Anda di halaman 1dari 12

KUMPULAN TUGAS-TUGAS

PENAKSIRAN CADANGAN

OLEH :
TAQWIM ARDHI NURMANSYAH
112.180.058

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB
I. PENDAHULUAN
II. TEORI PENAKSIRAN CADANGAN
2.1. Peraturan dan Perundangan....................................................................... 2
2.2. Dasar-dasar Penaksiran Cadangan............................................................ 4
2.3. Mineral Logam : Unsur, Mineral, Lingkungan Batuan............................ 5
III. TUGAS-TUGAS PENAKSIRAN CADANGAN
3.1. Tugas 1...................................................................................................... 6
3.2. Tugas 2...................................................................................................... 6
3.3. Tugas 3...................................................................................................... 6
3.4. Tugas 4...................................................................................................... 7
3.5. Tugas 5.................................................................................................... 18
3.6. Tugas 6.................................................................................................... 19
IV. PENUTUP
6.1. Kesimpulan............................................................................................. 21
6.2. Saran ....................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 23
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

Pertambangan merupakan salah satu kegiatan dasar manusia yang


berkembang pertama kali bersama-sama dengan pertanian. Oleh karena itu,
keberadaan pertambangan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan atau peradaban
manusia. Pertambangan merupakan suatu kegiatan yang unik. Hal im disebabkan
karena endapan bahan galian pada umumnya tersebar secara tidak merata didalam
kulit bumi baik jenis, jumlah, kadar (kualitas) maupun karakteristiknya.

Sumber daya mineral (endapan bahan galian) mempunyai sifat khusus bila
dibandingkan dengan sumber daya yang lain. Sifat yang dimaksud adalah
bahwasumber daya mineral merupakan “wasting assets” atau “non-renewable
resource’, artinya bila endapan bahan galan tersebut ditambang di suatu tempat,
maka bahan galan tersebut tidak akan dapat diperbaharui kembali, atau dengan
kata lain industri dasar tanpa daur. Oleh karena itu, di dalam mengusahakan
industri pertambangan selalu berhadapan dengan sesuatu yang sangat terbatas,
baik lokasi, jens, jumlah maupun utuh materialnya. Keterbatasan ini ditambah lagi
dengan usaha meningkatkan keselamatan kerja serta menjaga kelestarian
lingkungan hidup.

Jadi, di dalam mengelola sumber daya mineral diperlukan penerapan sistem


penambangan yang sesuai dan tepat, baik ditinjau dari segi teknis maupun
ekonomis agar manfaatnya dapat maksimal. Eksplorasi sumberdaya alam secara
keseluruhan merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan pertambangan hingga
pada proses penambangan. Dari kegiatan akan diperoleh imformasi-informasi
geologi yang diperlukan dalam penaksiran cadangan.

Taqwim Ardhi Nurmansyah / 112.180.058 1


BAB II

TEORI PENAKSIRAN CADANGAN

2.1. Peraturan dan Perundangan

Peraturan dan perundangan yang berlaku terkait dengan endapan bijih, yaitu :

1. Undang-Undang No. 4 tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan


Batubara

2. Standard Nasional Indonesia (SNI) SNI Amandemen 1 – SNI 13-4726-


1998 tentang Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan

3. SNI Amandemen 1 – SNI 13-4726-1998 tentang Klasifikasi Sumberdaya


dan Cadangan Batubara

4. SNI 2011

2.2. Dasar-dasar Penaksiran Cadangan

A. Pengambilan Conto
- Definisi : 
Proses pengambilan sejumlah kecil dari populasi-populasi (gas, cairan, padatan,
tumbuhan) mewakili sifat fisik dan kimia.
- Tujuan :
Ada tidaknya endapan bahan galian (prospeksi), bentuk, kadar dan kedudukan
(eksplorasi), perhitungan cadangan.
- Metoda :

Taqwim Ardhi Nurmansyah / 112.180.058 2


Tergantung sifat fisiknya, lokasi, alat, tenaga (manual, mekanis) dan biaya.
 4 Komponen Utama Pengambilan Conto (Spero Carras) :
1. Komp Statistik : angka/jml pengambilan individu massa.
2. Komp Geologi : orientasi jml pengambilan conto.
3. Komp Fisik :
a. Proses fisik : matabor, preparasi, peralatan, metoda.
b. Sifat fisik : sifat populasi, batuan, tanah, air, gas.
4. Komponen kimia : proses kimia, pengujian akhir conto.
 Metode Pengambilan Conto :
1. Metode pengambilan conto manual : Channel, chip, broken ore, grab,
bulk
2. Metode pengambilan conto mekanis : Core, cutting
3. Metode pengambilan conto dilihat dr materinya : Rock, stream
sedimen, water, vapor, soil, placer, vegetasi.
4. Pola pengambilan conto tergantung sifat fisik conto dan top :
-Tidak berpola : cairan, gas, tumbuh2an, permukaan bergelombang/
relief kasar.
-Dapat berpola : material lepas (placer) dan batuan, permukaan kasar.

B. Penentuan Daerah Pengaruh


Pedoman untuk menentukan batas daerah pengaruh :
1. Garis berat, garis tegak lurus yang membagi dua dengan jarak yang sama
antara dua titik conto.
2. Garis bagi, garis yang membagi sudut menjadi dua dan disebut juga pedoman
gravitasi

C. Interpretasi Daerah Pengaruh.


Erat hubungannya dalam penentuan batas-batas daerah pengaruh. Berdasarkan
obyeknya, interpretasi dibagi menjadi :
1. Interpretasi Analitis
Dilakukan dengan 2 pedoman yaitu :
a. Pedoman perubahan bertahap (rule of gradual changes)

Taqwim Ardhi Nurmansyah / 112.180.058 3


Dilakukan dengan prosedur matematik dan prosedur grafis. Keduanya
sama-sama menggunakan fungsi linear. Secara numeric
perubahan kondisi endapan minimal dianggap sama disepanjang garis
lurus penghubung 2 titik conto. Diterapkan untuk kadar, berat, luas,
volume dan tonase.

b. Pedoman titik terdekat (rule of nearest points)


Nilai titik diantara 2 titik pengamatan dipertimbangkan tetap atau sama
dgn nilai titik didekatnya. 
2. Interpretasi Natural / Intrinsic
Dilakukan terhadap kriteria geologi teknologi dan ekonomi.
3. Interpretasi empirik
Berpedoman pada hasil-hasil penelitian atau pengamatan sebelumnya dan
dianggap = lokasi yg sedang diteliti / diamati.

D. Eksploarsi Daerah Pengaruh


Titik yang terpisah dapat diekstrapolasi dengan pedoman titik terdekat. Jari-jari
batas ditentukan setengah jarak titik-titik terdekat. Ekstrapolasi juga dapat
diterapkan pada suaru block yang dibentuk oleh 4 titik.

E. Tebal Semu & Tebal Sebenarnya


Bentuk geometri endapan minimal sangat diperlukan. Unsur Asumsi, interpretasi
dan melakukan perhitungan. Unsur utama perhitungan cadangan adalah ketebalan,
panjang, lebar dan pengamatan kadar serta factor tonase.
 Asumsi Penggambaran 3 dimensi :
Pada sketsa horizontal yang tergambar adalah kedalaman vertical sedang pada
sketsa vertical yang tergambar adalah kedalaman bor. Kedalaman
atau ketebalan sesungguhnya adalah jarak miring pada bidang dengan
kemiringan/ dip end min tersbut. Ketebalan yang diukur dari pemboran adalah
ketebalan semu, karena diukur miring terhadap strike sesungguhnya dan dip
sesungguhnya dari endapan min.

F. Pengukuran Dan Perhitungan Luas

Taqwim Ardhi Nurmansyah / 112.180.058 4


1. Pengukuran dengan Planimeter
Berulang-ulang minimal 2 kali. Jika selisih pembacaan 1 dan 2 <2% maka
nilai rata-rata dibenarkan.
2. Pengukuran dengan Template
Menggunakan pola segiempat, titik dan garis-garis sejajar. Jumlah segiempat/
titik/ garis sejajar pada endapan minimal, kalikan dengan skala tiap 1
unit luasannya.

3. Perhitungan Geometri
Luas endapan minimal dibagi dalam beberapa bentuk geometri segitiga,
segiempat, belah ketupat/ trapezium, jumlah dan kalikan dengan skala.
4. Penjumlahan Bbrp Luasan Seragam
a. Rumus Trapezoidal
Luas daerah yg akan dihit, dibtk oleh bbrp btk trapezium dan scr berurutan
sbg berikut :
L= (A1+A2)h + (A2+A3)h +…
        2                      2
b. Rumus Simpson
Rumus ini mengamsumsikan bahwa batas dari setiap penampang diwakili
oleh lengkung parabolic yang melewati titik-titik yang berurutan.
L = 1/3h (A+2Σ Aganjil + 4Σ Agenap + A2)
c. Rumus Gabungan Trapezoidal dan Simpson
L=h [(A1+An) + A2+A3+A4+…+An-1]
                         2
d.Metoda Ambil dan Buang

G. Perhitungan Volume
1. Cara Sederhana:
-Perkalian P x L x T
-Perkalian Luas x T
-Perkalian Luas dan jarak antar penampang.

Taqwim Ardhi Nurmansyah / 112.180.058 5


2. Rumus 2 penampang (End Area) 
Apabila L1 dan L2 relatif sama, jika luasnya berbentuk lingkaran maka akan
menyerupai btk silindris
V= t (L1+L2)/2
3. Rumus Gabungan Penampang
Untuk beberapa penampang L1,L2,…Ln dengan perbedaan yang tidak jauh /
hampir sama
V= (L1x2L2x2L3+2L4+….+An)t/2
4. Rumus Kerucut (cone)
V= t . L1/3 
5. Rumus Baji (Wedge)
Apabila salah satu penampang dianggap garis sehingga dapat dikatakan
bentuknya membaji.
V = t L1/2
6. Rumus frustum
Seperti kerucut terpancung, perbedaan dengan silindris terletak pada
perbedaan luas L1 dan L2 yaitru L1=<0,5L2
V= t/3 (L1+2L2+ L1.L2)
7. Rumus Prismoidal
Pada endapa yang menyempit/ mengembang, Lm adalah luas rata2
penampang tambahan konstruksi dalam.
V = t/6 (L1+4Lm+L2)

H. Cut Of Grade (COG)


Kadar terendah yang masih menguntungkan untuk ditambang. Mixing dapat
dilakukan pada kualitas rendah dan tinggi. Pertimbangan ekonomis, menentukan
batas cadangan. Dibawah COG tidak dikategorikan cadangan tetapi SDM.

G. Ultimate Pit Slope

Taqwim Ardhi Nurmansyah / 112.180.058 6


Pertimbangan teknis, kemiringan/batas luar tambang yang tetap stabil dan
menguntungkan. Pengaruhnya pada eksplorasi lanjut, terhadap evaluasi dan
terhadap persiapan. Didasarkan pada :
1. BESR (Break even striping Ratio) yg diperkenankan.
Perbandingan antara nilai dari bahan galian yang berhasil ditambang,
biaya penambangan dan biaya yang dikeluarkan untuk
pengupasan lapisan penutup.
 Economic Striping Ratio 
BESR = (A-B)/C
A = nilai endapan min (Rp/ton bg)
B = biaya penambangan (Rp/ton bg)
C = biaya kupas lapisan penutup (Rp/ton lapisan penutup)
A-B>C maka untung
 Overal Striping Ratio
A=biaya TAMBANG BAWAH TANAH, B= biaya Tamka 
BESR>1 Tamka
BESR<1 Tambang bawah tanah
BESR=1 bisa keduanya
2. Sifat fisik dan sifat mekanik batuan (tekan, tarik, geser)
3. Struktur geologi (sesar, kekar, bidang geser, bidang perlapisan)
4. Air tanah, unsure kimia batuan dan waktu yg dibutuhkan.

J. Pilar Tambang Bawah Tanah


Pada tahap eksplorasi lanjut, evaluasi dan tahap persiapan pilar akan mengurangi
jumlah cadangan yang telah dihitung.

K. Perataan Dan Pembobotan Kadar

2.3. Mineral Logam : Unsur, Mineral, Lingkungan Batuan

Taqwim Ardhi Nurmansyah / 112.180.058 7


Mineral logam adalah semata-mata mineral yang terdiri dari satu atau lebih unsur logam.
Mereka biasanya memiliki permukaan mengkilap, konduktor panas dan listrik, dan dapat
ditumbuk menjadi lembaran tipis atau direntangkan ke kabel. Mereka terutama digunakan
untuk membuat alat dan senjata. Mineral logam disimpan dalam nugget emas, area
vulkanik, batuan sedimen dan mata air panas. Ketika mineral logam digali, mereka
dikenal sebagai bijih, dan bijih harus ditangani lebih lanjut untuk mengisolasi logam.
Pertama bijih dihancurkan dan kemudian mineral logam diisolasi dari batuan yang tidak
diinginkan untuk menghasilkan konsentrat. Konsentrat logam ini kemudian harus
dipisahkan dari residu non-logam atau kotoran lainnya. Contoh mineral logam adalah
kalkopirit (CuFeS2), Emas, Hematit (Fe2O3), Molibdenit (MoS2), Tembaga asli (Cu),
Pyrite (FeS2), dan Sphalerite (Zn, FeS).

Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar listrik
dan panas, dan mempunyai titik cair yang tinggi, serta unsur yang mempunyai jumlah
elektron di kulit terluar dalam atomnya lebih kecil . Oleh karena itu hampir semua logam
mudah melepas elektron  dan menjadi kation. Gaya ikatan logam disebabkan adanya
elektron-elektron yang ter “delokalisasi”. Elektron-elektron yang ter”delokalisasi”
menyebabkan daya kohesi yang besar sehingga logam mempunyai titik leleh, titik didih
dan kerapatan yang tinggi, serta daya hantar listrik dan panas yang besar disebabkan oleh
mobilitas dari elektron valensi. Logam dapat mengkristal dalam berbagai bentuk, yaitu
heksagonal terjejal, kubus terjejal (kubus berpusat muka), dan kubus berpusat badan.
Logam dalam unsur-unsur jumlahnya hampir empat per lima bagian. Logam dalam
keadaan bebas yang terdapat di alam hanyalah logam golongan platina seperti Rutenium,
Rodium, Paldium, Osmium, dan Platina serta emas, sedangkan logam pada umumnya
terdapat sebagai senyawa, dan senyawa-senyawa  di alam semacam itu disebut dengan
mineral. Mineral dibagi menjadi mineral yang merupakan senyawa stoikiometri dan
senyawa non stoikiometri, contoh mineral yang merupakan senyawa stoikiometri adalah
halit (NaCl) dan barit (BaSO4) dan beberapa mineral utama yang merupakan senyawa non
stoikiometri atau larutan padat dapat lihat tabel di bawah ini.

Logam Mineral Komposisi


Alumunium Bauksit Al2O3
Kromium Kromit FeCr2O4
Chalkosit Cu2S
Tembaga Chalkopirit CuFeS2
Malachit Cu2CO3(OH)2
Besi Hematit Fe2O3

Taqwim Ardhi Nurmansyah / 112.180.058 8


Magnetit Fe3O4
Timbal Galena PbS
Mangan Pirolusit MnO2
Merkuri Cinnabar HgS
Molibdenum Molibdenit MoS2
Timah Kassiterit SnO2
Rutil TiO2
Titanium
Ilmenit FeTiO3
Seng Sfalarit ZnS

Taqwim Ardhi Nurmansyah / 112.180.058 9

Anda mungkin juga menyukai