Laporan Dan Format
Laporan Dan Format
PSIKOSOSIAL
OLEH :
B. Rentang Respon
Tingkatan Ansietas
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan,
yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami, dan seberapa baik
individu melakukan koping terhadap ansietas.
Menurut Peplau (dalam, Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan yang dialami
oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.
1. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan
perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu memfokuskan
perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, merasakan, dan
melindungi diri sendiri
2. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang
benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi.
3. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan
respons takut dan distress.
4. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah.
Kecemasan pada individu dapat terjadi melalui suatu proses atau rangkaian yang
dimulai dengan adanya suatu rangsangan eksternal maupun internal, sampai suatu keadaan
yang dianggap sebagai ancaman atau membahayakan.
(dalam Atikah 2011) menyebutkan ada lima proses terjadinya kecemasan pada individual,
yaitu:
a. Evaluated situation: adanya situasi yang mengancam secara kognitif sehingga ancaman
ini dapat menimbulkan kecemasan.
b. Perception of situation: situasi yang mengancam diberi penilaian oleh individu, dan
biasanya penilaian ini dipengaruhi oleh sikap, kemampuan dan pengalaman individu.
c. Anxiety state of reaction: individu menganggap bahwa ada situasi berbahaya, maka
reaksi kecemasan sesaat yang melibatkan respon fisiologis seperti denyut jantung dan
tekanan darah.
d. Cognitive reappraisal follows: individu kemudian menilai kembali situasi yang
mengancam tersebut, untuk itu individu menggunakan pertahanan diri atau dengan cara
meningkatkan aktivitas kognisi atau motoriknya.
e. Coping: individu menggunakan jalan keluar dengan menggunakan defense mechanism
(pertahanan diri) seperti proyeksi atau rasionalisasi.
D. Mekanisme Koping
Cor problem
Kecemasan
Causa
Koping indivudi in efektif
Pengkajian
Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia (1998) terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan ansietas,
diantaranya sebagai berikut:
1. Faktor biologis
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor ini membantu
mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya dengan endorphin. Ansietas mungkin
disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk
mengatasi stressor.
2. Faktor psikologis
a. Pandangan psikoanalitik. Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua
elemen kepribadian Id dan Superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls
primitive, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan
oleh norma – norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan
dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego
bahwa ada bahaya.
b. Pandangan interpersonal. Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya
penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan
perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan
kelemahan spesifik. Orang yang mengalami harga diri rendah terutama mudah
mengalami perkembangan ansietas yang berat.
c. Pandangan perilaku. Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar
perilaku menganggap sebagai dorongan belajar berdasarkan keinginan dari dalam
untuk menghindari kepedihan. Individu yang terbiasa dengan kehidupan dini
dihadapkan pada ketakutan lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan
selanjutnya.
3. Social budaya
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada tumpang tindih dalam
gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi. Faktor ekonomi dan
latas belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.
Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dibedakan menjadi berikut
1. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan
datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari – hari.
2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri, dan
fungsi social yang terintegrasi seseorang.
Sumber Koping
Individu mengatasi ansietas dengan menggerakkan sumber koping di lingkungan.
Mekanisme Koping
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping yaitu sebagai
berikut.
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang didasari dan berorientasi pada
tindakan untuk memenuhi secara realistic tuntutan situasi stress, misalnya perilaku
menyerang untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan. Menarik diri
untuk memindahan dari sumber stress. Kompromi untuk mengganti tujuan atau
mengorbankan kebutuhan personal.
2. Mekanisme pertahankan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang, tetapi
berlangsung tidak sadar, melibatkan penipuan diri, distorsi realitas, dan bersifat
maladaptive.
Diagnosa Keperawatan
Kecemasan
Rencana Keperawatan
Tindakan Keperawatan untuk pasien
1. Tujuan
a. Pasien mampu mengenal ansietas
b. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
c. Pasien mampu memeragkan dan menggunakan teknik relaksasi untuk mengtsi ansietas
2. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus dilakukan dalam membina
hubungan saling percaya adalah sebagai berikut.
Mengucapkan salam terapiutik
Berjabat tangan
Menjelaskan tujuan interaksi
Membuat kontrak topic, waktu, dan tempat setiap kali bertemu pasien
b. Bantu pasien mengenal ansietas.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaanya
Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan control dan rasa percaya diri
Pengalihan situasi
Latihan relaksasi dengan tarik nafas dalam, mengerutkan, dan mengendurkan
otot – otot
Hipnotis diri sendiri ( latihan lima jari )
d. Memotivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas muncul
DAFTAR PUSTAKA
Catatan: Pasien dengan masalah psikososial deficit perawatan diri belum miliki kesadaran tentang
perawatan diri (kuku kotor,rambut kusam,bau mulut)
………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Ujian 1 Ujian 2 Ujian 1, Tgl: Ujian 2, Tgl: Keterangan
Mahasiswa Mahasiswa Penguji Penguji
Uji 1: Lulus/ Tidak
---------------------- --------------------- --------------------- --------------------- Uji 2: Lulus/ Tidak
NIM. NIM. NIP. NIP.
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
JURUSAN KEPERAWATAN KUPANG
Penilaian Sikap
1. Percaya diri, Tidak ragu-ragu
2. Ketenangan dan ketelitian.
3. Memperhatikan keamanan dan kenyamanan pasien.
4. Mempertahankan norma etika
5. Berfikir kritis dan mampu menganalisa
Catatan :pasien dengan masalah keperawatan deficit perawatan diri mampu diidentifikasi dengan tepat
SKALA
KRITERIA PENCAPAIAN
NO ELEMEN PENILAIAN KET
KOMPETENSI
YA TIDAK
1 Prioritas masalah diidentifikasi Prioritasperawatanpasiendiidentifikaside
sesuai kebutuhan pasien nganbenar
Penilaian Pengetahuan
1. Anatomi fisiologi otak
2. Tumbuh kembang manusia
3. Ilmu psikologi
4. Proses keperawatan
5. Teknik komunikasi
6. Prinsip dan konsep etika
Penilaian Sikap
1. Percaya diri, Tidak ragu-ragu
2. Ketenangan dan ketelitian.
3. Memperhatikan keamanan dan kenyamanan pasien.
4. Mempertahankan norma etika
5. Berfikir kritis dan mampu menganalisa
Penilaian Sikap
1. Percaya diri, Tidak ragu-ragu
2. Ketenangan dan ketelitian.
3. Memperhatikan keamanan dan kenyamanan pasien.
4. Mempertahankan norma etika
5. Berfikir kritis dan mampu menganalisa
Penilaian Sikap
1. Percaya diri, Tidak ragu-ragu
2. Ketenangan dan ketelitian.
3. Memperhatikan keamanan dan kenyamanan pasien.
4. Mempertahankan norma etika
5. Berfikir kritis dan mampu menganalisa
Catatan:perawat mampu melakukan tindakan komunikasi terapeutik pada pasien dengan masalah
psikososial dengan benar
Penilaian Sikap
1. Percaya diri, Tidak ragu-ragu
2. Ketenangan dan ketelitian.
3. Memperhatikan keamanan dan kenyamanan pasien.
4. Mempertahankan norma etika
5. Berfikir kritis dan mampu menganalisa
Catatan:perawat belum mampu mengindikasi kebutuhan pendidikan kesehatan poda pasien
Penilaian Sikap
1. Percaya diri, Tidak ragu-ragu
2. Ketenangan dan ketelitian.
3. Memperhatikan keamanan dan kenyamanan pasien.
4. Mempertahankan norma etika
5. Berfikir kritis dan mampu menganalisa
Catatan;perawat belum mampu kolaborasi psikofarma pada pasien dengan masalah psikososial
Penilaian Pengetahuan
1. Anatomi fisiologi otak
2. Tumbuh kembang manusia
3. Ilmu psikologi
4. Proses keperawatan
5. Teknik komunikasi
6. Prinsip dan konsep etika
Penilaian Sikap
1. Percaya diri, Tidak ragu-ragu
2. Ketenangan dan ketelitian.
3. Memperhatikan keamanan dan kenyamanan pasien.
4. Mempertahankan norma etika
5. Berfikir kritis dan mampu menganalisa
Catatan:perawat mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan masalah psikososial
………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
Penilaian pengetahuan