Anda di halaman 1dari 23

MINI RISET GEOGRAFI TRANSPORTASI DAN

PERMUKIMAN
“Analisis Tingkat Kemacetan di Pajak USU, Padang Bulan, Kec.
Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara”

DOSEN PENGAMPU : Drs. MBINA PINEM, M.Si

ANGGOTA KELOMPOK

Ardiansyah ( 3192431017 )
Emia Br. S. Maha ( 3193131001 )
Hijjah Putra Zai ( 3191131020 )
Susi Lamria Sihombing ( 3191131017 )
Tika Fridawati. S ( 3191131021 )

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan
sehingga Kami dapat menyusun laporan makalah Mini Riset Geografi
Transportasi ini sehingga dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tidak lupa Kami mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan Kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah Mini Riset ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan , 20 November 2020

KELOMPOK

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1

1.2. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 1

1.3. TUJUAN PENELITIAN .......................................................................... 2

1.4. MANFAAT PENELITIAN ...................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

KAJIAN TEORI ..................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Kemacetan ................................................................................... 3

2.2 Penyebab kemacetan ..................................................................................... 4

2.3 Dampak Negatif Kemacetan.......................................................................... 5

2.4 Penanggulangan Kemacetan .......................................................................... 6

2.5 Pandemi covid 19 .......................................................................................... 7

BAB III ................................................................................................................... 8

METODE PENELITIAN ........................................................................................ 8

3.1 Jenis penelitian ............................................................................................ 8

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 8

3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 9

BAB IV ................................................................................................................. 10

HASIL PEMBAHASAN ...................................................................................... 10

4.1 Pengertian Kemacetan ................................................................................. 10

4.2 Tipe Kemacetan di Pajak USU .................................................................... 10

ii
4. 3 Gambaran Umum Pajak USU Medan ........................................................ 13

4.4 Faktor-Faktor Penyebab Kemacetan Di Pajak USU Medan ....................... 14

BAB V................................................................................................................... 17

PENUTUP ............................................................................................................. 17

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 17

5.2 Saran ............................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

LAMPIRAN .......................................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG

Kemacetan merupakan salah satu masalah lalu lintas yang dihadapi oleh
negara berkembang seperti Indonesia dan biasa terjadi di daerah perkotaan yang
padat. Dewasa ini kemacetan sudah menjadi bagian dari ciri khas suatu kawasan
pusat perkotaan tertentu dikarenakan waktu terjadinya yang rutin terutama pada
waktu-waktu tertentu seperti yang biasa dikenal dengan jam pergi kantor, jam
pulang kantor, akhir pekan dan hari libur. Banyak dampak yang dihasilkan oleh
kemacetan dan bersifat negatif. Ditinjau dari berbagai aspek, kemacetan
menimbulkan banyak kerugian baik dari segi materi, waktu dan tenaga. Seperti
dari aspek ekonomi kemacetan menghambat proses produksi dan distribusi
sehingga laju perekonomian menjadi terganggu. Dari aspek kesehatan pun
kemacetan menyumbangkan dampak negatif yaitu mempengaruhi kondisi fisik
dan psikis para pengguna lalu lintas, terlebih lagi bagi mereka yang kemudian
melakukan berbagai aktivitas seperti bekerja, belajar dan lain sebagainya.
Terjadinya kemacetan adalah sebagai akibat dari ketidakseimbangan jaringan lalu
lintas yang ada, yaitu adanya penumpukan kendaraan yang menyebabkan
kepadatan lalu lintas pada suatu jaringan jalan tertentu menjadi tinggi sehingga
arus lalu lintas menjadi tersendat bahkan terhenti. Salah satu upaya untuk
menyeimbangkan jaringan lalu lintas supaya arus lalu lintas menjadi optimal yaitu
melalui penyebaran rute pada kawasan tertentu. Pada Masa Pandemi Covid – 19
ini juga masih terjadi Kemacetan, seperti yang terjadi di Pajak USU (PAJUS)
yang masih juga sering terjadi kemacetan terutama di pagi dan sore hari. Hal ini
disesebabkan oleh beberapa permasalahan di pajus yang menyebabkan kemacetan
dan belum terselesaikan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

• Apakah yang dimaksud dengan kemacetan itu ?


• Bagaimana Tipe dari Kemacetan Pajak USU ?
• Bagaimana cara penanggulangan Kemacetan ?
• Apakah itu pandemic Covid – 19 ?
• Bagaimana tipe kemacetan di Pajak USU (PAJUS) ?

1
1.3.TUJUAN PENELITIAN

• Aku adalah Apakah yang dimaksud dengan kemacetan itu ?


• Bagaimana Tipe dari Kemacetan Pajak USU ?
• Bagaimana cara penanggulangan Kemacetan ?
• Apakah itu pandemic Covid – 19 ?
• Bagaimana tipe kemacetan di Pajak USU (PAJUS) ?

1.4.MANFAAT PENELITIAN

• Memberikan penjelasan dan gambaran tentang kemacetan yang terjadi di


Pajak USU
• Menambah pengetahuan bagi pembaca dan penulis terhadap kajian yang
dibahas
• Memberikan referensi dalam penilaian penggunaan terhadap kemacetan
khususnya di Daerah Pajak USU

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Kemacetan

Kemacetan adalah keadaan di mana kendaraan mengalami berbagai jenis


kendala yang mengakibatkan turunnya kecepatan kendaraan di bawah keadaan
normal. Kemacetan akan sangat merugikan bagi para pengguna jalan, karena
akan menghambat waktu perjalanan mereka. Menurut Administration (2005)
dalam (Hamid, Yarmaidi, & Suwarni, 2020), terdapat 7 penyebab kemacetan,
yaitu physical bottlenecks, kecelakaan lalu lintas (traffic incident), area pekerjaan
(work zone), cuaca buruk (bad weather), alat pengatur lalu lintas yang kurang
memadai (poor signal timing), acara khusus (special event), dan fluktuasi pada
arus normal (fluctuations in normal traffic).
Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan sehari-hari di Jakarta,
Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Makassar, Palembang, Denpasar,
Jogjakarta, dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Jika arus lalu lintas
mendekati kapasitas, kemacetan mulai terjadi. Kemacetan semakin meningkat
apabila arus begitu besarnya sehingga kendaraan sangat berdekatan satu sama
lain. Kemacetan total terjadi apabila kendaraan harus berhenti atau bergerak
lambat.
Kata macet telah sering didengar di kota-kota besar yang transportasi
massalnya masih kurang diminati. Salah satu penyebab kemacetan disebabkan
oleh banyaknya masyarakat yang lebih memilih untuk menggunakan kendaraan
pribadi dibanding kendaraan umum. Kemacetan akan terus meningkat apabila
jumlah kendaraan pribadi semakin bertambah setiap harinya.
(Salean & Hadyan, 2019) dalam jurnalnya menyebutkan bahwa kemacetan
lalu lintas biasanya meningkat sesuai dengan meningkatnya mobilitas manusia
pengguna transportasi, terutama pada saat-saat sibuk. Kemacetan terjadi karena
berbagai sebab diantaranya disebabkan oleh kelemahan sistem pengaturan lampu
lalu lintas, banyaknya persimpangan jalan, banyaknya kendaraan yang turun ke
jalan, musim, kondisi jalan, dan lain-lain. Berbagai usaha untuk menanggulangi
kemacetan lalu lintas yang dilakukan adalah dengan penambahan sarana jalan,

3
pembangunan jalan tol, jalan layang, terowongan, sistem pengaturan lampu
ATCS (Area Traffic Control System), dan lain-lain.

2.2 Penyebab kemacetan

Menurut penelitian Administration (2005), terdapat 7 penyebab kemacetan,


yaitu:
1) Physical Bottlenecks: Kemacetan yang disebabkan oleh jumlah kendaraan
yang melebihi batas atau berada pada tingkat tertinggi. Kapasitas tersebut
ditentukan dari faktor jalan, persimpangan jalan, dan tata letak jalan.
2) Kecelakaan Lalu Lintas (traffic incident): Kemacetan yang disebabkan oleh
adanya kejadian atau kecelakaan dalam jalur perjalanan. Kecelakaan akan
menyebabkan macet, karena kendaraan yang terlibat kecelakaan tersebut
memakan ruas jalan. Hal tersebut mungkin akan berlangsung lama, karena
kendaraan yang terlibat kecelakaan tersebut perlu waktu untuk disingkirkan
dari jalur lalu lintas.
3) Area Pekerjaan (work zone): Kemacetan yang disebabkan oleh adanya
aktivitas kontruksi pada jalan. Aktivitas tersebut akan mengakibatkan
perubahaan keadaan lingkungan jalan. Perubahan tersebut seperti penurunan
pada jumlah atau lebar jalan, pengalihan jalur, dan penutupan jalan.
4) Cuaca yang Buruk (bad weather): Keadaan cuaca dapat meyebabkan
perubahan perilaku pengemudi, sehingga dapat mempengaruhi arus lalu
lintas. Contohnya: hujan deras, akan mengurangi jarak penglihatan
pengemudi, sehingga banyak pengemudi menurunkan kecepatan mereka.
5) Alat Pengatur Lalu Lintas (poor signal timing): Kemacetan yang disebabkan
oleh pengaturan lalu lintas yang bersifat kaku dan tidak mengikuti tinggi
rendahnya arus lalu lintas. Selain lampu merah, jalur kereta api juga
mempengaruhi tingkat kepadatan jalan, sehingga jalur kereta api yang
memotong jalan harus seoptimal mungkin.
6) Acara Khusus (special event): Merupakan kasus khusus dimana terjadi
peningkatan arus yang disebabkan oleh adanya acara-acara tertentu.
Misalnya, akan terdapat banyak parkir liar yang memakan ruas jalan pada
suatu acara tertentu.
7) Fluktuasi pada Arus Normal (fluctuations in normal traffic): Kemacetan yang
disebabkan oleh naiknya arus kendaraan pada jalan dan waktu tertentu.

4
Contohnya, kepadatan jalan akan meningkat pada jam masuk kantor dan
pulang kantor.

Berdasarkan penyebab kemacetan yang dijelaskan oleh Federal Highway


Administration (2005) dalam (Hamid et al., 2020), setiap penyebab kemacetan
memiliki tingkat keseringan yang berbeda-beda. Tiga penyebab kemacetan
terbesar, yaitu physical bottlenecks dengan persentase 40%, kecelakaan lalu lintas
dengan persentase 25%, dan keadaan cuaca yang buruk dengan persentase 15%.
Secara keseluruhan, perkiraan banyaknya masing-masing sumber kemacetan
dapat dilihat pada Gambar:

2.3 Dampak Negatif Kemacetan

Kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif seperti:


1) Pemborosan waktu, karena kendaraan tidak dapat melaju dengan kecepatan
normal. Contohnya, waktu perjalanan yang seharusnya 1 jam untuk tiba di
tujuan dengan kecepatan normal, menjadi 2 jam karena macet. Hal tersebut
menyebabkan banyaknya waktu pengendara yang terbuang sia-sia di jalan.
2) Pemborosan energi, karena ketika macet kendaraan akan terus menggunakan
bahan bakar. Hal tersebut berdampak pada pengeluaran pengendara,
pengendara harus menyediakan uang ekstra untuk bahan bakar.
3) Meningkatnya polusi udara, karena pada kecepatan rendah konsumsi energi
lebih tinggi dan mesin tidak beroperasi pada kondisi optimal.

5
4) Meningkatnya stress bagi pengguna jalan. Akibatnya, pengendaraan
cenderung dalam kondisi emosional saat mengendarai kendaraan, sehingga
dapat menimbulkan kecelakaan.
5) Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulan, pemadam
kebakaran, dan sejenisnya. Akibatnya, keselamatan jiwa masyarakat yang
membutuhkan pertolongan darurat menjadi terhambat.

2.4 Penanggulangan Kemacetan

Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi


masalah kemacetan, yaitu:
1) Peningkatan kapasitas, salah satu langkah untuk menangani kemacetan
adalah dengan meningkatkan kapasitas jalan seperti:
a. Memperbesar jalan
b. Merubah sirkulasi lalu lintas menjadi satu arah.
c. Meningkatkan kapasitas persimpangan dan flyover.
2) Pengalihan terhadap transportasi umum, yaitu dapat dilakukan dengan cara
mengoptimalkan angkutan umum yang efisien dalam penggunaan ruang
jalan, seperti:
a. Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum
b. Pengembangan jalur khusus bus atau yang dikenal sebagai busway.
c. Pengembangan kereta api kota, seperti yang dikenal sebagai Metro di
Prancis, Subway di Amerika, dan MRT di Singapura.
3) Pembatasan kendaraan pribadi, langkah ini biasanya tidak populer, tetapi bila
kemacetan semakin parah maka harus dilakukan manajemen lalu lintas yang
lebih ekstrim seperti:
a. Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya
pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, dan
sebagainya.
b. Pembatasan lalu lintas tertentu dalam memasuki kawasan atau jalan
tertentu, seperti yang diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai
kawasan 3 in 1, atau contoh lainnya adalah pembatasan sepeda motor
untuk masuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway.

6
2.5 Pandemi covid 19

Dalam istilah kesehatan, pandemi berarti terjadinya wabah suatu penyakit


yang menyerang banyak korban, serempak di berbagai negara. Sementara dalam
kasus COVID-19, badan kesehatan dunia WHO menetapkan penyakit ini sebagai
pandemi karena seluruh warga dunia berpotensi terkena infeksi penyakit COVID-
19.
Pada 11 Maret 2020 lalu, World Health Organization (WHO) sudah
mengumumkan status pandemi global untuk penyakit virus corona 2019 atau
yang juga disebut corona virus disease 2019 (COVID-19). Dengan ditetapkannya
status global pandemic tersebut, WHO sekaligus mengonfirmasi bahwa COVID-
19 merupakan darurat internasional. Artinya, setiap rumah sakit dan klinik di
seluruh dunia disarankan untuk dapat mempersiapkan diri menangani pasien
penyakit tersebut meskipun belum ada pasien yang terdeteksi.

7
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Penggunaan suatu metode penelitian dalam memecahkan masalah penelitian


sangatlah penting, karena metode tersebut digunakan untuk menjelaskan kebenaran
dari pemecahan masalah yang diteliti. Arikunto (2006:151) dalam (Annisa, 2010)
mengemukakan bahwa, “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data penelitiannya, variasi, metode, angket, wawancara,
pengamatan atau observasi, dokumentasi”. Sehubungan dengan masalah penelitian
ini, maka kami menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana
penelitian deskriptif adalah penelitian yang mencoba menggambarkan dan
menerangkan sesuatu masalah yang akan dikaji.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berada di Pajak USU (Pajus) Padang Bulan Medan.

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam hitungan jam, yaitu antara jam 14.00 WIB-
16.00 WIB dan Pengelolaan hasil dilakukan secara Daring, mengingat situasi

8
peristiwa Covid 19 saat ini yang belum diperbolehkan berkerumun dalam jangka
waktu yang lama.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Adapun dalam pengumpulan data digunakan alat pengumpulan data sebagai


berikut:

a. Metode Observasi

Dalam hal ini penulis menggunakan jenis observasi partisipan, yaitu melakukan
pengamatan dengan cara pengumpulan data dan informasi dengan peneliti terlibat
pada apa yang diamati atau digunakan sumber dalam penelitian. Peneliti secara
langsung terjun ke lapangan dengan mengamati wilayah tertentu.

b. Survei Lapangan

Survei adalah semua upaya teknik berupa penelitian dengan memberi informasi yang
jelas atas data, penyelidikan, peninjauan, disuatu wilayah, daerah tertentu. Survey
tanah adalah semua serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dapat membedakan
tanah 1 dengan lain yang kemudian dikemas dalam berbagai peta informasi.

c. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data melalui
dokumen-dokumen yang ada, sertahal-hal yang berhubungan dengan lokasi yang
diteliti, metode ini penulis gunakan sebagai metode pelengkap dalam mengumpulkan
data yang diinginkan. Pengambilan dokumentasi juga sebagai bukti nyata dari
penelitian yang telah dilakukan.

9
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Kemacetan

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya


lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas
jalan. Sudradjat, Tony Sumartono, Asropi (2011) dalam (Salean & Hadyan,
2019)menyebutkan bahwa kemacetan lalu lintas biasanya meningkat sesuai dengan
meningkatnya mobilitas manusia pengguna transportasi, terutama pada saat-saat
sibuk. Seperti yang terjadi pada PAJUS kemacetan terjadi pada pukul 15.00 –
18.00,yang mana merupakan jam pulang kerja para pekerja. Selain itu berbagai sebab
diantaranya disebabkan oleh kelemahan sistem pengaturan lampu lalu lintas,
banyaknya persimpangan jalan, banyaknya kendaraan yang turun ke jalan, musim,
kondisi jalan, dan lain-lain. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya
yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak
seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk.Sama halnya seperti di
kota Medan,dimana kemacetan merupakan salah satu permasalahan yang dapat
dijumpai di berbagai wilayah.

4.2 Tipe Kemacetan di Pajak USU

Pada dasarnya kemacetan lalu lintas terjadi akibat dari jumlah arus lalu lintas
pada suatu ruas jalan tertentu yang melebihi kapasitas maksimum yang dimiliki oleh
jalan tersebut. Kemacetan adalah situasi tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu
lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas
jalan. Kemacetan lalu lintas di jalan juga terjadi karena ruas jalan yang sudah mulai
tidak mampu lagi menerima atau melewatkan arus kendaraan yang datang. Hal ini
terjadi karena pengaruh hambatan atau gangguan samping yang tinggi, sehingga
mengakibatkan penyempitan ruas jalan, sepertu : parkir di badan jalan, berjualan di
troroar dan badan jalan, pangkalan ojek, kegiatan sosial yang menggunakan badan
jalan (pesta atau kematian) dan lain-lain.

Angkutan umum merupakan salah satu penyokong bagi pertumbuhannya


perekonomian di daerah perkotaan, perannya dalam mendukung aktivitas masyarakat
merupakan menjadi modal pertama dalam pemilihan masyarakat untuk memenuhi

10
kebutuhannya bergerak bagi sebagian besar masyarakat khususnya masyarakat
menengah kebawah. Angkutan umum juga menjadi komponen yang vital yang
mempengaruhi sistem transportasi perkotaan. Namun, dibalik keistimewaannya
tersebut angkutan umum juga menjadi sumber permasalahan umum terjadi kemacetan
yang sering terlihat pada ruas-ruas jalan pada jam-jam puncak kegiatan.

Hal ini terjadi di kawasan Sumber jalan Padang Bulan. Pada jam-jam sibuk
seperti di pagi hari, jalan tersebut akan mengalami kemacetan disebabkan oleh
banyaknya angkutan umum yang berhenti untuk menurunkan penumpang yang
merupakan mahasiswa yang ingin menuju kampus USU. Disisi lain kendaraan pribadi
baik yang ingin menuju kekampus maupun yang ingin menuju ke kantor dan tempat
kegiatan lainnya menumpuk pada ruas jalan tersebut .

Kemacetan dapat dibagi menjadi 5 tipe, menurut biaya yang dikeluarkan


(Vick, dalam (Sugiyanto & Malkhamah, 2009)). Berdasarkan kemacetan yang terjadi
pada wilayah Pajus (pajak USU) dapat ditentukan bahwa tipe kemacetan yang
dimilikinya adalah

1. Simple Interaction

Kemacetan yang terjadi pada saat arus lalu lintas rendah dengan jumlah
pergerakan kecil. Biasanya disebabkan oleh cara mengemudi yang lambat dan
berhati-hati untuk menghindari kecelakaan. Berdasarkan tipe ini terlihat bahwa jalan
pada pajak USU dipenuhi dengan angkutan umum yang mencari serta menurunkan
penumpang sembarangan sehingga menimbulkan kemacetan.

11
Terlihat dari gambar diatas bahwa angkutan umum berjalan lambat dan
jaraknya cukup berdekatan karena mencari penumpang di sekitaran PAJUS(Pajak
USU) sehingga mengakibatkan terganggunya kelancaran pengendara lain.

2. Bottleneck Situation

Kemacetan yang terjadi karena penyempitan lebar jalan, sehingga ruas jalan
tersebut mengalami penurunan kapasitas jalan dibanding ruas jalan sebelum dan
sesudahnya. Bila arus dibawah kapasitas Bottleneck, maka di ruas jalan tersebut akan
terjadi interaksi berganda, namun bila memenuhi kapasitas, apalai untuk beberpa
lama, akan menimbulkan kemacetan.

Berdasarkan gambar diatas,terlihat bahwa kegiatan parkir merupakan


penyumbang munculnya kemacetan di wilayah PAJUS,hal ini disebabkan karena
kegiatan parkir yang sudah memakan badan jalan dan hanya meninggalkan sedikit
ruas untuk kendaraan melintas. Keadaan yang tampak pada poto diatas terjadi pada
masa pandemic,yang mana dipengaruhi oleh berkurangnya jumlah pengunjung
PAJUS,sehingga jumlah kendaraan juga yang parkir juga ikut berkurang. Bila
dibandingkan dengan sebelum masa pandemic,keadaan pengunjung,parkir pajus serta
tingkat kemacetan pajus tentunya lebih tinggi.

12
4. 3 Gambaran Umum Pajak USU Medan

Pajak USU atau PU atau yang lebih dikenal dengan nama Pajus pada awalnya
berlokasi di dalam kampus USU, yang letaknya berada di sebelah kiri Jl. Abdul
Hakim dari arah pintu masuk Sumber Padang Bulan Medan. Pajak USU merupakan
hasil kebijakan dari pihak rektorat USU dalam upaya melakukan pembenahan kampus
USU. Pada umumnya pedagang yang sekarang berjualan di Pajak USU adalah
pedagang-pedagang yang berdagang di sembarang tempat di lingkungan kampus
USU. Munculnya para pedagang kecil ini adalah imbas dari krisis ekonomi yang
terjadi pada tahun 1998 yang menyebabkan terjadinya PHK secara besar-
besarantermasuk di Kota Medan.

Pajus lama yang berada di dalam kampus USU berdekatan dengan beberapa
fakutas. Di sebelah kiri Pajus adalah Fakultas Hukum, di sebelah kanan adalah
Fakultas Ekonomi, di arah belakang adalah Fakultas FISIP, dan di arah depan adalah
Fakultas Sastra yang kini berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya. Menurut
informasi dari pedagang yang telah lama berjualan di Pajak USU mengatakan bahwa
lokasi Pajus lama, dulunya adalah rawa- rawa yang ditumbuhi oleh beberapa pohon
kelapa sawit.

Peta Pajak USU Medan

13
Skets Lokasi Penelitian

Tipe kemacetan yang terjadi di Pajak USU Medan atau biasa dikenal Pajus
menurut biaya yang dikeluarkan (Vick, dalam (Sugiyanto & Malkhamah, 2009)):

4.4 Faktor-Faktor Penyebab Kemacetan Di Pajak USU Medan

• Pajak USU Medan merupakan pusat perbelanjaan

Pajak usu Medan merupakan lokasi yang banyak dikunjungi oleh masyarakat
sebagai tempat membeli barang, kebutuhan hidup, sekolah dan sebagainya. Karena
sering dikunjungi oleh masyarakat hal ini berdampak negatif untuk lokasi tersebut
yaitu kemacetan. Kemacetan yang terjadi di sekitar pusat perbelanjaan ini
dikarenakan kurangnya tempat parkir dan memakan badan jalan. Keberadaan pusat
perbelanjaan juga tidak lepas dari faktor penyebab kemacetan. Banyak kendaraan

14
yang melintas dipaksa berhenti untuk sebuah mobil atau kendaraan lain yang ingin
masuk atau keluar dari pusat perbelanjaan tersebut.

• Aktivitas Masyarakat Setempat

Dalam melakukan perjalanan dari daerah asal ke kampus USU atau sebaliknya pelaku
perjalanan akan dihadapkan pada pilihan jenis moda transportasi, yaitu transportasi
jalan (Angkutan umum kota (Angkot), bus (Damri) dan kendaraan pribadi ( mobil
atau sepeda motor). Pada waktu tertentu yang menjadi jam-jam puncak kegiatan,
sering terjadi penumpukan aktivitas pemakaian jalan terutama pada jalan Padang
Bulan yang merupakan salah satu akses jalan menuju kampus USU melalui kawasan
Sumber, dimana bagi mahasiswa yang menggunakan kendaraan umum sering turun
melalui kawasan tersebut, sehingga menyebabkan jalan tersebut menjadi pusat
pergerakan orang dan penumpukan kendaraan yang menyebabkan dampak terjadinya
akumulasi beban lalu lintas dan penurunan tingkat pelayanan ruas jalan Padang Bulan.
Menyebabkan kemacetan dan berimplikasi terhadap aktivitas pemakai jalan, yaitu
pemakai kendaraan pribadi baik mobil ataupun sepeda motor.

• Adanya kendaraan yang sedang keluar masuk pusat perbelanjaan USU Medan

Banyaknya kendaraan yang keluar masuk dari pusat perbelanjaan yang ada di padang
bulan ini dapat menyebabkan arus lalu lintas sedikit terganggu, banyak kendaraan
yang terpaksa dihentikan hanya untuk memberikan jalan bagi kendaraan yang keluar
atau masuk tersebut. Sehingga arus jalan lalu lintas yang sebelumnya berjalan baik
jadi terhambat.

• Lahan Parkir

Parkir didefinisikan sebagai tempat khusus bagi kendaran untuk berhenti demi
keselamatan (Tamin, 2000: 67). Pengendalian perparkiran mempengaruhi dalam
pengendalian lalu lintas. Terbatasnya ruang untuk lahan parkir, sistem dan tata cara
parkir, sirkulasi, dan pengaturan parkir yang kurang baik, semakin menambah
masalah dalam sistem transportasi,Jika dikaitkan dengan kemacetan pada jalan, maka
seharusnya dihindari parkir pada badan jalan, karena akan mengurangi kapasitas suatu
ruas jalan, dan mengakibatkan penurunan tingkat pelayanan suatu ruas jalan.

15
16
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya


lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas
jalan. Sudradjat, Tony Sumartono, Asropi (2011) dalam (Salean & Hadyan, 2019),
kemacetan lalu lintas biasanya meningkat sesuai dengan meningkatnya mobilitas
manusia pengguna transportasi, terutama pada saat-saat sibuk,seperti yang terjadi
pada pajak USU yakni pada pukul 15.00 – 18.00. Kemacetan terjadi karena berbagai
sebab diantaranya yakni oleh kelemahan sistem pengaturan lampu lalu lintas,
banyaknya persimpangan jalan, banyaknya kendaraan yang turun ke jalan, musim,
kondisi jalan, dan lain-lain. Berbagai usaha untuk menanggulangi kemacetan lalu
lintas yang dilakukan adalah dengan penambahan sarana jalan, pembangunan jalan
tol, jalan layang, terowongan, sistem pengaturan lampu ATCS (Area Traffic Control
System), dan lain-lain.

Di wilayah pajak USU terdapat tipe kemacetan yakni Simple Interaction


berdasarkan tipe ini terlihat bahwa jalan pada pajak USU dipenuhi dengan angkutan
umum yang mencari serta menurunkan penumpang sembarangan sehingga
menimbulkan kemacetan. Selain itu tipe kemacetan lain yaitu bottleneck Situation
yakni di ruas jalan akan terjadi interaksi berganda, namun bila memenuhi kapasitas,
apalai untuk beberpa lama, akan menimbulkan kemacetan.

5.2 Saran

Penulis mengharapkan kemacetan di wilayah pajak USU dapat terselesaikan


dengan mengharapkan kesadaran diri dari pengguna jalan serta kepedulian pemerintah
terhadap kemacetan sehingga dapat tercipta keindahan dan keteraturan lalu lintas

17
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, W. (2010). Metode Penelitian Korelasional.


Hamid, I. A., Yarmaidi, Y., & Suwarni, N. (2020). Faktor Penyebab Kemacetan Jalan
Lintas Tengah Di Pasar Bandar Jaya Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal
Penelitian Geografi, 8(1).
Salean, S. T., & Hadyan, M. H. (2019). ANALISIS KEMACETAN LALU-LINTAS
DI JALAN MATRAMAN RAYA-JALAN BEKASI BARAT, JAKARTA
TIMUR. Jurnal Ilmiah PlanoKrisna, 13(1).
Sugiyanto, G., & Malkhamah, S. (2009). Model Pemilihan Moda Antara Mobil
Pribadi dan Bis TransJogja Akibat Penerapan Biaya Kemacetan. Jurnal
Transportasi, 9(2).
--------(2020). Gambaran Umum Kemacetan Di Padang Bulan USU. Medan:
Universitas Sumatera Utara
--------(2020). Pengertian Kemacetan. Medan: Universitas Sumatera Utara
--------(2020). Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha
Di Pajak USU Karona Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara
-------(2020). Transportasi Dan Kajiannya.

18
LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai