Anda di halaman 1dari 4

Analisis Pengaruh Persentase Transmisi terhadap Stopping Potential

pada Efek Fotolistrik

Kholiq Zidane Walid*, Della Rahmawarni


Laboratorium Fisika Lanjut, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Andalas, Limau Manis, Padang-25163
kzwp007@gmail.com

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan efek fotolistrik yang bertujuan untuk menentukan konstanta planck dan harga
fungsi kerja logam katoda. Percobaan ini dilakukan dengan cara menghitung approx time dan stopping
potential pada saat permukaan logam disinari seberkas cahaya dengan persentase transmisi yang berbeda-
beda. Percobaan ini juga menggunakan beberapa warna sebagai objek. Dari data yang didapatkan, dapat
ditentukan fungsi kerja, nilai konstanta planck dan energi kinetik elektron. Percobaan ini menghasilkan
nilai stopping potential yang sebanding dengan nilai persentase transmisi. Berdasarkan percobaan ini,
didapatkan nilai konstanta planck sebesar 1,828 x 10 -34 Js, sedangkan berdasarkan literatur yaitu 6,626 x
10-34 Js. Dari kedua hasil ini, disimpulkan bahwa error yang didapatkan adalah 72,4 %.
Kata kunci: approx time, energi kinetik, fungsi kerja, konstanta planck.

ABSTRACT
This experiment aims to determine the planck constant and the cathode’s work function value. This
experiment measured the approx time and the stopping potential value while the metal’s surface was
lighted with the various transmission’s percent. Taken as the object, this experiment also use some kind
of different colours. The greater transmission percent we gave, the greater stopping potential that
happened. The planck constant by this experiment is about 1,828 x 10 -34 Js, while the planck constant’s
real value is 6,626 x 10-34 Js. We conclused that the error of this experiment is about 72,4%.
Keywords: Approx time, kinetic energy,work function, planck constant

I. PENDAHULUAN
Secara umum yang disebut efek fotolistrik adalah gejala yang bersangkutan dengan
pengaruh penyinaran cahaya pada permukaan logam terhadap sifat-sifat kelistrikan logam. Pada
efek fotolistrik, pengaruh cahaya terhadap sifat kelistrikan bahan bukan hanya disebabkan oleh
sifat cahaya sebagi gelombang ekektromagnetik, tetapi juga sifat cahaya sebagai pembawa
tenaga. Meskipun gelombang elektromagnetik juga pembawa arus tenaga, namun hal ini
tidak dapat digunakan untuk menjelaskan gejala fotolistrik. Albert Einstein mengemukakan
hipotesa bahwa untuk menerangkan gejala efek fotolistrik cahaya harus dipandang pula sebagai
pancaran unit-unit tenaga atau kuantum-kuantum tenaga yang disebut foton. Kemudian,
muncullah istilah baru dalam ilmu fisika mengenai dualisme partikel gelombang.
Sebelum Albert Einstein mengemukakan teorinya, pada tahun 1901 Planck telah
mempublikasikan hasil penemuannya tentang hukum radiasi cahaya elektromagnetik. Planck
mendapatkan bahwa kuanta yang berpautan dengan frekuensi tertentu dari cahaya, semuanya
harus berenergi sama dan bahwa energi E ini berbanding lurus dengan v .

E=hv

Dengan E sebanding dengan energy pancaran, v adalah frekuensi radiasi, dan h sebagai
konstanta fundamental dari alam. Konstanta ini, kemudian dikenal dengan konstanta planck.
Teori ini kemudian diaplikasikan oleh Enstein untuk menjelaskan efek fotolistrik secara
teori quantum cahaya melalui persamaannya yang terkenal dan mendapatkan nobel ditahun
1921. Jika suatu sumber cahaya dengan frekuensi v mengenai permukaan logam, maka electron
di dalam logam tersebut akan terbebas dan tereksitasi dengan energi E k.

E=hv=K Emax + W O
II. METODE
Percobaan dilakukan dengan memposisikan berbagai warna dan filter transmisi di
depan selubung pemantul putih sehingga cahaya yang dilewatkan sesuai dengan persentase
filter. Cahaya yang masuk harus dipastikan masuk di tengah. Posisi penglihatan masuknya
cahaya harus tegak lurus dengan objek. Potensial yang terbaca pada voltmeter dicatat sebagai
potensial penghenti (stopping potential). Lalu diamati dan dicatat waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai tegangan tersebut (approx time) pada stopwatch. Langkah-langkah di atas diulangi
untuk filter transmisi dan warna lain.

III. HASIL DAN DISKUSI


III.1 HASIL

Tabel 1 Data hasil praktikum cahaya kuning sebagai gelombang


% Transmission Stop. Pot App. Frekuensi (Hz) Ekmax (J)
(V) Time (s)
100 0,5 1,19 5,08 x 1014 0,801 x 10-19
14
80 0,47 2,74 5,08 x 10 0,753 x 10-19
14
60 0,44 2,95 5,08 x 10 0,705 x 10-19
14
40 0,42 2,35 5,08 x 10 0,673 x 10-19
14
20 0,38 2,02 5,08 x 10 0,608 x 10-19

Tabel 2 Data hasil praktikum cahaya hijau sebagai gelombang


% Transmission Stop. Pot App. Frekuensi (Hz) Ekmax (J)
(V) Time (s)
100 0,54 2,15 5,26 x 1014 0,865 x 10-19
14
80 0,51 3,86 5,26 x 10 0,817 x 10-19
14
60 0,47 2,09 5,26 x 10 0,753 x 10-19
14
40 0,41 2,81 5,26 x 10 0,673 x 10-19
14
20 0,38 2,55 5,26 x 10 0,608 x 10-19

Tabel 3 Data hasil praktikum cahaya sebagai foton dan konstanta planck
Jenis Frekuensi Stop. App. h (Js) 𝜆 (nm) Ekmax (J)
Sinar (Hz) Pot Time (s)
(V)
Kuning 5,084 x 1014 0,5 1,19 1,54 x 10-34 590 0,801 x 10-19
14 -34
Hijau 5,26 x 10 0,54 2,15 2,11 x 10 570 0,865 x 10-19
Grafik hubungan stopping potential dan approx time sinar
kuning
3.5
3
2.5
approx time(s)

2
1.5
1
0.5
0
0.36 0.38 0.4 0.42 0.44 0.46 0.48 0.5 0.52
Stopping potential(V)

Gambar 5.1 Grafik hubungan Approx Time dengan Stopping Potential cahaya kuning

Grafik hubungan stopping potential dan approx time sinar


hijau
4.5
4
3.5
approx time(s)

3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0.36 0.38 0.4 0.42 0.44 0.46 0.48 0.5 0.52 0.54 0.56
Stopping potential(V)

Gambar 5.2 Grafik hubungan Approx Time dengan Stopping Potential cahaya hijau

Grafik hubungan frekuensi dengan energi max


0.53
0.53
0.52
frekuensi

0.52
0.51
0.51
0.5
0.5
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
energi max

Gambar 5.3 Grafik hubungan antara Frekuensi dan Energi Max


III.2 DISKUSI
Berdasarkan hasil yang didapatkan saat eksperimen dilakukan di atas, didapatkan
perbandingan stopping potential dan approx time antara cahaya kuning dan cahaya hijau yang
berbeda. Namun, dapat disimpulkan bahwa stopping potential berbanding lurus dengan
persentasi transmisi. Dimana semakin kecil persentasi transmisi, maka semakin kecil cahaya
yang diteruskan. Jadi, tegangan yang dihasilkan juga akan semakin kecil, begitu sebaliknya.
Untuk data cahaya sebagai foton, disimpulkan bahwa nilai frekuensi berbanding
terbalik dengan nilai panjang gelombanng. Dilihat bahwa cahaya kuning memiliki panjang
gelombang yang lebih besar disbanding cahaya hijau. Nilai konstanta planck yang didapat saat
eksperimen adalah 1,828 x 10-34 Js. Didapatkan nilai konstanta planck memiliki nilai error yang
besar.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa stopping
potential berbanding lurus dengan persentasi transmisi dan berbanding terbalik dengan approx
time, namun data yang didapat tidak sesuai. Persentasi transmisi menunjukkan seberapa banyak
cahaya yang diteruskan, maka semakin besar persennya berarti semakin banyak cahaya yang
diteruskan. Jadi, tengangan yang dihasilkan juga akan semakin besar, begitu sebaliknya. Nilai
frekuensi berbanding terbalik dengan nilai panjang gelombang dan nilai energi kinetik
maksimum yang dihasilkan. Sedangkan Nilai konstanta planck yang didapat saat eksperimen
adalah 1,828 x 10-34 Js.
Namun, ada beberapa data yang tidak sesuai, hal ini diakibatkan oleh ketidakfokusan
dalam menembaki sinar tepat di tengah dan ketidaktepatan penentuan waktu pada saat
eksperimen berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA
Harmadi.2020.Modul Praktikum Eksperimen I.Padang:Universitas Andalas.
Baiser, Arthur.1991.Konsep Fisika Modern.Jakarta:Erlangga.
Halliday.2008.Fundamental of Physic.India:Willey.

Anda mungkin juga menyukai