Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 3

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PANCASILA MERUPAKAN LANDASAN KETAHANAN NASIONAL

DISUSUN OLEH :
NAMA : IKA MUHRIZAL
NIM : 0427867070

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
BATAM
2020
BAB I
PENDAHULUAN

Ketahanan Nasional Terbentuknya Negara Indonesia dilatar belangi oleh para


pejuang seluruh bangsa Indonesia. Sekian lama nya bangsa indonesia menjadi incaran
banyak Negara atau bangsa – bangsa lain, karena potensinya yang dangat besar dilihat
dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak. Kebenarannya
ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam. Harta, waktu dan nyawa
mereka korbankan demi kemerdekaan Negara Indonesia. Sejak Negara Indonesia
merdeka , Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancama yang membahayakan rakyat
Indonesia. Tetapi selama ini bangsa Indonesia mampu memepertahankan
kemerdekaaan dan kedaulatannya serta mampu menegakkan wibawah pemerintahan .
Indonesia harus mampu mempertahankan kesatuan serta kedaulatan Negara dan
pemerintahan dari ancamanancaman yang datang tersebut. Negara Indonesia harus
bisa memperkuat ketahanan nasional dalam kehidupan Negara Indonesia. Ketahanan
nasional dapat terbentuk jika seluruh elmen raktyat Indonesia ikut menjaga ketahanan
dalam aspek politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, pertahanan, dan keamanan.kerja
sama antara pemerintah dan rakyat dalam memebentuk ketahanan nasional akan
memperkuat ketahana Negara Indonesia.
Permasalahan ketahanan ideologi Pancasila saat ini sedang membelenggu
bangsa Indonesia. Hal tersebut terlihat dari munculnya berbagai isu gerakan
pembentukan negara berbasis agama sampai dengan praktik-praktik liberalisasi di
berbagai aspek kehidupan. Permasalahan ideologi memiliki dampak yang luar biasa
besar. Ketika ideologi bermasalah maka seluruh aspek kehidupan suatu bangsa akan
bermasalah. Karena pada dasarnya ideolgi Pancasila adalah penentu arah perjalanan
suatu bangsa. Berkaca pada hal tersebut maka berbagai upaya untuk menyelesaikan
permasalahan ideologi mendesak untuk dilakukan. Ketika potensi melemah dan
pelemahan ideologi Pancasila terdeteksi secara dini maka berbagai hal yang mengarah
pada kehancuran bangsa dan negara Indonesia bisa segera tertangani dengan baik.
Instrumen semacam ini sangat dibutuhkan Indonesia di tengah-tengah berkecamuknya
proxy war di dunia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Ketahanan Nasional
A. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang
berisi keuletan dan ketangguhan dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang dari luar maupun
dari dalam negeri langsung atau tidak langsung yang dapat membahayakan
integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan Negara (Lemhanas RI).
Pengertian baku Ketahanan Nasional bangsa Indonesia adalah kondisi dinamik
bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang
terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun
dari dalam untuk menjamin identitas , integritas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya. Oleh karena itu, Ketahanan
Nasional adalah kondisi hidup dan kehidupan nasional yang harus senantiasa
diwujudkan dan dibina secara terus-menerus serta sinergik. Hal demikian itu,
dimulai dari lingkungan terkecil yaitu diri pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa
dan negara dengan modal dasar keuletan dan ketangguhan yang mampu
mengembangkan kekuatan nasional. Proses berkelanjutan itu harus selalu didasari
oleh pemikiran geopolitik dan geostrategi sebagai sebuah konsepsi yang dirancang
dan dirumuskan dengan memperhatikan konstelasi yang ada disekitar Indonesia.
Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan
kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan
secara utuh, menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan
Wawasan Nusantara. Dengan kata lain, konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia
merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode) keuletan dan
ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional, dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
B. Asas-Asas Ketahanan Nasional Indonesia
Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang
tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nasional yang terdiri
dari :
a. Asas Kesejahteraan dan Keamanan Kesejahteraan dan keamanan dapat
dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia
yang mendasar dan esensial, baik sebagai perorangan maupun kelompok
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Asas komprehensif intergral atau menyeluruh terpadu
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara
utuh menyeluruh dan terpadu dalam bentuk perwujudan persatuan dan
perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras dari seluruh aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, ketahanan
nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh,
menyeluruh dan terpadu (komprehensif integral).
c. Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan
bangsa yang saling berinteraksi. Disamping itu, sistem kehidupan nasional
juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam prosesnya dapat
timbul berbagai dampak baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu
diperlukan sikap mawas ke dalam dan ke luar.
d. Asas kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan,
gotong-royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini diakui adanya
perbedaan yang harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan
serta dijaga agar tidak berkembang menjadi konflik yang bersifat antagonistik
yang saling menghancurkan.
C. Sifat Ketahanan Nasional Indonesia
Ketahanan nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang
terkandung dalam landasan dan asas-asasnya, yaitu :
a. Mandiri
Ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri
dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah
menyerah serta bertumpu pada identitas , integritas dan kepribadian bangsa.
Kemandirian (independent) ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama
yang saling menguntungkan dalam perkembangan global (interdependent).
b. Dinamis
Ketahanan nasional tidaklah tetap melainkan dapat meningkat dan atau
menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta kondisi
lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa
segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa
berubah pula.
c. Wibawa
Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional Indonesia secara berlanjut dan
berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa yang
dapat menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain.
d. Konsultasi dan kerjasama
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap
konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan
fisik semata tetapi lebih pada sikap konsultatif dan kerjasama serta saling
menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian
bangsa.

2. Pancasila Sebagai Ideologi Ketahanan


A. Pengertian Pancasila dan Ideologi
Muhammad Yamin menjelaskan didalam bahasa Sansekerta perkatan
Pancasila yang memilik dua macam kata yaitu “Panca” yang artinya lima dan
“Syiila” yang huruif “i” ganda yang berarti peraturan tingkah laku yang
“penting”, “baik”, “senonoh”. Kata Syiila dengan huruf biasa berarti “berbatu
sendi yang lima” atau dengan istilah lain “ lima batu karang” atau “ lima prinsip
moral” (Yamin, tt, Pembahasan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia (Prapanca,tt : 437). Lima sila dalam pancasila menunjukkan ide-ide
fundamental tentan manusia dan seluruh realitas, yang diyakini keberadaanya oleh
bangsa Indonesia dan bersumber pada watak dan kebudayaan Indonesia dan
melandaskan berdirinya Negara Indonesia (Kaelan,1996:92).
Pengertian ideologi diartikan sebagai (guiding of principles) yang dijadikan dasar
atau pemberi arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam melangsungkan dan
mengembangkan hidup dan kehidupan nsional suatu bangsa (negara). Ideologi
adalah ilmu pengetahuan tentang dasar atau dapat disamakan dengan cita-cita.
Dengan lain perkataan bahwa ideologi merupakan konsep yang mendalam
mengenai kehidupan yang dicita-citakan serta yang ingin diperjuangkan dalam
kehidupan nyata (Endang Zaelani Sukaya, 200: 105). Faktor yang mempengaruhi
ketahanan ideologi adalah nilai dan sistem nilai. Ideologi yang baik harus mampu
menampung aspirasi masyarakat baik secara individu dan makhluk sosial. Agar
dapat mencapai ketahanan nasional di bidang ideologi diperlukan penghayatan
dan pengamalan ideologi secara sungguh-sungguh. Agar Bangsa Indonesia
memiliki ketahanan di bidang ideologi maka Pancasila harus dijadikan pandangan
hidup bangsa, dan diperlukan pengamalan Pancasila secara obyektif dan
sobyektif. Semakin tinggi kesadaran suatu bangsa untuk melaksanakan ideologi,
maka akan semakin tinggi ketahanan di bidang ideologi.

B. Ketahanan Pada Aspek Ideologi Pancasila


Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan
ideologi bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan dari luar negeri maupun dari
dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung dalam rangka menjamin
kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Republik Indonesia. Oleh
karena itu, dibutuhkan kondisi mental bangsa yang berlandaskan pada keyakinan
akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara serta
pengamalannya yang konsisten dan berlanjut. Pancasila merupakan ideologi
nasional, dasar negara, sumber hukum dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, untuk mencapai ketahanan ideologi maka diperlukan aplikasi
nyata Pancasila secara murni dan konsekuen baik objektif maupun subjektif.
Pelaksanaan objektif adalah bagaimana pelaksanaan nilai-nilai yang terkandung
dalam ideologi tersurat atau paling tidak tersirat dalam UUD 1945 dan segala
peraturan perundang-undangan dubawahnya, serta segala kegiatan
penyelenggaraan negara. Pelaksanaan subjektif adalah bagaimana nilai-nilai
tersebut dilaksanakan oleh pribadi masing-masing dalam kehidupan sehari-hari
secara pribadi, anggota masyarakat dan negara. Pancasila mengandung sifat
idealistik, realistik dan fleksibilitas sehingga terbuka terhadap perkembangan yang
terjadi sesuai realitas perkembangan kehidupan tetapi sesuai dengan idealisme
yang terkandung didalamnya.

C. Pembinaan Ketahanan Ideologi Pancasila


Untuk memperkuat ketahanan ideologi diperlukan langkah pembinaan
sebagai berikut :
a. Pengamalan Pancasila secara objektif dan subjektif ditumbuhkembangkan
secara konsisten
b. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus direlevansikan dan
diaktualisasikan nilai instrumentalnya agar tetap mampu membimbing dan
mengarahkan kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
selaras dengan peradaban dunia yang berubah dengan cepat tanpa kehilangan
jati diri sebagai bangsa Indonesia.
c. Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara bersumber dari
Pancasila harus terus dikembangkan dan ditanamkan di masyarakat yang
majemuk sebagai upaya untuk selalu menjaga persatuan bangsa dan kesatuan
wilayah serta moralitas yang loyal utuh dan bangga terhadap bangsa dan
negara.
d. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik
Indonesia harus dihayati dan diamalkan secara nyata untuk menjaga
kelestarian dan keampuhannya demi terwujudnya tujuan nasional serta cita-
cita bangsa Indonesia, khususnya oleh setiap penyelenggara negara serta setiap
lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan serta setiap warga negara
Indonesia. Dalam hal ini teladan para pemimpin penyelenggara negara dan
tokoh-tokoh masyarakat merupakan hal yang sangat mendasar. e.
Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila harus menunjukkan
keseimbangan fisik material dengan pembangunan mental spiritual untuk
menghindari tumbuhnya materialisme dan sekulerisme
e. Pendidikan Moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara
mengintegrasikannya dalam mata pelajaran lain, juga diberikan kepada
masyarakat
BAB III
PEMBAHASAN

1. Hubungan Ideologi Pancasila dengan Ketahanan Nasional


Hubungan antara ketahanan nasional dengan ideologi Pancasila merupakan
sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Ideologi Pancasila merupakan alat pemersatu dan
penguat ketahanan nasional. Pada awal pembentukan negara Indonesia. Ideologi
Pancasila disepakati secara politik yang mendasari dibentuknya negara Indonesia.
Ideologi ini akan digunakan sebagai arah dan cita-cita membangun bangsa dan
negara. Ideologi Pancasila dibangun sebagai gagasan atas keberagaman yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia. Kaelan (2002) menyatakan bahwa jati diri bangsa Indonesia
adalah nilai-nilai yang lahir dari hasil buah pikiran dan gagasan dasar bangsa
Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik dan mulia yang menjadi watak,
corak, dan ciri masyarakat Indonesia. Pancasila juga memiliki ciri sebagai ideologi
terbuka, yang berarti nilai-nilai Pancasila dapat dikembangkan sesuai dengan
perubahan jaman dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Di samping
itu Pancasila juga memiliki safat sebagai ideologi yang kemprehensif. Sifat inilah
yang sangat penting dalam mendasari ketahanan nasional. Ideologi komprehensif
adalah suatu sistem pemikiran menyeluruh mengenai semua aspek kehidupan sosial
dan menyeluruh. Ideologi Pancasila tidak berpihak pada golongan tertentu karena
dikembangkan dari nilai-nilai yang ada pada realitas bangsa Indonesia itu mampu
mengakomodasikan berbagai idealisme yang berkembang dalam masyarakat yang
sifatnya beragam (Mahendra, 1999).

2. Ketahanan Ideologi Pancasila


Ketahanan ideologi Pancasila tidak bisa terlepas dari Ketahanan Nasional.
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan
dan ketangguhan. Ketahanan nasional juga mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik itu yang berasal dari dalam negeri
maupun dari luar negeri, baik yang secara langsung maupun yang tidak langsung
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta
perjuangan mengejar tujuan dan cita-cita nasionalnya (Suryohadiprojo, 1997: 14).
Salah satu elemen penting dalam menggapai ketahanan nasional adalah ketahanan
ideologi. Untuk kasus di Indonesia, ideologi yang dimaksudkan adalah ideologi
Pancasila. Hal tersebut ditegaskan Suryosumarto (1997: 34) dalam kajiannya yang
menyebutkan bahwa ketahanan nasional mengandung prinsip dasar pengejawantahan
Pancasila dalam segenap aspek kehidupan nasional

3. Prinsip Ketahanan Ideologi Pancasila


Moralitas yang dibangun seringkali tidak berdasar pada apa yang seharusnya
dilakukan dengan merujuk pada nilai-nilai Pancasila yang sejak dahulu sudah
teraktualisasi dalam adat, budaya, dan religiusitas. Pancasila seringkali hanya
dijadikan sebagai symbol tanpa dibarengi oleh bentuk aktualisasi dalam kehidupan
sehari-hari. Ketahanan ideologi Pancasila dapat dimaknai sebagai kondisi dinamik
ideologi bangsa Indonesia yang berisi ketangguhan dan keuletan yang membentuk
kekuatan nasional dalam menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan. Sifat keterbukaan Pancasila selalu dipertanyakan dalam setiap rentang
waktu dalam menghadapi fenomena yang ada. Keterbukaan seperti apa yang
diharapkan untuk tetap mendudukkan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
bangsa.
Ideologi yang baik harus mampu menampung aspirasi masyarakat baik secara
individual maupun sosial. Pembahasan ketahanan ideologi di Indonesia relevan sekali
jika dikaitkan dengan proses bagaimana ideologi dibangun dan dipertahankan karena
selalu berhimpitan dengan persoalan kepentingan individu dan sosial. Tantangan yang
dihadapi dalam mempertahankan ideologi di era globalisasi adalah merebaknya
perilaku masyarakat yang cenderung memilih liberalisasi sebagai nilai yang dianggap
positif, seraya mulai meninggalkan nilai-nilai Pancasila.
Masyarakat harus menyadari bahwa nilai Pancasila berpengaruh pada sikap
dan perilaku atas relasi ke dalam dan ke luar. Untuk membangun relasi ke dalam,
masyarakat harus menjaga keberagaman sebagai realitas yang ada sebagai suatu
kekayaan. Untuk membangun relasi ke luar, nilai-nilai Pancasila berperan menjadi
alat pemersatu untuk mempertahankan integrasi dan kesatuan bangsa. Jika salah satu
atau keduanya diabaikan, maka secara perlahan namun pasti keutuhan dan ketahanan
ideologi Pancasila mulai bergeser melemah.
BAB IV
PENTUP
1. Kesimpulan
Ketahanan Nasional Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang
meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi. Ketahanan nasional
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari
dalam dan untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan
Negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional.

2. Saran
Untuk memperkuat ketahanan ideologi Pancasila dalam upaya meningkatkan
pertahanan diperlukan langkah pembinaan sebagai berikut :
1) Pengamalan Pancasila secara objektif dan subjektif ditumbuhkembangkan secara
konsisten
2) Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus direlevansikan dan diaktualisasikan
nilai instrumentalnya agar tetap mampu membimbing dan mengarahkan
kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, selaras dengan
peradaban dunia yang berubah dengan cepat tanpa kehilangan jati diri sebagai
bangsa Indonesia.
3) Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara bersumber dari
Pancasila harus terus dikembangkan dan ditanamkan di masyarakat yang
majemuk sebagai upaya untuk selalu menjaga persatuan bangsa dan kesatuan
wilayah serta moralitas yang loyal utuh dan bangga terhadap bangsa dan negara.
4) Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia
harus dihayati dan diamalkan secara nyata untuk menjaga kelestarian dan
keampuhannya demi terwujudnya ketahanan nasional serta cita-cita bangsa
Indonesia.
5) Pendidikan Moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara
mengintegrasikannya dalam mata pelajaran lain, juga diberikan kepada
masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syafii Maarif, 2004. “Pendidikan dan Peningkatan Moralitas Bangsa”, Pewara
Dinamika, Volume 6, No. 2, September 2004.
Endang Z. Sukaya, dkk. 2000, Pendidikan Kewarganegaraan, Penerbit Paradigma
Yogyakarta.
Sumarsono, dkk. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kaelan, 2002, Filsafat Pancasila, Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, Yogyakarta:
Paradigma.
Kris Wijoyo Soepandji, Konsep Bela Negara dalam Prespektif Ketahanan Nasional,
Cikarang, jurnal hukum dan pembangunan, Vol 48 No,3 2018.
Modul Universitas Terbuka BMP MKDU 4111/Pendidikan Kewarganegaraan
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 2, Agustus 2019: 277-294

Anda mungkin juga menyukai