Anda di halaman 1dari 8

Biaya Riset dan Pengembangan : Definisi, Komponen, Pengakuan, Amortisasi serta

Pengungkapan atas Laporan Keuangannya

Zaid Muhammad Rasid Safari

Telkom University. Email: zaidmrasids@student.telkomuniversity.ac.id

Abstrak
Riset adalah penelitian untuk menghasilkan inovasi baru, sedangkan pengembangan adalah
pengaplikasian atas riset yang telah dilakukan, kegiatan ini menghasilkan biaya yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan. Biaya riset dan pengembangan merupakan biaya-biaya yang keluar atas aktivitas atau
kegiatan riset dan pengembangan yang dikeluarkan oleh perusahaan didalam satu periode akuntansi.
Riset dan pengembangan berguna untuk menghasilkan masa manfaat dimasa yang akan datang atas
aktivitas penelitian, riset dan pengembangan dimasa lalu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen-komponen apa saja yang termasuk
kedalam biaya riset dan pengembangan, bagaimana pengakuan biaya riset dan pengembangan, kriteria
yang harus dipenuhi saat biaya pengembangan akan diakui sebagai aktiva, amortisasi dan penurunan nilai
atas biaya pengembangan, serta pengungkapan laporan keuangan atas biaya riset dan pengembangan.
Kesimpulan dari penelitian mengungkapkan bahwa biaya-biaya yang keluar dari aktivitas riset
dan penelitian merupakan komponen-komponen biaya riset dan penelitian, biaya riset akan diakui
sebagai beban saat terjadinya dan biaya pengembangan akan diakui sebagai aktiva saat terjadinya apabila
memenuhi kriteria-kriteria dapat diakui sebagai aktiva, amortisasi dilakukan apabila biaya pengembangan
diakui sebagai aktiva dan pengungkapan laporan keuangan atas biaya riset dan pengembangan harus
meliputi: kebijakan akuntansi atas biaya riset dan pengembangan, metode akuntansi dan tingkat masa
manfaat biaya riset dan pengembangan.
Kata Kunci : Biaya Riset dan Pengembangan , Pengembangan, Riset
Pendahuluan
Perusahaan manufaktur dituntut dan diharuskan untuk mengembangkan produknya agar
lebih inovatif dan menopang kebutuhan zaman, produk yang dihasilkan oleh perusahaan
manufaktur harus mampu menjawab kebutuhan dan berevolusi dari tahun ke tahun agar bisa
bertahan dari perkembangan zaman dan bersaing dengan kompetitor, aktivitas riset dan
pengembangan sangat penting untuk dilakukan agar perusahaan dapat menopang
kebutuhannya. Definisi biaya riset dan pengembangan adalah biaya yang timbul atas aktivitas
riset dan pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan. Biaya yang dikeluarkan untuk
penelitian, biaya pengembangan atas pilot project, biaya untuk pembelian literatur/referensi
untuk keperluan riset dan pengembangan dan biaya untuk mendaftarkan paten merupakan
cakupan dari biaya riset dan pengembangan (Soemohadiwidjojo, 2017).

Riset dan pengembangan pada hakekatnya dilakukan agar perusahaan mendapatkan


pengetahuan baru atas inovasi yang dilakukan dan dapat dilakukan pengimplementasiannya
untuk mendapatkan laba dan keuntungan maksimal bagi perusahaan. terdapat beberapa kasus
atas penggunaan biaya riset dan pengembangan oleh perusahaan, dalam penelitian yang
dilakukan oleh (Sayidah, 2004) diungkapkan bahwa perusahaan akan mendapatkan manfaat
bersih apabila mengungkapkan biaya riset dan pengembangan, menurut penelitian (Listyorini,
2003) diungkapkan bahwa manfaat informasi keuangan dapat ditingkatkan apabila perusahaan
mampu mengatasi trade off antara relevance dan reliability dengan melakukan kapitalisasi biaya
riset dan pengembangan, menurut penelitian (Mariadi, Sutrisno, & Rosidi, 2012) disimpulkan
bahwa perataan laba dan menghindari terjadinya pelanggaran kontrak utang adalah dua motivasi
manajemen laba yang dipengaruhi oleh kapitalisasi biaya riset dan pengembangan, menurut
penelitian (Agung & Majidah, 2015) disimpulkan bahwa biaya riset dan pengembangan serta
pemilihan metode akuntansi untuk biaya riset dan pengembangan berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas pada sektor perusahaan manufaktur periode 2011-2013.

Berdasarkan hasil penelitian yang disebutkan sebelumnya, peneliti tertarik untuk


melakukan penelitian atas biaya riset dan pengembangan lebih lanjut mengenai biaya riset dan
pengembangan yang meliputi, komponen-komponen biaya apa saja yang termasuk biaya riset
dan pengembangan, bagaimana pengakuan biaya riset dan pengembangan, kriteria-kriteria apa
saja yang membuat biaya pengembangan dapat diakui sebagai aktiva, bagaimana amortisasi dan
penurunan nilai biaya pengembangan dan bagaimana pengungkapan laporan keuangan atas
biaya riset dan pengembangan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
khususnya bagi perusahaan dalam melakukan eksekusi atas penanganan biaya riset dan
pengembangan di perusahaannya.

Tinjauan Pustaka

a. Riset dan pengembangan


Menurut buku yang diterbitkan oleh warta ekonomi dan senat mahasiswa universitas
indonesia (Senat Mahasiswa Universitas Indoensia, Warta Ekonomi, 1996), riset didefinisikan
sebagai penelitian yang asli dan terencana, yang pelaksanaannya mengharap atas perolehan
hasil pengetahuan dan pemahaman teknis atau ilmiah yang baru, sedangkan pengembangan
adalah pengaplikasian hasil dari riset atau ilmu lain kedalam suatu rencana atau prototype untuk
mendapatkan output suatu praktik, jasa atau sistem, sebelum dimulainya proses produksi
komersial atau pemakaian produk.
Riset dan pengembangan juga didefinisikan sebagai suatu proses tata cara terstruktur
atas penentuan kebutuhan pelanggan dan menuangkan berbagai kebutuhan itu kedalam teknis
yang dapat dicapai, dimana area-area fungsionalitas dan organisasi dapat mengerti dan
melakukan tindakan, mencakup juga atas pemeriksaan dan pengendalian yang tepat dari proses
produksi menuju tujuan yang diinginkan (Gaspersz, 2005).
Riset dan pengembangan adalah proses penting bagi perusahaan karena akan menunjang
perusahaan dalam mencapai goals atau tujuan yang dituju, karena sasaran utama riset dan
pengembangan adalah menghasilkan produk yang bermutu yang dapat diterima oleh
masyarakat.
Menurut PSAK no 20 Revisi tahun 2000 tentang Biaya Riset dan Pengembangan no 5, riset
merupakan penelitian asli dan terjadwal yang pelaksanaannya mengharapkan perolehan atas
pengetahuan dan pemahaman ilmu yang baru, sedangkan pengembangan adalah pengaplikasian
atas riset kedalam suatu prototype untuk mendapatkan hasil berupa material, alat, barang,
proses, sistem atau jasa, sebelum dimulai nya proses produksi dan pemakaian. Identifikasi jenis
kegiatan riset dan pengembangan sulit dilakukan karena tergantung pada jenis bisnis apa yang
dilakukan perusahaan dan jenis proyek apa yang dilaksanakan. Beberapa contoh dari kegiatan
riset adalah kegiatan agar menghasilkan ilmu baru, penelitian lanjutan atas kemungkinan
pengaplikasian hasil riset serta penelitian untuk menemukan hal baru atas produk dan proses;
sedangkan beberapa contoh kegiatan pengembangan adalah kegiatan dalam mengevaluasi
alternatif produk atau proses produksi produk, rancangan model sebelum di produksi, rancangan
dan pengujian atas peralatan yang menggunakan teknologi baru dan rancangan konstruksi atas
pabrik baru yang skala ekonominya kecil untuk produksi komersial.
b. Biaya riset dan pengembangan
Menurut (Soemohadiwidjojo, 2017) biaya riset dan pengembangan adalah biaya-biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan atas aktivitas riset dan pengembangan selama satu tahun,
yang mencakup: biaya untuk penelitian, biaya untuk pengembangan pilot project, biaya
pembelian literatur/referensi untuk riset dan pengembangan serta biaya pendaftaran paten.
Menurut PSAK no 20 Revisi tahun 2000 tentang Biaya Riset dan Pengembangan no 10,
definisi biaya riset dan pengembangan adalah biaya yang mencakup secara langsung
pendistribusian ke kegiatan riset dan pengembangan menurut dasar yang wajar.

Pembahasan

a. Komponen biaya riset dan pengembangan


Menurut PSAK no 20 Revisi tahun 2000 tentang Biaya Riset dan Pengembangan no 11,
komponen biaya riset dan pengembangan adalah biaya yang berhubungan dengan upah atas
pegawai yang ikut andil dalam kegiatan riset dan pengembangan, biaya material dan jasa yang
digunakan dalam kegiatan riset dan pengembangan, biaya atas penyusutan alat-alat dan
peralatan yang digunakan dalam aktivitas riset dan pengembangan, biaya overhead yang
digunakan dalam aktivitas riset dan pengembangan, biaya amortisasi paten dan lisensi apabila
aktiva-aktiva tersebut digunakan dalam aktivitas riset dan pengembangan.
Secara garis bersar biaya riset dan pengembangan merupakan semua biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan atas aktivitas yang berhubungan langsung dengan riset dan
pengembangan. Perusahan dapat mengakui biaya-biaya yang dikeluarkan atas kebutuhan riset
dan pengembangan sebagai biaya riset dan pengembangan.
b. Pengakuan biaya riset dan pengembangan
PSAK no 20 Revisi tahun 2000 tentang Biaya Riset dan Pengembangan no 13 menjelaskan
bahwa biaya riset akan diakui sebagai beban dalam periode akuntansi saat terjadinya, karena
sifat riset yangtidak pasti akan menghasilkan manfaat ekonomi dimasa depan atas aktivitas riset
dengan biaya yang dikeluarkannya di masa lampau. Biaya riset harus diakui sebagai beban
diperiode berjalan dan tidak boleh diakui sebagai aktiva di periode selanjutnya. Sedangkan biaya
pengembangan akan diakui sebagai aktiva apabila meningkatkan probabilitas untuk
meningkatkan manfaat ekonomi dimasa yang akan datang dengan beberapa syarat yang harus
dipenuhi, syarat-syarat tersebut adalah :
1. Dapat ditunjukannya kelayakan teknis dari produk atau proses
2. Produk atau proses tersebut akan digunakan, dipasarkan atau diproduksi oleh perusahaan
3. Dapat ditunjukannya kegunaan produk atau proses bagi perusahaan
4. Dapat ditunjukannya ketersediaan dan kecukupan sumber daya produk untuk diselesaikan,
digunakan ataupun dipasarkan.
c. Amortisasi dan penurunan nilai biaya pengembangan
Biaya pengembangan yang diakui sebagai aktiva harus diamortisasi. Amortisasi dilakukan
pada saat produk sudah tersedia untuk dijual atau digunakan, umumnya masa manfaat aset tidak
berwujud adalah 20 tahun sejak tanggal aset siap untuk digunakan. Apabila perusahaan
menetapkan masa manfaat aset ini melebihi umur ekonomis secara umumnya (20 tahun) maka
perusahaan wajib menjelaskan faktor-faktor penting untuk menjelaskan mengapa menentukan
masa manfaat aset dengan nilai yang ditentukan tidak secara umum. Perusahaan juga harus
memperhatikan beberapa poin dalam pengakuan biaya pengembangan sebagai manfaat
ekonomi, yaitu :
1. Manfaat dari penjualan atau pendapatan suatu produk atau proses
2. Jangka waktu pengharapan atas penjualan atau penggunaan produk atau proses
Biaya pengembangan harus dilakukan penurunan nilainya apabila saldo belum
diamortisasi dan tidak ada kemungkinan untuk pemulihan atas pengharapan masa manfaat.
Jumlah penurunan nilai harus diakui sebagai beban didalam periode berjalan atau saat
penghapusan terjadi.

d. Pengungkapan laporan keuangan atas biaya riset dan pengembangan


Pengungkapan biaya riset dan pengembangan pada laporan keuangan harus berisi :

1. Kebijakan akuntansi perusahaan atas biaya riset dan pengembangan


2. Beban atas pengakuan biaya riset dan pengembangan didalam periode berjalan
3. Metode amortisasi dan masa manfaat/tingkat amortisasi yang digunakan
4. Rekonsiliasi atas saldo biaya pengembangan yang amortisasi nya belum dilakukan
5. Pengakuan aktiva atas biaya pengembangan
6. Pengakuan beban atas biaya pengembangan
7. Pengalokasian ke akun aktiva lain dari biaya pengembangan
8. Pemulihan kembali biaya pengembangan
Perusahaan harus menginformasikan beberapa informasi yang tercantum diatas saat
pengungkapan laporan keuangannya apabila berisi komponen-komponen yang termasuk
kedalam biaya riset dan pengembangan

Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Komponen biaya riset dan manufaktur adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk kegiatan atau aktivitas yang berhubungan langsung dengan kegiatan riset dan
pengembangan.
2. Biaya riset diakui sebagai beban saat terjadinya dalam periode akuntansi atas
pengakuannya, sedangkan biaya pengembangan diakui sebagai aktiva atas pengakuannya
apabila memenuhi beberapa syarat yang ada.
3. Biaya pengembangan akan diamortisasi apabila memenuhi syarat untuk diakui sebagai
aktiva. Apabila perusahaan menentukan umur ekonomis nya melebihi masa manfaat umum
(20 tahun) maka perusahaan wajib menyantumkan faktor-faktor penting untuk menjelaskan
penentuan dengan masa tersebut. Penurunan biaya pengembangan dilakukan apabila saldo
belum diamortisasi dan tidak ada kemungkinan atas pemulihan pengharapan masa manfaat.
4. Laporan keuangan yang berisi biaya riset dan pengembangan harus mengungkapkan
beberapa hal, yaitu : kebijakan akuntansi atas biaya riset dan pengembangan, metode
amortisasi dan tingkat masa manfaat amortisasi yang digunakan, pengakuan beban atas
biaya riset, pengakuan aktiva dan beban atas biaya pengembangan, pengakuan ke akun lain
aktiva serta pemulihan kembali biaya pengembangan.
b. Saran
Adapun saran penulis kepada perusahaan yang akan menggunakan biaya riset dan
pengembangan dalam perusahaannya adalah :
1. Perusahaan diharapkan dapat melakukan evaluasi atas metode akuntansi yang digunakan
dalam pengakuan biaya riset dan pengembangan agar mendapatkan keuntungan maksimal
2. Perusahaan sebaiknya mengalokasikan dananya untuk biaya riset dan pengembangan,
karena riset dan pengembangan sangat menjunjang kebutuhan dan akan membantu
perusahaan di masa yang akan datang.
Daftar Pustaka

Agung, C. P., & Majidah. (2015). Kajian Empiris Pemilihan Metode Akuntansi Atas Biaya Research and
Development (R&D) Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013. Bandung: Telkom University.

Gaspersz, V. (2005). Production Planning And Inventory Control. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Listyorini, I. (2003). Pengakuan Biaya Riset dan Pengembangan : Tinjauan Terhadap SFAS No.2. Jurnal
Akuntansi dan Investasi, 1-11.

Mariadi, Y., Sutrisno, & Rosidi. (2012). Motivasi Manajemen Laba Dalam Kapitalisasi Biaya Riset dan
Pengembangan. El Muhasaba Jurnal Akuntansi, 2.

Sayidah, N. (2004). Persepsi Penyedia dan Pemakai Laporan Keuangan Terhadap Pengungkapan Biaya
Riset dan Pengembangan. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, 8.

Senat Mahasiswa Universitas Indoensia, Warta Ekonomi. (1996). Perekonomian Indoensia dalam Kancah
Perubahan : Visi dan Gagasan Mahasiswa. Jakarta: Warta Ekonomi & Senat Mahasiswa.

Soemohadiwidjojo, A. T. (2017). Key Peformance Indicator Untuk Perusahaan Industri. Jakarta: Raih Asa
Sukses.

Anda mungkin juga menyukai