Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Saat ini pemerintah sedang meningkatkan pembangunan di segala bidang dengan


sumberdaya energi yang menjadi motor utama dalam pembangunan tersebut. Salah
satu kekayaan alam yang merupakan energi alternatif setelah minyak bumi dan gas
alam adalah batubara. Untuk itu perlu penyelidikan yang dapat memberikan data
tentang potensi di suatu daerah.

Sesuai dengan kebijakan tersebut, maka PT. Batubara Selaras Sapta telah
mengadakan peninjauan lapangan batubara di daerah Kuaro dan Pasir Balengkong,
Kecamatan Kuaro dan Pasir Belengkong, Kecamatan Kuaro dan Kecamatan Pasir
Belengkong, Kabupaten Pasir, Propinsi Kalimantan Timur seluas 67.132,37 Ha.
Peninjauan lapangan dilakasanakan dari tanggal 23 Januari sampai dengan 26
Januari 2005 dengan tenaga ahli sebagai berikut :
1. Ir. Muhammad Teguh Wibisono
2. Ir. Erwin M. H. Siregar
3. Trimantono
4. Arie Hartono, ST
5. Agung Dwi Sutrisno, ST
6. Adhi, Suryansyah, Nanang, Jamal

Berdasarkan temuan singkapan batubara dari penijauan tersebut, maka disusunlah


laporan ini.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Peninjauan lapangan ini dimaksudkan untuk memetakan sebagaian wilayah


perjanjian yang diberikan oleh Departemen Pertambangan dan Energi kepada PT.
Batubara Selaras Sapta. Permetaan yang dimaksud adalah pemetaan geologi dan
pemetaan singkapan batubara dengan skala 1 : 25.000 yang dibuat berdasarkan
data–data lapangan yang meliputi koordinat singkapan, arah jurus dan kemiringan

PT. SUCOFINDO, JAKARTA 2005 I-1


lapisan batubara, ketebalan lapisan batubara, sebaran lapisan batubara, struktur
geologi dan urutan stratigrafi serta kualitas batubara.
Selain itu diamati pula infrastruktur jalan, tata guna lahan, dan sosial, ekonomi,
budaya masyarakat setempat sehingga dapat dijadikan data penunjang untuk
operasi penambangan di masa yang akan datang.

Tujuan peninjauan lapangan adalah untuk mengetahui kemungkinan adanya


sumberdaya batubara yang bisa dieksplorasi lebih lanjut sehingga dapat
meningkatkan devisa negara dan membuka kesempatan kerja serta menunjang
sektor industri dan pembangunan wilayah.

1.3 KENDALA–KENDALA

Peninjauan–penijauan yang dilakukan telah mencapai tujuan yang diharapkan sesuai


yang direncanakan sebelumnya. Namun peninjauan tersebut bukan tanpa kendala,
beberapa hambatan ditemukan di lapangan antara lain sebagai berikut :

1. Tumpang tindihnya wilayah kuasa pertambangan akibat dualisme kekuasaan


daerah dan pusat, sehingga sempat terjadi kesalahpahaman dengan pihak lain
yang memiliki area KP dalam wilayah PT. Batubara Selaras Sapta. Setelah
melewati proses musyawarah dan negosiasi yang melibatkan kepala desa,
penduduk sekitar dan pihak yang bersengketa, kesalahpahaman tersebut dapat
diselesaikan karena tim lapangan mampu membuktikan keabsahan surat kontrak
PKP2B beserta koordinat – koordinatnya.
2. Singkapan batubara sulit ditemukan meskipun ditunjang oleh data penelitian
terdahulu. Hal ini di sebabkan oleh morfologi yang relatif datar di daerah
peninjauan sehingga torehan–torehan alami seperti sungai, gawir dan lain–lain
yang menyebabkan batubara tersingkap jarang ditemukan. Kesampaian ke lokasi
singkapan banyak dibantu oleh informasi penduduk sekitar terutama yang pernah
mengikuti kegiatan eksplorasi perusahaan batubara terdahulu.
3. Sulitnya jalan menuju daerah di selatan Sungai Kendilo di sekitar daerah
Lempesu. Hal ini disebabkan daerah tersebut masih merupakan hutan tanpa
adanya prasarana jembatan penyeberangan sungai dan jalan. Penyeberangan
Sungai Kendilo dilakukan dengan menggunakan ketinting, sedang untuk
mencapai lokasi singkapan batubara harus berjalan kaki dengan jarak tempuh 3 –
7 km.

PT. SUCOFINDO, JAKARTA 2005 I-2

Anda mungkin juga menyukai