“ Pendidikan Kewarganegaraan ”
Oleh :
Kelompok 9
Mhd Hadifa Riandi Purba (7171220011)
Journal 1
Journal 2
Journal 3
Judul PERSEPSI GURU DAN PEMBELAJAR TENTANG
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DALAM PENGEMBANGAN KEWARGANEGARAAN
KOMPETENSI DI ANTARA PEMBELAJARAN DI
DISTRIK CHIPATA, ZAMBIA
Journal Pendidikan kewarganegaraan
Volume & Halaman Vol. 10 No. 3 Hal 425-434
Tahun Maret 2014
Penulis Awoniyi Samuel Adebayo, PhD & Francis Lupupa Zimba, M.
Ed
Reviewer Kelompok
Tanggal 20 Mei 2018
1.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang dibahas pada jurnal adalah untuk
Pengetahuan sipil mengacu pada pemahaman warga tentang
kerja sistem politik dan hak sipil politiknya sendiri dan
tanggung jawab (misalnya hak atas kebebasan berekspresi dan
memilih dan menjalankan untuk jabatan publik, dan tanggung
jawab untuk menghormati supremasi hukum dan hak dan
kepentingan orang lain). Keterampilan sipil mengacu pada
kemampuan warga negara untuk analisis, evaluasi, ambil dan
pertahankan posisi pada isu-isu publik, dan untuk digunakan
pengetahuan mereka untuk berpartisipasi dalam proses sipil
dan politik (misalnya untuk memantau kinerja pemerintah,
atau memobilisasi warga lain di sekitar tertentu masalah).
2.Latar Belakang Masalah Sebagian besar studi tentang demokratisasi telah
mengidentifikasi bahwa keberadaan budaya sipil sangat
penting dalam mewujudkannya transisi yang sukses tetapi
mencolok dari literatur adalah bagaimana suatu budaya sipil
dapat terwujud. Huntington (1984) dan Lipset (1994),
misalnya, telah membuat pengamatan bahwa demokrasi
tumbuh subur Negara-negara Eropa Barat Laut atau di
wilayah-wilayah yang dihuni oleh orang-orang Eropa Barat
Laut. Observasi ini tidak pertanda baik dengan temuan yang
menunjukkan hubungan positif antara pendidikan
kewarganegaraan dan sikap sipil karena Huntington dan Lipset
tampaknya berpendapat bahwa budaya masyarakat merupakan
konsekuensi budaya etika protestan. Di Selain itu, Rice dan
Feldman (1997) setuju dengan Huntington (1984) dan Lipset
(1993) ketika mereka menyimpulkan bahwa orang-orang
Amerika yang berasal dari negara-negara dengan sikap yang
sangat sipil cenderung memegang sipil yang relative Sikap,
sementara mereka yang turun dari negara-negara dengan sikap
yang kurang sipil cenderung memiliki lebih sedikit sikap sipil.
Ini studi menambahkan kepercayaan tidak hanya pada klaim
bahwa budaya masyarakat adalah penting untuk demokrasi
yang efektif tetapi juga untuk mengklaim bahwa masyarakat
yang didukung oleh nilai kewarganegaraan yang kuat harus
diprioritaskan untuk keberhasilan pemerintahan sendiri. Nasi
dan Feldman (1993) lebih lanjut menambahkan bahwa sikap
sipil ini tahan lama dan portabel. Sementara temuan ini
menunjukkan bahwa membentuk sikap sipil dalam masyarakat
tidak populer mungkin merupakan perjuangan yang berat,
sebuah penelitian baru-baru ini dilakukan oleh Mattes and
Bratton (2007) telah menemukan bahwa orang-orang Afrika
membentuk sikap terhadap demokrasi berdasarkan apa yang
mereka pelajari apa itu dan apa yang dilakukannya.
3.Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif.
Jumlah seluruhnya jumlah sekolah menengah di Chipata
adalah tujuh (7) dengan 228 guru dan 7550 murid. Sampel
terdiri dari tiga sekolah menengah (satu single laki-laki, satu
perempuan lajang dan satu rekan pendidik).
4. Hasil dan Pembahasan Hasil analisis menunjukkan bahwa baik guru dan murid
menganggap pendidikan kewarganegaraan sebagai sangat
efektif dalam pengembangan kompetensi kewarganegaraan
pembelajar dalam hal pengetahuan sipil, keterampilan sipil dan
kewarganegaraan watak. Temuan penelitian itu
mengungkapkan bahwa pendidikan kewarganegaraan
memainkan peran penting dalam perkembangan politik pelajar.
Sipil pendidikan merupakan komponen penting dari
pendidikan yang berkembang di pelajar untuk berpartisipasi
dalam kehidupan publik demokrasi, untuk menggunakan hak
mereka dan untuk keluar tanggung jawab mereka dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
5.Kesimpulan Dari penjelasan di atas jelas bahwa pendidikan
kewarganegaraan memainkan peran yang signifikan peran
dalam perkembangan politik para pembelajar. Pendidikan
kewarganegaraan adalah sebuah komponen penting pendidikan
yang memupuk warga untuk berpartisipasi dalam kehidupan
publik dari demokrasi, untuk menggunakan hak mereka dan
untuk melepaskan mereka tanggung jawab dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Studi itu
mengungkapkan bahwa pendidikan kewarganegaraan memang
penting dalam pengembangan ketiga kunci tersebut elemen
sipil dalam pembelajar (pengetahuan kewarganegaraan,
keterampilan sipil dan kewarganegaraan watak). Berdasarkan
hal ini, direkomendasikan agar para pembuat kebijakan, para
Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya harus memberi
penekanan pada pembelajaran kewarganegaraan pendidikan di
sekolah, menjadikan pendidikan kewarganegaraan sebagai
subjek umum dan bukan subjek opsional serta mendirikan
dewan sekolah di sekolah-sekolah yang akan meningkatkan
kebebasan akademik di peserta didik dan partisipasi di sekolah
pemerintahan.
6.Kekuatan Penelitian Penelitian ini menggunakan data yang dapat memahami
pembaca untuk lebih dapat mempelajari isi pembahsan jurna
seperti Pendidikan kewarganegaraan (juga dikenal sebagai
pendidikan warga negara atau demokrasi pendidikan) dalam
demokrasi adalah pendidikan di pemerintahan sendiri. Self-
government yang demokratis berarti bahwa warga secara aktif
terlibat dalam pemerintahan mereka. Cita-cita demokrasi
paling disadari ketika setiap anggota saham komunitas politik
di warganya. Pembahasannya lebih budah dipahami.
7.Kelemahan Penelitian Seharusnya peneliti lebih membeda medakan pembagian
bagian yang terdapat pada jurnal sehingga jurnal yang di
keluarkan dapat dipahami oleh pembaca.