Anda di halaman 1dari 6

Farmaka

Suplemen Volume 16 Nomor 3 116

REVIEW : HERBAL BANDOTAN (Ageratum conyzoides L) SEBAGAI


PENGOBATAN LUKA TERBUKA
Salma Alaina Atisha, Soraya Ratnawulan Mita
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21 Jatinangor 45363
salmaalainaa@unpad.mail.ac.id
Abstrak

Ageratum conyzoides atau lebih dikenal sebagai bandotan merupakan tanaman yang banyak
tumbuh di daerah subtropis dan tropis seperti Indonesia. Ageratum conyzoides telah banyak
dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati luka. Senyawa aktif yang terdapat
pada Ageratum conyzoides antara lain alkaloid, flavonoid, tannin, glikosida, dan terpenoid
yang bekerja sebagai antibakteri baik gram positif maupun gram negatif penyebab luka
terbuka. Review ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengobatan luka
terbuka dengan menggunakan tanaman bandotan dan senyawa aktif yang terkandung dalam
bandotan yang dapat menghasilkan efek antibakteri sebagai pengobatan pada luka terbuka.
Kata Kunci : Ageratum conyzoides, luka terbuka, antibakteri

Abstract

Ageratum conyzoides or well known as Bandotan is a plant that grows in subtropics and
tropics region like Indonesia. Ageratum conyzoides has been widely utilized as herbal
medicine for wound healing. Active compound present in this plant include alkaloids,
flavonoids, tannins, glycosides, and terpenoids that works as antibacterial to positive or
negative strain bacteria that causes of the wound. This review is expected to give information
about wound healing used bandotan plant and active compound that can produce
antibacterial effect used to wound healing in this plant.
Keywords : Ageratum conyzoides, wound healing, antibacteri
Diserahkan: 30 Agustus 2018, Diterima 1 September 2018

PENDAHULUAN Tumbuhan memiliki potensi untuk


Tumbuhan dapat dimanfaatkan membantu proses penyembuhan luka,
sebagai obat tradisional untuk menangani Senyawa dari tumbuhan dapat
masalah kesehatan seperti upaya menginduksi proses penyembuhan dan
penyembuhan, pencegahan penyakit, regenerasi jaringan. Senyawa yang dapat
peningkatan daya tahan tubuh, dan membantu proses penyembuhan luka
meningkatkan kebugaran (Effendi, et al., adalah alkaloid, flavonoid, tannin,
2017). Obat tradisional sangat diminati terpenoid, saponin, dan senyawa fenol .
oleh negara maju dan juga negara
Ageratum conyzoides Linn atau
berkembang karena tingkat keamanan yang
bandotan banyak digunakan sebagai obat
lebih tinggi dan biaya lebih murah
tradisional di daerah tropis dan sub-tropis,
(Shekhar & Anju, 2012).
umumnya dikenal sebagai ‘Billy goat
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 117

weeds’ karena pada batang dan daun mengobati diabetes (Dash & Murthy,
tanaman tertutup sepenuhnya dengan 2011) dan bagian akar tanaman digunakan
rambut halus berwarna putih (Singh, et al., untuk menurunkan demam (Hidayati &
2013). Harjono, 2017).

Ageratum conyzoides memiliki Proses penyembuhan luka


banyak senyawa fitokimia yang merupakan suatu rantai proses yang
bermanfaat. Setelah dilakukan pengujian mencakup pengangkatan pathogen yang
dari minyak essensial Ageratum menyerang dari jaingan yang rusak, dan
conyzoides mengandung senyawa proses remodeling dari jaringan yang
fitokimia seperti fenol, fenolik ester, cedera (Arulprakash, et al., 2012). Suku-
kumarin. Senyawa yang banyak terisolasi suku Cuttack di Orissa menggunakan jus
adalah terpenoid, steroid, kromen, alkaloid daun di atas luka segar dan mengklaim
pirolizidin, dan flavonoid (Galati, et al., bahwa bermanfaat untuk penyembuhan
2009). Menurut penelitian yang dilakukan secara cepat (Dash & Murthy, 2011).
oleh Agbafor tahun 2015 daun dan akar Menurut beberapa penelitian ekstrak
tanaman diketahui mengandung senyawa methanol, ekstrak kloroform, dan ekstrak
alkaloid, flavonoid tannin, saponin, air memiliki efektifitas sebagai pengobatan
glikosida jantung dan antrakuinon, luka terbuka (Dash & Murthy, 2011). Oleh
mineral, vitamin serta senyawa lain yang karena itu review ini akan membahas
memiliki aktivitas farmakologi (Agbafor, mengenai efek farmakologis Ageratum
et al., 2015). conyzoides sebagai tanaman herbal yang
dapat mengobati luka terbuka.
Secara empiris, khasiat dari
Ageratum conyzoides digunakan secara METODE
eksternal untuk menyembuhkan luka, lepra Metode yang digunakan dalam
dan bisul dan sebagai antihaemorrhagik, pembuatan review jurnal dan artikel ini
antiseptik dan haemostatik (Dash & adalah metode penelusuran putaka dari
Murthy, 2011), Selain itu bagian daunnya berbagai macam sumber. Pustaka yang
digunakan sebagai pencuci mata serta digunakan diambil secara online melalui
mengobati sakit perut dan luka (Hidayati & Googleschoolar, researchgate, tandfonline
Harjono, 2017). Sedangkan secara internal dan situs jurnal lain. Sumber yang
sebagai diuretik dan antipiretik. Ekstrak air digunakan adalah jurnal dan artikel yang
panas dari daun digunakan secara oral membahas mengenai topik mengenai
untuk mengobati cacing pada usus dan bandotan, luka terbuka, dan bandotan
sebagai antispasmodik, dan untuk sebagai terapi luka terbuka. Jurnal yang
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 118

digunakan telah dipublish selama 10 tahun POKOK BAHASAN


terakhir. Jurnal dan artikel yang digunakan
Klasifikasi Tanaman :
sebagai sumber sebanyak 15 jurnal dan
merupakan jurnal atau artikel internasional Kingdom : Plantae
dan nasional dengan kata kunci Ageratum Divisi : Magnoliophyta
conyzoides. Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum conyzoides Linn
(Cronquist, 1981)

Tabel 1. Skrinning Fitokimia Ageratum conyzoides L.

Senyawa
Daun Batang Akar Bunga
Fitokimia
Alkaloid +++ + + ++
Flavonoid +++ ++ + ++
Aurone ++ _ + +
Chalcone + + + +
Flavonol + _ _ +
Flavone + _ _ _
Leucanthocyanin + _ _ _
Tannin +++ ++ + ++
Saponin ++ + + +
Cyanic acid + + + +
Glikosida + + + +
Steroid + + _ +
Kumarin + + _ +
Charomone + + _ +
Terpenoid + + _ +
Resin + + + _
Cardenolides + + + +
Fenol ++ + + +
Keterangan :
+++ = Konsentrasi tinggi
++ = Konsentrasi sedang
+ = Konsentrasi rendah
_ = Tidak ada
(Amadi, et al., 2012).
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 119

Penyembuhan Luka mempercepat proses penyembuhan luka


Luka dapat didefinisikan sebagai (Khare, et al., 2009).
kerusakan di dalam epitel kulit atau juga
Bagian daun dari Ageatum
dapat didefinisikan sebagai kehilangan
conyzoides ditempelkan pada luka sebagai
atau putusnya seluler dan anatomi atau
antiseptic dan menyembuhkan luka dengan
fungsional dari jaringan hidup. Studi
cepat. Senyawa alkaloid dan saponin
penyembuhan luka bertujuan untuk
bekerja sebagai antioksidan dan antibakteri
mendeteksi berbagai sarana dan faktor
(Aruna M, et al., 2015) karena dapat
yang mempengaruhi proses penyembuhan,
mengurangi waktu pendarahan, waktu
sehingga dapat dicegah dan mengetahui
protombin, dan waktu clotting (Kaur &
proses penyembuhan dalam praktek klinis
Dogra, 2014)
(Sachin, et al., 2009). Prinsip dari
penatalaksanaan luka yaitu untuk Antibakteri
mengurangi bakteri yang terdapat pada Sifat antibakteri dari ektrak
luka (Kuswandi & Hidayat, 2017). methanol telah diujikan terhadap isolat dari
11 luka akibat S. aureus, E. coli, P.
Sifat penyembuh luka ditentukan
aeruginosa, Proteus spp dan Shigella spp
dengan menggunakan model luka eksisi
menggunakan metode difusi. Ekstrak daun
dimana terdapat sifat penyembuhan lebih
ditemukan aktif terhadap C. falcatum dan
dari 90% pada ekstrak, sedangkan pada
R. solani dan memperlihatkan toksistas
destilasi air memiliki sifat penyembuhan
kuat terhadap jamur E. floccosum, T.
sekitar 72%. Luka yang diobati dengan
mentagrophytes dan M. gypseum (Kamboj
kombinasi ekstrak air dengan madu dan
& Saluja, 2008).
salep solcocery memiliki proses
penyembuhan luka yang lebih baik Ageratum conyzoides juga
dibandingkan dengan luka yang diobati memiliki sifat antibakteri terhadap Bacillus
hanya dengan madu saja (Kamboj & subtilis dan Bacillus megateranium.
Saluja, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Mitra
(2013) menunjukkan bahwa isolat AC-1
Penelitian yang dilakukan oleh
dari daun Ageratum conyzoides memiliki
Mukherjee dengan menggunakan metode
aktivitas antibakteri terhadap beberapa
luka eksisi pada tikus albino juga
bakteri gram positif dan gram negatif.
menunjukkan aktivitas penyembuhan luka
Metode yang digunakan dalam pengujian
yang baik karena Ageratum conyzoides
menggunakan metode difusi disk dan MIC
memiliki senyawa aktif seperti alkaloid,
(minimum inhibitory concentration)
saponin, dan terpenoid yang terkenal dapat
dengan kanamisin sebagai obat kontrol.
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 120

Hasil yang didapatkan adalah AC-1 meiliki alkaloid, terpenoid, dan fenol yang
aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji terkandung dalam tanamaan ini sehingga
yaitu Bacillus subtilis, Bacillus dapat digunakan sebagai pengobatan dalam
megateranium, Staphylococcus aureus, masyarakat sebagai pengobatan alternatif
dan Streptococcus pyogenes untuk gram luka terbuka.
positif dan E. coli, Shigella spp, P.
UCAPAN TERIMAKASIH
aeruginosa, dan Salmonella typhi untuk
Penulis menyampaikan terimakasih
gram negatif (Mitra, 2013).
kepada Soraya Ratnawulan Mita, M.Si.,
Penelitian yang dilakukan oleh Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
Kuswandi dan Hidayat tahun 2017 memberikan kritik dan saran dalam
menunjukkan bahwa Ageratum conyzoides pembuatan review artikel ini sehingga
sebagai antibakteris Staphylococcus aureus review artikel ini dapat berguna bagi
yang merupakan bakteri utama penyebab semua kalangan.
infeksi luka di kaki pada penderita diabetes
melitus tipe dua. Metode yang digunakan DAFTAR PUSTAKA
dalam penelitian ini adalah metode in vitro
Agbafor, N., G, E. A. & I.K, O., 2015.
dengan beberapa variabel yaitu NaCl Analysis of Chemical Composition
0,9%, Povidone 10%, madu, gentamisin, of Leaves and Roots of Ageratum
conyzoides. Inter J Cu Res Acad
glukobet (kombinasi gula dengan Rev, 3(11).
povidone), gula, kopi, dan ekstrak kental
Amadi, B. A., Duru, M. K. C. & Agomuo,
daun bandotan. Hasil yang didapatkan E. N., 2012. Chemichal Profiles of
Leaf, Stem, Root, and Flower of
adalah zona hambat yang paling besar
Ageratum conyzoides. Asian
dihasilkan dari ekstrak kental bandotan Journal of Plant Science and
Research, 2(4), pp. 428-432.
sebesar 4.08 mm, madu 2.69 mm, glukobet
2.47 mm, gentamisin 2.39 mm, povidone Arulprakash, K. et al., 2012. Efficacy of
Ageratum conyzoides on Tissue
10% 1.67 mm, gula 1.60 mm, kopi 0.82 Repair and Collagen Formation in
mm, dan NaCl 0,9% 0.00 mm. Rats. Clinical and Experimental
Dermatology, Volume 37, pp. 418-
424.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil review tanaman Aruna M, S. et al., 2015. An Overview of
Herbs Possesing Wound Healing
Ageratum conyzoides memiliki manfaat Activity. European Journal Of
sebagai penyembuhan luka karena Pharmaceutical and Medicinal
Research, 2(7), pp. 329-332.
memiliki efek farmakologis sebagai
Cronquist, A., 1981. An Integrated System
antibakteri. Efek farmakologis ditimbulkan of Classification of Flowering
oleh senyawa aktif seperti saponin, Plants. New York: Columbia
University Press.
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 121

Dash, G. & Murthy, P., 2011. Wound Research Journal of Pharmacy and
Healing Effects of Ageratum Technology, 1(3), pp. 217-219.
conyzoides Linn.. International
Journal of Pharma and Bio Kuswandi, A. & Hidayat, U. A., 2017.
Sciences, 2(2). Comparison Study of Ageratum
Conyzoides Leaf Extract with
Effendi, E., Halimatussadiyah & Helmina, Conventional Materials Wound
S., 2017. Efektivitas Penyembuhan Compress To Inhibit of S. Aureus
Luka Terbuka Pada Kelinci dari In Diabetic Ulcers. World Journal
Formulasi Salep Ekstrak Etanol Of Pharmaceutical and Medical
Daun Babadotan (Ageratum Research, 3(10), pp. 102-105.
conyzoides L.). Jurnal
Farmamedika, 2(1). Mitra, P. K., 2013. Antibacterial Activity
of an Isolated Compound (AC-1)
Galati, E. et al., 2009. Anti-Inflammatory from The Leaves of Ageratum
and Antioxidant Activity of conyzoides Linn. Journal of
Ageratum conyzoides. Medicinal Plants Studies, 1(3), pp.
Pharmaceutical Biology, 39(5). 145-150.
Hidayati, A. & Harjono, 2017. Uji Sachin, J. et al., 2009. Simple Evaluation
Aktivitas Antibakteri Krim Ekstrak of Wound Healing Activity of
Daun Babandotan (Ageratum PolyHerbal Formulation of Roots
conyzoides L) dalam Pelarut of Ageratum conyzoides Linn..
Etanol. Jurnal MIPA, 40(1), pp. 33- Asian Journal of Research in
38. Chemistry, 2(2).
Kamboj, A. & Saluja, A. S., 2008. Shekhar, T. C. & Anju, G., 2012. A
Ageratum conyzoides L : A Review Comprehensive Review on
On Its Phytochemical and Ageratum conyzoides Linn.
Pharmacological Profile. Interntional Journal of
International Journal of Green Pharmaceutical and
Pharmacy, pp. 59-68. phytopharmacological Research,
1(6), pp. 391-395.
Kaur, R. & Dogra, N., 2014. A Review on
Traditional Uses, Chemical Singh, S. et al., 2013. Ethnobotany,
Constituents and Pharmacology of Phytochemistry and Pharmacology
Ageratum conyzoides L. of Ageratum conyzoides Linn
(Asteraceae). International of (Asteraceae). Journal of Medicinal
Pharmaceutical and Biological Plants Research, 7(8).
Archieves, 3(3), pp. 33-45.
Thakur, R., Jain, N., Pathak, R. & Sandhu,
Khare, P., Goswani, R. B., Khare, S. & S. S., 2011. Review Article
Phatak, A. K., 2009. Evaluation of Practices in Wound Healing
Wound Healing Activity of Studies of Plants. Evidence Based
Ageratum conyzoides Linn. Complementary and Alternative
Medicine, Volume 2011.

Anda mungkin juga menyukai