Anda di halaman 1dari 8

Hubungan Peran Advokasi Perawat Dengan Pemenuhan Kebutuhan

Rasa Aman Pada Keluarga Dan Pasien Yang Dilakukan


Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) Di Ruang ICU
Rumah Sakit dr. Soediran Mangun Sumarso
Wonogiri

Utari Kusumaningrum 1) Aria Nurahman H.K 2) Erlina Windyastuti 3)


1)
Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
2)
Dosen Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
3)
Dosen Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Abstrak
Peran perawat sebagai advokat pasien adalah memberi informasi
dan bantuan kepada pasien atas keputusan tindakan yang dilakukan. Di
Rumah sakit dr. Sodiran Mangun Sumarso Wonogiri peran advokasi yang
belum dijalankan dengan baik yaitu tentang Informed Concent dan ijin
untuk pemberian obat pada pasien.
Penelitian ini dilakukan di Ruang ICU Rumah Sakit dr. Soediran
Mangun Sumarso Wonogiri. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dengan
pendekatan crossectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik total sampling dengan jumlah sampel 18 responden. Analisa data
dalam penelitian ini menggunakan Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan peran advokasi perawat mayoritas
dalam kategori baik yaitu 12 (66,7%). Pemenuhan kebutuhan rasa aman
mayoritas dalam kategori aman yaitu 15 (83,3%). Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai p value 0,000 dan diperoleh nilai r = -0,775. Hal
ini berarti hubungan yang ada berkekuatan lemah dan dengan arah nilai r
negatif.
Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara peran
advokasi perawat dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman pada keluarga
dan pasien yang dilakukan Cardiopulmonary Resustitation (CPR) di Ruang
ICU Rumah Sakit dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Perlu adanya
peningkatan peran advokasi perawat dan pemenuhan kebutuhan rasa aman
dengan cara mengadakan seminar, pelatihan dan SOP.

Kata Kunci : peran advokasi perawat, rasa aman


Daftar Pustaka : 38 (2006-2014)

1
A. PENDAHULUAN Data rekam medik selama
Pelayanan keperawatan tahun 2015 terdapat 340 pasien
merupakan bagian integral dari yang dirawat di ruang ICU. Dan
pelayanan kesehatan yang selama bulan Maret 2016
dapat menentukan keberhasilan terdapat 18 pasien yang
sebuah pelayanan kesehatan dilakukan CPR. Berdasarkan
(Kamaruzzaman, 2009). Perawat observasi peneliti, prosedur CPR
adalah satu-satunya profesi yang di Ruang ICU sudah
selalu berada di samping pasien menggunakan teknik (C-A-B)
yang mempunyai kesempatan Circulation-Airway-Breathing.
besar melakukan advokasi Peneliti melihat pasien yang akan
kepada pasien (Nicoll, 2012). dilakukan CPR hanya diberitahu
Menurut Potter & Perry secara lisan tentang kondisi
(2006), kebutuhan rasa aman pasien dan keluarga setuju atau
merupakan kebutuhan untuk tidak dilakukan CPR tanpa ada
bebas dari keadaan yang dapat Informed Consent. Prosedur
menimbulkan cedera fisik, pemberian obat juga terkadang
lingkungan dan terpenuhi tidak meminta ijin terhadap
kebutuhan informasi. Pada keluarga karena keadaan yang
dasarnya peran perawat sebagai darurat. Kolaborasi dengan
advokat pasien adalah memberi dokter juga sangat terbatas
informasi dan bantuan kepada karena pada kondisi pasien yang
pasien atas keputusan apapun buruk perawat harus
yang dibuat pasien, memberi menyelamatkan kondisi pasien
informasi berarti menyediakan dahulu. Informasi yang
informasi atau penjelasan sesuai didapatkan oleh keluarga hanya
yang dibutuhkan pasien, tentang keadaan pasien saja.
memberi bantuan mengandung Sedangkan untuk hasil
dua peran, yaitu peran aksi dan pemeriksaan biasanya keluarga
nonaksi (Sulandra, 2008). yang harus bertanya kepada
perawat atau dokter.

3
Wawancara yang aman dan peran perawat sebagai
dilakukan dari 3 keluarga, ada 2 advokat seharusnya ada
keluarga yang menyatakan informasi yang cukup dan
bahwa mereka tidak diberikan persetujuan keluarga ketika
Informed Concent ketika memberikan tindakan supaya
dilakukan CPR, tidak tahu ketika tidak ada tuntutan apabila terjadi
perawat memberikan obat saat sesuatu pada pasien. Keluarga
CPR, dan kurangnya informasi pasien juga menjelaskan pada
tentang pengobatan pasien. Pada saat keadaan pasien buruk
saat dilakukan CPR keluarga perawat hanya meminta
tidak melihat adanya kolaborasi persetujuan keluarga secara lisan
antara perawat dengan dokter. tanpa ada lembar persetujuan
Dan satu keluarga mengatakan tindakan. Tujuan umum
bahwa perawat memberitahukan penelitian ini adalah untuk
akan memberi obat pada saat menganalisa hubungan peran
CPR dilakukan karena keluarga advokasi perawat dengan
menanyakannya. pemenuhan kebutuhan rasa aman
Observasi yang dilakukan pada keluarga pasien yang
peneliti, perawat tidak meminta dilakukan CPR.
ijin kepada keluarga, tidak
memberikan lembar informed B. METODE PENELITIAN
consent dan kurang kolaborasi Jenis penelitian ini yaitu
dengan dokter karena waktu penelitian kuantitatif dengan
yang singkat untuk penyelamatan pendekatan cross-sectional.
pasien. Wawancara yang Populasi dalam penelitian ini
dilakukan dengan perawat adalah keluarga pasien yang
mengatakan bahwa memberi dilakukan Cardiopulmonary
informasi kepada keluarga hanya Resuscitation (CPR) tanggal 10-
terkait dengan kondisi pasien dan 20 Agustus 2016 berjumlah 18.
rencana tindakan pada pasien. Teknik pengambilan sampel
Untuk memenuhi kebutuhan rasa pada penelitian ini dengan teknik

4
Total Sampling. Sampel Menunjukkan distribusi
penelitian ini yaitu sebanyak 18 peran advokasi perawat Ruang ICU

orang responden. Instrumen yang Rumah Sakit dr. Soediran Mangun


Sumarso Wonogiri. Peran advokasi
digunakan dalam penelitian ini
perawat mayoritas dalam kategori
adalah dengan kuesioner peran
baik yaitu sebanyak 12 orang
advokasi perawat yang
(66,7%).
berjumlah 14 soal dan kuesioner
a. Pemenuhan Kebutuhan Rasa
pemenuhan kebutuhan rasa aman Amandi Ruang ICU Rumah Sakit
berjumlah 15 soal dengan skala dr. Soediran Mangun Sumarso
guttman. Wonogiri
Analisa univariat pada Tabel Ditribusi Frekuensi
penelitian ini peran advokasi Pemenuhan Kebutuhan Rasa
perawat dan pemenuhan Amandi Ruang ICU Rumah Sakit

kebutuhan rasa aman. Analisa dr. Soediran Mangun Sumarso


Wonogiri (n=18)
bivariat pada penelitian ini
menggunakan uji Chi-Square Persentase
Kategori Frekuensi
(%)
digunakan untuk mengetahui Aman 15 83,3
hubungan antara peran advokasi Tidak Aman 3 16,7
perawat dengan kebutuhan rasa Total 18 100

aman.
Menunjukkan distribusi
pemenuhan kebutuhan rasa aman
C. HASIL di Ruang ICU Rumah Sakit dr.
1. Analisa Univariat Soediran Mangun Sumarso
Tabel Ditribusi Frekuensi Peran Wonogiri. Pemenuhan kebutuhan
Advokasi Perawatdi Ruang ICU rasa aman mayoritas dalam
Rumah Sakit dr. Soediran Mangun kategori aman yaitu sebanyak 15
Sumarso Wonogiri (n=18) orang (83,3%).

Kategori Frekuensi Persentase % 2. Analisa Bivariat


Tabel analisis hubungan peran
Baik 12 66,7
advokasi perawat dengan
Cukup 3 16,7
Kurang 3 16,7 pemenuhan kebutuhan rasa aman
Total 18 100 pada keluarga dan pasien yang

5
dilakukan Cardiopulmonary Cardiopulmonary Resustitation (CPR) di
Resustitation (CPR) di Ruang ICU Ruang ICU Rumah Sakit dr. Soediran
Rumah Sakitdr. Soediran Mangun Mangun Sumarso Wonogiri.
SumarsoWonogiri
Pemenuhan
Kebutuhan Rasa
D. DISKUSI
Peran Aman Total P Value
Advokasi Tidak 1. Analisa Univariat
Perawat Aman
Aman
F % F % F % a. Peran Advokasi Perawat
Baik 12 66,7 0 0 12 66,7
Cukup 3 16,7 0 0 3 16,7 0,0 Peran advokasi perawat di
Kurang 0 0 3 16,7 3 16,7
Total 15 83,4 3 16,7 18 100 Ruang ICU Rumah Sakit dr.
Tabel 4.3 menunjukkan hubungan Soediran Mangun Sumarso
peran advokasi perawat dengan Wonogiri tergolong baik dapat
pemenuhan kebutuhan rasa aman pada dilihat dari hasil skoring kuesioner
keluarga dan pasien yang dilakukan karena perawat memberikan
Cardiopulmonary Resustitation (CPR) di informasi tentang keadaan klien
Ruang ICU Rumah Sakit dr. Soediran kepada keluarga, perawat juga
Mangun Sumarso Wonogiri diperoleh menjaga privasi klien yang
data dari 18 responden yang dilakukan CPR. Perawat meminta
mempersepsikan bahwa peran advokasi keluarga mendampingi klien,
perawat mayoritas dalam kategori baik membantu membuat keputusan
yaitu responden yang menilai pemenuhan terbaik buat klien dan melaporkan
kebutuhan rasa aman baik sebanyak 12 hasil perkembangan klien. Namun
orang (66,7%), minoritas menjawab perawat karena keadaan yang
cukup sebanyak 3 orang (16,7%), dan terdesak tidak memiliki untuk
sisanya sebanyak 3 orang (16,7%) menanyakan persetujuan keluarga
mempersepsikan pemenuhan kebutuhan baik dalam memberikan obat atau
rasa aman kurang atau tidak aman. melakukan CPR.Dalam penelitian
Hasil uji statistik menunjukkan ini terdapat perbedaan antara hasil
nilai p= 0,000. Ha diterima jika Ho observasi saat studi pendahuluan
ditolak,Ho ditolak apabila nilai p ≤ α dan saat penelitian. Pada saat
0,05. Hasil analisis statistik didapatkan penelitian didapatkan hasil bahwa
bahwa ada hubungan signifikan antara peran advokasi baik sedangkan pada
peran advokasi perawat dengan saat studi pendahuluan peran
pemenuhan kebutuhan rasa aman pada advokasi dinyatakan kurang
keluarga dan pasien yang dilakukan

6
baik.Hal ini dikarenakan pernyataan dan pasien memberikan rasa aman
pada item kuesioner penelitian. karena mengetahui tentang kondisi
Perawat belum menjelaskan pasien, perawatan yang akan
prosedur CPR kepada keluarga. dijalani pasien dan kemungkinan
Terbukti dengan responden kesembuhan pasien.
sebanyak 13 orang (72%) Pemenuhan kebutuhan rasa
menjawab perawat tidak meminta aman di Ruang ICU Rumah Sakit
persetujuan kepada keluarga dalam dr. Soediran Mangun Sumarso
tindakan CPR. Namun responden Wonogiri tergolong baik karena
sebanyak 15 orang (83%) juga perawat selalu memperhatikan
menjawab bahwa perawat lingkungan bagi klien, tingkat
melaporkan hasil perkembangan kesadaran klien, melakukan CPR
klien, memberi informasi dan sesuai prosedur dan menjaga
menjaga privasi klien dengan baik. sterilisasi agar klien tidak terkena
Perawat tidak meminta persetujuan infeksi nosokomial di rumah sakit.
kepada keluarga karena fokus Terbukti sebanyak 17 orang (93%)
kepada keselamatan pasien. Perawat menyatakan bahwa perawat
lain yang berjaga di Ruang ICU melakukan CPR di dada pasien dan
sebenarnya bisa memberikan memeriksa tingkat kesadaran pasien
informasi dan informed consent sebelum dilakukan CPR. Perawat
yang detail kepada keluarga. memasang masker oksigen dan juga
b. Pemenuhan kebutuhan rasa aman melakukan bagging pada klien.
Hasil penelitian Hapsari Perawat juga menggunakan sarung
(2013), lingkungan rumah sakit tangan saat melakukan CPR.
yang bersih, bebas dari bau, Namun perawat tidak meminta ijin
suasana yang tenang dan fasilitas saat memberikan pada saat pasien di
rumah sakit yang baik dapat CPR sebanyak 11 orang (61%),
memenuhi kebutuhan rasa aman perawat juga masih ada yang tidak
pada pasien dan keluarga. mengembalikan penyangga tempat
Pemenuhan kebutuhan informasi tidur setelah CPR.Selama ini
dalam memenuhi kebutuhan rasa pemenuhan kebutuhan rasa aman
aman juga diperlukan oleh yang tergolong sudah aman adalah
keluarga dan pasien. Informasi tentang informasi keadaan pasien,
yang diberikan kepada keluarga kebutuhan dasar oksigenasi, tetapi

7
untuk pemberian obat dan keluarga yang membuat keputusan
kolaborasi dengan dokter masih apakah pasien akan dilakukan CPR
kurang. atau tidak.
Observasi yang dilakukan Perawat memiliki tugas dalam
peneliti saat perawat melakukan mendampingi setiap tindakan
CPR juga sudah memenuhi pasien, perawat juga harus
kebutuhan rasa aman bagi pasien, memberikan alternatif pilihan
sedangkan keluarga juga bisa pengobatan dan tindakan serta
mendampingi pasien. Sehingga melindungi hak-hak pasien. Perawat
keluarga juga merasa aman karena dituntut untuk bisa menjelaskan
mengetahui tindakan yang setiap prosedur, menjelaskan hasil
dilakukan pada keluarganya. tes kesehatan dan perkembangan
2. Analisa bivariat kondisi klien. Tidak hanya pasien,
Hubungan peran advokasi perawat keluarga pasien juga harus
dengan pemenuhan kebutuhan rasa mengetahuinya. Karena dalam
aman keadaan sakit pasien butuh
Peran perawat sebagai advokat dukungan keluarga dan dapat
yaitu sebagai pendukung pasien membantu memilih keputusan
dalam proses pembuatan keputusan, terbaik. Pasien yang akan dilakukan
dengan cara memastikan informasi CPR memerlukan peran keluarga
yang diberikan pada keluarga dan dalam mengambil pilihan tindakan
pasien dipahami, berguna dalam karena pasien dalam keadaan yang
pengambilan keputusan, tidak sadar.
memberikan berbagai alternatif Hasil penelitian Hapsari
pilihan disertai penjelasan (2013), pasien dengan tingkat
keuntungan dan kerugian dari setiap kesadaran yang menurun akan
keputusan, dan menerima semua mengalami kesulitan dalam
keputusan pasien (Blais, 2007). menerima informasi yang diberikan
Perawat memberikan pilihan untuk oleh perawat. Keadaan fisik pasien
keluarga membuat keputusan menghambat pasien menentukan
terbaik untuk keselamatan pasien tindakan terbaik untuk
sehingga keluarga dapat kesehatannya. Untuk memenuhi
memikirkan alternatif pengobatan kebutuhan rasa aman pasien yaitu
untuk pasien. Pada saat CPR dengan memberikan informasi

8
kepada keluarga pasien. Apabila Program Studi Ilmu
keluarga dapat menentukan Keperawatan Universitas
Jember
tindakan yang terbaik dan kondisi
pasien mulai membaik maka rasa Kamaruzzaman.2009. Hubungan
aman pada keluarga menjadi lebih
Pelayanan Asuhan
Keperawatan Dengan
baik. Informasi yang lengkap dan Tingkat Kepuasan Pasien
mudah dimengerti oleh keluarga Di Badan Pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit
akan membuat keluarga mudah
Sigli.Tesis.Medan :
menerima informasi dari perawat. Universitas Sumatra Utara
Sehingga keluarga dapat memilih
Nicoll, Leslie. 2012.Patient
tindakan terbaik saat akan dilakukan Advocacy.Diunduh
CPR dan rasa aman keluarga dan darihttp://nursing.advancewe
pasien terpenuhi.
b.com/article/patient-
advocacy-2.aspx pada
tanggal 16 Maret 2016.
E. PERSEMBAHAN
Saya persembahkan paper Sulandra. 2008. Konsep Komunikasi
Kesehatan. Jakarta : EGC
ini untuk keluarga saya terutama
Ayah, Ibu dan adik saya yang Maryam Siti R. dkk. 2007. Buku
Ajar Proses Berpikir Kritis
telah banyak memberikan
Dalam Proses Keperawatan.
dukungan kepada saya. Jakarta : EGC

Daftar Pustaka

Blais, Kathleen Koernig, et al. 2007.


Praktik Keperawatan
Profesional : Konsep dan
Perspektif. Edisi 4. Jakarta:
EGC

Hapsari, et al. 2014. Hubungan


Peran Perawat Sebagai
Edukator Dengan
Pemenuhan Kebutuhan Rasa
Aman Pasien di Ruang
Rawat Inap RSU dr. H.
Koesnadi Kabupaten
Bondowoso. Skripsi.

Anda mungkin juga menyukai