BAB 3 ATOM
73 Kimia Dasar 1
ernahkah Anda membayangkan bahwa keberadaan alam semesta,
P dunia dan seisinya termasuk juga kita hanya mungkin terjadi dengan
adanya keseimbangan yang teramat halus dan teliti? Atom adalah
bagian terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat unsur tersebut.
Struktur atom menggambarkan bagaimana partikel-partikel dalam atom
tersusun. Pada bab ini Anda diajak untuk meninjau lebih jauh tentang struktur
sempurna yang berada di dalam sebuah atom.
74 Kimia Dasar 1
3.1 NOMOR ATOM DAN NOMOR MASSA
Nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton dalam inti atom atau
jumlah elektron disekitar inti atom.
Selain proton, inti atom juga mengandung neutron. Jumlah proton (Z) dan
neutron (N) dalam atom disebut nomor massa (A) (McMurry, 2003: 45).
Penulisan lambang atom unsur menyertakan nomor atom dan nomor massa
yaitu:
CONTOH
75 Kimia Dasar 1
n = A – Z = 35 – 17 = 18. Karena muatan Cl adalah –1 maka r = 1
sehingga: e = p + r = 17 + 1 = 18
c. mempunyai jumlah proton, neutron, dan elektron sebagai
berikut.
p = Z = 20
n = A – Z = 40 – 20 = 20. Karena muatan Ca adalah 2+, maka q = 2
sehingga: e = p – q = 20 – 2 = 18
d. mempunyai jumlah proton, neutron, dan elektron sebagai berikut.
p=Z=7
n = A – Z = 14 – 7 = 7. Karena muatan Ca adalah -3, maka r = 3
sehingga: e = p + r = 7 + 3 = 10
76 Kimia Dasar 1
3.2 ISOTOP, ISOBAR, DAN ISOTON
Setelah penulisan lambang atom unsur dan penemuan partikel
penyusun atom, ternyata ditemukan adanya isotop, isobar, dan isoton.
3.2.1 Isotop
Isotop adalah atom-atom dengan atom yang sama tetapi nomor massa
berbeda (Effendy, 2016a: 22), seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Contoh isotop
Atom Isotop
Hidrogen , ,
Helium ,
Karbon , ,
Nitrogen ,
Oksigen , ,
3.2.2 Isobar
Isobar adalah atom-atom dari unsur-unsur yang berbeda dapat
memiliki nomor massa yang sama (Effendy, 2016a: 22). Contoh-contoh dari
isobar dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Contoh-contoh isobar
Unsur Unsur isobar
Hidrogen dan helium dan
Karbon dan nitrogen dan
Natrium dan magnesium dan
3.2.3 Isoton
Isoton adalah atom-atom dari unsur-unsur yang berbeda dapat
memiliki jumlah neutron yang sama (Effendy, 2016a: 23). Beberapa contoh
isoton dan neutronnya diberikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Contoh-contoh isoton
Unsur-unsur Isoton Jumlah n
Hidrogen dan helium dan 2
Kalium dan kalsium dan 20
Nitrogen dan karbon dan 7
77 Kimia Dasar 1
Soal latihan sub bab 3.2
78 Kimia Dasar 1
memperkuat konsep atom ini menghasilkan gambaran mengenai susunan
partikel-partikel tersebut di dalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk
memudahkan dalam memahami sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran
susunan partikel-partikel dasar dalam atom disebut model atom.
79 Kimia Dasar 1
Menurut Brady (1999: 50) teori atom Dalton dapat dikemukakan
dalam empat anggapan dasar (postulat) berikut ini:
1. Zat terdiri dari partikel-partikel kecil
yang tidak kelihatan yang disebut atom.
2. Semua atom dari suatu unsur adalah
sama, tetapi berbeda dari atom unsur
lainnya (berarti semua atom dari suatu
unsur mempunyai massa yang sama,
tetapi berbeda dari massa atom unsur
lainnya).
3. Senyawa kimia dibentuk oleh atom-
Gambar 3.1 John Dalton (1766 –
atom unsurnya dalam suatu 1844) adalah ilmuwan Inggris
perbandingan yang tetap.
4. Suatu reaksi kimia hanyalah berupa
pergeseran atom dari suatu senyawa ke
yang lain. Sedangkan atom masing-
masing masih tetap berfungsi dan tak
Gambar 3.2 Model atom Dalton,
berubah. seperti bola pejal
+
+ 2
80 Kimia Dasar 1
tunggal, maka satu unsur yang bergabung dengan massa unsur kedua tertentu
merupakan perbandingan dari bilangan-bilangan bulat sederhana
(Sastrohamidjojo, 2012: 5).
Sebagai contoh unsur karbon dan oksigen dapat membentuk dua
senyawa dengan oksigen yaitu karbon monoksida, tersusun dari 1,33gram
oksigen yang bergabung dengan 1 gram karbon dan pada karbon dioksida,
2,66 gram oksigen bergabung dengan 1 gram karbon. Perbandingan massa
oksigen pada kedua senyawa yang bergabung dengan massa karbon yang
tetap adalah (1,33 : 2,66 = 1 : 2) seperti digambarkan pada Gambar 1.4.
CO CO2
Info :
Pada pertemuan The
Manchester and Philosophical
Society. Dalton memakai jas
berwarna merah menyala
yang dipandang kurang pas
untuk pertemuan tersebut.
Setelah diberitahu dia
terkejut sebab dia yakin
bahwa jas yang dipakai
berwarna cokelat. Sejak
itulah Dalton mengetahui
dirinya menderita buta
warna.
Bermula dari itulah
karbon Dalton melakukan
dengan penelitian tentang buta
berat warna dan tulisannya
sama dimuat dalam majalah
Memoirs. Eksperimen-
eksperimen lainnya pun ia
lakukan, di antaranya
perbandingan berat
tentang meteorologi, sifat
oksigen 1 : 2
fisika gas, atom, dan
pengamatan lainnya.
Gambar 3.3 Hukum perbandingan berganda
Hal ini sesuai dengan teori atom yaitu bila karbon monoksida terdiri
atas 1 atom oksigen yang terikat dengan satu atom karbon dan karbon
dioksida terdiri atas 2 atom oksigen yang terikat dengan satu atom karbon,
81 Kimia Dasar 1
maka berat oksigen di dalam molekul karbon dioksida haruslah dua kali
massa oksigen di dalam molekul karbon monoksida (Sukarna, 2003: 5).
Gambar 3.5 Tabung sinar katode dengan medan listrik yang tegak lurus dengan arah sinar
katode dan medan magnetik luar. Lambang U dan S menandakan kutub utara dan selatan
magnet. Sinar katode akan menumbuk ujung tabung di A dengan adanya medan listrik, di C
dengan adanya medan listrik, dan di B di mana tidak ada medan luar atau ketika pengaruh
medan listrik dan medan magnetik saling menghilangkan.
(Gambar dikutip dari Chang, 1998: 40)
82 Kimia Dasar 1
Sinar katode adalah tidak berwarna. Sinar katode tampak berwarna
hijau apabila tabung sinar katode dilapisi zat yang dapat berpendar seperti
ZnS. Arus sinar katode ditunjukkan pada Gambar 3.6.
83 Kimia Dasar 1
merupakan elektron yang
bemuatan negatif,
sedangkan roti merupakan
bola awan baur yang
bermuatan positif (Effendy,
2016a: 117) seperti yang
ditunjukkan pada Gambar
3.7. Gambar 3.7 Model atom Thomson
Pada tahun 1897, Thomson menemukan angka banding muatan
elektron (e) terhadap massanya (m), e/m sebesar yaitu -1,76 x 108 Coulomb
per gram. Penemuan angka banding ini membuka jalan bagi penemuan massa
dan muatan elektron. Percobaan yang dilakukan Thomson didasarkan pada
sifat elektron dalam medan magnet dan medan listrik (Sunarya, 2010: 292).
Namun, pada percobaan Thomson tersebut ia tidak dapat menentukan baik
harga massa maupun muatan elektron.
Pada tahun 1906, Robert A. Milikan berhasil menentukan harga
muatan elektron melalui percobaan tetesan minyak. Dalam percobaan
Milikan seperti pada Gambar 3.8, kabut halus minyak disemprotkan ke dalam
tabung dengan alat penyemprot. Sebagian tetesan minyak, melalui sebuah
lubang kecil pada pelat kuningan atas, dibiarkan memasuki ruangan di antara
dua pelat kuningan yang sejajar. Tetesan tersebut diamati pergerakannya
menggunakan sebuah mikroskop. Gaya gravitasi menyebabkan tetesan
minyak bergerak ke bawah (Effendy, 2016a: 117).
Penyinaran udara yang berada antara dua pelat kuningan dengan sinar
X menyebabkan dilepaskannya elektron dari molekul nitrogen dan oksigen.
Sebagian dari elektron tersebut akan bertabrakan dengan tetesan minyak
sehingga tetesan minyak tersebut bermuatan negatif. Pemberian muatan
positif pada pelat kuningan atas dan muatan negatif pada pelat kuningan
84 Kimia Dasar 1
bawah menggunakan sumber arus bertegangan tinggi, menyebabkan
timbulnya gaya listrik yang arahnya ke atas, berlawanan dengan arah
gravitasi. Gaya tarik ke atas ini kekuatannya dapat diatur dengan merubah
tegangan pada sumber arus yang ada (Effendy, 2016: 117).
Gambar 3.8 Model tetesan minyak Millikan. Minyak dihamburkan dengan alat penyemprot,
sebagian tetesan minyak memasuki celah berada di antara dua pelat yang dimuati listrik dan
diradiasi dengan sinar x, mengakibatkan udara di sekitarnya terionisasi dan elektron
menempel pada minyak. Besarnya medan listrik diatur sedemikian rupa sehingga dapat
mengimbangi gaya gravitasi dan tetesan minyak tidak bergerak.
(Gambar dikutip dari Jespersen, Brady & Hyspon, 2012: 65)
85 Kimia Dasar 1
Dalam setiap percobaan harga E, m, dan g adalah diketahui sehingga q dapat
dihitung.
Setiap tetesan minyak dapat menangkap elektron dengan jumlah yang
berbeda sehingga harga muatannya berbeda pula. Dari beberapa percobaan
menggunakan tetesan minyak yang berbeda selalu diperoleh harga muatan
tetesan minyak yang merupakan kelipatan bilangan bulat dari harga yang
sama yaitu -1,6 x 10-19 C. Muatan sebesar ini adalah dimiliki oleh satu
elektron. Berdasarkan fakta tersebut maka harga muatan elektron (e)
ditetapkan sebesar -1,6 x 10-19 C. Dengan dimasukkan harga e ke dalam
angka banding e/m yang ditemukan oleh Thomson maka harga massa
elektron (m) dapat ditentukan.
e/m = -1,76 x 108 Cg-1
e = -1,6 x 10-19 C
= -1,6 x 10-19 C
-1,76 x 108 Cg-1
m = 9,11 x 10-28 gram
86 Kimia Dasar 1
Sinar terusan memiliki harga e/m yang lebih kecil dibandingkan harga e/m
untuk elektron. Hal ini menunjukkan bahwa massa partikel-partikel dalam
sinar terusan adalah lebih besar dibandingkan massa elektron. Sinar terusan
dengan rasio e/m terkecil diperoleh dari gas H 2. Sinar ini terdiri dari ion-ion
H+ atau proton. Massa proton adalah 1,672622 x 10 -24 gram (Effendy, 2016a:
119).
87 Kimia Dasar 1
hasilnya dipublikasikan pada tahun 1911. Percobaan Rutherford melibatkan
penggunaan partikel-partikel α, satu jenis radiasi yang dipancarkan oleh
sejumlah zat radioaktif alami seperti radium, polonium, dan uranium. Partikel
α bermuatan positif karena terdiri dari ion-ion He2+. Bersama dengan
rekannya Hans Geiger dan Ernest Marsden, Rutherford melakukan
serangkaian percobaan menggunakan lempeng emas yang sangat tipis dan
lempeng dari logam lainnya sebagai target untuk ditembak dengan partikel α
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.11.
Gambar 3.11 (a) Alat percobaan Rutherford sinar α ditembakkan pada lempengan emas; (b)
Hasil percobaan Rutherford ketika sinar α mengenai lempengan emas.
(Gambar dikutip dari Chang, 1998: 42)
Rutherford berlogika bahwa jika model atom yang diajukan oleh J.J.
Thomson benar, maka hampir semua partikel α yang harus menembus
lempeng emas tanpa dibelokkan, kecuali sebagian kecil saja yang dibelokkan
dengan sudut kecil seperti dimodelkan pada Gambar 3.12(a). Namun, hasil
percobaan Rutherford adalah sangat berbeda seperti dimodelkan pada
Gambar 3.12(b). Rutherford menemukan bahwa:
(1) Hampir semua partikel α menembus lempeng emas tanpa dibelokkan
(2) Sejumlah kecil partikel α dibelokkan dengan sudut kecil
88 Kimia Dasar 1
(3) Hanya sebagian kecil partikel α (sekitar satu dari 20000) dibelokkan
dengan sudut besar
(4) Sebagian kecil lagi dibandingkan (3) partikel α dipantulkan balik ke
sumber partikel α (Effendy, 2016a: 120).
(a) (b)
Gambar 3.12 (a) Hamburan partikel α oleh lempeng emas berdasarkan model atom
Thomson dan (b) Hamburan partikel α hasil percobaan Rutherford
89 Kimia Dasar 1
sangat kecil (diameter sekitar 10 -13 cm) yang memiliki muatan positif dan
elektron-elektron dengan muatan negatif yang menelilingi inti atom pada
jarak rata-rata sekitar 10-8 cm.
inti atom
~10-8 cm
~10-13 cm
90 Kimia Dasar 1
merupakan partikel fundamental yang ketiga setelah elektron dan proton.
Chadwick memberi nama partikel tersebut neutron karena netral atau tidak
memiliki muatan listrik. Massa dari neutron adalah sedikit lebih besar dari
massa proton. Penemuan proton dapat memecahkan masalah berkaitan
dengan rasio massa atom helium dengan massa atom hidrogen. Dalam inti
atom helium terdapat dua proton dan dua neutron, sedangkan dalam inti atom
terdapat satu proton. Oleh karena itu, rasio massa atom helium dengan massa
atom hidrogen mendekati 4 : 1. Terdapatnya neutron dalam inti-inti atom
selain atom hidrogen-1 atau protium adalah sangat penting. Tanpa adanya
neutron dalam inti atom, inti atom tidak akan stabil karena tolakan antara
proton-proton yang sangat kuat. Dengan adanya neutron yang posisinya
diantara proton-proton menjadikan tolakan antara mereka menjadi lemah
sehingga atom menjadi stabil (Effendy, 2016a: 122).
91 Kimia Dasar 1
Pada tahun 1913 salah satu murid Rutherford, yaitu Neils Bohr pakar
fisika Denmark, menyatakan bahwa kegagalan tersebut dapat diperbaiki
dengan menerapkan hipotesis Planck dengan mekanika kuantum untuk
menjelaskan model atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan
gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck,
diungkapkan dalam empat postulat, sebagai berikut (Sunarya, 2010: 306).
1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi elektron
dalam atom hidrogen. Orbit ini merupakan keadaan stasioner (menetap)
elektron dan merupakan lintasan elektron dalam mengelilingi inti atom.
Gerakan elektron dalam lintasan stasioner dijelaskan melalui hokum
mekanika klasik.
2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap
sehingga tidak ada lagi energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan atau
diserap oleh atom.
3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan
stasioner lain disertai perubahan energi yang besarnya sama dengan
persamaan Planck, ΔE = h.v.
4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memiliki besaran dengan sifat-sifat
tertentu, yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut
merupakan kelipatan dari h/2π atau nh/2π, dengan n adalah bilangan bulat,
dan h adalah tetapan Planck.
Model atom hidrogen menurut Bohr ditunjukkan pada Gambar 3.14. Lintasan
yang dibolehkan untuk elektron diberi nomor, n = 1, n = 2, n = 3, dan
seterusnya . Bilangan bulat ini dinamakan bilangan kuantum. Huruf K, L, M,
dan seterusnya.
92 Kimia Dasar 1
n=3 Model atom Bohr
n=2 menggabungkan teori klasik
n=1 dari Rutherford dan teori
+ kuantum dari Planck
menghasilakan model atom
serupa Rutherford, dimana
elektron berada pada tingkat
energi tertentu sesuai dengan
Gambar 3.14 Model atom Bohr bilangan kuantum n = 1, 2, 3,
. . . . (teori kuantum Planck).
Gambar 3.15 Niels Bohr
Dalam model atom Bohr ini dikenal istilah konfigurasi elektron, yaitu
susunan elektron pada masing-masing kulit. Data yang digunakan untuk
menuliskan konfigurasi elektron adalah nomor atom suatu unsur, di mana
nomor atom unsur menyatakan jumlah elektron dalam atom unsur tersebut.
Sedangkan elektron pada kulit terluar dikenal dengan sebutan elektron
valensi. Susunan elektron valensi sangat menentukan sifat-sifat kimia suatu
atom dan berperan penting dalam membentuk ikatan dengan atom lain.
Untuk menentukan konfigurasi elektron suatu unsur, ada beberapa
patokan yang harus selalu diingat, yaitu:
a. Dimulai dari lintasan yang terdekat dengan inti, masing-masing lintasan
disebut kulit ke-1 (kulit K), kulit ke-2 (kulit L), kulit ke-3 (kulit M), kulit
ke-4 (kulit N), dan seterusnya.
b. Jumlah elektron maksimum (paling banyak) yang dapat menempati
masing-masing kulit adalah:
2n2
93 Kimia Dasar 1
Jumlah maksimum elektron pada beberapa kulit dapat dilihat pada Tabel
3.5.
Tabel 3.5 Jumlah maksimum elektron pada beberapa kulit
n Nama kulit Jumlah maksimum elektron dalam kulit
1 K 2
2 L 8
3 M 18
4 N 32
5 O 50
6 P 72
7 Q 98
+ Inti atom
+ + +
Elektron
Gambar 3.16 Atom-atom hidrogen, litium, dan karbon pada keadaan dasar dengan elektron-
elektron menempati kulit dengan tingkat energi paling rendah
94 Kimia Dasar 1
126). Konfigurasi elektron logam-logam alkali pada keadaan dasar
diberikan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Konfigurasi elektron logam-logam alkali pada keadaan dasar
Jumlah elektron yang menempati Elek.
Nomor kulit Konfigurasi
Atom Valen
atom K L M N O P Q elektron
si
Li 3 2 1 2, 1 1
Na 11 2 8 1 2, 8, 1 1
K 19 2 8 8 1 2, 8, 8 1
Rb 37 2 8 18 8 1 2, 8, 18, 8, 1 1
Cs 55 2 8 18 18 8 1 2, 8, 18, 18, 8, 1 1
Fr 87 2 8 18 32 18 8 1 2, 8, 18, 32, 18, 8, 1 1
CONTOH
95 Kimia Dasar 1
ditentukan oleh bilangan kuantum, yang merupakan bilangan bulat atau
kelipatannya (kuantitas energi). Konsep kuantitasi energi ini sebagai
konsekuensi dari sifat-sifat gelombang yang ditunjukkan oleh elektron.
Untuk memahaminya marilah kita bayangkan satu gelombang yang lebih kita
kenal (Purwoko, 2006: 34-36).
Seutas tali kedua ujungnya terikat pada penyangga. Jika tali tersebut
digetarkan maka bagian tengahnya bergerak naik dan turun (membentuk
gelombang), namun tidak demiakian halnya dengan kedua ujungnya. Karena
terikat kedua ujung ini tetap tidak bergerak sekeras apapun tali tersebut
digetarkan. Dikatakan tinggi gelombang pada ujung-ujungnya sama dengan
nol, atau amplitudonya sama dengan nol. Tempat (titik) yang mempunyai
amplitudo nol disebut simpul. Jika di sepanjang tali terdapat lebih dari satu
simpul, akan dihasilkan lebih banyak simpul seperti terlihat pada Gambar
3.17 di bawah ini.
A Simpul Simpul
Simpul Simpul
B Simpul Simpul
96 Kimia Dasar 1
pada Gambar C terdapat 5 setenngah panjang gelombang. Hal ini berarti
terdapat kelipatan angka bulat dari setengah panjang gelombang. Itulah
akibat logis dari sifat gelombang, yakni hanya terdapat kelipatan bilangan
bulat.
Hal yang sama juga terjadi pada atom, karena sifat gelombang yang
dimiliki partikel sama dengan yang ada pada tali tersebut di atas. Tentu saja
terdapat perbedaan antara gelombang tali dan gelombang partikel, karena
atom memiliki ukuran tiga dimensi. Namun, batasan yang menentukan
keberadaan gelombang elektron juga harus memenuhi kelipatan angka
bilangan bulat, yakni hanya mungkin terdapat angka bulat pada bilangan
kuantum. Dengan menggunakan matematika Erwin Schrodinger pada tahun
1926 menghitung energi dan perilaku elektron pada atom hidrogen dengan
menggabungkan sifat dualisme elektron, dan sejak itu dimulailah studi
mekanika gelombang atau mekanika kuantum
Persamaan gelombang Schrodinger menghasilkan serangkaian fungsi
matematis yang dikenal dengan fungsi gelombang ( = psi). Fungsi
gelombang ini tidak memiliki makna fisik secara langsung, akan tetapi
kebolehjadian menemukan elektron di daerah tertentu dalam ruang
berbanding lurus dengan harga kwadrat dari fungsi gelombang, 2 hubungan
antara 2 dan kebolehjadian ini diangkat dari analogi teori gelombang, yang
menyatakan bahwa intensitas cahaya berbanding lurus dengan harga kwadrat
dari amplitude gelombang, atau 2. Jadi kebolehjadian menemukan foton
terbesar adalah ketika harga intensitasnya tertinggi, yakni ketika 2
menemukan elektron dalam ruang di sekitar inti atom. Distribusi elektron di
sekitar inti ditentukan oleh 2 (Purwanto, 2006: 36).
Fungsi gelombang () menggambarkan bentuk dan energi dari
gelombang elektron. Setiap macam kemungkinan gelombang disebut dengan
orbital, yang memiliki energi tertentu dan distribusi kepadatan elektron yang
97 Kimia Dasar 1
khas. Orbital dalam atom adalah daerah di sekitar inti tempat kemungkinan
elektron ditemukan. Persamaan gelombang ( = psi) dari Erwin Schrodinger
menghasilkan empat bilangan gelombang (bilangan kuantum) untuk
menyatakan kedudukan (tingkat energi, bentuk, serta orientasi) suatu orbital,
yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (l), bilangan
kuantum magnetik (m), dan bilangan kuantum spin (s).
1. Bilangan kuantum utama (n)
Bilangan kuantum utama (n) menyatakan tingkat energi utama atau
kulit atom. Bilangan kuantum utama mempunyai harga mulai dari 1, 2, 3,
dan seterusnya (bilangan bulat positif) serta dinyatakan dengan lambang K
(n = 1), L (n = 2), dan seterusnya. Orbital-orbital dengan bilangan kuatum
utama berbeda mempunyai tingkat energi yang berbeda secara nyata.
Perhatikan Tabel 3.7 di bawah ini.
Tabel 3.7 Beberapa kulit-kulit berdasarkan bilangan kuantum utamanya
Bilangan Kuantum Utama (n) Simbol Kulit
1 K
2 L
3 M
4 N
dan seterusnya
98 Kimia Dasar 1
nilai bilangan kuantum utama, n. Untuk nilai n tertentu, l mempunyai nilai
bilangan bulat yang mungkin dari 0 sampai (n - 1). Bila n = 1, hanya ada
satu nilai l yang mungkin; yakni l = n – 1 = 1 – 1 = 0. Bila n = 2, ada dua
nilai l, 0 dan 1. Bila n = 3, ada tiga nilai l, yaitu 0, 1, 2. Nilai-nilai l
biasanya ditandai dengan huruf s, p, d, . . . . sebagai berikut:
l 0 1 2 3 4 5
Nama orbital s p d f g h
Jadi bila l = 0, kita mempunyai sebuah orbital s, bila l = 1 kita mempunyai
orbital p dan seterusnya.
Sekumpulan orbital-orbital dengan nilai n yang sama seringkali
disebut kulit. Satu atau lebih orbital dengan nilai n dan l yang sama
dirujuk selalu subkulit. Misalnya, kulit dengan n = 2 terdiri atas 2 subkulit,
l = 0 dan 1 (nilai-nilai l yang diizinkan untuk n = 2). Subkulit-subkulit ini
disebut subkulit 2s dan subkulit 2p di mana 2 melambangkan nilai n, dan s
dan p melambangkan nilai l (Chang, 2005: 206).
Tabel 3.8 Subkulit pada bilangan kuantum azimut (l)
Kulit ke Orbital Bilangan kuantum azimut (l)
1 (K) 1s 0
2 (L) 2s 2p 0,1
3 (M) 3s 3p 3d 0, 1, 2
4 (N) 4s 4p 4p 4 f 0, 1, 2, 3
dan Seterusnya
99 Kimia Dasar 1
lima nilai m, yaitu -2, -1, 0, 1, 2. Jumlah m menunjukkan jumlah orbital
dalam subkulit dengan nilai l tertentu (Chang, 2005: 206). Hubungan
bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (l), dan bilangan
kuantum magnetik (m) dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Hubungan bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (l), dan
bilangan kuantum magnetik (m)
Bilangan Bilangan
Bilangan Kuantum Jumlah
Kuantum Kuantum
Magnetik (m) Orbital
Utama (n ) Azimut (l )
1 (K) 0 1s 0 1
0 2s 0 1
2 (L)
1 2p –1, 0, +1 3
0 3s 0 1
3 (M) 1 3p –1, 0, +1 3
2 3d –2, –1, 0, +1, +2 5
0 4s 0 1
1 4p –1, 0, +1 3
4 (N)
2 4d –2, –1, 0, +1, +2 5
3 4f –3, –2, –1, 0, +1, +2, +3 7
rotasi yang searah jarum jam diberi notasi +½ atau simbol ↿. Sedangkan
yang berlawanan arah dengan jarum jam diberi notasi –½ atau simbol ⇂
3.4.2 Orbital p
3.4.3 Orbital d
3.4.4 Orbital f
CONTOH
Bagaimana konfigurasi elektron dari unsur He, N, dan Sc? (Nomor atom H =
1, He = 2, N = 7, dan Sc = 21)
Jawab
2He : 1s2
7N : 1s2 2s2 2p3
21Sc : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1
CONTOH
CONTOH
CONTOH
b. 32Ge e. 55Cs
c. 37Rb f. 82Pb
b. 15P e. 54Xe
c. 18Ar f. 22Ti
2s 2s 2p 2p 2p 2p 2p 2p
3s 3s IIIB IVB VB VIB VIIB VIIB IB IIB 3p 3p 3p 3p 3p 3p
4s 4s 3d 3d 3d 3d 3d 3d 3d 3d 3d 3d 4p 4p 4p 4p 4p 4p
5s 5s 4d 4d 4d 4d 4d 4d 4d 4d 4d 4d 5p 5p 5p 5p 5p 5p
6s 6s 5d 5d 5d 5d 5d 5d 5d 5d 5d 5d 6p 6p 6p 6p 6p 6p
7s 7s 6d 6d 6d 6d 6d
Lantanida 4f 4f 4f 4f 4f 4f 4f 4f 4f 4f 4f 4f 4f 4f
Aktanida 5f 5f 5f 5f 5f 5f 5f 5f 5f 5f 5f 5f 5f 5f
Gambar 3.26 Pembagian unsurunsur menurut blok s, p, d, dan f.
CONTOH
b. 27Co
Jawab
a. 17Cl : [Ne] 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Kulit utama terbesar n = 3. Jadi, Cl terletak pada periode 3. Sub
kulit terluar ada pada 3s dan 3p maka, Cl terletak di golongan VIIA.
b. 27Co : [Ar] 4s2 3d7
Konfigurasi elektron Co di atas disusun berdasarkan tingkat energi
orbital. Berdasarkan aturan pengisian elektron, orbital 4s mempunyai
energi lebih rendah dari orbital 3d sehingga terisi lebih dahulu. Untuk
memudahkan kita dalam menentukan posisi unsur dalam tabel periodik,
maka konfigurasi elektron yang sudah benar penulisannya dibalik, yaitu
Ayo…
Belajar !
Orang berilmu terlihat besar,
meskipun masih remaja.
direktur pertama fasilitas yang saat ini dikenal dengan nama Fermi National Accelerator
Laboratory di kota Batavia di Negara Bagian Illinois, Amerika Serikat (AS). Terapi kanker
dengan radiasi proton memiliki keuntungan yang tidak dimiliki oleh terapi radiasi konvensional.
Keunikan terapi proton ini terletak dari sifat proton itu sendiri sebagai partikel yang
memiliki massa dan listrik. Dibandingkan dengan metode-metode pengobatan lain, seperti
kemoterapi atau bahkan operasi pengangkatan kanker, terapi proton jauh lebih aman dan
memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi si pasien selama terapi radiasi dijalankan.
Prinsip kerjanya sesuai dengan konsep Proton adalah nukleon (penyusun inti atom)
bermuatan listrik positif satu. Dimana dengan menggunakan bantuan mesin akselator, proton ini
dipercepat sampai dengan energi yang diinginkan untuk menembus ketebalan jaringan tubuh
tertentu menuju jaringan target. Proton bermuatan listrik dan bermasa oleh karena itu
interaksinya dengan atom-atom yang dilalui mengakibatkan ionisasi dominisasi oleh interaksi
coloumb. Pada proton berkecepata tinggi (dan tentu saja energinya), nilai kehilangan energi per
satuan panjang jejak/lintasan sangat kecil, nilai ini semakin besar dengan berkurangnya energi
proton dan sangat efektif ketika proton hampir berhenti. Oleh karen itu ionisasi atom-atom
terutama terjadi di daerah sekitar berhentinya proton (Meyerhof, 1989).
Dengan demikian kerusakan sel terlokalisir disekitar posisi proton berhenti dan efek
samping akan berkurang secara signifikan. Pengurangan dosis secara signifikan pada jaringan
normal dengan terapi proton dibandingkan dengan terapi proton (Chang, et all, 2006). Dengan
memperhatikan kedalaman jaringan kanker yang menjadi target radiasi,
1. Tentukan nomor atom dan nomor massa serta lambang dari atom yang
mengandung:
a. 28 proton dan 31 neutron
b. 4 proton dan 5 neutron
Jawab
a. Nomor atom = Z = Jumlah proton = 28
Nomor massa = A = 28 + 31 = 59
Lambang unsur
b. Nomor atom = Z = 4
Nomor massa = A = 4 + 5 = 9
Lambang unsur =
2. Berikut ini terdapat bebarapa lambang atom unsur
-2 -1 0 +1 +2
b. 20Ca
c. 58Ce
d. 92U
Jawab
a. Konfigurasi elektron 26 Fe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6
Bilangan kuantum n terbesar = 4 (periode 4)
Konfigurasi elektronnya diakhiri nsx (n - d)z
n = 4, x + z = 8 (Golongan VIIIB)
b. Konfigurasi elektron 20 Ca : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
Bilangan kuantum spin (s) : Bilangan yang menyatakan spin atau arah
rotasinya
d. 9F e. 34Se f. 50Sn