Anda di halaman 1dari 42

Al Banjari,

INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM


DALAM KITAB SYAIR IBARAT DAN KHABAR KIAMAT
JALAN UNTUK KEINSYAFAN KARYA KH.
ABDURRAHMAN SHIDDIK AL-BANJARI PADA
KETURUNAN ORANG BANJAR DI TAMBILAHAN, RIAU
Judul disarankan berubah menjadi:

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KITAB SYAIR


IBARAT DAN KHABAR KIAMAT JALAN UNTUK
KEINSYAFAN KARYA KH. ABDURRAHMAN SHIDDIK AL-
BANJARI (Studi Transmisi, Internalisasi, dan Persepsi
Masyarakat Banjar di Tambilahan, Riau)

A. LATAR BELAKANG.
Lembaga yang sangat besar andilnya dalam menentukan nasib bangsa
Indonesia ini adalah lembaga pendidikan Islam. Lembaga pendidikan dan
pengajaran yang dipelopori oleh para ulama Nusantara memberi semangat
terhadap masyarakat untuk mengusir penjajah dimuka bumi Indonesia. Berbagai
usaha dilakukan melalui pengembangan seperti halaqah, pendidikan surau, disusul
dengan lahirnya lembaga pendidikan pondok pesantren dan madrasah. Jasa
mereka dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran melalui surau,
halaqah, pondok pesantren, madrasah dapat dirasakan oleh masyarakat. Peninggalan
para ulama Nusantara yang telah berkiprah dalam menyiarkan ajaran agama Islam
melalui lembaga pendidikan ini dapat disaksikan hingga sekarang, dibuktikan
dengan adanya karya tulis mereka yang digunakan sebagai sumber pembelajaran
yang dapat dipelajari dan dikaji kembali untuk memenuhi kebutuhan bahan-bahan,
pembelajaran.

1
Al Banjari,

Kebijakan Belanda pada masa penjajahan sangat diskriminatif terhadap


Lembaga Pendidikan Islam. Pesantren yang menjadi basis pendidikan agama Islam
tidak mendapat perhatian sama sekali.1 Pada saat itu Lembaga pendidikan Islam
sangat terbatas dalam hal sarana dan prasarananya, seperti bahan-bahan bacaan,
karena sulitnya memperoleh informasi memperoleh buku-buku sebagai sumber ilmu
pengetahuan. Menyikapi kekurangan bahan bacaan sebagai sumber belajar seperti
buku bacaan, dalam hal ini para ulama mengarang dan menulis bahan pembelajaran
dengan karya-karya tulis yang sangat mengagumkan. Ada banyak kitab yang
mereka tulis untuk dipersembahkan kepada masyarakat secara umum dan khususnya
untuk dipelajari dalam hal ini santri-santri pada pondok pesantren maupun
madarasah. Para santri-santri yang pada saat itu sangat sulit mendapatkan kitab-
kitab yang menjadi Buku pegangan untuk dipelajari.
Jasa para ulama untuk memenuhi kebutuhan keberlangsungan pendidikan
Islam dengan membangun pondok pesantren dan menyiapkan bahan bacaan yang
mereka susun dalam sebuah karya tulis yang dijadikan bahan pembelajaran di
madrasah-madrasah maupun pondok-pondok pesantren menjadi peninggalan yang
diwariskan kepada generasi ke generasi. Sudah sepatutnya dan selayaknya ummat
Islam sekarang ini dapat memelihara dan melestarikannya.
Karya tulis para ulama, telah bersusah payah menulis dan mengarang buku-
buku sebagai bahan pendidikan dan pengajaran untuk membina ummat Islam di
belahan bumi Nusantara menjadi daya tarik pengamat dan peneliti untuk menggali
serta meneliti nilai-nilai pendidikan Islam dan pelaksanaan internalisasi nilai-nilai
pendidikan Islam tersebut dalam karya-karya peninggalan mereka seperti karya tulis
Kitab Syair Ibarat dan Khabar Kiamat untuk Keinsyafan yang telah disusun oleh
KH. Abdurrahman Shiddiq al Banjari.
Untuk megeksplorasi dan menemukan nilai-nilai pendidikan Islam yang
terkandung di dalam kitab tersebut, maka perlu adanya suatu penelitian yang lebih
mendalam sehingga temuan-temuan tersebut kemudian bisa terus dilestarikan dalam
1
Abuddin Nata, Sejarah pendidikan Islam(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), h. 283.

2
Al Banjari,

bentuk yang disesuaikan dengan zaman moderen yang mana pada zaman modern ini
banyak ditemui beberapa strategi dan-pendekatan dalam pendidikan dan pengajaran
dengan menggunakan media bahasa syair dan lagu.
Kitab-kitab yang mengandung nilai-nilai pendidikan agama Islam seperti
Kitab Syair Ibarat dan Khabar Kiamat untuk Keinsyafan yang dikarang oleh KH.
Abdurrahaman Shiddiq al Banjari dalam masyarakat dikenal dengan istilah Kitab
Syair Ibarat. Kitab ini menceritakan tentang nilai-nilai pendidikan Islam yang
bersumber pada Alquran maupun hadits. Nilai-nilai pendidikan Islam ini dikemas
dalam bentuk cerita dan perumpamaan-perumpamaan (Ibarat) yang disusun dalam
bahasa puisi dan pantun (bersajak) yang kemudian disampaikan dalam suatu proses
internalisasi pembelajaran dan pendidikan agma islam, yang kemudian Syair syair
tersebut dibukukan, yang sampai sekarang dapat kita temukan. Bahasa sastra yang
tuangkan dalam Syir Ibarat ini ditulis oleh Syekh Abuddrahman Siddiq al Banjari,
pada saat itu sedang giat-giatnya para intelektual Islam baik para ulama maupun
pujangga atau sastrawan islam di pusat kerajaan melayu pulau penyengat (Ptovinsi
Kepulauan Riau) pd abad 19 potnot HM.Ali Azhar,S.Sos.MH.,Al`alamul Alamah
Syekh Abdurrahman Siddiq. Multi kerajaan Indragiri Hilir Dalam senarai kerajaan
Riau., PT Ramadhan Jaya Raya.2015.h.129,130..Syair Ibarat ini ditulis dan
diselesikan beliau ketika bermukim di bangka pada tahun 1915 penyelesaiannya
pada 9 sya`ban 1344 H. Syair dan pantun ditulis pada saat banyak beredar di
masyarakat dengan bahasa yang indah memberi, mempengaruh terhadap masyarat
yang membawa kepada kearah negatif yang di khwatirkan oleh bliau membawa
kepada kemaksiatan kernanya beliau membuat syair untuk menandingi dengan syair
ibarat kabar kiamat, Kemudian kitab ini menjadi favorit dan digandrungi dikalangan
murid-murid keturunan beliau dan orang banjar pada zamannya. Perlulah pula untuk
diketahui bahwa KH. Abdurrahman Shiddiq al Banjari tidak hanya menulis kitab-
kitab tentang ilmu pengetahuan agama Islam saja, tetapi beliau juga menjadi praktisi

3
Al Banjari,

pendidikan Islam.2 Beliau membangun Madrasah dengan model pondok pesantren,


berawal ketika beliau menetap di sapat banyak masyarakat datang belajar agama
sehingga memerlukan tempat yang luas dan suasana yang tenang, belaiu mencari
tempat yang dirasa cocok, ditemukan lah desa parit hidayat,dengan didukung oleh
murid-murid beliau mulailah di bangun pemukiman, mesjid dan pondok-pondok
untuk penuntut ilmu yang mau belajar dan berdiam disediakan rumah- rumah
disekitar mesjid parit hidayat, dari parit hidayat semakin hari semakin banyak orang
menutut ilmu, Setiap hari pengajian brerlangsung beliau menjamu makan utk kira
180 orang jamah ini utk kelas ekonomi rakyat biasa, diluar mereka kelas menengah
mereka membawa bakal makan sendiri. pada puncak jumlah santri yang datang 300
an tahun 1920-1930. Pengaruh tuan guru syekh KH.Abdurrahman Siddiq sapat al
Banjari sangat besar sekali. Siar Islam di parit Hidayat melalui pengajaran dan
pendidikan agama Islam memberi pengaruh terhadap nilai-nilai kearifan lokal dan
nilai nila pendidikan agama Islam memberi warna terhadap budaya setempat. Pada
tahun 1915 ibi h/.136 Parit hidayat menjadi terkenal sebagai pusat pengajian agama
Islam di Indragiri. Potnot Ali Azhari, Al .`alamul Alamah syekh KH.Abdurrahman
siddiq Sapat al Banjari.ibid h.140,141
Catatan Undang-undang Hamidy menempatkan Syekh Abdurrahman
Shiddiq Sapat pada peringkat ke 4 dari diantara 15 Tokoh pendidikan agama Islam
Riau.3 Madrasah yang dibina beliau pada saat itu sempat mencapai kejayaannya
sehingga masyhur sampai ke luar negeri seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.4
Di daerah Indragiri Hilir sangat terkenal dengan penghasilan utama
masyarakatnya berupa kelapa dalam bentuk kopra(bungkil kelapa kering) bahkan
daerah ini sempat terkenal di seluruh Indonesia sebagai penghasil kopra terbesar
nomor 2 setelah Sulawesi Utara.5 Beliau punya perkebunan yang sangat luas.
2
Imran Efendi Hs, Pemikiran Akhlaq Syekh Abdurrahman Shiddiq al Banjari(Riau: CV.
Berkat Pekanbaru), Ed-I, h.33-34.
3
Ibid, h.35.
4
Ibid, h.36.
5
Ibid,h. 34

4
Al Banjari,

Separuh dari penghasilan perkebunan kelapa yang beliau miliki disumbangkan


untuk membeaiai pondok, ratusan pondok dibangun di sekitar Madrasah dan masjid
disediakan untuk pelajar-pelajar yang benar-benar memerlukan tempat kediaman
tanpa di pungut biaya, santri yang tidak berkecukupan beaia hidup, maka diberi
beras, bahkan pelajar yang berprestasi di kirim ke Mekkah untuk sekolah dengan
beaia ditanggung oleh Beliau, dengan harapan agar mereka sekembalinya dari
menuntut ilmu di Mekkah dapat mensyiarkan ilmu agama islam yang sudah
diperolehnya.
Kitab Syair Ibarat karangan KH.Abdurrahman Shiddiq al Banjari merupakan
suatu karya yang sangat menarik untuk dikaji dan diteliti kembali karena banyak
nilai-nilai pendidikan Islam yang bisa diambil dan dikembangkan. Kitab yang terdiri
dari seratus delapan puluh enam (186) halaman ini memiliki ciri khas tersendiri dan
unik, berbeda dengan kitab-kitab sekarang. Penulisan kitab ini menggunakan bahasa
dan tulisan Arab-Melayu, Banjar dan Arab dengan beberapa istilah (ibarat) yang
dilantunkan dalam lagu-lagu dan puisi, irama syair, yang sudah dikenal dan
masyhur di kalangan masyarakat pada zamannya. Kitab Syair Ibarat ditulis dalam
sebuah bentuk cerita dengan bahasa sastra (bersajak) dan ketika dibacakan dengan
berirama seni (lagu) dalam bahasa Melayu dan sesekali diselingi dengan adanya
bahasa Banjar dan bahasa Arab, tetapi yang paling dominan adalah Bahasa Melayu
Adapun contoh bunyi syair ibarat kabar kiamat dalah sebagai berikut :
Bismillahirrahmanirrahim
Terbit dari hati yang salim
Mendapat Syurga Jannatunna`im
Dengan karunia Rabbir Rahin

Alhamdulillahirabbil `alamin
Mengikut sabda sayyidil mursali
Dapat syafa`at sekalian Mu`min
Masuk Syurga salamin amiin

5
Al Banjari,

Kelebihan dunia yaitu akal


Akan menuntut ilmu dan amal
Sembahyang pun fardhu yang afdhal
Hadits dan quran jangan ditinggal

Jangan tiada menghadap guru


Akan kita yang belum tahu
Karena dunia sangat berseru
Hendaklah segra menghadap guru

Nasehatku ini engkau pikirkan


Mengarang syair dalil dan qur`an
Supaya gemar kita mengerjkan
Supaya tiada diperkenankan

Menuntut ilmu dengan tawakkal


Jangan takut tiada berbekal
Karena ilmu penghulu amal
Mengerjakan dia jangan menyesal

Sabda Muhammad nabi yang Abrar


Kerjakan olehmu taat dan amal
Berbuat ibadah dengan tawakkal
Mengerjakan dia jangan menyesal

Nilai-nilai pendidikan Islam yang termuat dalam kitab Syair Ibarat


disampaikan dengan bahasa yang menarik, menyenangkan serta menyentuh kalbu,
karena dengan bahasa seni yang indah bisa merangsang minat dan perhatian orang

6
Al Banjari,

untuk mendengarkan dan mempelajari lebih lama dan memudahkan masuk kedalam
ingatan, hati dan pikiran6 yang merasuk kedalam jiwa atau bathin hingga menjadi
perangai tingkah laku seseorang yang dapat di lihat dari kemampuan ilmu
pengetahuan (kognitif) yang dimiliki seseorang, begitu pula dalam segi kemampuan
mengendalikan emosi (Afektif), dan kemampuan keterampilan (psichomotorik)
keterampilan yang diperoleh dari pengalaman seseorang hingga menjadi karakter
yang tidak bisa dipisahkan dari diri sesorang sebagai kepribadiannya. Dengan cara
belajar yang menyenangkan seperti digambarkan di atas dapat memunculkan
motivasi yang tinggi untuk mempelajari, mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam
dan dalam waktu yang trtentu akan memberi efek yang baik, sehingga jika terus
diperdengarkan secara rutin, nilai-nilai pendidikan Islam dapat melekat pada diri
seseorang sehingga menjadi kepribadian dan menjadi tingkah laku keseharian
sebagai pribadi yang berkepribadian dan berkerakter.7
Di lingkungan masyarakat melayu, budaya masyarakatnya gemar bertutur
dengan gaya bahasa berpantun. Di Kampung Hidayat, Kecamatan Sapat, Kabupaten
Indragiri Hilir, Provinsi Riau, Syekh KH. Abdurrahman Siddiq Sapat berperan
langsung sebagai Pimpinan pondok dan sebagai guru (syeh-panggilan yang
termasyhur di masyarakat) dengan istilah ”Tuan Guru Sapat”. Selain itu, di wilayah
Kabupaten Indragiri Hilir tersebut terdapat keturunan orang Banjar perantauan yang
mana mereka juga mempelajari Kitab Syair Ibarat tersebut, salah satunya di daerah
kota Tambilahan, kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
KH. Abdurrahman Shiddiq al Banjari merupakan salah satu ulama yang
berasal dari suku Banjar, sehingga Beliau juga dikenal dengan sebutan KH.
Abdurrahman Shiddiq al-Banjari. Pada saat ini keturunan orang Banjar hulu sungai
banyak berdomisili di Kota Tambilahan yang merupakan ibu kota kabupaten
Indragiri Hilir. Hal ini dapat dilihat dari budaya yang berkembang di sana dan
Ega Rima Wati dan Shinta
6
Kusuma, Menjadi Guru Hebat dengan
Hypnoteaching(Jakarta:Kata Pena, 2016), h. 9.
7
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran(Ypgyakarta: Pustaka
Pelajar,2016), h. 192.

7
Al Banjari,

bahasa keseharian yang digunakan adalah bahasa Banjar walaupun sebenarnya


Tambilahan termasuk dalam pulau Sumatera. Maka sudah sepatutnya orang Banjar
khususnya orang Banjar Tambilahan menggunakan dan melesatarikan Kitab Syair
Ibarat.
Walaupun pada saat ini Kitab Syair Ibarat untuk Keinsyafan dan Khabar
Kiamat jarang digunakan di kalangan masyarakat moderern, namun pemerintah
setempat tetap berusaha melestarikan kitab ini dengan mengadakan perlombaan
membaca Kitab Syair Ibarat untuk Keinsyafan dan Khabar Kiamat setiap tahunnya
dan rutin dilaksanakan di kota Tambilahan. Selain itu, berdasarkan observasi awal
yang peneliti lakukan, masih ada sebagian masyarakat baik secara individual
maupun secara kelompok (majelis taklim) yang membaca dan mempelajari Kitab
Syair Ibarat.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan warisan para ulama khususnya
nilai-nilai penddidikan Islam dalam Kitab Syair Ibarat dapat menginspirasi dan
memberi contoh sehingga bisa ditiru oleh generasi-kegenerasi dalam
mengembangkan kualitas sumberdaya pendidik dan media pendidikan Islam di
nusantara.
Ketertarikan penulis untuk mengangkat permasalahan tersebut antara lain
karena masih kurangnya minat para guru mengembangkan pembelajaran nilai-nilai
pendidikan Islam dengan menggunakan bahan pembelajaran berbahasa Indonesia
dalam bentuk syair seperti dalam Kitab Syair Ibarat. Selain itu untuk mengetahui
lebih dalam lagi isi kandungan nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Kitab Syair Ibarat
ini serta mengetahui bagaimana perwujudan nilai-nilai pendidikan Islam tersebut
dalam kehidupan keturunan orang Banjar yang tinggal di Tambilahan Riau.
Sepengetahuan penulis sampai saat ini tidak ada penelitian yang mengangkat
masalah ini sehingga diharapkan penelitian ini benar-benar murni dari hasil-
penelitian penulis. Belum pernahnya penelitian ini dilakukan oleh orang lain maka
hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah informasi yang kemudian bisa
dikembangkan oleh peneliti yang lain. Mengingat begitu besar nilai-nilai pendidikan

8
Al Banjari,

Islam yang terkandung di dalam Kitab Syair Ibarat dan Khabar Kiamat Jalan untuk
Keinsyafan, maka untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan islam yang terkandung
dalam kitab tersebut, dan untuk mengetahui internalisasi nilai nilai pendidikan islam
dalam kehidupan keturunan orang Banjar, maka penulis merasa perlu untuk meneliti
lebih lanjut dalam bentuk disertasi yang berjudul NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM
DALAM KITAB SYAIR IBARAT DAN KHABAR KIAMAT JALAN UNTUK KEINSYAFAN KARYA KH.
ABDURRAHMAN SHIDDIK AL-BANJARI (Studi Transmisi, Internalisasi, dan Persepsi
Masyarakat Banjar di Tambilahan, Riau)

B. FOKUS PENELITIAN
Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja nilai-nilai pendidikan Islam pada aspek Aqidah, Akhlak dan tasauf,
Fiqih, Ibadah, muamalah dan kemasyarakatan, yang termuat dalam Kitab
Syair Ibarat dan Khabar Kiamat Jalan untuk Keinsyafan karya KH.
Abdurrahman Shiddiq Al-Banjari.
2. Bagaimana proses transimisi dan internalisasi nilai nilai pendidikan Islam
dalam Kitab Syair Ibarat dan Khabar Kiamat Jalan untuk Keinsyafan karya
KH. Abdurrahman Shiddiq Al-Banjari pada keturunan orang Banjar di
Tembilahan Riau
3. Apa persepsi masyarakat secara umum dan khususnya masyarakat
keturunan banjar tentang Kitab Syair Ibarat dan Khabar Kiamat Jalan untuk
Keinsyafan karya KH. Abdurrahman Shiddiq Al-Banjari pada Keturunan
orang Banjar di Tembilahan Riau
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi (pendukung dan penghambat) dalam
internalisasi nilai nilai pendidikan Islam dalam Kitab Syair Ibarat dan
Khabar Kiamat Jalan untuk Keinsyafan karya KH. Abdurrahman Shiddiq
Al-Banjari pada Keturuna orang Banjar di Tembilahan Riau.

9
Al Banjari,

B. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:


1. Apa saja nilai-nilai pendidikan Islam yang mencakup pada aspek aqidah,
akhlak, tasawuf, Ibadah, muamalah dan kemasyarakatan dalam Kitab Syair
Ibarat dan Khabar Kiamat Jalan untuk Keinsyafan karya KH. Abdurrahman
Shiddik Al-Banjari pada keturunan orang banjar di Tembilahan, Riau.
2. Bagaimana proses tranmisi nilai nilai pendidikan Islam pada aspek aqidah,
Akhlak, Tasawuf, Ibadah, muamalah dan kemasyarakatan dalam Kitab Syair
Ibarat dan Khabar Kiamat Jalan untuk Keinsyafan karya KH. Abdurrahman
Shiddiq al-Banjari pada Keturunan Orang Banjar di Tembilahan Riau
3. Apa persepsi masyarakat secara umum dan khususnya masyarakat
keturunan Banjar tentang kandungan nilai nilai pendidikan Islam dan dalam
kurtural, tindakan, tutur, pikir, cipta dan karsa terhadap Kitab Syair Ibarat
dan Khabar Kiamat Jalan untuk Keinsyafan karya KH. Abdurrahman
Shiddiq Al-Banjari pada Keturunan orang Banjar di Tembilahan Riau.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi (pendukung dan penghambat) dalam
internalisasi nilai nilai pendidikan Islam dari Kitab Syair Ibarat dan Khabar
Kiamat Jalan untuk Keinsyafan karya KH. Abdurrahman Shiddiq Al-
Banjari pada Keturunan orang Banjar.

D. KEGUNAAN PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan
Praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran bagi dunia
pendidikan sebagai hasil penelitian yang memberikan informasi bahwa
ditemukannya kandungan nilai-nilai pendidikan Islam dalam Kitab Syair

10
Al Banjari,

Ibarat dan Khabar Kiamat Jalan Untuk Keinsyafan karya KH.


Abdurrahman Shiddiq al Banjari yang bisa diterapkan dan
dikembangkan sesuai dengan kemajuan zaman di era globalisasi yang
sangat dipengaruhi oleh teknologi dalam dunia pendidikan.
b. Hasil Temuan dari penelitian ini diharapkan menemukan penggunaan
metode pembelajaran pendidikan agama Islam dalam kitab syaair ibarat
tersebut mulai dari zaman penjajahan belanda yakni ketika masa
hidupnya pengarang. Penyampaian(pembelajaran)nya melalui
bahasa(bertutur), bersyair dan berpantun, hingga menjadi kesatuan
rangkaian kalimat demi kalimat yang mengandung makna, bermanfaat
dan mengandung nilai-nilai pendidikan agama Islam, sehingga bisa
dijadikan bahan kajian bagi peneliti yang ingin memperdaalam kajian
terhadap kitab tersebut.
2. Kitab Syair Ibarat Dan Khabar Kiamat Jalan Untuk Keinsyafan adalah
hasil karya tokoh pendidik dan ulama nusantara ini dijadikan sebagai
media pembelajaran. Kitab ini bersumber pada al Quran dan al hadits
yang diungkapkan, digambarkan dalam bentuk syair ibarat dan
perumpamaan. Hasil penelitian dari kandungan nilai-nilai pendidikan
Islam, nilai-nilai ini bisa ditangkap, diakui dengan pernyataan serta
berdampak dalam perilaku dan perangai seseorang sehari-hari baik
perilakunya dalam ibadah kepada Allah, hubungan mereka sesama
manusia(kemasyarakatan) dan lingkungannya. Hasil penelitian ini bisa
dijadikan bahan pertimbangan oleh para pendidik, guru agma Islam dan
pratisi pendidikan dalam menyusun kurikulum, media pembelajaran,
silabus dan metode pembelajaran agama Islam.
a. Praktis
1. Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan bacaan para praktisi dan pakar
pendidik untuk mengetahui pembelajaran nilai-nila pendidikan agama

11
Al Banjari,

Islam dalam Kitab Syair Ibarat Dan Khabar Kiamat Jalan Untuk
Keinsyafan, karangan KH. Abdurrahman Shiddiq al Banjari.
2. Dari hasil temuan ini nantinya bisa menjadi bahan kajian bagi peneliti
berikutnya, karena masih banyak aspek-aspek lainnya yang perlu
penelitian yag lebih mendalam dan lebih spesifik.

E. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk membatasi interpretasi dalam penelitian ini, maka dberikan definisi
operasional sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun definisi
operasional tersebut di antaranya:
1. Internalisasi (internalization) adalah penghayatan terhadap suatu ajaran
doktrin atau nilai sehingga merupakan suatu keyakinan dan kesadaran akan
kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan prilaku. 8
Internalisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu usaha atau
proses terjadinya pemasukan,penanaman, pemahaman, pengertian dan
penghayatan terhada nilai-nilai pendidikan Islam dalam kitab Syair Ibarat
dan Khabar Kiamat Jalan untuk Keinsyafan karya KH. Abdurrahman
Shiddik al-Banjari kepada seseorang sehingga membentuk pola pikir,
keyakinan dan kesadaran seseorang menjadi lebih baik dan mempengaruhi
tingkah laku posititifnya, sehingga menjadi lebih berpengetahuan (kognitif),
berkeyakinan (afeknif) dan berprilaku (psikomotori) dan berkarakter lebih
baik dari sebelumnya.
2. Nilai adalah standar tingkahlaku, keindahan,keadilan, kebenaran, dan efiensi
yang mengikat manusia dan sepatutnya dijalankan dan dipertahankan.9 Nilai

8
Pusat Bahasa Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), Edisi Ke-3, Cet. Ke-3, h. 439.
9
Mawardi Lubis dan Zubaedi, Evaluasi Pendidikan Nilai (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2000), h. 18.

12
Al Banjari,

dalam penelitian ini adalah nilai yang terkandung dalam pendidikan Islam
berupa aqidah, akhlak tasauf, Ibadah, Muamalah dan kemasyarakatan.10
3. Pendidikan Islam adalah jenis pendidikan yang pendirian dan
penyelenggaraannya didorong oleh hasrat dan semangat cita-cita untuk
mengejawantahkan nilai-nilai Islam, baik yang tercermin dalam nama
lembaganya maupun dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan. Kata
Islam ditempatkan sebagai sumber nilai yang akan di wujudkan dalam
seluruh kegiatan pendidikan.11 Pendidikan Islam dalam penelitian ini adalah
kegiatan memberi pembelajaran agama dengan menyampaikan informasi
dan memberitahu kabar peristiwa terjadinya kiamat dengan gambaran
peristiwa yang terjadi sehingga membekas dan tertanam suatu keyakinan
dengan tujuan agar tergerak hati untuk berbuat taqwa.
4. Kitab Syair Ibarat Dan Khabar Kiamat Jalan Untuk Keinsyafan adalah kitab
yang dikarang oleh KH. Abdurrahman Sidik bin Muhammad Afif al Banjari
dikenal juga dengan nama Kitab Syair Ibarat. Kitab Syair Ibarat adalah
sebuah buku yang bertuliskan tulisan Arab-Melayu yang dituturkan dengan
bahasa Melayu, bahasa Banjar dan bahasa Arab. Kitab Syair Ibarat berisikan
rangkaian kalimat yang menceritakan tentang keimanan aqidah, akhlak dan
tasauf, ibadah, Muamalah dan kemasyarakakatan, informasi siksaan bagi
orang durhaka di neraka, balasan oarng yang taat di dalam syurga. Kitab
yang diawali dengan bismillahirrahmanirrahimini memliliki pembahasan
menganai penanaman tauhid dengan berurutan dari rukun iman pertama dan
seterusnya serta mengandung nila-nilai, konsep dan tujuan pembelajaran
penddidikan agama Islam. Dalam penulisannya kemudian Kitab Syair Ibarat
dan Khabar Kiamat Jalan untuk Keinsyafan ditulis menggunakan istilah
Kitab Syair Ibarat.
10
Zulkarnain, Transformasi Nilai-Nilai Pendidikaan Islam(Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2008), h. 28-30.
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam, Fakta Teoritis-Filosofis & Aplikasi-Normatif (Jakarta:
11

Amzah, 2013), h. 32.

13
Al Banjari,

F. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu yang ditelaah oleh penulis anatara lain:
1. Syafie Abdullah meneliti Riwayat hidup dan perjuangan Syekh
Abdurrahman Siddiq al Banjari tulisan ini di kutip dari buku Imran Effendi
Hs. pemikiran Akhlak Syekh Abdurrahman Siddiq al Banjari foot nute h.8.
2. .Muhammad Nazir meneliti Pemikira Kalam Syekh Abdurrahman Siddiq al
Banjari.tulisan ini dikutip dari buku,Imran effendi Hs, Pemikiran akhlak
Syekh Abdurrahman Siddiq al Banjari foot nute,h,8
3. M. Arrafie Abduh melakukan penelitian untuk memenui salah satu Syarat
untuk menyelesaikan program studi (S.3) hasil disertasinya sudah dibukukan
dengan judul, Corak Tasawuf Abdurrahman Shiddiq dalam syair-
syairnya.tahun1998.Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
yang menjelaskanTasauf akhlaki dan Falsafi Abdurrahman Siddiq yang di
ungkapkannya dalam bentuk sya`ir melalui pendekatan sejarah yakni
pemahaman kejadian masa silam yang mempunyai kesatuan dengan waktu,
tempat, budaya, golongan dan lingkungan
4. Syu’aib Syam dengan judul pemikiran Tasauf Abdurrahman di ambil dari
sebuah Kitab Syair Ibarat dan Khabar Kiamat jalan untuk Keinsyafan
5. Imran Efendi Hs.tesis hasil penelitian yang sudah diterbitkan dalam bentuk
buku dengan judul Pemikiran Akhlak Syekh Abdurrahman Shiddiq al-
Banjari,tahun 2003 M. Objek dalam penelitian tersebut adalah pemikiran
akhlak syeh Abdurraahman Shiddiq yang memuat tentang teori-teori
pemikiran Akhlak dengan contoh-contoh akhlaq. Berbeda dengan penelitian
yang sedang penulis lakukan menliti internalisasi nilai-nilai pendidikn
agama yang memiliki objek penelitian yang lebih luas yakni tidak hanya
meneliti teori-teori pemikiran akhlak akhlak syekh Abdurrahman Siddiq al
Banjari namun internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam yang

14
Al Banjari,

terkandung dalam Kitab Syair Ibarat dan Khabar Kiamat Jalan untuk
Keinsyafan.
6. A. Muthalib, M.A. dengan judul penelitian tesis tuan guru Sapat dalam
proses Pedidikan Islam di Inragiri Hilir Riau pada abad XX. Yang di ajukan
kepada pengelola Program sejarah pasca sarjana Universitas Gajah Mada,
Yoyakarta pada tahun 2007.Data tesis ini di peroleh melalui penelitian
lapangan yang dilakukan riset di Arsip Nasional dan perpustakaan
Penelitian lapangan di Indragiri Hilir Riau. Dari hasil penelitian tesis ini
kemudian di terbitkan dalam bentuk buku pada tahun 2009 dengan judul
Tuan Guru Sapat, ,Kiprah dan perannanya dalam pendidikan Islam di
Indragiri Hilir Riau pada abad XX. Penelitian tersebut memiliki fokus
penelitian pada kiprah dan peran tokoh pengarang Kitab Syair Ibarat dan
Khabar Kiamat Jalan untuk Keinsyafan yakni KH. Abdurrahman Shiddiq
Al-Banjari. Sedangkan penulis pada penelitian ini akan mengangkat
internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam yang ada dalam kandungan
Kitab Syair Ibarat dan Khabar Kiamat Jalan untuk Keinsyafan terhadap
tokoh yang sama KH.Abdurrahman Siddiq Albanjari pengarang kittab syair
Ibarat yang akan diteliti oleh penulis.
7. Kamrani Buseri ,hasil pelitian disertasi dengan judul Nilai-nilai Ilahiah
Remaja Pelajr. Dalam penelitian tersebut menggambarkan pendidikan nilai-
nilai Ilahiah di tengah-tengah pelajar remaja yang berlangsung dalam dunia
pendidikan formal. Sedangkan pada penilitianpenulis akan membahas nilai-
nilai pendidikan agama Islam dalam Kitab Syair Ibarat dan Khabar Kiamat
Jalan untuk Keinsyafan Karya KH.Abdurrahman Shiddiq al Banjari.

G. Susunan KERANGKA TEORI


1. 1. Pengertian Internalisasi

15
Al Banjari,

Internalisasi (internalization) diartikan sebagai penggabungan atau


penyatuan sikap, standard tingkah laku, pendapat dan seterusnya di dalam
kepribadian.12 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia internalisasi adalah
penghayatan terhadap suatu ajaran doktrin atau nilai sehingga merupakan suatu
keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam
sikap dan perilaku.13
Adapun teori-teori yang digunakan yakni pengerian internalisasi menurut
pandangan para ahli psikologi, metode internalisasi, Bentuk-bentuk Internalisasi,
Internalisasi merupakan proses yang mendalam untuk menghayati nilai-nilai
kedisiplinan yang dipadukan dengan nilai-nilai pendidikan secara utuh yang
sasarannya menyatu dalam kepribadian peserta didik, sehingga menjadi satu
karakter atau watak peserta didik.
Internalisasi adalah penghayatan, pendalaman, penguasaan secara mendalam
melalui binaan, bimbingan dan sebagainya. Dengan demikan Internalisasi
merupakan suatu proses penanaman sikap ke dalam diri pribadi seseorang melalui
pembinaan, bimbingan dan sebagainya agar ego menguasai secara mendalam suatu
nilai serta menghayati sehingga dapat tercermin dalam sikap dan tingkah laku sesuai
dengan standart yang diharapkan.14
Dalam pengertian psikologis, internalisasi mempunyai arti penyatuan sikap atau
penggabungan, standart tingkah laku, pendapat, dalam kepribadian. Freud
menyakini bahwa super ego atau aspek moral kepribadian berasal dari internalisasi
sikap-sikap orang tua.15
1.2 Tahapan Internalisasi

12
J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h.
256.
13
Op. Cit., Pusat Bahasa Pendidikan Nasional, h. 439.
14
Heni Puspita sari, Op cit, h.231.
15
James Caplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), h.
256.

16
Al Banjari,

Dalam proses internalisasi yang dikaitkan dengan pembinaan peserta didik,


ada 3 tahapan yang terjadi, yaitu:
1. Tahap transformasi nilai
Tahap ini merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pendidik dalam
menginformasikan nilai-nilai yang baik dan kurang baik. Tahap ini hanya
terjadi komunikasi verbal antara Asatidz dan santri.
2. Tahap Transaksi Nilai
Suatu tahap pendidikan nilai dengan jelas melakukan komunikasi dua arah
atau interaksi antara santri dengan pendidik yang bersifat timbal balik.
3. Tahap Transinternalisasi
Tahap ini lebih mendalam dari tahap transaksi.Pada tahap ini bukan hanya
dilakukan dengan komunikasi verbal tapi juga sikap mental dan
kepribadian.Jadi pada tahap ini komunikasi kepribadian yang berperan
secara aktif.16
1.3.Metode Internlisasi :
a.Metode Ketauladanan
b.Metode Latihan dan pembiasaan(kihajar dewantara)
c. Metode Pemberiaan Nasehat
d. Metode Pemberian janji dan ancaman Targhib wa Tarhib
e. Metode Disiflin
1.4.Proses Internalisasi nila-nilai pendidikan agama islam
1,5, Bentuk bentuk Internalisasi

2.2 Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermanfaat. Nilai menurut Milton


Roceach dan,seperti yang dikutip oleh Mawardi dan Zubaedi, adalah suatu tipe

16
Muahimin, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya: Citra Media, 1996), h. 153.

17
Al Banjari,

kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan, dimana


seseorang harus bertindak yaitu menghindari suatu tindakan, mengenai sesutu yang
pantas atau tidak pantas dikerjakan, dimiliki dan dipercayai.17
Pengertian nilai dikemukakan pula oleh Fraenkel. Menurutnya nilai adalah
standar tingkahlaku, keindahan, keadilan, kebenaran, dan efiensi yang mengikat
manusia dan sepatutnya dijalankan dan dipertahankan.Sedang Siti Gazalba
mengartikan nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak dan ideal. Mawardi lubis
menekankan bahwa nilai merupakan esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat
berarti bagi kehidupan manusia. Esensi itu belum berarti sebelum dibutuhkan
manusia, tetapi bukan berarti adanaya esensi itu karena adanya manusia yang
membutuhkan.18
Pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa istilah dan pengertian
yang dianggap relevan dengan tujuan penelitian. Pengertian tentang diambil dari
teori para ahli filsafat dan para ahli pendidikan, nila,pembagian kelompok tentang
nilai, macam dan fungsi nilai, Pengertian pendidikan dan pendidikan agana Islam,
metode pembelajaran nilai nilai pendidikan agama Islam, proses internalisasi nilai
nilai pendidikan agama Islam, faktor faktor yang mempengaruhi terhadap
internalisasi pendidikan nilai-nilai pendidikan agama Islam, Hambatan-hambat
internalisasi pendidikan nilai-nilai pendidikan agama Islam dan faktor-faktor
pendukung terhadap internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam, Masyarakat
Banjar dan Melayu ditintau dari kacamata sosiologi, Karakter masyarakat Banjar,,
Sejarah diaspora orang Banjar ke Indragiri, Masyarakat Banjar di Indragiri, Tradisi
masyarakat Banjar di Indragiri, Tradisi masyarakat Melayu, dan kitab Syair Ibarat
karya kh. Abdurrahman Siddiq all Banjari.
2.3 Pengertian Pendidikan Islam

17
Mawardi Lubis dan Zubaedi, Evaluasi Pendidikan Nilai (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2000), h. 16.
18
Ibid, h. 18.

18
Al Banjari,

Menurut Zamroni, seperti yang dikutip oleh Zain, memberi pengertian


pendidikan adalah suatu proses menanamkan dan mengembangkan pada diri
peserta didik membedakan barang yang benar dan yang salah, yang baik dan yang
buruk, sehingga kehadirannya ditengah-tengah masyarakat akan bermakna dan
berfungsi secara optimal.19
Pendidikaan agama Islam adalah pendidikan yang bersumber pada al-Qur’an
dan Hadis, dimana penyelenggaraan pendidikan Islam dan agama Islam berfungsi
sebagai sumber moral dan nilai.20Berdasar pada al-Qur’an dan Hadis sebagai dasar
utama pendidikan Islam, didalam aspek pendidikan Islam mengandung
beberapaunsur pokok yang mengarah kepada pemahaman dan pengalamandokrin
Islam secara menyeluruh.21Adapun nilai-nilai pendidikan agama Islam yang harus
diperhatikan mencakup:
1. Tauhid/Aqidah.
Mencakup rukun yang terdiri dari pokok bahasan tentang keimanan kepada
Allah, Malaikat, Iman kepada Rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya (Islam)dan Iman
kepada hari akhirat serta beriman pada qadha dan qadar ketentuan dari Allah
SWT.22
2. Ibadah.
Ibadah yang dimaksud adalah pengabdian ritual sebagaimana diperintahkan
dan diatur di dalam al-Quran dan sunnah yang secara garis besarnya dapat
diambil dari rukun Islam yang lima yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat dan
haji. Ibadah tersebut dikatakan juga bentuk ibadah vertikal kepada Allah,
ibadah horizontal sesama manusia, dan internal.23.
3. Akhlak.
19
Zain Almubarak, Membumikan Pendidikan Nilai (Jakarta: Persada, 2000), h. 3.
20
Zulkarnain, Transformasi Nilai-Nilai Pendidikaan Islam(Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2008), h.26.
21
Ibid, h. 27.
22
Ibid, h. 28.
23
Ibid.

19
Al Banjari,

Akhlak dalam Islam akhlak norma-norma baik dan buruk tidak terbatas pada
seorangan saja tetapi menyeluruh penting untuk masyarakat, ,ummat dan
kemanusiaan.24
4. Kemasyarakatan.
Mencakup pengaturan pergaulan, hidup manusia di atas bumi,dalam dimensi
sosial.25

3. Proses Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam


Internalisasi merupakan sentral perubahan kepribadian yang merupakan
dimensi kritis terhadap perubahan diri manusia yang didalamnya memiliki makna
kepribadian terhadap respon yang terjadi dalam proses pembentukan watak
manusia. Reber, sebagaimana dikutip Mulyana mengartikan internalisasi sebagai
menyatunya nilai dalam diri seorang, atau dalam bahasa psikologi merupakan
penyesuaian keyakinan, niai, sikap, praktik, dan aturan-aturan baku pada diri
seseorang.26
Internalisasi yang dimaksud di atas mengisyaratkan bahwa pemahaman nilai
yang diperoleh harus dapat dipraktikan dan berimplikasi pada sikap. Internalisasi ini
akan bersifat permanen dalam diri seseorang. Sedangkan Ihsan memaknai
internalisasi sebaga upaya yang dilakukan untuk meamasukkan nilai-nilai ke dalam
jiwa sehingga menjadi miliknya.27
Dalam kaitannya dengan nilai, pemahaman para ahli mengenai internalisasi
tersebut pada dasarnya memiliki substansi yang sama. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa internalisasi merupakan suatu proses penanaman nilai ke dalam jiwa
seseorang sehingga nilai tersebut tercermin pada sikap dan perilaku yang
ditampakkan dalam kehidupan sehari-hari.

24
Ibid, h. 29.
25
Ibid, h. 30.
26
Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai (Bandung: Alfabeta, 2004), h. th.
27
Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kepribadian (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 155.

20
Al Banjari,

3.1 Proses Pembelajaran nilai-nilai pendidikan agama Islam


Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya
perubahan tingakah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan
(psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Belajar adalah
merupakan penerapan teori-teori pada pembahasan tentang isu-isu (permasalahan).
Pembelajaran nilai-nilai pendidikan agama Islam meliputi substansi materi, metode
pembelajaran serta hasil pembelajaran. Arah perkembangan nilai-nilai pendidikan
agama Islam itu sendiri adalah terbentuknya nilai-nilai yang mengkristal (tujuan
pendidikan nilai-nilai pendidikan agama Islam) dan yang menjadi substansi
materinya adalah knowledge dan experience afektif.
Kalimat belajar yang ditambah dengan awalan pem dan akhiran an yang
memiliki pengertian bahwa pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari
memori, kognisi dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman.28Dalam
pengertian lain dikatakan bahwa pembelajaran mupakan fenomena komplek yang
dipengaruhi oleh banyak faktor yang jelas ia merupakan rekonstruksi dari
opengalaman masa lalu yang berpengaruh terhadp perilaku dan kapasitas seseorang
atau suatu kelompok.29Istilah pembelajaran dalam teori belajar konstrutivisme
dipahami sebagai proses belajar yang melibatkan emosi, mental, kesadaran,
penghayatan dimana peserta didik mengambil peran yang aktif membangun
pengetahuannya sendidiri.30Pengertian pembelajaran menurut Dick and Carey
merupakna rangkaian pristiwa atau kegiatan yang disampaikan secara terstruktur
dan terencana dengan menggunakan sebuah atau beberapa jenis media.31
Selain itu, Sudjana mendidfinisikan pembelajaran sebagai usaha terencana
dan sadar yang dilakukan melalui proses aksi (komunikasi satu arah antara

28
Op. Cit., Miftahul Huda, h.2.
29
Ibid, h. 6.
30
Op. Cit., Subur, h. 8.
31
Ibid, h. 4.

21
Al Banjari,

pengaajar dan peserta didik, interaksi(komunikasi dua arah yaitu antara pengajar
dengan peserta didik, peserta didik dengan pengajardan peserta didik dengan peserta
didik), sehingga menghasilkan perubahan tingkahlaku.32
3.2 Metode Pembelajaran nilai-nilai pendidikan agama Islam
Metode dapat diartikan sebagai cara-cara atau langkah-langkah yang
digunakan salam menyampaikan suatu gagasan, pkiran atau wawasan yang disusun
secara sistimatik dan terencana serta didasarkan pada teori, konsep dan dan pinsip
tertentu yang terdapat dalam berbagai disiplin ilmu terkait.33
Metode Pembelajaran merupakan jenis langkah-langkah yang dipilih dan
dipergunakan dalam mengimplentasikan strategi (rencana yang sudah disusun)
dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Umar Asasuddin Sokah, seperti dikutip oleh Subur (2015), langkah-
langkah pembelajaran yang bersifat metodis ini memiliki beberapa fase yaitu seleksi
(pemilihan barang), gradasi (pentahapan), presentasi (penyajian bahan) dan repitisi
(pengulangan bahan yang telah disajikan). Metode digunakan untuk merealisasikan
strategi yang telah dirancang sebelumnya. Terdapat beberapa metode pembelajaran
yang dapat digunakan untuk mengimplementasi strategi pembelajaran, diantaranya:
1) Metode Ceramah;
2) Metode Demonstrasi;
3) Metode Diskusi;
4) Metode Simulasi;
5) Metode Laboratorium;
6) Metode Pengalaman Lapangan;
7) Metode Brainstorming;
8) Metode Debat;

32
Ibid
Abudinata, Perspektif Islam tentang
33
Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana
Predanamedia Group, 2009), h. 176.

22
Al Banjari,

9) Metode Simposium; dan sebagainya.34


Dalam pembelajaran nilai-nilai pendidikan agama Islam dapat menggunakan
metode ceramah. Ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran
melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekolompok siswa
(orang).35
Ceramah sebagai cara untuk menyampaikan kandungan nilai-nilai
pendidikan agama Islam melalui bahasa tutur lisan maupun tertulis melalui media
pembelajaran kitab yang telah dicetak untuk dijadikan bahan pembelajaaran. Di
dalam menggunakan metode ceramah teknik penyampaiannya sangat ditentukan
oleh kemapuan seorang pendidik atau guru menggunakan gaya bahasa agar bisa
membangun perhatian pendengar, audensi ataupun murid. Metode atau tehnik
ceramah sangat tergantung pada individu seseorang dalam menerapkannya,
misalnya dengan taktik menggunakan ilustrasi atau penggunaan gaya bahasa
sesorang agar materi yang disampaikan mudah dipahami.36
4. Tujuan pembelajaran nilai-nilai Pendidikan Agama Islam
Ajaran Islam bersumber pada al Qur’an dan Hadits yang menurut beberapa
ahli memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Omar Muhammad Al-Toumy Al Syaibany merumuskan tujuan pendidikan
Islam adalah tujuan individualdaan tujuan sosial, pembinaan pribadi muslim
yang terpadu pada perkembangan dari segi spirutual, jasmani, emosi,
intelektual, dan sosial terkait dengan bidang kebudayan dan sosial
kemasyarakatan.
2. M.Athiyah el Abrasymengatakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam
adalah pembentukan akhlak yang mulia; Persiapan untuk kehidupan dunia
dan akhirat.

34
Loc. Cit., h. 20.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
35

Kencana, 2007), h. 145.


36
Ibid, h. 125-126.

23
Al Banjari,

3. Menurut Kamrani Buseri, Pendidikan Islam merupakan pengaturan diri


individu dan masyarakat yang disisipkan kepada menepati Islam dan
mempraktikan nya secara keseluruhan dalam kehidupan pribadi dan
masyarakat.37
4. Hamdani Ali merumuskan tujuan pendidikan Islam sebagai pengabdian diri
manusi kepada pencipta alama, dengan tidak melupakan kehidupan akhirat.

Kitab Syair Ibarat dan Khabar Kiamat


SKEMA KERANGKA BERFIKIR
Untuk Keinsyafan

Pembelajaran Nilai-nilai Pendidikan agama Islam

37 Pendekatan Penalaran

Sentuhan Jiwa

Kamrani Buseri, Dasar,Asas, dan Prinsip Pendidikan Islam (Banjarmasin: IAIN Antasri
Press,2017), h.72.

24
Al Banjari,

Metode:
Pendidikan Aqidah Pendi.Ibadah,
Akhlak dan tasauf Ceramah,bekisah, Muamalah,
bersyair,berpantun Kemasyarakatan
media pembelajaran
Kitab Syair iIbarat p

Tujuan

Dari skema diatas dapat penulis sampaikan bahwa Kitab Syair Ibarat ditulis
dalam tulisan Arab Melayu atau Jawi, dalam tiga bahasa yaitu bahasa Arab, Bahasa
Melayu dan bahasa Banjar. Tahap awal setelah memperhatikan kitab tersebut dan
penulis menemukan nama pengarang dan selanjutnya menemui jutriat beliau yang
ada didalam pagar Martapura dan juriat Beliau yang berasal dari Tembilahan.
Setelah dipastikan bahwa kitab tersebut adalah hasil Karya Abdurrahman
Siddiq Sapat, dimana makamnya pernah penulis ziarahi di kampung Hidayat Sapat
Indragiri Hilir Riau, barulah penulis memulai membuka dan membolak balik lembar
demi lembaran tulisan yang tersaji di dalam kitab tersebut yang berupa tuliasan
Arab Melayu yang kemudian oleh penulis dialihkan ke tulisan Bahasa Indonesia.
Dalam proses pemindahan tulisan Arab melayu ke tulisan Bahasa Indonesia,
penulisan membutiri beberapa syair yang dianggap memuat unsur-unsur nilai-nilai
pendidikan aqidah akhlaq,Tasauf, Ibadah muamalah dan kemasyarakatan sehingga
tamat dari halaman pertama hingga akhir kurang lebih 186 halaman. Hasil temuan
penulis adanya pembelajaran nilai-nilai pendidikan aqidah akhlak tasauf, Ibadah,
muamalah dan kemasyarakatan, , dengan pendekatan berpusat kepada guru, dengan
metode bercemah yang bersumber pada Alqur’an dan Hadits (penulis mencocokkan
syair yang tercantum pada kitab tersebut dengan ayat-ayat alqur’an maupun hadits).

25
Al Banjari,

Karena dalam Kitab Syair Ibarat tersebut bercerita tentang kabar hari kiamat
dan dikemas dalam bahasa syair ibarat dengan bahasa berpantun terlihat sangat
unik, kerna betapa mahirnya Beliu mengubah Syair dengan 186 halaman yang
isinya memberikan nasehat, pembelajaran pendidikan akidah akhlaqdan
tasauf,Ibadah muamalah dan kemasyarakatan. Pengaruh kiatab syair ibarat yang
krang dan langsung di sampaikan beliau sangat berpengaruh terhadap masyarakat
Islam dikalangan komonitas orang Banjar di Indragiri Hilir dan sekitarnya
sehingga beliau di masukkan dalam buku catan Alhamidi pada masa kesultanan
Siak pada peringkat keempat sebagai tokoh Islam Riau.
4.Masuarakat Banjar dan Melayu
4.1. Karakteristik orang Banjar
4.2. Sejarah diaspora orang Banjar ke Indragiri
4.3. Masyarakar Banjar di Indragiri
4.trdisi masyrakat Banjar di Indragiri
5.Tradisi Santra Melayu
5.1 Kitab Syair Ibarat

H. METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jika dilihat dari segi tempat penelitiannya maka jenis penelitian ini adalah
termasuk penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang langsung
dilakukan di lapangan atau pada responden,38dan bertujuan menggambarkan
keadaan atau status sebuah fenomena. Oleh karena itu informasi-informasi objek
penelitian akan lebih banyak ditemukan di lapangan tempat objek penelitian
berada.39

Hasan, Iqbal, Analisis Data Penelitian dengan Statistik (Jakarta: Bumi Aksara, 2004).
38

Koentjaraningrat. Metode-metode Penelitian Masyarakat. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka


39

Utama, 1994), h. 29.

26
Al Banjari,

Selain itu, dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan


kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif ini digunakan karena penelitian kualitatif
melihat individu dan dunianya saling berinteraksi, sehingga satu sama lain tidak
saling meniadakan, atau dengan ungkapan lain bahwa individu tergantung pada
lingkungan sosial. Penelitian kualitatif dapat dipandang sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati.40Dalam penelitian ini penulis akan
mengamati tingkah laku, prilaku/sikap, serta kegiatan keturunan orang Banjar
Tambilahan yang merupakan pengejawantahan nilai-nilai Pendidikan Islam yang
terkandung dalam Kitab Syair Ibarat.
Sebagaimana yang diuraikan Suripan Sadi Hutomo, bahwa penelitian
kualitatif bersifat deskriptif diartikan mencatat secara teliti segala gejala atau
fenomena yang dilihat dan didengar serta dibacanya (via wawancara atau bukan,
catatan lapangan, foto, video, tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dokumen
resmi atau bukan dan lain-lain) dan peneliti harus membanding-bandingkan,
mengkombinasikan, mengabstaksikan dan menarik kesimpulan.41
Untuk dapat memperoleh data lebih mendalam, peneliti juga menggunakan
metode etnografi.Lawrence Neuman menjelasakan bahwa penelitian lapangan juga
sering disebut etnografi atau panelitian participant observation. Akan tetapi,
menurut Neuman etnografi hanyalah merupakan perluasan dari penelitian
lapangan.42 Etnografi mendefinisikan kembali bagaimana penelitian lapangan harus
dilakukan.43Selain itu, etongrafi juga termasuk salah satu metode yang dapat
digunakan dalam penelitian kualitatif.44Etnografi adalah merupakan salah satu jenis

40
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h.36.
41
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Social (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press,2001), h. 32.
42
W. Lawrence Neuman, Social Research Methods (Qualitative and Quantitative
Approaches), Ed. 5th.,  (Boston: Allyn and Bacon, 2003), h. 363.
43
Ibid, h. 366.
44
Sugiyono, Metode Penelitian & Pengembangan, Research and Development, untuk
Bidang: Pendidikan, Manajemen, Sosial, Teknik (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 16.

27
Al Banjari,

penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan studi terhadap budaya kelompok


dalam kondisi yang alamiah melalui observasi dan wawancara. 45 Penggunaan
etnografi dinilai tepat digunakan oleh peneliti ini karena peneliti akan meneliti
tingkah laku dan sikap yang telah membudaya pada keturunan orangS Banjar
Tambilahan guna menilai internalisasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam Kitab
Syair Ibarat baik dari segi proses maupun hambatan dan tantangannya.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Tambilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi
Riau.
3. Data dan Sumber Data
a. Data
Data yang digali dalam penelitian ini adalah semua informasi atau
keterangan yang berkaitan dengan tujuan penelitian an yang sesuai dengan fokus
penelitian, yaitu data mengenai nilai-nilai pendidikan Islam dalam Kitab Syair
Ibarat dan Khabar Kiamat Jalan untuk Keinsyafan karya KH. Abdurrahman Shiddiq
al-Banjari pada keturunan orang Banjar Tambilahan Indragiri Hilir, Riau dan
pelaksanaan internalisasi nilai-nilai pendidikan serta hambatan dan tantangannya.
Ada dua macam data yang dicari yakni data pokok dan data penunjang
sebagai berikut:
1) Data Pokok
Data Pokok yaitu data yang berkenaan dengan nilai-nilai pendidikan Islam
dalam Kitab Syair Ibarat dan Khabar Kiamat Jalan untuk Keinsyafan karya KH.
Abdurrahman Sidik al-Banjari pada keturunan orang Banjar Tambilahan, Indragiri
Hilir, Riau,antara lain:
a) Nilai-nilai pendidikan Islam dalam Kitab Syair Ibarat Dan
KhabarKiamat JalanUntuk Keinsyafan yang kasat mata (visual)
(1) visual verbal;

45
Ibid, h. 17.

28
Al Banjari,

(2) visual material.


b) Internalisasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam Kitab Syair Ibarat
dan Khabar Kiamat Jalan untuk Keinsyafan pada keturunan orang
Banjar Tambilahan Indragiri Hilir, Riau yang tidak kasat mata
(perwujudan perilaku).
c) Hambatan dan tantangan yang terjadi dalam pelaksanaan internalisasi
nilai-nilai pendidikan Islam dalam Kitab Syair Ibarat Dan Khabar
Kiamat Jalan Untuk Keinsyafan pada keturunan orang Banjar
Tambilahan, Riau.
2) Data Penunjang
Data Penunjang yaitu data tentang latar belakang lokasi penelitian yang
meliputi: (1) data profil KH. Abdurrahman Sidik al-Banjari; (2) data orang Banjar
yang hidup dan tinggal di Tambilahan, Riau; (3) data majelis taklim yang ada di
Tambilahan Riau dan kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.
b. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi
tentang masalah penelitian. Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain.46 Dari sumber data itu memperoleh keterangan yang berguna
untuk mendukung proses deskripsi dan analisa masalah penelitian.
Adapun sumber data yang dipakai oleh peneliti untuk melengkapi data
tersebut adalah :
1. Informan yaitu orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi latar penelitian.47 Dalam penelitian ini yang
menjadi informan adalah:
a) KH. Abdurrahman Sidik al-Banjari;

Lofland (1984) dikutip oleh Dr.Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:
46

Rosdakarya, 2006) h. 147.


47
Lexy. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 132.

29
Al Banjari,

Orang Banjar Tambilahan, Riau; dan


b) Kementerian Agama Tambilahan, RiauS
c) Tokoh agama dan keturunan orang Banjar, penceramah, guru agama
2. Dokumen
Pada umumnya data yang tercantum dalam berbagai jenis dokumen itu
merupakan satu-satunya alat untuk mempelajari permasalahan tertentu,
adapun dokumen yang dipakai oleh peneliti yaitu berupa tulisan atau
catatan transkrip, buku, brosur, laporan, artikel, majalah dan lain
sebagainya yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas dalam
penelitian ini.
3. Prosedur Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan informasi dengan cara tanya jawab secara
lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Wawancara merupakan suatu
perbincangan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan tujuan
tertentu.48Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tertentu. Dalam
penelitian kualitatif informasi yang dimaksudkan adalah informasi yang berkaitan
dengan fokus penelitian. Dengan metode wawancara ini, peneliti mendapatkan data
tentang:
1) Nilai-nilai pendidikan Islam dalam Kitab Syair Ibarat Dan Khabar Kiamat
JalanUntuk Keinsyafan karya KH.Abdurrahman Siddiq al Banjari.
2) Internalisasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam Kitab Syair Ibarat Dan
Khabar Kiamat Jalan Untuk Keinsyafan pada keturunan orang Banjar
Indragiri hilir, Tambilahan, Riau
3) Hambatan dan tantangan yang terjadi dalam pelaksanaan internalisasi
nilai-nilai pendidikan Islam dalam Kitab Syair Ibarat Dan Khabar Kiamat

Bogdan, R.C & S.K Biklen, Qualitative Research for Education an Instruction to Theory
48

and Methods, (Boston: Allyn and Bacon, 1982), h.34.

30
Al Banjari,

Jalan untuk Keinsyafan pada keturunan orang Banjar Indragiri hilir,


Tambilahan, Riau.
b. Observasi
Observasi adalah sutau pengumpulan data dan pencatatan terhadap gejala-
gejala yang diteliti.49 Observasi merupakan proses mengamati sesuatu atau subjek
atau latar belakang yang berkaitan dengan penelitian. Adapun Yang diobservasi
oleh peneliti untuk mendapatkan data atau informasi adalah:
1) Proses pelaksanaan internalisasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam Kitab
Syair Ibarat Dan Khabar Kiamat Jalan Untuk Keinsyafan pada keturunan
orang Banjar Indragiri Hilir, Tambilahan, Riau;
2) Sikap dan Prilaku keturunan orang Banjar Indragiri Hilir,Tambilahan, Riau.
Data yang diperoleh dari observasi tersebut dibuat ke dalam catatan
lapangan dan catatan refleksi. Catatan lapangan berisi tulisan atau catatan mengenai
segala sesuatu yang didengar, dilihat, dialami selama pengumpulan data.
c. Studi Dokumenter
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian
kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan atau menggunakan studi dokumen
tasi.50Peneliti menggunakan studi dokumen karena sebagian data tersimpan dalam
bahan-bahan yang berbentuk dokumen.
Menurut Sugiyono dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, dan karya
yakni:
1) Bentuk tulisan, seperti; catatan harian, life histories, ceritera, biografi,
peraturan, kebijakan, dan lainnya.
2) Bentuk gambar, seperti, foto, gambar hidup, sketsa, dan lainnya.
3) Bentuk karya, seperti, karya seni berupa gambar, patung, film, dan lainnya.51

Usman, Husaini dan Akbar P. Setiadi, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi
49

Aksara, 1996), h.74.


50
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitiatif (Bandung: ALFABETA, 2005), h. 83.

31
Al Banjari,

Adapun dokumen yang digunakan dalam studi dokumen ini adalah:


1) Kitab Syair Ibarat Dan Khabar Kiamat Jalan Untuk Keinsyafan karya KH.
Abdurrahman Sidik al-Banjari
2) Peraturan-peraturan atau kebijakan berkaitan dengan penelitian.

4. Analisis Data
Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman seperti dikutip oleh Prof. Dr.
Sugiono (2015), yakni dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan
setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara,
peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila
jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis belum memuaskan, maka peneliti
akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang
dianggap kredibel. Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.52
Adapun analisis data menurut Miles dan Hubermans (1992) yang peneliti
gunakan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1) reduksi data, 2) penyajian
data, 3) menarik kesimpulan, dan 4) verifikasi.
5. Pengecekkan Keabsahan Data
Tehnik keabsahan data merupakan dasar obyektifitas hasil yang dicapai
dalam penelitian, untuk memeriksa data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini
dimana peneliti memakai pendekatan kualitatif, untuk memeriksa keabsahan data
yang dilihat pada penjelasan tehnik keabsahan data dibawah ini, sebagai berikut :
a. Ketekunan Pengamatan

51
Ibid, h. 82.
52
Sugiyono, Metode Penelitian & Pengembangan, Research and Development, untuk
Bidang: Pendidikan, Manajemen, Sosial, Teknik (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 369.

32
Al Banjari,

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan maksud untuk menemukan


cirri-ciri dan unsur dalam situasi yang relevan dengan persoalan / isu
yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut
secara rinci.53 Dalam konteks ini, sebelum mengambil pembahasan
penelitian, peneliti telah melakukan pengamatan terlebih dahulu secara
tekun dalam upaya menggali data / informasi untuk dijadikan objek
penelitian.
b. Tringulasi
Tringulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang menggunakan
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan / sebagian
perbandingan terhadap data itu.54 Adapun langkah-langkah yang
ditempuh dalam tahap tringulasi ini adalah:
1) Peneliti melakukan pengecekan tentang hasil dari pengamatan,
wawancara, maupun hasil data yang diperoleh dengan cara lain.
2) Peneliti meneliti apa yang dikatakan orang tentang keturunan orang
Banjar Indragiri Hilir Tambilahan, Riau secara umum dengan
mengecek data yang sudah ada, apakah benar atau tidak.

I. SISTEMATIKA PENULISAN
Agar pembahasan dalam penelitian ini dipandang menyeluruh
(comprehensive) dan terpadu (integrated) sebagai penelitian ilmiah, penyusun
menggunakan sistematika desertasi dengan berisi lima bab dengan sub-babnya
masing-masing yang terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
Bab Pertama, adalah pendahuluan, yang bagian-bagiannya diuraikan antara
lain adalah latar belakang masalah, sebagai pencarian untuk menemukan masalah
dalam penelitian. Rumusan masalah selanjutnya diajukan setelah elaborasi latar

53
Lexy.J.Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2000),
h. 177.
54
Ibid, h. 178.

33
Al Banjari,

belakang masalah, dalam rangka menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan


dijawab dalam penelitian ini. Tujuan dan kegunaan penelitian penting untuk
ditampilkan adalah sebagai ungkapan dari manfaat atau kontribusi yang akan
diambil kemudian dari penelitian ini. Telaah pustaka dieksplorasi secara lebih
dalam, agar terjaminnya orisinalitas dan posisi penelitian supaya tidak terjadi
fenomena repetisi dalam tema penelitian sejenis. Kerangka teori digunakan sebagai
suatu kerangka pemikiran konseptual yang dipakai untuk membedah dan
menyelesaikan permasalahan yang diteliti. Metode penelitian dipilih sebagai sarana
dan teknik dalam menghadapi dan menganalisis data-data penelitian yang
dilakukan. Sedangkan yang terakhir adalah sistematika pembahasan, yang
dipaparkan untuk mengurutkan satuan-satuan pembahasan dalam bentuk
penjenjangan sistematisasi bab-bab agar pembahasan lebih fokus.
Bab Kedua landasan teori yang menguraikan mengenai sejarah singkat
masuknya Islam di Tembilahan Hilir Riau, dialektika antara Islam dan adat,
pembelajaran nilai-nilai pendidikan aqidah akhlak dalam kitab klasik syair untuk
keinsafan bertulisan arab melayu oleh Syeh Abdurrahman siddiq Sapat Tembilahan
Indragiri Hilir Riau.PenSaaruh keyakinan animesme masyarakat suku melayu,
pembelajaran nilai-nilai pendidika aqidah akhlak, Tantangan dan hambatan dalam
proses pembelajaran pendidikaan aqidah akhlak, Dukungan pemerintah dari
kesultanan Siak untuk pembelajaran penidikan nilai nilai aqidah akhlak, sistimatika
penulisan kurikulum pembelajaran nilai-nilai pendidikan aqidah akhlak pada
madrasah dengan leteratur kitab klasik, pendekataan dan metode pembelajaran nilai-
nilai pendidikan aqidah akhlak dulu dan sekarang. Rintangan dan tantangan
pendidik dalam pembelajaran nilai-nila pendidikan aqidah dan akhlak, tasawuf,
Ibadah, Muamalah dan masyarakat,
Bab Ketiga Metdelogi penelitian, pada bagian ini memaparkan sistimatika
penelitian.
Bab Keempat memaparkan tentang pembelajaran Nilai-nilai Pendidikan
aqidah akhlak dalam Kitab Syair Ibarat dan kurikulum Pendidikan Agama Islam

34
Al Banjari,

Kementerian Agama Islam, tijauan tokoh ahli psikologi belajar Pendidikan Agama
Islam terhadap bahasa sasra, puisi Syair yang dituturkan sebagai bahasa pengantar
dalam proses belajar . Dalam bab ini diusahakan untuk melihat sebuah gerakan lahir
dalam rahim konteks kulturalnya yang terkait dengan interaksi atau jaringan
pemikirannya masing-masing, serta mengetahui struktur sosial keberagamaan
masyarakat tembilahan Indragiri Hilir Riau pada waktu itu.
Bab Kelima, kemudian dilanjutkan melihat nilai-nilai pendidikan Islam
dalam kitab klasik syair untuk keinsafan bertulisan arab melayu Syeh Abdurrahman
siddiq Sapat Tembilahan Indragiri Hilir Riau. Pembahasan pada sub-bab ini
bertujuan untuk perspektif dalam menilai hakekat Kitab Syair untuk keinsafan
dalam arab melayu. Dari uraian ini diharapkan akan memudahkan dalam
menganalisis landasan berpikir Syeh Abdurrahman siddiq sapat. Pada sub-bab
berikutnya kemudian dianalisis tantangan dan respon antara nilai-nilai pendidikan
Islam dan kurikulum Pendidikan agama Islam Kementerian Agama dengan
pendapat ahli psikologi Belajar pendidikan Agama Islam dalam penggunaan bahasa
sastra syair dalam cerita dalam Proses Belajar Mengajar pada zaman sekarang
faktor-faktor yang mengitarinya. Analisis ini akan diharapkan memperkuat alasan-
alasan atas dimensi-dimensi nilai-nilai keIslaman dan sikap pelestarian kitab klasik
syair terhadap bentuk-bentuk yang diamalkan oleh masyarakat. menganalisis
landasan berpikir di antara kedua kelompok ulama ini. Pada sub-bab berikutnya
kemudian dianalisis tantangan dan respon antara pandangan Kaum Tua dan kaum
Muda tentang tarekat dan faktor-faktor yang mengitarinya. Analisis ini akan
diharapkan memperkuat alasan-alasan atas dimensi-dimensi sikap penolakan dan
sikap pelestarian terhadap bentuk-bentuk penyampain proses belajar mengajar
dengan mengambil model pembelaajaran yang telah dibukukan dalam bentuk Kitab
Syair ibarat untuk keinsyafan yang telah diajarkan di tengah masyarakat .
Bab Keenam adalah penutup. Termasuk dalam bab ini adalah berisi
kesimpulan penelitian, sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Selanjutnya adalah berisi saran-saran sebagai ungkapan keterbatasan daya jangkau

35
Al Banjari,

penelitian ini, sekaligus memberikan rekomendasi untuk pengembangan penelitian


selanjutnya

- HARAP LIHAT CATATAN PERBAIKAN


- PERBAIKI SESUAI CATATAN
- PASTIKAN PERUBAHAN JUDUL SESUAI DENGAN FOKUS
PENELITIAN > SESUAI DENGAN TUJUAN PENELITIAN > SESUAI
DENGAN METODE PENELITIANNYA.
- SEGERA PERBAIKI DAN HASILNYA AJUKAN UNTUK UJIAN
PROPOSAL.

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

Abudinata. 2009.Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran.Jakarta: Kencana


Predanamedia Group.

Al-Banjari,KH. Abdurrahman Siddiq.Kitab Syair Ibarat Dan Khabar Kiamat Jalan


Untuk Keinsyafan.

Almubarak, Zain. 2000. Membumikan Pendidikan Nilai. Jakarta: Persada.

36
Al Banjari,

Asegaf, Abdurrachman dan Suyadi. 2008.Pendidikan Islam Mazhab Kritis,


Perbandingan Teori Pendidikan Timur dan Barat. Yogyakarta: Gama Media.

Azhar, Arsyad. 2016. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Azra,Azyumardi. 2002. Historiografi Islam Kontemporer:Wacana, Aktualitas, dan


Aktor Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

_____. 1994. Jaringan Ulama Timur Tengah Dan Kepulauan Nusantara Abad XVII.
Bandung.

Baharudin. 2008. Teori Belajardan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Beeby, C.E. 1982.Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Djaya Pisura.

Bungi, Burhan. 2007. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: RajaGrafindo


Persada.

Buseri, Kamrani.Dasar,Asas, dan Prinsip Pendidikan Islam. Banjarmasin: IAIN


Antasri Press.

_____. 2004. Nilai-nilai Ilahiah Remaja Pelajar telaah phenomenologidan strategi


pendidikannya. Yogyakarta:UII Press.

Chaplin, J.P. 2005.Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Creswell,John W.2015.Penelitian Kualitatif dan Desain Riset, Memilih Diantara


Lima Pendekatan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_____. 2015. Terjemah: Qualitative Inquiry & Research Desigh: Choosing Among
Five Appoaches. Third Edition. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Efendi Hs, Imran.2000. Pemikiran Akhlaq Syekh Abdurrahman Shiddiq al Banjari.


Ed-I. Riau: CV Berkat Pekanbaru.

_____. 2003.Pemikiran Akhlak “Syekh Abdurrahman Shidiq al-Banjari. Pekan


Baru: LPNU Press.

Hafid, Anwar dkk. 2014. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Hamzah B., Uno. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Angkasa.

37
Al Banjari,

Hasbullah. 2015. Kebijakan Pendidikan. Jakrta: Raja Wali Pers.

Hidayat, Komaruddin. 1998. Memahami Bahasa Agama: Suatu Kajian


Hermeneutik. Jakarta: Paramadina.

Huda, Miftahul. 2016.Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Ihsan, Fuad. 1997. Dasar-dasar Kepribadian. Jakarta: Rineka Cipta.

Jabarot. 2015.Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jabrohim. 2015. Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jalaludin. 2016. Pendidikan Islam Pendekatan Sistem dan Proses. Jakarta:


RajaGrafindo Persada.

Lubis, Mawardi dan Zubaedi. 2000.Evaluasi Pendidikan Nilai. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

LTM–PBNU.2015. 100 Ulama Nusantara Dalam Lintas Sejarah Islam Nusantara.


Jakarta: Lembaga Ta’mir mesjid–PBNU.

Mahmud, M.Ali Azhar. Tth. Syekh Abdurrahman Siddiq Syair-syair Khabar


Kiamat Mufti Kerajaan Indragiri.

Miles, Mattew B. dan A. Michail Huberman, 1992. Analisa Data Kualitatif


(Terjemah: Qualitative Data Analysis). Sage Publication s, Inc. Jakarta:
Universitas Indonesia.

Maunah, Binti. 2011. Perbandingan Pendidikan Islam. Yogyakarta:Teras.

Maqbullah, Deden. 2013.Pendidikan Agama Islam.Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Minarti, Sri. 2013. Ilmu Pendidikan Islam. Amzah.

Muahimin. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: Citra Media.

Muchsin, Bashori dan Abdul Wahid. 2010. Pendidikan Islam


Kontemporer.Bandung: PT Refika Aditama.
Muhadjir, Nueng. 1989.Metodologi Penelitian Kwalitatif. Rake Sarasin.

38
Al Banjari,

Mulyana, Rohmat. 20014. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.

Muthalib A. 2009.Tuan Guru Sapat, Kifrah dan Perannnya Dalam Pendidikan


Islam Di Indra Giri Hilir Riau Pada Abad XX. Yogyakarta:Eja Publisher.

Nata,Abuddin. 2000. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

_____, 2010.Sejarah Pendidikan IslamPada Periode Klasik dan Pertengahan.


Jakarta: Rajawali Pers.

_____. 2014. Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan Pertengahan.
Jakarta:PT. Grafindo Persada.

_____. 2011. Sejarah Pendidikan Islami. Kencana.

Nizar, Samsul. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta:Kencana.

Pusat Bahasa Pendidikan Nasional. 2005.Kamus Besar Bahasa Indpnesia. Edisi Ke-
3. Jakarta: Balai Pustaka.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.

Sanjaya,Wina. 2007.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan.Jakarta: Kencana.

_____, 2011.Kurikulum dan Pembelajara. Jakarta:Kencana.

Siddiq, Abdurrahman. Tth. Kitab Asraru al shalah min ‘Iddati Kutibi al-
Mu’tamadati.

_____. Kitab Majmu al- aayaatu waal ahadits fi fadhail al`ilmi wa al ‘uluma wa
almuta’llimin wa al mustami`iin.

_____. Kitab Mawa’izah li Nafsi wa li Amtsali min al- Ikhwan.

_____. Kitab Syajarat al- Arsyadiyat wa ma Ulhiqa Biha.

_____. Kitab Syair ‘Ibarat, Aqaidul Iman, Amal Ma’rifahSeribu Taqrir.

_____. Syair Ibarat dan Khabar Akhirat Djalan Untuk Keinsafan. 1915. dijesterkan,
kepada gumermint Inggris Singapura. Singapora.

_____. Syair-syair Khabar Kiamat. Riau: KKSA.

39
Al Banjari,

Siswantoro. 2016.Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_____. 2016. Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Strauss, Anselm & Juliet Corbin. 2009. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Tata
Langkah Dan Teknik-Teknik Teoritisasi Data. Terjemah: Basics of
Qualitative Research.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Subur. 2015. Pembelajaran Nila-Nilai Moral BerbasisKisah. Yogyakarta:


Kalimedia.

Sudiyono, M. 2009. Ilmu Pendidikan Islam.Jilid I. Jakarta:Rineka Cipta.

Sugiono. 2015. MetodePenelitian dan Pengembangan. Bandung: Alfabeta.

Tim. 2006.Direktorat Jendral Pendidikan Islam. Jakarta: Departemen Agama RI.

Tim Sahabat. 2010.27 Ulama Berpengaruh Kalimantan Selatan. Kandangan:


Sahabat.

Wahyuni, Nur. 2008.Teori Belajardan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Wati, Ega Rima dan Shinta Kusuma. 2016.Menjadi Guru Hebat dengan
Hypnoteaching.Jakarta:Kata Pena.

Zulkarnain. 2008. Transpormasi nilai-nilai pendidikaan Islam. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

40
Al Banjari,

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dra. Hj. Halilah, M.Pd.I


Tempat dan Tanggal Lahir : Indragiri Hilir, 17 Desember 1962
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Komplek Bintang Mas Residence 2, No.93,
Kelurahan Pekapuran Raya
Status Perkawinan : Kawin
Nama Suami : Prof. Dr. H. Asmaran, As., MA
Nama Anak : 1. Eka Hidayati, SE
2. Tuti Hasanah, SEI., MHI
3. Ema Bina Fikrina, S.Kom
4. Muhammad Zaki Mubarakah, SH
5. Muhammad Irfan
Riwayat Pendidikan : 1.SDN 5 Tembilahan Indragiri Hilir Riau tahu1975
2. PGAN 4 tahun Tembilahan tahun 1979
3.MAN 2 Tembilahan Tahun 1981
4.S1 Tarbiyah IAIN Banjarmasin tahun 1987
5. S2 Pasca Sarjana IAIN Antasri tahun 2012

41
Al Banjari,

Banjarmasin, …. Agustus 2018

Penulis

42

Anda mungkin juga menyukai