SKRIPSI
Oleh:
RAHMAT WASTIO WICAKSONO
NIM: 150384202060
ِيم
ِ الرح
َّ من
ِ الر ْح
َّ ِِب ْس ِم هللا
ًِْمْريْ َواحْ ل ُ ْل ُع ْقدَ ًة ِمنْ ل َِسا ِنًْ ٌَ ْف َقه ُْو َق ْولَ َ ًَِْربِّ ا ْش َرحْ ل
ِ ص ْد ِر َو ٌَسِّرْ لًِْ أ
“Ya Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah segala urusanku, dan lepaskanlah
kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku”
(Q.S. Thaha: 25-28)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji dan syukur kepada Allah سبحانه وتعالىyang telah memberikan keberkahan
serta kesempatan sehingga penyusunan skripsi ini berjalan dengan lancar. Dengan
Kedua orangtua tercinta, Bapak Harianto dan Ibu Suharni yang telah ikhlas
sayang dan rasa cinta yang tak terhingga, memberikan motivasi, dukungan,
Ibu Dosen Pembimbing dan Penguji, serta validator yang berperan penting
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji
vi
KATA PENGANTAR
dari alam jahiliyah menuju ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
Penyusunan Bahan Ajar Matematika” dapat diselesaikan dengan baik guna untuk
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang,
banyak mendapat bimbingan maupun tunjuk ajar dari berbagai pihak sehingga
vii
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu, penulis menyadari
1. Bapak Prof. Dr. Syafsir Akhlus, M.Sc., selaku Rektor Universitas Maritim
2. Bapak Dr. H. Abdul Malik, M.Pd., selaku Dekan I Fakultas Keguruan dan
3. Ibu Dr. Nur Izzati, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar
4. Ibu Dra. Linda Rosmery Tambunan, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang
skripsi ini;
5. Bapak Febrian, S.Pd., M.Sc., selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan
6. Bapak Sukma Adi Perdana, S.Si., M.Sc., selaku Penasehat Akademik yang
7. seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang
viii
8. Bapak Harianto dan Ibu Suharni selaku kedua orangtua penulis yang
9. Atok Rahmad dan Bapak Zul Rozali yang bersedia meluangkan waktu untuk
skripsi dan rekan grup etnomatematika yang telah memberikan masukan pada
Purnama Aji, M. Teguh Dwi Kusuma, Anggraeni Syahfitri, Nielda Junika dan
Ismy Kurniati yang telah memberikan semangat kepada penulis hingga akhir
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang
membangun agar dapat dijadikan pedoman bagi penulis maupun pembaca di masa
yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam dunia Pendidikan
Penulis,
ix
DAFTAR ISI
x
xi
xiii
xiv
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
ABSTRAK
xvii
ABSTRACT
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
Pencak silat adalah salah satu cabang olahraga yang menyumbang medali
emas terbanyak untuk Indonesia pada perhelatan Asian Games 2018 yang
silat merupakan salah satu budaya Indonesia yang tumbuh dan berkembang
Nusantara). Tanjungpinang sebagai salah satu daerah dataran Melayu juga telah
pembinaan yang bernilai sangat tinggi, yakni aspek mental spiritual, seni, bela diri
dan olahraga. Pencak silat sangat mengedepankan kaidah dan keindahan gerakan
yang merupakan bagian dari aspek seni. Gerakan seni tersebut juga sangat
dilakukan, sehingga terciptalah gerakan yang ideal dan memiliki keindahan seni.
Dalam hal ini, pesilat dituntut untuk memahami bagaimana gerakan dalam silat
1
2
kemampuan mental dan fisik pesilat, namun juga menjadikan pesilat lebih dekat
dengan kehidupan dan lingkungan dimana mereka berada. Senada dengan fungsi
kemampuan peserta didik namun juga untuk menambah wawasan agar dapat
Beranjak dari hal di atas, kehidupan manusia saat ini sangat erat kaitannya
sebuah ilmu pasti yang terbentuk berdasarkan akal yang berhubungan dengan
benda-benda serta pikiran yang abstrak, yang dapat dipelajari dalam berbagai
pembelajaran matematika dianggap suatu pembelajaran yang mutlak dan tidak ada
taught and learned in the schools. In contras to this,we call ethnomathemetics the
kelompok budaya, anak dengan usia tertentu, kelas profesional dan sebagainya)
berkembang dan melahirkan peradaban yang lebih indah, adil dan bermartabat
pencak silat bisa ditemukan banyak hal yang memiliki keterkaitan dengan
tangan pesilat tampak bersilangan maka akan tampak konsep matematika seperti
bahan ajar guna menarik minat peserta didik dalam belajar matematika.
yaitu sebagai acuan bagi peserta didik dan guru untuk meningkatkan efektivitas
dapat diasumsikan bahwa peserta didik bisa lebih memahami pembelajaran yang
disampaikan. Dan tujuan lain diantaranya adalah agar peserta didik lebih tertarik
untuk aktif dalam proses pembelajaran matematika, serta peserta didik nantinya
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengeksplorasi lebih jauh mengenai
praktik matematis yang terdapat dalam seni pencak silat. Penelitian ini belum
pernah dilakukan oleh peneliti lainnya, sehingga penelitian ini dapat dianggap
sebagai penelitian pertama atau pembuka dalam kaitan seni pencak silat dan
B. Fokus Penelitian
dengan:
5
yaitu gerakan seni Hang Jebat yang diperagakan oleh pesilat perguruan silat
Sendeng Cekak;
Kepulauan Riau terbatas pada pola langkah gerakan, posisi tangan serta
pencak silat.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
terpaku pada pengetahuan saintek atau pengetahuan umum saja, namun dapat juga
2. Manfaat Praktis
praktik-praktik matematis pada gerakan seni pencak silat, maka guru dapat
jika guru dapat menggunakan bahan ajar yang didalamnya terdapat contoh soal
yang lebih inovatif seperti gerakan seni pencak silat, tentu saja peserta didik yang
F. Definisi Operasional
1. Eksplorasi
2. Etnomatematika
matematis yang ditemukan dalam seni pencak silat. Etnomatematika yang akan
lebih dalam dibahas disini adalah mengenai gerakan seni pencak silat.
Pencak silat pada hakikatnya adalah substansi dan sarana pendidikan untuk
juga berlaku pada pendidikan umum di sekolah. Dalam seni pencak silat terdapat
sikap, kuda-kuda, pola/langkah dan gerakan yang akan menjadi fokus penelitian
ini.
8
4. Bahan Ajar
Bahan ajar dalam penelitian ini berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
yang berisikan materi pelajaran yang didesain sedemikian rupa untuk mencapai
tujuan dari pembelajaran tersebut. Konten dalam Lembar Kerja Peserta Didik
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Eksplorasi
eksplorasi dalam penenlitian ini adalah kegiatan mencari dan menggali informasi
2. Etnomatematika
kata yaitu “etno” yang berarti sesuatu yang sangat luas mengacu pada konteks
sosial budaya, termasuk bahasa, jargon, kode perilaku, mitos dan simbol. Kata
menyimpulkan dan pemodelan. Kata yang terakhir adalah “tik” berasal dari techne
8
9
kelompok buruh, anak-anak dari kelompok uisa tertentu, atau adat masyarakat.
kontekstual yang relevan. Program dari etnomatematika ini memiliki tujuan untuk
perkembangan manusia dalam lingkungan alam dan sosial budaya yang berbeda.
pencak silat yang merupakan salah satu budaya Indonesia, dimana hampir setiap
masing.
1. Aktivitas Membilang
Unsur pembentuk aktivitas membilang dapat menggunakan media batu, daun, atau
bahan alam lainnya secara tradisional. Selain itu aktivitas membilang juga dapat
serta lainnya.
2. Aktivitas Mengukur
dan ranting pohon. Selain itu masyarakat tradisional juga menggunakan tangannya
sebagai alat ukur paling praktis dan efektif. Selain menggunakan tangan juga
dari satu titik ke titik lain. Dimana nantinya antara perpindahan tersebut dapat
membentuk pola berupa bidang geometri. Pada penelitian yang akan dilakukan,
aktivitas menentukan lokasi akan dilihat dari perpindahan gerakan kaki pesilat.
budaya yang ada. Jika kegiatan menentukan letak berhubungan dengan posisi dan
5. Aktivitas Bermain
menyenangkan dengan alur yang mempunyai pola tertentu dengan ada atau
matematika. Contoh dari aktivitas bermain disini berupa penggunaan alat pencak
silat seperti golok atau toya (bambu) atau bentuk gerakan tangan dari pesilat.
Sehingga keterkaitannya dalam matematika dapat dilihat pada pola dan arah
gerakan.
6. Aktivitas Menjelaskan
yang berkenaan dengan kepekaan seseorang dalam membaca situasi alam. Dalam
bentuk geometri itu sama atau simetri, mengapa keberhasilan yang satu
12
merupakan kunci keberhasilan yang lain, dan hal-hal lainnya yang berkaitan
penelitian.
Pencak silat merupakan sistem beladiri yang telah diwariskan oleh nenek
moyang sebagai salah satu budaya Indonesia yang perlu dilestarikan, dibina dan
Secara bahasa, pencak silat terdiri dari dua kata, yaitu pencak dan silat.
gerakan tangan dan kaki dengan berbagai macam kombinasi, sedangkan silat
membela diri, baik dengan menggunakan senjata maupun tidak. Pencak silat juga
13
merupakan seni beladiri, sehingga dalam pencak silat terdapat unsur keindahan
meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Belajar pencak
silat sama halnya seperti belajar ilmu kehidupan, terus berkembang mengikuti
Senada dengan definisi pencak silat di atas, penelitian ini mengambil unsur
seni pencak silat yang merupakan salah satu aspek penting dalam pencak silat.
Seni yang dimaksud adalah gerakan yang digunakan dalam pencak silat, mulai
dari sikap, kuda-kuda, teknik serangan tangan dan kaki dan teknik belaan atau
tangkisan. Menurut Mulyana (2013:111) sikap dan gerak dalam pencak silat
silat, dimana sikap dan gerak ini sesuai dengan aliran atau perguruan pencak silat
yang ada di zaman sekarang. Pada zaman dahulu, teknik dan jurus pencak silat
membentuk pola gerak yang mirip dengan lingkungan sekitarnya. Contohnya dari
dalam beberapa istilah yang digunakan secara standar oleh IPSI dan berlaku
seni pencak silat. Sikap dalam pencak silat meliputi sikap tegak, sikap duduk,
b. Kuda-kuda
untuk melakukan sikap, gerak serangan atau belaan. Secara khusus, kuda-kuda
dalam pencak silat terbagi atas beberapa jenis, yakni kuda-kuda depan, kuda-kuda
c. Gerak langkah
Gerak langkah dalam pencak silat merupakan gerak kaki dalam pemindahan
atau perubahan posisi untuk melakukan serangan atau belaan terhadap lawan.
Dalam pelaksanaannya, gerak langkah selalu disertai dengan sikap tubuh dan
1) Arah
dipahami dan diperhatikan adalah delapan arah penjuru mata angin. Delapan
penjuru mata angin adalah sikap atau pola langkah silat yang membentuk delapan
penjuru dengan satu titik tumpu di tengah. Dalam penerapannya pada saat
hitungan 1 dan 8 yang menjadi tumpuan atau kaki yang tetap posisinya bisa
menggunakan kaki kiri atau kanan. Kemudian hitungan 2 sampai 4 yang menjadi
tumpuan atau kaki yang tetap posisinya adalah kaki kiri dengan posisi badan
diganti menjadi kaki kanan dan posisi badan menghadap kaki tumpu, kuda-kuda
menjadi 8 yaitu:
Dari arah gerak langkah, maka langkah dapat dilakukan dengan posisi
segaris, tegak lurus dan serong. Kemudian jika gerak langkah dilanjutkan dengan
2015:26 dan Mulyana, 2013:116) yakni pola langkah lurus, pola langkah zig-zag,
2) Geseran
satu kaki namun ujung jari kaki atau tumit masih menyentuh lantai.
Lompatan dilakukan dengan tumpuan satu kaki dan kaki lainnya bertolak
mendarat atau meletakkan kaki di tempat yang dituju, antara kaki satu dan lainnya
kaki, saat bertolak dan mendarat dengan kedua kaki secara bersamaan.
4) Angkatan
Angkatan dilakukan dengan tumpuan satu kaki, kaki lainnya diangkat dan
5) Ingsutan (Seseran)
menyeser kaki, dimana cara ini dilakukan dengan menggeser kedua kaki tanpa
17
mengangkat telapak kaki dari lantai dengan gerakan tumit/telapak kaki ke luar
atau ke dalam dan dapat pula dilakukan dengan gerakan tumit/telapak kaki sejajar
atau searah.
6) Putaran
arah luar, lalu meletakkannya di depan kaki tumpuan dengan letak telapak kaki
keluar.
d. Serangan
inisiatif lawan atau membuat lawan tidak dapat melakukan serangan atau belaan
dan semuanya dilakukan secara taktis atau terorganisir. Ditinjau dari komponen
yaitu:
1) pukulan;
2) sikutan;
3) tendangan;
4) lututan;
5) tangkapan;
6) kuncian;
8) belaan.
4. Bahan Ajar
18
Secara bahasa, bahan ajar terdiri dari dua kata yakni bahan dan ajar. Dalam
Kamus Bahasa Indonesia, bahan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu seperti untuk pedoman atau
pegangan untuk mengajar atau memberi ceramah, sedangkan ajar adalah petunjuk
yang diberikan kepada orang supaya diketahui atau diturut. Rohmah (2016:4)
mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai acuan bagi
dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala pedoman yang dapat
4. informasi pendukung;
5. latihan-latihan;
7. evaluasi; dan
Bahan ajar yang dimaksud dalam penelitian ini bertujuan untuk menarik
proses belajar yang juga ditentukan oleh kemampuan peserta didik dalam
Amri dalam Fikri (2018:47) menjelaskan bahwa jenis bahan ajar harus
1. Bahan ajar berbasis visual, yakni bahan ajar cetak seperti hand out,
buku, modul, dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) serta bahan ajar
(CIA) dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
akan dilakukan. Penelitian relevan ini dapat berupa hasil skripsi ataupun artikel
yang hampir serupa. Penelitian relevan pertama yaitu penelitian yang dilakukan
tari sigeh penguten Lampung berupa aktivitas menghitung dan konsep geometri
adalah terletak pada jenis penelitian, bidang yang diteliti dan teknik analisis
20
yang diteliti adalah gerakan tari, sedangkan penelitian ini menggunakan jenis
penelitian etnografi dan bidang yang diteliti adalah gerakan seni pencak silat yang
penelitian yang akan dilakukan adalah jenis penelitian yang digunakan yakni jenis
penelitian kualitatif.
MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islam) Vol.1, No.1,
Geometri Untuk Sekolah Dasar Pada Motif Batik Pasedahan Suropati. Dapat
disimpulkan bahwa konsep geometri untuk sekolah dasar yang ada pada motif
batik Pasedahan Suropati adalah konsep titik, garis lurus, garis lengkung, garis
zig-zag, garis tinggi, garis sejajar, sudut, segitiga, persegipanjang, oval, dan
simetri lipat. Dengan demikian, motif batik Pasedahan Suropati yang memiliki
Perbedaan pada peneliti terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
terletak pada bidang yang diteliti dan jenjang pendidikan. Peneliti terdahulu
meneliti motif batik Pasedahan untuk jenjang sekolah dasar, sedangkan penelitian
ini akan mengeksplor etnomatematika pada seni pencak silat yang kemudian
21
hasilnya akan digunakan sebagai sumber penyusunan bahan ajar matematika tanpa
Penelitian ketiga yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Siti
Pada Ragam Corak Ukiran Khas Melayu Kepulauan Riau Dan Keterkaitannya
pada ragam corak ukiran khas Melayu Kepulauan Riau yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran matematika di sekolah yaitu bangun datar dan bangun ruang,
adalah terletak pada bidang yang diteliti. Peneliti terdahulu meneliti pada bidang
corak ukiran khas Melayu sedangkan penelitian ini akan meneliti gerakan seni
pencak silat. Kemiripan peneliti terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan
C. Kerangka Berpikir
di Kepulauan Riau tentunya sudah menjadi hal wajar bagi masyarakat setempat.
rakyat hingga dalam bidang olahraga, seperti pencak silat. Dalam hal ini, pencak
silat termasuk salah satu olahraga yang digemari oleh masyarakat, terutama anak-
anak dalam masa pendidikan sekolah dan sudah menjadi salah satu ekstrakulikuler
yang diminati oleh peserta didik. Dengan begitu, seyogyanya dari hal tersebut
sebatas teori dan latihan-latihan yang sering membuat jenuh. Ini disebabkan
dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu diperlukan adaptasi dari sumber
lainnya, seperti dari seni pencak silat untuk menarik minat belajar peserta didik.
silat sebagai subjek penelitian. Peneliti mencari tahu segala hal mengenai pencak
terhadap seni pencak silat untuk menemukan praktik matematis yang terdapat di
dari perguruan Sendeng Cekak, kemudian peneliti merancang lembar kerja peserta
didik (LKPD).
METODE PENELITIAN
peneliti akan mendeskripsikan proses hingga hasil penelitian dalam bentuk kata-
kata dan gambar. Jenis penelitian etnografi dipilih oleh peneliti bertujuan untuk
unsur dari sebuah kelompok budaya seperti pola perilaku, kepercayaan, dan
dan jenis penelitian ini dipilih karena penelitian mengenai seni Pencak Silat ini
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni hingga Juli 2019 di rumah guru
besar perguruan Sendeng Cekak, yaitu di Jalan Sei Jang. Penelitian ini akan
dilakukan menyesuaikan dengan izin dari guru besar perguruan Sendeng Cekak.
C. Prosedur Penelitian
24
25
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian. Untuk mencapai tujuan
sebagai berikut:
dipilih adalah pesilat dari perguruan Sendeng Cekak dengan aktivitas yang
digunakan untuk mengetahui apa saja yang harus diamati dan hal-hal yang
penting yang ditemukan oleh peneliti di lapangan, baik itu diperoleh dari
etnomatematika.
penelitian dan mempersempit aspek yang diteliti sesuai domain yang telah
ditetapkan.
9. Membuat kesimpulan dari hasil analisis data yang diperoleh yang bersifat
10. Uji keabsahan data dilakukan untuk memastikan temuan yang diperoleh
valid yang ditandai dengan tidak adanya perbedaan antara yang dilaporkan
11. Memperoleh temuan etnomatematika pada seni pencak silat yang sesuai
12. Merancang bahan ajar berupa Lembar Kerja Peserta didik (LKPD)
sebagai berikut:
dibawah naungan IPSI Provinsi Kepulauan Riau dan salah satu perguruan silat
Bapak Alfan Syah Putra, salah seorang pesilat dari perguruan Sendeng Cekak
karena ada beberapa hal tak terduga, informan menyarankan untuk langsung
seni silat Sendeng Cekak, beliau akan dibantu oleh Bapak Zul Rozali sebagai
informan pembantu.
E. Instrumen Penelitian
bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
yaitu:
1. Instrumen Utama
memahami gejala yang ditelitinya yang tidak ditentukan oleh daftar pertanyaan
dalam menetapkan fokus dan batasan dalam penelitian, memilih informan sebagai
penelitiannya.
30
2. Instrumen Pendukung
ini yaitu:
a. Lembar Observasi
pengumpulan data yakni gerakan seni pencak silat yang diperagakan pesilat.
Dalam proses observasi, peneliti menggunakan alat bantu berupa video recorder.
b. Pedoman Wawancara
dan informan.
2. Voice dan video recorder digunakan sebagai alat perekam dalam proses
wawancara.
c. Dokumen
Dokumen dalam penelitian ini berupa pedoman kurikulum 2013 yang berisi
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenjang pendidikan, mulai
31
dari jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah
Atas. Dokumen lainnya yang digunakan yaitu buku paket matematika sekolah.
penelitian ini dianggap layak untuk digunakan apabila telah memenuhi validitas
isi. Untuk itu, validasi dilakukan oleh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
yaitu Ibu Dra. Linda Rosmery Tambunan, M.Si. Validasi instrumen dilakukan
pada 19 Mei 2019. Hasil dari validasi yang dilakukan direkapitulasi sebagai
berikut:
berperan penuh atas pengumpulan data di lapangan. Validitas peneliti juga diukur
melalui masukan secara lisan dan pertanyaan yang diberikan oleh validator yang
bersifat mempersiapkan dan meguji pemahaman peneliti atas objek penelitian agar
Data dalam penelitian ini bersifat kualitatif yang berasal dari pendeskripsian
jenis sumber data yaitu; 1) informan, yaitu guru besar dan pesilat Sendeng Cekak,
berupa gerakan seni yang dilakukan pesilat dibantu oleh informan-informan. Data
dalam penelitian ini bersifat kualitatif karena berasal dari informan-informan yang
Triangulasi Teknik
dokumentasi pada narasumber yang sama. Pada saat observasi, peneliti melihat
secara langsung bagaimana pesilat memperagakan gerakan seni pencak silat dan
peneliti mengamati bentuk, arah dan pola dari gerakan seni tersebut. Kemudian
peneliti melakukan wawancara berupa tanya jawab terhadap informan dan tidak
menutup kemungkinan adanya informan lain yang dapat dilibatkan dalam proses
diperoleh, baik dari studi literatur maupun data yang diperoleh pada saat
penelitian.
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola dan apa yang penting untuk
dipelajari. Teknik analisis data dalam penelitian ini mengacu pada rancangan
teknik analisis data dalam penelitian kualitatif untuk etnografi terdiri dari analisis
berikut:
1. Analisis Domain
Analisis domain adalah upaya peneliti dalam mencari gambaran umum dan
Dalam analisis domain, peneliti akan melakukan analisis kecil yang berhubungan
yang akan dijadikan pusat penelitian. Adapun domain ditetapkan oleh peneliti
2. Analisis Taksonomi
yang telah dipilih menjadi lebih rinci untuk mendapatkan struktur internalnya.
3. Analisis Komponensial
Analisis tema budaya merupakan tahapan akhir dalam proses analisis data.
etnomatematika).
Keempat tahapan dalam analisis data di atas juga melalui proses reduksi
data. Karena pada setiap tahapan analisis data, data yang diolah semakin
mengerucut dengan membuang data yang tidak diperlukan. Setelah proses reduksi
data, maka dilakukan penyajian data untuk dilanjutkan ke tahapan analisis data
berikutnya.
Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan agar data yang
sangat penting karena setiap pnelitian memiliki sifat dimana kebenaran itu tidak
selalu benar. Dalam pengecekan keabsahan data terdapat 4 kriteria agar data yang
Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan pengujian
kredibilitas data. Adapun pengecekan keabsahan data yang akan peneliti lakukan
menjalin keakraban dengan guru besar Sendeng Cekak serta siapa saja yang
terlibat di dalamnya;
36
beluk gerakan seni pencak silat itu sendiri baik dari sikap, kuda-kuda, bentuk
atau pola langkah, hingga cara melakukan gerakan seni pencak silat tersebut;
pendapat yang sama atau berbeda terkait pertanyaan yang diajukan; dan
rancangan bahan ajar tersebut akan melalui serangkaian tahap sebagai berikut:
yang dipilih.
K. Rekapitulasi Data
37
Rekapitulasi data adalah ringkasan dari data yang terdapat pada penelitian
ini. Dimana, data yang akan diperoleh adalah etnomatematika atau praktik
matematis yang terdapat pada seni pencak silat. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian etnografi. Jenis data yang diperoleh
tersebut adalah data kualitatif karena data dideskripsikan dengan uraian serta
instrumen utama, yang berperan dalam seluruh kegiatan pengumpulan data, serta
pengumpulan data dan setelah pengumpulan data dilakukan analisis yaitu analisis
memastikan data yang diperoleh sudah valid dan dapat dilakukan penulisan
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Wawancara
wawancara. Dengan teknik ini, wawancara dilakukan pertama kali pada 26 Juni
2019 bertempat di rumah guru besar sekaligus pendiri perguruan silat Sendeng
Cekak. Kemudian dilanjutkan dengan wawancara kedua pada 1 Juli 2019 dan
voice recorder sebagai alat bantu dan pedoman wawancara sebagai panduan
pertanyaan yang akan ditanyakan, serta kamera handphone sebagai alat bantu
Melayu. Permulaan silat di wilayah Melayu merupakan silat yang diajarkan turun
temurun oleh dua Datuk Laksmana di Kerajaan Melayu Malaka, yakni Datuk
Laksmana Hang Tuah dan Datuk Laksmana Hang Jebat. Kemudian diturunkan
hingga daerah Bintan (dahulu Tanjungpinang dan Bintan masih satu daerah)
kepada Datuk Laksamana Andak. Silat ini mulai terkenal pada saat huru-hara
38
39
informan belajar silat Cekak kepada orang Bugis. Untuk daerah Kepulauan Riau
lainnya, ada silat Kuntau yang berada di daerah Senayang, Daek. Awal mula silat
Sendeng ini dari seorang perempuan bernama Wak Nun yang belajar silat hingga
ke Malaka. Karena diturunkan dari seorang perempuan, maka menjadi kode etik
atau alternatif Ibu dari silat Sendeng, dimana kode etik atau alternatif yang ada di
Kepulauan Riau adalah Bapak dan Ibu. Kode etik atau alternatif ini berdasarkan
apa yang dijaga, kemaluan atau dada atas dan ini berlaku secara turun temurun.
Seni dalam silat Sendeng ini memiliki kekhasan tersendiri. Silat Sendeng ini
adalah salah satu dari lima saudara persilatan di daerah Kepulauan Riau, Sendeng
adalah pusaka Bintan, Kuntau pusaka Daek, Alian pusaka China, Cekak pusaka
Bugis, dan Temian pusaka Pulau Tujuh. Sejarah silat Temian ini awalnya dari
Sriwijaya dan Kulun, Sriwijaya ini belajar silat hingga ke semenanjung Malaysia,
tinggalnya dan diajar oleh Datuk Gayung. Silat Temian ini bisa mengenai orang
atau lawan dari jauh, tidak perlu dekat, jadi ada ilmu ma‟rifatnya, selendang
empat puluh empat, pancung mayu dan sebagainya. Kalau silat Sendeng ini hanya
berasaskan dua kalimat syahadat, jadi tak luput dari pepatah „Di mana bumi
dipijak, di situ langit dijunjung‟. Itulah mengenai silat di Kepulauan Riau, masing-
sejak 2003 dan berbadan hukum sejak tahun 2013 di bawah naungan IPSI Kota
Tanjungpinang. Secara umum, pesilat Sendeng Cekak diajarkan seni silat yang
40
juga berlaku secara nasional seperti seni silat tunggal baku dan seni wiraloka serta
teknik gerak tangan dan kaki lainnya. Dan secara khusus, pesilat juga diajarkan
seni silat yang diajarkan turun temurun dari nenek moyang yang sekarang masih
diajarkan di perguruan silat Sendeng Cekak. Dalam Sendeng terdapat dua belas
gerakan yang diturunkan sejak datuk zaman dahulu yang berhubungan dengan
dunia dan akhirat karena gerakan tersebut dilandasi dengan dua kalimat syahadat.
menjadi tiga belas gerakan sama halnya dengan tiga belas rukun shalat (dalam
Islam), karena gerakan silat juga berlandaskan spiritual. Gerakan seni Sendeng
Cekak terbagi menjadi langkah empat yang pertama, langkah lima yang ke dua,
langkah tujuh yang ke tiga, langkah sembilan yang ke empat, yang terakhir
Dalam gerakan seni Sendeng terdapat tiga puluh lima gerakan pukulan yang
dan memasuk bunuhkan pukulan. Untuk gerakan tendangan, tidak berbeda jauh
dengan yang diajarkan dalam seni silat nasional, namun dalam seni silat Sendeng
tidak mempergunakan kaki karena dianggap sedikit kurang sopan dan gerakan
Gerakan dalam seni pencak silat Sendeng Cekak jika dilihat secara langsung
maka akan tampak bahwa mayoritas gerakannya ada pada gerakan tangan pesilat,
karena penggunaan gerakan kaki (tendangan) dalam seni silat Sendeng Cekak
dianggap kurang sopan. Gerakan tangan yang telah diperagakan oleh informan
pada gerakan seni Hang Jebat dan Hang Tuah terbagi atas tiga belas gerakan yakni
41
pukulan, kesepuluh bertuntunan pukulan tiga kali (bawah, tengah perut dan
Gerakan Hang Jebat dapat dikatakan sebagai gerakan dua belas dan gerakan
Hang Tuah dikatakan sebagai gerakan sembilan. Untuk gerakan pukulan Hang
Tuah sangat sakral untuk disebutkan karena gerakannya merupakan gerakan dari
dua puluh empat malaikat yang merupakan pukulan terakhirnya dan dinamakan
pukulan malaikat sebagai kunci dari seluruh silat. Pukulan dua puluh empat
malaikat dapat diibaratkan seperti apabila terkena dada maka dada akan hancur,
bila terkena bumi maka bumi akan retak dan bila terkena langit maka langit akan
terbelah. Dalam sejarah, pukulan ini hanya digunakan untuk melawan Portugis
pada masa penjajahan dulu. Namun pukulan ini bukan digunakan untuk
membunuh sesuai dengan etika dalam belajar pencak silat, dimana pukulan ini
dengan data yang diperoleh berdasarkan teknik wawancara. Data ini dihasilkan
dari pengamatan peneliti secara langsung serta penjelasan detail dari informan.
42
recorder dan video recorder sebagai alat bantu dan lembar obeservasi sebagai
Observasi yang peneliti lakukan adalah mengamati gerakan seni silat khas
Sendeng Cekak. Gerakan seni silat diperagakan oleh dua pesilat, Bapak Rahmad
dan Bapak Zul Rozali. Bapak Zul Rozali memperagakan gerakan sembilan dari
gerakan Hang Tuah dan Bapak Rahmad memperagakan seni silat gerakan Hang
(a) (b)
Gambar 4.1 Tahap Awal Gerakan Tujuh Hang Tuah (a) Sikap Tegak dan (b)
Kuda-kuda Samping
Gerakan pada Gambar 4.1 adalah bentuk peragaan dari seni gerakan Hang
Tuah yang biasa diperagakan untuk pertunjukan dalam suatu acara. Seni silat
Hang Tuah atau biasa disebut Gerakan Tujuh, merupakan turunan seni silat dari
Datuk Laksamana Hang Tuah. Gerakan awal pada gerak Hang Tuah adalah sikap
tegak dengan posisi badan berdiri tegak, kedua tangan terbuka di samping badan,
43
tumit rapat dan kaki bagian depan terbuka membentuk huruf „V‟ (a). Kemudian
pesilat menggunakan sikap pasang dengan kuda-kuda samping kiri dengan kaki
kiri ditekuk sebagai tumpuan dengan tangan kanan terbuka lebar ke serong kanan
bawah dan tangan kiri berada di daerah atas dada kanan, gerakan ini mengandung
Gambar 4.2 Tahap Awal Gerakan Hang Jebat (a) Sikap Duduk, (b) Sikap
Penghormatan, dan (c) Kuda-kuda Depan
Gerakan pada Gambar 4.2 adalah bentuk peragaan dari seni gerakan Hang
Jebat yang biasa diperagakan untuk menyambut tamu penting pada suatu acara.
Seni silat Hang Jebat atau biasa disebut Gerakan Dua Belas, merupakan turunan
seni silat dari Datuk Laksamana Hang Jebat. Gerakan awal pada gerak Hang Jebat
adalah sikap duduk dengan kedua tangan memberi salam penghormatan di depan
kaki kiri sebagai tumpuan dengan tangan kanan terbuka lebar ke atas dan tangan
kiri berada di pinggang kiri, gerakan ini mengandung arti kode etik ayah (c).
44
pengamatan lebih lanjut pada gerakan pukulan tangan dan pola langkah gerakan
1. Tangkisan
samping kiri dengan tangan kanan ditekuk di depan dada untuk menghalau
pukulan yang akan diberikan (a). Kemudian tangan kanan pesilat bergerak ke
bawah (b), lalu menangkis pukulan yang masuk menuju ke samping kanan (c).
pukulan yang akan masuk ke tubuh depan (a). Selanjutnya pesilat memindahkan
posisi kaki kanan ke belakang dan menggunakan kuda-kuda depan dengan tangan
kiri menangkis pukulan selanjutnya (b). Kemudian tangan kanan pesilat menahan
pukulan. Gambar di atas terlihat gerakan tangan kanan yang seakan-akan menahan
pukulan (a), lalu tangan kanan mendorong maju pukulan tersebut dan tangan kiri
naik menangkis ke arah atas pukulan tersebut (b), kemudian memasukkan pukulan
4. Menangkis Pukulan
terhadap pukulan dilakukan dengan mengarahkan tangan kanan dari bawah untuk
(a) (b)
gerakan ini terdiri dari pukulan yang ditangkis menggunakan tangan kiri,
6. Mematikan Pukulan
merupakan kelanjutan dari gerakan tangkisan maut bagi pukulan, pesilat saat
47
menahan pukulan dengan tangan kiri kemudian menjepitnya dengan tangan kanan
7. Menapiskan Pukulan
(a) (b)
tangan di depan dada dengan tangan kanan di arah kiri bawah dan tangan kiri
berada di dekat bahu kanan atas (a). Ketika pukulan hampir mengenai tubuh,
48
tangan kanan segera bergerak membuka ke atas (b) sehingga pukulan dapat
ditepis.
(a) (b)
Gerakan ini didahului dengan menahan tendangan kaki dari bawah menggunakan
tangan kanan dan memperberat tangan kanan dengan tangan kiri yang disilangkan
di atasnya (a). Selanjutnya, tangan kiri mengibas atau menepiskan tendangan kaki
9. Membunuh Pukulan
lawan yang mengarah ke dada. Dimulai dari tangan kanan yang ditekuk di atas
tangan kiri yang mendekati siku kanan (a). Lalu tangan kanan digerakkan ke arah
kiri bawah sedangkan tangan kiri bergerak mendekati bahu kanan dengan gerakan
tangan kiri ke arah kiri bawah dan tangan kanan ke arah kanan atas (d).
10. Bertuntunan Pukulan Tiga Kali (Bawah, Tengah Perut Dan Tenggorokan)
Gambar 4.12 Bertuntunan Pukulan Tiga Kali (Bawah, Tengah Perut/Dada Dan
Tenggorokan)
kanan dan memasukkan pukulan bawah dengan tangan kiri menuju arah kemaluan
dan dada atau ulu hati (b). Kemudian mengarahkan pukulan ke arah tenggorokan
tangan kanan yang lurus terbuka sejajar bahu dengan tangan kiri lurus menghadap
(a) (b)
kaki kanan sebagai tumpuan sedangkan kaki kiri berada selurus dibelakang kaki
kanan dan tangan kiri ditekuk serong depan atas untuk melakukan pukulan.
13. Melaksanakan
dalam seni Hang Jebat. Gerakan ini dilakukan menggunakan tangan kanan dengan
depan dengan kaki kiri menjadi tumpuan di depan dan kaki kanan selurus
b. Pola Langkah
mendapati dalam pola langkah adanya pola langkah kaki serta arah gerak tubuh.
Hang Jebat ke dalam gambar menjadi enam bagian yang setiap bagian pola
52
1. Pola Langkah I
1
2
3
4
dimana pola langkah ini merupakan gerak salam penghormatan. Gerakan ini
mengarah ke serong kanan depan dan kaki kiri diduduki mengarah ke serong kiri
depan. Kemudian pesilat berdiri dan bergerak lurus ke depan dengan kaki kiri ke
depan dan memiringkannya ke serong kiri (1), diikuti kaki kanan pesilat
melangkah maju lurus ke depan (2), dan melaksanakan sikap duduk penghormatan
dimulai dari kaki kiri diikuti kaki kanan, kedua kaki ini sejajar menghadap depan,
namun kaki kanan sedikit lebih maju dibanding kaki kiri (3 dan 4).
53
2. Pola Langkah II
belakang dengan arah kaki kanan menghadap ke kanan dan tetap mempertahankan
arah tubuh ke depan mengikuti arah kaki kiri sebagai tumpuan (1). Kemudian
dilanjutkan dengan melangkahkan kaki kiri ke belakang dengan arah kaki kiri
arah serong kanan belakang (3), selurus dengan kaki kiri yang sudah bergeser 90º
berlawanan jarum jam dari kedudukan sebelumnya dengan arah tubuh ke kiri (3a).
Kemudian arah tubuh berputar 180º ke kanan bersamaan dengan seseran kaki
kanan dan kaki kiri searah jarum jam sebesar 90º (3b).
1
3a
3b
1
1
2 4
Pola langkah ke tiga diawali dari posisi tubuh pesilat menghadap ke kanan,
lalu pesilat melangkahkan kaki kirinya ke kanan mendekati kaki kanan, kemudian
belakang dan arah tubuh menghadap ke depan (1). Selanjutnya kaki kanan pesilat
maju mendekati kaki kiri, lalu melangkah ke kanan menjauhi kaki kiri dengan
arah tubuh menghadap ke kiri (2). Kemudian pesilat melangkahkan kaki kanan
maju (3), lalu kaki kiri melangkah mundur dan arah tubuh berputar 90º
4. Pola Langkah IV
Pola langkah ke empat ini, pesilat memajukan kaki kirinya ke depan dan
kaki kanan yang telah berputar ke kanan 90º (1). Kemudian kaki kanan melangkah
ke serong kanan depan selurus dengan kaki kiri dengan tetap mempertahankan
arah posisi kaki ke kanan (2) dengan arah gerak tubuh ke kanan (2a), lalu berputar
180º ke kiri (2b) diikuti dengan perputaran kaki kanan dan kaki kiri berlawan
55
jarum jam sebesar 90º. Selanjutnya kaki kanan pesilat melangkah ke serong kiri
depan (3) selurus dengan kaki kiri yag melangkah ke belakang (4) dengan arah
tubuh ke depan.
2 1 2b
4
2a
3
5. Pola Langkah V
Pola langkah ke lima ini, dimulai dari posisi tubuh pesilat menghadap ke
depan dengan gerakan kaki kiri pesilat melangkah ke serong kiri depan bersamaan
berputarnya arah kaki ke kanan diikuti gerak tubuh pesilat menghadap ke kanan
(1). Lalu kaki kiri kembali melangkah maju (2) dengan arah posisi kaki tetap
56
kanan selurus dengan posisi kaki kiri yang berada di depan (3).
3
1
6. Pola Langkah VI
1 3
depan, lalu kaki kiri pesilat melangkah ke kiri belakang menghadap ke kiri diikuti
perputaran kaki kanan sebesar 90° berlawanan jarum jam, dan juga gerakan tubuh
berputar 90° menghadap ke kiri (1). Kemudian kaki kanan melangkah maju
terbuka bagian dalamnya (2). Selanjutnya pesilat melangkahkan maju kaki kiri
dengan posisi kaki menghadap depan bersamaan dengan kaki kanan yang berputar
90° searah jarum jam (3), diikuti gerakan tubuh berputar 180°.
57
Pola langkah ke tujuh ini adalah langkah akhir dari gerakan Hang Jebat.
Langkah ini dimulai dari posisi tubuh pesilat menghadap ke kiri, lalu kaki kiri
pesilat melangkah ke depan selurus dengan kaki kanan dan posisi tubuh berputar
90° ke kiri (1). Kemudian kaki kiri pesilat melangkah ke belakang (2) dengan arah
serong kanan, dan berakhir dengan sikap duduk bersila dengan tangan bertangkup
keabsahan data yang diperoleh dari hasil penelitian. Sebelumnya peneliti telah
melakukan pengambilan data dengan tiga teknik pengumpulan data, yaitu teknik
gabungan hasil yang diperoleh dengan teknik observasi dan dokumentasi, dan
hasil yang diperoleh dengan teknik hasil wawancara. Berikut ini disajikan tabel
58
yang berisi triangulasi teknik pengumpulan data untuk mencocokkan data yang
4. Analisis Data
a. Analisis Domain
Tahap pertama dalam analisis data yakni analisis domain. Berdasarkan hasil
yang ditemukan pada penelitian ini berupa pola langkah gerakan pesilat dari satu
b. Analisis Taksonomi
atau tingkatan yang sesuai dengan domain menentukan lokasi dan bermain, yaitu:
yaitu pada gerakan seni silat, terdapat pola langkah yang dapat diamati sesuai
pukulan yaitu gerakan pukulan tangan dan gerakan kaki pada peragaan seni
pencak silat.
c. Analisis Komponensial
dengan taksonomi pada domain menentukan lokasi dan bermain. Hasil analisis
posisi gerak pukulan tangan dan posisi gerak kaki pada peragaan seni silat yaitu:
65
Tahapan terakhir dalam analisis data adalah analisis tema budaya. Analisis
pada domain menentukan lokasi dan bermain. Pada tahapan ini, diberikan
ditemukan.
penelitian seni pencak silat Sendeng Cekak. Komponen yang ditetapkan pada
1 3
2 4
Temuan Etnomatematika
a b c
terdapat unsur pembentukan gerak langkah yakni arah gerak dan angkatan atau
mengangkat lalu meletakkan satu kaki ke arah tertentu dengan tumpuan pada kaki
Pertama pada saat posisi pesilat berdiri dari sikap duduk penghormatan,
kedua kaki pesilat dalam keadaan serong ke arah kiri dan kanan depan dengan
kaki kanan lebih sedikit di depan dari kaki kiri, apabila ditarik sebuah garis dari
tumit kaki kanan menuju ke tumit kaki kiri maka akan menghasilkan dua buah
garis yang saling bersilangan dan tegak lurus dikarenakan kedua kaki yang saling
serong berlawanan arah sehingga menghasilkan sudut 90° atau tegak lurus (a).
Kedua, saat kaki kiri diangkat untuk melangkah ke depan dengan tetap mengarah
ke serong kiri depan dan kaki kanan melangkah ke depan dengan arah kaki ke
depan, apabila ditarik masing-masing garis dari ke dua tumit kaki maka pada
pertemuan ke dua garis tersebut ditemukan menghasilkan dua buah garis yang
saling bersilangan (b). Ketiga, pada saat kedua kaki melangkah ke depan, diawali
kaki kiri dan diikuti kaki kanan dengan arah kedua kaki menghadap ke depan,
maka akan tampak seperti dua buah garis yang saling sejajar.
3b 3a
d b
c
3
2
Temuan a
1
Etnomatematika
terdapat unsur pembentukan gerak langkah yakni arah gerak, angkatan atau
mengangkat lalu meletakkan satu kaki ke arah tertentu dengan tumpuan pada kaki
menggeser salah satu kaki namun ujung jari atau tumit kaki masih menyentuh
lantai, dan ingsutan/seseran atau menggeser kedua kaki tanpa mengangkat dari
lantai.
Pertama tampak kaki kiri melangkah ke belakang selurus dengan kaki kanan
dan kaki kanan tetap menghadap ke arah kanan, jika ditarik garis dari kaki kanan
ke arah jalur perpindahan kaki kiri maka akan tampak temuan etnomatematika
seperti dua buah garis yang saling bersilangan dan tegak lurus (a). Kedua, kaki
kanan berpindah posisi serong kanan belakang selurus kaki kiri dan menghadap ke
depan berubah menghadap ke kiri sebesar 90° dengan tubuh menghadap ke kiri
dan apabila ditarik sebuah garis dari kaki kiri ke arah kaki kanan akan tampak
berupa dua buah garis yang saling bersilangan dan tegak lurus (b). Ketiga,
sebelumnya dilihat pada perpindahan kaki kanan ke serong kanan belakang dan
menghadap ke depan serta posisi kaki kiri menghadap ke depan, jika diberikan
garis yang menghubungkan perpindahan kaki kanan dan posisi kaki kiri akan
interpretasi posisi 3a dimana arah tubuh pesilat menghadap ke kiri pada gambar
pola langkah II, kemudian arah tubuh pesilat berotasi 180° searah perputaran
68
jarum jam dan posisi kedua kaki menyeser 90° sesuai arah jarum jam pada
interpretasi posisi 3b. Apabila ditarik sebuah garis dari kaki kanan ke arah kaki
kiri akan tampak temuan etnomatematika berupa konsep matematika dua buah
1 Temuan a
1 Etnomatematika
2 4 c
b
Berdasarkan hasil interpretasi pola langkah III dari gerakan Hang Jebat,
peneliti mendapatkan beberapa temuan etnomatematika. Pada pola langkah III ini,
terdapat unsur pembentukan gerak langkah yakni arah gerak, angkatan atau
mengangkat lalu meletakkan satu kaki ke arah tertentu dengan tumpuan pada kaki
lainnya dalam melangkah, dan geseran atau perpindahan posisi kaki dengan
menggeser salah satu kaki namun ujung jari atau tumit kaki masih menyentuh
lantai.
dibelakang, apabila ditarik garis lurus ke belakang menuju kaki kanan yang
matematika dua buah garis yang bersilangan dan saling tegak lurus (a). Kedua,
kaki kanan pesilat melangkah mendekati kaki kiri lalu bergerak ke kanan dan
69
menghadap arah depan dan kaki kiri pesilat yang bergeser sebesar 90° ke arah kiri
disertai rotasi arah tubuh ke kiri. Apabila ditarik sebuah garis dari kaki kiri
menuju kaki kanan maka akan tampak temuan etnomatematika berupa konsep
matematika dua buah garis yang bersilangan dan saling tegak lurus (b). Ketiga,
kaki kanan pesilat melangkah maju dengan tetap mempertahankan arah kaki ke
depan diikuti kaki kiri yang melangkah maju menuju kaki kanan lalu bergerak ke
belakang selurus dengan kaki kanan disertai perputaran tubuh pesilat ke arah
depan. Apabila ditarik sebuah garis dari kaki kanan menuju kaki kiri maka akan
tampak temuan etnomatematika berupa konsep matematika dua buah garis yang
a
1 2b
2 c
e
4 b d
f
2a Temuan
3
Etnomatematika
terdapat unsur pembentukan gerak langkah yakni arah gerak, angkatan atau
mengangkat lalu meletakkan satu kaki ke arah tertentu dengan tumpuan pada kaki
menggeser salah satu kaki namun ujung jari atau tumit kaki masih menyentuh
70
lantai, dan ingsutan/seseran atau menggeser kedua kaki tanpa mengangkat dari
lantai.
Pertama, kaki kiri melangkah ke depan dan kaki kanan tetap pada posisi
dari kaki kiri menuju kaki kanan maka akan tampak temuan etnomatematika
berupa konsep matematika dua buah garis yang tegak lurus (a). Kemudian kaki
kanan melangkah serong kanan depan dengan tetap mempertahankan arah kaki
menghadap ke kanan, apabila ditarik garis lurus ke belakang dari kaki kanan
menuju kaki kiri maka akan tampak temuan etnomatematika berupa konsep
matematika dua buah garis saling bersilangan dan tegak lurus (b). Sebelumnya,
dilihat pada perpindahan kaki kanan ke serong depan kanan dan menghadap ke
kanan serta posisi kaki kiri menghadap ke depan, jika diberikan garis yang
menghubungkan perpindahan kaki kanan dan posisi kaki kiri akan tampak temuan
ke kanan, kemudian arah tubuh pesilat berotasi 180° berlawanan arah perputaran
jarum jam dan posisi kedua kaki yang berseseran 90° menghadap ke kiri sesuai
interpretasi posisi 2b. Apabila ditarik sebuah garis dari kaki kanan ke arah kaki
kiri akan tampak temuan etnomatematika berupa konsep matematika dua buah
garis yang tegak lurus (d). Kemudian kaki kanan pesilat melangkah serong kiri
depan dengan tetap mempertahankan arah kaki menghadap ke depan dan kaki kiri
melangkah sedikit mundur. Apabila ditarik garis lurus ke belakang dari kaki
kanan menuju kaki kiri maka akan tampak temuan etnomatematika berupa konsep
71
matematika dua buah garis yang tegak lurus (e). Sebelumnya, dilihat pada
perpindahan kaki kanan ke serong kiri depan dan menghadap ke depan serta posisi
kaki kiri menghadap ke kiri sebelum berpindah posisi, jika diberikan garis yang
menghubungkan perpindahan kaki kanan dan posisi kaki kiri akan tampak temuan
3
1 b
Temuan
Etnomatematika a
2
terdapat unsur pembentukan gerak langkah yakni arah gerak dan angkatan atau
mengangkat lalu meletakkan satu kaki ke arah tertentu dengan tumpuan pada kaki
arah depan diikuti perputaran kaki kanan menghadap ke kanan dengan arah tubuh
posisi kaki kiri sebelum dan setelah berpindah serta garis lurus yang ditarik ke
belakang dan ke depan dari arah kaki kanan, akan tampak seperti pola gerak
ladam atau tapal kuda dan bila dihubungkan dengan garis arah gerak kaki kiri
72
datar persegi panjang (a). Kemudian pesilat melangkahkan kaki kanan serong ke
kanan, yang apabila ditarik sebuah garis dari kaki kiri menuju kaki kanan tersebut
akan tampak temuan etnomatematika berupa konsep matematika dua buah garis
3 a c
1 b
Temuan
2 Etnomatematika
terdapat unsur pembentukan gerak langkah yakni arah gerak, angkatan atau
mengangkat lalu meletakkan satu kaki ke arah tertentu dengan tumpuan pada kaki
lainnya dalam melangkah, dan geseran atau perpindahan posisi kaki dengan
menggeser salah satu kaki namun ujung jari atau tumit kaki masih menyentuh
lantai.
Pertama, kaki kiri pesilat melangkah ke belakang selurus dengan kaki kanan
dan menghadap ke arah kiri diikuti perputaran kaki kanan menghadap ke depan
dengan arah tubuh menghadap ke kiri. Jika ditarik garis dari masing-masing kaki,
akan tampak temuan etnomatematika berupa konsep matematika dua garis yang
saling bersilangan dan tegak lurus (a). Kemudian, pesilat melangkahkan kaki
73
Apabila melihat posisi kaki kanan sebelum dan setelah berpindah serta garis lurus
yang ditarik ke belakang dan ke depan dari arah kaki kaki kiri, akan tampak pola
gerak menyerupai bentuk ladam atau tapal kuda dan bila dihubungkan dengan
garis arah gerak kaki kanan maka akan ditemukan temuan etnomatematika berupa
melangkahkan kaki kirinya maju dengan arah kaki menghadap ke depan dan kaki
kanan berputar 90° dari arah depan menghadap ke kanan. Apabila ditarik garis
konsep matematika dua garis yang saling bersilangan dan tegak lurus (c).
2
b
Temuan
Etnomatematika a
Berdasarkan hasil interpretasi pola langkah VII dari gerakan Hang Jebat,
ini, terdapat unsur pembentukan gerak langkah yakni arah gerak dan angkatan
atau mengangkat lalu meletakkan satu kaki ke arah tertentu dengan tumpuan pada
dengan tetap menghadap ke arah depan. Apabila diberi garis dari tumit kaki kiri
74
etnomatematika berupa konsep dua buah garis yang saling bersilangan dan tegak
lurus (a). Kemudian kaki kiri kembali melangkah lurus ke belakang dengan arah
kaki serong ke kanan. Apabila diberi sebuah garis mengikuti arah kaki kiri hingga
berupa keris, juga menggunakan tangan kosong. Pada domain bermain, komponen
yang ditentukan berdasarkan gerakan pukulan adalah posisi tangan dan posisi
sebagai berikut.
sikap duduk penghormatan, dimana posisi kedua jari-jari tangan saling menempel
dengan posisi kedua siku tangan berjarak sejauh satu lengan tangan bagian bawah.
posisi kedua tangan yang membentuk sudut dan apabila diberi garis bantu di
antara kedua siku maka akan menghasilkan sebuah bangun datar segiitiga.
Selanjutnya, ketika berjabat tangan pada saat posisi tangan kanan terjulur ke
depan dan tangan kiri menyentuk siku tangan kanan, terdapat konsep matematika
Gambar di atas merupakan salah satu gerakan pukulan tangan yakni gerakan
tangkisan dengan posisi tangan kanan ditekuk di depan dada dengan siku luar
menghadap ke bawah dan menggunakan sikap pasang dengan tumpuan pada kaki
analisis tema budaya pada posisi tangan yang membentuk seperti huruf „V‟
tema budaya pada rangkaian gerak tangkisan mengelak pukulan yaitu pertama
posisi tangan tangan yang diangkat sejajar bahu dan ditekuk ke arah atas yang
matematika sudut. Kedua, pada saat tangkisan dengan posisi tangan kanan
mengarah ke bawah dan tangan kiri ditekuk mengarah ke siku kanan, apabila
diberikan garis dari dari tangan kiri ke arah siku kanan, akan muncul konsep dua
diperbesar
diperbesar
tema budaya yakni yang pertama pada posisi tangan dan kaki berupa konsep
matematika sudut pada saat tangan kanan ditekuk ke arah atas dengan siku
mengarah ke bawah dan konsep bangun datar segiempat yang terlihat pada posisi
sikap kuda-kuda yang digunakan dimana kaki kiri di depan sedikit ditekuk dan
kaki kanan selurus dibelakang kaki kiri, apabila posisi kaki tersebut diberikan
garis dan antara telapak kaki kiri dan kanan diberika garis tambahan maka akan
bersilangan dan membentuk sebuah sudut. Lalu jika diperhatikan, kedua posisi
tangan ini letaknya sama sehingga tampak seperti pencerminan. Ketiga setelah
tangan kanan lurus memukul arah perut dan tangan kiri ditekuk ke atas untuk
menangkis jika ada pukulan selanjutnya. Posisi kedua tangan ini membentuk dua
gambar di atas, diperoleh temuan etnomatematika dari hasil analisis tema budaya
78
yakni pertama pada posisi kaki dimana kaki kanan berada di depan dan selurus
dengan kaki kiri yang apabila dilihat dari semping tampak seperti membentuk
buah sudut dan kedua pada posisi tangan kanan yang menangkis pukulan ke arah
atas, posisi tangan setelah menangkis pukulan tersebut tampak membentuk sebuah
sudut.
gambar di atas, diperoleh temuan etnomatematika dari hasil analisis tema budaya
yakni pertama pada sikap kuda-kuda samping di mana posisi tangan kanan terulur
mengarah ke serong kiri bawah dan bersilangan dengan tangan kiri yang
mengarah ke kanan atas, dapat ditemukan konsep dua buah garis yang saling
bersilangan.
79
gambar tersebut, diperoleh temuan etnomatematika dari hasil analisis tema budaya
tangan kanan yang terentang lurus ke depan dan posisi tangan kanan dengan
bagian tubuh kanan membentuk konsep matematika sudut. Kemudian pada gerak
dengan posisi tangan kiri yang akan mencakupkan pukulan. Posisi kuda-kuda
matematika sudut.
gambar di atas, diperoleh temuan etnomatematika dari hasil analisis tema budaya
80
pada posisi tangan yang ditekuk sedikit ke arah depan untuk melakukan pukulan
ke bagian dada. Posisi tangan kanan untuk melakukan pukulan membentuk sudut,
sehingga ditemukan konsep matematika sudut pada posisi tangan kanan tersebut.
Kemudian pada kuda-kuda depan yang masih belum berpindah posisi dari gerakan
atas, diperoleh temuan etnomatematika dari hasil analisis tema budaya pada posisi
sikap kuda-kuda yang digunakan dimana kaki kiri di depan sedikit ditekuk dan
kaki kanan selurus dibelakang kaki kiri, apabila posisi kaki tersebut diberikan
garis dan antara telapak kaki kiri dan kanan diberika garis tambahan maka akan
terbentuk sebuah bangun datar segiempat tak beraturan. Kemudian posisi tangan
Rekapitulasi hasil analisis data merupakan ringkasan dari data yang telah
melalui proses analisis data dengan empat tahapan, yaitu analisis domain, analisis
taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema budaya. Hasil tersebut berupa
temuan Etnomatematika atau praktik matematis yang terdapat pada seni pencak
beberapa konsep matematika yang terdapat pada seni pencak silat Kepulauan Riau
a. Konsep bangun datar berbentuk segitiga, persegi panjang dan segiempat yang
dapat diamati pada posisi gerak tangan dan kaki dan pada perpindahan pola
b. Konsep sudut berupa sudut lancip, siku-siku dan tumpul yang dapat diamati
c. Konsep hubungan antar garis berupa dua garis yang sejajar, saling
berpotongan dan bersilangan yang dapat diamati pada pola langkah dan posisi
d. Konsep transformasi geometri berupa translasi, refleksi dan rotasi pada pola
7. Analisis Kurikulum
Seni Pencak Silat Kepulauan Riau, yaitu pada Pencak Silat Sendeng Cekak.
Kemudian telah dilakukan analisis dengan teknik analisis data berupa analisis
domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema budaya serta
matematika yang ditemukan dan memetakann Kompetensi Dasar (KD) yag terkait
dengan konsep yang ditemukan. Dalam hal ini, peneliti menggunakan acuan
berupa dokumen Kurikulum 2013 yang berisi Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) pada jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Berikut ini dipaparkan
konsep matematika yang terdapat pada seni pencak silat sebagai berikut:
Konsep bangun datar pada seni pencak silat gerakan Hang Jebat terdapat
pada bentuk pola langkah, posisi gerak tangan dan kaki. Konsep bangun datar
pada pola langkah ini bersifat abstraktif, yang hanya bisa dilihat bisa dilakukan
representasi terhadap pola langkah tersebut. Sedangkan pada posisi gerak tangan
dan kaki, akan terlihat melalui ciri-ciri dari bangun datar yang terbentuk.
menemukan aplikasi dari konsep bangun datar. Hal ini menuntut siswa untuk
lebih aktif dan terampil dalam proses pembelajaran dengan cara kontekstual.
Tabel 4.3 Konsep Bangun Datar dalam Acuan Kompetensi Dasar (KD)
Kurikulum 2013
Kelas I
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
84
Kelas II
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.9 Menjelaskan bangun datar dan 4.9 Mengklasifikasi bangun datar dan
bangun ruang berdasarkan bangun ruang berdasarkan ciri-
ciri-cirinya cirinya
Kelas III
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.10 Menjelaskan dan 4.10 Menyajikan dan menyelesaikan
menentukan keliling bangun masalah yang berkaitan dengan
datar keliling bangun datar
Kelas IV
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
Kelas VII
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.11 Mengaitkan rumus keliling 4.11 Menyelesaikan masalah
dan luas untuk berbagai kontekstual yang berkaitan
jenis segiempat (persegi, dengan luas dan keliling
persegi panjang, belah segiempat (persegi, persegi
ketupat, jajargenjang, panjang, belah ketupat,
trapesium, dan layang- jajargenjang, trapesium, dan
layang) dan segitiga layang-layang) dan segitiga
Kelas IX
85
eksplorasi seni pencak silat pada pembelajaran matematika. Tabel 4.4 di bawah ini
b. Konsep Sudut
Konsep sudut pada seni pencak silat gerakan Hang terdapat pada posisi
gerak tangan dan kaki. Dalam mempelajari konsep ini, peserta didik dituntut
Kelas IV
88
sudut di atas, maka dapat diterapkan dengan memanfaatkan hasil eksplorasi seni
89
4.11 Mengidentifikasi
Gerakan awal Hang Tangan kiri ditekuk ke jenis sudut
Tuah arah bahu kanan, bagian (sudut siku-siku,
siku dalam tangan kiri sudut lancip, dan
yang ditekuk tersebut sudut tumpul),
membentuk sudut dan satuan
lancip dan tangan kanan pengukuran
terentang lurus
tidak baku
membentuk sudut lurus.
4.11 Mengidentifi
kasi jenis
Tangkisan Mengelak Tangan kanan ditekuk ke sudut (sudut
Pukulan Dalam atas dengan lengan atas siku-siku,
diangkat setinggi bahu sudut lancip,
dan lengan bawah dan sudut
ditekuk sehingga tumpul), dan
membentuk sudut siku- satuan
siku. pengukuran
tidak baku
Posisi kaki
menggambarkan posisi
kuda-kuda samping
dengan posisi kaki
kanan ditekuk dan
membentuk sudut
tumpul.
Konsep geometri hubungan antar garis pada seni pencak silat gerakan Hang
terdapat pada pola langkah, posisi gerak tangan dan kaki. Dalam mempelajari
konsep ini, peserta didik dituntut untuk dapat menyelesaikan konsep hubungan
hubungan antar garis di atas, maka dapat diterapkan dengan memanfaatkan hasil
eksplorasi seni pencak silat pada pembelajaran matematika. Tabel 4.8 di bawah ini
Gerakan Seni
Temuan Etnomatematika Kompetensi Dasar Kelas
Pencak Silat
Pola Langkah Pada pola langkah di 3.10 Menjelaskan IV
samping terdapat beberapa hubungan
a
konsep hubungan antar garis. antar garis
a. Kaki kanan diberikan (sejajar,
garis bantu ke kaki kiri berpotongan,
dan membentuk dua garis berhimpit)
yang berpotongan dan menggunakan
tegak lurus. model konkret
b b. Kaki kanan dan kaki kiri
masing-masing diberikan 4.10 Menyelesaikan
garis bantu hingga masalah yang
keduanya memotong dan berkaitan
membentuk dua garis dengan
yang berpotongan. hubungan
c c. Kaki kanan dan kaki kiri antar sudut
menghadap arah yang
sebagai akibat
sama maka membentuk
dari dua garis
dua garis yang sejajar.
sejajar yang
Gerakan Hang Tuah Tangan kanan terentang dipotong oleh
purus ke kanan bawah dan garis
tangan kiri ditekuk ke arah transversal
bahu kanan, sehingga
membentuk dua buah garis
yang saling berpotongan dan
tegak lurus.
4.10 Menyelesaikan
masalah yang
Tangkisan Tangan kanan lurus ke berkaitan
Memasukkan Pukulan depan dan tangan ditekuk dengan
di depan dada ke arah hubungan
atas, apabila dari masing- antar sudut
masing tangan diberikan sebagai akibat
garis bantu, maka akan dari dua garis
membentuk dua buah sejajar yang
garis yang saling dipotong oleh
bersilangan. garis
transversal
Konsep transformasi geometri pada seni pencak silat gerakan Hang terdapat
pada pola langkah dan posisi gerak tangan. Dalam mempelajari konsep ini, peserta
95
sudut dipelajari sesuai dengan acuan Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut:
Kelas XI
eksplorasi seni pencak silat pada pembelajaran matematika. Tabel 4.10 di bawah
ini merepresentasikan hasil eksplorasi pada seni pencak silat terhadap Kompetensi
Gerakan Seni
Temuan Etnomatematika Kompetensi Dasar Kelas
Pencak Silat
Tangkisan Posisi gerak kedua tangan 4.5 Menyelesaikan XI
Memasukkan jika dilihat dari samping masalah yang
Pukulan menunjukkan adanya berkaitan dengan
konsep refleksi. matriks
transformasi
geometri
(translasi,
refleksi, dilatasi,
dan rotasi)
etnomatematika dan temuan konsep matematika pada seni pencak silat serta
Bahan ajar yang akan digunakan dalam penelitian ini berbasis visual yakni
seni pencak silat Kepulauan Riau terhadap konsep matematika, bersamaan itu
Kerja Peserta Didik (LKPD). Adapun Kompetensi Dasar (KD) yang dijadikan
dasar dalam pembuatan LKPD dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut.
Pada tahapan ini, setiap Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang
merancang 1 buah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk materi Sudut.
Judul yang ditentukan pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang
dirancang adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Materi Sudut Kelas III
Semester 2.
99
Cover LKPD berisi judul dari LKPD itu sendiri yakni “Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) Dalam Konteks Budaya Seni Pencak Silat Kepulauan Riau
Materi Sudut Kelas III Semester 2”. Kemudian di bawahnya terletak kolom isian
Pada bagian isi dari Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) memuat kata
pengantar, daftar isi, KD, indikator, peta konsep, materi, contoh, latihan dan daftar
B. Pembahasan
analisis komponensial dan analisis tema budaya. Dari hasil penelitian, peneliti
mendapatkan bahwa pada seni pencak silat Kepulauan Riau dalam gerakan Hang
Jebat terdapat dua domain atau aktivitas matematika yaitu aktivitas menentukan
101
lokasi dan aktivitas bermain. Berikut ini akan dibahas mengenai masing-masing
domainnya.
Pada peragaan gerakan Hang Jebat ditemukan pola langkah gerak pesilat
yang berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Pola langkah ini diikuti dengan
posisi gerak tangan pesilat yang memeragakan jenis-jenis pukulan yang telah
dipaparkan pada bagian hasil penelitian. Untuk memudahkan dalam melihat pola
disertai dengan arah geraknya pada gambar 4.16 hingga gambar 4.22 di halaman
gerakan Hang Jebat ini terdapat perpindahan gerak dari satu titik ke titik lainnya
yang membentuk dasar konsep geometri sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh
pergerakan langkah kaki pesilat di mana adanya pola langkah yang dapat diamati
gerakan yang membentuk pola langkah tertentu. Dan pada analisisi tema budaya,
ditemukan pada pola langkah adanya unsur-unsur arah gerak dan gerak langkah
seperti geseran, angkatan dan ingsutan atau seseran yang membentuk konsep
Pada peragaan gerakan Hang Jebat ditemukan posisi gerak tangan dan kaki
pesilat yang tampak membentuk pola atau lintasan tertentu. Posisi tangan dan kaki
ini dapat dilihat ketika pesilat memeragakan jenis-jenis pukulan yang telah
ini, gerak tangan dan kaki pada peragaan seni pencak silat dapat dilihat pada
Pada tahapan analisis domain, didapat bahwa posisi gerak tangan dan kaki
pada gerakan Hang Jebat ini terdapat pola atau lintasan tertentu yang dibentuk
oleh satu tangan/kaki aupun kedua tangan/kaki. Hal ini sesuai dengan kriteria dari
aktivitas bermain yakni kegiatan dengan alur yang mempunyai pola tertentu
dengan penggunaan alat atau tanpa alat (tangan dan kaki) yang menunjukkan
keterkaitannya dengan matematika sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Sirate
didapat bahwa pada domain bermain adanya gerakan tangan dan gerakan kaki
yang dapat diamati sesuai dengan aktivitas bermain. Selanjutnya pada analisis
komponensial dari domain bermain ini diperoleh adanya posisi gerak pukulan
tangan dan posisi gerak kaki ada peragaan seni silat. Dan pada analisisi tema
budaya, ditemukan pada posisi gerak tangan dan posisi kaki yang membentuk
konsep matematika berupa sudut, bangun datar, hubungan antar garis dan
transformasi geometri.
103
Gambar 4.41 Konsep Sudut pada Posisi Gerak Tangan dan Kaki
pada pola gerak tangan dan kaki dilihat dari posisi satu tangan atau kaki. Untuk
temuan konsep hubungan antar garis, dapat ditemukan pada pola gerak tangan dan
kaki dilihat dari posisi satu tangan atau kaki. Seperti gambar dibawah ini.
Gambar 4.42 Konsep Hubungan antar Garis pada Posisi Gerak Tangan
Untuk temuan konsep transformasi, dapat ditemukan pada pola gerak tangan
(b)
(a)
Dalam pemilihan bahan ajar yang akan dirancang, ada dua hal yang menjadi
pertimbangan peneliti untuk memilih bahan ajar jenis apa yang tepat untuk
dalam satu materi melainkan hanya pada topik tertentu dan untuk menyesuaikan
temuan konsep matematika dengan pilihan bahan ajar yang dapat dirancang
dengan minimal satu Kompetensi Dasar (KD), mengingat minimnya topik yang
materri yang diberikan dan melatih keaktifan serta kemandirian peserta didik
dalam pembelajaran. Dengan demikian, peneliti menetapkan bahan ajar yang akan
Kerja Peserta Didik (LKPD) yang menjadi acuan peneliti menurut Wanto
1) Analisis Kurikulum
d) Penyusunan materi
ditemukan dari hasil eksplorasi pada seni pencak silat Kepulauan Riau, peneliti
memilih satu konsep yang dijadikan sumber acuan dala penyusunan LKPD.
Konsep yang diambil ialah materi sudut untuk kelas III Sekolah Dasar dengan
Perancangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ini tidak melalui proses
validasi dan uji coba. Mengingat proses eksplorasi etnomatematika yang cukup
A. Kesimpulan
etnomatematika pada seni pencak silat Kepulauan Riau yang diperoleh dengan
gerakan seni pencak silat terdapat dua aktivitas atau domain matematika yaitu
muncul pada saat pergerakan atau perpindahan langkah kaki pesilat dalam
memperagakan seni pencak silat dan aktivitas bermain muncul pada posisi gerak
tangan dan kaki pesilat. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, diperoleh
bahwa konsep matematika pada seni pecak silat untuk aktivitas menentukan lokasi
yaitu konsep bangun bangun datar, konsep sudut, konsep hubungan antar garis
dan konsep transformasi geometri (translasi dan rotasi), dan untuk aktivitas
tersebut, peneliti memilih satu konsep yang dijadikan sebagai sumber penyusunan
bahan ajar berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Setelah melakukan
dihasilkan yaitu satu buah LKPD dalam konteks budaya seni pencak silat
Kepulauan Riau dengan memuat dua Kompetensi Dasar (KD), yaitu konsep
106
107
menjelaskan sudut, jenis sudut (sudut siku-siku, sudut lancip, dan sudut tumpul),
dan satuan pengukuran tidak baku dan KD 4.11 mengidentifikasi jenis sudut
(sudut siku-siku, sudut lancip, dan sudut tumpul), dan satuan pengukuran tidak
baku. Tahap akhir perancangan LKPD terdiri dari perancangan cover dan isi
LKPD, dimana cover LKPD memuat judul LKPD, jenjang pendidikan, identitas
peserta didik dan menggunakan background dengan konsep seni pencak silat.
materi dan latihan yang mengacu pada konteks budaya seni pencak silat
menalar.
B. Implikasi
Riau adalah dapat menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika
yang bervariasi dan inovatif sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa
C. Saran
kepada pendidik, masyarakat luas, serta peneliti selanjutnya. Adapun saran yang
diberikan yaitu:
kontekstual.
108
dengan nilai seni yang tinggi dan juga juga terdapat nilai matematis di dalamnya.
3. Bagi para peneliti selanjutnya yang akan melanjutkan penelitian ini, dapat
memanfaatkan hasil penelitian ini serta dapat menggali lebih dalam lagi konsep
matematika yang terdapat pada budaya-budaya lain baik di dalam maupun di luar
kualitas dari Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang sudah dan akan dirancang
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanty, M., & Izzati, N. (2019). Eksplorasi etnomatematika pada corak alat
musik kesenian marawis sebagai sumber belajar matematika. Jurnal
Gantang, 4 No.1.
Lubis, Johansyah, & Wardoyo, Hendro. (2014). Pencak silat edisi kedua. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada.
Nuh, Z. M., & Dardiri. (2016). Etnomatematika dalam sistem pembilangan pada
masyarakat melayu riau. Kutubkhanah Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan
UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Vol.19 No.2, 220–238.
109
Datar Kelas IV A SD Islam As-Salam Malang. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Malang, Malang.
111
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
112
113
Lampiran 2. Waktu Penelitian Eksplorasi Etnomatematika Pada Seni Pencak Silat Kepulauan Riau Sebagai Sumber Penyusunan Bahan Ajar
Matematika
2018 2019
No Kegiatan Agst Sep Okt Februari Maret April Mei Juni Juli
3 3 4 1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1-4 2 3 4 5 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Penulisan dan Bimbingan Proposal
3 Pengesahan Proposal Pembimbing
4 Penyelesaian Berkas Seminar Proposal
5 Seminar Proposal
6 Revisi Proposal Penelitian
7 Penyusunan instrumen pendukung
8 Pelaksanaan Penelitian
9 Penulisan hasil penelitian + analisis data
10 Bimbingan Skripsi
11 Daftar Sidang
12 Sidang Skripsi
114
Lampiran 3. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
Tujuan Wawancara :
1. Untuk memperoleh informasi tentang praktik matematis yang terdapat pada
Seni Pencak Silat
2. Pertanyaan mengacu kepada 2 domain yang mungkin muncul dari setiap
pertanyan berbeda-beda, yaitu:
a. Menentukan lokasi, dan
b. Bermain
Tahapan Pertanyaan :
Pertanyaan dalam wawancara terdiri dari 4 tahapan, yaitu:
a. Pertanyaan umum seputar sejarah berdirinya Perguruan Silat Sendeng Cekak
b. Jenis dan cara melakukan gerakan seni Pencak Silat
Pertanyaan Wawancara
a. Pertanyaan umum seputar sejarah berdirinya Perguruan Silat Sendeng
Cekak
1. Bagaimana sejarah perkembangan pencak silat di Indonesia?
2. Kapan Perguruan Silat Sendeng Cekak dibentuk? (tempat, tanggal)
115
3. Siapa pelopor dalam pembentukan Perguruan Silat Sendeng Cekak?
4. Apakah terdapat perbedaan atau ciri khas Perguruan Silat Sendeng Cekak
yang membedakannya dengan perguruan silat lainnya?
116
Lampiran 4. Validasi Pedoman Wawancara dari Validator
117
118
Lampiran 5. Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA SENI PENCAK SILAT KEPULAUAN RIAU SEBAGAI SUMBER
PENYUSUNAN BAHAN AJAR MATEMATIKA
Petunjuk :
1. Isilah kolom hasil pengamatan sesuai dengan proses yang akan diamati pada tahapan aktivitas Kesenian Marawis
2. Isilah kolom domain yang sesuai dengan kriteria hasil pengamatan dan jelaskan aspek-aspeknya
g) Penggunaan alat/senjata
119
Lampiran 6. Validasi Lembar Observasi dari Validator
120
121
Lampiran 7. Biodata Narasumber
BIODATA NARASUMBER
122
Lampiran 8.
Kode Subjek N1 :
Pertanyaan Wawancara
123
N1 : “Kalau seluruhnya saye tidak tau, cuma kalau di sekitar Riau, itu silat tu
ade 5 jenis. Betul-betul nama silat. Tapi di IPSI Kota Tanjungpinang ada
32 perguruan, namanya saya pun heran. Saya bilang daerah
Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau ini silat itu hanya 5 titik, itupun
hanya sebagian sebagian. Sejarahnya di sini Sendeng, berarti yang
dikatakan Sendeng Cekak ini, saya belajar sama orang kota Bugis, dulu.
Terus yang adenye silat Kuntau, itu daerah Senayang, Daek. Daek tu apa
kata kami orang Bintan. Nah silat Kuntau dari Daek, ada juga satu itu dari
kite orang Bintan juga, silat Sendeng inilah dari Bintan asli. Dari datuk-
datuk saye yaitu datuk saye tapi yang paling tua sekali Datuk Jamhur,
yang kedue Datuk Penaung, yang ketige datuk saye, guru besar Wak Nun
waktu zaman dulu belajar, orang perempuan. Jadi lepas itu, orang laki-laki
lime bersaudaraan, Hang Tuah, Hang Jebat, Hang Lekir, Hang Kasturi.
Nah lime ini adalah keturunan daripade panglime-panglime, hulubalang-
hulubalang dan orang-orang pendekar. Ini sejarah ya yang saye cerite.
Pergilah ke Gunung Ledang mengambil keputusan yang terakhir. Jadi di
Gunung Ledang tu, habis tamat turun ke bawah adelah huru-hare di
Melake. Sampailah jadi Hang Tuah, Hang Jebat ini diangkat menjadi
Datuk Laksmane. Kalau di Bintan ini hanya satu nak, Datuk Laksmane
yaitu Datuk Laksmane Andak, tidak ade due tige, tapi kalau di Malaysia
atau di Malake ada Datuk Hang Tuah dengan Datuk Hang Jebat diangkat
oleh Sultan Melake. Ke due di Kota Tinggi orang kami juge Datuk Hang
Lekir itu kan. Ke empat, di dekat Miri, namanya Datuk apa itu ya. Jadi di
situ diangkat empat di Malaysia. Jadi murid yang pertame itu kami orang
perempuan. Sendeng ini ada due alternatif, kode-kodenya bapak dan ibu.
Jadi kalau Sendeng kami ini di Bintan jagenya susu yang dijage. Tapi
kalau di Daek itu jagenya kemaluan. Itu ada kodenye. Jadi kalau kami
pergi ke Daek tu walaupun cucu cicit ntah-ntah bukan-bukan ntah ape-ape
lagi sampai sekarang ini hah itulah tadi. Jadi tau ini sejarahnye orang dari
Bintan dengan Daek, karena gunung itu ibu nah Daek itu gunungnya
124
gunung Daek itu bapak. Itu ade kisah-kisahnye. Jadi yang banyak
sejarahnya ini Hang Tuah, kalau Datuk Laksmane Andak ini hanya
sejarah di Bangke saje sampai mengamankan lanun-lanun di huru-hare
lanun di lautan dari Daek sane sampai ke sini, itu zaman tahun 17. Nah
bukan tahun 1917, tapi abad ke 17, akhir zaman Nabi Muhammad
timbullah abad ke 17 sampai abad ke 19. Kadang orang pikir eh baru abad
ke 17 ini, tue Penyengat, Penyengat tu abad yang ke 6. Abad ke 6 abad
yang sekarang dari 19 sampai ke 6 kan. Jadi waktu Penyengat ini kerajaan
dia waktu Portugis, Belande, Jepang sampailah habis mase. Maka itu di
Bintan ini tidak ada museumnya, hanya ade makam-makam saje. Dekat
Bukit Batu, Penau itu sebelah kanan bukit itu makam orang-orang zaman
dulu nak, itu yang tempat bersejarah. Tapi di Bintan ini banyak nak,
tempat yang bersejarah, Datuk Laksmane itu Datuk Laksmane dah banyak
tapi orang dari luar, tapi kami itu betul-betul anak pribumi orang Bintan
karena ade silsilahnya, silsilah tu turun temurun. Asal-usul, tempat
tinggal, lahir, nenek moyang, noyang ke noyang nak atok ke atok
sampailah kite sekarang ini.”
P : “Terus tok saya mau nanya, perguruan Sendeng Cekak ini dibentuknya
kapan, awal mulai berdirinya tahun berapa?”
N1 : “Tahun 2003 di Kota Tanjungpinang. Tapi kalau atok belajar Sendeng, ini
umur atok 14 tahun sampai 18 tahun. Jadi, sampai gunung tiga sampai ke
sumur kering ada lembing 7 batang di situ, atok belawan sama guru di
situ. Terus saya jatuh di tepi tapi saye tak ape-ape, ingat aje kate guru
jangan lupe, asal lupe pasti luke. Itulah kisah-kisahnya, jadi 2 alternatif, di
gunung kita sekali, bikin lobang bermain dengan guru saye, pas saye jatuh
saye menyerah tidak ada luke tidak apa-apa, sehat. Yang terakhir saya
tidak mampu, kalau ngambil yang terakhir, Sendeng ini papandake nak.
Papandake tu wafat, kita diwafatkan ini hidup-hidup, terus nanti Jumat ini
ditanam, Jumat depan kita bangkit, bangkit sendiri, tapi melawan Munkar
125
Nakir die. Kan melawan malaikat namanya, masya allah, atok tak mampu.
Biarlah, biar aje kena sepak guru. Guru kami itu, guru arwah Raje Ahmad,
raje tapi udah wafat dia. Mekarnya Sendeng ini dari Wak Nun, dari datuk
saye, Wak Nun Belajar, sampailah pada cicit dan ntah-ntahnye. Itu lama
nak.”
P : “Berarti tok, pelopor berdirinya Sendeng Cekak itu atok sendiri kan?”
P : “Lalu tok, ada yang yang membedakan perguruan Sendeng Cekak ini
dengan perguruan yang lainnya?”
N1 : “Beda, masalah Sendeng Cekak ini kalau adat die tidak boleh musing
belakang. Contoh saya lagi silat ini (dipraktikkan oleh informan, gaya
Hang Jebat dan gaya Hang Tuah). Itu gerakannya sampai selesai, jadi
tidak boleh sembarangan. Dulu, zaman kerajaan dulu, itu dibunuh oleh
hulubalang nak. Kate panglima “bunuh, bunuh tu hulubalang, kurang ajar,
silat apa itu.”
N1 : “Iya, ada tersendiri. Tak sama dengan orang, orang salah dah buka
syuhsyuhsyuh (gerakan mengusir), kayak belok ape belok ape pun tak ada
yang tau. Bapak selaku guru besar, awak bawa saye tau itu cemmane die
ya kan, tau saya soalnya sudah mahir kan. Jadi daerah kite ini hanya lime
saudara, Sendeng pusake Bintan, Kuntau pusake Daek, Alian pusake
Chine, terus ini Cekak pusake Bugis, Kemian itu dari orang Pulau Tujuh,
Tujuh Kepulauan Kemian ini. Silat Kemian ini name yang pertame itu
Sriwijaya dengan Kulun. Jadi Sriwijaya ini dia belajar sampai ke
Semenanjung Malaysia, dia belajar. Nah itu sejarah ya, sejarah silat
Kemian ini, orangnya agak keangkuhan gitu. Silat Kemian ini, die punye
126
sepasang alternatif. Adik die ini belajar hanye di tempat nenek, yang
mengajarnye guru itu Datuk Gayung. Balik abang die, singkat aja ini
ceritenye, kalau bapak nak cerite panjang ceritenye, singkat aja ceritenye.
Baliklah Sriwijaya ini ke tempat dia lahir ke Kulun, namanya Kulun
adeknya namanya Kulun. Jadi kate die, “Bang, ape hasilnya abang pergi
mencari ilmu sampai Semenanjung Malaysia? Sampai jumpa dengan
Datuk Gayung,”. Itu sejarah ya. Terus, abang die jawab “Oh, aku dek,
tangan ini tak boleh jejak ke orang, pasti mati,”, hah itu kate Sriwijaya.
“Bang, cakap tuh tak usah angkuh sangat. Kite ini manusie, tak ada hak
kita, membunuh, same-same manusie, sama-sama ummat-Ku anda
ummat-Ku kata Allah, tak ada hak kita membunuh ummat Allah itu, yang
ada boleh membunuh hanya Allah, kite tidak boleh”. “Eh engkau nih
dapat belajar darimana?”, “Saya hanya mengetahui,”. Nah keduenye
terakhir cerite, ditanye ke abangnya, “Bang, ini ada due alternatif, abnag
pilih hak Allah kukembalikan kepada Allah atau abng pilih aku berlindung
disebalikmu Ya Allah, yang mane bang pilih?” “Aku pilih hak aku lah
kukembalikan kepada Allah,”. Adik die jawab Kulun ni, “Bang, abng tu
tak ade hak mengembalikan hak Allah, Allah yang ngambil kite, aku pilih
ini bang,”. “Hah kau tuh, kalau tak percaye yuk (mengajak bertanding),”.
“Tak usah bang, abang kalah dengan aku,” kata adiknya ini kan, “abang
tak bise, tak bise bergerak dengan aku,”. Nah tanding die nak, baru nak
bergerak aja syut dah kene kat sini (menunjuk perut bagian kanan), tujuan
die tadi ke sinilah, sekitar sini dari sini ke kiri dari kiri ke ulu hati,
sampailah tak bernafas abangnye, tak gerak kena tak gerak kene. Nah jadi
silat ini memang luar biase, yang satu abangnye tangan tak boleh kene ade
semua pade die, ma‟rifat ade, selendang empat puluh empat ade, pancung
mayu ade, pancung ma‟rifat ade, giri jantung ade, bersejari ade, semue ade
pade pesilat Kemian ini. Kalau kita hanye berlindung disebalik darri dua
kalimat syahadat. Nah itu kalau kami, sejarah kami dari dua kalimat
syahadat sampailah kite terakhir saye ntah adalagi. Jadi tal luput dari bumi
dipijak langit dijunjung itulah ibu kite selalu, jalan terus membangkitkan.
127
Hah itulah tadi tradisi-tradisi kite, masing-masing punya wadah, masing-
masing punya pendirian, masing-masing punye kebolehan-kebolehan. Itu
sejarah, jadi kalau kite hidup tidak boleh menanggalkan sejarah. Betul
kate Jokowi tu, sejarah jangan ditinggali. Silat adalah yang
membangkitkan sejarah, membangkitkan bendera merah putih, abad yang
ke berape sekarang ini, jadi kalau kite ikut itu abad yang ke 18 lalu 19 20,
baru bangkit kite orang silat bersejarah tu. Mendirikan silat itu dari sejarah
Bung Karno sampai ke zaman kite sekarang ni, jadi silat itu menang silat
tu menang silat karena silat bukan karena kepandaian, kepandaian sudah
ade kite tuntut ilmu masing-masing. Kalau sudah tebiat masing-masing,
kite belajar silat itu, baik jahat itu urusan pribadi masing-masing, baik ade
jahatpun ade, dua alternatif sepasang-sepasang, ade laki ade perempuan,
ada yang jahat ade yang baik. Zaman dulu hingga zaman sekarang inilah
petueh yang diberikan oleh ibu bapak kite nenek noyang noyang kite
zaman dulu tuh nah sepasang-sepasang, Allah pun memberi kite sepasang-
sepasang, jadi sampai pade kite sekarang nih. Telinge sepsang, mata
sepasang, hidung sepasang, mulut sepasang atas bawah langit dan bumi
(sambil menunjuk bibir atas dan bawah), tang sepasang kanan dan kiri,
bahu sepasang kanan dan kiri, ini tak pernah berkecamuk nih tak pernah
kelahi. Pernah tak awak tengok die berkelahi, ini tang kanan dan kiri tak
pernah kelahi nak, itu sejarah, sejarah Allah itu, yang suke kelahi ini
mulut. Mulut berbeda dengan hati, hati ini kadang-kadang ada nggak turut
ya kan, mengataken tabiat manusie ini kan ada gerak dari hati ade gerakan
dari bibir, yang nam jahannam ini dari bibir bukan dari hati. Jadi kate silat
kami, yang diajarkan keturunan kami ini orang Bintan, tige alternatif. Satu
yang sabar, kedue menjaga marwah, ketige amanah. Siapapun kite amanah
kepade bapak kite, siapapun guru kite, amanah sama guru. Lari ke marwah
tabiatnye tabiat kite, karena seluruh umat Islam seluruh umat Allah,
seluruh umat Adam ade 1000 tabiatnye. Nah atok ini bukan berbesar bual,
tapi bercerite pada anak, jagalah baik-baik ini marwah kite sampai
membawa ke akhirat ini, bukan dunie aja nak, langkah ade artinye,
128
mengayun tangan ade artinye, bersilat ade artinye. Tetap kite di belakang
Allah ini bersilat, tidak ade kite di depan. Bukan silat sembarang silat,
silat ade kebatinan. Bukan tempat sembarang tempat, tempat ade di
belakangan.”
P : “Mengenai gerakan dalam seninya tok, gerakan dalam seninya itu punya
nama-namanya nggak tok?”
N1 : “Punye, itu kalau Sendeng 12 gerakan. 12 gerakan itu kite ambil dari
awal, gerakan itu ada diberikan oleh datuk-datuk zaman dulu, bersambit
dengan di dunie dan akhirat. Itu karena die menjalankan gerakan itu
daripade dua kalimat syahadat. Jadi jatuhnye dengan kite yang membawa
tu ade 13 gerakan, sama dengan shalat, kite shalat membawa rukun 13,
gerakan 13. Jadi gerakan silat same dengan shalat. Jadi 12 gerakan,
dengan kite yang membawa jadi 13. Nama gerakannya, langkah 4
pertama, langkah 5 yang kedua, langkah 7 yang ketige, langkah 9 yang
keempat, akhir yang terakhir langkah 12 langkah 13. Tidak sembarang-
sembarangan. Jadi kalau masalah pukul, 35 gerakan. Mematikan langkah,
mamsukkan langkah, membunuh lapiskan, memasuk bunuh pukulan, itu
Sendeng. Mana pun gerak, kalau orang karate, saya tak elak pukulan itu.”
P : “Kan kalau tadi gerakan tangannya tok, kalau gerakan kakinya ada tidak
ya tok?”
N1 : “Gerakan kaki, itu pukulan kaki pukulan orang kurang ajar namanye. Jadi
kalau pukulan kai itu nak (dicontohkan oleh informan).”
N1 : “Iya, kalau silat nasional biase tak ada seninya, hanya gerakan. (Informan
masuk ke ruang kamarnya lalu membawa sebuah keris yang biasa
129
digunakan dalam memperagakan seni Sendeng). Ini keris zaman dulu.”
N1 : “Keris ini hanya untuk membela diri saja, membunuh tidak boleh.
Kemanapun lari bisa dielak, kemanapun tikam bisa dibuang. (Ketika
membuka keris tersebut, suara informan terdengar pelan karena sedikit
menangis dan sesenggukan).”
P : “Mau nanya lagi tok, itu gerakan silatnya punya makna tidak tok
masing-masingnya?
N1 : “Ada.”
N1 : “Jadi gini, (informan melihat foto yang sudah disusun peneliti) ini
gerakannya yang ke dua belas. Tangkisan bermakna satu, kedua
tangkisnya mengelak pukulan dalam, ketiga tangkisan memasukkan
pukulan, keempat menangkis pukulan, kelima tangkisan adalah maut
bagi pukulan, keenam mematikan pukulan, ketujuh menapiskan pukulan,
kedelapan mematikan pukulan tendangan kaki, kesembilan membunuh
pukulan, kesepuluh bertuntunan pukulan tiga kali bawah, satu pukulan
itu tiga kali kan, jadi bawah, tengah perut, tenggorok, kesebelas
mencakupkan pukulan apapun, kedua belas melalukan pukulan, ketiga
belas yang melaksanakan. Apa yang nak buat, maut ke tidak ke, itu
urusan kita dengan Allah. Ya nak ya, itu sajalah keputusannya.”
P : “Ini berarti yang Hang Jebat ya tok? Kalau yang Hang Tuah tok?”
130
N1 : “Sama.”
N1 : “Ini kan yang silat ke dua belas, ini silat yang terakhir. Iya menyambung.
Hang Tuah bukan gerakan tujuh ya nak, tapi sembilan.”
P : “Jadi gerakannya namanya seperti tadi ya tok, untuk Hang Tuah tok?”
N1 : “Jadi kalau untuk mencakupkan semue daripade Hang Tuah tu tak bise
nak. Hang Tuah tak bisa disebut. Hang Tuah tu adalah gerakan daripade
24 malaikat. Itu pukulan terakhir die. Setelah bikin gerakan dua belas,
yang dikatakan malaikat itu ialah kunci seluruh silat, kunci gerakan
seluruh silat. (Informan mengepalkan telapak tangan kanannya) Inilah
pukulan terakhir namanye, dibuang kene tak dibuangpun kene. Yang
menentukan tu bukan saye, hanya Allah. Saye tidak berani itu
membunuh umat, tidak ade hak saye membunuh itu hak Allah. Jadi saye
tidak boleh memutuskan, tidak boleh mengatakan kalau kene tangan aku
ini mati kau, bukan begitu bukan. Saye tak berani, karena bukan hak kita
membunuh, umpamanye awak lah, dan atok ni tak tau ape yang nak
terjadi ni. Itulah gune dua kalimat syahadat, bukan kite yang menentukan
melainkan Allah. Kami orang Bintan nak, kalau die betul nak mati ya die
tidak akan mundur setapakpun dari lawan yang telah menyerangnye.
Sampai Portugis sana, Hang Tuah tu, tak pernah die terlengges satupun
manusie yang bise melukai die. Untuk pukulan 24 malaikat itu, kene
dade dade hancur, kene bumi bumi retak, kene langit langit belah.”
N1 : “Sama, cuma lebih afdol lagi itu Hang Tuah karena Hang Tuah waktu
salam yang terakhir dengan guru die beda sama Hang Jebat. Kalau Hang
131
Jebat ni die hanya bise mengelakkan, tidak bisa membunuh. Tapi kalau
dah kesah, die bise membunuh satu kampung. Itulah silat ni, silat ni tidak
sembarangan, kalau silat-silat aje itu tak apa-apa.”
132
Lampiran 9. Hasil Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Petunjuk :
1. Isilah kolom hasil pengamatan sesuai dengan proses yang akan diamati pada tahapan aktivitas Seni Pencak Silat
2. Isilah kolom domain yang sesuai dengan kriteria hasil pengamatan dan jelaskan aspek-aspeknya
Tahapan Domain/Aktivitas Matematika yang Muncul
Aktivitas Seni Hasil Pengamatan
Menentukan Lokasi Bermain
Pencak Silat
Tahapan Awal 1. Sikap Tegak Pada tahap awal gerakan Hang Tuah, dimulai dengan
Gerakan Hang sikap tegak pesilat di mana ke dua kaki pesilat berada
Tuah pada posisi yang berdekatan dan terbuka membentuk
sudut 45º. Ke dua tangan pesilat berada di samping sejajar
lurus ke bawah.
133
Tahapan Domain/Aktivitas Matematika yang Muncul
Aktivitas Seni Hasil Pengamatan
Menentukan Lokasi Bermain
Pencak Silat
Tahapan Awal 2. Kuda-kuda Samping Dinamakan kuda-kuda samping, karena bagian kaki yang ditekuk
Gerakan Hang adalah bagian kaki berada di samping kiri atau pun kanan. Pada
Tuah gerakan kuda-kuda depan ini, apabila diperhatikan pada gerakan
kaki pesilat akan menunjukkan kedua kaki yang bila ditarik garis
lurus ke kanan dari kaki kiri akan menyentuh ujung tumit kaki
kanan dan membentuk sudut 90º. Lalu pola kedua kaki pesilat
pesilat terbentuk sebuah kesatuan bangun datar dari trapesium dan
segitiga. Pada pola gerak tangan pesilat, tangan kanan terentang
lurus ke bawah dan tangan kiri ditekuk melewati sedikit bahu
kanan. Gerak kedua tangan tersebut menyerupai dua garis yang
saling berpotongan dan tegak lurus dan akan membentuk bangun
datar segitiga jika diberikan garis bantu dari ujung jari tangan
kanan ke siku luar tangan kiri.
Tahap awal 1. Sikap Duduk Awal Pada gambar sikap duduk awal tersebut, dapat terlihat gerakan
gerakan Hang memberi salam dengan ujung jari ke dua tanga di depan wajah.
Jebat Kedua lengan terbuka dengan ketinggian yang sama, jika dilhat
dari jari tangan hingga ke siku maka akan tampak kedua tangan
seperti membentuk bangun datar segitiga dengan menambahkan
garis bantu yang menhubungkan kedua siku tangan.
134
Tahapan Domain/Aktivitas Matematika yang Muncul
Aktivitas Seni Hasil Pengamatan Menentukan
Bermain
Pencak Silat Lokasi
Tahapan Awal 2. Sikap Penghormatan Arah kedua kaki pada gambar tersebut menunjukkan bahwa
Gerakan Hang kaki kiri dan kanan sejajar dan menghadap arah yang sama.
Jebat Selanjutnya melihat pada kedua tangan pesilat, dimana tangan
kiri menyentuh siku dalam tangan kanan yang terentang lurus
ke depan. Gerak kedua tangan tersebut menyerupai dua garis
. yang saling tegak lurus dan akan membentuk bangun datar
segitiga jika diberikan garis bantu dari ujung jari tangan
kanan ke siku luar tangan kiri.
135
Tahapan Domain/Aktivitas Matematika yang Muncul
Aktivitas Seni Hasil Pengamatan Menentukan
Bermain
Pencak Silat Lokasi
Gerakan Pukulan 1. Tangkisan Gerakan di samping adalah tangkisan. Tangan kanan pesilat
Tangan Hang
terbuka lebar dan tangan kiri ditekuk sebesar membentuk
Jebat
sudut siku-siku. Selanjutnya gerak kaki pesilat dengan kaki
kiri di depan yang sedikit ditekuk dan kaki kanan lurus
berada di belakang, jika diberikan garis yang mengitari ruas
kaki dan antara kedua telapak kaki diberikan garis bantu,
maka akan tampak seperti sebuah bangun datar segiempat
tak beraturan.
2. Tangkisan Mengelak Pukulan Dalam Gambar di samping adalah dua gerakan tangkisan mengelak
pukulan dalam. Gerakan pertama menunjukkan gerak lengan
bawah tangan kiri yang ditekuk ke atas dan lengan bawah
tangan kanan yang lurus ke bawah sedikit masuk ke kiri,
maka posisi ke dua lengan bawah tangan ini sejajar.
Selanjutnya tangan kiri pesilat ditekuk mengarah ke siku
kanan dengan tangan kanan lurus mengarah ke serong kiri
bawah. Jika diberikan garis dari tangan kiri melewati siku
kanan, maka akan tampak seperti dua buah garis yang saling
berpotongan.
136
Tahapan Domain/Aktivitas Matematika yang Muncul
Aktivitas Seni Hasil Pengamatan Menentukan
Bermain
Pencak Silat Lokasi
3. Tangkisan Memasukkan Pukulan Ketiga gambar di samping merupakan rangkaian gerakan
tangkisan memasukkan pukulan. Pesilat menggunakan kuda-kuda
depan. Gambar di samping terlihat gerakan tangan kanan yang
seakan-akan menahan pukulan. Bentuk tangan kanan yang ditekuk
di depan dada ke arah atas tampak membentuk sudut. Lalu tangan
kanan mendorong maju pukulan tersebut dan tangan kiri naik
menangkis ke arah atas pukulan tersebut, sehingga tampak
membentuk sudut. Kemudian memasukkan pukulan pada lawan
yang telah ditangkis pukulannya dengan tangan kanan lurus
memasukkan pukulan dan tangan kiri ditekuk ke atas, apabila
tangan tersebut dianggap sebagai garis tampak membentuk dua
garis yang saling tegak lurus.
137
Tahapan Domain/Aktivitas Matematika yang Muncul
Aktivitas Seni Hasil Pengamatan Menentukan
Bermain
Pencak Silat Lokasi
4. Menangkis Pukulan Gambar di samping merupakan gerakan menangkis pukulan,
dimana tangkisan terhadap pukulan dilakukan dengan
mengarahkan tangan kanan dari bawah untuk menangkis dan
mementalkan ke atas pukulan yang dilakukan. Gerak kaki pesilat
yang bersilangan tampak membentuk sebuah sudut. Kemudian
gerak tangan pesilat ditekuk di depan ke arah atas sehingga
tampak membentuk sebuh sudut.
5. Tangkisan Adalah Maut Bagi Pukulan Gambar di samping adalah gerakan tangkisan maut bagi pukulan,
dimana gerakan ini terdiri dari pukulan yang ditangkis
menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanan sudah siap
untuk melaksanakan gerakan selanjutnya. Gerak tangan kanan
yang ditekuk sedikit dan tangan kiri yanng juga ditekuk pesilat
tampak membentuk sebuah sudut.
138
Tahapan Domain/Aktivitas Matematika yang Muncul
Aktivitas Seni Hasil Pengamatan Menentukan
Bermain
Pencak Silat Lokasi
6. Mematikan Pukulan Gambar di samping merupakan gerakan mematikan pukulan.
Gerakan ini merupakan kelanjutan dari gerakan tangkisan maut
bagi pukulan, pesilat saat menahan pukulan dengan tangan kiri
kemudian menjepitnya dengan tangan kanan yang bergerak dari
bawah ke atas tampak bersilangan sehingga membentuk sebuah
sudut.
139
Tahapan Domain/Aktivitas Matematika yang Muncul
Aktivitas Seni Hasil Pengamatan Menentukan
Bermain
Pencak Silat Lokasi
8. Mematikan Pukulan Tendangan Kaki Gambar di samping adalah gerakan mematikan pukulan tendangan
kaki. Gerakan ini didahului dengan menahan tendangan kaki dari
bawah menggunakan tangan kanan dan memperberat tangan kanan
dengan tangan kiri yang disilangkan di atasnya. Selanjutnya,
tangan kiri bergerak lurus ke serong kiri bawah untukmengibas
atau menepiskan tendangan kaki yang sudah ditahan dan tangan
kanan ditekuk ke bahu kiri sehingga tampak seperti dua garis yang
saling berpotongan.
140
Tahapan Domain/Aktivitas Matematika yang Muncul
Aktivitas Seni Hasil Pengamatan Menentukan
Bermain
Pencak Silat Lokasi
9. Membunuh Pukulan (sambungan) Selanjutnya saat pukulan mendekati dada, pesilat memotong
pukulan tersebut seakan menggunting pukulan tersebut dengan
menggerakkan tangan kiri ke arah kiri bawah dan tangan kanan
melebar ke kanan.
10. Bertuntunan Pukulan Tiga Kali (Bawah, Gerakan ini dimulai dengan menahan serangan atas menggunakan
Tengah Perut, Tenggorokan) tangan kanan dan memasukkan pukulan bawah dengan tangan kiri
menuju arah kemaluan. Selanjutnya, menahan serangan kaki
menggunakan tangan kanan dan memasukkan pukulan
menggunakan tangan kiri yang sebelumnya ditekuk sebagai
awalan pukulan menuju pertengahan antara perut dan dada atau
ulu hati. Kemudian mengarahkan pukulan ke arah tenggorokan
menggunakan kanan.
141
Tahapan Domain/Aktivitas Matematika yang Muncul
Aktivitas Seni Hasil Pengamatan Menentukan
Bermain
Pencak Silat Lokasi
11. Mencakupkan Pukulan Gambar berikut merupakan gerakan mencakupkan pukulan.
Maksud dari mencakupkan pukulan ialah persiapan untuk
melakukan pukulan terakhir. Gerakan ini dimulai dengan menahan
gerakan yang mendekat menggunakan tangan kanan yang lurus
terbuka sejajar bahu dengan tangan kiri lurus menghadap bawah.
Kemudian dilanjutkan gerakan awalan untuk melakukan pukulan
disertai tangan kanan yang diletakkan di samping lutut kanan
setelah menepis tendangan kaki lawan.
142
Tahapan Domain/Aktivitas Matematika yang Muncul
Aktivitas Seni Hasil Pengamatan
Pencak Silat Menentukan
Bermain
Lokasi
143
Tahapan Domain/Aktivitas Matematika yang Muncul
Aktivitas Seni Hasil Pengamatan
Menentukan Lokasi Bermain
Pencak Silat
Pola langkah Pola Langkah I Gambar di samping merupakan pola langkah awalan atau pembuka
gerakan Hang gerakan, dimana pola langkah ini merupakan sikap penghormatan.
Jebat
Gerakan ini dimulai dengan duduk awalan penghormatan.
1 3
Kemudian pesilat berdiri dan melangkahkan kaki kiri ke depan dan
memiringkannya ke kiri sehingga tampak antara kaki kiri dan
2 4
kanan apabila ditarik sebuah garis akan membentuk sudut 90º (1).
Lalu kaki kanan pesilat melangkah maju lurus ke depan dengan
kemiringan sudut ±45º dari kaki kiri (2), dan melaksanakan sikap
duduk penghormatan kembali. Selanjutnya pesilat berdiri kembali
dan melangkahkan kaki kiri ke depan diikuti dengan kaki kanan,
kedua kaki ini sejajar menghadap depan, namun kaki kanan sedikit
lebih maju dibanding kaki kiri (3 dan 4).
144
Tahapan Domain/Aktivitas Matematika yang Muncul
Aktivitas Seni Hasil Pengamatan
Menentukan Lokasi Bermain
Pencak Silat
Pola Langkah II Pola langkah ke dua, dimulai dengan melangkahkan kaki kanan
pesilat ke belakang dengan tetap mempertahakan arah tubuh ke
3’2 3’1 depan, sudut yang terbentuk antara kaki kanan dan kaki kiri
sebesar 90º (1), dilanjutkan dengan melangkahkan kaki kiri ke
3 belakang dan juga membentuk sudut 90º (2). Kemudian pesilat
2
melangkahkan kaki kanan ke arah belakang kanan (3), segaris
1
dengan kaki kiri yang sudah berputar 90º berlawanan jarum jam
dari kedudukan sebelumnya dan membentuk sudut 90º antara kaki
kanan dan kaki kiri dengan arah tubuh ke kiri (3‟1). Kemudian
arah tubuh berputar 180º bersamaan dengan berputarnya kaki
kanan dan kaki kiri searah jarum jam sebesar 90º (3‟2).
145
Tahapan Domain/Aktivitas Matematika yang Muncul
Aktivitas Seni Hasil Pengamatan
Menentukan Lokasi Bermain
Pencak Silat
Pola Langkah III Pola langkah ke tiga diawali dari posisi tubuh pesilat menghadap ke kanan,
lalu pesilat melangkahkan kaki kirinya ke kanan mendekati kaki kanan,
1
1 kemudian melangkah kembali ke depan bersamaan dengan kaki kanan
1 kanan yang telah berputar ke kanan 90º (1). Kemudian kaki kanan maju dan
2 2’2
melebar sedikit dan diikuti kaki kiri bergerak mundur (2), kedua arah kaki
4
ini membentuk sudut 90º (2‟1) dengan arah gerak tubuh ke kanan, lalu
2’1
3 berputar 180 º ke kiri (2‟2) diikuti dengan perputaran kaki kanan dan kaki
kiri berlawan jarum jam sebesar 90º. Selanjutnya kaki kanan pesilat
melangkah ke depan (3) diikuti kaki kiri melangkah ke belakang (4) yang
jika dihubungkan dengan garis bantu akan membentuk sudut 90º dengan
arah tubuh ke depan.
146
Tahapan Domain/Aktivitas Matematika yang Muncul
Aktivitas Seni Hasil Pengamatan
Menentukan Lokasi Bermain
Pencak Silat
Pola Langkah V Pola langkah ke lima ini, dimulai dari posisi tubuh pesilat menghadap ke
depan dengan gerakan kaki kiri pesilat melangkah ke serong kiri depan
Pola Langkah VI Pola langkah ke enam dimulai dari posisi tubuh pesilat menghadap ke
depan, lalu kaki kiri pesilat melangkah ke kiri belakang diikuti perputaran
3 kaki kanan sebesar 90° berlawanan jarum jam, dan juga gerakan tubuh
1
berputar 90° menghadap ke kiri (1). Kemudian kaki kanan melangkah
2
maju terbuka bagian dalamnya (2) dengan posisi kaki kanan dan kaki kiri
membentuk sudut 90°. Selanjutnya pesilat melangkahkan maju kaki kiri
dengan posisi kaki menghadap depan bersamaan dengan kaki kanan yang
berputar 90° searah jarum jam (3), diikuti gerakan tubuh berputar 180°.
147
Tahapan Domain/Aktivitas Matematika yang Muncul
Aktivitas Seni Hasil Pengamatan
Menentukan Lokasi Bermain
Pencak Silat
Pola Langkah VII Pola langkah ke tujuh ini adalah langkah akhir dari gerakan
Hang Jebat. Langkah ini dimulai dari posisi tubuh pesilat
menghadap ke kiri, lalu kaki kiri pesilat melangkah ke
2 depan selurus dengan kaki kanan dan posisi tubuh berputar
90° ke kiri (1). Posisi kaki kanan dan kaki kiri membentuk
sudut 90°. Kemudian kaki kiri pesilat melangkah ke
1 belakang (2) dengan kemiringan 45° dari kaki kanan, dan
berakhir dengan sikap duduk bersila dengan tangan
bertangkup di depan dada sebagai penghormatan penutup.
148
Lampiran 10.
KOMPETENSI INTI
&
KOMPETENSI DASAR
149
a. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika SD/MI
KELAS: I
150
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.1 Menjelaskan makna bilangan 4.1 Menyajikan bilangan cacah
cacah sampai dengan 99 sampai dengan 99 yang
sebagai banyak anggota suatu bersesuaian dengan banyak
kumpulan objek anggota suatu kumpulan objek
yang disajikan
3.2 Menjelaskan bilangan sampai 4.2 Menuliskan lambang bilangan
dua angka dan nilai tempat sampai dua angka yang
penyusun lambang bilangan menyatakan banyak anggota suatu
menggunakan kumpulan benda kumpulan objek dengan ide nilai
konkret serta cara membacanya tempat
3.3 Membandingkan dua bilangan 4.3 Mengurutkan bilangan- bilangan
sampai dua angka dengan sampai dua angka dari bilangan
menggunakan kumpulan terkecil ke bilangan terbesar atau
benda-benda konkret sebaliknya dengan menggunakan
kumpulan benda-benda konkret
3.4 Menjelaskan dan melakukan 4.4 Menyelesaikan masalah
penjumlahan dan pengurangan kehidupan sehari-hari yang
bilangan yang melibatkan berkaitan dengan penjumlahan
bilangan cacah sampai dengan dan pengurangan bilangan yang
99 dalam kehidupan sehari-hari melibatkan bilangan cacah sampai
serta mengaitkan penjumlahan dengan 99
dan pengurangan
3.5 Mengenal pola bilangan yang 4.5 Memprediksi dan membuat pola
berkaitan dengan kumpulan bilangan yang berkaitan dengan
benda/gambar/gerakan atau kumpulan benda/gambar/gerakan
lainnya atau lainnya
3.6 Mengenal bangun ruang dan 4.6 Mengelompokkan bangun ruang
bangun datar dengan dan bangun datar berdasarkan
menggunakan berbagai benda sifat tertentu dengan
konkret menggunakan berbagai benda
konkret
3.7 Mengidentifikasi bangun datar 4.7 Menyusun bangun-bangun datar
yang dapat disusun membentuk untuk membentuk pola
pola pengubinan pengubinan
3.8 Mengenal dan menentukan 4.8 Melakukan pengukuran panjang
panjang dan berat dengan dan berat dalam satuan tidak baku
satuan tidak baku dengan menggunakan
menggunakan benda/situasi benda/situasi konkret
konkret
3.9 Membandingkan panjang, 4.9 Mengurutkan benda/kejadian/
berat, lamanya waktu, dan suhu keadaan berdasarkan panjang,
menggunakan benda/situasi berat, lamanya waktu, dan suhu
konkret
151
KELAS: II
152
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.5 Menjelaskan nilai dan 4.5 Mengurutkan nilai mata uang
kesetaraan pecahan mata serta mendemonstrasikan
uang berbagai kesetaraan pecahan
mata uang
3.6 Menjelaskan dan menentukan 4.6 Melakukan pengukuran panjang
panjang (termasuk jarak), (termasuk jarak), berat, dan
berat, dan waktu dalam waktu dalam satuan baku, yang
satuan baku, yang berkaitan berkaitan dengan kehidupan
dengan kehidupan sehari-hari sehari-hari
3.7 Menjelaskan pecahan ⁄ , ⁄ 4.7 Menyajikan pecahan ⁄ , ⁄ ,
, dan ⁄ menggunakan benda- dan ⁄ yang bersesuaian dengan
benda konkret dalam bagian dari keseluruhan suatu
kehidupan sehari-hari benda konkret dalam kehidupan
sehari-hari
3.8 Menjelaskan ruas garis 4.8 Mengidentifikasi ruas garis
dengan menggunakan model dengan menggunakan model
konkret bangun datar dan konkret bangun datar dan
bangun ruang bangun ruang
3.9 Menjelaskan bangun datar 4.9 Mengklasifikasi bangun datar
dan bangun ruang dan bangun ruang berdasarkan
berdasarkan ciri-cirinya ciri-cirinya
3.10 Menjelaskan pola barisan 3.10 Memprediksi pola barisan
bangun datar dan bangun bangun datar dan bangun ruang
ruang
153
KELAS: III
154
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.7 Mendeskripsikan dan 4.7 Menyelesaikan masalah yang
menentukan hubungan antar berkaitan dengan hubungan
satuan baku untuk panjang, antar satuan baku untuk panjang,
berat, dan waktu yang berat, dan waktu yang umumnya
umumnya digunakan dalam digunakan dalam kehidupan
kehidupan sehari-hari sehari-hari
3.8 Menjelaskan dan menentukan 4.8 Menyelesaikan masalah luas dan
luas dan volume dalam satuan volume dalam satuan tidak baku
tidak baku dengan dengan menggunakan benda
menggunakan benda konkret konkret
3.9 Menjelaskan simetri lipat dan 4.9 Mengidentifikasi simetri lipat
simetri putar pada bangun dan simetri putar pada bangun
datar menggunakan benda datar menggunakan benda
konkret konkret
3.10 Menjelaskan dan menentukan 4.10 Menyajikan dan menyelesaikan
keliling bangun datar masalah yang berkaitan dengan
keliling bangun datar
3.11 Menjelaskan sudut, jenis 4.11 Mengidentifikasi jenis sudut
sudut (sudut siku-siku, sudut (sudut siku-siku, sudut lancip,
lancip, dan sudut tumpul), dan sudut tumpul), dan satuan
dan satuan pengukuran tidak pengukuran tidak baku
baku
3.12 Menganalisis berbagai 4.12 Mengelompokkan berbagai
bangun datar berdasarkan bangun datar berdasarkan sifat-
sifat-sifat yang dimiliki sifat yang dimiliki
3.13 Menjelaskan data berkaitan 4.13 Menyajikan data berkaitan
dengan diri peserta didik dengan diri peserta didik yang
yang disajikan dalam diagram disajikan dalam diagram gambar
gambar
155
KELAS: IV
156
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis sifat-sifat 4.8 Mengidentifikasi sifat-sifat
segibanyak beraturan dan segibanyak beraturan dan
segibanyak tidak beraturan segibanyak tidak beraturan
3.9 Menjelaskan dan menentukan 4.9 Menyelesaikan masalah
keliling dan luas persegi, berkaitan dengan keliling dan
persegi panjang, dan segitiga luas persegi, persegi panjang,
serta hubungan pangkat dua dan segitiga termasuk
dengan akar pangkat dua melibatkan pangkat dua dengan
akar pangkat dua
3.10 Menjelaskan hubungan antar 4.10 Mengidentifikasi hubungan
garis (sejajar, berpotongan, antar garis (sejajar, berpotongan,
berhimpit) menggunakan berhimpit) menggunakan model
model konkret konkret
3.11 Menjelaskan data diri peserta 4.11 Mengumpulkan data diri peserta
didik dan lingkungannya didik dan lingkungannya yang
yang disajikan dalam bentuk menyajikan dalam bentuk
diagram batang diagram batang
3.12 Menjelaskan dan menentukan 4.12 Mengukur sudut pada bangun
ukuran sudut pada bangun datar dalam satuan baku dengan
datar dalam satuan baku menggunakan busur derajat
dengan menggunakan busur
derajat
3.13 Menjelaskan data berkaitan 4.13 Menyajikan data berkaitan
dengan diri peserta didik dengan diri peserta didik yang
yang disajikan dalam diagram disajikan dalam diagram gambar
gambar
157
KELAS: V
158
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.7 Menjelaskan data yang 4.7 Menganalisis data yang berkaitan
berkaitan dengan diri peserta dengan diri peserta didik atau
didik atau lingkungan sekitar lingkungan sekitar serta cara
serta cara pengumpulannya pengumpulannya
3.8 Menjelaskan penyajian data 4.8 Mengorganisasikan dan
yang berkaitan dengan diri menyajikan data yang berkaitan
peserta didik dan dengan diri peserta didik dan
membandingkan dengan data membandingkan dengan data dari
dari lingkungan sekitar dalam lingkungan sekitar dalam bentuk
bentuk daftar, tabel, diagram daftar, tabel, diagram gambar
gambar (piktogram), diagram (piktogram), diagram batang, atau
batang, atau diagram garis diagram garis
159
KELAS: VI
160
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.6 Membandingkan prisma, 4.6 Mengidentifikasi prisma, tabung,
tabung, limas, kerucut, dan limas, kerucut, dan bola
bola
3.7 Menjelaskan bangun ruang 4.7 Mengidentifikasi bangun ruang
yang merupakan gabungan dari yang merupakan gabungan dari
beberapa bangun ruang, serta beberapa bangun ruang, serta luas
luas permukaan dan permukaan dan volumenya
volumenya
3.8 Menjelaskan dan 4.8 Menyelesaikan masalah yang
membandingkan modus, berkaitan dengan modus, median,
median, dan mean dari data dan mean dari data tunggal untuk
tunggal untuk menentukan menentukan nilai mana yang
nilai mana yang paling tepat paling tepat mewakili data
mewakili data
161
b. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika SMP/MTs
KELAS: VII
162
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.1 Menjelaskan dan menentukan 4.1 Menyelesaikan masalah yang
urutan pada bilangan bulat berkaitan dengan urutan beberapa
(positif dan negatif) dan bilangan bulat dan pecahan
pecahan (biasa, campuran, (biasa, campuran, desimal,
desimal, persen) persen)
3.2 Menjelaskan dan melakukan 4.2 Menyelesaikan masalah yang
operasi hitung bilangan bulat berkaitan dengan operasi hitung
dan pecahan dengan bilangan bulat dan pecahan
memanfaatkan berbagai sifat
operasi
3.3 Menjelaskan dan menentukan 4.3 Menyelesaikan masalah yang
representasi bilangan dalam berkaitan dengan bilangan dalam
bentuk bilangan berpangkat bentuk bilangan berpangkat bulat
bulat positif dan negatif positif dan negatif
3.4 Menjelaskan himpunan, 4.4 Menyelesaikan masalah
himpunan bagian, himpunan kontekstual yang berkaitan
semesta, himpunan kosong, dengan himpunan, himpunan
komplemen himpunan, dan bagian, himpunan semesta,
melakukan operasi biner pada himpunan kosong, komplemen
himpunan menggunakan himpunan, dan operasi biner pada
masalah kontekstual himpunan
3.5 Menjelaskan bentuk aljabar 4.5 Menyelesaikan masalah yang
dan melakukan operasi pada berkaitan dengan bentuk aljabar
bentuk aljabar (penjumlahan, dan operasi pada bentuk aljabar
pengurahan, perkalian, dan
pembagian)
3.6 Menjelaskan persamaan dan 4.6 Menyelesaikan masalah yang
pertidaksamaan linear satu berkaitan dengan persamaan dan
variabel dan penyelesaiannya pertidaksamaan linear satu
variabel
3.7 Menjelaskan rasio dua besaran 4.7 Menyelesaikan masalah yang
(satuannya sama dan berbeda) berkaitan dengan rasio dua
besaran (satuannya sama dan
berbeda)
3.8 Membedakan perbandingan 4.8 Menyelesaikan masalah yang
senilai dan berbalik nilai berkaitan dengan perbandingan
dengan menggunakan tabel senilai dan berbalik nilai
data, grafik, dan persamaan
163
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.9 Mengenal dan menganalisis 4.9 Menyelesaikan masalah yang
berbagai situasi terkait berkaitan dengan aritmetika
aritmetika sosial (penjualan, sosial (penjualan, pembelian,
pembelian, potongan, potongan, keuntungan, kerugian,
keuntungan, kerugian, bunga bunga tunggal, persentase,
tunggal, persentase, bruto, bruto, neto, tara)
neto, tara)
3.10 Menganalisis hubungan antar 4.10 Menyelesaikan masalah yang
sudut sebagai akibat dari dua berkaitan dengan hubungan
garis sejajar yang dipotong antar sudut sebagai akibat dari
oleh garis transversal dua garis sejajar yang dipotong
oleh garis transversal
3.11 Mengaitkan rumus keliling 4.11 Menyelesaikan masalah
dan luas untuk berbagai jenis kontekstual yang berkaitan
segiempat (persegi, persegi dengan luas kan keliling
panjang, belah ketupat, segiempat (persegi, persegi
jajargenjang, trapesium, dan panjang, belah ketupat,
layang-layang) dan segitiga jajargenjang, trapesium, dan
layang-layang) dan segitiga
3.12 Menganalisis hubungan 4.12 Menyajikan dan menafsirkan
antara data dengan cara data dalam bentuk tabel,
penyajiannya (tabel, diagram diagram garis, diagram batang,
garis, diagram batang, dan dan diagram lingkaran
diagram lingkaran)
164
KELAS: VIII
165
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.6 Menjelaskan dan 4.6 Menyelesaikan masalah yang
membuktikan teorema berkaitan dengan teorema
Pythagoras dan tripel Pythagoras dan tripel Pythagoras
Pythagoras
3.7 Menjelaskan sudut pusat, 4.7 Menyelesaikan masalah yang
sudut keliling, panjang busur, berkaitan dengan sudut pusat,
dan luas juring lingkaran, sudut keliling, panjang busur,
serta hubungannya dan luas juring lingkaran, serta
hubungannya
3.8 Menjelaskan garis singgung 4.8 Menyelesaikan masalah yang
persekutuan luar dan berkaitan dengan garis singgung
persekutuan dalam dua persekutuan luar dan
lingkaran dan cara persekutuan dalam dua
melukisnya lingkaran
3.9 Membedakan dan 4.9 Menyelesaikan masalah yang
menentukan luas permukaan berkaitan dengan luas
dan volume bangun ruang sisi permukaan dan volume bangun
datar (kubus, balok, prisma, ruang sisi datar (kubus, balok,
dan limas) prisma, dan limas), serta
gabungannya
3.10 Menganalisis data 4.10 Menyajikan dan menyelesaikan
berdasarkan distribusi data, masalah yang berkaitan dengan
nilai rata-rata, median, distribusi data, nilai rata-rata,
modus, dan sebaran data median, modus, dan sebaran
untuk mengambil keputusan, data untuk mengambil
dan membuat prediksi keputusan, dan membuat
prediksi
3.11 Menjelaskan peluang empirik 4.11 Menyelesaikan masalah yang
dan teoritik suatu kejadian berkaitan dengan peluang
dari suatu percobaan empirik dan teoritik suatu
kejadian dari suatu percobaan
166
KELAS: IX
167
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.7 Membuat generalisasi luas 4.7 Menyelesaikan masalah
permukaan dan volume kontekstual yang berkaitan
berbagai bangun ruang sisi dengan luas permukaan dan
lengkung (tabung, kerucut, volume berbagai bangun ruang
dan bola) sisi lengkung (tabung, kerucut,
dan bola), serta gabungan
beberapa bangun ruang sisi
lengkung
168
c. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika
SMA/MA/SMK/MAK
169
KELAS: X
170
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.5 Menjelaskan dan menentukan 4.5 Menganalisa karakteristik
fungsi (terutama fungsi masing-masing grafik (titik
linear, fungsi kuadrat, dan potong dengan sumbu, titik
fungsi irasional) secara puncak, asimtot) dan perubahan
formal yang meliputi notasi, grafik fungsinya akibat
daerah asal, daerah hasil, dan transformasi , ,
ekspresi simbolik, serta dsb
sketsa grafiknya
3.6 Menjelaskan operasi 4.6 Menyelesaikan masalah yang
komposisi pada fungsi dan berkaitan dengan operasi
operasi invers pada fungsi komposisi dan operasi invers
invers serta sifat-sifatnya suatu fungsi
serta menentukan
eksistensinya
3.7 Menjelaskan rasio 4.7 Menyelesaikan masalah
trigonometri (sinus, cosinus, kontekstual yang berkaitan
tangen, cosecan, secan, dan dengan rasio trigonometri
cotangen) pada segitiga siku- (sinus, cosinus, tangen, cosecan,
siku secan, dan cotangen) pada
segitiga siku-siku
3.8 Menggeneralisasi rasio 4.8 Menyelesaikan masalah
trigonometri untuk sudut- kontekstual yang berkaitan
sudut di berbagai kuadran dan dengan rasio trigonometri sudut-
sudut-sudut berelasi sudut di berbagai kuadran dan
sudut-sudut berelasi
3.9 Menjelaskan aturan sinus dan 4.9 Menyelesaikan masalah yang
cosinus berkaitan dengan aturan sinus
dan cosinus
3.10 Menjelaskan fungsi 4.10 Menganalisa perubahan grafik
trigonometri dengan fungsi trigonometri akibat
menggunakan lingkaran perubahan pada konstanta pada
satuan fungsi
171
KELAS: XI
172
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.4 Menganalisis sifat-sifat 4.4 Menyelesaikan masalah yang
determinan dan invers berkaitan dengan determinan
matriks berordo 2x2 dan 3x3 dan invers matriks berordo 2x2
dan 3x3
3.5 Menganalisis dan 4.5 Menyelesaikan masalah yang
membandingkan transformasi berkaitan dengan matriks
dan komposisi transformasi transformasi geometri (translasi,
dengan menggunakan matriks refleksi, dilatasi, dan rotasi)
3.6 Menggeneralisasi pola 4.6 Menggunakan pola barisan
bilangan dan jumlah pada aritmetika atau geometri untuk
barisan Aritmetika dan menyajikan dan menyelesaikan
Geometri masalah kontekstual (termasuk
pertumbuhan, peluruhan, bunga
majemuk, dan anuitas)
3.7 Menjelaskan limit fungsi 4.7 Menyelesaikan masalah yang
aljabar (fungsi polinom dan berkaitan dengan limit fungsi
fungsi rasional) secara intuitif aljabar
dan sifat-sifatnya, serta
menentukan eksistensinya
3.8 Menjelaskan sifat-sifat 4.8 Menyelesaikan masalah yang
turunan fungsi aljabar dan berkaitan dengan turunan fungsi
menentukan turunan fungsi aljabar
aljabar menggunakan definisi
atau sifat-sifat turunan fungsi
3.9 Menganalisis keterkaitannya 4.9 Menggunakan turunan pertama
turunan pertama fungsi fungsi untuk menentukan titik
dengan nilai maksimum, nilai maksimum, titik minimum, dan
minimum, dan selang selang kemonotonan fungsi,
kemonotonan fungsi, serta serta kemiringan garis singgung
kemiringan garis singgung kurva, persamaan garis
kurva singgung, dan garis normal
kurva berkaitan dengan masalah
kontekstual
3.10 Mendeskripsikan integral tak 4.10 Menyelesaikan masalah yang
tentu (anti turunan) fungsi berkaitan dengan integral tak
aljabar dan menganalisis tentu (anti turunan) fungsi
sifat-sifatnya berdasarkan aljabar
sifat-sifat turunan fungsi
173
KELAS: XII
174
Lampiran 11.
DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN
175
176
NAMA KELAS
....................... ...............
...
Peneliti mengucapkan puji syukur kepada Allah ﷻ. yang telah memberikan
rahmat, dan karunia-Nya sehingga Lembar Kerja Peserta Didik dalam Konteks
Budaya Seni Pencak Silat Kepulauan Riau ini dapat diselesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada suri tauladan terbaik, Nabi
Muhammad ﷺ. sebagai motivator dalam menuntut ilmu di jalan Allah ﷻ.
Penyusun,
SUDUT
2
Bagian I. Sudut
Kompetensi Dasar
Petunjuk Belajar
Pengertian
Peta Konsep
Mengamati
Mengumpulkan Informasi
Menalar
Ayo Berlatih
DAFTAR PUSTAKA
3
SUDUT
BAGIAN I. SUDUT
Tokoh Matematika
Kompetensi Dasar
3.11 Menjelaskan sudut, jenis sudut (sudut siku-siku, sudut lancip, dan sudut
tumpul), dan satuan pengukuran tidak baku
4.11 Mengidentifikasi jenis sudut (sudut siku-siku, sudut lancip, dan sudut
tumpul), dan satuan pengukuran tidak baku
Petunjuk Belajar
SUDUT
PETA KONSEP
Sudut
Siku-siku
Sudut Sudut
SUDUT
Tumpul Lancip
Sudut
Lurus
SUDUT 5
BAGIAN II. MENGENAL DAN
MENGIDENTIFIKASI JENIS SUDUT
DEFINISI
Tahukah
kamu apa
itu sudut? Sudut terbentuk dari dua buah garis
yang bertemu di titik pangkal yang
saling berimpit. Selain itu sudut juga
diartikan sebagai ruang antara dua
garis lurus yang saling berpotongan.
AYO MENGAMATI
Ayo gerakkan tubuhmu. Berdiri dengan sikap tegak, kedua kaki dilebarkan.
Tekuk kedua tanganmu di depan dadamu, lalu luruskan tanganmu ke
samping secara perlahan. Kemudian tekuk tanganmu kembali dan lakukan
secara berulang-ulang seperti pada Gambar 1 di bawah ini.
SUDUT
6
BAGIAN II. MENGENAL DAN MENGIDENTIFIKASI
JENIS SUDUT
MENGUMPULKAN INFORMASI
7
di samping tubuh, akan terlihat membentuk sudut _________.
SUDUT
BAGIAN II. MENGENAL DAN MENGIDENTIFIKASI
JENIS SUDUT
AYO BERLATIH
a. b. c.
SUDUT
8
BAGIAN II. MENGENAL DAN MENGIDENTIFIKASI
JENIS SUDUT
Tahukah Kamu?
Pencak Silat adalah olahraga seni dan beladiri asli Indonesia. Pencak Silat
telah ada sejak zaman kerajaan. Hampir setiap daerah di Indonesia
mempunyai seni silatnya masing-masing. Apakah kamu pernah melihat
gerakan seni pencak silat?
AYO MENGAMATI
Sering kita jumpai benda di sekitar kita dengan mempunyai sudut yang
bermacam-macam. Misalnya pada bangunan, permainan, peralatan rumah,
hingga gerak tubuh kita seperti pada contoh sebelumnya. Selanjutnya
perhatikan gambar di bawah ini.
Ketiga gambar di atas merupakan potongan gerakan dari seni pencak silat
Sendeng Cekak yang berasal dari Kepulauan Riau. Gerakan di atas terbagi
atas dua jenis yakni gerakan Hang Jebat (a dan b) dan gerakan Hang Tuah
(c). Apakah ada seni pencak silat dari daerah asalmu?
SUDUT
9
BAGIAN II. MENGENAL DAN MENGIDENTIFIKASI
JENIS SUDUT
MENGUMPULKAN INFORMASI
Dari gambar gerakan seni pencak silat pada halaman sebelumnya, kita dapat
menemukan beberapa konsep sudut. Perhatikan lebih jelas pada gambar di
bawah ini.
C C
A A
B B
O O
Q Q
P R P R
Pada gambar di atas, kita bisa menggambarkan garis pada bagian tubuh yang
memuat bentuk sudut. Pada posisi tangan kanan, kita dapat menggambarkan
sebuah sudut dan memberinya nama sudut ABC dengan letak sudut pada titik
B, sudut ini berjenis sudut tumpul.
Kemudian jika kita melihat posisi kaki kiri dan kanan, bila kita
menggambarkan garis untuk setiap bagian kaki dan memberikan garis bantu
yang menghubungkan kedua telapak kaki kemudian memberikan nama titik-
titik pertemuan dua garis. Maka kita akan mendapatkan beberapa buah sudut,
yakni sudut POQ dengan letak sudut di titik O dan berjenis sudut tumpul.
Lalu sudut OQR dengan letak sudut di titik Q dan berjenis sudut tumpul.
Untuk penambahan garis bantu dari titik P ke titik R, maka kita akan
menemukan jenis sudut lancip pada sudut OPR dengan letak sudut di titik P
dan sudut siku-siku pada sudut PRQ dengan letak sudut di titik P.
SUDUT
10
BAGIAN II. MENGENAL DAN MENGIDENTIFIKASI
JENIS SUDUT
MENALAR
11
SUDUT
Hari, Agus Budhi Juli, dkk. 2010. Penjasorkes Untuk SD/MI Kelas III. Jakarta:
Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010
12
SUDUT
BIODATA PENULIS
Agama : Islam
No. HP : 085693665436
Email : rahmatwastiowicaksono@gmail.com
Alamat Domisili : Jalan Kijang Lama Gg. Putri Bangun Sari I No. 7 RT
003/RW 005, Kelurahan Melayu Kota Piring,
Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang
187