Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PRA PROFESI

BAYI BARU LAHIR


MODUL 5

Dosen Pembimbing : Feni Andriani, S.Keb, Bd., M.keb


Kelompok : 2
Anggota : Suci Meysun Baddriyah (1710332004)
Mu`Awwidza Badri (1710331003)
Annisa Karima Harda (1710331009)
Ovella April Rieza (1710332008)
Monica Lailatul Murarah (1710333001)
Maya Regina Jenisa (1710332016)
Khadijah Ramadani Lubis (1710332011)
Yunda Siti Nurrahmah (1710331006)
Putri Azzahra (1710333016)

PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS IBULAS
2020/2021
RUMUSAN MASALAH

Bidan Meri melakukan DDST terhadap bayi tersebut, dan menganjurkan

ibu serta keluarga untuk selalu mengajak bayi bercerita. Bidan juga menjelaskan

bahwa berat badan bayi harus bertambah setiap bulannya. Jika bayi mengalami

demam serta keadaan abnormal lainnya ibu dan keluarga harus segera

memeriksakannya ke bidan atau puskesmas.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam


struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Di sini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
yang berkembang sedemikian rupa perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Biasanya
perkembangan anak diikuti pertumbuhan sehingga lebih optimal dan
tergantung pada potensi biologik seseorang. Proses yang unik dan hasil akhir
yang berbeda-beda yang memberikan ciri tersendiri pada setiap anak.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita.
Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan
kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, kesadaran emosional dan
inteligensia berjalan sangat cepat. Perkembangan psiko-sosial sangat
dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya.
Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai
dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana konsep dasar tumbuh kembang ?
1.2.2 Apa saja kebutuhan dasar bayi ?
1.2.3 Bagaimana stimulasi tumbuh kembang bayi ?
1.2.4 Bagaimana deteksi dini gangguan tumbuh kembang bayi ?

1.3 Tujuan masalah


1.3.1 Mahasiswa mampu memahami konsep dasar tumbuh kembang.
1.3.2 Mahasiswa mampu memahami kebutuhan dasar bayi.
1.3.3 Mahasiswa mampu memahami stimulasi tumbuh kembang bayi.
1.3.4 Mahasiswa mampu memahami deteksi dini gangguan tumbuh
kembang bayi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Dasar Tumbuh Kembang


A. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan interseluler,berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang
dan berat (Kemenkes R.I, 2012)
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleksdalam kemampuan gerak kasar dan gerak halus,
bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes R.I, 2012)

B. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan


a. Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan dan
pertumbuhan berjalan secara bersamaan. Setiap pertumbuhan disertai
dengan perkembangan.
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan
perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu
tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
pada setiap anak mempunyai kecepatan yang berbeda-beda baik dalam
pertumbuhandan perkembangannya.
d. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan. Anak yang sehat,
bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta
kepandaiannya. Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat maka
perkembangan pun demikian terjadi peningkatan baik memori, daya
nalar dan lain-laiın.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.. Perkembangan fungsi
organ tubuh, terjadi menurut dua hukum yang tetap yaitu sebagai
berikut:
1. Perkembangan terjadi lebih dulu didaerah kepala, kemudian
menuju ke arahkaudal / anggota tubuh (pola sefalokaudal),
2. Perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah proksimal (gerak
kasar) laluberkembang kebagian distal seperti jari-jari yang
mempunyai kemampuan gerakhalus (pola proksimodistal)
f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang ana kmengikuti pola yang teratur dan
berurutan. Misalnya, anak mampu membuat lingkaran dulu sebelum
mampu membuat kotak.
C. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan
a. Masa bayi (1-12 bulan)
Pada masa bayi, pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara
cepat. Umur 5 bulan berat badan anak 2x berat badan lahir dan umur 1
tahun sudah 3x berat badansaat lahir. Sedangkan untuk panjang
badannya pada 1 tahun sudah satu setengah kali panjang badan saat
lahir. Pertambahan lingkar kepala juga pesat. Pada 6 bulan pertama,
pertumbuhan lingkar kepala sudah 50%. Oleh karena itu perlu
pemberian gizi yang baik yaitu dengan memperhatikan prinsip menu
gizi seimbang.
Pada tiga bulan pertama, anak berusaha mengelola koordinasi
bola mata untuk mengikuti suatu objek, membedakan seseorang
dengan benda, senyum naluri, dan bersuara. Terpenuhinya rasa aman
dan kasih sayang yang cukup mendukung perkembangan yang optimal
pada masa ini. Pada posisi telungkup, anak berusaha mengangkat
kepala. Jika tidur telentang, anak lebih menyukai sikap
memiringkankepala ke samping.
Pada tiga bulan kedua, anak mampu mengangkat kepala dan
menoleh ke kirikanan saat telungkup. Setelah usia lima bulan anak
mampu membalikkan badan dariposisi telentang ke telungkup, dan
sebaliknya berusaha meraih benda-benda disekitarnya untuk
dimasukkan ke mulut. Anak mampu tertawa lepas pada suasana yang
menyenangkan, misalnya diajak bercanda, sebaliknya akan cerewet
/menangis pada suasana tidak menyenangkan.
Pada enam bulan kedua, anak mulai bergerak memutar pada
posisi telungkupuntuk menjangkau benda-benda di sekitarnya. Sekitar
usia sembilan bulan anakbergerak merayap atau merangkak dan
mampu duduk sendiri tanpa bantuan. Biladibantu berdiri, anak
berusaha untuk melangkah sambil berpegangan. Koordinasi
jaritelunjuk dan ibu jari lebih sempurna sehingga anak dapat
mengambil benda denganmenjepitnya. Kehadiran orang asing akan
membuat cemas (stranger anxiety) demikianjuga perpisahan dengan
ibunya.
Pada usia 9 bulansampai dengan 1 tahun, anak mampu
melambaikan tangan,bermain bola, memukul-mukul mainan,
dandiminta. Anak suka sekali bermain ci-luk-ba. Pada masa bayi
terjadi perkembangan interaksi dengan lingkungan yang menjadidasar
persiapan untuk menjadi anak yang lebih mandiri. Kegagalan
memperoleh perkembangan interaksi yang positif dapat menyebabkan
terjadinya kelainan emosional dan masalah sosialisasi pada masa
mendatang. Oleh karena itu, diperlukan hubungan yang mesra antara
ibu (orang tua) dan anak.
b. Masa Toddler (1--3 tahun)
Pada masa ini pertumbuhan fisik anak relatif lebih pelan
daripada masa bayi tetapi perkembangan motoriknya berjalan lebih
cepat. Anak sering mengalami penurunan nafsu makan sehingga
tampak langsing dan berotot, dan anak mulai belajar jalan. Pada
mulanya, anak berdiri tegak dan kaku, kemudian berjalan dengan
berpegangan. Sekitar usia enambelas bulan, anak mulai belajar berlari
dan menaiki tangga, tetapimasih kelihatan kaku. Oleh karena itu, anak
perlu diawasi karena dalam beraktivitas,anak tidak memperhatikan
bahaya.
Perhatian anak terhadap lingkungan menjadi lebih besar
dibanding masasebelumnya yang lebih banyak berinteraksi dengan
keluarganya. Anak lebih banyakmenyelidiki benda di sekitarnya dan
meniru apa yang diperbuat orang. Mungkin iaakan mengaduk-aduk
tempat sampah, laci, lemari pakaian, membongkar mainan,dan lain-
lain. Benda-benda yang membahayakan hendaknya disimpan di tempat
yang lebih aman. Anak juga dapat menunjuk beberapa bagian
tubuhnya, menyusun dua katadan mengulang kata-kata baru.
Pada masa ini, anak bersifat egosentris yaitu mempunyai sifat
keakuan yang kuatsehingga segala sesuatu yang disukainya dianggap
miliknya. Bila anak menginginkan mainan kepunyaan temannya,
sering ia akan merebutnya karena dianggap miliknya. Teman dianggap
sebagai benda mati yang dapat dipukul, dicubit atau ditarik rambutnya
apabila menjengkelkan hatinya. Anak kadang-kadang juga berperilaku
menolak apa saja yang akan dilakukan terhadap dirinya (self defense),
misalnya menolak mengenakan baju yang sudah disediakan orang
tuanya dan akan memilih sendiri pakaian yang disukainya
c. Masa Prasekolah
Pada usia 5 tahun, pertumbuhan gigi susu sudah lengkap. Anak
kelihatan lebih langsing. Pertumbuhan fisik juga relatif pelan. Anak
mampu naik turun tangga tanpa bantuan, demikian juga berdiri dengan
satu kaki secara bergantian atau melompat sudah mampu dilakukan.
Anak mulai berkembang superegonya (suara hati) yaitu merasa
bersalah bila ada tindakannya yang keliru.
Pada masa ini anak berkembang rasa ingin tahu (courius) dan
daya imaginasinya,sehingga anak banyak bertanya tentang segala hal
disekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila orang tua mematikan
inisiatif anak, akan membuat anak merasabersalah. Anak belum
mampu membedakan hal yang abstrak dan konkret sehingga orang tua
sering menganggap anak berdusta, padahal anak tidak bermaksud
demikian. Anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan
dan laki-laki. Anak jugaakan mengidentifikasi figur atau perilaku
orang tua sehingga mempunyai kecenderungan untuk meniru tingkah
laku orang dewasa disekitarnya.
Pada akhir tahap ini, anak mulai mengenal cita-cita, belajar
menggambar, menulis,dan mengenal angka serta bentuk/warna benda.
Orang tua perlu mulai mempersiapkan anak untuk masuk sekolah.
Bimbingan, pengawasan, pengaturan yang bijaksana, perawatan
kesehatan dan kasih sayang dari orang tua dan orang-orang
disekelilingnya sangat diperlukan oleh anak.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang


Pola tumbuh kembang secara normal antara anak yang satu dengan
yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh
interaksi banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Faktor Genetik
Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan
kematangan tulang, serta saraf, sehingga merupakan modal dasar
dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang. Faktor genetik
ini meliputi :
a. Berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik
b. Jenis kelamin
c. Suku bangsa atau bangsa
b. Faktor Lingkungan
1) Faktor Pranatal
 Gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi,
infeksi, stress, imunitas, anoksia embrio
 Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat
menyebabkan kelainan congenital misalnya club foot.
 Toksin/zat kimia, radiasi
 Kelainan endokrin
 Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual
 Kelainan imunologi
 Psikologis ibu
2) Faktor Postnatal
 Faktor Lingkungan Biologis
Ras, jenis kelamin, umur, gizi, kepekaan terhadap penyakit,
perawatan kesehatan, penyakit kronis, dan hormone.
 Faktor Lingkungan Fisik
Cuaca, musim, sanitasi,keadaan rumah.
 Faktor Lingkungan Sosial
Stimulasi, motivasi belajar, stress, kelompok sebaya, hukuman
yang wajar, cinta dan kasih sayang.
 Faktor Lingkungan Keluarga dan Adat Istiadat
Pekerjaan, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, stabilitas
rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, agama, adat istiadat dan
norma-norma.

2. Kebutuhan Dasar Bayi


A. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH)
Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi,
imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian,
pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan
beristirahat.
a. Nutrisi: Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu
memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi
dan menu seimbang. Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang
paling lengkap dan seimbang bagi bayi terutama pada 6 bulan pertama
(ASI Eksklusif).
b. Imunisasi : anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar
terlindung dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi.
c. Kebersihan : meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian,
rumah, sekolah, tempat bermain dan transportasi
d. Bermain, aktivitas fisik, tidur : anak perlu bermain, melakukan
aktivitas fisik dan tidur karena hal ini dapat merangsang hormon
pertumbuhan, nafsu makan, merangsang metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein merangsang pertumbuhan otot dan tulang
merangsang perkembangan.
e. Pelayanan Kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya
secara teratur. Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan
dilakukan SDIDTK minimal 2 kali setahun. Pemberian kapsul Vitamin
A dosis tinggi setiap bulan Februari dan bulan Agustus.
f. Tujuan pemantauan yang teratur untuk : mendeteksi secara dini dan
menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang,
mencegah penyakit serta memantau pertumbuhan dan perkembangan
anak.
KRITERIA POLA ASUH ANAK
Pola asuh orangtua terhadap perilaku anak memiliki beberapa kriteria yaitu
(Syamsul, 2005):
1) Pola asuh Authoritarian — Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua
yang rendah, namun kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik
dan bersikap komando.
2) Pola asuh Permissive — Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua
meningkat namun kontrolnya rendah, memberikan kebebasan
terhadap anak untuk mengatakan dorongan keinginannya.
3) Pola asuh Authoritative — Pola asuh oragtua, dimana sikap yang
meninggat dan kontrolnya meningkat, bersikap responsif terhadap
kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau
pertanyaan, memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang
baik atau buruk.
4) Pola asuh Dominan — Pola asuh orangtua yang mendominasi dalam
segala hal yang menyangkut remaja dalam tindakan sehari-hari.
5) Pola asuh Submission — Orangtua cenderung senantiasa memberikan
sesuatu yang diminta anak berperilaku semaunya dirumah.
6) Pola asuh Overdisplin — Orangtua senantiasa mudah memberikan
hukuman, menanamkan kedisiplinan secara keras.

B. Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH)


Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam
kandungan), anak mutlak memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras
dengan ibunya untuk menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan
psikososial anak dengan cara:
a. Menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi,
b. Diperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya diberi contoh (bukan
dipaksa)
c. Dibantu, didorong/dimotivasi, dan dihargai dididik dengan penuh
kegembiraan, melakukan koreksi dengan kegembiraan dan kasih
sayang (bukan ancaman/ hukuman).
C. Kebutuhan Stimulasi (ASAH)
Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini
mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif,
kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak. Dasar
perlunya stimulasi dini. Milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam
kandungan usia 6 bulan dan belum ada hubungan antar sel-sel otak
(sinaps)orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak bila ada
rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps).
Semakin sering di rangsang akan makin kuat hubungan antar sel-
sel otak semakin banyak variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin
kompleks/luas merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk
mengembangkan multipel inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan
tinggi.- stimulasi mental secara dini akan mengembangkan mental-
psikososial anak seperti: kecerdasan, budi luhur, moral, agama dan etika,
kepribadian, ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas,
produktifitas, dst
Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan
kecerdasan emosional, kemandirian, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan
dan moral-spiritual anak. Selain distimulasi, anak juga perlu mendapatkan
kegiatan SDIDTK lain yaitu deteksi dini (skrining) adanya
kelainan/penyimpangan tumbuh kembang, intervensi dini dan rujukan dini
bila diperlukan.

3. Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi


Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang
tua agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai
umurnya. Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran,
perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi
yang terarah akan lebih cepatberkembang dibandingkan anak yang kurang
bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai
penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Berbagai macam stimulasi
seperti stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara), auditir (pendengaran),
taktil (sentuhan) dlli dapat mengoptimalkan perkembangananak.
Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan
kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Pada tahap
perkembangan awal anak berada pada tahap sensori motorik. Pemberian
stimulasi visual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak terhadap
lingkungannya,bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan menggerak-
gerakkan seluruh tubuhnya. Tetapi bila rangsangan itu terlalu banyak, reaksi
dapat sebaliknya yaitu perhatian anak akan berkurang dan anak akan menangis
Seorang ahli mengatakan bahwa prioritas untuk anak adalah makanan
perawatan kesehatan, dan bermain. Makanan yang baik, pertumbuhan yang
adekuat dan kesehatan yang terpelihara adalah penting, tetapi perkembangan
intelektual juga di perlukan. Bermain merupakan "sekolah" yang berharga
bagi anak sehingga perkembangan intelektualnya optimal
Di bawah ini ada beberapa contoh alat permainan balita dan perkembangan
yang distimuli
a. Pertumbuhan fisisk/motorik kasar
Sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang ditarik atau didorong
b. Motorik halus
Gunting, pensil, bola, balok, Iilirn
c. Kecerdasan/kognitif
Buku bergambar, buku cerita, puzzle, lego, boneka, pensil warna, radio
d. Bahasa:
Buku bergambar, buku cerita, majalah, radio tape, TV
e. Menolong diri sendiri
Gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki
f. Tingkah laku social
Alat permainan yang dapat dipakai bersama, misalnya congklak, kotak
pasir,bola, tali

CIRI ALAT PERMAI NAN UNTUK ANAK DIBAWAH USIA 5 TAHUN


0-12 bulan
Tujuan
 Melatih refleks-refleks (untuk anak berumur 1 bulan), misalnya mengisap,
 menggenggam
 Melatih kerja sama mata dengan tangan
 Melatih kerja sama mata dengan telinga
 Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan
 Melatih mengenal sumber asal suara
 Melatih kepekaan perabaan
 Melatih keterampilan dengan gerakan berulang-ulang
Alat permainan yang dianjurkan:
- Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang
- Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka
- Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang
- Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara
- Alat permainan berupa selimut dan boneka
- Giring-giring
12 - 24 bulan
Tujuan:
 Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara
 Memperkenalkan sumber suara
 Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik
 Melatih imajinasinya
 Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk
kegiatan yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
- Genderang, bola denga giring-giring didalamnya
- Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik
- Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga (cangkir, piring,
sendok, botol plastik, ember ), balok-balok besar, kardus-kardus besar
buku bergambar, kertas-kertas untuk dicoret, krayon/pensil warna.
25 - 36 bulan
Tujuan:
 Menyalurkan emosi/perasaan anak
 Mengembangkan ketrampilan berbahasa
 Melatih motorik halus dan kasar
 Mengembangkan kecer dasan (memasangkn menghitung, mengenal
danmembedakan warna)
 Melatih kerja sama mata dan tangan
 Melatih daya imajinasi
 Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda
Alat permainan yang dianjurkan:
- Lilin yang dapat dibentuk
- Alat-alat untuk menggambar
- Puzzle sederhana
- Manik-manik ukuran besar
- berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna berbeda
- Bola
36 - 72 bulan
Tujuan
 Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan
 Mengembangkan kemampuan berbahasa
 Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi
 Merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara)
 Membedakan benda dengan perabaan
 Menumbuhkan sportivitas
 Mengembangkan kepercayaan diri
 Mengembang kreativitas
 Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari dll)
 Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar
 Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang
diluarrumahnya
 Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misalnya
pengertian terapung dan tenggelam
 Mengenalkan suasana kompetisi, gotong royong
Alat permainan yang dianjurkan
- Berbagai benda dari sekitar rumah, bulu bergambar, majalah anak-anak,
alatgambar& tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air
- Temanteman bermain: anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah

4. Deteksi Dini gangguan-gangguan Tumbuh Kembang Bayi


Menurut Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita (Tim Dirjen
Pembinaan Kesmas, 1997) dan Narendra (2003) macam-macam penilaian
pertumbuhan fisik yang dapat digunakan adalah:
1. Pengukuran Berat Badan (BB)
Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan
keadaan gizi balita. Balita ditimbang setiap bulan dan dicatat dalam Kartu
Menuju Sehat Balita (KMS Balita) sehingga dapat dilihat grafik
pertumbuhannya dan dilakukan interfensijika terjadi penyimpangan
2. Pengukuran Tinggi Badan (TB)
Pengukuran tinggi badan pada anak sampai usia 2 tahun dilakukan dengan
berbaring., sedangkan di atas umur 2 tahun dilakukan dengan berdiri.
Hasilpengukuran setiap bulan dapat dicatat pada dalam KMS yang
mempunyai grafik pertumbuhan tinggi badan
3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA)
PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan tengkorak
mengikuti perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada
pertumbuhan tengkorakmaka perkembangan otak anak juga terhambat.
Pengukuran dilakukan pada diameter occipitofrontal dengan mengambil
rerata 3 kali pengukuran sebagai standar.

Untuk menilai perkembangan anak banyak instrumen yang dapat


digunakan. Salahsatu instrumen skrining yang dipakai secara internasional
untuk menilai perkembangan anak adalah DDST II (Denver Development
Screening Tesf). DDST II merupakan alat untukmenemukan secara dini
masalah penyimpangan perkembangan anak umur 0 sid < 6 tahun. Instrumen
ini merupakan revisi dari DDST yang pertama kali dipublikasikan tahun 1967
untuk tujuan yang sama
Pemeriksaan yang dihasilkan DDST bukan merupakan pengganti
evaluasi diagnostik, namun lebih ke arah membandingkan kemampuan
perkembangan seorang anakdengan anak lain vang seumur. DDST diqunakan
untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai umurnya pada anak yang
mempunyai tanda-tanda keterlambatan perkembangan maupun anak sehat.
DDST bukan merupakan tes IQ dan bukan merupakan peramal kemampuan
intelektual anak di masa mendatang. Tes ini tidak dibuat untuk menghasilkan
diagnosis, namun lebih ke arah untuk membandingkan kemampuan
perkembangan seorang anak dengan kemampuan anak lain yang seumur.
Menuut Pedoman Pemantauan Perkembangan Denver (Subbagian
TumbuhKembang llmu Kesehatan Anak RS Sardjito, 2004), formulir tes
DDST II berisi 125 item ygterdiri dari 4 sektor, yaitu: personal sosial, motorik
halus-adaptif, bahasa, serta motorikkasar. Sektor personal sosial meliputi
komponen penilaian yang berkaitan dengan kemampuan penyesuaian diri anak
di masyarakat dan kemampuan memenuhi kebutuhan pribadi anak. Sektor
matorik halus-adaptif berisi kemampuan anak dalam hal koordinasi mata-
tangan, memainkan dan menggunakan benda-benda kecil serta pemecahan
masalah. Sektor bahasa meliputi kemampuan mendengar, mengerti, dan
menggunakan bahasa. Sektor motorik kasar terdiri dari penilaian kemampuan
duduk, jalan, dan gerakan-gerakan umum otot besar. Selain keempat sektor
tersebut, itu perilaku anak juga dinilai secara umum untuk memperoleh
taksiran kasar bagaimana seorang anak menggunakan kemampuannya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan (Growth) merupakan perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu (Kuantitatif).
Pertumbuhan ditandai dengan adanya perubahan ukuran, perubahan proporsi,
hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Sedangkan
perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, sebagai hasil
dari proses pematangan (Kualitatif). Perkembangan ditandai dengan adanya:
perkembangan melibatkan perubahan, perkembangan awal menentukan
pertumbuhan selanjutnya, perkembangan mempunyai pola yang tetap,
perkembangan memiliki tahap yang berurutan, perkembangan mempunyai
kacepatan yang berbeda, perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan.
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara umum digolongkan
menjadi 3 kebutuhan dasar yaitu : kebutuhan fisik-biomedis (Asuh),
kebutuhan emosi / kasih sayang (Asih),dan kebutuhan anak akan stimuli
mental ( Asah). Kemudian tumbuh kembang anak secara garis besar
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu: Faktor genetic dan faktor lingkungan.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini apabila ada kesalahan yang tidak
disengaja maupun yang disengaja mohon saran dan kritik untuk
menyempurnakan dalam penulisan dan susunan kata – kata yang telah
dijadikan dalam bentuk makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian kesehatan RI. 2012. Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan


Tumbuh Kembang Balita. Jakarta : Bakti Husada
Setiani, Astuti, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan

Nur Hamidah, Atien. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan


Anak.

Anda mungkin juga menyukai