Anda di halaman 1dari 10

PENGESAHAN

Karya tulis ini diterima oleh pembimbing pada :


Hari :
Tanggal :

Pembimbing

Dra.Badriyah
NIP.196405202003122002
MOTTO
 Jika mengalami kegagalan dalam berusaha, janganlah mudah berputus
asa.
 Orang akan lebih menjadi terampil dalam mencipta siswajika orang itu
mau berusaha.
 Jika orang pandai, semakin berilmu semakin merendahkan diri. Setiap
akan melakukan pekerjaan hendaknya didahului dengan niat dalam hati.

Kami Persembahkan kepada


Ayah Ibu tersayang
Kakak Adik tercinta
Pembaca yang budiman
Yang tak
pernah kering
dari doa
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Halaman Kata Pengantar
Halaman Motto dan Persembahan
Halaman Daftar isi
Kata Pengantar
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2Tujuan Penulisan
1.3 Maqnfaat Penulisan
1.4 Metode penulisan
1.5 Pembatasan masalah
1.6 Sistematika penulisan
BAB II Teknik Pemrosesan Pencipta Puisi untuk siswa SMP
11.1 Proses konsentrasi
11.2 Proses intensifikasi
11.3 Proses Pengimajian teknik
11.4 Langkah-langkah mencipta puisi siswa SMP
BAB III Penutup
11.1 Simpulan
11.2 Saran
Lampiran...
Daftar pustaka
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan karya tukis ilmiah sederhana yang
berjudul “TEKNIK PENCIPTAAN PUISI” untuk siswa SMP Tahun
Pelajaran 2013/2014 dalam penyusun kaya ilmiah sederhana ini.
penyusun banyak dapat bimbingan, saran dan arahan yang tak terhingga
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima
kasih kepada yang terhormat
1. Bapak Drs.Supriyono,Selaku kepala sekolah
2. Ibu Dra.Badriyah, Selaku guru pembimbing karya 1
3. Bapak Abdul Karim S.Pd, Selaku wali kelas 9F
4. Bapak Ibu guru serta karyawan AMP N 13 Pekalongan

Penyusun menyadari bahwa didalam laporan ini masih jauh


sempurna oleh karena itu, segala saran, kritik dan masukan yang
bertujuan untuk memperbaiki laporan ini, penyusun menerima
dengan senang hati. Hanyalah doa yang penyusun sampaikan semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan pendidikan
khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP.

Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Salah satu bentuk karya sastra yang sangat baik untuk
dipelajari adalah puisi. Bahwa menurut Slamet Mulyana, puisi adalah
sintetis dari pelbagai peristiwa bahasa yang telah tersaring semurni-
murninya dan pelbagai proses jiwa yan mencari hakikat
pengalamannya serta tersusun dan sistem karespondensi dalam
sebuah satu bentuk, menurut William Worsworth adalah kata-kata
terbaik dalam susunan terbaik sedangkan menurut Mathew Arnald
adalah kritikan kehidupan

Puisi terbentuk dari segi fisik (formal) dan batin isi, yang
termasuk segi fisik (formal) yaitu dengan menggunakan larik, bait,
rima dan ritma sedangkan yang termasuk segi batim (isi) yaitu terdiri
dari tema, amanat, nada dan suasana. Beberapa siswa mengalami
kesulitan dalam pencipta puisi dalam pemrosesan puisi dan lain-lain.

Maka dalam penyusunan karya ilmiah sederhana ini akan


akan membahas pemrosesan penciptaan puisi yang terdiri dari segi
proses konsentrasi segi proses intenfikasi, segi proses pengimajian
dan langkah-langkah teknik penciptaan puisi untuk siswa SMP dan
serta pada bagian akhir dari ditampilkan beberapa puisi sebagai
bahan acuan untuk berlatih menciptakan puisi.

2.2 Tujuan Penulisan


 Tugas mencipta karya ilmiah sederahana ini sebagai tugas
akhir kelas IX
 Agar kita mempu mencipta puisi untuk memperluas wawasan
kehidupan
 Untuk mencipta nilai-nilai sastra yang berguna
1.3 Manfaat Penulisan
Untuk mencipta/menumbuhkan nilai-nilai sastra pada diri
seseorang yang dijadikan sebagai pedoman untuk membuat/menciptakan
karya sastra yang sangat berkualitas tinggi serta bermanfaat dikehidupan
di masyarakat.

BAB II TEKNIK PEMROSESAN PENCIPTA


PUISI UNTUK SISWA SMP

2.1 Proses konsentrasi

Konsentrasi berarti pemusatan seorang penulis akan mengalami


proses konsentrasi dalm menciptakan puisinya. Dalam proses
konsentrasi, setipa komponen dalam puisi harus terpusat, tertumpu, dan
terfokus pada satu permaslahan atau satu kesan proses konsentrasi
terlihat dalam pemilihan kata, penyusun larik, dan pembentukan bait
yang diperhitungkan dengan cermat untuk mengungkapkan satu
permasalahan atau satu kesan. Oleh karena itu, pemakaian kata dalam
setiap puisi selalu cermat dan padat, tidak ada satu kata pun yang
mubazir. Bahkan, dengan sengaja penulis melakukan pelanggaran
terhadap kaidah bahasa tertentu (lisentia poetica) untuk
mengonsentarasikan puisinya pada satu permaslahan atau satu kesan.
Akibat dari proses konsentrasi. Dalam karya puisi sering
ditemukan penghilangan imbuhan, kata depan, dan tanda baca. Hal ini
sangat bebrbeda dengan karya bukan puisi. Dalam cerpen atau drama
misalnya, dapat ditemukan permasalahan sampingan (anak tema)
sebagai penunjang permasalahan utama. Selain itu, pemakaian kata,
kalimat, dan kaidah bahasa juga harus utuh dan benar .

Marilah kita lihat puisi-puisi “Karangan Bunga” Taufik Ismail


dimuka. Puisi itu hanya terpusat satu permasalah saja, yaitu adanya tiga
anak kecil yang menyerahkan karangan bunga pada suatu sore di
salemba. Begitu pula dengan puisi-puisi lainnya.

2.2 Proses Intensifikasi


Proses Intesifikasi adalah proses pengungkapan satu
permaslahan secara mendalam, mendasar, dan substansial. Semua
komponen yang ada dalam puisi saling menunjang dalam pengungkapan
tersebut. Pada puisi-puisi yang telah kita kutip diatas, semua permaslah
diungkapkan secara intens dan mendalam sebagai hasil dari suatu
perenungan atau kotemplasi.

Mungkin saja seorang penyair tergugah dengan tema yang


sederhana, bukan tema yang besar, tetapi oleh penyairnya diungkapkan
secara intens dan mendalam. Sebagai contoh adalah puisi karya
Yudhistira Ardi Nugraha yang berjudul “Sajak Sikat Gigi”. Pada puisi
tersebut, masalah yang diungkapkan hanyalah sederhana, tetapi
diungkapkan secara intens dan mendalam sehingga menimbulkan kesan
tersendiri bagi pembacanya.
SAJAK SIKAT GIGI
Seorang lupa menggosok giginya sebelum tidur
Didalam tidurnya ia bermimpi
Ada sikat gigi menggosok-nggosok mulutnya supaya terbuka
Ketika ia bangun di pagi hari
Sikat giginya tinggal sepotong
Sepotong yang hilang itu agaknya
Tersesat dalam mimpinya dan tak bisa kembali
Dan ia berpendapat bahwa kejadian itu
Terlalu berlebih-lebihan

Yudhistira Ardi Nugraha

2.3 Proses Pengimajian


imaji berarti juga citra. Jadi, pengimajian disebut juga pencitraan.
Pencitraan berarti pembentukan gambaran tentang sesuatu di dalam
pikiran. Sebuah puisi mencerminkan pengimajian. Artinya semua
komponen puisi mulai dari rima,ritma, lari, dan pilihan kata yang
berfungsi untuk membangun suatu imaji atau gambaran tertentu yang
tebentuk dalam pikiran pembaca.

Penyair membentuk imaji dengan menggunkan kata konkret dan


khas, majas dan indiom, serta gaya bahasa tertentu. Menurut S. Efendi
dalam bukunya Bimbingan Apresiasi pusi, pengimajian adalah
penggunaan kata yang konkret dan khas. Penataan kata-kata dalam larik
dan bait dilakukan sedemikian rupa sehingga menggugah timbulnya
imaji.
Selain menggunakan kata-kata yang khas dan konkret, penyair
sering membentuk imaji dengan menggunakan kata majas. Perhatikan
contoh-contoh penggunaan majas untuk proses pengimajian dalam
petika puisi berikut ini.

a. Aku ini binatang jalang


Dari kumpulannya terbuang
(“AKU”, Chairil Anwar)
b. Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela dimalam gelap
..............................................
Engkau pelik menari ingin
Serupa dara di balik tirai
(“PADAMU JUA”, Amir Hamzah)
c. Lagu pekerja malam
Lagu tiang-tiang besi
(“LAGU PEKERJA MALAM”, Gunawan
Muhammad)
1.

Anda mungkin juga menyukai