Anda di halaman 1dari 2

‫الص َف ُة‬

ِّ
Kata Sifat" "ٌ‫صفَة‬
ِ adalah Isim yg menyifati suatu benda. Atau dengan kata lain bahwa
isim ini menjelaskan sifat suatu benda. Dalam kaedah tata bahasa Arab, Kata Sifat dikenal juga
ٌ ْ‫” " َم ْنعُو‬. Sifat yg digabung
ٌ ‫ نَع‬Sedangkan benda yg disifati disebut Man`ut ‫ت‬
dengan istilah Na`at ‫ْت‬
dengn kata benda lain mengandung arti 'yang'. Kata Sifat ada banyak sekali, diantaranya adalah
sebagai berikut:1

Murah ‫= َر ِخ ْي ٌص‬

Mahal ٍ‫= غَال‬

Kuat ‫= قَ ِو ٌّي‬

Lemah ‫= ضَ ِع ْي ٌف‬
Apabila Kata Sifat diletakkan ke dalam kalimat, maka harkat huruf akhirnya, status
Nakiroh-Ma'rifahnya, Mudzakkar-Muannatsnya, dan Mufrod-Mutsanna-Jamaknya mengikuti
status dan i'rob Isim/benda yg diikuti. Contohnya:

 Menjadi Na’at atau Sifat

‫ِع ْن ِد ْي َصديْقٌ قَ ِو ٌّي‬

‫ِتكْل َ ِتلْ ِم ْي َذ ٌة ضَ ِع ْي َف ٌة‬

‫َأ ْشرَت ِ ْي ِك َتااًب َر ِخ ْي ًصا‬

 Menjadi Khabar dari Mubtada


ٍ‫ال َقمَل ُ غَال‬
‫البُ ْس َت ُان مَج ِ ْي ٌل‬

1
http://bas2in1.blogspot.com/2019/03/mengenal-kata-sifat-atau-naat.html (diakses pada tanggal 9 September
2019 pukul 11.31)
‫ال ِن ّ ْس َب ُة‬
Nisbah adalah menghubungkan akhir Isim dengan huruf huruf yaa yang ditasydid,
dengan mengkasrahkan huruf akhir  yang hendak dihubungkan itu.
Contoh:  ُ‫عرب‬  menjadi ‫عرب ٌّي‬ ِ , Isim yang dihubungkan dengan kepada huruf yang nisbah disebut
dengan Mansub. Ada tiga perubahan ketika menisbahkan isim dengan ya nisbah, yaitu pertama,
perubahan lafadz, yaitu menghubungkan akhir isim dengan ya tasydid, kedua, perubahan makna,
yaitu menghubungkan “sesuatu hal” dengan mansub. Ketiga, perubahan hukum, mansub
memiliki hukum seperti hukum isim maf’ul ketika ia bekerja seperti fi’il majhul, jika engkau
mengatakan “ُ‫ي أَبُوْ ه‬
ُ ‫( ”جاء ال ِمصْ ِر‬telah datang orang mesir bapaknya), kata abuuhu menjadi na’ib
fa’il   bagi kata al- mishriy, begitu jika engkau mengatakan : ٌ‫ري‬OO‫ ٌل مص‬O ‫اء رج‬OO‫ ج‬ maka dari kata
mishriyyun terdapat dlamir yang diperkirakan adalah huwa yang kembali kepada rajulun.
mansub itu terkadang ada yang merubah huruf akhir dan ada yang tidak, seperti kata  ‫ح َسي ٌْن‬  yang
dinisbah menjadi‫ ْينِ ٌي‬OOO‫ُس‬َ ‫ح‬  yang berbeda dengan yang terjadi pada kata ‫فتًى‬ yang dinisbah
menjadi  ٌّ‫فتوي‬.
ِ

Ada beberapa ketentntuan untuk beberapa kriteria Nisbah, diantaranya :

Nisbah Pada Isim Mu’annats yang menggunakan Ta’ marbuthah, yaitu dengan tidak


membuang ta’ dan menggantinya dengan ya’ nisbah dan mengkasrahkan huruf sebelum ta yang
dibuang itu, seperti : ‫فاطمة‬  maka mansubnya ‫فاط ِم ٌّي‬.

Nisbah pada Isim Mamdud, ada beberapa ketentuan, di antaranya adalah pertama, apabila


bentuknya adalah mamdud bentuk ta’nis dari isim yang mudzakkar, maka ia (hamzah) wajib
diganti dengan wawu, contoh : ‫ْضاء‬ َ ‫بَي‬ yang merupakan bentuk mu’annats dari kata  ُ‫أ ْبيَض‬, maka
ketika dinisbahkan ia menjadi ‫ي‬ ٌ ‫بيضاو‬. Kedua, apabila
ِ ia nisbah bagi bentuk mamdud yang asli,
maka ia tidak boleh diganti dengan huruf lain, seperti ‫ وضَّا ُء‬ (jernih, elok) menjadi ‫ وضَّائِي‬  atau
kata ‫قُ َرائِي‬ , Ketiga, jika bentuk mamdud, dan jika ia menjadi pengganti dari wawu atau ya seperti
pada “‫كساء‬  dan ]1[”‫رداء‬ atau sebagai tambahan yang melekat seperti pada “‫علباء‬  dan ‫”حرباء‬, maka
bolah tetap menggunakan hamzah, ataupun menggantinya dengan wawu, maka bisa dibaca  ٌّ‫رداوي‬
2
atau  ٌّ‫كساوي‬
َ  , ‫ردائ ٌّي‬ atau  ‫ كسائ ٌّي‬ dan sebagainya.  

2
http://salaamatan.blogspot.com/2015/01/pelajaran-tentang-nisbah-bag1.html (diakses pada tanggal 9
September 2019 pukul 12.25)

Anda mungkin juga menyukai