Anda di halaman 1dari 2

PORTOFOLIO DOKTER MUDA

DEPARTEMEN PSIKIATRI
(Sistem Daring/ Pembelajaran Jarak Jauh)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA – RSUD Dr.
SAIFUL ANWAR MALANG

Nama : Orin Tasha Ryani Putri


NIM : 165070101111066
Periode : 14 September s/d 27 September 2020
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

Portofolio Kegiatan Jurnal/ Referat Gangguan Pemakaian Ganja/Cannabis/Marijuana

Ganja (Cannabis) adalah nama singkatan untuk tanaman Cannabis sativa. Peningkatan
penggunaan dan kecanduan ganja sangat dramatis terutama selama 10-20 tahun terakhir. Tindakan
pemerintah untuk membatasi ketersediaan ganja ternyata tidak berdampak besar dan justru
memperluas ketersediaannya. Dugaan “mariyuana medis” telah menjadi sumber utama peningkatan
ketersediaan melalui deklarasi legislatif yang diprakarsai oleh publik bahwa mariyuana dianggap
memiliki efek terapi dan analgesik yang efektif

Efek ganja bagi penggunanya disebabkan oleh efek dari Delta-9-Tetrahydrocannabinol (THC)
yang tergolong cepat, sehingga dapat memengaruhi perasaan, penglihatan, dan pendengaran. Ganja
dapat menyebabkan adiksi (ketagihan), dimana semakin lama dosis penggunaannya semakin
meningkat. Hal tersebut dapat mengakibatkan efek halusinasi dan perasaan euphoria. Dari jenis
narkotika, secara global, narkoba jenis ganja yang paling banyak digunakan. Prevalensi
penyalahgunaan ganja berkisar 2,9%-4,3% per tahun dari populasi penduduk dunia yang berumur
15-64 tahun. Bila ganja diisap, efek euforia muncul dalam hitungan menit, puncaknya sekitar 30
menit, dan 2 sampai 4 jam terakhir. Beberapa efek kognitif dan motorik berlangsung 5 sampai 12
jam. Ganja juga bisa dikonsumsi secara oral saat disiapkan dalam makanan. Banyak variabel
mempengaruhi sifat psikoaktif ganja, termasuk potensi ganja yang digunakan, rute pemberian,
teknik merokok, efek pirolisa terhadap kandungan kannabinoid, dosis, pengaturan, dan pengalaman
masa lalu, harapan, dan harapan pengguna serta kerentanan biologis yang unik terhadap efek
kannabinoid.

Ganja dapat menyebabkan kecanduan sampai pada akhirnya terjadi intoksikasi ganja. Orang
yang menggunakan ganja potensi tinggi setiap hari lima kali lebih mungkin menderita gangguan
psikotik dibandingkan bukan pengguna. Risiko kecanduan ganja bergantung pada kecenderungan
genetik. Satu studi menunjukkan bahwa 50% - 60% kecanduan narkoba disebabkan oleh faktor
genetik. Pada keturunan seorang pecandu ganja, akan meningkatkan 8 kali lebih mungkin kecanduan
narkoba. Sedangkan withdrawal alias putus obat adalah gejala tubuh yang terjadi akibat
pemberhentian pemakaian obat secara mendadak, atau akibat penurunan dosis obat secara drastis
sekaligus. Sakau ganja terjadi pada pengguna berat ganja yang sudah pada tahap kecanduan, yang
tiba-tiba berhenti menggunakan, atau mengalami penurunan dosis yang drastis. Setidaknya 50%
pengguna ganja berkepanjangan akan mengalami gejala sakau.

Tujuan utama terapi adalah untuk meningkatkan fungsi individu multifase dan multifaktorial
secara keseluruhan. Perawatan suportif dapat diberikan selama detoksifikasi; memungkinkan akses
ke layanan psikiatri yang memungkinkan pengobatan gangguan yang mendasari; Konseling psikologis
dapat mengubah perilaku, mengembangkan keterampilan koping yang lebih sehat untuk
menghadapi stres, dan meringankan gejala tempramen penderita.

Anda mungkin juga menyukai