Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KEGAWATDARURATAN
“ENDOMETRITIS”

Dosen Pembimbing : Artika Dewie, SKM.,M.KES

Disusun Oleh : Kelompok 10

Delfi Yanti Wan Afifah (PO7124119007)


Dela Dwi Mandasari (PO7124119044)
Wulan Eka Dwiyanti (PO7124119036)
Tri Indriani Safithri (PO7124119033)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


PALU
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN PALU
TINGKAT 2-A
TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kekuatan dan kemampuan dalam proses perkuliahan, dan penulisan
makalah yang berjudul “ENDOMETRITIS ", yang merupakan suatu kajian yang
disusun untuk melengkapi tugas dalam mata kuliah Kegawatdaruratan.

Dalam penyusunan makalah ini kami mengharapkan saran, masukkan bahkan


kritik yang membangun untuk makalah ini, sehingga bisa digunakan sebagai referensi
dalam mata kuliah ini.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada dosen pengajar yang telah


membantu dan memotivasi penulis dalam pembuatan makalah ini. Terima kasih juga
untuk semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat
selesai seperti yang diharapkan.
BAB I

PENDAHULUAN
Bekas luka robekan pada perineum maupun luka bekas sayatan operasi seusai
bersalin, dapat menjadi pintu gerbang bagi 1001 kuman penyakit untuk masuk ke dalam
tubuh Anda. Penyakit infeksi apa saja yang kerap mengancam ibu setelah bersalin?
Salah satu diantaranya adalah endometritis.

Infeksi pada dinding rahim (endometrium) ini banyak dialami oleh ibu yang
menjalani proses persalinan yang lama, atau jarak antara waktu pecah kantung ketuban
dan pengeluaran bayi cukup panjang. Bila Anda menjalani persalinan Caesar, risikonya
5-15% dan Anda yang melahirkan secara alami, risikonya 1-3%.

Gejalanya antara lain yaitu, demam di atas 38°C disertai menggigil, atau
perdarahan dari vagina pada 24-36 jam setelah bersalin, nyeri di bagian perut bawah,
lokia berwarna keruh (tidak bening) dan berbau tak sedap, denyut jantung meningkat,
serta bila bagian bawah perut ditekan terasa keras.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Endometritis

Endometritis adalah infeksi pada endometrium yang terlibat oleh infeksi


kuman yang ke dalam rahim melalui vagina menuju serviks dan sampai ke
uterus (infeksi ascenden) atau secara hematogen atau melalui aliran darah seperti
Brucella abortus (infeksi descenden). Endometritis umumnya terjadi mengikuti
kasus partus yang tidak normal seperti abortus, retensio sekundinae, distokia,
kelahiran prematur atau kelanjutan radang pada alat kelamin bagian luar yaitu
vulva, vagina dan serviks serta pelaksaan IB yang kurang lege artis.

Mikroorganisme yang menyebabkan endometritia antara lain


Campylobacter fetus , Brucellosis, Vibriosis, dan Trichomonas fetus
mengakibatkan endometritis spesifik, namun endometritis juga dapat
diakibatkan oleh bakteri oportunistik spesifik seperti Corynebacterium pyogenes
, Eschericia coli dan Fusobacterium necrophorum . Selain itu, infeksi pada
endometrium dapat juga disebabkan oleh infeksi bakteri Pasteurella spp.,
Bacillus spp., Pseudomonas spp., Streptococcus spp. dan Staphylococcusspp.
Endometritis dapat terjadi sebagai kelanjutan dari kasus distokia dan atau retensi
rahasia yang mengakibatkan involusi rahim pada periode setelah partus
menurun. Endometritis juga sering berkaitan dengan adanya Corpus Luteum
Persisten (CLP).

B. Klasifikasi Endometritis
Klasifikasi Endometritis
Menurut Wiknjosastro (2002),
1. Endometritis akuta
Terutama terjadi pada masa post partum / post abortum. Pada
endometritis post partum regenerasi endometrium selesai pada hari ke-9,
sehingga endometritis post partum pada umumnya terjadi sebelum hari ke-9.
Endometritis post abortum terutama terjadi pada abortus provokatus.
Pada endometritis akuta, endometrium mengalami edema dan hiperemi,
dan pada pemeriksaan mikroskopik terdapat hiperemi, edema dan infiltrasi
leukosit berinti polimorf yang banyak, serta perdarahan-perdarahan
interstisial. Sebab yang paling penting ialah infeksi gonorea dan infeksi pada
abortus dan partus.
Infeksi gonorea mulai sebagai servisitis akut, dan radang menjalar ke
atas dan menyebabkan endometritis akut. Infeksi gonorea akan dibahas
secara khusus.
Pada abortus septik dan sepsis puerperalis infeksi cepat meluas ke
miometrium dan melalui pembuluh-pembuluh darah limfe dapat menjalar ke
parametrium, ketuban dan ovarium, dan ke peritoneum sekitarnya. Gejala-
gejala endometritis akut dalam hal ini diselubungi oleh gejala-gejala
penyakit dalam keseluruhannya. Penderita panas tinggi, kelihatan sakit
keras, keluar leukorea yang bernanah, dan uterus serta daerah sekitarnya
nyeri pada perabaan.
Sebab lain endometritis akut ialah tindakan yang dilakukan dalam uterus
di luar partus atau abortus, seperti kerokan, memasukan radium ke dalam
uterus, memasukan IUD (intra uterine device) ke dalam uterus, dan
sebagainya.
Tergantung dari virulensi kuman yang dimasukkan dalam uterus, apakah
endometritis akut tetap berbatas pada endometrium, atau menjalar ke
jaringan di sekitarnya.
Endometritis akut yang disebabkan oleh kuman-kuman yang tidak
seberapa patogen pada umumnya dapat diatasi atas kekuatan jaringan
sendiri, dibantu dengan pelepasan lapisan fungsional dari endometrium pada
waktu haid. Dalam pengobatan endometritis akuta yang paling penting
adalah berusaha mencegah, agar infeksi tidak menjalar.
Gejalanya :
1. Demam
2. Lochea berbau : pada endometritis post abortum kadang-kadang
keluar lochea yang purulent.
3. Lochea lama berdarah malahan terjadi metrorrhagi.
4. Kalau radang tidak menjalar ke parametrium atau parametrium tidak
nyeri.
Penatalaksanaan :
Dalam pengobatan endometritis akut yang paling penting adalah
berusaha mencegah agar infeksi tidak menjalar.
Terapi :
a. Uterotonika.
b. Istirahat, letak fowler.
c. Antibiotika.
d. Endometritis senilis perlu dikuret untuk menyampingkan corpus
carsinoma. Dapat diberi estrogen

2. Endometritis kronika
Radang ini jarang dijumpai , namun biasanya terjadi pada wanita yang
masih menstruasi. Dimana radang dapat terjadi pada lapisan basalis yang
tidak terbuang pada waktu menstruasi. Endometritis kronik primaria dapat
terjadi sesudah menopauase, dimana radang tetap tinggal dan meluas sampai
ke bagian endometrium lain. Endometritis kronik ditandai oleh adanya sel-
sel plasma pada stroma. Penyebab yang paling umum adalah Penyakit
Radang Panggul (PID), TBC, dan klamidia. Pasien yang menderita
endometritis kronis sebelumnya mereka telah memilik
riwayat kanker leher rahim atau kanker endrometrium. Gejala endometritis
kronis berupa noda darah yang kotor dan keluhan sakit perut bagian bawah,
leukorea serta kelainan haid seperti menorhagia dan metrorhagia.
Pengobatan tergantung dari penyebabnya.

Endometritis kronis ditemukan:


a. Pada tuberkulosis.
b. Jika tertinggal sisa-sisa abortus atau partus.
c. Jika terdapat korpus alineum di kavum uteri.
d. Pada polip uterus dengan infeksi.
e. Pada tumor ganas uterus.
f. Pada salpingo – oofaritis dan selulitis pelvik.

Endometritis tuberkulosa terdapat pada hampir setengah kasus-kasus TB


genital. Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan tuberkel pada tengah-tengah
endometrium yang meradang menahun.Pada abortus inkomplitus dengan sisa-
sisa tertinggal dalam uterus terdapat desidua dan vili korealis di tengah-tengah
radang menahun endometrium.

Pada partus dengan sisa plasenta masih tertinggal dalam uterus, terdapat
peradangan dan organisasi dari jaringan tersebut disertai gumpalan darah, dan
terbentuklah apa yang dinamakan polip plasenta. Endometritis kronika yang lain
umumnya akibat ineksi terus-menerus karena adanya benda asing atau
polip/tumor dengan infeksi di dalam kavum uteri.

Gejalanya :

1. Flour albus yang keluar dari ostium.


2. Kelainan haid seperti metrorrhagi dan menorrhagi.
a. Terapi :
b. Perlu dilakukan kuretase.
C. Contoh Soal

8. Ny. R 18 th datang dengan ibunya sudah beberapa kali haid dengan jumlah
darah sangat banyak, darah keluar di sertai dengan bekuan darah dan jadwal haid
teratur seperti biasa-biasanya. Akhir-akhirnya ini setiap menstruasi di sertai
dengan perasaan sakit yang hebat, padahal sebelumnya tidak pernah seperti itu
kalau sedang menstruasi.

Apakah diagnose sementara pada kasus di atas?


a. Polip endometrium
b. Endometriosis
c. Mioma uteri
d. Disfungsi uterus bleeding
e. Salpingitis

D. Keuntungan dilakukannya Skrining/Deteksi


Keuntungan dari mendeteksi kasus Endometritis ini yaitu kita dapat
mengetahui bagaimana cara pencegahan dan bagaimana metode penyembuhan
atau pengobatan yang dapat dilakukan pada kasus Endometritis ini.
1. Terapi dan Pencegahan
Terapi yang berpotensi mengatasi kasus ini adalah terapi antibiotika sistemik,
irigasi uterus, pemberian estrogen untuk menginduksi respon uterus, dan injeksi
prostaglandin untuk menginduksi estrus. Pengobatan yang direkomendasikan
untuk endometritis yang agak berat adalah memperbaiki vaskularisasi dengan
mengirigasi uterus mempergunakan antiseptika ringan seperti lugol dengan
konsentrasi yang rendah. Irigasi diulangi beberapa kali dengan interval 2-3 hari.
Antibiotika diberikan secara intra uterine dan intra muskular. Discharge dapat
dikeluarkan dengan menyuntikkan preparat estrogen. Untuk endometritis ringan
cukup diberikan antibiotika intra uterine.
Pencegahan terhadap kasus ini dapat dilakukan dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi uterus seperti kebersihan alat yang digunakan pada saat
menangani kelahiran, sanitasi kandang dan pelaksanaan IB yang aseptis.
Sebaiknya sebelum diberikan antibiotika, dilakukan perbaikan sirkulasi darah di
uterus dengan pemberian antiseptika ringan atau air hangat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Endometritis ini terjadi karena karena kurangnya kesadaran ibu nifas


dalam hal personal  higiene dan merawat luka perineum. Padahal infeksi ini
dalam jangka pendek dapat menyebabkan terjadinya penurunan kesuburan dan
dalam jangka panjang menggannggu sistem reproduksi karena perubahan
saluran reproduksi. Pengobatan dan penanganan yang tepat sangat dibutuhkan
dalam kasus endometritis.

B. Saran
Agar lebih dapat memahami jenis infeksi pada ibu nifas terutama pada
kasus endometritis. Bagi petugas kesehatan khususnya bidan dapat mengetahui
tindak lanjut penanganan endometritis pada ibu nifas, dan bidan dapat mengenali
tanda dan gejala terjadinya endometritis 
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ayahbunda.co.id/kelahiran-gizi-kesehatan/waspadai-endometritis-
paska-bersalin
https://ilmuveteriner.com/definisi-dan-penyebab-endometritis
http://htttmard.blogspot.com/2016/04/makalah-endometritis-dan-peritonitis.html?
m=1
https://bidanshop.blogspot.com/2015/10/contoh-soal-skenario-untuk-bidan-47.html
https://ilmuveteriner.com/patogenesaterapi-serta-pencegahan-endometritis/

Anda mungkin juga menyukai