Anda di halaman 1dari 27

Nurfijrin Ramadhani

 ƒ ateri Pembahasan
M
 sifat Acak (Random)
 Distribusi Gauss (Normal)

 Propagasi Eror
 Ketidak-pastian Pengukuran

 Limit Deteksi dan Limit Kuantisasi

 Pengujian Chi Square

 Kriteria Chauvenet

 Radiasi dipancarkan secara acak (random) ---
pengukuran radiasi --kondisi yang sama --hasil
pengukuran yang berfluktuasi (berbeda-beda

 Sifat acak pancaran radiasi tersebut yang


mengikuti distribusi Gauss,
 cara untuk menghitung ketidak-pastian
pengukuran serta cara menyajikan nilai hasil
pengukuran, pengujian data distribusi Gauss (chi
square test), dan
 cara membuang data yang tidak menyimpang.
 Proses pengukuran, misalnya pengukuran temperatur, panjang
atau berat, biasanya dilakukan secara berulang agar diperoleh
hasil pengukuran yang lebih dapat dipercaya.

 Tidak dapat dipastikan yg mana hasil terbaik tergantung apa yg


diukur misal A=batang pohon, C= angin---- KECENDERUNGAN
DISTRIBUSI
 Misal seseorang mempunyai 200 keping uang logam yang
sama dan kemudian dilemparkannya semua ke lantai Berapa
keping uang logamkah yang menunjukkan gambar? Bila
kegiatan tersebut diulang 10 kali maka akan diperoleh data
pengukuran B, bukan pengukuran A apalagi pengukuran C.
 Eksperimen di atas juga dapat dilakukan dengan
menggunakan 600 butir dadu.
 Data pengukuran B memang berfluktuasi tetapi mempunyai
kecenderungan pada nilai 100. Nilai ini dapat di tentukan
secara perhitungan yaitu
X adalah nilai hasil pengukuran,
p adalah probabilitas (pada
uang
logam ½ dan pada dadu 1/6),
N adalah jumlah benda yang
terlibat untuk menghasilkan
nila
 Ingat rumusan aktivitas radioaktif !

A adalah aktivitas zat radioaktif,


λ adalah konstanta peluruhan,
N adalah jumlah inti yang tidak
stabil.
Konstanta peluruhan ( λ) merupakan
probabilitas salah satu inti atom
tersebut meluruh atau tidak

 Dengan menganalogikan dua rumusan tersebut di atas maka


dapat disimpulkan bahwa aktivitas radioaktif bersifat acak
(random).
 Jadi, bila suatu zat radioaktif mempunyai aktivitas sebesar
100 Bq maka tidak berarti bahwa zat radioaktif tersebut
selalu memancarkan 100 radiasi per detik, melainkan
berbeda-beda tetapi mempunyai kecenderungan di sekitar
nilai 100 sebagaimana data pengukuran B
 Zat radioaktif mempunyai konstanta
peluruhan ( λ) yang sangat kecil, misalnya U-
238 adalah 4.88 10-18
 aktivitas sumber biasanya bernilai “sangat
besar” dalam orde Bq (peluruhanper detik),
misalnya aktivitas 1 μCi setara dengan 3.7
104 peluruhan per detik.
 Oleh karena itu pancaran radiasi mengikuti
distribusi Gauss (Normal).
 Gambar di atas menunjukkan probabilitas nilai ukur yang
mungkin dihasilkan oleh pengukuran berulang terhadap suatu
besaran yang mengikuti distribusi Gauss. Terlihat bahwa nilai
ukur yang dihasilkannya dapat bermacam-macam, dengan
probabilitas terbesar adalah terletak pada nilai rata-ratanya
 aktivitas zat radioaktif bersifat acak mengikuti
distribusi Gauss (Normal) maka intensitas
radiasi yang terukurpun akan bersifat acak
sehingga data hasil pengukurannya juga akan
mengikuti distribusi Gauss
 Pengukuran intensitas radiasi yang dilakukan
secara berulang pasti akan memperoleh hasil
pengukuran yang berbeda-beda. Yang menjadi
pertanyaan adalah “berapakah nilai ukur yang
sebenarnya”.
 Nilai ukur sebenarnya diduga berada di dalam
rentang nilai rata-rata ± nilai simpangannya

 nilai simpangan ( σ) dari pengukuran tunggal suatu


besaran yang mengikuti distribusi Gauss adalah
akar dari nilai ukurnya
 Propagasi eror adalah metode untuk menghitung
simpangan suatu nilai yang berasal dari beberapa
faktor, misalnya beberapa hasil pengukuran dan
data pendukung lainnya.
 Rumusan dasar propagasi eror untuk suatu nilai F
yang merupakan fungsi dari faktor X, Y dan Z
adalah sebagai berikut.
 Laju Cacah
 Laju cacah atau cacahan per detik adalah suatu
nilai yang sebanding dengan aktivitas atau
intensitas radiasi
 contoh untuk menentukan simpangan dari efisiensi
pengukuran ( η) yaitu suatu nilai yang
membandingkan antara laju cacah dan aktivitas
sumber standar
 Nilai ukur sebenarnya diduga berada di dalam
rentang nilai tersebut. Pertanyaannya adalah
“seberapa yakinkah nilai ukur sebenarnya berada di
dalam rentang nilai tersebut”. Sebagai contoh,
pengukuran aktivitas suatu sumber radiasi yang
dilakukan 10 kali dengan kondisi yang sama,
ternyata diperoleh hasil sebagai berikut
 Hasil pengukuran disajikan dengan “format” seperti
berikut ini.

 Λ adalah suatu faktor yang menunjukkan tingkat


kepercayaan (level of confidence) dengan nilai
sebagaimana tabel berikut
 Memang dengan memilih tingkat kepercayaan yang
semakin besar, misalnya 3 sigma, akan
memperoleh kemungkinan nilai ukur sebenarnya
berada di dalam rentang dugaan semakin besar,
tetapi nilai rentangnya juga semakin lebar. Oleh
karena itu, nilai simpangan ( σ) harus diusahakan
sekecil mungkin, yaitu dengan cara mengulang
pengukuran semakin sering atau memperpanjang
waktu pengukuran
 Limit deteksi adalah suatu batas nilai yang
digunakan untuk menentukan apakah zat
radioaktif ”terdeteksi” ada di dalam sampel yang
diukur atau memang tidak terdeteksi.
 Nilai limit deteksi ditentukan sebesar simpangan
pengukuran latar belakang dengan tingkat
kepercayaan 3 sigma
 contoh,
 hasil pengukuran intensitas suatu sampel -yang
berarti pengukuran radasi yang berasal dari
sumbernya dan ditambah dengan radiasi latar
belakang- adalah 120 sedangkan pengukuran tanpa
sampel -yang berarti hanya pengukuran radiasi letar
belakang- adalah 100.
 Secara perhitungan dengan mudah dapat ditentukan
bahwa radiasi latar belakang adalah 100 sehingga
radiasi sumbernya saja adalah 20.
 Nilai hasil pengukuran radiasi sumber pada contoh di
atas (= 20 ) masih kurang dari limit deteksinya ( = 30
) sehingga pada contoh di atas tidak terdeteksi ada
zat radioaktif di dalam sampel.
 Limit kuantisasi adalah suatu batas nilai yang
digunakan untuk menentukan apakah nilai
hasil pengukuran dapat dinyatakan secara
kuantitatif atau tidak.
 Nilai limit kuantisasi harus ditetapkan
secarakonvensi, dari satu negara atau
laboratorium ke negara atau laboratorium lain
mempunyai nilai yang berbeda. Nilai limit
kuantisasi yang banyak digunakan adalah
sebesar simpangan pengukuran latar belakang
dengan tingkat kepercayaan 7 sigma.
 Chi square test adalah sebuah metode yang lazim
digunakan untuk menguji apakah sekumpulan data
mengikuti distribusi Gauss atau tidak. Terdapat
kemungkinan bahwa fluktuasi nilai terlalu kecil
(contoh data pengukuran A pada tabel 1) atau
fluktuasi terlalu besar (contoh data pengukuran C
pada tabel 1). Nilai Chi Square ditentukan dengan
persamaan berikut.
 Cara pembacaan tabel chi square di atas:
 n adalah derajat kebebasan pengukuran yaitu
jumlah pengulangan di kurangi 1 ( N – 1 ).
 Nilai-nilai pada kolom χ2 0,50 adalah nilai ideal
bila semua nilai hasil pengukuran tepat sesuai
dengan distribusi Gauss, tentu saja hal ini sangat
sulit dicapai dalampengukuran sebenarnya.
 Seberapa besar toleransi tidak ideal harus
ditentukan oleh masing-masing keperluan atau
laboratoriumnya, tetapi walaupun begitu, nilai
yang banyak digunakan adalah nilai di dalam
rentang χ2 0,90 dan χ2 0,10
 Kriteria Chauvenet adalah salah satu metode
yang dapat digunakan untuk ”membuang”
salah satu atau beberapa nilai hasil
pengukuran yang menyimpang terlalu jauh
dari nilai rata-ratanya, atau disebut outlayer
 .
 Nilai Chauvenet dari setiap data pengukuran yang
dihitung menggunakan persamaan di atas harus
lebih kecil daripada tabel berikut ini.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai