LP Ca Colon
LP Ca Colon
PENDAHULUAN
1
menempati urutan nomor tiga (Globocan IARC, 2012), kenaikan tajam yang
diakibatkan oleh perubahan pada diet orang Indonesia, baik sebagai konsekuensi
peningkatan kemakmuran serta pergeseran ke arah cara makan orang Barat
(Westernisasi) yang lebih tinggi lemak serta rendah serat.
BAB II
TINJAUAN
TEORI
2.1 DEFINISI
3
pada jaringan ephitelial dari colon/rectum. Umumnya tumor kolorektal
adalah adenokarsinoma yang berkembang dari polip adenoma (Wijaya
dan Putri, 2013).
4
2.2 ANATOMI FISIOLOGI
Diyono (2013).
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
5. Kebiasaan merokok.
11. Infeksi virus tertentu seperti HPV (Human Papiloma Virus) turut andil
dalam terjadinya kanker kolon.
12. Kontak dengan zat-zat kimia tertentu. Misalnya logam berat, toksin,
dan ototoksin serta gelombang elektromagnetik.
2.5 PATOFISIOLOGI
Kanker kolon dan rektum (95 %) adenokarsinoma (muncul dari
lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi
ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas kedalam
struktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan
menyebar kebagian tubuh yang lain (paling sering ke hati) Japaries, 2013.
Pertumbuhan kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi
penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus
serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan
abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain. Prognosis relativ baik
bila lesi terbatas pada mukosa dan submukosa pada saat reseks dilakukan,
dan jauh lebih jelek telah terjadi mestatase ke kelenjr limfe (Japaries,
2013).
2.7 KOMPLIKASI
Komplikasi paling umum dari kanker kolorektal adalah kanker yang
menjalar ke bagian tubuh lainnya. Komplikasi bisa muncul akibat proses
pengobatan. Komplikasi tersebut antara lain:
Retensi urine;
Kebocoran dari lokasi bedah;
Nyeri;
Reaksi alergi kulit atau sensasi terbakar;
Penyumbatan mekanis (penyempitan);
Perdarahan dan radionekrosis (kerusakan jaringan akibat energi radiasi);
Mual dan muntah;
Diare;
Ketidakmampuan untuk melawan infeksi;
Reaksi alergi.
3.1 PENGKAJIAN
Pengkajian yang dapat dilakukan menurut wijaya dan putri
(2013), diantaranya adalah sebagai berikut :
10. Pengkajian
a. Data Demografi
1) Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, merasa
gelisah dan ansietas, tidak tidur semalaman karena diare,
pembatasan aktivitas / kerja sehubungan dengan efek proses
penyakit.
2) Pernafasan : nafas pendek, dispnea (respon terhadap nyeri
yang dirasakan) yang ditandai dengan takipnea dan frekuensi
menurun.
3) Sirkulasi
5) Eliminasi
6) Makan / Cairan
9) Keamanan
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Rencana Tindakan:
4) Bantu pasien melakukan latihan rentang gerak dan dorong ambulasi dini,
hindari duduk lama
Rasional :
Menurunkan kekakuan otot/sendi.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan cairan dapat terpenuhi
Kriteria Hasil :
Asupan cairan terpenuhi
Rencana tindakan :
1) Catat masukan dan haluaran, mencakup muntah, yang akan menyediakan data
akurat tentang keseimbangan cairan
Rasional :
indicator langsung dari hidrasi/perfusi organ dan fungsi, memberikan
pedoman untuk penggantian cairan
2) Batasi masukan makanan oral dan cairan untuk mencegah muntah.
Rasional :
Memberikan pasien makanan cairan sesuai kebtuhan, pemberian makanan
dan cairan rterlalu banyak dapat memperberat kerja usus
3) Berikan antiemetik sesuai indikasi
Rasional :
Pemberian cairan hangat yang adekuat dapat memenuhi kebutuhan pasien
secara adekuat
4) kaji status hidrasi
Rasional :
penurunan turgor kulit, membrane mukosa kering, urine pekat, serta
peningkatan berat jenis urine dilaporakan.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diare dapat berkurang
Kriteria hasil :
- Darah pada feses berkurang
- Muntah berkurang
- Frekuensi bab berkurang
Rencana Tindakan
1) Identifikasi penyebab diare (mis.inflamamsi gastrointestinal,efek obat-
obatan,ansietas)
Rasional :
Penyebab diare dapat diketahui dan untuk tindakan selanjutnya
2) Monitor warna. Volume, frekuensi dan konsistensi tinjs
Rasional :
Untuk mengetahui konsistensi tinja
3) Monitor jumlah pengeluaran diare
Rasional :
Untuk menentukan serius atau tidaknya diare pasien
4) Berikan asupan cairan oral ( mis.larutan gula garam,oralit)
Rasional :
Agar pasien tidak lemas dan tidak kekurangan cairan