Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA

Original Research Paper

Pelatihan Pembuatan Preparat Kromosom Politen Drosophila Melanogaster


Pada Guru-Guru Biologi Di Lombok Barat

I Gde Mertha1*, Ahmad Raksun 1, Syachruddin AR1, Syamsul Bahri1


1
Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Mataram, Mataram Indonesia

DOI: https://doi.org/10.29303/jpmpi.v3i2.522
Sitasi:. Mertha. I. G., Raksun, A., Syachruddin, A. R. & Bahri, S. (2020). Pelatihan Pembuatan Preparat Kromosom
Politen Drosophila Melanogaster Pada Guru-Guru Biologi Di Lombok Barat. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan
IPA, 3(2)

Article history Abstract: Genetika sesungguhnya merupakan topik sains yang sangat
Received: 25 Oktober menarik dan penting untuk diajarkan di sekolah karena berhubungan erat
Revised: 15 Nopember dengan penurunan sifat sehingga menjadi dasar pengembangan ilmu biologi
Accepted: 29 Nopember dan ilmu lain yang tekait dengan biologi. Keterbatasan keterampilan guru
dalam menyiapkan materi praktikum kromosom merupakan salah satu
*Corresponding Author:
kendala dalam pembelajaran genetika, sehingga konsep genetika yang
I Gde Mertha,
Program Studi Pendidikan disampaikan di kelas belum terintegrasi dengan praktikumnya. Oleh sebab
Biologi, Universitas Mataram, itu teknik pembuatan preparat kromosom dan pengamatannya perlu
Mataram, Indonesia. dikuasai guru-guru biologi. Kegiatan pengabdian ini telah dilaksanakan di
Email: SMA Negeri 1 Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Tujuan pengabdian ini
igdemertha@yahoo.co.id adalah memberikan pendampingan praktikum teknik isolasi kelenjar saliva
Drosophila melanogaster sebagai sumber kromosom dan pendampingan
praktikum preparasi kelenjar tersebut untuk pengamatan kromosom politen.
Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian ini adalah pelatihan dan
unjuk kerja dalam bentuk pendampingan praktik yang dikombinasikan
dengan ceramah, diskusi dan tanya jawab. Kegiatan praktik yang telah
dilakukan, yaitu (1) Teknik isolasi kelenjar saliva larva instar III
D.melanogaster, (2) Teknik preparasi kelenjar saliva untuk pengamatan
kromosom politen, (3) Observasi morfologi kromosom politen dibawah
mikroskop, (4) Observasi struktur detail kromosom politen (band,
interband, dan puff) dibawah mikroskop, dan (5) Dokumentasi morfologi
dan struktur detail kromosom politen dibawah mikroskop. Hasil pelatihan
menunjukkan bahwa (1) Pengabdian pada masyarakat ini sangat bermanfaat
bagi guru mitra karena dapat menambah wawasan dan keterampilan dalam
pembuatan preparat kromosom politen D. melanogaster, pengamatan
morfologi dan struktur detail kromosom politen, dan teknik dokumentasi
kromosom dibawah mikroskop, (2) Respon yang tinggi dan ketekunan guru
mitra dalam mengikuti pelatihan sangat mendukung keberhasilan praktik
pembuatan prepaat squash kelenjar saliva untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran preparat kromosom politen, dan (3) Preparat kromosm politen
yang dihasilakn guru mitra dalam pelatihan dapat digunakan sebagai bahan
praktikum untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran
genetika di sekolah

Keywords: Preparat Kromosom, Politen.

© 2020 The Author(s). This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY) 3.0 license.
Mertha et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 (2): 181-188 e-ISSN: 2655-5263

Pendahuluan pencapaian kompetensi diperlukan pembelajaran


Genetika sesungguhnya merupakan topik yang tidak hanya berbasis konsep tetapi juga
sains yang sangat menarik dan penting untuk praktik laboratorium.
diajarkan di sekolah karena aplikasinya Namun berdasarkan fakta yang terjadi di
berhubungan erat dengan penurunan sifat dan lapangan, indikator pencapaian kompetensi tersebut
menjadi dasar bagi pengembangan ilmu biologi belum tercapai sepenuhnya karena kebanyakan
maupun ilmu lain yang terkait dengan biologi guru dan juga pengajar calon guru lebih sering
(Roini, 2013). Menurut Th. Dobzhansky dalam menggunakan metode ceramah (Suratsih et al.,
Ayala dan Kinger (1984) bahwa “Nothing in 2009). Kondisi ini didukung hasil survey yang
biology is understandable except the light of dilakukan terhadap guru-guru biologi di Kabupaten
genetics. Genetics is the core biological science”. Lombok Barat sejak tahun 2015 menunjukan
Namun dilain pihak, genetika juga merupakan topik bahwa pembelajaran yang mereka terapkan belum
yang relatif berat karena konsep-konsep genetika banyak menggunakan multi metode, multi media,
umumnya dianggap bersifat abstrak (Corebima, dan belum pernah dilakukan praktik laboratorium.
2009). Materi genetika juga bersifat esoterik karena Akibatnya, respon, inisiatif maupun interaksi antara
meliputi obyek-obyek yang bersifat mikroskopik guru dengan siswa dalam pembelajaran masih
dan proses-prosesnya di luar kehidupan sehari-hari sangat rendah. Hal ini menyebabkan pembelajaran
siswa (Tsui dan Treagust, 2003 dalam Roini, 2013). hanya berpusat pada guru dan siswa hanya
Kondisi ini menyebabkan genetika merupakan memahami konsep bukan pelaku pembelajaran
materi yang dianggap sulit baik oleh guru maupun inovatif berbasis praktik.
siswa. Pada kelenjar saliva lalat buah (Drosophila
Menurut Suryo (1995) bahwa anggapan melanogaster) ditemukan kromosom yang
semua topik genetika berdasarkan materi yang berukuran lebih besar dari ukuran kromosom
bersifat abstrak tidak selalu benar. Dengan adanya normal, yang biasa disebut kromosom raksasa
perkembangan teknologi mikroskop cahaya saat ini, (polytene chromosom atau kromosom politen)
materi genetik kromosom dapat dikenal dengan (Suryo, 1986). Menurut Kimball (1998), kromosom
baik dan dapat divisualisasikan sehingga dapat raksasa ini memiliki
sebagai bahan pembelajaran yang mudah diperoleh ukuran seratus kali lebih besar daripada ukuran
(Mertha et al., 2019; Mertha et al., 2019), begitu kromosom normal. Kromosom raksasa ini
pula gambar komosom yang sangat rinci dengan menunjukkan detail struktur yang lebih jelas dari
visualisasi mikroskop elektron. Melalui praktik kromosom normal. Bentuk kromosom raksasa pada
penyilangan hewan yang berbasis kromosom, siswa lalat buah ini adalah linier atau batang. Kromosom
akan lebih cepat memahami konsep genetika raksasa terdiri dari dua daerah yaitu daerah pita
Mendel (Fauzi dan Corebima, 2016). Begitu pula yang gelap (band) dan pita yang terang (interband)
analisis karakter yang lebih mendetail secara yang terletak berselang-seling secara bergantian.
molekuler dapat divisualisasikan dengan baik Pada daerah pita yang gelap terdapat banyak DNA.
berupa pola larik-larik DNA. Hal ini menunjukkan Pada daerah ini, kromatin mengalami kondensasi
bahwa pencapaian kompetensi pembelajaran atau pelipatan secara maksimal yang disebut
konsep genetika akan mudah dipahami apabila sebagai heterokromatin yang berperan aktif pada
memanfaatkan fasilitas dengan baik dan ada saat terjadi pembelahan. Heterokromatin dengan
kemauan untuk melakukan kegiatan praktik. lilitan padat yang mengalami kondensasi adalah
Dalam pembelajaran genetika di tingkat gen yang tidak terekspresi (Kimball, 1998).
SLTA, beberapa indikator pencapaian kompetensi Sedangkan pada interband atau pita terang tidak
yang ingin dicapai yaitu (1) menguraikan struktur terjadi kondensasi. Pada pita terang ini terdapat
dan fungsi gen, DNA, RNA, kromosom dan (2) eukromatin dengan lilitan renggang. Band yang
menjelaskan mekanisme ekspresi gen dalam terurai membentuk puff. Puff adalah gen aktif pada
mensitesis protein (DNA-RNA-Protein). Untuk transkripsi RNA (Wolfe, 1993). Kromosom politen
mendapatkan pemahaman yang baik pada kedua D. melanogaster yang sering digunakan untuk
indikator diperlukan pengetahuan dasar tentang penyelidikan genetika mempunyai jumlah
substansi genetik pada tingkat subsel dan molekuler kromosom sedikit, yaitu 8 kromosom, terdiri atas 6
yang tidak semua bersifat abstrak. Berdasarkan autosom dan 2 kromosom kelamin (Suryo, 1986).
indikator ketercapaian tersebut, maka dalam upaya Preparasi atau pembuatan preparat kromosom ini
182
Mertha et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 (2): 181-188 e-ISSN: 2655-5263

lebih mudah dan murah dibandingkan dengan Pada saat praktikum dilakukan pendampingan
preparasi kromosom biasa (Darlington dan La untuk memberikan bimbingan dan validasi pada
Cour, 1960). Karena ukuran kromosom yang sangat kinerja praktik guru-guru mitra.
besar, struktur yang lengkap (adanya kromosenter, Kegiatan praktikum pembuatan preparat
kromonemata, band, interband, dan puff), dan kromosom politen dilakukan pada jaringan kelenjar
preparasi yang murah dan mudah, maka kromosom saliva lalat buah (D. melanogaster). Masing-masing
D. melanogaster merupakan substansi genetik yang peserta melakukan pengamatan preparat kromosom
baik dalam memberikan gambaran DNA yang politen yang sudah selesai dikerjakan dibawah
membentuk kromatin, visualisasi kromatin yang mikroskop dengan pendampingan dari tim
mengawali replikasi DNA dalam sintesis protein, pengabdian. Pengamatan dilakukan mulai dari
dan gambaran detail struktur komosom. perbesaran lemah sampai perbesaran kuat.
Berdasarkan uraian di atas, visualisasi Morfologi kromosom yang diamati adalah lengan
karakteristik kromosom politen akan sangat kanan, lengan kiri, kromosenter, dan kemungkinan
menunjang peningkatan indikator pencapaian adanya paracentric inversion pada lengan
kompetensi dalam pembelajaran genetika di kromosom. Untuk praktek pengamatan struktur
sekolah. Pembuatan kromosom politen jauh lebih detail kromosom dilakukan pencarian
singkat dan sederhana dibandingkan dengan heterokromatin/band, eukromatin/interband, dan
pembuatan kromosom biasa, dan dapat dikerjakan puff. Penentuan lengan kiri, lengan kanan,
di sekolah. Namun kendala yang dihadapi guru- kromosenter, dan struktur detail kromosom
guru mitra dalam praktikum pembuatan slide mengacu pada gambar kromosom politen yang
kromosom tersebut adalah mereka belum dipublikasikan Zhimulev dan Koryakov (2009).
memahami cara isolasi kelenjar saliva dan preparasi
kelenjar tersebut menjadi preparat kromosom Hasil dan Pembahasan
politen, serta identifikasi kromosom dibawah
mikroskop. Oleh sebab itu tujuan yang diharapkan Program edukasi masyarakat dalam
dari kegiatan pengabdian ini adalah melakukan pengelolaan sampah di Desa Kumbang Kecamatan
pendamping praktikum mikroteknik pembuatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur dalam rangka
preparat mikroskopis kromosom politen yang pemberdayaan masyarakat desa dilakukan secara
diambil dari kelenjar saliva larva lalat buah terstruktur dan melibatkan masyarakat secara
(D. melanogaster) dan melatih keterampilan langsung seperti Karang Taruna, IPMAKU (Ikatan
observasi struktur detail kromosom tersebut di Pemuda Mahasiswa/i Kumbung), HPMD
bawah mikroskop. Sedangkan manfaat yang (Himpunan Pemuda Mahasiswa/I Bangket Daya),
diharapkan dari kegiatan pengabdian ini adalah warga desa Kumbung secara umum. Program
peningkatan keterampilan dan keahlian guru-guru edukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah ini
biologi di Kabupaten Lombok Barat dalam merangkum tiga kegiatan yang berbeda dan
pembuatan preparat kromosm politen dan bertujuan sekaligus untuk membantu penanganan
kemampuan identifikasi kromosom untuk masalah sampah yang terjadi di Desa Kumbang.
meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengabdian kepada masyarakat ini telah
dilaksanakan dan telah berhasil memberikan
Metode bekal pemahaman yang benar pada guru mitra
tentang pembuatan perangkat preparat
Metode yang digunakan pada kegiatan pembelajaran dan keterampilan dalam
pengabdian ini adalah pelatihan dan unjuk kerja observasi serta dokumentasi preparat tersebut
dalam bentuk pendampingan praktek yang untuk bahan pembelajaran genetika di sekolah.
dikombinasikan dengan ceramah, diskusi dan tanya
Dengan semangat dan ketekunan yang tinggi,
jawab. Kegiatan penyampaian materi pada
pelatihan ini dilakukan secara klasikal, dimana guru mitra berhasil mengaplikasikan teknik
semua peserta (guru-guru mitra) mengikuti materi histologi dan fotografi untuk menghasilkan
yang disampaikan dengan cara ceramah, diskusi bahan dan perangkat pembelajaran, yaitu (1)
dan tanya jawab. preparat (slide) kelenjar saliva D. melanogaster
Setelah selesai kegiatan penyampaian untuk pengamatan kromosom politen, (2)
materi, selanjutnya dilakukan unjuk kerja praktik. koleksi kelenjar saliva sebagai bahan
183
Mertha et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 (2): 181-188 e-ISSN: 2655-5263

praktikum pembuatan preparat kromosom


politen, (3) foto morfologi kromosom politen
termasuk tipe mutasinya, dan (4) foto struktur
detail lengan kromosom. Disamping teknik
pembuatan preparat, respon yang sangat baik
terhadap pelaksanaan pelatihan ini ditunjukkan
guru mitra dalam praktikum pengamatan
morfologi kromosom politen dibawah
mikroskop, keterampilan pengamatan struktur
detail kromosom politen dibawah mikroskop,
dan keterampilan identifikasi masing-masing
kromosom politen.
Ada dua macam preparat kromosom
politen yang dihasilkan dalam pelatihan, yaitu Gambar 1. Penyampaian materi pelatihan pembuatan
preparat yang menampilkan kromosom politen preparat kromosom politen. A. Dosen menjelaskan
yang masih berada di dalam inti dan preparat kromosom politen Dosophila melanogaster dan prosedur
squash yang menunjukkan kromosom politen pembuatan preparat squash. B. Penjelasan dosen tentang
alat dan bahan pembuatan preparat squash kromosom
dengan lengan yang terbuka (tidak banyak politen. C. Dosen menunjukkan larva instrar III dalam
tumpang tindih). Pada preparat pertama botol biakan yang akan diisolasi kelenjar salivanya. D.
membran inti masih membungkus kromosom Demonstrasi yang dilakukan dosen dalam pembuatan
politen (kromosom dikemas dalam inti), larutan garam fisiologis dan fiksatif.
sedangkan pada preparat kedua membran inti Partisipasi aktif mitra dalam praktikum
telah pecah sehingga lengan-lengan kromosom pembuatan preparat kromosom politen sangat
politen dapat menyembul dan menyebar. tinggi. Partisipasi tersebut dibuktikan dengan
Praktik pembuatan preparat kromosom antusias mereka dalam menyelesaikan tugas-
politen meningkatkan pengetahuan dan tugas yang diberikan dalam menghasilkan
wawasan mitra dalam bidang mikroteknik. produk pelatihan berupa preparat kromosom
Hasil pemantauan selama pendampingan politen dan menunjukkan hasilnya pada tim
menunjukkan terjadi perubahan yang besar pengabdian. Tugas yang dikerjakan guru mitra
pada tingkat pemahaman materi kromosom dan pada pelatihan ini adalah (1) praktik teknik
keterampilan laboratorium guru mitra setelah isolasi kelenjar saliva (kelenjar ludah) larva
diberikan pelatihan. Pengamatan saat pelatihan instar III lalat buah D. melanogaster, (2)
menunjukkan bahwa hampir semua peserta praktik teknik preparasi kelenjar saliva lalat
dapat membuat preparat kromosom politen buah untuk pengamatan kromosom politen, (3)
dengan benar dan menjawab pertanyaan yang praktik observasi morfologi kromosom politen
diberikan tim pengabdian. Keterampilan yang (lengan kanan, lengan kiri, kromosenter)
telah dikuasai guru mitra memberi manfaat dibawah mikroskop, (4) praktik observasi
yang besar dalam pembimbingan praktikum struktur detail
genetika di sekolah.

184
Mertha et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 (2): 181-188 e-ISSN: 2655-5263

ujung jarum pentul menekan badan larva


sedangkan ujung jarum yang lain menekan dan
mendorong kepala larva sampai bagian kepala
dan badan terpisah yang diikuti pemisahan
kelenjar saliva dari badan larva. Dalam
perjalanan pelatihan, jarum pentul untuk
menekan bagian badan larva diganti dengan
pinset yang ujungnya sangat runcing. Hal ini
dilakukan karena guru kesulitan menahan
badan larva dengan jarum pentul. Melalui
latihan berulang-ulang semua guru biologi
peserta pelatihan dapat melakukan isolasi
Gambar 2. Kegiatan pelatihan pembuatan preparat kelenjar saliva dengan baik. Kelenjar saliva
squash kelenjar saliva Drosophila melanogaster untuk yang berhasil dikeluarkan dari tubuh larva
pengamatan kromosom politen. A, C, D. Guru biologi harus dibersihkan dari jaringan lemak yang
sedang melakukan praktek isolasi kelenjar saliva masih menempel. Hasil pengamatan
Drosophila melanogaster dibawah mikroskop bedah. B. menunjukkan bahwa seringkali kelenjar saliva
Proses squashing (pemencetan) dalam pembuatan
preparat squash kelenjar saliva. putus atau hancur saat pemisahan jaringan
lemak. Untuk mengatasi kendala tersebut maka
kromosom politen (heterokomatin/band, pemisahan dilakukan pada saat kelenjar
eukromatin/interband, dan puff) lalat buah terendam larutan fiksatif (difiksasi) dalam
dibawah mikroskop, dan (5) praktik alkohol absolut dan asam asetat glasial (1:1).
dokumentasi (pengambilan gambar foto) Dengan cara ini jaringan lemak yang
morfologi dan struktur kromosom politen lalat menempel pada kelenjar saliva dengan mudah
buah dibawah mikroskop. dapat dipisahkan menggunakan kuas kecil.
Dengan mengacu pada teknik preparasi Keterampilan melakukan squash pada
squash kelenjar saliva yang telah disusun untuk kelenjar saliva yang telah diwarnai dengan
kegiatan pelatihan, guru mitra melakukan carbolic fuchsin akan menentukan sebaran sel
unjuk kerja praktikum pembuatan preparat dan sebaran lengan kromosom politen. Untuk
komosom politen D. melanogaster. Langkah memberi petunjuk teknik squash yang baik, tim
pertama yang harus dilakukan dalam pengabdian melakukan demonstrasi squash dan
pembuatan preparat kromosom politen dalam melakukan pendampingan pada saat squash
pelatihan ini adalah menyiapkan kelenjar dilakukan peserta pelatihan. Sebelum
saliva. Isolasi kelenjar saliva dilakukan pada dilakukan squash, kelenjar saliva yang telah
larva instar III lalat buah D. melanogaster. diwarnai tersebut ditetesi lagi dengan pewarna
Keberhasilan pembuatan preparat kromosom (setelah pewarna awal dihilangkan), kemudian
politen banyak ditentukan pada keterampilan ditutup dengan gelas penutup. Gelas penutup
kedua proses tersebut. diketuk-ketuk dengan ujung gagang kuas atau
Hasil pengamatan selama pelatihan karet penghapus pensil agar sel-sel tersebar dan
menunjukkan bahwa proses isolasi kelenjar selanjutnya dilakukan squash. Kegagalan yang
saliva harus dilakukan secara cermat oleh guru sering terjadi antara lain karena pada saat
biologi karena tahapan ini membutuhkan dilakukan squash gelas penutup bergeser.
keterampilan yang perlu banyak latihan. Pergeseran gelas penutup dapat mengakibatkan
Pengambilan kelenjar saliva dilakukan dengan kromosom terlipat. Teknik pengetukan
cara memisahkan bagian badan dan kepala menggunakan ujung gagang kuas juga
larva dengan bantuan jarum pentul dalam mempengauhi hasil preparat jika tidak
larutan saline (garam fisiologis). Salah satu dilakukan secara benar, pengetukan yang
terlalu keras dapat mengakibatkan lengan
185
Mertha et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 (2): 181-188 e-ISSN: 2655-5263

kromosom putus. Dengan ketekukan yang dalam publikasi Zhimulev dan Koryakov
tinggi dan rasa ingin tahu yang besar, guru- (2009). Adapun pertanyaan yang muncul dari
guru biologi melatih keterampilan squash peserta pelatihan pada pengamatan mofologi
beulang-ulang pada kelenjar saliva. Berkat kromosom ini adalah “Mengapa kromosom
latihan dan pendampingan oleh tim pengabdian nomor 4 sulit diamati pada kromosom politen
mereka berhasil membuat preparat kromosom D. menalogaster”. Jawaban yang diberikan tim
politen yang bagus yang ditandai lengan pengabdian adalah “Kromosom nomor 4 sangat
kromosom yang tersebar. Kromosom politen kecil dan sulit dibedakan dari kromosenter”.
dengan lengan yang tersebar dapat dibuat semi Struktur detail pada lengan kromosom yang
permanen dengan menyegel tepi gelas penutup penting untuk dimati adalah heterokromatin
dengan pengkilap kuku (kuteks) bening. (band), eukromatin (interband), dan puff.
Selanjutnya, melalui pendampingan oleh tim Pengamatan struktur detail lengan kromosom
pengabdian peserta pelatihan dapat melakukan politen dibawah mikoskop menambah
identifikasi pengalaman berharga guru mitra dalam
membedakan DNA lilitan padat (band) dan
DNA lilitan longgar (inteband), serta posisi
gen-gen dalam status aktif yang sedang
melakukan transkripsi RNA (puff). Adapun
pertanyaan peserta pada pengamatan struktur
kromosm diatas, yaitu “Mengapa bentuk puff
menggembung”. Jawaban yang diberikan tim
pengabdian adalah “Penggembungan terjadi
Gambar 3. Kelenjar saliva dibawah mikroskop bedah. karena kromatin pada lengan kromosom
Gambar kiri: kelenjar saliva dengan jaringan lemak yang politen mengalami relaksasi, lengan komosom
masih menempel. Gambar kanan: kelenjar saliva yang sedikit terbuka. Menurut Zhimulev dan
diwarnai dengan carbolic fuchsin. a = kelenjar saliva; b
Koryakov (2009) bahwa penggembungan
= jaringan lemak; c = inti sel-sel politen.
tersebut terjadi karena induksi ecdysone atau
individu kromosom yang tergabung shock-panas”.
dalam kromosom politen D. melanogaster. Pengambilan foto kromosom politen
Demikian pula penentuan panjang lengan dibawah mikroskop umumnya dilakukan pada
kromosom dapat ditentukan dengan baik, mikroskop yang dilengkapi dengan kamera
kecuali beberapa kromosom politen yang foto. Semua mikroskop yang digunakan dalam
lengannya masih tumpang tindih atau terlipat pelatihan ini merupakan mikroskop cahaya
maka harus dilakukan secara lebih cermat. standar yang tidak memiliki kamera.
Melalui pengamatan dibawah mikroskop Pengambilan foto dari mikroskop standar
terhadap preparat squash kromosom politen tesebut dapat dilakukan dengan menggunakan
yang bagus (lengan tersebar), peserta pelatihan kamera digital SLR atau kamera handphone
dapat mengamati morfologi kromosom politen dengan cara mengarahkan lensa kamera
dan struktur detail pada lengan. Morfologi tersebut pada lensa okuler mikroskop. Harap
kromosom yang dapat diamati antara lain diperhatikan bahwa pada saat pengambilan
lengan kiri dan lengan kanan kromosom nomor foto, jarak fokus harus diatur. Jarak fokus
2 (2L, 2R) dan kromosom nomor 3 (3L, 3R), sudah sesuai apabila telihat lingkaran lensa
kromosom X, kromosenter, dan peristiwa okuler pada handphone atau kamera SLR.
paracentric inversion. Identifikasi bagian- Pemotretan dapat dilakukan pada tampilan
bagian kromosom tersebut dilakukan peserta demikian, namun kita harus melakukan editing
pelatihan dengan mengacu pada gambar karena gambar yang dihasilkan dalam
skematis kromosom politen D. melanogaster lingkaran. Untuk itu perlu dilakukan
pengaturan agar bidang pandang dalam
186
Mertha et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 (2): 181-188 e-ISSN: 2655-5263

mikroskop menjadi tampak penuh pada dokumentasi kromosom dibawah mikroskop;


kamera. Apabila jarak fokus telah mantap, (2) Respon yang tinggi dan ketekunan guru
maka posisi kamera dapat dibuat permanen mitra dalam mengikuti pelatihan sangat
dengan pemasangan penyangga yang mendukung pelaksanaan praktik pembuatan
disesuaikan (tripod khusus). prepaat squash kelenjar saliva dalam
menghasilkan produk perangkat pembelajaran
preparat kromosom politen; (3) Preparat
kromosm politen yang dihasilakn guru mitra
dalam pelatihan dapat digunakan sebagai bahan
praktikum untuk meningkatkan pemahaman
siswa dalam pembelajaran genetika di sekolah.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada Universitas Mataram yang


telah mendukung secara moral maupun material,
Gambar 4. Hasil praktek pemotretan kromosom politen dan pihak-pihak terkait yang senantiasa selalu
Drosophila melanogaster dibawah mikroskop cahaya memberikan dukungan dalam terlaksananya
pada perbesaran 1000x oleh guru mitra. a = kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.
heterokromatin (band); b = eukromatin (interband), c =
kromosenter; d = paracentric inversion; e = puff.
Daftar Pustaka
Hasil dokumentasi berupa foto-foto Ayala, F. J. & Kinger, J. A. 1984. Modern of
kromosom politen D. melanogaster yang Genetics. The Benjamin/cummings
diperoleh dalam pelatihan ini penting sebagai Publishing Company, Inc. Menlo Prk
media pembelajaran yang sangat bermanfaat California.
dalam memfasilitasi guru biologi untuk Corebima, D. 2009. Pengalaman Berupaya
meningkatkan pemahaman siswa pada materi menjadi Guru Profesional. Pidato
genetika. Visualisasi terjadinya mutasi, DNA Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang
yang tidak aktif (lilitan padat) dan DNA yang Genetika pada Fakultas MIPA Universitas
aktif (lilitan longgar), serta kondisi pairing Negeri Malang, Malang, 30 Juli.
(berpasangan) dapat dijelaskan dengan baik Darlington, C.D. dan L. F. La Cour, 1960. The
Handling of Chromosomes. George Allen &
dengan pengamatan kromosom politen. Unwin Ltd. London.
Struktur detail pada lengan kromosom politen Fauzi, A. dan A. D. Corebima. 2016. Pemanfaatan
dapat juga menjadi bahan penting dalam Drosophila melanogaster sebagai organisme
pemetaan kromosom dalam penentuan jarak model dalam mengungkap berbagai
genetik. fenomena rasio Mendel. Prosiding Seminar
Nasional Biologi 2016, ISBN: 978 602 0951
Kesimpulan 11 9.
Kimball, J.W. 1998. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Berdasarkan hasil pengabdian pada Mertha, I.G., A. Al Idrus, S. Bahri, P. Sedijani, dan
masyarakat yang telah dibahas diatas dapat D.A.C. Rasmi. 2019. Pelatihan teknik
disimpulkan bahwa: (1) Pengabdian ini sangat pembuatan preparat squash ujung akar untuk
bermanfaat bagi guru mitra karena dapat pengamatan kromosom pada guru-guru
menambah wawasan dan keterampilan dalam biologi di Kota Mataram. Jurnal Pendidikan
pembuatan preparat kromosom politen dan Pengabdian Masyarakat, November
2019, Vol. 2, No. 4: 454 – 459.
D. melanogaster, pengamatan morfologi dan
struktur detail kromosom politen, dan teknik
187
Mertha et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2020, 3 (2): 181-188 e-ISSN: 2655-5263

Mertha, I.G., S. Bahri, L. Zulkifli, A. Ramdani, dan


N. Lestari. 2019. Pelatihan pembuatan
preparat kromosom dan peyusunan karyotipe
di Fakultas Mipa program studi Biologi
Universitas Islam Al-Azhar Mataram. Jurnal
Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2019,
(2) 1: 75-78.
Roini, C. 2013. Organisasi konsep genetika pada
buku biologi SMA kelas XII. Jurnal EduBio
Tropika, Volume 1, Nomor 1, Oktober
2013: 1-60
Suratsih, V. Henuhili, T. Rahayu, dan M. L.
Hidayat. 2009. Pengembangan modul
pembelajaran genetika berbasis fenomena
lokal. Cakrawala Pendidikan, Juni 2009,
Th. XXVIII, No. 2: 165 – 176.
Suryo, 1986. Genetika Manusia. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Suryo, 1995. Sitogenetika. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.
Wolfe, S. L. 1993. Molecular and cellular biology.
Wadsworth, Inc. California.
Zhimulev, I.F. dan D.E. Koryakov. 2009. Polytene
Chromosomes. Encyclopedia of Life
Sciences. John Wiley & Sons, Ltd.
Chichester.

188

Anda mungkin juga menyukai