Anda di halaman 1dari 9

SISTEMATIKA PROPOSAL KUALITATIF

Judul
Manajemen PPDB Sistem Zonasi dalam Meningkatkan Pemerataan Mutu Sekolah
Menengah Atas di Jawa Barat (Study Kasus di SMAN 8 dan SMAN 5 Kota Bandung)
A. Latar Belakang Masalah
Merdeka Belajar Menteri Nadiem Makarim telah dituangkan ke dalam 6 (enam)
kebijakan Pendidikan, diantaranya:
1. Permendikbud No. 43 Tahun 2018 Tentang Ujian Sekolah dan Ujian Nasional
Berbasis Komputer, yang intinya bahwa Pelaksanaan Ujian Sekolah sepenuhnya
menjadi tanggungjawab satuan pendidikan dan dapat dilaksanakaan pada tahun 2020
serta menghilangkan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Pelaksanaan Ujian
Sekolah dapat berupa Protofolio, Penugasan dan atau Ujian tulis dan karya ilmiah
yang dilakukan oleh satuan pendidikan.
Pelaksanaan Ujian Nasional akan dihilangkan mulai Tahun 2021, namun seiring
dengan perkembangan kejadian Luar Biasa (KLB) Covid 19, Ujian Nasional Tahun
2020 dibatalkan dengan Surat edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang
pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat Corona Virus Diseases (Covid-19).
2. Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Jenjang
TK, SD ,SMP,SMA/SMK dan SLB Tahun 2020 , Intinya bahwa Pelaksanaan
Penerimaan Peserta Didik Baru terdiri atas Jalur Zonasi sekurang-kurangnya 50% dan
diserahkan kepada Pemerintah daerah untuk menentukan prosentase dimaksud sesuai
kondisi daerah masing-masing, Jalur Prestasi (Akademik/Non Akademik) 30%, Jalur
Afirmasi 15 % dan Jalur Perpindahan Orang tua 5 %.
3. Permendikbud No. 14 Tahun 2019 perihal Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (1
lembar ), Intinya Bahwa Guru dapat membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dari 13 Komponen, menjadi komponen Pokok dan Komponen Penunjang, Komponen
Pokok terkait Tujuan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran dan 10 lainnya merupakan komponen penunjang, namun bukan dalam
artian menghilangkan RPP 13 Komponen, namun untuk mengurangi beban
administrasi Pembelajaran, guru dapat menyusun dalam 1 lembar.
4. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …tentang Penggerak
Pendidikan, yang intinya bahwa perlu penggerak pendidikan yang dipelopori oleh
Kepala sekolah Penggerak, Guru Penggerak, Siswa Penggerak dan Masyarakat
Penggerak.
5. Surat edaran bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Dalam
Negeri N0. 1 Tahun 2019 Nomor 420/2973/SJ Tentang Pelaksanaan Penerimaan
Peserta Didik Baru
6. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2020 tentang
Kebijakan Merdeka Belajar dalam Penentuan Kelulusan Peserta Didik dan
Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun ajaran 2020/2021
Kebijakan baru ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kalender pendidikan dan
implementasi 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan terutama pada standar proses
pembelajaran, standar Penilaian Pendidikan dan Standar Kompetensi Lulusan serta
Kualitas Pelayanan Pendidikan (satisfaction Quality).
Penerimaan Peserta didik Baru (PPDB) merupakan proses awal dalam Proses
Pembelajaran yang biasanya dilakukan dengan seleksi baik akademis maupun Non
Akademis, agar sekolah dapat menyaring kompetensi siswa yang dapat duduk di bangku
sekolah guna mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar, intinya agar sekolah ingin
mendapatkan peserta didik terbaik dan unggul yang berdaya saing dengan satuan
pendidikan lainnya. Pada sekolah sekolah “Pavorit” proses ini dilakukan untuk menjaga
Prestise sekolah dan Mutu lulusan.
Banyak upaya yang ditempuh oleh satuan pendidikan dalam menjaring siswa-
siswa yang dapat menempati bangku sekolahnya, diantaranya dengan menetapkan
Passing Grade Nilai UN atau Kriteria Prestasi Non Akademik yang diraih dalam suatu
kejuaraan Lokal, Nasional Maupun Internasional, Sehingga bermunculanlah Sekolah
Sekolah berklaster dan Pavorit baik Negeri maupun swasta dengan mengabaikan daya
tampung, aksesbilitas dan pemerataan mutu pendidikan sehingga masyarakat dengan
berbagai cara ingin masuk ke sekolah pavorit yang berujung pada permasalahan dan
praktik pendidikan yang tidak sehat terutama dalam Penerimaan Peserta Didik Baru yang
merupakan hajat tahunan Pendidikan.
Lahirnya Kebijakan PPDB Sistem zonasi dimulai sejak Tahun 2018 dengan
dikeluarkannya Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018 Jo. Permendikbud Nomor 20
Tahun 2019 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru yang menyatakan bahwa Proses
Penerimaan Peserta Didik baru pada Tahun 2018/2019 ditetapkan berdasarkan Prosentase
Jalur Zonasi (Murni dan Kombinasi) 80 %, Jalur Prestasi: Akademik dan Non Akademik
15% dan Jalur Afirmasi Perpindahan/Inklusi 5%.
Kebijakan PPDB Tahun Ajaran 2020/2021 dengan mendasarkan pada
Permendikbud Nomor 44 Tahun 2019 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru serta
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor … (masih Draft) dan Petunjuk Teknis PPDB pada
sekolah Menengah Atas dipersyaratkan bahwa jalur Zonasi 50% Minimum, Jalur Prestasi
30 Prosen, Jalur afirmasi 15 % dan Jalur perpindahan Orang tua 5 %.
Kebijakan PPDB Sistem Zonasi dimaksudkan untuk mengikis persepsi sekolah
Pavorit yang mengakibatkan 1) siswa menempuh perjalanan jauh atau terpisah dari orang
tua 2) Penekanan kompetensi pada siswa (ekslusivitasanak dengan UN tinggi) 3) kertidak
adilan bagi siswa yang tidak mampu 4) Cap anak Bodoh dan pintar hanya berdasarkan
nilai UN 5)Intervensi pemerintah Pusat/Pemda hanya kepada sekolah Pavorit 6) guru
kurang termotivasi untuk meningkatkan kompetensi diri 7) Suburnya praktek jual beli
kursi dan pungli sehingga diharapkan PPDB sistem Zonasi dapat membangun sebuah
persepsi di tengah masyarakat bahwa Mutu Pendidikan bukanlah ditentukan oleh Raw
Material (calon SIswa), namun ditentukan oleh sebuah proses Manajemen sekolah dalam
mengelola Sumber daya yang ada.
Peranan Manajemen Sekolah sangat berpengaruh dalam menentukan Mutu
Sekolah agar mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, Dunia Usaha dan Dunia
Industri, Perguruan Tinggi dan stakeholder lainnya sehingga tanpa disadari bahwa
Prestise dan klaster Sekolah secara natural ditentukan oleh upaya Manajemen sekolah
dalam Menetapkan Rencana Kerja Jangka Menengah Sekolah (RKJM), Rencana Kerja
Anggaran Sekolah (RKAS), Pengelolaan Proses Pembelajaran, Pengelolaan Kurikulum
Satuan Pendidikan, Penetapan Standar Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan,
Sarana Prasarana Pembelajaran, Pembiayaan, Penentuan Kriteria Penilaian dan Tingkat
Kepercayaan Masyarakat dilihat dari Mutu Lulusannya.
Dengan kalimat sederhana bahwa Manajemen PPDB sistem Zonasi akan mampu
meningkatkan mutu sekolah dengan catatan bahwa perlu dukungan dari berbagai
lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal sekolah dalam upaya menetapkan
dan melaksanakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengaktualisasian dan
pengawasan.
Dengan latar belakang dimaksud maka penulis mengangkat permasalahan ini pada
sebuah peneltian desertasi pada salah satu sekolah menengah atas di Kota Bandung.

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah


1. Perumusan Masalah

PERUMUSAN MASALAH
Instrumental Input:
Regulasi :
- Kebijakan PPDB
- Sarana Prasarana
- Sumber Daya Manusia
- Biaya

Proses :

zonasi
Outcome:
Output :
Kombinasi
Mutu SMA Mutu Akreditasi
Raw Input:
Siswa Prestasi

Afirmasi

Perpindahan

Environmental Input:
Kepala Sekolah
Tenaga Pendidik
Tata Usaha
Pengawas Sekolah
Komite Sekolah
Pada bagan perumusan masalah di atas digambarkan bahwa calon siswa
merupakan bahan input utama yang akan dijadikan objek dalam implementasi
Manajemen kebijakan PPDB sistem Zonasi untuk menjalankan Sistem dan Regulasi
yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam wujud Peraturan Pemerintah Pusat dan
Daerah (Instrumental Input) yang akan dilaksanakan oleh Lingkungan Internal pada
Satuan Pendidikan atau ekosistem Pendidikan (Environmental Input) kemudian Raw
Input, Instrumental Input, dan Environmental input dilakukan sebuah Proses
Manajemen PPDB dalam berbagai jalur agar mampu menghasilkan model untuk
menghasilkan (Output) berupa Mutu Sekolah Menengah Atas yang akan berimplikasi
(Outcome) pada sebuah Mutu Nilai Akreditasi sekolah yang benar-benar secara
natural menghasilkan Kualifikasi Nilai Terbaik.
2. Pembatasan Masalah

PEMBATASAN MASALAH
Instrumental Input:
- Kebijakan PPDB
- Sarana Prasarana
- Sumber Daya Manusia
- Biaya

Proses :
Output:
Raw Input: Manajemen PPDB Mutu SMA
Siswa Sistem Zonasi

Environmental Input:
Kepala Sekolah
Tenaga Pendidik
Tata Usaha
Pengawas Sekolah
Komite Sekolah
Pada bagan pembatasan masalah di atas, dilakukan penyederhanaan terhadap
beberapa indikator proses dan output dengan tidak merubah indikator Instrumental input
berupa Kebijakan PPDB, Sarpras dan SDM dan dan Environmental Input berupa
ekosistem pendidikan yang akan terlibat dalam Prose Manajemen PPDB Ssistem Zonasi,
Namun mengingat luasnya masalah yang dirumuskan, terutama pada PPDB yang
memiliki beberapa jalur pendaftaran baik Jalur Zonasi, Prestasi akademik/non akademik,
afirmasi dan perpindahan maka penulis membatasi masalah yang berkaitan dengan
permasalahan perencanaan, pengorganisasian, pengaktualisasian dan pengawasan pada
PPDB Sistem Zonasi dan juga Jenjang yang penulis pilih dari beragam jenjang TK, SD,
SMP,SMA dan SMK dipilih pada Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sehubungan dengan hal tersebut penulis dapat menentukan judul penelitian
tentang Manajemen PPDB Sistem Zonasi dalam meningkatkan Pemerataan Mutu Sekolah
Menengah Atas di Jawa Barat (Studi kasus di SMAN 8 dan SMAN 5 Kota Bandung).

C. Tujuan dan manfaat penelitian


1.Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Ingin memperoleh gambaran tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Manajemen
Sistem Zonasi dalam meningkatkan Pemerataan Mutu Sekolah di Jawa Barat
(Studi Kasus di SMAN 8 dan SMAN 5 Kota Bandung)

b. Tujuan Khusus
a. Ingin memperoleh gambaran tentang Perencanaan PPDB sistem Zonasi untuk
meningkatkan Pemerataan Mutu Sekolah Menengah Atas di SMAN 8 dan
SMAN 5 Kota Bandung
b. Ingin memperoleh gambaran tentang Pengorganisasian PPDB sistem Zonasi
untuk meningkatkan Pemerataan Mutu Sekolah Menengah Atas di SMAN 8
dan SMAN 5 Kota Bandung
c. Ingin memperoleh gambaran tentang Aktualisasi PPDB Sistem Zonasi untuk
meningkatkan Pemerataan Mutu Sekolah Menengah Atas di SMAN 8 dan
SMAN 5 Kota Bandung
d. Ingin memperoleh gambaran tentang Controlling PPDB Sistem Zonasi untuk
meningkatkan Pemerataan Mutu Sekolah Menengah Atas di SMAN 8 dan
SMAN 5 Kota Bandung

2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian akan memberikan sumbangsih terhadap pengembangan
pengetahuan konseptual, prosedural dan metakognitif terhadap perkembangan
Dunia Pendidikan di Indonesia dan Provinsi Jawa Barat Pada Khususnya.
b. Manfaat Praktis
Memberikan gambaran langsung tentang Kebijakan dan Teori Manajemen PPDB
Sistem Zonasi dengan implementasi faktual di sekolah Menengah Atas di Jawa
Barat.
D. Asumsi dan Pertanyaan Penelitian
1. Asumsi
Sebagaimana tertuang pada Permendikbud Nomor. 44 Tahun 2019 bahwa
Pengertian Zonasi pada penelitian ini adalah Aksesbilitas masyarakat dalam sebuah
kawasan untuk dapat menikmati sebuah layanan pendidikan terdekat dengan domisili
tempat tinggalnya.

Banyak hal yang menguntungkan dalam penerapan kebijakan Zonasi ini terutama
Beberapa manfaat Pendidikan Berbasis Zonasi diantaranya; 1) Mendekatkan siswa
dengan lingkungan sekolah 2) pemerataan akses pendidikan, 3) mewujudkan kondisi
kelas yang heterogen yang mendorong siswa untuk bekerja sama 4) peningkatan
kapasistas guru 5) mendukung pelaksanaan SPM dan PPK dan 6) menghilangkan
praktik tidak sehat dalam daya tampung siswa 7) alat ukur bagi intervensi pemerintah
pusat dan daerah dan juga pada perkembangan aspek psikologi anak, aspek ekonomi
keluarga terutama pada pembiayaan operasional pendidikan serta tingkat keamanan
dan pengawasan orang tua peserta didik.
Berdasarkan pendapat Howard Gardner dalam Multiple Intelejen (1992), salah satu
ahli psikologi perkembangan legendaris dari Universitas Harvard menjelaskan
pentingnya teori Multipel Intelejen yang dia temukan untuk membangun karakter
anak dalam pendidikan bahwa :

setiap anak mempunyai kelebihannya masing-masing, ada yang mempunyai


kecerdasan verbal linguistik atau bahasa, logikal matematis, spatial-visual, bodi-
kinestetik, musikal, interpesonal, naturalis dan kecerdasan, dan existensial.

Selanjutnya pendapat ahli lainnya mengemukakan dengan menggunakan pendekatan


Pendididkan karakter bahwa :

Prinsip Pendidikan Karakter adalah berusaha mengembangkan kemampuan


intelektual, sosial, emosional, dan etis pada peserta didik serta untuk meningkatkan
komitmen bersama agar peserta didik mampu menjadi orang yang
bertanggungjawab, peduli dan menjadi warga negara yang baik dan bermanfaat bagi
yang lain (Althof dan Berkowitz, 2006).

Kemudian secara tegas dijelaskan pula oleh Dr. KH. Ainul Yakin, UIN Jogjakarta :
Karena alasan teoritisnya jelas dan kuat, pemerintah seharusnya tidak ragu untuk
tegas dalam menerapkan sistem zonasi dalam PPDB ini, sebaliknya, para pengkritik
dan penolak sistem zonasi tidak punya landasan teori yang kuat, tapi mereka lebih
banyak mendasarkan pendapatnya pada opini dan asumsi.
Dan selanjutnya John C Cogan, 1999 dengan Teori Citizenship Education
mengemukakan bahwa Sistem Zonasi adalah bagian dari strategi langsung dalam
menerapkan keadilan bagi semua warga negara untuk mendapatkan pendidikan
yang baik dan berkualitas ;

Adalah penggunaan berbagai macam strategi (cara-cara yang berdifat demokratis


dan adil) dalam pendidikan untuk mengajarkan ide-ide tentang kewarganegaraan
kepada para siswa sebagai generasi masa depan (John C Cogan, 1999).

Raw Input (siswa), Instrumen Input (Kebijakan Pemerintah) dan


Environmental Input (Ekosistem Pendidikan) tak akan membuahkan Output dan
Outcome yang baik apabila tidak dilaksanakan secara terencana, terorganisir,
teraktualisasi dan tanpa pengawasan , maka diperlukanlah sebuah proses yang
sistematis dalam wujud Manajemen.
George Therry (2010:9) seorang Ahli Manajemen mengemukakan bahwa Fungsi
Manajemen dapat dibagi menjadi empat bagian yakni ; Planning (perencanaan),
Organizing (Pengorganisasian, Actuating (Pelaksanaan) dan Controlling
(Pengawasan).
Lebih jauh dijelaskan secara terinci bahwa Perencanaan ialah penetapan pekerjaan
yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan,
Organisasi adalah proses pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan
tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer, Actuating
merupakan usaha menggerakan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga
mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan
bersama dan Controlling adalah penemuan dan penerapan cara dan alat untuk
menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Dengan mendasarkan terhadap beberapa definisi, pendekatan teori dan


kebijakan PPDB di atas maka penulis berasumsi bahwa Manajemen PPDB Sistem
Zonasi dapat meningkatkan mutu Sekolah Menengah Atas di Jawa Barat.

2. Pertanyaan Penelitiaan
a. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam Perencanaan PPDB sistem Zonasi untuk
meningkatkan Pemerataan Mutu Sekolah di SMAN 8 dan SMAN 5 Kota
Bandung ?
b. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam Pengorganisasian PPDB sistem Zonasi
untuk meningkatkan Pemerataan Mutu Sekolah di SMAN 8 dan SMAN 5 Kota
Bandung ?
c. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam Aktualisasi PPDB Sistem Zonasi untuk
meningkatkan Pemerataan Mutu Sekolah di SMAN 8 dan SMAN 5 Kota Bandung ?
d. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam Controlling PPDB sistem Zonasi untuk
meningkatkan Pemerataan Mutu Sekolah di SMAN 8 dan SMAN 5 Kota Bandung ?
e. Apa Masalah yang dihadapi dalam Pengembangan PPDB sistem Zonasi untuk
meningkatkan Pemerataan Mutu Sekolah di SMAN 8 dan SMAN 5 Kota Bandung ?
f. Bagaimana solusi masalah Manajemen PPDB sistem Zonasi untuk meningkatkan
Pemerataan Mutu Sekolah Di SMAN 8 dan SMAN 5 Kota Bandung ?

E. Metode dan Teknik Penelitian


Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode Penelitian Kualitatif dengan
teknik penelitian Analisis deskriptif.

MANAJEMEN PPDB SISTEM ZONASI DALAM MENINGKATKAN


MUTU SEKOLAH MENENGAH ATAS DI JAWA BARAT
(Studi Kasus di SMAN 8 dan SMAN 5 BANDUNG)
Disusun oleh :

Nanang Wardhana

413810318181

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2020

Anda mungkin juga menyukai