Anda di halaman 1dari 125

VEGETARIAN

(Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya)

Skripsi

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh:
Meyni F. Saragih
Nim : 050905053

Departemen Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Medan
2009

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Halaman Persetujuan

Nama : Meyni F. Saragih


Nim : 050905053
Departemen : Antropologi
Judul : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha
Maitreya)

Medan, 10 Desember 2009

Pembimbing Skripsi Ketua Departemen Antropologi

.Nurman Ahmad S. Sos, M. Soc Drs. Zulkifli Lubis, MA


Nip. 196711181995121002 Nip. 196011011986011001

Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA


Nip. 196207031987111001

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Kata Pengantar

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa yang telah memberi
nafas kehidupan sampai hari ini, kepada Yesus Kristus yang telah menjadi sahabat
dan kekasih jiwa yang senantiasa mengerti akan semua apa yang penulis butuhkan
yang senantiasa memberikan yang terbaik, dan kepada Roh Kudus yang telah
menjaga dan memberi Roh ilmu pengetahuan dan dan kebijaksanaan dan
perlindungan yang sampai akhirnya skripsi ini selesai dan tinggal selalu didalam
hati penulis sebagai Allah Tritunggal.
Skripsi yang berjudul Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada
Umat Buddha Maitreya), dimana umat Buddha Maitreya dilarang untuk makan
makanan yang mengandung unsur hewani yang memiliki banyak manfaat dan
fungsi. Penelitian ini dilakukan di Vihara Maitreya Pematangsiantar dan sebagai
tambahan di Maha Vihara Maitreya Medan. Penulis juga tidak lupa mengucapkan
banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini yakni:

1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, M. A. Selaku Dekan pada Fakultas


Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Drs. Zulkifli Lubis, M. A. selaku Ketua Departemen Antropologi
yang selama ini banyak memberi ilmu dan motivasi kepada penulis untuk
bekarya.
3. Bang Nurman Acmad. S. Sos, M. Soc. selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan pengarahan yang telah memberikan pengarahan kepada
penulis dalam penyempurnaan tulisan.
4. Kak Dra. Mariana Makmur, MA sebagai dosen wali sekaligus dosen
penguji serta Mas Agus Sutrisno sebagai dosen penguji yang telah
memberikan masukan dalam kesempurnaan skripsi penulis.
5. Bapak Irfan Simatupang, M. Si selaku pengajar pada Departemen
Aantropologi, dan seluruh staf pengajar pada Departemen Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang membimbing penulis selama

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
dalam perkuliahan serta staf Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
6. Pandita Satya Vira, Pandita Suhardi, bang Andi, bang Laman dan semua
umat Buddha Maitreya yang telah mau memberikan waktunya untuk
wawancara semoga Sang Buddha Maitreya memberikan berkat dan
perlindungan.
7. Pak Makdin Sagala sebagai Lurah di Kelurahan Melayu dan Seketarisnya
yang memberikan data dan Dr. Eddy Susanto SP. BD yang telah
memberikan ilmu bagi penulis tentang Vegetarian walau tidak ada surat
pengantar dari fakultas.
8. Bapak dan Mama, Perisman Saragih dan Surya Marni Purba yang telah
membesarkan dan memberikan kasih sayang serta memberi dukungan doa
dan semua yang telah diberikan samapai skripsi ini selesai
9. Abang yang telah memeberikan dorongan moral dan materi dalam
perkuliahan penulis Jon Henra Saragih beserta istri Kak Renta Purba Skep.
NS.
10. Adik ku yang tercinta dan tersayang Canti Naria Saragih PSIkA Deli
Husada yang telah menjadi adik dan sekaligus sahabat tempat berbagi suka
dan duka.
11. Bapa Kian Jesron Saragih, SP , yang berbaik hati menemani penulis
mencari data ke Kelurahan Melayu.
12. Spesial kepada sahabat yang telah memberi banyak dorongan dan doa,
sahabat yang selalu ada dalam suka dan duka dan yang membantu
penyelesaian skripsi Dominiria Hulu, Minarwaty Sinaga dan Santi Maria
Hutapea, terimakasih atas persahabatannya dan penulis berharap kita dapat
mempertahakan persahabata ini.
13. Sahabat kecil yang selalu ada dalam setiap waktu, Siska Yuni C. Girsang
09 Ekstensi Administrasi Negara yang memberi semangat dan doa dan
terimakasih atas persahabatan kita yang tidak pudar dari SD sampai saat
ini.
14. Sepupu-sepupu ku yang telah membantu dan memberi doa dan dukungan
dalam penyelesaian skripsi ini Erich Saragih 07 MIPA, Bang Julpriady

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Saragih, Dewi Haloho, Eny Saragih, Berti Manurung 08 Antro dan tidak
lupa kepada sahabat Muktar Hutasoit 06 FKG yang selalu memberi doa
dan yang mempertemukan penulis kepada dokter.
15. Teman-teman satu angkatan Sri Ulina Girsang, Vivian Sihombing, Mia
Barus, Roseva, Eldevia, Salsalina, Eva Manurung, Dani Syahpani, Criston,
Herry Sianturi, Tuti, Darwin, Ria, Toni, Sukma, dan semua anak
Antropologi 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan, kepada Sari
Manurung 08, yang telah menjadi pembanding saat penulis ujian proposal,
Vina 08, dan Marda Ginting serta kepada Kerabat Antopologi 2003, 2004,
2006, 2007, 2008, dan 2009 yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah memberikan semangat dan dukungan pada penulis.

Penulis juga mohon maaf atas kekurangan skripsi baik dari segi penulisan
amupun isi, karena penulis adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan
dan kehilafan. Penulis juga berharap adanya masukan bagi para pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimaksih.

Medan, 10 Desember 2009

Meyni F. Saragih

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Abstraksi

Vegetarian, Suatu Kajian Tentang Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha


Maitreya (Meyni F. Saragih, 2009). Skripsi ini terdiri dari 6 Bab, 112 Halaman, 5
Daftar Tabel ,16 Daftar Gambar, 20 Daftar Pustaka, 9 Lampiran yang terdiri dari
surat penelitian, surat pemberitahuan dan peta lokasi penelitian.

Makanan adalah bahan, biasanya dari hewan atau tumbuhan yang dimakan
oleh mahkluk hidup uantuk memberikan tenaga dan nutrisi. Setiap mahkluk hidup
membutuhkan makanan, tanpa makanan mahkluk hidup akan sulit dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu pengetahuan tentang gizi dan
berbagai konsep alternatif tentang Healty Food, menjadi penting guna
memperoleh derajat kesehatan yang lebih optimal. Salah satu konsep alternatif
tentang Healty Food adalah pola hidup vegetarian.

Masyarakat yang menerapkan pola hidup vegetarian dilihat dari alasan


agama yakni Hindu, Budha, dan Kristen Advent. Agama Budha memiliki banyak
aliran salah satunya adalah aliran Buddha Maitreya. Dalam penelitian ini
mengambil masyarakat pada umat Buddha Maitreya karena aliran ini mewajibkan
umatnya untuk melakukan vegetarian.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, berupa pengamatan dan


wawancara. Wawancara yang dilakukan pada umat Buddha Maitreya dengan
informan pangkal seperti Pandita dan staff yang berada di vihara, dan informan
kunci adalah umat Buddha Maitreya yang telah lama mengikuti ajaran Buddha
Maitreya, sedangkan informan biasa dilakukan wawancara sambil lalu yaitu
kepada pengikut ajaran Buddha Maitreya. Penelitian ini dilakukan di vihara
Pematangsiantar dan vihara Medan sebagai pelengkap data.

Kebiasaan makan pada umat Buddha Maitreya dengan bervegetarian yakni


dengan tidak memakan daging. Merupakan kelompok vegetarian vegan, lacto, dan
lacto-ovo. Pada awalnya menjadi vegetarian pada umat Buddha Maitreya
berfungsi hanya untuk menghormati apa yang menjadi dasar dari Buddha
Maitreya yakni berpantang daging, tapi disisi kesehatan juga memiliki fungsi
yang lain.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
DAFTAR ISI

Halaman Persembahan..................................................................................... i
Kata Pengantar................................................................................................. ii
Abstraksi.......................................................................................................... iv
Daftar Isi........................................................................................................... v
BAB I. Pendahuluan
1.1. Latar 1
Belakang.........................................................................
1.2. Ruang Lingkup Masalah dan lokasi penelitian.................... 4
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................ 5
1.4.Tinjauan Pustaka...................................................................... 6
1.5.Metode Penelitian.................................................................... 12
1.6.Analisa Data............................................................................ 13
BAB II. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
2.1. Sejarah Singkat Pematangsiantar........................................... 15
2.2. Lokasi dan Lingkungan Alam................................................. 18
2.3. Sarana dan Prasarana.............................................................. 20
2.4. Keadaan Penduduk................................................................. 21
BAB III. Buddha Maitreya
3.1. Sejarah Umum Agama Buddha Maitreya............................ 30
3.2. Sejarah Singkat Vihara........................................................... 47
3.3. Lokasi dan Keadaan Vihara.................................................... 55
3.4. Demografi Penganut Agama Buddha Maitreya................... 55
3.5. Aktivitas-Aktivitas yang Berlangsung di Vihara................... 59
BAB IV. Kebiasaan Makan Bergevetarian
4.1. Pengertian Vegetarian pada Umat Buddha Maitreya............. 59
4.2. Konsep Sehat dan Penyakit..................................................... 69
4.3. Fungsi dan Makna Vegetarian................................................ 72
4.4. Pengetahuan dan Bahan Makanan.......................................... 77
4.5. Bahan Dasar Makanan Pengganti.......................................... 83
4.6. Pengaturan dan Pemilihan Makanan...................................... 88
4.7. Kasus-Kasus atau Kondisi Kesehatan.................................... 102
4.8. Vegetarian bagi Para Pemula.................................................. 104
4.9. Contoh Makanan Vegetarian.................................................. 106
BAB V. Kelemahan Vegetarian Dari Segi Kedokteran................................... 111
BAB VI. Kesimpulan dan Saran
6.1. Kesimpulan............................................................................. 121
6.2. Saran....................................................................................... 122
Daftar Pustaka
Lampiran

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Perkebangan zaman yang semakin canggih, ternyata tidak hanya memberi

dampak positif. Gaya hidup modren yang tidak sehat diikuti tidak teraturnya pola

makan mengakibatkan tingkat kesehatan manusia semakin merosot. Tapi

datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadan-

kadang bisa dicegah atau dihindari. Kemajuan teknlogi ikut berdampak di bidang

penyediaan pangan. Dewasa ini terdapat berbagai variasi makanan yang dapat

dipilih manusai untuk mengenyangkan perutnya, bioteknologi telah

memungkinkan adanya distribusi massa berbagai jenis produk makanan. Berbagai

penyakit timbul karena cara hidup yang kurang sehat atau perilaku yang salah.

Hal ini tentunya menunjukkan perhatian yang semakin besar dari masyarakat akan

masalah kesehatan. Jadi jika dulu makan bertujuan sebagai sumber energi untuk

menunjang aktivitas, maka kini makan sudah menjadi suatu bentuk gaya hidup

sehat bagi sebagian masyarakat (Peggy: 1997: 8)

Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan,

dimakan oleh mahluk hidup untuk memberikan tenaga dana nutrisi.

Sesungguhnya pengaturan pola makan sudah lama diperkenalkan sebagai salah

satu kunci manajemen pengobatan berbagai penyakit kronik, misalnya

mengurangi pemakaian gula bagi mereka yang memiliki penyakit kencing manis

atau diet rendah garam bagi yang hipertensi. Kini pengaturan pola makanan sudah

mengalami pergeseran paradigma dimana justru hal ini semakin banyak dilakukan

oleh mereka yang masih sehat, jadi sebagai upaya pencegahan terhadap berbagai

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
penyakit yang menakutkan seperti kanker dan penyakit kardiovaskuler (strok,

serangan jantung). (http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/33/).

Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk

hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat

membantu kita dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan

otak. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein,

Kabohidrat, lemak dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang akan kita

dapatkan dari makanan. Makanan diperlukan untuk membina kesehatan. Back to

Nature atau kembali kealam merupakan salah satu upaya manusia untuk

menyelaraskan diri dengan kehidupan alam. Makanan alami untuk kebutuhan

manusia tidak akan menghalangi menikmati hidup bahagia dan selaras dengan

alam. Oleh karena itu pengetahuan tentang gizi menjadi penting bagi kita guna

mempertahankan derajat kesehatan yang lebih obtimal. Pengaturan pola makanan

bukan rahasia lagi sebagai salah satu kunci terpenting untuk menjamin kesehatan

pribadi. Oleh karena itu, tidaklah heran jika saat ini semakin banyak ditemukan

berbagai konsep alternatif tentang healthy food misalnya berupa diet berdasarkan

golongan darah, jus kombinasi, herbal dan juga vegetarian. Dalam pengaturan

pola makanan juga dianjurkan adanya keseimbangan.

Salah satunya konsep alternatif tentang healthy food adalah pola hidup

vegetarian. Vegetarian adalah salah satu bentuk tekad kembali ke alam (Pebi

Purwosuseno: 2007). Berbagai penyakit timbul karena cara hidup yang kurang

sehat atau perilaku yang salah. Hal yang paling ditakuti oleh orang adalah pikiran

tentang kemungkinan terserang penyakit tertentu yang akhirnya mematikan.

Sejalan dengan meningkatnya angka kematian akibat beberapa penyakit

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
degeneratif, seperti penyakit jantung, penyumbatan pembuluh darah, kanker,

kegemukan, hipertensi, stress, dan kolestrol tinggi, pola hidup sehat dengan

vegetarian merupakan pilihan yang paling tepat (Mohammad, 1996: 12).

Ada beberapa alasan mengapa orang memilih menjadi vegetarian.

Pertama, keyakinan agama, misalnya penganut agama Buddha, Hindu dan Kristen

Advent. Kedua kesadaran dan keinginan berpenampilan awet muda. Ketiga,

karena alasan kesehatan fisik dan kewibawaan. Alasan ketiga adalah alasan paling

umum seseorang menjadi vegetarian. Sedangkan alasan yang penganut ajaran

Buddha Maitreya menjadi vegetarian karena keyakinan agama. Dilihat dari

pengelompokan jenis-jenis vegetarian maka masyarakat yang menganut ajaran

Buddha Maitreya adalah kelompok vegetarian lacto, dimana mereka tidak

diperbolehkan memakan makanan yang memiliki darah. Konsep ajaran Buddha

Maitreya tertuang dalam Kitab Suci Tripikata yakni Sutra Buddhis yakni irkar

Agung Buddha Maitreya:

“ Aku berjanji disetiap kelahiranku yang berikutnya, sedikitnyapun


tidak terbentik niat membunuh dan melukai sesama mahluk hidup,
apalagi memakan daging mereka. Berjuang dalam maitri karuna guna
menempuh jalan kebuddhaan mencapai kesucian. Selamanya berteguh
dalam sila berpantang makan daging”.(Buddha Maitreya hal 30).
Dengan ikrar agung Buddha Maitreya itu maka, pengikut aliran ini

menerapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk tidak bermakan daging untuk

menyambut kedatangan Buddha Maitreya yang kedua kali dunia. Agama Buddha

Maitreya pertama kali dibawa oleh Tan Pik Ling yang merupakan seorang Dokter

Gigi pada tahun 1930 dari Taiwan, kemudian berkembang pesat di Surabaya,

Jakarta, Pontianak dan Medan kemudian berkembang lagi keseluruh Indonesia.

Buddha Maitrya merupakan Buddha yang dipercayai akan datang kembali

dengan membawa kebahagia dan kedamaian bagi umat manusia dan segala

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
mahluk yang ada di bumi dan merupakan Buddha abad 21. Ajaran Buddha

Maitreya mengajarkan bahwa semua mahluk hidup yang bernyawa harus dijaga

bukan untuk dimakan. Anjuran agar umat budha bervegetarian juga mengatakan

bahwa orang yang bervegetarian merupakan manusia yang sehat dan sulit terkena

penyakit. Umat Budha aliran Maitreya di anjurkan agar menjaga dan melestarikan

lingkungan dan semua citaan yang ada di bumi. Dengan menerapkan ajaran

Buddha Maitreya maka, mereka mengasihi Buddha Maitreya. Berdasarkan

penjabaran di atas, penulis tertarik untuk mengkaji kebiasaan makan bagi umat

Buddha Maitreya khususnya yang ada di Pematangsiantar.

2. Ruang Lingkup Masalah dan Lokasi Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik mengkaji

vegetarian pada umat penganut ajaran Buddha Maitreya ditinjau dari sudut

pandang Antropologi Kesehatan. Rumusan masalahnya yakni bagaimana para

penganut ajaran Buddha Maitreya menerapkan vegetarian dalam kehidupan

sehari-hari. Dari perumusan masalah maka dapat diambil runag lingkup masalah

yang akan diteliti yakni:

a. Bagaimana kebiasaan makan serta fungsi dan makna vegetarian itu sendiri

pada umat penganut ajaran Buddha Maitreya?

b. Bagaimana umat ajaran Buddha Maitreya mengatur dan memilih makanan

yang akan dihidangkan untuk anggota keluarga setiap harinya?

Penelitian ini nantinya akan dilakukan di Pematangsiantar. Untuk

memperoleh kemudahan dalam mencari data informan, penelitian dilakukan pada

masyarakat yang beribadah atau yang mengunjungi Vihara Maitreya. Tidak

menutup kemungkinan penelitian juga dilakukan di Maha Vihara Maitreya jalan

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Cemara Boulevard Utara, Medan sebagai tambahan informasi. Bagi penulis, yang

mendasari penelitian di vihara ini karena adanya keunikan di vihara tersebut yakni

adanya restoran yang menawarkan makanan vegetarian dilantai satu di vihara

Pematangsiantar, sedangkan di Medan berdekatan dengan vihara, serta dengan isu

yang sekarang ada yakni Back to nature atau kembali kealam. Dan penelitian ini

dilakukan hanya bagi umat Buddha Maitreya, dikarenakan aliran ini merupakan

aliran yang sangat terkenal dan pesat pertumbuhannya di Indonesia dibandingkan

dengan aliran lain. Serta memilih agama Buddha aliran Maitreya dari pada agama

Budha lainya karena aliran Buddha Maitreya diwajibkan untuk vegetarian,

sedangkan alasan secara praktis bukan memilih Advent dan Hindu daerahnya

dekat dengan tempat penulis. Sehingga dengan demikian, penelitian ini akan

melihat lebih jauh bagaimana pernyataan tesebut melihat kebiasaan makan

bervegetarian.

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian

tentang kebiasaan makan vegetarian ini bertujuan yakni:

a. Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan makan serta fungsi dan makna

vegetarian itu sendiri, khususnya pada umat Buddha Maitreya dalam

kehidupan mereka sehari-hari.

b. Mengetahui sejauh mana pengetahuan mereka tentang kebutuhan nutrisi

dalam tubuh

c. Mengidentifikasikan kebiasaan makan bervegetarian yang tidak

menguntungkan menurut ilmu kedokteran, sedangkan

Manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari dua sisi yaitu:

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
a. Secara akademis dapat menambah khasanah serta pemaknaan tentang

makna dari fungsinya vegetarian dalam kehidupan sehari-hari.

b. Secara praktis penelitian ini bisa dimanfaatkan sebagai penuntun kebijakan

dibidang kesehatan.

5. Tinjauan Pustaka

Dalam tinjauan pustaka meninjau tiori yang berkaitan dengan penelitian

yang diusulkan. Teori berfungsi sebagai landasan atau pedoman berfikir atau

menentukan tujuan dan arah penelitian serta memilih konsep-konsep yang tepat

guna pembentukan hipotesa. Landasan teori digunakan bila mana ada relevansi

teori yang sudah ada dengan masalah penelitian yang dipilih. (Lister Berutu,

2001:63).

H. Geertz mengemukakan bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 300

kelompok etnis yang berbeda-beda, masing-masing mempunyai identitas

kebudayaan tersendiri dan mempergunakan lebih dari 200 bahasa yang khas,

kepercayaan keagamaan dan hampir semua agama di dunia terdapat di sana.

Menurut pendapat M. E. Spiro dalam Koentjaraningrat, fungsi

mengandung arti:

a. Sebagai hubungan antara suatu hal yang lainnya

b. Memakai arti pemakaian yang menerangkan kaitan antara suatu hal

dengan hal yang lain

c. Mempunyai arti dalam pemakaian yang menerangkan kaitan antara suatu

hal dengan hal lain dalam suatu sistem yang terintergrasi

(Koentjaraningrat, 1980:226-227).

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Pemikiran tentang makna dan penafsiran fenomena di dudukkan sebagai

usaha yang memiliki peran ataupun utama pada proses transpormasi budaya.

Dalam buku Budaya visual Indonesia Paul Ricoeur menjelaskan bahwa

hakikatnya semua filsafat ini merupakan interpertasi, dan hidup ini sendiri

sebenarnya merupakan interpertasi. Disisi lain, Ricoeur berpendapat bahwa setiap

objek maupun teks pada hakikatnya merupakan simbol dan simbol-simbol itu

penuh dengan makna-makna yang tersembunyi. Manusia dalam berbuat sesuatu

dan membangun sesuatu, melakukan usaha untuk membentuk makna.

Kebudayaan yang merupakan suatu strategi adaptasi sosial yang

melahirkan sistematis, tingkahlaku dan bentuk kepercayaan yang merupakan

respon terhadap ancaman kesehatan yang telah dikembangkan sejak lama. Sifat

yang adaptif ini merupakan pola-pola dari pranata sosial dan tradisi-tradisi budaya

yang menyangkut prilaku yang dengan sengaja untuk meningkatkan kesehatan,

meskipun hasil dari tingkahlaku khusus tersebut belum tentu merupakan sistem

kesehatan yang baik (Dunn, dalam Foster dan Anderson, 1986: 41).

Menurut Parsudi Suparlan (1992:4), Kebudayaan didefenisikan sebagai

“Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang digunakan untuk

menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, dan untuk

menciptakan serta mendorong terwujudnya kelakuan”. Kebudayaan (ide)

dibedakan dari kelakuan dan hasil kebudayaan, tetapi saling berkaitan dan saling

mempengaruhi dalam kegiatan kehidupan manusia. Sebeb kalau ketiga-tiganya

dikatagorikan sebagai suatu pengertian, yaitu kebudayaan, maka hakekatnya

saling berkaitan dan saling mempengaruhi diantara kebudayaan, kelakuan dan

hasil kelakuan dalam kehidupan manusia.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan,

dimakan oleh mahkluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Makanan

merupakan salah satu kebutuhan pokok makhluk hidup yang paling utama

termasuk manusia, karena makanan merupakan asupan energi untuk melakukan

aktivitas sehari-hari. Tanpa makanan yang baik tidak mungkin memperoleh

kesehatan yang baik (Soekodjo 2005:22). Sedangkan menurut Albert Hutapea

(1994) makanan yang menyehatkan adalah makanan yang membuat seseorang

bertenaga, bertumbuh dan berseri. Kebutuhan setiap orang berbeda-beda dan

selera setiap orang juga berbeda-beda.

(http://www.inspiredkidsmagazine.com/ArtikelID=434).

Vegetarian mengandung dua pengetiaan, yakni sebagai kata benda dan

kata sifat. Sebagai kata benda, berarti orang yang berpantang makan daging, tetapi

hanya makan sayur-sayuran dan bahan makanan nabati lainnya. Sebagai kata sifat,

vegetarian berarti tidak mengandung daging tau kebiasaan berpantang daging.

Vegetarian berasal dari Bahasa Latin vegetus, artinya kuat, aktif dan

bergairah.(Susanto, 2007: 6). Tri Nurhayati dalam Susanto dimana vegetarian

adalah orang-orang yang karena alasan agama atau kesehatan hanya memakan

sayur-sayuran dan hasil tumbuh-tumbuhan. Pengertian vegetarian secara umum

yaitu orang yang tidak mengkomsumsi daging hewan, baik daging sapi, kambing,

ayam, ikan, maupun daging hewan lainnya. Pertama kali digunakan secara formal

pada tanggal 30 September 1847 oleh Joseph Brotherton dan kawan-kawan di

Northwood Villa, Kent, Inggris. Saat itu merupakan pertemuan pengukuhan dari

Vegetarian Society Inggris. Meskipun demikian istilah vegetarian sebenarnya

sudah dikenal sejak zaman dahulu kala. Sebelum tahun1847, kelompok yang tidak

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
makan daging secara umum dikenal sebagai Pyhagorean atau pengikut sistem

pythagorean. Hal ini sesuai dengan Pyhagoras, seorang vegetarian dari zaman

Yunani Kuno. (Susianto, 2007: 6-8)

A. Bangun (2003: 24) ada beberapa kelompok vegetarian yakni:

a. Vegetarian Vegan

Kelompok vegan merupakan vegetarian murni karena mereka sama sekali

tidak menyantap hidangan yang berasal dari hewan, seperti daging, susu dan telur.

Karena itu, sumber makanan utama kelompok vegetarian vegan ini adalah bahan

nabati, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian.

b. Vegetarian Lacto

Kelomok vegetarian lacto selain menyantap hidangan dari sumber-sumber

nabati juga mengkomsumsi susu dan hasil olahannya, seperti keju, mentega dan

yoghurt.

c. Vegetarian Lacto-ovo

Kelompok vegetarian lacto-ovo berpantang mengkomsumsi produk-

produk hewani, terutama jika hewan tersebut harus disembelih terlebih dahulu.

Telur dan susu masih diperbolehkan untuk dikomsumsi. Hidangan utama tetap

bersumber dari produk-produk nabai, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, sayur-

sayuran dan buah-buahan.

d. Vegetarian Pesco

Kelompok vegetarian pesco selain menyantap hidangan dari sumber-

sumber nabati, juga menyantap hidangan dari ikan, baik ikan laut maupun ikan air

tawar.

e. Vegetarian Fluctarian

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Kelompok vegetarian fluctarian termasuk yang paling longgar

dibandingkan dengan kelompok-kelompok lain yang telah disebutkan. Kelomok

ini pantang makan daging yang berwarna merah. Jadi mereka masih bisa makan

ayam goreng, sup ayam, dan daging olahan dari unggas lainnya.

Mahluk hidup selalu berusaha agar dapat menjaga kelangsungan hidupnya.

Manusia sebagai mahluk berbudaya senantiasa berusaha menaruh perhatian

terhadap maslah-masalah kesehatan serta upaya-upaya mempertahankan

kelangsungan hidupnya , dan sejauh batas kemampuan dan pengetahuan mencari

penyelesaian terhadap penyakitnya (Foster dan Anderson, 1986:42). Untuk

menghadapi dan mengatasi penyakit manusia mempunyai sistem tersendiri yakni

sistem kesehatan, yang menerangkan sebab terjadinya penyakit, metode

pencegahan dan penyembuhan. Menurut Foster dan Anderson (1986:61-73)

bahwa pemilihan terhadap sistem penyembuhan penyakit biasanya disesuaikan

dengan ide-ide dan konsep masyarakat terhadap pnyembuahn yang menagani

penyakit. Dengan kata lain masalh kesehatan dan penyakit tidak dapat dipandang

dari segi biologis saja tetapi harus pula dilihat dari segi sosial budaya masyarakat.

Topley mengatakan keseimbangan antara panas dan dingin dianggap yang

utama bagi kesehatan fisik, dan bahwa makanan dan obat-oabatan memiliki

kualitas panas atau dingin yang harus dipertahankan dalam usaha

mempertahankan keseimbangan yang baik harus diperhatikan dalam usaha

mampertahankan keseimbangan yang baik dalam makanan maupun dalam

pengobatan penyakit. Pasangan Anderson, yang mendeskripsikan kepercayaan

dan praktek-praktek yang berkenaan dengan makanan dan kesehatan didesa-desa

cina di Hongkong dan Malaysia. Menjelaskan pula tentang makanan yang

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
termasuk makanan panas seperti minuman keras, makanan-makanan yang

berbumbu dan berlemak, makanan yang kaya protein, dan makanan yang dimasak

lama dengan panas tinggi. Makana-makanan dingin termasuk ramuan the, sayur-

sayuran tak berwarna dan rendah kalori, bir dan sebagainya. Beberapa jenis

makanan seperti kepiting, kerang-kerang dan ikan lele adalah panas dan basah;

penyakit-penyakit kelamin adalah “basah” dan panas.

Menurut kepercayaan Buddha aliran Maitreya menggolongkan makanan

yang panas yang dapat menyebabkan banyak penyakit dan juga merupakan

larangan dari Buddha Maetreya yakni makanan yang berasal dari semua jenis

hewan yang memiliki nyawa atau darah. Sedangkan makanan yang di anjurkan

yakni makanan dingin yakni sayur-sayuran dan buah-buahan.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
6. Metode Penelitian
Penelitian ini, akan menggunakan metode kualitatif. Menurut Lexy J.

Moleong (2006:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kat-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian kualitatif

menggunakan metode kualitatif yaitu berupa pengamatan dan wawancara. Metode

kualitatif akan menghasilkan data deskriptif yang berisi kutipan data berasal dari

naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan/memo dan

dokumen resmi lainnya. Serta tidak menutup kemungkinan data dari dokumentasi

desa, kantor kelurahan, dan kecamatan.

Penelitian lapangan digunakan untuk mendapatkan data dan informasi

yang akurat. Pelaksanaan penelitian lapangan yang akan dilakukan meliputi

aktivitas-aktivitas pengamatan/observasi. Teknik pengamatan/observasi

dimaksudkan untuk memahami fenomena-fenomena yang ada yang diteliti

bertujuan untuk memperoleh data tentang kondisi alam, fisik, ekonomi dan

budaya. Metode observasi yang digunakan adalah obsesvasi partisipasi dengan

melakukan pengamatan langsung dalam penelitian. Seperti pada saat umat

melakukan ibadah dan aktivitas religi lainnya serta makanan yang lebih sering

dimakan, tidak kemungkinan untuk langsung mencicipi makanan vegetarian

tersebut.

Pada penelitian ini penulis akan mempergunkan wawancara mendalam dan

wawancara sambil lalu dilakukan pada informan dan tidak menutup kemungkinan

untuk mendapatkan data sekunder yang relevan dengan masalah yang diteliti.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Wawancara dilakukan terhadap informan kunci/ pokok, informan pangkal dan

informan biasa. Informan pangkal adalah orang yang dianggap mengetahui

keadaan Vihara dan ajaran Buddha Maitreya seperti Pandita dan biarawan-

biarwati yang ada di Vihara yang bertujuan untuk memperoleh data-data yang

releven. Informan kunci adalah umat Buddha yang mengikuti ajaran Buddha

Maitreya yang sudah lama menganut ajaran tersebut. Dimana dilihat dari keadaan

fisik atau yang sudah berumur serta melihat kasus-kasus kesehatan yang pernah

dialami oleh informan. Sedangkan informan biasa dilakukan wawancara sambil

lalu, yaitu kepada pengikut ajaran Buddha Maitreya. Untuk memperoleh data dari

wawancara ini dilakukan dengan menggunakan catatan lapangan. Wawancara

untuk informan kunci dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara

(interview guide).

7. Analisa Data

Setelah data-data diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan

terkumpul dalam catatan lapangan, dilakukan penelitian kembali untuk melihat

kejelasan dan kelengkapan jawaban. Kemudian data dikelompokkan atas

beberapagolongan menurut kepentingan umat penganut ajaran Buddha Maitreya.

Kemudian data-data tersebut disajikan dalam bentuk tulisan dan alisisa secara

deskriptif analistis.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2. 1. Sejarah Singkat Kotamadya Pematangsiantar

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Pemetangsiantar

merupakan daerah kerajaan Siantar. Pematangsiantar yang berkedudukan di Pulau

Holing dan raja terakhir dari dinasti keturunan marga Damanik yaitu Tuan

Sangnawaluh Damanik, yang memengang kekuasaan sebagai raja tahun 1906.

Disekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat

tinggal penduduk diantaranya Kampung Suhi Haluan, Siantar Kahean, Pantoan,

Suhi Bah Bosar, dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi daerah

hukum Kota Pematangsiantar yaitu:

a. Pulau Holing menjadi Kampung Pematang

b. Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota

c. Suhi Kahean menjadi Kampung Melayu, Martoba, Suka Bane, dan Bane

d. Suhi Haluan mnenjadi Kampung Bantan, Sipinggol-pinggol, Timbang

Galung, dan Teladan

e. Suhi Bah Bosar menjadi Kampung Kristen, Kampung Karo, Tomuan,

Pantoan, Toba, dan Martimbang.

Setelah Belanda memasuki daerah Sumatera Utara, Simalungun menjadi

daerah kekuasaan Belanda dan mengakhiri kekuasaan raja-raja pada tahun 1907.

Controleur Belanda yang berkedudukan di Perdagangan pada tahun 1907

dipindahkan ke Pematangsiantar, sejak itu Pematangsiantar mulai berkembang

menjadi daerah yang banyak dikunjungi para pendatang baru, orang-orang Cina

mendiami kampung Siantar Bayu, orang-orang dari Tapanuli Selatan mendiami

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
sekitar Timbang Galung dan Kampung Melayu, sedangkan mereka yang berasal

dari Tapanuli Utara mendiami daerah Kampung Kristen, Tomuan dan Kampung

Toba.

Pada tahun 1910 didirikan Belanda Persiapan Kota Pematangsiantar,

kemudian pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blat no. 285,

Pematangsiantar berubah menjadi Geemente yang mempunyai otonomi sendiri.

Sejak Januari 1939 berdasarkan Stad Bland No. 717 berubah menjadi Geemente

yang mempunyai Dewan Kota. Pada masa Belanda, orang Cina sudah ada di

Pematangsiantar karena pada waktu itu Pemerintah Belanda telah memberikan

hak-hak istimewa kepada orang Cina yakni mereka dianggap sebagai penduduk

Timur Asing yang dianggap mempunyai kedudukan setingkat lebih tinggi

daripada warga penduduk asli.

Pada zaman Jepang, berubah menjadi Siantar Estate dan Dewan Kota

dihapus. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Pematangsiantar kembali menjadi

daerah otonomi, berdasarkan Undang-undang no 22/ 1948 status Geemente

menjadi kota kabupaten Simalungun dan Walikota dirangkap oleh Bupati

Simalungun sampai tahun 1957. Berdasarkan Undang-undang no 01/ 1957

Pematangsiantar berubah menjadi Kota Praja penuh, dengan keluarnya Undang-

undang no. 18/ 1965 berubah menjadi Kotamadya dan berdasarkan Undang-

unadang no. 05/ 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah berubah

maenjadi Kotamadya Daerah tingkat II Pematangsiantar sampai sekarang.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 35/ 1981 Kotamadya

Pematangsiantar di pecah menjadi empat wilayah kecamatan yang peresmiannya

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
dilaksanakan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara pada

tanggal 17 Maret 1982 yang terdiri dari:

a. Kecamatan Siantar Barat

b. Kecamatan Siantar Timur

c. Kecamatan Siantar Utara dan,

d. Kecamatan Siantar Selatan.

Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 15/ 1986 Kotamadya

Pematangsiantar diperluas menjadi menjadi enam kecamatan yang peresmiannya

dilaksanakan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara pada

tanggal 8 Mei 1987 dengan masuknya sembilan desa dari wilayah Kabupaten

Simalungun ke Kotamadya Pematangsiantar, adapun kecamatan tersebut adalah:

a. Kecamatan Siantar Martoba

b. Kecamatan Siantar Marihat

c. Kecamatan Siantar Barat

d. Kecamatan Siantar Timur

e. Kecamatan Siantar Utara

f. Kecamatan Siantar Selatan.

Pada tahun 2007 terjadilah pembentukan kecamatan baru dengan Peraturan

Daerah No. 3 Tahun 2007 Tanggal 16 Maret 2007 tentang Pembentukan

Kecamatan Siantar Sitalasari dan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2007 Tanggal 18

September 2007 tentang Pementukan Kecamatan Siantar Marbun. Dengan itu

kecamatan yang ada di Kotamadya Pematangsiantar menjadi 8 kecamatan sampai

sekarang dan memiliki 53 kelurahan.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Kota Pematangsiantar mempunyai visi dalam pembangunan kotanya yaitu

“ Terwujudnya Kota Pematangsiantar yang memiliki jati diri kota dalam daerah

otonom yang maju, demokratis, berbudaya rukun dan harmonis yang didukung

oleh masyarakat Kota Pematangsiantar yang beriman, bermoral, tangguh,

produktif, berdaya saing dan mampu bekerja sama dalam wadah Negara

kesatuan Republik Indonesia”.

Untuk mewujudkan visi itu, maka yang menjadi misi dalam Rancangan

Tata Ruang Wilayah Kota Pematangsiantar yaitu pembentukan jati diri Kota

Pematangsiantar yang mempunyai karekteristik berdasarkan pertimabngan historis

dan nilai budaya geografis dan fisik kota, potensi sumber daya, fungsi kota dan

kajian planologi kota, arsitektur bagunan da sebagainya.

2. 2. Lokasi dan Lingkungan Alam

Pematangsiantar terletak di Sumatera Utara yang terletak lebih kurang 127

kilometer dari arah utara pusat kota Medan, ibukota Propinsi Sumatera Utara dan

berada diantara Kabupaten Asahan dengan Kabupaten Tapanuli Utara. Berada

pada ketinggian 400 meter di atas permukaan laut dengan permukaan tanah yang

berbukit-bukit, sehingga jalan-jalan di kota umumnya menurun dan mendaki.

Kota Pematangsiantar sering kali disebut Siantar merupakan kota kecil dan rapi

dengan luas wilayah 79,97 kilometer persegi. Karena kerapian dan dan kebersihan

serta kelestarian lingkungan kota, Pemerintah Indonesia telah mengenugrahkan

Piala Adipura sejak tahun 1993. Sementara itu, karena ketertiban pengaturan lalu

lintas, kota inipun meraih penghargaan Piala Wahanan Tata Nugraha pada tahun

1996. Pematangsiantar dulu merupakan ibukota dari Kabupaten Simalungun

namun pada tahun 2007 Kabupaten Simalungun di pindah di Pematang Raya.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Luas daerah Kotamadya Pematangsiantar lebih kurang 79,971 Km²

terletak diantara 3° 01’ 09” - 2° 54’ 40” Lintang Utara dan 99° 6’ 23” - 99° 1’

10” Bujur Timur. Berada pada ketinggian 400 meter dari permukaan laut,

beriklim tropis dengan temperatur udara rata-rata 24,5° C. Berdasarkan letak

geografis Kotamadya Pematangsiantar penduduk asli adalah suku bangsa Batak

Simalungun yang dahulu mendalami daerah-daerah pinggiran Kota

Pematangsiantar, sebelum menjadi Kotamadya.

Sejak pendudukan Belanda sekitar tahun 1907 maka daerah ini

berkembang pesat dengan adanya pembangunan-pembangunan prasarana dan

sarana fisik yang dibuka oleh pemerintah Kolonial Belanda. Dengan

perkembangan ini maka terjadilah migrasi ke Jantung kota Pematangsiantar

seperti datangnya orang-orang cina, orang-orang Batak Toba, Mandailing, Aceh,

Jawa, Batak Karo dan lain-lain. Maka adanya migrasi ini maka jumlah penduduk

Pematangsiantar berkembang pesat dan memiliki ciri-ciri masyarakat majemuk

yang beraneka ragam kelompok etnik dan kebudayaannya. Suku bangsa Batak

Toba pada umumnya berasal dari Kabupaten Tapanuli Utara, kedatangan mereka

mula-mula dengan tujuan mencari kehidupan yang lebih layak ditempat ini karena

alasan masalah tekanan dan kepadatan penduduk di daerah asalnya.

Pematangsiantar dikelilingi oleh perkebunan di daerah Simalungun seperti

perkebunan karet di PTP VI Dolok Malangir, Perkebuann Coklat dan Sawit di

PTP VIII Marihat, dengan demikian maka terjadi jumlah migrasi orang-orang

Jawa khususnya karyawan-karyawan yang bekerja diperkebunan-perkebuan

tersebut. Kemudian adanya pabrik-pabrik seperti rokok STTC, Pabrik korek SMF,

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Pabrik Tepung Tapioka dan lain-lain, mendorong terjadinya migrasi masuk

keaerah ini guna memperoleh lapangan pekerjaan.

2. 3. Sarana dan Plasarana Umum

2. 3. 1. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu jalan dalam meningkatkan kedudukan

dan status seseorang, yang dalam hal ini haruslah ditunjang dengan sarana dan

plasarana pendidikan yang memadai. Dan untuk hal itulah pemerintah

menyediakan dan membangun sarana dan plasarana pendidikan tersebut.

Dari segi pendidikan, kota Pematangsiantar dikenal sejak tahun 1970

sebagai salah satu kota pelajar di Indonesia. Banyak anak muda dari luar kota

menuntut ilmu berbaur dengan penduduk setempat yang turut menuntut ilmu.

Tidak heran bertaburan banyak sekolah baik itu sekolah negri maupun perguruan

swasta yang menyediakan jasa pendidikan SD-SMP-SMA. Perguruan-perguruan

swasta biasanya juga menyediakan jasa pendidikan TK, seperti perguruan swasta

seperti Methodis, Kalam Kudus, Budi Mulia, Katolik, Advent, Sultan Agung,

Manjusri, Taman Siswa, dan Muhammadiyah. Sekolah swasta yang bersifat

keagamaan Budha hanya ada satu di Pematangsiantar yakni Yayasan Pendidikan

Buddhist Manjusri yang terletak di Siantar Selatan.

Kota kelahiran mantan Mentri Pertanin Kabinet Gotong Royong (2001-

2004) Bungaran Saragih, melahirkan cukup banyak pelajar yang berkualitas.

Banyak di antara pelajar dari kota ini akhirnya melanjutkan studinya ke jenjang

yang lebih tinggi di luar Siantar terutama menuju pulau Jawa. Bahkan ada dari

antara mereka melanjutkan studinya ke luar negri. Di Pematangsiantar memiliki

perguruan tinggi yakni Universitas Simalungun (USI), Universitas Nomensen

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
HKBP serta beberapa sekolah tinggi seperti Sekolah Tinggi Theilogia HKBP

Nomensen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Mars, dan Sekolah Tinggi Ilmu

Hukum YIN. Selain pendidikan formal, Pematangsiantar juga menyediakan

pendidikan non formal memalui tempat-tempat khusus kursus seperti Khalsa,

Ghandi dan Perguruan Mars untuk belajar bahasa Inggris. Untuk belajar

Komputer yakni Widyaloka dan Datacom, sedangkan untuk bimbingan belajar

secara umum yakni Medica, Bima, dan Genesa Operation (GO).

2. 3. 2. Sarana Kesehatan

Pelayanan medis dalam kota terdapat sekitar lima rumah sakit besar yang

memberikan pelayanan kepada masyarakat umum diantaranya Rumah Sakit

Umum Djasamen Saragih, Rumah Sakit Militer, Rumah Sakit Katolik, Rumah

Sakit Vita Insani dan Rumah Sakit Horas Insani. Salah satu yang terbesar adalah

Rumah Sakit Umum Djasamen Saragih dengan kapasitas 220 tempat tidur, yang

dilayani oleh tujuh Dokter Umum, tiga Dokter Gigi, dan 25 Dokter Spesialis.

Rumah Sakit Umum Djasamen Saragih dibantu oleh 17 Pusat Kesehatan

Masyarakat (Puskesmas), dan 10 Puskesmas pembantu. Selin itu terdapat 17 Balai

Pengobatan Umm (BPU) DAN 235 Pos Pelayanan Terpadu (Pos Yandu).

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
2. 4. Keadaan Penduduk

2. 4. 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Penduduk Pematangsiantar berkembang pesat khususnya setelah

pendudukan Belanda tahun 1907 yang mengakibatkan banyak terjadi migrasi

yang berasal dari daerah-daerah lain. Berdasarkan hasil sensus penduduk

Pematangsianta tahun 2008 penduduk disini berjumlah 249.985 jiwa. Keadaan

penduduk Pematangsiantar dilihat dari tiap-tiap kecamatan adalah sebagaiberikut:

a. Kecamatan Siantar Marihat jumlah penduduk 19.607 jiwa dengan luas

wilayah 78, 25 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 250,5

jiwa/ha

b. Kecamatan Siantar Marimbun jumlah penduduk 13.294 jiwa dengan luas

wilayah 180,06 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 73, 8

jiwa/ha

c. Kecamatan Siantar Selatan jumlah penduduk 21.855 jiwa dengan luas

wilayah 20, 20 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 108, 1

jiwa/ha

d. Kecamatan Siantar Barat jumlah penduduk 48.531 jiwa dengan luas

wilayah 32,05 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 151,4

jiwa/ha

e. Kecamatan Siantar Utara jumlah penduduk 51.431 jiwa dengan luas

wilayah 36, 50 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 140, 9

jiwa/ha

f. Kecamatan Siantar Timur jumlah penduduk 44.076 jiwa dengan luas

wilayah 45, 20 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 97, 5 jiwa/ha

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
g. Kecamatan Siantar Martoba jumlah penduduk 28.110 jiwa dengan luas

wilayah 180, 22 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 15, 6

jiwa/ha

h. Kecamatan Siantar Sitalasari jumlah penduduk 23.081 jiwa dengan luas

wilayah 227, 23 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 10, 1

jiwa/ha.

TABEL 1.

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kotamadya Pematangsiantar

No. Kecamatan Luas Wilayah Penduduk Kepadatan


(KM²) (KM²)
1 Siantar Marihat 7,825 19.607 2.506
2 Siantar Marimbun 18,006 13.294 738
3 Siantar Selatan 2,020 21.855 10.819
4 Siantar Barat 3,205 48.531 15.142
5 Siantar Utara 3,650 51.431 14.091
6 Siantar Timur 4,520 44.076 9.751
7 Siantar Martoba 18,022 28.110 1.560
8 Siantar Sitalasari 22,723 23.081 1.016
Pematangsiantar 79,791 249.985 3.126
2007 79,971 248.825 3.111
2006 79,971 247.837 3.099
2005 79,971 244.435 3.057
Sumber: Kantor Statistik Kotamadya Pematangsiantar, 2008

2. 4. 2. Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan dan Tenaga Kerja

Sistem pendidikan dan pengajaran di Pematangsiantar sudah dikenal sejak

pendudukan Belanda sehingga migrasi dari luar yang datang ke wilayah ini di

samping untuk mencari nafkah juga ingin memperoleh pendidikan yang lebij

tinggi yang akan diperoleh dari sekolah-sekolah Belanda yang ada di

Pematangsiantar. Sistem pendidikan sekarang ini sudah semakin berkembang

pesat dari tingkat yang paling rendah yaitu taman kanak-kanak hingga ketingkat

akademi atau universitas. Hal ini terlihat dengan semakin bertambahnya jumlah

grdung-gedung sekolah yang telah berdiri di Peatangsiantar, baik sekolah negri

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
maupun sekolah-sekolah swasta. Hal ini isesuaikan dengan besarnya tuntutan

masyarakat terhadap pendidikan. Disamping pendidikan formal di sekolah-

sekolah untuk masyarakat banyak juga terdapat pendidikan informal di luar

sekolah yaitu kursus-kursus seperti bahasa Inggris, eloktronik dan pendidikan

komputer.

Pertumbuhan tenaga kerja di Pematangsiantar sejalan dengan pertumbuhan

penduduk. Pada periode 1990-2002 rata-rata pertumbuhan tenaga kerja 1, 26 %

pertahun. Namun pertumbuhan ini tidak sebanding dengan kesempatan kerja yang

ada, sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran. Pada tahun

20002 banyaknya pencari kerja yang belum berpengalaman yang terdaftar di

Kantor Departemen Tenaga Kerja 1.392 orang. Jika dilihat dari jenis kelamin

pencari kerja perempuan lebih banyak jika dibandingkan dengan pencari kerja

laki-laki. Jumlah pencari kerja perempuan 977 orang dan laki-laki sebanyak 415

orang. Penguasaan perdagangan di kuasai oleh orang Cina yang menguasai pusat

perbelanjaan dan daerah perkotaan seperti Pajak Horas dan Pajak Dwi Kora.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
2. 5. Keadaan Penduduk Menurut Agama/Kepercayaan
Penduduk Kotamadya Pematangsiantar merupakan masyarakat pemeluk

agama dengan melaksanakan kehidupan beragama dengan baik, hal ini tercermin

dari aktivitas-aktivitas keagamaan yang dijalankan oleh penduduknya sesuai

dengan kepercayaan dan keyakinan masing-masing. Pada hai-hari besar agama

yang bersifat rutin ataupun hari-hari besar yang dirayakan setiap tahun tetap

dijalankan dengan baik oleh masyarakat di daerah ini.

Bagi umat Kristen Protestan maupun Katolik setiap hari Minggu tetap

melakukan ibadah di gereja-gereja, dan pada perayaan Natal tetap diadakan

perayaan bersama (Oikumene) oleh mereka yang beragama Kristen Protestan dan

Katolik di kota ini dan setiap tahun dirayakan di lapangan Simarito yang berada

ditengah-tengah kota Pematangsiantar. Serta setiap tahunnya panitia dilakukan

secara bergilir oleh gereja-geraja yang berlainnan. Sedangkan bagi umat Islam

pada setiap hari Jumat tetap menunaikan ibadah Jumat di Mesjid-mesjid yang ada

dikelurahan atau kecamatan. Begitu juga dengan hari-hari besar agama Islam tetap

dirayakan seperti hari raya Idul Fitri maka telihat dengan besarnya jemaah yang

hadir dalam sholat bersama yang diselenggarakan di lapangan Simarito di puasat

Kota Pematangsiantar yang diikuti oleh ribuan umat Islam dari berbagai penjuru

kota ini. Kemudian pada hari-hari besar lain seperti Maulid Nabi tetap dirayakan

ditiap kelurahan maupun sekolah-sekolah. Musabaqah Tilawatil Qur’an sering

pula dilaksanakan di daerah ini dan hampir setiap tahun dari tingkat kelurahan

hingga pada tingkat kotamadya dengan tujuan memperdalam pengetahuan

terhadap agama Islam yang dianutnya. Bagi umat Hindu merayakan hari-hari

besar agama mereka secara khusus baik dirayakan di Pura, sedangkan uamat

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Budha melakuakn upacara keagamaan mereka di Vihara maupun di kelenteng-

kelenteng.

Kerukunan beragama di Pematangsiantar ini tetap terpelihara dengan baik

khususnya terlihat pada hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri yang dirayakan

oleh umat Islam, maka tidak jarang bagi umat Kristen, Hindu, dan Budha

mengunjungi rumah-rumah teman atau tetangga yang beragama Islam untuk

mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri. Demikian juga halnya bagi umat yang

beragama Kristen yang merayakan hari Natal dan Tahun Baru maka tidak jarang

pula dikunjungi tetangga atau sahabat-sahabat yang beragama Islam, Hindu

ataupun Budha. Ataupun sebaliknya bagi umat Hindu dan Budha maka sahabat

ataupun tetangga yang beragama Islam atau Kristen akan berkunjung ke rumah-

rumah mereka yang beragama Hindu atau Budha. Hal tersebut tetap terpelihara

sehingga kehidupan beragama di Kotamadya Pematangsiantar hampir tidak ada

ditemukan konflik sampai sekarang.

TABEL 2.

Jumlah Penduduk Kotamadya Pematangsiantar Berdasarkan Agama/ Kepercayaan

Agama/ Kepercayaan
No. Kecamat Lain- Jumlah
an Islam Katolik Protestan Hindu Budha lain / Total
1. Siantar 3.421 2.257 13.880 1 30 18 19.607
Marihat
2. Siantar 1.791 675 10.810 0 17 1 13.294
Marbun
3. Siantar 2.874 1.143 15.295 43 2.489 11 21.855
Selatan
4. Siantar 34.245 538 6.737 137 6.850 24 48.531
Barat
5. Siantar 22.531 1.988 21.802 174 4.924 12 51.431
Utara
6. Sianta 12.189 2.805 26.680 191 2.189 22 44.076
Timur
7. Siantar 18.451 1.652 7.886 21 89 11 28.110
Martoba
8. Siantar 13.489 1.450 8.041 11 87 3 23.081

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Sitalasari
Jumlah/Total 108.991 12.508 111.131 578 16.675 102 249.985
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar, 2008

2. 6. Keadaan Penduduk Menurut Suku Bangsa

Sejak masuknya Belanda ke Pematangsiantar yaitu sekitar tahun 1907,

Belanda banyak mengadakan pembangunan-pembangunan di berbagai bidang

baik pembangunan industri maupun pembangunan dibidang pendidikan dengan

mendirikan sekolah-sekolah. Hal tersebut telah merangsang dengan adanya

migrasi dari berbagai daerah baik dari luar kabupaten Simalungun itu sendiri.

Dengan berkembangnya arus migrasi kedaerah ini mengakibatkan munculnya

suku-suku bangsa yang majemuk, yang tinggal di Pematangsiantar. Dan memiliki

kebudayaan yang beraneka ragam pula.

Migrasi suku bangsa yang terjadi ke daerah ini menempati wilayah-ilayah

tertentu menurut suku bangsa atau dengan kata lain suku-suku bangsa tertentu

tinggal mengelompok pada suatu wilayah. Dengan demikian Pematangsiantar

dikenal daerah-daerah kecil berdasarkan suku bangsa yang menempatinya. Seperti

Kampung Toba ditempati oleh suku bangsa Batak Toba di Kecamatan Siantar

Selatan, Kampung Karo di Kecamatan Siantar Timur ditempati oleh suku bangsa

Batak Karo, kemudian Kampung Melayu ditempati oleh suku Bangsa Melayu dan

Kampung Jawa oleh suku bangsa Jawa. Sedangkan orang-orang Cina menempati

wilayah pusat-pusat kota yang menjadi pusat perdagangan di kota ini, sementara

usaha perdagangan di Pematangsiantar dikuasai oleh Suku Bangsa Cina.

TABEL 3.

Jumlah Penduduk Kotamdya Pematangsiantar berdasarkan Suku Bangsa

Suku Bangsa/ Etnic Group


N Kecamat Toba Jawa Simalun Madina Cina Minan Karo
o an gun g

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
1 Siantar 16.043 1.7521 666 395 17 18 410
Marihat
2 Siantar 10.878 1.187 452 268 12 12 278
Marimb
un
3 Siantar 14.243 1.309 1.3555 444 2.687 127 1.097
Selatan
4 Siantar 9.043 21.584 1.682 4.693 3.083 1.787 371
Barat
5 Siantar 24.519 8.778 3.920 4.077 1.702 2.981 324
Utara
6 Sianta 26.572 5.405 4.705 1.792 1.875 529 1.139
Timur
7 Siantar 9.533 13.159 2.110 1.353 149 313 448
Martoba
8 Siantar 7.828 10.804 1.732 1.111 122 258 369
Sitalasar
i
Jumlah/Total 118.658 63.978 16.622 14.133 9.467 6.025 4.436
Jumlah Penduduk Kotamdya Pematangsiantar berdasarkan Suku Bangsa

Suku Bangsa/ Etnic Group


No. Kecamatan Melayu Nias Aceh Pakpak Lainya Jumlah/
Total
1. Siantar 22 91 21 18 154 19.607
Marihat
2. Siantar 15 61 14 13 104 13.294
Marimbun
3. Siantar 26 100 13 13 441 21.855
Selatan
4. Siantar Barat 695 127 265 18 5.184 48.531
5. Siantar Utara 320 138 92 39 4.541 51.431
6. Sianta Timur 191 299 100 99 1.370 44.076
7. Siantar 218 147 118 29 533 28.110
Martoba
8. Siantar 179 120 97 23 438 23.081
Sitalasari
Jumlah/Total 1.666 1.083 720 252 12.765 249.985
Sumber: Kantor Statistik Kotamadya Pematangsiantar, 2008

Pematangsiantar merupakan kota heterogen yang unik, perpaduan banyak

budaya (multi culture). Dilihat 9dari tabel Pematangsiantar termasuk heterogen

dengan kelompok mayoritas di Kotamadya Pematangsiantar antara lain Etnis

Toba yaitu 118.658 jiwa (47, 46 %), Etnis Jawa 63.978 jiwa (25, 59 %), Etnis

Simalungun 16.622 jiwa (6, 64 %), Etnis Madina 14.133 jiwa (5,65%), Etnis Cina

9.467 jiwa (3, 78%), Etnis Minang 6.025 jiwa (2, 41%). Sementara etnis yang

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
minoritas menurut jumlah penduduknya seperti Karo 4.436 jiwa (1, 77%), Etnis

Melayu 1.666 jiwa (0, 66%), Etnis Nias 1.083 jiwa (0, 43%), Etnis Aceh 720 jiwa

(0, 28%) dan Etnis Pakpak 252 jiwa (0,10%). Sementara Etnis India serta Etnis

campuran termasuk dalam katagori etnis diatas di atas dimasukkan ke dalam

kelompok lain-lain yaitu 12.765 jiwa (5.10 %).

Dalam segi bahasa, kebanyakan masyarakat menggunakan bahasa daerah

atau bahasa etnisnya masing-masing untuk berkomunikasi antara sesama kerabat.

Tetapi jika berlainan etnis maka bahasa yang dipakai adalah bahasa resmi nasional

yaitu bahasa Indonesia. Dialek bahasa Indonesia di kota Pematangsiantar sudah

terkontaminasi dengan bahasa daerah setempat sama halnya dengan daerah lain.

Sehingga orang dari luar daerah biasanya merasa asing jika mendengar dialek

bahasa Indonesia yang dipakai. Adanya beberapa kata yang sama dalam bahasa

Indonesia tetapi berbeda makna. Contohnya saja untuk menyebut mobil menjadi

motor, motor menjadi kereta,dan pasar menjadi pajak,

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
BAB III

Buddha Maitreya

3. 1. Sejarah Umum Agama Buddha Maitreya

Agama Budha merupakan salah satu agama yang tertua di dunia, yang

berasal dari India sekitar 2500 tahun yang lalu memalui Sang Buddha Gautama

(Sakyamuni). Pada waktu itu agama Budha telah menyebar ke seluruh Asia

hingga seluruh dunia. Dalam penyebarannya, Agama Budha telah banyak

tercampur dan terakultrurasi dengan kebudayaan setempat.

Pada tahun 28 M, Bodhidarma meninggalkan India berangkat kedaratan

Cina untuk menyebarkan agama melalui Jalan Sutra dan menetap di Canton kira-

kira tahun 520 M. Bodhidarma menjadi patriat pertama di Cina, patriat kedua

ialah Seng Kwang, patriat ialah Ceng Chan, patriat keempat adalah Tong Sing,

kelima Hong Ren, dan yang keenam Hui Neng. Agama Budha berkembang

setelah patriat keenam (675-700 M). Enam patriat tersebut merupakan garis patriat

guru-guru Chan Buddhism (Cina) dan Zen Buddhsim (Jepang). Setelah garis

kepatriatan terpecah dan menjadi beberapa sekte. Salah satu sekte-sekte tersebut

adalah Buddha Maitreya dan terus berkembang menurut garis kepatriatannya

sendiri. Buddha Maitreya pernah terlahir sebagai Bhksu Brkantong (917 M), lahir

di Kabipaten Feng Hua daerah Zhi Jiang Ming Zhou (Cina), asal-usul keluarganya

kurang diketahui. Bhiksu berkantong senantiasa menampilkan senyum kasih,

kedua daun telinga terkulai hingga kebahu, memakai jubah yang tidak menutupi

perut, tangan membawa sebuah tongkat dan dipundak memikul sebuah kantong

besar, berkelana dan menyadarkan dan membimbing uamat manusia. Pada akhir

pemerintahan Liang tahun ke 2 Zhen Ming bulan 3, Bhiksu Berkantong menetap

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
di kuil Yue Lin, dan menghembuskan nafas terakhir.Kemudian Buddha Maitreya

terlahir sebagai Patriat Cin Kuang atau disebut dengan Sang Lugu Cin Kung

(1853-1925), sekaligus menjadi perintis ajaran Maha Tao Maitreya sekarang ini.

Maitreya berasal dari bahasa Sansekerta, yang berarti kasih yaitu

membawakan kebahagiaan, sukacita, harapan dan kecemerlangan bagi umat

manusia. Buddha Maitreya adalah Buddha yang dikenal oleh semua kalangan

sebagai Buddha bahagia, Buddha sukacita, Buddha penuh tawa ria, Buddha yang

penuh berkah. Buddha Maiteya memiliki kasih sayang yang sangat besar terhadap

semua mahluk hidup di dunia. Wujud Buddha Mitreya yang tampak pada zaman

sekarang adalah wujud dari Biksu Berkantong. Senyuman-Nya yang memenuhi

wajah, daun telinga yang terkulai ke bawah, perut yang bulat dan besar, leher dan

perut tampak terbuka. Pada umumnya Buddha Maitreya di panggil dengan

sebutan Buddha Tawa Ria (Laughing Buddha), dan Buddha Sukacita (Happy

Buddha). Dan banyak yang menjadikan Buddha Maitreya sebagai simbl rezeki

sehingga menyebut-Nya dengan sebutan Buddha Pembawa Berkah (Lucky

Buddha).

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
3. 1.1. Berpantang Daging

Agama Buddha Maitreya memiliki kitab Suci yang bernama Tripitaka.

Dalam pedoman berpantang daging yang tersurat dalam kitab suci yang menjadi

pedoman umat budha yakni:

a. Dalam Kitab Srila Vyasadeva

..Mamsa” berarti dia yang dagingnya yang saya makan, akan memakan
saya di kehidupan mendatang, dia yang dagingnya saya telan akan
menelan saya dikemudian hari.
b. Kitab Jalinan Jodoh Pembalsan

...Sang Buddha bersabda : Penyebab dari dibunuh dan dimakan bersal


dari orang makan kambing. Kambing yang dibunuh dan dimakan rohnya
terlahir sebagai manusia. Sedangkan orang yang bunuh dan makan
kambing, rohnya terlahir sebagai kambing. Begitulah terus-menerus
terjadi berulang-ulang, lahir-mati, masing-masing saling membunuh,
saling makan, Hukum Karma terus berlaku tiada henti.
c. Lankavatara Sutra

...Jangan memakan daging. Memakan daging akan membiasakan manusia


membunuh mahlik hidup, keserakahan, kebencian, dan kebodohan akan
berkembang marak dalam batinnya. Kalian tidak dapat menlenyapkan
keserakahan bila makan daging. Bagi yang memakannya akan
menciptakan dosa karma buruk yang tidak terhingga.
d. Sutra Buddhis Sarvajna Prabha Manusya Deva Berpantang Daging

…Terlahirlah seorang yang bernama Sarvajna Prabha Manusya Deva


yang memiliki kemampuan luar biasa dan bijaksana tiada tara, karena
panggilan cinta kasih terhadap segenap umat manusia, Sarvajna Prabha
Manusya Deva meninggalkan keluarga dan membina di dalam hutan.
Orang-orang menyebutnya Manusia Dewa. Suatu waktu saat Sarvajna
Prabha Manusya Deva membina ditengah hutan terjadilah bencana
banjir yang menyebabkan penduduk gagal panen dan Sarvajna Prabha
Manusya Deva tidak mendapatkan sedekah makanan selama 7 hari
berturut-turut. Saat itu diatas gunung, tinggallah 500 ekor kelinci. Ketika
melihat keadaan Sarvajna Prabha Manusya Deva yang memperhatikan,
Ratu kelinci akhirnya bertekad mengorbankan dirinya untuk
menyelamatkan Sarvajna Prabha Manusya Deva agar Buddha Dharma
tetap tersebar lestari. Ratu kelinci menyampaikan pesan terakhir kepada
anak-anak kelincinya: Saya akan mengorbankan diri demi kelangsungan
Buddha Dharma, setelah perpisahan ini kalian pergilah menempuh
kehidupan masing-masing dan harus menjaga diri dengan baik. Dewa
Gunung dan Dewa Hutan turut membantu Ratu Kelinci dengan
menyediakan api unggun. Kemudian Ratu Kelinci berpesan kembali: Ibu

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
akan pergi untuk selamanya demi kelangsungan hidup Sang Petapa
sehingga Dharma dapat tersebar dan berkembang, akhirnya umat
manusaia akan mendapatkan berkah tak terhingga. Salah seekor anak
kelinci berkata: Ibu mengorbankan diri demi kelangsungan Dharma
Agung, ini adalah perbuatan yang bajik, saya juga akan melakukannya.
Saat itu Dewa Gunung dan Dewa Hutan mengabarkan bahwa api unggun
telah disiapkan. Tanpa berpikir panjang lagi, anak kelinci langsung
meleompat kedalam kobaran api dan diikuti oleh Ratu Kelinci. Saat
daging kelinci telah siap dihidangkan, Dewa Gunung memberitahukan hal
tersebut kepada Sarvajna Prabha Manusya Deva. Begitu memdengar
ucapan Dewa Gunung, Sarvajna Prabha Manusya Deva tergugah dan
menjadi sedih lalu berkata: Lebih baik aku membunuh diriku dan
mengorbankan mata ku, aku rela menerima berbagai penderitaan, dari
pada harus menyantap daging sesama makhluk hidup. Bersamaan itu
Sarvajna Prabha Manusya Deva menegakkan Ikrar AgungNya: Aku
berjanji di setiap kelahiranku yang berikutnya, sedikitpun tak terbentik
niat membunuh dan melukai sesama makhluk hidup, apalagi memakan
daging mereka. Berjuang dalam maitri karuna guna menempuh jalan
Kebuddhaan mencapai kesucian. Selamanya berteguh dalam sila
berpantang daging. Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Sarvajna
Prabha Manusya Deva melompat kedalam kobaran api dan wafat.
Buddha Sakyamuni bersabda: Ratu kelinci pada saat itu adalah diriku
dan anak kelinci adalah anakku Rahula, sedangkan Sarvajna Prabha
Manusya Deva adalah Budhisatva Maitreya.
e. Sabda Sang Buddha dalam Sutra Maha Ratna Kuta Bab 88 ( Pertemuan

Maha Kasyapa)

…Suatu ketika Junjungan Dunia Menjulurkan tangan-Nya yang


membiaskan cahaya kemilau, hasil paduan kesucian laksa asamkheya
kalpa. Dengan jari dan telapak tanganNya yang bersinar yang bersinar
bagaikan bunga teratai, Beliau mengusap ubun-ubun Budhisatva
Maitreya sambil bersabda: Wahai Maitreya! Demikianlah kupesan
kepadamu nanti masa lima ratus tahun kelima, saat lenyapnya Dharma
sejati, engkau harus melindungi Tri Mustika Buddha, Dharma dan Sangh,
jangan sampai lenyap dan putus. Seketika itu juga Trisahasra Maha
Sahasra Lokya Dhatu (alam semesta) dipenuhi cahaya terang dan diikuti
enam bentuk suara gemuruh yang dasyat. Semua makhluk suci dan deva
serentak menghormati Budhisatva Maitreya dengan sikap anjali sambil
berkata: Sang Tathagata telah berpesan kepadamu yang mulia dengan
pengharapan seluruh umat manusia dan deva mendapatkan berkah
kebahagiaan, terimalah pesan itu Yang Mulia.
Saat itu Budhisatva Maitreya segera berdiri sambil menampakkan
bahu kanannya, dan berlutut menghormati Sang Buddha dengan sikap
anjali: Junjungan Dunia, demi keselamatan semua makhluk aku telah
menerima penderitaan laksana kalpa yang telah terhitung, apalagi kini
Tathagata telah menyampaikan pesan Dharma sejati, bagaimana mungkin
tidak diterima? Wahai Junjungan Dunia! Kini aku berjanji pada masa

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
yang akan datang akan kukabarkan Dharma Anuttara Samma Sambodhi
yang telah Tathagata capai dalam perjuangan berlaksa-laksa asam-kheya
kalpa yang tak terhitung!.
f. Dalam Sutra Pernyataan tentang Nazar Bodhisatva Maitreya

...Bodhisatva Maitreya telah membina diri dengan metode yang praktis,


mudah dan membahagiakan, Beliau berjuang siang dan malam dalam tiga
waktu dengan sepenuh hati mendisiplinkan badan, dengan jubah yang
rapi, berlutut berbakti-puja menghadap kesepuluh alam sambil berikrar:
Aku bertobat atas semua kesalahanku dan akan berjuang membimbing
umat manusia kedalam kebenaran Dharma. Dengan segala ketulusan aku
bersembah sujud kepadmu para Buddha. Dengan ini akanku capai
kesempurnaan kebuddhahan.
g. Dalam Sutra Boddhisatva Maitrya Mencapai Surga Tusita

...Sang Buddha Sakyamuni bersabda: Bila ada bhiksu-bhiksumi, upasaka-


upasika, deva, naga bahkan kelompok rahulata bila begitu mendengar
nama agung Buddhisatva Maitreya terus bersikap anjali dan memberi
hormat yang tulus, maka terbebaslah orang atau mahkluk ini dari dosa
karma samsara 500 kalpa. Dan kepada mereka yang dapat melaksanakan
bhakti-puja menghormati Buddha Maitreya maka orang itu akan segera
terbebas dari ikatan dosa karma samsara puluhan milyar kalpa, sekalipun
tidak berhasil mencapai surga Tusita, namun pasti dapat berjumpa
dengan Buddha Maitreya pada masa yang akan datang, mendengar Maha
Darma tsk terhinggs dan mencapai Kesempurnaan.

Sutra-sutra ini menyampaikan bahwa sejak awal pembinaan Buddha

Maitreya membina diri telah berpantang daging. Umat Buddha Maitreya harus

mengikuti langkah pembinaan Buddha Maitreya. Kutipan-kutipan dari Kitab Suci

Tripitaka telah memberikan penjelasan kepada umat Buddha Maitreya tentang

perjuangan Bodhisatva Maitreya untuk mencapai kekebuddhaan.

Inti dari perjuangan Sang Bodhisatva Maitreya untuk mencapai

kebuddhaan dan menjadi Ikrar Buddha Maitreya yang Agung dan Mulia adalah:

a. Penyesalan dan Pertobatan

Ajaran Maitreya mengajarkan bersamadhi dengan cara melaksanakan puja

pertobatan sehari tiga kali, sebab dalam jiwa yang sadar bertobat tidak akan ada

lagi kebincian dan kedendaman. Orang yang senantiasa merasa diri bersalah

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
takkan ada lagi keangkuhan dan sikap mementingkan diri sendiri. Dalam

pandangannya semua manusia adalah bajik hanya dirinya yang jahat. Dia akan

senantiasa berdisiplin diri, tahan derita, rendah hati, siap berkorban, memaafkan

orang yang bersalah kepadanya. Inilah pola perjuangan yang telah diterapkan oleh

Bodhisatva Maitreya sehingga dengan melaksanakan samadhi pertobatan, telah

berhasil memenangkan diri. Segala kemelekatan dan noda batin telah telah

dilenyapkan jika melakukan pertobatan.

b. Menghormati dan Memuliakan Semua Makhluk

Sikap memuliakan semua makhluk merupakan sikap yang tidak berpihak

pada siapapun bahkan menghormati semua mahluk hidup. Melalui bhakti-puja

dengan memuliakan dan menghormati semua Buddha, Bodhisatva dan makhluk

suci. Melalui bhakti-puja merendahkan hati dan tidak mementingkan diri sendiri.

Sebab orang yang tidak mementingkan diri sendiri tapi mahluk lain, dan orang

yang dapat memuliakan semua mahkluk pasti dapat berkorban dan mengasihi

semua bentuk kehidupan. Orang yang dapat melupakan diri sendiri dan

memuliakan semua mahluk hidup takkan ada rasa takut, sedih, gelisah dan duka

derita, persaingan dan perselisihan dalam hidupnya. Hatinya senantiasa dipenuhi

oleh rasa hormat, tulus dan ikhlas.

c. Mengasihi Semua Makhluk

Semangat kasih pada semua makhlik merupakan semangat universal yang

menjadi kebajikan khsa Sang Bodhisatva Maitreya. Semangat cinta kasih yang

besar membuat Buddha Maitreya sejak berkalpa-kalpa lampu yang terhitung telah

menjalani hidup bervegetarian. Umat diharapkan dapat menegakkan irkar di

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
dalam setiap kehidupan agar terbebas dari niat pembunuhan dan berpantang

makan daging.

Gambar 1. Buddha Maitreya

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
3. 1. 2. Karakteristik wujud Buddha Maitreya:

a. Wajah

Buddha Maitreya mencerminkan cinta kasih yang tiada tara. Tua-muda,

pria-wanita, apapun kewarganegeraan dan keyakinannya, saat memandang wajah

Buddha Maitreya secara spontan ikut tersenyum dan semua mahluk hidup bersuka

cita.

b. Daun telinga yang terkulai kebawah

Dengan kasih Buddha Mitreya yang tiada batas mampu mendengar,

memahami serta menuntaskan masalah umat manusia yang diungkapkan dengan

berbagai bahasa. Meskipun Buddha Maitreya dicerca namun Buddha Maitreya

tidak pernah emosi dan marah.

c. Leher dan Dada yang lebar

Hati Buddha Maitreya bermakna lugu polos, tulus dan jujur. Dalah hati

Buddha Maitreya semua mahluk hidup sama rata, tiada diskriminasi.

d. Perut yang Besar dan Bulat

Dengan hati kasih Buddha Maitreya yang tiada tara, menampung segala

masalah dunia, tanpa membedakan yang pintar atau tidak. Hati Buddha Maitreya

yang Maha Memaklumi mencerminkan tiada perbedaan dan diskriminasi.

e. Kantong Gaib Buddha Maitreya

Mencerminkan kasih dan Dharma Agung Buddha Maitreya yang tiada

tara. Kantong mampu menampung segala benda di jagad raya, mampu membawa

kecermerlangan dan kebahagiaan bagi umat manusia serta menyelesaikan

kekacauan dunia.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Ada konsep masyarakat yang keliru beranggapan bahwa Buddha Maitreya

dengan sikapnya yang lugu dan polos seakakn-akan Buddha Maitreya seperti

Buddha dungu. Namun dibalik keluguan dan kepolosan seakan-akan Buddha

Maitreya tersirat makna kasih yang tiada tara dan kebijaksanaan yang tiada batas.

Lugu polos merupakan metode terbaik untuk menyelesaikan segala masalah,

pertikaian, perdebatan dan perbedaan.

Dalam agama Buddha Maitreya, penerangan dicapai melalui kekuatan atau

keinsafan diri sendiri, serta perjuangan yang ada dengan berkat atau kekuatan dari

Tuhan Yang Maha Esa. Jadi di dalam Umat Buddha Maitreya berada Tuhan Yang

Maha Esa, yang dipercayaain terdapat suatu kenyataan yang hidup, yang tidak

berawal dan tidak berakhir yang pada dasarnya merupakan bagian dari pribadi

Tuhan Yang Maha Esa. Disamping iman yang teguh juga dituntut jiwa yang tulus

untuk membina diri hingga seorang umat dapat menyerahkan diri sepenuhnya

dengan pikiran bulat terhadap kekuatan dari atas, kasih Tuhan Yang Maha Esa.

Buddha Maitreya yang berdasarkan pada inti dari ajaran Tri Dharma

berkembang pesat di Asia Timur terutama di Taiwan dan Cina daratan, dimana

kedua negara ini merupakan pusat dari penyebaran dan perkembangan Agama

Budha. Selanjutnya agama Buddha Maitreya menyebar hingga di Asia Tenggara

seperti Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Di Indonesia Agama Buddha

Maitreya masuk tahun 1949 yang dibawa oleh Tan Pik Ling seorang dokter gigi

dari Taiwan, di Malang dan mendirikan vihara pertama kali pada tahun 1950

kemudian berkembang pesat Jakarta, Pontianak dan penyebarannya juga sampai

ke Medan dan Pematangsiantar. Walaupun masih terbilang baru namun angka

pertumbuhan umatnya atau penganutnya menunjukkan perkembangan yang pesat.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
3. 2. Sejarah Singkat Vihara

3. 2. 1. Vihara Pematangsiantar

Gambar 2. Vihara Buddha Maitreya Pematangsiantar

Vihara yang ada di siantar di dirikan pada tahun 1990 yang di dirikan di

atas lahan kosong yang dibagun atas kontak batin dari Buddha Maitreya kepada

Yayasan Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia (MAPANBUMI). Vihara ini

dengan asektur yang sederhana, seperti bagunan biasa namun tidak meninggalkan

ciri etnik Cina yang mendominasi agama Buddha Maitreya. Karena vihara ini

kecil maka namanya yakni Vihara Madya Maitreya. Pada tanggal 13 november

2005 baru di resmikan oleh Walikota Pematangsiantar R. E. Siahaan sebagai

tempat peribadahan dan secara resmi sebagai daerah kunjungan wisata. Vihara

Madya Maitreya merupakan vihara satu-satunya bagi Umat Buddha Maitreya

yang ada di Pematangsiantar.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
3. 2. 2. Vihara Medan

Gambar 3. Vihara Buddha Maitreya Medan

Vihara ini merupakan vihara terbesar di Asia Tenggara dan merupakan

pusat dari vihara-vihara yang ada di Sumatera utara, sehingga nama Vihara ini

dinamakan Maha Vihara Buddha Maitreya. Maha Vihara dibagun tahun 1999 dan

diresmikan tanggal 21 Agustus 2008 dan merupakan salah satu objek wisata yang

di dirikan di Komplek Perumahan Cemara Asri. Alasan membagun Vihara ini

disebabkan semakin banyaknya penganut Agama Buddha Maitreya, karena

adanya inisiatif atau adanya kontak batin dari Buddha Maitreya kepada Yayasan

Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia (MAPANBUMI) Sumatera Utara

maka di dirikanlah Vihara Buddha Maitreya di perumahan tersebut. Namun

demikian pembagunan Vihara Buddha Maitreya dapat berdiri mengah karena

adanya sumbangan dana dari para umat dan pemilik perumahan tersebut yakni

Mujianto, Presiden Direktur PT. Kurnia Sampali Asri, Perumahan Cemara Asri.

Pembangunan dilakukan secara bertahap dan berjalan dengan lancar, arsitektur

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
bagunan berciri khas orental klasik dipadu dengan desain modren hingga

menampilkan keharmonisan, kekudusan dan cita rasa estetika.

3. 3. Lokasi dan Keadaan Vihara

3. 3. 1. Vihara Pematangsiantar

Vihara ini merupakan salah satu Vihara Buddhis beraliran Trevada

dibawah naungan MAPANBUMI (Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia).

Vihara ini berlokasi di jalan Ade Irma, Kelurahan Melayu, Kecamatan Siantar

Selatan. Letak lokai Vihara berdekatan dengan kebisingan jalan raya dan

keramaian kota, dan juga dekat dengan terminal Dwikora.

Gambar 4. Restoran Vegetarian Pematangsiantar.

Dengan kondisi jalan yang penuh kebisingan dan keramaian kota. Untuk

sampai ke vihara tersebut harus menaiki ankutan umum dengan jurusan Ade Irma

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
dan Parluasan. Walaupun letak dan lokasi vihara persisi berada di tengah-tengah

kebisingan dan keramaian kota, namun selalu ramai dikunjungi oleh umat maupun

tidak, karena di samping vihara tersebut terdapat sebuah restoran yang terbuka

untuk umum tapi hanya menyediakan makana Vegetarian. Kira-kira 200 meter

dari pintu utama jarak dari jalan raya dengan vihara tersebut.

Vihara ini diapit oleh rumah-rumah toko yang berjejer di sepanjang jalan

Ade Irma, namun di depan bagunan viahara terdapat sebuah patung yang

tingginya 7 meter yakni patung Buddha Maitreya yang berwarna emas.

Gambar 5. Patung Buddha Maitreya setinggi 7 meter di Pematangsiantar

Pada pintu utama terdapat dua patung singa yang bertugas menjaga vihara.

Saat masuk kedalam ruangan terlihat patung Buddha Maitreya dengan tinggi 2

meter.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Gambar 6. patung Buddha Maitreya dengan tinggi 2 meter

Pematangsiantar

Pancaran hawa spiritual yang dipercaya dapat memberikan berkah dan

pengharapan yang dikabulkan dengan bersembah sujud di hadapan patung

Buddha Maitreya. Memasuki ruangan dalam, dapat di jumpai tiga patung besar

dengan ukuran kira-kira 3 meter yakni patung Bodhisatva Satyakalama, Buddha

Sakyamuni, dan Bodhisatva Avalokitesvara yang berwarna emas. Ruangan ini

juga merupakan ruangan untuk berdoa.

Ada tiga lilin yang diletakkan di depan ketiga patung, pada waktu umat

Buddha Maitreya melaksanakan kebaktian atau upacara persembayangan lilin

tesebut dinyalakan, ketiga lilin itu mempunyain makna yang berbeda-beda. Lilin

yang pertama melambangkan alam surya yang melambangkan aspek Darmakaya

dan Nirmanakaya. Lilin ini merupakan lilin Ketuhanan Yang Maha Esa yang

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
menerangi seluruh alam kehidupan. Umat Buddha Maitreya bercita-cita untuk

mencapai nirwana untuk kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk mencapai

Darmakaya. Lilin kedua adalah lilin alam surga atau lilin matahari yang

mengandung aspek Sambhagaya.

Gambar 7. Patung Bodhisatva Satyakalama, Buddha Sakyamuni, dan

Bodhisatva Avalokitesvara, Pematangsiantar

Lilin ini dinyalakan untuk menyinari alam surga dan mendapatkan sinar

Ketuhanan. Lilin ketiga adalah lilin yang menyinari alam kehidupan manusia

yang disebut juga lilin rembulan. Di alam ini kekuatan positif dan negatif

berpelukan erat, karena itu upaya paling utama adalah bagaimana kita dapat

memisahkan kedua kekuatan ini agar dapat dilahirkan di alam surgawi yang lebih

baik di bandingkan di dunia.

3. 3. 2. Vihara Medan

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Gambar 8. Vihara Medan

Vihara ini merupakan salah satu vihara Buddhis beraliran Buddha Trevada

dibawah naungan Majelis Pansdita Buddha Maitreya Indonesia (MAPANBUMI).

Vihara ini jauh dari kebisingan dan keramaian kota karena lokasinya memang

dipinggir kota Medan, terdapat di wilayah administratif Deli Serdang tepat

diperbatasan antara Kota Medan dan Deli Serdang. Ruas jalan yang lebar,

tanaman pepohonan yang asri dan tertata rapi, tempat ini sangat terkenal dengan

keramaian pada malam hari karena merupakan pusat kuliner malam. Di Komplek

Perumahan Cemara Asri inilah berdiri Maha Vihara Maitreya yang sangat megah

yang dibagun dengan design perpaduan asektektur bergaya oriental dan moderen.

Dengan keberadaan Vihara terletak di Perumahan Komplek Cemara Asri

maka untuk sampai ke vihara cukup hanya menaiki angkutan kota dan turun di

depan gerbang utama perumahan lalu menaiki becak motor. Dapat juga berjalan

kaki, karena jarak dari pintu utama perumahan skitar 1 Km. Saat memasuki

daerah viahara, maka akan terlihat sebuah kolam yang dipenuhi oleh burung-

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
burung bangau yang bebas beterbangan, dengan jarak 300 meter dari pintu utama

dengan jalur jalan beraspal perumahan menuju vihara.

Terdapat tiga patung singa yang juga berfungsi menjaga vihara, kemudia

sebuah patung Buddha Maitreya yang tingginya sekitar 1,5 meter yang terbuat

dari kayu Hong yang berasal dari Taiwan yang selalu menyebarkan baru harum

yang khas. Didalam gedung yang terletak dilantai I terdapat tiga patung yang

disebut dengan Graha Sakyamuni. Ketenangan dan keheningan begitu terasa saat

memasuki Graha Sakyamini ini, terdiri dari patung Buddha Sakyamuni,

Bodhisatva Avalokitevara dan Bodhisatva Satyakalama, dengan kapasitas

kebaktian 1.500 orang. Dikedua sisi dinding terdapat lukisan pahatan batu yang

mengisahkan pembinaan dan perjalanan hidup Buddha dan Bodhisatva serta kisah

yang bersejarah tentang bakti terhadap orang tua. Pramita Kayu Buddha Maitreya

terletak di depan Gedung Utama Maha Vihara, umat percaya bahwa dengan

menyentuh Primata Kayu Buddha Maitreya akan mendatangkan berkah dan

pengharapan yang dikabulkan. Banyak umat yang telah bersembah sujud

dihadapannya.

Disamping Gedung Seketariat ini dipajang lonceng berukuran besar yang

disebut Kuai Le Zhong atau Genta Kebahagiaan. Genta berbobot tujuh ton

didatangkan dari Tiongkok. Tampak di sisi genta terukir aksara Tiongkok yang

berisikan Darma Hati yakni ajaran untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Gambar 9. Patung Bodhisatva Kwan Im

Terdapat juga patung Bodhisatva Kwan Im berwarna putih berdiri tegak

diatas seekor naga dengan latar yang menggambarkan alam kehidupan nirwana.

Patung Bodhisatva Kwan Im diapit oleh dua jembatan kebahagian disebelah kiri

dan jembatan kesehatan disebelah kanan. Beberapa ikan koi beraneka warna

berenang bebas di kolam memerikan keindahan tempat itu. Dilantai II terdapat

Graha Maitreya berdaya tampung seribu orang. Patung Buddha Maitreya dengan

pose duduk bersila, tinggi tujuh meter yang terbuat dari tembaga yang

didatangkan dari Taiwan. Karena terlalu besar maka patungnya dirakit di

Indonesia.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Gambar 10. Graha Maitreya

Ada juga terdapat Teko Healty Resto yang merupakan restoran yang

menyajikan makanan vegetarian. Restoran yang menyediakan berbagaimakanan

yang sangat sederhana, restoran ini buka setiap harinya mulai pukul 9 pagi sampai

jam 2 siang, kemudian buka kembali jam 4 sore sampai jam 9 malam. Restoran ini

setiap harinya dipenuhi oleh banyak orang.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Gambar 11. Restoran Vegetarian di Vihara Maitreya Medan

3. 4. Demografi Penganut Agama Buddha Maitreya

Agama Buddha Maitreya merupakan agama yang penganutnya adalah

orang Cina, dimana 14, 6 % dan 17% di Medan menurut data statistik. Mereka

biasanya tinggal di daerah pusat kota dan bagian pemasaran. Ini disebabkan

karena orang Cina dominan bermatapencarian sebagai pedagang. Bahasa yang

mereka gunakan adalah bahasa Hokein, Hakka dan Kanji, penggunaan bahasa

lebih sering dilakukan dalam interaksi sesama orang cina. Namun dalam acara

seminar dan ibadah yang dilakukan divihara menggunakan bahasa Indonesia.

Umat Buddha Maitreya juga menggunakan nama seperti nama orang Indonesia

secara umumnya, mereka tidak mau memberikan namanya cinanya kepada orang

yang bukan dari suku mereka.

3. 5. Aktivitas-aktivitas yang Berlangsung di Vihara

Aktivitas-aktivitas yang sring berlangsung di vihara sangatlah banyak jika

dilihat dari adat istiadat umatnya aktivitas berupa pernikahan, memberkati anak

baru lahir, pemberkatan rumah serta pemakaman yang memerlukan bantuan para

pandita serta merayakan tahun baru Cina atau Imlek. Selain itu sembayang

meramal nasib dimana umat menyatakan sesuatu hal yang akan terjadi pada masa

yang akan datang yang dinamakan sembayang Ciam Sie. Sembayang ini

dilakukan dengan membakar tiga batang dupa, kemudian umat mengacau alat

sembayang Ciam Sei yang terbuat dari atom yang berukuran panjang satu meter

dan beraksara cina, begitu seterusnya hingga ada satu jarum yang jatuh kelantai.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Perayaan dan sembayang pada Buddha Maitreya yang paling meriah yakni

kelahiran Buddha Maitreya yang jatuh pada tanggal 1 bulan Januari. Masih

banyak lagi sembayang-sembayang yang dilakukan divihara saat hari besar dan

secara umum umat budha merayakannya juga seperti:

a. Hari Waisak

Hari waisak diperingati atau dirayakan biasanya bulan Mei setiap tahun,

pada saat bulan purnama, untuk memperingati atau mengenang Tri Suci Sang

Buddha Sidarta Gautama. Tri Suci ini meliputi kelahiran, pencerahan agung dan

wafaatnya Buddha Sidarta Gautama.

b. Hari Asadha

Memperingati sebagai suatu peristiwa setelah tujuh minggu Sang Buddha

Sidarta Gautama mendapat penerangan agung, dimana Buddha Sidarta Gautama

memberikan ceramah yang pertama kali ketika bertemu dengan lima orang bekas

temannya ketika menjalani kehidupan sebagai seorang petapa.

c. Hari Magha Puja

Magha Puja berarti setelah sembilan bulan sang Buddha Sidarta Gautama

menerima penerangan agung.

d. Hari Kathina

Kathina biasanya diperingati setelah tiga bulan hari Asadha yaitu bulan

Oktober yakni memperingati dimana umat mengumpulkan makanan sebelum

musim hujan yang alat tenunnya terbuat dari kepingan kayu yang disebut Katthin

atau masa memperingati masa terakhir musim.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Aktivitas-aktivitas sosial juga ada di vihara untuk mewujudkan Doktrin

MAPANBUMI “yang penuh kasih kita juga akan terus berbagi kasih pada

sesama”. Empat Departemen untuk mewujudkan doktrin tersebut yakni:

a. Departemen Pengembangan Vihara

Padan departemen ini membuka konsultasi spritual dimana umat yang

butuh siraman rohani demi mengembangkan imannya dan tanya jawab seputar

agama Buddha Maitreya. Departemen ini juga membuka kelas keluarga untuk

konsultasi seputar keluarga agar tidak terjadi perpecahan dan memecahkan

masalah-masalah dalam keluarga yang dibantu oleh para Pandita.

b. Departemen Pendidikan

Membuka Sekolah Minggu Buddhis, kelas remaja dan Pusat Pendidikan

Bahasa mandarin. Departemen ini merupakan sarana pelengkap untuk

memanjukan dan meningkatkan pengetahuan diluar dari pelajaran dari sekolah

dan memperdalam iman. Mereka diajarkan belajar mandiri, menyanyi,

menggambar, mereka juga mendapatkan pendidikan formal dan budi pekerti.

Dengan memiliki moral dan ahlak mulia, anak akan menjadi leluasa berdiri tegak

dilingkungan manapun dan mendapat sambutan hangat olah siapapun. Olah

karena itu departemen ini berusaha mengajarkan anak menghormati orang tua,

menyayangi yang muda, menghargai diri sendiri, penuh ketulusan, sopan santun

dan penuh ketulusan serta bisa berbakti pada orang tua.

c. Departemen Seni Budaya

Membentuk tim paduan suara, tim senam dan tari kasih senam serta tim

drama nurani. Kegiatan ini sering mengadakan pertandingan antara umat dari

vihara lain yang ada di Sumatera Utara bahkan Indonesia demi menjalin

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
persahabatan antara umat Buddha Maitreya seluruh Indonesia khusunya Sumatera

Utara.

d. Departemen Sosial

Merupakan kegiatan sosial seperti donor darah, bantuan korban bencana,

pengobatan gratis dan lainnya. Kegiatan terakhir yang dilakukan oleh Departemen

Sosial yakni memberi bantuan korban bencana alam yang terjadi di Padang.

Mereka memberikan bantuan berupa makanan yang langsung dibawa ke Padang

oleh tim yang ikut. Mereka langsung memberikan bantuan yakni memberi makan

diamana mereka juga melayani korban bencana dengan memasak makanan dan

membagikannya. Makanan yang dibagikan juga makanan bermenu vegetarian.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
BAB IV
Kebiasaan Makan Bervegetarian

Pada bab ini akan menjelaskan tentang kebiasaan makan, dimana


menjelaskan tentang pengertian vegetarian pada umat Buddha Maitreya, serta
konsep sakit dan penyakit. Sehingga dari situ dapat dilihat fungsi dan makna
vegetarian itu bagi mereka.

4. 1. Pengertian/ KonsepVegetarian Pada Umat Buddha Maitreya


Pada umat Buddha Maitreya mereka di wajibkan untuk melakukan

vegetarian dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian vegetarian menurut umat

Buddha Maitreya itu berbeda-beda setiap orangnya seperti:

Pandita Satya Vira, pandita di vihara Medan, berusia 45 tahun mengatakan:

“ vegetarian merupakan sehat, segar, bersemangat, bugar dan


jauh dari penyakit serta jauh dari dosa”

Andi seorang staff bagian informasi di vihara Pematangsiantar yang berusia 25


tahun menuturkan:
“Vegetarian menurut saya adalah untuk membuat kita
mengurangi dosa akan kita dalam memakan atau membunuh
hewan, vegetarian juga akan membuat kita sehat dan jauh dari
penyakit.....buktinya hampir setiap orang yang sudah tua
banyakan akan memilih bervegetarian karena dapat membuat
kita lebih tahan dan juga jauh dari dosa.”

Ibu Sharleen, umat di Pematangsiantar yang berusia 40 tahun:


“vegetarian adalah pola makan seseorang dimana tidak
mengkomsumsi daging/ sejenisnya, vegetarian dikatakan baik
karena sebenarnya manusia akan lebih sehat apabila makan
sayur-sayuran atau buah-buahan saja, tapi jangan salah
penyakitpun dapat muncul apabila seseorang memiliki pola
makan vegetarian yang salah karena banyak orang vegetarian
yang tidak sadar akan kebutuhan tubuh, misalnya makan sayur-
sayuran A, B, dan C saja, sehingga apabila ditelusuri tubuhnya
kekurangan zat mineral, vitamin ataupun zat yang lain yang
sangat penting bagi tubuh.....vegetarian akan menjadi baik

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
apabila orang itu mampu mengatur makanannya denga baik,
sehingga zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh benar-benar
terpenuhi.”

Bapak Surjanto, umat di Pematangsiantar yang berusia 55 tahun


“ vegetarian adalah pola hidup yang bijaksana dimana selain
menyehatkan jasmani dan rohani kita, juga menyehatkan
lingkungan sekitar kita”

Ida Royani, umat di Medan yang berusia 17 tahun:


“Vegetarian menurut saya bebas dari penyakit dan vegetarian
juga merupakan bentuk cinta kasih kesesama mahluk hidup”

Ibu Netty Sou, umat di Pematangsiantar yang berusia 50 tahun:


“Menurut pendapat saya, vegetarian itu adalah melindungi
kehidupan, mengasihi kehidupan, dan mencintai
kehidupan....kebanyakan orang berpikir bahwa bervega itu
tidak memakan apa yang bernyawa, alangkah baiknya bila
dibarengi dengan perbuatan dan cara bersikap...dengan
bervege merupakan salah satu wujud kemanusiaan kita
sebagai manusia terhadap sesama mahluk hidup lain, selain
itu bervega juga merupakan usaha kita untuk membuat bumi
kita ini jauh dari kehancuran.”

Erlin, staff di bagian informasi vihara Medan:


“Vegetarian adalah pilihan untuk hidup dengan
mengkomsumsi bahan-bahan makanan yang bukan berasal
dari hewan, dan merupakan pola hidup manusia yang
sesungguhnya dan jauh dari dosa”

Laman seorang staff bagian informasi vihara Pematangsiantar berusia 28 tahun


“Mencegah penyakit masuk kedalam tubuh dan menjauhkan
diri dari dosa”

Dari pengertian vegetarian menurut umat Buddha Maitreya yang mewakili

dari umat Maitreya lainnya maka dapat disimpulkan bahwa pengertian vegetarian

secara umum yakni:

1. Pola makanan yang tidak mengandung unsur hewani , hanya dari nabati

dan tumbuhan

2. Mengurangi dosa atau jauh dari dosa, sehat dan jauh dari peyakit

3. Segar dan hidup

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
4. Mencegah kemungkin masuknya penyakit dalam tubuh

5. Pola hidup yang bijaksana

Dari pengertian vegetarian menurut umat Buddha Maitreya terlihat mereka

memiliki pengetahuan yang luas tentang vegetarian. Selain mengetahui untuk

tidak memakan daging dengan alasan untuk menjauhkan diri dari dosa, semua

informan berpendapat bahwa manusia lebih cenderung vegetarian dengan

beberapa data pendukung yang di tinjau dari anatomi tubuh yakni:

1. Mulut

Mulut manusia terbuka kecil, sedangkan binatang pemakan daging seperti

anjing mempunyai mulut yang terbuka lebar sehingga segumpal daging besar

daging bisa masuk kedalam mulut.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
2. Susunan gigi

Manusia mempunyai gigi seri, yang memotong tajam dengan gigi graham

yang datar atau rata digunakan untuk melumatkan dan mengunyah makanan sama

seperti hewan herbivora (pemakan tanaman). Sedangkan pemakan daging

(karnivora) mempunyai gigi taring yang panjang, kuat dan tajam untuk merebut

dan merobek-robek daging, gigi taringnya tajam di sisinya sampai mendekati

rahang yang digunakan untuk memotong daging

3. Gerakan Rahang

Gerakan rahang pemakan daging searah buka dan tutup saja, sedangkan

hewan pemakan tanaman mempunyai tiga gerakan rahang yang berbeda.

4. Usus

Pemakan daging memiliki perut yang sederhana, usus kecil yang pendek

dan usus besar yang sangat pendek, lurus dan licin. Sedangkan pemakan tanaman

mempunyai kapasitas perut yang lebih besar dengan bagian-bagiannya yang

sering kali rumit. Usus manusia tidak berbentuk seperti para pemakan daging

5. Jalur Keringat

Pemakan tanaman berkeringat melalui kulit sama seperti manusia,

sedangkan hewan pemakan daging berkeringat melalui mulut

6. Manusia meminum air dengan mengisap/menyedot

Manusia meminum air dengan mengisap/menyedot seperti pemakan

tanaman, sedangkan semua hewan pemakan daging menghirup dengan lidah

mereka

Dapat di simpulkan bahwa struktur tubuh manusia baik eksternal maupun

internal, bila dibandingkan dengan hewan karnivora, menunjukkan bahwa sayur-

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
sayuran dan buah-buahan adalah makanan yang paling cocok dan aman untuk di

komsumsi oleh manusia.

Istilah vegetarian sebenarnya diciptakan pada tahun 1847. Pertama kali

digunakan secara formal pada tanggal 30 september tahun itu oleh Joseph

Brotherton, di Northwood Villa, Kent, Inggris. Saat itu adalah pertemuan

pengukuhan dari vegetarian Society Inggris. Kata ini berasal dari Bahasa Latin

‘vegetus’ yang berarti keseluruhan, sehat, segar, hidup seluruhnya dari sayur-

sayuran tapi tanpa kacang buah dan biji-bijian. Sebelum tahun 1847, mereka yang

tidak makan daging secara umum dikenal sebagai ‘Pythagorean’ atau mengikuti

Sistem Pythagorean sesuai dengan Pythagoras Vegetarian dari Yunani Kuno. Kata

Vegetraian dalam bahasa inggris berasal dari kata Vegetation yang artinya

berpantang makan. Definisi asli dari vegatarian adalah makanan yang hanya

memakan sayuran, buah dengan atau telur dan sejenis turunanya.

Ada beberapa agama lain selain Buddha yang menerapkan vegetarian pada

umatnya yakni Hindu dan Kristen Advent. Dalam masyarakat Hindu umat yang

telah menyadari kealamian secara hidup bervegetarian mereka adalah orang-orang

yang berkelompok dalam berbagai perkumpulan dan organisasi agama dan

kerohaian. Dan di dalam kelompok ini pun sebagian besar mereka masih

beranggapan bahwa mereka melaksanankan vegetarian hanyalah sebagai

persyaratan ajaran dalam perkumpulan atau organisasi mereka. Sedangkan pada

umat Advent di dorong untuk melakukan pola hidup sehat yakni vegetarian

dengan tidak memakan makanan yang berasal dari babi, udang, kerang yang

digolongkan haram menurut Imamat 11. Umat juga tidak mengkomsumsi alkohol

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
dan tembakau. Mereka juga di larang melakukan hal-hal yang dianggap merusak

tubuh, seperti misalnya tato dan melubang daun telinga.

Ajaran Budha sebenarnya tidak mengencam ataupun menganjurkan

praktik vegetarian. Di dalam ajaran Buddha, seseorang bebas untuk memilih apa

yang akan mereka jadikan makanan, baik itu sayuran maupun daging.

Mengkomsumsi makanan penting sekedar untuk bertahan hidup dalam waktu

yang lama. Pada umat Buddha aliran Mahayana dan Tantrayana mereka boleh

memakan daging dengan beberapa persyaratan yakni dengan tidak maka daging

manusia, daging gajah dan kuda, daging anjing, daging ular, singa, harimau,

macan kumbang dan beruang. Jenis makanan yang dilarang tersebut di

katagorikan sebagai akappiya atau makanan yang tidak pantas dimakan namun

tidak ada catatan mengapa jenis daging tersebut tidak dapat dimakan. Semua jenis

binatang dapat dimakan dengan syarat yakni tidak:

a. Melihat secara langsung pada saat binatang tersebut dibunuh

b. Mendengar secara langsung suara binatang tersebut pada saat di bunuh

c. Mengetahui bahwa binatang itu di bunuh khusus untuk dirinya

Semua orang Budha percaya bahwa apa yang mereka lakukan di dunia

akan terjadi kembali kepada mereka atau adanya kehidupan yang baru atau

reincarnasi. Ini di tegaskan dalam Karma yang di bagi dalam tiga yakni:

a. Sepuluh jenis karma baik

1. Gemar beramal dan bermurah hati, akibatnya adalah di perolehnya

kekayaan dalam kehidupan ini atau kehidupan yang akan datang

2. Hidup bersusila, akibatnya adalah penitisan dalam keluarga luhur yang

keadaannya bahagia

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
3. Sering mengadakan meditasi akibatnya adalah penitisan di alam

bahagia

4. Berendah hati dan hormat akibatnya adalah penitisan dalam keluarga

luhur

5. Berbakti akibatnya akan diperoleh penghargaan dari masyarakat

6. Cenderung membagi kebahagian dengan orang lain

7. Bersimpati terhadap kebahagian orang lain akibatnya adalah

menyebabkan terlahir dalam lingkungan yang menggembirakan

8. Sering menengarkan darma akibatnya adalah berbuah dengan

bertambahnya kebahagian

9. Gemar menyebarkan Dharma akibatnya adalah berbuah dengan

bertambahnya kebijaksanaan

10. Meluruskan panangan orang lain yang keliru, akibatnya berbuah

dengan di perkuatnya kenyakinan

b. Sepuluh jenis karma buruk

1. Pembunuhan akibatnya pendek umur, berpenyakitan, senantiasa dalam

kesedihan karena terpisah dari keadaan atau orang yang dicintai, dalam

hidupnya senantiasa berada dalam ketakutan

2. Pencurian akibatnya kemiskinan, dinista dan dihina, dirangsang oleh

keinginan yang senantiasa tidak tercapai dan penghidupannya

senantiasa tergantung kepada orang lain

3. Perbuatan asusila akibatnya mempunyai banyak musuh, beristri atau

bersuami yang tidak disenangi, terlahir sebagi pria atau wanita yang

tidak normal perasaan seksnya

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
4. Berdusta akibatnya menjadi sasaran penghinaan dan tidak dipercaya

khalayak ramai

5. Bergunjing, kehilangan teman-teman tanpa sebab yang berarti

6. Kata-kata atau ucapan kasar dan kotor akibatnya sering di dakwa yang

bukan-bukan oleh orang lain

7. Omong kosong akibatnya bertubuh cacat, berbicara tidak tegas dan

tidak dipercaya oleh khalayak ramai

8. Keserakahan akibatnya tidak tercapai keinginan yang sangat diharap-

harapkan

9. Dendam kemauan jahat/ niat untuk mencelakakan mahluk lain

akibatnya rupa buruk, macam-macam penyakit dan watak tercela

10. Pandangan salah, akibatnya tidak melihat keadaan yang sewajarnya,

kurang bijaksana, kurang cerdas, penyakit yang lama sembuhnya.

c. Lima karma buruk

Lima perbuatan durhaka berikut ini mempunyai akibat yang sangat berat

di penitisan alam neraka yakni:

1. Membunuh ibu

2. Membunuh ayah

3. Membunuh orang suci

4. Melukai seorang Buddha

5. Menyebabkan perpecahan

Jenis karma yang dikenal oleh umat Budha Maitreya yang mereka

tekankan dalam pola makan yakni pada 10 karma buruk yakni dalam karma yang

pertama dan yang kesembilan. Dalam karma yang pertama dilarang untuk

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
membunuh, pembunuhan yang dimaksud adalah pembunuhan pada manusia dan

hewan, jika itu dilanggar maka karma yang akan diterima yakni pendek umur,

berpenyakitan, senantiasa dalam kesedihan karena terpisah dari keadaan atau

orang yang dicintai, dalam hidupnya senantiasa berada dalam ketakutan.

Sedangkan pada karma yang kesembilan yakni niat untuk mencelakakan mahluk

lain akibatnya rupa buruk, macam-macam penyakit dan watak tercela. Karma

inilah yang dipandang oleh semua umat Buddha Maitreya sebagai suatu yang

perlu dihindari dengan cara mengasihi sesama manusia dan juga hewan dengan

tidak membunuh apalagi memakan dagingnya.

4. 2. Konsep Sehat dan Penyakit


Umat Buddha Maitreya sebagai informan dilokasi penelitian diperoleh

jawaban tentang sehat dan penyakit dalam kehidupan mereka sebagai berikut:

Haryono, umat di vihara Pematangsiantar usia 35 tahun

“Sehat artinya tidak sakit jasmani maupun rohani, sedangkan


sakit artinya kelainan pada jasmani maupun rohani”

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Ibu Netty Sou, umat di vihara Pematangsiantar usia 50

“Sehat itu adalah bahagai, mempunyai pikiran positif dan


dengan diseimbangi semangat berjuang tinggi....sehat itu
bukan hanya sehat jasmani tetapi rohani juga, adakala
manusia itu sehat jasmani, tetapi rohaninya tidak, nah inilah
yang sering membuat manusia jatuh sakit.....penyakit itu
adalah bibit-bibit yang buruk yang masuk kedalam tubuh kita
yang dapat menyerang fisik dan juga rohani kita...jika kita
tidak mencegah penyakit ini maka selamanya kita tidak akan
sembuh...jadi agar kita tidak terkena penyakit belajarlah hidup
sehat dengan bervegetarian”

Iwanto Zhang, umat di vihara Medan usia 37 tahun


“Sehat adalah keadaan yang seimbang antara fisik dan rohani
seseorang, sehingga seseorang dapat menjalankan hidupnya
dengan baik sebagaimana mestinya...sakit adalah
terganggunya keseimbangan antara fisik dan mental seseorang
yang berasal dari pada kehidupan yang dijalaninya”

Diana, umat di vihara Medan usia 28 tahun


“sehat adalah suatu keadaan atau kondisi yang baik yang
melingkupi jasmani dan rohani seseorang....penyakit adalah
kelainan dalam tubuh, dimana bagian-bagian tubuh tidak
berfungsi secara wajar dan ada gangguan baik internal
ataupun eksternal”

Pandita Satya Vira, Pandita di vihara Medan


“Sehat dan Penyakit berkaitan dengan apa yang dilakukan
sebelumnya. Dimana sehat adalah bebas dari belenggu karma,
sedangkan penyakit adalah pembalasan dosa
karma.Pembalasan dosa karma adalah hukum keadilan dialam
semesta. Dosa karma yang dimiliki manusaia merusak sampai
kekehidupan yang mempengaruhi nasib yang harus dijalani.
Dapat dikatakan dosa karma bisa mengendalikan manusia
sampai merusak kebadan jasmani, hati, pikiran dan nasib
kehidupan. Jangan mengira badan sehat-sehat saja, kalau
dosa karma datang menagih maka tubuh yang sehat akan
menjadi sakit. Menyerang sampai sel-sel tubuh bahkan seluruh
organ tubuh bisa dikendalikan dosa karma. Bukan semata
karena stamina kurang atau makan tidak teratur dan gizi tidak
seimbang, tetapi ada dosa karma yang diam-diam merasuki
tubuh hingga mempengaruhi kesehatan diri. Tidak hanya itu,
dosa karma bahkan bisa mengendalikan hati dan pikiran
sehingga membuat diri tertekan dan tidak bahagia.”
Pandita Suhardi, Pandita di vihara Pematangsiantar

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
“Sakit bukan semata karena makan tidak sehat atau tidak fit
saja, tetapi diam-diam ada dosa karma yang pegang kendali.
Sampai suasana hati dan cara berfikir bisa dikendalikan dosa
karma, sehingga terus mengkomsumsi makanan yang tidak
baik dan tidak sehat. Alhasil penyakitpun semakin kronis dan
sulit disembuhkan. Hanya dengan iman dan tulus membina
diri sekaligus bertobat dan memperbaiki barulah
berkesempatan untuk mengurangi dosa karma yang berat.”
Dapat disimpulkan bahwa sakit yang mereka alami dikarenan oleh pola

makan dan tingkah laku yang tidak baik yakni masih adanya dosa karma yang

membelenggu. Dimana sakit yang dimaksud bukan saja sakit secara jasmani juga

sakit secara rohani juga dapat datang.

4. 3. Fungsi dan Makna Vegetarian

Bagi Umat Buddha Maitreya makanan yang baik hendaknya memenuhi

kebutuhan tubuh akan kalori sebagai sumber energi/ tenaga dan nutrisi untuk

kelangsunagn hidup. Pada prinsipnya makanan mempunyai fungsi:

a. Untuk menyediakan energi atau kalori

b. Untuk membangun dan memelihara sel dan jaringan tubuh

c. Untuk mengatur proses metabolisme dalam tubuh

d. Untuk mekanisme pertahanan tubuh.

Fungsi organ tubuh dapat bekerja dengan baik apabila makanan memenuhi

kebutuhan-kebutuhan tubuh yaitu nutrisi yang terdapat pada makanan. Umat

Buddha Maitreya mengatakan bahwa menjadi vegetarian itu sangatlah banyak

memiliki fungsi yakni:

a. Mendekatkan diri dengan Tuhan

Haryono, umat di vihara Pematangsiantar usia 35 tahun:

“Menjadi vegetarian itu fungsi utamanya yakni untuk


mendekatkan diri kepada Tuhan agar dosa-dosa karma dapat
terhapuskan dan juga dengan bervegatraian kita dapat
membersihkan mulut kita dari segala makanan hewani....bukan

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
saja makanan hewani tetapi juga membersihkan diri dari kata-
kata yang keluar dari mulut yang tidak baik”

Buddha Maitreya mengganjurkan agar Umat Buddha Maitreya dapat

mengendalikan indara-indara, sebab indara-indara memiliki dorongan yang kuat

untuk dipuaskan. Diantara dorongan-dorongan yang sangat kuat itu paling sulit

dikendalikan seperti sex, lidah dan perut. Ketiga ini merupakan garis lurus dan

merupakan akarnya dan sulit dikendalikan. Pengendalian sex yakni hanya lebih

mendekatkan diri kepada Tuha. Sedangkan, jika lidah sulit dikendalikan

seseorang akan gampang berada dalam kebingungan dan marah. Dengan

mengendalikan lidah dan perut untuk tidak mencicipi atau makanan yang dilarang

oleh Buddha Maitreya yakni makanan yang berasal dari daging hewan dan

makanan yang diwajibkan yakni nasi, sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah-

buahan dan susu serta madu. Dengan mengendalikan indara-indara tersebut maka

dapat mendekatkan diri dengan Tuhan, dan mendapatkan hidup yang panjang

serta bebas dari penyakit.

b. Qing Kuo

Pandita Suhardi mengatakan:

“Merupakan Ikrar Vegetarian yakni membersihkan mulut dari


makanan hewani dan juga membersihan mulut dari kata-kata
yang tidak pantas diucapkan.”
c. Ahimsa (menyayangi Hewan)

Dengan tidak memakan daging maka Umat Buddha Maitrey telah

mengikuti jejak Buddha Maitreya yakni menghormati segala jenis mahlukhidup

dan menjaganya. Dengan menyayangi hewan maka terlepaslah dari karma buruk.

Jadi Ahimsa adalah tidak menyakiti hati siapapun, tidak mengganggu, tidak

merugikan mahluk lain. Ahimsa merupakan norma kesusilaan yang dapat

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
memberikan jalan untuk mencapai kesempurnaan penyucian batin atau rohani.

Yuli, umat di vihara Pematangsiantar berusia 20 tahun mengatakan bahwa:

“Saya menjadi seorang vegetarian awalnya memang untuk


mengikuti Buddha Maitreya untuk tidak memakan daging, tapi
dilain sisi saya merupakan orang yang penyayang
binatang...seperti kucing dan anjing”

d. Untuk mendapatkan pikiran yang jernih

Vegetarian mengurangi sifat kehewanan dalam diri manusia yakni mudah

tersinggung, marah dan kesalah pahaman. Cara makan sayuran dan buahan maka

akan menjaga kemurniaan dan kesucian hati dan untuk sepenuhnya

menghilangkan nafsu buruk dalam diri. Dan membuat pikiran jernih dalam

mengambil sebuah kesimpulan atau sifat sabar selalu ada dalam hidup mereka.

Pandita Satya Vira mengungkapkan:

“Banyak penelitian yang telah membuktikan orang yang


pemakan daging akan murah marah dan mengamuk layaknya
seekor hewan yang marah dan sulitnya untuk menenagkan diri”

Pada awalnya menjadi seorang vegetarian itu berfungsi hanya untuk

mengghormati apa yang menjadi dasar dari Buddha Maitreya yakni untuk

berpantang makan daging. Namun setelah sekian lama menjadi penganut dan

menjalani sebagai seorang vegetarian, fungsi menjadi seorang vegetarian itu dapat

dilihat dari segi kesehatan yakni badan menjadi fit dan segar dan menjaga

lingkungan. Dari pengalaman waktu mengadakan wawancara dengan umat

Buddha Maitreya, penulis dapat membenarkan bahwa seorang yang bervegetarian

itu cenderung ramah dan sabar. Ini di sebabkan makanan yang mereka makan, ada

sebuah pendapat “ you are what you eat” mengatakan bahwa seorang yang

pemakan daging maka akan mudah marah seperti layaknya seekor hewan yang

mengamuk.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Fungsi menjadi vegetarian dari sisi kesehatan yakni:

a. Semakin bertambahnya pengetahuan tentang penyakit

Laman seorang staff bagian informasi vihara Pematangsiantar berusia 28

tahun:

“Menjadi seorang vegetarian itu berarti tidak mengkomsumsi


daging. Dengan berpantang mengkomsumsi daging maka dapat
terhindar dari penyakit yang berkaitan dengan hewan, seperti
penyakit antharks yang mematikan. Dan mengetahui berbagai
penyakit yang ditimbulkan jika memakan daging seperti jantung,
kanker, darah tinggi, batu ginjal dan hipertensi dan lain-lain.”

Dengan bervegetarian dapat mengurangi penyakit seperti yang telah

dipaparkan oleh umat dan dapat mencegahnya. Dengan mengkomsumsi serat,

vitamin, dan mineral yang terkandung dalam bahan pangan nabati dapat

mengurangi dan mencegah terkena penyakit tersebut.

b. Asupan makanan semakin terjaga

Erlin, staff di bagian informasi vihara Medan :

“... menjadi seorang vegetarian berarti sudah turut mengatur


pola hidup karena seorang vegetarian mempunyai kemampuan
merencanakan menu makanan yang memenuhi semua kebutuhan
gizi bagi tubuh.”
Dapat dilihat bahwa menjadi seorang vegetarian itu memberi banyak

fungsi bagi umat Buddha Maitreya selain berfungsi dari sisi agama, vegatarian

juga memiliki fungsi dari sisi kesehatan.

Kehidupan Maitreya adalah kehidupan bervegetarian. Maitreya

mengajarkan umatnya untuk meghormati semua jiwa mahkluk hidup karena

berasal dari Laou (jiwa) dan memiliki nilai tersendiri yang sangat mulia. Dimana

umat di ajarkan untuk tidak memiliki kuasa memutuskan kehidupan mahluk hidup

dan tidak berhak mengambilnya. Hidup bervegetarian yang di ajarkan oleh

Buddha Maitreya adalah memancarkan cinta kasih dan menghormati setiap benih-

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
benih kehidupan di dunia. Dalam pengertian umum, kata vegetarian mengacu

pada seseorang yang tidak memakan daging, baik daging merah, ikan maupun

unggas atau produk hewani lainnya. Namun vegetarian Maitreya memiliki makna

yang lebih mendalam, makna menjadi seorang vegatarian di awali dengan fungsi

menjadi seorang vegetarian yang telah di ungkapkan oleh informan dalam

wawancara yakni:

a. Dengan berirkar vegetarian atau Qing Kuo berarti sudah menyatakan

ketulusan untuk bersatu dengan Tuhan, mengikuti kehendak Tuhan, Sang

Pencipta. Dengan Qing Kuo juga telah bersatu pandangan dengan Buddha

Maitreya dan berperan nyata dalam membantu Misi Suci Buddha

Maitreya. Orang yang telah Qing Kuo adalah orang yang sangat beruntung

karena namanya dicatat dengan tinta emas di kitab San Kwan Da Di (Tiga

Buddha Penjaga Langit).

b. Ungkapan dalam menghargai segala mahluk dengan tidak melukai atau

membunuh

c. Ungkapan kasih dengan dengan tidak melukai mereka dalam bentuk

pikiran, ucapan dan tindakan. Kemurnian dalam tiga hal ini merupakan

semagat dari kasih universal

d. Vegetarianisme memberi kedamaian dan semakin mendekatkan kita

dengan ciptaan lain

e. Kehidupan dari semua hewan adalah sama berharganya dengan kehidupan

manusia, maka itu manusia perlu menghargai mereka. Mengasihi dan

menghargai segalanya adalah alasan vegetarianisme yang paling mendasar.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Kini tren hidup bervegetarian semakin mendunia, vegetarian menjadi

pilihan bagi orang-orang yang peduli akan kesehatan. Kenyataan itu sangat

membahagiakan penganut Buddha Maitreya. Sebagai umat Buddha Maitreya yang

sudah Qing Kuo sangat beruntung dan merasa bangga karena umat Buddha

Maitreya telah berada di barisan terdepan sebagai masyarakat yang

mengaplikasikan vegetarian dalam pola makan sehari-hari sejak jaman dahulu

kala.

4. 4. Pengetahuan Bahan Makanan

Dalam memenuhi kebutuhan akan nutrisi dalam tubuh seseorang harus

mengetahui kandungan apa saja yang terdapat dalam makanan yang dia makan.

Begitu juga halnya umat Buddha Maitreya, mereka mempunya pengetahui yang

sangat besar tentang nutrisi-nutrisi yang ada disetiap makanan yang mereka

makan. Jika tidak maka mereka akan mengalami kekurangan nutrisi dalam tubuh.

Pengetahuan tentang nutrisi dalam setiap makanan, selain diperoleh dari orang tua

yang di turunkan secara turun temurun juga mereka dapat dari buku-buku yang

sekarang ini banyak membahas tentang vegetarian. Umat Buddha Maitreya juga

mendapatkan pengetahuan dari seminar-seminar yang sering dilakukan di vihara

tentang makanan vegetarian, seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sharleen, umat di

Pematangsiantar yang berusia 40 tahun:

“ Divihara sering diadakan seminar-seminar tentang


vegetarian, dan juga cara memasak makanan vegetarian yang
enak dan bervariasi…jadi kita semakin memiliki banyak
pengetahun tentang makanan vegetarian serta kandungan dalam
makanan…tapi saya juga banyak membeli buku tentang
makanan vegetarian sebagai tambahan….”

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
4. 4. 1. Macam/ Bahan Makanan Vegetarian
a. Sayur-sayuran dan Buah-buahan

Sayur dan buah-buahan merupakan sumber makanan yang mengandung

gizi lengkap dan sehat. Dalam memilih sayur-sayuran dan buah-buahan tidak ada

masalah, seperti yang diungkapkan, Ayertia umat vihara Pematangsiantar, 34

tahun:

“Semua jenis sayur dan buah dapat dimakan karena itulah yang
harus dimakan namun dilihat juga kondisinya, agar nantinya
aman dimakan.”
Jadi sayuran dan buah semua dapat dimakan sama halnya dengan apa yang
dimakan oleh manusia pada umumnya seperti kentang, wortel, sawi, jambu, salak,
apulkat dan lain-lain.
Sayur berwarna hijau merupakan sumber yang kaya provitamin A.

Semakin tua warna hijaunya, semakin banyak kandungan provitaminnya.

Kandungan vitamin yang ada didalam sayuran membantu memperlambat proses

penuaian dini,mencegah resiko penyakit kanker, meningkatkan fungsi paru-paru,

dan menurunkan komplikasi yang berkaitan dengan diabetes. Sayuran yang

berwarna hijau diantaranya kangkung, daun singkong, daun pepaya, dan genjer.

Didalam sayuran dan buah juga terdapat vitamin yang bekerja sebagai

antioksidan. Antioksida dalam sayur dan buah bekerja dengan cara mengikat lalu

menghancurkan radikal bebas dan mampu melindungi tubuh dari zat yang

mengandung racun. Alpukat, apel, belimbing, jambu, jeruk, mangga dan pepaya

banyak mengandung vitamin A. Sedangkan kecambah (toge) merupakan sumber

vitamin E. Buah salak, sawo, jeruk nipis, arbei, nangka, dan srikaya merupakan

buah-buahan yang kaya kalsium.

b. Umbi, beras, dan Kacang

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
“Umbi, beras, dan kacang merupakan makanan yang banyak
ditemukan di Indonesia dan tidak sulit mendapatkannya dan
merupakan makanan pokok orang Indonesia pada umumnya”
Itulah penuturan Bapak Surjanto, umat di Pematangsiantar yang berusia 55

tahun, ada pun makanan yang dimakan dalam katagori Umbi, beras, dan kacang

seperti kentang, ubi kayu, umbi rambat, beras, jagung, gandung, Kacang polong,

kacang kedelai, kacang mete, kacang tanah kacang bogor, Kacang panjang,

buncis, kacang hijau, kacang merah dan kacang hitam.

Umat Buddha Maitreya sangat banyak mengkomsumsi jenis makana ini

karena banyak mengandung gizi dan juga merupakan makanan pokok orang

indonesia secara umum. Begitu banyak jenis umbi-umbian, misalnya kentang, ubi

kayu, dan umbi rambat yang dapat menetralkan gas ganas dalam tubuh.

Mengkomsumsi ubi rambat untuk sarapan pagi bermanfaat untuk mengilangkan

racun dalam tubuh. Sarapan pagi dengan umbi-umbian murah, sehat dan lezat.

Kelompok padi-padian seperti beras, jagung, dan gandung mengandung

kabohidarat, kalsium dan zat besi serta mineral. Kacang polong, kacang kedelai,

kacang mete, kacang tanah dan kacang bogor merupakan kelompok kacang-

kacangan. Kacang kedelai merupakan jenis yang terbaik karena kandungan

nutrisinya. Kacang panjang, buncis, kacang hijau, kacang merah dan kacang hitam

banyak mengandung zat besi dan kalsium. Namun ada yang perlu diperhatikan

bahwa tidak dianjurkan menkomsumsi banyak kacang tanah karena kandungan

lemaknya tinggi dapat mengalami diare. Kacang tanah biasanya dicampurkan

pada masakan sayur seperti sayur asam dan gado-gado.

c. Susu, Telur dan Madu

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Susu, telur dan madu tidak semua umat Buddha Maitreya dapat

mengkomsumsinya apalagi jika sudah menjadi vegan. Diana, umat di vihara

Medan 28 tahun:

“Saya masih meminum susu hewani, telur, dan madu dan


banyak mengandung nutrisi namun harus perlu diperhatikan
masa kadarluarsanya dan memperhatikan perubahan
warnanya, untuk bayi pemberian susu sangat baik adalah ASI”
Sedangkan pada umat yang sudah vegan mengkomsumsi susu yang terbuat

dari kacang-kacangan, seperti yang diungkapkan Ibu Netty Sou, umat di vihara

Pematangsiantar:

“ walau menjadi seorang vegan tidak dapat minum susu saya


menggunakan susu yang terbuat dari kacang-kacangan dan itu
saya buat sendiri agar lebih aman”
Susu banyak mengandung banyak nutrisi yang mudah dicerna. Susu

berasal dari hewan sering dikalengkan juga banyak mengandung nutrisi namum

harus diperhatikan masa kadarluarsanya dan memperhatikan perubahan warna.

Susu sangat baik bagi semua orang terutama pada bayi dan anak-anak. Namun

demikian susu yang paling baik bagi bayi yakni ASI (Air Susu Ibu) karena lebih

banyak mengandung banyak nutrisi dari pada susu yang berasal dari hewani. Bagi

umat yang sudah vegan dianjurkan lebih mengkomsumsi susu kacang kedelai dan

mengolahnya sendiri agar benar-benar higenis.

Telur merupakan makanna yang banyak mengandung protein, namun

demikian dalam pemilihan telur haruslah diperhatikan dan tidak busuk. Telur

yang berasal dari telur ayam ternak yang disuntik obat-obatan kimia pemicu

hormon, cenderung memiliki tingkat kolestrol tinggi. Seperti yang di ungkapkan

oleh Yuli, umat di vihara Pematangsiantar usia 20 tahun:

“Saya lebih sering mengkomsumsi telur ayam kampung, karena


ayamnya tidak disuntik dengan hormon....sedangkan madu

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
membantu penyembuhan penyakit, jika dilarutkan dalam air
panas maka efek kuatnya dapat dikontrol. Madu dapat
mengatasi gangguan kesehatan seperti panas dalam dan sakit
menjelang menstruasi. Kualitas keaslian madu dapat dilihat
dari warnanya, manu yang asli terlihat keruh dan memiliki
rasa manis alami”

d. Bumbu Dapur dan Makanan Olahan

Bumbu dapur merupakan bumbu yang dapat menambah citra rasa makana,

sama halnya bagi orang kebanyakan bumbu dapur seperti kunyit, jahe, bawang,

cabe dan tomat, namun untuk penyedap rasa yang terbuat dari bahan kimia tidak

terlalu dianjurkan untuk digunakan secara berlebihaan.

“....bumbu yang terbuat dari bahan kimia tidak terlalu baik


digunakan secara berlebihan karena dapat menyebabkan
banyak penyakit seperti kanker, jadi lebih sering aja
menggunakan bumbu yang alami seperti bawang, jahe,
kunyit,...”
Itulah penuturan Diana, uamat viahara medan 28 tahun, dia juga

menambahkan:

“....makanan olahan lainnya seperti tempe dan tahu, roti serta


gulten juga sangat enak tidak meninggalkan vitamin asalnya”
Selain menyedapkan makanan, bumbu dapur juga juga dapat sebagai obat

bagi berbagai penyakit. Seperti kunyit dapat meredakan batuk dan antioksida, lada

menghilangkan rasa lelah, merelaksasikan otot serta membangkitkan semangat,

jahe berfungsi menghambat pertumbuhan jamur, obat flu, batuk dan melancarkan

asi, serta masih banyak lagi bumbu dapur yang berguna. Sedangkan makanan

olahan sangat banyak seperti tahu, tempe, roti, gluten dan lain-lain memiliki

banyak vitamin seperti vitamin dari asalnya.

e. Air Mineral

Tanpa air manusia tidak bisa bertahan hidup, cairan merupakan

pencernaan nomor satu dalam tubuh. Para vegetarian membutuhkan cairan yang

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
lebih seikit karena buah-buahan dan sayur-sayuran dikomsumsi sudah banyak

mengandung air. Laman staff bagian informasi di vihara Pematangsiantar, 28

tahun mengatakan;

“Air minum yang diminum harus bersuhu sedang, tidak terlalu panas
maupun dingn. Minuman yang dingin dapat menghambat pencernaan, pembekuan
diorgan usus, diare, rematik dan radang tenggorokan. Lebih mengutamakn
meminum air putih saja dari pada air yang sudah diberikan penambahan warna
dan perasa seperti soft drink karena dapat mempengaruhi kesehatan organ tubuh.
Sebagian soft drink menyebabkan kecanduan karena kandungan kafein
didalamnya.”

f. Rumpu Laut dan Ganggang Laut

“ Rumput laut dan gangang laut dapat ditemukan pada agar-


agar yang banyak dijual, tidak sulit untuk menemukannya...tapi
untuk mendapatkan nutrisi yang lebih baik mengkomsumsi
rumput laut dan ganggang laut yang belum diolah seperti agar-
agar...”

Itulah yang diungkapkan oleh Erlin, staff bagian informasi umat di vihara

Medan 23 tahun. Umat Buddha Maitreya sangat dianjurkan mengkomsumsi

ganggang laut karena satu-satunya sumber vitamin yang penting dalam tubuh .

Rumput laut kaya nutrisi dan sangat baik bagi proses pencernaan dan penyerapan

zat gizi dalam tubuh.

g. Gula Putih

Gula putih disebut sebagai “racun putih” atau makanan “kosong kalori”,

miskin mineral, maupun vitamin. Mengurangi komsumsi gula dan menggantinya

dengan madu akan mengurangi kelelahan, membuat lidah lebih peka dan

meningkatkan daya ingat terutama pada anak-anak. Akibat-akibat yang

ditimbulkan dari kelebihan mengkomsumsi gula putih adalah penyakit diabetes,

gigi berlubang dan kegemukan. Ayertia umat vihara Pematangsiantar, 34 tahun:

“ Gula putih merupakan makanan yang sedikit mengandung


nutrsi, namun pada anak-anak dapat meningkatkan daya

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
ingat....tapi gula juga sangat penting sebagai perasa
manis...jika berlebihan mengkomsumsinya dapat mengakibatkan
diabetes, gigi berlubang dan kegemukan”

h. Minyak Goreng

Haryono, umat divihara Pematangsiantar, 35 tahun:

“Minyak goreng sangat banyak kegunaannya seperti untuk


memasak makanan agar terlihat lebih gurih. Namun makanan
yang di olah menggunakan minyak goreng yang berlebihan
seperti gorengan akan mendatang kan penyakit seperti
kegemukan.”

i. Garam

Garam berguna sebagai perasa pada makanan agar tidak hambar, kegunaan

garam yang lain juga ada seperti yang diungkapkan oleh Iwanto Zang, umat di

vihara Medan, 37 tahun:

“Garam dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan tenaga.


Kekurangan garam akan mengakibatkan penurunan stamina
tubuh, sebailiknya kelebihan garam dapat mengakibatkan
kebutuhan cairan atau haus. Penyakit-penyakit yang
ditimbulkan akibat kelebihan garam adalah darah tinggi,
jantung, ginjal dan lekas lelah. Namun pemilihan garam
haruslah garam beriodium karena dapat memberikan daya
ingat yang kuat.... Penggantian garam denga kecap asin juga
menyehatkan.”

4. 4. 2. Fungsi Bahan Makanan

Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tubuh, diperlukan perencanaan yang

cermat agar menu vegetarian yang dikomsumsi mengandung zat gizi yang

seimbang dengan mengetarhui fungsi bahan makanan yang dimakan. Dengan

demikian, selama menerapkan pola makan vegetarian, tubuh tidak akan

mengalami difesiensi gizi. Masyarakat umat Buddha Maitreya harus dapat

mengkombinasikan berbagai bahan pangan agar tidak menimbulkan ganguan

kesehatan. Sebagai contoh kombinasi antara tahu dan tempe di campur dengan

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
santan yang berlebihan dapat menimbulkan masalah kolestrol yang selanjutnya

dapat menjadi masalah penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Selain dengan

menu seimbang, untuk dapat hidup sehat sebagai vegetarian perlu juga di imbangi

dengan pola hidup sehat tanpa nikotin, kafein dan alkohol, kukup istirahat dan

tidak makan berlebihan. Meskipun hanya mengkomsumsi bahan nabati, makan

secara berlebihan juga dapat menyebabkan obisitas.

Nutrisi yang lengkap dan seimbang bagi tubuh harus dipenuhi agar energi

tersedia cukup. Energi yang dibutuhkan sangat tergsntung pada masing-masing

individu. Perempuan lebih memerlukan sedikit energi dari pada pria, tetapi juga

membutuhan energi yang besar pada priode hamil dan menyusui. Pada prinsipnya

fungsi bahan makanan yakni untuk memenuhi nutrisi, ada beberapa jenis nutrisi

yang harus dipenuhi, yaitu protein, kabohidrat, serat, lemak, vitamin, mineral dan

air. Prinsip dasar ini harus di pahami oleh semua umat Buddha Maitreya agar

menu vegetarian dapat lebih mudah di susun.

a. Protein

Protein berfungsi dalam regenerasi jaringan dan pertumbuhan. Protein

adalah penyusunan jaringan tubuh setelah air. Protein meupakan persenyawaan

kimia yang terbuat dari rangkaian molekul yang disebut dengan asam amino. Ada

20 jenis asam amino yang penting bagi nutrisi manusia. Sumber utama protein

hewani adalah daging dan ikan, Candra umat di vihara Pematangsiantar 38 tahun

mengatakan

“Sumber utama protein memang banyak terdapat pada daging


dan ikan namun saya dapat memenuhi kebutuhan protein
dengan bahan pangan kacang-kacangan, tahu, tempe, dan
kedelai, keju, yoghurt, susu dan berbagai jenis telur”

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Pemenuhan kebutuhan protein pada masyarakat uamat Buddha Maitreya

yang tidak vegan selalu cukup dan tidak ada masalah. Sedangkan untuk

memenuhi kebutuhan protein bagi umat Buddha yang vegan, perlu dicampurkan

bahan makanan. Ibu Netty Sou yang merupakan seorang vegan mengatakan:

“ Tidak perlu kuatir akan pemenuhan kebutuhan akan protein,


hanya dengan membuat perencanaan dengan membuat
kombinasi dalam makanan sehari-hari...perencanaan dapat
diperoleh dari buku-buku makanan vegetarian”

Tabel 4.

Contoh kombinasi makanan dalam pemenuhan nutrisi protein

No Bahan Pangan Kombinasi yang Dianjurkan Contoh Makanan


Padi-padian Beras + kacang-kacangan • Nasi dengan tempe atau
Jagung + kacang-kacangan tahu
Gandum + kacang-kacangan • Nasi jagung dengan
tempe, tahu atau oseng-
oseng kacang merah
• Roti tawar dengan selai
kacang
Kacang-kacangan Kacang-kacangan + beras • Nasi dan sup kacang
Kacang polong + gandum merah
Kacang Kedelai + gandum + • Susu kedelai, roti tawar
beras dan nasi

Sayuran Kol + jamur + sereal Sereal serta oseng kol serta


jamur

b. Kabohidrat

Kabohidrat adalah sumber utama energi tubuh. Selain terdapat pada buah

dan kacang-kacangan, nutrisi ini juga terdapat di dalam makanan pokok seperti

beras, gandum, kentang dan umbi-umbian.

“Pemenuhan akan kabohidrat tidaklah sulit karena makanan


pokok kitakan berasal dari beras dan juga banyak terdapat pda
ubi”

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Untuk pemenuhan kabohidarat masyarakat umat Buddha Maitreya tidak

ada mengalami kendala karena semuanya berasal dari tumbuhan. Seperti yang

diungkapkan oleh Diana, umat di vihara Medan usia 37 tahun.

c. Serat

Serat adalah unsur makanan dari tumbuh-tumbuhan yang tidak dicerna

oleh enzim dalam sistem pencernaan manusia. Fungsi serat bagi tubuh yang

diketahui oleh umat Buddha Maitreya sebagi informan yang mewakili yakni Vera

Yuliana, umat di vihara Medan 29 tahun mengatakan:

“Serat sebagai pengaturan gula darah, serat dapat mencegah


kegemukan karena menyerap air dari dalam tubuh sehingga
akan menimbulkan perasaan kenyang ....Serat dapat megatur
fungsi usus besar dengan cara menjaga makanan mengalir
dengan lancar melalui saluran pencernaan dengan memastikan
untuk keluar bersama kotoran.”

Sama halnya dengan kabohidrat, masyarakat umat Buddha Maitreya tidak

ada mengalami kendala karena semuanya berasal dari tumbuhan.

d. Lemak

Lemak adalah persenyawaan kimiawi yang terdiri dari atas gliserida,

fospolifid dan streol. Salah satu bentuk streol adalah kolestrol. Fungsi lemak

umumnya sebagai sumber energi, lemak juga melindungi organ-organ tubuh

bagian dalam dan sebagai insulator jika terjadi perubahan suhu. Kekurangan

lemak di dalam makanan menyebabkan kulit kering dan bersisik. Makanan yang

mengandung lemak mampu memberikan rasa kenyang yang lebih lama di

bandingkan makanan yang kurang atau tidak mengandung lemak. Penyebabnya,

lemak dan minyak akan lebih lama berada dalam lambung dibandingkan dengan

kabohidrat dan protein. Proses penyerapan lemak juga lebih lambat di bandingkan

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
unsur-unsur lainnya. Lemak sangat berpotensi untuk mengemukkan badan dari

pada di bandingkan kabohidarat karena lemak dapat menghasilkan energi dua kali

lipat. Lemak terdapat di dalam daging, susu, margarin, mentega dan minyak

makan. Sedangkan pada umat Buddha Maitreya mendapatkan lemak pada

makanan yang digoreng dengan minyak dan makanan yang dicampur dengan

margarin. Candra umat di vihara Pematangsiantar 38 tahun mengatakan:

“Selain berguna bagi tubuh, lemak juga memegang peran


penting dimana lemak sangat berpengaruh terhadap rasa
makanan.....lemak juga berfungsi memperbaiki tekstur makanan
sehingga makanan tersebut lebih mudah ditelan.”

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
e. Vitamin

Meskipun jumlah vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh sangat sedikit,

tetapi kurang salah satu vitamin saja dapat mengakibatkan gejala defisiensi

vitamin yang serius. Vitamin-vitamin yang sangat di perlukan oleh tubuh di

antaranya adalah vitamin A (terdapat pada buah dan sayur berwarna), vitamin C

(terdapat pada buah dan sayur), vitamin D (terdapat pada margarin, telur dan

mentega), vitamin E dan K (kecambah, minyak sayur, sereal, telur, dan sayuran).

Dalam pemenuhan kebutuhan, masyarakat umat Buddha Maitreya tidak ada

mengalami kendala karena sebagian vitamin berasal dari tumbuhan. Namun pada

vitamin B12 hanya terdapat pada hewan seperti hati, telur, susu dan produk olahn

susu dan daging terutama pada daging sapi dan babi. Pada masyarakat umat

Buddha Maitreya dengan tipe vegan sangat rentan terhadap penyakit kekurangan

B12.

Vitamin B12 di butuhkan untuk pembelahan sel dan pembelahan sel-sel

darah. Kekurangan vitamin B12 juga akan mempengaruhi sistem saraf dan

menyebabkan kesemutan ditangan dan kaki, hilangnya rasa di tungaki kaki dan

tangan, pergeraka yang kaku di samping beberapa gejala yang mungkin terjadi

seperti buta warna tertentu termasuk warna kuning dan biru. Ibu Netty Sou yang

merupakan seorang vegan mengatakan:

Untuk mencegah kekurangan B12 saya biasanya menggunakan


suplemen vitamin B12.

f. Mineral

Mineral memiliki berbagai peran bagi tubuh, tergantung pada jenisnya.

Misalnya dalam mengakaktifkan sistem enzim pada metabolisme tubuh. Sumber

anti oksida yang baik tentunya berasal dari makanan alami, berikut adalah contoh

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
mineral-mineral yang penting yang perlu diketahui seperti kalsium dan fosfat

yang berfungsi untuk membentuk tulang yang kuat, memelihara denyut jantung,

mengantar influs saraf dan membantu dalam proses pembekuan darah yang dapat

diperoleh dari tahu dan buah-buahan kering. Zat besi yang sangat dibutuhkan

dalam pembentukan sel-sel darah merah yang banyak terdapat pada sayuran hijau,

gandum, roti, telur, dan buah-buahan kering. Sedangkan Zinc memegang peran

bagi reaksi enzim dan sistem kekebalan tubuh. Masyarakat umat Buddha Maitreya

juga sering mengalami kekurangan zinc namun hal itu tidaklah terlalu sulit seperti

pada pemenuhan kebutuhan akan vitamin B12.

“Untuk mengatasi masalah ini saya melakukan dengan cara


mengkomsumsi kacang-kacangan dan produk olahan kacang
kedelai seperti tempe dan susu kedelai atau mengkomsumsi
suplemen zinc, namun itupun tidak boleh menggunakannya
terlalu banyak karena dapat menyebabkan anemia da resiko
terkena penyakit jantung”

Itulah yang dilakukan oleh Haryono, umat di vihara Pematangsiantar usia

35 tahun, dia juga menambahkan:

“Mineral-mineral ini dapat ditemukan pada roti, tepung terigu,


produk sereal dan sayuran....buah-buahan seperti pisang juga
merupakan sumber mineral yang baik.”
o Air

Sekitar 55-60 % dari berat tubuh orang dewasa terdiri atas kandungan air.

Biasanya total air yang dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal, kulit, paru-paru dan

saluran pencernaan berjumlah kurang lebih 2,5 liter. Jumlah yang sama umumnya

diperoleh melalui makanan dan minuman. Walaupun tidak banyak minum, tubuh

harus mengeluarkan air sebanyak 0,5 liter setiap hari untuk membuang kotoran

yang terdapat dalam tubuh. Untu itu setiap manusia di wajibkan untuk lebih

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
banyak minum air tanpa terkecuali pada masyarakat yang vegetarian maupun

yang tidak. Seperti pengakuan Candra umat di vihara Pematangsiantar 38 tahun:

“Air itu sangat penting dalam tubuh, saya mengkomsumsi air


untuk minum walaupun sebenarnya makanan yang saya makan
juga sudah mengandung banyak air seperti buah-buahan dan
sayur...tapi air itu masih dibutuhkan juga”

4.5. Bahan Dasar Makanan Pengganti

Oleh karena dalam menu vegeteraian tidak terdapat daging maka

muncullah kreativitas membuat makanan pengganti makanan. Ada berbagai

macam makanan pengganti daging yang ditawarkan pada para vegetarian

makanan pengganti daging ini berfungsi menggantikan daging dalam hal rasa dan

protein yang dikandung.

a. Gulten

Gulten pertama kali ditemukan oleh par biksu agama Buhda pada saat

bereksprimen dengan tepung kanji dan air. Mereka berhasil menemukan jenis

bahan makanan baru yang kenyal dan bertekstur seperti daging. Banyak yang

mengetahui cara pembuatan Guleten ini seperti yang diungkapkan Ibu Sharlen,

umat di Pematangsiantar yang berusia 40 tahun:

“Proses pembuatan gulten tidak telalu sulit, tapi perlu


kesabaran seandainya gulten yang dihasilkan tidak seperti yang
diharapkan, yaitu terlalu kenyal atau sebaliknya...untuk hasil
yang bagus dan tidak repot biasanya membeli yang sudah jadi
tidak repot dan praktis.”
b. Proteina

Proteina dalah makanan pengganti makanan hewani yang gizinya tidak

kala dengan daging sapi segar. Ibu Sharlen juga mengatakan:

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
“Proteina yang beredar di pasaran memiliki beragam bentuk
dan ukuran tergantung kepada tujuan pengolahan proses
pembuatannya hampir sama denga gluten”
Ada proteina yang berbentuk bongkahan, yaitu menyerupai potongan

daging. Biasanya diolah untuk sate, sambal goreng dan rendang. Ada juga

proteina berbentuk cincangan ataupun kasar. Proteina jenis ini akan mengembang

setelah direndam dalam air, cocok untuk bistik. Jenis proteina yang lain adalah

proteina berbentuk irisan kecil, sering kali diolah menjadi martabak dan mie

goreng. Proteina dapat diolah menjadi jenis makanan apa saja sesuai selera dan

kreativitas seseorang.

c. Kaki jamur

Jamur kini sering diolah sebagai makanan pengganti daging. Penyebabnya

adalah kandungan protein jamur ditambah kandungan penyedap rasa alami yang

tinggi membuat rasa gurihnya hampir selezat makanan hewani. Oleh karena itu

tidak heran bila jamur digunkan para vegetarian untuk menggantikan menu daging

mereka, seperti yang diungkapkan oleh Haryono, umat di vihara Pematangsiantar

usia 35 tahun:

“Jamur sangat enak dan jamur yang biasa digunakan bisa


sebagai pengganti daging adalah jamur hioko, jamur kuping,
jamur merang, jamur tiram, dan jamur siangkuh.”
Jamur juga mudah dicerna dan dikabarkan bisa mengobati penyakit tertentu.

d. Susu hewani

Bagi penganut vegan umat Buddha Buddha mengganti susu hewani

dengan susu kedelai, namun bagi yang bukan vegan masih dapat menggunakan

susu hewani. Susu kedelai dapat dijadikan pengganti susu sapi karena kangdungan

proteinnya hampir sama dengan kandungan protein di dalam susu sapi. Selain itu

dua gelas susu kedelai sudah memenuhi 30% kebutuhan protein dalam sehari.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Komposisi zat gizi susu kedelai hampir sama dengan susu sapi. Bagi umat yang

sudah vegan di anjurkan agar membuatnya sendiri seperti yang dilakukan oleh ibu

Netty Sou umat di vihara Pematangsiantar usia 50 tahun:

“Saya lebih suka membuat sendiri, caranya mudah saja cukup


membeli kacang...agar lebih enak saya mengkombinasikan jenis
kacang, seperti kacang merah, kuning, kacang hijau...kemudian
saya masak tampa menggunakan air atau minyak baru saya
giling ke tempat penggilingan yang ada di pajak.”

4. 6. Pengaturan dan Pemilihan Makanan

Dalam pengaturan dan pemilihan makanan yang di hidangkan sehari-hari

masyarakat umat Buddha Maitreya lebih sering mengalami rasa bosan karena

bahan makan yang hanya sayuran dan buah saja. Untuk menghindari rasa bosan

maka banyak dari mereka yang membeli di restoran yang khusus menjual menu

vegetarian atau membeli buku panduan yang menghidangkan makan vegetarian.

Setidaknya dalam menu mereka sehari-hari lebih sering menghidangkan tahu dan

tempe seperti yang dilakukan oleh Meliawati Huang umat di vihara

Pematangsiantar, 33 tahun:

“Menu kesukaan saya 3T....yaitu tahu, tempe, dan terung....tidak


repot mudah dan murah”

Tapi dalam cara memasak masyarakat umat Buddha Maitreya sangatlah

mudah atau dengan kata lain tidak terlalu repot hanya menumis atau

mengorengnya saja. Dalam pemilihan menu seimbang bagi kebutuhan tubuh

sehari-hari berarti terkait dengan pemilihan beragam tipe makanan untuk

meninggkatkan dan mempertahankan kesehatan tubuh. Hal ini juga terkait dengan

pemilihan bahan makanan yang menyehatkan, memiliki citra rasa lezat, sekaligus

tampak menarik. Penambahan lemak dapat meningkatkan kelezatan masakan

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
karena fungsi lemak dalam makanan dapat memberikan rasa gurih, memberikan

kualitas renyah, serta memberikan sifat empuk pada kue.

Pada umat Buddha Maitreya menggunakan lemak yang berasal dari nabati

seperti minyak makan, kelapa, dan mentega namun di anjurkan agar tidak

berlebihan karena dapat menimbulkan kolestrol. Pemilihan makanan yang enak

rasanya sekaligus dapat menyehatkan tergantung pada beberapa faktor yaitu

sebagai berikut:

a. Kelezatan makanan tergantung pada bahan penyedap rasa dan bumbu yang

digunakan. Kacang-kacangan dan sereal memiliki citra rasa sendiri dan

dapat meningkatkan kelezatan makanan. Dan untuk menghindari

kebosanan maka di buat berbeda setiap hari bumbu yang akan di campur.

b. Tekstus juga perlu diperhatikan misalnya mengkombinasikan sayuran

c. Penampilan juga dapat meningkatkan selera makan. Warna bahan

makanan perlu di kombinasikan agar lebih beragam

d. Dan yang terakhir dan sangat harus diperhatikan adalah saat pemasakan

haruslah lebih dahulu di cuci dengan bersih agar kotoran yang menempel

dapat hilang, begitu juga pada makanan yang langsung di makan seperti

buah-buahan serta selada.

Faktor-faktor tersebut berasal dari umat yang sebagai informan yakni

Meliawati Huang umat di vihara Pematangsiantar, 33 tahun. Namun demikian

setiap orang berbeda kebutuhan gizi dan daya tahan tubuhnya, mereka juga

memiliki trik atau menu vegetarian dilihat dari faktor usia dan kondisi. Dalam

pemilihan informan mewakili setiap faktor usia dan kondisi, peneliti hanya

mengambil satu informan saja.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
4.6. 1.Vegetarian pada Ibu hamil

Masa kehamilan adalah masa-masa yang sangat membahagiakan sekaligus

menegangkan bagi sebagian besar wanita. Setiap calon ibu tentu mengharapkan

bayinya lahir dan menjadi anak yang cerdas. Berbagai persiapan pun dilakukan

untuk menyambut kelahiran sang bayi. Selain kesibukan mempersiapkan

kebutuhan bayi, kecukupan nutrisi bagi ibu dan janin dalam kandungan juga

penting di perhatikan. Ratna umat di vihara Pematangsiantar berusia 38 tahun

yang pernah mengalami masa hamil mengatakan:

“Ibu hamil yang vegetarian haruslah terlebih dahulu


memeriksakan keadan atau kondisi kesehatan terlebih dahulu
kedokter atau bidan agar calon bayi nantinya lahir dengan
sempurna dan sehat. Kehamilan berarti makan untuk dua
orang, adanya perubahan pola makan sebelum hamil namun
perubahan tersebut tidak dilakukan secara dramatis. Ibu hamil
perlu memilih makanan mereka secara bijaksana, sangat
penting untuk makan makanan yang kaya akan nutrisi, tetapi
tidak terlalu tinggi kadar gulanya atau berlebihan kalorinya.”

Seorang wanita yang vegetarian sering kali menghadapi keraguan ketika

sedang hamil, hampir semua dokter yang mereka datangi tidak lebih dahulu

menanyakan apakah mereka adalah seorang vegetarian. Para ibu hamil umat

Buddha Maitreya memiliki pengetahuan dalam pemenuhan nutrisi yakni dengan

merancangkan pola makannya, yang mereka dapatkan dari dokter kandungan atau

bidan atau dari orang-orang yang pernah mengalami kehamilan.

Contoh menu untuk ibu hamil

a. Sarapan pagi

Sereal dengan buah dan susu atau roti panggang dengan selai

kacang dan segelas jus buah

b. Makan siang

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Nasi, tempe, dan tahu goreng dengan sop sayuran, jus buah dan

buah-buahan segar

c. Makan malam

Nasi, tumis brokoli, tahu dan susu

Mereka juga memastikan mengkomsusmi bahan makanan yang

diperkaya dengan B12 atau menambahkan multivitamin yang

mengandung B12.

Selain itu mereka juga mengetahui beberapa nutrisi penting yang harus

dicukupi dalam menu sehari-hari:

a. Asam Folat

Dalam pemenuhan kebutuhan pada asam folat yang diperlukan dalam

memproduksi protein dan darah, sekaligus berfungsi sebagai pertumbuhan dan

pembelahan sel.Asam folat sangat penting pada masa awal kehamilan. Ratna umat

di vihara Pematangsiantar berusia 38 tahun mengatakan

“Untuk memenuhi zat ini, saya lebih sering memakan sayuran


berwarna hijau (bayam, kangkung, sawi, dan lain-lain), polong-
polongan, gandum murni, kacang-kacangan, buah-buahan
seperti jeruk dan lemon.”

b. Zat besi

Kebutuhan zat besi bertambah pada masa kehamilan untuk membantu

bertumbuhan perkembangan janin dan ari-ari serta untuk mempertahankan

peningkatan volume darah dari ibu dan berfungsinya membawa oksigen dalam

darah, mencegah anemia, meningkatan kekebalan terhadap infeksi. Ibu Ratna

mengatakan:

“Zat ini dapat di temukan pada gandum, polong-polongan dan


sayuran berwarna hijau.”

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
c. Vitamin D

Dengan menggunakan sereal dan bahan makanan yang diperkaya dengan

vitamin D, mereka juga mengambil sinar matahari untuk membentuk vitamin D.

Ibu Ratna pada awal kehamilan sampai mendekati bulan melahirkan berjalan pagi

ringan selain menyegarkan tubuh memberikan manfaat bagi tulang. untuk

mendapatkan sinar matahari 20-30 menit sekitar jam 7 – 10 pagi, 2 atau 3 kali

seminggu.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
d. Kalsium

Tahu, sayuran berwarna hijau tua, brokoli, kacang, kurma, susu dan biji

bunga matahari merupakan makanan yang mengandung kalsium. Ibu Ratna

memasukan makanan kaya kalsium ini dalam menu sehari-hari

e. Protein

Padi-padian, sayur dan biji-bijian merupakan jenis makanan yang sering

dimakan oleh Ibu Ratna dalam memenuhi protein dalam tubuhnya.

f. Vitami B12

Vitamin B12 sangat sulit di temukan pada makanan vegetarian, untuk itu

Ibu Ratna lebih sering membeli suplemen atau mencari makanan yang

mengandung B12, dengan melihat label makanan yang di beli.

“Vitamin B12 lebih banyak terkandung dalam daging hewan,


jadi agak sulit memenuhi kebutuhan akan vitamin B12,
ya...untungnya banyak suplemen vitamin B12 di jual di Apotik
jadi tidak terlalu mengganggu”
Dapat di simpulkan bahwa ibu hamil vegan harus dapat memilih makanan

yang akan dimakan dalam kehidupan sehari-hari yakni lebih di sarankan untuk

lebih banyak memakan semua jenis biji-bijian, kacang-kacangan, buah dan sayur,

serta gandum. Ibu hamil penganut aliran Maitreya memiliki pedoman untuk

menjaga kesehatan selama kehamilan yang diperoleh dari dokter kandungan atau

bidan mereka. Adapun pedoman yang mereka gunakan yakni dengan memulai

dengan pola makan sehat pada saat sebelum hamil, dimana harus menjaga berat

badan yang stabil pada masa selama bulan pertama kehamilan. Mengurangi

komsumsi kafein serta membatasi kalori yang di dapatkan dari makanan yang

diroses dan manisan. Mereka di wajibkan untuk olah raga selama kehamilan

namun harus bekonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau bidan.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Sangat penting bagi ibu vegetarian yang hamil, untuk memperhatikan

susunan menu dan kandungan gizi makanan sehari-hari. Mereka beranggapan

bahwa kecerdasan seorang anak yang dilahirkan sangat dipengaruhi oleh

pengaturan gizi si calon ibu ketika hamil bahkan sebelum hamil, yaitu bagaimana

memilih dan mengkombinasikan kabohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral

secara lengkap bagi tubuh. Pemenuhan akan asupan gizi pada ibu hamil yang

bukan merupakan vegetarian vegan dapat mengkomsumsi susu sapi dan telur.

Mereka juga di ajurkan untuk memenuhi vitamin B12 dengan membeli suplemen

tersebut karena vitmin B12 lebih banyak terapat pada daging.

4. 6. 2. Vegetarian pada Anak-anak

Gizi yang baik merupakan salah satu unsur penting dalam mewujudkan

manusia yang berkualitas. Hal ini harus diperhatikan dan di upayakan sejak janin

dalam kandungan, melalui makanan ibu hamil. Bayi yang sehat merupakan modal

dasar yang kuat untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang

berkualitas. Ibu Dewi berusia 38 tahun, umat di vihara Pematangsiantar yang telah

memliki dua anak mengatakan:

“Makanan pertama dan baik untuk bayi adalah ASI, dan


semakin lama seorang bayi mesngkomsumsi ASI akan semakin
baik. ASI merupakan makanan yang paling lengkap
mengandung zat-zat gizi yang sangat di butuhkan bayi. Pada
hari pertama sampai keempat setelah melahirkan, pemberian
ASI sangatlah berguna dimana pada saat seperti itu ASI banyak
mengandung zat kekebalan, protein, dan mineral. ASI
setidaknya di berikan kepada bayi sampai usia setahun.”

Inilah yang dilakukan oleh para Ibu Dewi ,dia juga melakukan pemberian

sinar matahari pagi dalam seminggu dibawah jam 9. Untuk mendapatkan ASI

yang baik maka sang ibu harus mengkomsumsi banyak makanan yang bergizi

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
seperti susu kedelai, sari buah atau air. Dan memperbanyak makanan sayuran

berkuah serta buah-buahan, penambahan kebutuhan kalsium, zat besi, seng, dan

vitamin B12. Ibu Dewi juga mengatakan:

“Bagi seorang ibu yang tidak dapat memberikan ASI banyak


yang menggunakan susu formula ,ada beberapa susu formula
yang berbahan dasar kedelai. Produk-produk ini mendukung
pertumbuhan dan perkembangan normal bayi.”
Susu formula berbahan dasar kedelai digunakan oleh masyarakat vegan

sebagai pilihan terbaik bila ASI tidak memungkinkan. Formula kedelai digunakan

secara eksklusif untuk enam bulan pertama. Namun dalam pembelian susu juga

mereka sangatlah hati-hati, terlebih dahulu melihat labelnya apakah murni tidak

mengandung unsur hewani. Tapi bagi masyarakat umat Buddha Maitreya yang

tidak vegan tidak begitu sulit untuk memilih susu formula pengganti ASI dan susu

formula bisa saja sebagai tambahan energi bagi ibu yang dapat memberikan ASI

secara baik.

Pada usia 6 bulan, berat badan umumnya sudah mencapai dua kali lipat

berat badan bayi ketika lahir. Kebutuhan akan energi dan zat-zat gizi lainnya juga

meningkat. Pada usia ini saluran penernaan bayipun sudah kuat, sehingga bayi

sudah mulai bisa diperkenalkan pada makanan padat sebagai makanan tambahan.

Hal yang sering di perhatikan oleh Ibu Dewi dengan memperkenalkan makanan

padat pada bayi yakni pada usia 6 bulan, dengan memberikan makanan yang

mudah di cerna seperti pisang ambon yang di kerok kemudian sari jeruk, tomat

atau pepaya yang dihaluskan di lakukan secara bertahap. Ini dilakukan agar bayi

dapat menerima jenis makanan barunya.Kemudian diperkenalkan dengan bubur

susu, setelah tahap itu tidak ada mengalami kendala yakni tidak ada penyakit yang

di derita oleh bayi seperti mencret, maka bayi dapat memulai dengan di beri

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
makanan nasi tip yang disaring dan di lakukan juga peberian makanan lain seperti

sayur dan buah lainnya namun masih dalam bentuk yang di haluskan. Pada usia 8

bulan Ibu Dewi memberikan roti, sereal dan biskuit.

Setelah anak berusia setahun, beberapa buah giginya sudah tumbuh, sudah

bisa mengunyah dengan baik. Pada masi inilah pentingnya peranan orang tua

untuk mengajari anak dalam bervegetarian dan membiasakan pola makan yang

lebih baik. Orang tua umat Buddha Maitreya sangat memperhatikan jadwal makan

anak dengan memastikan bahwa mereka mendapatkan kalori yang memadai. Ibu

Dewi lebih sering memberi makanan yang mengandung lemak seperti alpukat,

kacang-kacangan, selai kacang, biji-bijian, dan mentega dari biji-bijian akan

memberikan sumber kalori yang diperlukan oleh banyak anak-anak vegan. Buah-

buahan yang diawetkan juga merupakan sumber konsentrat kalori dan merupakan

makanan yang menarik bagi beberapa anak.. Sumber-sumber protein untuk anak-

anak vegan termasuk kacang polong, padi-padian, tahu, tempe, susu kedelai,

kacang-kacangan, selai kacang, hot dog kedelai, yogurt kedelai, dan burger

vegetarian. Beberapa dari makanan tersebut harus dikonsumsi rutin. Anak-anak

harus mendapatkan kalori yang cukup agar protein dapat dipakai untuk

pertumbuhan sebagai tambahan untuk mendapatkan kebutuhan energi.

“Saya merupakan vegan maka hal yang saya lakukankepada


anak yakni secara bertahap mengurangi makanan yang terbuat
dari susu dan telur. Dengan cara pendekatan pada anak untuk
menjelaskan kepada anak-anak say apa yang sedang terjadi dan
mengapa, sesuai dengan tingkat pengertian anak saya.”

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Ibu Dewi juga mengawasi berat badan anak-anak secara ketat. Jika terjadi

pengurangan berat badan atau anak-anak kelihatannya tidak tumbuh dengan pesat,

maka akan menambahankan kandungan kalori.

4. 6. 3. Vegetarian pada Remaja

Remaja vegan mempunyai kebutuhan nutrisi sama seperti kebutuhan

remaja pada umumnya. Pada usia antara 13 dan 19 tahun adalah waktu mereka

tumbuh dengan pesat dan berubah. Kebutuhan akan nutrisi sangat tinggi saat

tahun-tahun tersebut. Remaja vegan harus mengikuti rekomendasi yang sama

yang dibuat untuk semua vegan, diharuskan mengonsumsi berbagai macam jenis

makanan, termasuk buah-buahan, sayur-sayuran, dan banyak sayuran hijau,

produk makanan dari gandum, kacang, biji-bijian, dan kacang polong. Nutrisi

yang harus diperhatikan remaja vegan adalah protein, kalsium, zat besi, dan

vitamin B12. Pada saat remaja, kalsium diperlukan untuk membentuk tulang.

Kapadatan tulang sangat ditentukan saat remaja dan memasuki dewasa, dan

sangat penting untuk menambahkan tiga atau lebih sumber kalsium yang baik

dalam pola makan remaja setiap harinya. Remaja umat Buddha Maitreya yang

bukan vegan dapat meminum susu sapi dan produk dari susu lainnya mengandung

kalsium. Sedangkan bagi yang sudah vegan menggantinya dengan tahu yang

diproses dengan kalsium sulfat, sayuran berdaun hijau, minyak wijen, olahan susu

kedelai, dan olahan sari jeruk. Dengan pola makan yang beraneka jenis, remaja

uamat Buddha Maitreya dapat mencukupi kebutuhan zat besinya. Ida Royani,

umat di vihara Medan berusia 17 tahun mengatakan:

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
“Kebutuhan setiap harinya, masih mama yang mengaturnya
karena saya belum pintar memilih makanan yang cocok dalam
pertumbuhan saya.....Pada saat saya berpergian atau ke sekolah
mama lebih sering memberi bekal karena masih sedikitnya
orang menjual menu vegetarian. Jadi untuk menghindari rasa
lapar biasa mama memberi bekal untuk dibawa berupa Apel,
jeruk, pisang, anggur, pir, plum, buah-buahan yang diawetkan,
yogurt kedelai, kue beras, dan roti lapis.

4. 6. 4. Vegetarian pada Dewasa

Umat Buddha Maitreya pada orang dewasa tidak memiliki perbedaan

dalam memilih menu makan mereka sehari-hari pada anak remaja, hanya ada

sedikit perbedaan yakni orang dewasa hanya lebih disarankan lebih banyak

mengkomsumsi vitamin atau suplemen inipun dilihat dari pekerjaan mereka.

Banyak mereka mengaku bahwa kerugian sebagai vegetarian tidak ada tapi ada

sedikit kendala yakni lebih sering lapar untuk mengatasi itu mereka

menkomsumsi buah untuk menghindari kelebihan berat badan.

4. 6. 5. Vegetarian pada Lanjut Usia

Usia di atas 65 tahun dianggap sebagai masa tua. Kebutuhan nutrisi pada

saat ini lebih dipengaruhi oleh faktor fisik ketimbang biologis. Dua dari faktor

fisik ini adalah ketidakmampuan gigi untuk menggigit dan mengunyah buah dan

sayuran segar, dan hilangnya kekuatan untuk mengangkat belanjaan berat dari

toko menuju rumah. Masalah seperti ini sebenarnya juga bisa diatasi dengan

menggunakan blender atau alat pengolah lainnya untuk memperhalus makanan

dan mengurangi pengunyahan, atau membeli jenis makanan berukuran lebih

kecil. Jika jenis makanan yang dimakan tidaklah beda dengan kebanyakan yang

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
bervegetarian. Andi seorang staff bagian informasi di vihara Pematangsiantar

yang berusia 25 tahun mengatakan:

“ibu saya yang berusia 65 tahun, makanannya yang murah


dikunyah saja atau yang lembek, karena giginya udah mulai gak
ada”

4. 6. 6. Vegetarian pada orang Sakit

Umat Buddha Maitreya banyak mengatakan bahwa mereka jarang

mengalami sakit, kalaupun sakit hanya penyaki-penyakit musiman seperti demam,

sakit kepala dan influensa. Jika mereka mengalami penyakit tersebut maka lebih

dianjurkan untuk banyak istrirahat dan banyak meminum air putih. Sedangkan

untuk pengaturan makanan tidak ada bedanya pada waktu sehat. Namun pada

mereka yang mempunyai penyakit yang sangat parah, maka harus lebih menjaga

pola makanan sehari-hari seperti yang telah di ajurkan oleh dokter mereka dan

lebih banyak berdoa agar semua dosa dapat diampuni. Karena umat Buddha

Maitreya percaya bahwa penyakit yang sulit di obati dikarenakan masih adanya

dosa karma. Pandita Satya Vihara mengatakan:

“Menjadi seeorang vegetarian itu tidak pernah mengalami


penyakit, namun jika penyakit datang itu dapat di akibatkan
oleh pola makan yang salah dan masih adanya dosa
karma....untuk menghilangkan atau jauh dari penyakit dari dosa
karma haruslah banyak berdoa agar dosa karma di ampuni”

4. 7. Kasus-kasus atau Kondisi Kesehatan

Kasus-kasus atau kondisi kesehatan yang dialami umat Buddha Maitreya

adalah penyakit yang merupakan penyakit keturunan atau diwariskan seperti

hipertensi dan diabetes militus. Hipertensi atau tekanan darah tinggi sebenarnya

dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Jika salah satu orang tua terkena

hipertensi maka anaknya cenderung menderita hipertensi. Hipertensi dapat

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
menyebabkan penyakit jantung, struke dan gagal ginjal. Bapak Surjanto, umat di

Pematangsiantar yang berusia 55 tahun yang mempunyai penyakit hipertensi

mengatakan:

“ Saya mengalami penyakit hipertensi, namun penyakit ini


merupakan penyakit keturunan yang berasal dari ibu saya,
namun penyakit saya jarang kambuh karena pola makan saya
mendukung yakni dengan cara bervegetarian”

Namun penyakit hipertensi lebih sering ditemukan pada umat yang tidak

terlalu memperhatikan pola makannya seperti terlalu banyak mengkomsumsi

garam dan terlalu banyak mengkomsumsi makanan yang mengandung lemak.

Seperti pengakuan Bapak Edward di vihara Pematangsiantar usia 56 tahun:

“ Saya pernah mengalami penyakit hipertensi, itu disebabkan


karena pola makan saya yang tidak benar...lebih sering
makanan yang manis dan yang berlemak...tapi sekarang saya
mulai mengurangi makanan itu agar kembali sehat”

Mengkomsumsi yoghurt diyakini dapat menurunkan kadar kolestrol darah

sehingga kesehatan pembuluh darah senantiasa terjaga baik dan tubuh terhindar

dari penyakit jantung maupun tekanan darah tinggi. Sama seperti hipertensi,

penyakit diabetes militus juga merupakan penyakit yang berasal dari keturunan

namun juga dapat disebabkan terlalu sering menyantap kabohidrat yang sudah

dimurnikan seperti kue basah, permen, biskuit, eskrim, roti dan mentega. Namun

untuk menurunkan dan menghindari penyakit diabetes militus terdapat beberapa

cara yang ditempuh mengurang gula, tepung, mie atau makanan manis dan

olahraga secara teratur.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
4. 8. Vegetarian bagi para pemula

Vegetarian bagi para pemula diambil dari hasil wawancara dengan Pandita

Suhardi:

“Untuk menjalani pola hidup sebagai seorang vegetarian


diperlukan niat yang mantap. Pandita Suhardi memberikan cara
bagi pemula yang melakukan vegatarian bukan karena alasan
agama, melainkan alasan kesehatan itu lebih sulit karena sudah
pernah mencicipi daging. Pada awalnya, menjadi vegetarian
terasa sangat berat karena menu daging terasa lebih lezat dan
gurih. Sering kali ini sangat menggoda dan melemahkan niat
sehingga kembali memasukan daging kedalam menu sehari-
hari. Namun, jika pikiran dibawa ke hal-hal yang positif di
sertai dengan keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan sehat
maka menjadi seorang vegetarian itu tidaklah berat.”
Ada beragam cara menjadi seorang vegetarian, cara yang cepat yaitu

hanya mengkomsumsi bahan pangan nabati dan lansung menghentikan komsumsi

daging, telur, susu dan produk olahannya. Namun ada pula orang yang

menggunakan cara bertahap. Cara yang pertama bisa mengakibatkan masalah

kesehatan serius, terutama jika yang bersangkutan memiliki riwayat kesehatan

yang kurang bagus sebelumnya. Cara kedua adalah cara yang lebih mudah

menjadi seorang vegatarian yaitu:

a. Komsumsi daging mulai dikurangi secara bertahap. Jika pada minggu

pertama daging masih di komsumsi, tetapi jumlah porsinya sudah di

kurangi. Dengan demikian, pada awal minggu kedua daging sudah tidak

lagi di komsumsi, priode pengurangan daging tergantung pada kondisi

misalnya dilakukan selang waktu seminggu, dua minggu, sebulan atau

sesuai dengan kemampuan.

b. Pada saat melakukan pengurangan komsumsi daging, tentu saja tahap ini

harus diikuti dengan memperbanyak komsumsi biji-bijian, kacang-

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan, agar kebutuhan gizi tetap

tercukupi.

c. Tidak lupa juga menyipkan bahan pangan yang mengandung protein

d. Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari agar tubuh tidak kekurangan cairan.

Selain untuk menjaga suhu tubuh, air juga berfungsi mengantarkan nutrisi

keseluruh jaringan tubuh dan melancarkan pencernaan.

Bagi pemula yang memiliki masalah kesehatan serius, sebaik program ini

di jalankan dengan pantauan dokter ahli gizi. Bila tidak dapat menjadi vegetarian

vegan dapat memilih vegetarian lacto atau lacto-ovo keduanya relatif mudah

untuk memenuhi kebutuhan gizi karena masih diperbolehkan mengkomsumsi

telur dan susu beserta olahannya. Tips dan trik mudah yang dapat dijadikan

pedoman, terutama pada tahap awal menjadi vegetarian sejati:

a. Membeli buku-buku resep masakan khusus untuk para vegetarian sehingga

makanan dapat dibuat sendiri di rumah tanpa perlu pergi ke restoran.

b. Pilihlah beberapa meu yang disukai dan mudah dimasak,

bereksperimenlah dengan bahan-bahan yang da untuk menemukan resep

yang baru.

c. Biasakan diri untuk selalu serapan. Dengan serapan keinginanan memakan

makanan berdaging dapat dikendalikan. Selain itu serapan juga dapat

mencegah keinginan mengkomsumsi makanan secara berlebih pada waktu

siang dan malam akibat lapar di pagi hari. Namun sebaiknya jangan hanya

mengkomsumsi roti dan kopi atau kopi dan sereal, usahakan makan

makanan bergizi lengkap untuk menambah energi di awal hari karena

antara makan pagi dan siang cukup lama.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
d. Identifikasikan situasi-situasi yang mendorong keinginan untuk cenderung

mengkomsumsi daging.

e. Sebaiknya tidak meletakkan makanan (terutama yang mengandung bahan

pangan hewani) ditempat yang mudah terlihat.

f. Makanlah makanan yang ber serat dan bergizi secara bervariasi. Hal

inidapat mencegah terjadinya anemia, kekurangan vitamin B12 dan

kekurangan protein.

g. Porsi makan sehari-hari harus konsisten , tidak kurang dan tidak berlebih.

h. Gunakan produk makan pengganti daging yang tidak kala lezatnya

misalnya gulten sehingga nikmatnya makan daging tetap dapat dirasakan

miskupun hanya tiruan.

i. Tetaplah lakukan aktivitas fisik seperti rutin berolahraga meskipun ringan

seperti berjalan-jalan, dapat membuat tubuh menjadi lebih bugar dan dapat

mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan terkena tekanan darah

tinggi.

j. Komsumsilah makanan yang terdapat vitamin B12 yakni dengan

mengkomsumsi suplemen tetapi tidak boleh berlebihan karena dapat

menyebabkan masalah kesehatan terutama pada para vegan.

4. 9. Contoh Makanan Vegetarian

a. Nasi Goreng

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Gambar 12 . Nasi Goreng

Campuran nasi goreng yang dihidangkan hanya sederhana yakni dengan

mengganti telur dan daging dengan Gulten, jagung dan menambahkan tomat serta

timun sebagai penghiasnya untuk menambahkan selera.

b. Mie

Gambar 13 . Mie Goreng

Sama halnya dengan nasi goreng, penyajian mie goreng ini juga tidak

menggunakan telur atau produk hewani lainnya. Namun di ajurkan agar tidak

mengkomsumsinya terlalu banyak, karena mie banyak mengandung lemak.

c. Gulten

Makanan penganti daging ini sangatlah tidak beda rasanya dengan daging

sapi, penyajian gulten ini dicampur dengan bumbu-bumbu daging dari produk

hewani lainnya yang biasa di buat oleh orang awam kebanyakkan.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Gambar 14. Gulten

d. Jamur

Gambar 15 . Jamur

Rasa jamur sama halnya dengan rasa daging ayam. Penyajian jamur ini

dibuat dengan campuran tepung.

Masih banyak lagi contoh makanan vegetarian yang sering dihidangkan

seperti tahu, tempe dan jenis-jenis sayuran lainnya. Contoh makanan yang di

paparkan diatas merupakan makanan yang disediakan di restoran yang ada di

Vihara Maitreya Medan. Makanan yang disediakan ternyata tidaklah terlalu mahal

seperti kebanyakan restoran lainnya.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Gambar 16 . Menu Vegetarian

Ini merupakan menu makanan penulis saat mencoba makanan vegetarian

di Restoran Vihara Maitreya Medan. Penyediaan makanan disana sangat banyak

dan sistem ambil sendiri makananya.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
BAB V

Kelemahan Vegetarian dari Segi Kedokteran

Nurheti Yuliaarti (2008), mengatakan tidak semua penelitiaan sepakat

bahwa vegetarian adalah gaya hidup sehat. Beberapa alasan yang mendasaribahwa

hidup vegetarian bukanlah gaya hidup sehat diantaranya adalah karena dapat

mengakibatkan defisiensi nutrisi.

1. Pentingnya Pangan Hewani

Peran pangan secara fisiologis dapat dilihat dari kandungan gizi makanan

dan manfaatnya bagi kerja jaringan dan organ tubuh untuk hidup sehat, aktif, dan

cerdas. Zat gizi yang diperlukan untuk menunjang kesehatan dan kehidupan

manusia secara sederhana dikelompokkan menjadi sumber zat tenaga atau

kabohidrat dan lemak, sumber zat pembangun atau protein, serta sumber zat

pengatur atau sumber vitamin dan mineral. Dari segi asalnya makanan (pangan)

dibedakan atas pangan hewani dan pangan nabati (tumbuhan), dan makanan yang

berasal dari hewani di bedakan atas pangan hewani atas produk ternakan (asal

ternak) dan pangan hewani asal produk perikanan.

Tanpa menyampingankan manfaat pangan nabati yang sangat besar bagi

tubuh, pangan hewanipun sebenarnya sangat bagus karena mengandung protein

tinggi, lebih guna dicerna dan digunakan tubuh. Pangan hewani asal ternak punya

banyak kelebihan dari segi kandungan vitamin, mineral dan beberapa jenis zat gizi

dibandingkan dengan protein nabati. Dari segi vitamin, pangan hewani asal ternak

mempunyai keunggulan karena mengandung vitamin B12 yang penting untuk

pembentukan sel darah merah, kenormalan fungsi saraf dan kecerdasan. Dari segi

mineral, pangan hewani akan ternak punya keunggulan tertentu. Protein hewani

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
mampu mendukung pertumbuhan sel-sel organ tubuh dengan baik. Protein hewani

juga membentuk otak manusia dan sel darah merah menjadi lebih kuat dan tidak

mudah pecah. Hal ini membuat otak manusia cerdas sehingga meningkatkan

prestasi dan produktivitasnya.

1.1. Daging dan Produknya

Dalam beberapa hal daging memiliki kelebihan dibandingkan dengan

bahan makanan nabati karena merupakan sumber protein karena merupakan

sumber protein yang baik dan komposisisnya relatif mirip satu sama lain. Protein

merupakan komponen kimia terpenting yang ada dalam daging. Berbeda dari

protein nabati yang umumnya kurang lengkap sehingga daging sangat baik untuk

kesehatan terutama untuk mereka yang masih dalam masa pertumbuhan seperti

anak-anak. Protein sangat dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan

dan pemeliharaan kesehatan anak balita. Kebutuhan protein pada anak balita 2-2,5

gram perkilogram berat badan, sedangkan pada orang dewasa hanya 1 gram

perkilogram berat badan. Kelebihan lain, protein daging lebih mudah dicerna

dibandingkan dengan yang bersumberdari bahan pangan nabati. Daging juga

mengandung kolestrol. Dengan alasan kesehatan banyak orang yang antipati

terhadap kolestrol. Kolestrol memengang peran penting dan fungsi organ tubuh

dan berguna untuk menyusun empedu darah, jaringan otak, serat saraf, hati, ginjal,

dan kelenjar adrenalin. Selain itu, kolestrol juga merupakan bahan dasar

pembentukan hormon steroid, yaitu progesteron, estrogen, testosteron, dan

kortisol. Hormon-hormon tersebut diperlukan untuk mengatur fungsi dan aktivitas

biologi tubuh. Kelebihan lainnya, daging juga mengandung vitamin dan mineral

yang lebih lengkap bila dibaningkan dengan pangan nabati. Secara umum daging

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
merupakan sumber mineral, kalsium, fosfor dan zat besi serta vitamin B12, tetapi

lemah kadar vitamin C. Hati mengandung kadar vitamin A dan zat besi yang

sangat tinggi. Zat besi sangat dibutuhkan oleh anak-anak utuk pembentukan

homoglobin darah, yang berguna untuk mencegah timbulnya anemia.

1.2. Telur dan Produknya

Telur adalah makanna yang padat gizi dan telur merupakan sumber protein

hewani, sumber asam lemak tidak jenuh, sumber vitamin dan mineral yang sangat

penting. Telur sangat baik bagi anak-anak, penderita diabetes dan wanita yang

ingin sehat serta langsing. Sebagai bahan makanan, telur mempunyai beberapa

kelebihan yaitu mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh, rasanya enak,

mudah dicerna, menimbulkan rasa enak, mudah dicerna, serta dapat diolah

menjadi berbagai macam produk makanan. Dari sebutir telur ayam seberat 50

gram akan diperoleh 6,3 gram protein, 0,6 gram kabohidrat, 5 gram lemak serta

sejumlah vitamin dan mineral. Kandungan protein yang tinggi terdapat pada

kuning telur yaitu 16,5% sedangkan pada putih telur hanya 10,9 %. Komsumsi

telur sering dipakai sebagai standar untuk menilai kualitas bahan pangan lainnya.

Dalam suatu penelitian disebutkan bahwa telur memiliki nilai kegunaan protein

sebesar 100 %, sedangkan daging ayam 80%, susu 75% yang menunjukkan

bahwa komposisi asam amino dalam telur sangat lengkap dan berimbang sehingga

hampir semua dapat dipergunakan untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel yang

rusak. Hampir semua lemak dalam telur terdapat dalam kuningnya yang mencapai

32% sedangkan pada bagian putihnya sangat sedikit. Telur terutama pada bagian

kuningnya mengandung hampir semua jenis vitamin kecuali vitamin C. Telur

merupakan sumber vitamin D alami terbaik kedua setelah minyak hati ikan hiu.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Oleh karena itu telur sangat baik bagi pertumbuhan tulang anak-anak. Kandungan

mineral yang lengkap pada telur tidak disamai oleh bahan pangan tunggal yang

lain kecuali susu. Tubuh sebenarnya butuh kolestrol cukup besar yaitu 1.000 –

1.500 gram sehari. Memakan telur dua butir sehari baru didapat 400 gram

kolestrol. Lebih dari itu kolestrol dalam telur berguna untuk membentuk garam-

garam empedu yang berasl dari makanan dan diperlukan sebagai komponen

pembentukan hormon sekual.

1.3. Susus dan Produknya

Susu adalah makanan yang paling padat gizi dibandingkan dengan bahan

pangan lainnya, baik ditinjau dari segi kandungan vitamin maupun mineral.

Minum susu secara teratur dapat mempercepat penyembuhan dan juga

menyehatkan dan mencerdaskan. Susu merupakan makanan yang hampir

sempurna ditinjau dari kandungan gizinya dan merupakan makanan alami satu-

satu bagi mahluk hidup meyusui yang dilahirkan. Susu menganung protein, lemak

kabohidrat, vitamin serta mineral. Hampir 100% protein, kabohidrat dan lemak

susu dapat diserap dan digunakan oleh tubuh manusia. Meskipun kandungan

potein per 100 gram bahan dalam susu tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan

daging, ikan dan kacang-kacangan, namun protein susu mengandung asam amino

esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.

1.4. Ikan dan Produknya

Ikan terdiri dari dua berdasarkan tempat hidupnya yakni ikan air tawar dan

ikan laut. Keduanya adalah sumber protein yang sangat penting untuk

pertumbuhan tubuh. Hasil penelitian menunjukkan, ikan mengandung protein

yang berkualitas tinggi. Protein dalam ikan disusun dari asam-asam amino yang

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
dibutuhkan yubuh dalam pertumbuhan. Selian itu protein ikan sangat mudah

dicerna dan diserap. Selain ikan , sumber protein berkualitas tinggi lainnya adalah

daging unggas, telur dan susu. Oleh karena itu, ikan dan hasil produknya dapat

dimanfaatkan oleh orang-orang yang mengalami kesulitan pencernaan sebab

daging ikan mudah dicerna. Selain sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh, ikan

juga mudah didapatkan karena negara Indonesia adalah Kepulauaan. Para ahli

menemukan komposisi asam-asam amino dalam bahan makanan hewani sesuai

dengan sesuai komposisi dalam jaringan tubuh manusia. Karena kesaman ini

protein dari ikan, daging, susu, unggas, dan telur mempunyai nilai gizi yang

tinggi. Ikan sering disebut sebagai makanan untuk kecerdasan.

2. Difsiensi Nutrisi Vegetarian

2.1. Difesiensi Lemak

Bahwa mengkomsumsi lemak dapat meningkatkan kadar kolestrol darah,

meskipun demikian lemak sangat diperlukan dalam tubuh. Ada banyak manfaat

lemak bagi tubuh, diantaranya sumber kalori yang baik mengatur fisiologi tubuh

serta mengikat vitamin larut lemak seperti A, D, E, dan K. Artinya penyerapan

vitamin-vitamin tersebut akan sulit terjadi tanpa lemak, demikian juga

pengankutannya dalam pembuluh darah. Karena manfaatnya dalam tubuh sangat

besar dan harus di penuhi. Meskipun beberapa bahan pangan nabati juga

mengandung lemak, namun sebagian besar lemak terkandung didalam pangan

hewani sehingga jika kaum vegetarian tidak pandai mengatur pola makan, maka

akan mengalami defisiensi lemak.

2.2. Difesiensi Vitamin

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Vegetarian dengan tipe vegan sangat rentan terserang defesiensi vitamin

B12. Sebenarnya semua jenis vitamin B terkandung dalam sayuran hijau, biji-

bijian, padi-padian, dan sereal. Namun demikian, vitamin B12 hanya terdapat

pada makanan yang berasal dari hewan seperti hati, telur, susu, dan produk olahan

susu dan daging terutama daging sapi dan babi. Berbagai penelitian tentang

tumbuhan yang mungkin menjadi sumber vitamin B12 kini sedang dilakukan.

Vegetarian yang sebelumnya pemakan daging, diduga masih mempunyai

cadangan vitamin B12 dalam tubuhnya yang diperkirakan tidak akan habis selama

20-30 ke depan.

Vitamin D juga penting dalam pertumbuhan tulang, jika kekurangn

vitamin D akan mengakibatkan pertumbuhan dan perbaikan tulang yang

abnormal, rakitis pada anak-anak, osteomalasia pada dewasa, dan kejang otot.

Namun vegetarian yang hidup di daerah yang kaya akan sinar matahari seperti

Indonesia sebenarnya tidak mempermasalahkan lagi kebutuhan vitamin D kecuali

bagi mereka yang tidak pernah keluar rumah. Jadi, berjemur pada pagi hari dapat

menjadi solusi bagi mereka yang menjadi vegetarian.

2.3. Defisiensi Mineral

Mineral kalsium sangat penting untuk kesehatan tulang dan gigi. Kalsium

dan fosfor adalah mineral yang sangat penting untuk tubuh. Dari semua mineral,

kalsium diperlukan dalam jumlah relatif besar, kalsium sangat penting untuk

membentuk tulang, kontraksi otot dan transmisi impuls saraf. Kalsium lebih

banyak terdapat susu. Sayuran hijau misalnya sawi, bayam dan brokoli

sebenarnya cukup kaya akan kalsium. Namun ada sayuran hijau dan buah tertentu

mengandung asam oksalat, misalnya belimbing dan kol atau kubis, dapat

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
menghalangi penyerapan kalsium. Untuk mengindari defisiensi kalsium kaum

vegetarian diharapkan menghindari mengkomsumsi sayur-sayuran dan buah-

buahan yang mengandung kadar oksalat tinggi seperti kol dan belimbing. Kaum

vegetarian juga sangat rawan mengalami defisiensi zat besi karena mineral ini

banyak terdapat dalam daging terutama daging merah. Zat besi merupakan

mineral yang sangat penting untuk menghasilkan hemoglobin, yaitu sel darah

merah yang membawa oksigen keseluruh tubuh. Zat besi juga dapat ditemukan

pada berbagai jenis sayur-sayuran berwarna hijau seperti bayam. Namun

demikian, bahwa zat besi dari pangan hewan sehingga konsumsi dalam jumlah

yang sama akan lebih efektif. Ada cara yang efektif untuk meningkatkan

penyerapan zat besi yakni dengan mengkomsumsi protein yang berasal dari

hewan dan juga makan makanan yang mengandung vitamin C.

3. Menu Seimbang

Menurut Dokter Eddy. S, bahwa pilihan seseorang menjadi vegetarian atau

tidak itu tergantung kondisi dan keinginan sendiri, karena menjadi seorang

vegetarian itu tidaklah terlalu mudah. Butuh suatu proses, karena menukar

kebiasan makan daging menjadi kebiasaan makan vegatraian tidak segampang

membalikan telapak tangan. Menjadi vegetarian atau tidak sebenarnya intinya

adalah bagaimana mengatur makanan. Tubuh tidak mempermasalahkan menjadi

vegetarian atau tidak, yang penting adalah kebutuhan nutrisi dapat dipenuhi yakni

jangan kekurangan namun jangan berlebihan karena keduanya sama tidak baiknya

bagi tubuh. Setiap orang memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda, selain

umur, jenis kelamin, hamil, menyusui serta kondisi kesehatan mempengaruhi jenis

makanan yang harus dilakukan. Untuk memenuhi semua kebutuhan zat gizi bagi

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
tubuh, harus mengkomsumsi berbagai sumber bahan makanan secara bervariasi

tidak peduli apakah seseorang itu vegetarian atau non vegetarian. Maraknya

penyakit belakangan ini sebenarnya bukan karena seseorang mengkomsumsi

bahan makanan tertentu melainkan karena tingkat tingkat komsumsi minyak dan

gula yang meningkat dibandingkan yang seharusnya. Seperti mengkomsumsi gula

tidak hanya sebagai pemanis dalam berbagai minuman seperti teh, kopi, maupun

susu namum telah dikomsumsi dalam bentuk sirup, permen dan berbagai jenis kue

hingga banyak yang mengkomsumsinya dalam jumlah yang berlebihan. Tubuh

manusia yang sehat pada dasarnya memerlukan berbagai jenis zat gizi yang

terdapat dalam berbagai jenis makanan yang dapat dibagi menjadi beberapa

golongan seperti kabohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin. Selain zat gizi,

tubuh manusia yang sehat juga membutuhkan makanan yang mengandung serat

dan juga air yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Dr. Eddy. S, juga

menambahkan baik vegetarian maupun nonvegetarian harus memenuhi kebutuhan

gizi tubuh, karena berpantang bahan makanan hewani, mereka yang menjalani

hidup sebagai vegetarian harus pandai-pandai meragamkan makanannya agar

kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi meskipun tidak atau hanya sedikit

mengkomsumsi bahan makanan hewani. Secara umum makanan yang seimbang

bagi orang sehat yang dianjurkan adalah gizi yang seimbang berdasarkan piramida

makanan.

Dalam piramida makann komposisi makann yang diperlukan untuk hidup

sehat diatur yang meliputi bahan makanan yang mengandung kabohidrat, protein,

lemak, vitamin, dan mineral. Zat makanan yang tidak tercakup pada piramida

makanan namiun harus dipenuhi yakni air.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Piramida makanan non vegetarian

1. Makanan pokok sumber kabohidratb seperti padi-padian, sereal

dikomsumsi dalam jumlah paling banyak.

2. Di atas kabohidrat adalah buah dan sayur, jumlah yang dianjurkan cukup

banyak namun, lebih sedikit dari pada kabohidrat.

3. Pada tinggkat ketiga adalah kelompok makanan yang merupakan sumber

protein. Termasuk didalamnya susu dan hasil olahannya, kacang-

kacangan, daging, unggas, jumlah yang dianjurkan yang dikomsumsi lebih

sedikit dari pada sayur-sayuran dan buah-buahan.

4. Pada tingkat yang paling atas adalah kelompok minyak dan gula. Pada

tingkat ini jumlah yang dikomsumsi paling sedikit dibandingkan ketiga

jenis makanan yang lain

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Piramida makanan vegetarian

1. Pada tingkat paling bawah adalah sumber kabohidrat seperti biji-bijian

padi-padian dan hendaknya dikomsumsi dalam jumlah yang paling

banyak. Contoh makanan yang dikomsumsi adalah roti, jagung, nasi dan

sereal.

2. Pada bagian atasnya kacang-kacangan, susu serta produknya dan

makanan yang kaya akan protein. Disarankan unruk dikomsumsi dalam

jumlah yang lebih sedikit dari jumlah kabohidrat. Contoh makanan yang

bisa dikomsumsi adalah kedelai, susu kedelai, tempe, tahu, kacang tanah,

daging tiruan maupun telur, susu dan hasil olahannya seperti yoghurt dan

keju (bagi yang bukan vegan).

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
3. Pada tingkat diatasnya menunjukkan bahan makanan yang perlu

dikonsumsi dengan jumlah yang lebih sedikit dibanding bahan makanan

yang kaya protein. Yang termasuk kelompok ini adalah sayur-sayuran.

4. Tingkat berikutnya adalah berbagai jenis buah-buahan seperti pisang,

apel, anggur dan lain-lain.

5. Pada tingkat paling atas adalah makanan yang kaya akan lemak. Bagian

ini dikomsumsi hanya sedikit saja.

Olah raga yang teratur juga harus dijalankan dan menjahuhkan diri dari

minuman keras dan narkoba agar tubuh lebih sehat dan jau dari penyakit.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
BAB VI
Kesimpulan dan Saran

6. 1. Kesimpulan

Kebiasaan makan vegetarian adalah kebiasaan makan yang tidak

mengkomsumsi makanan yang berasal dari produk hewani. Umat Buddha

Maitreya merupakan masyarakat yang menganut atau salah satu kelompok yang

menerapkan vegetarian dalam kehidupan mereka sehari-hari. Menjadi seorang

vegetarian didasari dengan adanya larangan dari Buddha Maitreya untuk

memakan daging. Fungsi menjadi seorang vegetarian pada umat Buddha Maitreya

yang ada di Pematangsiantar dan Medan yakni membersihan mulut dari makanan

hewani, mendekatkan diri kepada Tuhan, mengasihi hewan dan untuk

mendapatkan pikiran yang jernih. Dari segi kesehatan vegetarian juga mempunyai

fungsi dimana semakin bertambahnya pengetahuan tentang penyakit dan asupan

makanan semakin terjaga. Umat Buddha juga memaknai vegetarian itu secara

mendalam dalam kehidupan mereka.

Pengetahuan bahan makanan yang dimakan setiap harinya Umat Buddha

Maitreya sangatlah tinggi diaman mereka dapat mengatur pola makan yang baik,

sehingga mereka mengaku jarang terkena penyakit dan defisiensi vitamin. Bagi

mereka keuntungan kebiasaan menjadi seorang vegetarian itu memiliki segudang

manfaat dilihat dari sisi kerohanian dan sisi kesehatan. Jika pun seseorang ada

yang terkena penyakit itu dapat diakibatkan karena tidak teraturnya dalam

memilih makanan dan dosa karma yang telah ada dalam dirinya. Untuk

menghilangkan dosa karma itu harus ada pertobatan.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
6. 2. Saran

Untuk menjadi sehat perlu adanya pengaturan pola makan yang baikserta

perilaku yang baik juga. Karena itu dalam rangka menjaga keseimbangan tubuh

akan nutrisi-nutrisi yang diperlukan yang diperlukan untuk kesehatan, penulis

menyarankan:

a. Menjaga pola makan yang baik dan menghindari kebiasaan makan yang

dapat mengakibatkan penyakit, dan perilaku seperti merokok dan minim

minuman alkohol serta narkoba.

b. Untuk Pemerintah agar memberikan seminar-seminar tentang kesehatan

dalam menjaga keseimbangan makanan pada masyarakat, agar masyarakat

indonesia menjadi masyarakat yang sehat bebas dari penyakit.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Azwar, dkk
1992 Antropologi Kesehatan Indonesia. Jakarta: EGC
Aminuddin
2001 Semantik Pengantar Studi Tentang Makna.
Bandung: Sinar Baru Algensindo
Bagun, A
2003 Vegetarian, Pola Hidup Sehat. Jakarta: Ageromedia
Cecep
2005 Tata Ruang Masyarakat Baduy. Jakarta:
Wedayatama Widya Sastra
Chang, Hendry
1997 Makanan Organik Hidup Sehat dengan Kembali ke
Alam. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Chaw, Peggy
1990 Hidangan Vegetaris. Bandung: Indonesia Publising
House
Che Kuang, Wang
2006 Apa yang Salah dengan Makanan Daging?. Medan:
DPD Mapanbumi Buddha Maitreya
Buddha Maitreya. Medan: DPD Mapanbumi
Buddha Maitreya
2007 Tuntunan Buddha Maitreya. Medan: DPD
Mapanbumi Buddha Maitreya
Foster-Anderson
2005 Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI-Press.
Geertz, Clifford
1992 Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta: Kanisius
Karsono, dkk
2002 Agama dan Upacara. Jakarta: Grolier
Koentjaranigrat
1981 Pengantar Ilmu Antropolog. Jakarta: PT. Rineka
Cipta

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Moleong , J. Lexy
2006 Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja-Rosda Karya Offse
Ngafenan, Mohammad
1996 Gaya Hidup Sehat Vegetarian. Solo: CV Aneka
Saifuddin, A
2008 Antropologi Kontemporer Suatu Pengantar Kritis
Mengenai Paradigma.Jakarta:Kencana
Sachari, Agus
2007 Budaya Visual Indonesia. Jakarta: Erlangga
Setiono, Kusdwiratri, dkk
1998 Manusia, Kesehatan dan Lingkungan. Bandung:
Alumni

Sumber dari Internet


http://pebipurwosuseno.wordpress.com/2007/10/28/global-warming-dan-
penyakit-hewan/

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Lampiran

INTERVIEWGUIDE
No Isu Utama Variabel Aspek/ Metode Sumber
Parameter Informasi
1. Gambaran • Sejarah wilayah
Umum Lokasi • Letak geografis
a. Wilayah/ dan • Keadaan alam Wawancara Masyarakat dan
permuki Keadaan • Identifikasi dan Observasi BPS
man Alam batas-batas
pendudu wilayah
duk

• Sejarah Vihara
b. Vihara Lokasi dan agama
Buddha dan Buddha Wawancara Tokoh agama
Maitreya Kondisi Maitreya dan Observasi Buddha Maitreya
• Letak geografis

2. Vegetarian A. Penge Pengertian


rtian vegetarian, sehat,
dan penyakit Wawancara Umat Penganut
menurut umat dan Observasi Ajaran Buddha
penganut ajaran Maitreya
Buddha Maitreya

B. Maka • Bagaimana
na kebiasaan
dan makan
fungsi mempengaruhi
aktifitas mereka
• Bagaimana
mereka Wawancara Umat Penganut
memaknai dan Observasi Ajaran Buddha
kebiasaan Maitreya
makan tersebut
• Adakah fungsi
dan makna
bervegetarian
selain alasan
agama

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
C. Daya • Apakah ada
tahan keuntungan dan
tubuh kerugian
bervegetarian
• Penyakit yang
sering dialami Wawancara Umat Penganut
oleh umat dan Observasi Ajaran Buddha
selama Maitreya
bervegetarian
• Apakah umat
sering
memeriksakan
diri kedokter
D. Penga • Bagaimana
turan mereka memilih
dan menu sehari-
pemil hari
ihan • Apakah ada
maka kesulitan dalam
nan memilih serta
mengatur menu
makanan dalam
keluarga
• Apakah dengan
bervegetarian
sudah Wawancara Umat Penganut
mencukupi dan Observasi Ajaran Buddha
kebutuhan akan Maitreya
nutrisi tubuh
• Adakah
suplemen dalam
memenuhi
nutrisi yang
tidak ada dalam
makanan
bervegetarian
• Adakah
pengaturan
dalam
bervegetarian
serta pemilihan
bahan makanan
dilihat dari
faktor usia dan
kondisi

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
E. Fakto Pengaturan dan
r usia pemilihan makanan
dan pada:
kondi - Ibu hamil
si - Anak-anak Wawancara Umat Penganut
- Dewasa dan Observasi Ajaran Buddha
- Lanjut usia Maitreya
- Sakit

F. Kasus Apakah ada


- kasus-kasus/
kasus/ kondisi
kondi kesehatan pada
si masyarakat
keseh yang berasal Wawancara Umat Penganut
atan dari gen dan Observasi Ajaran Buddha
(mengidentifika Maitreya
sikan riwayat
kesehatan)

G. Tips Bagaimana Wawancara Umat Penganut


berve langkah/ tips yang dan Observasi Ajaran Buddha
getari dapat dilakukan Maitreya
an untuk menjadi
vegetarian
3. Kedokteran Vegetari Kelemahan serta Wawancara Ahli Gizi
an kelebihan
vegetarian dilihat
dari ilmu
kedokteran.

Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.

Anda mungkin juga menyukai