A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari tes?
2. Bagaimanakah ciri-ciri tes yang baik?
3. Apasajakah jenis jenis tes?
2
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tes
2. Dapat mengerti ciri ciri tes yang baik
3. Dapat mengetahui beberapa jenis tes
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Istilah tes diambil dari kata testum suatu pengertian dalam bahasa Prancis
kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Ada pula yang
mengartikan sebagai sebuah piring yang dibuat dari tanah.
Banyak ahli yang mulai mengembangkan tes ini untuk berbagai bidang,
namun yang terkenal adalah sebuah tes intelegensi yang disusun oleh seoran
Prancis bernama Binet, yang kemudian dibantu penyempurnaannya oleh Simon,
sehingga tes tersebut dikenal sebagai tes Binet-Simon (tahun 1904). Dengan alat
ini Binet dan Simon berusaha untuk membeda-bedakan anak menurut tingkat
intelegensinya. Dari pekerjaan Binet dan Simon inilah kemudian kita kenal
istilah-istilah; umur kecerdasan (mental age), umur kalender (chronological age),
dan indeks kecerdasan. Intelegensi Kuosien atau Intelegence quotient(IQ).1
Dan dalam bidang psikologi, tes dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian:
1
Prof. Dr. Suharismi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, PT. Bumi
Aksara, 2005) p. 52
3
1. Tes
(Sebelum adanya EYD dalam bahasa Indonesia ditulis test), adalah
merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara aaturan-aturan yang sudah
ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang
diberikan misalanya: melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban,
menerangkan, mencoret jawaban yang salah, melakukan tugas atau
suruhan, menjawab dengan lisan. dan sebagainya.
2. Testing
Testing merupakan saat pada waktu tes itu dilaksanakan.Dapat juga
dikatakan testing adalah pengambilan tes.
3. Testee
(Dalam istilah Indonesia tercoba), adalah responden yang sedang
mengerjakan tes. Orang-orang inilah yang akan dinilai dan diukur, baik
mengenai kemampuan, minat, bakat, pencapaian, dan sebagainya.
4. Tester
2
Prof. Dr. Suharismi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, PT. Bumi
Aksara, 2005) p. 54
4
3
Prof. Dr. Suharismi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, PT. Bumi
Aksara, 2005) p. 56
5
d) Praktikabilitas (Practicability)
Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes
tersebut bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya.
Tes yang praktis adalah tes:
Mudah dilaksanakan, tidak menuntut peralatan yang
banyak dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk
mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah
oleh siswa.
Mudah pemeriksaannya, artinya bahwa tes itu dilengkapi
dengan kunci jawaban maupun skoringnya. Untuk soal
bentuk objektif, pemeriksaan akan lebih mudah dilakukan
jika dikerjakan oleh siswa dalam lembar jawaban.
Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga
dapat diberikan/ diwali oleh orang lain.
e) Ekonomis
Yang dimaksud dengan ekonomis disini ialah bahwa
pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang
mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama.
8
Adalah tes yang disusun sendiri oleh guru materi, digunakan untuk
ulangan harian, Formatif, dan ulangan umum, sedangkan tujuannya
yaitu mengukur tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
pelajaran yang sudah disampaikan
b. Tes baku
Adalah tes yang sudah memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang
tinggi berdasarkan percobaab percobaan terhadap sampel yang cukup
besar dan reperesentatif, digunakan untuk tes bersekala daerah maupun
nasional, sedangkan tujuannya yaitu mengukur kemampuan peserta
4
Drs Zainal Arifin M.Pd, Evaluasi Pendidikan, (PT Remaja Rosdakarya, Bandung),2009,
Hal 117
9
A. Dilihat dari bentuk jawaban peserta didik, tes dibagi menjadi tiga:
1. Tes tertulis
Didalam tes tertulis terdapat dua bentuk
a. Tes berbentuk uraian
Tes ini sering disebut dengan bentuk sekjektif, karena dalam
pelaksanaannya dipengaruhi oleh faktor subjektifitas guru, yang
menuntut Peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan
dan menyatakan jawaban dengan kata kata sendiri, dengan bentuk,
teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Adapun tes berbentuk uraian dibagi menjadi:
1. Uraian terbatas
2. Uraian bebas
b. Tes berbentuk objektif
Sering juga disebut tes dikotomi karena jawabannya antara benar
dan salahdan sekornya antara 1-0, penilaiannya pun dengan cara
objektif dan hasil koreksiannya pun akan sama karena memiliki kunci
jawaban yang sama. Tes ini memiliki macam mcam sebagai berikut:
a. Benar salah
b. Pilihan Ganda
c. Menjodohkan
d. Jawaban singkat
2. Tes Lisan
Adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik secara lisan, dengan
kelebihan sebagai berikut:
a. Dapat mengetahui secara langsung kemampuab peserta didik
dalam mengemukakan pendapat secara lisan
b. Tidak perlu mencatat soal seara terurai, tetapi cukup pokok
permasalahannya saja
10
3. Tes Uraian
Adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik berupa prilaku,
tindakan atau perbuatan sebagaiaman pendidik meminta anak didik
untuk melakuakankegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang
akan mengobservasi penampilan dn membuat kesimpulan tentang
kualitas hasil belajaryang didemonstrasikan
Bab III
Penutup
Daftar Pusaka:
Prof. Dr. Suharismi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, PT. Bumi
Aksara, 2005) p. 56