepat dan mudah.
Untuk itu diperlukan suatu alat yang dapat memenuhi kebutuhan perbankan, baik
untuk intern manajemen maupun untuk kepentingan nasabahnya berupa sistim
informasi akuntansi yang terintegrasi dengan mempergunakan sarana elektronik
yang berbasis komputer dalam mengaplikasikan teknologi informasi.
5
Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam pembuatan laporan-
laporan yang bersifat keuangan maupun non keuangan dan tujuan lain yang
diinginkan manajemen.
Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan,
pengendalian, pengevaluasian dan perbaikan berkelanjutan.
Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Proses adalah inti dari suatu sistem informasi akuntansi perbankan dan
dipergunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang memenuhi
tujuan suatu sistern. Proses baik secara manual ataupun vang terotomatisasi
dapat dideskripsikan melalui berbagai kegiatan seperti pengumpulan,
pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan dan pengelolaan informasi.
6
memprogram sistem secara elektronik adalah prosedur-prosedur akuntansi. yang
tidalc jelas dapat menjadi lebih ringkas dan dapat dipahami dengan lebih baik
dalam proses tersebut.
Persaingan pasar yang cukup kompetitif dan kemajuan teknologi informasi (TI)
yang berkembang pesat memungkinkan untuk pengembangan instrument
bank yang beragam dan memenuhi kepuasan customer bank. Untuk maksud
tersebut tentunya diperlukan kecakapan dan kemampuan SDM yang terlatih yang
menanganinya. Dengan demikian pada bank-bank operasional yang memiliki
jaringan kantor cabang relatif cukup banyak maka harus menyiapkan SDM nya
guna dapat mengikuti perkembangan teknologi tersebut dengan melakukan
training secara merata keseluruh SDM kantor cabang bank, terutama yang
berkaitan dengan produk-produk bank yang baru.
Faktor sumber daya manusia baik yang membuat sistem teknologi informasi (IT)
maupun para user karyawan bank, memegang peranan yang sangat penting
7
dalam suatu sistem informasi akuntansi perbankan. Hal ini karena SDM
merupakan obyek perencana, pembuat dan pengguna dalam suatu sistem serta
yang akan memanfaatkan informasi yang dihasilkan oleh sistem itu sendiri
Yang berkepentingan terhadap sistem informasi yang berasal dari intern bank
terdiri dari
Customer bank
1.4 Prosedur
8
Secara sederhana prosedur dapat diartikan sebagai proses secara berurutan dalam
melakukan suatu kegiatan tertentu baik dalam sistem informasi akuntansi maupun
dalam kegiatan operasional perbankan sehari-hari.
1.5 Data
Data biasanya disimpan dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin sehingga setiap
saat sistem komputer dapat mengolahnya dan biasanya dicatat dan diarsipkan
dengan maksud untuk segera dapat diambil kembali apabila diperlukan.
Data merupakan input dalam suatu sistem yang berasal dari intern atau ekstern
perusahaan, dapat berupa formulir, dokumen, angka-angka, gambar, bagan dan
lain-lain yang merujuk kepada fakta-fakta yang kita kumpulkan, simpan dan proses
dengan sistem informasi. Data inilah yang akan dipilahkan, dimodifikasi atau
diperbarui oleh programprogram supaya dapat menjadi informasi tersebut.
Database dalam bank merupakan sarana penyimpanan bermacam-macam files
atau arsip sehingga dapat berguna bagi pemakai sistim informasi dalam bank.
Menurut Raymond McLeod,Jr. dan George P.Schell (2008; 158), data diorganisasikan
kedalam suatu hierarki field-field data yang tergabung untuk membentuk record,
dan record yang bergabung untuk membentuk file.
Jadi data adalah fakta-fakta yang akan dibuat menjadi informasi yang bermanfaat.
Nilai data atau data value disimpan dalam ruang fisik (physical space) disebut field.
Gabungan dari beberapa field yang mengandung data tentang atribut dari entitas
yang sama membentuk catatan atau record. Record yang berisi field kode-kode
jenis produk bank dan namanya serta saling berhubungan dikelompokkan untuk
membentuk file.
Sebuah sistem pengelola basis data (data base management system-DBMS)
terbagi atas modul-modul yang masing-masing memiliki tanggung jawab dalam
membentuk struktur system keseluruhan, dan umumnya memiliki sejumlah
komponen fungsional(modul) seperti : file manager, database rnanager, query
processor, DML precempiler dan DDL Compiler
Dalam sistem informasi akuntansi perbankan biasanya terdapat beberapayaitu:
File utama (master file) yang menyimpan data statis dari masing-masing modul
yang ada di bank seperti : modul giro, tabungan, deposito, pinjaman, buku
9
besar dan buku tambahan lainnya
File transaksi (transaction file) yang merupakan data dinamis dan berhubungan
dengan berbagai jenis transaksi di bank seperti : transaksi dari modul tabungan,
pinjaman dan lain-lain.
Kedua file ini saling berhubungan sehingga saldo rekening dari masing-masing
modul (giro dan lain-lain) dapat diperbarui dengan adanya bermacam-macam
transaksi.
10
Pada umumnya jenis perangkat keras yang sering dipergunakan dalam suatu
sistem basis data antara lain :
11
1.8.2 Perangkat Lunak Aplikasi Siap Pakai
Perangkat Lunak Aplikasi digunakan untuk memproses data user dengan
mempergunakan peranti lunak yang dibuat dan dikembangkan oleh para
profesional sistem informasi, oleh produsen kemudian dijual kepada pengguna
(user). Contoh: paket software akuntansi untuk perusahaan.
Dari dua jenis s6ftware ini yang dipakai oleh perbankan pada umumnya adalah
perangkat lunak sistem karena dapat dikembangkan dari waktu ke waktu
mengikuti teknologi informasi perbankan yang diperlukan oleh manajemen.
12
4) Protokol untuk Komunikasi Komputer System Network
Architecture (SNA) Paket : Internet Protokol
5) Alamat jaringan internet : alamat Internet Service Provider (ISP)
HAK = KEWAJIBAN
AKTIVA = PASIVA
Kewajiban bank terdiri dari kewajiban terhadap pihak eksternal dan pihak internal.
Kewajiban kepada pihak eksternal adalah kewajiban kepada kreditur atau pemberi
dana atau deposan. Sedangkan kewajiban terhadap internal adalah kewajiban
kepada pemilik modal. Dengan demikian persamaan dapat diperluas menjadi:
Perhatikan pada sisi kiri terdapat aktiva dan biaya, sedangkan pada sisi kanan
terdapat hutang, modal, dan pendapatan. Persamaan ini akan mempermudah bagi
pemula dalam membuat jurnal.
13
Aktiva + Biaya = Hutang + Modal + Pendapatan
+ - + - - + - + - +
Keterangan:
Pada sisi kiri terdapat aktiva dan biaya, sedangkan pada sisi kanan terdapat
Hutang, Modal dan Pendapatan. Persamaan ini akan mempermudah bagi pemula
dalam membuat jurnal. Dengan persamaan dan penggambaran rekening buku
besar, maka dapat disimpulkan bahwa:
Setiap pertambahan aktiva akan didebet, dan pengurangan aktiva akan
dikredit.
Setiap pertambahan biaya akan didebet, setiap pengurangan biaya akan
dikredit.
Setiap peningkatan hutang akan dikredit dan setiap
pengurangan/pelunasan hutang akan didebet.
Setiap pertambahan modal akan dikredit dan penurunan modal akan
didebet.
Setiap pertambahan pendapatan bank akan dikredit dan setiap penurunan
pendapatan akan didebet.
Aktiva bank misalnya berupa kas, giro BI, penempatan pada bank lain, sekuritas
jangka pendek, kredit yang diberikan, penyertaan dan aktiva tetap. Hutang bank
misalnya giro nasabah, tabungan, deposito, pinjaman diterima, sedangkan modal
berupa modal disetor maupun laba ditahan. Untuk pendapatan bank bisa berupa
pendapatan bunga dan pendapatan lainnya. Sedangkan biaya bank berupa biaya
bunga dan biaya lainnya.
14
berisi berupa rincian atau rekening individual.
Contoh secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
1 0 6 2 1
Keterangan:
Mulai dari kiri
1 = Aktiva
0 = Aktiva Dalam Rupiah
6 = Kredit yang Diberikan
2 = Pihak Tidak Terkait Dengan Bank
1 = Rekening Individual
Pengelompokan rekening selanjutnya didasarkan pada sifat dan fungsi rekening.
Pengelompokan ini dimaksudkan agar dapat menggambarkan posisi aktiva,
kewajiban, modal, pendapatan, beban, komitmen dan kontijensi.
Tabel 2. Rubrik Rekening
Nomor Rubrik Rekening Rubrik Rekening
1 Aktiva
2 Kewajiban
3 Ekuitas
4 Pendapatan
5 Beban
6 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
7 Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
8 Komitmen
9 Kontijensi
15
1061 Pihak Yang Terkait Dengan Bank 1161 Pihak Yang Terkait Dengan Bank
1062 Pihak Yang Tdk Terkait Dengan Bank 1162 Pihak Yang Tdk Terkait Dengan Bank
107 Penyertaan 117 Penyertaan
108 Pendapatan yang Masih akan Diterima 118 Pendapatan yang Masih akan Diterima
109 Aktiva lain-lain 119 Aktiva lain-lain
1091 Biaya Dibayar Dimuka 1191 Biaya Dibayar Dimuka
1092 Aktiva Tetap 1192 Aktiva Tetap
1093 Aktiva Sewa Guna Usaha 1193 Aktiva Sewa Guna Usaha
1094 Uang Muka Pajak 1194 Uang Muka Pajak
1097 Rekening Antara Aktiva 1197 Rekening Antara Aktiva
1098 Rekening Perhitungan Antar Kantor 1198 Rekening Perhitungan Antar Kantor
Debet Debet
1099 Aktiva Lainnya 1199 Aktiva Lainnya
2 Kewajiban 2 Kewajiban
20 Kewajiban Dalam Rupiah 21 Kewajiban Dalam Valuta Asing
201 Giro 211 Giro
202 Kewajiban segera lainnya 212 Kewajiban segera lainnya
203 Tabungan 213 Tabungan
204 Deposito Berjangka 214 Deposito Berjangka
2041 Pihak Terkait Dengan Bank 2141 Pihak Terkait Dengan Bank
2042 Pihak Lain 2142 Pihak Lain
205 Sertifikat Deposito 215 Sertifikat Deposito
206 Surat-surat Berharga yang Diterbitkan 216 Surat-surat Berharga yang Diterbitkan
2061 SBPU 2161 SBPU
2062 Obligasi 2062 Obligasi
207 Pinjaman Yang Diterima 217 Pinjaman Yang Diterima
2071 Pihak Terkait Dengan Bank 2171 Pihak Terkait Dengan Bank
2072 Pihak Lain 2172 Pihak Lain
208 Beban Yang Masih Harus Dibayar 218 Beban Yang Masih Harus Dibayar
209 Kewajiban Lain-lain 219 Kewajiban Lain-lain
2091 Kewajiban Sewa Guna Usaha 2191 Kewajiban Sewa Guna Usaha
2092 Hutang Pajak 2192 Hutang Pajak
2093 Pinjaman Subordinasi 2193 Pinjaman Subordinasi
20931 Pihak Terkait Dengan Bank 21931 Pihak Terkait Dengan Bank
20932 Pihak Lain 21932 Pihak Lain
2094 Modal Pinjaman 2194 Modal Pinjaman
20941 Pihak Terkait Dengan Bank 21941 Pihak Terkait Dengan Bank
20942 Pihak Lain 21942 Pihak Lain
2097 Rekening Antara Kewajiban 2197 Rekening Antara Kewajiban
2098 Rekening Perhitungan Antar Kantor 2198 Rekening Perhitungan Antar Kantor
Kredit Kredit
2099 Aktiva Lainnya 2199 Aktiva Lainnya
3 Ekuitas 3 Ekuitas
30 Ekuitas Dalam Valuta Rupiah 31 Ekuitas Dalam Valuta Asing
301 Modal Disetor 311 Modal Disetor
3011 Saham Biasa 3111 Saham Biasa
3012 Saham Preferen 3112 Saham Preferen
302 Tambahan Modal Disetor 312 Tambahan Modal Disetor
3021 Agio/Disagio 3121 Agio/Disagio
3022 Modal Sumbangan 3122 Modal Sumbangan
3029 Lain-lain 3123 Penyesuaian
AkibatPenjabaran Lap.Keu
303 Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
309 Saldo Laba 3129 Lain-lain
3091 Cadangan Tujuan 313 Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
16
3092 Cadangan Umum
3093 Saldo Laba Yang Belum Dicadangkan
4 Pendapatan 4 Pendapatan
40 Pendapatan Dalam Rupiah 41 Pendapatan Dalam Asing
401 Pendapatan Operasional 411 Pendapatan Operasional
4011 Pendapatan Bunga 4111 Pendapatan Bunga
40111 Hasil Bunga 41111 Hasil Bunga
40112 Provisi dan Komisi Kredit 41112 Provisi dan Komisi Kredit
4019 Pendapatan Operasional Lainnya 4119 Pendapatan Operasional Lainnya
40191 Provisi dan Komisi Selain Kredit 41191 Provisi dan Komisi Selain Kredit
40199 Pendapatan Lain 4199 Pendapatan Lain
402 Pendapatan Non Operasional 412 Pendapatan Non Operasional
4021 Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap 4121 Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap
4029 Lainnya 4129 Lainnya
408 Pendapatan Luar Biasa 418 Pendapatan Luar Biasa
409 Pendapatan Pengaruh Kumlatif dari 419 Kebijakan Akt
Perub.
Pendapatan Pengaruh Kumlatif dari
Perub. Kebijakan Akt
5 Beban 5 Beban
50 Beban Dalam Rupiah 51 Beban Dalam Rupiah
501 Beban Operasional 511 Beban Operasional
5011 Beban Bunga 5111 Beban Bunga
50111 Bunga yang Dibayar 51111 Bunga yang Dibayar
50112 Hadiah 51112 Hadiah
50113 Provisi dan Komisi unt.mendptkn 51113 Provisi dan Komisi unt.mendptkn
dana dana
5019 Beban Operasional Lainnya 5119 Beban Operasional Lainnya
50191 Provisi & Komisi Selain 51191 Provisi & Komisi Selain
Unt.Mendptkan Dana Unt.Mendptkan Dana
50192 Beban Overhead 51192 Beban Overhead
501921 Beban Umum & Administrasi 511921 Beban Umum & Administrasi
501922 Penyisihan&Penurunan Atas 511922 Penyisihan&Penurunan Atas
Aktv.Produktif Aktv.Produktif
5011923 Beban Personalia 511923 Beban Personalia
5011929 Beban Lain 511929 Beban Lain
502 Beban Non Operasional 512 Beban Non Operasional
5021 Kerugian Penjualan Aktiva 5121 Kerugian Penjualan Aktiva
5022 Denda/sanksi 5122 Denda/sanksi
5029 Lainnya 5129 Lainnya
508 Beban Luar Biasa 518 Beban Luar Biasa
509 Beban Pengaruh Kumulatif 519 Beban Pengaruh Kumulatif
Perub;Kebijakan Akt Perub;Kebijakan Akt
6 Penyisihan 6 Penyisihan
60 Penyisihan Dalam Valuta Rupiah 61 Penyisihan Dalam Valuta Asing
601 Penyisihan Penempatan Pada Bank 611 Penyisihan Penempatan Pada Bank
Lain Lain
602 Penyisihan Surat-surat Berharga 612 Penyisihan Surat-surat Berharga
603 Penyisihan Kredit yang Diberikan 613 Penyisihan Kredit yang Diberikan
604 Penyisihan Penyertaan 614 Penyisihan Penyertaan
7 Akumulasi Penyusutan 7 Akumulasi Penyusutan
70 Akumulasi Penyusutan Dalam Valuta 71 Akumulasi Penyusutan Dalam Valuta
Rupiah Asing
701 Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap 711 Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
17
702 Akumulasi Pystn Aktiva Sewa Guna 712 Akumulasi Pystn Aktiva Sewa Guna
Usaha Usaha
8 Komitmen 8 Komitmen
80 Komitmen Dalam Valuta Rupiah 80 Komitmen Dalam Valuta Asing
801 Tagihan Komitmen 811 Tagihan Komitmen
8011 Fasilitas Pinjaman Yang Diterima 8111 Fasilitas Pinjaman Yang Diterima
8112 Pembelian Berjangka Valuta Asing 8113 Pembelian Valuta Asing (Spot)
yang Belum Terselesaikan.
8019 Lainnya 8119 Lainnya
802 Kewajiban Komitmen 812 Kewajiban Komitmen
8021 Fasilitas Kredit Kepada Nasibah 8121 Fasilitas Kredit Kepada Nasibah
Yang Belum Digunakan Yang Belum Digunakan
8022 Kewajiban Pembelian Kembali 8122 Kewajiban Pembelian Kembali
Aktiva Bank Yang Dijual Dengan Aktiva Bank Yang Dijual Dengan
Syarat Repo Syarat Repo
8123 L/C yang Irrevocable dan Masih 8124 Akseptasi Wesel Import atas dasar
Berjalan Dalam Rangka Impor dan L/C yang masih berjalan
Ekspor
8125 Penjualan Berjangka Valuta Asing
Diselesaikan
8029 Lainnya 8129 Lainnya
9 Kontijensi 9 Kontijensi
90 Kontijensi Dalam Valuta Rupiah 91 Kontijensi Dalam Valuta Asing
901 Tagihan Kontijensi 911 Tagihan Kontijensi
9011 Garansi dari Bank Lain 9111 Garansi dari Bank Lain
9012 Pendapatan Bunga Dalam 9012 Pendapatan Bunga Dalam
Penyelesaian Penyelesaian
9019 Lainnya 9119 Lainnya
902 Kewajiban Kontijensi 912 Kewajiban Kontijensi
9021 Garansi yang Diberikan 9121 Garansi yang Diberikan
90211 Bank Garansi 91211 Bank Garansi
90212 Akseptasi atau Endosemen Surat 91212 Akseptasi atau Endosemen Surat
Berharga Berharga
90219 Lainnya 91219 Lainnya
9122 L/C yang revocable yang masih 9123 Penjualan Opsi Valuta Asing
berjalan Dlm Rangka Impor dan
Ekspor
9029 Lainnya 9129 Lainnya
Setiap Bank yang beroperasi tidak peduli ukuran dan kompleksitasnya, harus
memiliki sejenis sistem akuntansi buku besar. Agar sistem tersebut dapat
berfungsi, data dikumpulkan, diidentifikasikan dan diberi kode dan nomor
rekening untuk pencatatan dalam jurnal dan pembukuan ke akun-akun buku
besar. Prasyarat untuk memenuhi tugas tersebut secara efisien adalah daftar
akun atau biasa disebut chart of accounts atau rekening stelsel yang didesain
dengan baik sehingga akan menjadikan suatu prosedur yang sistematis sesuai
dengan jenis usaha dan keinginan dari pihak-pihak yang berkepentingan. General
18
ledger memasukkan data dalam bentuk rekapitulasi untuk tiap akun asset, liability,
equity, revenue dan expenses.
Chart of accounts adalah daftar akun-akun buku besar yang dipergunakan dalam
operasional bank yang berupa angka-angka yang mewakili kategori utama akun
seperti asset lancar, asset tetap, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban dan
akun gabungan.
Dengan adanya akun dalam buku besar, maka secara otomatis semua jenis
Transaksi akan di diproses serta diklasifikasikan oleh sistem kedalam pos-pos
neraca dan laba-rugi pada suatu periode.
19
perbankan yang memik customer relatifbanyak, sehingga akan membantu
pengaplikasian sistem dalamjurnal sampai ke pembuatan laporan keuangan.
Buku Tambahan atau istilah lain sistem rekening yang ada di bank, baik dalam
valuta rupiah maupun dalam valuta asing pada umumnya adalah buku
tambahan giro, buku tambahan tabungan, buku tambahan deposito, buku
tambahan pinjaman dan buku tambahan lainnya.
Hubungan antara akun buku besar dengan saldo tiap akun dibuku
pembantutambahan memainkan peranan penting dalam memelihara akurasi
data yang disimpan di dalam database sistem. Fungsi dari buku tambahan ini
adalah untuk mengetahui jumlah seluruh rekening nasabah dari masing-masing
produk bank, sedangkan fungsi nomor rekening untuk memudahkan dalam
transaksi di bank yang biasanya menggunakan nomor rekening dari nasabah
yang telah di program sesuai dengan general It dger dari rekening tersebut.
Sehingga jika ada transaksi di rekening nasabah, maka secara otomatis gabungan
transaksi di rekening tersebut juga akan muncul pada transaksi di buku
besarnya. Proses transaksi di buku besar biasanya dilakukan pada saat batch
processing pada akhir hari setelah pelayanan kepada nasabah ditutup.
Selain memiliki nomor rekening, nasabah juga memiliki satu nomor nasabah yang
berfungsi untuk mengetahui jumlah nasabah pada suatu kantor bank. Dengan
demikian nasabah suatu bank memiliki satu nomor nasabah tetapi dapat
memiliki beberapa rekening. Misalnya : PT. Abadi menjadi nasabah Bank ABC
dengan No. 25 dan memiliki nomor rekening Giro, rekening Tabungan dan
beberapa rekening Deposito.
20
Rekening buku tambahan :
kode 04
lainnya
21
keperluan tersebut dalam transaksi perbankan diperlukan suatu rekening yang
berfungsi menjembatani transaksi antar kantor.
Sesuai dengan nama dari buku besarnya, Rekening Antar Kantor (RAK) berfungsi
untuk transaksi antar kantor bank, baik kantor cabang dengan kantor pusatnya
maupun kantor cabang dengan kantor cabang lainnya dan antara suatu kantor
bank dengan kantor bank lainnya.
Jika kantor bank yang satu mendebet kantor bank yang lain, maka kantor bank
yang didebet akan mengkredit atau sebaliknya. Dengan demikian timbul utang dan
piutang antar sesama kantor bank atau dengan kantor pusatnya,
3. RAK Kantor Bank yang berfungsi sebagai transaksi antara suatu kantor Bank
dengan kantor Bank yang lain dalam valuta rupiah ataupun dalam valuta
asing
a. RAK berasal dari transaksi dari kantor cabang yang mengkredit atau
mendebet kantor pusatnya sehubungan dengan adanya transaksi
nasabah dengan kantor cabang berupa penarikan atau penyetoran.
22
b. Posting transaksi umumnya dilakukan oleh teller di kantor cabang,
sedangkan kantor pusat bank bersifat pasif dan mengetahui transaksi
tersebut dari report harian yang dicetak atau pengecekan dari saldo
rekening di data base.
Yang dimaksud RAK Kantor Cabang (Interbranch) adalah rekening buku besar
yang berasaltransaksi antar kantor cabang yaitu dari nasabah suatu kantor cabang
yang melakukan penarikan atau penyetoran di kantor cabang lain namun masih
dalam satu bank. Yang berhubungan dengan timbulnya RAK antar kantor
cabang ini sebagai berikut :
RAK berasal dari transaksi dari kantor cabang yang mengkredit atau
mendebet kantor cabang lainnya sehubungan dengan adanya transaksi
nasabah suatu kantor cabang berupapenarikan atau penyetoran
dananya di kantor cabang yang lain.
Transaksi ini dimungkinkan terjadi apabila kondisi jaringan komunikasi
sesama kantorcabang bank harus on line, sehingga transaksi dapat real
time dan langsung mengkredit atau mendebet rekening nasabah.
Sistem akuntansi perbankan biasanya sudah diset dengan
mempergunakan pos perantara dengan Buku Besar "Rekening Antar
Kantor" (RAK) baik dalam valuta rupiah maupundalam valuta asing yang
berfungsi sebagai rekening sistem online real time.
23
Posting transaksi dilakukan oleh teller di kantor cabang yang didatangi
oleh nasabah,sedangkan jurnal di kantor bank pemilik rekening nasabah
dilakukan oleh sistem komputer secara otomatis dan kantor cabang
pemilik rekening nasabah hanya pasif menerima informasi transaksi
dari report harian yang dicetak.
Saldo masing-masing buku besar "Rekening Antar Kantor" (RAK) dari
masing-masing kantor cabang bank akan bersaldo nihil ketika pembuatan
laporan keuangan konsolidasi (gabungan) pada akhir bulan.
24
bersaldo kredit berarti memiliki "piutang" dan sebaliknya apabila
RAK bersaldo debet berarti memiliki hutang.
Transaksi Bank hendaknya dilihat dari pihak bank dan jangan seperti biasanya
kita melihatnya dari pihak perusahaan. Jadi setoran dari nasabah diposting di
bank dengan kredit dan penarikan nasabah dari rekeningnya di bank
diposting oleh bank dengan debet karena mengurangi saldo uang yang ada
direkeningnya.
Penarikan dan penyetoran dana dari atau ke rekening nasabah dapat dilakukan
dengan mempergunakan : Cek, Bilyet Giro, Slip pemindah bukuan, Slip penarikan
tunai, Kartu ATM, Kartu debit, Kartu kredit, dan alat lainnya seperti HP atau
Laptop. Namun demikian transaksi tersebut dapat dilakukan apabila kondisi
sistem pada saat on line sedangkan apabila sistem tidak dalam kondisi on line
maka tidak dapat dilakukan.
25
1.10.1 Asal Transaksi
Transaksi buku besar akan tampak pada transaksi buku besar (general ledger)
secara gabunganrekening buku besar giro dan tabungan dengan pos lawan
masing-masing akun buku besarnya. Dengan demikian setiap ada transaksi di
rekening maka akan ada pula transaksi di general ledgernya sehingga saldo
antara general ledger dan buku tambahannya (rekening) selalu sama. Jurnal
yang dihasilkan atas transaksi-transaksi tersebut diatas akan dilakukan otomatis
26
oleh sistem perbankan.
27
Kliring merupakan jasa bank untuk melakukan penagihan atau pembayaran atas
transaksi keuangan yang terjadi dalam perdagangan para nasabahnya dalam satu
wilayah kerja Bank Indonesia.Sesuai dengan program kerja Bank Indonesia, maka
kliring akan dilakukan secara nasional diseluruh wilayah Indonesia yang
pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.
Transaksi kliring merupakan transaksi yang perlu penangan khusus bagi bank. Hal
ini disebabkan keunikan dari jenis transaksi ini yaitu tidak semata hanya
melibatkan nasabah saja namun juga melibatkan pihak-pihak bank lain dan Bank
Indonesia.
28
Posting setoran kliring pertama (pagi hari) belum efektifmasukke rekening
jika belum diketahui hasilnya. Sedangkan hasilnya ditolak atau tidak oleh
bank penerima baru diketahui pada siang harinya.
29
Contoh mekanisme dalam transaksi kliring dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Keterangan :
1) PT. A mengadakan transaksi bisnis dengan PT. B
2) PT. A membayar transaksinya dengan membuka Bilyet Giro Bank ABC dimana dia berbankir.
3) PT. B menerima Bilyet Giro Bank ABC sebagai pembayaran dari transaksi bisnisnya dengan PT. A dan
kemudian datang ke Bank Mandiri untuk dikliringkan dan hasilnya dimasukkan ke rekening
gironya
4) Bank Mandiri niengkhringkan BG Bank ABC ke Bank Indonesia
5) Bank Indonesia meneruskan BG tersebut ke Bank ABC dengan mendebet rekening Gironya di BI
6) Bank ABC meneruskan BG tersebut ke PT. A dengan mendebet rekenin g gironya
7) Bank ABC dan Bank Mandiri membuat perhitungan menang/kalah kliring ke Bank Indonesia
8) Karena tidak ada tolakan, Bank Mandiri tnengkredit rekening giro PT. B
30
lebih lambat dibandingkan tindakan intervensi langsung yang hasilnya lebih cepat.
Transaksi dalam mata uang asing (foreign currencies) hanya dapat dilakukan
bagi bank yang telah memperoleh ijin operasional sebagai bank devisa. Transaksi
ini berasal dari transaksi perbankan berupa jual-beli bank notes (uang kartal)
atau jual-beli valuta asing (uang giral) seperti produk :
Simpanan : giro, tabungan, deposito
Jual beli uang asing
Ekspor - Impor
Transfer
Pengertian jual beli dalam valuta asing tidak berarti hanya dalam arti fisik uang
diserahkan dari penjual kepada pembeli, namun juga jumlah uang yang
diserahk dengan melalui transaksi antar rekening di kantor cabang bank atau
bankkorespondenny Untuk transaksi uang kertas asing, kurs (nilai tukar) yang
digunakan adalah kurs ba notes atau spot rates, sedangkan untuk transaksi
valuta asing atau transaksi spot, ku yang digunakan adalah kurs devisa umum
(DU) yang dikeluarkan oleh Bank Indones Umumnya uang asing yang sering
diperdagangkan adalah mata uang yang termasuk dalam golongan comvertible
currencies seperti : ►
31
1.12.1 Pencatatan Transaksi Mata Uang Asing
Menurut PAPI Revisi 2008, metode pencatatan transaksi mata uang asing adalah
sebagai be_rilcut :
uang asing
Penjabaran (revaluasi) saldo rekening mata uang asing dilakukan
32
Penjurnalan menggunakan pos rekening perantara
Penjabaran (revaluasi) saldo rekening mata uang asing
dilakukan melalui rekening perantara mata uang asing.
Penjabaran ekuivalen rupiah dari rekening rekening tersebut
hanya dilakukan dalam rangka pelaporan neraca
Pencatatan biaya dan pendapatan mata uang asing dilakukan
sebagai berikut:
Dalam transaksi valuta asing hal-hal yang perlu diketahui antara lain
sebagai berikut:
33
transaksi non tunai yaitu uang giral yang berasal dar jual beli
valuta asing(JBVA ).
Rekening general ledger yang dipakai dalam buku ini untuk transaksi
bank notes (tunai) adalah rekening perantara aset "Jual Beli Uang
Kertas Asing" dalam valuta rupiah dan untuk valuta asing rekening
perantara "Rekening Uang Kertas Asing" (kredit) dan unt transaksi
valas non tunai adalah "Jual Beli Devisa Umum" untuk rupiah dan dalam
valu asing "Rekening Devisa Umum".
Jadi tiap terjadi transaksi uang tunai valas akan merujuk kepada general
ledger pos law "Rekening Uang Kertas Asing" atau transaksi non tunai
rekening "Rekening Devisa Umum Jurnal yang berkaitan dengan
transaksi valuta asing dan transaksi bank notes dapat dilih pada contoh
jurnal jual beli valas dihawah ini.
Keuntungan dari jual-beli bank notes atau jual-beli valuta asing
berasal dari selisih ku pada saat terjadinya transaksi, dan pada akhir
bulan dihitung oleh sistem komputer seca kumulatif dari saldo jumlah
akun buku besar "Rekening Uang Kertas Asing" dan "Rekeni Devisa
Umum" atas dasar kurs akhir bulan(NTR).
Sehingga akhirnya masing-masing buku besar tersebut akan bersaldo
nihil dan kemudi akan muncul keuntungan kalau bersaldo kredit atau
kerugian kalau bersaldo debet d transaksi tersebut yang dimasukkan
kedalam buku besar "POL Laba Rugi kurs FX D atau UKA"
Jika kantor cabang tidak memiliki persediaan (stock) valuta Dollar atau
valuta asing lain maka harus membeli dahulu stock valuta asingnya ke
Kantor Pusatnya dengan memakai rekening perantara "Rekening Antar
Kantor" dalam valuta asing.
Ringkasan
Akuntansi dapat juga didefinisikan sebagai suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran dan pengkomunikasian dari kejadian yang
bersifat keuangan yang memungkinkan pembuatan kebijakan dan keputusan
oleh pemakainya.
Dalam persamaan dasar akuntansi dibangun pemahaman antara hak dan
34
kewajiban. Hak merupakan kekayaan atau aktiva atau asset. Hak ini ada karena
telah timbul kewajiban. Konsep akuntansi menghendaki keseimbangan antara
hak dan kewajiban. Oleh karena itu setiap pertambahan kewajiban bank, harus
diikuti peningkatan hak atau asset.
Latihan Soal
1. Buatlah persamaan dasar akuntansi dengan studi kasus dibawah ini:
Setoran Tunai untuk modal awal PT. Faustine sebesar Rp. 20.000.000,-
PT. Faustine mendapat pinjaman bank sebesar Rp 50.000.000,-
PT. Faustine membeli barang dagangan dengan utang dagang kepada
suplier sebesar Rp 25.000.000,-
PT. Faustine menjual barang dagangan sebesar Rp 30.000.000,-
PT. Faustine membayar gaji pegawai sebesar Rp 10.000.000,-
2. Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan laporan keuangan yang akurat agar
dapat dimanfaatkan oleh pihak pihak yang berkepentingan. Siapakah pihak
pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut?
3. Apakah fungsi dari buku besar dan buku pembantu / tambahan dalam suatu
sistem informasi akuntansi bank?
4. Jenis uang apa saja yang sering diperdagangkan atau yang termasuk dalam
golongan comvertible currencies?
5. Kurs atau nilai tukar dikeluarkan oleh bank Indonesia, jelaskan jenis kurs yang
ada di Indonesia dan penggunaannya?
35
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERTEMUAN 2
JUDUL POKOK BAHASAN
Paket Kebijakan 29 Januari 1990 atau disebut "Pakjan 29/1990" yang memuat
kebijakan antara lain :
a. Dalam bidang Perkreditan : semua bank tidak mendapatkan lagi bantuan
kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLB1). Dengan keluarnya paket ini
maka program kredit untuk usaha ekonomi lemah KIK dan KMKP tidak
perlu dilanjutkan lagi. Demikian juga Kredit atas dasar Kelayakan Usaha
maksimal sebesar Rp.75 juta.
b. Sebagai gantinya dikeluarkan program fasilitas kredit usaha kecil (KUK)
dengan limit maksimal Rp.200 juta. Dan setiap bank diharuskan
menyalurkan 20 % dari kreditnya untuk pengusaha golongan ekonomi
lemah.
Paket Kebijakan 28 Pebruari 1991 atau disebut Pakbri 28/1991 juga
merupakan penyempurnaan dari paket-paket terdahulu antara lain :
a. Penyempurnaan sistem penilaian tingkat kesehatan bank.
b. Pelaksanaan pengawasan dan pembinaan bank
c. Ketentuan permodalan, penilaian alaiva produktif dan pembentukan
cadangan dan jaminan kredit.
d. Penyempurnaan sistem penilaian tingkat kesehatan bank.
e. Ketentuan yang berkaitan dengan upaya penyehatan bank yang terdiri
dari :
Perijinan, pemilikan dan kepengurusan bank
Tingkat kesehatan bank dan sanksi pelanggaran
Laporan bank
Prinsip kehati-hatian
Pengertian Bank Indonesia sesuai pasal 4 UU. No.3 Tahun 2004 Tentang
perubahan atau UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, adalah sebagai
berikut :
a. Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia
b. Bank Indonesia adalah lembaga Negara yang independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan
Pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas
diatur dalam Undang-undang.
c. Bank Indonesia adalah badan hukum berdasarkan undang-undang.
Bank Nasional
26
3. Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan
atau pihak tertentu
4. Melakukan penunjukan pengelola statuter
5. Menetapkan penggunaan pengelola statute
6. Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan
7. Memberikan dan/atau mencabut
o izin usaha
o izin orang perseorangan
o efektifnya pernyataan pendaftaran
o surat tanda terdaftar
o persetujuan melakukan kegiatan usaha
o pengesahan
o persetujuan atau penetapan pembubara n
o penetapan lain
27
melaksanaka kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa data lalu lintas pembayaran.
Sedangkan pengertian prinsip syariah menurut ayat 12 pasal 1 UU No.21 tahun
200 tentang Perbankan Syariah, Priiasip Syariah adalah prinsip hukum Islam
dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga
yang memiliki kewenangan data penetapan fatwa di bidang syariah.
Dengan demikian prinsip syariah adalah suatu aturan perjanjian berdasarkan
hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau
pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang ditetapkan oleh
pihak/lembaga yang berwenang mengeluarkan fatwa yang menjadi dasar prinsip
syariah.
Beberapa prinsip/ hukum yang dianut oleh sistem perbankan syariah antara lain
:
Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai
pinjaman dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.
Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat
hasil usaha institusi yang meminjam dana Islam tidak memperbolehkan
"menghasilkan uang dari uang". Uang hanya merupak media pertukaran
dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai intrinsik.
Unsur Gharar (ketidak pastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah
pihak harus mengetahui dengan balk hasil yang akan mereka peroleh dari
sebuah transaksi.
Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan
dalam islam. Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh
perbankan syariah.
28
a. Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai
pinjaman dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.
b. Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai
akibat hasil usaha institusi yang meminjam dana.
c. Islam tidak memperbolehkan "menghasilkan uang dari uang". Uang
hanya merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak
memiliki nilai intrinsik.
d. Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua
belah pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka
peroleh dari sebuah transaksi. diharamkan dalam islam. Usaha minuman
keras misalnya tidak boleh didanai oleh perbankan syariah.
29
dual system. Dengan tegas pasal 6 UU No10/1998 membolehkan bank umum
yang melakukan kegiatan usaha dengan berdasarkan prinsip syari’ah. Selain itu
dasar perbankan syari’ah juga terdapat dalam UU Perbankan No 10 thn 1998 (
pasal 1 ayat 12,13; pasal 6 huruf m dan pasal 13 huruf c) yang merupakan UU
Perbankan No 7 Tahun 1992.
Untuk menjalankan undang-undang tersebut selanjutnya dikeluarkan Surat
Keputusan Direksi Bank Indonesia tentang Bank Umum dan Bank Perkreditan
Rakyat tahun 1999 dilengkapi bank umum berdasarkan prinsip syari’ah dan
bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah. Aturan yang berkaitan
dengan Bank Umum berdasarkan prinsip syari’ah diatur dalam Surat Keputusan
direksi bank Indonesia No. 32/34/KEP/DIR tgl. 12 Mei 1999.
2.8.3 Produk-Produk Bank Syari’ah
Pada dasarnya, produk yang ditawarkan perbankan syariah dapat dibagi
menjadi tiga bagian besar yaitu produk penyaluran dana, produk
penghimpunan dana dan produk jasa.
a. Produk Penyaluran Dana
Pada kategori pertama dan kedua, tingkat keuntungan bank ditentukan didepan
dan menjadi bagian harga atas barang atau jasa yang dijual. Produk yang
termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang menggunakan prinsip jual
beli seperti murabahah, salam dan istishna serta produk yang menggunakan
prinsip sewa atau ijarah. Sedangkan kategori ketiga, tingkat keuntungan bank
ditentukan dari besarnya usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil. Pada produk
30
bagi hasil keuntungan ditentukan oleh nisbah bagi hasil yang disepakati dimuka.
Produk perbankan yang termasuk kedalam kelompok ini adalah musyarakah
dan mudhrabah.
b. Prinsip jual beli (Ba’i)
31
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan dengan prinsip bagi hasil adalah :
Musyarakah
Musyarakah adalah bentuk umum dari usaha bagi hasil. Dalam kerjasama ini
para pihak secara bersama-sama memadukan sumber daya baik yang berwujud
ataupun tidak berwujud untuk menjadi modal proyek kerjasama, dan secara
bersama-sama pula mengelola proyek kerjasama tersebut.
Mudarabah
Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan atau deposan
bertindak sebagai pemilik modal, dan bank sebagai mudharib (pengelola). Dana
tersebut digunakan Bank untuk melakukan pembiayaan murabahah atau ijarah
seperti yang dijelaskan terdahulu. Dapat pula dana tersebut digunakan oleh
bank untuk melakukan pembiayaan mudharabah. Hasil usaha ini akan dibagi
hasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati.
Akad Pelengkap
Untuk memudahkan pelaksanan pembiyaan, biasanya diperlukan juga akad
pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, namun
ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiyaan. Meskipu tidak ditujukan
mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini dibolehkan untuk meminta pengganti
biaya biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Besarnya biaya pengganti
ini sekedar untuk menutupi biaya yang benar benar timbul.
Hiwalah (Alih Utang Piutang).
Hiwalah adalah transaksi pengalihan utang piutang. Dalam praktek perbankan syariah,
fasilitas hiwalah lazimnya untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai agar
dapat melanjutkan produksinya, sedangkan bank mendapat ganti biaya atas jasa.
Rahn
Rahn, dalam bahasa umum lebih dikenal dengan Gadai. Tujuan akad Rahn
adalah untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam
memberikan pembiayaan.
Qardh
Qardh adalah pinjaman uang. Misalnya dalam hal seorang calon haji
membutuhkan dana pinjaman talangan untuk memenuhi syarat penyetoran
32
biaya perjalanan haji. Bank memberikan pinjaman kepada nasabah calon haji
tersebut dan si nasabah melunasinya sebelum keberangkatan Hajinya.
Wakalah
Wakalah dalam praktek Perbankan syariah terjadi apabila nasabah memberikan
kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu,
seperti pembukuan L/C, inkaso dan transfer uang.
Kafalah
Kafalah dalam bahasa umum lebih dikenal dengan istilah Bank Garansi, yang
ditujukan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran. Bank
dapat mensyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah dana untuk
fasilitas ini sebagai Rahn. Bank dapat pula menerima dana tersebut dengan
prinsip wadi’ah. Bank mendapatkan pengganti biaya atas jasa yang diberikan.
2.8.4 Produk Penghimpunan Dana
Produk penghimpunan dana dibank syariah dapat berupa giro, tabungan, dan
deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan
dana masyarakat adalah wadi’ah dan mudharabah.
a) Wadi’ah
Prinsip Wadi’ah yang diterapkan dalam Perbankan syariah adalah Wadiah Yad
Dhamanah yang diterapkan pada produk rekening giro. Dalam konsep Wadi’ah
Yad Dhamanah, Bank dapat mempergunakan dana yang dititipkan, akan tetapi
bank bertanggung jawab penuh atas keutuhan dari dana yang dititipkan.
b) Mudharabah
Mudarabah Mutlaqah
Mudarabah Mutlaqah adalah Mudarabah yang tidak disertai dengan
pembatasan penggunaan dana dari Sahibul Mal.
Mudarabah Muqayadah on Balance Sheet
33
yang mempertemukan nasabah pemilih modal dan nasabah yang akan
menjadi mudharib.
c) Wakalah
Wakalah dalam praktek perbankan syariah dilakukan apabila nasabah
memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan
jasa tertentu, seperti inkaso dan transfer uang.
Pada prinsipnya jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip Sharf, sepanjang
dilakukan pada waktu yang sama (spot). Bank mengambil keuntungan dari
jual beli valuta asing ini.
b. Ijarah (Sewa)
Jenis kegiatan Ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan (safe deposit
box) dan jasa tata-laksana administrasi dokumen (custodian). Bank
mendapat imbalan sewa dari jasa tersebut.
34
masyarakat dengan istilah Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani, dan Bank
Dagang Desa, yang saat itu hanya ada di Jawa dan Bali.
Th.1929 berdiri badan yang menangani kredit di pedesaan yaitu, Badan Kredit
Desa (BKD) yang terdapat di pulau Jawa & Bali, sementara untuk Pengawasan
dan Pembinaan, Pemerintah Kolonial Belanda membentuk Kas Pusat dan Dinas
Perkreditan Rakyat, dengan nama lembaga yaitu Instansi Kas Pusat (IKP).
Setelah Indonesia merdeka, Pemerintah mendorong pendirian bank-bank Pasar
yang terutama sangat dikenal karena didirikan dilingkungan pasar dan
bertujuan untuk memberikan pelayanan jasa keuangan kepada para pedagang
pasar. Bank-bank Pasar tersebut kemudian berdasarkan Pakto 1988 dikukuhkan
menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sejak itu BPR di Indonesia tumbuh
dengan subur.
Bank-bank yang didirikan antara 1950-1970 didaftarkan sebagai Perseroan
Terbatas (PT), CV, Koperasi, Maskapai Andil Indonesia (MAI), Yayasan, Dan
Perkumpulan.
Pada masa tersebut berdiri beberapa lembaga keuangan yang dibentuk oleh
Pemerintah Daerah ; Bank Karya Produksi Desa (BKPD) di Jawa barat, Badan
Kredit Kecamatan (BKK) di Jawa Tengah, Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK) di
Jawa Timur, Lumbung Pitih Nagari (LPN) di Sumatera Barat, dan Lembagai
Perkreditan Desa (LPD) di Bali.
Pada tangal 27 Oktober 1988 Pemerintah menetapkan kebijakan diregulasi
PerBankan yang dikenal sebagai Pakto 88, sebagai kelanjutan dari Pakto 88,
Pemerintah mengeluarkan beberapa Paket ketentuan dibidang perbankan yang
merupakan penyempurnaan ketentuan sebelumnya. Sejalan dengan itu,
Pemerintah menyempurnakan UU No.14 Th.1967, .
Tentang pokok-pokok perbankan, dengan mengeluarkan undang-undang No.7
Th.1992 tentang perbankan. Undang-undang tersebut disempurnakan lebih
lanjut dalam Undang-undang No.10 th.1998. Dalam undang-undang ini secara
tegas ditetapkan bahwa jenis Bank di Indonesia adalah Bank Umum & Bank
Perkreditan Rakyat (BPR).
a. Bank ; Badan Usaha yang menghimpun Dana dari Masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
35
kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
b. Bank Umum ; Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ; Bank yang melaksanakn kegiatan
usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Berawal dari rasa keinginan untuk membantu dan mensejaterakan para petani,
pegawai, dan buruh untuk melepaskan diri dari jerat para pelepas uang (rentenir)
yang selalu memberikan kredit dengan bunga tinggi,maka dengan itu lembaga
perkreditan rakyat mulai didirikan. Sekilas ini dapat dipaparkan runtutan sejarah
pendirian BPR di indonesia:
Abad ke-19 : dibentuklah Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani, serta Bank
Dagang Desa. Pasca kemerdekaan Indonesia: didirikan Bank Pasar, Bank
Karya Produksi Desa (BKPD)
Awal 1970an : Kemudian didirikan Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP)
oleh Pemerintah Daerah.
Pada 1988 : Kemudian pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober
1988 yaitu (PAKTO 1988) melalui adanya Keputusan Presiden RI No.38
yang telah menjadi momentum awal pendirian BPR-BPR baru. Kebijakan
tersebut telah memberikan kejelasan mengenai keberadaan dan kegiatan
usaha “Bank Perkreditan Rakyat” atau BPR
1992 : Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan, BPR telah
diberikan landasan hukum yang jelas sebagai salah satu jenis bank selain
Bank Umum yang ada di indonesia.
PP No.71/1992 Sebagai lembaga Keuangan bukan bank yang telah
memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan serta lembaga-lembaga
keuangan kecil seperti Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank
Pegawai, LPN, LPD, BKD, BKK, KURK, LPK, BKPD, dan lembaga-lembaga
lainnya yang telah dipersamakan dengan itu dapat diberikan status sebagai
36
BPR dengan memenuhi persyaratan serta tata cara yang telah ditetapkan
untuk menjadi BPR dalam jangka waktu hingga dengan 31 Oktober 1997.
37
lembaga perbankan resmi yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan yang
berfungsi tidak hanya sekedar menyalurkan kredit dalam bentuk kredit modal
kerja, investasi maupun konsumsi tetapi juga melakukan penghimpunan dana
masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan bentuk lain yang
dipersamakan dengan itu.
Sebagaimana halnya dengan Bank Umum, masyarakat yang menyimpan dana
di BPR juga dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), selama penempatan
yang dilakukan tersebut memenuhi kriteria yang telah ditentukan LPS. Sebagai
perbandingan, dari bulan Oktober 2012 hingga Maret 2013, jika LPS menjamin
simpanan dalam rupiah pada Bank Umum dengan tingkat bunga 5,5% maka
untuk BPR, LPS menjamin hingga tingkat bunga 8%. Hal ini membuat deposito
berjangka yang ditawarkan BPR memiliki tingkat bunga yang lebih menarik
dibanding Bank Umum. Berikut ini beberapa fakta menarik seputar
perkembangan BPR konvensional (non-syariah) di Indonesia berdasarkan data
yang diolah dari statistik perbankan yang diterbitkan Bank Indonesia hingga
Maret 2013.
Hingga akhir Maret 2013, kredit yang disalurkan oleh BPR konvensional
mencapai 52,6 triliun rupiah sementara dana yang dihimpun dari masyarakat
dalam bentuk tabungan dan deposito (dana pihak ketiga) mencapai sekitar 45,5
triliun rupiah. Rata-rata kredit yang diberikan selama 6 bulan (Oktober 2012
hingga Maret 2013) sekitar 50,5 triliun rupiah sedangkan dana pihak ketiga
yang berhasil dihimpun rata-rata mencapai 44,6 triliun rupiah. Hal ini
menunjukkan bahwa, dalam kurun waktu 6 bulan terakhir (hingga Maret 2013),
BPR konvensional berhasil dengan baik menjalankan fungsi utama perbankan
yaitu fungsi intermediasi.
Tercatat ada sembilan provinsi di mana BPR konvensional berhasil menyalurkan
kredit rata-rata di atas 1 triliun rupiah selama 6 bulan terakhir (hingga Maret
2013) yakni: Jawa Tengah (Rp. 11,39 triliun), Jawa Barat (Rp. 7,97 triliun),
Jawa Timur (Rp. 5,92 triliun), Bali (Rp. 4,77 triliun), Lampung (Rp. 4,31 triliun),
Kep. Riau (Rp. 2,51 triliun), D.I. Yogyakarta (Rp. 2,41 triliun), DKI Jaya (Rp.
1,06 triliun) dan Sumatera Barat (Rp. 1,05 triliun). Total penyaluran kredit di
sembilan provinsi tersebut mencapai 82% dari total 50,5 triliun rupiah. Hal yang
38
sama dalam hal penghimpunan dana di kesembilan provinsi tersebut melalui
BPR konvensional hingga akhir Maret 2013 yang mencapai 38 triliun rupiah dari
total sebesar 45,5 triliun rupiah. Ini membuktikan bahwa perputaran uang dan
perekonomian yang diharapkan merata ke seluruh pelosok Indonesia masih
terkonsentrasi di Jawa, Bali, Sumatera, dan sekitarnya.
Dari total 1.653 BPR konvensional di Indonesia yang tercatat pada statistik Bank
Indonesia, sebanyak 1.277 BPR berada di kesembilan provinsi tersebut di atas.
Untuk soal kemampuan BPR dalam penghimpunan dana maka Lampung dan
Kep. Riau sepertinya menjadi jagonya. Dengan jumlah hanya 26 BPR pada
akhir Maret 2013, Lampung berhasil menghimpun dana sebesar Rp. 3,29 triliun
sementara Kep. Riau yang tercatat memiliki 40 BPR berhasil menghimpun dana
sebesar Rp. 2,74 triliun. Bandingkan dengan Jawa Tengah dengan 259 BPR
yang menghimpun dana Rp 10,69 triliun atau Jawa Timur dengan 331 BPR yang
menghimpun dana sebesar Rp 4,98 triliun.
Dari segi jumlah debitur pada akhir Maret 2013, maka Jawa tengah (816.778
rekening), Jawa Barat (746.516 rekening) dan Jawa Timur (666.656 rekening)
mengakumulasi 68,85% total debitur BPR konvensional di Indonesia. Hal ini
menunjukkan bahwa penyerapan kredit sangat tinggi di ketiga provinsi
tersebut.
Kep. Riau menunjukkan kondisi yang berbeda dari delapan provinsi lainnya
yang tersebut di atas karena hingga akhir Maret 2013, penghimpunan dana
melebihi penyaluran kredit. Dengan jumlah deposito sebanyak 13.401 rekening
pada akhir Maret 2013, dana yang berhasil dihimpun dari instrumen ini
mencapai Rp 2,35 triliun. Bandingkan dengan Jawa Tengah yang memiliki
141.598 rekening deposito (33,37% dari total rekening deposito BPR
konvensional secara nasional) yang hanya berhasil menghimpun Rp. 6,02
triliun.
Rata-rata suku bunga kredit dalam mata uang rupiah Bank Umum dalam 6
bulan yang berakhir pada Maret 2013 untuk kredit modal kerja sebesar 11,54%,
kredit investasi sebesar 11,27% dan kredit konsumsi sebesar 13,43%.
Sedangkan pada BPR: kredit modal kerja sebesar 30,91%, kredit investasi
sebesar 26,76% dan kredit konsumsi sebesar 25,97%.
39
Pada bulan Desember 2012 lalu, Bank Indonesia menerbitkan peraturan yang
mengatur tentang pemberian kredit atau pembiayaan oleh Bank Umum dan
bantuan teknis dalam rangka pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah.
Disebutkan secara bertahap hingga tahun 2018, Bank Umum wajib memberikan
kredit atau pembiayaan UMKM paling rendah 20% dari total kredit atau
pembiayaan. Pembiayaan tersebut dapat dilakukan secara langsung kepada
UMKM atau tidak langsung melalui kerjasama pola executing, channeling atau
secara sindikasi. Pembiayaan tidak langsung dapat dilakukan antara lain melalui
BPR.
Menyimak statistik perbankan BPR konvensional hingga Maret 2013 dan
keberhasilan BPR dalam melakukan fungsi intermediasi, masih terbuka luas
kesempatan bagi Bank Umum untuk melakukan channeling melalui BPR.
Keuntungan yang diperoleh oleh Bank Umum melalui cara tersebut antara lain
adalah dapat mengandalkan BPR dalam infrastruktur serta pengalamannya
menilai resiko kredit debitur UMKM, yang selama ini mungkin belum didalami
oleh Bank Umum. Dalam jangka panjang dengan kebijakan yang ditempuh
Bank Indonesia tersebut, diharapkan dapat menekan suku bunga kredit BPR
konvensional karena semakin meningkatnya supply dan kemudahan akses dana
dari Bank Umum melalui penyaluran kredit langsung atau tidak langsung
kepada UMKM tersebut.
2.9.3 Fungsi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat memiliki beberapa fungsi di antaranya :
a. Bank Perkreditan Rakyat yang biasa disingkat dengan BPR adalah salah
satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil
dan menengah dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan
tempat masyarakat yang membutuhkan. (BI)
b. BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya
dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha
BPR. (Gunadarma)
c. Fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para
pengusaha mikro, kecil dan menengah, tetapi juga menerima simpanan
40
dari masyarakat. Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat
menggunakan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat
Sasaran, karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih
sederhana, dan sangat mengerti akan kebutuhan Nasabah.
Ada beberapa jenis usaha seperti yang dilakukan bank umum tetapi tidak boleh
dilakukan BPR. Usaha yang tidak boleh dilakukan BPR adalah :
Menerima simpanan berupa giro.
Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking dan
concern terhadap layanan kebutuhan masyarakat menengah ke bawah.
Melakukan usaha perasuransian.
Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang
dimaksud dalam usaha BPR.
Dalam mengalokasikan kredit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
BPR, yaitu :
41
Dalam memberikan kredit, BPR wajib mempunyai keyakinan atas
kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai
dengan perjanjian.
Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank
Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian
jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR
kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait, termasuk
kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama dengan
BPR tersebut. Batas maksimum tersebut adalah tidak melebihi 30% dari
modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank
Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian
jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR
kepada pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau lebih
dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota
direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya, serta perusahaan-
perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan pihak pemegang
saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor,
anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi (dan
keluarga), pejabat BPR lainnya. Batas maksimum tersebut tidak melebihi
10% dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank
Indonesia.
42
dibandingkan dengan Bank Umum, yaitu hanya meliputi penghimpunan
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka,
tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu,
memberikan kredit serta menempatkan dana dalam bentuk Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito dan/ atau tabungan
pada bank lain. BPR tidak diperkenankan menerima simpanan berupa giro
dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran serta melakukan kegiatan
usaha selain yang diperkenankan.
Selain itu, BPR tidak diperkenankan melakukan kegiatan usaha dalam valuta
asing kecuali sebagai pedagang valuta asing (dengan izin Bank Indonesia),
melakukan penyertaan modal, dan melakukan usaha perasuransian.
Adapun wilayah kantor operasionalnya dibatasi dalam 1 (satu) propinsi.
b. Arsitektur Perbankan Indonesia
43
2. Bank nasional yang memiliki cakupan usaha sangat luas dan
beroperasi secara nasional serta memiliki modal antara Rp10 triliun
sampai dengan Rp50 triliun;
3. Bank dengan fokus usaha tertentu yaitu bank yang kegiatan usahanya
terfokus pada segmen usaha tertentu sesuai dengan kapabilitas dan
kompetensi masing-masing bank serta memiliki modal antara Rp100
miliar sampai dengan Rp10 triliun; serta
4. BPR dan bank dengan kegiatan usaha terbatas yang memiliki modal
di bawah Rp100 miliar.
Disadari bahwa selama ini sebagian besar pengusaha mikro dan kecil, serta
masyarakat di daerah pedesaan belum mendapatkan pelayanan jasa
keuangan perbankan baik dari aspek pembiayaan maupun penyimpanan
dana. Adapun lembaga keuangan yang tepat dan strategis untuk melayani
kebutuhan masyarakat tersebut adalah BPR dengan pertimbangan:
1. BPR merupakan lembaga intermediasi sesuai dengan UU Perbankan.
2. BPR merupakan lembaga keuangan yang diatur dan diawasi secara
ketat oleh Bank Indonesia.
3. Adanya penjaminan oleh LPS atas dana masyarakat yang disimpan di
BPR.
4. BPR berlokasi di sekitar UMK dan masyarakat pedesaan, serta
memfokuskan pelayanannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat
tersebut.
5. BPR memiliki karakteristik operasional yang spesifik yang
memungkinkan BPR dapat menjangkau dan melayani UMK dan
masyarakat pedesaan.
44
6. Posisi BPR yang strategis tersebut perlu dipertahankan dan ditingkatkan
agar keberadaan BPR memberikan manfaat yang lebih besar bagi
masyarakat dan mendorong perekonomian daerah.
45
dijelaskan kegiatan masing-masing jenis bank dilihat dari segi fungsinya.
2.9.7 Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Kegiatan BPR pada dasarnya sama dengan kegiatan Bank umum, hanya yang
menjadi perbedaan adalah jumlah jasa bank yang dilaku-kan BPR jauh lebih
sempit. BPR dibatasi oleh berbagai persyaratan, sehingga tidak dapat berbuat
seleluasa bank umum. Keterbatasan kegiatan BPR juga dikaitkan dengan misi
pendirian BPR itu sendiri. Dalam praktiknya kegiatan BPR adalah sebagai
berikut:
1. Menghimpun dana hanya dalam bentuk :
Simpanan Tabungan
Simpanan Deposito
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh BPR, maka ada beberapa larangan yang
tidak boleh dilakukan BPR. Larangan ini meliputi hal--hal sebagai berikut :
Menerima Simpanan Giro
Mengikuti Miring
Melakukan Kegiatan Valbta Asing
Melakukan kegiatan Perasuransian
46
Pendirian & Modal Disetor BPR
Berdasarkan Peraturan BI NO.6/22/PBI/2004, syarat pendirian BPR yakni :
a. WNI
b. Badan Hukun Indonesia yang pemiliknya sepenuhnya WNI
c. Pemda
d. Dua pihak atau lebih sebagaimana yang dimaksud poin a,b,c
47
d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat BI, deposito berjangka,
sertifikat deposito, atau tabungan pada bank lain.
48
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank
umum bersifat umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang
ada. Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank).
Di dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 dan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang Perbankan, bank
didefinisikan sebagai badan usaha yang menghimpun atau mengumpulkan
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan atau deposito dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan, bahwa ada dua kegiatan pokok dari
bank umu,m, yaitu yang pertama adalah kegiatan pengumpulan dana atas
dasar kepercayaan dari masyarakat. Kegiatan kedua adalah penyaluran dana
kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Bank umum mempunyai fungsi penciptaan uang dalam hal ini uang giral,
49
yaitu alat pembayaran melalui mekanisme pemindahbukuan. Kemampuan
bank umum dalam menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan fungsi
bank umum menjadi sangat penting dalam pelaksanaan kebijakan
moneter.
2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran.
50
Bank umum dapat memberikan beragam jasa keuangan lain yang dapat
mempermudah kegiatan ekonomi masyarakat umumnya. Di Indonesia,
pemberian jasa oleh bank umum antara lain penyediaan fasilitas
pembayaran telepon, transfer uang lewat ATM, Anjungan Tunai
Mandiri/Automatic Teller Machine, dan pembayaran gaji karyawan.
51
2.10.3 Resiko Usaha Bank Umum
Bank, sebagai institusi yang memiliki izin untuk melakukan banyak aktivitas,
memiliki peluang yang sangat luas dalam memperoleh pendapatan
(income/return). Dalam menjalankan aktivitas, untuk memperoleh
pendapatan perbankan selalu dihadapkan pada risiko. Pada dasarnya risiko
melekat (interent) pada seluruh aktivitas bank. Seluruh aktivitas bank, produk,
dan layanan bank terkait dengan uang. Sifat dasar uang adalah anonim, siapa
pun bisa memilikinya, siapa pun ingin memilikinya, dan sangat mudah
berpidah tangan bahkan hilang. Oleh karena itu, seluruh aktinitas bank mulai
dari penyerapan dana hingga penyaluran dana sangat rentan terhadap
hilangnya uang resiko kehilangan uang.
Resiko yang mungkin terjadi dapat menimbulkan kerugian bagi bank jika tidak
dideteksi serta tidak dikelola sebagaimana mestinya. Untuk itu, bank harus
mengerti dan mengenal risiko-risiko yang mungkin timbul dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Eksekutif dalam manajemen bank serta
seluruh pihak terkait harus mengetahui risiko-risiko yang mungkin timbul
dalam kegiatan usaha bank, serta mengetahui bagaimana risiko dan kapan
risiko tersebut muncul untuk dapat mengambil tindakan yang tepat.
Pemahaman umum mengenai masing-masing kategori risiko sangat penting
sehinnga para manajer, pelaksana, dan bagian pengawasan dapat berdiskusi
tentang masalah-masalah umum yang secara alami terjadi dari berbagai
eksposur risiko. Risiko yang dikelola secara tepat dapat memberikan manfaat
bagi bank dalam menjalankan laba yang atraktif. Agar manfaat tersenut dapat
terwujud, para pengambil keputusan harus mengerti tentang risiko dan
pengelolaannya.
Beberapa resiko bank yang mungkin dapat terjadi :
1. Resiko Kredit
Risiko kredit adalah sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak
peminjam(counterparty) tidak dapat dan atau tidak mau memenuhi
kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara
penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya.
52
2. Risiko Pasar.
Risiko pasar adalah sebagai risiko kerugian pada posisi neraca serta
pencatatan tagihan kepada kewajiban di luar neraca (on andoff-balance
sheet) yang timbul dari pergerakan harga pasar (market prices)
3. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah sebagai risiko kerugian atau ketidakcukupan
dari proses internal, sumber daya manusia, dan sistem yang gagal atau
dari peristiwa eksternal.
4. Risiko Konsentrasi Kredit
Risiko konsentrasi kredit adalah ketika penempatan aktiva produktif bank
terkonsentrasi pada sattu sektor atau kelompok tertentu. Apabila terjadi
masalah pada sektor atau kelompok tersebutr, maka aktiva produktif
yang ditempatkan berada dalam bahaya.
5. Risiko Suku Bunga pada Buku Bank
Risiko suku bunga pada buku bank merupakan risiko kerugian yang
disebabkan oleh perubahan dari suku bunga pada struktur yang
mendasari yaitu pinjaman dan simpanan
6. Risiko Bisnis
Risiko bisnis adalah risiko yang terkait dengan posisi persaingan bank
dan prospek dari keberhasilan bank dalam perubahan pasar. Risiko bisnis
lebih berhubungan dengan keputusan bisnis yang diambil oleh dewan
direksi bank dan kaitannya dengan impilkasi risiko yanag mungkin timbul
atas keputusan bisnis tersebut. Dari sisi waktu, risiko bisnis bersifat
jangka pendek hingga menegah.
7. Risiko Strategi
Risiko stratejik adalah resiko yang terkait dengan keputusan bisnis
jangka panjang yang dibuat oleh senior manajemen Bank. Risiko ini
dapat juga dikaitkan dengan impementasi dari stategi-strategi mereka.
8. Risiko Reputasional
Risiko reputasional merupakan risiko kerusakan potensial pada suatu
perusahaan yang dihasilkan dari opini publik yang negatif.
9. Dampak Resiko Perbankan
53
Sebagai dampak terjadinya resiko kerugian keuangan langsung, kerugian
akibat resiko (risk loss) pada suatu bank dapat berdampak pada
pemangku kepentingan (stakeholders) bank, yaitu pemegang sahyam,
karyawan dan nasabah serta berdampak juga pada perekonomian secara
umum. Pengaruh risk loss pada pemegang saham dan karyawan adalah
langsung, sementara pengaruh terhadap nasabah dan perekonomian
tidak langsung. Berikut akan diuraikan dampak potensial terhadap
stakeholders dan ekonomi.
54
yang sehat.
Untuk mencapai sasaran tersebut, manajemen bank harus memperhatikan
beberapa hal dalam pengelolaan aktiva dan kewajiban sebagai berikut :
a. Mengelola likuiditasnya
b. Memperkecil risiko dengan mengalokasikan dananya pada aset yang
berisiko rendah atau melakukan diversifikasi
c. Memperoleh dana dengan biaya rendah
d. Menentukan jumlah modal yang harus dipertahankan dan
meningkatkan modal sesuai kebutuhan.
Dari sasaran strategi bank umum tersebut, maka dibuatlah dua dasar operasi
bank umum yaitu :
a. Esensi Program
55
a. Mobilisasi Dana
Biaya dana adalah total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk
memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan
maupun deposito. Total biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga
56
yang ditetapkan untuk memperoleh dana yang diinginkan, semakin besar
bunga yang dibebankan terhadap bunga simpanan, semakin tinggi pula
biaya dananya demikian pula sebaliknya.
Biaya dana (cost of fund) yang harus dikeluarkan oleh bank, tergantung
berapa besar dana yang berhasil dihimpunnya serta berapa besar
ketentuan suku bunganya. Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya dana
faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dana antara lain :
Tingkat suku bunga yang dibayar.
Komposisi dari portfolio sumber dana.
Ketentuan mengenai cadangan wajib minimum (reserve
requirment).
Biaya pelayanan untuk mendapatkan dana (service cost)
Pajak atas bunga.
Tingkat efisiensi.
Suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau bias juga dipandang
sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Atau
harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya dan
biasanya dinyatakan dalam persen (%).
Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank
yang berdasarkan prinsip Konvensional kepada nasabah yang membeli
atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang
harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang
harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh
57
pinjaman).
Agar keuntungan yang diperoleh bank dapat maksimal, maka pihak
manajemen bank harus pandai dalam menetukan besar kecilnya
komponen suku bunga. Hal ini disebabkan apabila salah dalam
menentukan besar kecilnya komponen suku bunga maka akan dapat
merugikan bank itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan
suku bunga yaitu:
a. Kebutuhan Dana
58
tidak boleh mlebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Artinya ada batasan maksimal dan ada batasan minimal.untuk suku
bunga yang diizinkan. Tujuannya adalah agar bank dapat bersing
sacara sehat.
e. Jangka Waktu
59
kepada seseorang atau lembaga. Dalam prakteknya, bank
menggolongkan nasabahnya antara nasabah uatam (primer) dan
nasabah biasa (sekunder).
i. Persaingan
Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana sementara maka
tingkat persaingan dalam memperebutkan dana simpanan cukup
ketat, maka bank harus bersaing ketat dengan bank lainnya.
Ringkasan
Bank sebagai badan usaha yang hergerak dalam bidang jasa keuangan sudah
lama dikenal oleh masyarakat umum, baik dari kalangan pelajar, mahasiswa, ibu
rumah tangga maupun para pegawai. Perananan bank sebagai lembaga
intermediasi dalam bidang keuangan cukup strategis baik untuk saat ini maupun
dimasa yang akan datang. Dengan beragamnya fasilitas perbankan yang dimiliki
seperti : ATM, Bank cards (debit card, credit cards), SMS Banking, Internet
Banking dan lain-lain, serta kemudahan dalam penarikan penyetoran dana
maupun beragamnya instrument perbankan dalam perkreditan maka membuat
masyarakat sudah terbiasa dengan jasa pelayanan melalui bank.
Ada 4 jenis bank di Indonesia yaitu :
Bank Indonesia (BI)
Bank Syariah (BS)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Umum Konvensional (BU)
Latihan
1. Jelaskan jenis bank yang beroperasi di Indonesia berdasarkan kepemilikannya
dan berikan contohnya masing masing jenis bank?
2. Apa saja yang menjadi sasaran strategi Bank Indonesia guna mewujudkan visi
misinya ?
3. Jelaskan program API ( Arsitektur Perbankan Indonesia) dalam program
Struktur Perbankan Nasional dan Program Pengembangan Infrastruktur
Perbankan?
60
4. Jelaskanlah yang termasuk didalam produk produk sumber dana dan produk
produk penggunaan dana dari Bank Syariah?
5. Bagaimana karakteristik kegiatan usaha BPR menurut saudara?
6. Apakah BPR Boleh melakukan transaksi jual beli valuta asing? Jelaskan!
7. Jelaskan struktur kantor bank umum yang beroperasi di Indonesia ?
8. Bagaimanakah ketentuan yang harus ditaati oleh pemilik rekening giro di Bank
Umum?
9. Jelaskan apa saja jenisnya instrumen bank dalam jasa jasa lainnya?
61
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERTEMUAN 3
JUDUL POKOK BAHASAN
Capaian Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa dapat
:
Pembelajaran memahami pentingnya mempelajariAkuntansi Sumber Dana Bank, Giro,
Sifat Rekening, Akuntansi Transaksi Giro.
1
3.1 Akuntansi Sumber Dana Bank
Dilihat dari sumbernya, dana bank dapat dikelompokankedalam 2 kelompok,
yaitu dana dari masyarakat seperti giro, tabungan, dan simpanan berjangka
atau deposito berjangkaserta dana dari bank lain seperti pinjaman antar bank
dalam bentuk call money, deposito berjangka dan lainnya.
Dana dalam bank adalah hutang bank kepada masyarakat atau pihak lainnya
yang akan dibutuhkan disisi pasiva atau sebelah kanan neraca. Karena
sifatnya sebagai hutang, maka rekening dana ini akan bertambah disebelah
kredit dan berkurang disebelah debet. Rekening dana bank merupakan
rekening permanen atau real yang selalu akan disajikan pada neraca secara
kumulatif.
Bank akan dibebankan dengan sejumlah bunga yang akan dicatat sebagai
biaya bunga pada ikhtisar laba-rugi bank. Suku bunga yang dibebankan akan
beragam-ragam sesuai dengan jenis dana yang dimiliki oleh bank yang
bersangkutan.
1.2 Giro
Giro adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, surat erintah pembayaran lainnya atau
dengan cara pemindahbukuan. Bank menetapkan harga dana giro lebih
rendahkarena lama pengendapannya tidak dapat dipastikan secara tepat,
dimana pemilik rekening giro dapat menarik uangnya kapan saja mereka
kehendaki.
Penarikan dana giro oleh si pemilik hanya dapat dilakukan dengan cara
perintah tertulis dari si pemiliknya sebagai dasar resmi otorisasi pendebetan
rekening nasabah oleh bank. Penarikan ini dapat dilakukan sewaktu-waktu
nasabah menghendakinya, dimana bank akan menguji kebenaran nomor
rekening, tanda tangan, kecukupan saldo dan informasi lainnya yang
diperlukan.
2
uang kepada pihak yang disebut di dalamnya atau kepeda pemegang cek
tersebut.
Macam-macam cek,diantaranya :
a. Cek atas nama yaitu Cek yang diterbitkan atas nama seseorang atau
badan hukum tertentu yang tertulis jelas di dalam cek tersebut.
b. Cek atas unjuk yaitu Kebalikan dari cek atas nama. Di dalam cek tidak
tertulis nama seseorang atau badan hukum.
c. Cek silang yaitu Cek yang dipojok kiri diberi tanda dua tanda garis
sejajar, sehingga cek tersebut tidak dapat ditarik tunai melainkan
pemindahbukuan.
d. Cek mundur yaitu Cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal. Hal ini
biasanya terjadi karena kesepakatan antara pemberi dan penerima cek.
e. Cek kosong Atau blank cheque yaitu Merupakan cek yang
penarikkannya melebihi saldo yang ada.
Bilyet Giro adalah Surat perintah dari nasabah kepada bank yang
memelihara giro nasabah tersebut, untuk memindahbukukan sejumlah
uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang
disebutkan namanya atau nomor rekening pada bank yang sama tau bank
lainnya.
Syarat-syarat yang berlaku untuk BG agar pemindahbukuannya dapat
dilakukan antara lain :
a. Pada surat cek tertulis perkataan “Bilyet Giro” dan nomor seri
b. Surat harus berisi perintah tak bersyarat untuk
memindahbukukan sejumlah uang tertentu atas beban rekening
yang bersangkutan
c. Nama bank yang harus membayar (tertarik)
d. Nama penerima dana dan nomor rekening
e. Nama bank penerima dana
f. Jumlah dana dalam angka dan huruf
g. Penyebutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan
h. Tanda tangan dan atau cap perusahaan.
3
Masa berlaku dan tanggal berlakunya Bilyet Giro juga diatur sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan seperti :
a. Masa berlakunya adalah 70 hari terhitung mulai tanggal
penarikannya
b. Bila tanggal efektif tidak ada maka tanggal penarikan berlaku
sebagai tanggal effektif
c. Bila tanggal efektif tidak ada maka tanggal efektif berlaku
sebagai tanggal penarikan
d. Dan persyaratn lainnya.
1.3 Sifat Rekening
Rekening giro merupakan hutang jangka pendek bank yang harus disajikan
dalam hutang lancar. Setiap kali terjadi mutasi pertambahan rekening giro
nasabah akan dibukukan disebelah kredit dan setiap kali terjadi pengurangan
rekening giro akan dibukukan disebelah debet. Dengan demikian saldo normal
rekening giro adalah sebelah kredit. Apabila saldo suatu rekeninggiro nasabah
berada pada sisi debet, maka rekening tersebut bersaldo negatif yang
lazimnya di dunia perbankan dikenal dengan saldo merah atau terjadi
overdraft. Jika terjadi saldo egatif, maka pemegang giro tidak dapat lagi
menarik dananya dan kepadanya tidak diberikan bunga atau jasa giro,
melainkan akan dibebankan sejumlah biaya atau beban bunga yang harus
dilunasi oleh nasabah yang bersangkutan. Biaya bunga ersebut memperbesar
saldo debet rekening giro yang bersangkutan.
4
Apabila Faustine membuka rekening giro pada bank Mandiri cabang Jakarta
Selatan dan menyetor tunai sejumlah Rp 100.000.000 dan membayar tunai
semua biaya administrasi seperti penerbitan buku cek sebessar Rp 50.000,
maka Bank Mandiri Cabang Jakarta Selatan akan dibukukan seperti :
D : Kas Rp 100.050.000
K : Giro-Rekening Faustine Rp 100.000.000
K : Barang Cetakan-Buku Cek Rp 50.000
b. Penyetoran Kliring
Apabila Faustine kemudian menyerahkan sebuah cek giro Bank BCA untuk
disetorkan ke dalam rekening gironya, oleh Bank Mandiri akan dibukukan
sebagai transaksi kliring. Pengkreditan ke dalam rekening giro Faustine akan
dilakukan setelah hasil kliring tersebut dinyatakan berhasil. Untuk
menampung pengkreditan sementara biasanya dikreditkan ka dalam warkat
kliring. Warkat kliring ini dianggap sebagai warkat debet keluar.
Pembukuan untuk transaksi penyetoran warkat kliring ini sebagai berikut :
Pada waktu hasil kliring dinyatakan berhasil atau tidak akan dibukukan
dengan cara menihilkan rekening warkat kliring yang sifatnya sementara,
dengan jurnal sebagai berikut :
5
Transfer yang diterima oleh Faustine dapat saja dari seorang nasabah Bank
Mandiri lainnya.
1.4.1 Penarikan
Penarikan rekening giro dapat dilakukan setiap saat setelah memenuhi
persyaratan tertentu. Jenis penarikan kredit antara lain dapat berupa :
penarikan tunai, penarikan dengan memberikan amanat kepada bank,
penarikan kliring dan lainnya.Bila Faustine menarik selembar cek senilai Rp
15.000.000 untuk diayarkan oleh bank secara tunai, maka Bank Mandiri akan
dibukukan sebagai berikut :
D : Giro-Rekening Faustine Rp 15.000.000
K : Kas Rupiah Rp 15.000.000
Dengan adanya penarikan tunai ini, maka rekening giro Faustine akan
berkurang dan dengan demikian perhitunngan jasa giro yang diperhitungkan
untuk keuntungan Faustine juga berkurang.
a. Penarikan secara Kliring
Penarikan secara kliring dilakukan oleh nasabah dengan cara menerbitkan cek
untuk disetorkan kepada seseorang yang merupakan nasabah bank lain. Bila
Faustine menerbitkan cek sebesar Rp 4.000.000 dan memerintahkan Bank
Mandiri agar diserahkan untuk keuntungan seorang nasabah di Bank Lippo.
Maka Bank Mandiri akan dibukukan sebagai berikut :
D : Giro-Rekening Faustine Rp 4.000.000
K : Bank Indonesia-Giro Rp 4.000.000
Rp 15.000.000
Bagi Bank Mandiri, warkat yang diserahkan oleh Faustine tersebut dianggap
sebagai warkat kredit keluar.
b. Penarikan dengan Amanat
Seringkali seorang nasabah memberikan amanat kepada banknya untuk
memindahkan sejumlah dana atas rekening gironya. Pemberian amanat ini
harus tertulis dan disahkan oleh pejabat bank yang bersangkutan.
Contoh yang paling lazim adalah transfer keluar. Bila Faustine kemudian
6
memerintahkan Bank Mandiri cabang Jakarta Selatan untuk mendebet
rekening gironya sebesar Rp 2.000.000 untuk dipindah bukukan kedalam
rekening seseorang di Bank Mandiri cabang Surabaya, maka Bank Mandiri
cabang Jakarta Selatan akan dibukukan sebagai berikut :
D : Giro-Faustine Rp 2.000.000
K : Rekening Antar Kantor
Cabang Surabaya Rp 2.000.000
Dalam hubungan transfer antar cabang akan tercipta hubungan antar kantor
yang akan ditampung dalam Rekening Antar Kantor (RAK). Rekening ini
bersifat reciprocal, yaitu bila satu pihak mendebit, maka pihak lainnya akan
mengkredit. Dengan demikian, RAK ini akan nihil dalam laporan keuangan
konsolidasi.
1.4.2 Penambahan atau pengurangan Lainnya
a. Perhitungan Bunga Giro
Seorang nasabah giro, apabila masih memiliki saldo kredit selama periode
perhitungan bunga atau jasa giro, akan diberikan sejumlah bunga giro.
Perhitungan bunga giro dilakukan atas saldo rata-rata terendah dari mutasi
setiap bulan. Pembukuan langsung dibukukan atas keuntungan nasabah yang
bersangkutan.
Contoh perhitungan bunga giro untuk Faustine, nasabah Bank Mandiri cabang
Jakarta Selatan, dapat diilustrasikan sebagai berikut :
BANK MANDIRI
Cabang Jakarta Selatan
Rekening Koran
Per 30 November 20xx
7
1/11 Setor Tunai 100.000.000 100.000.000
6/11 Setor Kliring 10.000.000 110.000.000
8/11 Tarik Tunai 15.000.000 95.000.000
11/11 Setor Transfer 5.000.000 100.000.000
15/11 Tarik Kliring 4.000.000 96.000.000
20/11 Tarik Transfer 2.000.000 94.000.000
30/11 Bunga Giro 973.666 94.973.666
Keterangan :
Pimpinan Cabang
SE & O ...........
8
sebagai dasar pemilihan metode perhitungan bunga.
b. Pembukuan Jasa Giro
Karena Bank Mandiri memilih perhitungan bunga atas dasar lamanya dana
mengendap, bunga giro Rp 973.666 tersebut akan dibukukan sebagai berikut :
Ringkasan
Salah satu dana bank yang harga atau biayanya cukup tinggi dibandingkan
dana giro adalah simpanan berjangka, atau lebih dikenal dengan deposito
berjangka. Simpanan berjangka merupakan simpanan masyarakat yang
penariknya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang telah disetujui berkhir.
Tujuan penggolongan dan penyajian dalam laporan keuangan adalah untuk
menyajikan secara wajar posisi hutang jangka panjang dan pendek. Tujuan ini
sangat diperlukan oleh suatu bank dalam rangka assets-liability management
yang berguna untuk menyajikan informasi mengenai jatuh tempo simpanan
berjangka sebagai dasar untuk mengelola likuiditas suatu bank. Tanpa adanya
penggolongan jatu tempo yang benar, suatu bank akan menghadapi kesulitan
dalam mengelola likuiditasnya.
Latihan Soal
9
rekening Giro Rp nasabah baru pada tanggal 20 Juni 2019.
10
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERTEMUAN 4
JUDUL POKOK BAHASAN
Capaian : Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa dapat
Pembelajaran memahami pentingnya mempelajari Simpanan Deposito, Penggolongan
Simpanan Berjangka, Traveller Cheque Dalam Valuta Rupiah dan Dana
Setoran Naik Haji
Sub Pokok Bahasan : 1.1 Simpanan Deposito
1.2 Penggolongan Simpanan Berjangka
1.3 Traveller Cheque Dalam Valuta Rupiah
1.4 Dana Setoran Naik Haji
Daftar Pustaka 1. Syamsu Iskandar, Akuntansi Perbankan – Dalam Rupiah dan Valuta
:
Asing, Edisi Pertama, 2013, In Media
2. Lapoliwa, N dan Kuswandi, Daniel.2000.Akuntansi Perbankan. Jakarta:
Institut Bankir Indonesia
3. Mintardjo, Praktek Akuntansi Bank, Edisi Pertama, 2010, Erlangga
4. Bank Indonesia, Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia, 2008
5. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Standar Akuntansi Keuangan, 2012
1
1.1 Simpanan Deposito
Deposito (Time Deposito) merupakan salah tempat bagi nasabah untuk
melakukan transaksi dalam bentuk surat-surat berharga. Pemilik deposito
disebut deposan. Kepada setiap deposan akan diberikan imbalan bunga atas
depositonya. Bagi bank, bunga yang diberikan kepada para deposan,
merupakan bunga yang tertinggi. Jika dibandingkan dengan simpanan giro
atau tabungan. Sehingga deposito oleh sebagian bank adalah sebagai dana
modal.
Keuntungan bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah uang
yang tersimpan bisa lebih lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu
yang relative panjang dan frekuensi penarikan juga jaraang. Dengan demikian
bank dapat dengan leluasa untuk menggunakan kredit dana tersebut.
Pengertian Deposito menurut UU No.10 tahun 1998 adalah “Simpanan yang
penyimpan bank. Jika dana tersebut ditarik oleh nasabah sebelum jatuh
tempo maka akan dikenakan penalty rate, yang besarnya tergantung dari
bank yang bersangkutan”.
2
para deposan biasanya bank menyediakan berbagai insentif tertentu atau
bonus. Insentif diberikan untuk jumlah nominal tertentu biasanya dalam
jumlah yang besar. Insentif dapat berupa, special rate (bunga lebih tinggi
dari bunga yang berlaku umum) maupun insentif lainnya, seperti hadiah
atau cendramata lainnya. Insentif juga dapat diberikan kepada nasabah
yang loyal terhadap bank tertentu.
Disamping diterbitkan dalam mata uang rupiah deposito berjangka yang
diterbitkan dalam valuta asing(valas), biasanya diterbitkan oleh bank
devisa. Perhitungan penerbitan pencairan dan bunga dilakukan
menggunakan kurs devisa umum. Penerbitan deposito berjangka dalam
valas biasanya diterbitkan dalam valas yang kuat seperti U$ Dollar, Yen
Jepang atau DM Jerman.
a. Deposito Automatic Roll Over
Deposito berjangka yang berlaku terus secara otomatis walaupun
jangka waktu yang telah ditetapkan sudah habis. Misalnya suatu
deposito berjangka 1 bulan jatuh tempo pada tanggal 8 Oktober
2001, jika pada tanggal tersebut tidak ditarik oleh deposan, maka
bank secara otomatis akan memperpanjang deposito tersebut untuk
sebulan berikutnya, dengan tingkat bunga yang berlaku pada saat
perpanjangan. Jumlah dana yang didepositokan adalah pokok
deposito ditambah dengan bungan periode sebelumya.
b. Deposito Non Automatic Roll Over
Deposito berjangka yang tidak diperpanjang oleh bank jika deposito
tersebut telah jatuh tempo tapi belum dicairkan oleh pemiliknya,
walupun deposito tetap berada di bank deposan tidak mendapat
bunga
2. Sertifikat Deposito
Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2,3,6,12
bulan. Sertifikat deposito yang diterbitkan atas unjuk dalam bentuk
sertifikat. Artinya didalam sertifiat nama seseorang atau badan hukum
tertentu. Disamping itu sertifikat deposito dapat diperjualbelikan pada
pihak lain. Pencairan bunga sertifkat dapat dilakukan dimuka, tiap bulan
3
atau jatuh tempo, baik tunai maupun non tunai. Dalam praktiknya
kebanyakan deposan mengambil bunga dimuka.
Penerbitan nilai sertifikat depostio sudah tercetak dalam berbagai nominal
dan biasanya dalam jumlah bulat. Sehingga nasabah dapat membeli
dalam lembaran banyak untuk jumlah nominal yang sama.
3. Deposito On Call
Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama
kurang dari 1 bulan. Diterbitkan atas anama dan biasanya dalam jumlah
yang besar misalnya 50 juta rupiah (tergantung bank yang bersangkutan).
Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposit on call dan
sebelum deposit on call dicairkan terlebih dahulu 3 hari sebelumnya
nasabah sudah memberitahukan bank penerbit. Besarnya bunga biasanya
dihitung per bulan dan biasanya untuk menentukan bunga dilakukan
negosiasi antara nasabah dengan pihak bank.
4
yang berguna untuk menyajikan informasi mengenai jatuh tempo simpanan
berjangka sebagai dasar untuk mengelola likuiditas suatu bank. Tanpa adanya
penggolongan jatu tempo yang benar, suatu bank akan menghadapi kesulitan
dalam mengelola likuiditasnya.
Simpanan berjangka yang jangka waktunya 24 bulan akan menjadi hutang
jangka pendek bila sisa jangka waktunya selama 12 bulan.
Perhitungan Bunga :
Berdasarkan contoh diatas pada tanggal jatuh tempo bunga bulan
pertama, bank Mandiri – Jakarta menyisihkan beban bunga sebagai
berikut:
Faustine = 1/12*21%*Rp.35.000.000 = Rp. 612.500
Jurnal untuk mencatat transaksi ini sebgai berikut:
5
Pada saat Faustine datang hendak mencairkan bunga simpanan
berjangka:
Faustine untuk keuntungan rekening gironya. Ayat jurnal untuk mencatat
transaksi ini dijabarkan sebagai berikut:
Pada akhir tahun buku, biaya ini ditutup kedalam rekening laba-rugi
dengan jurnal sebagai berikut:
6
Simpanan berjangka – 3 bulan Rp. 35.000.000
Simpanan berjangka yang telah
Jatuh tempo – rekening Faustine Rp. 35.000.000
Rekening simpanan berjangka yang telah jatuh tempo akan tetap tampil
atau outstanding pada neraca hingga pemilik rekening yang bersangkutan
datang untuk mencairkannya. Pada saat pemegang simpanan berjangka
ini datang untuk mencairkan simpanan berjangkanya dalam hal ini
Faustine, maka Bank harus mendebet akun simpanan berjangka yang
telah jatuh tempo – rekening Faustine
7
Simpanan berjangka 3 bulan –
Rekening Faustine Rp. 35.000.000
Pendapatan operasional lainnyaRp. 787.500
Kas Rp. 34.212.500
8
Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalh sebagai berikut:
Biaya yang dibayar dimuka ini harus dialokasikan secara periodik, paling
tidak setiap bulan, ke dalam rekening laba rugi untuk mendapatkan
gambaran biaya dan pendapatan yang wajar setelah melaksanakan konsep
matching.
Besarnya alokasi biaya setiap bulan kedalam laba-rugi akan ditentukan
lamanya waktu atau jangka waktu simpanan berjangka tersebut, dalam
contoh Faustine diatas lamanya jangka waktu simpanan berjangka adalah 3
bulan, maka jumlah biaya yang dibayar dimuka sebesar Rp. 1.800.000
harus dialokasikan selama 3 bulan dengan cara membaginya (Rp.
1.800.000 / 3 bulan) sehingga akan diperoleh pengalokasian biaya sebesar
Rp. 600.000 untuk setiap bulannya.
Pada tanggal jatuh bunga setiap bulannya, diadakan alokasi pembebanan
biaya kedalam rekening laba-rugi dengan jurnal sebagai berikut:
9
f. Pencairan simpanan berjangka yang pemegang tutup usia
Untuk proses penyelesaian pencairan simpanan berjangka yang pemiliknya
tutup usia, penyelesaian akan dipengaruhi oleh berapa lama simpanan
berjangka tersebut telah outstanding.
Apabila pencairan dilakukan sebelum jatuh waktu, akan dikenakan denda
sebagaimana pencairan dilakukan sebelum jatuh waktu. Penyerahan hasil
pencairan simpanan berjangka ini akan ditunjukan kepada ahli warisnya.
traveller’s cheques atau Cek perjalanan adalah sumber dana yang paling
murah atau tidak berbunga dan memiliki unsur promosi yang tinggi.
Travelle’rs cheques lazimnya diterbitkan dalam valuta asing yang dapat
dipergunakan diseluruh dunia dalam lalu lintas pembayaran, namun di
Indonesia juga diterbitkan traveller’s cheques dalam valuta rupiah.
Traveller’s cheques merupakan warkat berharga atas nama yang diterbitkan
oleh suatu bank yang pencairannya dapat dilakukan kapan saja, dimana saja,
dan hanya oleh orang yang memiliki dan namanya tercantum diatas tersebut.
10
Sebagai contoh Faustine nasabah Bank Mandiri - Jakarta hendak membeli
traveller’s cheques atas beban rekening gironya jumlah traveller’s cheques
yang di beli terdiri dari pecahan sebagai berikut : 80 lembar @ Rp. 10.000; 5
lembar @Rp. 1.000.000. Pada saat penjualan traveller’s cheques oleh Bank
Mandiri – Jakarta akan dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut.
11
Oleh Pihak Ketiga (Bukan Si pemilik)
Pada prinsipnya seluruh traveller’s cheques dapat langsung dicairkan.
Pencairan yang langsung ini hanya dapat dilakukan apabila traveller’s
cheques langsung dicairkan oleh pemilik. Apabila traveller’s cheques
dicairkan bukan oleh sipemilik, maka kepada cabang pembayar tidak dapat
langsung melakukan pembayaran, tetapi harus terlebih dahulu melakukan
inkaso atau penagihan kepada cabang penerbit setelah diteliti
keabsahannya.
Sebagai contoh apabila Bank Mandiri- Cab.Bandung menerima setoran untuk
keuntungan rekening Toko Anda, nasabah giro, berupa warkat traveller’s
cheques atas nama Faustine yang telah diserahkan dan ditandatangani
olehnya atas pembelian sejumlah barang. Besarnya traveller’s cheques
sebanyak 30 lembar @Rp. 10.000 dan 1 lembar @Rp. 1.000.000 oleh Bank
Mandiri - Cab.Bandung warkat traveller’s cheques tersebut terlebih dahulu
harus diinkasokan ke cabang Jakarta yang akan dibukukan dengan ayat
jurnal sebagai berikut :
Setelah hasil inkaso kepada cabang Jakarta dinyatakan berhasil, oleh Bank
Mandiri – Cab.Bandung akan dibebankan komisi inkaso sebesar Rp. 25.000
yang akan dibebankan kepada Toko Anda dan akan dibukukan dengan ayat
jurnal sebagai berikut :
12
1.3.6 Penerbitan traveller’s cheques Yang Diserahkan Kepada Agen
Penjual traveller’s chequesYang Telah Ditunjuk
Traveller’s cheques dalam valuta rupiah yang diterbitkan oleh suatu bank
dapat dijual dan dicairkan pada agen-agen penjual dan pembeli yang telah
ditunjuk resmi oleh bank penerbit traveller’s cheques tersebut.
Sebagai contoh Bank Mandiri – Jakarta mengirim 20 lembar traveller’s
cheques rupiah @Rp. 100.000 kepada agennya PT. Nugroho dengan
memperhitungkan beban formulir berharga senilai @Rp. 1.300 per lembar.
Oleh Bank Mandiri – Jakarta akan dibukukan dengan ayat jurnal sebgai
berikut :
Penyerahan warkat ini juga akan dicatat oleh Bank Mandiri - Jakarta dalam
rekening administratif sebagai suatu kontijensi penjualan traveller’s cheques,
dengan ayat jurnal sebagai berikut:
13
berikut.
14
sebagai berikut.
15
warkat ini harus dicatat oleh bank dalam suatu rekening kontijensi, yang
dikenal dengan rekening administratif.
Selama rekening administratif masih outstanding, maka masih ada warkat
pembayaran titipan yang belum diterima pembayarannya oleh bank. Dengan
perkataan lain, melalui pencatatan dalam rekening administratif ini merupakan
sarana kontrol bagi besarnya pembayaran yang telah diterima oleh bank yang
berasal dari pelunasan warkat tersebut.
16
mencapai jumlah sebesar Rp 5.750.000,00 semuanya diterima tunai oleh Bank
Mandiri-Jakarta. Oleh Bank Mandiri-Jakarta akan dibukukan seluruh
penerimaan uang dari pembayaran rekening tersebut dengan ayat jurnal
sebagai berikut :
Untuk mencatat posisi warkat yang masih outstanding atau belum dibayar
oleh para pelanggan, harus dibukukan dengan jumlah nilai yang sama dengan
diatas dan langsung mengurangi rekening administratif yang masih
outstanding.
Dengan dibukukannya ayat jurnal di atas, maka sisa warkat yang belum
dibayar oleh pelanggan listrik menjadi Rp 26.250.000,00 (selisih antara Rp
32.000.000,00 warkat yang telah diterima dari PLN dengan jumlah
pembayaran pelanggan Rp 5.750.000,00).
17
tersebut ditujukan untuk keuntungan rekening giro C.V. Nugroho sebagai
pengelola naik haji. Pada saat penerimaan setoran naik haji ini, oleh Bank
Mandiri Jakarta dibukukan sebagai berikut :
D : Kas Rp 15.000.000
K : Dana Setoran Naik Haji Rp 15.000.000
Dana untuk naik haji ini diharapkan mengen dap lama pada bank sehingga
bank dapat mengelola dana yang diterima ini untuk dapat disalurkan menjadi
aktiva yang menguntungkan bank.
18
berikut :
D : Kas Rp 300.000
K : Tabungan Naik Haji Budi Rp 300.000
Ringkasan
Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu
yang tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1,2,3,6,12,18
sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangna
maupun lembaga. Artinya didalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau
lembaga.
Akuntansi untuk mencatat transaksi simpanan berjangka ini meliputi transaksi
pembelian simpanan berjangka, perhitungan dan pembukuan bunga, pencairan
simpanan berjangka pada saat jatuh tempo, dan perpanjangan simpanan berjangka
secara rollover.
Latihan Soal
1. Pada tanggal 10 Juni 2019 sertifikat deposito PT. Faustine sebesar Rp
250.000.000,- jangka waktu selama 3 bulan, bunga 8% p.a di Bank Mandiri
19
Cabang Ciledug telah jatuh tempo jangka waktunya.
Diminta :
Buatlah Jurnal dari transaksi :
Sertifikat deposito pada saat jatuh tempo.
Sertifikat deposito diperpanjang secara otomatis dan besarnya bunga
tetap dimasukkan ke rekening giro Rp Nasabah.
Sertifikat deposito yang jatuh tempo diambil tunai atau dipindahkan ke
rekening Giro Rp nasabah baru pada tanggal 20 Juni 2019.
20
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERTEMUAN 5
JUDUL POKOK BAHASAN
Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa dapat memahami,
Capaian :
Pembelajaran diharapkan pentingnya mempelajari Akuntansi transfer Rupiah
(Remittance), Akuntansi ekspor impor,
Sub Pokok Bahasan : 5.1 Pengertian Jasa Bank
5.2 Transfer Dalam Negeri
5.3 Inkaso Dalam Negeri
5.4 Warkat Inkaso
5.5 Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri
5.6 Safe Deposit Box
5.7 Payment Point
5.8 Cek Perjalanan / Traveller Cheque
Daftar Pustaka 1. Syamsu Iskandar, Akuntansi Perbankan – Dalam Rupiah dan Valuta
:
Asing, Edisi Pertama, 2013, In Media
2. Lapoliwa, N dan Kuswandi, Daniel.2000.Akuntansi Perbankan. Jakarta:
Institut Bankir Indonesia
3. Mintardjo, Praktek Akuntansi Bank, Edisi Pertama, 2010, Erlangga
4. Bank Indonesia, Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia, 2008
5. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Standar Akuntansi Keuangan, 2012
1
6. Sukandar, Entjep, Drs, BcAN. 2002. Modul Kuliah Bank dan Lembaga
Keuangan. ITB: Bogor.
2
AKUNTANSI JASA BANK
3
lain untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada beneficiary (orang yang
berhak menerima transfer) yang berdomisili di kota tertentu. Dengan demikian
terjadi hubungan antar kantor antar cabang pemberi amanat dan pembayar
transfer.
Contoh:
Seorang Nasabah Bank Mandiri Cabang Jakarta Faustine, hendak mengirim
uang dengan kawat kepada seorang rekannya nasabah giro Bank Mandiri
Cabang Bandung sebesar Rp.6.000.000,- Untuk jasa ini Faustine dikenakan
komisi transfer Rp.10.000,- dan ongkos kawat sebesar Rp.15.000.
Pembayaran dilakukan dengan menarik selembaran cek giro termasuk seluruh
biaya dan komisi. Pada saat menerima amanat ini, Bank Mandiri-Jakarta akan
membukukan:
b) Transfer Masuk
Transfer masuk, dimana bank menerima amanat dari salah satu cabang untuk
membayar sejumlah uang kepada seseorang beneficiary. Dalam hal ini bank
pembayar akan membukukan hasil transfer kepada rekening nasabah
beneficiary bila ia memiliki rekening di bank pembayar. Transfer masuk tidak
dikenakan lagi komisi karena si nasabah pemberi amanat telah dibebankan
sejumlah komisi pada saat memberikan amanat transfer.
4
si pemilik rekening bersangkutan. Pembatalan transfer masuk hanya dapat
dilakukan apabila transfer dibayarkan yang lazim dilakukan pada beneficery
yang bukan nasabah bank.
Contoh:
Bank Mandiri Cabang Bandung menerima transfer masuk dari Bank Mandiri
cabang Jakarta sebesar Rp.6.000.000,- untuk keuntungan rekening giro
nasabah Nugroho .Pada saat menerima transfer masuk ini, Bank Mandiri
cabang Bandung membukukan sebagai berikut:
5
Deviden
Kupon
Suatu kegiatanuntuk menagih suatu warkat yang telah diterbitkan oleh nasabah
bank lain.Disini bank menerima amanat dari nasabahnya sendiri untuk menagih
warkat tersebut kepada seseorang nasabah bank lain dikota lain.
Pada inkaso keluar, transaksi ini bersifat bersyarat dan oleh sebab itu harus
dibukukan dalam rekening administratif. Artinya, bank akan membayar
sejumlah uang kepada si pemberi amanat. dalam hal ini nasabah, apabila hasil
inkaso dinyatakan berhasil. dengan demikian, rekening administratif akan
muncul disebelah kredit.
Contoh:
Tn.Nugroho, nasabah giro Bank Mandiri cabang Jakarta menyerahkan selembar
giro yang diterbitkan oleh seseorang nasabah bank Mandiri cabang Bandung
sebesar Rp.45.000.000,- untuk ditagihkan ke cabang Bandung dan hasilnya
agar dikreditkan kedalam rekeningnya. Komisi ditetapkan sebesar Rp 0.25%.
Pada saat menerima warkat untuk diinkaso ke cabang bandung. Bank Mandiri
6
cabang Jakarta akan membukukan:
K: Rekening Administratif Rupiah
Warkat inkaso Yang Diterima Rp. 45.000.000,-
Seminggu kemudian diterima berita (per kawat) bahwa inkaso dinyatakan
berhasil. Kepada nasabah dikenakan ongkos kawat sebesar Rp. 10.000. Oleh
Bank Mandiri cabang Jakarta akan dibukukan sebagai berikut:
D: Rekening Administratif Rupiah
Warkat Inkaso Yang Diterima Rp. 45.000.000,-
D: RAK – Cabang Bandung Rp. 45.000.000,-
K: Giro – Tuan Bambang Rp. 44.877.500,-
K: Pendapatan Komisi Inkaso Rp. 122.500,-
K: Pendapatan Ongkos Kawat Rp. 10.000
5.4.2 Inkaso Keluar Berantai
Sering kali inkaso yang dilakukan oleh suatu bank adalah warkat dari bank lain
yang berlokasi pada kota yang berbeda. Dalam hal ini demikian, bank penerima
warkat inkaso akan memberi amanat kepada cabang sendiri yang berlokasi
dalam kota yang sama atau kota terdekat dengan bank pemilik atau penerbit
warkat tersebut untuk menagih sejumlah nilai yang tertera dalam warkat
tersebut. Pelaksana inkaso oleh cabang penerima amanat dapat dilakukan
melalui kliring.
Bank pemberi amanat akan mengkredit rekening nasabah pemberi amanat
setelah inkaso berhasil dinyatakan berhasil.
Contoh:
Tn. Nugroho, nasabah giro Bank Mandiri cabang – Jakarta, memberikan amanat
untuk menagihkan selembar cek giro pada Bank BCA – Surabaya sebesar Rp.
50.000.000,- komisi sebesar 0.30% dan biaya kawat sebesar Rp. 20.000,-
diperhitungkan dari hasil inkaso. Pada saat menerima warkat inkaso, Bank
Mandiri – Jakarta akan membukukan sebagai berikut:
K: Rekening Administratif Rupiah
Warkat Inkaso Yang Diterima Rp. 50.000.000,-
Pada saat Bank Mandiri – Surabaya menerima warkat inkaso, akan dibukukan
oleh cabang Surabaya dengan jurnal sebagai berikut:
7
D: Bank Indonesia Rp. 50.000.000,-
K: Hutang Lainnya Rp. 50.000.000,-
Karena sifatnya transaksi kliring ini masih bersifat menunggu keberhasilan
inkaso dengan Bank BCA Surabaya, kliring tersebut akan ditampung sementara
pada rekening hutang lainnya.
Apabila kliring dinyatakan berhasil, Bank Mandiri – Surabaya akan
membebankan ongkos kawat Rp. 10.000 dan membukukan:
D: Hutang Lainnya Rp. 50.000.000,-
K: RAK – Cabang Jakarta Rp. 49.990.000,-
K: Pendapatan Ongkos Kawat Rp. 10.000,-
Oleh Bank Mandiri Jakarta akan membukukan:
D: Rekening Administratif Rupiah
Warkat Inkaso Yang Diterima Rp. 50.000.000,-
D: RAK – Cabang Surabaya Rp. 49.990.000,-
K: Giro Rekening Tn Nugroho Rp. 49.820.000,-
K: Pendapatan komosi Inkaso Rp. 150.000,-
K: Pendapatan Ongkos Kawat Rp. 20.000,-
Jadi hubungan rekening antar kantor antara cabang pemberi amanat dengan
cabang penerima amanat baru terjadi setelah hasil inkaso dinyatakan berhasil
oleh bank penerbit warkat.
Merupakan kegiatan yang masuk atas warkat yang telah diterbitkan oleh
nasabah sendiri. Dalam kegiatan inkaso masuk, bank hanya memeriksa
kecukupan dari nasabahnya yang telah menerbitkan warkat kepada pihak ke
tiga.
8
Dalam inkaso masuk, bank tertarik bersifat pasif, berbeda dengan inkaso keluar,
dimana bank pemberi amanat bersifat aktif.
Dalam inkaso masuk tidak akan dibukukan dalam rekening administratif karena
sifat transaksinya sudah jelas, yaitu ada atau tidak adanya dana dari nasabah
yang telah menarik warkat yang bersangkutan.
Contoh:
Bank Mandiri – Jakarta menerima tagihan dari Bank Mandiri – Bandung atas
selembar cek giro nasabahnya Tn. Martinus sebesar Rp. 20.000.000,- Setelah
diteliti dana nasabah tersebut cukup. Oleh Bank Mandiri –Jakarta akan
membukukan sebagai berikut:
D: Giro – Rekening Tn.Martinus Rp. 20.000.000,-
K: RAK – Cabang Bandung Rp. 20.000.000,-
Surat Kredit Berdokumen (SKBDN) atau biasa disebut Letter of Credit (L/C)
merupakan salah satu jasa yang ditawarkan bank dalam rangka pembelian
barang, berupa penangguhan pembayaran pembelian oleh pembeli sejak L/C
dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu sesuai perjanjian. Berdasarkan
pengertian tersebut, tipe perjanjian yang dapat difasilitasi L/C terbatas hanya
pada perjanjian jual – beli, sedangkan fasilitas yang diberikan adalah berupa
penangguhan pembayaran.
L/C Dalam Negeri adalah L/C yang diterbitkan dalam valuta rupiah untuk
menjamin kelancaran perdagangan dalam negeri. Tujuan bank menerbitkan L/C
adalah untuk memberi jaminan secara tertulis berlandaskan hukum, untuk
melakukan pembayaran kepada pihak penjual, mengaksep atau menegosiasi
wesel-wesel yang ditarik oleh penjual serta memberi kuasa kepada bank lain
melakukan pembayaran, mengaksep atau menegosiasi wesel-wesel. Letter of
9
Credit Dalam Negeri hampir serupa dengan Letter of Credit untuk transaksi
perdagangan luar negeri, hanya valuta dan wilayah pabean yang membedakan)
5.5.1 Keuntungan Menerbitkan L/C Dalam Negri
Keuntunganyang diperoleh bank dalam menerbitkan L/C Dalam Negri yaitu
memperluas jaringan kepada masyarakat sebagai perantara perdagangan dan
juga mendapatkan tambahan pendapatan berupa komisi dan sumber dana
berupa setoran jaminan.
10
dalam L/C, issuing bank tetap menjamin untuk membayar, mengaksep,
atau menegosiasi wesel-wesel yang ditarik atas L/C tersebut asalkan
syarat-syarat dan kondisi yang ditetapkan didalamnya terpenuhi.
3) Confirmed Irrevocable Letter of Credit
Sebagaimana diketahui sifat khusus suatu L/C adalah credit standing
bank itu ditambahkan pada kredit standing pembeli dalam L/C yang
bersangkutan. Namun demikian dapat terjadi kredit standing dari pada
issuing bank tidak memuaskan bagi pihak penjual, hal ini timbul apabila
misalnya issuing bank hanya suatu bank lokal tanpa mempunyai reputasi
internasional sehingga pihak penjual memandang perlu untuk meminta
jaminan kepada advising bank. Dalam hal ini penjual akan mengajukan
permohonan agar dibuka suatu confirmed L/C.
4) Transferable Letter of Credit
Adalah suatu kredit yang memberikan hak kepada beneficiary untuk
meminta kepada bank yang diamanatkan untuk melakukan pembayaran
atau akseptasi atau kepada setiap bank yang berhak melakukan
negosiasi, untuk menyerahkan hak atas kredit itu seluruhnya atau
sebagian kepada satu pihak ketiga atau lebih.
5) Back To Back Letter of Credit
Back to back letter of credit ini dipakai dalam keadaan seperti halnya
pada transferable L/C yakni, suatu transaksi dagang yang dilakukan
dengan melalui pedagang perantara atau dalam keadaan dimana
hubungan langsung antara pembeli dan supplier tidak dimungkinkan oleh
peraturan-peraturan negara yang bersangkutan. Walaupun ada
persamaan demikian tetapi tidak berarti bahwa ketentuan-ketentuan
yang berlaku terhadap transferable L/C seluruhnya berlaku juga bagi
back to back L/C.
6) Red Clause Letter of Credit
Adalah suatu klausula yang memuat makna anti cipatory yaitu
menyangkut sesuatu hal yang sifatnya didahulukan. Adapun yang
didahulukan disini adalah pembayaran atas L/C oleh bank yang dilakukan
sebelum dokumen-dokumen yang disyaratkan diserahkan. Atas dasar
11
inilah maka red clause L/C termasuk dalam golongan yang disebut anti
cipatory credit.
7) Green Ink Clause Letter of Credit
Green ink clause letter of credit hampir serupa dengan red clause L/C,
yakni juga memberikan uang muka kepada beneficiary sebelum
pengapalan barang-barang dilakukan.
8) Revolving Letter of Credit
Dalam suatu kegiatan perdagangan luar negeri antara penjual dan
pembeli sering terjadi serentetan transaksi secara kontinyu dan teratur
baik waktu maupun jumlah. Adapun cara pembayarannya dapat
dilakukan dengan pembukaan L/C seperti yang telah diutarakan di atas
untuk masing-masing transaksi.
9) Stand By Letter of Credit
Suatu jaminan khusus yang biasanya dipakai sebagai “stand by” oleh
pihak beneficiary atau bank atas nama nasabahnya. Dalam hal ini apabila
pihak applicant gagal untuk melaksanakan suatu kontrak atau gagal
untuk membayar pinjaman atau memenuhi pinjaman lain bank yang
bersangkutan akan membayar kepada beneficary atas penyerahan
selembar sight draft dan surat pernyataan dari beneficiary, yang
menyatakan bahwa applicant atau kontraktor tidak dapat melaksanakan
kontrak yang disetujui, membayar pinjaman atau memenuhi kewajiban
lain itu.
b. Prosedur Transaksi Letter of Credit
1. Pihak penjual dan pembeli mengadakan negosiasi jual beli barang
hingga terjadi kesepakatan.
2. Pihak pembeli diharuskan membuka L/C dalam negeri pada suatu bank
(bank pembuka L/C)
3. Setelah L/C DN dibuka, oleh bank pembuka L/C segera
memberitahukan kepada bankpembayar bahwa L/C DN telah dibuka
dan agar disampaikan kepada si penjual barang.
4. Penjual barang mendapat pemberitahuan dari bank pembayar bahwa
pembeli telah membuka L/C barang dagangan sudah dapat segera
12
dikirim. Disini penjual barang meneliti apakah L/C terjadi perubahan
dari syarat yang telah disetujui semula.
5. Pada waktu pembeli menerima kabar dari perusahaan pengangkutan
bahwa barang telah datang, maka pihak pembeli harus membuatkan
certificate of receipts atau konosemen yang harus diserahkan kepada
bank pembayar dan penjual. Hal ini dilakukan setelah memeriksa
kebenaran L/C dengan faktur atau barang yang dikirim oleh si pembeli.
6. Atas dasar konsumen penjual segera menghubungi bank pembayar
dengan menunjukan dokumen L/C dan surat pengantar dokumen
disertai denga wesel yang berfungsi sebagai penyerahan dokumen dan
penagihan pembayaran kepada bank pembayar.
7. Bank pembayar setelah menerime dokumen dari penjual segera
menghubungi bank pembuka L/C. Oleh bank pembuka L/C segera
memberitahukan penerimaan dokumen dilampiri dengan perhitungan-
perhitungannya kepada pembeli.
8. Pembeli menerima dokumen dari bank pembuka L/C
9. Pembeli segera melunasi seluruh kewajibannya atas jual beli tersebut
kepada bank pembuka L/C.
10. Bank pembuka L/C memberi konfirmasi penerimaan dokumen dan
sekaligus memberitahukan bahwa si pembeli telah membayar. Dengan
demikian memberi ijin kepada bank pembayar untuk melakukan
pembayaran kepada si penjual. Kemudian semua arsip disimpan.
11. Oleh bank pembayar akan dilakukan pembayaran dengan
memperhatikan diskonto atau perhitungan wesel.
c. Proses dan langkah-langkah L/C:
1) Negosiasi jual beli
2) Pembeli mengajukan LC
3) Bank memeriksa pengajuan LC nasabah
4) Apabila bank setuju, nasabah wajib setor jaminan
5) LC ditujukan kepada bank penerus
6) Advising Bank meneruskan LC ke produsen
7) Produsen mengirim barang
13
8) Produsen menyerahkan dokumen pengiriman barang kepada advising
bank
9) Advising bank tidak langsung memberikan pembayaran, sebagai bank
penerus selanjutnya meneruskan penagihan kepada Issuing bank.
10) Issuing bank meneliti keabsahan dokumen dan kesesuaiannya dengan
isi perjanjian
11) Setelah dinyatakan sah maka issuing bank melakukan pembayaran
melalui advising bank.
12) Advising bank meneruskan pembayaran kepada produsen
13) Issuing bank menagih kewajiban pembayaran pembelian barang
kepada buyers
14) Buyers membayar tagihan kepada issuing bank.
Contoh:
Bank Mandiri – Surabaya menerima perintah dari Bank Mandiri – Jakarta untuk
meneruskan Sight L/C dalam negeri sebesar Rp. 120.000.000 yang telah
diterbitkan dan ditunjukkan kepada PT. DSK nasabah bank BCA cab Surabaya.
Untuk meneruskan L/C ini, Bank Mandiri – Surabaya memungut komisi sebesar
Rp. 75.000 dan ongkos sebesar Rp. 15.000 oleh Bank Mandiri Cab. Surabaya
akan dibukukan sbb:
D: RAK- Cab. Jakarta Rp. 120.125.000
K: Pedpt. Komisi Rp. 75.000
K: Pendpt. Ongkos Rp. 50.000
K: Kliring Rp. 120.125.000
Pada saat kliring diterima:
D: Kliring Rp. 120.000.000
K: BI – Giro Rp. 120.000.000
14
Bank Penerbit L/C Bank pembayaran
DN L/C DN
Beneficiary
Biaya sewa
15
Setoran jaminan kunci SDB, ini diperlukan karena untuk mengganti bila
kunci kotak penyimpanan tersebut hilang namun bila sampai selesai
penyimpanan barang berharga ternyata kunci tidak hilang maka setoran
jaminan kunci akan dikembalikan kepada yang berhak ( penitip barang
).
16
Pada tanggal 1 Juli 2003 Bank Mitra Niaga Semarang menerima permohonan
seorang nasabah bernama Sheika untuk menyimpan barang dan surat berharga
miliknya. Untuk itu, dia menyerahkan setoran jaminan sebesar Rp. 1.500.000,-
secara tunai dan membayar sewa diterima dimuka sebesar Rp. 2.400.000,- untuk
sewa 6 bulan kedepan atas beban Giro Sheika. Masa sewa akan jatuh tempo pada
tanggal 31 Desember 2003.
Jurnal Bank Mitra Niaga Semarang:
1 Juli 2003
D: Kas Rp. 1.500.000,-
D: Giro-Sheika Rp. 2.400.000,-
K: Setoran jaminan kunci SDB Rp. 1.500.000,-
K: Pendapatan sewa SDB diterima dimuka Rp. 2.400.000,-
31 Juli s/d 30 November 2003
D: Pendapatan sewa SDB diterima dimuka Rp. 400.000,-
K: Pendapatan sewa SDB Rp. 400.000,-
17
D: Setoran jaminan SDB Rp. 1.500.000,-
K: Inventaris kantor Rp. 1.500.000,-
Salah satu jasa bank untuk melayani masyarakat yang akan melakukan
pembayaran-pembayaran yang relatif rutin dan nilainya relatif kecil, contohnya;
pembayaran rekening listrik, telepon, air dll.
Payment Point disebut juga rekening titipan dan diartikan sebagai rekening
bersyarat, yang sifatnya tidak mengikat bagi bank untuk melakukan kewajiban
kepada individu atau lembaga tertentu yang memberi amanat.
Contoh:
Tanggal 3 Mei 2003, diterima pembayaran dari pelanggan listrik sebesar Rp.
500.000,-
Jurnal 03 Mei 2003
D: Kas Rp. 500.000
K: Rekening titipan PLN Rp. 500.000
Pencatatan rekening dimulai saat menerima slip tagihan dari individu atau
lembaga yang memberi amanat.
Pada saat selesainya pembayaran (tanggal 20 Mei 2003), hasil tagihan dari
masyarakat dilimpahkan ke giro PLN.
18
Akuntansi Cek Perjalanan (TC) dimulai saat penerbitan atau penjualan dan
saat pencairan TC, baik yang dijual melalui cabang pembayar maupun
melalui agen.
Contoh:
Penerbitan TC
Faustine nasabah Bank Mandiri Jakarta hendak membeli Traveller’s Cheques (TC)
atas beban rekening gironya, sebanyak 20 lembar @ Rp 100.000,-
D : Giro Nn. Yuyun Rp. 2.000.000
K : TC – Rupiah Rp. 2.000.000
Pencairan TC
Faustine mencairkan TC pada Bank Mandiri Cabang Padang sebanyak 3 lembar
secara tunai
Pada Cab. Padang
D: RAK- Jakarta Rp 300.000
K: Kas Rp 300.000
Ringkasan
19
Jasa-jasa bank yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan penghimpunan dan
penyaluran dana dan juga dapat digunakan sebagai pelengkap atau fasilitas jasa
tamban yang digunakan untuk menarik nasabah sehingga dengan adanya jasa-jasa
perbankan memudahkan masyarakat dalam memanfaatkan produk-produk yang
disediakan dalam bank.
Latihan Soal
1. Dalam jasa safe deposit box, keuntungan apa saja yang dapat diperoleh oleh
pemegang safe deposit box (SDB) tersebut.
2. Untuk memperlancar arus barang baik perdagangan lokal maupun internasional
salah satu caranya adalah dengan menggunakan L/C. Jelaskan fungsi L/C dalam
menunjang kegiatan untuk memperlancar kegiatan ekspor impor.
3. PT. Faustine, yang berencana membeli barang Mesin Pabrik pada PT. Power
Indonesia di Surabaya, mengajukan sight L/C pada bank Mandiri senilai Rp 300
juta. PT Faustine melakukan setoran dengan dana yang diambil dari Rek. Gironya
senilai Rp 240 juta. Biaya yang harus ditanggung PT Faustine adalah biaya komisi
dan ongkos kirim masing-masing senilai Rp. 180.000 dan Rp 25.000,-. Sementara
itu sisanya dibayarkan pada saat terjadi penagihan. Bagaimana cara pencatatan
jurnal pada saat penagihan dan pada saat penyelesaian?
20
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERTEMUAN 6
JUDUL POKOK BAHASAN
Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa dapat memahami,
Capaian :
Pembelajaran diharapkan pentingnya mempelajari Akuntansi kliring dan Sistem Kliring
Nasional
1.1 Sistem Kliring
Sub Pokok Bahasan :
1.2 Peserta Kliring
1.3 Warkat dan Dokumen Kliring
1.4 Akuntansi Kliring
1.5 Mengenal Kliring Elektronik dan Otomasi
1.6 Jenis Biaya Kliring
1.7 Akuntansi Kliring Elektronik dan Otomasi
Daftar Pustaka 1. Syamsu Iskandar, Akuntansi Perbankan – Dalam Rupiah dan Valuta
:
Asing, Edisi Pertama, 2013, In Media
2. Lapoliwa, N dan Kuswandi, Daniel.2000.Akuntansi Perbankan. Jakarta:
Institut Bankir Indonesia
3. Mintardjo, Praktek Akuntansi Bank, Edisi Pertama, 2010, Erlangga
4. Bank Indonesia, Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia, 2008
5. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Standar Akuntansi Keuangan, 2012
6. Purnamawati, I Gusti Ayu dkk, 2004. Akuntansi Perbankan Teori
dan Soal Latihan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
7. Taswan, 2008. Akuntansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah
Edisi III . Yogyakarta: UPP STIM YKPN
1
AKUNTANSI KLIRING
2
c. Lokasi kantor bank memungkinkan untuk mengikuti kliring secara tertib
sesuai jadwal kliring lokal ( waktu tempuh maksimal 45 menit).
2. Peserta tidak langsung, peserta yang turut serta dalam pelaksaan kliring melalui
dan menggunakan idenitas peserta langsung yang menjadi induknya yang
merupakan bank yang sama.
1.3 Warkat dan Dokumen Kliring
6.3.1 Warkat
Warkat adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban
atau untuk untung rekening nasabah atau bank melalui kliring. Warkat yang
diperhitungkan adalah :
a. Cek, perintah tak bersyarat pada bank untuk membayar sejumlah uang
tertentu atas beban rekening penarikan cek.
b. Bilyet Giro , perintah kepada bank untuk memindah bukukan uang
sejumlah tertentu atas beban rekening penarik pada tanggal tertentu
kepada pihak yang tercantum dalam bilyet giro tersebut.
c. Wesel Bank untuk Transfer (WBUT), Wesel yang diterbitkan oleh bank
khusus untuk transfer.
d. Surat Bukti Penerimaan Transfer(SBPT), Surat bukti penerimaan transfer
dari luar kota yang dapat ditagihkan kepada bank peserta penerima dana
transfer melalui kiring lokal
e. Nota Debet, warkat yang digunakan untuk menagih dana pada bank lain
untuk nasabah bank yang menyampaikan warkat.
f. Nota Kredit, warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana pada bank
lain untuk nasabah bank yang menerima warkat.
3
b. Kegiatan di kantor peserta sebelum datang ke pertemuan kliring penyerahan
ditempat penyelenggaraan, peserta harus melakukan persiapan sebagai
berikut:
Melakukan pengecekan terrhadap warkat yang akan dikliringkan
apakah warkat tersebut merupakan warkat yang dapat dikliringkan dan
telah memenuhi spesifikasi sesuai ketenuan yang berlaku.
Memilah warkat berdasarkan bank penerima.
Mengisi daftar warkat kliring penyerahan engan rincian nominal warkat
serta jumlah lembar dan jumlah nominal warkat.
c. Kegiatan peserta ditempat penyelenggara pada saat pertemuan kliring
penyerahan ditepat penyeenggara, wakil peserta melakukan kegiatan
sebagai berikut:
Wakil peserta wajib hadir dalam pertemuan kliring penyerahan pada
jadwal yang telah ditetapkan dengan mengisi daftar hadir yang
disediakan penyelenggara.
Melakukan kegiatan pendistribusian warkat.
Melakukan kegiatan penerimaan warkat.
Mencocokkan rincian yang terpancum pada daftar warkat kliring
penyerahan yang diterima dari peserta lain dengan warkat yang
diterima.
Menyusun neraca kliring penyerahan berdasarkan daftar warkat kliring
penyerahan yang diserahkan maupun yang diterima.
Menandatangani dan mencantumkan nama jelas wakil peserta yang
bersangkutan pada neraca kliring penyerahan, kemudian menyerahkan
lemarr pertama neraca kliring penyerahan kepada penyelenggara.
d. Kegiatan tugas penyelenggara:
Menyusun neraca kliring penyerahan gabungan berdasarkan neraca
kliring penyerahan yang disampaikan oleh seluruh wakil peserta.
4
kliring lokal yang ditetapkan merupakan rentang waktu bagi wakil peserta
diperkenankan untuk hadir dan mendistribusikan warkat pada proses
penyelenggaraan kliring penyerahan / pengembalian.
Sebagai contoh :
a. Jadwal kliring penyerahan ditetapkan pukul 10.30-11.00.
b. Jadwal kliring pengembalian ditetapkan pukul 13.00-13.30.
6.3.4 Sistem Kliring Warkat Luar Wilayah
Kliring warkat luar wilayah adalah penyelenggaraan kliring atas cek dan bilyet
giro yang diterbitkan oleh kantor bank yang bukan peserta diwilayah kliring
dimana cek dan bilyet giro dikliringkan.
Manfaat penyelesaian pembayaran Cek/BG luar kota :
1. Untuk penerapan kliring warkat luar wilayah akan memberikan manfaat
berupa efesiensi dalam (same day settement).
2. Dalam efektivitas cek/BG sesuai jadwal kliring lokal tempat dikliringkan
3. Untuk seluruh biaya atas proses wakat pada Bank Indonesia ada
kesamaan dengan warkat lokal lainya. Dari kemudahan tersebut
diaharapkan bisa meningkatkan kelancaran lalu lintas pembayaran giral
antar daerah
1. Nasabah Bank BRI Jakarta dengan nama Denis Setiawan sudah menarik
cek no.011.000.12 sejumlahRp 50.000.000 dan cek no.011.000.13
sejumlah Rp 30.000.000 untuk membayar pembelian elektronik kepada
nasabah giro Bank Mega Jakarta yang bernama Drajat.
2. Bank Mega Jakarta telah menerima bilyet giro dari Erika untuk keuntungan
nasabah giro Bank Niaga Jakarta sebesar Rp50.000.000 yang bernama
Fahmi.
5
3. Telah menarik cek untuk membayar barang dagangan oleh Nasabah Niaga
Jakarta yang bernama Candra, kepada nasabah Bank Mega Jakarta sebesar
Rp60.000.000 yang bernama Yanti,
4. Bank BRI Jakarta telah diterima warkat debet masuk sebesar Rp20.000.000
untuk beban nasabah giro Dwiwahyu. Bank Niaga Jakarta memberkan
warkat melalui Bank Indonesia Jakarta untuk keuntungan giro Fitri.
Diminta:
1. Pencatatan jurnal pada masing-masing peserta kliring
2. Neraca kliring pada tiap-tiap bank peserta kliring
3. Neraca kliring yang perlu disajikan oleh Bank Indonesia selaku lembaga
kliring
Jawab
1. Pencatatan jurnal pada masing masing peserta kliring
Pencatatan Jurnal Bank Mega
Kredit
Transaksi Ket Rekening Debet (Rp)
(Rp)
1. Kliring 1 Dr. RAR Kliring 80.000.000
Cr. RAR Kliring 80.000.000
1. Kliring 2 Dr. Giro Bank Indonesia 80.000.000
Cr. Giro Drajat 80.000.000
2. Kliring 1 Dr. Giro Erika 50.000.000
Cr. Giro Bank Indonesia 50.000.000
3. Kliring 1 Dr. RAR Kliring 60.000.000
Cr. RAR Kliring 60.000.000
3. Kliring 2 Dr. Giro Bank Indonesia 60.000.000
Cr. Giro Yanti 60.000.000
6
2. Neraca kliring pada masing-masing bank peserta kliring.
Bank Mega
Keterangan Saldo Keterangan Saldo
1. WDK 80.000.000 2. WKK 50.000.000
3. WDK 60.000.000
Menang Kliring 90.000.000
Jumlah 140.000.000 Jumlah 140.000.000
Bank BRI
Keterangan Saldo Keterangan Saldo
1. WDM 80.000.000
Kalah Kliring 100.000.000 4. WDM 20.000.000
Dalam kliring elektronik dan otomasi, harus didukung oleh Sistem Pusat Komputer
kliring Elektronik (SPKE), Terminal Peserta Kliring (TKP), dan Jaringan Komunikasi
7
Data (JKD). SPKE adalah seperangkat sistem komputer pada penyelenggara yang
berfungsi menerima dan mengolah data keuangan elektronik serta menghasilkan
informasi hasil kliring dan informasi kliring lainnya. TPK adalah perangkat sistem
komputer yang dipasang di peserta untuk mengirim Data Keuangan Elektroinik
(DKE) ke SPKE serta menerima informasi hasil perhitungan kliring dan informasi
kliring lainnya. Sedangkan yang dimaksud JKD adalah seperangkat sistem yang
berfungsi sebagai sarana penghubung antara TPK dengan SPKE. Untuk
mengoperasikan sistem ini, setiap peserta memiliki password.
Warkat ataupun dokumen kliring diisi harus memperhatikan jenis angka dan
simbol MICR code line. Angka dan simbol merupakan rangkaian informasi yang
8
dibutuhkan dalam rangka sistem kliring yang diotomasikan atau dikliring otomasi
atau elektronik. MICR code line pada warkat yang wajib dicantumkan dalam clear
band terdiri dari :
1. Nomor Warkat
Nomor warkat disediakan untuk nomor seri pada cek dan Bilyet Giro serta
nomor urut atau nomor registrasi pada warkat lainnya. Meskipun demikian bank
dapat pula menggunakannya untuk identitas warkat lainnya, misalnya nomor
urut atau nomor registrasi dan lain-lain untuk warkat selain cek atau Bilyet Giro.
Untuk keperluan nomor warkat disediakan 6(Enam) digit angka. Pencantuman
nomor warkat yang kurang dari 6(enam) digit, harus diawali dengan angka “0”
(nol). Sedangkan unutk nomor warkat yang melebihi 6(enam) digit hanya
dicantumkan 6(Enam) digit terakhir. Sebelah kiri dan kanan nomor warkat
tersebut harus diisi dengan simbol domestik.
2. Sandi Peserta
Sandi peserta disediakan untuk sandi bank dan sandi kantor penerima warkat.
Untuk keperluan sandi peserta disediakan 7(tujuh) digit angka, yang terdiri dari
:
9
penerima paling banyak 10 (sepuluh) digit angka, yang sistematikanya
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing peserta. Pencantuman nomor
rekening yang kurang dari 10 (Sepuluh) digit, diawali dengan angka “0” (nol),
sedangkan untuk nomor rekening yang melebihi 10 (sepuluh) digit hanya
dicantumkan 10 (sepuluh) digit terakhir. Dalam hal nomor rekening
menggunakan karakter spesial (non numeric) maka pengisian MICR dilakukan
dengan angka “0000000001” dan khusus pada nota kredit diisi secara lengkap
nama serta nomor rekening penerima pada warkat dimaksud. Nomor rekening
ini diakhiri dengan simbol domestik.
4. Sandi Transaksi
Untuk keperluan statistik bagi pihak penyelenggara, sandi transaksi diatur
sebagai berikut :
a. Sandi transaksi disediakan untuk identitas jenis warkat dan atau jenis
transaksi yang terdapat didalamnya;
b. Dalam sandi transaksi disediakan 2(dua) digit angka dengan pengaturan
sebagai berikut :
1) 00 sampai dengan 09 untuk cek
2) 10 sampai dengan 19 untuk bilyet giro;
3) 20 sampai dengan 29 untuk WBUT;
4) 30 sampai dengan 29 untuk SBPT;
5) 40 sampai dengan 49 untuk nota debet, dengan ketentuan:
a. Sandi transaksi 40 sampai dengan 49 kecuali sandi transaksi 45,
untuk transaksi kliring dengan nilai nominal paling tinggi Rp
10.000.000 (sepuluh juta rupiah)
b. Sandi transaksi 45, untuk transaksi kliring dengan nilai nominal
diatas Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) dan digunakan untuk
transaksi-transaksi sebagaimana diatur dalam surat edaran Bank
Indonesia yang mengatur mengenai penggunaan nota debet dalam
kliring.
10
6) 50 sampai dengan 59 untuk nota kredit, dengan pengaturan sebagai
berikut :
5. Nilai Nominal
Informasi mengenai nilai nominal tidak dicetak secara preprinted.
Pencantumannya dilakukan oleh peserta yang memperhitungkan warkat,
dengan menggunakan peralatan khusus yang disebut MICR encorder atau
reader-encorder dengan ketentuan sebagai berikut :
11
dimaksud diatas diapit oleh 2 (dua) simbol nominal pada bagian kiri dan
kanannya.
12
Kesimpulan
Kliring merupakan suatu tata cara penagihan surat-surat berharga/warkat dari satu
bank peserta kliring terhadap bank pesertaa kliring lainnya dalam satu wilayah kliring
yang diselenggarakan oleh bank Indonesia.
Berdasarkan sistim penyelenggaraannyaa, kliring dapat menggunaakan:
a. Sistim manual, yaitu sistim penyelenggaraan liring lokaal yang daalam
pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo liring serta pemilahaan
warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta.
b. Sistem semi otomasi, yaitu sistm penyeeenggran kliring lokal yaang dalam
pelkssanaan perhitngan dan peembuataan Bilyet Saldo kliring dilakukaan ecara
otomasi, sedangkn pemilihan warkat dilakukan secara manual oleh setiap
peserta.
c. Sistem otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring dan pemilihan warkat
dilakukan oleh penyelenggara secara otomasi.
d. Sistem elektronik, yaitu penyelenggaraan kliring local secara elektronik yang
selanjutnya disebut Kliring Elektronik adalah penyelenggaraan kliring lokal yang
dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan Bilyet Saldo Kliring didasarkan
pada Data Keuangan Elektronik (DKE) disertai dengan penyampaian Warkat
peserta kepada penyelenggara untuk diteruskan kepada peserta penerima.
Latihan Soal
Transaksi-transaksi di bawah ini adalah transaksi yang di selsesaikan melalui Kliring.
Peserta Kliring adalah Bank Mandiri, Bank BCA, Bank BRI, Bank BNI dan Bank
Danamon Jakarta
a. Faustine adalah nasabah Bank Mandiri Jakarta,ia sedang menjalankan proyek,
tetapi dalam proyeknya ia membtuhkan alat berat untuk menyelesaikan
pekerjaanya,kemudian ia membeli alat proyek kepada Putri yang merupakan
nasabah Bank BCA Yogyakarta, ia membeli senilai Rp.20.000.000, Faustine
membayar dengan cek Bank BRI Jakarta.
b. Dita adalah nasabah Bank Mandiri Jakarta menarik cek untuk membayar
tagihan rumah kepada Tanaya nasabah Bank BNI Jakakarta sebesar Rp.
13
40.000.000,-
c. Adeline menyerahkan cek kepada Bank BRI Jakarta untuk rekening giro Daniel
nasabah Bank BNI Jakarta sebesar Rp10.000.000 untuk melunasi Hutang.
d. Bank Danamon Yogyakarta menerima Bilyet Giro dari Dewi untuk keuntungan
Hany yang meruapakan nasabah Bank Mandiri Jakarta sebesar Rp.15.000.000
e. Pak Budi Nasabah Bank Mandiri Jakarta Menerima Pembayaran Gaji Karyawan
dari Tuan Andi nasabah Bank BCA Jakarta sebesar Rp. 40.000.000-,
Diminta :
1. Bagaimana cara mencatat jurnal Transaksi diatas
2. Buatlah Neraca Kliring masing masing Bank
14
PERTEMUAN 7
JUDUL POKOK BAHASAN
Capaian : Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa dapat memahami,
Pembelajaran diharapkan pentingnya mempelajari Konsep dan pengertian akuntansi surat
berharga, Surat Berharga yang dimiliki, Surat Berharga yang tersedia untuk
dijual, Surat Berharga yang diperdagangkan, Pemindahan antar Kelompok
Efek, Surat Berharga Yang dibeli dengan Janji Dijual kembali, Surat
Berharga Yang dijual dengan Janji Dibeli kembali, Pembentukan PPAP atas
surat Berharga
Sub Pokok Bahasan : 7.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi Surat Berharga,
7.2 Surat Berharga yang dimiliki
7.3 Surat Berharga yang tersedia untuk dijual
7.4 Surat Berharga yang diperdagangkan
7.5 Pemindahan antar Kelompok Efek
7.6 Surat Berharga Yang dibeli dengan Janji Dijual kembali
7.7 Surat Berharga Yang dijual dengan Janji Dibeli kembali
7.8 Pembentukan PPAP atas surat Berharga
Daftar Pustaka 1. Syamsu Iskandar, Akuntansi Perbankan – Dalam Rupiah dan Valuta
:
Asing, Edisi Pertama, 2013, In Media
2. Lapoliwa, N dan Kuswandi, Daniel.2000.Akuntansi Perbankan. Jakarta:
Institut Bankir Indonesia.
3. Mintardjo, Praktek Akuntansi Bank, Edisi Pertama, 2010, Erlangga
4. Bank Indonesia, Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia, 2008
5. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Standar Akuntansi Keuangan, 2012
6. Sukandar, Entjep, Drs, BcAN. 2002. Modul Kuliah Bank dan Lembaga
Keuangan. ITB: Bogor.
1
pasaran dan dapat diperjualbelikan dengan segera, dimaksudkan untuk dijual
dalam jangka waktu dekat bila terdapat kebutuhan dana untuk kegiatan usaha
bank, dan tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain. Surat berharga
yang biasa diperjualbelikan oleh bank terdiri atas surat pengakuan utang wesel,
sertifikat Bank Indonesia, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivative dari
surat berharga atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam
bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar uang.
2
Debit 227-112-xx- Pendapatan Bunga yang 277.778
xxxx Ditangguhkan
Kredit 400-02x-xx-xxxx Pendapatan Bunga - Efek 277.778
Pada saat jatuh tempo dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :
Debit 157-070-00-0005 Kas Kliring - Masuk 1.000.000.000
Kredit 115-xxx-xx-xxxx Efek - efek 1.000.000.000
3
Debit 157-070-00-0005 Kas Kliring-Masuk 1.008.333.333
Kredit 115-xxx-xx-xxxx Efek-Efek 1.000.000.000
Kredit 157-022-xx-xxxx Pendapatan Yang Masih Akan 8.333.333
Diterima-Efek
4
Kredit 157-070-00- Kas akaliring - Masuk 8.333.333
0005
Kredit 157-022-xx-xxxx Pendapatan Yang Masih Akan 8.333.333
Diterima-Efek
Pada saat jatuh tempo dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :
Debit 157-070-00-0005 Kas Kliring - Masuk 1.008..333.333
Kredit 115-xxx-xx-xxxx Efek-efek 1.000.000.000
Kredit 400-02x-xx-xxxx Pendapatan Bunga - Efek 8.333.333
5
Pada saat realisasi penerimaan bunga yang diterima setiap bulan dilakukan jurnal
pembukuan sebagai berikut :
Kredit 157-070-00-0005 Kas akaliring – Masuk 8.333.333
Kredit 157-022-xx-xxxx Pendapatan Yang Masih Akan 8.333.333
Diterima-Efek
Pada saat jatuh tempo dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :
Debit 157-070-00-0005 Kas Kliring – Masuk 1.008..333.333
Kredit 115-xxx-xx-xxxx Efek-efek 1.000.000.000
Kredit 400-02x-xx-xxxx Pendapatan Bunga - Efek 8.333.333
7.3 Surat Berharga yang Tersedia Untuk Dijual (Available for Sale)
Misalkan Bank BRI memiliki surat berharga dengan nominal Rp1.000.000.000
berjangka waktu 3 bulan dengan bunga sebesar 10% per tahun. Pada saat
pembelian, diperoleh harga sebesar Rp1.000.000.000 (tidak ada biaya lain-
lain). Jumlah bunga selama 3 bulan sebesar (Rp1.000.000.000 x 10% x 90/360)
= Rp25.000.000 atau Rp8.333.333 per bukan atau Rp277.778 per hari..Jurnal
pembukunya adalah sebagai berikut :
Pada saat pembelian dilakukan jurnal pembukuan
Debit 115-xxx-xx-xxxx Efek-efek sebesar (harga 1.000.000.000
perolehan)
Kredit 157-070-00-0004 Kas Kliring- Keluar 1.000.000.000
Pada sat perhitungan bunga yang dilakukan secara otomatis oleh sistem pembukuan
pada proses akhir hari akan dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :
Debit 157-022-xx-xxxx Pendapatan yang Masih Akan 277.778
Diterima-Efek
Kredit 400-02x-xx-xxxx Pendapatan Bunga-Efek 277.778
Pada saat realisasi penerimaan bunga yang diterima setiap bulan dilakukan jurnal
pembukuan sebagai berikut :
Debit 115-xxx-xx-xxxx Kas Kliring – Masuk 8.333.333
Kredit 400-02x-xx-xxxx Pendapatan Bunga-Efek 8.333.333
Pada saat laporan harus dilakukan penyesuaian nilai wajar surat berharga, baik
6
yang nilai pasar wajar diatas nilai yang tercatat maupun nilai wajar yang
dibawah nilai yang tercatat. Jurnal penyesuaian pembukuan adalah sebagai
berikut :
Apabila nilai wajar diatas nilai yang tercatat misalnya Rp1.010.000.000 maka dilakukan
jurnal penyesuaian sebagai berikut :
Debit 115-xxx-xx-xxxx Efek-Efek surat berharga 10.000.000
Kredit 303-050--00-0002 Selisih atas penilaian efek -Ekuitas 10.000.000
Apabila nilai wajar di bawah nilai yang tercatat misalnya Rp990.000.000 maka dilakukan
jurnal penyesuaian sebagai berikut :
Debit 303-050-00-0002 Selisih atas penilaian efek- ekuitas 10.000.000
efek-efek
Kredit 115-xxx-xx-xxxx Efek – Efek 10.000.000
Pada saat dilakukan penjualan surat berharga, baik nilai jual diatas nilai yang
tercatat maupun nilai wajar dibawah nilai yang tercatat harus dilakukan jurnal
pembukuan sebagai berikut:
Apabila nilai jual diatas nilai yang tercatat misalnya Rp1.010.000.000 maka
dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :
Debit 157-070-00-0005 Kas - Kliring Masuk 1.010.000.000
Kredit 115-xxx-xx-xxxx Efek - Efek 1.000.000.000
Kredit 406-xxx-xx-xxxx Keuntungan Penjualan Efek 10.000.000
Menihilkan saldo selisih atas penilaian efek -ekuitas jika saldo kredit akan
menambah keuntungan penjualan efek
Debit 303-050-00-0002 Selisih Atas Penilaian Efek - Ekuitas 10.000.000
Kredit 406-xxx-xx-xxxx Keuntungan Penjualan Efek 10.000.000
Apabila nilai jual dibawah nilai yang tercatat misalnya Rp990.000.000 maka
dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :
Debit 157-070-00-0005 Kas - Kliring Masuk 990.000.000
Debit 509-xxx-xx-xxxx Kerugian Penjualan Efek 10.000.000
Kredit 115-xxx-xx-xxxx Efek - Efek 1.000.000
7
Menihilkan saldo selisih atas penilaian efek -ekuitas jika saldo kredit akan
menambah kerugian penjualan efek
Debit 509-xxx-xx- Kerugian Penjualan Efek 10.000.000
xxxx
Kredit 303-050-00- Selisih Atas Penilaian Efek - 10.000.000
0002 Ekuitas
Pada saat jatuh tempo,apabila efek yang dimiliki belum dijual, dilakukan jurnal
pembukuan sebagai berikut :
Debit 157-070-00-0005 Kas Kliring-Masuk 1.000.000.000
Kredit 115-xxx-xx-xxxx Efek-efek 1.000.000.000
Sedangkan jika ada saldo kredit selisih atas penilaian efek-ekuitas, dilakukan
penihilan dengan jurnal pembukuan sebagai berikut:
Debit 303-050-00- Selisih atas penilaian Efek- Sesuai nilai
0002 Ekuitas selisih
Kredit 406-xxx-xx- Keuntungan penjualan efek Atas penilaian
xxxx efek
Sedangkan jika ada saldo debit selisih atas penilaian efek-ekuitas, dilakukan
penihilan dengan jurnal pembukuan sebagai berikut:
Debit 509-xxx-xx- Kerugian Penjualan Efek Sesuai nilai
xxxx selisih
Kredit 303-050-00- Selisih atas penilaian efek- Atas penilaian
0002 ekuitas efek
8
pembukunya adalah sebagai berikut :
Pada saat pembelian dilakukan jurnal pembukuan
Debit 115-xxx-xx-xxxx Efek-efek sebesar harga 1.000.000.000
perolehan
Kredit 157-070-00- Kas Kliring-Keluar 1.000.000.000
0004
Pada saat perhitungan bunga akrual yang dilakukan secara otomatis oleh system
pembukuan pada proses akhir hri akan dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut
:
Debit 157-022-xx-xxxx Pendapatan yang masih akan diterima- 277.778
efek
Kredit 400-02x-xx-xxxx Pendapatan bunga efek 277.778
Pada saat realisasi penerimaan bunga yang diterima setiap bulan dilakukan jurnal
pembukuan sebagai berikut :
Debit 157-070-00- Kas Kliring Masuk 8.333.333
0005
Kredit 157-022-xx- Pendapatan yang masih akan diterima- 8.333.333
xxxx efek
Pada tanggal laporan harus dilakukan penyesuaian nilai wajar surat berharga,
Baik yang nilai pasar wajar di atas nilai yang tercatat maupun nilai wajar yang
di bawah nilai yang tercatat. Jurnal penyesuaian pembukuan adalah sebagai
berikut:
Apabila nilai wajar diatas nilai yang tercatat misalnya Rp1.010.000.000 maka
dilakukan jurnal penyesuaian sebagai berikut :
Debit 115-xxx-xx-xxxx Efek-efek 10.000.000
Kredit 418-010-00-0019 Pendapatan beban penilaian 10.000.000
kembali-efek
Apabila nilai wajar dibawah nilai yang tercatat misalnya Rp990.000.000 maka
dilakukan jurnal penyesuaian sebagai berikut :
Debit 418-010-00-0019 Pendapatan beban penilaian kembali- 10.000.000
efek
9
Kredit 115-xxx-xx-xxxx Efek-efek 10.000.000
Pada saaat dilakukan penjualan surat berharga, baik nilai jual di atas nilai yang
tercatat maupun nilai jual di bawah nilai yang tercatat harus dilakukan jurnal
pembukuan sebagai berikut
Apabila nilai jual diatas nilai yang tercatat misalnya Rp1.010.000.000 maka dilakukan
jurnal pembukuan sebagai berikut :
Debit 157-070-00-0005 Kas Kliring-Masuk 1.010.000.000
Kredit 115-xxx-xx-xxxx Efek-efek 1.000.000.000
Kredit 406-xxx-xx-xxxx Keuntungan penjualan efek 10.000.000
Apabila nilai jual dibawah nilai yang tercatat misalnya Rp990.000.000 maka
dilakukan
Debit 157-070-00-0005 Kas Kliring -Masuk 990.000.000
Debit 509-xxx-xx-xxxx Kerugian Penjualan Efek 10.000.000
Kredit 115-xxx-xx-xxxx Efek-efek 1.000.000.000
Pada saat jatuh tempo misalkan harga efek mencapai Rp1.015.000.000, apabila
efek yang dimiliki belum dijual, dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :
Debit 157-070-00-0005 Kas Kliring-Masuk 1.015.000.000
Kredit 115-xxx-xx-xxxx Efek-efek 1.000.000.000
Kredit 157-022-xx-xxxx Pendapatan yang Masih 15.000.000
akan Diterima
10
Debit 303-050-00- Selisih atas Penilaian Efek- Sesuai nilai
0002 ekuitas
Kredit 418-010-00- Pendapatan beban penilaian Selisih penilaian efek
0019 kembali-efek
Sedangkan jika ada saldo debit selisih atas penilaian efek-ekuitas, dilakukan
penilaian
Debit 418-010-00- Pendapatan beban Sesuai nilai
0019 penilaian kembali-efek
Kredit 303-050-00- Selisih atas Penilaian Efek- Selisih penilaian efek
0002 Ekuitas
b. Efek yang dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity – HTM) dipindahlan
ke kelompok efek yang diperdagangkan (trading).Bila efek HTM dicatat
dengan system bunga dibayar dimuka (diskonto), Misalkan Bank BRI
memiliki surat berharga dengan nominal Rp1.000.000.000 berjangka waktu
3 bulan dengan bunga diskonto sebesar 10% dan sudah dimiliki selama satu
bulan. Pada saat pemindahan dilakukan pembukuan dengan jurnal :
Bila efek HTM divatat dengan system bunga dibayar di belakang (secara
periodik) dilakukan jurnal pembukuan :
Debit 115-xxx-xx-xxxx Efek-efek (trading) 1.010.000.000
Kredit 115-xxx-xx-xxxx Efek-efek HTM 1.000.000.000
Kredit 418-010-00-0019 Pendapatan penilaian 10.000.000
kembali efek
c. Efek yang dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity – HTM dipindahkan
ke kelompok efek yang tersedia umtuk dijual (AFS).
Bila efek HTM dicatat dengan system bunga dibayar dimuka (diskonto),
Misalkan Bank BRI memiliki surat berharga dengan nominal
Rp1.000.000.000 berjangka waktu 3 bulan dengan bunga diskonto sebesar
11
10% dan sudah dimiliki selama satu bulan. Pada saat pemindahan dilakukan
pembukuan dengan jurnal :
Debit 115-xxx-xx-xxxx Efek-efek (AFS) 1.000.000.000
Kredit 227-112-xx-xxxx Pendapatan bunga yang 8.333.333
ditangguhkan
Kredit 115-xxx-xx-xxxx Efek-efek (HTM) 991.666.667
Bila efek HTM dicatat dengan system bunga dibayar di belakang (secara
periodik) dilakukan jurnal pembukuan :
Debit 115-xxx-xx- Efek-efek (trading) 1.010.000.000
xxxx
Kredit 115-xxx-xx- Efek-efek HTM 1.000.000.000
xxxx
Kredit 303-050-00- Selisih atas penilaian efek- 10.000.000
0002 ekuitas
1.6 Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali (Reverse
Repo)
Reverse Repo adalah penanaman dana dalam bentuk pembelian efek dengan
janji untuk dijual kembali kepada penjual semula dengan harga telah
disepakati. Pada saat pembelian efek reverse repo dicatat sebagai tagihan
sebesar harga jual kembali, yaitu harga beli ditambah bunga yang disepakati.
Sedangkan selisih antara harga beli dengan harga jual kembali dicatat
sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan.. Pendapatan ini akan
diamortisasi sejak dibeli hingga dijual kembali.Transaksi pembukuan
berkaitan dengan efek reverse repo antara lain transaksi pembelian,
amortisasi bunga yang ditangguhkan, dan transaksi penjualan kembali.
Misalkan Bank BRI membeli surat berharga dengan janji akan dijual kembali
dengan harga perolehan sebesar Rp1.000.000.000 berjangka waktu 3 bulan
dengan bunga selama 3 bulan sebesar Rp25.000.000, Jurnal pembukuan
sebagai berikut :
Pada saat pembelian efek dicatat sebesar harga beli ditambah dengan sejumlah
bunga tertentu yang telah disepakati
Debit 121-xxx-xx-xxxx Efek - Reverse Repo 1.025.000.000
Kredit 157-070-00-0004 Kas Kliring-Keluar 1.000.000.000
12
Kredit 227-112-xx-xxxx Pendapatan bunga 25.000.000
ditangguhkan-Reverse Repo
Pada saat melakukan amortisasi pendapatan bunga yang ditangguhkan yang
dilakukan oleh sistem pembukuan secara otomatis pada proses akhir hari akan
dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :
Debit 227-112-xx-xxxx Pendapatan bunga ditangguhkan- 277.778
Reverse Repo
Kredit 400-03x-xx-xxxx Pendapatan bunga - Reverse Repo 277.778
Pada saat penjualan kembali Reverse Repo dilakukan pembukuan dengan jurnal
Debit 157-070-00- Kas Kliring-Masuk 1.025.000.000
0005
Kredit 121-xxx-xx-xxxx Efek-Reverse Repo 1.025.000.000
Dan jika ada saldo pendapatan bunga yang ditangguhkan harus dinihilkan dengan
Jurnal pembukuan
Debit 227-111-XX- Pendapatan bunga yang Sebesar sisa
XXXX ditangguhkan-Reverse Repo saldo
Kredit 400-03X-XX- Pendapatan bunga-Reverse Repo Pendapatan
XXXX bunga yang
ditangguhkan
1.7 Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali (Repo)
Repo adalah perolehan dana dalam bentuk penjualan efek dengan janji untuk
dibeli kembali dari pembeli semula dengan harga yang telah disepakati. Pada
saat penjualan efek repo dicatat sebagai kewajiban sebesar harga pembelian
kembali, yaitu harga jual ditambah bunga yang telah disepakati. Sedangkan
selisih antara harga jual dengan harga beli kembali dicatat sebagai beban bunga
yang diabayar di muka. Transaksi efek repo kebalikan dengan transaksi reverse
repo. Dari contoh di atas pembukuan yang dilakukan oleh bank lawan adalah
sebagai transaksi repo, yaitu dibukukan dengan jurnal pembukuan
Pada saat penjualan efek dicatat sebesar harga jual ditambah dengan sejumlah bunga
tertentu yang telah disepakati dan dicatat dengan jurnal pembukuan
Debit 157-070-00-0005 Efek Kliring Masuk 1.000.000.000
Kredit 157-040-xx-xxxx Beban Bunga yang 25.000.000
Ditangguhkan-efek repo
Kredit 209-0xx-xx-xxxx Efek-Repo 1.025.000.000
Pada saat melakukan amortisasi beban bunga yang dibayar dimuka yang dilakukan
oleh sistem pembukuan secara otomatis pada proses akhir hari akan dilakukan jurnal
pembukuan sebagai berikut :
Debit 500-03x-xx-xxxx Beban Bunga - Efek Repo 277.778
Kredit 157-040-xx-xxxx Beban Bunga yang Ditangguhkan- 277.778
efek repo
Pada saat pembelian kembali Reverse Repo dilakukan pembukuan dengan jurnal
13
Debit 209-0xx-xx-xxxx Efek-Repo 1.025.000.000
Kredit 157-070-00-0004 Kas Kliring-Keluar 1.025.000.000
Dan jika ada saldo beban bunga yang dibayar dimuka harus dinihilkan dengan jurnal
pembukuan
Debit 500-03x-xx- Beban Bunga Efek Repo Sebesar sisa
xxxx saldo
Kredit 157-040-xx- Beban Bunga yang Ditangguhkan-efek beban yang
xxxx repo ditangguhkan
Atas pembelian surat berharga (efek) tersebut, bank yang bersangkutan harus
membentuk cadangan PPAP menurut kolektibilitas masing-masing surat
berharga. Misalkan diperoleh data surat berharga bank sebagai berikut :
14
Dengan demikian PPAP dalam rupiah yang harus tesedia pada akhir bulan Mei 20XX adalah
:
Cadangan Umum 1% x AP Lancar :
- SB yang tidak direstrukturisasi = 1% X Rp 50.000.000.000 =Rp 500.000.000
- SB yang direstrukturisasi = 1% X Rp 10.000.000.000 =Rp 100.000.000
Jumlah =Rp 600.000.000
Cadangan Khusus
- SB yang tidak direstrukturisasi =100%XRp20.000.000.000 =Rp20.000.000.000
- SB yang direstrukturisasi =100% X Rp0 =Rp 0
Jumlah =Rp20.000.000.000
Sedangkan PPAP dalam valuta asing yang harus tersedia pada akhir bulan Mei 200X
adalah :
Cadangan Umum: nihil dan Cadangan Khusu: Nihil
Selanjutnya pada akhir Mei 200X harus membukukan kekurangan jumlah PPAP
sebagai berikut:
15
Debit 118-010-00- PPAP Umum Surat Berharga 0
Kredit 0000 Biaya PPAP Umum Surat Berharga 0
518-010-00-
0003
Debit 518-020-00- Biaya PPAP Khusus Surat Berharga 2.000.000.000
Kredit 0003 PPAP Khusus Surat Berharga 2.000.000.000
118-020-00-
0000
Jurnal pembukuan pembentukan PPAP surat berharga yang direstrukturisasi :
Debit 518-010-00- Biaya PPAP Umum Surat Berharga 100.000.000
Kredit 0003 PPAP Umum Surat Berharga 100.000.000
118-010-00-
0000
Ringkasan
Surat berharga disebut juga sekuritas atau efek merupakan bentuk penanaman
sementara dalam rangka pemanfaatan dana yang belum digunakan, mempunyai
pasaran dan dapat diperjualbelikan dengan segera, dimaksudkan untuk dijual dalam
jangka waktu dekat bila terdapat kebutuhan dana untuk kegiatan usaha bank, dan
tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain. Surat berharga yang biasa
diperjualbelikan oleh bank terdiri atas surat pengakuan utang wesel, sertifikat Bank
Indonesia, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivative dari surat berharga atau
kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim
diperdagangkan dalam pasar uang. Transaksi surat berharga dengan tujuan untuk
diperdagangkan dinilai sebesar harga pasar. Keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi akibat kenaikan atau penurunan harga pasar dicatat sebagai keuntungan
atau kerugian investasi surat berharga pada periode tahun berjalan.
Latihan Soal
1. Untuk apakah Bank memiliki surat berharga ?
2. Surat berharga yang dimiliki bank dapat digolongkan menjadi menjadi aset
keuangan dan kewajiban keuangan, jelaskan apakah perbedaannya?
16
3. Bagaimana perlakuan akuntansinya dari surat berharga yang dijual dengan janji
dibeli kembali dan surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali?
4. Bagaimana perlakuan pembukuan tagihan reverse repo dan tagihan repo
dilakukan menurut pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia?
5. Pada tanggal 1 Januari 20XX Bank BRI dijakarta melakukan transaksi penjualan
surat berharga dengan janji dibeli kembali dari Bank BCA sebesar 1 Milyar
dengan jangka waktu 45 hari dan tingkat suku bunga sebesar 8,50%. Untuk
menjual surat berharga dimaksud, Bank BRI membayar Brokerage fee sebesar
Rp.5.000.000. Penyelesaian transaksi dilakukan seluruhnya pada tanggal 1
Januari 20XX.
Diminta :
Buatlah jurnal yang dilakukan oleh Bank BRI (Penjual) yang berhubungan
dengan transaksi tersebut jika diasumsikan
a. Tingkat materialitas untuk biaya transaksi yang dapat didistribusikan
secara langsung di Bank BRI adalah sebesar Rp 20.000.000
b. Jumlah hari perhitungan bunga dalam satu tahun aktual / 365 hari.
c. Semua kewajiban dapat dipenuhi dengan lancar.
17
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERTEMUAN 8
JUDUL POKOK BAHASAN
Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa dapat memahami,
Capaian :
Pembelajaran diharapkan dapat menyelesaikan soal UTS
1
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERTEMUAN 9
JUDUL POKOK BAHASAN
Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa dapat memahami,
Capaian :
Pembelajaran diharapkan pentingnya mempelajariAkuntansi Pinjaman yang diberikan
Daftar Pustaka 1. Syamsu Iskandar, Akuntansi Perbankan – Dalam Rupiah dan Valuta
:
Asing, Edisi Pertama, 2013, In Media
2. Lapoliwa, N dan Kuswandi, Daniel.2000.Akuntansi Perbankan. Jakarta:
Institut Bankir Indonesia
3. Mintardjo, Praktek Akuntansi Bank, Edisi Pertama, 2010, Erlangga
4. Bank Indonesia, Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia, 2008
5. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Standar Akuntansi Keuangan, 2012
6. Sukandar, Entjep, Drs, BcAN. 2002. Modul Kuliah Bank dan Lembaga
Keuangan. ITB: Bogor.
1
2
AKUNTANSI KREDIT YANG DIBERIKAN
Kredit yang diberikan oleh bank dapat didefinisikan sebagai penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Termasuk kredit yang
diberikan adalah kredit dalam kerangka pembiayaan bersama atau kredit dalam
prosespenyelamatan.
Bank dapat memberikan kredit apabila memiliki dana, atau tagihan yang sama
dengan itu, bank terlibat kesepakatan dengan calon debitur baik volume, tingkat
bunga, jangka waktu maupun agunan. Kesepakatan itu dituangkan dalam perjanjian
kredit. Dengan ditandatangani perjanjian kredit berarti bank dan debitur telah terikat
untuk melaksanakan. Bagi bank persetujuan kredit merupakan komitmen yang tidak
bisa dibatalkan, begitu juga bagi debitur. Setelah kredit dikucurkan, bank selalu
harus memantau kualitas kredit. Semakin lama jangka waktu kredit umumnya
semakin besarresikonya.
3
atau dengan nilai rata-rata baki debet setiapbulannya.
b. Installment Loan
Kredit ini adalah kredit yang angsuran pokok dan bunganya dilakukan
secara teratur menurut jadwal waktu yang telah disepakati antara bank
dengan debitur, dengan nilai konstan selama berlangsungnya masa
kredit tersebut. Pada kredit Installment angsuran pokok meningkat dan
angsuran bunga menurun, sehingga total angsuran menjadi konstan
sepanjang masa kredit.
2. Jenis Kredit Menurut JangkaWaktunya
a. Kredit JangkaPendek
Kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun.
b. Kredit JangkaMenengah
Kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai dengan 3 tahun.
c. Kredit JangkaPanjang
Kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. Misalnya kredit
perumahan, kredit kendaraan.
3. Jenis Kredit MenurutKegunaannya
a. Kredit ModalKerja
Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membiayai modal kerja
usaha, misalnya untuk pembelian barang dagangan.
b. KreditInvestasi
Kredit yang diberikan untk membiayai investasi suatu usaha misalnya
kredit untuk pembangunan pabrik, pembelian mesin dan penyiapan
infranstruktur lainnya.
c. KreditKonsumsi
Kredit yang diberikan untuk keperluan konsumsi. Kredit ini sering disebut
dengan personal loan. Contoh : Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit
Pemilikan Mobil (KPM).
4
dalam jumlah yang sama atau tetap. Nominal angsuran bunga setiap periode
atau bulan akan menurun, sedangkan angsuran pokok akan meningkat.
Angsuran pokok dan bunga bila dijumlah setiap periode adalah sama
besarnya. Hal ini bisa digambarkan sebagai berikut:
TotalAng
suran
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga
0 JangkaWaktu
Rumus Anuitas :
Mxi
A=
1 – (1 + i)-n
Keterangan :
A = Anuitas
M = Nilai Kredit
i = Tingkat suku bunga
n = Jangka waktu kredit (bulan)
5
Rumus Angsuran / cicilan pokok pertama:
a1 = A / (1 + i)n
an = a1 (1 + i)n-1
b=Mxi
bn = A - an
Contoh:
Plafon kredit disetujui dan dicairkan sebasar Rp200.000.000 pada tanggal 1 Mei
2018 dengan suku bunga 18% pa, dan dengan jangka waktu 1 tahun atau 12
bulan. Berapa besar angsuran yang harus dibayar debitur setiapbulan?
Rumus Anuitas:
M xi
A=
1 – (1 + i)-n
6
Keterangan:
A = Anuitas
M =Nilaikredit M = Rp 200.000.000
i = Tingkatsuku bunga i = 18%/12 =0,015
n = Jangkawaktukredit n =12
A = 200.000.000 x0,015
1 – (1 + 0,015)-12
= 3.000.000
1 – 0,836387421
= 3.000.000
0,163612578
= Rp 18.335.998,59
a1 = A / (1 + i)n
a1 =18.335.998,59
(1 +0,015)12
=18.335.998,59
1,195618171
= Rp 15.335.998,59
an = a1 (1 +i)n-1
a2 = a1 (1 + i)2-1
=15.335.998,59 (1 + 0,015)2-1
= Rp 15.566.038,57 a3 = a1 (1 + i)3-1
= 15.335.998,59 (1 + 0,015)3-1
= Rp 15.799.529,15
Menghitung angsuran bunga ke-n ataubn
7
bn = A - an
b1 = A – a1
= 18.335.998,59 - 15.335.998,59
= Rp 3.000.000 b2 = A – a2
=18.335.998,59 - 15.566.038,57
= Rp 2.769.960,02
Menghitung sisa pinjaman pada akhir tahunke-n
Sn = bn+1/i
S1 = b1+1/0,015
= 2.769.960,02/0,015
= Rp 184.664.001,4
Ang Bulan Pokok Cicilan Pokok Cicilan Bunga Angsuran Per Saldo Pokok
s Pinjaman Bulan
ke
1 1 Juni 18 200.000.000 15.335.998,59 3.000.000 18.335.998,59 184.664.001,40
2 1 Juli 18 184.664.001,4 15.566.038,57 2.769.960,02 18.335.998,59 169.097.962,80
3 1 Agst 18 169.097.962,80 15.799.529,15 2.536.469,44 18.335.998,59 153.298.433,70
4 1 Sept 18 153.298.433,70 16.036.522,08 2.299.476,51 18.335.998,59 137.261.911,60
5 1 Okt 18 137.261.911,60 16.277.069,91 2.058.928,68 18.335.998,59 120.984.841,70
6 1 Nop 18 120.984.841,70 16.521.225,96 1.814.772,63 18.335.998,59 104.463.615.7
7 1 Des 18 104.463.615.7 16.769.044,35 1.566.954,24 18.335.998,59 87.694.571,38
8 1 Jan 19 87.694.571,38 17.020.580,02 1.315.418,57 18.335.998,59 70.673.991,36
9 1 Feb 19 70.673.991,36 17.275.888,72 1.060.109,87 18.335.998,59 53.398.102,64
10 1 Mar ‘19 53.398.102,64 17.535.027,05 800.097,54 18.335.998,59 35.863.075,59
11 1 Apr 19 35.863.075,59 17.798.052,46 537.946,13 18.335.998,59 18.065.023,24
12 1 Mei 19 18.065.023,24 18.065.023,24 270.975,35 18.335.998,59 0,00
220.031.983,10
8
sebenarnya nasabah membayar angsuran di awal bulan.
Rumus untuk mencari Anuitas:
M
A=
[ 1 – (1+i)-n+1 ] +1
i
Keterangan :
A = Anuitas
M = Nilai kredit
i = Tingkat suku bunga
n = Jangka waktu kredit (bulan)
Rumus untuk mencari cicilan pokok dan cicilan bunga serta saldo pokok sama
dengan metode Postnumerando.
Contoh:
Nasabah pada tanggal I Mei 2018 melakukan pembelian mobil dengan fasilitas
KPM BNI. Harga mobil Rp230.000.000, biaya balik nama dan lain-lain
Rp5.000.000. Nasabah diwajibkan membayar uang muka Rp30.000.000.
Berapa angsuran per bulan bila nasabah mengambil jangka waktu KPM selama
1 tahun atau 12 bulan dengan bunga 18%.
Menghitung angsuran kredit per bulan(Anuitas)
M
A =
{ 1 – (1 + i)-n+1} + 1
i
A= 200.000.000
{ 1 – (1 + 0,015)-12+1} +1
0,015
= 200.000.000
9
{ 0,151066766 } + 1
0,015
= 200.000.000
11,07111778
= Rp 18.065.023,24
Menghitung angsuran pokokpertama
a1 = A / (1 + i)n
a1 =18.065.023,24
(1 +0,015)12
=18.335.998,59
1,195618171
= Rp 15.109.358,21
an = a1 (1 +i)n-1
a2 = a1 (1 + i)2-1
= 15.109.358,21 (1 + 0,015)2-1
= Rp 15.335.998,58
a3 = a1 (1 + i)3-1
= 15.109.358,21(1 + 0,015)3-1
= Rp 15.566.038,56
bn = A - an
b1 = A – a1
10
= 18.065.023,24 - 15.109.358,21
= Rp 2.955.665,03
b2 = A – a2
=18.065.023,24 - 15.335.998,58
= Rp 2.729.024,66
Sn = bn+1/i
S1 = b1+1/0,015
= 2.729.024,66/0,015
= Rp 181.934.977,3
Angs Bulan Pokok Cicilan Pokok Cicilan Bunga Angsuran Per Bulan Saldo Pokok
ke Pinjaman
1 1 Mei ‘18 200.000.000 15.109.358,21 2.955.665,03 18.065.023,24 184.890.641,80
2 1 Juni ‘18 184.890.641,80 15.335.998,58 2.729.024,66 18.065.023,24 169.554.643,20
3 1 Juli ‘18 169.554.643,20 15.566.038,56 2.498.984,68 18.065.023,24 153.755.114,10
4 1 Agst ‘18 153.755.114,10 15.799.529,14 2.265.494,10 18.065.023,24 137.718.592
5 1 Sept ‘18 137.718.592 16.036.522,07 2.028.501,70 18.065.023,24 121.441.522,10
6 1 Okt ‘18 121.441.522,10 16.277.069,91 1.787.953,33 18.065.023,24 104.920.296,10
7 1 Nop ‘18 104.920.296,10 16.521.225,96 1.543.797,28 18.065.023,24 88.151.251,77
8 1 Des ‘18 88.151.251,77 16.769.044,35 1.295.978,89 18.065.023,24 71.130.671,76
9 1 Jan ‘19 71.130.671,76 17.020.580,01 1.044.443,23 18.065.023,24 53.854.783,05
10 1 Feb ‘19 53.854.783,05 17.275.888,71 789.134,53 18.065.023,24 36.319.756,01
11 1 Mar ‘19 36.319.756,01 17.535.027,04 529.996,20 18.065.023,24 18.521.703,56
12 1 Apr ‘19 18.521.703,56 17.798.052,45 266.970,79 18.065.023,24 726.651,11
216.780.278,90
9.3 SlidingRate
Angsuran pokok diperhitungkan tetap atau sama pada setiap angsuran,
sedangkan bunga diperhitungkan menurun sejalan dengan berkurangnya sisa
kredit.
11
Rumus untuk menentukan angsuran/cicilan pokok:
M
a=
n
Keterangan :
a = angsuran / cicilan pokok
M =Plafon Kredit
n = Periode kredit (bulan)
b1 = M x i
b2 = (M – a) x i
b3 = (M – (a x 2)) xi
b4 = (M – (a x 3)) xi
sehingga :
bn = (M – (a x (n – 1))) x i
Contoh:
Berdasarkan contoh diatas, perhitungan bunga dengan metode Sliding Rate
sebagai berikut:
Menghitung besarnya angsuran angsuranpokok:
M
a=
n
a = 200.000.000 = Rp 16.666.666,67
12
Menghitung angsuranbunga:
12
b1 = M x i
bn = (M – (a x (n-1) x i
b2 = (M – a) x i
9.4 FlatRate
Perhitungan bunga dengan flat rate didasarkan pada perhitungan bunga secara
prorata sesuai dengan jangka waktu kredit dan nominal kredit. Apabila
menggunakan flat rate umumnya akan mennentukan tingkat suku bunga yang
lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan effective rate atau sliding
rate.
13
Rumus untuk menentukan angsuran pokok dan bunga:
M + (M x i x t)
Angsuran pokok dan bunga =
N
Keterangan :
M = Plafon kredit
i = Tingkat suku bunga (dalam persen)
= Rp3.000.000
Daftar Angsuran dengan Metode Flat Rate
Ang Bulan Pokok Cicilan Pokok Cicilan Angsuran Per Saldo Pokok
s Pinjaman Bunga Bulan
ke
1 1 Mei’ 18 200.000.000 16.666.666,67 3.000.000 19.666.666,67 183.333.333,33
2 1 Juni’ 18 183.333.333,33 16.666.666,67 3.000.000 19.666.666,67 166.666.666,67
3 1 Juli’ 18 166.666.666,67 16.666.666,67 3.000.000 19.666.666,67 150.000.000
4 1 Agst ‘18 150.000.000 16.666.666,67 3.000.000 19.666.666,67 133.333.333,33
5 1 Sep’ 18 133.333.333,33 16.666.666,67 3.000.000 19.666.666,67 116.666.666,67
6 1 Okt’ 18 116.666.666,67 16.666.666,67 3.000.000 19.666.666,67 100.000.000
7 1 Nop ‘18 100.000.000 16.666.666,67 3.000.000 19.666.666,67 83.333.333,33
8 1 Des ‘18 83.333.333,33 16.666.666,67 3.000.000 19.666.666,67 66.666.666,67
9 1 Jan’ 19 66.666.666,67 16.666.666,67 3.000.000 19.666.666,67 50.000.000
10 1 Feb’ 19 50.000.000 16.666.666,67 3.000.000 19.666.666,67 33.333.333,33
11 1 Mar’ 19 33.333.333,33 16.666.666,67 3.000.000 19.666.666,67 16.666.666,67
12 1 Apr’ 19 16.666.666,67 16.666.666,67 3.000.000 19.666.666,67 0
236.000.000
14
9.5 Akuntansi Perkreditan
Sesuai dengan pengertian kredit yaitu penyediaan uang berdasarkan
kesepakatan pinjam meminjam, ini berarti perlu adanya akad atau perjanjian
kredit. Perjanjian kredit ini akan mengikat bank dan debitur. Pengikatan
tersebut tidak dapat dibatalkan oleh salah satu pihak selama syarat-syarat
dipenuhi oleh kedua belah pihak. Bagi bank, pengikatan diri dalam perjanjian
kredit berarti sebuah komitmen untuk memberikan kredit kepadadebitur.
Pada realisasi kredit, bank akan memungut beban terhadap debitur (yang
berarti pendapatan bagi bank). Pendapatan tersebut berasal dari biaya provisi,
biaya administrasi, biaya taksasi jaminan, biaya asuransi, dan sebagainya.
Biaya-biaya ini akan dibebankan kepada debitur melalui perkreditan terhadap
kredit yang direalisasikan. Pengucuran kredit dicatat sebesar nilai realisasi kredit
Contoh:
M
a=
n
M = Rp 150.000.000
n = 12 bulan
i = 24% : 12 = 0,02
15
a = 150.000.000 = Rp 12.500.000
12
Menghitung angsuranbunga:
b1 = M x i
bn = (M – (a x (n-1) x i
b2 = (M – a) x i
Ang Bulan Pokok Pinjaman Cicilan Pokok Cicilan Angsuran Saldo Pokok
s Bung Per
ke a Bulan
1 1 Mei’ 18 150.000.000 12.500.000 3.000.000 15.500.000 137.500.000
2 1 Juni’ 18 137.500.000 12.500.000 2.750.000 15.250.000 125.000.000
3 1 Juli’ 18 125.000.000 12.500.000 2.500.000 15.000.000 112.500.000
4 1 Agst ‘18 112.500.000 12.500.000 2.250.000 14.750.000 100.000.000
5 1 Sep’ 18 100.000.000 12.500.000 2.000.000 14.500.000 87.500.000
6 1 Okt’ 18 87.500.000 12.500.000 1.750.000 14.250.000 75.000.000
7 1 Nop ‘18 75.000.000 12.500.000 1.500.000 14.000.000 62.500.000
8 1 Des ‘18 62.500.000 12.500.000 1.250.000 13.750.000 50.000.000
9 1 Jan’19 50.000.000 12.500.000 1.000.000 13.500.000 37.500.000
10 1 Feb’ 19 37.500.000 12.500.000 750.000 13.250.000 25.000.000
11 1 Mar’ 19 25.000.000 12.500.000 500.000 13.000.000 12.500.000
12 1 Apr’ 19 12.500.000 12.500.000 250.000 12.750.000 0
169.500.000
Jurnal :
16
Cr.Kas 38.268.000
17
12
Untuk mencari Anuitas :
A=M x i
1 – (1 + i)-n
300.000.000 x 0,015
A=
1 – (1 + 0,015)-12
=27.503.997,88
a1 = 27.503.997,88 / (1 + 0,015)12
= 23.003.997,88
Untuk mencari angsuran pokok ke-n :
an = a1 (1 + i)n-1
a2 = 23.003.997,88 (1 + 0,015)2-1
= 23.349.057,85
Untuk mencari angsuran bunga pertama :
b=Mxi
= 300.000.000 x 0,015 = 4.500.000
Untuk mencari angsuran bunga ke-n :
b n = A - an
b2 = 27.503.997,88 – 23.349.057,85
=4.154.940,03
Tabel angsuran pokok dan bunga dengan metode Postnumerando :
18
5 15 Nop’18 205.892.867,4 24.415.604,85 3.088.393,03 27.503.997,88 181.477.262,6
6 15 Des’18 181.477.262,6 24.781.838,94 2.722.158,94 27.503.997,88 156.695.423,6
7 15 Jan’19 156.695.423,6 25.153.566,52 2.350.431,36 27.503.997,88 131.541.857,1
8 15 Feb’19 131.541.857,1 25.530.870,02 1.973.127,86 27.503.997,88 106.010.987,1
9 15 Mar’19 106.010.987,1 25.913.833,07 1.590.164,81 27.503.997,88 80.097.154,03
10 15 Apr’19 80.097.154,03 26.302.540,57 1.201.457,31 27.503.997,88 53.784.613,46
11 15 Mei ’19 53.784.613,46 26.697.078,68 806.919,2 27.503.997,88 27.097.534,88
12 15 Juni ’19 27.097.534,88 27.097.534,88 496.463,02 27.503.997,88 0
330.047.974,6
Jurnal :
19
Dr. Kredit Yang Diberikan 300.000.000
Cr. RAK Cabang Bandung 80.000.000
Cr. Giro Rudiyanto 150.000.000
Cr. Provisi dan Komisi 5.000.000
Cr. Persediaan Bea Meterai 60.000
Cr. Giro Notaris 3.000.000
Cr. Premi Asuransi Kredit 2.500.000
Cr. Pendapatan Administrasi 300.000
Cr. Kas 59.140.000
20
* Tunggakan bunga 1,5 bulan yaitu 16 Nop’18 s/d 31 Des’19 :
2.722.158,94 + (2.350.431.36/2) = 3.897.374,62
٭٭Angsuran pokok kredit dan bunga untuk 2 bulan (16 Nop’18 s/d 15 Jan’19) :
Cicilan pokok = 24.781.838,94+25.153.566,52 =49.935.405,46
Bunga =2.722.158,94 + 2.350.431,36=5.072.580,30
55.007.985,76
Bila kredit tersebut tergolong lancar atau dalam perhatian khusus, maka bank
menggunakan accrual basis yaitu:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
31/12-18 Dr. Piutang Bunga 3.897.374,62
Cr. Pendapatan Bunga 3.897.374,62
9.7 KreditSindikasi
Kredit sindikasi sering disebut dengan pembiayaan bersama. Kerja sama
pembiayaan ini melibatkan beberapa bank yang mempunyai komitmen bersama
untuk membiayai proyek tertentu. Hubungan kerja sama yang horizontal ini
ditunjukkan melalui penyertaan pembiayaan tiap-tiap bank pada proyek
tersebut. Contoh pembiayaan bersama : konsorsium, co-financing, dan kredit
sindikasi.
Konsorsium adalah kerja sama pembiayaan diantara bank-bank pemerintah
dalam pemberian kredit investasi dan eksploitasi, yang diatur oleh sebuah bank
induk dan terdiri dari beberapa bank pemerintah sebagai anggota. Sedangkan
co-financing adalah antara lembaga keuangan dengan bank-bank komersial.
Kredit sindikasi adalah kerja sama pembiayaan yang secara teoritis tidak
dibatasi baik dalam jumlah kredit, sektor pembiayaan maupun lembaga
keuangan yangterlibat.
21
Ciri-ciri kredit sindikasi sebagai berikut :
1). Melibatkan lebih dari satu lembaga keuangan atau bank
2). Mempunyai syarat-syarat dan ketentuan yang sama bagi masing-
masing peserta
3). Hanya ada satu dokumentasi kredit yang menjadi pegangan bagi bank
peserta
4). Kerja sama ini diadministrasikan oleh satu agen yang sama bagi semua
bank peserta
Dalam kaitannya dengan akuntansi, pembiayaaan bersama ini dibawah
koordinasi satu bank (koordinator/agen). Sebagai koordinator, maka akan
menerima arus dana masuk dari beberapa bank peserta yang dicatat sebagai
pinjaman diterima untuk pembiayaan bersama. Rekening ini tetap outstanding
hingga proyek yang dibiayai selesai dan kredit lunas.
Bank A
Bank D
Gambar 4.
Hubungan Bank Peserta dengan
Bank Koordinator dalam Kredit Sindikasi
22
Contoh:
Untuk membiayai proyek PT.SATYA, Bank A menjalin kerja sama dengan Bank
B, Bank C, dan Bank D. Bank A ditunjuk selaku bank koordinator. Nilai
pembiayaan Rp3.000.000.000, jangka waktu 1 tahun. Untuk merealisasikan
kredit sindikasi ini, bank peserta harus melimpahkan dananya terlebih dahulu ke
bank koordinator (Bank A). Share dan suku bunga kredit sindikasi sebagai
berikut :
Bank Share Tingkat Suku
Peserta Bunga
A 1.200.000.000 18%
B 300.000.000 20%
C 600.000.000 21%
D 900.000.000 19%
Total Dana 3.000.000.000
Pada saat pelimpahan dana tanggal 30 Maret 2018 dari bank peserta ke bank
koordinator (Bank A), maka pencatatan oleh Bank A sebagai berikut:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
30/3-18 Dr. Giro BI 1.800.000.000
Cr. Giro Bank Lain-Bank B 300.000.000
Cr. Giro Bank Lain-Bank C 600.000.000
Cr. Giro Bank Lain-Bank D 900.000.000
Untuk menentukan tingkat suku bunga yang dibebankan kepada debitur dapat
dihitung sebagai berikut:
Bank Share Bobot Suku Bunga Suku Bunga
Peserta Individual Tertimbang
A 1.200.000.000 0,4 18% 7,2%
B 300.000.000 0,1 20% 2,0%
C 600.000.000 0,2 21% 4,2%
D 900.000.000 0,3 19% 5,7%
Jumlah 3.000.000.000 1,00 19,1%
23
menentukan nilai angsuran pokok dan bunga serta distribusinya bagi masing-
masing bank peserta.
Tanggal 31 Maret 2018 bank mengenakan biaya provisi dan administrasi
Rp5.000.000, biaya asuransi Rp12.000.000, bunga Sliding Rate untuk jangka
waktu 1 tahun diangsur setiap akhir bulan. maka pencatatan di Bank A pada
tanggal 31 Maret 2018 sebagaiberikut:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
31/3-18 Dr. Kredit Yang Diberikan 3.000.000.000
Cr. Giro PT.SATYA 2.983.000.000
Cr.Pendapatan Provisi dan 5.000.000
Administrasi
Cr. Premi Asuransi Kredit 12.000.000
24
Untuk menghitung angsuran bunga berikutnya :
b2 = (M – a) x i
= (3.000.000.000 – 250.000.000) x 0,015916666
= 43.770.831,5
b3 = M – (a x 2) x i
= 3.000.000.000 – (250.000.000 x 2) x 0,015916666
= 39.791.665
Daftar Angsuran pokok dan bunga kredit sindikasi dengan metode Sliding Rate :
#
250.000.000 x 0,4 =100.000.000
##
1.200.000.000 x (19,1% : 12) = 19.100.000 atau 47.750.000 x 0,4 = 19.100.000
25
Dr. Pendapatan Bunga Kredit Sindikasi 28.650.000
(47.750.000 x 60%)
Cr. Giro Bank-Bank Lain-Bank B 29.775.000
Cr. Giro Bank-Bank Lain-Bank C 59.550.000
Cr. Giro Bank-Bank Lain-Bank D 89.325.000
9.8 RestrukturisasiKredit
Restrukturisasi kredit adalah upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha
perkreditan agar supaya debitur dapat memenuhi kewajibannya yang dapat
dilakukan antara lain melalui penurunan suku bunga, pengurangan tunggakan
bunga kredit, pengurangan pokok kredit, perpanjangan jangka waktu kredit,
penambahan fasilitas kredit, pengambilalihan aset debitur sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan konversi kredit menjadi penyertaan modal
sementara pada perusahaan debitur. Penyertaan modal adalah penyertaan
sementara pada perusahaan debitur untuk mengatasi akibat kegagalan kredit.
26
kredit bila debitur memiliki prospek baik dan telah atau diperkirakan akan
mengalami kesulitan pembayaran pokok dan atau bunga kredit. Untuk debiur
yang tidak memiliki prospek yang baik dapat sajadilikuidasi.
Ringkasan
Kredit yang diberikan oleh bank dapat didefinisikan sebagai penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Termasuk kredit yang
diberikan adalah kredit dalam kerangka pembiayaan bersama atau kredit dalam
prosespenyelamatan.
Bank dapat memberikan kredit apabila memiliki dana, atau tagihan yang sama
dengan itu, bank terlibat kesepakatan dengan calon debitur baik volume, tingkat
bunga, jangka waktu maupun agunan.Bagi bank persetujuan kredit merupakan
komitmen yang tidak bisa dibatalkan, begitu juga bagi debitur. Setelah kredit
dikucurkan, bank selalu harus memantau kualitas kredit. Semakin lama jangka waktu
kredit umumnya semakin besarresikonya.
Latihan Soal
1. Aplikasi kredit Faustine disetujui Bank MandiriCabang Semarang pada tanggal 5
Juni 20xx dengan plafon kredit Rp 600.000.000, suku bunga 18%, jangka waktu
1 tahun. Dalam transaksi ini Bank MandiriCabang Semarang membebani biaya
provisi dan komisi 1%, biaya administrasi Rp 1.000.000, biaya notaris Rp
3.000.000, biaya materai Rp 120.000, biaya asuransi kredit Rp 5.000.000. Bank
memperhitungkan bunga dengan Sliding Rate. Pada tanggal 20 Juni 2006
Faustine datang ke Bank untuk menarik dananya dan dikreditkan ke rekening
giro Rp 300.000.000, ditransfer ke Bank Mandiri Cabang Jakarta sebesar Rp
150.000.000 dan sisanya ditarik tunai. Pada tanggal 20 November 20xxFaustine
tidak dapat membayar angsuran kredit dan kredit tersebut sudah masuk dalam
kategori kurang lancar. Pencatatan tunggakan dengan Cash Basis. Pada tanggal
27
20 Januari 20xx Anwar melunasi tunggakan dan membayar angsuran 20 Januari
20xx. Denda keterlambatan angsuran Rp 800.000.
2. Untuk membiayai proyek PT. Faustine, Bank Mandiri menjalin kerja sama dengan
BankBNI, Bank BRI dan Bank BTN. Bank Mandiri ditunjuk sebagai bank
koordinator. Nilai pembiayaan Rp5.000.000.000, jangka waktu 1 tahun. Untuk
merealisasikan kredit sindikasi ini, bank peserta harus melimpahkan dananya
terlebih dahulu ke bank koordinator. Share dan tingkat suku bunga kredit
sindikasi sebagaiberikut:
Bank Peserta Share Tingkat Suku Bunga
Tanggal 30 Agustus 20xx merupakan saat pelimpahan dana dari bank peserta
kebank koordinator. Tanggal 31 Agustus 20xx kredit direalisasikan dan bank
mengenakan biaya provisi dan administrasi Rp20.000.000, biaya asuransi
Rp50.000.000. Perhitungan bunga dengan metode Postnumerando untuk jangka
waktu 1 tahun dan diangsur setiap akhir bulan. Pada tanggal 1 September 20xx
pendapatan provisi kredit didistribusikan ke bank peserta dan biaya asuransi
dilimpahkan ke PT.Jiwasraya.
Diminta:
a. Buat pencatatan yang diperlukan
b. Buat perhitungan dan tabel angsuran pokok dan bunga kredit dengan metode
Postnumerando selama 12bulan.
c. Buat perhitungan alokasi pokok kredit dan bunga untuk angsuran pertama
dankedua
28
29
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERTEMUAN 10
JUDUL POKOK BAHASAN
Capaian Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa dapat memahami,
:
Pembelajaran diharapkan pentingnya mempelajariAkuntansi Komitmen
1
Akuntansi Komitmen
Komitmen adalah suatu perikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat
dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang
disepakati oleh bersama. Pencatatan komitmen dalam laporan keuangan
transakasi komitmen belum mempengaruhi posisi di neraca maupun
pendapatan dan biaya, oleh sebab itu transaksi komitmen harus di catat oleh
bank diluar pos-pos neraca. Tempat pencatatan transaksi seperti ini adalah
rekening administratif. Pos administratif komitimen ini pada tanggal jatuh
waktunya akan berubah menjadi transaksi yang akan merubah neraca dan pos
pendapatan dan biaya.
2
pemberian fasilitas kredit tersebut.
b. Fasilitas Kredit Yang Diberikan
Adalah fasilitas kredit yang telah disetujui oleh bank untuk diberika kepada
nasabah dan masih berlaku untuk digunakan nasabah. Fasilitas kredit yang
diberikan disajikan sebesar komitmen yang belum ditarik.
c. Kewajiban Pembelian Kembali Aktiva Bank Yang Dijual Dengan Syarat Repo.
Adalah kewajiban bank untuk membeli kembali aktiva bank pada waktu
tertentu yang sesuai dengan perjanjian seperti transaksi dalam valuta asing
(swap)
d. Letter of Credit Yang Tidak Dapat Dibatalkan
Adalah L/C berdokumen yang dibuka dengan syarat tidak dapat dibatalkan.
e. Akseptasi Wesel Impor Atas Dasar L/C Berjangka
Adalah komitmen bank untuk melakukan pembayaran kepada pihak terkait,
yang diberikan dalam bentuk penandatanganan terhadap wesel-wesel import
yang ditarik atas dasar L/C berjangka yang diterbitkan bank.
f. Transakasi Valuta Asing Tunai (SPOT) Yang Belum Diselesaikan
Adalah komitmen bank yang bersifat tagihan atau kewajiban yang timbul
karena transaksi valas tunai
g. Transakasi Berjangka Valuta Asing (Forward/Future) Yang Masih Berjalan
Tagihan atau kewajiban yang timbul dari transaksi berjangka valas dicatat dan
disajikan sebesar tagihan atau kewajiban bank. Saldo tagihan atau kewajiban
berjangka dalam valas dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah
tanggal laporan.
3
komitmen ini secara single entry,karena pada tanggal laporan keuangan
harus terlihat jelas komitmen bersih dari suatu bank.
Transaksi-transaksi yang termasuk Komitmen
a) Fasilitas pinjaman yang diterima,
Meliputi fasilitas pinjaman yang akan diterima oleh bank dari bank
lain dan atau pihak lain dan belum dipergunakan pada tanggal
penyusunan laporan keuangan. Nilai komitmen yang disajikan adalah
sejumlah nilai nominal penarikan atau pelunasan atas fasilitas
tersebut, sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian
pemberian fasilitas kredit tersebut.
Contoh :
Apabila pada tanggal jatuh tempo diterima pinjaman sebesar Rp. 175
milyar dari bank BCA, dan dimasukkan ke rekening giro bank
Mandiri pada bank BCA, maka bank Mandiri akan membukukan
dengan jurnal sbb:
4
b) Fasilitas Kredit Yang Diberikan
Adalah fasilitas kredit yang telah disetujui oleh bank untuk diberika
kepada nasabah dan masih berlaku untuk digunakan nasabah. Fasilitas
kredit yang diberikan disajikan sebesar komitmen yang belum ditarik.
Contoh :
Apabila seorang nasabah telah disetujui untuk menerima fasilitas kredit
sebesar Rp.120.000.000,- maka transaksi akan dicatat sebagai komitmen
kewajiban dengan ayat jurnal sebagai berikut :
D:Debitur Rp.35.000.000,-
K:Bank Indonesia-Giro Rp.35.000.000,-
Contoh :
Apabila bank koresponden bank BCA yang merupakan bank pembayar atas
L/C DN yang telah diterbitkan bank Mandiri cabang Jakarta menerbitkan
wesel berjangka senilai Rp.400.000.000,- dan meminta agar bank Mandiri
mengaksepnya, maka oleh bank Mandiri cabang Jakarta akan diaksep
dengan jurnal sebagai berikut :
Bank Mandiri membeli valas sebesar DM 10.000.000 dari bank BCA dengan
kurs Rp. 1.290,- per DM. Pada waktu menutup transaksi tersebut dan belum
ada penyerahan valuta, oleh bank Mandiri akan dianggap sebagai komitmen
tagihan dalam valuta asing dan komitmen kewajiban dalam Rupiah, maka
jurnal yang dibuat oleh bank Mandiri :
K:RAR – Transaksi Penjualan Valas Tunai (SPOT)
Yang Belum DiselesaikanRp.12.900.000,-
6
g) Transakasi Berjangka Valuta Asing (Forward/Future) Yang Masih
Berjalan.
Tagihan atau kewajiban yang timbul dari transaksi berjangka valas dicatat dan
disajikan sebesar tagihan atau kewajiban bank. Saldo tagihan atau kewajiban
berjangka dalam valas dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah
tanggal laporan.
Contoh :
BankMandiri menutup kontrak pembelian berjangka dengan bankBCA untuk
membeli valas US$ 20.000 dengan kurs Rp.2070,- yang akan direalisasikan
sebulan kemudian. Pada saat menutup kontrak ini akan dibukukan sebagai
komitmen tagihan dalam valas dan kewajiban dalam Rupiah, maka jurnal
yang dibuat oleh bank Mandiri sebagai berikut :
7
Waktu
Laporan komitmen dibuat setiap tanggal laporan bersamaan dengan
pembuatan neraca dan laporan laba rugi.
Isi
Memerinci seluruh kewajiban dan tagihan komitmen yang dimiliki
oleh suatu bank.
Manfaat
Dapat diketahui apakah bank memiliki suatu kewajiban atau tagihan
bersih dari sejumlah komitmen yang telah ada.
Ringkasan
Komitmen adalah suatu perikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat
dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang
disepakati oleh bersama. Pencatatan komitmen dalam laporan keuangan transakasi
komitmen belum mempengaruhi posisi di neraca maupun pendapatan dan biaya,
oleh sebab itu transaksi komitmen harus di catat oleh bank diluar pos-pos neraca.
Tempat pencatatan transaksi seperti ini adalah rekening administratif yang berisikan
seluruh transaksi komitmen suatu bank. Pos komitmen administratif ini pada tanggal
jatuh waktunya akan berubah menjadi transaksi yang akan mengubah neraca, pos
pendapatan dan biaya.
8
Soal Latihan
Soal Kasus 1
9
10
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERTEMUAN 11
JUDUL POKOK BAHASAN
Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa dapat memahami,
Capaian :
Pembelajaran diharapkan pentingnya mempelajari Akuntansi Kontijensi
1
AKUNTANSI KONTIJENSI
Penyisihan suatu rugi kontijensi dapat dilakukan pada perhitungan rugi-laba bila
kedua kondisi berikut dipenuhi :
Terdapat petunjuk kuat bahwa telah terjadi penurunan nilai suatu aktiva
atau telah timbul kewajiban pada tanggal neraca
Jumlah kerugian yang dapat ditaksir secara wajar.
2
11.4 Jenis Transaksi Kontijensi
Jenis transaksi kontijensi adalah : garansi bank, letter of credit yang dapat
dibatalkan (revocable) yang masih berjalan, transaksi opsi valuta asing,
pendapatan bunga dalam penyelesaian. Transaksi tersebut wajib dilaporkan
dalam laporan keuangan melalui rekening administratif, yang dapat berupa
tagihan maupun kewajiban.
11.4.1 Garansi Bank
Garansi Bank Adalah semua bentuk garansi atau jaminan yang diterima atau
diberikan oleh bank yang mengakibatkan pembayaran kepada pihak yang
menerima jaminan apabila pihak yang dijamin bank wanprestasi atau cedera
janji. Diterbitkan dengan maksud memberikan bantuan fasilitas kepada
nasabah yang bersangkutan agar dapat memperlancar transaksi ayng
sedang dijalankannya. Jenis Garansi bank dapat berupa; penerimaan atau
penerbitan jaminan dalam bentuk bank garansi baik dalam rangka pemberian
kredit, risk sharing, standby L/C maupun dalam rangka pelakasaan proyek
seperti big bonds, performance bonds dan advanced payment bonds, bisa
juga berupa akseptasi atau endosemen surat berharga.
3
a. Apabila nasabah mampu melunasi sisa kewajibannya
Contoh :
Apabila bank Mandiri cabang Jakarta menerbitkan Garansi Bank atas
permintaan PT. DSM yang ditujukan kepada PT. Nugroho di Surabaya
senilai RP 500.000.000,-. Setoran jaminan dibayarkan oleh PT. DSM
sebesar 60 persen atas beban rekening gironya, maka ayat jurnalnya :
4
b. Apabila terjadi Wanprestasi
Wanprestasi akan mengakibatkan bank penerbit garansi bank harus
mengkonversi menjadi debitur umum dengan membebankan nasabah
sejumlah biaya tertentu.
Contoh :
PT. Faustine membuka garansi bank pada bank Mandiri cabang Jakarta
senilai Rp. 350.000.000,- dengan setoran jaminan sebesar 60 persen
yang dibayar atas beban rekening gironya. Garansi bank ditujukan
kepada nasabah cabang Bandung PT. Nugroho, maka jurnalnya :
Pada saat jatuh waktu nasabah PT. Nugroho belum datang untuk
melunasi sisa kewajibannya, bank Mandiri cabang Jakarta terlebih dahulu
membukukan rekening administratif atas garansi bank yang belum jatuh
tempo dan menggantinya dengan garansi bank yang telah jatuh tempo,
dengan ayat jurnalnya :
D : RAR – Garansi Bank Yang Belum Jatuh Waktu Rp. 350.000.000,-
K : RAR – Garansi Bank Yang Sudah Jatuh Waktu Rp. 350.000.000,-
5
jurnalnya :
Apabila terjadi pembatalan L/C atas permintaan nasabah PT. Nugroho, maka
bank Mandiri akan mencatat jurnal :
D : Setoran Jaminan L/C Dalam Negeri Revocable Rp. 120.000.000,-
K : Giro – PT. Nugroho Rp. 120.000.000,-
K : RAR - L/C Dalam Negeri Revocable Yang Diterbitkan Rp. 300.000.000,-
6
dalam kontrak, dengan kurs opsi yang dijanjikan. Pembeli opsi tidak
berkewajiban untuk melaksanakan haknya apabila yang bersangkutan merasa
pengunaan hak tersebut tidak bermanfaat.
Tagihan Tunggakan
1)Tunggakan Bunga ...... Rp. 18 ji 1.Bank Garansi Yang-
Belum Jatuh Waktu …… Rp 500 jt
2.Bank Garansi Yang-
7
Sudah Jatuh Waktu …... Rp. 350 jt
3. L/C DN Revocable …... Rp. 300 jt
Jumlah tagihan……………. Rp. 18 jt Jumlah Kewajiban ..…. Rp 1.150 jt
Ringkasan
Kontijensi atau lebih dikenal dengan peristiwa atau transaksi yang mengandung syarat
merupakan transaksi yang paling banyak ditemukan dalam kegiatan Bank sehari-hari.
Kontijensi yang dimiliki suatu bank dapat berakibat tagihan atau kewajiban bagi bank
yang bersangkutan.
Kontijensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian mengenai
kemungkinan diperolehnya laba atau rugi pada suatu perusahaan, yang baru akan
terselasaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa
yang akan datang. Transaksi yang bersifat kontijensi (bersyarat) ini belum mengikat
bank untuk melakukan tagihan ataupun kewajiban riil saat ini, akan tetapi secara
antisipatif kontijensi tersebut akan menjadi kewajiban atau tidak sangat tergantung
terjadi atau tidak terjadinya yang berkaitan dengan kontijensi ini.
Latihan Soal
Soal Kasus
1. PT. Delta Buana Putra di Jakarta yang bergerak dalam bidang Jasa
Kontraktor adalah pemilik Rekening Giro rupiah Bank Mandiri Cabang Jakarta
Kota, Pada tanggal 5 Mei 2020 mendapat fasilitas Bank Garansi sebesar
Rp.50.000.000.000,- selama 3 bulan atau sampai dengan tanggal 5 Agustus
8
2020 dengan setoran jaminan sebesar 20 %. Prorisi yang dipungut oleh
Bank atas pembukaan Bank Garansi tersebut sebesar 0,25%.
Diminta Buatlah jurnal transaksi yang berhubungan dengan kontinjensi
terdiri dari :
a. Jurnal transaksi pada saat penerbitan Bank Garansi
b. Jurnal transaksi ketika bank garansi Jatuh Tempo
2. Pada tanggal 15 Mei 2020 Bank BRI Cabang Jakarta Kota menerbitkan LC
Revocable atas permintaan PT. Pembangunan Jaya di Jakarta sebesar USD.
50.000,- dengan setoran jaminan sebesar 10 %. Komisi yang di pungut oleh Bank
atas pembukaan LC tersebut sebesar 0,25%.
Pada tanggal 29 Mei 2020 BRI Cabang Jakarta Kota menerima dokumen dari
negotiating bank dan Importir menebus barang dengan akseptasi promes/wesel.
Tanggal 15 Juni 2020 LC jatuh tempo dan dilakukan penyelesaian oleh BRI kepada
bank koresponden. Biaya yang timbul terdiri dari
a. Biaya atas PIB (bea masuk, PPN & PPNBM. PPh) sebesar Rp.
10.000.000,-
b. Komisi akseptasi sebesar USD. 50
c. Komisi PIB sebesar Rp.500.000.
Diminta : Buatlah jurnal akuntansi dari transaksi import tersebut diatas yang
berhubungan dengan transaksi ekstra kompatibel rekening kontijensi bank yang
terdiri dari:
a) Jurnal Transaksi pada waktu pembukaan LC import
b) Jurnal transaksi pada waktu dilunasinya kewajiban importir
9
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERTEMUAN 12
JUDUL POKOK BAHASAN
Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa dapat memahami,
Capaian :
Pembelajaran diharapkan pentingnya mempelajari Akuntansi Pendapatan
1
AKUNTANSI PENDAPATAN
12.1 Pengertian Pendapatan
Pendapatan bank lazimnya dicatat berdasarkan metode accrual, dimana akan
dibukukan sebagai pendapatan pada saat jatuh waktu bukannya pada saat uang
diterima.
Pos pendapatan dalam suatu laporan laba rugi bank terdiri dari beberapa
komponen seperti
Pendapatan bunga
Pendapatan provisi dan komisi
Pendapatan operasional lainnya.
Menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia tahun 2008; Pendapatan
(revenues) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk arus masuk atau penambahan aset atau penurunan kewajiban
yang mengakibatkan kenaiakan ekuitas yang berasal dari kontribusi penanam
modal.
Menurut PSAK No.31 (2007,2); pedapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila
arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal.
Sedangkan Beban merupakan biaya yang tidak dapat memberikan manfaat
dimasa yang akan datang atau identik dengan biaya atau harga perolehan yang
sudah habis masa manfaatnya.
Pada garis besarnya, komponen pendapatan dalam suatu bank antara lain terdiri
dari :
1. Pendapatan Operasional yaitu
a. Pendapan bunga pinjman yang diberikan
b. Pendapatan Provisi dan Komisi
c. Pendapatan Provisi dan Komisi Lainnya
d. Dan lain-lain.
2. Pendapatan Operasional Lainnya yaitu
a. Efek-efek diperdagangkan
b. Laba penjualan surat berharga.
2
c. Fee
d. Pendapatan denda kredit diberikan
e. Dan lain-lain
3. Pendapatan Non Operasional yaitu
a. Hasil sewa SDB
b. Hasil Sewa Gedung
c. Penjualan aset tetap/inventaris
d. Selisih Kurs penjabaran
e. Pendapatan bunga tagihan akseptasi.
3
Pendapatan bunga adalah pendapatan yang diperoleh dari penanaman
dana bank pada aktiva produktif. Pendapatan Bunga Debitur dari aktiva
produktif non performing tidak diakui sebagai pendapatan periode
berjalan sejak aktiva tersebut dinyatakan non performing. Dan akan
dicatat ke dalam rek administrative karena merupakan peristiwa
kontijensi.
Komisi adalah imbalan atau jasa perantara yang diterima atau dibayar
atas suatu transaksi atau aktivitas yang mendasari. Provisi adalah
imbalan yang diterima atau dibayar sehubungan dengan fasilitas yang
diberikan atau diterima. Provisi kredit merupakan sumber pendapatan
bank yang akan diterima dan diakui sebagai pendapatan pada saat kredit
disetujui oleh bank. Komisi merupakan beban yang diperhitungkan
kepada nasabah bank yang mempergunakan jasa bank.
Pendapatan yang timbul dari transaksi valuta asing lazimnya berasal dari
selisih kurs. Selisih kurs ini akan dimasukkan ke dalam pos pendapatan
dalam laporan laba rugi. Laba rugi yang timbul dari transaksi valuta asing
harus diakui sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan laba
rugi periode berjalan.
Seringkali suatu bank memiliki aktiva atau kewajiban dalam valuta asing
dalam jumlah yang besar berupaya untuk menghindari adanya kerugian
akibat sellih kurs. Upaya ini biasanya disebut sebagai Hedging. Contoh
hedging diantaranya: forward dan swap.
4
tunai pada tanggal jatuh waktu (Spot Rate) diakui sebagai laba atau rugi
transaksi valuta asing pada akhir masa kontrak.
Salah satu jenis hedging dan upaya untuk meraih keuntungan dalam
mekanisme pasar uang adalah dengan melakukan gadai valuta asing
atau dikenal dengan istilah swap. Dalam kenyataannya ada dua jenis
transaksi swap, yakni transaksi swap suku bunga dalam rangka
pendanaan dan dalam rangka trading.
g) Pendapatan Non-Operasional
5
Bersifat tidak normal (tidak biasa)
6
Gambar 12.1
Pengakuan Pendapatan Secara Accrual Basis
Gambar 12.2
Pengakuan Pendapatan Secara Cash Basis
a. Pendapatan Bunga Debitur
Pendapatan bunga dari aktiva produktif non performing, tidak diakui
sebagai pendapatan periode berjalan sejak aktiva tersebut dinyatakan non
performing.
Bunga dari aktiva non performing yang tidak diakui sebagai pendapatan
akan dicatat dalam rekening administrative karena merupakan peristiwa
kontinjensi.
Contoh:
Apabila pendapatan bunga debitur performing selama bulan Juli dihitung
7
sebesar Rp. 100 juta, sedangkan debitur non performing sebesar Rp. 23
juta akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut:
Accrual basis
Pada saat menerima hasil bunga akan dibukukan dengan ayat jurnal berikut
ini :
Cash Basis
D: Re. Adm. Rp-Tunggakan Bunga ……… Rp. 23.000.000
Pada saat menerima hasil bunga akan dibukukan dengan ayat jurnal berikut
ini:
D: Kas …………………………………………Rp. 23.000.000
K: Pendpt. Bunga Debitur ……………………… Rp. 23.000.000
8
Bank Omega menyetujui kredit untuk PT.CVD sebesar Rp. 200juta selama
jangka waktu 5 tahun. Provisi kredit ditetapkan sebesar 0,6% dari pagu
kredit. Ayat Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sbb:
Transaksi ini berkaitan dengan keg. Perkreditan dan terikat dengan jangka
waktu. Oleh sebab itu perlu dialokasikan setiap bulan selama lima tahun
mendatang. Provisi kredit ini akan dialokasikan menjadi pendapatan dan
akan disajikan dalam laporan laba rugi bulanan.
Alokasi pada bulan pertama dilakukan dengan cara sbb:
(5th*12bln)
Contoh lain:
Bila Bank Mandiri membebankan komisi kepada nasabah giro atas jasa ATM
yang dipergunakannya sebesar Rp. 20.000. Transaksi ini tidak terikat dengan
jangka waktu. Oleh Bank Mandiri akan dibukukan kedalam pendapatan
dengan ayat jurnal sbb:
9
laporan laba rugi. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi valuta asing
harus diakui sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan laba rugi
periode berjalan.
10
f. Pendapatan Operasional Lainnya
Contoh dari pendapatan operasional lainnya:
Penerimaan deviden dari anak perusahaan atau penyertaan saham, laba rugi
penjualan surat berharga pasar modal dan lainnya.
Apabila Bank Omega memiliki 100 lembar saham PT. BBC sebesar nominal
Rp. 100.000/lbr dan telah dibeli sebesar Rp. 9.800.000 untuk seluruh saham
tersebut. Kemudian saham tersebut dijual Rp. 98.500/lbr secara tunai.
Perhitungan keuntungan dari penjualan saham dan ayat jurnal untuk
membukukan transaksi tersebut dijabarkan sbb:
Capital gain penjualan surat berharga pasar modal harus diakui sebagai
pendapatan bank.
11
pendapatan pada periode berjalan.
Contoh:
Apabila Bank Mandiri memiliki sebuah mobil dengan harga perolehan
sebesar Rp. 35 juta dan telah disusutkan sebesar Rp. 30 juta dijual tunai
seharga Rp. 7 juta. Perhitungan keuntungan ini akan dibukukan dengan ayat
jurnal sbb:
12
Akan tetapi, apabila terjadi selisih kurs yang naik secara tiba-tiba, atau naik
dengan jumlah yang cukup besar seperti adanya devaluasi Rupiah terhadap
valuta asing, maka kejadian ini dapatdigolongkan kedalam pos luar biasa
(extraordinary item). Keuntungan yang timbul dari kenaikan selisih kurs
akibat dari devaluasi merupakan keuntungan atau pendapatan yang timbul
dari transaksi yang luar biasa. Disebut luar biasa karena peristiwa devaluasi
bukan merupakan yang biasa.
Akan tetapi, bila kenaikan atau penurunan yang sagat tajam terjadi di negeri
America selatan, yang terkenal dengan seringa adanyadevaluasi dan tingkat
inflasi yang hipper tinggi, maka peristiwa ini tidak dapat dianggap sebagai
peristiwa luar biasa.
Tidak semua pos dala laba-rugi periode lalu harus dikoreksi. Pos-pos yang
harus dilaporkan sebagai koreksi masa lalu dan tidak dapat diperhitungkan
sebagai unsur laba periode bejalan adalah koreksi terhadap laporan
keuangan periode yang laluyang berasal dari kesalahan perhitungan atau
kesalahan dalam penerapan prinsip akuntansi yang tidak dapat diterima,
kelalaian mencatat suatu transaksi atau kejadian yan telah terjadi, dan
kesalahan yang bersifat matematis.
13
Pengaruh komulatif akibat perubahan dari suatu prinsip akuntansi
yang lazim ke prinsip lainnya yang juga sesuai dengan PAI harus
dilaporkan dalam perhitungan laba-rugi periode terjadinya perubahan,
dan disajikan diatara pos luar biasa dan laba bersih.
Jumlah pengaruh komulatif dari perubahan keprinsip akuntansi yang
baru merupakan selisih antara jumlah laba yang ditahan pada awal
periode perubahan dengan jumlah laba yang ditahan yang seharusnya
dilaporkan bila prinsip akuntasi yang baru tersebut telah ditetapkan
secara retroaktif untuk seluruh periode yang dipengaruhi.
Contoh 1
Pada tanggal 1 Juni 2012 Bank ABC Cabang Jakarta Kota memberikan Fasilitas
Kredit Modal Kerja KUR kepada PT Sejahtera di Jakarat dengan data sesuai
perjanjian kredit sebagai berikut :
Tujuan Kepemilikan : dimiliki hingga jatuh tempo.
Jenis Kredit : Kredit Modal Kerja KUR.
Sifat : Kredit rekening koran.
Plafond Kredit : Rp.200.000.000,-
Jangka Waktu : 1 tahun atau 12 bulan
Suku Bunga : 16 % tahun efektif atau 1,333% / bulan
Provisi : 0,5 % atau Rp.750.000,-
Berdasrkan data tersebut diatas buatlah jurnal yang berhubungan dengan
fasilitas kredit tersebut, apabila diasumsikan :
Fasilitas kredit lancar dari bulan Juni s/d September 2012 (selama 4
bulan)
Pada akhir bulan September 2012 terdapat kelonggaran tarik dan bunga
sebesar Rp.2.000.000,-
Pada akhir bulan Oktober 2012 fasilitas kredit sebesar Rp.200.000.000,-
telah ditarik semua oleh debitur dan debitur menunggak bunga buan
Oktober,November dan Desember 2012 selama 3 bulan sebesar
Rp.8.000.000,-
Pertanyaan
14
Buat jurnal akuntansi yang berhubungan dengan akuntansi pendapatan yang
terdiri dari :
1. Fasilitas kredit performing (lancar)
a. Jurnal transaksi pembebanan bunga ke rekening KMK-KUR pada
akhir buan September dengan mendebit rekening KMK-KUR dan
mengkredit akun pendapatan bunga.
b. Jurnal transaksi pembebanan bunga pada akhir bulan Oktober 2012.
c. Jurnal transaksi perubahan kolektibilitas fasilitas kredit dari
performing menjadi non performing.
2. Fasilitas kredit Non Performing (KL,D,M)
a. Jurnal transaksi pendapatan bunga sehubungan perubahan
kolektibiltas dari Dakam Perhatian Khusus menajdi Kurang Lancar.
b. Jurnal transasi pendapatan bunga setelah fasilitas kredit menjadi
kurang lancar.
Jawaban :
a. Fasilitas Kredit Lancar
Jurnal transaksi pembebanan bunga akhir bulan
Pembebanan bunga kredit (bulan Juni s/d September) dilakukan dengan
pendebitan ke rekening KMK KUR debtur. Pada akhir bulan September 2012
diasumsikan sebesar Rp.2.000.000,- dengan jurnal sebagai berikut :
30 September 2012
D. Rekening KMK-KUR PT Sejahtera Rp.2.000.000,-
K.Pendapata Bunga – KMK KUR Rp.2.000.000,-
15
tarik, dengan demikian debitur menunggak bunga 1 bulan dan secara
otomatis kolektibilitas kredit menjadi “Dalam Perhatian Khusus” dan
pendapatan buga pinjaman bulan Oktober 2012 sebesar 16 % x
Rp.200.000.000,- :12 = Rp.2.666.667,- dengan jurnal sebagai berikut :
31 Oktober 2012
30 November 2012
16
31 Desember 2012 (Rekening Administratif)
D. Tagihan Kontijensi –
Pendapatan Bunga Dlm Penyelesaian Rp.8.000.000
K. Rekening Lawan –
Pendapatan Bunga Dlm Penyelesaian Rp.8.000.000
Ringkasan
Pendapatan pada dasarnya diakui secara accrual basis, kecuali untuk pendapatan yang
berasal dari kredit atau debitur yang diklasifikasikan sebagai non performing loan yaitu
yang digolongkan sebagai debitur kurang lancar, diragukan dan macet. Pendapatan
yang diterima dan dikeluarkan harus dipertimbangkan apakah memang harus
dimasukkan dalam pendapatan pada periode berjalan atau tidak. Bila pendapatan
diterima dimuka untuk beberapa periode, maka akan ditangguhkan dan dibukukan
sebagai pos kewajiban yang akan diamortisasikan atau dialokasikan secara
proporsional ke dalam pos pendapatan setiap periode.
Soal Latihan
17
18
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERTEMUAN 13
JUDUL POKOK BAHASAN
Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa dapat memahami,
Capaian :
Pembelajaran diharapkan pentingnya mempelajari Akuntansi Beban Bank
1
13.1 Pengertian Beban
Menurut PAPI 2008; Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi
selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau penurunan
aset atau kenaikan kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Beban yang ditangguhkan (defered charges) yaitu pengeluaran atau biaya yang
memiliki manfaat dalam jangka panjang atau akan dibebankan dalam periode
berikutnya.
Biaya Bunga
Biaya ini paling besar porsinya terhadap biaya bank keseluruhan. Biaya
ini harus diantisipasikan oleh bank pada penutupan tahun buku atau
pada tanggal laporan.
Biaya dalam transaksi valuta asing biasanya muncul dari selisih kurs yang
merugi. Munculnya kerugian selisih kurs baik dari transaksi spot,
forward, maupun swap akan dibebankan ke dalam laporan laba rugi.
Biaya Overhead
2
Tidak memberikan manfaat untuk masa yang akan datang
Pajak Penghasilan.
Pos biaya paling akhir dalam tubuh laporan laba-rugi adalah pajak
penghasilan. Pajak penghasilan dihitung berdasarkan laba menurut
3
akuntansi atau laba kena pajak (taxable income) untuk diperhitungkan
dengan tariff pajak penghasilan.
4
pembayaran. Pembayaran biaya dimuka harus dialokasikan kedalam
rekening biaya secara proporsional.
Biaya yang terdapat dalam laporan laba-rugi bank terdiri dari biaya operasianal
seperti biaya bunga, biaya komisi, biaya overhead dan biaya non-operasional.
Biaya-biaya ini merupakan beban periode berjalan.
a. Biaya Bunga.
Jenis biaya yang paling besar porsinya terhadap biaya bank keseluruhan
adalah biaya bunga. Biaya bunga terdiri dari biaya bunga dana yang
dimiliki oleh bank. Biaya ini harus diantisipasikan oleh bank pada
penutupan tahun buku atau pada tanggal laporan. Biaya bunga ini telah
dibahas pada waktu mengupas akuntansi penanaman dana.
b. Biaya Valuta Asing.
Biaya dalam transaksi valuta asing lazimnya muncul dari selisih kurs
yang merugi. Dalam hal munculnya kerugian selisih kurs baik dalam
transaksi spot, tonvard, maupun swap akan dibebankan kedalam laporan
laba-rugi.
Khusus untuk transaksi forward, kerugian selisih kurs antara tanggal
penutupan kontrak dan tanggal relisasi akan diamortisasikan
selama jangka waktu kontrak tersebut. Perbedaan kurs antara tanggal
neraca dan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi valuta berjangka
akan diakui sebagai biaya periode berjalan dalam transaksi. Mekanisme
transaksi dalam valuta asing ini akan dibahas akuntansi dalam valuta
asing.
c. Biaya Bunga.
Biaya bunga pada dasarnya diakui secara accrual basis, kecuali
pendapatan bunga dalam aktiva produktif non-performing.
d. Biaya Overhead.
Dalam operasi bank sehari-harinya dipedukan biaya untuk mengolah
transaksi. Biaya atau beban ini berhubungan tangsung dengan periode
terjadinya, oleh sebab itu harus dicatat dan diakui-sebagai beban
periode berjalan. Biaya yang dikeluarkan oleh bank ini tidak memiliki
5
manfaat untuk masa-masa mendatang.
Biaya overhead yang tedadi di bank mempunyai beberapa ciri sebagai
berikut.
a. Tidak dapat diidentifikasiakn secara langsung dengan jasa
dihasilkan, karena biaya yang dikeluarkan untuk semua kegiatan
bank.
b. Menjadi beban atau biaya pada periode terjadinya. Tidak ada
biaya overhead untuk beberapa periode.
c. Biaya overhead yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat untuk
masa yang akan datang.
Ada berbagai jenis biaya overhead yang harus terjadi dan diakui dalam
laporan laba – rugi bank. Jenis-jenis biaya tersebut antara lain biaya-
biaya yang berkaitan dengan pegawai seperti gaji, tunjangan-tunjangan,
biaya penyusutan dari aktiva tetap, biaya operasional kantor yang bukan
biaya pegawai atau penyusutan, dan jenis biaya-biaya lain yang
dikeluarkan atau berkaitan dengan periode pelaporan keuangan.
d. Biaya Pegawai.
Sebagai contoh, apabila Bank Mandiri cabang Jakarta membayar gaji
pegawai sebesar Rp. 200 juta untuk periode bulan Desember 20XX, dan
membayar tunjangan kesehatan Rp. 50juta secara tunai. oleh Bank
Mandiri akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut.
7
h. Pos Luar Biasa.
Biaya atau kerugian yang timbul digolongkan sebagai pos luar biasa
harus dipisahkan dan hasil usaha sehari-hari dan ditunjukan secara
terpisah dalam perhitungan laba-trugi disertai pengungkapan atas sifat
dan jumlahnya.
Seperti halnya pendapatan luar biasa, biaya luar biasa kejadianya tidak
normal atau tidak berhubungan dengan kegiatan perusahaan,
sehari-hari serta tidak sering terjadi atau tidak terulang lagi dimasa yang
akan datang.
Peristiwa seperti gempa bumi dan apabila merugikan bank dapat
digolongkan sebagai kerugian atau pos luar biasa. Tetapi apabila di
satu negara, seperti Jepang misalnya, peristiwa ini sangat sering terjadi.
Dengan demikian kerugian akibat peristiwa ini tidak bisa
digolongkan sebagai peristiwa luar biasa.
i. Koreksi Masa Lalu.
Koreksi masa lalu yang berkaitan dengan unsur laba-rugi dapat dilakukan
apabila telah terjadi kesalahan dalam penghitungan atau
kesalahan penerapan prinsip akuntansi yang tidak tepat waklu atau
tidak dapat diterima, kelalaian mencatat suatu transaksi atau kejadian
yang telah terjadi, dan kesalahan matematis.
Koreksi yang dilakukan terhadap laba-rugi periode lalu harus tetap
dlungkapkan.
j. Pajak Penghasilan.
Pos biaya paling akhir dalam tubuh laporan laba-rugi adalah pajak
penghasilan. Pajak penghasilan dihitung berdasarkan laba
menurut akuntansi atau laba kena pajak (taxable income) untuk
diperhitungkan dengan tarip pajak penghasilan.
Dalam hal pajak penghasilan dihitung menurut laba akuntansi, selisih
perhilungan tersebut dengan hutang pajak (yang dihitung menurut laba
kena pajak), yang disebabkan perbedaan waktu (timing difference)
pengakuan pendapatan dan beban untuk tujuan akuntansi dengan
8
tujuan pajak, ditampung dalam pos 'Pajak Penghasilan' yang
ditangguhkan dan dialokasikan pada beban pajak penghasilan tahun-
lahun mendatang.
Ringkasan
Secara Umum“Beban atau biaya adalah pengorbanan yang terjadi dalam rangka
memperoleh pendapatan.”Biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu
perusahaan dalam rangka menciptakan atau memperoleh pendapatan. Maksud dari
biaya disini adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan
untuk menciptakan pendapatan dalam suatu periode tertentu. Biaya yang dikeluarkan
tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan periode berikutnya.
Dalam Bank Biaya diakui secara accrual basis, selalu diakui dan dibebankan kedalam
perhitungan laba-rugipada saatjatuh waktu tanpa tedebih dahulu menunggu
pembayaran. Pembayaran biaya dimuka harus dialokasikan kedalam rekening biaya
secara proporsional.
Biaya yang terdapat dalam laporan laba-rugi bank terdiri dari biaya operasianal seperti
biaya bunga, biaya komisi, biaya overhead dan biaya non-operasional. Biaya-biaya ini
merupakan beban periode berjalan.
Soal Latihan
Pada tanggal 1 Oktober 2012 Bank BRI Cabang Jakarta Kota memberikan Fasilitas
Kredit Modal Kerja KUR kepada PT Sukses dengan data sesuai perjanjian kredit
sebagai berikut :
Tujuan Kepemilikan : dimiliki hingga jatuh tempo.
Jenis Kredit : Kredit Modal Kerja KUR.
Sifat : Kredit rekening koran.
Plafond Kredit : Rp.250.000.000,-
Jangka Waktu : 1 tahun atau 12 bulan
Suku Bunga : 14 % tahun efektif
Provisi : 0,5 % atau Rp.1.250.000,-
Berdasarkan data tersebut diatas buatlah jurnal yang berhubungan dengan fasilitas
kredit tersebut, apabila diasumsikan :
Selama 5 bulan fasilitas kredit dalam kondisi lancar
9
Pada akhir bulan Maret 2013 kelonggaran tarik nihil dan terdapat tunggakan
bunga.
Bulan April s/d jatuh tempo jangka waktu kredit, debitur menunggak bunga.
10
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERTEMUAN 14
JUDUL POKOK BAHASAN
Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa dapat memahami,
Capaian :
Pembelajaran diharapkan pentingnya mempelajari Laporan Keuangan Bank
1
LAPORAN KEUANGAN BANK
Menurut pasal 1 Undang - Undang No. 4 Tahun 2003 tentang Perbankan, Bank
adalah Bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Oleh karena itu laporan keuangan bank harus memenuhi syarat mutu dan
kualitatif akuntansi perbankan.
Bank komersial, baik bank umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
diwajibkan memberikan laporan keuangan setiap periode tertentu.
2
Ada 3 jenis laporan keuangan bank, yaitu:
Laporan Keuangan Bulanan
Laporan Keuangan Triwulanan
Laporan Keuangan Tahunan
a. Format Neraca
Giro
Giro pada bank lain dan penempatan pada bank lain disajikan dalam
mata uang asing dan rupiah secara terpisah.Tujuannya adalah
memudahkan user untuk mendeteksi Net Open Position (NOP).
Kredit
3
Aktiva yang paling sensitif yaitu kredit yang diberikan disajikan secara
terpisah menurut terkait dan tidak terkait dengan bank.Pemisahan
tersebut menunjukkan bahwa bank harus lebih transparan. Artinya
deteksi dini adanya bank yang memberi kredit untuk anak
perusahaannya sendiri.Atau untuk perusahaan lain yang satu
kelompok dengan bank, atau untuk pihak lain yang terafiliasi. Bank
harus menunjukkan secara transparan kemungkinan adanya
pelanggaran.
Pos Deposito
4
memperhitungkan pendapatan bunga dan biaya bunga.Jumlah
pendapatan bunga bersih akan mengindikasikan tingkat spread yang
terjadi di bank yang bersangkutan.Laba bersih harus menghitung laba
kotornya terlebih dahulu, baru kemudian memperhitungkan laba bersih
dengan menghitung pendapatan dan biaya di luar bunga.Dengan
memperhitungkan pendapatan dan beban operasional maka selanjutnya
dapat ditentukan pendapatan operasional bank.Penyajian biaya
operasional dan beban operasional secara berjenjang akan memudahkan
user dalam menentukan rasio biaya operasional terhadap pendapatan
operasional.Untuk fee base income terlihat pada pendapatan non bunga.
Seperti penerbitan bank garansi.Semakin besar jasa perbankan yang
diberikan kepada masyrakat, akan semakin besar pendapatan non
operasional atau berupa fee base income.
5
Kualitas aktiva produktif akan terindikasi dari tingkat kolektibilitasnya.
Tingkat kolektibilitas adalah:
Lancar (L)
Dalam Perhatian Khusus (DPK)
Kurang Lancar (KL)
Diragukan (D)
Macet (M)
Laporan keuangan bank bulanan adalah laporan keuangan bank secara individu
yang merupakan gabungan antara kantor pusat bank dengan seluruh kantor
bank.Laporan keuangan bulanan disajikan satu periode pada setiap akhir bulan
dari Januari hingga bulan Desember.
PT BANK XXX
Neraca Bulanan
Per ……
Aktiva:
Kas
6
Penempatan pada Bank Indonesia
o Giro Bank Indonesia
o Sertifikat Bank Indonesia
o Lainnya
Giro pada bank lain
o Rupiah
o Valuta asing
Penempatan pada bank lain
o Rupiah
o Valuta asing
Surat berharga yang dimiliki
o Rupiah
Diperdagangkan
Tersedia untuk dijual
Dimiliki hingga jatuh tempo
o Valuta asing
Diperdagangkan
Tersedia untuk dijual
Obligasi pemerintah
o Diperdagangkan
o Tersedia untuk dijual
o Dimiliki jatuh tempo
Surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)
o Rupiah
o Valuta asing
Tagihan derivatif
Kredit yang diberikan
o Rupiah
Pihak terkait dengan bank
Pihak lain
o Valuta asing
Pihak terkait dengan bank
7
Pihak lain
Tagihan akseptasi
Penyertaan
Pendapatan yang masih akan diterima
Biaya dibayar di muka
Uang muka pajak
Aktiva pajak tangguhan
Aktiva tetap bersih
Agunan yang diambil alih
Aktiva lain-lain
Pasiva:
Giro
o Rupiah
o Valuta asing
Kewajiban segera lainnya
Tabungan
Simpanan Berjangka
o Rupiah
Pihak terkait dengan bank
Pihak lain
o Valuta asing
Pihak terkait dengan bank
Pihak lain
Sertifikat deposito
o Rupiah
o Valuta asing
Simpanan dari bank lain
Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo)
Kewajiban derivatif
Kewajiban akseptasi
Surat berharga yang diterbitkan: Rupiah dan valuta asing
8
Pinjaman yang diterima: Rupiah dan valuta asing
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
Kewajiban sewa guna usaha
Beban yang masih harus dibayar
Taksiran pajak penghasilan
Kewajiban pajak tangguhan
Kewajiban lain-lain
Pinjaman subordinasi
Modal pinjaman
Hak minoritas
Ekuitas
o Modal disetor
o Agio (disagio)
o Modal sumbangan
o Selisih penjabaran laporan keuangan
o Selisih penilaian kembali aktiva tetap
o Saldo laba rugi
PT BANK XXX
Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir pada ……
Pendapatan bunga
o Hasil bunga: rupiah dan valuta asing
o Provisi dan komisi: rupiah dan valuta asing
Beban bunga
o Beban bunga: rupiah dan valuta asing
o Komisi dan provisi
9
Pendapatan operasional lainnya
o Pendapatan provisi, komisi, fee
o Pendapatan transaksi valuta asing
o Pendapatan kenaikan nilai surat berharga
o Pendapatan lainnya
Beban (pendapatan) penghapusan aktiva produktif
Beban estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
Beban operasional lainnya:
Beban administrasi dan umum
Beban personalia
Beban penurunan nilai surat berharga
Beban transaksi valas
Beban lainnya
Pendapatan Non-operasional
Beban Non-operasional
Pendapatan/beban luar biasa
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan
Taksiran Pajak Penghasilan
Berikut ini contoh format laporan komitmen dan kontinjensi bulanan bank:
PT BANK XXX
Laporan Komitmen dan Kontinjensi
Per …..
Komitment
Tagihan Komitmen
10
o Fasilitas pinjaman yang diterima dan belum digunakan
Rupiah
Valas
o Lainnya
Kewajiban Komitmen
o Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
Rupiah
Valas
o Irrevocable L/C yang masih berjalan dalam rangka ekspor dan
impor
o Lainnya
Jumlah komitmen bersih
Kontinjensi
Tagihan Kontinjensi
o Garansi yang diterima: rupiah dan valas
o Pendapatan bunga dalam penyelesaian: rupiah dan valas
o Lainnya
Kewajiban Kontinjensi
o Garansi yang diberikan
Bank garansi: dalam valas dan Rp
o Revocable L/C yang masih berjalan dalam rangka ekspor dan impor
Berikut ini contoh format laporan kualitas aktiva produktif dan informasi
lainnya bulanan:
11
PT BANK XXX
Laporan Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya
Per …
Laporan keuangan bank triwulanan ini disusun antara lain untuk memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, atau hasil usaha bank.Serta
informasi keuangan lainnya kepada berbagai pihak yang berkepentingan
dengan perkembangan usaha bank.
12
Akuntansi Keuangan (PSAK) yang relevan untuk industri perbankan.Kemudian
juga Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia serta ketentuan dan pedoman
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Neraca
Perhitungan laba rugi dan saldo laba
Daftar komitmen dan kontinjensi
Transaksi valas dan derivatif
Kualitas aktiva produktif dan informasi lainnya
Perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum
Rasio keuangan
Format dan cakupan laporan keuangan triwulanan untuk posisi Juni adalah
sama dengan format dan cakupan laporan keuangan bank triwulanan untuk
posisi Maret dan September dengan beberapa tambahan yang ditetapkan
sebagai berikut:
Tambahan pertama:
Bagi bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha, selain
menyajikan laporan keuangan bank secara individu dan laporan
keuangan bank secara konsolidasi dengan anak perusahaan, bank wajib
13
menyajikan laporan perusahaan induk di bidang keuangan yang
meliputi:
Neraca
Laporan laba rugi
Laporan perubahan ekuitas, dan
Daftar komitmen dan kontinjensi
Tambahan kedua:
Neraca dan laporan laba rugi perusahaan induk di bidang keuangan atau
perusahaan induk wajib disajikan dalam bentuk perbandingan dengan
posisi yang sama pada tahun sebelumnya.
14
Bagi bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha, selain
menyajikan laporan keuangan bank secara individu dan laporan
keuangan bank secara konsolidasi dengan anak perusahaan, bank
wajib menyajikan:
o Neraca
o Laporan laba rugi
o Laporan perubahan ekuitas, dan
o Daftar komitmen dan kontinjensi
PT BANK XXX
Laporan Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Per …..
Komponen Modal
15
o Modal Inti
Modal Disetor
Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserve)
Goodwill
Modal Pelengkap
o Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap
o Cadangan Umum PPAP
o Modal Pinjaman
o Pinjaman subordinasi
o Peningkatan harga saham pada portofolio tersedia untuk
dijual
Total Modal Inti dan Modal Pelengkap
Penyertaan
Total Modal
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang Tersedia
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang Diwajibkan
PT BANK XXX
Perhitungan Rasio Keuangan
Per …..
Permodalan
o CAR
o Aktiva Tetap Terhaap Modal
Aktiva Produktif
o Aktiva Produktif bermasalah
o NPL
o PPAP terhadap Aktiva Produktif
o Pemenuhan PPAP
Rentabilitas
16
o ROA
o ROE
o NIM
o BOPO
Likuiditas
o LDR
Kepatuhan (compliance)
o Persentasi pelanggaran BMPK
o GWM Rupiah
o PDN
Laporan keuangan bank tahunan adalah laporan keuangan bank tahunan untuk
memberikan informasi berkala mengenai kondisi bank secara menyeluruh,
termasuk perkembangan usaha dan kinerja bank.Seluruh informasi tersebut
diharapkan dapat meningkatkan transparansi kondisi keuangan bank kepada
publik dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan.
17
Informasi umum
18
Teknologi informasi
Jenis produk dan jasa yang ditawarkan,
termasuk penyaluran KUK
Tingkat suku bunga
Perkembangan perekonomian dan target pasar
Jaringan kerja dan mitra usaha baik di dalam dan
atau di luar negeri
Jumlah, jenis, dan lokasi kantor
Kepemilikan direksi, komisaris, dan pemegang
saham dalam kelompok usaha bank
Perubahan-perubahan penting yang terjadi di
bank dan kelompok usaha bank dalam tahun
yang bersangkutan.
Hal-hal penting yang diperkirakan terjadi di masa
mendatang
Sumber daya manusia (SDM), meliputi jumlah,
struktur pendidikan, pelatihan dan
pengembangan SDM.
19
o Laporan keuangan perusahaan induk di bidang keuangan
merupakan hasil konsolidasi dari seluruh perusahaan dalam
kelompok bidang keuangan sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku.
o Bila kelompok usaha tidak memiliki perusahaan induk di bidang
keuangan, maka laporan keuangan yang disampaikan adalah
laporan keuangan perusahaan induk.
Opini dari akuntan publik antara lain memuat pendapat akuntan publk atas
laporan keuangan konsolidasi.
20
b. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa
21
kepada debitur yang telah memperoleh
penyediaan dana dari bank.
22
pengukuran terhadap risk exposure yang dihadapi bank (risk
measurement).Serta praktek menajemen risiko lainnya, yaitu pemantauan
(risk monitoring) dan pengendalian risiko (risk controlling).
Informasi Lain
RINGKASAN
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Latihan Soal
Bank Mandiri Cabang Tangerang akan membuat Laporan Keuangan Bank bulan Agustus
2019. Diasumsikan bahwa transaksi selama bulan Agustus 2019 adalah sebagai berikut:
Transaksi Tanggal 1/8/2019:
23
Diterima setoran giro dari Viany sebesar Rp 800.000.000 terdiri dari uang tunai Rp
500.000.000 dan cek yang ditarik oleh Anita, nasabah bank tersebut Rp 300.000.000.
Cek efektif hari ini.
Transaksi Tanggal 2/8/2019:
Isabella nasabah giro Bank Mandiri yang mempunyai saldo sebesar Rp 550.000.000 hari ini
menyerahkan warkat-warkat bank lain sebagai berikut:
2 lembar cek Bank BNI tanggal penarikannya 29/7/2019, nominal Rp 35.000.000 dan Rp
15.000.000
3 lembar cek Bank BRI, tanggal penarikannya 25 Juli 2019 nominal masing-masing Rp
25.000.000; Rp 20.000.000; Rp 30.000.000
Transaksi Tanggal 4/8/2019:
Bank Mandiri menempatkan dananya pada Bank BNI sebesar Rp 200.000.000 atas beban
rekening giro BI.
Penempatan tersebut berupa deposito berjangka 3 bulan dengan suku bunga 14%.
Transaksi Tanggal 5/8/2019:
Faustine nasabah giro, hari ini menyerahkan bilyet giro yang ditarik oleh Martinus nasabah
Bank Mandiri sebesar Rp 700.000.00.
Transaksi Tanggal 8/8/2019:
Dita membuka deposito berjangka dengan nominal Rp 120.000.000, jangka waktu 3 bulan,
bunga 12%. Pembayarannya dilakukan dengan cek Bank Syariah Mandiri Rp 100.000.000
dan sisanya secara tunai. Kliring dinyatakan berhasil.
Transaksi Tanggal 10/8/2019:
Desy membeli sertifikat deposito dengan nominal Rp 300.000.000 dengan bunga 12%.
Jangka waktu 6 bulan dan pembayarannya dengan beban giro Rp 100.000.000,cek Bank
BTN Rp 100.000.000.
Dan hasil transfer yang masuk hari ini dari Bank Mandiri Bandung. Kliring berhasil.
Transaksi Tanggal 13/8/2019:
Arya telah menyerahkan cek yang ditarik oleh Dwi Rahayu, nasabah Bank Mandiri sebesar
Rp 100.000.000 untuk digunakan membeli sertifikat deposito jangka waktu 6 bulan, bunga
12% pa.
24
Transaksi Tanggal 17/8/2019:
Disetujui pemohon kredit dari PT Karindo Jaya sebesar Rp 500.000.000 bunga 18%, jangka
waktu 5 tahun. Nilai taksasi jaminan Rp 600.000.000. Kredit tersebut belum dicairkan.
25
Transaksi Tanggal 31/8/2019:
Nasabah giro sdr. Hari Subagya membuka bank garansi Rp 50.000.000. Setoran jaminan
50% yang dibayar olehnya atas beban giro. Komisi penerbitan Rp 35.000 diterima tunai oleh
bank.
Transaksi Tanggal 31/8/2019:
Hasil audit intern, menunjukkan bahwa kualitas aktiva produktif seperti tampak pada laporan
kualitas aktiva produktif, baik untuk pihak terkait maupun pihak lain. Dalam hal
pembentukan PPAP aktiva produktif diperoleh informasi:
PPAP untuk pihak terkait telah dibentuk Rp 550.000.000. Sedangkan yang wajib dibentuk Rp
600.000.000 (hasil perhitungan auditor). Untuk PPAP pihak lain, khususnya penempatan
pada bank lain telah diperhitungkan bahwa PPAP yang wajib dibentuk Rp 900.000.00.
Sedangkan yang telah terbentuk adalah Rp 800.000.000
PPAP untuk kredit yang diberikan bagi pihak lain yang telah dibentuk adalah Rp
1.200.000.000.
Transaksi Tanggal 31/8/2019:
Penyusutan aktiva tetap yang harus diperhitungkan pada bulan Agustus 2019 adalah Rp
75.000.000
Diminta
Susunlah Laporan Keuangan Bank yaitu
Neraca Saldo
Laporan Laba Rugi
Laporan Komitmen dan Kontijensi
26
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERTEMUAN 15
JUDUL POKOK BAHASAN
Capaian Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa dapat memahami,
:
Pembelajaran diharapkan dapat mengerjakan Praktikum yang diberikan oleh pengajar,
1
Latihan Soal Pertemuan 15
Soal Kasus 1
Pada tanggal 1 Mei 2020 Bank ABC mendapat pinjaman dari BRI dengan data sesuai
dengan perjanjian kredit sebagai berikut :
Tujuan kepemilikan : Dimiliki hingga jatuh tempo
Jenis Kredit : Kredit Modal Kerja
Sifat : Rekening Koran
Limit kredit : Rp.25.000.000.000,-
Jangka Waktu : 3 Bulan
Suku Bunga efektif : 12%/tahun
Provisi : 0.5 %
Soal Kasus 2
Sehubungan dengan rencana Tn. Nugrahapergi keluar negeri, pada tanggal
15 Mei 2020dia menyewa SDB (Safe Deposit Box) di Bank BRI Cabang
Jakarta Kota selama 2 tahun dengan setoran jaminan sebesar
Rp.10.000.000,-. Biaya sewa yang dipungut oleh Bank sebesar Rp.5.000.000,-
untuk 2 tahun.
Diminta : Buatlah jurnal akuntansi yang berhubungan dengan akuntansi
komitmen daripemberian sewa SDB tersebut.
Soal Kasus 3
Pada tanggal 15 Mei 2020 Bank BRI Cabang Jakarta Kota menerbitkan LC Revocable
atas permintaan PT. Pembangunan Jaya di Jakarta sebesar USD. 50.000,- dengan
setoran jaminan sebesar 10 %. Komisi yang di pungut oleh Bank atas pembukaan LC
tersebut sebesar 0,25%.
Pada tanggal 29 Mei 2020 BRI Cabang Jakarta Kota menerima dokumen dari
negotiating bank dan Importir menebus barang dengan akseptasi promes/wesel.
Tanggal 15 Juni 2020 LC jatuh tempo dan dilakukan penyelesaian oleh BRI kepada
2
bank koresponden. Biaya yang timbul terdiri dari
a. Biaya atas PIB (bea masuk, PPN & PPNBM. PPh) sebesar Rp. 10.000.000,-
b. Komisi akseptasi sebesar USD. 50
c. Komisi PIB sebesar Rp.500.000.
Diminta : Buatlah jurnal akuntansi dari transaksi import tersebut diatas yang
berhubungan dengan transaksi ekstra kompatibel rekening kontijensi bank yang
terdiri dari:
a) Jurnal Transaksi pada waktu pembukaan LC import
b) Jurnal transaksi pada waktu dilunasinya kewajiban importir
Soal Kasus 4
PT Faustine Jaya menyimpan dananya di bank Mandiri. Pada awal bulan Februari
2020, saat menerima rekening koran dari bank Mandiri, akuntan PT Faustine Jaya
melihat perbedaan antara saldo kas di bank menurut catatannya dengan saldo kas
menurut rekening koran.
Menurut catatannya, saldo kas pada akhir Januari 2020 adalah sebesar Rp
45.500.00, sedangkan menurut rekening koran bank Mandiri adalah sebesar Rp
54.400.000.
3
Cek yang telah dikeluarkan PT Faustine Jaya pada akhir bulan Januari yang
lalu sebesar Rp 13.600.000 ternyata oleh pemegangnya belum dicairkan.
Cek sebesar Rp 7.500.000 yang diterima PT Faustine Jaya dari PT Madu Jaya
sebagai pembayaran piutang pada bulan Januari yang lalu, dicatat oleh
akuntan PT Faustine Jaya sebesar Rp 2.500.000.
Cek sebesar Rp 3.500.000 yang dikeluarkan oleh PT Faustine Jaya pada
pertengahan bulan Januari yang lalu untuk membayar beban perbaikan
kendaraan, oleh akuntan perusahaan dicatat sebesar Rp 2.500.000.
4
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
Jl. Raya Ciledug, Petukangan Utara, Pesanggrahan
Jakarta Selatan, 12260
Telp: 021-5853753 Fax : 021-5853752
http://fe.budiluhur.ac.id