“A BEAUTIFUL MIND”
DISUSUN OLEH :
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
2001 yang disutradarai oleh Ron Howard dan diproduseri oleh Brian Grazer
dan Ron Howard. Naskah film ini ditulis oleh Akiva Goldsman berdasarkan
buku A Beautiful Mind karya Sylvia Nasar. Film ini dibintangi oleh Russell
pikiran yang absurd, tidak logis, dan delusi yang berganti-ganti sering
diikuti halusinasi dengan akibat kelemahan penilaian kristis serta aneh tidak
menentu, tidak dapat diduga, dan kadang kadang berprilaku yang berbahaya.
menciptakan konsep ekonomi yang kini dijadikan sebagai dasar dari teori
meraih hadiah Nobel tahun 1994, kala ia memasuki usia senja. Skizofrenia
saya ingin menganalisa film ini karena sesuai dengan mata ajar Pendidikan
Ners yang sedang saya tempuh yaitu Keperawatan Jiwa. Keperawatan Jiwa
tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara
mental klien.
Dalam mata ajar Keperawatan Jiwa kita ketahui ada tujuh macam kasus
(HDR) , Isolasi Sosial (ISOS), Defisit Perawatan Diri (DPD) dan Resiko
Bunuh Diri (RBD). Dalam film yang berjudul “A Beautiful Mind” dari
ketujuh macam kasus penyakit gangguan jiwa tersebut dalam film ini laki-
laki berinisial Tn. N mempunyai satu dari tujuh kasus penyakit gangguan
diceritakan dalam film ini sangat bagus, menarik dan sangat berkaitan
B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mendiskripsikan makna dalam film “ A Beautiful Mind”
2. Untuk menganalisa lebih lanjut ilmu tentang kasus orang dengan gangguan jiwa
(ODGJ) serta tanda dan gejala dari ODGJ dalam film “A Beautiful Mind”
C. MANFAAT
Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang penyakit gangguan jiwa yaitu
skizofrenia/ halusinasi dan dapat menambah wawasan terkait tanda dan gejala dari
orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) serta pesan-pesan yang dapat diambil sekaligus
menjadi referensi tersendiri bagi penggemar film dan juga dapat memberikan banyak
pelajaran-pelajaran tentang kehidupan dan dapat mengambil hikmah positif dari film
tersebut.
BAB II
RESUME FILM
Film A Beautiful Mind ini dibuka dengan Nash muda di tahun 1948 yang memulai
hari-hari pertama kuliahnya di Universitas ternama, Princeton University. Nash adalah sosok
yang sederhana, jenius, penyendiri, pemalu, rendah diri, introvert, sekaligus aneh. Di samping
itu, sosok Nash juga dikenalkan sebagai pribadi yang arogan karena kepandaian yang dia
miliki. Hal ini ditujukan ketika Nash lebih memilih untuk meninggalkan kelas dan belajar di
luar kelas sendiri, Nash beranggapan bahwa dengan dia mengikuti kegiatan belajar di dalam
kelas, maka hal itu akan membuat otaknya tumpul dan dapat menghilangkan ide orisinal yang
dia miliki. Hal inilah yang membuat dia juga tertinggal dari teman-temannya untuk
menerbitkan jurnal-jurnal untuk bidang ilmu yang mereka tekuni, karena dia menganggap
untuk sekedar menerbitkan sebuah jurnal maka ide yang diangkat untuk menjadi jurnal itu
haruslah ide orisinal yang lahir dari pemikiran sendiri, tidak dipengaruhi oleh gaya berpikir
tokoh lain
kondisi Nash semakin terhimpit karena dia belum juga menemukan ide orisinal untuk
laporan disertasinya, di saat itulah Nash bertemu dengan Charles Herman yang tak lain
adalah teman sekamar Nash (pada pertengahan cerita diketahui bahwa sosok Charles ini
hanyalah delusi yang dialami oleh Nash). Obsesi Nash untuk menciptakan sebuah teori baru
digambarkan dari kegiatannya yang suka sekali menulis rumus-rumus persamaan di jendela
kamarnya, selain itu Nash juga mencari inspirasi untuk teorinya dari hal-hal yang terjadi di
lingkungan sekitarnya, seperti pergerakan burung merpati yang sedang berebut makan di
hidup. Nash mempunyai teman untuk membicarakan keluh kesahnya dan semua beban yang
mengganjal di pikirannya. Setelah Nash akhirnya dapat meraih gelar doktornya, Nash
mengajar di MIT. Dan pada saat itulah Nash diminta untuk datang ke Pentagon untuk
memecahkan sandi rahasia yang dikirimkan tentara Sovyet. Kemudian Nash bertemu dengan
agen rahasia William Parcher. Oleh Parcher, Nash diberikan tugas untuk memecahkan sandi-
sandi lainnya yang bisa ditemukan dari beberapa surat kabar, sekaligus menjadi mata-mata.
Pekerjaan baru Nash inilah yang akhirnya membuat Nash terobsesi dan mengesampingkan
hubungannya dengan orang lain di sekitarnya, Nash lebih berfokus dan sibuk dengan
dunianya sendiri.
Hingga pada satu waktu Nash bertemu dengan Alicia Larde, seorang mahasiswi di
kelas Nash yang berhasil menarik perhatian Nash. Melalui Alicia, Nash bisa menemukan
cinta dan membuat hidupnya lebih berarti. Nash dan Alicia akhirnya menikah. Tetapi, pada
saat itulah kondisi Nash semakin buruk, dengan dia merasa bahwa keadaannya dan Alicia
terancam oleh tentara Sovyet yang tak segan-segan untuk membunuh mereka karena
pekerjaannya sebagai mata-mata pemerintahan. Kisah Nash mencapai klimaks ketika dia
sedang mengisi sebuah seminar di Harvard. Di mana dia saat itu bertemu dengan sahabat
lamanya, yaitu Charles. Namun pada saat itu Charles tidak datang sendiri, Charles datang
bersama dengan anak gadis kecil — Marcee, yang tak lain adalah keponakan Charles yang
dititipkan kepadanya karena orang tua Marcee meninggalkan Marcee. Di tengah acara saat
Nash mengisi seminar, Nash merasa ketakutan saat dia melihat tiga orang berbaju hitam
sedang memperhatikan setiap geriknya, yang mana menurut Nash orang-orang inilah yang
akhir-akhir ini selalu meneror kehidupannya. Nash berpikiran bahwa orang-orang ini adalah
mata-mata pemerintahan Sovyet yang tak akan segan-segan untuk membunuhnya. Dan
diketahui setelah pengejaran akan Nash ini, ternyata orang-orang ini adalah anak buah Dr.
Rosen — seorang ahli jiwa. Kehadiran Dr. Rosen inilah yang nantinya memberikan jawaban
atas kehadiran Charles, Marcee, dan Parcher — yang ternyata ketiga tokoh itu adalah delusi
Sepertiga dari film A Beautiful Mind ini menceritakan perjuangan Nash untuk
melawan penyakitnya. Dan tentu saja, Nash sangat bersyukur karena kehadiran Alicia yang
selalu memberikan dukungan moril kepadanya untuk dapat melawan penyaktinya dan
sembuh kembali seperti sedia kala. Akhir cerita dari film ini diperlihatkan ketika Nash
mendapatkan penghargaan nobel dalam bidang ekonomi pada tahun 1994, meskipun pada
awalnya Nash berpikiran bahwa orang seperti dirinya tidak mungkin mendapatkan
PEMBAHASAN
A. Kondisi Klien
Kondisi yang dialami tokoh pada film ini adalah skizofrenia paranoid yang di tandai
dalam film tersebut yaitu agen pemerintah dan mata – mata rusia. Waham ini
menjadikannya paranoid, yang selalu curiga akan segala hal dan berada dalam
memiliki suatu kelebihan dan kekuatan serta menjadi orang penting. John Nash
menganggap dirinya adalah pemecah kode rahasia terbaik dan mata – mata/agen
rahasia.
menunjukkan waham ini yaitu ketika disuruh membunuh isterinya, ketika disuruh
menunjukkan bahwa dia jenius, dan ketika diyakinkan bahwa dia tidak berarti
2. Adanya halusinasi, yaitu persepsi palsu atau menganggap suatu hal ada dan nyata
halusinasi bertemu dengan tiga orang yang secara nyata tidak ada yaitu Charles
3. Gejala motorik dapat dilihat dari ekpresi wajah yang aneh dan khas diikuti dengan
gerakan tangan, jari dan lengan yg aneh. Indikasi ini sangat jelas ketika John Nash
berkenalan dengan teman – temannya dan juga jika dilihat dari cara berjalannya.
4. Adanya gangguan emosi, adegan yang paling jelas yaitu ketika John Nash
5. Social withdrawl (penarikan sosial), John Nash tidak bisa berinteraksi sosial seperti
orang – orang pada umumnya, dia tidak menyukai orang lain dan menganggap orang
lain tidak menyukai dirinya sehingga dia hanya memiliki sedikit teman.
6. Stressor atau kejadian – kejadian yang menekan yang membuat skizofrenia John Nash
- Pemalu, introvert, penyendiri, rendah diri (merasa dirinya tidak disukai orang lain),
kaku, tidak suka bergaul (tidak menyukai orang lain), penarikan diri dari
lingkungan sosial.
- Dalam kenyataannya (cerita sebenarnya bukan di film ini) John Nash adalah pribadi
1. Factor Predisposisi
perkembangan dan faktor sosial budaya. Faktor perkembangan dimana Nash merasa
bahwa dirinya tidak di sukai orang lain dan orang lain tidak menyukai dirinya yang
curiga pada orang lain. Selanjutnya faktor sosial budaya, Nash mengasingkan diri
2. Factor Presipitasi
Dari film yang berjudul ―A Beautiful Mind‖ ini faktor prespitasi yang
mempengararuhi Nash ini yaitu dimensi emosional, dimensi intelektual dan dimensi
sosial. Dimensi emosional pada Nash yaitu tidak menyukai perkuliahan dan suka
Selanjutnya dimensi intelektual yang dialami Nash yaitu hidup Nash di minta sebagai
agen utntuk memecahkan kode rahasia yang dikirim tentara Sovyet ia beranggaapan
bertemu agen rahasia William Parcher dan ia diberi pekerjaan sebagai mata-mata.
Pekerjaan barunya ini membuat Nash terobsesi dan akhirnya ia lupa dengan dunia
nyata.
Dalam dimensi sosial , Nash tidak biasa berinteraksi sosial seperti orang-orang
pada umumnya, dia tidak menyukai orang lain dan menganggap orang lain tidak
menyukai dirinya sehingga dia hanya memiliki sedikit teman dan ia di rendahkan.
Menurut Yosep (2010) dimensi emosional ditimbulkan adanya perasaan cemas yang
berlebihan, dimensi intelektual di sebabkan karena adanya penurunan fungsi ego dan
Pada film tersebut, Nash memperlihatkan beberapa ciri-ciri penderita skizofrenia seperti :
1. Simptom Positif
Simptom ini mencakup hal-hal yang berebihan dan distorsi, seperti halusinasi
dan delusi. Pada Nash, delusi dan halusinasi terdapat pada dirinya yang awalnya tidak
sekamarnya, Marcee sebagai keponakan dari Charles Herman dan William Parcher
sebagai kepala divisi mata-mata di Pentagon. Delusi Nash juga muncul akibat dari
William Parcher, delusi yang muncul adalah Nash mengira dirinya adalah seorang
mata-mata.
2. Simptom Negatif
a) Avolition
Apati atau avolition merupakan kondisi kurangnya energi dan ketiadaan minat
aktifitas rutin seperti berdandan, mandi, menyisir rambut, dll. Pada kasus ini, Nash
b) Alogia
Alogia dapat terwujud dalam beberapa bentuk seperti, miskin percakapan, jumlah
total pecakapan sangat jauh berkurang. Pada kasus ini, Nash memperlihatkan
adanya alogia pada dirinya seperti pada bagian ketika Nash ingin merayu wanita
c) Anhedonia
mengembangkan hubungan dekat dengan orang lain, dan kurangnya minat dalam
hubungan seks. Pada kasus ini, Nash memperlihatkan beberapa kurangnya minat
dalam berbagai aktifitas seperti masuk dalam kelas sewaktu ia kuliah di Princeton,
gagal untuk mengembangkan hubungan dekat dengan orang lain sewaktu Nash
pertama kali masuk di Princeton dan gagal menjalin hubungan dengan teman-
d) Afek datar
Ketidakadanya repson emosional akibat stimulus yang ada seperti mata kosong,
otot wajah kendur dan mata mereka tidak hidup. Pada kasus ini, beberapa kali
e) Asosialitas
Ketidakmampuan parah dalam hubungan sosial. Ini ditunjukan oleh Nash pada
keseluruhan filmnya, Nash hanya dapat bergaul pada sedikit orang saja.
3. Disorganisasi
aneh (bizzare).
a) Disorganisasi pembicaraan
disorganisasi pembicaraan pada saat dia sedang ditantang untuk bermain catur igo.
Perilaku aneh terwujud dalam banyak bentuk seperti penderita dalam meledak
dalam kemarahan atau konfrontasi singkat yang tidak dapat dimengerti, memakai
pakaian yang tidak biasa, bertingkah laku seperti anak-anak atau dengan gaya
yang tidak pantas seperti melakukan masturbasi di depan umum. Mereka tampak
memperlihatkan adanya perliaku aneh ketika dia sedang minum bersama teman
sekamarnya Charles dan Nash sempat meledak dalam kemarahan dan juga ketika
4. Simptom Lain
simptom lain schizophrenia yang tidak termasuk dalam ketiga kategori diatas akan
tetapi ditunjukan oleh penderita schizophrenia adalah katatonik dan afek yang tidak
sesuai.
a) Katatonik
yang berulang, menggunakan urutan yang aneh dan kadang kompleks antara
gerakan jari, tangan dan lengan yang sering kali tampaknya memiliki tujuan
tertentu dan gerakan yang membeku pada seluruh tubuh penderita dalam jangka
Beberapa penderita schizophrenia memiliki afek yang tidak sesuai. Respon yang
ditunjukan oleh penderita terkadang tidak sesuai dengan stimulus yang diberikan
seperti ketika mendapat berita duka, penderita bisa tertawa atau ketika mendengar
lelucon, penderita bisa menangis atau marah tanpa alasan yang jelas. Pada
simptom ini, Nash tidak menunjukan adanya afek yang tidak sesuai pada dirinya.
D. Masalah Keperawatan
1. Waham
2. Halusinasi
3. Isolasi sosial
E. Intervensi Keperawata
Dari masalah ini, maka di buat rencana tindakan untuk klien dan keluarga. Adapun
intervensi dari halusiansi pendengaran yang dialami oleh Nash dalam film ―A Beautiful
Mind‖ yang telah dilakukan yaitu klien dapat melakukan interaksi sosial, klien dapat
halusinasinya. Ada pun beberapa terapi yang digunakan untuk mengontrol halusinasinya
yaitu terapi kejang listrik, dalam film tersebut John Nash dibawa ke rumah sakit jiwa dan
seminggu selama 10 minggu. ECT merupakan terapi yang sering digunakan pada tahun
1940 – 1960 sebelum obat antipsikotik dan anti depresan mudah diperoleh (Stuart G.W
Cara kerja terapi ini yaitu mengalirkan arus listrik berdaya sangat rendah ke otak
yang cukup untuk menghasilkan kejang yang mirip dengan kejang epileptik. Kejang
inilah yang menjadi terapetik bukan arus listriknya. Sebelum dilakukan ECT pasien
disuntikkan insulin sebagai pelemas otot yang akan mencegah spasme konvulsif otot-otot
tubuh dan kemungkinan cedera. Efek samping penggunaan ECT adalah kelupaan atau
gangguan memori. Efek samping ini dapat dihindari dengan menjaga rendahnya arus
Setelah menjalani perawatan di rumah sakit jiwa, John Nash menjalani perawatan di
rumah dengan Obat Psikoterapetik. Obat ini harus terus diminum secara teratur oleh
penderita skizofrenia. Meskipun obat ini tidak dapat menyembuhkan skizofrenia, namun
obat – obat antipsikotik akan membantu penderita untuk menghilangkan halusinasi dan
konfusi, serta memulihkan proses berpikir rasional. Cara kerja obat – obat antipsikotik
yaitu menghambat reseptor dopamin dalam otak. Efek dari pemakaian obat tersebut yaitu
(Sianturi,2014).
Selain terapi biologis, John Nash juga mendapat terapi dari isterinya yaitu berupa
dukungan sosial yang diberikan kepadanya, rasa empati, penerimaan, mendorong untuk
mulai berinteraksi sosial (dengan tukang sampah), dan dorongan untuk tidak berputus asa
dan terus berusaha. Terapi Sosial ini sangat membantu penderita skizofrenia dalam
Berdasarkan rencana dan tindakan keperawatan yang telah di lakukan, evaluasi yang
di dapat adalah klien dapat melakukan interaksi sosial, klien dapat mengenali, mengontrol
dan menghardik halusinasinya dan karena klien telah mampu mengenali halusinasinya
maka dengan sendirinya klien menyadari dan mengenali bahwa ia adalah pemecah kode
rahasia terbaik dan menjadi agen rahasia itu tidak benar karna tidak sesuai dengan dunia
nyata.
BAB IV
KESIMPULAN
Skizofrenia adalah salah satu gangguan yang menyerang fungsi otak dan
mengakibatkan penderita mengalami delusi, halusinasi, gerakan motorik yang terhambat dan
efek negatif.Sampai saat ini gangguan skizofrenia masih banyak diteliti karena masih belum
diketahui pasti penyebab dari gangguan ini. Selain dari gangguan otak dan heritabilitas,
seseorang bisa mengidap gangguan skizofrenia oleh faktor sosial dan psikologis.
Pengobatan utama dalam menangani gangguan ini adalah berupa obat antipsikotik
yang meredakan delusi dan halusinasi. Akan tetapi efek dari penggunaan obat ini masih
diteliti agar mengurangi efek negatifnya. Selain dari pengobatan menggunakan obat
antipsikotik, terapi lain juga menggunakan sosial terapi merupakan salah satu terapi yang
Saputra Tetra Arya. (2014). Paranoid Types Of Schizophrenia. Volume 1 Nomor 1. Faculti
Of Medicine, Universitas Lampung.
Stuart and Laraia. (2005). Principles and Practise of Psyhiatric Nursing. St.Louis: Mosby
YearB.
Stuart G.W and Laraia. (2009). Principles and Practise of Psyhiatric Nursing. StuartG.W.and
Laraia. (2009). Principles and Practise of Psyhiatric Nursing. St.Louis: Mosby
YearB.