Teori orem menyajikan tentang konsep perawatan diri dimana yang dimaksudkan adalah
sebuah tindakan yang dilakukan oleh orang dewasa secara berkelanjutan demi kesejahteraan,
peningkatan taraf hidup dan kesehatan seseorang. Berdasarkan dari sebuah konsep teori orem
tersebut, banyak digunakan untuk diaplikasikan kepada sekelompok orang tuna wisma.
Kesehatan tuna wisma juga seharusnya mendapatkan perhatian tidak hanya dari pemerintah
melainkan dari warga sekitar dan juga petugas kesehatan. Masalah utama dari kesehatan
tunawisma ini adalah kebanyakan berupa defisit perawatan diri, sehingga dalam hal ini
kelompok mencoba untuk mengaplikasikan teori orem dalam manajemen asuhan
keperawatan pada masalah defisit perawatan diri untuk tuna wisma.
Teori keperawatan Orem mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan
menolong keperawatannya sendiri atau memaksimalkan kemampuan tunawisma dalam
melakukan perawatan diri. Memaksimalkan dapat diartikan bahwa tidak semua individu
dapat mencapai kemampuan perawatan diri secara mandiri. Untuk memaksimalkan
kemampuan tunawisma dalam melakukan perawatan diri diperlukan pemberdayaan sehingga
individu yang bersangkutan mampu memberdayakan perawatan dirinya secara optimal
sesuai dengan kemampuannya.
Menurut Orem, perawatan merupakan fokus khusus pada manusia yang membedakan
keperawatan dari pelayanan masyarakat lainnya. Dari sudut pandang ini, peran keperawatan
dalam masyarakat tunawisma adalah untuk memampukan individu dalam mengembangkan
dan melatih kemampuan perawatan diri mereka agar mereka dapat memenuhi kebutuhan
perawatan yang berkualitas dan memadahi pada diri mereka sendiri.
Contoh aplikasi manajemen asuhan keperawatan pada tuna wisma
Dalam manajemen asuhan keperawatan bagi para tuna wisma, yang pertama dapat dilakukan
adalah dengan melakukan pengkajian atau mengklasifikasikan tiap kebutuhan masing masing
dari tuna wisma tersebut, karena meskipun mereka merupakan satu golongan tunawisma yang
sama dengan masalah defisit perawatan diri, tentunya masing masing individu tersebut akan
mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Kategorikan setiap kebutuhan individu yang ada
dengan kriteria sebagai berikut :
1. Apakah individu tersebut masuk dalam tuna wisma yang memerlukan bantuan secara
keseluruhan. Hal ini diperuntukkan bagi tunawisma yang memang tidak mampu
mengontrol lingkungan yang ada disekitarnya. Dengan kondisi seperti ini, berarti
perawat harusnya membeikan bantuan secara penuh untuk memenuhi kebutuhannya
2. Apakah individu tersebut masuk dalam tunawisma yang memerlukan bantuan sebagian.
Artinya, diperuntukkan bagi tuna wisma yang mengalami keterbatasan gerak karena sakit
atau kecelakaan.
Dalam mengkategorikan setiap tuna wisma tersebut, sebaiknya dilakukan dengan seksama
sesuai dengan pertimbangan kebutuhan yang ada untuk masing masing individu. Setelah
melalui tahap pengkategorian, perawat bisa memberikan atau melakukan tindakan
keperawatan dengan berbagai metode sesuai dengan kebutuhan masing masing individu
tersebut, yang antara lain :
Dalam hal ini, perawat bisa mengaplikasikan berbagai tindakan keperawatan secara
langsung kepada tunawisma seperti memberikan banuan obat obatan secara langsung,
melakukan pemeriksaan kesehatan, dll.
2. Mengajarkan klien
3. Mengarahkan klien
Dalam hal ini bisa diambil contohnya adalah dengan memfasilitasi tunawisma apa
yang seharusnya mereka lakukan agar terhindar dari kemungkinan terburuk dari
kesehatan mereka. Tindakan pencegahan lebih baik dilakukan dengan memberikan
pengarahan kepada para tuna wisma bahwa pelayanan kesehatan di masyarakat sudah
memfasilitasi bagi mereka yang kurang mampu dari segi finansial
4. Memberikan dukungan kepada para tuna wisma
Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan kunjungan secara rutin kepada para
tunawisma untuk mengevaluasi tingkat perawatan diri dan kesehatan serta
kesejahteraan mereka
Bersama sama dengan tun wisma untuk selalu menjaga lingkungan sekitar tempat
tinggal mereka agar terhindar dari hal-hal yang mengancam kesehatan mereka.