Anda di halaman 1dari 50

MAKALAH

AKUNTANSI BIDANG KHUSUS

AKUNTANSI KONSTRUKSI BANGUNAN

Dosen Pengajar : Dr. Rina Br.Bukit, SE,M.Si,Ak.,C.A

Disusun oleh Kelompok 3 :

1. Marhasak J M A V Aroean (182102058)


2. Adrian Johannes Pardosi (182102057)
3. Andryanus Sembiring (182102064)
4. Deo Mahansa Terulin Sembiring (182102040)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................. 2

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang................................................................................................. 3

1.2 Rumusan masalah............................................................................................ 4

1.3 Tujuan.............................................................................................................. 4

BAB II

Pembahasan

2.1 Pengertian Akuntansi Konstruksi.................................................................... 5

2.2 PSAK Yang Berkaitan Dengan Akuntansi Konstruksi.................................. 8

2.3 Perusahaan Konstruksi di Indoensia............................................................... 15

2.4 Contoh Transaksi............................................................................................ 16

2.5 Contoh Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya …………..............................20

BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan………….................................................................................... 23

Lampiran………………………………………………………………………………...25

Daftar Pustaka.................................................................................................................. 27

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hingga saat ini masih
memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal budi, sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah ini yang berjudul “Akuntansi Konstruksi Bangunan”. Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu sehingga dapat disusunnya makalah
ini. Makalah yang sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi
bidang khusus yang diajarkan oleh Ibu Dr. Rina Br.Bukit, SE,M.Si,Ak.,C.A. Dalam makalah ini
membahas tentang apa yang dimaksud dengan akuntansi konstruksi bangunan , PSAK yang
bersangkutan dengan Akuntansi Konstruksi di Indonesia.

Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kelompok kami dan khususnya kepada
pembaca sekalian. Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan dari para pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan makalah-makalah
lainnya pada waktu mendatang.

2
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Konstruksi dari sebuah bangunan merupakan kebutuhan dasar manusia dimana tingkat
kebutuhan tersebut terus meningkat sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.
Konstruksi bangunan pada saat ini merupakan suatu objek yang kompleks, dimana didalam
bangunan tersebut diperlukan perhitungan dan analisa yang cermat serta pertimbangan tertentu
yang akan menghasilkan suatu bangunan yang memenuhi syarat. Pembangunan konstruksi
bangunan di Indonesia telah berkembang dengan pesat seiring dengan semakin bertambahnya
jumlah penduduk, terutama di kota-kota besar yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan
terhadap sarana dan prasarana, khususnya bangunan rumah dan gedung. Pekerjaan konstruksi
adalah rangkaian kegiatan perencanaan dan pelaksanaan serta pengawasan yang meliputi
pekerjaan arsitektural, struktur, mekanikal dan elektrikal, serta tata lingkungan, beserta
kelengkapannya masing-masing dalam mewujudkan suatu bangunan.

Menurut Warren dkk (2005:10) akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang
menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas dan ekonomi
dan kondisi perusahaan. Dalam arti kata bahwa akuntansi merupakan informasi bagi pihak-pihak
yang bersangkutan atas suatu transaksi tersebut agar dapat melihat kondisi suatu perusahaan.

Bagaimana pendapatan dan biaya diperlakukan dalam usaha kontrak konstruksi tentunya berbeda
dengan perlakuan pendapatan dan biaya pada usaha lainnya. Perbedaan tersebut terjadi karena
aktivitas yang dilakukan pada kontrak konstruksi memang sangat berbeda dibandingkan jenis
usaha lain. Terutama sekali, tanggal saat aktivitas kontrak mulai dilakukan dan tanggal saat
aktivitas tersebut diselesaikan biasanya jatuh pada periode akuntansi yang berlainan. Standar
akuntansi telah ditetapkan atas perlakuan akuntansi untuk usaha kontrak konstruksi, maka dalam
menangani hal-hal akuntansi yang berkaitan dengan kontrak konstruksi, akuntan harus
berpedoman kepada standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu pemahaman atas perlakuan
akuntansi kontrak konstruksi yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, khususnya
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 mengenai Kontrak Konstruksi

Pada kesempatan ini kami akan membahas tentang akuntansi konstruksi bangunan. Makalah ini
disusun untuk memudahkan pemahaman terhadap akuntansi konstruksi itu sendiri sehingga
dengan mempelajari makalah ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan
tentang jenis akuntansi yang satu ini.

3
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan konstruksi dan akuntansi konstruksi ?

2. Apa standar akuntansi yang dipakai dalam akuntansi konstruksi ?

3. Apa contoh perusahaan indonesia dibidang konstruksi bangunan ?

4. Bagaimana contoh transaksi pada perusahaan konstruksi ?

1.3 Tujuan

1. Memahami Akuntansi Konstruksi Bangunan secara keseluruhan mulai dari pengertian ,


pernyataan standar akuntansi , perusahaan , hingga contoh transaksi .

4
BAB II
Pembahasan

2.1 Akuntansi Konstruksi

Pengertian Akuntansi Konstruksi

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 yang


dimaksud dengan Akuntansi Konstruksi adalah suatu entitas akuntansi yang
melaksanakan pembangunan aset tetap untuk dipakai dalam penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan dan/atau masyarakat dalam suatu jangka waktu tertentu, baik pelaksanaan
pembangunannya dilakukan secara swakelola (Membangun sendiri) atau oleh pihak
ketiga, wajib menerapkan standar ini.
Sifat aktivitas yang dilaksanakan untuk konstruksi pada umumnya berjangka panjang
sehingga tanggal selesainya aktivitas tersebut biasanya jatuh pada periode akuntansi yang
berlainan.
Masalah utama akuntansi untuk Konstruksi adalah jumlah biaya yang diakui sebagai
asset tetap yang harus dicatat sampai dengan konstruksi tersebut selesai dikerjakan.

Konstruksi bangunan mencakup tanah, peralatan dan mesin, gedung dan


bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, serta asset tetap lainnya yang proses perolehannya
dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu tertentu dan belum selesai.
Perolehan melalui kontrak konstruksi pada umumnya memerlukan suatu periode waktu
tertentu (Bisa kurang atau lebih dari satu periode akuntansi).
Perolehan asset dapat dilakukan dengan membangun sendiri (Swakelola) atau melalui
pihak ketiga dengan kontrak konstruksi.

Karakteristik Akuntansi Konstruksi

Tantangan akuntansi dalam perusahaan konstruksi dan mengidentifikasi


perbedaan utama antara akuntansi konstruksi dan praktik akuntansi reguler, juga
menekankan pentingnya menggunakan software akuntansi untuk meningkatkan proses
pembukuan bisnis dan membantu mendapatkan lebih banyak keuntungan sebagai
perusahaan konstruksi atau subkontraktor.

Penting untuk memahami bahwa akuntansi konstruksi berbeda dari akuntansi


reguler. Bisnis khas seperti restoran atau toko kelontong menggunakan prinsip akuntansi
yang berbeda. Akuntansi pada model bisnis ini bekerja sempurna untuk jenis produk

5
yang menjual bisnis yang hampir serupa di tempat yang tetap. Bisnis ini memiliki harga
untuk setiap barang yang dijual dan biaya overhead relatif konstan.

Sebaliknya, bisnis konstruksi bersifat mobile dan menyelesaikan pekerjaan


khusus di lokasi baru secara teratur. Dengan demikian, perusahaan konstruksi harus
memantau kategori biaya yang sama sekali berbeda: waktu perjalanan, biaya mobilisasi
seperti alat dan peralatan pengepakan, pengiriman bahan ke lokasi kerja, dan bahkan
biaya membersihkan lokasi kerja dari bahan berlebih setelah pekerjaan selesai.

Dalam arti tertentu, bisnis tidak memiliki lokasi tetap dan dipindahkan ke mana
pun pelanggan membutuhkannya, bersama dengan bahan-bahan yang diperlukan untuk
pekerjaan itu.

Perusahaan konstruksi juga menggunakan Metode Persentase Penyelesaian, di


mana pendapatan diperhitungkan berdasarkan estimasi laba kontrak dan berapa persen
dari proyek tersebut telah selesai. Ini membuatnya semakin berbeda dengan bidang yang
lain.Perusahaan konstruksi menerapkan metode akuntansi biaya yang memungkinkan
pelacakan akurat terhadap pengeluaran mereka untuk secara akurat memproyeksikan laba
dan rugi.

Akuntansi konstruksi secara signifikan lebih kompleks daripada kebanyakan


bisnis. Mampu melacak, melaporkan, dan mengkategorikan biaya dan pengeluaran lain
dalam bisnis konstruksi adalah penting untuk memahami cara mengajukan penawaran
pada proyek, proyek mana yang menguntungkan untuk bisnis Anda, dan menagih klien
secara akurat dan tepat waktu.

Biaya kerja yang akurat membutuhkan laporan harian untuk dihasilkan di


lapangan dan diserahkan ke departemen akuntansi secara teratur. Akuntan harus secara
manual memasukkan laporan ke dalam sistem akuntansi secara teratur, suatu proses yang
memakan waktu dan menghasilkan backlog pada dokumen.

Platform software terintegrasi yang memungkinkan pekerja di lapangan


menyelesaikan dan mengirimkan biaya harian dan laporan proyek, dan melacak berapa
biaya yang dikeluarkan selama proyek. Lebih baik lagi, laporan tersebut tersedia melalui
sistem cloud dan dapat diakses oleh semua pekerja, baik di lapangan dan bagian akuntan
di kantor.

Hal ini memungkinkan resolusi dan penanganan yang cepat dari setiap masalah
biaya dan pelacakan akurat untuk memastikan keuntungan dalam bisnis .

6
Perbedaan Akuntansi Konstruksi dan Akuntansi Biasa/Reguler

1. Penjualan – Bisnis reguler bertanggung jawab atas penjualan dan biasanya


menawarkan 1-5 kategori produk dan layanan. Bisnis konstruksi menawarkan lebih
banyak kategori layanan – pekerjaan layanan, konsultasi, teknik, tenaga kerja, desain,
produk dan bahan fisik, dan banyak lagi.

2. Harga Pokok Penjualan – Bisnis reguler hanya mencatat biaya produk yang dijual.
Dalam akuntansi konstruksi, tidak pernah sesederhana itu. Setiap pekerjaan
menimbulkan biaya pekerjaan langsung dan tidak langsung yang masuk dalam
ratusan kategori.

3. Biaya Overhead – Dalam bisnis reguler, perbedaan antara Harga Pokok Penjualan dan
Overhead sangat jelas, tetapi ini tidak terjadi pada konstruksi. Banyak barang yang
disebut “Overhead” masuk dalam kategori “Harga Pokok Penjualan” karena dalam
bisnis konstruksi, kedua hal ini terhubung langsung ke proyek pelanggan.

4. Break Even Point – Dalam bisnis reguler, hubungan langsung antara pendapatan dan
pengeluaran membuat titik impas sangat mudah untuk dihitung. Namun dalam
konstruksi, ada terlalu banyak kategori barang untuk mudah dipahami bagaimana
mencapai titik impas pada suatu proyek. Selain itu, sebagian besar proyek terdiri dari
berbagai bagian kerja berbeda, dengan persyaratan rumit dan berbagai biaya terkait.

Konstruksi Bangunan,Real Estate dan Property.

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana.


Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai
bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara
ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari
bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah bentuk/bangun
secara keseluruhan dari struktur bangunan. contoh lain: Konstruksi Jalan Raya,
Konstruksi Jembatan, Konstruksi Kapal, dan lain lain. .

Bangunan dikelompokkan kedalam 4 kelompok yaitu:

1). Bangunan Gedung yaitu: kantor, rumah sakit, hotel, rumah dan lain-lain.

2) Bangunan Transportasi yaitu: jalan, jembatan, rel kereta api, terminal, pelabuhan,

lapangan terbang dan sebagainya.

7
3) Bangunan Air yaitu: bendungan, saluran irigasi, saluran drainase, bangunan bagi,
gorong- gorong dan sebagainya.

4) Bangunan khusus yaitu: anjungan lepas pantai, menara jaringan listrik tegangan
tinggi, menara pemancar radio, TV dan sebagainya.

Real Estate

Real estate bisa diartikan sebagai tanah dan semua benda yang menyatu di atasnya
(berupa bangunan) serta yang menyatu terhadapnya (halaman, pagar, jalan, saluran, dan
lain-lain yang berada di luar bangunan). Jenis-jenis real estate antara lain :

1) Residential Real estate


2) Commercial real estate

Property

Secara umum merupakan penguasaan secara hukum atas tanah mencakup semua
hak, semua kepentingan dan keuntungan yang berkaitan dengan kepemilikan real estate.
Real property kepentingan dan hak-hak yang menyangkut kepemilikan tanah, bangunan,
dan perbaikan yang menyatu terhadapnya. Jenis-jenis real property antara lain :

1) Perumahan
2) Perkantoran
3) Ritel dan perdagangan

2.2 PSAK Yang Berkaitan Dengan Akuntansi Konstruksi

1.PSAK 34- Kontrak Konstruksi


• Pengertian Kontrak Konstruksi

Menurut PSAK 34 (Revisi 2010), “Kontrak konstruksi adalah suatu


kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu aset
atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama lain atau
saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau
tujuan pokok penggunaan.”

8
• Penentuan Perlakuan Kontrak Konstruksi

a) Kontrak Tunggal
Misalnya: hanya kontrak untuk membangun rumah saja, atau jembatan,
bendungan, pipa, jalan, kapal, terowongan, dll).
b) Kontrak yang Sifatnya Rumit
Satu proyek terpecah-pecah menjadi beberapa kontrak dimana aktivitasnya
saling terkait. Misalnya: Proyek pembangunan kilang minyak, terdiri dari
kontrak pembangunan kilang, kontrak instalasi pipa, proyek pengadaan dan
instalasi mesin, kontrak pengeboran, dan seterusnya. Atau proyek pembangunan
pabrik yang terdiri dari kontrak perataan tanah di lokasi pabrik, kontrak
pembangunan, kontrak instalasi listrik, kontrak pengadaan dan instalasi mesin,
kontrak pembuatan drainase (pembuangan limbah), dan seterusnya.

• Rumusan Kontrak Konstruksi


Dalam akuntansi, rumusan kontrak konstruksi dibagi menjadi 2 macam yaitu:
a) Kontrak Harga Tetap
Yaitu kontrak konstruksi dengan syarat bahwa kontraktor telah menyetujui nilai
kontrak yang telah ditentukan, atau tarif tetap yang telah ditentukan per unit
output, yang dalam beberapa hal tunduk pada ketentuan-ketentuan kenaikan
biaya.
b) Kontrak Biaya-plus
Yaitu kontrak konstruksi yang mana kontraktor mendapatkan penggantian
untuk biaya-biaya yang telah diizinkan atau telah ditentukan, ditambah imbalan
dengan persentase terhadap biaya atau imbalan tetap.

• Penyatuan dan Segmentasi Kontrak Konstruksi


Dalam PSAK 34 (Revisi 2010), diatur sebagai berikut:
a) Kontrak Terpisah

Jika suatu kontrak mencakup sejumlah aset, konstruksi dari setiap aset
diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi yang terpisah jika:

9
− Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset;
− Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah serta kontraktor dan
pelanggan dapat menerima atau menolak bagian kontrak yang berhubungan
dengan masing-masing aset tersebut; dan
− Biaya dan pendapatan masing-masing aset dapat diidentifikasi.

b) Kontrak Kelompok atau Gabungan.


Suatu kelompok kontrak, dengan satu pelanggan atau beberapa pelanggan,
diperlakukan sebagai satu kontrak konstruksi jika:
− kelompok kontrak tersebut dinegosiasikan sebagai satu paket;
− kontrak-kontrak tersebut berhubungan erat sekali, sebetulnya kontrak
tersebut merupakan bagian dari satu proyek tunggal dengan suatu margin
laba; dan
− kontrak-kontrak tersebut dilaksanakan secara serentak atau secara
berkesinambungan.

c) Kontrak Tambahan
Konstruksi aset tambahan diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi terpisah
jika:
− Aset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam rancangan,
teknologi atau fungsi dengan aset yang tercakup dalam kontrak semula; atau
− Harga aset tambahan tersebut dinegosiasikan tanpa memerhatikan harga
kontrak semula.

• Jenis Pendapatan Kontrak Konstruksi


Pendapatan kontrak terdiri dari:
a) Nilai Pendapatan Semula Yang Disetujui Dalam Kontrak
Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan
diterima. Pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi oleh beragam
ketidakpastian yang bergantung pada hasil dari peristiwa di masa depan.
Estimasi sering kali perlu untuk direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya
ketidakpastian. Oleh karena itu, jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat
atau menurun dari satu periode ke periode berikutnya. Misalnya:

10
− Kontraktor dan pelanggan mungkin menyetujui penyimpangan atau
klaim yang meningkatkan atau menurunkan pendapatan kontrak pada
periode setelah periode di mana kontrak pertama kali disetujui;
− Nilai pendapatan yang disetujui dalam kontrak dengan nilai tetap dapat
meningkat karena ketentuan-ketentuan kenaikan biaya;
− Nilai pendapatan kontrak dapat menurun karena denda yang timbul
akibat keterlambatan kontraktor dalam penyelesaian kontrak tersebut;
atau
− Jika dalam kontrak harga tetap terdapat harga tetap per unit output,
pendapatan kontrak meningkat jika jumlah unit meningkat.

b) Penyimpangan Dalam Pekerjaan Kontrak, Klaim, Dan Pembayaran


Penyimpangan, klaim dan pembayaran insentif dapat menjadi pendapatan
kontrak dengan syarat:
− Memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan; dan
− Dapat diukur secara andal.

• Penyimpangan
Penyimpangan dalam hal ini adalah suatu instruksi yang diberikan pelanggan
mengenai perubahan dalam lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan
berdasarkan kontrak. Penyimpangan dapat menimbulkan peningkatan atau
penurunan dalam pendapatan kontrak. Contoh penyimpangan adalah
perubahan dalam spesifikasi atau rancangan aset atau perubahan lamanya
kontrak. Penyimpangan dimasukkan ke dalam pendapatan kontrak jika:
− Kemungkinan besar pelanggan akan menyetujui penyimpangan dan
jumlah pendapatan yang timbul dari penyimpangan tersebut; dan
− Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
• Klaim
Yang dimaksud dengan ‘klaim’ dalam hal ini adalah jumlah yang diminta
kontraktor kepada pelanggan atau pihak lain sebagai penggantian untuk biaya-
biaya yang tidak termasuk dalam nilai kontrak. Klaim dapat timbul, misalnya,

11
dari keterlambatan yang disebabkan oleh pelanggan, kesalahan dalam
spesifikasi atau rancangan, dan perselisihan penyimpangan dalam pengerjaan
kontrak. Pengukuran jumlah pendapatan yang timbul dari klaim mempunyai
tingkat ketidakpastian yang tinggi dan sering kali bergantung pada hasil
negosiasi. Oleh karena itu, klaim hanya dimasukkan dalam pendapatan kontrak
jika:

− Negosiasi telah mencapai tingkat akhir sehingga kemungkinan besar


pelanggan akan menerima klaim tersebut; dan
− Nilai klaim yang kemungkinan besar akan disetujui oleh pelanggan,
dapat diukur secara andal.
• Insentif
Pembayaran insentif adalah jumlah tambahan yang dibayarkan kepada
kontraktor apabila standar-standar pelaksanaan yang telah ditentukan telah
terpenuhi atau dilampaui. Misalnya, suatu kontrak mungkin mengizinkan
suatu pembayaran tambahan kepada kontraktor untuk suatu penyelesaian
yang lebih awal dari suatu kontrak. Pembayaran insentif dimasukkan dalam
pendapatan kontrak jika:
− Kontrak tersebut cukup aman sehingga kemungkinan besar
pelanggan memenuhi atau melampaui standar pelaksanaan; dan
− Jumlah pembayaran insentif.

• Jenis Biaya Kontrak Konstruksi


Biaya kontrak meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan pada suatu
kontrak selama periode sejak tanggal kontrak itu diperoleh sampai dengan
penyelesaian akhir kontrak. Akan tetapi, biaya-biaya yang berhubungan langsung
dengan suatu kontrak dan terjadi untuk memperoleh kontrak juga dimasukkan
sebagai bagian dari biaya kontrak jika biaya-biaya ini dapat diidentifikasi secara
terpisah dan dapat diukur secara andal dan kemungkinan besar kontrak tersebut
dapat diperoleh.
Biaya suatu kontrak konstruksi terdiri dari:

12
• Biaya Yang Berhubungan Langsung Dengan Kontrak Tertentu
Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kontrak termasuk:
− Biaya pekerja lapangan, termasuk penyelia;
− Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi;
− Penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dalam kontrak tersebut;
− Biaya pemindahan sarana, peralatan, dan bahan-bahan dari dan ke lokasi
pelaksanaan kontrak;
− Biaya penyewaan sarana dan peralatan;
− Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan
dengan kontrak;
− Estimasi biaya pembetulan dan jaminan pekerjaan, termasuk yang mungkin
timbul selama masa jaminan
− Klaim dari pihak ketiga.
− Biaya-biaya ini dapat dikurangi dengan keuntungan yang bersifat insidental
yaitu keuntungan yang tidak termasuk dalam pendapatan kontrak, misalnya
keuntungan dari penjualan kelebihan bahan dan pelepasan sarana dan
peralatan pada akhir kontrak.

• Biaya Yang Dapat Distribusikan Dan Dialokasikan Pada Aktivitas


Kontrak Biaya-biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak umum
dan dapat dialokasikan pada kontrak tertentu, termasuk:
− Asuransi;
− Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan
dengan kontrak tertentu; dan
− Overhead konstruksi.
Biaya tersebut itu dialokasikan dengan menggunakan metode yang sistematis
dan rasional dan diterapkan secara konsisten pada semua biaya yang mempunyai
karakteristik sama. Alokasi tersebut didasarkan pada tingkat normal aktivitas
konstruksi. Overhead konstruksi meliputi biaya-biaya seperti penyiapan dan
pemrosesan gaji karyawan konstruksi. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan
pada aktivitas kontrak secara umum dan dapat dialokasikan pada kontrak

13
tertentu juga termasuk biaya pinjaman.

• Biaya Lain Yang Secara Khusus Dapat Ditagihkan Ke Pelanggan Sesuai Isi
Kontrak
Biaya-biaya yang secara spesifik dibebankan kepada pelanggan sesuai
dengan persyaratan kontrak dapat mencakup beberapa biaya administrasi umum
dan biaya pengembangan yang penggantiannya ditentukan dalam
persyaratan kontrak. Biaya yang tidak dapat diatribusikan pada aktivitas
kontrak atau tidak dapat dialokasikan pada suatu kontrak dikeluarkan dari biaya
kontrak konstruksi. Biaya- biaya tersebut termasuk:
− Biaya administrasi umum yang penggantiannya tidak ditentukan dalam kontrak
− Biaya pemasaran umum
− Biaya riset dan pengembangan yang penggantiannya tidak ditentukan dalam
kontrak

2. PSAK 72- Pendapatan dari Kontrak Pelanggan


Merupakan adopsi IFRS 15 yang telah berlaku di Eropa sejak Januari 2018.
PSAK 72 merupakan PSAK sapu jagad karena mengganti banyak standar sebelumnya.
Beberapa standar yang dicabut dengan terbitnya PSAK 72 adalah PSAK 34 tentang
Kontrak Konstruksi, PSAK 32 tentang Pendapatan, ISAK 10 tentang Program Loyalitas
Pelanggan, ISAK 21 tentang Perjanjian Konstruksi Real Estate, serta ISAK 27 tentang
Pengalihan Aset dari Pelanggan. Esensinya, PSAK 72 mengubah cara pengakuan
pendapatan kontrak yang tadinya rigid (rule based) menjadi berbasis prinsip (principle
based). Pengakuan pendapatan kontrak, misalnya, sekarang tidak berdasarkan besaran
uang muka yang sudah diterima.

Berdasarkan standar baru ini, pengakuan pendapatan bisa dilakukan secara


bertahap sepanjang umur kontrak (over the time) atau pada titik tertentu (at a point of
time). Namun, pengakuan pendapatan bertahap tidak bisa diterapkan kepada sembarang
kontrak. Ada syarat-syarat terkait konsumsi manfaat oleh pelanggan, peningkatan nilai
aset di sisi pelanggan, serta kesepakatan tahap pembayaran kontrak. Jika suatu kontrak
tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, pendapatan kontrak itu baru bisa diakui saat
terjadi penyerahan aset (at a point of time).

14
2.3 Perusahaan Konstruksi di Indonesia

1. Perusahaan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia


Berikut adalah perusahan perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi yang
telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia :
− Acset Indonusa Tbk
− Adhi Karya (Persero) Tbk
− Bukit Darmo Property Tbk
− Cahayasakti Investindo Sukses Tbk
− Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk
− Indonesia Pondasi Raya Tbk
− Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk
− Mitra Pemuda Tbk
− Hanson International Tbk
− Nusa Raya Cipta Tbk
− Paramita Bangun Sarana Tbk
− PP (Persero) Tbk
− Superkrane Mitra Utama Tbk
− Surya Semesta Internusa Tbk
− Totalindo Eka Persada Tbk
− Total Bangun Persada Tbk
− Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk
− Wijaya Karya (Persero) Tbk
− Waskita Karya (Persero) Tbk

2. PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA)

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) adalah salah satu perusahaan


konstruksi milik Pemerintah Indonesia. WIKA didirikan berdasarkan UU no. 19
tahun 1960 junto PP. no. 64 tahun 1961 tentang Pendirian PN “Widjaja Karja”
tanggal 29 Maret 1961. Berdasarkan PP ini juga, perusahaan konstruksi milik
Belanda yang bernama NV Technische Handel Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en
Co. yang telah nasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia, dilebur ke dalam PN Widjaja
Karja.
Pada tahun 1972, PN Widjaja Karja resmi diubah namanya menjadi PT Wijaya
Karya (Persero) dimulai sebagai sub-kontraktor, di akhir 1960-an WIKA berkembang
menjadi pemborong pemasangan jaringan listrik tegangan rendah, menengah, dan
tinggi. Di awal tahun 1970, WIKA memperluas usahanya menjadi perusahaan
kontraktor sipil dan bangunan perumahan.

15
Perusahaan memasuki babak baru pada 20 Desember 1972. Melalui Akta No.
110, dibuat di hadapan Notaris Djojo Muljadi, perusahaan berubah status menjadi
Perseroan Terbatas Wijaya Karya (Persero). WIKA selalu melakukan terobosan.
Berevolusi menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi melalui pengembangan
sejumlah anak perusahaan. Di antaranya WIKA Beton, WIKA Intrade, dan WIKA
Realty.
Anak Perusahaan PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk :
• PT. Wijaya Karya Beton ( WIKA Beton )
Perusahaan ini bergerak dalam konstruksi mencetak beton.
• PT. Wijaya Karya Realty ( WIKA Realty)
Perusahaan ini bergerak dalam pengelolahan properti yang meliputi layanan
konsultasi , perencanaan, layanan kontruksi dan pembukaan lahan.
• PT.Wijaya Industri dan Konstruksi ( WIK )
Perusahaan ini bertujuan untuk meningkatkan perhatian pada manajemen
bisnis,untuk lebih mandiri dan untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih
baik.
• PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung ( WEGE )
Perusahaan bergerak dibidang pembangunan dan pemeliharaan gedung hunian dan
non hunian.
• PT. Wijaya Karya Rekayasa dan Konstruksi ( WRK )
Perusahaan ini bergerak di bidang erection dan installation mekanikal elektrikal &
Power Plant.

• PT.Wijaya Karya Bitumen


Perusahaan ini bergerak dalam bidang pertambangan Aspal Buton

2.4 Contoh Penerapan Metode Persentase Penyelesaian

PT. Wijaya Karya menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan informasi


dicatatan atas laporan keuangan untuk mengakui pendapatan konstruksi. Menurut metode ini
pendapatan kontrak dihubungkan dengan biaya kontrak sehingga pendapatan , beban dan laba
dapat diatribusikan menurut penyelesaiaan pekerjaan secara proporsional. Pendapatan kontrak
diakui sebagai pendapatan dalam laba rugi pada periode akuntansi di mana pekerjaan dilakukan.
Biaya kontrak biasanya diakui sebagai beban dalam laba rugi pada periode akuntansi di mana
pekerjaan yang berhubungan dilakukan.

PT. Wijaya Karya adalah kontraktor. Tanggal 2 Januari 2012 memperoleh kontrak

16
mengerjakan pembangunan hunian Aroean Luxury Residence di Tangerang dari PT. Kasahram.
Kondisi kontrak disepakati sebagai berikut:
Nilai Kontrak = Rp 10,000,000,000 (Dokumen internal PT. Wijaya Karya berupa rancanagan
anggaran biaya menunjukan angka Rp 7,500,000,000).
Lamanya waktu pengerjaan adalah 3 tahun, bangunan di serahkan paling lambat tanggal 28
Desember 2014 dengan rencana tahapan penyelesaian pekerjaan sebagai berikut:

• Akhir Semester I 2012 : 10%


• Akhir Semester II 2012 : 30%
• Akhir Semester I 2013 : 50%
• Akhir Semester II 2013 : 70%
• Akhir Semester I 2014 : 90%
• 28 Desember 2014 : 100%

Pencairan pembayaran dilakukan secara bertahap mengikuti perkembangan penyelesaian


pekerjaan. Untuk menentukan perkembangan penyelesaian pekerjaan, pihak PT. Kasahram
bersama-sama PT. Wijaya Karya akan melakukan inspeksi lapangan. Kontrak telah disahkan
dalam perjanjian yang dibuat di hadapan seorang notaris.
Jika diterjemahkan ke dalam estimasi maka rencana biaya dan pendapatan atas kontrak dengan
PT. Kasahram akan menjadi sebagai berikut:
Estimasi Pendapatan :
Akhir Semester I 2012 : 10% x 10.000.000.000 = 1.000.000.000
Akhir Semester II 2012 : (30% - 10%) x 10.000.000.000 = 2.000.000.000
Akhir Semester I 2013 : (50% - 30%) x 10.000.000.000 = 2.000.000.000
Akhir Semester II 2013 : (70% - 50%) x 10.000.000.000 = 2.000.000.000
Akhir Semester I 2014 : (90% - 70%) x 10.000.000.000 = 2.000.000.000
28 Desember 2014 : (100% - 90%) x 10.000.000.000 = 1.000.000.000
Total Estimasi Pendapatan =10.000.000.00

Estimasi Biaya Kontrak :


Akhir Semester I 2012 : 10% x 7.500.000.000 = 750.000.000
Akhir Semester II 2012 : (30% - 10%) x 7.500.000.000 = 1.500.000.000
Akhir Semester I 2013 : (50% - 30%) x 7.500.000.000 = 1.500.000.000
17
Akhir Semester II 2013 : (70% - 50%) x 7.500.000.000 = 1.500.000.000
Akhir Semester I 2014 : (90% - 70%) x 7.500.000.000 = 1.500.000.000
28 Desember 2014 : (100% - 90%) x 7.500.000.000 = 750.000.000
Total Estimasi Biaya Kontrak = 7.500.000.000

Misalnya: Tanggal 10 Januari 2012, PT. Wijaya Karya membeli bahan bahan bangunan (besi,
semen, pasir, kapur, batu koral , batu bata) sebesar Rp. 210.000.000.000 . Atas pembelian ini
tidak dicatat sebagai biaya melainkan diakumulasikan ke dalam akun ‘Pekerjaan Dalam Proses’,
dengan jurnal:

(D). Construction in progress Rp. 210.000.000


(C). Cash Rp. 210.000.000

Catatan: Selanjutnya, setiap pengeluaran terkait dengan proses konstruksi atas kontrak tersebut
dimasukan ke dalam akun ‘Pekerjaan Dalam Proses’. Sekalilagi ini bukan biaya, melainkan aset
(aktiva).

Katakanlah tanggal 25 Januari 2012, PT. Wijaya Karya membayar upah mandor pengawas dan
upah buruh bangunan sebesar Rp 240,000,000 untuk 6 bulan (Semester). Inipun diakumulasikan
ke dalam akun ‘Pekerjaan Dalam Proses’ dengan jurnal:

(D). Construction in progress Rp 240.000.000


(C). Cash Rp 240.000.000

Bagaimana laporan keuangan PT. Wijaya Karya di akhir Semester I Januari 2012?

Jika mengikuti PSAK 34, maka estimasi pendapatan dan estimasi biaya PT. Wijaya Karya sudah
bisa dijadikan dasar untuk melakukan pengakuan pendapatan dan biaya. Sehingga akun
‘Pekerjaan Dalam Proses’ sudah bisa dipindahkan ke akun biaya dengan jurnal:

(D). Construction expenses Rp 450.000.000


(C). Construction in progress Rp 450.000.000

18
Catatan: Dengan jurnal ini, maka saldo akun ‘Pekerjaan Dalam Proses’ akan menjadi nol dan
timbul saldo baru di akun ‘Biaya Kontrak Konstruksi’).

Bagaimana pengakuan pendapatannya? Diproporsionalkan. Dihitung dengan menggunakan rasio


perbandingan antara biaya yang sungguh-sungguh terjadi dengan estimasi biaya tahap pertama.
Dalam contoh kasus ini:
= Kenyataan Biaya/Estimasi Biaya sampai Akhir Semester I 2012
= Rp 450.000.000/750,000,000 = 60%

Pendapatan yang diakui = 60% x Estimasi Pendapatan sampai Akhir Semester I 2012
Pendapatan yang diakui = 60% x Rp 1.000.000.000 = Rp 600.000.000.

Jurnal pengakuan pendapatannya menjadi:

(D). Account Receivable - PT. Kasahram Rp 600.000.000

(C). Construction Revenues Rp 600.000.000

Sehingga besarnya laba yang diakui untuk Akhir Semester I 2012 adalah 600.000.000 –
450.000.000 = Rp 150.000.000

19
2.5 Contoh Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya
Laporan Posisi Keuangan.

20
21
Laporan Laba Rugi

22
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Akuntansi Konstruksi adalah suatu entitas akuntansi yang melaksanakan
pembangunan aset tetap untuk dipakai dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan
dan/atau masyarakat dalam suatu jangka waktu tertentu, baik pelaksanaan
pembangunannya dilakukan secara swakelola (Membangun sendiri) atau oleh pihak
ketiga, wajib menerapkan standar ini.

Perbedaan Akuntansi Konstruksi dan Akuntansi Biasa/Reguler

1. Penjualan – Bisnis reguler bertanggung jawab atas penjualan dan biasanya


menawarkan 1-5 kategori produk dan layanan. Bisnis konstruksi menawarkan lebih
banyak .
2. Harga Pokok Penjualan – Bisnis reguler hanya mencatat biaya produk yang dijual.
Dalam akuntansi konstruksi, tidak pernah sesederhana itu
3. Biaya Overhead – Dalam bisnis reguler, perbedaan antara Harga Pokok Penjualan dan
Overhead sangat jelas, tetapi ini tidak terjadi pada konstruksi. Banyak barang yang
disebut “Overhead” masuk dalam kategori “Harga Pokok Penjualan” karena dalam
bisnis konstruksi, kedua hal ini terhubung langsung ke proyek pelanggan.
4. Break Even Point – Dalam bisnis reguler, hubungan langsung antara pendapatan dan
pengeluaran membuat titik impas sangat mudah untuk dihitung. Namun dalam
konstruksi, ada terlalu banyak kategori barang untuk mudah dipahami bagaimana
mencapai titik impas pada suatu proyek.

Dalam akuntansi, rumusan kontrak konstruksi dibagi menjadi 2 macam yaitu:


1. Kontrak Harga Tetap
2. Kontrak Biaya-plus
Pendapatan kontrak terdiri dari:
1. Nilai Pendapatan Semula Yang Disetujui Dalam Kontrak
2. Penyimpangan Dalam Pekerjaan Kontrak, Klaim, Dan Pembayaran Insentif
Biaya suatu kontrak konstruksi terdiri dari:
1. Biaya Yang Berhubungan Langsung Dengan Kontrak Tertentu
2. Biaya Yang Dapat Diatribusikan Dan Dialokasikan Pada Aktivitas Kontrak
3. Biaya Lain Yang Secara Khusus Dapat Ditagihkan Ke Pelanggan

23
Dasar Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak Konstruksi sesuai PSAK 34
yaitu, Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan
kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui
masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap
penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan. Taksiran rugi
pada kontrak konstruksi tersebut segera diakui sebagai beban.
PSAK 34 (Revisi 2010) menetapkan bahwa metode yang digunakan untuk
pengakuan pendapatan dan beban kontrak konstruksi adalah metode persentase
penyelesaian. Dalam metode presentase penyelesaian pengakuan pendapatan dan
beban dilakukan dengan memperhatikan tahap penyelesaian suatu kontrak.

24
Lampiran
Hasil tanya-jawab pada presentasi akuntansi konstruksi

1. Ditanya oleh dosen pengajar Ibu Rina Br.Bukit, PhD. :


Jelaskan perbedaan dari konstruksi ,real estate dan property.
Dijawab oleh Adrian Johannes Pardosi (182102057) :
− Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana, konstruksi juga
dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area.
Misal, Konstruksi struktur bangunan dari jalan raya dan jembatan,terowongan,instalasi pipa
air,listrik dan gas,dll.Yang berkaitan dengan sarana prasarana yang akan dipakai oleh
masyarakat.
− Real estate merupakan bisnis yang melakukan kegiatan operasional dan pengelolaan atas nama
pemilik lahan beserta bangunannya.Bangunan yang dimaksudkan adalah seperti hunian,gedung
perkantoran,apartemen,dll. Dimana perusahaan Real Estate adalah sebagai pengelola ,pemelihara
dan pengembangan dari proyek real estate tersebut,serta melakukan perdagangan sebagai
langkah promosi dan penjualan produknya. Real estate bergerak dibidang
perkebunan,perumahan dan komersil lainnya.
− Property merupakan penguasaan secara hukum atas tanah mencakup semua hak, semua
kepentingan dan keuntungan yang berkaitan dengan kepemilikan real estate.

2. Ditanya oleh Indah Safira S. ( 182102038) :


Kapan kita dapat tahu pendapatan pasti daripada konstruksi,dimana disebutkan pendapatan
daripada konstruksi tidak dapat ditetapkan secara pasti karena kondisi yang dinamis ?
Dijawab oleh Marhasak JMAV Aroean (182102058) :
Dijelaskan bahwa mengapa perhitungan pengakuan pendapatan menggunakan estimasi karena
banyak hal yang menyebabkan ketidakpastian pendapatan baik dari kenaikan/penurunan
beban,biaya dan faktor lainnya yang mempengaruhi hasil kerja.Pendapatan apsti akan diketahui
saat akhir kontrak dimana kita menyelesaikan pekerjaan dan menerima pendapatan.

3. Ditanya oleh Anisa Anggita Sari S. ( 182102071) :


Jelaskan bagaimana kerumitan daripada perhitungan HPP pada akuntansi konstruksi .
Dijawab oleh Andryanus Sembiring ( 182102064 ) :
Akuntansi konstruksi tidak sesederhana akuntansi biasa/regular dalam hal harga pokok
produksi(HPP) karena dalam akuntansi konstruksi ada banyak jenis dan kategori biaya yang
terdapat didalam nya mulai dari biaya material, yang dimana dalam konstruksi sangat banyak
jenis jenis material kemudian hal biaya upah buruh yang dimana dalam kosntruksi juga banyak
pengelompokan buruh mulai dari yang arsitektur, mandor, kepala tukang dan lain sebagainya

25
dan juga dalam biaya peralatan dan equipments dalam konstruksi juga lebih kompleks dan tidak
sesederhana akuntansi biasa/regular.

4. Ditanya oleh Indri Puspita Dewi ( 182102039 ) :


Apa saja layanan yang akan didapatkan pelanggan dari perusahaan konstruksi atau kontraktor
jika sudah melakukan perjanjian kontrak ?
Dijawab oleh Adrian Johannes Pardosi (182102057) dan Marhasak JMAV Aroean
(182102058 ):
Pelanggan yang mempunyai program ataupun kepentingan membangun suatu project akan
mencari para kontraktor /perusahaan konstruksi yang dapat mendukung dan memenuhi segala
kebutuhan akan project yang akan dibuat tersebut. Seperti konsultasi,tenaga kerja, desain, produk
dan bahan fisik/material, jasa alat berat,dll. Sehingga pelanggan dapat menyesuaikan dan
memilih kontraktor mana yang sesuai dengan kebutuhan ataupun keahlian yang dibutuhkan
terhadap project tersebut.

26
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2010. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34:
Kontrak Konstruksi (Revisi 17 Desember 2010). Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia.

Mr.Jak. “Metode Pengakuan Pendapatan Dan Biaya Kontrak Konstruksi”. Diakses dari
http://jurnalakuntansikeuangan.com/2011/10/metode-pengakuan-pendapatan-dan- biaya-kontrak-
konstruksi/ pada 10 Oktober .

Dwi Martani. “PSAK 34-kontrak konstruksi Revisic”. Diakses dari


https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/PSAK-34-Kontrak-Konstruksi-IAS-
pada 10 Oktober 2020.

Widjaya, Karya.2016.Pengenalan Tentang Perusahaan Wijaya Karya.


https://id.wikipedia.org/wiki/Wijaya_Karya Diakses pada tanggal 14 Oktober 2020.

Sugi Priharto.2019 “ Mengenal Lebih Jauh Akuntansi Untuk Perusahaan Konstruksi” .Diakses
dari https://cpssoft.com/blog/akuntansi/akuntansi-perusahaan-konstruksi/ pada 14 Oktober 2020

Tim Edu Saham.2019 “ Perusahaan subsector konstruksi yang terdaftar di BEI” .Diakses dari
https://www.edusaham.com/2019/04/perusahaan-subsektor-konstruksi-bangunan-yang-terdaftar-
di-bei.htm pada 25 oktober 2020.

Martina.2019 “Jenis jenis biaya dalam proyek yang perlu anda ketahui” .Diakses dari
https://ukirama.com/blogs/jenis-jenis-biaya-dalam-proyek-yang-perlu-anda-tahu-biaya-
overhead-salah-satunya pada 25 Oktober 2020.

Annetly Ngabito.2019 “ Standar Akuntansi Baru PSAK 71,72,dan 73. Dan berlaku pada tahun
2020”. Diakses dari https://www.pwc.com/id/en/media-centre/pwc-in-news/2019/indonesian/standar-
akuntansi-baru-berlaku-2020.html
pada 25 Oktober 2020.

27
Business Insight.2019 “ Emiten Properti dan Konstruksi siap implementasikan PSAK 71,72 dan
73” .Diakses dari https://insight.kontan.co.id/news/emiten-properti-konstruksi-siap-
implementasikan-psak-71-72-dan-73 pada 25 Oktober 2020.

PT.Wijaya Karya. “Laporan keuangan tahunan PT.Wijaya karya”.Diakses dari https://investor-


id.wika.co.id/financials.html pada 25 Oktober 2020.

28
Bukti Pengiriman Hasil Revisi Makalah Dan Powerpoint ke Email Ibu Dosen
rina.bukit@gmail.com pada 2 November 2020 dari adrianpardos84@gmail.com

29
Dosen Pengajar :
Dr.Rina Br.Bukit, SE,M.Si,Ak.,C.A

Disajikan oleh Group-3 :


- Adrian Johannes Pardosi (182102057)
- Marhasak JMAV Aroean (182102058)
- Andryanus Sembiring (182102064)
- Deo M.T. Sembiring (182102040)
Konstruksi & Akuntansi Konstruksi

❖ Konstruksi
• Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana.
• Bangunan dikelompokkan kedalam 4 jenis :
- Bangunan Gedung
- Bangunan Transportasi
- Bangunan Air
- Bangunan Khusus

❖ Akuntansi Konstruksi
Suatu entitas akuntansi yang melakasanakan pembangunan aset tetap untuk dipakai dalam penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan dan/atau masyarakat dalam suatu jangka waktu tertentu (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71
Tahun 2010).

❖ Karakteristik Akuntansi Konstruksi


• Bersifat mobile
• Menggunakan metode persentase penyelesaian
• Secara signifikan lebih kompleks dari kebanyakan bisnis
Perbedaan Akuntansi Konstruksi dan Akuntansi Biasa

❖ Penjualan

Bisnis reguler bertanggung jawab atas penjualan dan biasanya menawarkan 1-5 kategori produk dan layanan. Bisnis konstruksi
menawarkan lebih banyak kategori layanan

❖ Harga Pokok Penjualan

Bisnis reguler hanya mencatat biaya produk yang dijual. Dalam akuntansi konstruksi, tidak pernah sesederhana itu.

❖ Biaya Overhead

Dalam bisnis reguler, perbedaan antara Harga Pokok Penjualan dan Overhead sangat jelas, tetapi ini tidak terjadi pada konstruksi.
Banyak barang yang disebut “Overhead” masuk dalam kategori “Harga Pokok Penjualan” karena dalam bisnis konstruksi, kedua hal
ini terhubung langsung ke proyek pelanggan.

❖ Break Even Point

Dalam bisnis reguler, hubungan langsung antara pendapatan dan pengeluaran membuat titik impas sangat mudah untuk dihitung.
Namun dalam konstruksi, ada terlalu banyak kategori barang untuk mudah dipahami bagaimana mencapai titik impas pada suatu
proyek.
PSAK Yang Berkaitan Dengan Akuntansi Konstruksi

PSAK 34- Kontrak Konstruksi


Kontrak Konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu aset
atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal
rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan.
Karakteristik Kontrak Konstruksi

❖ Penentuan perlakuan dalam kontrak konstruksi dibagi menjadi 2 :


• Kontrak Tunggal adalah kontrak pengadaan barang /jasa yang membebani di satu tahun anggaran.
Misalnya : hanya kontrak untuk membangun rumah saja ,jembatan,bendungan,jalan,terowongan,dll.
• Kontrak Yang Sifatnya Rumit adalah satu proyek yang terpecah pecah menjadi beberapa kontrak dimana
aktivitasnya saling terkait.
Misalnya: Proyek pembangunan kilang minyak dan pabrik.

❖ Rumusan kontrak konstruksi dibagi menjadi 2 :


• Kontrak Harga Tetap ,dengan syarat bahwa kontraktor telah menyetujui nilai kontrak yang telah ditentukan,
atau tarif tetap yang telah ditentukan per unit output, yang dalam beberapa hal tunduk pada ketentuan-ketentuan
kenaikan biaya.
• Kontrak Biaya-plus ,yang mana kontraktor mendapatkan penggantian untuk biaya-biaya yang telah diizinkan
atau telah ditentukan ditambah imbalan dengan presentase terhadap biaya.
Segmentasi Kontrak Konstruksi

Segmentasi
Kontrak

Terpisah Gabungan Tambahan

Terpisah Gabungan Tambahan


• Setiap aset telah dinegosiasikan • Kelompok kontrak tersebut • Aset tambahan tersebut berbeda
secara terpisah serta kontraktor dinegosiasikan sebagai satu paket secara signifikan dalam rancangan,
dan pelanggan dapat menerima • Setiap aset telah dinegosiasikan teknologi atau fungsi dengan aset
atau menolak bagian kontrak secara terpisah serta kontraktor yang tercakup dalam kontrak
yang berhubungan dengan dan pelanggan dapat menerima semula
masing-masing aset tersebut. atau menolak bagian kontrak • Harga aset tambahan tersebut
• Proposal terpisah telah diajukan yang berhubungan dengan dinegosiasikan tanpa memerhatikan
untuk setiap aset masing-masing aset tersebut harga kontrak semula
Pendapatan Kontrak
Pendapatan kontrak terdiri dari:
❖ Nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak
Diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima. Pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi oleh
beragam ketidakpastian yang bergantung pada hasil dari peristiwa di masa depan.

❖ Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif


Suatu instruksi yang diberikan pelanggan mengenai perubahan dalam lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan
kontrak. Yang dapat menimbulkan peningkatan atau penurunan dalam pendapatan kontrak.

➢ Penyimpangan ➢ Klaim ➢ Insentif


Instruksi yang diberikan pelanggan Jumlah yang diminta kontraktor Tambahan yang dibayarkan kepada
mengenai perubahan dalam lingkup kepada pelanggan atau pihak lain kontraktor apabila standar-standar
pekerjaan yang akan dilaksanakan sebagai penggantian untuk biaya- pelaksanaan yang telah ditentukan
berdasarkan kontrak. biaya yang tidak termasuk dalam nilai telah terpenuhi atau dilampaui.
kontrak.
Biaya Kontrak

Biaya kontrak terdiri dari :


• Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu
-Biaya pekerja lapangan
-Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi
-Penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dalam kontrak,dll.

• Biaya yang dapat distribusikan pada aktivitas kontrak secara umum dan dapat dialokasikan pada kontrak tersebut.
-Asuransi
-Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan dengan kontrak tertentu; dan
-Overhead konstruksi,dll.

• Biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan ke pelanggan sesuai isi kontrak.
-Biaya administrasi umum yang penggantiannya tidak ditentukan dalam kontrak
-Biaya pemasaran umum
-Biaya riset dan pengembangan yang penggantiannya tidak ditentukan dalam kontrak
Standar Akuntansi Yang Berkaitan Dengan Konstruksi

PSAK 72- Pendapatan dari kontrak dengan Pelanggan


Mengubah cara pengakuan pendapatan kontrak yang tadinya rigid (rule based) menjadi berbasis prinsip
(principle based). Pengakuan pendapatan kontrak, misalnya, sekarang tidak berdasarkan besaran uang
muka yang sudah diterima. Pengakuan pendapatan bisa dilakukan secara bertahap sepanjang umur
kontrak (over the time) atau pada titik tertentu (at a point of time).
PT. Wijaya Karya

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)


Salah satu perusahaan konstruksi milik Pemerintah Indonesia. WIKA didirikan berdasarkan UU no. 19 tahun 1960 junto PP. no.
64 tahun 1961 tentang Pendirian PN “Widjaja Karja” tanggal 29 Maret 1961. Berdasarkan PP ini juga, perusahaan konstruksi
milik Belanda, dilebur ke dalam PN Widjaja Karja Pada tahun 1972, Widjaja Karja resmi diubah namanya menjadi PT Wijaya
Karya (Persero).

Sejarah Wijaya Karya


• Dimulai sebagai sub-kontraktor, di akhir 1960-an WIKA berkembang menjadi pemborong pemasangan jaringan listrik
tegangan rendah, menengah, dan tinggi. Di awal tahun 1970, WIKA memperluas usahanya menjadi perusahaan kontraktor
sipil dan bangunan perumahan.
• Perusahaan memasuki babak baru pada 20 Desember 1972. Melalui Akta No. 110, dibuat di hadapan Notaris Djojo Muljadi,
perusahaan berubah status menjadi Perseroan Terbatas Wijaya Karya (Persero).
• WIKA selalu melakukan terobosan. Berevolusi menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi melalui pengembangan
sejumlah anak perusahaan. Di antaranya WIKA Beton, WIKA Intrade, dan WIKA Realty.
Anak Perusahaan PT. Wijaya Karya
❖ PT. Wijaya Karya Beton ( WIKA Beton )
Perusahaan ini bergerak dalam konstruksi mencetak beton.

❖ PT. Wijaya Karya Realty ( WIKA Realty)


Perusahaan ini bergerak dalam pengelolahan properti yang meliputi layanan konsultasi , perencanaan, layanan kontruksi dan
pembukaan lahan.

❖ PT.Wijaya Industri dan Konstruksi ( WIK )


Perusahaan ini bertujuan untuk meningkatkan perhatian pada manajemen bisnis,untuk lebih mandiri dan untuk menghasilkan
kinerja perusahaan yang lebih baik.

❖ PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung ( WEGE )


Perusahaan bergerak dibidang pembangunan dan pemeliharaan gedung hunian dan non hunian.

❖ PT. Wijaya Karya Rekayasa dan Konstruksi ( WRK )


Perusahaan ini bergerak di bidang erection dan installation mekanikal elektrikal & Power Plant.

❖ PT.Wijaya Karya Bitumen


Perusahaan ini bergerak dalam bidang pertambangan Aspal Buton
Contoh Penerapan Metode Persentase Penyelesaian
• PT. Wijaya Karya menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan informasi dicatatan atas laporan keuangan
untuk mengakui pendapatan konstruksi. Menurut metode ini pendapatan kontrak dihubungkan dengan biaya kontrak
sehingga pendapatan , beban dan laba dapat diatribusikan menurut penyelesaiaan pekerjaan secara proporsional.

• PT. Wijaya Karya adalah kontraktor. Tanggal 2 Januari 2012 memperoleh kontrak mengerjakan pembangunan hunian
Aroean Luxury Residence di Tangerang dari PT. Kasahram. Kondisi kontrak disepakati sebagai berikut:

Nilai Kontrak = Rp 10,000,000,000 (Dokumen internal PT. Wijaya Karya berupa rancanagan anggaran biaya menunjukan
angka Rp 7,500,000,000).
Lamanya waktu pengerjaan adalah 3 tahun, bangunan di serahkan paling lambat tanggal 28 Desember 2014 dengan rencana
tahapan penyelesaian pekerjaan sebagai berikut:
Akhir Semester I 2012 : 10%
Akhir Semester II 2012 : 30%
Akhir Semester I 2013 : 50%
Akhir Semester II 2013 : 70%
Akhir Semester I 2014 : 90%
28 Desember 2014 : 100%
• Pencairan pembayaran dilakukan secara bertahap mengikuti perkembangan penyelesaian pekerjaan. Untuk menentukan perkembangan
penyelesaian pekerjaan, pihak PT. Kasahram bersama-sama PT. Wijaya Karya akan melakukan inspeksi lapangan. Kontrak telah
disahkan dalam perjanjian yang dibuat di hadapan seorang notaris.
Jika diterjemahkan ke dalam estimasi maka rencana biaya dan pendapatan atas kontrak dengan PT. Kasahram akan menjadi sebagai
berikut:
Estimasi Pendapatan :
Akhir Semester I 2012 : 10% x 10.000.000.000 = 1.000.000.000
Akhir Semester II 2012 : (30% - 10%) x 10.000.000.000 = 2.000.000.000
Akhir Semester I 2013 : (50% - 30%) x 10.000.000.000 = 2.000.000.000
Akhir Semester II 2013 : (70% - 50%) x 10.000.000.000 = 2.000.000.000
Akhir Semester I 2014 : (90% - 70%) x 10.000.000.000 = 2.000.000.000
28 Desember 2014 : (100% - 90%) x 10.000.000.000 = 1.000.000.000
Total Estimasi Pendapatan =10.000.000.000

Estimasi Biaya Kontrak :


Akhir Semester I 2012 : 10% x 7.500.000.000 = 750.000.000
Akhir Semester II 2012 : (30% - 10%) x 7.500.000.000 = 1.500.000.000
Akhir Semester I 2013 : (50% - 30%) x 7.500.000.000 = 1.500.000.000
Akhir Semester II 2013 : (70% - 50%) x 7.500.000.000 = 1.500.000.000
Akhir Semester I 2014 : (90% - 70%) x 7.500.000.000 = 1.500.000.000
28 Desember 2014 : (100% - 90%) x 7.500.000.000 = 750.000.000
Total Estimasi Biaya Kontrak = 7.500.000.000
Contoh Transaksi
Misalnya: Tanggal 10 Januari 2012, PT. Wijaya Karya membeli bahan bahan bangunan (besi, semen, pasir,
kapur, batu koral , batu bata) sebesar Rp. 210.000.000.000 . Atas pembelian ini tidak dicatat sebagai biaya
melainkan diakumulasikan ke dalam akun ‘Pekerjaan Dalam Proses’, dengan jurnal:
(D). Construction in progress Rp. 210.000.000
(C). Cash Rp. 210.000.000
Katakanlah tanggal 25 Januari 2012, PT. Wijaya Karya membayar upah mandor pengawas dan upah buruh
bangunan sebesar Rp 240,000,000 untuk 6 bulan (semester). Inipun diakumulasikan ke dalam akun ‘Pekerjaan
Dalam Proses’ dengan jurnal:
(D). Construction in progress Rp 240.000.000
(C). Cash Rp 240.000.000

Bagaimana laporan keuangan PT. Wijaya Karya di akhir Semester I Januari 2012?
Jika mengikuti PSAK 34, maka estimasi pendapatan dan estimasi biaya PT. Wijaya Karya sudah bisa dijadikan
dasar untuk melakukan pengakuan pendapatan dan biaya. Sehingga akun ‘Pekerjaan Dalam Proses’ sudah bisa
dipindahkan ke akun biaya dengan jurnal:
(D). Construction expenses Rp 450.000.000
(C). Construction in progress Rp 450.000.000
Catatan: Dengan jurnal ini, maka saldo akun ‘Pekerjaan Dalam Proses’ akan menjadi nol dan timbul saldo
baru di akun ‘Biaya Kontrak Konstruksi’).
Bagaimana pengakuan pendapatannya? Diproporsionalkan. Dihitung dengan menggunakan rasio perbandingan
antara biaya yang sungguh-sungguh terjadi dengan estimasi biaya tahap pertama. Dalam contoh kasus ini:
= Kenyataan Biaya/Estimasi Biaya sampai Akhir Semester I 2012
= Rp 450.000.000/750,000,000 = 60%

Pendapatan yang diakui = 60% x Estimasi Pendapatan sampai Akhir Semester I 2012
Pendapatan yang diakui = 60% x Rp 1.000.000.000 = Rp 600.000.000.

Jurnal pengakuan pendapatannya menjadi:

(D). Account Receivable - PT. Kasahram Rp 600.000.000


(C). Construction Revenues Rp 600.000.000

Sehingga besarnya laba yang diakui untuk Akhir Semester I 2012 adalah 600.000.000 – 450.000.000 = Rp
150.000.000
Stay safe Have a nice day

Thank You

Anda mungkin juga menyukai