Anda di halaman 1dari 11

VERBATIM

By Pdt. Dr. Retni Mulyani, M.Si


Verbatim adalah keterampilan
dalam mengolah laporan
percakapan pastoral
Format Verbatim Pastoral

•Menuliskan identitas pendamping


pastoral/Ko dan anggota jemaat/Ki
Nama Ki :
Nama Ko :
Waktu Percakapan:
Situasi Percakapan Pastoral
❖ Menggambarkan tentang keadaan, penampilan Ki dan
sikapnya, dan informasi lain yang berkaitan dengan
latar belakang perkunjungan.
❖ Gambarkan juga apa yang terjadi dengan Ko (apakah
anda prihatin terhadap permasalahan yang dihadapi
Ki? Apakah terjadi kekacauan dalam percakapan
pastoral?)
❖ Gambarkan juga sifat relasi antara Ko & Ki (misalnya:
ramah, sedih, muram, gembira, dll)
Permulaan Percakapan Pastoral
❖ Siapa yang memulai percakapan
❖ Membuka/memulai percakapan dengan salam/say
hello.
❖ Membangun hubungan yang nyaman
❖ Bagaimana respon awal percakapan
❖ Pada bagian ini jangan terlalu panjang
Proses Verbatim
❖ Menuliskan alur percakapan
❖ Bagian ini merupakan segmen yang signifikan dalam
merekam alur percakapan secara detail, sehingga
membutuhkan ingatan yang kuat dalam mencatat
setiap percakapan yang telah berlangsung
Penutup
❖ Mengakhiri percakapan
❖ Pada bagian ini Ko mengakhiri percakapan pastoral
❖ Akhiri dengan komitmen/tindak lanjut apa yang harus
dilakukan.
❖ Apakah ada pertemuan kembali?
Evaluasi
❖ Bagian ini bagian evaluasi akan kelemahan dan
kekuatan percakapan pastoral yang telah dilakukan
❖ Apakah percakapan yang sudah dilakukan sudah
termasuk percakapan pastoral atau percakapan biasa?
❖ Implikasi teologis apakah yang terjadi?
Contoh:
Ko : Selamat pagi bu
Ki : Selamat pagi ....................
Ko : Kelihatan ibu sudah bisa duduk dengan kuat
Ki : Ia, hari ini saya masih latihan duduk, karena kata dokter
saya sudah bisa pulang tiga hari lagi
Ko : Wah ..... Berita yang gembira rupanya
Ki : (tersenyum ceria) ya ..... Nda sabar mau pulang & bertemu
dengan cucu he he he he
Ko : Rupanya cucunya adalah cucu kesayangan ya
Ki : Ya ...karena cucu saya mempunyai nama suami saya ....ya
anggap saja dia pengganti kehadiran suami saya
Ko : Jadi ibu merasa kehadiran suami ibu lagi ya ......
Ki : Ya ..... Suami saya sudah meninggal 6 bulan yang lau
....jadi belum lama ....saya masih merasa dia ada
Ko : (mengangguk-angguk) ....boleh saya duduk dan berbicara
dengan ibu?
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
...
Ko : (lonceng perkunjungan berbunyi) Yah ....ibu saya permisi
dulu, nanti saya akan berkunjung kembali untuk ngobrol-
ngobrol ...................
Ki : Ya ...nak, datanglah besok kembali ya ....ibu sendirian dan
ingin ngobrol .....
Ko : Baik bu ....terimakasih (sambil tersenyum)
Sekian & Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai