Anda di halaman 1dari 8

Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P 1412-6885

ISSN O 2503-4960

STUDI RENDEMEN BAHAN BAKU LOG PADA IU-IPHHK


RUSMANDIANSNYAH DI KECAMATAN DAMAI
KABUPATEN KUTAI BARAT

Sopianoor1, Zuhdi Yahya2, dan Maya Preva Biantary2


1
Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia.
2
Dosen Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 75124, Indonesia.
E-Mail: sopianoor@untag-smd.ac.id

ABSTRAK

Studi Rendemen Bahan Baku Log Pada IU-IPHHK Rusmandiansyah di Kecamatan Damai
Kabupaten Kutai Barat. Peningkatan rendemen pada industry pengolahan kayu pada akhirnya merupakan
suatu penilaian tentang peningkatan efisiensi di dalam pemanfaatan bahan baku memperoleh data atau
informasi tentang efisiensi pemanfaatan bahan baku pada industry pengolahan kayu.
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di IU-IPHHK Rusmandiansyah yang berlokasi di Desa Mantar,
Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur selama 3 bulan (Maret - Mei 2014).
Jumlah sampel di dalam penelitian ini sebanyak 15 sampel kayu bulat sesuai dengan stok yang dimiliki oleh
perusahaan dan akan diolah menjadi kayu gergajian. Pemilihan sampel kayu bulat di dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode Purposive Sampling (penarikan contoh sampel secara sengaja).
Jenis data yang dikumpulkan di dalam penelitian ini terdiri dari data primer (kualitas kayu bulat, panjang dan
diameter kayu bulat, panjang, lebar dan tebal kayu hasil penggergajian dan jumlah sortimen masing-masing
bahan baku) dan data sekunder.
Berdasarkan hasil penelitian pada Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK)IU-IPHHK Rusmandiansyah
diperoleh data yaitu Rendemen rata-rata kayu bulat secara umum yang dihasilkan adalah sebesar 52,32 %;
rendemen rata -rata tertinggi yang dihasilkan adalah jenis Bengkirai sebesar 53,42%, diikuti jenis Kapur
sebesar 52,39% dan jenis Keruing sebesar 50,16 %. Beberapa faktor yang berpengaruh menurunnya
rendemen kayu bulat menjadi kayu gergajian di IU-IPHHK Rusmandiansyah adalah bahan baku kayu bulat
yang keadaannya lengkung/bengkok, mesin generator berkapasitas daya kecil dan tenaga kerja yang kurang
terampil.
Kata kunci : rendemen, bahan baku, log.

ABSTRACT

Studies of Raw Log Ratio at the IU-IPHHK Rusmandiansyah in Damai Sub District of West Kutai
Regency. The increase of yield ratio in the wood processing industry is an assessment of the efficiency in
the utilization of raw materials in the wood processing industry.
Location of the study was conducted at IU-IPHHK Rusmandiansyah located in the village Mantar, Sub
District of Damai, West Kutai Regency, East Kalimantan Province. It lasted for 3 months (March-May
2014).
The number of samples in this study was 15 samples of logs according to the stock owned by the company
and will be processed into sawn timber. Selection of the sample timber was done by using purposive
sampling method (sampling sample intentionally). Types of data collection consisted of primary data
(quality logs, length and diameter of logs, length, width and thickness of timber sawmills and sortimen
number of each raw materials) and secondary data.
Based on the results of research showed that the average yield of logs generally produced amounted to
52.32%; The highest average yield resulting is Bengkirai of 53.42%, followed by Kapur (52.39%) and
Keruing (50.16%). Some factors that influence the declining yield of logs into sawn timber were curved/
bent logs, the small scale engine capacity of power generator and less skilled labor.
Key words : yield, raw materials, logs.

289
Studi Rendemen … Sopianoor et al.

1. PENDAHULUAN dalam pemanfaatan kayu adalah


melakukan proses pengolahan kayu untuk
Sejak ribuan tahun yang lalu,
pertama kali yakni yang pertama
kayu dikenal manusia sebagai bahan
merubah kayu dalam bentuk log menjadi
(material) yang baik untuk memenuhi
kayu gergajian yang berupa balok, papan
kebutuhan manusia. Pada umumnya,
dan sortimen lain untuk selanjutnya
kayu dapat dimanfaatkan dengan baik
diolah pada industri sekunder, dapat
oleh manusia setelah mengalami proses
memproses log yang bermutu rendah
pengolahan, baik pengolahan awal
meskipun hasilnya tidak banyak, bisa
(primer) ataupun pengolahan lanjutan
juga kualitasnya baik. Dengan cara
(sekunder). Pengolahan kayu primer
membuang bagian-bagian yang sehat dan
biasanya bersifat sederhana, murah, dan
hasilnya bisa saja berkualitas baik. Untuk
tidak memerlukan teknologi tinggi.
kayu yang bernilai jual tinggi, kayu
Industri yang melakukan pengolahan
gergajian dari log kualitas rendah masih
kayu tahap ini disebut industri kayu
bisa menutupi biaya produksi. Log mutu
primer, sedangkan pengolahan kayu
rendah memiliki ciri bentuknya tidak
lanjutan (sekunder) biasanya memerlukan
silindris, cacat, growing, atau volumenya
biaya dan taraf teknologi yang lebih
tidak besar.
canggih (Ruhendi, 1988).
Pembangunan sektor industri
Dalam proses pengolahan kayu
memegang peranan strategis dan harus
yang disebut industri kayu primer adalah
mampu membawa perubahan mendasar
industri penggergajian, karena proses
dalam struktur ekonomi Indonesia. Hal
penggergajian merupakan yang pertama
ini berarti bahwa sektor industri di dalam
kali yang merubah kayu (dalam bentuk
perekonomian nasional berperan sebagai
log) menjadi kayu gergajian (sawn timber
motor penggerak utama bagi
atau kayu konversi) yang berupa balok
pertumbuhan sektor-sektor utama lainnya
balok, papan, tiang, bantalan, dan dalam
lewat keterkaitan produksi.
bentuk sortimen lainnya (Ruhendi, 1988).
Salah satu industri pengolahan
Fungsi kegiatan penggergajian
kayu adalah industri penggergajian kayu.
adalah merubah log menjadi kayu
Pengggergajian adalah suatu unit
gergajian yang mempunyai ukuran
tertentu sesuai dengan tujuan pemakaian pengolahan kayu yang menggunakan
bahan baku dolok, alat utama bilah
melalui proses pembelahan dan
gergaji, mesin sebagai tenaga penggerak,
pemotongan. Penggergajian juga
serta dilengkapi dengan berbagai alat dan
berfungsi meningkatkan nilai atau
mesin pembantu. Penggergajian disebut
kualitas kayu dengan cara menghilangkan
juga sebagai proses pengolahan kayu
bagian yang cacat atau membuat sortimen
primer karena yang pertama dilakukan
tertentu yang nilainya lebih tinggi
adalah mengolah dolok menjadi kayu
(Ruhendi, 1988).
persegian yang bersifat setengah jadi dan
Penggergajian adalah suatu unit
selanjutnya diolah oleh pengolahan kayu
kegiatan yang merubah log menjadi kayu
sekunder dan tersier untuk barang jadi.
penggergajian dengan menggunakan alat
Sejalan dengan meningkatnya
utama gergaji. Perbedaannya dengan
kebutuhan kayu olahan berupa kayu
penggergajian kayu adalah alat yang
gergajian, kayu lapis, mebeler, papan
digunakan. Gergaji adalah alat membelah
partikel, dan pulp kertas, baik untuk
dan memotong kayu yang terbuat dari
keperluan lokal maupun untuk memenuhi
logam atau campuran logam yang
kebutuhan dalam negeri maka kebutuhan
bentuknya pipih dan mempunyai gigi
bahan bakupun semakin meningkat pula.
banyak. Peran industri penggergajian

290
Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P 1412-6885
ISSN O 2503-4960

Akibatnya banyak bermunculan industri 2. METODA PENELITIAN


penggergajian yang tidak mempunyai
areal bahan baku yang pasti. 2.1. Tempat dan Waktu
Sehubungan dengan hal itu, maka Lokasi penelitian ini dilaksanakan di
masalah penyediaan bahan baku berupa IU-IPHHK Rusmandiansyah yang
kayu bulat merupakan problema berlokasi di Desa Mantar,
tersendiri, baik untuk penggergajian Ijin Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Barat, Provinsi Kalimantan Timur.
(IUPHHK), industri penggergajian kecil Pada bulan Maret-Mei 2014.
(wantilan), maupun industri pengolahan
2.2. Bahan dan Alat
kayu primer lainnya yang mengharapkan
Bahan dan alat penelitian yang
bahan baku kayu bulat dari pasar bebas,
digunakan antara lain adalah sebagai
baik kayu dari IUPHHK (dulu HPH)
berikut : crayon atau kapur tulis
maupun dari tebangan rakyat.
untuk memberi tanda pada kayu
Kemajuan teknologi industri
bulat yang terpilih sebagai contoh
pengolahan kayu tidak hanya ditandai
sampel, Scale Stick untuk mengukur
dengan perkembangan atau variasi dari
panjang kayu bulat serta panjang,
hasil produksi saja, tetapi juga ditandai
lebar dan tebal kayu hasil
dengan peningkatan efisiensi terutama
penggergajian, tally sheet dan alat
peningkatan volume produksi yang dapat
tulis menulis untuk mencatat hasil
menghasilkan dari suatu bahan baku di
pengukuran, kalkulator untuk
dalam setiap proses produksinya.
menghitung dan mengolahan data,
Besarnya volume produksi yang
Kamera untuk dokementasi
dapat dihasilkan dari input bahan baku
penelitian, phiband untuk mengukur
yang diberikan dalam setiap proses
diameter kayu log, meteran.
produksi biasa disebut dengan istilah
rendemen. 2.3. Objek Penelitian
Peningkatan rendemen pada Objek penelitian ini adalah kayu-
industry pengolahan kayu pada akhirnya kayu log yang digunakan sebagai
merupakan suatu penilaian tentang bahan baku industri yang terdapat di
peningkatan efisiensi di dalam IU-IPHHK Rusmandiansyah yang
pemanfaatan bahan baku. Sehingga untuk diamati, yaitu : jenis Kayu, diameter
memperoleh data atau informasi tentang dan panjang kayu, jumlah dan ukuran
efisiensi pemanfaatan bahan baku pada sortimen kayu hasil produksi,
industry pengolahan kayu perlu dilakukan kualitas kayu hasil gergajian.
penelitian tentang rendemen pad industri-
industri pengolahan kayu. Tujuan 2.4. Teknik Pengambilan Sampel
penelitian adalah untuk mengetahui Jumlah sampel di dalam penelitian ini
rendemen dari kayu bulat jenis Bengkirai, sebanyak 15 sampel kayu bulat sesuai
Kapur dan Keruing yang diolah menjadi dengan stok yang dimiliki oleh
kayu gergajian di IU-IPHHK perusahaan dan akan diolah menjadi
Rusmandiansyah, dan untuk kayu gergajian.
mengidentifikasi faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap tingkat rendemen Pemilihan sampel kayu bulat di dalam
kayu bulat yang diolah menjadi kayu penelitian ini dilakukan dengan
gergajian di IU-IPHHK Rusmandiansyah. menggunakan metode Purposive
Sampling (penarikan contoh sampel
secara sengaja) berdasarkan proses
produksi yang berjalan selama

291
Studi Rendemen … Sopianoor et al.

penelitian (pengumpulan data c. Volume Kayu Bulat


primer). Penetapan isi (volume) kayu bulat
rimba dengan penetapan isi
2.5. Pengumpulan dan Pengolahan Data (volume) kayu bulat rimba
Jenis data yang dikumpulkan di dilakukan berdasarkan panjang dan
dalam penelitian ini terdiri dari data diameter yang diperolah dari hasil
primer dan data sekunder. pengukuran, kemudian dicari dalam
a. Data Primer tabel isi kayu bulat rimba. Tabel isi
Data Primer di dalam penelitian ini kayu bulat rimba diperoleh
meliputi : kualitas kayu bulat, berdasarkan rumus Brereton
panjang dan diameter kayu bulat, Metrik, yaitu :
panjang, lebar dan tebal kayu hasil
penggergajian, jumlah sortimen V= ¼
masing-masing bahan baku. . D2 . L
b. Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan 10.000
untuk melengkapi hasil penelitian
ini meliputi : data pokok dimana :
perusahaan, tenaga kerja, mesin dan V = Volume/Isi kayu bulat
peralatan penggergajian. rimba (m3)
D = Diameter kayu bulat
(cm)
Pengolahan Data L = Panjang kayu bulat (m)
a. Pengukuran diameter 1/4 = 1/4 . 3,1416 =
Pengukuran diameter dilakukan 0,7854
terhadap kedua bontos, diameter
terpendek melalui pusat bontos d. Volume Kayu Hasil Penggergajian
diukur terlebih dahulu kemudian Volume kayu hasil penggergajian
terpanjang melalui pusat bontos. (sortimen) dihitung dengan
Hasil dari pengukuran tersebut menggunakan rumus Brereton
diolah dengan menggunakan Metrik, yaitu:
berdasarkan rumus Brereton V=PxLxT
Metrik, yaitu : 10000
Dimana : V = Volume Sortimen (m³)
1 (d1  d2)  1 (d3  d4) P = Panjang Sortimen (m)
D= 2 2 L = Lebar Sortimen (cm)
2 T = Tebal sortimen (cm)
dimana :
d1 = Diameter terpendek melalui pusat e. Rendemen Penggergajian Kayu
bontos pada bontos pangkal Setelah volume kayu bulat dan
d2 = Diameter terpanjang melalui pusat
bontos pada bontos pangkal volume sortimen diketahui maka
d3 = Diameter terpendek melalui pusat rendemen penggergajian kayu
bontos pada bontos ujung dapat dihitung dengan
d4 = Diameter terpanjang melalui pusat menggunakan rumus :
bontos pada bontos ujung Output
R = X 100 %
b. Pengukuran panjang
Input
Menentukan jarak terpendek antara
kedua bontos sejajar sumbu kayu Dimana : R = Rendemen
dengan kelipatan 10 cm penuh dan Penggergajian kayu (%)
spilasi 10 cm

292
Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P 1412-6885
ISSN O 2503-4960

Input = Volume Hal yang mempengaruhi rendemen


kayu bulat (m³) antara lain adalah kualitas kayu,
Output = Volume
sortimen (m³)
ukuran kayu, jenis gergaji, ukuran
dan jenis sortimen yang dihasilkan,
cara menggergaji, tenaga kerja,
3. HASIL PENELITIAN DAN bahan, peralatan, tata ruang, cacat
PEMBAHASAN kayu bulat, hal ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh
3.1. Rendemen Kayu Bulat Secara Umum Cermark (1958) dan Widarmana
Rendemen adalah (1973), yang menyatakan faktor–
perbandingan antara output dan input faktor yang mempengaruhi terhadap
yang dinyatakan dalam persen. rendemen antara lain : kualitas kayu,
Dalam hal kayu gergajian, rendemen ukuran kayu, jenis gergaji, ukuran
adalah perbandingan antara volume dan jenis sortimen yang dihasilkan,
kayu gergajian yang diperoleh cara menggergaji, dan menurut.
dengan volume kayu bulat yang Untuk mendapatkan hal tersebut
digergaji, dinyatakan dalam persen. maka tata ruang dalam pabrik tersebut
Dari hasil penelitian yang harus direncanakan sebaik–baiknya,
dilaksanakan di IU-IPHHK yang menurut Widarmana (1973)
Rusmandiansyah rendemen rata - harus memperhatikan faktor–faktor
rata kayu bulat secara umum pada berikut : kapasitas tiap–tiap mesin,
IU-IPHHK Rusmandiansyah sebesar ukuran kayu, ruang gerak pekerja,
52,32 %. Hal tersebut terjadi bentuk dan komposisi sortimen yang
dikarenakan bahkan kualitas bahan dihasilkan
baku yang tersedia cukup baik, tetapi
tenaga yang tersedia kurang terampil
karena pada perusahaan tersebut
sering terjadi keluar masuk karyawan 3.2. Rendemen Berdasarkan Jenis
sehingga terjadi pengrekrutan Berdasarkan jenis log sampel secara
karyawan baru yang mempunyai keseluruhan dan sortimen yang
pengalaman kerja minim. Selain hal dihasilkan, nilai rendemen di IU-
tersebut, keadaan mesin generator IPHHK Rusmandiansyah secara
kapasitas kekuatannya hanya 3 Kw, berurut dapat dilihat pada Tabel 5
mengakibatkan putaran mesin gergaji berikut ini :
agak lambat, sehingga output yang
dihasilkan tidak maksimal.
Tabel 5. Rata-rata Rendemen pada masing-masing jenis kayu bulat

Volume Rendemen Rata-rata


No Jenis Rendemen (%)
Rata-rata Log (m³) (m³)
1 Bengkirai 6,15 3,3408 53,42
2 Keruing 6,40 3,1872 50,16
3 Kapur 6,67 3,4918 52,39

Dilihat dari persentase kayu log lebih banyak dipengaruhi


rendemen di atas, perbedaan nilai oleh ukuran dan kualitas sortimen
rendemen pada masing-masing jenis kayu log dan kualitas gergajian yang

293
Studi Rendemen … Sopianoor et al.

dihasilkan masing-masing. Hal ini 65%. Berdasarkan hal ini dapat


terjadi seiring dengan permintaan disimpulkan bahwa teknik
pasar akan ukuran atau sortimen pemotongan log sangat diperlukan
kayu gergajian pada tiap-tiap jenis. untuk mendapatkan kualitas kayu
Selain itu, diameter batang akan yang baik dan hasil optimal.
menentukan nilai rendemen selain itu Pemotongan yang baik
karena sortimen kayu gergajian yang hendaknya dimulai dari bagian kayu
dihasilkan lebih banyak berbentuk yang dapat dipotong sekali secara
balok dan bantalan dalam ukuran menyeluruh, artinya dalam hal ini
yang relatif besar dan tidak bagian vertikal dapat dimulai lebih
menghasilkan sortimen papan akan dahulu. Ukuran sortimen yang
menghasilkan rendemen yang tinggi. didapat akan tergantung dengan
Pada diameter log yang besar diameter kayu itu sendiri, artinya
difokuskan untuk memenuhi ukuran yang didapat bervariasi.
kebutuhan papan dan hanya sebagian Walaupun demikian, ukuran kayu
kecil yang digunakan sebagai balok yang terlalu kecil atau tidak
ini juga memungkinkan rendemen proporsional akan dianggap tidak
menjadi tinggi. Pengalaman empiris layak
para pekerja di industri Cacat yang ada sebelumnya
penggergajian menyatakan bahwa pada kayu adalah retak ujung. Untuk
kayu bulat akan mendapatkan hasil mengantisipasi hal tersebut maka
maksimal apabila diolah menjadi bagian retak pada log tidak
sortimen balok seperti kasau atau digunakan dalam hal ini dibuang,
bantalan dan sebaliknya akan karena tidak akan bernilai ekonomis.
menghasilkan rendemen lebih rendah Dalam proses penggergajian cacat
apabila diolah menjadi papan. yang mungkin terjadi adalah
Hal ini sesuai dengan permukaan gergajian tidak rata yang
pendapat yang dikemukakan oleh harus memungkinkan kayu diamplas
Widarmana (1973), yang dengan sander, hal lain adalah
menyatakan faktor–faktor yang melebarnya retakan tadi ke bagian
mempengaruhi rendemen antara lain dalam kayu.
adalah kualitas kayu penghara, Papan yang akan didapat dari
ukuran kayu penghara, jenis gergaji, proses penggergajian ini adalah
ukuran dan jenis sortimen yang papan tangensial dan radial, karena
dihasilkan serta cara menggergaji. hal ini tidak mungkin dipisahkan satu
Rendemen rata–rata pada sama lain. Oleh sebabnya, papan
penelitian ini yaitu sebesar 52.32 % yang akan dihasilkan akan memiliki
lebih rendah dibandingkan yang kelemahan dibidangnya masing
tertera pada Peraturan Direktur masing. Hal ini sesuai dengan
Jenderal Bina Produksi Kehutanan pendapat Tsoumis (1991) dan
No. P.13/VI-BPPHH/2009 tanggal Simpson dan TenWolde (1999) yang
09 Nopember 2009 tentang mengatakan bahwa ada perbedaan di
Rendemen Kayu Olahan Industri tiap papan yang dihasilkan baik
Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) radial maupun tangensial. Papan
yang menjelaskan untuk kayu solit radial merupakan perpotongan searah
dengan asal bahan baku berupa kayu serat dan sebaliknya untuk papan
bulat olahan hutan alam tangensial.
rendemennya berkisar antara 55-

294
Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P 1412-6885
ISSN O 2503-4960

Penggergajian akan Berdasarkan bentuk dan lokasi


menimbulkan kerf pada log karena penyerangan:
adanya tebalan pada gergaji. Dalam a. Cacat bentuk, ialah cacat/kelainan dari
hal ini tebal kerf sebesar 0.25 cm. bentuk kayu yang tidak diharapkan,
Semakin tebal bilah gergaji tang diantaranya kelurusan, kesilindrisan,
digunakan maka kerf yang dihasilkan arah serat, kebulatan dan alur.
akan semakin lebar. Kerf juga akan b. Cacat badan, ialah cacat kayu yang
mengurangi nilai rendemen kayu. terdapat pada badan kayu, diantaranya
Penggunaan gergaji yang besar lubang gerek, pecah/belah, mata kayu,
baiknya digunakan untuk log gubal, benjolan, kulit tersisip/tumbuh,
berdiameter besar, dan sebaliknya. lengar, pecah banting, pecah
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan slemper/lepas, buku, teras busuk
kualitas dan kuantitas balok yang c. Cacat bontos, ialah cacat kayu yang
baik. terdapat pada bontos kayu, diantaranya
gerowong, pecah busur/pecah gelang,
3.3. Cacat yang Mereduksi Rendemen pecah bontos, teras rapuh, pakah dan
Pada bahan baku kayu bulat di lubang lainnya.
IPHHK IU-IPHHK Rusmandiansyah d. Rendemen semakin meningkat dengan
terdapat cacat-cacat yang mereduksi bertambahnya diameter log.
volume kayu bulat dan mempengaruhi Kekecualian dari hubungan tersebut
nilai rendemen. Pengelompokan cacat dapat terjadi bila log tersebut terlalu
kayu berdasarkan penyebabnya: besar, biasanya ditemui pada kayu
a. Cacat alami, yaitu cacat kayu Bulat keras tropis. Log ini biasanya sudah
yang disebabkan oleh faktor alam terlalu tua, banyak mengandung
seperti cuaca, angin dan tempat bagian yang tidak sehat atau
tumbuh serta faktor bawaan dari kayu gerowong. Log yang panjang pada
tersebut. hakekatnya tidak mempengaruhi
b. (kelurusan, kebulatan, kesilindrisan, rendemen dengan asumsi tapernya nol
arah serat, alur, mata kayu, benjolan, sehingga dapat diperoleh kayu
kulit tersisip/tumbuh, buku) gergajian dengan panjang penuh (full
c. Cacat biologis, yaitu cacat kayu Bulat lenght lumber). Akan tetapi semakin
yang disebakan oleh mahluk hidup, panjang log biasanya mengandung
seperti serangga dan jamur yang taper semakin besar sehingga
penyerangannya dilakukan baik rendemen menurun. Penurunan
terhadap kayu yang masih berdiri rendemen sangat nyata pada panjang
dihutan, maupun setelah ditebang. lebih dari 5 m.
d. (lubang gerek, gubal, gerowong/teras
busuk, teras rapuh) 4. KESIMPULAN
e. Cacat teknis, yaitu kayu Bulat yang
disebabkan oleh faktor manusia dan Berdasarkan hasil penelitian pada
peralatan yang digunakan, seperti Industri Primer Hasil Hutan Kayu
salah potong dan salah arah tebang, (IPHHK) IU-IPHHK Rusmandiansyah
sistem penyaradan dan pengangkutan dapat disimpulkan sebagai berikut :
(Pecah/belah, lengar, pecah banting, 1. Rendemen rata–rata kayu bulat secara
pecah slemper/lepas, pecah umum yang dihasilkan adalah
busur/gelang, pecah bontos, pakah, sebesar 52,32%.
lubang lainnya. 2. Berdasarkan jenis kayu bulat yang
diolah, rendemen rata-rata tertinggi

295
Studi Rendemen … Sopianoor et al.

yang dihasilkan adalah jenis


Bengkirai sebesar 53,42%, jenis
Kapur sebesar 52,39% dan jenis
Keruing sebesar 50,16 %.
3. Beberapa faktor yang berpengaruh
menurunnya rendemen kayu bulat
menjadi kayu gergajian di IU-IPHHK
Rusmandianyah adalah : bahan baku
kayu bulat yang keadaannya
lengkung/bengkok, mesin generator
berkapasitas daya kecil, tenaga kerja
yang kurang terampil.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Cermark.F. 1958. Sawmill in the


tropics. Rimba Indonesia VIII
(7-8-9)
[2] Ruhendi, S. dan Hariadi. 1988.
Pengujian Kayu Gergajian.
Pendidikan dan Latihan
Sawmill Manager. Dalam
rangka pengIndonesiaan
tenaga kerja pengusahaan
hutan dengan Fakultas
Kehutanan IPB Bogor.
[3] Simpson dan TenWolde.1999. Sifat
fisik dan hubungan
kelembaban kayu
[4] Tsoumis, G. 1991. Science and
Technology of Wood
Structure, Properties,
Utilization. Van Nostrand
Reinhold New York
[5] Widarmana, S et al. 1973.
Penelitian Logging Waste dan
Kemungkinan
Pemanfaatannya di Jawa dan
Kalimantan Timur. Fakultas
Pascasarjana Institur
pertanian Bogor. Bogor.

296

Anda mungkin juga menyukai