Anda di halaman 1dari 23

BAB III

METODOLOGI DAN ANALISIS

3.1 Metodologi
Pada pengerjaan tugas besar geometrik jalan lintasan, yang menjadi dasar
perencanaan geometrik adalah sifat gerakan dan ukuran kendaraan, sifat
pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraannya dan karakteristik lalu
lintas. Hal-hal tersebut haruslah menjadi dasar pertimbangan perencanaan
sehingga dihasilkan bentuk dan ukuran jalan serta ruang gerak kendaraan yang
memenuhi keamanan dan kenyamanan yang di harapkan.
Tahapan pelaksanaan tugas besar dapat di uraikan dalam langkah kerja
sebagai berikut:
 Penetepan koridor jalan pada peta kontur
 Pembuatan Trase jalan
 Penentuan dan perhitungan patok
 Menentukam alinemen horizontal
 Pembuatan diagaram super elevasi
 Pembuatan profil memanjang
 Pembuatan alinemen vertical
 Pembuatan profil melintang
 Menghitung galian dan timbunan.

3.1.1 Kriteria Desain


3.1.1.1 Klasifikasi Jalan
a. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Kemiringan
Menurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan
Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, Medan diklasifikasikan berdasarkan
kondisi sebagian besar kemiringan medan yang di ukur tegak lurus garis
kontur.

3-1
Tabel 30 penentuan kelandaian
penentukan kondisi medan
row 40 m
no Sta elevasi kelandaian
    kiri kanan  
1 0+0 715 715 0,000
2 0+50 715 715 0,000
3 0+100 715 715 0,000
4 0+150 720 715 12,500
5 0+200 720 715 12,500
6 0+250 715 715 0,000
7 0+300 715 710 12,500
8 0+350 715 710 12,500
9 0+400 715 710 12,500
10 0+450 715 715 0,000
11 0+450 715 715 0,000
12 0+500 710 710 0,000
13 0+550 715 715 0,000
14 0+600 715 715 0,000
15 0+650 715 710 12,500
16 0+700 715 710 12,500
17 0+750 715 715 0,000
18 0+800 715 705 25,000
19 0+850 715 705 25,000
20 0+900 715 705 25,000
21 0+950 715 710 12,500
22 0+1000 715 715 0,000
23 0+1050 715 715 0,000
24 0+1100 705 710 12,500
25 0+1150 705 710 12,500
26 0+1200 705 710 12,500
27 0+1250 695 705 25,000
28 0+1300 705 706 2,500
29 0+1350 706 710 10,000
30 0+1400 700 705 12,500
31 0+1450 700 705 12,500
32 0+1500 705 705 0,000
33 0+1550 700 690 25,000
34 0+1600 695 690 12,500
35 0+1650 700 700 0,000
36 0+1700 700 700 0,000
37 0+1750 705 700 12,500

3-2
38 0+1800 715 710 12,500
39 0+1850 716 715 2,500
40 0+1900 710 715 12,500
41 0+1950 705 710 12,500
42 0+2000 705 710 12,500
43 0+2050 702 703 2,500
44 0+2100 698 700 5,000
45 0+2150 694 696 5,000
46 0+2200 690 695 12,500
47 0+2250 690 690 0,000
48 0+2300 695 695 0,000
49 0+2350 697 698 2,500
50 0+2400 696 697 2,500
51 0+2450 705 705 0,000
52 0+2500 712 710 5,000
53 0+2550 721 722 2,500
54 0+2600 720 725 12,500
55 0+2650 720 725 12,500
56 0+2700 720 725 12,500
57 0+2750 715 720 12,500
58 0+2800 710 715 12,500
59 0+2850 700 710 25,000
60 0+2900 695 705 25,000
61 0+2950 695 700 12,500
62 0+3000 695 700 12,500
63 0+3050 694 700 15,000
64 0+3100 694 695 2,500
65 0+3150 695 700 12,500
66 0+3200 695 700 12,500
67 0+3250 695 690 12,500
68 0+3300 665 665 0,000
69 0+3350 655 655 0,000
70 0+3400 635 640 12,500
71 0+3450 630 635 12,500
72 0+3500 630 625 12,500
73 0+3550 625 625 0,000
74 0+3600 624 625 2,500
75 0+3650 620 625 12,500
76 0+3700 615 620 12,500
77 0+3750 610 615 12,500
78 0+3800 615 610 12,500
79 0+3850 610 610 0,000
80 0+3900 601 603 5,000

3-3
81 0+3950 595 600 12,500
82 4+000 590 595 12,500
83 4+050 585 590 12,500
84 4+100 585 585 0,000
85 4+150 580 580 0,000
86 4+200 577 576 2,500
87 4+250 575 574 2,500
88 4+300 575 570 12,500
89 4+350 570 565 12,500
90 4+400 570 569 2,500
91 4+450 575 570 12,500
92 4+500 580 575 12,500
93 4+550 585 580 12,500
94 4+600 570 565 12,500
95 4+650 555 555 0,000
96 4+700 545 545 0,000
97 4+750 535 540 12,500
98 4+800 525 515 25,000
99 4+850 515 510 12,500
100 4+900 510 505 12,500
101 4+950 505 503 5,000
102 5+000 501 500 2,500
103 5+050 490 495 12,500
104 5+100 493 493 0,000
105 5+150 489 490 2,500
      RATA-RATA 8,643
      MAKS 12,500 
      MIN  0,000

Tabel 31 Klasifikasi menurut medan jalanX


Kelandaian rata rata yang didaptkan : 8,64 %

Berdasarkan sketsa dan data kontur yang ada maka dapat membuat tabel
stationing dan presentase kemiringan seperti di atas, sehingga didapatlah
kemiringan rata-rata sebesar 8,64 % maka menurut tabel klasifikasi medan di
atas, maka jenis medan yang digunakan adalah Datar.

3-4
3.1.2 Penentuan Kecepatan Rencana
Kecepatan rencana adalah kecepatan yang dipilih sebagai dasar
perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan kendaraan bergerak dengan
aman dan nyaman dalam kondisi yang cerah, lalu lintas lengang, dan pengaruh
samping jalan yang tidak berarti.

Tabel 32 Kecepatan Rencana, (VR)X

Sumber : SNI Geometrik Jalan Bebas Hambatan 2009

Berdasarkan SNI Geometrik Jalan Bebas Hambatan 2009, untuk kelas


fungsi jalan Antarkota dan kelas medan jalan Datar ditetapkan VR = 120 km/h.

3.1.3 Perhitungan Jarak Pandang dan Jari-jari minimum


a. Jarak Pandang Henti
Jarak pandang henti berdasarkan SNI Geometrik Jalan Bebas Hambatan
2009
Tabel 33 Kelandaian maksimum yang di izinkan

Sumber : SNI Geometrik Jalan Bebas Hambatan 2009


Untuk kecepatan rencana 120 km/jam adalah 246,7 m atau dibulatkan
menjadi 250 m.
b. Jarak Pandang Mendahului (Jd)

3-5
Dari tabel penentuan jarak mendahului sesuai kecepatan rencana di dapat
800 m.

Tabel 34 Jarak pandang mendahului (Jd)

VR, km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20


Jd, minimum (m) 800 670 550 350 250 200 150 100

c. Jari-jari Minimum
Jari-jari Minimum berdasarkan SNI Geometrik Jalan Bebas Hambatan
2009

Tabel 35 Jari jari tikungan minimum

Sumber : SNI Geometrik Jalan Bebas Hambatan 2009


Dengan kecepatan rencana 120 km/jam dan emax 10 % maka didapat Rmin adalah
590 m .

3-6
3.1.4 Penentuan Panjang Lurus Maksimum dan Penentuan Lengkung
Peralihan (Ls)
Panjang lengkung peralihan (Ls), Menurut Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan Antar Kota , 1997 dengan kecepatan rencana 120 km/jam,
diambil nilai yang terbesar dari tiga persamaan dibawah ini:
1. Berdasarkan waktu tempuh maksimum ( 3 detik), untuk melintasi
lengkung peralihan, maka panjang Lengkung :
Vr
Ls = xT
3,6
120
= x3
3,6
= 100 m
2. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal, digunakan rumus Modifikasi
Short:
Vr ³ Vr x ed
Ls = 0,022 - 2,727 x
Rd x c c
120³ 120 x 0,1
= 0,022 - 2,727 x
955 x 1,5 1,5
= 4,72 m

3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian


(em−en)
Ls = x Vr
3,6 x ℜ
(0,1−0,02)
= x 120
3,6 x 0,035
= 106,67 m
Dimana :
T = Waktu Tempuh = 3 detik
Rd = Jari-jari busur lingkaran (m)
C = Perubahan Percepatan diambil 1,5 m/det²
re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang
jalan,sebagai berikut:
Untuk Vr ≤ 70 km/jam untuk Vr ≥ 80 km/jam

3-7
re maks = 0,035 m/m/det re maks = 0,025 m/m/det
e = Seperelevasi
em = Superelevasi Maksimum
en = Superelevasi Normal
4. Untuk lengkung peralihan (Ls) pada table

Tabel 36 Panjang lengkung minimum dan superelevasi yang dibutuhkan (e


maksimum = 10%, untuk Metode Bina Marga)

Dari table diatas didapat Ls = 142 m dan Rmin 600 m

3-8
3.2 Analisis Geometrik
3.2.1 Standar Perencanaan
Standar yang digunakan dalam analisis perencanaan geometrik
jalan Antar kota menggunakan metoda Bina Marga dalam Tata Cara
Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997.
Untuk analisa kapasitas jalan dengan menggunakan Manual Kapasitas
Jalan Indonesia 1997.

3.2.2 Penentuan Trase Alinyemen Horizontal


Trase jalan dibuat dengan menghubungkan titik-titik acuan pada peta.
Dalam pembuatan trase diusahakan agar jalan cukup landai untuk meminimalisir
tanjakan. Pertimbangan lainnya yaitu bahwa titik pada tikungan berada di daerah
yang relatif datar. Trase digambarkan langsung pada peta yang diberikan.
Pembuatan trase pada peta topografi dibuat dengan menggunakan jangka atau
menggunakan aplikasi Auto CAD Civil 3D Land Desktop 2009. Dapat dilihat
pada gambar 3.1 kontur jalan dan penentuan trase.

Gambar 30 kontur jalan

3-9
Gambar 31 Trase Jalan

3.2.3 Perhitungan Koordinat, Azimuth, Sudut Tikungan, dan Jarak


Data-data yang di perlukan untuk perhitungan Koordinat,
Azimuth, Sudut Tikungan, dan Jarak adalah data koordinat dari trase yang
sudah kita tentukan.

3.2.3.1 Perhitungan Titik Koordinat Point of Intersection (PI)


Dari peta topografi ditentukan koordinat-koordinat Point of Intersection
(PI) dapat dilihat pada tabel 37 sebagai berikut :

Tabel 37 Data koordinat Point of Intersection (PI)

Sta. X Y
A 5606,928 7841,443
1 5168,447 6547,539
2 5092,321 5562,924
3 5655,63 4373,43
B 5699,27 2876,06

3.2.3.2 Perhitungan Azimuth


Azimuth atau sudut jurusan adalah sudut yang dibentuk dari arah
utara geografis kemudian diputar searah jarum jam dan berhenti pada garis
yang telah ditentukan. Aturan kuadran dalam menentukan sudut
jurusan/Azimuth.

3-10
Tabel 38 Rekapitulasi Perhitungan

Sta. X Y (x2 - x1) (y2 - y1) Kwadran Jarak Azimuth ∆


A 5606,928 7841,443 -438,48 -1293,90 III (-X/-Y) 1366,182 198,72 0
1 5168,447 6547,539 -76,13 -984,63 III (-X/-Y) 987,573 184,42 14,30
2 5092,321 5562,904 563,31 -1189,48 I1 (X/-Y) 1316,121 154,66 29,76
3 5655,629 4373,43 43,64 -1497,37 I1 (X/-Y) 1498,001 178,33 23,67
B 5699,27 2876,06              

3.2.4 Perencanaan Alinyemen Horizontal


Alinyemen horizontal sebuah trase jalan sedapat mungkin memberikan
kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan, agar terhindar dari risiko
kecelakaan.

3.2.4.1 Perencanaan Tikungan


Jari-jari tikungan minimum ( Rmin ⁡¿ ditetapkan untuk memenuhi
kenyamanan bagi pengguna terhadap kondisi terrain dan faktor lainnya.
Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota jari-jari
minimum kecepatan rencana 120 km/jam dengan e max 10% adalah.

Jenis tikungan yang digunakan ruas jalan antar kota ini menggunakan tipe
Spiral – Circle – Spiral (SCS)
Data Tikungan :
Vr = 120 km/jam
e max = 10 %
e normal =2%
Rmin = 590 m
Panjang Lengkung spiral minimum.

a. Berdasarkan dari tabel dengan Vr = 120 km/jam didapat : e penuh 0,1 = 10 %


b. Berdasarkan waktu tempuh maksimum di lengkung peralihan,
Vr
Ls= T
3,6
T =3 detik ( ditetapkan)
120
Ls= x 3=100 m
3,6

3-11
c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian
(e m−en )
Ls= Vr
3,6 r e
(10 %−2 %)
Ls= x 120=106,67 m
3,6 x 0.035
d. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal
Vr 3 Vr x emax
Ls=0,022 x −2,727 x
R desain x 1,5 1,5
1203 120 x 0,1
Ls=0,022 x −2,727 x =−4,92 m
120 x 1,5 1,5

Dari tabel lengkung peralihan dengan Rrencana 700 m panjang Ls yang


digunakan adalah 106,67 m

Gambar 33 Tikungan SCS

 Tikungan ke-1 direncanakan menggunakan (SCS)

Input data :
∆ = 14,30 °
Vr = 120 km/jam
e max = 10 %
e normal = 2 %
Rc =700 m

a. Menghitung sudut lengkung spiral (θ s ¿


107 360
θ s= x
2R 2π

3-12
107 360
θ s= x
2(700) 2 x π
θ s=4,38 °

b. Menghitung sudut lengkung spiral (θc ¿


θc =∆−2 x θs
θc =14,30−2 x 4,38
θc =5,54 °

c. Menghitung panjang busur lingkaran (Lc)


θc
Lc= x2 x π x R
360
5,54
Lc= x 2 x π x 700
360
Lc=67,70 m
Syarat tikungan SCS : Lc > 20 m 67,70m > 20 m . . . OK

d. Menghitung Yc dan Xc
Ls 2
Xc=Ls (1− )
40 x R2
107 2
Xc=107−( )
40 x 7002
Xc=106,94 m
Ls2
Yc=
6xR
107 2
Yc=
6 x 700
Yc=2,73 m

e. Menghitung pergeseran tangen terhadap spiral (p) dan absis dari p pada
garis tangen spiral (k)
p=Yc−Rc (1−cos θs )
p=2,73−700(1−cos 4,38)

3-13
p=0,68 m
k =Xc−R x sin θ s
k =106,94−700 x sin 4,38
k =53,49 m

f. Menghitung jarak antar perpotongan bagian lurus (Ts)


Ts=( Rc+ p ) tan 0,5 ∆/2+k
Ts=( 700+ 0,68 ) tan 0,5 x 14,30+53,49
Ts=141,38 m

g. Menghitung jarak antara perpotongan bagian lurus dengan busur lingkaran


(Es)
( Rc + p) (700+0,68)
Es= = =6,71 m
cos ∆ cos 14,30
( 2 )
−Rc
2 ( −700 )
h. Menghitung panjang busur keseluruhan ( Ltot ¿
Ltot =2 Ls+ Lc=2 x 107+67,70=281,70 m
Perhitungan diatas adalah untuk tikungan ke-1 jenis tikungan yang lain
sama dengan perhitungan diatas, yang membedakan adalah delta tikungan dan R
tikungan yang digunakan.

Tabel 38 Rekapitulasi perhitungan tikungan SCS untuk tikungan ke-1


DELTA 14,30

R e Ls qs Dc Lc Yc Xc k p Ts Es L

7000 LN 107 0,44 13,42 1640,03 0,27 107,00 53,50 0,07 931,59 54,93 1854,03
5000 LN 107 0,61 13,07 1140,88 0,38 107,00 53,50 0,10 680,71 39,28 1354,88
3000 2,500 107 1,02 12,26 641,73 0,64 107,00 53,50 0,16 429,84 23,67 855,73
2500 2,900 107 1,23 11,85 516,94 0,76 107,00 53,50 0,19 367,12 19,78 730,94
2000 3,600 107 1,53 11,23 392,15 0,95 106,99 53,50 0,24 304,41 15,91 606,15
1500 4,800 107 2,04 10,21 267,36 1,27 106,99 53,50 0,32 241,70 12,08 481,36
1400 5,100 107 2,19 9,92 242,41 1,36 106,98 53,50 0,34 229,16 11,32 456,41
1300 5,400 107 2,36 9,58 217,45 1,47 106,98 53,50 0,37 216,61 10,56 431,45
1200 5,900 107 2,55 9,19 192,49 1,59 106,98 53,50 0,40 204,07 9,81 406,49
1000 6,900 107 3,07 8,17 142,58 1,91 106,97 53,49 0,48 178,99 8,32 356,58
900 7,600 107 3,41 7,49 117,62 2,12 106,96 53,49 0,53 166,46 7,59 331,62
800 8,500 107 3,83 6,64 92,66 2,39 106,95 53,49 0,60 153,92 6,87 306,66
700 9,400 107 4,38 5,54 67,70 2,73 106,94 53,49 0,68 141,38 6,17 281,70
600 10,000 107 5,11 4,08 42,75 3,18 106,91 53,49 0,80 128,85 5,51 256,75
500 107 6,13 2,04 17,79 3,82 106,88 53,48 0,96 116,32 4,88 231,79

 Tikungan ke-2 direncanakan menggunakan (SCS)

3-14
Input data :
∆ = 29,76 °
Vr = 120 km/jam
e max = 10 %
e normal = 2 %
Rc = 1500 m

i. Menghitung sudut lengkung spiral (θ s ¿


107 360
θ s= x
2R 2π
107 360
θ s= x
2(1500) 2 x π
θ s=2,04 °

j. Menghitung sudut lengkung spiral (θc ¿


θc =∆−2 x θs
θc =29,76−2 x 2,04
θc =25,67°

k. Menghitung panjang busur lingkaran (Lc)


θc
Lc= x2 x π x R
360
25,67
Lc= x 2 x π x 1500
360
Lc=672,17 m
Syarat tikungan SCS : Lc > 20 m 672,17m > 20 m . . . OK

l. Menghitung Yc dan Xc
Ls 2
Xc=Ls (1− )
40 x R2
107 2
Xc=107−( )
40 x 15002
Xc=106,99 m

3-15
Ls2
Yc=
6xR

107 2
Yc=
6 x 1500
Yc=1,27 m

m. Menghitung pergeseran tangen terhadap spiral (p) dan absis dari p pada
garis tangen spiral (k)
p=Yc−Rc (1−cos θs )
p=1,27−1500(1−cos 2,04)
p=0,32m
k =Xc−R x sin θ s
k =106,99−1500 x sin2,04
k =53,5 m

n. Menghitung jarak antar perpotongan bagian lurus (Ts)


Ts=( Rc+ p ) tan 0,5 ∆/2+k
Ts=( 1500+ 0,32 ) tan 0,5 x 29,76+53,50
Ts=452,17 m

o. Menghitung jarak antara perpotongan bagian lurus dengan busur lingkaran


(Es)
( Rc + p) (1500+0,32)
Es= = =52,38 m
cos ∆ cos 29,76
( 2 ) −Rc ( 2 ) −1500

p. Menghitung panjang busur keseluruhan ( Ltot ¿


Ltot =2 Ls+ Lc=2 x 107+672,17=886,17 m

3-16
Perhitungan diatas adalah untuk tikungan ke-1 jenis tikungan yang lain
sama dengan perhitungan diatas, yang membedakan adalah delta tikungan dan R
tikungan yang digunakan.

Tabel 38 Rekapitulasi perhitungan tikungan SCS untuk tikungan ke-2

DELTA 29,76

R e Ls qs Dc Lc Yc Xc k p Ts Es L

7000 LN 107 0,44 28,89 3529,12 0,27 107,00 53,50 0,07 1913,59 242,99 3743,12
5000 LN 107 0,61 28,54 2490,23 0,38 107,00 53,50 0,10 1382,15 173,61 2704,23
3000 2,500 107 1,02 27,72 1451,34 0,64 107,00 53,50 0,16 850,72 104,27 1665,34
2500 2,900 107 1,23 27,31 1191,62 0,76 107,00 53,50 0,19 717,86 86,95 1405,62
2000 3,600 107 1,53 26,70 931,89 0,95 106,99 53,50 0,24 585,01 69,65 1145,89
1500 4,800 107 2,04 25,67 672,17 1,27 106,99 53,50 0,32 452,17 52,38 886,17
1400 5,100 107 2,19 25,38 620,22 1,36 106,98 53,50 0,34 425,60 48,94 834,22
1300 5,400 107 2,36 25,05 568,28 1,47 106,98 53,50 0,37 399,04 45,49 782,28
1200 5,900 107 2,55 24,65 516,34 1,59 106,98 53,50 0,40 372,47 42,05 730,34
1000 6,900 107 3,07 23,63 412,45 1,91 106,97 53,49 0,48 319,35 35,20 626,45
900 7,600 107 3,41 22,95 360,50 2,12 106,96 53,49 0,53 292,79 31,78 574,50
800 8,500 107 3,83 22,10 308,56 2,39 106,95 53,49 0,60 266,23 28,38 522,56
700 9,400 107 4,38 21,00 256,61 2,73 106,94 53,49 0,68 239,68 25,00 470,61
600 10,000 107 5,11 19,54 204,67 3,18 106,91 53,49 0,80 213,13 21,65 418,67
500 107 6,13 17,50 152,72 3,82 106,88 53,48 0,96 186,60 18,34 366,72

 Tikungan ke-3 direncanakan menggunakan (SCS)

Input data :
∆ = 23,67 °
Vr = 120 km/jam
e max = 10 %
e normal = 2 %
Rc = 1000 m

q. Menghitung sudut lengkung spiral (θ s ¿


107 360
θ s= x
2R 2π
107 360
θ s= x
2(1000) 2 xπ
θ s=3,07 °

r. Menghitung sudut lengkung spiral (θc ¿


θc =∆−2 x θs
θc =23,67−2 x 3,07

3-17
θc =17,54 °

s. Menghitung panjang busur lingkaran (Lc)


θc
Lc= x2 x π x R
360
17,54
Lc= x 2 x π x 1000
360
Lc=306,15 m
Syarat tikungan SCS : Lc > 20 m 306,15m > 20 m . . . OK

t. Menghitung Yc dan Xc
Ls 2
Xc=Ls (1− 2
)
40 x R
107 2
Xc=107−( )
40 x 10002
Xc=106,97 m
Ls2
Yc=
6xR

107 2
Yc=
6 x 1000
Yc=1,91 m

u. Menghitung pergeseran tangen terhadap spiral (p) dan absis dari p pada
garis tangen spiral (k)
p=Yc−Rc (1−cos θs )
p=1,91−1000(1−cos 3,07)
p=0,48 m
k =Xc−R x sin θ s
k =106,97−1000 x sin 3,07
k =53,49 m

v. Menghitung jarak antar perpotongan bagian lurus (Ts)

3-18
Ts=( Rc+ p ) tan 0,5 ∆/2+k
Ts=( 1000+ 0,48 ) tan 0,5 x 23,67+53,49
Ts=263,16 m

w. Menghitung jarak antara perpotongan bagian lurus dengan busur lingkaran


(Es)
( Rc + p) (1000+0,48)
Es= = =22,21m
cos ∆ cos 23,67
( 2 )
−Rc
2 ( −1000 )
x. Menghitung panjang busur keseluruhan ( Ltot ¿
Ltot =2 Ls+ Lc=2 x 107+306,15=520,15 m
Perhitungan diatas adalah untuk tikungan ke-1 jenis tikungan yang lain
sama dengan perhitungan diatas, yang membedakan adalah delta tikungan dan R
tikungan yang digunakan.

Tabel 38 Rekapitulasi perhitungan tikungan SCS untuk tikungan ke-3


DELTA 23,67

R e Ls qs Dc Lc Yc Xc k p Ts Es L

7000 LN 107 0,44 22,80 2785,03 0,27 107,00 53,50 0,07 1520,45 152,13 2999,03
5000 LN 107 0,61 22,45 1958,73 0,38 107,00 53,50 0,10 1101,33 108,71 2172,73
3000 2,500 107 1,02 21,63 1132,44 0,64 107,00 53,50 0,16 682,22 65,33 1346,44
2500 2,900 107 1,23 21,22 925,87 0,76 107,00 53,50 0,19 577,45 54,50 1139,87
2000 3,600 107 1,53 20,61 719,29 0,95 106,99 53,50 0,24 472,67 43,69 933,29
1500 4,800 107 2,04 19,58 512,72 1,27 106,99 53,50 0,32 367,91 32,91 726,72
1400 5,100 107 2,19 19,29 471,41 1,36 106,98 53,50 0,34 346,96 30,76 685,41
1300 5,400 107 2,36 18,96 430,09 1,47 106,98 53,50 0,37 326,01 28,61 644,09
1200 5,900 107 2,55 18,56 388,78 1,59 106,98 53,50 0,40 305,06 26,47 602,78
1000 6,900 107 3,07 17,54 306,15 1,91 106,97 53,49 0,48 263,16 22,21 520,15
900 7,600 107 3,41 16,86 264,83 2,12 106,96 53,49 0,53 242,21 20,09 478,83
800 8,500 107 3,83 16,01 223,52 2,39 106,95 53,49 0,60 221,27 17,99 437,52
700 9,400 107 4,38 14,91 182,20 2,73 106,94 53,49 0,68 200,33 15,90 396,20
600 10,000 107 5,11 13,45 140,89 3,18 106,91 53,49 0,80 179,39 13,85 354,89
500 107 6,13 11,41 99,57 3,82 106,88 53,48 0,96 158,46 11,84 313,57

3.2.3.2 Stasioning
Stasioning ini dilakukan setelah perhitungan dan penggambaran tikungan
selesai. Stasioning dilakukan dengan memberikan tanda setiap 100 m sepanjang
garis jalan pada alinyemen horizontal dengan STA awal 0+000. Titik-titik penting
juga perlu diberikan stasioningnya, seperti titik Ts, puncak tikungan dan titik-titik
lain yang perlu di anggap.

3.2.4 Perencanaan Alinemen Vertikal

3-19
3.2.4.1 Profil Tanah Asli
Stasioning ini dilakukan setelah perhitungan dan penggambaran tikungan
selesai. Stasioning dilakukan dengan memberikan tanda setiap 100 m sepanjang
garis jalan pada alinyemen horizontal dengan STA awal 0+000. Titik-titik penting
juga perlu diberikan stasioningnya, seperti titik Ts, puncak tikungan dan titik-titk
lain yang perlu di anggap.
3.2.4.2 Kelandaian Maksimum
Kelandaian maksimum dimaksudkan untuk memungkinkan kendaraan
bergerak terus tanpa kehilangan kecepatan yang berarti. berdasarkan Perencanaan
Geometrik Jalan Antar Kota untuk kecepatan rencana 60 km/jam dan daerah
perbukitan adalah 8 %.

Tabel 3.12 Kelandaian Maksimum

3.2.4.3 Panjang Kritis


Panjang kritis harus disediakan agar kendaraan dapat mempertahankan
kecepatannya sedemikian sehingga penurunan kecepatan tidak lebih dari separuh
kecepatan rencana (Vr).

3.2.4.4 Lengkung Vertikal Cembung

Perhitungan lengkung vertikal cembung PPV STA 3129,59


Input data :
Vr = 120 km/jam
S (jarak pandang henti) = 250 m

a. Menentukan gradient atau kelandaian jalan

g1 ¿0

3-20
g2 ¿0
Perhitungan perbedaan aljabar kelandaian (A)
A ¿ g 2−g 1=0−0=0 %

b. Menentukan lengkung vertikal cembung


Panjang minimum berdasarkan jarak pandang henti dihitung dengan rumus
antara lain :
1. Jika jarak pandang henti lebih kecil dari pada panjang lengkung
vertikal (Jh < Lv)
Lv =0m
2. Jika jarak pandang yang lebih besar dari panjang lengkung vertikal
(Jh>L)
Lv =0m
3. L minimum
Lv = 13,89
4. Lv = A .Y
=0

LV
No STA Cembung g1 g2 A S PV Elev LV (m) EV (m) y
if s<L if s>L Lmin L (kenyamanan)
Lv tabel (Vr=60km/jam)
1 3129,589 Cembung 1 0 0 0,0000 72 710,45 25,67 153,69 122,99 17,84 25,85 40 153,69 1,655021 0,004138
2 7240,98 Cembung 2 -0,309 -0,324 0,015 72 2000 18,06 62,06 53,59 17,84 10,44 40 53,59 0,233038 0,000583

3.2.4.5 Lengkung Vertikal Cekung


Perhitungan Lengkung vertikal cembung PPVI STA 4780,57
Input data:
Vr = 120 km/jam
Jh (Jarak pandang henti) = 250 m
a. Menentukan gradient atau kelandaian jalan
g1 ¿0
g2 ¿−0,309
Perhitungan perbedaan aljabar kelandaian (A)
A = g2 – g1
= 0 – (-3,09)

3-21
= 3,09 %
b. Menentukan lengkung vertikal cekung
Panjang minimum berdsarkan jarak pandang henti dihitung dengan rumus
antara lain:
1. Jika jarak pandang henti lebih kecil dari dari panjang panjang lengkung
vertikal (Jh < Lv)
A Jh2
Lv =
405
3,09 x 2502
=
405
= 476,851 (memenuhi)
2. Jika jarak pandang yang lebih besar dari panjang lengkung vertikal
(Jh > Lv)
405
Lv = 2Jh -
A
405
= 2 x 250 -
3,09
= 368,932 m (tidak memenuhi)
3. L minimum
Jh2 2502
L = = = 154,321 m
405 405
4. L =A. Y
= 3,09x (3) diambil berdasarkan tabel faktor kenyamanan
= 9,27 m
LV
No STA Cekung g1 g2 A S PV Elev LV EV y
if s<L if s>L Lmin L (kenyamanan)
Lv tabel (Vr=60km/jam)
1 4780,569 Cekung 1 0 -0,309 0,309 75 1638,57 25,67 14,36 -1087,86 13,89 0,93 40 14,36 0,005545 1,39E-05
2 8978,987 Cekung 2 -0,324 0 0,324 75 3000 12,43 15,05 -1030,56 13,89 0,97 40 15,05 0,006093 1,52E-05

5. Lv = 14,34 m
c. Menghitung pergeseran vertikal (EV)
A Lv
Ev =
800
3,73 x 80
=
800

3-22
= 0,373 m

3-23

Anda mungkin juga menyukai