Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/337878249

STUDI LITERATUR MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DENGAN


PENDEKATAN PMR MATEMATIS SISWA

Article  in  Journal of Mathematics Teacher Education · December 2019

CITATIONS READS

0 2,539

7 authors, including:

Addiestya Rosa Hutasuhut Dinda Khairunnisa


State University of Medan State University of Medan
4 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

addiestya rosa hutasuhut View project

All content following this page was uploaded by Dinda Khairunnisa on 11 December 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


STUDI LITERATUR MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF DENGAN PENDEKATAN
PMR MATEMATIS SISWA
Addiestya Rosa Hutasuhut1*)
Email : Addiestya@gmail.com
1
Mahasiswa Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif dengan pendekatan PMR matematis pada siswa Penelitian ini bertujuan untuk
mengelaborasi landasan teori dan praktik tentang pentingnya komunitas praktisi dalam
berbagi ilmu pengetahuan (knowledge sharing) dari setiap persoalan yang berhubungan
dengan pekerjaan pustakawan, baik berkaitan dengan hal-hal yang bersifat teknis, konsep
atau pun perencanaan. Metodologi atau Pendekatan - yang digunakan dalam tulisan ini
menggunakan metode atau pendekatan kepustakaan (library research), sedangkan
pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dan/atau mengekplorasi beberapa Jurnal,
buku, dan dokumen-dokumen (baik yang berbentuk cetak maupun elektronik) serta sumber-
sumber data dan atau informasi lainnya yang dianggap relevan dengan kajian. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan. Metode pengumpulan data
yang digunakan yakni metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis isi. Untuk menjaga ketepatan pengkajian dan mencegah kesalahan informasi dalam
analisis data maka dilakukan pengecekan antar pustaka dan membaca ulang pustaka serta
memperhatikan komentar pembimbing.
Kata Kunci : Berpikir kreatif, Pendekatan PMR, Matematis
PENDAHULUAN

Matematika selalu diidentikkan dengan segala sesuatu yang bersifat abstrak, perhitungan,
penalaran, menghapal rumus, dan pemahaman-pemahaman teorema yang digunakan sebagai dasar mata
pelajaran eksak lainnya. Matematika merupakan daerah kurikuler penting yang mempengaruhi semua
aspek dalam kehidupan individu termasuk pendidikan formal, pekerjaan, kegiatan rekreasi, bahkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Menurut Waluyo dan Surya (2017) salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa
memiliki kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu faktor penting
dari tujuan pembelajaran karena memberi pengetahuan semata-mata kepada siswa tidak akan banyak
menolongnya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dalam pembelajaran sebaiknya dapat
mengembangkan sikap dan kemampuan peserta siswa yang dapat membantu untuk menghadapi
persoalan-persoalan di masa mendatang secara kreatif.

Menurut Purba, Surya dan Syahputra (2017) Kurikulum 2013 , mengamanatkan pentingnya
mengembangkan kreativitas siswa dan kemampuan berpikir kreatif mulai dari pengamatan permasalahan
konkret, kemudian ke semi konkret dan akhirnya abstraksi permasalahan. Kemampuan pemecahan
masalah matematika sangat penting untuk memecahkan masalah adalah tujuan umum pengajaran
matematika bahkan oleh Branca (Sugiman & Kusumah, 2010) [2] menafsirkan pemecahan masalah dalam
tiga hal: pemecahan Masalah dilihat sebagai tujuan (yang lalu), sebuah proses, dan keterampilan dasar.

Menurut Simatupang dan Surya (2017) PMRI merupakan pembelajaran yang dikembangkan
untuk mendekatkan matematika kepada siswa. Masalah- masalah nyata dari kehidupan sehari-hari
digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika untuk menunjukkan bahwa matematika
sebenarnya dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pendekatan matematika realistik ini sesuai dengan
perubahan paradigma pembelajaran, yaitu dari paradigma mengajar ke paradigma belajar atau perubahan
paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru ke paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Menurut Mulyono, dan Surya (2006) Kata realistik merujuk pada pendekatan dalam pendidikan
matematika yang telah dikembangkan di Nederlands Belanda selama kurang lebih 36 tahun (dimulai
tahun 1970). Pendekatan ini mengacu kepada pendapat Freudenthal yang mengatakan bahwa matematika
harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan aktivitas manusi. Ini berarti matematika harus
dekat dengan sisa dan relevan dengan situasi sehari-hari. Matematika sebagai aktivitas manusia
maksudnya manusia harus diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk menemukan kembali ide dan
konsep matematika. Pendekatan ini kemudian dikenal dengan Realistik Mathematic Education (RME).
Jadi, Matematika dipandang sebagai aktivitas manusia. Belajar matematika dimaksudkan sebagai
mengerjakan matematika, dimana menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian
utamanya. Variasi dari masalah kontekstual ini diintegrasikan dalam kurikulum dari awal. Oleh karena
itu, fokus utama pendidikan matematika bukanlah hasil (product) tetapi proses.
Menurut Arsaythamby dan Zubainur (2014) selama ini IRME (Indonesian Realistic
Mathemathics Education),siswa melakukan berbagai kegiatan. Siswa secara aktif memberikan saran dan
menanggapi pendapat rekan-rekan mereka. Temuan ini menunjukkan bahwa belajar dan mengajar
menggunakan IRME membuat siswa menjadi kreatif.
Menurut Svecova (2013) salah satu tujuan pendidikan tingkat sekolah mana pun adalah untuk
mendorong siswa berpikir kreatif, berpikir logis, dan mampu mencyelesaikan masalah. Kami
menggambarka kegiata yang cocok untuk tingkat sekolah yang berbeda dari tulisan ini, kami mengguakan
pendapat dalam pendidikan matematika, dengan siswa di usia 13 dan 14 tahun.
Menurut Kashefi, Ismaila dan Yusuf (2012) hambatan siswa dari perspektif mahasiswa dan dosen
kira-kira sama dan mayoritas masing-masing kelompok secara terpisah percaya bahwa dua hambatan
utama dalam pembelajaran matematika teknik adalah pencitraan.
Menurut Yaftian (2015) kreativitas dalam domain matematika didefenisikan dalam tulisan ini.
Temuan penelitian yang mengilustrasikan cara kerja pikiran matematikawan saat terlibat dalam proses
kreatif dan karakteristiknya dijelaskan. Untuk menunjukkan proses ini, model kreativitas ditinjau. Kriteria
untuk penerimaan ide-ide baru dalam matematika juga kreatif.
Menurut Norgvist (2019) pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang imitatif telah
mendominasi dalam pendidika matematika. Meskipun pendekatan yang lebih kreatif (mis. Pembelajaran
Berbasis Masalah) telah diusulkan dan diimplementasikan, tantangan utama penelitian pendidikan
matematika adalah untuk mendomentasikan hubungan antara pengajaran tugas, kegiatan siswa dan
pembelajaran.
Menurut Mohammed, Ahmed, Ciorba dkk (2019) melakukan simulasi kinerja aplikasi yang
realistis dan kinerja aplikasi yang realitas dan dapat dipercaya dibawah konfigurasi yang berbeda
merupakan tantangan.
Menurut Sumirattana (2017) pengajaran matematika di sekolah harus bertujuan untuk
mengembangkan literasi matematika dan untuk meningkatkan kemampuan setiap siswa untuk
meggunakan dan menerapkan pengetahuan matematika untuk menyelesaikan masalah atau situasi
kehidupan nyata. Menurut pendidikan matematika realistis, masalah nyata digunakan sebagai sumber atau
titik awal untuk belajar dan mengembangkan konsep matematika.
Menurut Yaftian (2014) menyatakan bahwa menghasilkan konsep-konsep matematika yang
bermanfaat melalui menggabungkan konsep-konsep yang sebelumnya sudah dikenal atau menemukan
hubungan asing di antara fakta matematika dapat diperhitungkan sebagai karya kreatif matematika.
Menurut Ersoy dan Beser (2013) kreatif merupakan salah satu cara berpikir yang ditekankan
dalam pendidikan matematika, penting bagi individu untuk menjadi sukses setiap kali dia menghadapi
masalah apa pun.
Menurut Aizikovitsh dan Amit (2011) kreativitas matematika memiliki dua karakteristik, umum
dan kreatif yang umum memungkinkan pemecahan masalah atau pemecahan masalah diberbagai bidag-
bidag solusi terbaik. Gagasa atau solusi ini elegan dan mengejutkan. Jenis pemikiran ini ditandai oleh
fleksibilitas mental, rasa ingin tahu, imajinasi yang berkembang dengan baik, minat untuk menemukan
solusi, penciptaan metafora, dan pemikiran yang berorientasi pada tujuan . ini diukur oleh kuantitas dan
kualitas hasil-hasilnya. Pemikiran orisinal atau kreatiftertentu menghasilkan kreativitas dalam bidang
tertentu. Realisasi potensi kreativitas ini membutuhkan periode pematangan dan perkembangan yang
lebih lama. Perkekmbangan dan kedawasaan adalah hasil dari pengalaman dan biasanya
memanifestasikan diri pada orang dewasa.
METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Penelitian ini adalah jenis penelitian yang mencoba
mengumpulkan data dari literatur. Dan model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
penelitian sinkronis. Penelitian dilakukan dengan melihat dan menghubungkan indikator kemampuan
berpikir kreatif matematika dengan karakteristik dari pendekatan PMR matematis siswa. Penelitian ini
adalah literatur perpustakaan sehingga metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi,
yaitu melacak sumber tertulis yang berisi berbagai tema dan topik yang dibahas. Data yang telah
dikumpulkan dan dianalisis dengan metode deskriptif menggambarkan apa yang sedang diselidiki.
Langkah awal penelitian ini adalah mengumpulkan dan mempelajari data hasil penelitian yang
sama oleh peneliti sebelumnya. Selanjutnya menambahkan data untuk mendukung penelitian ini melalui
jurnal, buku dan internet . Setelah data dikumpulkan dan di pelajari, dilanjutkan dengan pengolahan
pengolahan data. Kemudian melakukan analisis data dengan analisis deskriptif. Kontribusi ini diharapkan
untuk mengetahui pengaruh pendekatan Open Ended terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika.
HASIL PENELITIAN
Pada hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa pendekatan PMR memiliki pengaruh terhadap
kemampuan berpikir kreatif matematika. Secara khusus, kreativitas matematika merupakan penguasaan
kreatif mandiri matematika dalam pembelajaran matematika, perumusan mandiri masalah-masalah
matematis yang tidak rumit, penemuan cara-cara atau sarana dari penyelesaian masalah, penemuan bukti
–bukti teorema, pendeduksian mandiri rumus-rumus, dan penemuan metode-metode penyelesaian
masalah non-standar. Sesuai dengan pendapat tersebut, kreativitas dalam penelitia ini ditekankan pada
pemecahan masalah matematika.
Saefudin (2012) Produk kemampuan berpikir kreatif siswa adalah kreativitas siswa dalam
pemecahan masalah matematika. Kriteria kreativitas pemecahan masalah diindikasikan dengan kefasihan,
fleksibilitas, dan kebaruan. Kefasihan dalam pemecahan masalah didasarkan dalam kemampuan siswa
memecahkan masalah dan memberi ragam jawaban yang benar. Fleksibilitas ditunjukkan dengan
kemampuan siswa memecahkan masalah dengan berbagai cara berbeda. Sementara kebaruan dalam
pemecahan masalah didasarkan pada kemampuan siswa menjawab.
PMRI merupakan adaptasi dari RME (Realistic Mathematics Education), maka prinsip PMRI sama
dengan prinsep RME. Meski begitu, dalam beberapa hal PMRI berbeda dengan RME karena konteks,
budaya, sistem sosial dan alamnya berbeda. Gravemeijer (dalam Marpaung) merumuskan tiga prinsip
RME, yaitu reinvesi terbimbing da mamtematis berkelanjutan, fenomelogi dikdaktis, dan dari informal ke
formal.
Saefudin (2012) Pengembangan kemampuan berpikir kreatif, kemampuan berpikir kreatif siswa
dapat dikembangkan dengan pendekatan PMRI karena adanya prinsip dan karakteritik PMR yang
diterapkan dalam pembelajaran, misalnya salah satu prinsip PMRI yaitu prinsip aktivitas yang
menganggap perlunya penemuan kembali suatu konsep matematika. Prinsip ini menghendaki siswa
belajar matematika dengan mengalami sendiri (beraktivitas). Melalui aktivitas kreatif, kreativitas yang
siswa memiliki akan berkembang dengan baik. Semetara untuk karakteristik PMRI salah satunya adalah
penggunaan model dan kesempata yang diberikan guru dalam memecahkan masalah dengan cara siswa
sendiri.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, hasil penelitian diatas relavan dengan hasil penelitian Arfiliana dkk (2018),
pada materi geometri matematika hasil belajar matematika siswa meningkat setelah belajar dengan
menggunakan Pendekatan Matematika Realistik terdapat banyak faktor yang menyebabkan perbedaan
rata rata hasil belajar antara ssebelum dan sesudah menggunakan bahan ajar yang dikembangkan. Pertama
penerapan bahan ajar yang dikolaborasikan dengan pendekatan matematika memudahkan siswa
membangun pengetahuan dan memberikan tantangan belajar.
Surya (2011) Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa disebabkan dapat disebabkan karena
strategi dan metode pembelajaran yang diberikan kurang sesuai dengan bahan ajar dan karakteristik
peserta didik. Pada dasarnya siswa sangat membutuhkan pembelajaran yang menarik, inovatif dan
menyenangkan. Guru harus dapat merencanakan, memantau, mengevaluasi dan merefleksi PBM.
Pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan dapat memaksimalkan pemikiran siswa, hasil belajar
dan membentuk karakter siswa yang mandiri.
Dari temuan data penelitian jawaban dari soal, Siregar dan Surya (2018) jawaban yang
dipaparkan oleh siswa terlihat bahwa siswa sudah dapat memahami keterkaitan hubungan antara (v) (s)
(a) dan (t) dalam menyelsaikan masalah aplikasi integral.
Kemampuan kreatif matematis merupakan proses berpikir untuk menganalisis argumen dan
memunculkan gagasan terhadap tiap makna untuk mengembangkan pola pikir secara logis yang harus
dikembangkan oleh guru dalam pembelajaran.

Menurut Panjaitan dan Surya (2018) pada intinya pengertian berpikir kreatif adalah kemampuan
seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk
ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah
ada, dan semuanya relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Sebenarnya, ada banyak
pengertian kreativitas, misalnya ada yang mengartikan kreativitas sebagai upaya melakukan aktivitas baru
dan mengagumkan.

Menurut Nasution dan Surya (2017) kemampuan berpikir kreatif matematika siswa . Hasil
penelitian di atas relevan dengan hasil penelitian dari Nurmasari dkk (2014) dengan judul penelitian:
“Analisis Berpikir Kreatif Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Pada Materi Peluang
Ditinjau Dari Gender Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kota BanjarBaru. Penelitian ini mentakan
bahwa: (1) Kemampuan berpikir kreatif siswa laki-laki dalam menyelesaikan masalah matematika
terkait materi Peluang adalah siswa laki-laki memenuhi empat indikator berpikir kreatif yaitu indikator
kelancaran, keluwesan, keaslian dan menilai. Siswa laki-laki kurang memenuhi satu indikator berpikir
kreatif yaitu indikator penguraian. (2) Kemampuan berpikir kreatif siswa perempuan dalam
menyelesaikan masalah matematika terkait materi Peluang adalah siswa perempuan memenuhi tiga
indikator berpikir kreatif yaitu indiktor kelancaran, keluwesan, dan keaslian. Siswa perempuan tidak
memenuhi dua indikator berpikir kreatif yaitu indikator penguraian dan menilai.
Menurut Lubis dan Surya (2017) Pembelajaran matematika realistik pada dasarnya adalah
pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses
pembelajaran matematika, sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih baik dari pada
yang lalu. Maksud realitas yaitu hal-hal yang nyata atau kongret yang dapat diamati atau dipahami peserta
didik lewat membayangkan, sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan tempat
peserta didik berada baik lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat yang dapat dipahami peserta
didik. Lingkungan dalam hal ini disebut juga kehidupan sehari-hari.
Menurut Permasalahan ditemukan oleh peneliti saat melakukan wawancara dengan seorang guru
matematika kelas VIII di SMP Yayasan Pendidikan Islam Deli Tua. Berdasarkan hasil wawancara guru
matematika SMP Yayasan Pendidikan Islam Deli Tua di kelas VIII, guru menyampaikan kesulitan-
kesulitan yang dialami siswa saat proses pembelajaran matematika. Siswa kesulitan dalam
merepresentasikan dan menulis apa yang mereka telah ketahui dan solusi atau ide untuk menyelesaikan
soal cerita. Dalam mengerjakan soal cerita siswa sulit merepresentasikan informasi yang ada pada soal ke
dalam bahasa atau simbol matematis untuk membantu menyelesaikan persoalan tersebut. Bukan hanya
itu, siswa juga merasa kesulitan dalam menuliskan solusi atau ide dari permasalahan yang diberikan
dalam bentuk bahasa atau simbol matematika. Dari uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengeni Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
dalam pendekatan PMRI dengan kemampuan berpikir kreatif siswa jadi dapat menemukan kosep
pembelajaran sendiri yang dapat mengembagkan kemampuan siswa dalam berpikir kreatif bukan hanya
itu tetapi juga dalam memecahkan masalah matematika secara terbuka contohnya soal-soal matematika.

Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan penelitian ini adalah:

1. Kepada guru, khususnya guru matematika hendaknya menggunakan pendekatan PMR sebagai salah
satu alternatif pembelajaran dalam upaya mengembangkan cara siswa secara aktif berpikir kreatif,
sehingga hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak akan mudah dilupakan oleh
siswa. Selain itu anak juga bisa berlatih berpikir analisis, kritis dan mencoba memecahkan sendiri
masalah yang dihadapi.

2. Kepada peneliti selanjutnya agar lebih menyempurnakan penelitian dan mengefektifkan waktu,
sehingga memperoleh hasil yang lebih maksimal.

3. Kepada siswa disarankan dapat menerima pendekatan PMR dalam pembelajaran matematika,
sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Aizikovitsh, UE., Amit, M. (2011). Developing The Skills of critical and Creative Thinking
by Probability Teaching. Journal Sosial and Behavioral Science
Arfiliana., Rajagukguk, W., Surya, E. (2018). Pengembangan komik dan Lembar Kerja Siswa
Dengan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Menigkatkan Hasil Belajar Di SD Negeri
060843, Jurnal Tematik, vol 8, no 3, Desember 2018
Arsaythamby, V., Zubainur, CM. (2014). How A Realistic Mathematics Educational Approach
Affect Students’ Activities In Primary Schools?. journal of Science Direct
Ersoy, E., Baser, NE. (2013). The effects of problem-based learning method in higher education on
creative thinking. . journal of Science Direct
Kashefi, H., Ismaila Z., Yusof, YM. (2012). Engineering Mathematics
Obstacles and Improvement: A comparative study of students and lecturers perspectives
through creative problem solvin, journal of Science Direct
Lubis, NCP., Surya, E. (2017). Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Matematis siswa.
Mohammed, A., Eleliemy, A., Ciorba, FM., Kasielkeb, F., Banicescuc I. (2019) An approach for
realistically simulating the performance of scientific applications on
high performance computing systems. Journal of elsevier
Mulyono., Surya, E. (2006). Meningkatkan Aktifitas Dan Pemahaman Konsep Pembagian Pada Soal
Cerita Di SDN 060857 Medan Berbasis Realistik Berorientasi Pengajuan Soal (Problem
Posing)
Nasution, NR., Surya, E. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa.
Norgvist, M., Jonssonc, B., Lithnera, J., Qwillbard, T. (2019). Investigating algorithmic
and creative reasoning strategies by eye tracking. Journal of Mathematical Behavior
Panjaitan, AH., Surya, E. (2018). Creative Thinking (Berpikir Kreatif) Dalam
Pembelajaran Matematika
Purba, EN., Surya, E., Syahputra, E. (2017). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Melalui Pemecahan Masalah Pada Materi Fpb Dan Kpk, jurnal -
Saefudin. (2012). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Pembelajaran
Matematika Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI), jurnal al-bidayah, vol 4 no 1, Juni 2012
Simatupang, R., Surya, E. (2017). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui
Pendekatan Pmbelajaran Matematika Realistik
Siregar, HNF., Surya, E. (2018). Analisis Kemampuan Berfikir Kreatif Dan
Kemandirian Belajar Matematika Siswa Sma Melalui Model Pemecahan Masalah, jurnal -
Sumirattana, S. (2017). Using Realistic Mathematics Education And The DAPIC Problem Solving
Process To Enhance Secondary School Students’ Mathematical Literacy, Journal of Social
Sciences, vol 38, issue 3, September – December 2017, Pages 307-315
Surya, E. (2011). Menjadi Guru Kelas Profesional Dalam Upaya Pembelajaran Siswa Yang Kreatif
dan Mandiri, Jurnal Tematik, vol 2, No 7, september 2011
Svecova, V. (2014). Support of Pupil’s Creative Thinking in Mathematical Education. Journal
Sosial and Behavioral Sciences, vol 116, pages 1715-1719
Waluyo, S., Surya, E. (2017). Pengaruh Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematika
Yaftian, N. (2015). The Outlook of the Mathematicians’ Creative Processes. Journal Sosial
and Behavioral Science
Yaftian, N. (2014). The Outlook of the Mathematicians’ Creative Processes. journal of Science
Direct

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai