2020
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................................. 2
BAB I
Pendahuluan
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 4
BAB II
Pembahasan
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan………….................................................................................... 23
Lampiran………………………………………………………………………………...25
Daftar Pustaka.................................................................................................................. 27
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hingga saat ini masih
memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal budi, sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah ini yang berjudul “Akuntansi Konstruksi Bangunan”. Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu sehingga dapat disusunnya makalah
ini. Makalah yang sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi
bidang khusus yang diajarkan oleh Ibu Dr. Rina Br.Bukit, SE,M.Si,Ak.,C.A. Dalam makalah ini
membahas tentang apa yang dimaksud dengan akuntansi konstruksi bangunan , PSAK yang
bersangkutan dengan Akuntansi Konstruksi di Indonesia.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kelompok kami dan khususnya kepada
pembaca sekalian. Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan dari para pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan makalah-makalah
lainnya pada waktu mendatang.
2
BAB I
Pendahuluan
Konstruksi dari sebuah bangunan merupakan kebutuhan dasar manusia dimana tingkat
kebutuhan tersebut terus meningkat sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.
Konstruksi bangunan pada saat ini merupakan suatu objek yang kompleks, dimana didalam
bangunan tersebut diperlukan perhitungan dan analisa yang cermat serta pertimbangan tertentu
yang akan menghasilkan suatu bangunan yang memenuhi syarat. Pembangunan konstruksi
bangunan di Indonesia telah berkembang dengan pesat seiring dengan semakin bertambahnya
jumlah penduduk, terutama di kota-kota besar yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan
terhadap sarana dan prasarana, khususnya bangunan rumah dan gedung. Pekerjaan konstruksi
adalah rangkaian kegiatan perencanaan dan pelaksanaan serta pengawasan yang meliputi
pekerjaan arsitektural, struktur, mekanikal dan elektrikal, serta tata lingkungan, beserta
kelengkapannya masing-masing dalam mewujudkan suatu bangunan.
Menurut Warren dkk (2005:10) akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang
menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas dan ekonomi
dan kondisi perusahaan. Dalam arti kata bahwa akuntansi merupakan informasi bagi pihak-pihak
yang bersangkutan atas suatu transaksi tersebut agar dapat melihat kondisi suatu perusahaan.
Bagaimana pendapatan dan biaya diperlakukan dalam usaha kontrak konstruksi tentunya berbeda
dengan perlakuan pendapatan dan biaya pada usaha lainnya. Perbedaan tersebut terjadi karena
aktivitas yang dilakukan pada kontrak konstruksi memang sangat berbeda dibandingkan jenis
usaha lain. Terutama sekali, tanggal saat aktivitas kontrak mulai dilakukan dan tanggal saat
aktivitas tersebut diselesaikan biasanya jatuh pada periode akuntansi yang berlainan. Standar
akuntansi telah ditetapkan atas perlakuan akuntansi untuk usaha kontrak konstruksi, maka dalam
menangani hal-hal akuntansi yang berkaitan dengan kontrak konstruksi, akuntan harus
berpedoman kepada standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu pemahaman atas perlakuan
akuntansi kontrak konstruksi yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, khususnya
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 mengenai Kontrak Konstruksi
Pada kesempatan ini kami akan membahas tentang akuntansi konstruksi bangunan. Makalah ini
disusun untuk memudahkan pemahaman terhadap akuntansi konstruksi itu sendiri sehingga
dengan mempelajari makalah ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan
tentang jenis akuntansi yang satu ini.
3
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
4
BAB II
Pembahasan
5
yang menjual bisnis yang hampir serupa di tempat yang tetap. Bisnis ini memiliki harga
untuk setiap barang yang dijual dan biaya overhead relatif konstan.
Dalam arti tertentu, bisnis tidak memiliki lokasi tetap dan dipindahkan ke mana
pun pelanggan membutuhkannya, bersama dengan bahan-bahan yang diperlukan untuk
pekerjaan itu.
Hal ini memungkinkan resolusi dan penanganan yang cepat dari setiap masalah
biaya dan pelacakan akurat untuk memastikan keuntungan dalam bisnis .
6
Perbedaan Akuntansi Konstruksi dan Akuntansi Biasa/Reguler
2. Harga Pokok Penjualan – Bisnis reguler hanya mencatat biaya produk yang dijual.
Dalam akuntansi konstruksi, tidak pernah sesederhana itu. Setiap pekerjaan
menimbulkan biaya pekerjaan langsung dan tidak langsung yang masuk dalam
ratusan kategori.
3. Biaya Overhead – Dalam bisnis reguler, perbedaan antara Harga Pokok Penjualan dan
Overhead sangat jelas, tetapi ini tidak terjadi pada konstruksi. Banyak barang yang
disebut “Overhead” masuk dalam kategori “Harga Pokok Penjualan” karena dalam
bisnis konstruksi, kedua hal ini terhubung langsung ke proyek pelanggan.
4. Break Even Point – Dalam bisnis reguler, hubungan langsung antara pendapatan dan
pengeluaran membuat titik impas sangat mudah untuk dihitung. Namun dalam
konstruksi, ada terlalu banyak kategori barang untuk mudah dipahami bagaimana
mencapai titik impas pada suatu proyek. Selain itu, sebagian besar proyek terdiri dari
berbagai bagian kerja berbeda, dengan persyaratan rumit dan berbagai biaya terkait.
1). Bangunan Gedung yaitu: kantor, rumah sakit, hotel, rumah dan lain-lain.
2) Bangunan Transportasi yaitu: jalan, jembatan, rel kereta api, terminal, pelabuhan,
7
3) Bangunan Air yaitu: bendungan, saluran irigasi, saluran drainase, bangunan bagi,
gorong- gorong dan sebagainya.
4) Bangunan khusus yaitu: anjungan lepas pantai, menara jaringan listrik tegangan
tinggi, menara pemancar radio, TV dan sebagainya.
Real Estate
Real estate bisa diartikan sebagai tanah dan semua benda yang menyatu di atasnya
(berupa bangunan) serta yang menyatu terhadapnya (halaman, pagar, jalan, saluran, dan
lain-lain yang berada di luar bangunan). Jenis-jenis real estate antara lain :
Property
Secara umum merupakan penguasaan secara hukum atas tanah mencakup semua
hak, semua kepentingan dan keuntungan yang berkaitan dengan kepemilikan real estate.
Real property kepentingan dan hak-hak yang menyangkut kepemilikan tanah, bangunan,
dan perbaikan yang menyatu terhadapnya. Jenis-jenis real property antara lain :
1) Perumahan
2) Perkantoran
3) Ritel dan perdagangan
8
• Penentuan Perlakuan Kontrak Konstruksi
a) Kontrak Tunggal
Misalnya: hanya kontrak untuk membangun rumah saja, atau jembatan,
bendungan, pipa, jalan, kapal, terowongan, dll).
b) Kontrak yang Sifatnya Rumit
Satu proyek terpecah-pecah menjadi beberapa kontrak dimana aktivitasnya
saling terkait. Misalnya: Proyek pembangunan kilang minyak, terdiri dari
kontrak pembangunan kilang, kontrak instalasi pipa, proyek pengadaan dan
instalasi mesin, kontrak pengeboran, dan seterusnya. Atau proyek pembangunan
pabrik yang terdiri dari kontrak perataan tanah di lokasi pabrik, kontrak
pembangunan, kontrak instalasi listrik, kontrak pengadaan dan instalasi mesin,
kontrak pembuatan drainase (pembuangan limbah), dan seterusnya.
Jika suatu kontrak mencakup sejumlah aset, konstruksi dari setiap aset
diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi yang terpisah jika:
9
− Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset;
− Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah serta kontraktor dan
pelanggan dapat menerima atau menolak bagian kontrak yang berhubungan
dengan masing-masing aset tersebut; dan
− Biaya dan pendapatan masing-masing aset dapat diidentifikasi.
c) Kontrak Tambahan
Konstruksi aset tambahan diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi terpisah
jika:
− Aset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam rancangan,
teknologi atau fungsi dengan aset yang tercakup dalam kontrak semula; atau
− Harga aset tambahan tersebut dinegosiasikan tanpa memerhatikan harga
kontrak semula.
10
− Kontraktor dan pelanggan mungkin menyetujui penyimpangan atau
klaim yang meningkatkan atau menurunkan pendapatan kontrak pada
periode setelah periode di mana kontrak pertama kali disetujui;
− Nilai pendapatan yang disetujui dalam kontrak dengan nilai tetap dapat
meningkat karena ketentuan-ketentuan kenaikan biaya;
− Nilai pendapatan kontrak dapat menurun karena denda yang timbul
akibat keterlambatan kontraktor dalam penyelesaian kontrak tersebut;
atau
− Jika dalam kontrak harga tetap terdapat harga tetap per unit output,
pendapatan kontrak meningkat jika jumlah unit meningkat.
• Penyimpangan
Penyimpangan dalam hal ini adalah suatu instruksi yang diberikan pelanggan
mengenai perubahan dalam lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan
berdasarkan kontrak. Penyimpangan dapat menimbulkan peningkatan atau
penurunan dalam pendapatan kontrak. Contoh penyimpangan adalah
perubahan dalam spesifikasi atau rancangan aset atau perubahan lamanya
kontrak. Penyimpangan dimasukkan ke dalam pendapatan kontrak jika:
− Kemungkinan besar pelanggan akan menyetujui penyimpangan dan
jumlah pendapatan yang timbul dari penyimpangan tersebut; dan
− Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
• Klaim
Yang dimaksud dengan ‘klaim’ dalam hal ini adalah jumlah yang diminta
kontraktor kepada pelanggan atau pihak lain sebagai penggantian untuk biaya-
biaya yang tidak termasuk dalam nilai kontrak. Klaim dapat timbul, misalnya,
11
dari keterlambatan yang disebabkan oleh pelanggan, kesalahan dalam
spesifikasi atau rancangan, dan perselisihan penyimpangan dalam pengerjaan
kontrak. Pengukuran jumlah pendapatan yang timbul dari klaim mempunyai
tingkat ketidakpastian yang tinggi dan sering kali bergantung pada hasil
negosiasi. Oleh karena itu, klaim hanya dimasukkan dalam pendapatan kontrak
jika:
12
• Biaya Yang Berhubungan Langsung Dengan Kontrak Tertentu
Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kontrak termasuk:
− Biaya pekerja lapangan, termasuk penyelia;
− Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi;
− Penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dalam kontrak tersebut;
− Biaya pemindahan sarana, peralatan, dan bahan-bahan dari dan ke lokasi
pelaksanaan kontrak;
− Biaya penyewaan sarana dan peralatan;
− Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan
dengan kontrak;
− Estimasi biaya pembetulan dan jaminan pekerjaan, termasuk yang mungkin
timbul selama masa jaminan
− Klaim dari pihak ketiga.
− Biaya-biaya ini dapat dikurangi dengan keuntungan yang bersifat insidental
yaitu keuntungan yang tidak termasuk dalam pendapatan kontrak, misalnya
keuntungan dari penjualan kelebihan bahan dan pelepasan sarana dan
peralatan pada akhir kontrak.
13
tertentu juga termasuk biaya pinjaman.
• Biaya Lain Yang Secara Khusus Dapat Ditagihkan Ke Pelanggan Sesuai Isi
Kontrak
Biaya-biaya yang secara spesifik dibebankan kepada pelanggan sesuai
dengan persyaratan kontrak dapat mencakup beberapa biaya administrasi umum
dan biaya pengembangan yang penggantiannya ditentukan dalam
persyaratan kontrak. Biaya yang tidak dapat diatribusikan pada aktivitas
kontrak atau tidak dapat dialokasikan pada suatu kontrak dikeluarkan dari biaya
kontrak konstruksi. Biaya- biaya tersebut termasuk:
− Biaya administrasi umum yang penggantiannya tidak ditentukan dalam kontrak
− Biaya pemasaran umum
− Biaya riset dan pengembangan yang penggantiannya tidak ditentukan dalam
kontrak
14
2.3 Perusahaan Konstruksi di Indonesia
15
Perusahaan memasuki babak baru pada 20 Desember 1972. Melalui Akta No.
110, dibuat di hadapan Notaris Djojo Muljadi, perusahaan berubah status menjadi
Perseroan Terbatas Wijaya Karya (Persero). WIKA selalu melakukan terobosan.
Berevolusi menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi melalui pengembangan
sejumlah anak perusahaan. Di antaranya WIKA Beton, WIKA Intrade, dan WIKA
Realty.
Anak Perusahaan PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk :
• PT. Wijaya Karya Beton ( WIKA Beton )
Perusahaan ini bergerak dalam konstruksi mencetak beton.
• PT. Wijaya Karya Realty ( WIKA Realty)
Perusahaan ini bergerak dalam pengelolahan properti yang meliputi layanan
konsultasi , perencanaan, layanan kontruksi dan pembukaan lahan.
• PT.Wijaya Industri dan Konstruksi ( WIK )
Perusahaan ini bertujuan untuk meningkatkan perhatian pada manajemen
bisnis,untuk lebih mandiri dan untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih
baik.
• PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung ( WEGE )
Perusahaan bergerak dibidang pembangunan dan pemeliharaan gedung hunian dan
non hunian.
• PT. Wijaya Karya Rekayasa dan Konstruksi ( WRK )
Perusahaan ini bergerak di bidang erection dan installation mekanikal elektrikal &
Power Plant.
PT. Wijaya Karya adalah kontraktor. Tanggal 2 Januari 2012 memperoleh kontrak
16
mengerjakan pembangunan hunian Aroean Luxury Residence di Tangerang dari PT. Kasahram.
Kondisi kontrak disepakati sebagai berikut:
Nilai Kontrak = Rp 10,000,000,000 (Dokumen internal PT. Wijaya Karya berupa rancanagan
anggaran biaya menunjukan angka Rp 7,500,000,000).
Lamanya waktu pengerjaan adalah 3 tahun, bangunan di serahkan paling lambat tanggal 28
Desember 2014 dengan rencana tahapan penyelesaian pekerjaan sebagai berikut:
Misalnya: Tanggal 10 Januari 2012, PT. Wijaya Karya membeli bahan bahan bangunan (besi,
semen, pasir, kapur, batu koral , batu bata) sebesar Rp. 210.000.000.000 . Atas pembelian ini
tidak dicatat sebagai biaya melainkan diakumulasikan ke dalam akun ‘Pekerjaan Dalam Proses’,
dengan jurnal:
Catatan: Selanjutnya, setiap pengeluaran terkait dengan proses konstruksi atas kontrak tersebut
dimasukan ke dalam akun ‘Pekerjaan Dalam Proses’. Sekalilagi ini bukan biaya, melainkan aset
(aktiva).
Katakanlah tanggal 25 Januari 2012, PT. Wijaya Karya membayar upah mandor pengawas dan
upah buruh bangunan sebesar Rp 240,000,000 untuk 6 bulan (Semester). Inipun diakumulasikan
ke dalam akun ‘Pekerjaan Dalam Proses’ dengan jurnal:
Bagaimana laporan keuangan PT. Wijaya Karya di akhir Semester I Januari 2012?
Jika mengikuti PSAK 34, maka estimasi pendapatan dan estimasi biaya PT. Wijaya Karya sudah
bisa dijadikan dasar untuk melakukan pengakuan pendapatan dan biaya. Sehingga akun
‘Pekerjaan Dalam Proses’ sudah bisa dipindahkan ke akun biaya dengan jurnal:
18
Catatan: Dengan jurnal ini, maka saldo akun ‘Pekerjaan Dalam Proses’ akan menjadi nol dan
timbul saldo baru di akun ‘Biaya Kontrak Konstruksi’).
Pendapatan yang diakui = 60% x Estimasi Pendapatan sampai Akhir Semester I 2012
Pendapatan yang diakui = 60% x Rp 1.000.000.000 = Rp 600.000.000.
Sehingga besarnya laba yang diakui untuk Akhir Semester I 2012 adalah 600.000.000 –
450.000.000 = Rp 150.000.000
19
2.5 Contoh Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya
Laporan Posisi Keuangan.
20
21
Laporan Laba Rugi
22
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Akuntansi Konstruksi adalah suatu entitas akuntansi yang melaksanakan
pembangunan aset tetap untuk dipakai dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan
dan/atau masyarakat dalam suatu jangka waktu tertentu, baik pelaksanaan
pembangunannya dilakukan secara swakelola (Membangun sendiri) atau oleh pihak
ketiga, wajib menerapkan standar ini.
23
Dasar Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak Konstruksi sesuai PSAK 34
yaitu, Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan
kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui
masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap
penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan. Taksiran rugi
pada kontrak konstruksi tersebut segera diakui sebagai beban.
PSAK 34 (Revisi 2010) menetapkan bahwa metode yang digunakan untuk
pengakuan pendapatan dan beban kontrak konstruksi adalah metode persentase
penyelesaian. Dalam metode presentase penyelesaian pengakuan pendapatan dan
beban dilakukan dengan memperhatikan tahap penyelesaian suatu kontrak.
24
Lampiran
Hasil tanya-jawab pada presentasi akuntansi konstruksi
25
dan juga dalam biaya peralatan dan equipments dalam konstruksi juga lebih kompleks dan tidak
sesederhana akuntansi biasa/regular.
26
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2010. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34:
Kontrak Konstruksi (Revisi 17 Desember 2010). Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia.
Mr.Jak. “Metode Pengakuan Pendapatan Dan Biaya Kontrak Konstruksi”. Diakses dari
http://jurnalakuntansikeuangan.com/2011/10/metode-pengakuan-pendapatan-dan- biaya-kontrak-
konstruksi/ pada 10 Oktober .
Sugi Priharto.2019 “ Mengenal Lebih Jauh Akuntansi Untuk Perusahaan Konstruksi” .Diakses
dari https://cpssoft.com/blog/akuntansi/akuntansi-perusahaan-konstruksi/ pada 14 Oktober 2020
Tim Edu Saham.2019 “ Perusahaan subsector konstruksi yang terdaftar di BEI” .Diakses dari
https://www.edusaham.com/2019/04/perusahaan-subsektor-konstruksi-bangunan-yang-terdaftar-
di-bei.htm pada 25 oktober 2020.
Martina.2019 “Jenis jenis biaya dalam proyek yang perlu anda ketahui” .Diakses dari
https://ukirama.com/blogs/jenis-jenis-biaya-dalam-proyek-yang-perlu-anda-tahu-biaya-
overhead-salah-satunya pada 25 Oktober 2020.
Annetly Ngabito.2019 “ Standar Akuntansi Baru PSAK 71,72,dan 73. Dan berlaku pada tahun
2020”. Diakses dari https://www.pwc.com/id/en/media-centre/pwc-in-news/2019/indonesian/standar-
akuntansi-baru-berlaku-2020.html
pada 25 Oktober 2020.
27
Business Insight.2019 “ Emiten Properti dan Konstruksi siap implementasikan PSAK 71,72 dan
73” .Diakses dari https://insight.kontan.co.id/news/emiten-properti-konstruksi-siap-
implementasikan-psak-71-72-dan-73 pada 25 Oktober 2020.
28
Bukti Pengiriman Hasil Revisi Makalah Dan Powerpoint ke Email Ibu Dosen
rina.bukit@gmail.com pada 2 November 2020 dari adrianpardos84@gmail.com
29
Dosen Pengajar :
Dr.Rina Br.Bukit, SE,M.Si,Ak.,C.A
❖ Konstruksi
• Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana.
• Bangunan dikelompokkan kedalam 4 jenis :
- Bangunan Gedung
- Bangunan Transportasi
- Bangunan Air
- Bangunan Khusus
❖ Akuntansi Konstruksi
Suatu entitas akuntansi yang melakasanakan pembangunan aset tetap untuk dipakai dalam penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan dan/atau masyarakat dalam suatu jangka waktu tertentu (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71
Tahun 2010).
❖ Penjualan
Bisnis reguler bertanggung jawab atas penjualan dan biasanya menawarkan 1-5 kategori produk dan layanan. Bisnis konstruksi
menawarkan lebih banyak kategori layanan
Bisnis reguler hanya mencatat biaya produk yang dijual. Dalam akuntansi konstruksi, tidak pernah sesederhana itu.
❖ Biaya Overhead
Dalam bisnis reguler, perbedaan antara Harga Pokok Penjualan dan Overhead sangat jelas, tetapi ini tidak terjadi pada konstruksi.
Banyak barang yang disebut “Overhead” masuk dalam kategori “Harga Pokok Penjualan” karena dalam bisnis konstruksi, kedua hal
ini terhubung langsung ke proyek pelanggan.
Dalam bisnis reguler, hubungan langsung antara pendapatan dan pengeluaran membuat titik impas sangat mudah untuk dihitung.
Namun dalam konstruksi, ada terlalu banyak kategori barang untuk mudah dipahami bagaimana mencapai titik impas pada suatu
proyek.
PSAK Yang Berkaitan Dengan Akuntansi Konstruksi
Segmentasi
Kontrak
• Biaya yang dapat distribusikan pada aktivitas kontrak secara umum dan dapat dialokasikan pada kontrak tersebut.
-Asuransi
-Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan dengan kontrak tertentu; dan
-Overhead konstruksi,dll.
• Biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan ke pelanggan sesuai isi kontrak.
-Biaya administrasi umum yang penggantiannya tidak ditentukan dalam kontrak
-Biaya pemasaran umum
-Biaya riset dan pengembangan yang penggantiannya tidak ditentukan dalam kontrak
Standar Akuntansi Yang Berkaitan Dengan Konstruksi
• PT. Wijaya Karya adalah kontraktor. Tanggal 2 Januari 2012 memperoleh kontrak mengerjakan pembangunan hunian
Aroean Luxury Residence di Tangerang dari PT. Kasahram. Kondisi kontrak disepakati sebagai berikut:
Nilai Kontrak = Rp 10,000,000,000 (Dokumen internal PT. Wijaya Karya berupa rancanagan anggaran biaya menunjukan
angka Rp 7,500,000,000).
Lamanya waktu pengerjaan adalah 3 tahun, bangunan di serahkan paling lambat tanggal 28 Desember 2014 dengan rencana
tahapan penyelesaian pekerjaan sebagai berikut:
Akhir Semester I 2012 : 10%
Akhir Semester II 2012 : 30%
Akhir Semester I 2013 : 50%
Akhir Semester II 2013 : 70%
Akhir Semester I 2014 : 90%
28 Desember 2014 : 100%
• Pencairan pembayaran dilakukan secara bertahap mengikuti perkembangan penyelesaian pekerjaan. Untuk menentukan perkembangan
penyelesaian pekerjaan, pihak PT. Kasahram bersama-sama PT. Wijaya Karya akan melakukan inspeksi lapangan. Kontrak telah
disahkan dalam perjanjian yang dibuat di hadapan seorang notaris.
Jika diterjemahkan ke dalam estimasi maka rencana biaya dan pendapatan atas kontrak dengan PT. Kasahram akan menjadi sebagai
berikut:
Estimasi Pendapatan :
Akhir Semester I 2012 : 10% x 10.000.000.000 = 1.000.000.000
Akhir Semester II 2012 : (30% - 10%) x 10.000.000.000 = 2.000.000.000
Akhir Semester I 2013 : (50% - 30%) x 10.000.000.000 = 2.000.000.000
Akhir Semester II 2013 : (70% - 50%) x 10.000.000.000 = 2.000.000.000
Akhir Semester I 2014 : (90% - 70%) x 10.000.000.000 = 2.000.000.000
28 Desember 2014 : (100% - 90%) x 10.000.000.000 = 1.000.000.000
Total Estimasi Pendapatan =10.000.000.000
Bagaimana laporan keuangan PT. Wijaya Karya di akhir Semester I Januari 2012?
Jika mengikuti PSAK 34, maka estimasi pendapatan dan estimasi biaya PT. Wijaya Karya sudah bisa dijadikan
dasar untuk melakukan pengakuan pendapatan dan biaya. Sehingga akun ‘Pekerjaan Dalam Proses’ sudah bisa
dipindahkan ke akun biaya dengan jurnal:
(D). Construction expenses Rp 450.000.000
(C). Construction in progress Rp 450.000.000
Catatan: Dengan jurnal ini, maka saldo akun ‘Pekerjaan Dalam Proses’ akan menjadi nol dan timbul saldo
baru di akun ‘Biaya Kontrak Konstruksi’).
Bagaimana pengakuan pendapatannya? Diproporsionalkan. Dihitung dengan menggunakan rasio perbandingan
antara biaya yang sungguh-sungguh terjadi dengan estimasi biaya tahap pertama. Dalam contoh kasus ini:
= Kenyataan Biaya/Estimasi Biaya sampai Akhir Semester I 2012
= Rp 450.000.000/750,000,000 = 60%
Pendapatan yang diakui = 60% x Estimasi Pendapatan sampai Akhir Semester I 2012
Pendapatan yang diakui = 60% x Rp 1.000.000.000 = Rp 600.000.000.
Sehingga besarnya laba yang diakui untuk Akhir Semester I 2012 adalah 600.000.000 – 450.000.000 = Rp
150.000.000
Stay safe Have a nice day
Thank You