Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM


KEPERAWATAN ANAK
“Menghitung Balance Cairan (Intake Dan Output), Perawatan Infuse Dan
Perawatan Kateter”

PEMBIMBING :

AMELLIA MARDHIKA, S.Kep., Ns., M.Kes.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 11

1. RIRIS AYUNI FIRDHA (151811913001)


2. AFIDA TRI WAHYUNINGTYAS (151811913106)
3. APRILIA AYU KARTIKA (151811913044)
4. SABELA RAMADHAN R.G. (151811913115)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
MATA KULIAH KEPERAWATAN ANAK

Makalah ini diajukan oleh :

Kelompok 11

1. Riris Ayuni Firdha (151811913001)


2. Afida Tri Wahyuningtyas (151811913106)
3. Aprilia Ayu Kartika (151811913044)
4. Sabela Ramadhan R.G. (151811913115)

Program Studi : DIII Keperawatan


Judul Makalah : Laporan Pendahuluan Praktikum Keperawatan
Anak Menghitung Balnce Cairan (Intake dan
Output), Perawatan Infuse, dan Perawatan Kateter.

Disetujui dan Disahkan Oleh

Pembimbing

(Amellia Mardhika, S.Kep.,Ns., M.Kes.)


NIP. 198509012009022012

ii
HALAMAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini Ketua Kelompok 11 :


Nama : Riris Ayuni Firdha
NIM : 151811913001
Program Studi : DIII Keperawatan
Fakultas : Vokasi

Dengan ini menyatakan bahwa penulisan Makalah Laporan Pendahuluan


Praktikum Keperawatan Anak tentang Menghitung Balance Cairan (Intake Dan
Output), Perawatan Infuse Dan Perawatan Kateter adalah asli karya kami
berdasarkan hasil pemikiran dan menggunakan literatur yang sesuai dengan topik
kami. Jika terdapat karya orang lain, kami mencantumkan sumber yang jelas.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka kami bersedia menerima sanksi.
Lamongan, 22 Februari 2020

Mengetahui, Yang menyatakan,


Dosen Keperawatan Anak
DIII Keperawatan Fakultas Vokasi
Universitas Airlangga

Amellia Mardhika, S.Kep.,Ns., M.Kes. Riris Ayuni Firdha

KATA PENGANTAR

iii
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Laporan Pendahuluan Praktikum Keperawatan Anak
Menghitung Balance Cairan (Intake Dan Output), Perawatan Infuse Dan
Perawatan Kateter ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Dan kami berterima kasih pada Ibu Amellia Mardhika, S.Kep.Ns., M.Kes. selaku
dosen mata kuliah Keperawatan Anak yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran, dan usulan demi perbaikan tugas yang telah kami buat mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga tugas ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan. Terima kasih.

Lamongan, 22 Februari 2020

Penulis

DAFTAR ISI

iv
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................2
1.4 Manfaat...................................................................................................2
BAB II PROSEDUR TINDAKAN.......................................................................3
2.1 Pengertian...............................................................................................3
2.2 Indikasi...................................................................................................6
2.3 Kontra Indikasi.......................................................................................6
2.4 Manfaat..................................................................................................7
2.5 Persiapan Alat........................................................................................7
2.6 Persiapan Pasien.....................................................................................7
2.7 Persiapan Lingkungan............................................................................8
2.8 Prosedur Tindakan.................................................................................8
2.9 Terminasi.............................................................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
3.1 Kesimpulan...........................................................................................11
3.2 Saran......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan dasar pada manusia menurut Abraham Maslow, yaitu
Teori Hierarki Kebutuhan yang menyatakan bahwa setiap manusia
memiliki lima kebutuhan dasar, salah satu diantaranya adalah kebutuhan
fisiologis, merupakan kebutuhan paling dasar pada manusia antara lain
pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan (minuman),
intake dan output (nutrisi/makanan), eliminasi, istirahat dan tidur,
aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, serta seksual.
Menurut Agustin (2018) Cairan dan elektrolit sangat penting untuk
mempertahankan keseimbangan atau homeostasis tubuh. Anak sakit dapat
mengalami gangguan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang dapat
mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan
tubuh terbagi dua yakni edema/hipervolemik dan dehidrasi /hipovolemik.
Selanjutnya Potts & Mandleco (2012) menjelaskan bahwa
kehilangan cairan pada bayi dan anak-anak tetap menjadi prioritas yang
harus ditangani segera, hal ini diakibatkan karena bayi dan anak-anak
memiliki luas permukaan tubuh yang relatif besar daripada orang dewasa,
memiliki tingkat metabolism basal (BMR) lebih tinggi dari orang dewasa.
Alexander et al (2010) dalam Wayunah (2013) menyebutkan
bahwa terapi infus merupakan tindakan yang paling sering dilakukan pada
pasien yang menjalani rawat inap sebagai jalur terapi intravena (IV),
pemberian obat, cairan, dan pemberian produk darah, atau sampling darah.
Upaya yang dapat dilakukan agar kebutuhan cairan dapat terpenuhi
yaitu memberikan asupan cairan sesuai dengan kebutuhan dengan cara
menghitung balance cairan anak. Agar dapat melakukan perhitungan
balance cairan anak, kita harus monitoring intake dan output cairan anak
termasuk di dalamnya melaksanakan perawatan infus dan kateter pada
anak yang sedang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit. Perawatan tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa infus

Menghitung Balance Cairan (Intake Dan Output), Perawatan Infuse Dan Perawatan Kateter
1
dan kateter pada anak dalam keadaan yang bersih sehingga tidak ada
kuman ataupun bakteri yang menempel sehingga mencegah terjadinya
infeksi.
Oleh sebab itu, dalam makalah ini penulis menjelaskan tentang
perhitungan balance cairan (intake dan output), perawatan infus, dan
perawatan kateter pada anak yang sangat diperlukan sebagai pedoman
dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada anak yang mengalami
gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dengan baik.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Memenuhi penugasan mata kuliah Keperawatan Anak
Menghitung Balance Cairan (Intake dan Output), Perawatan Infuse
dan Perawatan Kateter

1.2.2 Sebagai pedoman untuk mempertahankan kehidupan dan


kesejahteraan pasien

1.3 MANFAAT
1.3.1 Menambah pengetahuan cara meghitung balance cairan (intake dan
output)
1.3.2 Menambah pengetahuan cara perawatan infuse
1.3.3 Menambah pengetahuan cara perawatan kateter
1.3.4 Sebagai pedoman perawat dalam melakukan tindakan menghitung
balance cairan (intake dan output), perawatan Infuse dan perawatan
kateter

Menghitung Balance Cairan (Intake Dan Output), Perawatan Infuse Dan Perawatan Kateter
2
BAB II
PROSEDUR TINDAKAN

2.1 Pengertian
Ika (2017) menjelaskan bahwa secara umum penatalaksanaan
cairan dan elektrolit bisa enteral maupun parenteral. Berbeda dengan
dewasa, pada penderita anak lebih mudah terjadi gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit. Karena itu diperlukan pemahaman prinsip-prinsip
fisiologi. Air merupakan komponen terbesar dan pelarut terpenting dari
tubuh kita, dinyatakan dalam persen berat badan dan besarnya berubah
menurut umur. Cairan tubuh terbagi dalam dua kompartemen yaitu
intraseluler dan ekstraseluler. Ekstraseluler terbagi dalam ruang interstisial
dan intravaskuler. Pada fetus, ekstraseluler lebih banyak dari intraseluler,
dan ekstraseluler menurun seiring pertambahan usia. Komposisi elektrolit
berbagai kompartemen tidak sama. Na+ merupakan kation utama
ekstraseluler dan aktif secara osmotik menjaga volume intravaskuler dan
interstisial. K+ merupakan kation utama intraseluler, berperanan menjaga
osmolalitas intrasel dan memelihara volume sel. K+ penting untuk
membangkitkan sel-sel saraf dan otot, bertanggung jawab terhadap
kontraktilitas otot (bercorak maupun polos) terutama otot jantung.
Berikutnya Ika (2017) juga menerangkan bahwa intake dirangsang
oleh rasa haus sebagai respon kurang air (hipertonik) melalui
osmoreceptor di midhipotalamus, pankreas dan vena porta hepatika.
Hipovolemi dan hipotensi juga merangsang haus melalui baroreceptor di
atrium dan pembuluh darah besar, atau melalui peningkatan angiotensin II.
Excretion atau pengeluaran air dapat berupa kehilangan cairan insensible
(+30%), air kemih melalui ginjal (+60%) dan sedikit cairan tinja (+10%).
Ini menggambarkan jumlah yang harus diminum perhari untuk
mempertahankan keseimbangan cairan. Kehilangan insensible bisa melalui
kulit (2/3) dan paru (1/3), tergantung faktor-faktor yang mempengaruhi
energy expenditure (tidak tergantung keadaan cairan tubuh). Ini berbeda
dengan kehilangan cairan melalui keringat (sensible water and electrolyte

Menghitung Balance Cairan (Intake Dan Output), Perawatan Infuse Dan Perawatan Kateter
3
losses) yang biasanya terjadi bila suhu tubuh dan / lingkungan meningkat,
diatur oleh sistem syaraf otonom. Pengeluaran air kemih penting untuk
mengatur osmolalitas dan komposisi ekstraseluler. Jumlah dan kadar urine
dikendalikan oleh axis neurohypophyseal-renal, yaitu Antidiuretic
Hormone (ADH).
Menurut Ika (2017) keseimbangan cairan dan elektrolit harus
dimonitor dengan ketat di PICU. Anak-anak memerlukan cairan dan
elektrolit relatif lebih banyak dari pada dewasa, karena itu mudah terjadi
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Kebutuhan perhari
didasarkan pada : IWL + urin + cairan tinja. Pada pasien dengan kesulitan
kompensasi terhadap kelebihan atau kekurangan cairan dan elektrolit
(misalnya: kelainan jantung, ginjal) harus dilakukan perhitungan secara
ketat/titrasi. Demikian juga adanya faktor-faktor yang bisa
mengurangi/meningkatkan kebutuhan cairan, harus diperhitungkan.
Perkiraan kebutuhan elektrolit perhari didasarkan pada kebutuhan
metabolisme, atau didasarkan pada kebutuhan cairan perhari:
 Natrium : 2 – 3 mEq/100mlH2O/hari.
 Kalium : 1 – 2 mEq/100mlH2O/hari.
 Klorida : 2 – 3 mEq/100mlH2O/hari.

Pardede, dkk (2016) Kebutuhan air pada anak untuk setiap


kilogram berat badannya pun lebih banyak dibanding orang dewasa. Ada
beberapa aspek yang menyebabkan hal tersebut, di antaranya : luas
permukaan tubuh anak relatif lebih besar sehingga kehilangan air melalui
kulit lebih banyak, fungsi konsentrasi air kemih oleh ginjal yang belum
sempurna, dan frekuensi nafas yang lebih cepat. Air juga sangat
dibutuhkan dalam proses pertumbuhan. Pertumbuhan anak menyebabkan
perbedaan berat dan tinggi badan, serta perubahan distribusi air dan zat
yang terlarut di dalam tubuh. Perubahan status hidrasi pada anak dapat
dipengaruhi oleh aktivitas fisik, lingkungan, dan pola makan setiap anak.
Tubuh berupaya mempertahankan volume plasma dan kondisi homeostasis
untuk mencapai keadaan status hidrasi normal, yaitu euhidrasi.

Menghitung Balance Cairan (Intake Dan Output), Perawatan Infuse Dan Perawatan Kateter
4
Air dalam tubuh berasal dari makanan, minuman, dan hasil
metabolisme. Air yang berasal dari makanan dan minuman akan
diabsorpsi pada saluran cerna dan selanjutnya terdistribusi dalam
kompartemen dalam sel (intraseluler) dan luar sel (ekstraseluler). Pada
anak, distribusi cairan ekstraseluler lebih tinggi dibandingkan intraseluler
dan seiring berkembangnya usia, cairan ekstraseluler akan berkurang
secara relatif dikarenakan peningkatan protein dan mineral dan penurunan
komposisi air dalam masa lemak bebas. Pengaturan cairan dalam tubuh
secara keseluruhan ditentukan oleh jumlah asupan dan eksresi cairan, serta
diatur oleh sistem hormonal tubuh. Ekskresi cairan terutama terjadi
melalui saluran kemih, kulit, saluran nafas, dan saluran cerna.
Kebutuhan air pada anak ditentukan dengan berbagai metode,
tetapi yang sering digunakan adalah berdasarkan usia (Tabel 1) dan berat
badan (Tabel 2). Keadaan tertentu memengaruhi besarnya kebutuhan air
pada anak, seperti perubahan suhu, aktivitas fisik, dan yang lainnya
sehingga dibutuhkan asupan air yang lebih banyak.

Menghitung Balance Cairan (Intake Dan Output), Perawatan Infuse Dan Perawatan Kateter
5
Keterangan
Contoh penerapan formula tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bila berat badan anak adalah 8 kg, maka kebutuhan air dalam 24 jam adalah
800 mL
2. Bila berat badan anak adalah 15 kg, maka kebutuhan air dalam 24 jam adalah
1250 mL
3. Bila berat badan anak adalah 30 kg, maka kebutuhan air dalam 24 jam adalah
1700 mL
Selanjutnya menurut Irianto (2015) perawatan infus merupakan tindakan
yang diberikan perawat kepada pasien yang telah dilakukan pemasangan infus
sesuai prosedur guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Sedangkan Perdana, dkk (2017) menjelaskan perawatan kateter merupakan
tindakan keperawatan pada pasien yang tidak menggunakan kateter untuk
mencegah terjadinya infeksi dan menjaga kebersihan organ genetalia.
Ukuran Kateter :
1. Anak : 8-10 french (fr)
2. Wanita : 14-16 fr
3. Laki-laki : 16-18 fr

2.2 Indikasi
2.2.1 Indikasi Perawatan Infus Anak
- Pada anak yang mendapatkan terapi infus
2.2.2 Indikasi Perawatan Kateter Anak
- Pada anak yang terpasang kateter

2.3 Kontra Indikasi


2.3.1 Kontra Indikasi Perawatan Infus
Tidak ada
2.3.1 Kontra Indikasi Perawatan Kateter
Tidak ada

Menghitung Balance Cairan (Intake Dan Output), Perawatan Infuse Dan Perawatan Kateter
6
2.4 Manfaat
2.4.1 Manfaat Perawatan Infus pada Anak
1. Perawatan infus dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi
2. Memastikan bahwa perban/kassa dalam keadaan tidak kotor dan
rapi
3. Memberi rasa nyaman pada pasien
2.4.2 Manfaat Perawatan Kateter pada Anak
1. Perawatan kateter dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi
2. Memastikan bahwa kateter dalam keadaan baik
3. Memberi rasa nyaman pada pasien

2.5 Persiapan Alat


2.5.1 Persiapan Alat Perawatan Infus pada Anak
1. Kasa steril
2. Sarung tangan steril
3. Gunting plester
4. Hypavix
5. Alkohol 70% dalam tempatnya
6. Bengkok

2.5.2 Persiapan Alat Perawatan Kateter pada Anak


1. Handscoon bersih
2. Cairan antiseptic

2.6 Persiapan Pasien


2.6.1 Persiapan Pasien Perawatan Infus
1. Memberi salam pada pasien
2. Memperkenalkan diri dan tanyakan identitas pasien
3. Menjelaskan tindakan yang dilakukan, tujuan tindakan, prosedur
tindakan, keuntungan dan kerugian apabila tindakan tersebut tidak
dilakukan
4. Mengatur posisi pasien
2.6.2 Persiapan Pasien Perawatan Kateter
1. Memberi salam pada pasien

Menghitung Balance Cairan (Intake Dan Output), Perawatan Infuse Dan Perawatan Kateter
7
2. Memperkenalkan diri dan tanyakan identitas pasien
3. Menjelaskan tindakan yang dilakukan, tujuan tindakan, prosedur
tindakan, keuntungan dan kerugian apabila tindakan tersebut tidak
dilakukan
4. Mengatur posisi pasien

2.7 Persiapan Lingkungan


2.7.1 Persiapan Lingkungan Perawatan Infus
1. Menjaga privasi pasien dengan menutup gorden jendela, pintu
memasang penyekat tempat tidur
2. Mengatur tempat tidur pasien senyaman mungkin
2.7.2 Persiapan Lingkungan Perawatan Kateter
1. Menjaga privasi pasien dengan menutup gorden jendela, pintu
memasang penyekat tempat tidur
2. Mengatur tempat tidur pasien senyaman mungkin

2.8 Prosedur Tindakan


2.8.1 Perhitungan Balance Cairan pada Anak
Rumus Menghitung :

Balance Cairan = Intake Cairan – Output Cairan

- Intake cairan : bisa berupa asupan cairan oral (makanan dan minuman),
enteral (NGT), parenteral (Infus), dan air metabolisme.
- Output cairan : bisa berupa IWL, urin, cairan tinja, muntah.
Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk
menentukan Air Metabolisme, menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid
Teraphy Bunko do (1995) dari PT. Otsuka Indonesia yaitu:

Usia Balita (1-3 Tahun) : 8 cc/kgBB/Hari


Usia 5-7 Tahun : 8-8,5 cc/kgBB/Hari
Usia 7-11 Tahun : 6-7 cc/kgBB/Hari
Usia 12-14 Tahun : 5-6 cc/kgBB/Hari

Menghitung Balance Cairan (Intake Dan Output), Perawatan Infuse Dan Perawatan Kateter
8
 Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 – usia anak
dalam tahun) x cc/kgBB/hari
 Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc – 1 cc/kgBB/hari

2.8.2 Prosedur Tindakan Perawatan Infus


1. Cuci tangan 6 langkah (standar WHO)
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Mengatur posisi pasien (tempat tusukan infus terlihat jelas)
4. Membasahi plester dengan alkohol dan buka balutan
5. Membersihkan bekas hypavix
6. Menutup dengan kassa steril
7. Memasang hypavix penutup dan tulis tanggal pemasangan infus
8. Bereskan alat
9. Cuci tangan sesuai standar WHO
10. Pendokumentasian

2.8.3 Prosedur Tindakan Perawatan Kateter


1. Berikan salam dan memperkenalkan diri.
2. Jelaskan prosedur kepada klien dan tawarkan apabila pasien ingin
bertanya.
3. Berikan privasi klien.
4. Mencuci tangan
5. Memakai handscoon bersih
6. Bersihkan daerah meatus dengan cairan antiseptik
7. Bersihkan ujung kateter dekat meatus dengan cairan antiseptik
8. Pastikan kantong penampung urin tidak menyentuh lantai
9. Mengosongkan kantong urin setiap 8 jam sekali atau lebih sering
jika urin terdapat dalam volume besar
10.Pastikan selang tidak menekuk atau terpilin
11.Pertahankan sambungan diantara kateter dan pipa kantong air
kencing tertutup (System Drainase Tertutup)

12.Lepaskan handscoon dan cuci tangan


13.Dokumentasikan tindakan

Menghitung Balance Cairan (Intake Dan Output), Perawatan Infuse Dan Perawatan Kateter
9
2.9 Terminasi
1. Evaluasi respon dan kondisi pasien
2. Simpulkan hasil tindakan dan dokumentasikan
3. Lakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
4. Cuci tangan

Menghitung Balance Cairan (Intake Dan Output), Perawatan Infuse Dan Perawatan Kateter
10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam memenuhi kebutuhan cairan anak diperlukan adanya


perhitungan balance cairan agar asupan cairan anak dapat terpenuhi dengan
baik. Perhitungan balance cairan dapat terlaksana dengan memperhatikan
intake dan output cairan anak. Dibutuhkan perawatan infus dan perawatan
kateter pada pasien anak dengan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit. Perawatan Infus adalah tindakan yang diberikan perawat kepada
pasien yang telah dilakukan pemasangan infus sesuai prosedur guna
menghindari terjadinya infeksi. Sedangkan perawatan kateter adalah suatu
tindakan keperawatan dalam memelihara kateter dengan antiseptik untuk
membersihkan ujung uretra dan selang kateter bagian luar serta
mempertahankan kepatenan posisi kateter. Perawatan kateter yang baik
dapat menunda bahkan mencegah terjadinya infeksi saluran kemih akibat
pemasangan kateter.

3.2 Saran
Pemahaman tentang perhitungan balance cairan (intake dan output),
perawatan infus, dan perawatan kateter pada anak yang sangat penting bagi
perawat sebagai pedoman dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada
anak yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
dengan baik.

Menghitung Balance Cairan (Intake Dan Output), Perawatan Infuse Dan Perawatan Kateter
11
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, D.A. 2018. Penerapan Model Konservasi Levine pada Pemenuhan


Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Anak yang Dirawat. IJONHS. 3(1) : 19-24.
Ika. 2017. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Surabaya :
Universitas Airlangga.
Irianto. 2015. Standar Prosedur Operasional Perawatan Infus. RSUD Puri
Husada Tembilahan.
Pardede, dkk. 2016. Konsensus Kebutuhan Air pada Anak Sehat. Jakarta : Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Perdana, Melyza dkk. 2017. Hubungan Pelaksanaan Perawatan Indwelling
Kateter dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih. 1(1). Yogyakarta :
Fakultas Kedokteran.
Potts & Mandleco. (2012). Pediatric Nursing Caring For Children and Their
Families. Third edition. Delmar: USA.
Wayunah, dkk. 2013. Pengetahuan Perawat Tentang Terapi Infus Memengaruhi
Kejadian Plebitis dan Kenyamanan Pasien. Jurnal Keperawatan Indonesia.
16(2) : 128-137.

Menghitung Balance Cairan (Intake Dan Output), Perawatan Infuse Dan Perawatan Kateter
12

Anda mungkin juga menyukai