Anda di halaman 1dari 4

MEMBUKA WAWASAN LEBIH BAIK UNTUK DEPRESI DI

MASA MUDA
Nur Estu Wijayanti Saputri1

Korespondensi: news11061998@student.ub.ac.id
1
Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

ULASAN

Abstrak
LatarBelakang : Depresi adalah masalah kesehatan mental yang serius yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan
minat yang gigih dalam kegiatan. Hal ini dapat mempengaruhi bagaimana pola pikir terkhususnya remaja dan dewasa muda
dalam berpikir, merasakan dan berperilaku serta dapat menyebabkan masalah emosional, fungsional dan fisik Gejala-gejala
yang dapat timbul pada depresi yaitu ada beberapa utamanya seperti perasaan sedih, sulit berkonsentrasi, kehilangan minat,
nafsu makan menurun, sulit tidur dan pesimistis. Berdasarkan penelitian sebelumnya, bahwa faktor risiko depresi bisa
disebabkan oleh banyak hal seperti masalah dalam keluarga, masalah ekonomi, masalah media sosial, masalah akademik, dan
tekanan sosial. Oleh karena itu, diperlukannya psikoterapi seperti peran dari keluarga sangat penting untuk mengobati keaadan
ini.
Metode: Penulis melakukan pencarian secara deskriptif dengan aktual dari publikasi jurnal. Penulisan artikel ilmiah ini
ditulis berdasarkan studi kepustakaan (library research) sehingga dapat menjelaskan lebih lanjut mengenai wawasan tentang
depresi dimasa muda.
Kesimpulan: penanganan pendekatan peran dari individu dan keluarga yang saling mendukung dapat membantu dalam kondisi
depresi ini.

Kata kunci: depresi, gejala

Pendahuluan Tenggara dan wilayah Pasifik Barat.3


Depresi adalah masalah kesehatan mental yang serius Menurut WHO tahun 2017, Indonesia memiliki angka
yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat prevalensi yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan
yang gigih dalam kegiatan.3 Hal ini dapat mempengaruhi negara di Asia Tenggara lainnya dengan total kasus 9.162.886
bagaimana pola pikir terkhususnya remaja dan dewasa muda atau sebesar 3.7%, dari total populasi secara keseluruhan. 3
dalam berpikir, merasakan dan berperilaku serta dapat Depresi pada kaum muda bukan hanya sekedar perasaan stress
menyebabkan masalah emosional, fungsional dan fisik ataupun sedih sebagaimana hal yang datang dan pergi begitu
Meskipun depresi dapat terjadi kapan saja dalam hidup, tetapi saja, melainkan merupakan sebuah kondisi yang serius yang
pada beberapa remaja dan dewasa muda bukanlah suatu hal dapat memengaruhi perilaku, emosi, dan cara berpikir kaum
yang mudah untuk dapat diatasi sehingga depresi ini dapat muda tersebut, serta sifatnya yang dapat menjadi permanen
memiliki konsekuensi yang serius dan membutuhkan yang membutuhkan penanganan serius dari berbagai pihak
perawatan jangka panjang. Penting untuk dicatat bahwa untuk mengatasinya. Hal ini karena, berawal dari kondisi stress
banyak faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko itulah yang jika tidak segera teratasi dapat masuk ke fase
seseorang untuk memicu depresi yaitu termasuk memiliki depresi.1
masalah yang berdampak negatif pada harga diri, seperti
obesitas, masalah teman sebaya, masalah media sosial,
perundungan jangka panjang maupun terkait masalah
akademik, kemudian juga bisa telah menjadi korban atau
saksi kekerasan seperti pelecehan fisik atau seksual, dan
memiliki rasa sakit yang sedang berlangsung atau penyakit
fisik kronis seperti kanker, diabetes serta penyalahgunaan
alcohol, nikotin ataupun obat-obatan lainya.3

Depresi merupakan salah satu kondisi dengan


prevalensi yang tinggi. Satu dari 7 orang mengalami episode
depresi dalam kehidupannya. Proporsi penduduk global
dengan depresi pada tahun 2015 diperkirakan sebanyak 4.4%.
Depresi ini sendiri kerap kali dijumpai pada wanita (5.1%)
disbanding pria (3.6%) dengan jumlah total orang yang hidup
dengan depresi didunia adalah 322 juta termasuk hampir
setengah dari orang-orang tersebut tinggal di wilayah Asia
Telah dijelaskan bahwa depresi merupakan masalah
kesehatan mental yang serius dengan prevalensi yang tinggi
dan menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat yang
gigih dalam kegiatan.3
Pada suatu penelitian mengungkapkan bahwa depresi di
suatu wilayah kebanyakan disebabkan oleh adanya faktor-
faktor seperti masalah dalam keluarga, masalah ekonomi,
masalah media sosial, masalah penyakit yang diderita, masalah
akademik, dan tekanan sosial. Dalam hal utamanya pendidikan
pada dasarnya penelitian tersebut menjelaskan bahwa
pendidikan mengarah kepada pekerjaan yang lebih baik,
menawarkan lingkungan kerja yang lebih aman dan lebih
sedikit paparan dalam kesulitan serta penghasilan yang lebih
Gambar 1. Prevalensi secara global dan regional tentang tinggi sehingga kurangnya pendidikan berkontribusi pada
depresi10 penyebab awal depresi.6 Penelitian yang lain juga telah
menunjukkan bahwa jenis kelamin juga dapat
mempengaruhi depresi, dengan wanita lebih mungkin
menderita depresi daripada pria.7
Dalam ranah perguruan tinggi, hasil penelitian
Dianovinina tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi
mahasiswa baru yang mengalami depresi adalah 8% dan
yang berpotensi mengalami depresi sebesar 28%. Pada
remaja yang mengalami depresi menunjukkan gejala depresi
berupa merasa diri sebagai pribadi yang benar-benar buruk
(82%), tidak dapat berkonsentrasi sebaik biasanya (65%),
tidak tertarik untuk melakukan apapun (41%) dan terjadi
perubahan berat badan yang cukup drastis (35%). Sedangkan
Gambar 2. Prevalensi gangguan depresi (% populasi) 10 untuk subjek yang berpotensi mengalami depresi, sebagian
besar menunjukkan gejala depresi berupa tidak dapat
berkonsentrasi sebaik biasanya (57%), terjadi perubahan
berat badan yang cukup drastis (38%), merasa sebagai
pribadi yang benar-benar buruk (37%), tidak tertarik untuk
melakukan apapun (31%) dan tidak dapat tidur serta terjaga
sepanjang malam (31%). Apabila dilihat dari gejala-gejala
yang peneliti gunakan menunjukkan bahwa dari keseluruhan
gejala yang tampak lebih tinggi dibandingkan yang lain
adalah negative mood dan anhedonia. Hal ini berarti pada
subjek penelitian yang termasuk dalam kategori depresi
tampaknya cukup banyak yang merasakan adanya perasaan
sedih, ingin menangis, khawatir tentang sesuatu yang buruk,
menjadi terganggu dan kecewa terhadap kejadian tertentu,
dan menjadi tidak mampu untuk mengubah pemikirannya
Gambar 3. Prevalensi global gangguan depresi, berdasarkan usia dan cukup banyak pula yang kesulitan merasakan
dan jenis kelamin (%)10 kegembiraan dalam dirinya yang terwujud dalam kehilangan
energi dan selera makan serta kesulitan untuk tidur.
Dari uraian di muka dapat disimpulkan bahwa depresi Sedangkan pada subjek penelitian yang berpotensi
pada remaja adalah persoalan yang serius, dengan dampak mengalami depresi, hanya gejala anhedonia yang tampak
kesehatan dan ekonomi publik yang luas. Sayangnya, lebih menonjol dibandingkan gejala yang lain.1
remaja yang depresif seringkali tidak mendapat Gejala-gejala yang ditunjukkan oleh sebagian
pertolongan yang memadai atau bahkan tidak terdeteksi besar subjek penelitian ini sesuai
oleh keluarga dan lingkungan. Tanda-tanda gangguan dengan enam dari sembilan kriteria diagnostik yang ada pada
depresi pada anak muda sering dipandang sebagai gejolak Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder,
emosional yang wajar terjadi pada tahap perkembangan Revised Fifth Edition (DSM-V) mengenai Major Depression
tersebut. Padahal, diagnosis dan perawatan sejak awal Disorder, antara lain (1) Perasaan depresi hampir sepanjang
terhadap depresi amatlah penting untuk perkembangan hari dan hampir setiap hari. Dapat berupa mood yang mudah
emosi, sosial dan perilaku penderitanya. tersinggung pada anak-anak dan remaja, (2) Penurunan
kesenangan atau minat secara drastis dalam semua atau
hampir semua aktivitas, hampir setiap hari, hampir sepanjang
Metode hari, (3) Terjadi kehilangan atau pertambahan berat badan
Penulis melakukan pencarian secara deskriptif dengan yang signifikan (5% lebih berat tubuh dalam sebulan tanpa
aktual dari publikasi jurnal. Penulisan artikel ilmiah ini upaya untuk diet maupun penambahan berat badan), atau
ditulis berdasarkan studi kepustakaan sehingga dapat suatu peningkatkan atau penurunan selera makan, (4) Setiap
menjelaskan lebih lanjut mengenai wawasan tentang depresi hari atau hampir setiap hari mengalami insomnia atau
dimasa muda. hipersomnia (tidur berlebihan), (5) perasaan tidak berharga
atau pun rasa bersalah yang berlebihan atau tidak tepat
hampir setiap hari, (6) berkurangnya kemampuan untuk
Pembahasan berkonsentrasi atau berpikir jernih atau membuat keputusan
setiap hari. 11 teratur, adanya efek samping yang bisa timbul dari pengobatan
Sebagian besar subjek penelitian yang tersebut. 8
mengalami depresi memiliki permasalahan terkait dengan Kemudian juga dapat diberikan terapi kelompok dimana
ketidakpuasan dengan penampilan (82%), terkait dengan apabila kondisi pasien sudah lebih baik diberikan terapi
prestasi belajar (53%), mendapatkan perlakuan teman-teman aktivitas kelompok, yang bertujuan untuk meningkatkan
yang tidak sesuai dengan harapan (53%), mendapatkan kemampuan pasien dalam pengendalian impuls saat
perlakuan orangtua yang keras dan membatasi (41%) dan memberikan respon terhadap stimulus dari luar, belajar
relasi antar orangtua yang buruk (41%). Sedangkan untuk mengungkapkan komunikasi verbal dan mengekspresikan
subjek penelitian yang berpotensi yang mengalami depresi, emosi secara sehat, membantu pasien untuk meningkatkan
sebagian besar memiliki permasalahan terkait dengan orientasinya realitas dan memotivasi pasien agar dapat
ketidakpuasan penampilan (58%), masalah prestasi belajar bersosialisasi dengan sehat serta terhadap keluarga bisa
(58%), kehilangan sosok yang disayangi (50%) dan diterapkan dengan memberikan penjelasan yang bersifat
mendapatkan perlakuan orangtua yang keras dan membatasi komunikatif, infomatif dan edukatif tentang keadaan penyakit
(32%). 12 pasien sehingga bisa menerima dan memahami keadaan
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh London pasien, serta mendukung proses penyembuhannya dan
School of Economics mengatakan bahwa 43% anak berusia mencegah kekambuhan, memberikan informasi dan edukasi
9-12 tahun memiliki akun jejaring sosial, dengan semakin kepada keluarga mengenai terapi yang diberikan kepada
banyak anak-anak yang mengakses media sosial seiring pasien dan pentingnya pasien untuk kontrol dan minum obat
waktu. 8 secara teratur,serta pentingnya dukungan dari pihak keluarga
Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa penggunaan dalam keadaan pasien yang seperti ini.4,6
media sosial oleh kaum muda memiliki efek negatif pada Selain itu, dari suatu penelitian ada beberapa psikoterapi
kesehatan mental mereka. Misalnya, perbandingan kehidupan yang lain yang dapat digunakan untuk mengobati depresi pada
seseorang sendiri dengan teman-teman di situs media sosial kaum muda yaitu dengan psikoanalitik jangka pendek dan
dapat mengakibatkan orang muda merasa tidak memadai atau terapi perilaku kognitif. 7
lebih buruk daripada yang lain. Efek ini dapat diperburuk Pada psikoanalitik jangka pendek berfokus pada perasaan
jika anak muda membandingkan diri mereka dengan selebriti atau pikiran yang mengganggu hubungan, komunikasi, dan /
yang hidupnya mungkin tampak jauh lebih glamor dan atau berfungsi di sekolah atau di tempat kerja. Tujuan terapi
menarik daripada mereka sendiri. Dari sebagian besar bukti adalah untuk mengungkap perasaan atau pikiran yang sering
tentang efek penggunaan media sosial ini dikatakan salah disembunyikan dari klien. Ada hal-hal yang dilalui seseorang
satunya terkait dengan depresi pada anak muda. 8 sebagai seorang anak yang dapat mempengaruhi mereka di
Survei terhadap1.500 orang, pada anak berusia 14- 24 kemudian hari jika tidak ditangani. Bentuk terapi ini
tahun di Inggris, yang diterbitkan oleh Royal Society for menjelaskan masalah emosional seseorang yang mendalam
Public Health (RSPH) dan Young Health Movement (YHM), dan membantu mereka memahami diri mereka dengan lebih
menemukan bahwa Instagram, Snapchat, dan Facebook baik. 7
adalah tiga platform media sosial terburuk untuk memiliki Pada terapi perilaku kognitif merupakan jenis psikoterapi
efek kesehatan mental negatif pada anak-anak. Laporan itu dimana mengubah pola negatif tentang diri dan mengubah
menyatakan bahwa ini mungkin terkait salah satunya dengan perilaku yang tidak seharusnya dilakukan serta mengobati
depresi. 8 gangguan suasana hati seperti depresi. Tujuan dari terapi
Terlepas dari potensi efek negatif, ada juga beberapa perilaku kognitif adalah untuk membantu kesadaran pada
manfaat kesehatan mental positif dari menggunakan media persepsi yang salah untuk melihat kebernaran dan membantu
sosial, terutama melalui jaringan dukungan yang dapat mereka memperrbaiki pemikiran mereka dan dapat
disediakannya. Anak-anak dan remaja melaporkan bahwa mengurangi stres dalam hidup mereka. 7
mereka mampu menciptakan hubungan yang lebih baik Pada suatu penelitian juga mengatakan, ada juga cara lain
dengan teman-teman mereka melalui media sosial. Juga untuk membantu mengatasi depresi di luar bidang medis,
mereka yang menderita masalah kesehatan dapat memiliki dimana keterampilan ini dapat diajarkan oleh siapa saja. Hal
akses yang lebih baik ke pengalaman kesehatan orang lain, yang dapat dilakukan seperti meditasi, berolahraga dan
serta informasi kesehatan ahli. Akhirnya, media sosial dapat dukungan serta motivasi dari orang-orang terdekat.
membantu anak muda dengan ekspresi diri dan identitas Kemudian, pentingnya dukungan sosial. Dukungan sosial
diri, yang merupakan aspek penting dari perkembangan didefinisikan sebagai jaringan yang mendukung untuk
mereka sepanjang masa remaja. 8 membantu mengatasi depresi dengan lebih baik. Berdasarkan
Maka, hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi hal suatu penelitian yang dilakukan oleh Canara dkk pada tahun
tersebut dengan beralih ke mendidik orang-orang muda 2017, ada beberapa fakta tentang dukungan sosial yaitu (1)
dalam cara mengatasi emosi yang mungkin dibawa media memiliki dan menggunakan dukungan sosial secara langsung
sosial dan membuat mereka menyadari potensi risiko telah dikaitkan dengan tingkat depresi yang lebih rendah, (2)
menggunakannya secara berlebihan. Depresi media sosial dukungan sosial telah terungkap sebagai pelindung depresi
hanya cenderung memburuk, jadi sekarang saatnya untuk pada remaja, (3) ketika seorang remaja tertekan dan
mendidik anak muda tentang potensi jebakan media sosial. membutuhkan dukungan, mereka menarik sumber informal
Sehingga, Kita harus mengajarkan anak muda bagaimana yang akrab bagi mereka seperti teman dan keluarga daripada
menggunakan dan menerapkan teknologi berupa media professional.
sosial ini dengan lebih baik. 8
Selain itu, diperlukannya seperti terapi individual Kesimpulan
dengan memberikan informasi dan edukasi kepada pasien Depresi pada kaum muda bukan hanya sekedar perasaan stress
mengenai penyakitnya serta hal-hal yang dapat mencetuskan ataupun sedih sebagaimana hal yang datang dan pergi begitu
atau memperberat dan meringankan penyakit pasien sehingga saja, melainkan merupakan sebuah kondisi yang dapat
dapat memperpanjang remisi dan mencegah kekambuhan memengaruhi perilaku, emosi, dan cara berpikir kaum muda
serta dapat dengan memberikan informasi dan edukasi tersebut, sehingga membutuhkan penanganan berupa
kepada pasien mengenai pentingnya minum obat secara
psikofarmaka dan peran dari individu dan keluarga yang Depression. Journal of Clinical Child & Adolescent
saling mendukung dapat membantu dalam kondisi pasien Psychology,46(1),1143.doi:10.1080/15374416.2016.1220
tersebut. 310.
Saran 7. Jakobson, A. (2019). The Couch Collective, A
Saran utama yang dapat diberikan berdasarkan hasil Supportive Program to Help Communities Address
penelitian ini, khususnya bagi orangtua dan remaja itu Youth with Depression.
sendiri antara lain (1) hendaknya orangtua mulai peka 8. Yunus, S. 2018. Social Media Depression in Youth: A
terhadap perilaku anaknya yang sudah beranjak remaja Socio-PsychologicalStudy.
ketika menunjukkan gejala-gejala depresi. Dengan diketahui https://doi.org/10.17758/URUAE3.IC0918001
lebih awal akan memudahkan penanganannya, (2) Orangtua
perlu mengevaluasi gaya pengasuhan yang diberikan kepada 9. Camara, M., Bacigalupe, G., & Padilla, P. (2017) The
anak, khususnya bagi yang telah beranjak remaja. Role of Social Support in Adolescents: Are You helping
Diharapkan orangtua dapat meminimalisasi perlakuan- me or stressing me out?. International Journal of
perlakuan yang dapat memengaruhi munculnya gejala Adolescence and Youth, 22:2, 123-126, DOI:
depresi pada remaja, 10.1080/02673843.2013.875480
seperti perlakuan yang terlalu keras, membatasi, dan 10. GBD 2015 Disease and Injury Incidence and Prevalence
kekerasan fisik, psikologis, dan verbal yang ditujukan Collaborators, and others.Global, regional, and national
kepada anak. (3) Orangtua perlu lebih waspada terhadap incidence, prevalence, and years lived with disability for
faktor-faktor yang memengaruhi munculnya gejala depresi 310 diseases and injuries, 1990–2015: a systematic
pada anak, agar dapat menghindarkan diri anak pada analysis for the Global Burden of Disease Study 2015.
gangguan depresi. Sedangkan bagi remaja, hendaknya The Lancet, 388: 10053.
mengembangkan coping skill yang baik agar lebih resilien 11. American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic
dalam menghadapi tekanan yang ada dalam hidupnya. and Statistical Manual of
Mental Disorder Edition (DSM-V). Washington:
American Psychiatric Publishing
Referensi 12. Vardanyan, A., Crape, B., Harutyunyan, T., &
1. Dianovinina, K. (2018). Depresi Pada Remaja: Gejala Truzyan, N. (2013). Risk factors and prevalence of
Dan Permasalahannya. Jurnal Psikogenesis, 6(1), 69-78. adolescent depression in Yerevan, Armenia.
2. Sita, D. (2018). A Study Of Teenage Depression In
Relation To Some Personality Factors.
3. World Health Organization. (2017). Depression And
Other Common Mental Disorders: Global Health
Estimates. World Health Organization.
Https://Apps.Who.Int/Iris/Handle/10665/254610.
License: Cc By-Nc-Sa 3.0 Igo
4. Lee, J., 2011. Pathways from education to depression. J.
Cross Cult. Gerontol. 26 (2), 121–135.

5. Faravelli, C., Alessandra Scarpato, M., Castellini, G., Lo


Sauro, C., 2013. Gender differences in depression and
anxiety: the role of age. Psychiatry Res. 210 (3), 1301–
1303.
6. Weersing, V. R., Jeffreys, M., Do, M.-C. T., Schwartz,
K. T. G., & Bolano, C. (2016). Evidence Base Update
of Psychosocial Treatments for Child and Adolescent

Anda mungkin juga menyukai