Anda di halaman 1dari 32

PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA PAPRIKA MERAH

( Capsicum Annum Var. Grossum L.) SECARA IODIMETRI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Pendidikan Diploma III Farmasi

OLEH

AFFIF VANELDY ARIZANO


1410121220994

AKADEMI FARMASI DWI FARMA

BUKITTINGGI

2018
LEMBARAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul Penetapan Kadar Vitamin C Pada Paprika Merah
(Capsicumannum Var. Grossum L.) Secara Iodimetri

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Bukittinggi, Agustus 2018

Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui

Direktur Akademi Farmasi

Dwi Farma Bukittinggi


PERNYATAAN PENGUJI

Karya tulis ilmiah dengan judul penetapan kadar vitamin c pada paprika merah (capsicum annum var.
Grossum L.) secara iodimetri

Telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 26 agustus 2018

Dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

Tim penguji

Ketua

Anggota

Anggota
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis

dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Penetapan Kadar Vitamin C Pada Paprika

Merah (Capsicum Annum Var. Grossum L.) Secara Iodimetri “ yang merupakan salah satu syarat

untuk menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Farmasi di Akademi Farmasi Dwi Farma Bukittinggi. Pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. ‘Ainun naim, m. Farm. Apt selaku Direktur Akademi Farmasi Dwi Farma Bukittinggi

sekaligus pembimbing I yang telah meluangkan waktu serta penuh kesabaran memberikan

masukan, bimbingan, dorongan serta arahan selama penelitian sehingga penulis telah dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Bapak Yusman, A,Md.Farm selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan tenaga

untuk memberikan bimbingan, arahan, dorongan, dan saran sejak rencana penelitian hingga

selesainya penulisan KTI ini.

3. Ibu Dewi Nofita, S.Si selaku Kepala Laboratorium Kimia yang telah memberikan izin untuk

pemakaian labor dan alat-alatnya, selama penelitian dilakukan.

4. Bapak dan Ibu dosen beserta staf Akademi Farmasi Dwi Farma Bukittinggi yang telah

memberikan ilmunya, motivasi, arahan, dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan

perkuliahan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Mama tercinta yang selalu memberikan semangat, doa-doa, kasih sayang yang berlimpah serta

kesabaran telah membesarkan dan mendidik hingga penulis dapat menempuh pendidikan yang

layak. MAMA IS THE BEST

6. Buat almarhum papa terima kasih karena selama ini telah memberikan motivasi, dukungan moril

maupun materil selama papa hidup sampai penulis bias seperti ini. PAPA IS MY HERO
7. Buat mama linda faroza dan papa ratman terima kasih atas segala dukungan, doa, bantuan selama

penulis kuliah terima kasih sudah menjadi orang tua buat penulis

8. Kepada adek-adek (tauhid dan yusron) selalu memberikan semangat dan doa-doa sehingga dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

9. Teman-teman dan semua pihak yang telah mau membantu dan membagi pengetahuan kepada

penulis selama pembuatan proposal, penelitian, seminar sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kata

sempurna masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan dapat masukan berupa

kritikan dan saran demi perbaikan dan kesempurnaannya. Atas perhatiannya semua pihak penulis

mengucapkan terima kasih.

Bukittinggi, Agustus 2018

Penulis
Akademi farmasi
Dwi farma bukittinggi
Karya tulis ilmiah, Agustus 2018

AFFIF VANELDY ARIZANO

ABSTRAK

Penetapan Kadar Vitamin C Pada Paprika Merah (Capsicum Annum Var. Grossum L.) Secara Iodimetri

Xii + 26 halaman + Daftar Pustaka + Lampiran

Paprika merupakan suatu komoditi sayuran yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, dan
kaya akan Vitamin C. penelitian penetapan kadar Vitamin C pada paprika merah (Capsicum annum Var.
Grossum L) secara Iodimetri telah dilakukan penelitian didapatkan hasil kadar Vitamin C sebesar
0,15016%b/b

Daftar pustaka 20 (1979-2018)


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR Halaman

ABSTRAK vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABLE viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penelitian 2

1.4 Manfaat Penelitian 3

II. TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Tinjauan Buah Paprika 4

2.2 Morfologi Tanaman 6

2.3 Vitamin C 9

2.4 Titrimetri

2.5 Titrasi Iodimetri 10

2.6 Hipotesa 11

III. METODE PENELITIAN 12

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 12

3.2 Alat dan Bahan 12

3.2.1 Alat 12
3.2.2 Bahan 12

3.3 Sampel dan Teknik Sampling 12

3.3.1 Pengambilan Sampel 12

3.3.2 Pengolahan Sampel 12

3.3.3 Pembuatan Reagen 13

3.3.4 Pembakuan Natrium Thiosulfat 14

3.3.5 Pembuatan Larutan iodium 0,01 N 14

3.3.6 Penetapan Kadar Vitamin C pada Paprika Merah 14

IV. HASIL DAN KESIMPULAN 15

4.1 Hasil Penelitian 15

4.2 Pembahasan 15

V. KESIMPULAN DAN SARAN 17

5.1 Kesimpulan 17

5.2 Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 18

LAMPIRAN 20
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Skema Kerja Pengolahan Sampel pada Buah Paprika Merah 21

2. Skema Kerja Penetapan Kadar Vitamin C pada Buah Paprika Merah 22

3. Hasil Pembakuan Na2s2o3 dengan Kalium Bikromat 24

4. Hasil pembakuan Iodium dengan Na2S2O3 25

5. Hasil Penetapan Kadar Vitamin C pada buah Paprika Merah 26


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Hasil Pembakuan Natrium ThioSulfat 24

2. Data Hasil Pembakuan Iodium 25

3. Data Penetapan Kadar Vitamin C pada Buah Paprika Merah 26


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Rumus Bangun Vitamin C 5

2. Buah Paprika Merah ( Capsicum Annum Var. Grossum L.) 26


I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Vitamin C memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan diantaranya dalam

pembentukan kolagen yang merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang

rawan serta dapat meningkatkan imunitas. Vitamin C banyak terdapat dalam tanaman antara

lain paprika. Paprika merupakan sayuran yang berpotensi sebagai antioksidan dan banyak

memiliki manfaat yang sangat baik bagi kesehatan manusia karena mengandung Vitamin C

( Deepa et al. ,2006).

Tanaman hortikula terutama sayuran, memegang peranan sangat penting dalam

meningkatkan gizi masyarakat. Gizi yang banyak terkandung dalam sayuran yaitu: vitamin,

mineral, dan karbohidrat. Seiring meningkatnya kebutuhan gizi masyarakat, kebutuhan akan

sayuran terus meningkat dan jenis sayurannya pun semakin bervariasi (Harjono, 1996).

Paprika ( Capsicum annum Var. Grossum L.) merupakan salah satu komoditi sayuran

yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, selain sebagai bahan sayuran. ( Tonny K. Moesan

dkk, 2008). Ternyata paprika juga kaya akan Vitamin C ( 190 mg / 100 g ) sedangkan kadar

vitamin C pada cabai merah mengandung ( 107,8 mg / 100 g ). Paprika juga banyak

mengandung zat gizi yang dapat mencegah kanker, jantung koroner dan diabetes mellitus

( Prihmantoro, dkk.2003). Paprika dikonsumsi rumah tangga, selain untuk bumbu masak

paprika digunakan untuk industri makanan dan minuman, industri farmasi ( Khopkar, S, M.

1990 ).
I.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian adalah sebagai berikut :

Berapakah kadar Vitamin C yang terdapat pada buah paprika merah ?

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar Vitamin C yang terkandung

pada paprika merah ( Capsicum annum Var. Grossum L.) secara Iodimetri.

I.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa paprika merah

mengandung Vitamin C.

2. Bagi peneliti, menambah ilmu pengetahuan dan dapat mengaplikasikan ilmu yang

diperoleh selama di Akademi Farmasi Dwi Farma Bukittinggi.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Botani Paprika Merah ( Capsicum annum Var. Grossum L.)

2.1.1 Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Tracheophyta

Sub Divisi : Spermatophytina

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum L

Spesies : Capsicum annum L

Varietas : Grossum L

Kandungan kimia : Vitamin C dan A , Kapsaicin, kapxhantin, karotenoid, kapsisidin,


minyak menguap

Nama Daerah : Paprika ( Jawa Barat )

Manfaat : penyembuh luka, pereda demam tinggi, meredakan pilek dan


hidung tersumbat, mencegah stroke, meringankan sakit kepala,
meningkatkan nafsu makan, menurunkan kolesterol, sebagai
antioksidan bagi tubuh ( Tjahjadi, 1991).
2.1.2 Morfologi paprika merah ( Capsicum annum Var. Grossum L.)

Tanaman paprika merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah dan Amerika

Selatan. Tanaman paprika tumbuh sebagai perdu atau semak dengan tinggi mencapai empat

meter. Batang tanaman paprika keras dan berkayu, berbentuk bulat, halus, berwarna hijau dan

memiliki percabangan dengan jumlah yang banyak. Buah paprika memiliki keanekaragaman

bentuk, ukuran, warna dan rasa. Buah paprika umumnya berbentuk seperti tomat, tetapi lebih

bulat dan pendek, atau seperti genta dengan permukaan bergelombang besar atau bersegi-segi.

Buah akan terbentuk setelah penyerbukan. Kulit halus dan daging buahnya tebal sehingga tidak

mudah rusak. ( Cahyono, B. 2007 )

Keadaan iklim yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan paprika meliputi

temperature, kelembapan udara, curah hujan, dan cahaya matahari. Tanaman paprika

memerlukan temperature 21°C- 27°C pada siang hari dan 13°C-16°C pada malam hari agar

tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi. Kelembapan udara yang cukup ideal untuk

budidaya paprika adalah 80%. Curah hujan yang sesuai dengan untuk tanaman paprika adalah

250 mm per bulan.

Paprika dapat dipanen dalam buah masih dalam keadaan hijau maupun buah dalam

keadaan matang sempurna. Buah paprika mulai matang pada 4-5 minggu setelah pembungaan

dan dapat dipetik setelah 5-7 hari kemudian. Puncak dari periode panen terjadi 4-7 bulan setelah

benih di semai. Paprika sebaiknya dipanen pada pagi hari ketika suhu udara masih rendah dan

kelembapan udara masih cukup tinggi. Pemanenan pada pagi hari dimaksudkan untuk

mengurangi penguapan agar buah tidak layu dan keriput ( Amstrong, F.B 1995 )
2.2 Tinjauan Kimia dan Fisika Vitamin C

Gambar 1. Vitamin C ( 3-okso-gulo-furanulakton)

1. Nama Kimis : Vitamin C ( 3-okso-gulo-furanulakton)

2. Sinonim : Asam Askorbat, Acido Ascorbico, Ascorbicap

3. Rumus Molekul : C6H8O6

4. Berat Molekul : 176,13

5. Pemberian : Hablur atau serbuk putih agak kuning, rasa asam.

Tak tahan cahaya, lambat laun menjadi gelap dalam keadaan

Kering stabil diudara. Dalam larutan cepat teroksidasi

6. Kelarutan : mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol tidak larut

dalam chloroform, eter, dan benzene ( Departemen RI 1979 ).


2.2.1 Fungsi Vitamin C

Vitamin C merupakan vitamin yang banyak manfaatnya antara lain penting untuk

kesehatan gigi, gusi, tulang, membentuk sel-sel tubuh dan pembuluh darah. Salah satu fungsi

utama dari Vitamin C adalah berperan dalam pembentukan kolagen. Kolagen berfungsi

sebagai pembentukan jaringan ikat dan diperlukan dalam pematangan sel darah merah dan

pembentukan tulang. Vitamin C berperan dalam proses hidrogenasi prolin dan lisin dalam

pembentukan kolagen, kedua senyawa ini merupakan komponen kolagen. Fungsinya adalah

dalam proses penyembuhan luka, daya tahan tubuh, penyakit dan stress ( Departemen

Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI, 2000)

2.2.2 Sifat Vitamin C

Vitamin C merupakan vitamin yang mudah larut dalam air dan mudah rusak dalam

pemanasan yang terlalu lama. Vitamin C mempunyai bentuk serbuk, atau hablur putih agak

kuning, tidak berbau, mempunyai rasa asam. Vitamin C apabila dalam bentuk Kristal kering

akan bersifat lebih stabil, tetapi dalam bentuk larutan Vitamin C mudah rusak karena oksidasi

oleh oksigen dari udara ( Rivai, 2006 ).

2.2.3 Metabolisme Vitamin C

Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif. Rata-rata absorbsi adalah 90% dari yang

dikonsumsi. Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan, konsentrasi tertinggi

adalah didalam jaringan adrenal, pituitary, dan retina (Basset, 1994)


Kekurangan Vitamin C dapat menyebabkan penyakit scorbut. Kerusakan terjadi di dalam

jaringan yang terdapat di dalam rongga mulut, ditulang dan gigi serta kerusakan didalam darah.

Apabila suplai Vitamin C di dalam jaringan tidak mencukupi, makan Vitamin C yang diberikan

di dalam tubuh akan sedikit sekali yang diekresikan di dalam urine. Kadar Vitamin C didalam

jaringan tubuh dan di dalam darah yang dianggap normal ialah 0,8-10 mg ( Harjadi, W, 1990 ).

2.3 Pemeriksaan kualitatif Vitamin C

a. Sampel ditambahkan KMnO4 terjadi warna violet hilang dan terjadi endapan

cokelat

b. Sampel ditambahkan AgNO3 terjadi endapan abu-abu atau hitam

c. Sampel ditambahkan fehling A.B menjadi endapan jingga kuning apabila

dipanaskan menjadi endapan coklat ( Farmakope Indonesia Edisi III ).

2.4 Titrimetri

Analisis titrimetri adalah analisis kuantitatif dimana kadar komposisi dari zat uji

ditetapkan berdasarkan volume pereaksi yang ditambahkan kedalam larutan zat uji. Hingga

komponen yang akan ditetapkan bereaksi secara kuantitatif dengan pereaksi tersebut. Oleh

karena itu analisa volumetri disebut juga analisis titrimetri (Santoso, 1995). Suatu reaksi dapat

digunakan sebagai dasar analisis titrimetri apabila memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Reaksi harus berlangsung cepat, sehingga titrasi dapat dilakukan dalam waktu yang tidak

terlalu lama.

2. Reaksi harus sederhana dan diketahui dengan pasti, sehingga didapat kesetaraan yang

pasti dari reaktan.

3. Reaksi harus sempurna ( Santoso. 1995).


Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan

larutan standar sekunder ( Day Underwood, 1999). Larutan baku primer adalah larutan yang

kosentrasinya dapat diketahui dengan cara penimbangan zat dengan seksama, baku primer

harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu yaitu : murni atau mudah dimurnikan, reaksi

dengan zat yang dibakukan harus stoikiometrik sehingga dapat dicapai dasar perhitungan,

mudah ditangani (tidak higroskopik atau dipengaruhi udara), mempunyai bobot ekuivalen

yang tinggi, sehingga kesalahan penimbangan kecil, mudah didapat. Larutan baku sekunder

adalah larutan yang konsentrasinya dapat diketahui dengan cara dibakukan terlebih dahulu

( Santoso, 1995).

2.4 Titrasi Iodimetri

Titrasi iodimetri merupakan titrasi dengan prinsip reaksi oksidasi reduksi. Titrasi ini juga

merupakan titrasi langsung dengan suatu larutan iod standar (indah, et al , 2007). Pada titrasi

iodimetri menggunakan iodium yang merupakan oksidator yang kuat, pada saat reaksi oksidasi

iodium akan direduksi menjadi iodide sebagai berikut :

I2 + 2e 2I

Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang merupakan zat-zat pereduksi kuat.

Vitamin C merupakan zat yang bersifat reduktor (pereduksi kuat), sehingga dapat dititrasi

langsung dengan iod ( Sudjadi, 2007 : Day).

Titik akhir pada iodimetri diamati dengan timbulnya warna biru akibat reaksi antara

amylum dengan kelebihan satu tetes iodium. Zat pereduksi yang cukup kuat untuk dititrasi

langsung dengan iod adalah thiosulfate, arsenit (III), timah, dan sulfide. Kekuatan reduksi dari

zat pereduksi tersebut tergantung pada konsentrasi ion hydrogen (Sudjadi, 2007).
2.6 Hipotesa

Hipotesa dari penelitian ini adalah paprika merah ( Capsicum annum Var. Grossum L.)

Mengandung Vitamin C.
III. METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2018 sampai Juli 2018 di Laboratorium

Kimia Akademi Farmasi Dwi Farma Bukittinggi.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Timbangan digital, buret dan standart buret, erlemeyer, labu ukur, becker glass, kertas

saring, pipet volume, corong, pisau, batang pengaduk, kain flannel.

3.2.2 Bahan

Paprika merah, Iodium, Natrium Thiosulfat, larutan kanji, Asam klorida P, Asam sulfat P,

kalium Bikromat, Natrium Karbonat P, Natrium Bikarbonat, Kalium Iodida P dan aqua destilata.

3.3 Sampling dan Teknik Sampling

3.3.1 Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan adalah paprika merah ( Capsicum annum Var. Grossum L.) yang

diperoleh dari swalayan di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Adapun teknik pengambilan

sampel dari penelitian ini adalah secara simple random sampling.

3.3.2 Pengolahan Sampel

Paprika merah dicuci bersih, dikering anginkan, lalu dirajang, aduk homogeny, timbang

100 gram, masukkan kedalam blender, tambahkan aqua destilata secukupnya, kemudian

diblender. Saring dengan kain flannel bilas ampas berkali-kali hingga negatif terhadap iodium.

Masukkan kedalam labu ukur 1000 ml, cukupkan dengan aqua destilata sampai 1000 ml.
3.4 Pembuatan Reagen

1. Air Bebas CO2

Didihkan aqua destilata dalam erlemeyer tertutup, setelah beberapa menit buka tutup

erlemeyer sebentar, kemudian tutup lagi. Diamkan sampai dingin dan tidak boleh

menyerap karbon dioksida dari luar.

2. Larutan Natrium thiosulfat 0,01 N

Larutkan 1,3 g natrium thiosulfat P dan 10 mg natrium karbonat P dengan air bebas CO2

hingga 500 ml dalam labu ukur 500 ml

3. Larutan iodium 0,01 N

Larutkan 317 mg iodium kedalam 450 mg larutan iodide P dalam aquadest 100 ml, gerus

hingga larut pindahkan ke labu ukur 250 ml + aquadest hingga tanda batas kocok

homogen pipet 10 ml pindahkan ke labu ukur 100 ml tambahkan aquadest tambahkan

tanda batas kocok homogen

4. Asam sulfat encer 10%

Tambahkan secara hati-hati 28 ml Asam Sulfat P kedalam lebih kurang 100 ml aquadest,

dinginkan dan encerkan dengan aquadest hingga 250 ml.


5. Kalium Bikromat 0,01 N

Timbang seksama 210 mg Kalium bikromat yang sudah dikeringkan pada suhu 120°C

selama 4 jam, larutkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aqua destilata sampai tanda batas

Larutan Kanji

Gerus 500 mg kanji dengan 5 ml air dan tambahkan sambil gerus diaduk air secukupnya

hingga 100 ml. Didihkan selama beberapa menit, dinginkan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Pembakuan Natrium Thiosulfat 0,01 N dengan Kalium Bikromat

a. Pipet 10 ml Kalium bikromat masukan kedalam erlemeyer. Tambahkan dengan cepat

0,3 gram Kalium Iodida P 0,2 gram Natrium bikarbonat P dan 1 ml Asam klorida P tutup

kemudian digoyangkan hingga tercampur homogen. Simpan ditempat gelap selama 10

menit.

b. Titrasi dengan Larutan Natrium Thiosulfat hingga warna kuning muda, tambahkan 5

tetes indicator kanji, titrasi kembali secara perlahan tepat warna biru hilang.

c. Lakukan 3 kali pengulangan.

d. Hitung Normalitas

1 ml Natrium Thiosulfat 0,01 N setara dengan 0,4903 mg Kalium Bikromat


3.5.2 Pembakuan Larutan Iodium 0,01 N

a. Pipet 10 ml larutan Natrium Thiosulfat yang sudah ditritasi ke dalam erlemeyer

tambahkan 3 tetes kanji.

b. Kemudian titrasi dengan larutan Iodium 0,01 N sampai larutan berwarna biru

c. Hitung Normalitas

I2 + Na2S2O3 Na + Na2S4O6

d. Lakukan 3 kali pengulangan.

3.5.3 Penetapan Kadar Vitamin C pada Paprika Merah Dengan Iodium

a. Pindahkan 100 ml larutan uji masukkan kedalam erlemeyer, tambahkan 5 ml asam sulfat

encer, lalu tambahkan 5 tetes kanji P, titrasi segera dengan Iodium 0,01 N hingga tepat

terjadi warna biru

C6H8O6 + I2 C6H6O6 + 2I + 2H+

b. Lakukan 3 kali pengulangan

1 ml Iodium 0,01 N setara dengan 0,8806 mg C6H8O6

3.6 Teknik Analisa Data


3.6.1 Pembakuan Natrium Thiosulfat

G = V x N x BE x BM

3.6.2 Pembakuan Iodium

V . Na2S2O3 x N. Na2S2O3 = V. Iod x N. Iod

3.6.3 Penetapan Kadar Vitamin C

G = N.Iod x V. Iod x Kesetaraan

0,01 N
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh :

1. Kadar Vitamin C pada Paprika Merah sebesar 0,15016% b/b.

4.2 Pembahasan

Dalam penelitian ini digunakan sampel Paprika Merah yang diperoleh dari swalayan di

Kota Padang. Penelitian ini dilakukan secara Iodimetri dimana merupakan salah satu titrasi

redoks yang menggunakan larutan iodium sebagai pentiter, karena Vitamin C bersifat reduktor

( Bobrof, L, B, 2002)

Larutan baku yang digunakan untuk titrasi ini adalah Natrium Thiosulfat 0,01 N kedua

larutan baku tersebut merupakan larutan baku sekunder dimana normalitasnya tidak bisa

diketahui dengan pasti melalui penimbangan, oleh karena itu larutan baku ini harus dibakukan

terlebih dahulu sebelum digunakan. Larutan Natriu Thiosulfat dibakukan dengan Kaliu Bikromat

sebagai baku primer, larutan Natrium Thiosulfat yang sudah diketahui normalitasnya

dipergunakan untuk pembakuan larutan Iodium.

Pada proses pembakuan Natrium Thiosulfat 0,01 N terlebih dahulu Kalium Bikromat P

dilarutkan dengan air dalam erlemeyer, goyangkan sampai padatan larutan sempurna, tambahkan

dengan cepat Kalium Iodida, Natrium bikabornat dan Asam klorida P. Natrium bikabornat

ditambahkan untuk menghindari terbentuknya asam Iodida dari kelebihan Iodide dan asam

melalui oksidasi oleh udara sehingga Iodium tetap bebas. Asam klorida berfungsi sebagai

katalisator dalam reaksi ini karena kalium bikromat bekerja pada suasana asam. Tutup erlemeyer
simpan di tempat gelap selama 10 menit yang bertujuan menyempurnakan reaksi pembentukan

Iodium. Titrasi segera mungkin dengan Natrium Thiosulfat hingga warna hijau kekuningan dari

iod sampai menghilang. Tambahkan larutan kanji P dan lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat

hilang. Larutan akhir akan berwarna biru hilang, warna yang disebabkan oleh ion kromium (III).

Lakukan titrasi tiga kali pengulangan, dari hasil perhitungan diperoleh Normalitas Natrium

ThioSulfat 0,0095 N.

Kemudian Natrium Thiosulfat yang sudah dibakukan tadi dipergunakan untuk

pembakuan larutan Iodium. Larutan Iodium 0,01 N dibuat dengan cara menimbang iodium diatas

kaca arloji tertutup karena Iodium merupakan oksidator dan untuk menghindari penguapan.

Larutkan iodium P dalam larutan Kalium Iodida karena Iodium sangat mudah larut dalam

garamnya, kemudian encerkan dengan aqua destilata hingga tanda batas. Kemudian pipet 10 ml

encerkan dengan aqua destilata hingga 100 ml. larutan Natrium Thiosulfat dipipet 10 ml

pindahkan kedalam erlemeyer tambahkan 3 tetes larutan kanji. Titrasi dengan larutan Iodium

0,01 N sampai warna biru. Titrasi dilakukan 3 kali, dan dari hasil perhitungan diperoleh

Normalitas Iodium 0,0058 N. Pada Penetapan kadar Vitamin C pentiter yang digunakan adalah

iodium, pindahkan 100 ml sampel tambahkan 15 ml asam sulfatencer bertujuan untuk

mempercepat reaksi dan 5 tetes kanji, tutup, segera titrasi dengan larutan iodium sampai timbul

warna biru. Dari hasil penelitian diperoleh kadar vitamin C pada buah paprika adalah 0,01506%.

Hasil ini lebih kecil yang dinyatakan peneliti terdahulu karena, yaitu 0,19% hal ini dapat

disebabkan oleh berbagai faktor seperti pemakaian pupuk yang berbeda, iklim, ketinggian

tempat, dan faktor kesuburan tanah tempat paprika Merah tumbuh ( Tutus Gusnidar dkk, 1983).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini Paprika Merah mengandung Vitamin C yang ditetapkan secara

Iodimetri dengan kadar sebesar 0,15016% b/b.

5.2 Saran

Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk menentukan aktivitas antioksidan pada

Paprika Merah secara spektrofotometri.


DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, F.B ( 1995 ), Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia, Jakarta.
Basset , Jdan R C Denney, dkk, (1994) Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik,
Buku Kedokteran EEG, Jakarta.
Bobrof, L, B, Oguendo, V. (2002). Fact about vitamin C. Uneversity of florida.
Cahyono, B. (2007). TeknikBudidayaCabaiPaprika. Kanisius. Yogyakarta.
Day, Underwood, (1999). Kimia Analisis Kuantitatif, Jakarta : Erlangga
Deepa et al ( 2006 ). Paprika Sayuran Yang Berpotensi Sebagai Antioksidan. Bali
Departemen Kesehatan RI. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI :
Jakarta.
Departemen Kesehatan dan kesejahteraan social RI. (2000). Inventaris Tanaman Obat Indonesia,
Jakarta.
Dinas pertanian Bali (2014). Tanaman Holtikultura Denpasar.
Harjadi. W. (1990). Ilmu Kimia Analitik. Gramedia .Jakarta
Harjono, I. 1996. Budidaya Paprika Cabai Manis Bernilai Komersil. CV. Aneka, Solo.
Indah,et,al. (2007) Iodimetri, Skripsi. Jurusan Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Malang.
Khopkar, S, M, (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik, universitas Indonesia, Jakarta
Prihmantoro, H dan Yovita.2003. Paprika Hodroponik dan non Hodroponik penebar Jakarta :
swadaya.
Rivai. H. (2006). Asas Pemeriksaan Kimia. Universitas Gadjahmada. Yogyakarta.
Santoso, (1995) Ilmu kimia teori jilid III, SMF, Jakarta
Sidjadi, (2007), Kimia Farmasi Analisi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Tutus Gusdinar dkk (1983). Pharmaceutical and clinical research, bandung.
Tonny K. Moekasan dkk (2008) Budidaya Paprika Di Dalam Rumah Kaca. Bandung barat :
balai penelitian dan sayuran.
Winarno, D, G, (2010), analisis farmasi edisi II, Buku Kedokteran Jakarta
Lampiran 1. Pengolahan Sampel

Paprika Merah dicuci bersih


- kering anginkan
- Dirajang , aduk homogen

Ditimbang 100 gram tambahkan aqua destilata , blender

- Saring dengan kain flannel


- Bilas ampas berkali-kali sampai negatif iodium

Pindahkan kelabu ukur 1000 ml, cukupkan dengan aquadest sampai


1000 ml , kocok homogen

Gambar 2. Pengolahan Sampel


Lampiran 2. Penentuan Kadar Vitamin C

Pindahkan 100 ml larutan sampel secara kuanti ke dalam erlemeyer

Tambahkan 15 ml asam sulfat encer , lalu tambahkan 5 tetes larutan kanji

Titrasi dengan larutan iodium, sampai timbul warna biru

Lakukan 3 kali pengulangan

Gambar 3. Penentuan Kadar Vitamin C


Lampiran 3. Hasil Pembakuan Natrium Thiosulfat dengan Kalium Bikromat

Tabel 1. Hasil Pembakuan Natrium Thiosulfat

No Volume Awal ( ml ) Volume Akhir ( ml ) Volume Terpakai (ml)

1 0 10,5 10,5

2 10,5 21 10,5

3 21 31,5 10,5

Volume rata –rata terpakai 10,5

Anda mungkin juga menyukai