Anda di halaman 1dari 13

INTEGRASI MULTIMEDIA DALAM STANDAR PROSES

DOSEN PEMBIMBING:

Aldeva Ilhami, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

Enjelina Desandra Putri (11811022807)


Febriansah (11811012590)
Nur Afni (11811023327)
Putri Rahma (11811012763)
Raja Hana Nabilah (11811020737)
Vegi Jadtsyari (11811012808)

PROGRAM STUDI TADRIS IPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Integrasi Multimedia dalam
Standar Proses”. Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Aldeva Ilhami, M.Pd.
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai tugas
terstruktur dimata kuliah Multimedia Pembelajaran IPA.

Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini berkat ridho Allah SWT dan tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak, dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman yang telah bekerja sama dalam pembuatan
makalah ini.

Kami menyadari dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
dan memiliki banyak kesalahan baik materi maupun cara penulisannya. Namun kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Dengan sangat terbuka kami menerima saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

03 November 2020

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Integrasi........................................................ 2
2.2 Pengertian Multimedia................................................... 2
2.3 Integrasi Multimedia Dalam Standar Isi........................ 4
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan......................................................................... 9
3.2 Saran............................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ditengah perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, pemanfaatan Multimedia
sangat berpengaruh dalam berbagai aspek bidang. Salah satunuya pada aspek
pendidikan. Pemanfaatan pada multimedia ini sangat berpengaruh untuk memajukan
pendidikan menjadi semakin lebih baik lagi.
Pembelajaran menggunakan multimedia ini bisa sangat membantu siswa dalam
memahami pelajaran. Penggunaan audio, visual, animasi dll, tentu saja dapat
menciptakan proses pembelajaran yang lebih baik lagi kedepannya. Sehingga
pembelajaran akan menjadi suatu hal yang menyenangkan.
Maka menjadi suatu hal yang sangat perlu di perhatikan bagi seorang pendidik
untuk menguasai penggunaan multimedia ini di era digital seperti sekarang ini. Sangat
di sayangkan sekali jika pemanfaatan multimedia yang dapat menyampaikan materi-
materi lebih mudah di pahami para siswa tidak di kuasai dengan baik dan benar.
Maka dari sini para pengajar harus memahami integrasi multimedia, agar
Pendidikan pun akan terus maju dan berkembang dengan lebih lagi. Sehingga tujuan
dari Pendidikan yang menciptakan pembelajaran yang efektif dan efesien bisa tercapai
nantinya
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat diambil beberapa masalah
yang akan dibahas antara lain:
1. Apa yang di maksud dengan Integrasi?
2. Apa yang di maksud dengan Multimedia?
3. Bagaimanakah integrasi multimedia dalam standar proses?
C. Tujuan
Penulisan Tujuan dari penulisan tugas ini adalah
1. Untuk menjelaskan pengertian integrasi secara umum.
2. Untuk menjabarkan pengertian multimedia.
3. Untuk mengetahui integrasi multimedia dalam standar proses.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian integrasi
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti keseluruhan. Istilah
integrasi mempunyai arti pembauran atau penyatuan dari unsur-unsur yang berbeda
sehingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.1 Secara harfiah integrasi berlawanan
dengan perpisahan, suatu sikap yang meletakkan tiap-tiap bidang dalam kotak-kotak yang
berlainan. Integrasi memiliki sinonim dengan perpaduan, penyatuan, atau penggabungan,
dari dua objek atau lebih.
B. Pengertian Multimedia
Multimedia berasal dari kata multi dan media. Multi berasal dari bahasa Latin, yaitu
nouns yang berarti banyak atau bermacammacam. Sedangkan kata media berasal dari
bahasa Latin, yaitu medium yang berarti perantara atau sesuatu yang dipakai untuk
menghantarkan, menyampaikan, atau membawa sesuatu. Kata medium dalam American
Heritage Electronic Dictionary diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan
mempresentasikan informasi. Berdasarkan itu multimedia merupakan perpaduan antara
berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap), grafik,
sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang telah dikemas menjadi file digital
(komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan atau menghantarkan pesan kepada
publik.
Beberapa pengertian multimedia:2
1. Multimedia adalah suatu kombinasi data atau media untuk menyampaikan suatu
informasi sehingga informasi itu tersaji dengan lebih menarik (Rosch, 1996). Gayeski
(1993) mendefinisikan multimedia sebagai kumpulan media berbasis komputer dan
sistem komunikasi yang memiliki peran untuk membangun, menyimpan,
menghantarkan dan menerima informasi dalam bentuk teks, grafik, audio, video, dan
sebagainya.
2. Sedangkan Oblinger (1993) mendefinisikan multimedia merupakan penyatuan dua
atau lebih media komunikasi seperti teks, grafik, animasi, audio dan video dengan
ciri-ciri interaktivitas komputer untuk menghasilkan satu presentasi menarik.
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, Jakarta, 2007), Hlm. 437.
2
Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. (Alfabeta, Bandung, 2012), Hlm. 2.

2
3. Munir dan Halimah Badioze Zaman (1999) mendefinisikan multimedia sebagai
keterpaduan diantara berbagai media teks, gambar, video dan animasi dalam satu
media digital yang mempunyai kemampuan untuk interaktif, umpan balik dan
informasi diperoleh dengan cara yang non-linear.
4. Menurut Elsom-Cook (2001) multimedia adalah kombinasi berbagai saluran
komunikasi menjadi sebuah pengalaman komunikatif yang terkoordinasi dimana
interpretasi saluran lintas bahasa terintegrasi tidak ada.
5. Reddi (2003) mengartikan multimedia sebagai suatu integrasi elemen beberapa
media (audio, video, grafik, teks, animasi, dan sebagainya) menjadi sebuah kesatuan
yang sinergis dan simbiosis yang memberikan hasil lebih menguntungkan bagi
pengguna ketimbang elemen media secara individual. American Heritage Dictionary
mendefinisikan multimedia sebagai sebuah sistem yang terdiri dari pengontrolan
berkomputer, integrasi, manipulasi, perwakilan, penyimpanan dan komunikasi
berbagi informasi yang dikodekan melalui media time-dependent dan media time-
independent.
Dari beberapa definisi di atas, maka multimedia dapat dibagi menjadi beberapa jenis
atau kategori yaitu ada yang berbentuk network-online (internet) dan multimedia yang
offline/stand alone (tradisional). Jenis jasa multimedia terdiri dari dua, yaitu berdiri
sendiri (stand alone/offline). seperti pengajaran konvensional/tradisional dan terhubung
dengan jaringan telekomunikasi (network-online) seperti internet. Sistem multimedia
stand alone merupakan sistem komputer multimedia yang memiliki minimal
penyimpanan/storage (harddisk, CD-ROM/DVD-ROM/CDRW/ DVD-RW), alat input
(keyboard, mouse, scanner, mic), dan alat output (speaker, monitor, LCD Proyektor),
VGA dan Soundcard. Sistem multimedia berbasis jaringan ini harus terhubung melalui
jaringan yang mempunyai bandwidth besar.3
Multimedia pun bisa dibagi menjadi dua kategori yaitu multimedia linier dan
multimedia interaktif. Multimedia linier adalah multimedia yang tidak dilengkapi dengan
alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan
sekuensial (berurutan). Contoh multimedia linier seperti TV dan film.

3
Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, Hlm. 4.

3
Merujuk pada elemen-elemen multimedia dan operasi yang bisa dilakukan
multimedia dapat dikategorikan menjadi:
1. Multimedia bukan temporal (non-temporal multimedia) Jenis multimedia ini tidak
bergantung pada waktu. Multimedia ini terdiri dari teks, grafik, dan gambar.
2. Multimedia temporal (temporal multimedia). Jenis multimedia ini bergantung pada
waktu. Multimedia ini terdiri dari audio, video dan animasi.
C. Integrasi Multimedia dalam Standar Proses
Dalam proses pemilihan ini, termasuk menciptakannya, seorang guru dituntut untuk
mempunyai pengetahuan dan memahami makna sumber belajar, pandai memilih secara
tepat serta terampil menggunakannya dalam kegiatan belajar mengajar. Tanpa
pengetahuan dan kemampuan tersebut maka materi serta metode ditetapkan tidak akan
banyak berarti bagi siswa dan pada akhirnya hasil yang diharapkan tidak tercapai. Belajar
akan lebih bermakna jika peserta didik akan mengalami sendiri apa yang dipelajarinya
bukan menghafalnya.4
Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar yaitu dengan menggunakan media
yang tepat dalam proses pembelajaran. Penggunaan media dalam proses pembelajaran
dapat meningkatkan pemahaman siswa sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran
yang lebih baik. Kegunaan dan manfaat media dalam proses pembelajaran sangat
menguntungkan dalam penyampaian pesan kepada penerima pesan yakni para siswa.
Selain itu, Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat menarik minat dan
memotivasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Nana Sudjana dan Ahmad
Rivai yang menyatakan bahwa: Pertama, dengan media Pembelajaran, pembelajaran akan
lebih menarik siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi siswa. Kedua, bahan
pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa
dan memungkinkan siswa mencapai tujuan pembelajaran lebih baik. Ketiga, siswa lebih
banyak kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian dari guru tetapi juga
aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan, dan lain-lain5
Banyak media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, salah satunya adalah
pemanfaatan multimedia sebagai media pembelajaran. Multimedia merupakan kombinasi

4
Nurhadi, dkk. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. ( Malang :Universitas Negeri
Malang.2003), Hlm. 13.
5
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. ( Bandung: CV. Sinar Baru,1991), Hlm. 2.

4
teks, seni, suara, gambar, animasi, dan video yang disampaikan dengan komputer atau
dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan dan/atau dikontrol secara interaktif.6
Pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan
baik. Guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran
hingga mencapai tujuan pembelajaran.yang sudah ditentukan. IPS merupakan integrasi
dari berbagai mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi serta pelajaran ilmu social
lainnya.7
Media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media instruksional. Kata media
adalah bentuk jamak dari medium, yang dalam bahasa Latin berarti alat, sarana,
perantara. Secara khusus media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,memproses dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal. 8 Multimedia adalah pemanfaatan
kumputer, untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak
(Video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai
melakukan navigasi, berinteraksi dan berkomunikasi.9
Dalam merencanakan pemanfaatan media guru harus melihat tujuan yang akan
dicapai, materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan itu, serta strategi
belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan itu. Media pembelajaran yang dipilih
haruslah sesuai dengan ketiga hal itu, ialah tujuan, materi, dan strategi pembelajarannya.
Adapun contoh pengintegrasian teknologi dan media dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut:

1. Simulation Based Learning


Startegi pembelajaran ini memiliki karakteristik yaitu peserta didik diminta untuk
mengalami suatu peristiwa yang dipelajarinya. Sebagai contoh peserta didik
diharapkan dapat membedaka perubahan percampuran warna-warna dasar. Maka

6
Iwan Binanto . Multimedia Digital – Dasar Teori dan Pengembangannya. (Yogyakarta : Andi.2010), Hlm.
2
7
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2009), Hlm. 7.
8
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran.( Jakarta: Grafindo Persada,2013), Hlm. 3.
9
Hofstetter, Fred T. Multimedia Literacy. Third Edition. McGraw-Hill. International Edition, (New York.
Pressman.2001), Hlm. 200.

5
dengan melalui suatu software tertentu (misal virtual lab) peserta didik dapat
melakukan berbagai percampuran warna dan melihat perubahan-perubahan warnanya.
Selanjutnya, peserta didik dapat mencatat laporannya dalam bentuk tabel dengan
menggunakan MS Excellatau MS Word. Selain itu, bila perlu mempresentasikan
hasilnya dengan menggunakan MS Powerpoint.10
2. Resources Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Aneka Sumber
Strategi pembelajaran ini memiliki karakteristik yaitu peserta didik diberikan atau
disediakan berbagai ragam dan jenis sumber belajar baik cetak (buki, teks, modul,
LKS dan lain-lain) maupun noncetak (CD/VCD, CD-ROM, bahan belajar online)
yang relevan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Kemudian, peserta didik
diberikan tugas untuk melakukan aktivitas belajar tertentu dan semua sumber
belajaryang mereka butuhkan telah disediakan.11
3. Drill dan Practice
Secara umum pembelajaran dengan metode latihan (drill) biasanya digunakan
agar siswa: 1) memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalkan kata-kata,
menulis, dan mempergunakan alat; 2) mengembangkan kecakapan intelek, seperti
mengalikan, membagi, menjumlahkan; dan 3) memiliki kemampuan menghubungkan
antara sesuatu keadaan yang lain.12 Pada umumnya, strategi latihan dan drill dipakai
untuk mempelajari bahasa asing dan memperoleh kosakata baru. Banyak aplikasi
computer yang menawarkan kesempatan latihan kepada siswa dalam bentuk
permainan. Selain itu, kaset, kartu bergambar, dan lembaran kerja juga bisa
digunakan untuk latihan yang efektif dalam bidang aritmatika, mengeja, dan instruksi
bahasa.

4. Presentasi
Presentasi harus disalurkan terarah, dengan kata-kata disalurkan ke auditori dan
gambar-gambar ke saluran visual. Akhirnya materi itu sendiri harus punya potensi

10
 Bambang Warsita,  Teknologi Pembelajaran: Landasan &Aplikasinya, (Jakarta, Rineka, 2008). hlm. 291
11
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan &Aplikasinya..., hlm. 290.
12
Ahmad Munjin Nasih, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung: Refika
Aditama, 2009), hlm. 91

6
struktur yang penuh makna, misalnya, sebagai suatu rantai sebab akibat. 13 Presentasi
dengan media pada umumnya adalah bahwa pada media presentasi pesan/materi yang
akan disampaikan dikemas dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui
perangkat alat saji (proyektor). Pesan/materi yang dikemas bisa berupa teks, gambar,
animasi dan video yang dikombinasikan dalam satu kesatuan yang utuh.14
5. Diskusi
Strategi diskusi melibatkan pertukaran ide dan pendapat antar siswa atau antar
siswa dan guru. Ini dapat digunakan dalam setiap tahap belajar mengajar, baik dalam
kelompok kecil maupun besar. Diskusi bisa dipimpin oleh guru dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh respon siswa. Adapun pertanyaan tersebut
hendaknya berupa pertanyaan yang membutuhkan pemikiran siswa. Pertanyaan yang
dimulai dengan “bagaimana” dan “mengapa” biasanya sangat tepat untuk memulai
sebuah diskusi. Jangan lupa untuk memberikan waktu kepada siswa untuk
memikirkan jawaban mereka. Mempertontonkan sebuah video kepada siswa dapat
memberikan pengalaman tertentu dan menghadirkan sesuatu untuk didiskusikan oleh
siswa. Diskusi di akhir pembelajaran dapat menjadi ajang Tanya jawab untuk
memastikan siswa memahami apa yang dimaksudkan oleh guru. Selain itu, diskusi
juga bisa berfungsi sebagai alat evaluasi pengajaran. Meskipun strategi ini sesuai
untuk semua umur, tetapi umur siswa perlu dipertimbangkan sebelum mengajak
mereka berpartisipasi ke dalam diskusi.
6. Belajar Kelompok
Metode ini merupakan metode pembelajaran yang mengkondisikan kelas yang
terdiri dari kesatuan individu-individu anak didik yang memiliki potensi beragam
untuk bekerja sama. Guru dapat memanfaatkan ciri khas tersebut untuk menjadikan
kelas sebagai suatu kesatuan (kelompok tersendiri) maupun dengan membaginya
menjadi kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok). Kelompok-kelompok
tersebut dibentuk untuk memecahkan suatu masalah atau untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan yang perlu dikerjakan bersama-sama.15 Siswa dapat belajar berkelompok
13
Richard E. Mayer, Multi Media Learning: Prinsip-prinsip dan Aplikasinya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009), hlm 281
14
Daryanto, Media Pembelajaran: Perannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran, cet.
II (Yogyakarta: Gava Media, 2013). hlm. 67.
15
Ahmad Munjin Nasih, Metode dan Teknik..., hlm. 73

7
tidak hanya dalam mendiskusikan materi dari media cetak maupun menonton suatu
video tapi juga dalam membuat sebuah media. Sebagai contoh, rancangan dan
pembuatan sebuah presentasi video maupun grafis sebagai sebuah proyek kurikulum
menghadirkan suatu kesempatan untuk belajar berkelompok. Guru hendaknya
menjadi partner kerja dalam situasi belajar yang demikian.
7. Permainan
Strategi permainan dapat memberikan kesan kompetitif dimana siswa mengikuti
peraturan dalam berusaha mencapai tantangan target pendidikan. Ini merupakan
teknik yang sangat memotivasi, terutama untuk materi pelajaran yang membosankan.
Permainan tersebut boleh mengikutsertakan seorang atau sekelompok siswa.
Biasanya dalam permainan, siswa diminta untuk menggunakan kemampuan
memecahkan masalah, menemukan solusi, atau kemampuan mendemonstrasikan
keahlian dalam bidang tertentu yang membutuhkan efisiensi yang tinggi.
Tentu saja bentuk permainan yang disajikan di sini tetap mengacu pada proses
pembelajaran, di sini pengguna tidak merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang
belajar.
Dalam hal ini dapat menggunakan banyak perangkat lunak yang dapat untuk
mengolah teks, seperti MS Office Family atau Note Pad; mengolah kata seperti Corel
Draw, MS Vista, Adobe Photoshop, dan lain-lain.16
Ada bermacam ragam permainan. Teka-teki seperti teka-teki silang merupakan
salah satu yang terkenal. Kesulitan teka-teki penting untuk anda pertimbangkan
ketika memperkenalkannya kepada siswa. Teka-teki silang, Sudoku, menyusun
gambar, teka-teki logika merupakan permainan yang cocok untuk siswa. Teka-teki
bisa menjadi alat mempraktekkan ilmu yang mereka pelajari, seperti ejaan kata dan
penggunaan huruf capital.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

16
Daryanto, Media Pembelajaran..., hlm. 56.

8
Integrasi mempunyai arti pembauran atau penyatuan dari unsur-unsur yang berbeda
sehingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Sedangkan multimedia merupakan
perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar (vektor atau
bitmap), grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang telah dikemas
menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan atau menghantarkan
pesan kepada publik.
Banyak media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, salah satunya adalah
pemanfaatan multimedia sebagai media pembelajaran. Multimedia merupakan kombinasi
teks, seni, suara, gambar, animasi, dan video yang disampaikan dengan komputer atau
dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan dan/atau dikontrol secara interaktif.
Adapun contoh pengintegrasian teknologi dan media dalam pembelajaran adalah
Simulation Based Learning, Resources Based Learning atau Pembelajaran Berbasis
Aneka Sumber, Drill dan Practice, Presentasi, Diskusi, Belajar Kelomppok dan
Permainan.
B. Saran
Penulis hanyalah seorang manusia biasa yang tidak pernah sirna dari kekhilafan,
karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt. Karena dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, maka selayaknya penulis mengharapkan kritik ataupun
saran yang membangun kepada para pembaca agar penulis ati memperbaiki dalam
pembuatan makalah selanjutnya supaya ati menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

9
Daftar Kepustakaan

Ahmad Munjin Nasih. 2009. Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Bandung: Refika Aditama.

Azhar Arsyad. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada.


Daryanto. 2013. Media Pembelajaran: Perannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan
Pembelajaran, cet. II. Yogyakarta: Gava Media.

Hofstetter, Fred T. 2001. Multimedia Literacy. Third Edition. McGraw-Hill. International


Edition. New York. Pressman.

Iwan Binanto. 2010. Multimedia Digital – Dasar Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta :
Andi.

Mayer, Richard E. 2009. Multi Media Learning: Prinsip-prinsip dan Aplikasinya. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Munir. 2012. Multimedia konsep dan aplikasi dalam pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 1991. Media Pengajaran. Bandung: CV. Sinar Baru.

Nasih, Ahmad Munjin. 2009. Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. Bandung: Refika Aditama.

Nurhadi, dkk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang:
Universitas Negeri Malang.

Sadirman, Arif S. 2003. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, cet.


6. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineke


Cipta.

Anda mungkin juga menyukai