Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ELVICO YUDHA A.

NIM : 200501110184
KELAS : MANAJEMEN D
TUGAS PENGANTAR MANEJEMEN
RESUME FUNGSI PENGARAHAN : KOMUNIKASI
Pengertian Manajemen Komunikasi
Manajemen komunikasi dapat dipahami sebagai sebuah proses koordinasi
interpretasi atau pengertian yang dibangun melalui interaksi antar manusia.
Kemampuan berkomunikasi dilakukan dengan saling memahami pandangan dan
kerangka berpikir masing-masing dalam lingkungan yang beragam. Berkaitan
dengan pengelolaan perusahaan atau organisasi.
Implementasi Manajemen
Implementasi manajemen komunikasi ke dalam sistem kegiatan di organisasi
atau perusahaan oleh Robert E. Simmons, dijelaskan melalui empat (4) tahapan yang
disebut managerial planning, yaitu:
1. Reorganize large masses of information into simpler yet more meaningful
categories.
Tahap ini bertujuan memudahkan para anggota organisasi atau
perusahaan dalam memahami dan melaksanakan pekerjaan yang sesuai
dengan kebijakan dan arahan pimpinan.
2. Differentiate important information and eliminate non essential information.
Tahap ini bertujuan memilih-milih sedemikian rupa informasi
mengenai pekerjaan agar pelaksana pekerjaan dapat membuat prioritas
pekerjaan berdasarkan tingkatan informasinya.
3. View problem-connected events, phenomena and concepts in an integrated
context that makes it easier to make sense of, or explain what is occurring.
Manajer membutuhkan tahapan ini sebagai upaya untuk membuat
spesifikasi pekerjaan dan mendistribusikannya kepada karyawan, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya, serta mampu mengantisipasi
kemungkinan yang terjadi.
4. Formulate strategy that can serve as the basic for plans and their
implementations.
Merupakan tahapan yang sangat menentukan keberhasilan
organisasi/perusahaan dalam mencapai tujuan.rumusan strategi yang tepat
dan mudah diimplementasikan akan menciptakan suasana kerja yang kondusif
dan mendorong terciptanya kinerja yang memuaskan karyawan dan
organisasi/perusahaan.
kemampuan komunikator dipengaruhi oleh etos dan sikap komunikator.
1. Etos Komunikator.
Etos adalah nilai dari seseorang yang merupakan paduan dari kognisi
(cognition), yaitu proses memahami sesuatu objek dengan pikiran; afeksi
(affection), yaitu perasaan yang ditimbulkan oleh perangsang dari luar;
dankonasi (conation), yaitu aspek psikologis yang ditunjukkan dalam bentuk
prilaku.Selanjutnya, etos dapat tumbuh dalam diri individu melalui faktor-
faktor.
a. Kesiapan (preparedness)
Sebelum komunikator tampil atau melakukan kegiatan komunikasi,
selayaknya mempersiapkan diri sedemikian rupa dengan data-data
maupun bahan-bahan yang berhubungan dengan objek maupun topik yang
akan disampaikan.
b. Kesungguhan (seriousness)
Penyampaian pesan seorang komunikator dilakukan dengan cara yang
dapat menumbuhkan kepercayaan komunikan, misalnya: menjelaskan
sesuatu dengan sungguh-sungguh, dan perhatian terfokus pada pendengar.
c. Ketulusan (sincerity)
Seorang komunikator harus menujukkan kesan kepada khalayak ketulusan
dalam niat dan perbuatannya, misalnya: memberikan pendapat yang tepat,
tidak menyinggung, selalu menampilkan senyum tulus untuk
menunjukkan keramahan.
d. Kepercayaan (confidence)
Seorang komunikator selayaknya menampilkan kesan meyakinkan dengan
penguasaan diri yang kuat dan dapat menguasai situasi dan kondisi yang
beragam.
e. Ketenangan (poise)
Seorang komunikator selayaknya tenang, dalam penyampaian kata
maupun penampilan. Ketenangan yang ditampilkan komunikator akan
menimbulkan kesan bahwa komunikator seorang yang berpengalaman dan
dapat dipercaya.
f. Keramahan (friendship)
Keramahan yang ditampilkan komunikator sangat penting untuk
mengurangi perbedaan antara komunikator dengan komunikan. Dalam
forum yang mengandung perdebatan, keramahan dapat menurunkan
emosional dengan cara yang etis.
g. Kesederhanaan (moderation)
Kesederhanaan tidak hanya menyangkut hal-hal yang bersifat fisik
(contohnya : cara berpakaian, dan penampilan), tetapi juga dalam
penggunaan bahasa sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaan
dan gaya mengomunikasikannya.
2. Sikap komunikator
Sikap (attitude) adalah suatu kesiapan kegiatan (preparatory activity),
kecenderungan pada diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan menuju
atau menjauhi nilai-nilai sosial. Dalam hubungannya dengan kegiatan
komunikasi, terdapat lima jenis sikap yang perlu ditampilkan komunikator,
yaitu:
a. Reseptif (receptive)
Kesediaan untuk menerima gagasan, pendapat dan pikiran orang lain,
misalnya: dari pimpinan, karyawan, teman, keluarga.
b. Selektif (selective)
Dalam proses komunikasi tidak dipungkiri bahwa individu saling beralih
peran sebagai komunikator dan komunikan. Dengan demikian, diperlukan
sikap selektif agar proses penyampaian (komunikator) dan penerima pesan
atau informasi (komunikan) dapat dipahami sama.
c. Digestif (disegtive)
Kemampaun komunikator dalam mencerna gagasan atau informasi dari
orang lain sebagai bahan bagi pesan yang akan ia sampaikan.
d. Transmisif (transmissive)
kemampuan komunikator dalam mentransmisikan ggasan atau informasi
yang telah di formulasikan secara kognitif, efektif dan konatif kepada
orang lain. Dalam proses komunikasi, disebut proses menyandi dan
membaca kode pesan (decode-encode).
Fungsi Manajemen Komunikasi
Proses komunikasi merupakan bagian integral dari perilaku organisasi untuk
menjalankan tugas-tugas yang menjadi tangung jawab pimpinan, staf pimpinan, dan
pegawai. Sesuai dengan tujuan komunikasi, maka dalam suatu organisasi
komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Menurut Maman Ukas bahwa fungsi
komunikasi adalah; fungsi informasi, fungsi komando akan perintah, fungsi
mempengaruhi dan penyaluran serta fungsi integrasi. Koehler mengemukakan
empat fungsi komunikasi organisasi, yaitu :
1. Fungsi Informasi
Dari fungsi komunikasi tersebut, bahwa fungsi informasi, dengan
melalui komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau
pemimpin kepada bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun
tertulis. Melalui lisan manajer atau pemimpin dengan bawahan dapat
berdialog langsung dalam menyampaikan gagasan dan ide. Seorang
administrator organisasi harus membuat keputusan mengenai program yang
mesti disusun dalam tahapan tertentu berdasarkan informasi dari sejumlah
komponen organisasi yang semuanya bermuara pada kebutuhan informasi
yang tepat waktu, benar dan memiliki validitas tinggi.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi ini dimaksudkan sebagai proses yang dilakukan manajer yaitu
mengawasi perpindahan perintah informasi pengiriman pesan kepada
bawahan. Perintah itu dipahami oleh bawahan sebagai peraturan yang harus
dikerjakan. Fungsi regulasi akan perintah tentunya berkaitan dengan
kekuasaan, di mana kekuasaan orang adalah hak untuk memberi
perintahkepada bawahan di mana para bawahan tunduk dan taat dan disiplin
dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Suatu perintah
akan berisikan aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang harus dipahami dan
dimengerti serta yang dijalankan oleh bawahan. Dengan perintah terjadi
hubungan atasan dan bawahan sebagai yang diberikan tugas.
3. Fungsi Persuasif
Dalam fungsi persuasif berarti memasukkan unsur-unsur yang
meyakinkan dari atasan baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga
bawahan merasa berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas yang
harus dilaksanakannya. Dalam kegiatan mempengaruhi, komunikator harus
luwes untuk melihat situasi dan kondisi di mana bawahan akan diberikan
tugas dan tanggung jawab, sehingga tidak merasa bahwa sebenarnya apa yang
dilakukan bawahannya itu merupakan beban, ia akan merasakan tugas dan
tanggung jawab.
4. Fungsi Integratif
Pada fungsi integrasi bahwa organisasi sebagai suatu sistem harus
berintegrasi dalam satu total kesatuan yang saling berkaitan dan semua urusan
satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu orang-orang yang berada
dalam suatu organisasi atau kelompok merupakan suatu kesatuan sistem, di
mana seseorang itu akan saling berhubungan dan saling memberikan
pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu proses
komunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai